Dina Widya Asmara Solin. Apa itu laksansia? Mengenal Laksansia, Apr 2016 issue. (Jakarta, Indonesia)
Farmakologi: Mengenal Laksansia
Abstrak
Paper ini membahas tentang laksansia. Pada orang awam lebih dikenal dengan sembelit atau susah buang air besar.
A. Apa itu laksansia?
Obstipasi atau laksansia atau sembelit merupakan suatu gejala proses
defekasi (buang air besar) yang bermasalah dan dapat dicirikan sebagai berikut:
1. Defekasi tidak lancar dan tidak teratur (kurang dari 2 kali seminggu).
2.Mengedan ketika buang air besar.
3. Feses keras.
B. Bagaimana gejalanya?
Gejala yang sering dirasakan oleh penderita ketika sembelit yaitu sebagai berikut: 1. Perasaan penuh di bagian lambung.
2. Mual.
3. Tinja keras.serta defekasi sulit. 4. Sakit perut.
5. Kurang nafsu makan (anoreksia). 6. Sakit kepala.
7. Perasaan tidak nyaman di mulut.
C. Apa penyebabnya?
Penyebab sembelit antara lain sebagai berikut:
1. Kurangnya mengkonsumsi serat gizi dan kurang minum air. Serat dari sayur-sayuran dan buah-buahan memperbesar isi usus, sehingga dapat meningkatkan peristaltik.
2. Adanya penyakit organik, gangguan metabolik/endokrin, seperti:
a. Obstruksi dari usus (penumbatan) akibat adanya divertikel, penyempitan, tumor, diabetes dan penyakit Parkinson.
b. Gangguan motilitas, terjadi pada penyakit-penyakit tertentu seperti:
hiperkalsemia, hipotirosis, colitis, penyakit Crohn, diverticulosis, fisura (luka pada anus) dan IBS (Irritable Bowel Syndrome).
3. Efek samping dari penggunaan obat-obat tertentu
Seperti morfin dan derivatnya, antikolinergika, Ca-channel blockers, antidepresiva, beberapa golongan logam (bismut, besi, kalsium) dan diuretika kuat dapat mencetuskan sembelit karena menarik air dan mengeringkan tinja. 4. Stress
Seseorang yang sedang marah atau cemas akan mengalami kejang pada ususnya, peristaltik usus terhenti dan usus besar memiliki kesempatan untuk menyerap kembali karena terlalu banyak air dari isi usus.
5. Kehamilan
Dina Widya Asmara Solin. Apa itu laksansia? Mengenal Laksansia, Apr 2016 issue. (Jakarta, Indonesia)
Farmakologi: Mengenal Laksansia
Kadar progesteron yang meningkat menghambat kontraksi dari otot polos usus, sehingga peristaltik berkurang.
6. Gangguan hormonal, misalnya tiroid kurang aktif (hipotiroidisme.)
D. Bagaimana penanganannya?
Sembelit lebih banyak terjadi pada lansia, terutama wanita, karena pada lansia mengalami pengurangan kekuatan otot-otot usus dan cenderung meminum obat-obatan yang memiliki efek samping sembelit. Penanganan obstipasi atau konstipasi atau sembelit dilihat dari penyebabnya, seperti perbaikan susunan diet sehari-hari, masa penyembuhan (rekuperasi) setelah mengalami pembedahan dan jangan menekan refleks defekasi.
1. Obstipasi insidentil, disebabkan oleh tinja keras sebaiknya ditangani dengan menggunakan suatu laksans dengan daya melunakkan dalam bentuk suppositoria, yaitu gliserol atau bisakodil.
2. Obstipasi kronis, dapat diatasi dengan laksansia yang memperbesar isi usus (laktulosa, Psyllium). Pilihan keduanya, dapat menggunakan garam-garam anorganik, khususnya garam magnesium seperti MgSO4 dan MgO.
3. Obstipasi kehamilan, ditangani laktulosa.
E. Apa saja penggolongan obatnya?
Daftar pustaka
1. Tjay Tan Hoan, Rahardja Kirana. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2010, h 305-300.
2. http://majalahkesehatan.com/penyebab-dan-penanganan-sembelit-atau-konstipasi/diakses 7 Februari 2016 13.35 WIB.
Dina Widya Asmara Solin. Apa itu laksansia? Mengenal Laksansia, Apr 2016 issue. (Jakarta, Indonesia)