TEMA
ARSITEKTUR YANG BERPENDIDIKAN
LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER GANJIL 2014 / 2015
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
AHMAD AFANDI
104 10 012
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTERTema
ARSITEKTUR YANG BERPENDIDIKAN
Oleh :
AHMAD AFANDI
104 10 012
Disetujui Oleh : Bandung, 13 Februari 2015
Dosen Pembimbing
Heru Wibowo,S.T,M.T NIDN : 0409118302
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Prof. Dr. H. Denny Kurniadi, Ir., M.Sc NIK : 4127 70 015
Ketua Jurusan,
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
: Ahmad Afandi
NIM
: 104.10.012
Program Studi
: Teknik Arsitektur
Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta laporan Tugas Akhir ini adalah
benar merupakan hasil karya sendiri bukan duplikasi dan hasil karya orang lain.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bandung, FebruarI 2015
atas rahmat dan karunia
–
Nya saya dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir
yang berjudul
“
Islamic Center Sukabumi
”
. Dan tidak lupa sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga dan paras ahabat. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Starta (S1) dengan membuat Tugas Akhir berupa desain dan laporan
Sejak masa persiapan, penyusunan hingga penyelesaian, penulis mendapat
banyak bantuan berupa saran, kritik, bimbingan, dukungan, dan doa dari
berbagai pihak. Dengan rasa hormat serta ucapan terima kasih atas segala
upaya dan telah sudi meluangkan waktu serta bimbingan ini,khusunya yang
terhormat :
1.
Allah SWT.
2.
Bapak Heru Wibowo, ST.,M.T Selaku Pembimbing yang telah
memberikan nasehat penyejuk hati, penyemangat, serta arahan
yang baik hingga selesai, selama Tugas Akhir ini berlangsung.
3.
Ibu Euis atau mamah tercinta yang sudah membantu memberikan
nasehat, penyemangat
dukungan Do’a, kepada saya.
4.
Bapak Syamsudin atau Bapak tercinta yang telah memberikan
dukungan, baik secara materi, nasehat, penyemangat, dan yang
paling penting yaitu do
’
a selama ini.
5.
Ibu Tri Widianti Natalia,ST.,MT selaku dosen wali serta dosen
penguji yang telah memberikan dukungan, arahan seta saran
selama ini.
7.
Ibu Dhini D Tantarto. Ir.,M.,T Selaku Koordinator tugas akhir serta
dosen penguji yang telah memberikan arahan dan saran selama
tugas akhir.
8.
Bapak Rachy Soekardi. Ir., M.T. Selaku dosen Penguji yang telah
memberikan dukungan serta saran dan arahan selama proses
tugas akhir ini.
9.
Bapak Dr. Andi Harapan yang telah membatu memberikan saran
serta masukan selama tugas akhir ini.
10.
Ibu Wanita S Abioso. Ir.,M.T. selaku dosen Teori yang terlah
mengijinkan mengikuti perkuliahan beserta Tugas Akhir selama ini.
11.
Ramadhani yang telah ikhlas meminjamkan laptopnya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
12.
Keluarga besar yang telah memberikan do’a selama proses
pembelajaran selama ini
13.
Untuk teman-teman dan pihak-pihak lain yang telah banyak
membantu
dan
memberikan
dukungan
sehingga
dapat
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
14.
Kepada seseorang disana yang telah memberikan doa dan
dukungan selama ini.
Bandung, Februari 2015
ABSTRAK………..
ii
KATA PENGANTAR
………..…..
iii
DAFTAR ISI
………...
.
…...
iv
DAFTAR GAMBAR
………...
.
…..
v
DAFTAR TABEL
………....……..
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
……….
1
1.2
Maksud
……….
3
1.3
Tujuan
……….……….
3
1.4
Kerangaka
Berfikir………...………
4
1.5
Lingkup dan Pembahasan
………..………..
5
1.6
Sistematika Penulisan laporan………...
5
BAB II DESKRIPSI PROYEK
2.1
Deskripsi Umu
m……….…..
7
2.1.1
Lokasi Proyek………...
. 7
2.1.2
Peraturan
kawasan………
. 8
2.1.3
Kajian Te
ori………...
10
2.2
Program Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang
………
13
2.3
Studi Banding Proyek
Sejenis………..
18
2.3.1
Pusdai (Pusat Dakw
ah Islam) Bandung……….
18
3.2
Interpretasi Tem
a………...
31
3.3
Studi Banding Tema sejen
is………...
32
3.3.1
Jakarta Islamic Centre
……….
31
3.3.2
Islamic Centre Samarinda
………...
34
BAB IV ANALISIS
4.1
Analisis Kondisi Ling
kungan………..
38
4.1.1
Analisa Kawasan
Macro ………
38
4.1.2
Analisa Tapak
………..………
39
4.2
Analisis Fungsional
………...………..
. 43
4.2.1
Alur Aktifitas
………..
44
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1
Konsep Dasar………..
46
5.2
Konsep Tapa
k………
. 47
5.3
Konsep Bangunan
………...
49
5.4
Konsep Pendukung………...
52
BAB VI HASIL RANCANGAN
6.1
Peta Situasi ………..
... 53
6.2
Gamabar
–
Gamabar Pe
rancangan………
.. 54
6.3
Foto
–
Foto Mak
et ……….….
60
LAMPIRAN
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sukabumi merupakan kota yang sedang berkembang dalam pembangunan
serta infrastruktur kawasan sekitar alun-alun kota sukabumi, tidak seperti kota besar
lainnya sukabumi masih tertinggal dalam beberapa perkembangan contohnya dalam
basis pendidikan.
Menurut data statistik Banyak industri yang masuk dan berkembang saat ini di
kawasan kota sukabumi, sehingga kebutuhan masyarakat meningkat, kurangnya
fasilitas yang menunjang saat ini, sehingga masyarakat hanya mengunakan fasilitas
yang ada, seperti alun-alun dan serta masjid agung kota sukabumi.
Selain banyaknya industri yang berkembang di barengi dengan tingkat komersial
yang begitu padat sehingga butuh penyegaran dalam hal infrastruktur serta
pembagunan-pembangunan arsitektur dan ruang terbuka hijau maupun ruang publik
yang dapat menampung dan memfasilitasi, serta menjadikan bangunan pendidikan
untuk setiap kalangan masyarakat. Maka di antara perputaran ekonomi serta
kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan suatu oase yang
mampu memberikan keterbukaan terhadap masyarakat, serta memberikan
penyegaran terhadap masyarakat yang selama ini hanya mengejar duniawi, maka itu
harus di imbangi dengan pembangunan pendidikan islam yang dapat di barengi dengan
fasilitas pendukung.
Permasalahan pendidikan yang terjadi di kota sukabumi karena rendahnya
angka partisipasi sekolah tingkat menengah, tentang sumber daya manusia serta
standar pelayanan minimal dari SDM jadi sebuah permasalahan. Sehingga disukabumi
SDM pada tingkat SD, SMP, SMA belum mencapai sekitar 30 – 40 % padahal pemerintah kota sukabumi rencananya SDM pada tahun 2015 harus mencapai 100 %
sehingga harus ada upaya dari pemerintah kota sukabumi serta peran penting
masyarakat, untuk meningkatkan kualitas standar pendidikan serta pelayanan minimal.
2 Terbuka dalam konteks islam yaitu dalam Ayat Al Quran yang sering digunakan
sebagai landasan untuk menyebut Islam sebagai rahmatan lil’alamin dalam Surat Al
Anbiya ayat 107 yang “ Kami tidak mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan rahmatan lil ‘alamin (sebagai rahmat bagi seluruh manusia)”. sehingga kita juga meyakini bahwa Islam adalah agama yang bersifat syumuliah yaitu bersifat menyeluruh
atau terbuka. Terbuka dalam konteks arsitektur merupakan terbagi menjadi dua bagian
yaitu dalam aspek fisik serta aspek metafisik, dalam aspek fisik merupakan suatu yang
nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade
yang memiliki bentuk dapat dilihat secara jelas. Adapun aspek metafisik merupakan
suatu yang tidak tampak panca indera tetapi dapat dirasakan hasilnya.
Arsitektur Islam merupakan sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari
aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang terbuka yang
bersumber dari Al-Qur’an. Aspek Fisik yaitu sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk
dapat dilihat secara jelas. Aspek Metafisik yaitu sesuatu yang tidak tampak panca
indera tapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil
desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna
bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan maupun di luar
bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur.
Islamic Centre yaitu tempat atau wadah umat muslim maupun umat beragama lainnya yang mau belajar dalam islam serta memperkaya suatu pendidikan dasar
tentang islam, sehingga memperkuat pendidikan dasar islam untuk kalangan pelajar
sebagai bekal dan tuntunan dalam kehidupan memperbaiki diri dalam pembelajaran
jasmani maupun rohani. Adapun islamic center merupakan fasilitas publik yang di
peruntukan bagi masyarakat maupun publik dari semua kalangan dengan melalui
pendekatan bangunan serta bagi yang ingin mendapatkan pengajaran tentang agama
islam serta pengetahuan maupun maupun sebagai ketertarikan, yang di sinergikan
dengan kehidupan masyarakat maupun setiap kalangan, islamic centre
mengembangkan sarana dan merancang suatu di bangunan dan Merupakan sarana
yang dapat menunjang segala aktivitas maupun kegiatan masyarakat. Serta dari
3 diperluas atau masjid plus yaitu tempat masyarakat melaksanakan ibadah dan taklim,
pemberdayaan umat, serta pengembangan budaya islam.
1.2 Maksud
Pendidikan dasar Islam sebagai media belajar untuk kalangan pelajar
Untuk mengembangkan kawasan alun-alun kota sukabumi menjadi kawasan yang terintegrasi berbasis pendidikan.
Menghidupkan kembali fungsi alun-alun sebagai ruang terbuka publik.
Membuat desain fasilitas publik berdasarkan peraturan pemerintah yang dapat diterima dari berbagai kalangan maupun golongan.
Memberikan penyegaran rohani kepada masyarakat sukabumi dengan menanamkan pendidikan islam.
1.3 Tujuan
Memberikan pendidikan dasar terhadap kalangan pelajar
Membangunan islamic centre dan menjadikan suatu wadah bagi masyarakat kota sukabumi dalam hal pendidikan islam.
Meberikan keterbukaan dalam konteks bangunan arsitektur pada masyarakat
selain muslim sehigga mencangkup semua kalangan.
4 1.4 Kerangka Berfikir
Sedikit gambaran tentang kerangka berfikir alur dari rancangan proyek yang dikerjakan
sebagai berikut :
Tabel Gambar 1.1 : Kerangka Berfikir STUDI BANDING DAN
LITERATUR
ANALISA
KONSEP
PERMASALAHAN SURVEI LOKASI
SKEMATIK HASIL RANCANGAN
KATA KUNCI TERBUKA FUNGSI RANCANGAN
ISLAMIC CENTRE SUKABUMI
TEMA ARSITEKTUR YANG
5 1.5 Lingkup dan Pembahasan
Islamic Centre merupakan fasilitas publik yang di peruntukan bagi masyarakat maupun publik dari semua kalangan dengan melalui pendekatan bangunan serta bagi
yang ingin mendapatkan pengajaran tentang pendidikan dasar agama islam serta
pengetahuan maupun sebagai ketertarikan, yang di sinergikan dengan kehidupan
masyarakat maupun setiap kalangan, islamic centre mengembangkan sarana dan
merancang suatu di bangunan dan Merupakan sarana yang dapat menunjang segala
aktivitas maupun kegiatan masyarakat.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika yang dilakukan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, kerangka
berfikir, lingkup dan pembahasan, serta kerangka berfikir data dan
sistematika penulisan Laporan.
BAB II Deskripsi Proyek
Bab ini berisi uraian tentang uraian tentang lokasi proyek,
peraturan-peraturan kawasan proyek serta literatur dan studi banding.
BAB III Elaborasi Tema
Bab ini berisi deskripsi Elaborasi Tema pengertian tema yang berkaitan
dengan proyek yang akan dikerjakan serta deskripsi analisa kawasan
proyek serta daerah yang akan di bangun.
BAB IV Analisis
Bab ini berisi tentang analisa fungsional pada kawasan, seperti oraganisi
ruang, analisa tapak
6 BAB V Konsep Perancangan
Pada bab V, memuat tentang konsep perancangan yang
Terlah dikerjakan.
BAB VI Hasil Rancangan
Pada bab VI, memuat dan menjelaskan hasil perancangan
“Islamic Center Sukabumi” meliputi site plan, block plan,
Bentukan 3D massa bangunan, perspektif interior, perspektif
7 BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Deskripsi Umum 2.1.1 Lokasi Proyek
Proyek : Islamic Centre Sukabumi
Tema : Arsitektur yang Berpendidikan
Sifat proyek : Fiktif
Fungsi : Pendidikan,
Lokasi : Jl. Ahmad Yani, sukabumi
Luas Lahan : 2,4 ha / 24000 m2
KDB : 60% = 14400 m2
KLB : 2.0 = 48000 m2
KDH : 30% =7200 m2
Pemilik : Pemerintah kota Sukabumi
Sumber Dana : Pemerintah kota Sukabumi
Lokasi proyek yang akan di kerjakan berada di kota sukabumi tepatnya
[image:16.595.110.511.518.745.2]berada dekat dengan alun-alun kota sukabumi, merupakan daerah pemerintahan.
8 2.1.2 Peraturan kawasan
Ini merupakan pola ruang kawasan dari kota sukabumi.
10 2.1.3 Kajian Teori
Kesadaran bahwa alam semesta adalah milik Allah SWT merupakan
langkah dasar dalam memahami kedudukan manusia di alam ini, Allah SWT juga
menyatakan bahwa manusia adalah ciptaaan-Nya yang unik dan menjadikannya
sebagai khalifah di bumi, (surat 6 ayat 165; surat 7 ayat 69 dan 129; surat 10 ayat
14; surat 24 ayat 55; surat 38 ayat 26). Dengan konsep Khalifah ini, maka manusia
sebagai pengelola bumi wajib mengurus dan menjaga alam sekitar. Apabila
mereka sadar diri mereka sebagai seorang khalifah, maka mereka tidak akan
melakukan kerusakan kepada alam sekitar malah akan menjaga dengan sebaik
mungkin.
Dalam konteks pengelolaan alam sekitar, Islam menegaskan supaya
manusia tidak boleh membuat kerusakan alam sekitar. Dalam hal ini Allah
berfirman yang bermaksud: “Telah terjadi (tampak) kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah akan merasakan kepada mereka sebagian (akibat tindakan mereka) agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S.Ar-Rum, 41). Konsep pemikiran Islam tersebut sesuai dengan konsep
pembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan yang mempertahankan sumber
daya alam agar bertahan lebih lama bagi generasi yang akan datang. Berkaitan
dengan hal ini Islam sama sekali tidak melarang pemanfaatan lingkungan demi
kesejahteraan manusia, namun Islam mewajibkan bahwa dalam pemanfaatan
tersebut harus dihindari pemanfaatan yang berlebihan sehingga dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan dan membahayakan makhluk hidup yang
lain termasuk manusia sendiri.
Arsitektur Islam
Arsitektur Islam adalah hal yang sulit mencari hubungan antara spiritualitas
Islam dengan arsitektur. Kesulitan itu berasal dari adanya perbedaan yang
mencolok dari kedua masalah tersebut. Disatu sisi, spiritualitas berkenaan dengan
masalah pensucian jiwa manusia, tingkah laku dan segala hal yang berkaitan
dengan unsur-unsur batiniahnya dalam memandang eksistensi ketuhanan, alam
11 Sementara seni arsitektur adalah hasil karya cipta manusia yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam menjadikan suatu bangunan menjadi
sebuah karya seni dan memiliki nilai arsitektur. Arsitektur (architecture) sebagai bagian dari seni, merupakan seni atau ilmu yang berkaitan dengan desain dan
pembuatan sebuah bangunan. Arsitektur dalam bahasa Arab biasa disebut
`umran, bunyan, yang artinya bangunan atau gedung. Untuk seni arsitektur atau
teknik bangunan disebut “handasah al-mi`mar”. Sementara al-muhandis adalah sebutan bagi seorang arsitek, pembuat bangunan atau seseorang yang ahli
geometri.
Dilihat dari defenisinya, arsitektur Islam ialah arsitektur yang dibuat untuk
dan oleh orang Islam untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT, juga
menunjukkan keterikatan makhluk dengan khaliknya, baik yang mempunyai fungsi
keagamaan maupun fungsi sekuler, yang dihasilkan dinegeri-negeri Islam.
Arsitektur yang memiliki fungsi keagamaan, misalnya masjid, madrasah, makam
dan bangunan-bangunan yang dijadikan sebagai tempat ibadah. Sementara yang
memiliki fungsi sekuler, seperti istana, rumah, benteng dan sebagainya. Istilah
yang analog untuk menyebutkan jenisjenis tersebut ialah bangunan yang bersifat
sakral dan bangunan yang bersifat profane (tidak bersangkutan dengan
keagamaan atau tujuan keagamaan). Karakteristik bangunan pada arsitektur
islam
Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan
arsitektur Islam adalah mesjid, madrasah, kuburan dan benteng/istana, walupun
Secara spesifik, tidak ada yang menonjol dalam arsitektur Islam, kecuali pada
bangunan tempat ibadah (masjid). Di sini, nuansa arsitektur Islam yang terlihat
pada masjid sangat jelas dan menonjol dibandingkan dengan bangunan lainnya.
12 Masjid
Sejarah masjid pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu
hijrah dari Mekkah ke Madinah adalah Masjid Quba, lalu kemudian Masjid Nabawi.
Ciri dari kedua masjid ini hampir sama dengan masjid-masjid Madinah lainnya
mengikutinya kemudian, yaitu sangat sederhana. Bentuknya empat persegi
panjang, berpagar dinding batu gurun yang cukup tinggi. Tiang-tiangnya dibuat
dari batang pohon kurma, atapnya terbuat dari pelepah daun kurma yang
dicampur dengan tanah liat. Mimbarnya juga dibuat dari potongan batang pohon
kurma, memiliki mihrab, serambi dan sebuah sumur.
Pola ini mengarah pada bentuk fungsional sesuai dengan kebutuhan yang
diajarkan Nabi. Biasanya masjid pada waktu itu memiliki halaman dalam yang
disebut “Shaan”, dan tempat shalat berupa bangunan yang disebut “Liwan”. Beberapa waktu kemudian, pada masa khalifah yang dikenal dengan sebutan
Khulafaur Rasyidin pola masjid bertambah dengan adanya “Riwaqs” atau serambi/selasar. Ini terlihat pada masjid Kuffah. Masjid yang dibangun pada tahun
637 M ini tidak lagi dibatasi oleh dinding batu atau tanah liat yang tinggi
sebagaimana layaknya masjid-masjid terdahulu, melainkan dibatasi dengan
kolam air. Masjid ini terdiri dan tanah lapang sebagai Shaan dan bangunan untuk
shalat (liwan) yang sederhana namun terasa suasana keakraban dan suasana
13 2.2 Program Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang
N O
RUANG PENGGUNA KEGIATAN KEBUTUHAN
RUANG
1 MASJID Pengunju ng wisata rohani Pengunju ng ibadah Masyara kat Karyawa n Pengunju ng (santri & mualaf ) Berwudhu Sholat Mengaji
1. T. Sholat 2. T. Wudhu 3. Mighrab 4. Mimbar 5. Toilet /
WC 6. R. Adzan
2 KANTOR PENGELOLA Pengelol a Karyawa n Pengunju ng (santri & mualaf ) Pengelol a dan ustadz Karyawa n Bekerja Memberika n informasi Mengarahk an Memanage Mengunak an toilet Rapat
1. Kantor Pengelola 2. Gudang
penyimpa nan 3. Toilet 4. R. Kerja 5. R. Loker 6. T. Tamu 7. R. Rapat 8. R.
Pelatihan dakwah 9.
3 PERPUSTAKA AN Pengunju ng wisata rohani Pengunju ng ibadah Masyara kat Karyawa n Pengunju ng (santri Membaca Menunggu Menyerahk an buku Mengguna kan toilet
1. R. Baca 2. R. Tunggu 3. R.
Pengawas 4. R.
14 & mualaf ) Pengelol a dan ustadz Karyawa n
4 GEDUNG SERBAGUNA Pengunju ng wisata rohani Pengunju ng ibadah Masyara kat Karyawa n Pengunju ng (santri & mualaf ) Pengelol a dan ustadz Karyawa n Melihat Pertunjuka n Melihat Pameran Melakukan pertunjuka n seni Melakukan persiapan Menunggu Mengunak an toilet
1. Panggung pertunjuka n
2. R.
Instrumen 3. R. Kontrol 4. Gudang 5. Toilet 6. Podium 7. R. Tunggu 8. R.
Seminar 9.
6 Gallery Pengunju ng wisata rohani Pengunju ng ibadah Masyara kat Karyawa n Pengunju ng (santri & mualaf ) Pengelol a dan ustadz Melihat Pertunjuka n Melihat Pameran Melakukan pertunjuka n seni Melakukan persiapan Menunggu Mengunak an toilet Panggung pertunjuka n R. Instrumen R. Kontrol Gudang Toilet Podium R. Tunggu R.
15
Karyawa n
7 RUANG SEMINAR Pengunju ng wisata rohani Pengunju ng ibadah Masyara kat Karyawa n Pengunju ng (santri & mualaf ) Pengelol a dan ustadz Karyawa n Melihat seminar Melihat Pameran Melakukan persiapan Menunggu Mengunak an toilet R. Seminar R. Kontrol Gudang Toilet Podium T. Duduk
16
10 AUDITORIUM Pengunju ng wisata rohani Pengunju ng ibadah Masyara kat Karyawa n Pengunju ng (santri & mualaf ) Pengelol a dan ustadz Karyawa n
Panggung
persiapan R. Kontrol Gudang Toilet Podium R. Tunggu
12 TAMAN Pengunju ng wisata rohani Pengunju ng ibadah Masyara kat Karyawa n Pengunju ng (santri & mualaf ) Pengelol a dan ustadz Karyawa n Tempat berteduh Istirahat Duduk
1. Taman
13 RETAIL Pengunju ng wisata rohani Makan Minum Istirahat Berbelanja
17 Pengunju ng ibadah Masyara kat Karyawa n Pengunju ng (santri & mualaf ) Pengelol a dan ustadz Karyawa n Membeli Duduk Berbincang Masak
13 TEMPAT PARKIR Pengunju ng wisata rohani Pengunju ng ibadah Masyara kat Karyawa n Pengunju ng (santri & mualaf ) Pengelol a dan ustadz Karyawa n
[image:26.595.115.512.104.632.2] Parkir 1. Parkir motor 2. Parkir mobil 3. Parkir bus 4. T. Satpam
18 2.3 Studi Banding Proyek Sejenis
2.3.1 Pusdai (Pusat Studi dan Dakwah Islam) bandung
Pusat Studi dan Dakwah Islam berada pada Jl. Diponegoro bandung
[image:27.595.138.510.194.438.2]bangunan ini merupakan bangunan islamic centre untuk daerah jawa barat.
Gambar 2 : Pusat Dakwah Islam Bandung Sumber : http://pusdai.or.id
Tahun 1951, Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat berkeinginan
mempunyai Masjid Raya atau Islamic Centre yang representatif, yang berlokasi
di Ibukota Provinsi yaitu di Kota Bandung, keinginan itu akhirnya dimasukkan
dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota Kotamadya Bandung.
Tahun 1977/1978, untuk menyambut Abad XV Hijriyah (Tahun 1400 H),
para ulama dan umat Islam Jawa Barat menginginkan adanya suatu karya yang
dapat menjadi tonggak “Kebangkitan Kembali Umat Islam”, idenya mengerucut untuk mendirikan “Islamic Centre”. Gagasan pendirian Islamic Centre tersebut diterima dengan baik oleh Gubernur Jabar, Mayjen H. Aang Kunaefi
(1975-1985).
19 Tanggal 19 Oktober 1979, di Kantor Bappeda Jabar sejumlah ulama,
dai, pakar, cendekiawan serta pejabat dan Angkatan 45 mengadakan diskusi
dipimpin Ketua MUI Jabar serta dihadiri Gubernur Jawa Barat dan Kakandepag
Jabar, pada intinya mereka semua mendukung rencana pendirian Islamic Centre
di Jawa Barat dan supaya pembangunannya segera dimulai.
Tanggal 29 Oktober 1979, terbit Instruksi Bersama MENAG dan
MENDAGRI No. 9 dan 30/1979 yang menetapkan perlunya umat Islam
menyambut abad XV Hijriyah dengan meningkatkan kegiatan dakwah dalam
rangka menyongsong kebangkitan kembali (umat) Islam. Adanya instruksi
bersama tersebut semakin memperkuat gagasan pendirian Islamic Centre di
Jawa Barat. Tanggal 11 September 1980, di Kampus Uswatun Khasanah,
Nagrek, Kabupaten Bandung (puncak dari serangkaian diskusi), diadakan
Musyawarah Ulama dan Pemuka Agama Islam se-Jawa Barat, dan hasilnya
bersepakat untuk merealisir pembangunan Islamic Centre.
Pusat Dakwah Islam merupakan pendekatan istilah dari kata “Islamic
Centre” dalam bahasa Ingris atau “al-Markaz al-Islami” dalam bahasa Arab.
Nama yang bernilai sejarah karena pada saat mendirikannya merupakan islamic
centre pertama di Indonesia, adanya rasa nasionalisme waktu itu, serta
pencarian istilah indonesia yang melibatkan elemen masyarakat.
Pusat Dakwah Islam atau Islamic Centre mempunyai pengertian “masjid yang
diperluas” atau “masjid plus” yaitu tempat masyarakat muslim melaksanakan ibadah dan taklim, pemberdayaan umat, serta pengembangan budaya Islam.
Pengertian tersebut dapat dijabarkan sebagai :
Tempat ummat Islam untuk melaksanakan ibadah dan mengamalkan nilai-nilai Islam yang universal,
20
Tempat para ulama dan intelektual muslim untuk mengkaji dan mengembangkan nilai-nilai Islam dalam segala sendi kehidupan, serta Tempat masyarakat muslim berinteraksi dan berapresiasi dalam berkarya
[image:29.595.202.421.214.535.2]dan meningkatkan kualitas hidup.
Gambar 3 : Pusat Dakwah Islam Bandung Sumber : http://pusdai.or.id
21 Visi adalah menjadi “Pusat pelayanan ibadah, pemberdayaan umat dan pengembangan budaya Islam terbaik dalam rangka mendukung terwujudnya
masyarakat Jawa Barat yang maju dan sejahtera untuk semua”.
1. Memfasilitasi secara optimal kegiatan ibadah yang termaktub dalam Rukun
Islam.
2. Mencerdaskan dan memberdayakan umat.
3. Menggali pengetahuan Islam dan membantu memecahkan permasalahan
umat.
4. Memberikan layanan informasi kepada umat dan membuat jejaring dakwah.
5. Mengembangkan kebudayaan Islam.
[image:30.595.96.502.372.586.2]6. Meningkatkan kualitas hidup umat.
22
2.3.2 Pusat Kajian Islam Sukabumi
Pusat Kajian islam kota sukabumi tepatnya berada di sebelah alun-laun
kota sukabumi di Jl. Veteran, No 3. Merupakan bangunan pemerintahan yang
khusus di peruntukan untuk masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji
[image:31.595.141.486.221.485.2]dapat langsung mengunjungi ke kantor tersebut
Gambar 5 : Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi Sumber : data pribadi
Sejarah Singkat Lahirnya Kementerian Agama
Lahirnya Kementerian Agama merupakan jawaban kongkrit atas
tuntutan sejarah bangsa. Dan lebih dari itu hal ini merupakan jaminan atas
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, terutama sila Ketuhanan dan pasal 29
dari UUD 1945.
Keberadaan Kementerian Agama yang ada mulanya bernama
Kementerian Agama, awalnya diusulkan oleh utusan Komite Nasional Indonesia
Daerah (KNID) Kepresidenan Banyumas (K.H. Abu Dardiri, H.M. Saleh Suaidy
dan M. Sukeso Wirya Saputra) pada sidang pleno Komite Nasional Indonesia
23 Usulan mereka disetujui oleh sidang, kemudian keputusan sidang
tersebut diproses. Dan pada tanggal 3 Januari 1946, pemerintah mengumumkan
berdirinya Kementerian Agama RI dengan Menteri Agamanya yaitu H.M.
Rasyidi, BA. Maka dari sejarah singkat itulah, tanggal 3 Januari diperingati
sebagai Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama.
Sejarah Singkat Kementerian Agama Kota Sukabumi
Kementerian Agama Kota Sukabumi sejak tahun 1975 sampai dengan
tahun 1982 pada awalnya bergabung dengan kabupaten, dengan nama Kantor
Perwakilan Kementerian Agama Kokab Sukabumi yang beralamat di Jl. Surya
Kencana Sukabumi.
Sejak tanggal 1 April 1982 Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi
terpisah dari Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi, dengan Kepala Kantor
Kementeriannya yang pertama yaitu H. Muhammad Yunus HZ, BA. (almarhum)
yang berkantor di Jalan Taman Bahagia No. 32 Sukabumi sampai sekaran
Berdasarkan KMA Nomor 373 Tahun 2002, Kantor Kementerian Agama
Kota Sukabumi mempunyai tugas melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Kementerian Agama dalam wialayah kota berdasarkan kebijakan Kepala Kantor
wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dan peraturan
perudang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Kantor
Kementerian Agama Kota Sukabumi menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan
kehidupan beragama kepada masyarakat.
2. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan di bidang bimbingan masyarakat Islam
pelayanan haji dan umrah, pengembangan zakat dan wakaf, pendidikan agama
dan keagamaan, pondok pesantren, pendidikan agama Islam pada masyarakat
24 masyarakat Kristen, Katolik, Hindu, serta Budha sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelola administrasi dan informasi
keagamaan.
4. Pelayanan dan bimbingan di bidang kerukunan umat beragama.
5. Pengkoordinasian, perncanaan pengendalian dan pengawasan program.
6. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan lembaga
masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas Kementerian Agama di
kabupaten/ kota.
B. Program Kerja dan Realisasi Program
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut, berbagai
aktifitas pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di tahun anggaran
2010 ini telah dilakukan oleh aparatur Kementerian Agama Kota sukabumi
sesuai dengan tugas, kewenangan dan kewajiban masing-masing. Program
kerja disusun dengan kerangka SAKIP dan LAKIP (Sistem dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah), laporan dan evaluasi program
dilakukan secara rutin tiap bulan dan berkala. Dalam rangka meningkatkan
disiplin dan kinerja pegawai, kekeluargaan, persatuan dan kebersamaan
merupakan media efektif yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kota
Sukabumi, kunjungan silaturahmi dan koordinasi, apel pagi (Senin dan Kamis),
pembinaan rutin, pakaian seragam, tadabur alam dsb.
C. Susunan Organisasi dan Pegawai
Sejak dikeluarkannya Keppres No. 49 Tahun 2002 tentang Kementerian
Agama dan KMA No. 373 Tahun 2002, susunan organisasi Kantor Kementerian
Agama Kota Sukabumi termasuk ke dalam Tipologi I-A. Berdasarkan data
sampai tanggal 12 Pebruari 2012, pegawai Kantor Kementerian Agama Kota
Sukabumi berjumlah 368 orang, yang tersebar di unit-unit kerja sesuai dengan
25 Sejalan dengan salah satu misi Indonesia jangka panjang untuk
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan falsafah Pancasila serta Visi Kementerian Agama RI, yakni
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, dan
cerdas serta saling menghormati antar sesama pemeluk agama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Sementara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
merumuskan Visi sebagai berikut : Terwujudnya aparatur Yang profesional,
transparan dan akuntabel menuju masyarakat Jawa Barat Yang taat beragama,
sejahtera dan berwawasan maju. Maka Kantor Kementerian Agama Kota
Sukabumi merumuskan Visi sebagai berikut : “Terwujudnya Masyarakat Kota
Sukabumi Yang Taat Beragama, Cerdas, Sehat, Rrukun Dan Sejahtera” Melalui visi ini Kantor Kementerian Agama Kota sukabumi secara bertahap dapat
melakukan berbagai upaya menuju arah tersebut. Sehingga pada waktunya
harapan-harapan tersebut dapat terwujud.
Untuk mewujudkan visi Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi dijabarkan
dalam misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui upaya
mewujudkan aparatur yang amanah dan profesional.
2. Meningkatkan kualitas pembinaan dan pelayanan kehidupan umat beragama.
3. Meningkatkan kualitas pembinaan dan pelayanan terhadap pendidkan agama dan
keagamaan.
4. Meningkatkan kualitas pembinaan terhadap lembaga agama dan keagamaan
dalam upaya meningkatkan perannya dalam memperkuat kerukunan, rasa
persatuan dan kesatuan dan sekaligus dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
5. Meningkatkan kualitas pembinaan keluarga dalam mewujudkan masyarakat yang
26 6. Meningkatkan pembinaan terhadap para calon jamaaah maupun paska jamaah
haji dalam upaya mewujudkan dan memelihara kemabruran haji.
Dengan berlandaskan kepada rencana pembangunan jangka panjang
nasional tahun 2005-2025 dan memperhatikan keadaan umum pembangunan
masyarakat bidang agama dewasa ini, serta visi dan misi yang diemban, maka
arah kebijakan pembangunan bidang agama Kantor Kementerian Agama Kota
Sukabumi sebagai berikut :
1. Meningkatkan dukungan teknis dan administrasi secara efektif dan efisien baik di
lingkungan Kantor Kementerian Agama maupun Kantor Urusan Agama;
2. Meningkatkan pelayanan pengelolaan pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan;
3. Membantu penyelenggaraan kegiatan pendidikan agama dan keagamaan;
4. Meningkatkan penyelenggaraan pengendalian pelaksanaan program kerja dan
kegiatan serta terukur;
5. Meningkatkan sarana dan prasarana di lingkungan Kantor Kementerian Agama
maupun Kantor Urusan Agama Kecamatan.
6. Meningkatkan hubungan kelembagaan dalam pengelolaan dana sosial
keagamaan dan wakaf;
7. Meningkatkan kualitas dan pembinaan terhadap sumber daya manusia;
8. Memantapkan kerukunan umat beragama;
9. Peran aktif dalam upaya menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan
27 Adapun tujuan akhir yang ingin dicapai dalam mengimplentasikan misi adalah :
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
2. Meningkatkan kualitas pelayanan modern kepada masyarakat berdasarkan etika
dan norma agama;
3. Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dalam
kehidupan umat beragama;
4. Meningkatkan peran serta masyarakat/lembaga-lembaga sosial keagamaan
/lembaga-lembaga pendidikan dalam proses membangun masyarakat yang taat
beragama;
Yang dijabarkan dalam bentuk sasaran yang akan dicapai yaitu:
1. Meningkatnya kualitas pemberdayaan Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan
dan pemberdayaan lembaga bimbingan keluarga;
2. Meningkatnya pelayanan penyelenggaraan ibadah haji;
3. Meningkatnya manajemen pengelolaan pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan:
4. Meningkatnya fasilitas sarana dan prasarana penyelenggaraan pendidikan agama
dan pendidikan keagamaan;
5. Meningkatnya pengelolaan dan pembinaan administrasi perencanaan,
28 6. Meningkatnya pelayanan teknis operasional unit kerja pada Kantor Kementerian
Agama Kota Sukabumi.
7. Meningkatnya sistem penyelenggaraan administrasi umum dan dukungan
informasi;
8. Meningkatnya penyelenggaraan pengendalian pelaksanaan program kerja dan
anggaran;
9. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan pada madrasah;
10. Meningkatnya hubungan kelembagaan pengelola zakat, wakaf dan
lembaga-lembaga sosial keagamaan
11. Meningkatnya kompetensi dan kesejahteraan guru pendidikan agama dan
keagamaan; Meningkatnya wawasan multikultural bagi guru-guru pendidikan
agama dan guru pada madrasah; Meningkatnya indeks prestasi peserta didik;
Meningkatnya intensitas dan kualitas penyelenggaraan kegiatan pendidikan
agama pada masyarakat; Meningkatnya kompetensi dan kuantitas tenaga
penyuluh agama;
12. Memperkokoh kerukunan umat beragama;
13. Tuntasnya wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun;Terselenggaranya
[image:37.595.115.512.507.653.2]wajib belajar pendidikan menengah
Gambar 6: Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi
29 BAB III
ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema
Tema yang diangkat dari proyek yang sedang dikerjakan yaitu “Arsitektur yang Berpendidikan” adalah Terbuka dalam konteks islam yaitu dalam Ayat Al Quran yang sering digunakan sebagai landasan untuk menyebut Islam sebagai rahmatan lil’alamin dalam Surat Al Anbiya ayat 107 yang berbunyi Kami tidak mengutus engkau, wahai
Muhammad, melainkan rahmatan lil ‘alamin (sebagai rahmat bagi seluruh manusia). sehingga kita juga meyakini bahwa Islam adalah agama yang bersifat syumuliah yaitu
[image:38.595.159.466.337.744.2]bersifat menyeluruh atau terbuka.
30 Arsitektur yang Berpendidikan merupakan sebuah karya seni bangunan yang
terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang
terbuka yang bersumber dari Al-Qur’an. Aspek Fisik yaitu sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki
bentuk dapat dilihat secara jelas. Aspek Metafisik yaitu sesuatu yang tidak tampak panca
indera tapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil
desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni / pengguna
bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan maupun di luar
bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur.
Menurut Sumber dari pusdai.or.id Islamic Centre adalah pusat kegiatan masyarakat muslim melaksanakan ibadah dan dakwah, pemberdayaan umat, serta
pengembangan kebudayaan Islam. Dari pengertian tersebut Islamic Centre dapat dijabarkan sebagai tempat ummat Islam melaksanakan ibadah dan mengamalkan
nilai-nilai Islam yang universal, tempat para ulama dan intelektual muslim untuk mengkaji dan
mendakwahkan ilmu-ilmu Islam, tempat penggemblengan SDM yang berkualitas Imtak
dan Iptek-nya, serta tempat masyarakat berinteraksi dan berapresiasi dalam
mengembangkan karyanya dalam meningkatkan kualitas hidup berdasarkan nilai-nilai
Islam.
Fungsi Islamic Centre dapat dibayangkan seperti fungsi masjid di zaman Rasulullah SAW. Walaupun tidak dapat menyamai seperti fungsi masjid di zaman Rasulullah, untuk
masa sekarang, Islamic Centre dapat dikatakan sebagai penjabaran secara luas terhadap fungsi masjid atau disebut dengan masjid “plus” (+, ++, +++ dan seterusnya).
“Plus”-nya tergantung dari kemampuan pengelola Islamic Centre dalam menjabarkan pemahaman agama kedalam program kegiatan Islamic Centre-nya; kesanggupan pengelola dalam mewadahi kebutuhan masyarakat dalam mengamalkan nilai-nilai Islam;
31 3.2 Interpretasi Tema
Beberapa interprtasi tema penerapan yang dilakukan pada islamic center sukabumi yaitu diantaranya yaitu pada bentuk banguanan, bentuk pada bangunan
islamic center sukabumi yaitu menganalogikan bentuk kapsul, sehingga menerapkan bentukan yang dapat di ingat oleh setiap kalangan dan tidak asing
dengan kondisi sehari-hari.
Dari bentukan tersebut di kerucutkan lagi bahawa sebuah kapsul menjadikan
asupan obat yang dilindungi dengan cangkang keras untuk melindungi obat
didalamnya. Dari analogi tersebut yaitu menerapkan terhadap ilmu penegtahuan
serta menguatkan ilmu tentang pendidikan dasar islam.
Dari analogi kapsul selanjutnta denga kapsul dengan bentukan terbuka
sehingga memberikan ilmu pada setiap kalangan terutama pada pelajar tingkat
[image:40.595.136.488.498.647.2]dasar sampai menengah.
Gambar 8 : Analogi Kapsul
32 3.3 Studi Banding Tema Sejenis
3.3.1 Jakarta Islamic Centre
Nama organisasi adalah Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Islam Jakarta atau Jakarta Islamic Centre (JIC). Jakarta Islamic Centre didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta nomor 99 tahun 2003 tanggal 5 Desember 2003 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Pusat
[image:41.595.123.503.320.525.2]Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre).
Gambar 9 : Jakarta Islamic Centre Sumber : http://islamic-center.or.id
Tujuan Jakarta Islamic Centre adalah :
1. Mewujudkan Masjid yang makmur dan monumental sebagai sentrum
pembinaan umat dan budaya Islam.
2. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan sumberdaya Muslim melalui
dakwah, pendidikan dan pelatihan.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengkajian bagi pengembangan pemikiran
dan wawasan Islami.
33 5. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan masyarakat dan layanan
sosial.
6. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan data dan informasi Islami.
7. Menyelenggarakan kegiatan usaha dan pengembangan bisnis Islami.
8. Mewujudkan tataruang lingkungan Jakarta Islamic Centre yang bernuansa
Islami, indah, nyaman dan monumental Islami.
Fungsi-fungsi Jakarta Islamic Centre :
1. Jakarta Islamic Centre menjalankan fungsi utama dan fungsi pendukung
Islamic Centre. 2. Fungsi Takmir Masjid
3. Fungsi Pendidikan dan Latihan
4. Fungsi Sosial Budaya
5. Fungsi Informasi dan Komunikasi
6. Fungsi Pengembangan Bisnis
7. Fungsi Pendukung
3.3.2 Islamic Centre Samarinda
Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia,
yang merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara
setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam,
34 Gambar 10 : Islamic Centre Samarinda
Sumber : http://id.wikipedia.org/
Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk
luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai
basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas
10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi.
Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi
ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT
Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur.
Bangunan masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dimana menara
utama setinggi 99 meter yang bermakna asmaul husna atau nama-nama
Allah yang jumlahnya 99. Menara utama itu terdiri atas bangunan 15 lantai
masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Sementara itu, anak tangga
dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak
tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih.
Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki 6 menara di bagian
sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2
menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter. Enam menara ini juga
36 BAB IV
ANALISIS 4.1 Analisis Kondisi Lingkungan
4.1.1 Analisa Kawasan
Analisa kawasan yang terjadi di kota sukabumi di bagi
menjadi beberapa peruntukan B ( Barat ), T ( Timur ), U ( Utara ), S (
Selatan ) sehingga dapat memudahkan zona dan peruntukan area
[image:44.595.156.506.273.541.2]sekitar kawasan.
Gambar 11 : Analisa Kawasan Sumber : Data Pribadi
Pada kawasan no. 1 merupakan kawasan untuk daerah
pemerintahan serta daerah pendidikan pada kota sukabumi. Dimana
sudah tertatanya peruntukan bangunan pada kawasan kerena terdapat
bangunan pemerintahan serta sekolah-sekolah pada kawasan tersebut.
[image:44.595.158.513.649.764.2]37 Pada kawasan no. 2 merupakan kawasan komersil karena
banyaknya toko-toko dan mall pada kawasan tersebut sehinga kawasan
[image:45.595.148.514.617.709.2]ini sangat ramai setiap harinya dan padat.
Gambar 13 : Kawasan Komersil Sumber : Data Pribadi
Kawasan pada no. 3 merupakan kawasan peribadatan dan
pemerintahan karena sukabumi sangan mirip dengan konsep perkotaan
pada kota bandung, juga terlihat bangunan masjid serta alun-alun kota
sukabumi.
Gambar 14 : Kawasan Peribadatan Sumber : Data Pribadi
Kawasan pada no. 4 merupakan kawasan perdagangan dan jasa karena
banyaknya bank serta FO pada kawasan sehingga kawasan ini
berkembang pada kota sukabumi
38 Kawasan no. 5 merupakan kawasan permukiman warga dan
kawasan kesehatan karena terdapat area rumah sakit dan kompleks
perumahan
Gambar 16 : Kawasan Permukiman Sumber : Data Pribadi
Kawasan no. 6 merupakan kawasan perdagangan karena
terdapat pusat belanja dan pasar tradisonal. Serta dekat dengan terminal
[image:46.595.150.515.181.302.2]trasportasi darat.
Gambar 17 : Kawasan Komersial Sumber : Data Pribadi
Kawasan no. 7 terdapat fasilitas umum yaitu terdapat terminal
angkutan umum serta terminal kereta api.
[image:46.595.146.511.365.499.2]39 4.1.2 Analisa Tapak
Lokasi tapak berada pada kota sukabumi , ada beberapa analisa
Tapak pada kawasan guna memudahkan dalam merancang suatu
bangunan sehingga dapat mengetahui kondisi yang terjadi pada lokasi
[image:47.595.161.466.214.414.2]tapak yang akan di bangun.
Gambar 19 : Lokasi Tapak Sumber : Data Pribadi
Orientasi matahari sekitar tapak, barat berada pada kiri gambar
dan arah timur berada pada kanan gambar sehingga dapat di analisa
untuk membuat bangunan menghadap arah utara maupun selatan
sesuai kondisi sekitar kawasan.
[image:47.595.153.476.525.730.2]40 Sirkulasi kendaraan pada lokasi tapak berada pada jalan ahmad
yani kota sukabumi yaitu pada garis merah dan sirkulasi site entrance
[image:48.595.135.510.172.409.2]berada pada jalan veteran 2 pada garis kuning pada gambar
Gambar 21 : Sirkulasi Kendaraan Sumber : Data Pribadi
Jalan Ahmad Yani pada gambar merupakan jalan utama pada lokasi
tapak, dan pada gambar
Jln. Ahmad yani sukabumi Jln. veteran
[image:48.595.89.516.475.650.2]41 Vegetasi pada kawasan sekitar tapak yaitu kurangnya vegetasi
dan pohon pada kawasan sehingga menciptakan hawa yang panas pada
[image:49.595.146.480.186.405.2]siang hari dan saat malam hari hawa masih terasa panas
Gambar 23 : Vegetasi Sumber : Data Pribadi
View pad area luar tapak dan dalam tapak, terlihat pada area luar
tapak berada pada jalan ahmad yani, dan View pada area dalam tapak
pada kawasan permukiman warga
[image:49.595.138.510.480.721.2]42 Kawasan yang memiliki tingkat kebisingan pada kawasan sekitar
lokasi tapak, disini ada 3 tingkat kebisingan pada lokasi tapak yaitu pada
[image:50.595.144.510.184.402.2]no. 1,2, dan 3 serta warna untuk membedakan tingkat kebisingan.
Gambar 25 : Tingkat Kebisingan Sumber : Data Pribadi
Pada gambar area no. 1 pada gambar diwarnai dengan warna kuning
merupakan area dengan tingkat kebisingan paling rendah. Karena kawasan tersebut
merupakan kawasan peribadatan
Pada gambar area no. 2 pada gambar diwarnai dengan warna merah merupakan
dengan tingkat kebisingan tinggi karena kawasan tersebut kawasan komersil
Pada gambar area no. 3 pada gambar diwarnai dengan warna biru merupakan
dengan tingkat kebisingan sedang karena kawasan tersebut kawasan permukiman
dan pemerintahan.
[image:50.595.124.513.638.768.2]43 4.2 Analisis Fungsional
Analisa fungsi yang terjadi pada kawasan mengambil dari analogi
datum yaitu menghubungkan setiap kawasan sehingga kawasan menjadikan
kawasan pendidikan dan edukasi serta menjadikan kawasan yang menjadikan
kebutuhan masyarkat sukabumi. Terdapat kawasan yang menjadikan potensi
publik serta terbuka, untuk daerah barat menghubungkan kawasan
permukiman sehingga ada keterikatan yang terjadi pada islamic center
sukabumi.
Pada kawasan utara ada daerah pendidikan yang menjadikan daya
tarik terhadap site islamic center sehingga menjadikan penggerak pelajar serta
pemuda pada kota sukabumi, serta menjadikan kalangan yang berbasis
pendidikan dasar.
Pada kawasan selatan serta timur ada komersial dan pemerintahan
yang menjadikan suatu kawasan jasa serta pendukung bagi kawasan terhadap
pendidikan dasar islam dan fasilitas yang di kelola maupun fasilitas penunjang
[image:51.595.140.486.475.771.2]kebutuhan masyarakat.
Gambar 27 : Alur Aktifitas Sumber : Data Pribadi
PERMUKIMAN PERMUKIMAN PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN JASA PENDIDIKAN KOMERSIAL KOMERSIAL Mesjid Agung
Sukabumi Alun-alun
44 4.2.1 Alur Aktifitas
[image:52.595.92.509.125.280.2]
Gambar 28 : Alur Aktifitas Pengunjung Ibadah Sumber : Data Pribadi
[image:52.595.94.511.369.725.2]45 Gambar 30 : Alur Aktifitas Pengunjung Pelajar
Sumber : Data Pribadi
[image:53.595.115.511.399.746.2]Neufert, Ernest, 2002, Data Arsitek; alih bahasa, Sunarto Tjahjadi; Ferryanto Chaidir,
editor, Wibi Hardani Cet. 1. Jakarta: Erlangga, 2002
Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Joseph de Chiara dan
john Callender.1992
Neufert, Ernest, Arsitek Data edisi 33 jilid 1,2. Jakarta: Erlangga, 1995 3. DeChiara,J.
Challender
Frank, Ching D.K, 2007, Architecture: Form, Space, and Order, John Wiley & Sons; 3rd
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan
tempat penelitian
, Menyetujui :“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Nonekslusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan.”
Bandung, 13 FebruarI 2015
Penulis Mengetahui,
Pembimbing
Ahmad Afandi Heru Wibowo, ST.M.T