PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV
SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN
2013-2014 Oleh
RIA KRISTIANINGSIH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV
SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN
2013-2014
Oleh
RIA KRISTIANINGSIH
Berdasarkan observasi pada mata pelajaran PKn kelas IV di SD Kristen 1 Metro Pusat, terdapat beberapa permasalahan, antara lain rendahnya aktivitas belajar siswa, rendahnya hasil belajar siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebesar 70, guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional, dan pembelajaran masih berpusat pada guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 1 Metro Pusat kelas IV semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 26 orang. Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan tes hasil belajar, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Rata-rata nilai aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu 63,3 pada siklus 1 yang meningkat menjadi 71,2 pada siklus II, Rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu 64,6 pada siklus 1 yang meningkat menjadi 74,6 pada siklus II.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Pengertian Belajar ... 8
B. Pengertian Aktivitas Belajar ... 9
C. Pengertian Hasil Belajar ... 10
D. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 11
E. Cooperative Learning Tipe Group Investigation (GI)... 12
F. Kelebihan dan Kelemahan Cooperative Learning Tipe GI ... 13
G. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 14
B. Setting Penelitian ... 18
C. Alat Pengumpulan Data ... 19
D. Teknik Pengumpulan Data ... 19
E. Teknik Analisis Data ... 20
F. Indikator Keberhasilan ... 21
G. Langkah-Langkah Kegiatan ... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30
A. Hasil Penelitian ... 31
B. Deskripsi Per Siklus ... 31
1. Siklus I ... 31
2. Siklus II ... 36
C. Pembahasan ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 32
2. Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 34
3. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 35
4. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 38
5. Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 39
6. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 40
7. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 41
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 18
2. Grafik Peningkatan Mutu Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus ... 42
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti saat ini pendidikan dasar memegang
peranan penting dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan mencerdaskan kehidupan bangsa dimasa yang akan datang. Pendidikan
merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kepribadian siswa,
sehingga dengan adanya pendidikan diharapkan dapat menjadi manusia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri
serta bertanggung jawab dalam masyarakat dan bangsa.
Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik dapat mengembangkan kemampuan secara spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 pasal 3 disebutkan bahwa “Pendidikan berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
Untuk mewujudkan tujuan Undang-Undang No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut di atas, diperlukan suatu
pembelajaran bagi siswa dan guru yang mengacu pada kurikulum. Adapun
kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus dalam
semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran. Kompetensi merupakan
kemampuan berpikir, bertindak dan bersikap secara konsisten sebagai
perwujudan dari pengetahuan, keterampilan dan nilai.
Salah satu komponen Pendidikan dasar adalah bidang-bidang
pengajaran diantaranya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PKn Sekolah
Dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan
kewarganegaraan. PKn bertujuan untuk: (a) mengajarkan konsep dasar
kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis; (b)
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri, problem
solving dan keterampilan sosial; (c) membangun komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (d) meningkatkan kerjasama dan
kompetensi dalam masyarakat yang heterogen, baik secara nasional maupun
3
Permasalahan lain yang masih banyak ditemukan yang terjadi di
lapangan adalah rendahnya hasil belajar Siswa yang mungkin pula berakar
pada aktivitas belajar yang dialami mereka, terutama pada mata pelajaran
PKn. Aktivitas belajar dipengaruhi oleh iklim pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran pun
sangat dipengaruhi oleh kompetensi dan ketepatan guru dalam memilih dan
menggunakan model pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan guru PKn yang
mengajar di kelas IV SD Kristen 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012-2013,
bahwa kondisi pembelajaran PKn saat ini lebih diwarnai oleh pendekatan
yang menitikberatkan pada model pembelajaran yang masih monoton dan
kurang bervariasi sehingga anak merasa bosan, kurang menarik dan kurang
memberikan rangsangan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Selain itu, ditemukan fakta bahwa motivasi belajar peserta
didik sangat kurang sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang
memuaskan. Selama ini rata-rata yang diperoleh siswa pada nilai ulangan
harian hanya 60, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
dikehendaki adalah 70. Sebenarnya guru sudah mengupayakan berbagai cara
termasuk mengadakan remidi untuk meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi
hasilnya belum juga memuaskan.
Dari permasalahan guru di atas, dalam pembelajaran PKn metode
yang digunakan masih berpusat pada guru, dimana guru harus menjelaskan
materi pelajaran, memberi contoh soal, membahas soal-soal latihan dan
pembelajaran. Dengan metode seperti ini, hanya siswa yang mempunyai
minat belajar tinggi saja yang aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan
siswa yang mempunyai minat belajar rendah cenderung tidak serius dalam
mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PKn perlu ditemukan model pembelajaran yang
tepat.
Hal yang perlu diperbaiki dalam permasalahai ini adalah model
pembelajaran guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
meningkat lebih baik. Diharapkan dengan pemilihan model pembelajaran
yang tepat, pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, inovatif dan
menyenangkan.
Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil pra survei, maka peneliti
merasa perlu melakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
(Cooperative learning) yaitu tipe Group Investigation (GI) untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Kristen 1 Metro Pusat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian-uraian dari latar belakang masalah di atas, dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran.
2. Penggunaan metode yang konvensional, seperti ceramah masih
5
3. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru.
4. Rendahnya hasil belajar siswa.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. “Apakah pembelajaran PKn dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) tipe Group
Investigation (GI) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
mata pelajaran PKn kelas IV SD Kristen 1 Metro Pusat Tahun
Pelajaran 2013-2014?”
2. “Apakah pembelajaran PKn dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) tipe Group
Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn kelas IV SD Kristen 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran
2013-2014?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini, yaitu:
1. Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran PKn dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative learning)
tipe Group Investigation (GI) kelas IV SD Kristen 1 Metro Pusat
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan
menerapkan model kooperatif (Cooperative learning) tipe Group
Investigation (GI) dalam pembelajaran PKn kelas IV SD Kristen 1
Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013-2014.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
antara lain:
1. Bagi Siswa
Memberikan suasana baru dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
2. Bagi guru
Memperoleh informasi mengenai pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dengan menggunakan model kooperatif
(Cooperative learning) tipe Group Investigation (GI) sehingga dapat
digunakan untuk memperbaiki cara pembelajaran yang dikelola di
kelasnya.
3. Bagi Sekolah
Membantu meningkatkan mutu pembelajaran di SD Kristen 1 Metro
7
4. Bagi peneliti
a. Menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti dan
merupakan wahana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang
telah diperoleh di bangku kuliah.
b. Dapat dijadikan masukan bagi peneliti-peneliti lain yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Menurut Arif S (2006: 2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti.
Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan dan
lain-lain (Fajar, 2009: 10).
Bruner (Trianto, 2010: 15) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
proses aktif di mana siswa siswi membangun (mengkonstruk) pengetahuan
baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki. Belajar
adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut
dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut
meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor (Hernawan,
dkk., 2007: 2).
Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan terus menerus dan
menjadikan perubahan dalam tingkah laku seseorang secara sadar dan bersifat
9
B. Aktivitas Belajar
Menurut Winkle (1983: 48) menyatakan bahwa aktivitas belajar atau
kegiatan belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang
menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang dicapai. Sanjaya
(2007: 130) belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik,
tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
Kunandar (2010: 277) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah
keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar
dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud
aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa untuk
memperoleh suatu perubahan dalam mencapai hasil belajar.
C. Hasil Belajar
Muhibbin Syah (2003: 141) menjelaskan bahwa “hasil belajar
merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor
yang diperoleh dan tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.
Perubahan sebagai hasil yang bersifat menyeluruh. Larasati (2005: 11)
mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicari seseorang
setelah melakukan suatu proses belajar. Hasil belajar merupakan perubahan
Dengan sumber yang sama hasil belajar merupakan suatu hal yang penting
dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar hasil menurut
bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu hasil belajar tidak hanya
sebagai indikator, keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga
sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.
Hasil belajar adalah bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan
belajar dan merupakan nilai yang diperoleh siswa dan proses belajar.
Ketercapaian suatu tujuan pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil
belajar yang diukur melalui tes.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan suatu kepandaian atau ketrampilan yang telah dicapai oleh
seseorang baik tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil dari
evaluasi dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.
D. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) memiliki beberapa
definisi yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Cohen (1994: 3) dalam
(Nur asma (2006: 11) mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah sebagai
berikut cooperative learning will be defined as student working together in a
group small enough that everyone participate on a collective task that has
been clearly assign. More over, student are expected to carry out their task
without dirrect and immediate supervision of the teacher.
Definisi ini menunjukkan ciri sosiologis yaitu penekanannya pada aspek
11
pendelegasian wewenang dari guru kepada siswa. Guru berperan sebagai
fasilitator dalam membimbing siswa dalam menyelesaikan materi dan tugas.
Davidson dan Kroll dalam (Nur Asma (2006: 11) mendefinisikan belajar
kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa
dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara
kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas
mereka.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan salah satu
model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, di mana
kelompok-kelompok kecil bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama Nur asma
(2006: 11). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menekankan
kerjasama antara siswa dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran
bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika
mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya Nur asma
(2006: 12). Kegiatan siswa dalam belajar kooperatif (cooperative learning)
antara lain mengikuti penjelasan guru secara aktif, menyelesaikan tugas-tugas
dalam kelompok, memberi penjelasan kepada teman sekelompoknya,
mendorong teman kelompoknya untuk berpartisipasi secara aktif dan
berdiskusi Nur asma (2006: 12).
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) memiliki berbagai
tipe, diantaranya Student Team Achievement Division (STAD), Team Assisted
Individualization (TAI), Cooperative Integrated Reading and Composition
E. Cooperative Learning tipe Group Investigation (GI)
Cooperative learning tipe Group Investigation (GI) merupakan salah
satu tipe pembelajaran kooperatif dengan cara mencari dan menemukan
informasi (gagasan, opini, data, solusi) dari berbagai macam sumber
(buku-buku, institusi-institusi, orang-orang) di dalam dan di luar kelas. Siswa
mengevaluasi dan mensintesiskan semua informasi yang disampaikan oleh
masing-masing anggota kelompok dan akhirnya dapat menghasilkan produk
berupa laporan kelompok Nur asma (2006: 62).
Dalam model ini guru berperan sebagai pengelola yang mengorganisir
dan pengatur tempat duduk siswa serta memotivasi tiap-tiap kelompok untuk
melakuan pekerjaan yang telah diberikan dan membantu setiap
masalah-masalah yang dihadapi tiap-tiap kelompok yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran dan memberikan saran serta penilaian.
Menurut Nur Asma (2006: 63) pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model cooperative learning tipe Group Investigation meliputi
beberapa tahapan, antara lain:
1. Tahap mempersiapkan bahan pembelajaran yaitu mengidentifikasi topik
dan mengorganisasikan ke dalam masing-masing kelompok kerja.
2. Tahap merencanakan investigasi dalam kelompok.
3. Tahap melaksanakan investigasi.
4. Tahap mempersiapkan laporan akhir.
5. Tahap menyajikan laporan akhir.
13
Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
(GI) adalah sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang
siswa secara heterogen.
2. Guru memberikan pertanyaan terbuka yang berupa lembar kerja kelompok
yang bersifat analitis dan harus dikerjakan oleh tiap-tiap kelompok.
3. Guru mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan
kelompoknya secara bergiliran dalam kurun waktu yang disepakati.
Menurut Akhmadsudrajat dalam (www.akhmadsudrajat.wordpress.com) model pembelajaran tipe group investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang menekankan pada partisipasi siswa dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, model group investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir sendiri.
F. Kelebihan dan Kelemahan Cooperatif Learning Tipe Group Investigation Menurut Marginalers (dalam www.ras-eko.blogspot.com) pembelajaran kooperatif tipe group investigation mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
a. Kelebihan group investigation antara lain: (1) group investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, (2) group investigation dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (3) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerja sama dan berinteraksi antar siswa dengan kelompok tanpa memandang latar belakang, (4) dapat melatih siswa untuk mwmiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya, (5) memotivasi siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
G. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pendidikan yang
menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam
Undang-Undang No.2 th. 1949 menurut Winataputra (dalam Ruminiati
(2007:25). Pendidikan PKn adalah sebagai landasan kajiannya untuk
meningkatkan mutu pembelajaran siswa agar mencapai pembelajaran. PKn
merupakan suatu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Mulyasa dalam (Ruminiati (2007: 26) tujuan pembelajaran
mata pelajaran PKn adalah untuk menjadikan siswa:
1. Mampu berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi
persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan
bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua
kegiatan, dan
3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup
bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta
mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.
Dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 ruang lingkup Pkn secara
umum meliputi aspek-aspek, sebagai berikut:
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
15
Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi
dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2. Norma Hukum dan Peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan
internasional.
3. Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga Negara, meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,
Persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi Negara, meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasaan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintahan pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila
sebagai ideologi terbuka.
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) merupakan usaha untuk membentuk atau membina
watak atau karakteristik warga negara yang baik yang mampu melaksanakan
hak dan kewajibannya berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
H. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian
tidakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) mengunakan model Kooperatif tipe Group
Investigation (GI) dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka
akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), yaitu penelitian yang difokuskan pada situasi kelas atau lazim
dikenal dengan istilah Classroom Action Research (Kemmis dalam
Wiriatmadja, 2007: 62). Prosedur penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk siklus (cycle) yang mengacu pada model Kemmis
dan Taggart (1988).
Pada model penelitian tindakan kelas (PTK) ini, terdiri atas empat
tahap yang saling berkaitan dalam satu sistem yang berbentuk spiral, yaitu:
(1) tahap perencanaan (plan), (2) tahap tindakan (act), (3) tahap pengamatan
(observe), dan (4) tahap refleksi (reflect). Dalam PTK, siklus umumnya
tidak hanya berlangsung satu kali. Siklus dilaksanakan secara bertahap dan
berulang. Setelah siklus pertama selesai, guru mungkin menemukan
permasalahan-permasalahan yang dapat diperbaiki atau disempurnakan di
siklus kedua dengan langkah-langkah yang sama seperti pada siklus pertama
dan begitu seterusnya, sehingga pada akhirnya tujuan yang diharapkan
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat tercapai. Adapun
siklus dari PTK adalah sebagai berikut:
Siklus 1
Siklus II
Siklus Penelitian oleh Kemmis dan Taggart
B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Kristen 1 Metro Kecamatan Metro Pusat,
Kota Metro, Provinsi Lampung.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2013/2014 dan dalam jangka waktu 4 (empat) bulan.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Kristen 1
Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro yang berjumlah 26 siswa
dengan komposisi 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pelaksanaan
Perencanaan
Observasi
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
Observasi
19
C. Alat Pengumpulan Data 1. Lembar panduan observasi
Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan
kelas dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
Cooperative Learning tipe Group Investigation (GI).
2. Tes hasil belajar
Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan
hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi
yang dibelajarkan dengan menggunakan Cooperative Learning tipe
Group Investigation (GI).
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpuan data diperoleh menggunakan tes yang dilaksanakan 2
(dua) kali pada siklus I dan siklus II, peneliti mengumpulkan seluruh data
yang telah diperoleh berdasarkan instrumen penelitian, kemudian data
tersebut diberikan kode-kode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya.
Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data sesuai
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis
data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan
secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian,
yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas siswa dan interaksi pembelajaran.
Sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang
menunjukkan dinamika hasil belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Data masing-masing siklus akan dihitung dengan menghitung
ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus:
a. Ketuntasan individual
S = R X 100 N
Keterangan:
S : nilai yang diharapkan
R : jumlah skor / item yang dijawab benar N : skor maksimum dari tes
b. Ketuntasan klasikal
S = Jumlah siswa yang tuntas belajar X 100 Jumlah seluruh siswa
Kemudian perolehan hasil belajar siswa tersebut dianalisis mulai
dari siklus I dan siklus II untuk dibandingkan dengan teknik deskriptif
prosentase. Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria
deskriptif prosentase yang akan dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu:
21
Kriteria Nilai penafsiran (Depdiknas, 2002: 4)
Baik sekali 86-100 Hasil belajar baik sekali
Baik 71-85 Hasil belajar baik
Cukup 56-70 Hasil belajar cukup
Kurang 41-55 Hasil belajar kurang
Sangat kurang < 40 Hasil belajar sangat kurang
F. Indikator Keberhasilan
Pembelaaran Pkn menggunakan model Cooperative Learning tipe Group
Investigation dikatakan berhasil apabila:
a. Terjadi peningkatan aktivitas siswa di setiap siklus dalam pembelajaran
PKn menggunakan model Cooperative Learning tipe Group
Investigation mencapai nilai sekurang-kurangnya 60 dan secara klasikal
tingkat keberhasilan siswa minimal mencapai ≥ 75%. (Tim penyusun
2006).
b. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa di setiap siklus dalam
pembelajaran PKn menggunakan model Cooperative Learning tipe
Group Investigation, mencapai nilai sekurang-kurangnya 60 dan secara
klasikal tingkat keberhasilan siswa minimal mencapai ≥ 75%. (Tim
penyusun 2006).
G. Langkah-langkah Kegiatan Siklus I
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Menetapkan dan mendiskusikan dengan guru mitra mengenai
rancangan yang akan diterapkan kepada peserta didik di kelas
sebagai tindakan.
b. Mengambil data hasil ulangan harian PKn kelas IV semester ganjil
yang akan digunakan sebagai pedoman pembagian kelompok dan
skor awal.
c. Menyiapkan pemetaan dan silabus PKn untuk menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d. Menyusun RPP menggunakan model cooperative learning tipe
Group Investigation sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.
e. Membuat/menyiapkan media pembelajaran untuk mendukung
proses pembelajaran.
f. Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk melihat aktivitas
belajar peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.
g. Menyiapkan perangkat tes (soal evaluasi) sebagai alat evaluasi
hasil belajar peserta didik.
23
2. Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses
belajar dengan pembelajaran menggunakan model Cooperative learning
tipe Group Investigation, dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
- Memberi penjelasan dan arahan singkat kepada peserta didik
tentang model pembelajaran ooperative learning tipe Group
Investigation.
- Guru menjelaskan mengenai tugas dan kewajiban setiap anggota
kelompok dan tanggung jawab kelompok terhadap keberhasilan
kelompoknya. Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan setiap
peserta didik dalam kelompok sebagai berikut:
1) Anggota kelompok yang pandai dituntut untuk dapat memberi
tahu temannya yang tidak tahu atau sulit untuk menerima
materi, sedangkan anggota kelompok yang masih tidak
mengerti hendaknya bertanya kepada temannya yang
mengerti sebelum bertanya kepada guru.
2) Pada saat pembelajaran berlangsung, setiap anggota
kelompok duduk dalam kelompoknya masing-masing.
- Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok.
- Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti , guru melakukan kegiatan mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam RPP yang merujuk pada tahap-tahap
pelaksanaan cooperative learning tipe Group Investigation. Urutan
kegiatan pembelajaran secara garis besar adalah:
1) Peserta didik menyimak informasi tentang pandangan umum
materi yang disampaikan guru.
2) Peserta didik berkumpul dalam kelompok untuk berdiskusi dan
saling bertukar pendapat.
3) Guru memberikan bantuan seperlunya sebagai mediator dan
motivator. Peserta didik bersama kelompok asal mengerjakan dan
mendiskusikan Lembar Kerja Kelompok (LKK).
4) Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok diwakili
oleh wakil kelompok.
5) Peserta didik mengerjakan soal test individual, sebagai
pengukuran ketercapaian.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir ini guru mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam
RPP yang dibuat mengadopsi dan merujuk pada tahap-tahap
pelaksanaan cooperative learning tipe Group Investigation. Urutan
kegiatan pembelajaran secara garis besar adalah:
1) Guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Kelompok
25
2) Guru menyampaikan klarifikasi tiap kelompok untuk menghindari
terjadinya kesalahan konsep dan sekaligus sebagai evaluasi lisan
3) Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah
dipelajari.
4) Guru memberikan penghargaan kelompok.
5) Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang materi yang telah
dipelajari.
6) Guru memotivasi peserta didik dan menutup pelajaran.
3. Observasi dan Evaluasi
Dalam tahap ini peneliti dan guru mitra melakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan menuangkannya dalam lembar observasi. Kemudian
melalui lembar observasi tersebut peneliti dapat mengevaluasi hasil
pelaksanaan pembelajaran.
4. Refleksi
Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti serta
pengkajian aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan sebagai acuan membuat rencana
perbaikan pembelajaran pada siklus-siklus berikutnya.
Refleksi diadakan agar pada pelaksanaan siklus yang baru,
Refleksi dibuat oleh guru dan peneliti guna mendapatkan hasil dan
tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini.
Siklus II
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti mengadakan
perencanaan ulang. Peneliti merancang kembali bentuk RPP yang pada
prinsipnya sama dengan rencana pada siklus I, namun dengan materi
yang disesuaikan pada siklus II dengan berbagai perbaikan yang
dibutuhkan.
2. Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses
belajar dengan pembelajaran menggunakan model cooperative learning
tipe Group Investigation, dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
- Memberi penjelasan dan arahan singkat kepada peserta didik
tentang model pembelajaran cooperative learning tipe Group
Investigation.
- Guru menjelaskan mengenai tugas dan kewajiban setiap anggota
kelompok dan tanggung jawab kelompok terhadap keberhasilan
kelompoknya. Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan setiap
27
1) Anggota kelompok yang pandai dituntut untuk dapat memberi
tahu temannya yang tidak tahu atau sulit untuk menerima
materi, sedangkan anggota kelompok yang masih tidak
mengerti hendaknya bertanya kepada temannya yang
mengerti sebelum bertanya kepada guru.
2) Pada saat pembelajaran berlangsung, setiap anggota
kelompok duduk dalam kelompoknya masing-masing.
- Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok.
- Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan
materi pada tiap-tiap kelompok.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti , guru melakukan kegiatan mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam RPP yang merujuk pada tahap-tahap
pelaksanaan cooperative learning tipe Group Investigation. Urutan
kegiatan pembelajaran secara garis besar adalah:
1. Peserta didik menyimak informasi tentang pandangan umum
materi yang disampaikan guru.
2. Peserta didik berkumpul dalam kelompok untuk berdiskusi dan
saling bertukar pendapat.
3. Guru memberikan bantuan seperlunya sebagai mediator dan
motivator. Peserta didik bersama kelompok asal mengerjakan dan
mendiskusikan Lembar Kerja Kelompok (LKK).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok diwakili
5. Peserta didik mengerjakan soal test individual, sebagai
pengukuran ketercapaian.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir ini guru mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam
RPP yang dibuat mengadopsi dan merujuk pada tahap-tahap
pelaksanaan cooperative learning tipe Group Investigation. Urutan
kegiatan pembelajaran secara garis besar adalah:
1. Guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Kelompok
(LKK).
2. Guru menyampaikan klarifikasi tiap kelompok untuk menghindari
terjadinya kesalahan konsep dan sekaligus sebagai evaluasi lisan
3. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah
dipelajari.
4. Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang materi yang telah
dipelajari.
5. Guru memberikan penghargaan kelompok.
6. Guru memotivasi peserta didik dan menutup pelajaran.
3. Observasi dan Evaluasi
Proses observasi kembali dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan
berdasarkan pada lembar observasi aktivitas peserta didik, lembar
observasi kinerja guru, tes ketercapaian prestasi belajar peserta didik
29
Data yang didapat diolah dan digeneralisasikan agar diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus
yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan guna perbaikan
pada teknik, cara penyampaian atau hal apapun yang mempengaruhi
jalannya proses pembelajaran.
4. Refleksi
Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti serta pengkajian aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan sebagai acuan membuat rencana
perbaikan pembelajaran pada siklus-siklus berikutnya.
Refleksi diadakan agar pada pelaksanaan siklus yang baru,
perencanaan yang matangpun dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Refleksi dibuat oleh guru dan peneliti guna mendapatkan hasil dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan pembelajaran dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group
Investigation dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata
aktivitas belajar siswa adalah 63,3 dan pada siklus II nilai rata-rata
aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 65,6.
2. Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group
Investigation dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar
siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar
siswa adalah 64,6 dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa
46
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka peneliti
mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Disarankan bagi siswa agar dapat lebih serius lagi mengikuti pembelajaran
PKn yang diterapkan oleh guru melalui model Cooperative Learning tipe
Group Investigation, karena model pembelajaran ini dapat menjaga
kekompakan di dalam kelas dan kelompoknya, serta mampu menjalin
kerjasama dalam kegiatan pembelajaran.
2. Bagi guru
Bagi rekan-rekan sejawat (para guru) untuk dapat menerapkan model
pembelajan kooperatif tipe Group Investigation guna meningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Kepala sekolah
Peneliti menyarankan kepada kepala sekolah untuk dapat memberikan
pengetahuan kepada guru mengenai model pembelajaran dan cara
mengajar yang lebih bervariasi agar guru mampu melaksanakan
pembelajaran dengan cara yang lebih menarik.
4. Bagi Peneliti
Peneliti dapat lebih memahami tugas seorang guru sekolah dasar dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar dan dapat mengetahui
permasalahan-permasalahan yang muncul di sekolah, sehingga dapat
menjadi acuan bagi guru dalam penulisan karya ilmiahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadsudrajat.//http//.akhmadsudrajat.com/2009/pengertianmodel
pembelajaran kooperatif tipe group investigation/ Diakses 23 Mei 2013. Pukul 19.25 WIB.
Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Fajar, Erni. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Rosda. Bandung
Hermawan, Herry, Asep. 2007. Belajar Pembelajaran Sekoah Dasar. UPI PRESS. Bandung.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.
Larasati, Riska. 2005. Analisis Metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan Pengaruhnya terhadap upaya peningkatan hasil belajar Akuntansi pada pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II SMU Negeri 7 Purworejo. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Marginalers.//http//.akhmadsudrajat.com/2009/pengertian-model pembelajaran kooperatif tipe group investigation/ Diakses 23 Mei 2013 Pukul 19.25 WIB.
Permendiknas No. 22 tahun 2006.
Ruminiati. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SD. Departemen Pendidikan Nasional.
S. Arif, Sadiman. Dkk. 2006. Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media.
Sapriya, dkk. (2007). Pengembangan Pendidikan PKn di SD. UPI PRESS. Bandung.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana. Jakarta
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Citra Umbara. Bandung.
Unila. 2006. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Wardani, IGAK, Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.
Winkle, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Gramedia.