• Tidak ada hasil yang ditemukan

Scanned by CamScanner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Scanned by CamScanner"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

1

HUBUNGAN ANTARA FRAILTY DAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI DESA SONGAN, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI

IGN Arika Fermiawan1, I Nyoman Astika2, IGP Suka Aryana2,RA Tuty Kuswardhani2, IB Putrawan2, Ketut Rai Purnami2

1PPDS-1 Ilmu Penyakit Dalam Universitas Udayana

2 Divisi Geriatri Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UNUD

Pendahuluan

Frailty merupakan masalah geriatri modern terbesar dan masalah kesehatan umum

utama pada populasi usia tua. Definisi frailty berdasarkan Association of Gerontology and

Geriatrics Frailty Consensus adalah berkurangnya kekuatan dan malfungsi fisiologi yang

meningkatkan kecenderungan individu yang nantinya akan meningkatkan ketergantungan, kerentanan dan kematian. (1) Populasi usia tua bervariasi pada berbagai geografis di seluruh dunia. Perkiraan lokasi frailty diperkirakan rendah di komunitas dan lebih tinggi pada kondisi yang menjalani perawatan di rumah. Pada penggunaan luas pola fenotif frailty Fried et al, empat tahun insiden sekitar 7,2% pada non-institusional, komunitas tempat tinggal usia tua. Keseluruhan prevalensi 6.9% pada komunitas tempat tinggal. (2)

Insiden frailty meningkat dengan 1) usia, 2) wanita, 3) etnis Afrika Amerika, 4) pendidikan dan pendapatan yang rendah, 5) kesehatan yang buruk, 6) penyakit ko-morbid kronis dan disabilitas. Prevalensi frailty meningkat pada usia tua dan memiliki resiko tinggi pada kondisi jatuh, cacat, hospitalisasi, dan kematian. Komorbiditas merupakan faktor resiko etiologi sedangkan disabilitas merupakan keluaran dari frailty. (2,3)

Frailty pada pasien bermakna a) menjadi bergantung pada orang lain, b) mengalami

percepatan penuaan, c) memiliki banyak penyakit kronis, d) memiliki masalah medis/psikologis yang kompleks, e) beresiko besar mengalami ketergantungan dan keluaran kesehatan yang merugikan, f) memiliki penyakit atipikal, g) kecenderungan akan memperoleh program geriatri yang spesifik. Penilaian geriatri meliputi beberapa komponen: medis, kognitif, afektif, fungsional, dukungan sosial/perawatan, ekonomi, lingkungan dan petunjuk lanjutan. Penilaian medis meliputi pengelihatan-pendengaran, malnutrisi/penurunan berat badan, inkontinensia urin, kelainan gaya berjalan dan keseimbangan, dan polifarmasi. (1,2)

Jatuh menurut WHO, American Geriatrics Society (AGS) dan British Geriatrics

Society (BGS adalah suatu kondisi posisi istirahat yang berada pada kedudukan yang lebih

rendah seperti di tanah atau lantai yang tidak disengaja tanpa ada kehilangan kesadaran. Kejadian jatuh menjadi masalah klinis yang serius pada geriatri. Hal ini dapat meningkatkan

(9)

2

angka mortalitas dan morbiditas serta sebagai kontributor utama dalam imobilisasi dan hospitalisasi dini di rumah. Sekitar 10-25% kejadian jatuh menyebabkan fraktur atau laserasi yang memerlukan perawatan baik di pelayanan kesehatan atau di rumah. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Rubenstein dkk, kejadian jatuh sekitar 31% disebabkan oleh kecelakaan/ terkait lingkungan, 17% disebabkan oleh kelainan gaya jalan/ keseimbangan atau kelemahan. (4)

Hampir 20-30% populasi usia 60 tahun setiap tahunnya mengalami insiden jatuh. Lansia yang tinggal di komunitas dapat mengalami laju kejadian jatuh 0,7 jatuh per tahun, dengan rentang 0,2-1,6. Disisi lain lansia pada institusional dan hospitalisasi memiliki prevalensi yang lebih tinggi. Kejadian jatuh berkaitan dengan hilangnya massa otot (sarkopenia), penyakit kronik, konsumsi berbagai obat, terutama diuretik atau beta-bloker, defisit kognitif dan delirium. (5)

Orang usia lanjut dengan kondisi frailty mengalami penurunan cadangan fisiologi yang menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap stresor. Frailty dan kejadian jatuh memiliki karakteristik yang signifikan. Keduanya memiliki masalah kesehatan penting yang mempengaruhi orang usia lanjut, meningkat dengan peningkatan usia dan fenomena multifaktorial yang terkait dengan luaran kesehatan yang buruk. (5)

Metode

Penelitian ini menggunakan studi potong lintang pada populasi lansia di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Penelitian dilakukan pada bulan September 2016 dan 2017. Frailty ditegakkan menggunakan kuesioner skrining berdasarkan Friedman

Frailty Index. Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang

melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Kejadian jatuh dinilai dengan kuisioner pertanyaan riwayat jatuh dalam tiga bulan terakhir. Penelitian dilakukan dengan

simple random sampling dari data register penduduk.

Hasil

Penelitian melibatkan 47 orang lanjut usia di desa Songan, dengan komposisi 46,8% laki-laki dan 53,2% perempuan (Gambar 1). Rerata usia yang terlibat dalam penelitian yang disajikan dalam median (min-maks) adalah 70,7 tahun (60-100 tahun). Pada penelitian ini, didapatkan

(10)

3

banyak pada perempuan dengan perbandingan laki-laki:perempuan adalah 1:2. Jika dibandingkan dengan usia, maka kejadian frailty terjadi dengan rata-rata usia 82 tahun.

Gambar 1. Komposisi lansia berdasarkan jenis kelamin

Gambar 2. Rerata usia yang terlibat dalam penelitian

Tabel 1. Distribusi prevalensi frailty berdasarkan jenis kelamin Frailty Dikotomi Total Normal Frailty

Jenis_kelamin

Laki-laki 20 2 22

Perempuan 21 4 25

Total 41 6 47

Tabel 2. Distribusi prevalensi frailty berdasarkan kelompok usia frailty

dikotomi

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean usia normal 41 69.05 7.503 1.172 frailty 6 82.00 3.162 1.291 Laki-Laki 47% Perempuan 53% 38% 43% 17% 2% 60-79 th 70-79 th 89-89 th >= 90 th

(11)

4

Pada penelitian ini didapatkan prevalensi rasio 27,33 dan signifikan secara statistik (p=0,005). Data ini menunjukkan frailty meningkatkan resiko kejadian jatuh sebesar 27,33 kali dibandingkan lansia yang tidak mengalami frailty.

Diskusi

Prevalensi frailty terkait dengan peningkatan usia dan akan mempengaruhi luaran kesehatan meliputi kematian, jatuh dan hospitalisasi. Sejumlah intervensi geriatri telah dikembangkan untuk meningkatkan luaran frail pada usia tua dewasa. Penanda frailty dapat meliputi penurunan massa otot berdasarkan usia, kekuatan, daya tahan, keseimbangan, performa berjalan, dan aktivitas yang rendah. (6)

Pada penelitian yang dilakukan Fred dkk didapatkan kejadian frailty lebih tinggi pada wanita dan/atau pada status ekonomi yang rendah. Wanita cenderung mengalami frailty karena memiliki faktor intrinsik seperti massa dan kekuatan otot yang rendah dibandingkan dengan laki-laki pada usia yang sama, wanita mengalami kehilangan massa otot bersamaan dengan penuaan yang akan melipatgandakan kemungkinan terjadinya frailty. (7)

Perempuan memiliki prevalensi frailty yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Temuan ini tidak mengejutkan karena perempuan memiliki jumlah rerata masa otot dan kekuatan otot yang lebih rendah. Hubungan antara frailty dan sarkopenia telah terkonfirmasi pada penelitian terdahulu. Pada penelitian yang lain menunjukkan bahwa laki-laki memiliki kemungkinan untuk meninggal mendadak yang lebih besar dibandingkan perempuan sehingga pada perempuan terjadi penurunan progresif yang lebih lebih teratur sehingga menempatkan perempuan pada karakteristik frailty yang lebih tinggi. Kemungkinan penjelasan yang lain adalah harapan hidup lansia perempuan adalah lebih lama. Sebagai hasilnya, perempuan pada kelompok usia yang sama adalah lebih tua dibandingkan laki-laki. Karena frailty meningkat seiring usia, hal ini menyumbang terhadap perbedaan prevalensi antara jenis kelamin (3).

Frailty biasa didapatkan pada lanjut usia namun perbedaan operasionalisasi status frailty menghasilkan perbedaan prevalensi dalam rentang yang luas diantara penelitian (3).

Prevalensi frailty memiliki rentang antara 5%-58% (6). Penelitian lain oleh Merchant dkk menemukan prevalensi frailty 5,7% -11,3%. Frailty berkorelasi secara signifikan dengan bertambahnya usia, jenis kelamin perempuan, multimorbiditas, polifarmasi, gangguan kognitif dan fungsional (7).

Berdasarkan definisi AWGS, pengukuran variable termasuk masa otot, kekuatan otot (hand grip), dan performa fisik (kecepatan berjalan). Tantangannya adalah menentukan bagaimana cara pengukuran akurat terbaik khususnya appendicular skeletal muscle mass

(12)

5

(ASM). Beberapa teknik telah digunakan untuk menilai ASM termasuk dual energy x-ray

absorptiometry (DXA), computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), dan bioelectrical impedance analysis (BIA). (8)

Bukti yang utuh dari penelitian pada cadaver menunjukkan bahwa DXA, MRI, dan CT memberikan pengukuran yang tepat dan terpercaya sebagai kriteria dalam mengukur ASM in

vivo. Namun, faktor-faktor tertentu seperti biaya, aksesibilitas, dan masalah pajanan radiasi

membatasi penggunaan pencitraan seluruh badan. Sebaliknya, BIA yang berdasarkan pengukuran konduktivitas jaringan dalam penelitian komposisi tubuh manusia adalah relatif sederhana, cepat (hanya perlu beberapa menit) dan tidak invasif (8). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur skeletal muscle mass pada penelitian ini adalah merk Omron Full Body Sensor

Body Composition Monitor and Scale Model HBF-510 dengan intepretasi smasa otot skeletal

diesuaikan dengan tabel yang ada pada alat tersebut.

Kejadian jatuh pada lansia disebabkan oleh multipel faktor. Beberapa parameter yang diidentifikasi sebagai prediktor independen terhadap kejadian jatuh diantaranya kekuatan otot ekstremitas bawah, kompetensi postural/ keseimbangan lateral, gangguan pengelihatan, gangguan kognitif dan polifarmasi. (6)

Penelitian yang dilakukan di desa Songan Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali menunjukkan prevalensi frailty yang lebih tinggi pada wanita dengan perbandingan laki-laki : wanita adalah 1:2. Sedangkan berdasarkan usia didapatkan prevalensi frailty tertinggi pada rata-rata usia 82 tahun.

Pada 19 studi menunjukkan kejadian jatuh tertinggi pada wanita sekitar 55,4-85,4%, tergantung pada tipe studi, situasi, populasi, sampel, kelompok usia, dan instrumen evaluasi. Prevalensi kejadian jatuh pada lansia dengan frailty sekitar 6,7-44%. Terdapat bukti keterkaitan antara jatuh dan keberadaan frailty pada lansia dengan asosiasi 1,8 (95% CI, 1,51-2,13). Menurut Bilotta dkk menunjukkan pada regresi linier multipel, frailty (OR 2.01, 95% CI, 1,05-3,83; p=0,035) tapi peneliti tidak menyebutkan prevalensinya. (10)

Berdasarkan data WHO diperkirakan 28-35% orang dengan usia 65 tahun atau lebih mengalami kejadian jatuh setiap tahunnya dan meningkat menjadi 32-42% pada usia lebih dari 70 tahun. Frekuensi ini meningkat seiring dengan peningkatan usia dan level frailty. (11)

Dalam penelitian ini didapatkan kesesuaian hasil dengan literatur dimana frailty meningkatkan resiko jatuh pada lansia sebesar 27 kali yang terbukti signifikan secara statistik. Faktor yang berkontribusi meningkatkan resiko kejadian jatuh pada lansia dengan frailty karena kelemahan tubuh, penurunan berat badan, penurunan aktivitas dan fatigue serta penyakit kronik. (10)

(13)

6

Kesimpulan

Prevalensi frailty di desa Songan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli tertinggi pada wanita dengan perbandingan laki-laki : wanita adalah 1:2 dan meningkat seiring bertambahnya usia terutama pada populasi usia tua. Frailty meningkatkan kejadian jatuh hampir 27 kali pada populasi lansia dan terbukti signifikan secara statistik. Diperlukan penelitian yang lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan mencakup wilayah yang lebih luas agar dapat menggambarkan prevalensi frailty di Bali secara umum serta menggambarkan hubungan antara

frailty dan kejadian jatuh pada lansia.

Daftar Pustaka

1. Dent E, Lien C, Shiong W, Wong WC, Wong CH, Ng TP, et al. The Asia-Pacific Clinical Practice Guidelines for the Management of Frailty. JAMDA 2017;18:56-575 2. Yeolekar ME, Sukumaran S. Frailty Syndrome : A Review. Journal of the association

of physicians of india. 2014;62

3. Collard RM, Boter HB, Schoevers RA, Voshaar RC. Prevalence of frailty in community dwelling older person: a systematic review. J Am Geriatr Soc. 2012;1487:1487-1492 4. Rubenstein LZ. Falls in older people: epidemiology, risk factors and strategies for

prevention. Age and Ageing. 2006;35-S2: ii37–ii41

5. Nowak A, Hubbard RE. Falls and frailty: lessons from complex systems. J R Soc Med 2009: 102: 98–102

6. Fried LP, Tangen CM, Walston J, Newman AB, Hirsch C, Gottdinger J et al. Frailty in older adults: evidence for a phenotype. Journal of Gerontology Medical Sciences. 2001;56A:M146-M156.

7. Sternberg SA, Wershof Schwartz A. The identification of frailty: A systematic literature review. J Am Geriatr Soc. 2011;59:2129–2138.

8. Merchant RA, Chen MZ, Tan LW, Lim MY, Ho HK. Singapore healthy older people everyday (HOPE) study: prevalence of frailty and associated factors in older adults. JAMDA. 2017:1.e1-1.e6

9. Wang H, Hai S, Zhou J, Liu P, Dong BR. Estimation of prevalence of sarcopenia by using a new bioelectrical impedance analysis in chinese community-dwelling elderly people. BMC Geriatrics. 2016;16(216): 1-9

(14)

7

10. Fhon JRS, Rodrigues RAP, Neira WF, Huayta VMR, Robazzi MLC. Fall and its association with the frailty syndrome in the elderly: systematic review with meta-analysis. Rev Esc Enferm USP. 2016;50(6):1003-1010

Gambar

Gambar 1. Komposisi lansia berdasarkan jenis kelamin

Referensi

Dokumen terkait

Dengan asumsi data SST Niño3.4 dapat diwakili oleh data ESPI, maka sesuai dengan landasan teori sebelumnya yang menyatakan bahwa akan terjadi kering yang relatif sangat

Tujuan akreditasi tersebut mamiliki makna hasil akreditasi (1) memberikan gambaran tentang tingkat kinerja sekolah yang dapat digunakan untuk kepentingan pembinaan,

Perilaku konsumen yang mempengaruhi indikator dari profitabilitas usaha yaitu investasi usaha berdasarkan data statistik yang diperoleh dari hasil penelitian hanya

Masyarakat Jawa Tondano sudah memulai melakukan banyak tradisi yang sangat kental yang mereka pegang salah satunya tradisi Pelaksanaan Ritual Sisiru Pada Doa

Subbagian Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari, 2015.. dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

Instagram adalah sebagian dari salah satu sosial media yang digunakan untuk jual beli secara online atau bisa disebut dengan online shop yang sekarang ini digunakan untuk

Hasil penelitian menunjukkan tidak bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap fenomena kelenturan fenotipik dalam sifat-sifat reproduksi (umur dewasa kelamin,

Tujuan penelitian ini dirancang untuk: (1) mengembangkan Game edukasi Katelu pada perangkat berbasis android yang memuat materi klasifikasi komputer, (2) mengetahui