PELAKSANAAN DOKUMENTASI KEBIDANAN PADA IBU
BERSALIN OLEH BIDAN DI KECAMATAN MEDAN DELI
KOTA MEDAN TAHUN 2014
MUTMAINNAH
135102147
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pelaksanaan Dokumentasi Kebidanan pada Ibu Bersalin oleh Bidan di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014
ABSTRAK Mutmainnah
Latar belakang : Responsibilitas dan akuntabilitas profesi merupakan salah satu alasan diadakannya dokumentasi asuhan kebidanan. Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu bersalin oleh bidan di Kecamatan Medan Deli.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan 3 BPS dan 35 dokumentasi ibu bersalin. Pengambilan sampel dilakukan denganProporsional Random Sampling. Analisa data yang digunakan adalahunivariat.
Hasil : Berdasarkan pelaksanaan dokumentasi SOAP.100% pencatatan tanggal dan waktu pelaksanaan.100% pencatatan biodata dan keluhan ibu.100% pencatatan pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, tanda vital, palpasi dan auskultasi.100% pencatatan diagnosis masalah.97,1% pencatatan perencanaan asuhan.100% pencatatan tanda tangan. Berdasarkan pelaksanaan dokumentasi partograf,100% pengisian nama, umur, tanggal ibu datang ke Klinik.100% pengisian warna air ketuban.100% pengisian pembukaan serviks, penurunan kepala janin dan waktu mulainya fase aktif persalinan.94,3% pengisian lama kontraksi.91,4% pengisian pemberian oksitosin.100% pengisian suhu setiap 2 jam.100% pengisian tanggal persalinan dan nama bidan.97,1% pengisian partograf melewati garis waspada, masalah lain jika melewati garis waspada dan penatalaksanaan masalah tersebut.94,3% pengisian distosia bahu.100% pengisian lama kala III, pemberian oksitosin 10 U IM, masase fundus uteri, dan plasenta lahir lengkap. 100% pengisian kondisi ibu dan tanda vital.100% pengisian berat badan, panjang, penilaian bayi baru lahir dan pemberian asi.100% pengisian pemantauan kala IV setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
Kesimpulan : Dari hasil penelitian didapatkan masih ada pencatatan dan pengisian yang belum lengkap. Oleh karena itu diharapkan bagi bidan agar melakukan pendokumentasian yang lengkap sesuai dengan standar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan karya
tulis ilmiah ini dengan judul “Pelaksanaan Dokumentasi Kebidanan pada ibu bersalin oleh bidan di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis telah banyak memperoleh bantuan,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua program studi D-IV
Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Diah Lestari Nasution, SST., M.Keb, selaku pembimbing karya tulis ilmiah
yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat pada penulis semoga Allah
memberikan balasan yang setimpal untuknya.
4. Bapak dr. Juliandi Harahap, M.A, selaku penguji I yang telah memberikan
masukan dan saran demi perbaikan karya tulis ilmiah
5. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep,selaku penguji II yang telah
memberikan masukan dan saran demi perbaikan karya tulis ilmiah.
6. Orang Tua dan saudara yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan
serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat karya tulis
ilmiah ini.
telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
Penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata hanya kepada Allah SWT tempat berserah diri, semoga bimbingan dan
bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal
dari-Nya.
Medan, Juli 2014
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR SKEMA ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan ... 3
1. Tujuan Umum ... 3
2. Tujuan Khusus ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
1. Dinas kesehatan Kota Medan ... 4
2. Bagi bidan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PELAKSANAAN (Tindakan) ... 5
B. Dokumentasi ... 5
1. Defenisi dokumentasi ... 5
2. Tujuan Dokumentasi ... 6
3. Manfaat Dokumentasi ... 6
4. Aspek – aspek penting dalam dokumentasi ... 7
5. Prinsip – prinsip dokumentasi ... 7
6. Dokumentasi dalam pelayanan kebidanan ... 9
7. Standar Asuhan Kebidanan ... 9
8. Proses manajemen kebidanan menurut Helen Varney (1997) ... 10
9. Hubungan manajemen Varney dan dokumentasi SOAP ... 13
C. PERSALINAN ... 17
1. Defenisi... 17
2. Sebab – sebab terjadinya persalinan ... 17
3. Tanda – tanda terjadinya persalinan ... 18
4. Tahapan persalinan ... 18
D. BIDAN... 20
1. Defenisi... 20
2. Kode etik profesi bidan ... 21
3. Hak dan kewajiban pasien ... 21
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 24
B. Defenisi operasional ... 25
BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 26
B. Populasi dan sampel ... 26
1. Populasi ... 26
2. Sampel ... 26
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
D. Waktu penelitian ... 28
E. Etika penelitian ... 29
F. Instrumen penelitian ... 29
G. Uji Validitas dan Realibilitas ... 30
H. Prosedur pengumpulan data... 30
I. Pengolahan data ... 31
J. Analisa data ... 32
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33
B. Pembahasan ... 46
D. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Kebidanan ... 62 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ... 63 B. SARAN ... 64 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi Operasional 25
Tabel 4.1 Jumlah sampel ibu bersalin bulan Maret - April2014 28
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik bidan di
Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014 33
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan BPS yang menerapkan
SOAP dan partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014 34
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan tanggal dan
waktu pelaksanaan dalam dokumentasi SOAP di Kecamatan
Medan Deli Kota Medan tahun 2014 34
Tabel 5.4Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan data subjektif dalam
dokumentasi SOAP di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014 35
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan data objektif
dalam dokumentasi SOAP di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014……… 35
Tabel 5.6Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan assessment
dalam dokumentasi SOAP di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014 36
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan penatatan planning
dalam dokumentasi SOAP di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun2014 37
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan tanda tangan
Deli Kota Medan tahun 2014 37
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan informasi tentang
ibu selama fase aktif persalinan dalam dokumentasi partograf di
Kecamatan Medan Deli Kota Medan tahun 2014 38
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan kondisi janin
dalam dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014 39
Tabel 5.11Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan kemajuan
persalinan dalam dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli
Kota Medan tahun 2014 39
Tabel 5.12 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan kontraksi uterus
dalam dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014 40
Tabel 5.13 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan obat-obatan
dan cairan dalam dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli
Kota Medan tahun 2014 40
Tabel 5.14 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan kondisi ibu
dalam dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014 41
Tabel 5.15 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan catatan
persalinan dalam dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli
Kota Medan tahun 2014 41
Tabel 5.16 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan kala I dalam
dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
Tabel 5.17 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan kala II dalam
dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014 43
Tabel 5.18 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan kala IIIdalam
dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014 44
Tabel 5.19 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan kala IV dalam
dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014 45
Tabel 5.20 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan bayi baru lahir
dalam dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
tahun 2014 45
Tabel 5.21 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan pemantauan
kala IV dalam dokumentasi partograf di Kecamatan Medan Deli Kota
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Pelaksanaan manajemen kebidanan 13
Skema 2.2 Keterkaitan antara manajemen kebidanan dan sistem
Pendokumentasian SOAP 15
Skema 3.1 Kerangka konsep pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu bersalin
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Kegiatan Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Responden
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Lembar Observasi
Lampiran 5 : Hasil Content Validity
Lampiran 6 : Master Tabel
Lampiran 7 : Hasil Output Data Penelitian
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas
Lampiran 9 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Pelaksanaan Dokumentasi Kebidanan pada Ibu Bersalin oleh Bidan di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014
ABSTRAK Mutmainnah
Latar belakang : Responsibilitas dan akuntabilitas profesi merupakan salah satu alasan diadakannya dokumentasi asuhan kebidanan. Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu bersalin oleh bidan di Kecamatan Medan Deli.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan 3 BPS dan 35 dokumentasi ibu bersalin. Pengambilan sampel dilakukan denganProporsional Random Sampling. Analisa data yang digunakan adalahunivariat.
Hasil : Berdasarkan pelaksanaan dokumentasi SOAP.100% pencatatan tanggal dan waktu pelaksanaan.100% pencatatan biodata dan keluhan ibu.100% pencatatan pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, tanda vital, palpasi dan auskultasi.100% pencatatan diagnosis masalah.97,1% pencatatan perencanaan asuhan.100% pencatatan tanda tangan. Berdasarkan pelaksanaan dokumentasi partograf,100% pengisian nama, umur, tanggal ibu datang ke Klinik.100% pengisian warna air ketuban.100% pengisian pembukaan serviks, penurunan kepala janin dan waktu mulainya fase aktif persalinan.94,3% pengisian lama kontraksi.91,4% pengisian pemberian oksitosin.100% pengisian suhu setiap 2 jam.100% pengisian tanggal persalinan dan nama bidan.97,1% pengisian partograf melewati garis waspada, masalah lain jika melewati garis waspada dan penatalaksanaan masalah tersebut.94,3% pengisian distosia bahu.100% pengisian lama kala III, pemberian oksitosin 10 U IM, masase fundus uteri, dan plasenta lahir lengkap. 100% pengisian kondisi ibu dan tanda vital.100% pengisian berat badan, panjang, penilaian bayi baru lahir dan pemberian asi.100% pengisian pemantauan kala IV setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
Kesimpulan : Dari hasil penelitian didapatkan masih ada pencatatan dan pengisian yang belum lengkap. Oleh karena itu diharapkan bagi bidan agar melakukan pendokumentasian yang lengkap sesuai dengan standar
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kebidanan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan secara profesional, tersedia selama 24 jam dan berkelanjutan selama
seorang pasien kebidanan menjalani perawatan. Dengan demikian, pelayanan
kebidanan memegang peranan penting dalam upaya menjaga dan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di institusi tempat bidan tersebut memberikan
pelayanan kebidanan. Dokumentasi kebidanan tidak hanya merupakan dokumen
yang sah, tetapi juga merupakan instrumen untuk melindungi para bidan dan pasien.
Oleh karena itu, dalam memberikan pelayanan kebidanan, bidan mampu bekerja
sesuai dengan standar profesi yang telah ada. Sejak tahun 1950 pencatatan telah
mulai dilaksanakan oleh profesi perawat dan bidan. Pada tahun 1970 kebutuhan
kesehatan berkembang dan menuntut tanggung jawab bidan untuk melaksanakan
praktik secara mandiri, sehingga diperlukan pendokumentasian asuhan kebidanan.
Selama 10 tahun terakhir, pendokumentasian telah mengalami perkembangan pesat
seiring dengan pesatnya perkembangaan pelayanan kebidananan (Muslihatun, 2009).
Untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas diperlukan adanya standar
sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan kepada klien. Berdasarkan
Kepmenkes RI No.938/Menkes/SK/VIII/2007, standar asuhan kebidanan
adalahsebuah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktik kebidanan
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosaatau
masalah kebidanan, perencanaan, implementasi evaluasi dan pencatatan atau
Secara umum, dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumen asli
yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan dokumentasi
kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis
yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan
kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan
sendiri (Hidayat, 2009).
Responsibilitas dan akuntabilitas profesi merupakan salah satu alasan
diadakannya dokumentasi asuhan kebidanan dalam pelayanaan kebidanan,
dokumentasi merupakan bagian dari kegiatan bidan setelah memberikan asuhan
kebidanan. Melalui dokumentasi ini, diharapkan tidak akan ada rencana asuhan yang
sama sekali tidak dilakukan serta bidan mampu memperkecil kesalahan dalam
melakukan asuhan kebidanan. Informasi dalam dokumentasi kebidanan dapat
digunakan pada saat terjadi kasus malpraktik yang menyangkut pemberian asuhan
kebidanan oleh bidan. Dokumentasi dapat bersifat kritis dalam menentukan apakah
asuhan kebidanan yang telah diberikan, telah memenuhi standar pelayanan
kebidanan atau tidak (Hidayat, 2009).
Bidan tidak boleh menganggap enteng kegiatan pendokumentasian asuhan
kebidanan. Praktisi hukum (hakim, jaksa maupun pengacara), pada umumnya
berpendapat bahwa catatan pasien dalam sebuah dokumentasi kebidanan merupakan
bukti terbaik menyangkut hal-hal yang benar terjadi pada diri pasien, dokumentasi
yang dibuat tepat waktu, akurat dan lengkap akan melindungi bidan dari gugatan
hukum (Muslihatun, 2009).
Kegiatan pendokumentasian juga merupakan salah satu hak dan kewajiban
bidan dimana setiap asuhan yang telah diberikan, bidan wajib melakukan
pendokumentasian juga merupakan standar praktik kebidanan, untuk mencapai mutu
pelayanan yang baik maka bidan harus melaksanankan tugas nya sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah (PPIBI, 2006).
Salah satu aspek dasar dari lima benang merah adalah pencatatan (rekam
medik) dalam asuhan persalinan normal. Berdasarkan data dari Dinas kesehatan
Kota Medan, jumlah puskesmas terdiri dari 39 puskesmas, tetapi dari 39 Puskesmas
diKota Medan hanya 3 puskesmas yang telah menerapkan sistem pendokumentasian,
yaitu Puskesmas Bromo, Puskesmas Sering, dan Puskesmas Medan Deli.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, jumlah bidan
praktik swasta yang berada Kecamatan Medan Deli adalah 34 BPS, dan peneliti
mewawancarai kepada 2 (dua) orang bidan didapatkan bahwa bidan tersebut tidak
lengkap dalam melakukan pendokumentasian.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu bersalin oleh bidan di
Kecamatan Medan Deli Kota Medan tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu
bersalin oleh bidan di Kecamatan Medan Deli Kota Medan tahun 2014 ?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu bersalin
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik bidan di Kecamatan Medan Deli yang
memiliki BPS.
b. Untuk mengetahui jumlah BPS yang menerapkan SOAP dan
partograf.
c. Untuk mengetahui pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu
bersalin di Kecamatan Medan Deli Kota Medan tahun 2014
berdasarkan SOAP.
d. Untuk mengetahui pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu
bersalin di Kecamatan Medan Deli Kota Medan tahun
2014berdasarkan partograf.
D. Manfaat Penelitian
1. Dinas Kesehatan Kota Medan
Memberikan masukan kepada Dinas Kesehatan mengenai pelaksanaan
dokumentasi kebidanan pada ibu bersalin oleh bidan. Dengan demikian,
Dinas Kesehatan Kota Medan dapat memberikan intervensi yang diperlukan
untuk meningkatkan profesionalisme bidan dalam pelaksanaan dokumentasi
kebidanan.
2. Bagi Bidan
Sebagai bahan introspeksi diri oleh bidan dalam melaksanakan dokumentasi
benar sehingga dikemudian hari dapat melaksanakan pendokumentasian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PELAKSANAAN (Tindakan)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over
behaviorisme). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata
diperlukan faktor pendukung atau situasi yang memungkinkan. Pelaksanaan
(tindakan) memiliki 4 tingkatan:
1. Persepsi (perseption) adalah mengenal dan memilih berbagai objek yang
akan dilakukan.
2. Respon Terpimpin adalah melakukan segala sesuatu sesuai dengan dengan
urutan yang benar
3. Mekanisme adalah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis.
4. Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dan
dilakukan dengan baik.
Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dengan observasi tindakan tersebut sedangkan tidak langsung
dengan wawancara terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan (Notoatmodjo, 2007).
B. Dokumentasi
1. Defenisi dokumentasi
Menurut Thomas (1994 cit. Mufdlillah, dkk, 2001), dokumentasi adalah
catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, dan tim kesehatan tentang
hasil pemeriksaan, prosedur tindakan pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan
Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan
dalammelakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim
kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Hidayat, 2009).
2. Tujuan Dokumentasi
Adapun tujuan dari dokumentasi kebidanan adalah sebagai sarana komunikasi,
sarana tanggung jawab dan tanggung gugat, informasi statistik, sarana pendidikan,
sumber data penelitian, jaminan kualitas pelayanan kesehatan, sumber data
perencanaan asuhan kebidanan berkelanjutan.
3. Manfaat Dokumentasi
1. Ditinjau dari aspek administrasi, dokumentasi bermanfaat sebagai sebuah
catatan, karena berkas tersebut mengandung nilai identitas, tanggal masuk
dan keluar serta data askes.
2. Ditinjau dari aspek hukum, dokumentasi bermanfaat sebagai alat
pembuktian yang sah. Isi sebuah berkas menyangkut adanya jaminan
kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka menegakkan hukum
dan menyediakan bahan bukti selama proses pengadilan berlangsung.
3. Ditinjau dari aspek pendidikan, suatu berkas catatan bermanfaat untuk
mendukung kegiatan pembelajaran. Isi dari berkas dokumentasi
menyangkut data / informasi tentang kronologis perkembangan pelayanan
yang telah diberikan kepada pasien.
4. Ditinjau dari aspek penelitian, dokumentasi bermanfaat sebagai penyedia
data untuk keperluan penelitian. Data / informasi yang tercantum dalam
sebuah berkas, dapat dipergunakan untuk keperluan penelitian dan
5. Ditinjau dari aspek ekonomi, suatu berkas bermanfaat untuk
mendokumentasikan besarnya dana yang harus dikeluarkan, sehingga
mengurangi terjadinya pemborosan. Isi dari sebuah berkas dapat dijadikan
bahan untuk menetapkan pembayaran pelayanan di sebuah institusi
pelayanan kesehatan. Tanpa adanya bukti pencatatan sebuah tindakan,
maka pembayaran atas tindakan tersebut tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Ditinjau dari aspek manajemen, catatan yang lengkap dan disimpan
dengan baik menunjukkan adanya manajemen data yang baik juga.
4. Aspek – aspek penting dalam dokumentasi
Menurut Depkes (2011), ada beberapa aspek penting dalam pendokumentasian
yaitu :
a. Tanggal dan waktu pada asuhan yang diberikan
b. Identifikasi penolong persalinan
c. Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan
d. Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas dan
dapat dibaca.
e. Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap tersedia
f. Kerahasiaan dokumen – dokumen medis.
5. Prinsip – prinsip dokumentasi
Dokumentasi yang efektif tergantung pada kegiatan pencatatan oleh individu,
peran, perilaku dan kemampuan individu serta hasil dari sebuah pendokumentasian
juga mempengaruhi keefektifan sebuah dokumentasi, asuhan kebidanan merupakan
suatu kegiatan yang saling berangkaian, setiap hari bidan mengenal, menganalisis,
dipengaruhi oleh pendidikan dan pengalaman praktik bidan serta pengetahuan dan
kemampuan bidan dalam mendokumentasikan asuhan kebidanan (Muslihatun, 2009).
Menurut Carpenito (1991), ada tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam
sebuah dokumentasi yaitu, keakuratan data, keringkasan dan kemudahan untuk
dibaca. Ditinjau dari segi tehnik pencatatan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam kegiatan pendokumentasian antara lain :
a. Menuliskan nama pasien pada setiap halaman catatan bidan.
b. Hendaknya tulisan mudah dibaca, sebaiknya tulisan menggunakan tinta
berwarna hitam atau biru, sehingga apabila hendak digandakan
(difotokopi) tulisan akan tampak jelas.
c. Dokumentasi segera dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian pertama
dan selesai melakukan setiap langkah asuhan kebidanan.
d. Apabila memungkinkan kutip semua kalimat atau kata yang diungkapkan
oleh pasien.
e. Pastikan kebenaran dari setiap data yang akan ditulis
f. Bedakan antara informasi yang objektif dan penafsiran
g. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi perubahan kondisi pasien
atau muncul masalah baru, respon pasien terhadap tindakan yang diberikan
bidan dan respon pasien terhadap kegiatan konseling oleh bidan
h. Hindari dokumentasi yang bersifat baku, karena setiap pasien adalah
unikdan mempunyai permasalahan yang berbeda
i. Hindari penggunaan istilah yang tidak jelas dan pergunakan singkatan
yang sudah biasa dipakai dan dapat diterima
j. Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan maka tulisan yang salah
tulis kata “salah” diatasnya, serta bubuhkan paraf, selanjutnya tuliskan
informasi yang benar, validitasi data akan berkurang apabila dilakukan
penghapusan informasi
k. Setiap kegiatan dokumentasi cantumkan waktu, tanggal dan jam serta
tanda tangan dan nama terang
l. Bila pencatatan bersambung pada halaman berikutnya, bubuhkan tanda
tangan dan cantumkan kembali waktu pada bagian halaman berikutnya.
6. Dokumentasi dalam pelayanan kebidanan
Kegunaan dokumentasi adalah sebagai data atau fakta yang dapat dipakai
untuk mendukung ilmu dan pengetahuan, sebagai alat untuk mengambil keputusan,
perencanaan, pengontrolan terhadap suatu masalah, dan sebagai sarana penyimpanan
berkas agar tetap aman dan terpelihara dengan baik, sistem dokumentasi adalah
terbuka dan tertutup. Tertutup artinya apabila didalamnya berisi rahasia yang tidak
pantas untuk diperlihatkan, diungkapkan dan disebarluaskan kepada masyarakat.
Bersifat terbuka artinya dokumentasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya untuk
menerima dan menghimpun informasi. Bidan sebagai provider dalam pelayanan
kebidanan bertanggungjawab terhadap dokumentasi. Format dokumentasi kebidanan
telah didesain sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh bidan, semua
format dokumentasi telah terdaftar pada register/nomor catatan medis (PPIBI, 2006).
7. Standar Asuhan Kebidanan
Standar asuhan Kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan
dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat bidan. Menurut Kepmenkes Nomor
938/Menkes/SK/VIII/2007 terdiri dari tujuh standar, salah satunya adalah pencatatan
kebidanan dengan pernyataan standarnya adalah setiap bidan harus melakukan
pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan / kejadian
yang ditemukan dan dilakukaan dalam memberikan asuhan kebidanan. Kriterianya
adalah Pencatatan harus dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia ( Rekam Medis / KMS / Status pasien dan Buku KIA),
kemudian ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP, dimana S adalah data
subjektif untuk mencatat hasil anamnesis, O adalah data objektif untuk mencatat
hasil pemeriksaan, A adalah hasil analisis untuk mencatat diagnosis dan masalah
kebidanan, dan P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,
tindakan secara komprehensif, penyuluhan dukungan, kolaborasi, evaluasi, follow up
dan rujukan (Kepmenkes, 2007).
8. Proses manajemen kebidanan menurut Helen Varney (1997)
Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses
pemecahan masalahyang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970,
proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian, perkiraan,
tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien
maupun bagi tenaga kesehatan. Dalam text book kebidanan yang ditulisnya pada
tahun 1981, proses manajemen kebidanan diselesaikan dalam lima langkah. Namun
setelah menggunakan Varney tahun 1997 melihat ada beberapa hal penting yang
harus disempurnakan sehingga ditambah dua langkah lagi untuk menyempurnakan
teori lima langkah tersebut. Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah
yang berurutan dan setiap langkah disempurnakan secara periodik, proses dimulai
membentuk kerangka yang lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.
Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut :
Langkah 1. Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu :
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
4. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien.
Langkah 2. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data dasar
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterprestasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik, diagnosis kebidanan yang
ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan yang memenuhi standar
nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan. Standar nomenklatur tersebut adalah :
1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
Langkah 3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi, langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien, bidan diharapkan bersiap – siap bila diagnosis / masalah potensial
ini benar-benar terjadi.
Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh yang telah
ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja yang
sudah teridentifikasidari kondisi klien, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi
terhadap klien tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan konseling, merujuk klien bila ada masalah sosial ekonomi kultural atau
masalah psikologi, setiap rencana asuhan harus disetujui olehkedua belah pihak
(bidan dan klien) agar dapat dilaksanakan dengan efektif.
Langkah 6. Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dari langkah kelima harus
oleh bidan atau sebahagian dilakukan oleh bidan dan sebahagian lagi dilakukan oleh
pasien.
Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis, rencana
tersebut dapat dianggap efektif bila benar – benar efektif dalam pelaksanaannya.
Gambar 2.1. Pelaksanaan manajemen kebidanan (Depkes RI, 2003:34).
9. Hubungan manajemen Varney dan dokumentasi SOAP
Manajemen kebidanan merupakan metode/ bentuk pendekatan yang digunakan
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah dalam
pengambilankeputusan klinis. Asuhan yang dilakukan harus dicatat secara benar,
sederhana, jelas dan logis sehingga perlu suatu metode pendokumentasian.
Menurut Helen Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh
langkah agar orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan
melalui proses berfikir sistematis, dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
a. Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis sebagai langkah 1 Varney.
b. Objektif
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh melalui hasil observasi
yang jujur dari pemeriksaan fisik klien, pemeriksaan laboratorium.
c. Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi :
1. Diagnosis masalah
2. Antisipasi diagnosis/masalah potensial
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi,
atau rujukan sebagai langkah II,III dan IV Varney.
d. Planning
Menggambarkan pendokumentasian perencanaan asuhan, pelaksanaan asuhan
dan evaluasi asuhan.
Pencatatan selama kala I harus tepat dan lengkap dan ini akan mempermudah
asuhan dan menjamin keselamatan ibu, janin, dan bayi baru lahir, data-data
khususharus dicatat selama masa intrapartum untuk mempermudah pengkajian dan
Skema 2.2. Keterkaitan antara manajemen kebidanan dan sistem pendokumentasian
SOAP (Rosyati pastuty, 2009. Hlm. 103).
10. Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala 1 persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik, partograf juga merupakan salah satu
ALUR PIKIR BIDAN PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN
Pendokumentasian Implementasi Implementasi Evaluasi Evaluasi
Soap Notes Subjektif Objektif
Asasmen / diagnosis Plan :
• Konsul
bentuk dokumentasi yang sangat penting dalam persalinan untuk mengetahui secara
dini apakah proses persalinan berjalan secara normal atau terjadinya partus lama.
Halaman depan pada partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase
aktif persalinan dan menyediakan lajur dalam kolom untuk mencatat hasil – hasil
pemeriksaan selama fase aktif persalinan yaitu:
a. Informasi tentang ibu yang meliputi nama, umur, nomor catatan medis/nomor
puskesmas, tanggal dan waktu mulai dirawat dan waktu pecahnya selpaut
ketuban.
b. Kondisi janin meliputi djj yang dicatat setiap jam, warna dan adanya air
ketuban dengan lambang U (utuh), J (selaput pecah, air ketuban jernih), M (air
ketuban bercampur mekonium) dan penyusupan (molase) kepala janin.
c. Kemajuan persalinan meliputi pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah
janin atau presentasi janin, garis waspada dan garis bertindak.
d. Jam dan waktu meliputi waktu mulainya fase aktif persalinan dan waktu aktual
saat pemeriksaan atau penilaian.
e. Kontraksi uterus meliputi frekuensi dan lamanya.
f. Obat – obatan dan cairan yang diberikan meliputi oksitosin, obat – obatan
lainnya dan juga cairan infus
g. Kondisi ibu meliputi nadi, tekanan darah, temperatur dan urin (volume, aseton,
protein).
Halaman belakang dalam partograf merupakan bagian untuk mencatat hal – hal
yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran serta tindakan – tindakan yang
dilakukan sejak persalinan kala satu hingga kala empat termasuk pada bayi baru
lahir. Itulah sebabnya pada bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan
persalinan kala empat untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah
terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini
sangat penting untuk membuat keputusan klinik terutama pada pemantauan kala
empat untuk mencegah terjadinya perdarahan setelah persalinan. Selain itu, catatan
persalinan yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat dapat pula digunakan untuk
menilai sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan
aman (Depkes, 2011).
C. PERSALINAN 1. Defenisi
Persalinan adalah proses alamiah yang dialami perempuan, merupakan
pengeluaran hasil konsepsi yang telah mampu hidup diluar kandungan melalui
beberapa proses seperti adanya penipisan dan pembukaan serviks serta adanya
kontraksi yang berlangsung dalam waktu tertentu tanpa ada penyulit (Rohani, dkk,
2011).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).
2. Sebab – sebab terjadinya persalinan
Perlu diketahui bahwa ada dua hormon yang dominan pada saat kehamilan
adalah estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas
ototrahim dan mempermudah penerimaan ransangan dari luar seperti ransangan
oksitosin ransangan prostaglandin, ransangan mekanis. Sedangkan hormon.
Progesteron berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan
penerimaanransangan dari luar seperti oksitosin, ransangan prostaglandin, ransangan
Pada saat kehamilan, kedua hormon tersebut berada dalam keadaan seimbang,
sehingga kehamilan bisa dipertahankan, perubahan keseimbangan kedua hormon
tersebut menyebabkan kedua oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior
dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi ini akan
menjadi kekuatan yang dominan pada saat persalinan dimulai, oleh karena itu makin
tua kehamilan maka frekuensi kontraksi semakin sering (sumarah, dkk, 2008).
3. Tanda – tanda terjadinya persalinan
a. Terjadinya his persalinan, his persalinan mempunyai ciri khas, pinggang
terasa nyeri yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, interval semakin
pendek, dan kekuatan his semakin besar dapat memberikan pengaruh
terhadap perubahan serviks, semakin banyak ibu beraktifitas (jalan) maka
kekuatan his semakin bertambah.
b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan adanya his
persalinan maka terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan
pendataran dan pembukaan, pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat
pada kanalis servikalis lepas. Terjadinya perdarahan disebabkan oleh
pembuluh darah kapiler yang pecah.
c. Pengeluaran cairan, pada beberapa kasus terjadi pecahnya ketuban yang
menimbulkan pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban baru
pecahmenjelang pembukaan lengkap, dengan pecahnya ketuban
diharapkan persalinan berlangsungdalam waktu 24 jam (Manuaba, 2010).
4. Tahapan persalinan a. Kala I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan kekuarnya lendir bercampur darah karena serviks
sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran ketika serviks mendatar dan
membuka. Kala 1 persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala 1
dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif, dimana pada fase laten
pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm,
berlangsung sampai 7-8 jam dan pada fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm),
berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase, yang pertama yaitu fase
akselersi dimana pada fase akselerasi ini berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm, yang kedua yaitu fase dilatasi maksimal yang berlangsung selama 2
jam, pembukaannya berlangsung sangat cepat hingga mencapai pembukaan 9 cm,
dan yang ketiga yaitu fase deselerasi dimana pada fase ini berlangsung lambat,
dalam 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus meningkat
(kontraksi yang dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian
terbawah janin. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan pembukaan pada
primigravida 1 cm/jam dan pada multigravida 2 cm/jam (Rohani, dkk, 2011).
b. Kala II ( pengeluaran)
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap dan
berakhir hingga laahirnya bayi. Tanda dan gejala persalinan kala dua yaitu Ibu
mempunyai keinginan untuk meneran, ibu juga merasa tekanan yang semakin
meningkat pada rektum dan vagina, perenium ibu terlihat menonjol dan vulva,vagina
dan spingter anal membuka. Dengan kekuatan his dan mengedan maksimal, kepala
perineum, setelah his istirahat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk
mengeluarkan anggota badan bayi ( Sarwono, 2011).
c. Kala III ( Pengeluaran Plasenta )
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban, tanda – tanda lepasnya plasenta adalah perubahan
bentuk tinggi fundus uteri, tali pusat sekakin memanjang dan semburan darah
mendadak dan singkat, dalam kala tiga juga terdapat manajemen aktif kala tiga yaitu
pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan
penegangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri (Depkes, 2011).
d. Kala 1V (Pengawasan)
Kala 1V dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir setelah 2 jam setelah
persalinan. Observasi yang harus dilakukan pada kala 1V adalah tingkat kesadaran,
pemeriksaan tanda–tanda vital : takanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan,kontraksi
uterus dan terjadinya perdarahan, perdarahan masi dianggap normal apabila
jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc (Rohani, dkk, 2011).
D. BIDAN 1. Defenisi
Menurut ICM (Internasional Confederation of Midwives), bidan adalah
seseorang yang telah menjalani program pendidikan kebidanan, yang diakui oleh
negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait tentang
kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal
untuk parktik kebidanan (Soepardan. 2008).
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan
denganpersyaratan yang berlaku, dicatat (register), diberi izin secara sah untuk
menjalankan praktek (Sofyan, 2008).
2. Kode etik profesi bidan
Menurut Wahyuningsing ( 2005) dalam bukunya. Kode etik bidan Indonesia
pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Bidan
Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam rapat
kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun1991, kemudian disempurnakan dan
disahkanpada Kongres Nasional IBI ke XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam
perilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya
tertuang dalam mukadimah, tujuan dan bab. Secara umum Kode Etik tersebut berisi
7 bab, ketujuh bab dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir)
g. Penutup (1 butir).
3. Hak dan kewajiban pasien a. Hak Bidan
1) Bidan berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
2) Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap
3) Bidan berhak menolak keinginan pasien / klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan dan kode etik profesi
4) Bidan berhak atas privasi / kedirian dan menuntut apabila nama baik nya
dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
5) Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan
jabatan yang sesuai
6) Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai
dengan apa yang telah dicapainya.
b. Kewajiban Bidan
Menurut PPIBI, (2006), kewajiban bidan terdiri dari :
1) Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan
hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana
pelayanan dimana ia bekerja.
2) Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
3) Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk didampingi
suami atau keluarga.
5) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai dengan keyakinannya.
6) Bidan wajib merahasiakan segala ssuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien.
7) Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang
8) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consen) atas
tindakan yang akan dilakukan.
9) Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada pasien.
10) Bidan wajib mengikuti perkembangan iptek dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.
11) Bidan wajib bekerjasama dengan profesi lain dan pihak yang terkait
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana
seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor
yang diaggap penting untuk masalah (Hidayat, 2011). Untuk mengetahui
pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu bersalin, maka penulis menyusun
kerangka konsep sebagai berikut :
Skema 3.1
Kerangka konsep pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu bersalin oleh bidan di Kecamatan Medan Deli Kota Medan tahun 2014.
Pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu
bersalin
• SOAP
B. Defenisi operasional
Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena
(Hidayat, 2011). Sesuai dengan kerangka konsep, maka peneliti mendefenisikan
secara operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1. Defenisi Operasional
No Variabel
Observasi 1.Diisi
0. Tidak diisi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam
melakukan prosedur penelitian ilmiah. Adapun desain dalam penelitian ini adalah
deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dokumentasi kebidanan
pada ibu bersalin (Suyanto, 2009).
B. Populasi dan sampel 1. Populasi
Menurut Hidayat (2011) Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas
objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh BPS yang berada di Kecamatan Medan Deli sebanyak
34 BPS dan seluruh dokumentasi ibu yang melahirkan di BPS yang menerapkan
pendokumentasian SOAP serta partograf di Kecamatan Medan Deli sebanyak 142
orang dalam dua bulan.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan obyek penelitian dan dianggap
mewakili populasi (Suyanto, 2009). Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan kriteria sampel menurut Hidayat (2009) yang meliputi:
a. Kriteria Inklusi
a) BPS yang menerapkan pendokumentasian SOAP dan partograf.
b. Kriteria Ekslusi
a) BPS yang tidak menerapkan pendokomentasian SOAP dan partograf.
b) Dokumentasi ibu bersalin di BPS yang tidak menerapkan SOAP dan
partograf.
c. Estimasi Besar Sampel
Besaran sampel dalam penelitian ini yang sesuai dengan kriteria penelitian
adalah 3 BPS yang menerapkan pendokumentasian SOAP dan partograf, karena
populasi dokumentasi ibu bersalin jumlahnya melebihi dari 100 maka pengambilan
sampel pada dokumentasi ibu bersalin sebanyak 10-25 % dari jumlah populasi
(Arikunto, 2006).
Jumlah sampel = populasi x 25 %
= 142 x 25 %
= 35 responden
d. Tehnik sampling
Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proporsional
Random Sampling. Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan
mengambil subjek dari setiap strata / setiap wilayah ditentukan dengan seimbang,
seimbang dengan banyaknya subjek dalam masing – masing strata atau wilayah
(Arikunto, 2006).
Dengan menggunakan tehnik Proposional Random Sampling didapatkan
jumlah sampel sebanyak 35 ibu bersalin, adapun besar atau jumlah pembagiansampel
untuk masing-masing BPS dengan menggunakan rumus menurut Sugiono (2007).
n = � ���1
n = Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata
N = Jumlah seluruh populasi ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Medan Deli
X = Jumlah populasi pada setiap strata
N1 = Sampel
Tabel 4.1 Jumlah Sampel Ibu Bersalin bulan Maret-April 2014 berdasarkan masing – masing BPS
No Nama BPS Jumlah ibu bersalin Jumlah sampel
1. BPS S 53 13
2. BPS R 57 14
3. BPS A 32 8
Jumlah sampel keseluruhan 142 35
Pengambilan sampel dari masing masing BPS, peneliti menggunakan tehnik
simple random sampling dimana pengambilan sampel diambil secara acak dengan
menggunakan lotre.
c. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Deli Kota Medan. Dengan
pertimbangan bahwa belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di Kecamatan
Medan Deli yang berhubungan dengan pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu
bersalin.
d. Waktu penelitian
e. Etika penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah proposal disetujui oleh Institusi Pendidikan
Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara. Selanjutnya surat diajukan ketempat penelitian yang dilakukan. Peneliti
menjunjung tinggi prinsip menghormati manusia, karena manusia adalah makhluk
mulia yang harus dihormati, maka responden memiliki hak dalam menentukan
pilihan antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian. Lembar
persetujuan (Informed consen) ditandatangani berdasarkan keinginan objek
penelitian. Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti, baik informasi maupun
masalah - masalah lainnya. Untuk menjaga kerahasiaan maka instrument penelitian
akan diberi kode tertentu tanpa nama dan hanya peneliti yang mempunyai akses
terhadap informasi tersebut (Hidayat, 2011).
f. Instrumen penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
dan lembar observasi. Pada kuisioner terdiri dari data karakteristik responden yang
meliputi nomor responden, umur, pendidikan, lama bekerjadan lembar observasi
untuk mengetahui pelaksanaan dokumentasi kebidanan pada ibu bersalin. Dalam hal
ini observer melakukan observasi dan menilai dengan memberi tanda checklist ( √ )
pada kolom SOAP disediakan dua pilihan yaitu dicatat dan tidak dicatat dan pada
kolom partograf disediakan dua pilihan yaitu diisi dan tidak diisi, untuk SOAP jika
dicatat maka diberi skor 1 dan jika tidak dicatat maka diberi skor 0, untuk partograf
jika diisi maka diberi skor 1 dan jika tidak diisi maka diberi skor 0. Jumlah item
g. Uji Validitas dan Realibilitas
Uji Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini dilakukan
dengan content validity yaitu dengan cara memberikan kuisioner kepada orang yang
lebih ahli dalam hal ini dilakukan oleh master kebidanan dengan hasil Content
Validity Indeks SOAP 0,9 dan Partograf 0,897. Satu butir instrumen penelitian
dikatakan valid dan dapatmengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai
koefisien validitasnya diharapkan 0.7 atau lebih.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan instrumen penelitian,
artinya seberapa sering pun instrumen yang sama digunakan pada sampel yang sama
maka hasilnya akan tetap sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
Alpha Cronbach dengan koefisien alpha mendekati angka 0,6 dinyatakan reliabel.Uji
reabilitas dilakukan kepada 30 dokumentasi ibu bersalin yang tidak termasuk sampel
dengan nilai koefisien alphauntuk SOAP yaitu 0,797 dan untuk partograf yaitu 0,833.
h. Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer,
yang dilakukan langsung oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi
setelah mendapatkan surat izin penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, kemudian mengajukan permohonan
izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Medan Deli Kota
Medan. Setelah mendapatkan persetujuan maka peneliti menjumpai para bidan
praktek mandiri dan menjelaskan tentang prosedur penelitian, manfaat penelitian,
dan cara pengisian kuisioner kepada responden. Peneliti meminta kesediaan
Setelah mendapatkan persetujuan dari calon responden untuk menjadi
responden dengan menandatangani informed concent, pengumpulan data dimulai.
Peneliti memberikan instrumen penelitian berupa kuisioner karakteristik responden.
Selanjutnya peneliti mengamati bidan (responden) melaksanakan kegiatan,
pendokumentasian SOAP dan Partograf. Kemudian peneliti mencheklist dan
menganalisa data. Setelah selesai pengisian, peneliti kemudian memeriksa
kelengkapan data, jika ada data yang kurang atau belum diisi maka dapat langsung
dilengkapi.
i. Pengolahan data
Menurut Hidayat (2007) pengolahan data dilakukan dengan :
a. Pemeriksaan data ( Editing)
Setelah para responden mengisi kuisioner dan dikumpulkan, serta peneliti
selesai obervasi, peneliti langsung memeriksa kembali hasil dari pengisian
masing-masing responden apakah sudah terisi dengan baik dan lengkap.
Dalam pemeriksaan tersebut tidak ada kuisioner dan lembar checklist yang
kosong, setelah yakin tidak ada yang kosong peneliti melanjutkan dengan
pemberian kode.
b. Pengkodean Data (coding)
Setelah semua kuisioner dan lembar checklist diisi dengan baik dan
lengkap, peneliti melanjutkan pemberian kode pada setiap pertanyaan.
c. Pemasukan data (entry)
Setelah diberi kode kemudian peneliti memasukkan setiap data kedalam
master table dan kemudian diolah secara komputerisasi.
Setelah data dimasukkan ke komputer, diperiksa kembali sehingga
benar-benar bersih dari kesalahan.
J. Analisa data
Analisa data dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing
responden,lalu ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi.Metode statistik untuk
analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik univariatdimana
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan dokumentasi
kebidanan pada ibu bersalin oleh bidan di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun
2014 dengan menggunakan sampel 3 BPS dan 35 dokumentasi ibu bersalin, memperoleh
hasil sebagai berikut:
1. Gambaran Karakteristik
Tabel 5.1
Distribusi frekuensiberdasarkan karakteristik Bidan di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014 (n = 34).
Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur
Berdasarkan tabel 5.1 dari 34 bidan yang mempunyai BPS di Kecamatan Medan
Deli, mayoritas bidan berumur 41-60 tahun yaitu 22orang (64,7 %). Sedangkan pada
pendidikan mayoritas bidan berpendidikan DIII Kebidananyaitu 31orang (91,2%). Dan
2. Penerapan SOAP dan Partograf
Tabel 5.2
Distribusi frekuensiberdasarkan BPS yang menerapkan pendokumentasian SOAP dan partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014 (n = 34).
Penerapan Dicatat Tidak dicatat
F % F %
SOAP dan partograf 3 8,8 31 91,2
Partograf 31 91,2 3 8,8
Berdasarkan tabel 5.2 dari 34BPS di Kecamatan Medan Deli, mayoritas BPS yang
menerapkan SOAP dan partograf yaitu 3 BPS (8,8 %), dan mayoritas BPS yang
menerapkan partograf yaitu 31 BPS (91,2%).
3. Pelaksanaan Dokumentasi SOAP pada ibu bersalin
a. Pelaksanaan pencatatan tanggal dan waktu pelaksanaan
Tabel 5.3
Distribusi frekusensi berdasarkan pencatatan tanggal dan waktu pelaksanaan dalam dokumentasi SOAP di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
Tahun 2014(n = 35).
Pencatatan Dicatat Tidak dicatat
F % F %
Tanggal pelaksanaan 35 100 - -
Waktu pelaksanaan 35 100 - -
Berdasarkan tabel 5.3dapat dilihat bahwa pencatatan tanggaldan waktu pelaksanaan
b. Pencatatan Data Subjektif
Tabel 5.4
Distribusi frekusensiberdasarkan pencatatan data subjektif dalam dokumentasi SOAP di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014 (n = 35). Pencatatan data subjektif Dicatat Tidak dicatat
F % F %
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa pencatatan biodata / data demografi
seluruhnya dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak35 (100%), pencatatan
riwayat kesehatan mayoritas tidak dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak
(68,6%), pencatatan riwayat obstetric dan ginekologi mayoritas tidak dicatat dalam
pendokumentasian SOAP sebanyak 27 (77,1%), dan pencatatan keluhan ibu seluruhnya
dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak 35 (100%).
c. Pencatatan Data Objektif
Tabel 5.5
Distribusi frekusensiberdasarkan pencatatan data objektif dalam dokumentasi SOAP di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014 (n = 35). Pencatatan data objektif Dicatat Tidak dicatat
F % F %
Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan dan tanda vital
35 100 - -
Inspeksi 30 85,7 5 14,3
Palpasi 35 100 - -
Perkusi 29 82,9 6 17,1
Auskultasi 35 100 - -
Pemeriksaan laboratorium 25 71,4 10 28,6
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa pencatatan pemeriksaan fisik sesuai
kebutuhan dan tanda vital seluruhnya dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak
35 (100%), pencatatan pemeriksaan inspeksi mayoritas dicatat dalam pendokumentasian
SOAPsebanyak 30 (85,7%), pencatatan pemeriksaan palpasi seluruhnya dicatat dalam
pendokumentasian SOAPsebanyak 35 (100%), pencatatan pemeriksaan perkusi
seluruhnya dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak 29(82,9%), pencatatan
pemeriksaan auskultasi seluruhnya dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak 35
(100%), pencatatan pemeriksaan laboratorium mayoritas dicatat
dalampendokumentasian SOAP sebanyak 25 (71,4%), dan pencatatan hasil USG
mayoritas dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak 19 (54,3%).
d. Pencatatan Assessment
Tabel 5.6
Distribusi frekusensiberdasarkan pencatatan assesment dalam dokumentasi SOAP di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014 (n = 35).
Hasil assesment Dicatat Tidak dicatat
F % F %
Diagnosis masalah 35 100 - -
Antisipasi masalah potensial
10 28,6 25 71,4
Tindakan segera 16 45,7 19 54,3
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa pencatatan diagnosis masalah
seluruhnya dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak 35 (100%), pencatatan
antisipasi masalah potensial mayoritas tidak dicatat dalam pendokumentasian SOAP
sebanyak 24 (71,4%), dan pencatatantindakan segera mayoritas tidak dicatat dalam
e. Pencatatan Planning
Tabel 5.7
Distribusi frekusensiberdasarkan pencatatan planning dalam dokumentasi SOAP di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014 (n = 35).
Planning Dilakukan Tidak dilakukan
F % F %
Perencanaan asuhan 34 97,1 1 2,9
Pelaksanaan asuhan 33 94,3 2 5,7
Evaluasi 28 80 7 20
Berdasarkan tabel 5.7dapat dilihat bahwa pencatatan perencanaan asuhan
mayoritas dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak 34 (97,1%), pencatatan
pelaksanaan asuhan mayoritas dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak 33
(94,3%), dan pencatatan evaluasi mayoritas dicatat dalam pendokumentasian SOAP
sebanyak 28 (80%).
f. Pencatatan Tanda tangan dan Nama bidan Tabel 5.8
Distribusi frekusensiberdasarkan pencatatan tanda tangan dan nama bidan dalam dokumentasi SOAP di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
Tahun 2014 (n = 35).
Pencatatan Dicatat Tidak dicatat
F % F %
Tanda tangan 35 100 - -
Nama bidan 32 91,4 3 8,6
Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa pencatatan tanda tangan seluruhnya
dicatat dalam pendokumentasian SOAP sebanyak 35 (100%), dan pencatatan nama
4. Pelaksanaan DokumentasiPartograf pada ibu bersalin
a. Pengisian informasi tentang ibu selama fase aktif persalinan Tabel 5.9
Distribusi frekusensiberdasarkan pengisian informasi tentang ibu selama fase aktif persalinan dalam partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan
Tahun 2014 (n = 35).
Informasi tentang ibu Diisi Tidak diisi
F % F %
No. registrasi 6 17,1 29 82,9
No. puskesmas / nama klinik 11 31,4 24 68,6
Nama ibu 35 100 - -
Umur ibu 35 100 - -
Tanggal ibu datang ke klinik 35 100 - -
Jam ibu datang ke klinik 31 88,6 4 11,4
G:P:A 33 94,3 2 5,7
Keadaan ketuban saat datang 29 82,9 6 17,1
Sejak kapan ibu merasa mules 28 80 7 20
Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa pengisianNo registrasi mayoritas tidak
diisi dalam partograf sebanyak 29 (82,9%), pengisian No Puskesmas / nama klinik
mayoritas tidak diisi dalam partograf sebanyak 24 (68,6%),pengisian nama ibu
seluruhnya diisi dalam partograf sebanyak 35 (100%), pengisian umur ibu seluruhnya
diisi dalam partograf sebanyak 35 (100%), pengisian tanggal ibu datang ke klinik
seluruhnya diisi dalam partografsebanyak 35 (100%), pengisian G : P : A :mayoritas
diisi dalam partograf sebanyak 33(94,3%), pengisian keadaan ketuban saat datang
mayoritas diisi dalam partograf sebanyak 29 (82,9%), dan pengisian sejak kapan ibu
b. Pengisian tentang Kondisi janin
Tabel 5.10
Distribusi frekusensi berdasarkan pengisian tentang kondisi janin dalam partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014 (n = 35).
Kondisi janin Diisi Tidak diisi
F % F %
Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat bahwa pengisian djj setiap 30 menit sekali
mayoritas diisi dalam partograf sebanyak 34 (97,1%), pengisian warna air ketuban
seluruhnya diisi dalam partograf sebanyak 35 (100%), dan pengisian penyusupan tulang
– tulang kepala mayoritas diisi dalam partograf sebanyak 33 partograf (94,3%).
c. Pengisian tentang Kemajuan persalinan Tabel 5.11
Distribusi frekusensiberdasarkan pengisian tentangkemajuan persalinan dalam partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014 (n = 35).
Kemajuan persalinan Diisi Tidak diisi
F % F %
Pembukaan serviks setiap 4 jam 35 100 - -
Penurunan kepala janin 35 100 - -
Garis waspada pada fase aktif persalinan
27 77,1 8 22,9
Garis bertindak jika terjadi rujukan
25 71,4 10 28,6
Waktu mulainya fase aktif persalinan
35 100 - -
Waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian
34 97,1 1 2,9
Berdasarkan tabel 5.11dapat dilihat bahwa pengisian pembukaan serviks setiap 4
jam seluruhnya diisi dalam partograf sebanyak 35 (100%), pengisian penurunan kepala
pada fase aktif persalinan mayoritas diisi dalam partograf sebanyak 27 (77,1%),
pengisian garis bertindak jika terjadi rujukan mayoritas diisi dalam partograf sebanyak
25 (71,4%), pengisian waktu mulainya fase aktif persalinan seluruhnya diisi dalam
partograf sebanyak 35 (100%), dan pengisian waktu aktual saat pemeriksaan atau
penilaian mayoritas diisi dalam partograf sebanyak 34 (97,1%).
d. Pengisian tentang Kontraksi uterus Tabel 5.12
Distribusi frekusensiberdasarkan pengisian kontraksi uterus pada ibu dalam partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014 (n = 35).
Kontraksi uterus Diisi Tidak diisi
F % F %
Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
32 91,4 3 8,6
Lama kontraksi (dalam detik) 33 94,3 2 5,7
Berdasarkan tabel 5.12dapat dilihat bahwa pengisian frekuensi kontraksi dalam
waktu 10 menit mayoritas diisi dalam partograf sebanyak 32 (91,4%), dan pengisian
lama kontraksi mayoritas diisi dalam partograf sebanyak 33 (94,3%).
e. PengisianObat-obatan dan Cairan
Tabel 5.13
Distribusi frekusensiberdasarkan pengisian obat-obatan dan cairan pada ibu dalam partograf di Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2014
(n = 35). Obat-obatan dan
cairan
Diisi Tidak diisi
F % F %
Pemberian oksitosin 32 91,4 3 8,6
Pemberian cairan infus pada ibu