UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
TUGAS AKHIR Diajukan Oleh:
RIZKI RISNANDA 122101113
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya. Shalawat dan salam penulis hadiahkan selalu kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, atas selesainya penyusunan tugas akhir ini yang berjudul ”A alisis Lapora Keua ga PT Ha jaya Ma dala Sa poer a Tbk”.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibundaku tercinta Pristiwahyuni S.Pd, tersayang ibu dan bapak Novianna Br.Peranginangin dan Antonius Nainggolan, kedua saudariku Putri dan Uun.
Teri a kasih telah e berika bi bi ga , doro ga , asehat da do’a
sehingga penulis berhasil menyusun tugas akhir dan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Program D III Manajmen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Syafrizal H. Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
6. Terkhusus untuk Bayu Prasetyo yang selalu memberikan semangat, dorongan dan motivasi. Teman-teman Manajemen Keuangan Grup B stambuk 2012. Terutama para sahabatku tersayang Dwi Retno Pratiwi, Rahmawati L, Aulia Septi Handayani, Melissa Jaya Nst, Gita Putri Asih, Dwi Juniary, dan Nur Syahfitri. 7. Kepada semua dosen dan staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan.
Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan, semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan. Penulis menyadari bahwa penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
Medan, Juni 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
C. Penyajian Laporan Keuangan ... 22
D. Rasio Keuangan ... 25
E. Analisis Rasio Keuangan ... 30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 41
B. Saran ... 42
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Total Aset, total Utang, Ekuitas, Pendapatan, Biaya dan
Laba Bersih 2012, 2013 dan 2014 ... 1
Tabel 3.1 Neraca PT HM Sampoerna Tbk ... 23
Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT HM Sampoerna Tbk ... 24
Tabel 3.3 Analisis Rasio Keuangan PT HM Sampoerna Tbk ... 30
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi
perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya
perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun
berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencari keuntungan dan
mempertahankan perusahaannya tergantung pada manajemen keuangan.
Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk
mendapatkan keuntungan atau laba. Kinerja pengelolaan keuangan suatu
perusahaan tercermin dari laporan keuangan.
Menurut Syahyunan (2013 : 25) laporan keuangan adalah produk dari
manajemen dalam rangka mempertanggung jawabkan penggunaan sumber dana
yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan merupakan hal yang sangat
penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja
hasil-hasil yang telah tercapai selama tahun anggaran yang bersangkutan, dengan
tujuan memenuhi kebutuhan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dari semua kelompok
pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi.
PT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2015 mengalami penurunan pada
penjualan rokok. Karena menurunnya minat konsumen rokok kretek dibandingkan
dengan rokok filter dan meningkatnya pajak cukai. Fenomena tersebut didukung
kalangan masyarakat. Akibatnya laporan keuangan per kuartal pada HM
Sampoerna mengalami guncangan dan mendapat sorotan negatif dari masyarakat
luas.
Setiap pengguna laporan keuangan memiliki motivasi berbeda dalam
membaca laporan keuangan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat bagi
sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan apabila informasi yang disajikannya dapat dipahami. Apalagi perusahaan-perusahaan yang merupakan
pemimpin pasar ( leader ) akan terus berjuang untuk mempertahankan posisinya
di dunia usaha modern ini dengan cara mencermati dan menganalisis kinerja
keuangan perusahaan. Salah satunya adalah dengan menganalisis laporan
keuangan guna mengetahui kinerja perusahaan.
Analisis laporan keuangan berguna sebagai alat bantu dalam
menyederhanakan data-data yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga
menjadi lebih mudah dimengerti oleh pihak yang memerlukan. Menurut Bernstein
( Dermawan dan Djahotman, 2013 : 1 ) : “ Analisis laporan keuangan mencakup
penerapan metode dan teknik analisis untuk laporan keuangan dan data lainnya
untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan yang sangat berguna
dalam pengambilan keputusan”.
Salah satu informasi yang penting bagi pemakai laporan keuangan adalah
informasi rasio keuangan. Samryn (2014 : 413) rasio keuangan merupakan suatu
cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan menjadi lebih
berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan
penting mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan. Dengan menggunakan
tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan perusahaan dari suatu
periode ke periode berikutnya.
Hasil analisis rasio keuangan merupakan bahan pertimbangan bagi
pengambilan keputusan dan hasil ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencegah
kegagalan dalam pengalokasian dana. Untuk memenuhi informasi tersebut jenis
rasio keuangan yang lazim digunakan terdiri dari rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio lainnya. Seperti perusahaan-perusahaan
lain tujuan umum PT HM Sampoerna Tbk. ini dalam jangka pendek adalah
memperoleh laba, dan dalam jangka panjang adalah meningkatkan perluasan
usaha. Tanpa adanya kinerja yang maksimal dari perusahaan, tujuan perusahaan
tidak akan terealisasi. Pemakai informasi keuangan selanjutnya bebas memilih
jenis rasio yang ingin digunakannya sesuai dengan kepentingannya terhadap
sebuah perusahaan (HM Sampoerna, 2015).
Sebagai salah satu perusahaan manufaktur, PT HM Sampoerna Tbk. juga
memerlukan analsis rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis ini diharapkan dapat memberi
gambaran keadaan keuangan perusahaan, sehingga dapat menjadi bahan
Tabel 1.1
Total Aset, total Utang, Ekuitas, Pendapatan, Biaya dan Laba Bersih PT HM Sampoerna Tbk.
2013 27,404,594 13,249,559 14,155,035 20,071,337 5,561,627 10,818,486
2014 28.380.630 14.882.516 13.498.114 20,500,062 6,781,763 10,181,083
Sumber : PT HM Sampoerna Tbk, data diolah ( 2015 )
Melalui Tabel 1.1 dapat kita ketahui bahwa dari tahun 2012 sampai tahun
2014 total aset, total utang, pendapatan, biaya dan laba bersih mengalami
kenaikan. Sementara itu untuk ekuitas pada tahun 2012 sampai 2013 mengalami
kenaikan namun kembali turun lagi pada tahun 2014. Melihat pencapaian
finansial perusahaan di tahun 2014, HM Sampoerna menyampaikan komitmen
Sampoerna untuk berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
luas melalui payung program “ Sampoerna untuk Indonesia” guna menunjang
nilai plus sehingga dapat menaikkan pencitraan dan memperbaiki keadaan laporan
keuangan di tahun 2015 (Sampoerna, 2015).
Selanjutnya untuk menunjang analisis rasio keuangan dapat diguanakan
analisis perbandingan antara perusahaan sejenis. Analisis perbandingan antara
perusahaan sejenis berpusat pada pos-pos yang terdapat pada laporan keuangan,
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membuat
penelitian yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja perusahaan pada PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk. periode 2012 - 2014 ditinjau dari laporan keuangan
dengan menggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas,
solvabilitas, dan profitabilitas?
2. Bagaimana prestasi perusahaan jika dibandingkan dengan
perusahaan sejenis?
C. Tujuan Tugas Akhir
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kinerja perusahaan pada PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk periode 2012 - 2014 dilihat dari rasio likuiditas,
solvabilitas, dan profitabilitas.
2. Untuk mengetahui prestasi PT HM Sampoerna Tbk jika
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi PT HM Sampoerna Tbk. untuk
memperbaiki kekurangan dan menyusun kebijakan-kebijakan
perusahaan pada periode selanjutnya.
2. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan referensi atau masukan dalam menghadapi masalah
yang sama atau penelitian sejenis dan sebagai sarana pengembangan
ilmu pengetahuan.
3. Bagi Peneliti
Selain sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya,
tugas akhir ini juga dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga
BAB II
PROFIL PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) tidak
terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun
1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual
rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan
kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi
dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih. Popularitas rokok kretek
tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama
keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti
kesempurnaan.
Tahun 1940 HM Sampoerna menjadi besar, dengan karyawan 1.300 orang
dan produksi tiga juta batang rokok per minggu, serta berjaya dengan Dji Sam
Soe. Perusahaan juga memiliki gedung pertunjukan modern di Surabaya. Setelah
usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat
tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai
di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya. Bangunan tersebut kemudian
juga dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang
dikenal sebagai Taman Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting
tangan. Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah museum yang mencatat
sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan
Tahun 1942 Pasukan Jepang menduduki Indonesia, dan HM Sampoerna
diambil alih begitu saja. Seeng Tee ditangkap, sedangkan keluarganya berhasil
menyelamatkan diri. Tahun 1949 HM Sampoerna akhirnya pulih kembali. Dji
Sam Soe kembali merebut hati pelanggan. Tahun 1956 Liem Seeng Tee
meninggal dunia, menyusul istrinya Tjiang Nio yang meninggal dua tahun
sebelumnya. Tiga tahun berikutnya HM Sampoerna bangkrut karena
berkembangnnya komunisme dan banyaknya investor asing yang masuk ke
segmen rokok linting mesin. Tahun 1965 pimpinan HM Sampoerna beralih
kepada Aga Sampoerna, HM Sampoerna kembali bangkit lagi dan berfokus pada
rokok linting tangan.
Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi pertama
kali pada tahun 1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna, kepala keluarga
Sampoerna generasi kedua. Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera
Sampoerna, mengambil alih kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah
kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan publik pada
tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan
ekspansi.
Selanjutnya Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu
perusahaan terkemuka di Indonesia. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian
Philip Morris International Inc. (PMI), salah satu perusahaan rokok terkemuka di
dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari
PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna. Jajaran Direksi dan
manajemen baru yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI
dengan PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang
telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu.
Pada tahun 2009, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 29,1% di pasar
rokok Indonesia, berdasarkan hasil AC Nielsen Retail Audit-Indonesia Expanded.
Pada akhir 2009, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaan mencapai
sekitar 28.300 orang. Sampoerna mengoperasikan enam pabrik rokok di
Indonesia, Sampoerna menjual dan mendistribusikan rokok melalui 59 kantor
penjualan di seluruh Indonesia.
Berikut adalah daftar rokok yang di produksi Sampoerna:
a) Dji Sam Soe (diluncurkan 1913)
b) Dji Sam Soe Super Premium (diluncurkan 2005)
c) Sampoerna Kretek (diluncurkan 1968)
d) Sampoerna Pas (diluncurkan 2009, warna coklat)
e) Panamas 1 (diluncurkan 1971)
f) Dji Sam Soe Magnum Filter (diluncurkan 2005)
g) Sampoerna U Bold (diluncurkan Maret 2015)
h) A Mild (diluncurkan 1989)
i) A Mild Menthol (diluncurkan 1998)
j) A Gold TRI-ZONE Filter (diluncurkan Oktober 2013)
k) A Mild Blue (diluncurkan April 2015)
l) U Mild (diluncurkan 2005)
m) U Mild Cool (diluncurkan 2011)
n) Vegas Mild (diluncurkan 2012)
p) Dji Sam Soe Magnum Blue (diluncurkan 2014)
q) A Volution (diluncurkan 2007)
r) A Volution Menthol (diluncurkan 2007)
s) Marlboro
1. Marlboro Lights
2. Marlboro Menthol
3. Marlboro Menthol Lights
4. Marlboro Black Menthol
5. Marlboro Ice Blast
Beberapa rokok yang sudah tidak berfungsi atatu di produksi:
a) A International
b) A Medium
c) A King Size
d) Sampoerna A Exclusive
e) Sampoerna A Slims
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Sampoerna digambarkan dengan „Falsafah Tiga Tangan‟. Masing
-masing dari ketiga „Tangan‟, mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra
usaha, serta masyarakat luas. Ketiganya merupakan pemangku kepentingan utama
yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visinya menjadi perusahaan
yang paling terkemuka di Indonesia.
Misi Sampoerna adalah selalu berupaya untuk memenuhi atau melebihi
a) Menyediakan produk-produk berkualitas tinggi bagi perokok dewasa
dengan kategori harga pilihan mereka.
Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi rokok berkualitas
tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai
melalui penawaran produk yang relevan dan inovasi untuk memenuhi
selera konsumen yang dinamis.
b) Memberikan kompensasi yang kompetitif dan lingkungan kerja yang baik
kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha.
Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan
kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan karir dan diri adalah
kunci utama dalam membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di
sisi lain, mitra usaha Sampoerna juga berperan penting dalam keberhasilan
Perseroan dan kami mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka
untuk memastikan vitalitas dan keberlangsungan mereka.
c) Memberikan sumbangsih bagi masyarakat luas.
Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di
seluruh Indonesia. Dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan
dan kontribusi Perseroan, kami memfokuskan pada kegiatan
pemberdayaan ekonomi, pendidikan, pelestarian lingkungan, dan
Makna Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT. HM Sampoerna
1. 1913 melambangkan tahun dimana Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee
berdiri.
2. Anggada Paramita dalam bahasa sansekerta diartikan “menuju
kesempurnaan”.
3. Dua Singa melambangkan Singa Betina mengasuh bayi simbol kesuburan
sampai ke anak cucu, Singa Jantan menginjak bola dunia lambang pemersatu
bangsa, karena masih kental dengan budaya Tiongkok.
4. 9 bintang melambangkan angka kemujuran (hoki).
5. Filsafat Tiga Tangan melambangkan simbol kerjasama.
C. Struktur Organisasi
Setiap perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari terdiri dari
beberapa bagian, dimana bagian yang satu dengan yang lain saling berkaitan erat
dan dibutuhkan adanya struktur organisasi yang jelas untuk menunjukkan
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT HM Sampoerna
D. Uraian Tugas ( Job Description )
Salah satu kunci kesuksesan Sampoerna adalah ketaatan terhadap
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Sebagai perusahaan publik tercatat yang
merupakan bagian dari PMI ( Philip Morris International ), penerapan tata kelola
perusahaan yang baik menjadi suatu keharusan bagi Sampoerna.
Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian
yang ada berdasarkan struktur organisasi PT HM Sampoerna:
1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Rapat umum pemegang saham berada paling atas struktur organisasi
perusahaan, yang biasanya diadakan setiap setahun sekali pada akhir juni.
Didalam rapat tersebut direksi berkewajiban memberikan laporan perihal
harus ditentukan dan disetujui, dan juga dalam RUPS ini dilakukan
penunjukan akuntan publik yang terdaftar.
2. Dewan Komisaris
Terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan dua orang anggota komisaris.
Tugas utama dari dewan komisaris yaitu mempunyai wewenang untuk
memberhentikan direksi apabila terdapat suatu tindakan dari direksi yang
bertentangan dengan anggaran dasar dan tujuan dari perusahaan.
3. Direksi
Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan 2 orang direktur yang secara
bersama-sama mempunyai hak dan wewenang mewakili dan bertindak atas
nama Direksi.
4. Direktur Pelaksana (CEO)
Tugas Direktur Pelaksana yaitu :
1) Mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan termasuk sumber
dayamanusia (SDM), Administrasi, pemasaran, manufacturing, litbang dan
keuangan.
2) Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada para pelaksana dan
mengawasi keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab serta
memastikan bahwa prosedur kerja di dalam perusahaan berjalan lancar.
5. Divisi Sumber Daya Manusia
1) Personalia
Bagian ini bertugas melaksanakan sistem pengolaan dan pemeliharaan
peraturan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan maupun hukum yang
mengatur mengenai pengelolaan perusahaan.
2) Rencana Pengembangan
Bagian ini bertugas menyediakan sistem rekrutmen dan seleksi tenaga
kerja bagi perusahaan, menyediakan sistem pelatihan dan pengembangan
SDM dan menyediakan system evaluasi terhadap SDM.
3) Kesejahteraan
Bagian ini bertugas menyediakan system pemberian tunjangan yang sesuai
dengan karyawan.
6. Divisi Administrasi
1) Bagian umum bertugas menyelesaikan pendokumentasianatas
dokumen-dokumen penting perusahaan serta penyusunandaftar hadir.
2) Bagian Hukum bertugas membuat serta mengontrolterhadap pelaksanaan
hukum yan berlaku di perusahaan.
3) Bagian Hubungan Masyarakat bertugas memberikan keteranganmengenai
perusahaan pada masyarakat
7. Divisi Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas menganalisa pemasaran, perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian hasil produksi sampai ketangan konsumen.
8. Divisi Manufacturing
Bertugas menyediakan dan mengontrol bahan baku yang akan diproses
sehingga menghasilkan produk yang diinginkan. Mengontrol atas produk
yang sedang diracik sampai produk tersebut selesai serta mengecek jalannya
9. Divisi Litbang ( Penelitian dan Pengembangan )
Divisi ini terdiri dari bagian Laboratorium, Pengembangan Produk,
Pengontrolan mutu dan penelitian dasar.
10.Divisi Keuangan
1) Bagian bendahara bertugas menangani masalah dana.
2) Bagian akuntansi bertugas menangani pemuatan laporan keuangan dan
aktualisasi.
3) Bagian EDP ( Electronic Data Processing ) bertugas memproses data-data
yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, mulai darimenginput data
baru, mengolah dan meyeleksi data yang sudah ada.
E. Kinerja Usaha Terkini
PT. HM Sampoerna menjalankan program tata kelola perusahaan yang baik
dan ditujukan untuk melindungi seluruh pemangku kepentingan Sampoerna.
Komitmen tersebut mereka wujudkan dengan mengembangkan dan menjaga
standar kepatuhan, perilaku tanggung jawab dan integritas yang tertinggi di
seluruh lapisan organisasi Sampoerna. Sampoerna menetapkan standar kepatuhan
dan integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku
(code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afiliasi PMI termasuk Sampoerna,
dikomunikasikan kepada seluruh karyawan Sampoerna.
Program pelatihan diadakan secara berkala dan partisipasi karyawan diawasi
dengan seksama. Sampoerna adalah perusahaan global yang mempekerjakan lebih
dari 85.000 orang di berbagai fasilitas pabrik dan kantor penjualan di seluruh
selalu menerapkan standar yang sama persis untuk memastikan kualitas prima
yang diharapkan para perokok merek Sampoerna.
Operasional HM Sampoerna sehari-hari tidak hanya meliputi produksi
rokok, tetapi juga mencakup cara berbisnis dan berinteraksi dengan dunia di luar
kantor, baik secara lokal ataupun global. Salah satu tujuan utama Sampoerna
adalah menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, di tingkat lokal
maupun global.
Di setiap negara tempat produk dipasarkan, selalu dipandu oleh prinsip
dasar yang sama yaitu:
1) Menyampaikan dampak serius merokok terhadap kesehatan.
2) Menganjurkan regulasi tembakau yang efektif, berdasarkan bukti serta
berlandaskan pada prinsip pengurangan bahaya.
3) Mendukung pelaksanaan dan pemberlakuan tegas ketentuan yang
mengatur usia minimum pembelian produk tembakau. Bekerjasama erat
bersama pengecer dan mitra lain untuk menerapkan program pencegahan
merokok di kalangan anak dan remaja.
4) Bekerja sama dengan pembuat kebijakan, lembaga penegak hukum, dan
pihak pengecer untuk memerangi perdagangan ilegal rokok palsu dan
selundupan.
5) Menerapkan kebijakan dan program untuk menjalankan operasi yang
mendukung keberlanjutan, termasuk mengurangi penggunaan sumber daya
alam, menurunkan emisi karbon, mendaur ulang serta mengurangi limbah.
6) Bekerja sama dengan petani dan pemasok untuk mengembangkan
7) Melalui program Agricultural Labor Practices (ALP / Praktik Tenaga
Kerja Pertanian), Bekerja sama dengan pemasok dan petani, lembaga
masyarakat, dan pemerintah untuk mengatasi masalah pekerja, anak dan
pelanggaran lainnya tentang ketenagakerjaan terkait dengan mata rantai
pasokan.
PT. HM Sampoerna adalah salah satu perusahaan yang memberikan
pendapatan negara yang cukup besar melalui pembayaran pajak. Namun, tidak
bisa dipungkiri persaiangan sangatlah ketat. Tahun 2014 adalah tahun yang
menantang, ditandai oleh kompetisi yang semakin ketat serta preferensi konsumen
yang berubah dengan cepat, terutama dalam segmen Sigaret Kretek Tangan
(SKT). Sampoerna mengalami penurunan volume penjualan segmen SKT sebesar
22,9% pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun
dibandingkan dengan volume penjualan SKT Sampoerna yang sangat lemah pada
kuartal pertama 2014, volume penjualan SKT pada kuartal pertama 2015 tetap
menunjukkan tren penurunan sebesar 7,1% dibandingkan dengan periode yang
sama di tahun tahun sebelumnya. Namun, portofolio Sigaret Kretek Mesin (SKM)
tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan peningkatan volume sebesar
9% di tahun 2014.
Sampoerna dan Philip Morris Indonesia juga mempertahankan peranannya
sebagai salah satu kontributor pajak terbesar bagi Pemerintah Indonesia. Pada
tahun 2014, Sampoerna dan Philip Morris Indonesia membayar pajak dengan total
lebih dari Rp52 triliun, yang terdiri dari cukai, pajak pertambahan nilai, pajak
Sampoerna melaporkan kenaikan pendapatan dan laba bersih yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kinerja yang lemah di kuartal pertama tahun 2014.
Sampoerna menghasilkan penjualan bersih sebesar Rp21,6 triliun pada
kuartal pertama tahun 2015, mengalami kenaikan sebesar 17,7% dari Rp18,3
triliun pada kuartal pertama tahun 2014. Laba bersih tumbuh menjadi Rp2,9
triliun dari Rp2,8 triliun pada periode yang sama di tahun 2014. Dalam RUPS
Sampoerna bulan April ini, Sampoerna telah menyetujui pembagian dividen
sebesar Rp 4.273.425.000.000 atau Rp 975 per lembar saham. Sampoerna juga
berhasil mendapatkan beberapa penghargaan atas kepedulian akan lingkungan
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan menuangkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam bentuk laporan. Diantara laporan yang dibuat adalah laporan keuangan
yang berisi informasi keuangan perusahaan yang memungkinkan manajer untuk
menelaah kinerja dari perusahaan tersebut. Sadeli ( 2009 : 18 ) laporan keuangan
adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi
keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode
tertentu.
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan
akuntansi suatu kesatuan usaha. Laporan itu diperlukan oleh pihak yang
berkepentingan, antara lain: manajer perusahaan, pemilik perusahaan, bankir,
kreditor, investor, pemerintah, dan lembaga lain. Sadeli (18 : 2009 ) tujuan umum
laporan keuangan, antara lain sebagai berikut:
1) Menyajikan informasi yang dapat di andalkan tentang kekayaan dan
kewajiban.
2) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan
bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha.
3) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan
bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha.
4) Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
5) Menyajikan informasi lain yang sesuai/relevan dengan keperluan para
pemakainya.
B. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
terdiri dari 3 (tiga) laporan keuangan utama, yaitu:
a) Neraca
Nafarin ( 77 : 2013 ) Neraca (Balance Sheet) adalah laporan berupa daftar
yang disusun secara bersistem tentang aset, utang, dan modal sendiri dari suatu
organisasi pada suatu saat tertentu. Suatu saat tertentu artinya saat penutupan buku
dan penentuan sisanya ada tanggal tertentu.
b) Laporan Laba rugi
Nafarin ( 76 : 2013 ) Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan
berupa daftar yang disusun secara bersistem tentang dapatan (revenue), beban
(expense), dan laba-rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.
c) Laporan Arus Kas
Syahyunan ( 2013 : 33 ) laporan arus kas menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan
dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas
C. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan untuk melihat kondisi keuangan pada setiap
periode tertentu. Namun agar dapat secara jelas melihat perkembangan kondisi
keuangan, dibutuhkan perbandingan antara perusahaan yang sejenis. Pada kasus
ini akan dilakukan perbandingan antara PT HM Sampoerna Tbk. dengan PT
Gudang Garam Tbk.
a) Laporan Neraca PT HM Sampoerna Tbk. dan PT Gudang Garam Tbk. per
31 Desember 2012 - 2014. Berikut ini Tabel laporan neraca PT HM
Sampoerna Tbk. per 31 Desember 2012 - 2014.
TABEL 3.1
PT HM Sampoerna Tbk. NERACA
Per 31 Desember 2012 - 2014 (dalam jutaan rupiah)
KETERANGAN TAHUN
2012 2013 2014
ASET Asetlancar
Kasdansetarakas 783,505 657,276 65,086
Piutangusaha 1,372,754 1,599,427 1,097,937
Persediaan 15,669,906 17,332,558 17,431,586
Pajak dibayar dimuka 599,090 664,518 678,534
Uang pembelian tembakau 2,506,777 957,295 1,328,672
Biaya dibayar dimuka 160,797 176,707 171,411
Aset tetap untuk dijual 35,484 10,049 4,288
Total AsetLancar 21,128,313 21,247,830 20,777,514 Asettetap
Investasi pada entitas asosiasi 24,783 34,232 48,374
Properti investasi 141,005 363,614 435,991
Aset tetap 4,115,078 4,708,669 5,919,600
Tanah untuk pengembangan 144,139 115,831 114,900
Good will 60,423 60,423 60,423 Aset tidak lancar lainnya 468,924 574,203 804,448 Total AsetTetap 5,119,214 6,156,764 7,603,116
TOTAL ASET 26,247,527 27,404,594 28,380,630
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajibanlancar
Pinjaman 2,306,203 2,442,000 2,835,478
Utangusaha dan lainnya 2,404,289 2,193,703 2,761,472
Utangpajak 1,368,296 1,409,876 1,106,481
Utangcukai 5,295,906 5,474,067 6,164,841
Akrual 87,031 77,249 120,209
Liabilitas imbalan kerja 386,842 415,187 507,145
Pendapatan tangguhan 23,822 48,165 79,645
Liabilitas jangka pendek lainnya - 43,681 5,329
Liabilitas sewa pembiayaan 25,588 19,862 19,630
Total kewajibanlancer 11,897,977 12,123,790 13,600,230 Kewajiban jangka panjang
Liabilitas imbalan kerja 854,970 415,187 507,145
Liabilitas pajak tangguhan 5,091 636 730
Liabilitas sewa pembiayaan 56,037 34,213 33,455
Pendapatan 125,032 153,774 75,485
Total KewajibanJangkaPanjang 1,041,130 1,125,769 1,282,286 TOTAL KEWAJIBAN 12,939,107 13,249,559 14,882,516
Ekuitas
Modal 438,300 438,300 438,300
Tambahan modal disetor 136,937 120,622 99,396
Selisih kurs 647,317 646,209 646,270
Ekuitas lainnya (29,721) (29,721) (29,721)
Saldo laba 12,115,587 12,979,625 12,343,809
Total Ekuitas 13,308,420 14,155,035 13,498,114 TOTAL KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
26,247,527 27,404,594 28,380,630
b) Laporan Laba Rugi PT HM Sampoerna Tbk. per 31 Desember 2013-
2014. Berikut ini Tabel laporan laba rugi PT HM Sampoerna Tbk. per 31
Desember 2013- 2014.
TABEL 3.2
PT HM Sampoerna Tbk. Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2012 - 2014
(dalam jutaan rupiah)
KETERANGAN TAHUN
2012 2013 2014
Penjualan bersih 66,626,123 75,025,207 80,690,139 Harga Pokok Penjualan (48,118,835) (54,953,870) (60,190,077)
Laba kotor 18,507,288 20,071,337 20,500,062
Bebanpenjualan (4,183,635) (4,027,561) (5,295,372) Beban umum dan administrasi (973,203) (1,443,500) (1,399,271)
Beban lain-lain (114,523) (317,237) (263,106)
Penghasilan keuangan 120,025 48,866 57,465
Penghasilan lain-lain 59,383 237,451 151,822
Biaya keuangan (34,684) (69,075) (47,416)
Bagian entitas asosiasi 2,606 9,449 14,115
Laba sebelum pajak 13,383,257 14,509,710 13,718,299 Beban pajak penghasilan (3,437,961) (3,691,224) (3,537,216)
Laba tahun berjalan 9,945,296 10,818,486 10,181,083 Laba / rugi komprehensif
lain (279,750) (21,058) (332,176)
JUMLAH LABA 9,805,421 10,807,957 10,014,995
D. Rasio Keuangan
1) Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Sofyan (2013 : 297), Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh
dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara
utang dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan
total penjualan, dan sebagainya.
Sebuah rasio tidak dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, maka
sejumlah rasio keuangan haruslah diukur atau digunakan secara bersama-sama.
Namun demikian, jika hanya satu aspek saja yang ingin dinilai maka pengukuran
atau penggunaan satu atau dua rasio keungan dianggap sudah mencukupi.
Menurut Munawir ( 2007 : 65 ) penentuan standar rasio sebagai pembanding tidak
dapat digunakan sebagai ukuran yang pasti karena standar ratio untuk industri
merupakan hasil rata-rata dari beberapa perusahaan yang sejenis yang mempunyai
kondisi keuangan yang berbeda-beda, ada yang kondisi keuangannya baik dengan
operasi yang menguntungkan dan ada yang sebaliknya.
Analisis rasio menurut Sofyan (2013 : 298), memiliki beberapa keunggulan
dibanding teknik analisis lainnya, yaitu:
a) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
b) Pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan lapora
keuangan yang sangat rinci dan rumit.
d) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-score)
e) Menstandarisir size perusahaan.
f) Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan secara periodik “time series.
g) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang.
Sedangkan menurut Syahyunan ( 92 : 2013 ), analisis memiliki beberapa
kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya.
a) Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industry dari perusahaan yang
dianalisis, khususnya apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa
bidang usaha.
b) Perbedaan dalam metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan rasio
yang berbeda pula, misalnya perbedaan dalam metode penyusutan aset
tetap atau penilaian persediaan.
c) Penggunaan tahun fiskal yang berbeda juga dapat menghasilkan perbedaan
analisis.
d) Kesesuaian antara besarnya hasil analisis rasio keuangan dengan standar
industri tidak menjamin bahwa perusahaan telah menjalankan aktivitasnya
2) Jenis-jenis Rasio Keuangan a. Rasio Likuiditas
Samryn (2014 : 416) secara umum rasio likuiditas merupakan suatu
perbandingan antara total aset lancar dengan total utang lancar. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan menutupi utang-utang jangka pendeknya
dengan aset lancar. Rasio likuiditas diukur dengan:
1) Current Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan aset
lancar yang tersedia. Standar current ratio yang baik adalah 2:1. Current
ratio200% kadang sudah memuaskan bagi perusahaan, namun tergantung jumlah
modal kerja dan beberapa faktor.
Munawir (2007 : 72) current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor
jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutan-hutang
tersebut. Suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu
menjamin dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena
proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.
2) Quick Ratio
Syahyunan (2013 : 93) rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aset yang lebih
3) Cash Ratio
Syahyunan (2013 : 93) rasio in digunakan untuk menghitung kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia
dan surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan.
4) Net Working Capital
Syahyunan (2013 : 93) rasio ini digunakan untuk menghitung berapa
kelebihan aset lancar di atas utang lancar.
b. Rasio Solvabilitas
Sofyan (2013 : 303) rasio solvabilitas mengambarkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajiban
apabila perusahaan likuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya
jangka panjang sperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.
1) Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan
dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap
2) Debt to Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah
modal yang dijadikan sebagai jaminan utang.
c. Rasio Profitabilitas
Sofyan (2013 : 304) Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang
adaseperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya.
1) Return On Investment (ROI)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih
yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
2) Return On Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih
h) Analisis Rasio Keuangan
1. Analisis Rasio Keuangan PT HM Sampoerna Tbk.
Tabel 3.3
Analisis Rasio Keuangan PT HM Sampoerna Tbk. Periode 2012-2014
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel 3.3 diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
tentang keadaan perusahaan disetiap rasio-rasio keuangan tersebut. Berikut adalah
penjabaran tentang penilaian kinerja PT HM Sampoerna Tbk.
a. Rasio Likuiditas 1) Current Ratio
Current ratio pada PT HM Sampoerna Tbk. tahun 2012 sebesar 177%
sedangkan pada tahun 2013 sebesar 175% dan tahun 2014 sebesar 153%. Setiap
sedangkan dijamin oleh Rp 175,- aset lancar pada tahun 2013 dan Rp 153,- aset
lancar pada tahun 2014. Hal ini berarti current ratio pada tahun 2012 lebih baik
jika dibandingkan dengan tahun 2013, namun tahun 2014 lebih rendah jika
dibandingkan dengan tahun 2013. Nilai current ratio dari tahun 2012 ke tahun
2013 mengalami kenaikan sebesar 2%, sedangkan tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami penurunan sebesar 22%. Hal ini disebabkan jumlah kewajiban lancar
dari tahun 2013 ke tahun 2014 terus mengalamipeningkatan dan sebaliknya, dari
tahun 2012 ke tahun 2013 jumlah kawajiban lancar mengalami penurunan.
2) Quick Ratio
Quick ratio pada PT HM Sampoerna Tbk. tahun 2012 sebesar 45,9%
sedangkan tahun 2013 sebesar 32,3% dan tahun 2014 sebesar 24,6%. Setiap Rp
100,- kewajiban lancar dijamin Rp 45,9,- aset lancar pada tahun 2012 sedangkan
ditanggung sebesar Rp 32,3,- asset lancar pada tahun 2013 dan Rp 24,6 pada
tahun 2014. Quick ratioterbaik adalah pada tahun 2012, namun tahun 2013
sempat mengalami penurunan dan kembali mengalami penurunan pada 2014.
Pada tahun 2012 total kewajiban lancar dapat ditutupi oleh aset yang lebih lancar
sebesar 45,9% namun mengalami penurunan di tahun 2013, posisi total kewajiban
lancar dapat ditutupi oleh aset lancarnya sebesar 32,3%, sedangkan di tahun 2014
kemampuan aset yang lebih lancar hanya mampu memenuhi total kewajiban
lancarnya sebesar 24,6%.
3) Cash Ratio
Cash ratioPT HM Sampoerna Tbk.pada tahun 2012 sebesar 6,6%, tahun
2013 sebesar 5,4% dan tahun 2014 sebesar 0,5%. Setiap Rp 100,- kewajiban
pada tahun 2013 dan Rp 0,5,- pada tahun 2014. Hal ini berarti kemampuan
perusahaan melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan
menggunakan kas atau setara kas yang tersedia di tahun 2012 jauh lebih baik
dibandingkan pada tahun 2013 dan tahun 2014.
4) Net Working Capital
Net working capitalPT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2012 dan 2013
mempunyai selisih nilai persentase sebesar 1,9% sedangkan pada tahun 2013 dan
2014 mempunyai selisih persentase nilai sebesar 8%. Berarti investasi dan dana
yang diperoleh tahun 2012 lebih besar dibandingkan tahun 2013, namun investasi
dan dana yang diperoleh tahun 2013 jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun
2014.
Dari keempat komponen rasio likuiditas tersebut, maka dapat terlihat bahwa
kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan asset lancar yang
dimiliki perusahaan. Meskipun terjadi penurunan terhadap rasio-rasio likuiditas
tersebut dari tahun 2012 ke tahun 2014.
b. Rasio Solvabilitas 1) Debt Ratio
Debt ratioPT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2012 sebesar 49,3%, tahun
2013 sebesar 48,3% dan pada tahun 2014 sebesar 52,4%. Setiap Rp 100,- aset
dijamin oleh Rp 49,3,- kewajiban pada tahun 2012, sebesar Rp 48,3,- kewajiban
pada tahun 2013 dan Rp 52,4,- pada tahun 2014. Nilai debt ratio mengalami
ketahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 4,1%. Penurunan dan peningkatan
nilai tersebut menunjukkan semakin kecil ataupun besar jumlah pinjaman yang
digunakan dalam menghasilkan keuntungan. Hal ini berarti debt rasio pada tahun
2013 sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan tahun 2014.
2) Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratioPT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2012 sebesar 90,2%
selanjutnya pada tahun 2013 sebesar 86,7% dan pada tahun 2014 sebesar 100,7%.
Setiap Rp 100,- kewajiban dijamin oleh Rp 90,2,- modal kemudian Rp 86,7,-
modal pada tahun 2013 dan Rp 100,7,- pada tahun 2014. Nilai debt to equity ratio
mengalami penurunan sebesar 3,5% dari tahun 2012 ke tahun 2013 sedangkan
dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 14%. Modal yang
dijadikan sebagai jaminan utang menurun dari tahun 2012 ke tahun 2013
sedangkan peningkatan terjadi dari tahun 2013 ke tahun 2014. Peningkatan nilai
menunjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan utang pada tahun
2014 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2013, sebaliknya penurunan berarti
modal yang dijadikan sebagai jaminan mulai menurun. Hal ini berarti debt
toequity rasio pada tahun 2012 dan 2014 lebih baik dari tahun 2013.
Dari kedua komponen rasio solvabilitas tersebut, maka dapat terlihat
bahwa struktur pembiayaan perusahaan lebih banyak menggunakan pinjaman
dibanding modal. Hal ini akan menyulitkan bagi perusahaan untuk mendapatkan
tambahan pinjaman apalagi jika melihat besarnya pesentase yang meningkat pada
c. Rasio Profitabilitas 1) Return On Investment (ROI)
Return on investmentPT HM Sampoerna Tbk. pada tahun 2012 sebesar
37,9% kemudian tahun 2013 sebesar 39,5% dan pada tahun 2014 sebesar 35,9%.
Setiap Rp 100,- total asset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 37,9,-
pada tahun 2012, Rp 39,5 laba bersih pada tahun 2013 dan Rp 35,9,- pada tahun
2014. Dalam hal ini berarti return on investment pada tahun 2013 lebih baik jika
dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2014 karena kontribusi total aset terhadap
laba bersih di tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2012 dan
2014. Dengan demikian telah terjadi penurunan kinerja dalam menghasilkan laba
perusahaan.
2) Return On Equity (ROE)
Return on equity pada tahun 2012 sebesar 74,7% selanjutnya 2013 sebesar
76,4% dan pada tahun 2014 sebesar 75,4%. Setiap Rp 100,- total aset yang
dimiliki perusahaan akan mengembalikan sebesar 74,7% investasi di tahun 2012,
sebesar 76,4% investasi pada tahun 2013 dan 75,4% pada tahun 2014. Dalam hal
ini berarti return on equity pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan
tahun 2014 dan tahun 2012. Nilai return on equity mengalami peningkatan
sebesar 1,27%, selanjutnya mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun 2013 ke
tahun 2014.
Dari kedua komponen rasio-rasio profitabilitas PT HM Sampoerna Tbk.
terlihat bahwa perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun 2012, tahun 2013
yaitu mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013, meskipun pada
tahun 2014 komponen rasio-rasio tersebut mengalami penurunan kembali.
Dari penjelasan diatas maka dapat terlihat bahwa PT HM Sampoerna Tbk.
dinilai dari rasio likuiditas mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013
lalu mengalami penurunan kembali pada tahun 2014. Artinya perusahaan semakin
mengalami penurunan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan
pada rasio solvabilitas perusahaan mengalami fluktuasi dalam menlunasi
kewajiban jangka panjangnya, dari tahun 2012 mengalami penurunan ke tahun
2013, namun dari tahun 2013 mengalami peningkatan ke tahun 2014. Kemudian
pada rasio profitabilitas dapat kita lihat kinerja perusahaan dalam memperoleh
laba melalui semua kemampuan juga berfluktuasi dari tahun 2012 mengalami
peningkatan ke tahun 2013 kemudian dari tahun 2013 mengalami penurunan ke
tahun 2014 walaupun penurunannya tidak drastis.
2. Analisis Perbandingan
Peneliti membandingkan analisis rasio keuangan PT HM Sampoerna Tbk
dengan PT Gudang Garam Tbk, agar dapat melihat seberapa besar prestasi
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan pesaing yang sejenis.
Menurut Sofyan (2013 : 228) dalam melakukan perbandingan ini perlu
diyakinkan bahwa:
a) Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
b) Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan, bukan
c) Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk
laporan laba rugi dan komponennya.
Tabel 3.4
Analisis Rasio Perbandingan
PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk Per 31 Desember 2014
Sumber : PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk, 2015 (data diolah)
Dari perbandingan pada tabel 3.4 diatas, maka dapat terlihat posisi prestasi
perusahaan saling bersaing ditahun 2014. Berikut adalah penjeasan rasio
keuangan antar perusahaan.
a. Rasio Likuiditas 1) Current Ratio
Current ratio yang terjadi tahun 2014pada HM Sampoerna sebesar 153%
lancar dijamin oleh Rp 153,- aset lancar pada HM Sampoerna, sedangkan Rp
162,- aset lancar pada Gudang Garam. Hal ini berarti current ratio pada Gudang
Garam lebih baik jika dibandingkan dengan HM Sampoerna, dengan selisih
persentasi sebesar 9%. Hal ini berarti PT Gudang Garam Tbk. lebih baik dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo
dibandingkan dengan PT HM Sampoerna Tbk.
2) Quick Ratio
Quick ratioyang terjadipada HM Sampoernaadalah sebesar 24,6%
sedangkan Gudang Garam adalah sebesar 16%. Berarti setiap Rp 100,- kewajiban
lancar dijamin oleh Rp 24,6,- aset lancar pada HM Sampoerna sedangkan
ditanggung sebesar Rp 16,- aset lancar pada Gudang Garam. Dengan melihat
selisih perusahaan yaitu 8,6% maka quick ratio pada HM Sampoerna jauh lebih
baik jika dibandingkan dengan Gudang Garam. Artinya, PT HM Sampoerna Tbk.
dapat membayar kewajiban jangka pendek dengan aset yang lebih likuid di
perusahaannya lebih baik jika dibandingkan dengan PT Gudang Garam Tbk.
3) Cash Ratio
Cash ratio pada HM Sampoerna adalah sebesar 0,5% sedangkan Gudang
Garam adalah 6,7%. Berarti setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp
0,5,- aset lancar, sedangkan Gudang Garam dapat menanggung setiap Rp 100,-
kewajiban lancarnya dengan Rp 6,7,- aset lancar. Hal ini menunjukkan bahwa PT
Gudang Garam Tbk. lebih baik dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan kas ataupun surat berharga yang dapat diuangkan dibandingkan dengan
4) Net Working Capital
Hasil perbandingan rasio Net working capital pada HM Sampoerna dan
Gudang Garam adalah sama yaitu 25,3%. Berarti investasi dan dana yang
diperoleh kedua perusahaan mempunyai prestasi yang sama.
b. Rasio Solvabilitas 1) Debt Ratio
Debt ratio pada HM Sampoerna sebesar 52,4% dan pada Gudang Garam
sebesar 43%. Setiap Rp 100,- aset dijamin oleh Rp 52,4,- kewajiban, sebesar Rp
43,- kewajiban pada Gudang Garam. Selisih nilaidebt ratio antara PT HM
Sampoerna Tbk dengan PT Gudang Garam Tbk adalah sebesar 9,3%. Hal ini
berarti debt rasio pada PT Gudang Garam sedikit lebih baik jika dibandingkan
dengan PT HM Sampoerna.
2) Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio pada PT HM Sampoerna Tbk sebesar 100,7%
selanjutnya pada PT Gudang Garam sebesar 72,6%. Setiap Rp 100,- kewajiban
dijamin oleh Rp 100,7,- modal pada HM Sampoerna, kemudian Rp 72,6,- modal
pada Gudang Garam. Nilai debt to equity ratio mempunyai selisih nilai 28,1%.Hal
ini berarti PT Gudang Garam Tbk lebih sedikit efisien dalam memakai modal
yang dijadikan sebagai jaminan utang dibandingkan PT HM Sampoerna Tbk,
c.Rasio Prifitabilitas 1) Return On Investment (ROI)
Return on investment pada PT HM Sampoerna Tbk adalah sebesar 35,9%
dan pada PT Gudang Garam Tbk adalah sebesar 9,3%. Setiap Rp 100,- total asset
turut memberikan kontribusi sebesar Rp 35,9,- laba bersih pada HM Sampoerna
dan Rp 9,3,- laba bersih pada Gudang Garam. Dalam hal ini berarti return on
investment (ROI) pada PT HM Sampoerna Tbk lebih baik jika dibandingkan
dengan PT Gudang Garam Tbk, karena kontribusi total aset terhadap laba bersih
pada PT HM Sampoerna Tbk lebih besar jika dibandingkan pada PT Gudang
Garam Tbk.
2) Return On Equity (ROE)
Return on equity pada PT HM Sampoerna Tbkadalah sebesar 75,4%
selanjutnya pada PT Gudang Garam Tbk adalah sebesar 16,2%. Setiap Rp 100,-
total aset yang dimiliki perusahaan akan mengembalikan sebesar 75,4% investasi
pada HM Sampoerna, kemudian sebesar 16,2% investasi pada Gudang Garam.
Dalam hal ini berarti return on equity pada PT HM Sampoerna Tbk lebih baik jika
dibandingkan dengan PT Gudang Garam Tbk.
Dari ketiga analisis yang telah peneliti lakukan maka dapat terlihat prestasi
atas perbandingan PT HM Sampoerna Tbk. dan PT Gudang Garam Tbk sebagai
berikut:
1. Melihat dari analisis rasio likuiditas yaitu melalui current ratio, quick
ratio, cash rato, dan net working capital, maka dapat terlihat bahwa PT
Gudang Garam memiliki prestasi kerja lebih baik dibandigkan PT HM
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo dan dalam membayar
kewajiban jangka pendek menggunakan kas. Namun tidak dengan aset
yang lebih likuid melunasi kewajiban jangka pendeknya.
2. Melihat dari analisis rasio solvabilitas yaitu melalui debt ratio dan debt to
equity ratio, maka dapat terlihat bahwa PT Gudang Garam Tbk dapat
bekerja lebih baik dalam membayar kewajiban jangka panjang dilihat dari
aset perusahaan maupun modal dibandingkan dengan prestasi PT HM
Sampoerna Tbk.
3. Melihat dari analisis rasio profitabilitas yaitu melalui return on investment
(ROI) dan return on equity (ROE, maka dapat terlihat bahwa PT HM
Sampoerna Tbk memiliki prestasi perusahaan yang lebih baik dalam
mendapatkan laba dari semua kemampuan sperti aset dan ekuitas
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka
peneliti akan memaparkan kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi
perkembangan perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang.
A.Kesimpulan
Setelah peneliti membahas dan menganalisis penelitian yang berhubungan
dengan analisis rasio keuangan pada PT HM Sampoerna Tbk, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas PT HM Sampoerna Tbk dari tahun 2012, 2013, dan 2014
mengalami fluktuasi bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash
Ratio, dan Net Working Capital. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa
rasio likuiditas yang paling baik adalah pada tahun 2012.
2. Rasio solvabilitas PT HM Sampoerna Tbk dari tahun 2012, 2013, dan
2014 bila dilihat dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio adalah kurang
baik karena sempat mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013
namun kembali mengalami peningkatan pada tahun 2014 yang
menunjukkan bahwa semakin besar hutang perusahaan dibanding modal
sendiri dan semakin besar pula hutang yang digunakan dalam
menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.
3. Rasio profitabilitas PT HM Sampoerna Tbk dari tahun 2012, 2013, dan
(ROE) pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan, namun
pada tahun 2013 ke tahun 2014 kembali mengalami penurunan. Hal ini
berarti perusahaan masih belum dapat menstabilkan keadaan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih jika dibandingkan dnegan prestasi dari
tahun ketahun.
4. Prestasi PT HM Sampoerna Tbk jika dibandingkan dengan perusahaan
sejenis yaitu PT Gudang Garam Tbk menggunakan analisis rasio keuangan
yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Maka
terlihat bahwa prestasi PT HM Sampoerna Tbk periode 2014 dibawah dari
prestasi PT Gudang Garam Tbk. Artinya, sangat besar kemungkinan PT
HM Sampoerna Tbk dapat digeser popularitasnya oleh perusahaan pesaing
seperti PT Gudang Garam Tbk jika manajemen perusahaan tidak cepat
memperbaiki kinerja perusahaan baik secara internal maupun eksternal.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang
dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Secara umum kinerja keuangan PT HM Sampoerna Tbk yang telah
dianalisis berdasarkan rasio keuangan yaitu likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas sudah cukup baik pergerakannya dari tahun 2012 ke tahun
2013 namun keadaan kembali menurunkan angka prestasi perusahaan dari
tahun 2013 ke tahun 2014. Hal ini dapat terlihat dengan menurunnya
kinerja perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek maupun
dikarenakan perusahaan yang tidak mampu menahan faktor eksternal
maupun internal yang menghambat laju prestasi laporan keuangan.
2. Laporan keuangan jika dinilai dari rasio keuangan pada PT HM Sampoerna
Tbk. terus mengalami fluktuasi dari tahun 2012, 2013, dan 2014. Dimana,
rasio keuangan pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan dan
kembali menurun pada tahun 2013 ke tahun 2014. Sebaiknya laporan
keuangan PT HM Sampoerna Tbk dapat dipertahankan, meskipun
peningkatan yang terjadi bernilai kecil. Apabila laporan keuangan suatu
perusahaan selalu berfluktuasi maka akan memperlihatkan kondisi
perusahaan yang kurang stabil. Agar laporan keuangan PT HM Sampoerna
Tbk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi perusahaannya
maka, perusahaan harus memperbesar aset dan modal perusahaan dari
kewajiban agar perusahaan mampu membiayai semua kewajiban,
mengelola aset secara efektif, mengelola modal yang diinvestasikan
kedalam aset dan lebih meningkatkan pendapatan bersih agar memperoleh
laba bersih yang jauh lebih baik dan menstabilkan pergerakan laporan
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Harahap, Sofyan Syafri, 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Munawir, S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta.
Syahyunan, 2013. Manajemen Keuangan, USU Press, Medan.
Samryn,L.M, 2014. Pengantar Akuntansi, Cetakan Ketiga, Rajawali Pers, Jakarta.
Warren, Reeve, dan Fees, 2008. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.
Sadeli, Lili M, 2009. Dasar-dasar Akuntansi, Cetakan Kelima, Bumi Aksara, Jakarta.
Arsyad, Azhar, 2003. Pokok-pokok Manajemen, Cetakan II, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.
Nafarin, M, 2013. Penganggaran Perusahaan, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.
Sudana, I Made, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi I, Erlangga, Jakarta.
Sugiyarso, G. dan F. Winarni, 2005. Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal serta Pengukuran Kinerja Perusahaan), Media Pressindo, Yogyakarta.
Website :
www.idx.co.id. Daftar Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diakses oleh Rizki Risnanda pada tanggal 05 Mei 2015 pukul 14.25 WIB.
www.sampoerna.com. Annual Report tahun 2013 dan Annual Report tahun 2014. Diakses oleh Rizki Risnanda pada tanggal 08 Mei 2015 pukul 22.30 WIB.
Cara Perhitungan Analisis Rasio Keuangan PT HM Sampoerna Tbk.
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Tahun 2012 =
Tahun 2013 = x 100% = 175%
Tahun 2014 = x 100% = 153%
b. Quick Ratio
Tahun 2012 = x 100% = 45,9%
Tahun 2013 = x 100% = 32,3%
Tahun 2014 = x 100% = 24,6%
c. Cash Ratio
Tahun 2012 = x 100% = 6,6%
Tahun 2013 = x 100% = 5,4%
d. Net Working Capital
Tahun 2012 = x 100% = 35,2%
Tahun 2013 = x 100% = 33,3%
Tahun 2014 = x 100% = 25,3 %
2.Rasio Solvabilitas
a. Debt Ratio
Tahun 2012 = x 100% = 49,3%
Tahun 2013 = x 100% = 48,3%
Tahun 2014 = x 100% = 52,4%
b. Debt to Equity Ratio
Tahun 2012 = x 100% = 90,2%
Tahun 2013 = x 100% = 86,7%
3.Rasio Profitabilitas
a. Return On Investment (ROI)
x 100%
Tahun 2012 = 100% = 37,9%
Tahun 2013 = x 100% = 39,5%
Tahun 2014 = x 100% = 35,9%
b. Return On Equity (ROE)
x 100%
Tahun 2012 = x 100% = 74,7%
Tahun 2013 = x 100% = 76,4%
Analisis Rasio Keuangan PT Gudang Garam Tbk Tahun 2014 1. Rasio Likuiditas
a) Current Ratio
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 162%
b) Quick Ratio
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 16%
c) Cash Ratio
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 6,7%
d) Net Working capital
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 25,3%
2. Rasio Solvabilitas
a) Debt Ratio
Tahun 2014 = x 100%
b) Debt to Equity Ratio
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 72,6%
3. Rasio Profitabilitas
a) Return on investment (ROI)
Tahun 2014 = x 100%
x 100% = 9,3%
b) Return On Equity (ROE)
Tahun 2014 = x 100%