i ABSTRAK
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan keTuhanan Yang Maha Esa. Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 telah menetapkan dasar dan syarat yang harus dipenuhi dalam perkawinan. Salah satu di antaranya adalah ketentuan dalam pasal 7 ayat (1) yang berbunyi: “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita mencapai umur 16 (enam belas) tahun. Apabila dalam keadaan yang sangat memaksa perkawinan di bawah umur dapat dilakukan dengan mengajukan dispensasi ke pengadilan agama yang telah ditunjuk oleh kedua orang tua dari pihak laki-laki atau perempuan, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No 1 Tahun 1974 Pasal 7 ayat (2). Apabila penetapan izin pernikahan sudah dikeluarkan oleh pengadilan agama, maka kedua mempelai bisa melaksanakan perkawinan. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai alasan yang membenarkan dispensasi nikah dapat dilakukan bagi anak yang masih dibawah umur, prosedur pengajuan dispensasi nikah di Pengadilan Agama dan analisis Penetapan Pengadilan Agama Nomor: 110/Pdt.P/2011/PA-Mdn.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu yuridis normatif. Dalam metode penelitian yuridis normatif tersebut akan menelaah secara mendalam terhadap peraturan perundang-undangan, yurisprudensi dan pendapat ahli hukum. Teknik pengumpulan data dalam tesis ini dilakukan secara studi kepustakaan dan wawancara. Alasan yang membenarkan dispensasi nikah bagi perkawinan anak di bawah umur disebabkan karena hamil diluar nikah, kekhawatiran orang tua akan terjadi kehamilan sebelum perkawinan, faktor ekonomi atau kemiskinan dan faktor rendahnya pendidikan masyarakat sehingga tidak memiliki keinginan untuk memotivasi anak-anaknya agar berpendidikan tinggi. Dispensasi nikah diajukan oleh orang tua pria maupun wanita kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggalnya, Pengadilan Agama setelah memeriksa dalam persidangan dan berkeyakinan bahwa terdapat hal-hal yang memungkinkan untuk memberikan dispensasi tersebut, maka Pengadilan Agama memberikan dispensasi nikah dengan suatu penetapan. Majelis Hakim memberikan penetapan berdasarkan pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, dengan pertimbangan untuk menghindari terjadinya mudharat yang lebih besar seperti kehamilan sebelum perkawinan.
Kata kunci : Dispensasi, Nikah, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974.
ii ABSTRACT
Marriage is a bond of matrimony between a man and a wornan as husband and wife in order to create a happy and last family or household, based on God Almighty. Law No. l/1974 has stipulated the fundamental and the requirements to be obeyed in a marriage. One of then is the provision in Article 7, Paragraph I which says, "A marriage is permitted when the groom is not less than 19 (nineteen) years old and tle bride is not less tlmn 16 (stxteen) years old- In the emergency situation, an under aged marriage can be done when dispensation is filed to the Religious Court, appointed by both parties, as it is stipulated in Article 7, Paragraph 2 of Lan, No. I/1974. When the permission has been given by the Religious Court, both the couples then canperform thb marriage. The problems whichwouldbe analyzed in the researchwere about the reasonfor giving dispensationfor performing a marriage to under aged couples, procedures of filing dispensation for performing a marriage in the Religious Court, and the analysis of the Decision of the Religious Court No. 110/Pdt.P/ 2 0 I I /PA-Mdn.
The research used judicial normative method which would analyze deeply the legal provisions, jarisprudence, and the opinion of legal experts. The data were gathered by conducting library research and interviews. The reasons for justification for SrvW marriage dispensation to under aged eouples were teenage pregnsncy prior to marriage, parents' concern about pregnancy prior to marriage, economic and poverty factors, ond the faaor of uneducated parents who are not interested in motivating their children to advance their study. Dispensation for tnarriage is fi.led by parents of the couple to the Religious Court located in their area. Afier the panel ofjudges examines the case and is convinced that it is possible to give dispensation, the provision is issued, based on Article 7, Paragraph I of Law No. I/1974, with the consideration that pregnancy prior to marriage can be avoided.
Keywords: Dispensation, Marriage, Low No. 1/1974