• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PROGRAM BINA LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT NELAYAN KELURAHAN KOTA KARANG RAYA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PROGRAM BINA LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT NELAYAN KELURAHAN KOTA KARANG RAYA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF BINA LINGKUNGAN PROGRAM IN THE FISHERMAN COMMUNITY KOTA KARANG RAYA BANDAR

LAMPUNG

By

ALFI WIRA PRATAMA

This research aims to review and analyze the effectiveness of Bina Lingkungan program in fisherman community Kota Karang Raya. The approach in the research is quantitative approach, this approach using questionnaire to collect data. Respondents in this research are 67 people and the experiment using purposive sampling techniques. This research using percentage technique and factor analysis to analize data. The research results: (1) Overall the effectiveness of Bina Lingkungan program in fisherman community Kota Karang Raya could be conclude, quite effective, because the result of the calculation is 77,31 %. In accordance with Litbang Depdagri, this percentage included in the category of quite effective. (2) On the variables of Bina Lingkungan for knowledge program, the purpose of Bina Lingkungan, benefits of Bina Lingkungan and accuracy of targets of Bina Lingkungan, the results is very effective, meanwhile the variables of socialization and monitoring of Bina Lingkungan results is really ineffective. (3) Based on the results of factor analysis, beneficial of program Bina Lingkungan factor have value and it has the largest eigenvalue with total 2,398 and value of varianced 29,969 %, the result could explained as much as.

(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PROGRAM BINA LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT NELAYAN KELURAHAN KOTA KARANG RAYA BANDAR LAMPUNG

Oleh

ALFI WIRA PRATAMA

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis efektivitas program Bina Lingkungan pada masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan ini secara primer menggunakan strategi penelitian survei yang menggunakan kuesioner untuk pengumpulan datanya. Responden pada penelitian ini berjumlah 67 orang, penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik persentase dan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Secara keseluruhan efektivitas program Bina Lingkungan pada masyarakat nelayan Kota Karang Raya dapat disimpulkan cukup efektif, karena dari hasil perhitungan efektivitas diperoleh hasil sebesar 77,31%. Sesuai dengan tabel Litbang Depdagri nilai persentase tersebut masuk dalam kategori cukup efektif. (2) Pada variabel pengetahuan program Bina Lingkungan, tujuan program Bina Lingkungan, pemanfaatan program Bina Lingkungan dan ketepatan sasaran program Bina Lingkungan diperoleh hasil sangat efektif. Sedangkan pada variabel sosialisasi program Bina Lingkungan dan pemantauan program Bina Lingkungan diperoleh hasil sangat tidak efektif. (3) Berdasarkan hasil analisis faktor, faktor program Bina Lingkungan bermanfaat merupakan faktor yang memiliki nilai pengaruh paling besar dengan total eigenvalue sebesar 2,398 dan nilai varianced explained sebesar 29,969%.

(3)

EFEKTIVITAS PROGRAM BINA LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT NELAYAN KELURAHAN KOTA KARANG RAYA BANDAR LAMPUNG

Oleh

ALFI WIRA PRATAMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

EFEKTIVITAS PROGRAM BINA LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT NELAYAN KELURAHAN KOTA KARANG RAYA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

ALFI WIRA PRATAMA

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ...21

2. Peta Lokasi Penelitian Kelurahan Kota Karang Raya...34

3. Aktivitas di Pemukiman Masyarakat Nelayan Kota Karang Raya ...38

(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN JUDUL DALAM... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN...v

PERNYATAAN... vi

RIWAYAT HIDUP... vii

MOTTO... viii

PERSEMBAHAN... ix

SANWACANA...x

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR... xix

I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah...8

C. Tujuan Penelitian ...9

D. Manfaat Penelitian ...9

II. TINJAUAN PUSTAKA...10

A. Kerangka Konseptual...10

1. Tinjauan tentang Efektivitas ...10

2. Tinjauan tentang Masyarakat Nelayan...11

3. Tinjauan tentang Program Bina Lingkungan ...17

B. Kerangka Pemikiran ...19

III. METODE PENELITIAN...22

A. Tipe Penelitian...22

B. Lokasi Penelitian ...22

(8)

D. Definisi Konseptual...24

E. Definisi Operasional...25

F. Teknik Pengumpulan Data ...26

G. Teknik Pengolahan Data ...28

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN...31

A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung ...31

B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur ...33

C. Keadaan Umum Daerah Penelitian, Kelurahan Kota Karang Raya ...34

1. Letak dan Luas Daerah ...34

2. Keadaan Penduduk ...35

3. Sarana dan Prasarana ...35

4. Gambaran Masyarakat Nelayan di Kelurahan Kota Karang Raya ...37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN...41

A. Karakteristik Responden ...41

B. Analisis Efektivitas Program Bina Lingkungan pada Masyarakat Nelayan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung...48

1. Pengetahuan Mengenai Program Bina Lingkungan ...48

2. Tujuan Program Bina Lingkungan ...50

3. Sosialisasi Program Bina Lingkungan...54

4. Manfaat Program Bina Lingkungan ...56

5. Ketepatan Sasaran Program Bina Lingkungan ...58

6. Pemantauan Program Bina Lingkungan ...60

C. Perhitungan Efektivitas Program Bina Lingkungan pada Masyarakat Nelayan Kota Karang Raya ...62

D. Perhitungan Analisis Faktor Efektivitas Program Bina Lingkungan pada Masyarakat Nelayan Kota Karang Raya ...66

E. Hasil Perhitungan Analisis Faktor Efektivitas Program Bina Lingkungan pada Masyarakat nelayan Kota Karang Raya...84

VI. KESIMPULAN DAN SARAN...87

A. Kesimpulan ...87

B. Saran...88 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pencapaian MDG’sTahun 2013 di Indonesia ...2

2. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni siswa SD, SMP dan SMA Kota Bandar Lampung tahun 2013...3

3. Kerangka Instrumen Penelitian ...26

4. Standar Ukuran Efektivitas ...29

5. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung Tahun 2014...32

6. Komposisi Jumlah Penduduk di Kota Bandar Lampung Tahun 2014 ...32

7. Jumlah Penduduk Kelurahan Kota Karang Raya Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2014...35

8. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Kota Karang Raya Tahun 2014...36

9. Jumlah Penduduk Kelurahan Kota Karang Raya Menurut Matapencaharian Tahun 2014 ...37

10. Jumlah Keluarga di Kelurahan Kota Karang Raya Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan ...37

11. Jumlah Warga di Kelurahan Kota Karang Raya yang Bekerja Sebagai Nelayan dan Buruh ...38

12. Jenis Kelamin Responden Penelitian Efektivitas Program Bina Lingkungan pada Masyarakat Nelayan Kota Karang Raya ...41

13. Usia Responden Penelitian Efektivitas Program Bina Lingkungan pada Masyarakat Nelayan Kota Karang Raya ...42

(10)

15. Pendidikan Terakhir Responden Penelitian Efektivitas Program Bina

Lingkungan pada Masyarakat Nelayan Kota Karang Raya ...44 16. Jumlah Anak Responden Penelitian Efektivitas Program Bina Lingkungan

pada Masyarakat Nelayan Kota Karang Raya ...45 17. Pendapatan Perbulan Responden Penelitian Efektivitas Program Bina

Lingkungan pada Masyarakat Nelayan Kota Karang Raya ...47 18. Persentase Jawaban mengenai Pengetahuan Program Bina Lingkungan ...48 19. Persentase Jawaban mengenai Penerimaan Program Bina Lingkungan

di Lingkungan Responden ...50 20. Persentase Jawaban mengenai Pengetahuan Responden Terhadap

Perkembangan Program Bina Lingkungan...50 21. Persentase Jawaban Responden mengenai Efektivitas Bina Lingkungan dalam

Meningkatkan Partisipasi Masyarakat untuk Bersekolah ...51 22. Persentase Jawaban Responden mengenai Program Bina Lingkungan dapat

Menurunkan Angka Putus Sekolah ...52 23. Persentase jawaban responden mengenai Bina Lingkungan dapat

menghilangkan diskriminasi dalam bidang pendidikan ...53 24. Persentase Jawaban Responden mengenai Sosialisasi Program Bina

Lingkungan di Wilayah Kota Karang Raya ...55 25. Persentase Jawaban Responden mengenai Intensitas Sosialisasi Program Bina

Lingkungan di Wilayah Kota Karang Raya ...55 26. Persentase Jawaban Responden mengenai Manfaat Program Bina

Lingkungan...56 27. Persentase Jawaban Responden mengenai Peningkatan Semangat Belajar

Anak Setelah Mengikuti Program Bina Lingkungan ...57 28. Persentase Jawaban Responden mengenai Manfaat dari Fasilitas yang

diberikan Program Bina Lingkungan ...58 29. Persentase Jawaban Responden mengenai Ketepatan Sasaran Program Bina

Lingkungan di Kelurahan Kota Karang Raya ...58 30. Persentase Jawaban Responden mengenai Program Bina Lingkungan

(11)

31. Persentase Jawaban Responden mengenai Pemantauan Program Bina

Lingkungan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung ...60

32. Persentase Jawaban Responden mengenai Pemantauan Program Bina Lingkungan yang dilakukan oleh Pihak Lain...62

33. Perhitungan Efektivitas Program Bina Lingkungan pada Masyarakat Nelayan Kota Karang Raya ...63

34. KMO dan Bartlett’sTest...68

35.Anti-Image MatricesPercobaan Pertama...69

36.Anti-Image MatricesPercobaan Kedua ...70

37.Anti-Images MatricesPercobaan Ketiga...71

38. TabelTotal Variance Explained...72

39. KMO danBartlett’sTest ...74

40. TabelCommunalities...74

41. TabelComponent Matrix...76

42. TabelRotated Component Matrices...77

43. KMO danBartlett’sTest...78

44.Anti-Image Matrices...79

45. TabelTotal Variance Explained...80

46. TabelCommunalities...81

47. TabelComponent Matrix...82

48. TabelRotated Component Matrices...83

49. TabelComponent Transformation Matrices...84

(12)
(13)
(14)
(15)

MOTO

“Hope is a good thing, maybe the best of thing, and no good things ever die”

(Andy Dufresne)

“Hidup bukan hanya panggung sandiwara, melainkan panggung sayembara.

Setiap keinginan harus dikejar, bukan hanya dipiara.

Karena kamu bukan satu-satunya orang yang memiliki impian dan cita-cita.”

(Rons Imawan)

”Jangan pelit untuk tersenyum, jangan malu untuk meminta maaf dan jangan lupa untuk

bersyukur”

(16)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini untuk :

Ayahanda dan Ibunda tersayang Drs. Saiful Effendi dan Maria Novera

Adik-adikku tercinta

Feril Dwi Cahyadin, Rama Sejati dan Adinda Maharani

Terima kasih atas segala cinta, pengorbanan, kesabaran, motivasi, keikhlasan, dan do’a yang tiada henti

dalam menanti keberhasilanku

Para pendidik yang telah membimbing dan mendidik dengan ketulusannya

Sahabat, teman, dan almamater tercinta yang mendewasakanku dalam berpikir dan bertindak serta

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Alfi Wira Pratama. Lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 15 Maret 1993. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Bapak Drs. Saiful Effendi dan Ibu Maria Novera. Penulis memiliki dua orang adik laki-laki dan satu orang adik perempuan.

Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Penulis beralamat di Jalan KH. Hasyim Ashari No. 78 Gedung Pakuon, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung. Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis :

1. Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi Teluk Betung diselesaikan Tahun 1999 2. Sekolah Dasar Negeri 1 Talang yang diselesaikan pada tahun 2005. 3. SMP Negeri 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008. 4. SMA Negeri 10 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011.

(18)

SANWACANA

Bismilahirrohmannirohim,

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dah hidayat-Nya, Tuhan semesta alam yang maha kuasa atas bumi, langit dan seluruh isinya, serta hakim yang maha adil dihari akhir kelak. Berkat daya dan upaya serta kekuatan yang dianugerahkan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas Program Bina Lingkungan pada Masyarakat Nelayan Kelurahan Kota Kota Karang Raya”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H., selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

(19)

bimbingannya selama pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir. Terima kasih atas semua ilmu yang bapak berikan, semoga dapat berguna kelak.

5. Ibu Dr. Bartoven Vivit Nurdin, S.Sos. M.Si., selaku dosen Pembahas. Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dalam skripsi ini. Terima kasih atas kritik dan saran yang ibu berikan sehingga menjadikan skripsi ini lebih baik.

6. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H., selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan arahan.

7. Seluruh Dosen di Jurusan Sosiologi FISIP Unila. Terimakasih atas semua ilmu yang sudah Bapak dan Ibu Dosen berikan, semoga ilmu yang diberikan selama penulis berkuliah di FISIP Sosiologi bermanfaat di masa depan serta bermanfaat bagi banyak orang.

8. Seluruh Staf Administrasi dan karyawan di FISIP Unila yang telah membantu melayani urusan administrasi perkuliahan dan skripsi.

9. Bapak Anshori, Bapak Aco, dan Bapak Abdul selaku ketua RT, beserta staf di Kantor Kelurahan Kota Karang Raya yang telah membantu selama penelitian di lapangan.

10. Terima kasih kepada seluruh masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya yang telah bersedia menjadi responden penelitian skripsi ini.

(20)

12. Ketiga adikku, Feril Dwi Cahyadin, Rama Sejati dan Adinda Maharani, terima kasih sudah menjadi adik-adik yang baik, terima kasih sudah membuat Abang selalu berusaha jadi contoh yang baik buat kalian,.

13. Nenek, terima kasih atas nasihat-nasihat yang telah diberikan, terima kasih atas do’anya.

14. Bang Renal, Bang Devi, Bang Ulil, Bang Rala, Gilang, Risto dan semua sepupu A. Nurdin’s Generations, terima kasih.

15. Keluarga besar yang selalu ada dalam kondisi apapun.

16. Desi Relga Budi Calestin, terima kasih karena selalu menemani dan selalu memberikan semangat agar menyelesaikan skripsi ini.

17. Black Rose and Black Jack, Annisa Octaviani, Dina Purnama, Elvita Sofianti, Monika Damayanti, Sartika Puspita, Siska Amelia (Babang), Agung Prayoga, Azwar Anas, David Z, Deni Juliyan, semoga kita sukses semua.

18. Annisa Nurlaila dan Indah Julita, terima kasih atas setiap masukannya, satu pembimbing tapi kalian wisuda duluan.

19. Teman-teman Sosiologi angkatan 2011, Hengki, Fachri, Andre, Angga, Dimas, Faxy, Mahardika, Tomi, Windu, Yoga, Nora, Wilfrida, Yossi, Marlina dan semua teman-teman Sosiologi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terima kasih untuk kebersamaanya selama ini.

20. Ade Nugraha, Bambang (Mbeng), Havid Vidi, Kahfi Yudha, Panji Hariwibowo, Rian Hidayatullah (Bocor), Rizki Taimiah, Yusuf Maulana, terima kasihbrother doa dan semangatnya.

(21)

22. Teman-teman KKN Desa Tambah Subur, Afrian, bang Akhfi, Dimas, Dias, bang Andi, bang Aldi, Aliya, Ani dan Hafsa.

23. Bang Catur, Aa, Bang Ardi dan anggota Idefa futsal lainnya, terima kasih motivasinya,keep healthy.

24. Serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih. Semoga kesuksesan bersama kita dan senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 30 Juni 2015 Penulis

(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi yang terjadi dalam segala aspek kehidupan telah memacu bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara meningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui proses pendidikan. Menurut Tampubolon (2002), kehidupan global amat merasuk disemua sendi kehidupan, sendi pendidikan termasuk yang cukup sensitif menghadapi era globalisasi. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran penting dalam peningkatan sumber daya manusia. Melalui pengembangan kualitas sumber daya manusia, diharapkan mampu menyandingkan bangsa Indonesia diantara bangsa-bangsa lain. Hal ini mengingat bahwa pendidikan merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk dapat menyiapkan masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain.

Menurut Bappenas (2014), pencapaian MDG’s tahun 2013 di Indonesia

(23)

2

Tabel 1. Pencapaian MDG’s Tahun 2013 di Indonesia

Jenjang Usia Tahun

2000 2012

7-12 95,5% 97,9%

13-15 79,6% 89,5%

Sumber: Bappenas, 2014

Pada tahun 2012, APS usia 7-12 tahun mencapai 97,9 persen atau meningkat 2,4 persen dari keadaan tahun 2000. Dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang diperkirakan sebanyak 30,9 juta jiwa, pada tahun 2012 diperkirakan masih ada sekitar 620 ribu anak yang tidak sekolah, dari jumlah tersebut sekitar 40 persennya adalah anak usia 7-8 tahun yang belum pernah masuk sekolah dan selebihnya adalah anak usia 9-12 tahun yang umumnya putus sekolah di SD/MI. Pada jenjang usia 13-15 tahun pun mengalami peningkatan pada tahun 2012, mencapai 89,5 persen, terjadi peningkatan sebesar 9,9 persen dari tahun 2000.

(24)

3

Tabel 2. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni siswa SD, SMP dan SMA Kota Bandar Lampung tahun 2013

Jenjang Sekolah Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Murni

Sekolah Dasar 119,90% 99,98%

Sekolah Menengah Pertama 96,33% 77,94% Sekolah Menengah Akhir 98,25% 75,52% Sumber: Kemendikbud, 2013

Data di atas menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) SD di Kota Bandar Lampung mencapai 119,90 persen, sementara untuk Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai 99,98 persen. Pada tingkat SMP Angka Partisipasi Kasar (APK) sebesar 96,33 persen, sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai 77,94 persen. Kemudian, Pada tingkat SMA Angka Partisipasi Kasar (APK) sebesar 98,25 persen, sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai 75,52 persen.

(25)

4

Era desentralisasi-otonomi berdampak pada semakin terbukanya kebebasan yang dimiliki masyarakat untuk terlibat dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, setiap daerah berlomba-lomba untuk memajukan pendidikan. Berbagai macam program pendidikan dibuat, mulai dari sekolah gratis, beasiswa dan lain-lain. Hal tersebut menegaskan bahwa pemerintah selalu berupaya untuk memperluas akses agar terwujudnya pemerataan pendidikan, peningkatan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan sekaligus menurunkan kesenjangan taraf pendidikan antar kelompok masyarakat. Pendidikan merupakan suatu investasi jangka panjang yang jika pelaksanaannya tepat guna akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Sejalan dengan tujuan di atas, salah satu usaha Pemerintah Daerah dalam mewujudkan tanggung jawab dan meningkatkan mutu pendidikan khususnya di wilayah Kota Bandar Lampung adalah dibentuknya suatu jalur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang diberi nama Bina Lingkungan. Bina Lingkungan dimaksudkan untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah dan membantu masyarakat yang kurang mampu untuk memperoleh pendidikan secara gratis. Bina Lingkungan diperuntukkan bagi siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama sampai tingkat Perguruan Tinggi. Bina Lingkungan merupakan salah satu program unggulan Walikota Bandar Lampung, Drs. Hi. Herman HN, dalam bidang pendidikan.

(26)

dibeda-5

bedakan dengan peserta didik lain yang berasal dari status ekonomi yang lebih tinggi. Bina Lingkungan juga bertujuan untuk menekan jumlah anak yang tidak bersekolah sekaligus mengurangi angka putus sekolah. Hal ini tercantum dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 49 Tahun 2013 Pasal 2 Poin (a) yang berbunyi:

“Memberikan kesempatan kepada warga Negara Republik Indonesia, khususnya anak-anak usia sekolah masyarakat Kota Bandar Lampung untuk memperoleh tempat layanan pendidikan yang berkualitas pada satuan pendidikan yang lebih tinggi”. Kemudian pada pasal 3 Poin (d) yang berbunyi:

“Tidak diskriminatif, artinya proses penerimaan peserta didik baru ini dapat diikuti oleh segenap warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memenuhi syarat, tanpa membedakan suku, daerah asal, agama dan golongan, serta status sosial”.

Program Bina Lingkungan diberikan Pemerintah Kota dengan kapasitas 50 persen masuk sekolah tanpa tes dengan sasaran kalangan masyarakat menengah ke bawah yang tidak dapat menempuh pendidikan dikarenakan tak memiliki biaya. Apabila pendaftar melampaui kuota 50 persen maka pendaftar akan direkomendasikan ke sekolah di Kecamatan terdekat jika daya tampung memungkinkan. Para peserta program Bina Lingkungan ini pun diberi perlengkapan sekolah seperti seragam, sepatu dan tas.

(27)

6

Gambaran tentang program serupa dibeberapa wilayah Indonesia juga banyak ditemui. Program tersebut diimplementasikan oleh pemerintah daerah sebagai program unggulan, hal ini dirasa penting guna meningkatkan mutu pendidikan di wilayah daerah tersebut. Seperti di Kota Semarang, Jawa Tengah, terdapat program pendidikan yang bernama Gerdu Kempling (Mbani, Santoso, dan Taufiq, 2014). Program ini berupa pelatihan dan bantuan pendidikan dasar seperti: BOS, BSM, dan Beasiswa CSR. Di Kota Palembang, Sumatera Selatan, terdapat program pendidikan yang diberi nama Program Sekolah Gratis (Marzuki, 2011). Program ini merupakan upaya Pemerintah untuk memperluas akses pemerataan pendidikan dan peningkatkan partisipasi pendidikan sekaligus menurunkan kesenjangan taraf pendidikan antar kelompok masyarakat. Di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, terdapat program pendidikan bernama PRODIRA (Program Pendidikan untuk Rakyat). Program ini bertujuan meningkatkan angka partisipasi pendidikan masyarakat pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta membebaskan segala macam pungutan bagi seluruh siswa SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA/SMK Negeri/Swasta dari biaya operasional satuan pendidikan, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (Balihristi, 2012).

(28)

7

tataran ini menarik untuk dilakukan penelusuran terkait keterlibatan masyarakat nelayan dalam program pemanfataan perluasan akses di bidang pendidikan.

Seperti diketahui, wilayah Kota Bandar Lampung memiliki area pesisir yang merupakan bagian dari Teluk Lampung, mulai dari Kecamatan Teluk Betung Timur sampai dengan Kecamatan Panjang. Pada area pesisir tersebut terdapat banyak perkampungan nelayan yang merupakan bagian dari masyarakat urban dan dalam proses pembangunan selalu menjadi perhatian, karena

kawasan pemukiman masyarakat nelayan dianggap sebagai kantong-kantong kemiskinan. Salah satu Kelurahan yang terdapat di kawasan Teluk Lampung adalah Kelurahan Kota Karang Raya yang merupakan bagian dari Kecamatan Teluk Betung Timur. Kelurahan Kota Karang Raya sendiri merupakan pemekaran dari kelurahan Kota Karang. Masyarakat Kelurahan Kota Karang Raya sebagian besar bermatapencaharian sebagai nelayan dan kebanyakan dari mereka merupakan masyarakat pendatang dari luar Provinsi Lampung yang sudah lama menetap di wilayah tersebut. Perkampungan nelayan yang terdapat di Kelurahan Kota Karang Raya ini cukup luas dan berpenduduk padat, jika diperhatikan secara kondisi, perkampungan ini sangat memprihatinkan, rumah yang satu dengan yang lain saling berhimpitan, sampah dimana-mana, tempat mck (mandi, cuci, dan kakus) yang tak layak, sehingga kesan kumuh yang melekat pada perkampungan nelayan sangat nampak jelas.

(29)

8

bisa dikatakan rezeki yang didapatkan nasib-nasiban karena nelayan mengandalkan hasil alam serta kondisi alam, seperti: cuaca, angin, dan keadaan bulan, purnama atau tidak. Fasilitas dan peralatan nelayan yang masih tradisional pun mempengaruhi penghasilan para nelayan di Kelurahan Kota Karang Raya. Tidak menentunya penghasilan yang didapatkan oleh nelayan-nelayan ini berdampak pada kesejahteraan keluarga, salah satunya berdampak pada pendidikan anak.

Penghasilan nelayan di Kelurahan Kota Karang Raya yang tidak menentu dan hutang-hutang yang melilit membuat mereka terkendala dalam memenuhi pendidikan anaknya, ditambah lagi pendidikan yang semakin lama semakin mahal. Tak jarang anak harus putus sekolah di tengah jalan dan tidak dapat melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelusuran terkait jalannya program Bina Lingkungan di Kelurahan Kota Karang Raya, seperti diketahui bahwa terdapat banyak problematika pada masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya khususnya dibidang pendidikan, rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan Kota Karang Raya tergolong masih rendah, serta ditambah kondisi ekonomi yang lemah membuat masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya terkendala dalam memenuhi pendidikan anak.

B. Rumusan Masalah

(30)

9

bersekolah. Pada kasus ini, menarik untuk ditelusuri lebih lanjut perihal keterlibatan masyarakat nelayan di kawasan pesisir Bandar Lampung khususnya di Kelurahan Kota Karang Raya dalam program Bina Lingkungan. Mengingat bahwa di Kelurahan Kota Karang Raya banyak masyarakatnya yang bermatapencaharian sebagai nelayan dan buruh nelayan yang berpenghasilan rendah serta tidak menentu, sehingga terkendala dalam memenuhi pendidikan anaknya.

Terkait dengan hal tersebut, maka rumusan pertanyaan penelitian ini yakni “Bagaimana efektivitas program pendidikan Bina Lingkungan pada

masyarakat nelayan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menjelaskan efektivitas program pendidikan Bina Lingkungan pada masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Sumbangan pemikiran bagi para ahli maupun akademisi lain yang mengkaji masalah efektivitas program khususnya dibidang pendidikan.

2. Secara praktis

(31)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Tinjauan tentang Efektivitas

Konsepsi efektivitas banyak dijumpai baik literatur ataupun jurnal ilmiah. Definisi mengenai konsepsi efektivitas yang dikemukakan oleh para ahli pun beragam. Butsi, Soeaidy, dan Hadi (2013) mengungkapkan bahwa efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dan ditentukan dalam setiap organisasi, kegiatan maupun program. Selaras dengan pernyataan di atas, Sedarmayanti (2014) menyatakan bahwa efektivitas berkaitan dengan pencapaian kerja yang maksimal, artinya pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

(32)

11

operasional. Berdasarkan berbagai pendapat mengenai efektivitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah keberhasilan suatu program atau organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Semakin besar keluaran yang dihasilkan dari sasaran yang akan dicapai maka program dan organisasi tersebut dapat dikatakan efektif.

a. Ukuran Efektivitas

Efektivitas program dapat diketahui dengan membandingkan tujuan program dengan output program, pendapat peserta program dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan efektivitas program. Budiani (2009), menetapkan variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur efektivitas sebagai berikut:

1. Ketepatan sasaran program 2. Sosialisasi program

3. Tujuan program 4. Pemantauan

Terkait dengan itu, pengukuran efektivitas sebuah program yang dikaji dalam penelitian ini mengacu pada beberapa indikator yakni (1) ketepatan sasaran program; (2) sosialisasi program; (3) tujuan program; dan (4) pemantauan program. Selanjutnya dari keempat indikator tersebut dapat dilihat perihal efektif atau tidaknya sebuah program yang diteliti.

2. Tinjauan tentang Masyarakat Nelayan

(33)

12

perspektif. Lune, Badu, dan Samsiah (2013) menjelaskan masyarakat nelayan adalah sekelompok manusia yang mempunyai mata pencaharian pokok mencari ikan di laut dan hidup di daerah pantai, bukan masyarakat yang bertempat tinggal di pedalaman, tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat pedalaman juga mencari ikan di laut karena mereka bukan termasuk komunitas orang yang memiliki ikatan budaya masyarakat pantai. Lalu, menurut Sastrawidjaya (2002) masyarakat nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa masyarakat nelayan memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat lain, lebih lanjut Sastrawidjaya (2002) menjelaskan ciri-ciri masyarakat nelayan dari berbagai segi, antara lain:

a. Dari segi cara hidup. Komunitas nelayan adalah komunitas gotong-royong. Kebutuhan gotong-royong dan tolong-menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga yang banyak. Seperti saat berlayar. Membangun rumah atau tanggul penahan gelombang di sekitar desa. b. Dari segi keterampilan. Meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan

berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki ketrampilan sederhana. Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan oleh orang tua. Bukan yang dipelajari secara professional. c. Dari bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas komunitas

(34)

13

yang bermukim di desa-desa yang mudah dijangkau secara transportasi darat. Sedangkan yang homogen terdapat di desa-desa nelayan terpencil biasanya mengunakan alat-alat tangkap ikan yang sederhana, sehingga produktivitas kecil. Sementara itu, kesulitan transportasi angkutan hasil ke pasar juga akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil laut di daerah mereka.

Selain ciri, masyarakat nelayan pun memiliki klasifikasi, Retnowati (2011) membedakan nelayan menjadi 6 macam, yaitu: (1) nelayan pemilik (juragan), (2) nelayan penggarap (buruh/pekerja), (3) nelayan kecil, (4) nelayan tradisional, (5) nelayan gendong (nelayan angkut), dan (6) perusahaan/industri penangkapan ikan.

a. Nelayan pemilik (juragan) adalah orang atau perseorangan yang melakukan usaha penangkapan ikan, dengan hak atau berkuasa atas kapal/perahu dan/atau alat tangkap ikan yang dipergunakan untuk menangkap ikan.

b. Nelayan penggarap (buruh atau pekerja) adalah seseorang yang menyediakan tenaganya atau bekerja untuk melakukan penangkapan ikan yang pada umumnya merupakan/membentuk satu kesatuan dengan yang lainnya dengan mendapatkan upah berdasarkan bagi hasil penjualan ikan hasil tangkapan.

(35)

14

terbatas biasanya hanya berjarak 6 mil laut dari garis pantai. Nelayan tradisonal ini biasanya adalah nelayan yang turun-temurun yang melakukan penangkapan ikan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. d. Nelayan kecil pada dasarnya berasal dari nelayan tradisional hanya saja

dengan adanya program modernisasi/motorisasi perahu dan alat tangkap maka mereka tidak lagi semata-mata mengandalkan perahu tradisional maupun alat tangkap yang konvensional saja melainkan juga menggunakan diesel atau motor, sehingga jangkauan wilayah penangkapan agak meluas atau jauh.

e. Nelayan gendong (nelayan angkut) adalah nelayan yang dalam keadaan senyatanya dia tidak melakukan penangkapan ikan karena kapal tidak dilengkapi dengan alat tangkap melainkan berangkat dengan membawa modal uang (modal dari juragan) yang akan digunakan untuk melakukan transaksi membeli ikan di tengah laut yang kemudian akan dijual kembali. f. Perusahaan penangkapan ikan atau industri penangkapan ikan adalah

perusahaan yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang melakukan usaha penangkapan ikan dengan tujuan untuk perdagangan eksport atau berorientasi komersil. Perusahaan yang bergerak di bidang penangkapan ini memperkerjakan pekerja-pekerja yaitu nahkoda dan pembantu-pembantunya/Anak Buah Kapal (ABK) dengan sistem upah/gaji.

(36)

15

penangkapan yang lebih canggih dibandingkan dengan nelayan tradisional. Secara lebih rinci menurut Kusnadi (2003), ciri-ciri usaha nelayan tradisional yaitu:

a. Teknologi penangkapan bersifat sederhana dengan ukuran perahu yang kecil, daya jelajah terbatas, daya muat perahu sedikit, daya jangkau alat tangkap terbatas, dan perahu dilajukan dengan layar, dayung, atau mesin ber–PK kecil.

b. Besaran modal usaha terbatas.

c. Jumlah anggota organisasi penangkapan kecil antara 2-3 orang, dengan pembagian peran bersifat kolektif (non -spesifik), dan umumnya berbasis kerabat, tetangga dekat, dan atau teman dekat.

d. Orientasi ekonomisnya terutama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.

(37)

16

Dasar, bahkan tidak sedikit nelayan yang tidak mengenyam pendidikan. Kondisi demikian menghambat mobilitas sosial dan mempersulit peluang-peluang usaha yang berakibat terhadap rendahnya tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat, oleh karena itu dalam investasi sumber daya manusia masyarakat pesisir sudah sepatutnya mempertimbangkan hal tersebut, intervensi pemerintah sangat dibutuhkan.

Pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan sangatlah penting, tetapi faktor sosial ekonomi masyarakat nelayan selalu menjadi kendala dalam meningkatkan taraf pendidikan anak. Lebih lanjut, Yuherma, Ansofino, dan Nurhuda (2014) menjelaskan bahwa kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan dapat juga mempengaruhi tingkat pendidikan anak karena berkaitan dengan latar belakang kehidupan nelayan dalam membiayai pendidikan anaknya. Bila dilihat dari latar belakang kehidupan ekonomi pada umumnya masyarakat nelayan yang masih menggunakan perahu tingkat ekonominya masih rendah dibandingkan dengan masyarakat nelayan yang sudah menggunakan kapal. Hal inilah yang selalu menjadi kendala bagi para nelayan untuk melanjutkan pendidikan anaknya. Penghasilan mereka tidak dapat ditentukan besar kecilnya, hal ini berdampak pada kesejahteraan keluarga nelayan, salah satunya berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan anak.

(38)

17

Selain faktor ekonomi yang rendah, faktor kebiasaan dan keadaan telah mendukung terjadinya keberlanjutan rendahnya pendidikan pada masyarakat nelayan. Faktor motivasi pada masyarakat nelayan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi pun masih sangat rendah. Masyarakat nelayan rata-rata menginginkan anaknya untuk bersekolah dan mengenyam pendidikan yang tinggi tetapi mereka pun membiarkan anak-anaknya untuk ikut andil dalam kegiatan perekonomian.

3. Tinjauan tentang Program Bina Lingkungan

Program Bina Lingkungan merupakan salah satu program unggulan Wali Kota Bandar Lampung Drs. Hi. Herman HN, dalam bidang pendidikan. Berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung nomor 49 Tahun 2013, terdapat 3 jalur dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yaitu, jalur prestasi, jalur Bina Lingkungan dan yang terakhir adalah jalur reguler.

(39)

18

Program Bina Lingkungan merupakan bentuk perhatian Pemerintah Kota kepada masyarakat untuk mendapatkan akses pendidikan. Beberapa di antaranya yakni dapat melanjutkan sekolah tanpa tes serta mendapatkan perlengkapan sekolah berupa buku, baju, seragam, dan sepatu. Program Bina Lingkungan tersedia dengan kapasitas 50 persen disetiap sekolah, apabila pendaftar melampaui kuota 50 persen maka pendaftar akan direkomendasikan kesekolah dikecamatan terdekat jika daya tampung sekolah tersebut memungkinkan (Ciputra News,2014).

Bina Lingkungan bertujuan membantu masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah dalam memperoleh pendidikan. Program pendidikan Bina Lingkungan dimaksudkan agar semua masyarakat Bandar Lampung dengan ekonomi rendah dapat menyekolahkan anaknya, tak ada alasan untuk tidak bersekolah dikarenakan tidak memiliki biaya. Dengan mengenyam pendidikan yang layak maka diharapkan masyarakat dapat memperoleh pekerjaan yang layak pula.

Menurut Paolo Freire, pendidikan merupakan proses pembebasan (Pramudya, 2001:263). Bagi Freire, pendidikan senantiasa merupakan tindakan politik, baik untuk mempertahankan status quo ataupun untuk menciptakan perubahan sosial. Freire memperkenalkan apa yang disebutnya Problem Posing Method (PPM), yaitu metode pendidikan yang tidak “menindas” dan

(40)

19

B. Kerangka Pemikiran

Salah satu wujud keseriusan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yaitu dengan mencanangkan program pendidikan. Salah satu program pendidikan yang menjadi andalan adalah program Bina Lingkungan. Program Bina Lingkungan menawarkan pendidikan gratis dari tingkat SMP sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi. Pada prinsipnya Bina Lingkungan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi sekolah pada masyarakat, mengurangi angka putus sekolah, serta menghilangkan diskriminatif yang sering kali terjadi, sehingga anak-anak yang tidak mampu dapat memperoleh pendidikan yang layak.

Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan seluruh unsur yang terdapat di daerah, mulai dari unsur pemerintah, serta segenap lapisan masyarakat yang menjadi sasaran program ini. Menarik untuk dicermati tentang implementasi program Bina Lingkungan pada masyarakat nelayan, hal ini dikarenakan banyak problema kehidupan masyarakat nelayan yang cukup kompleks, terutama pada bidang pendidikan. Mengacu pada konsep yang telah disajikan dapat ditarik konklusi bahwa kebanyakan nelayan menginginkan anaknya untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi darinya, namun dalam realitasnya banyak faktor penghambat dalam mewujudkan kondisi tersebut.

(41)

20

efektivitas pelaksanaan program Bina Lingkungan pada masyarakat nelayan dalam bidang pendidikan di Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung.

(42)
[image:42.595.118.511.110.679.2]

21

Gambar 1. Bagan kerangka pikir Pemerintah Kota Bandar Lampung

Program Bina Lingkungan

Tujuan Bina Lingkungan

1. Meningkatkan partisipasi sekolah 2. Mengurangi angka putus sekolah

3. Menghilangkan diskriminasi dalam pendidikan

Masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya 1. Nelayan dengan peralatan tradisional

2. Buruh nelayan

Ukuran Efektivitas (Budiani, 2009: 52): 1. Ketepatan sasaran program 2. Sosialisasi program; 3. Tujuan program, 4. Pemantauan program.

Tidak Efektif Efektif

Problematika pendidikan di Indonesia

Faktual

Banyak program-program pendidikan yang di keluarkan oleh Pemerintah yang diimplementasikan untuk masyarakat miskin tetapi pada kenyataannya masih terdapat anak-anak yang putus sekolah serta masih banyak anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan.

Konseptual

(43)

22

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,

pendekatan ini secara primer menggunakan strategi penelitian survei yang

menggunakan kuesioner untuk pengumpulan datanya. Penggunaan

pendekatan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui ukuran efektivitas program Bina Lingkungan pada

masyarakat nelayan di Kelurahan Kota Karang Raya. Jenis penelitian yang

digunakan adalah deskriptif dan eksplanatori. Penggunaan metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan efektivitas program Bina Lingkungan dengan jalan mendeskripsikan variabel efektivitas program Bina Lingkungan, sedangkan penelitian eksplanatori bertujuan untuk menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lain mengenai efektivitas program Bina Lingkungan di Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk

Betung Timur, Kota Bandar Lampung. Pengujian efektivitas program Bina

Lingkungan pada wilayah ini dianggap tepat karena pada masyarakat nelayan

(44)

23

bidang pendidikan. Masih banyak warga Kelurahan Kota Karang Raya yang

memiliki tingkat pendidikan rendah, yaitu hanya tamatan Sekolah Dasar.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat nelayan di Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur. Bersumber dari data kelurahan Kota Karang Raya, penduduk yang berprofesi sebagai nelayan di wilayah tersebut berjumlah 200 orang. Terkait dengan hal tersebut, penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan sampel ini dengan cara memilih anggota sampel berdasarkan ciri yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun sampel pada penelitian ini adalah rumah tangga nelayan yang memiliki anak usia Sekolah Menengah Pertama hingga Perguruan Tinggi yang mengikuti program Bina Lingkungan sebagai responden. Banyaknya sampel yang ditentukan pada penelitian ini merujuk pada Silaen dan Widiyono (2013) yaitu menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut:

= 1 +

Keterangan:

n : Banyaknya Sampel N : Banyaknya Populasi e : Estimasi Kesalahan

Penghitungan Sampel

= 200

(45)

24

= 200

1 + 200 (0,01)

= 200

1 + 2

= 67

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang diteliti berjumlah 67 responden.

D. Definisi Konseptual

Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah: 1. Efektivitas

Efektivitas merupakan keberhasilan suatu program atau organisasi dalam mencapai tujuan (sasaran) yang telah ditentukan sebelumnya. Semakin besar keluaran yang dihasilkan dari sasaran yang akan dicapai maka program dan organisasi tersebut dapat dikatakan efektif. Dimensi dari efektivitas adalah:

a) Pengetahuan program, yaitu tingkat pengetahuan masyarakat mengenai program.

b) Sosialisasi program, yaitu kemampuan penyelenggara program dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada masyarakat.

c) Tujuan program, yaitu sejauhmana kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. d) Pemanfaatan program, yaitu sejauhmana masyarakat memanfaatkan

(46)

25

e) Ketepatan sasaran program, yaitu sejauhmana program tepat dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

f) Pemantauan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta program.

2. Masyarakat Nelayan

Masyarakat nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

3. Program Bina Lingkungan

Program Bina Lingkungan merupakan salah satu program unggulan Walikota Bandar Lampung Drs. H. Herman HN, dalam bidang pendidikan. Bina Lingkungan merupakan salah satu dari 3 jalur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Program Bina Lingkungan ditujukan guna memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang bertempat tinggal dekat dengan lingkungan sekolah negeri setempat.

E. Definisi Operasional

Operasionaliasi konsep dalam penelitian ini disusun kedalam suatu kerangka

instrumen penelitian yang dikembangkan untuk mendapatkan

komponen-komponen pertanyaan, secara rinci operasionalisasi konsep dapat dilihat pada

(47)
[image:47.595.133.513.107.417.2]

26

Tabel 3. Kerangka Instrumen Penelitian

No Dimensi Indikator Instrumen Skala

1 Pengetahuan Program

- Pengetahuan masyarakat tentang program Kuesioner Nominal 2 Sosialisasi program - Frekuensi - Media - Metode Kuesioner Nominal 3 Tujuan program

- Meningkatkan partisipasi sekolah pada masyarakat - Mengurangi angka putus

sekolah - Menghilangkan diskriminasi Kuesioner Nominal 4 Pemanfaatan Program

- Keterlibatan masyarakat Kuesioner Nominal

5 Ketepat sasaran program

- Ditujukan untuk

masyarakat kurang mampu - Ditujukan untuk anak putus

sekolah

Kuesioner Nominal

6 Pemantauan program

- Pemantauan pada program Kuesioner Nominal

F. Teknik Pengumpulan Data

(48)

27

Pengumpulan data untuk efektivitas program Bina Lingkungan pada masyarakat nelayan dianalisis menurut persepsi responden meliputi aspek-aspek pengetahuan program, sosialisasi program, tujuan program, pemanfaatan program, ketepatan sasaran program dan pemantauan program. Dengan demikian, ada enam aspek yang akan dianalisis untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program Bina Lingkungan pada masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya. Sementara dokumentasi terkait penelitian didapat dari dokumen milik Kantor Kelurahan Kota Karang Raya dan studi kepustakaan merupakan sumber lain yang mendukung kelengkapan data penelitian.

Penelitian dilakukan di Kelurahan Kota Karang Raya tepatnya di Lingkungan 1 RT 007 dan RT 008, dan juga di Lingkungan 2 RT 004 dan RT 007. Wilayah tersebut dijadikan tempat penelitian dikarenakan wilayah itu merupakan bagian pesisir kelurahan Kota Karang Raya yang kebanyakan dari warga bermata pencaharian sebagai nelayan. Hal ini sesuai dengan karakteristik responden penelitian, yaitu warga yang bermatapencaharian seagai nelayan dan memiliki anak yang mengikuti program Bina Lingkungan.

(49)

28

namun sejak September 2012 Kota Karang menjadi wilayah tersendiri. Pada wilayah Kota Karang didapati jumlah responden sebanyak 33 orang sehingga jumlah responden tercukupi, yaitu 67 orang responden.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dari hasil penelitian ini dikumpulkan maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data. Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Editing

Proses pemeriksaan kembali data yang diperoleh dari lapangan, jawaban didalam kuesioner harus diperiksa kembali melalui proses editing.

2. Koding

Mengelompokkan jawaban-jawaban dari responden menurut jenisnya. Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban

kedalam kode-kode tertentu dan lazimnya dalam bentuk angka.

3. Tabulasi

Proses penyusunan data kedalam tabel. Data dikelompokkan secara ringkas dan sistematis sehingga data dapat dibaca dengan mudah dan maknanya mudah dipahami.

4. Analisis Data

(50)

29

Lampung, dipergunakan metode statistik sederhana (Budiani, 2009: 52), yaitu:

Efektivitas Program = X 100 ...(1)

Keterangan:

Realisasi : Pencapaian 6 dimensi efektivitas pada responden penelitian.

Target : Jumlah seluruh responden penelitian efektivitas program Bina Lingkungan di Kelurahan Kota Karang Raya.

[image:50.595.148.514.447.521.2]

Efektivitas diukur dengan menggunakan standar Litbang Depdagri (1991). Nantinya, analisis terhadap keenam aspek efektivitas program Bina Lingkungan pada masyarakat nelayan menggunakan teknik persentase, kemudian interpretasi hasil persentase mengacu kepada tabel yang dikembangkan oleh Litbang Depdagri pada tabel 4.

Tabel 4. Standar Ukuran Efektivitas

Rasio Efektivitas Tingkat Capaian

Dibawah 40 40–59,99 60–79,99 Di atas 80

Sangat tidak efektif Tidak efektif Cukup efektif Sangat efektif Sumber: Budiani, 2009:52

Lebih lanjut, penelitian ini juga menyajikan analisis faktor dengan menguji seluruh indikator pada keenam variabel efektivitas program Bina Lingkungan. Analisis faktor dimungkinkan pengaplikasiannya pada penelitian yang berskala nominal, Ho (2006) mengungkapkan, the variables should be measured at least at the ordinal level, although

two-category nominal variables (coded 1-2) can be used. If all variables are

(51)

30

Boolean factor analysis are more appropriate (hlm. 204). Analisis faktor pada penelitian berupa nominal maka salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan variabel Boolean, yaitu dengan memberi kode 1 untuk pilihan tidak dan 2 untuk pilihan ya.

(52)

31

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung

Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan, dan kebudayaan, Kota ini juga merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5020’ sampai dengan 5030’ Lintang Selatan dan 105028’ sampai dengan 105037’ Bujur Timur. Ibukota Propinsi Lampung ini berada di Teluk Lampung yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 Km2 yang terdiri dari 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan. Secara administratif Kota Bandar Lampung dibatasi oleh:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung.

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.

(53)
[image:53.595.133.511.121.448.2]

32

Tabel 5. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung Tahun 2014

Kecamatan Jumlah Kelurahan (Buah)

Teluk Betung Barat Teluk Betung Timur Teluk Betung Selatan Bumi Waras

Panjang

Tanjung Karang Timur Kedamaian

Teluk Betung Utara Tanjung Karang Pusat Enggal

Tanjung Karang Barat Kemiling Langkapura Kedaton Rajabasa Tanjung Senang Labuhan Ratu Sukarame Sukabumi Wayhalim 5 6 6 5 8 5 7 6 7 6 7 9 5 7 7 5 6 6 7 6

Jumlah 126

Sumber: Bandar Lampung dalam angka, 2014

Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung tahun 2013 adalah sebesar 942.039 jiwa terdiri dari 475.039 jiwa (50,43%) penduduk laki-laki dan 467.000 jiwa (49,57%) penduduk perempuan dengan sex ratio sebesar 102%.

Tabel 6. Komposisi Jumlah Penduduk di Kota Bandar Lampung Tahun 2014

Keterangan Jumlah Satuan

[image:53.595.122.513.596.675.2]
(54)

33

B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan, letak geografis dan wilayah administratif Kecamatan Teluk Betung Timur berasal dari sebagian wilayah geografis dan administratif Kecamatan Teluk Betung Barat dengan luas wilayah 1.210 Ha, dan berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Barat 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Barat dan Kecamatan Teluk Betung Selatan

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Barat

Kecamatan Teluk Betung Timur secara administratif dibagi menjadi 6 Kelurahan, yaitu Kelurahan Kota Karang, Kota Karang Raya, Perwata, Keteguhan, Sukamaju, Way Tataan. Adapun pusat pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur berada di Kelurahan Sukamaju. Kecamatan Teluk Betung Timur secara geografis merupakan wilayah pantai yang membujur dari Timur kearah Barat pantai Teluk Lampung.

(55)

34

C. Keadaan Umum Daerah Penelitian, Kelurahan Kota Karang Raya

1. Letak dan Luas Daerah

Kelurahan Kota Karang Raya merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Teluk Betung Timur. Luas daerah Kelurahan Kota Karang Raya, yaitu 22 Ha. Tinggi rata-rata Kelurahan Kota Karang Raya dari permukaan laut yaitu 2 meter dari permukaan laut. Jarak antara Kelurahan Kota Karang Raya dengan ibukota kecamatan, yaitu 3,5 km dan jarak dengan Ibukota Bandar Lampung, yaitu 4 km. Batas daerah Kelurahan Kota Karang Raya yaitu:

[image:55.595.170.454.428.633.2]

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kota Karang. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Keteguhan. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut/Teluk Lampung. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Perwata.

(56)

35

2. Keadaan Penduduk

[image:56.595.127.512.300.396.2]

Jumlah penduduk Kelurahan Kota Karang Raya pada tahun 2014, yaitu sebesar 6076 jiwa, terdiri dari 3063 jiwa (50,41%) penduduk laki-laki dan 3013 (49,59%) penduduk perempuan, sedangkan jumlah rumah tangga di Kelurahan Kota Karang Raya sebanyak 1451 KK, Maka angka ketergantungan hidup sebesar 4 orang.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kelurahan Kota Karang Raya Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2014

Pendidikan Umum/Khusus Jumlah (jiwa)

Sarjana Akademi/Diploma SLTA SLTP SD TK 38 60 1.005 1.343 2.706 170 Sumber: Buku Monografi Kelurahan Kota Karang Raya, 2014

Berdasarkan tabel di atas, penduduk Kelurahan Kota Karang Raya dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar berjumlah 2.706 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan sarjana adalah yang terkecil, hanya berjumlah 38 jiwa saja.

3. Sarana dan Prasarana

(57)
[image:57.595.126.514.102.530.2]

36

Tabel 8. Sarana dan prasarana di Kelurahan Kota Karang Raya Tahun 2014

Sarana dan Prasarana Jenis Keterangan

Sarana

Air Bersih a. Sumur Pompa 5 unit

b. Sumur gali 35 unit c. Jamban rumah tangga 1112 unit Prasarana

Transportasi Darat a. Sepeda 23 unit b. Gerobak 1 unit

c. Becak 26 unit

d. Sepeda Motor 1038 unit e. Mobil Pribadi 18 unit Transportasi Laut a. Perahu Layar 15 unit b. Perahu Dayung 58 unit c. Perahu Motor 94 unit Komunikasi dan Informasi a. Pesawat Telepon 13 unit b. Pesawat TV 141 unit c. Pesawat Radio 28 unit d. Dekoder TV Swasta 15 unit e. Antene Parabola 105 unit

KUD a. Koperasi Unit Desa 1 Buah

Pasar a. Pasar Lingkungan 1 Buah

b. Kios 54 Buah

Peribadatan a. Masjid 1 Buah

b. Musholla 7 Buah

Kesehatan a. POS Klinik 1 Buah

b. Posyandu 6 Buah c. Puskesmas 1 Buah d. Puskesmas Pembantu 1 Buah Pendidikan a. Sekolah Dasar 1 Buah b. Pondok Pesantren 2 Buah c. PAUD Swasta 2 Buah Olahraga a. Lapangan Sepak Bola 1 Buah b. Lapangan Volley 1 Buah Sumber: Buku Monografi Kelurahan Kota Karang Raya, 2014

(58)

37

[image:58.595.126.512.185.364.2]

produktif. Tentu saja hal ini mendukung terjadinya perputaran ekonomi di Kelurahan Kota Karang Raya.

Tabel 9. Jumlah penduduk Kelurahan Kota Karang Raya menurut matapencaharian Tahun 2014

Matapencaharian Pokok Jumlah (Jiwa)

Karyawan

a. Pegawai Negeri Sipil 24

b. ABRI 15

c. SWASTA 20

Wiraswasta/Pedagang 355

Tani 19

Pertukangan 150

Buruh 1921

Pensiunan 9

Nelayan 120

Pemulung 184

Jasa 367

Sumber: Buku Monografi Kelurahan Kota Karang Raya, 2014

4. Gambaran Masyarakat Nelayan di Kelurahan Kota Karang Raya

[image:58.595.126.513.574.664.2]

Berdasarkan data dari buku monografi Kelurahan Kota Karang Raya tahun 2014, Kelurahan Kota Karang Raya dihuni oleh 2549 keluarga yang terdiri dari beberapa kategori, berikut adalah jumlah keluarga di Kelurahan Kota Karang Raya berdasarkan tingkat kesejahteraan:

Tabel 10. Jumlah Keluarga di Kelurahan Kota Karang Raya Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan

Kategori Keluarga Jumlah

Keluarga Prasejahtera 838

Keluarga Sejahtera 1 952

Keluarga Sejahtera 2 553

Keluarga Sejahtera 3 216

Jumlah 2549

Sumber: Buku Monografi Kelurahan Kota Karang Raya 2014

(59)

38

[image:59.595.174.451.194.392.2]

Sedangkan jumlah keluarga sejahtera 3 adalah yang paling sedikit. Masih banyak keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 di Kelurahan Kota Karang Raya. Keluarga-keluarga ini memiliki kepala keluarga yang bekerja diberbagai sektor.

Gambar 3. Aktivitas di pemukiman masyarakat nelayan Kota Karang Raya Sumber: Olahan Data Primer, 2015

Kelurahan Kota Karang Raya memiliki sumberdaya alam potensial dalam hal hasil perikanan. Keadaan ini didukung dari wilayah Kota Karang Raya yang terletak di pinggiran garis pantai, sehingga banyak warga Kelurahan Kota Karang Raya yang bekerja mengandalkan hasil laut, baik sebagai nelayan maupun sebagai buruh nelayan. Dapat dilihat pada data dari Kelurahan Kota Karang Raya tahun 2014, sebagai berikut:

Tabel 11. Jumlah Warga di Kelurahan Kota Karang Raya yang Bekerja Sebagai Nelayan dan Buruh

Mata Pencaharian 2013 2014

Nelayan 115 120

Buruh 1496 1921

(60)

39

[image:60.595.171.456.471.688.2]

Tabel 11 menunjukkan bahwa jumlah nelayan mengalami kenaikan pada tahun 2014, nelayan bertambah 5 orang, sebelumnya jumlah nelayan pada tahun 2013 berjumlah 115. Pertambahan pun terjadi pada warga yang bekerja sebagai buruh, pada tahun 2013 jumlah buruh di Kelurahan Kota Karang Raya sebanyak 1496, kemudian pada tahun 2014 jumlah warga yang bekerja sebagai buruh naik menjadi 1921, terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada jumlah warga yang bekerja sebagai buruh. Bila dipersentasekan jumlah warga yang bekerja pada sektor nelayan dan buruh nelayan adalah sebesar 60,49 persen. Jumlah persentase tersebut terbilang tinggi, jika dibandingkan dengan persentase matapencaharian lain di Kelurahan Kota Karang Raya sektor nelayan dan buruh mendominasi. Sebagai nelayan tentunya para warga memiliki transportasi sebagai prasarana penunjang kegiatan melaut, berdasarkan data dari buku monografi Kelurahan Kota Karang Raya terdapat 15 buah perahu layar, 58 buah perahu dayung dan 94 perahu motor.

(61)

40

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung. 2014.Bandar Lampung dalam Angka Tahun 2014. Bandar Lampung; BPS Kota Bandar Lampung

Balihristi Provinsi Gorontalo. 2012. Penelitian Strategi Implementasi Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo. Dokumen Riset.

http://www.gorontaloprov.go.id/component/advlisting/?view=download&fileId =1607. Diakses pada 6 November 2014.

BAPPENAS. 2014.Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2013. http://sekretariatmdgs.or.id/. Diakses pada 4 November 2014. Budiani, Ni Wayan. 2009. Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran

Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan

Denpasar Timur Kota Denpasar.Jurnal Ekonomi dan Sosial, Volume 2, No. 1. http://ojs.unud.ac.id/index.php/input/article/view/3191. Diakses pada 29

September 2014.

Butsi, C. B., Soeaidy, S. & Hadi, M.. 2013. Efektivitas Program Asuransi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Sebagai Upaya Pemenuhan Hak-Hak TKI (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Surabaya). Jurnal Administrasi Publik(JAP), Vol. 1, No. 7, Hal. 1313-1322. http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/ article/view/196. Diakses pada 18 November 2014.

Firman, Muhammad. 2009. Problem Putus Sekolah yang Kompleks.

http://ureport.news.viva.co.id/news/read/70884 problem_putus sekolah yang kompleks. Diakses 29 September 2014.

Hadi, Agus Purbathin. 2005. Konsep Pemberdayaan, Partisipasi dan Kelembagaan dalam Pembangunan. Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan Masyarakat Agrikarya (PPMA).

http://suniscome.50webs.com/32%20Konsep%20Pemberdayaan%20Partisipasi %20Kelembagaan.pdf. Diakses pada 10 November 2014.

(63)

Heryanto. 1998.Partisipasi Orang Tua dalam Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ho, Robert. 2006.Handbook of Univariate and Multivariate Data Analysis and Interpretation with SPSS.Australia.Taylor & Francis Group, LLC.

Imron, M. 2003. Kemiskinan dalam Masyarakat Nelayan.Jurnal Masyarakat dan Budaya. Jakarta; PMB–LIPI. Raja Grafindo Persada.

Irawan, R., Basrowi, & Iskandar. 2011. Pendidikan Nilai-Nilai Kecakapan Hidup Punggawa dan Sawi dalam Sistem Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Etnis Bugis Perantauan di Kota Bandarlampung.Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 2, November 2011.

http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/view/790. Diakses pada 9 Januari 2015

Kemendikbud, 2013.APK/APM PAUD, SD, SMP, SMA dan PT (termasuk Madrasah dan sederajat) Tahun 2012/2013. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan.

http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/BukuRingkasanDataPendidikan/F inal-APK-APM-Gab-1213.pdf. Diakses pada 2 Juli 2015.

Kertanegara, Mulyadi. 2005.Integrasi Ilmu, Sebuah Rekonstruksi Holistic. Jakarta; UIN. Jakarta Press.

Kusnadi. 2003.Akar Kemiskinan Nelayan. Yogyakarta; LKiS

Kornita, S. E., & Yusuf, Y. 2011. Strategi Bertahan Hidup (Life Survival Strategy) Penduduk Miskin Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan.Jurnal Ekonomi. Vol 19, No 04.

ejournal.unri.ac.id/index.php/JE/article/view/823. Diakses pada 24 April 2015. LeBoeuf, M. 2010.Working Smart. Jakarta; Tangga Pustaka.

Lune, N. Y., Badu, R., & Samsiah. 2013. Partisipasi Masyarakat Nelayan Terhadap SPS Mekar Jaya Anak Usia 3-4 Tahun Desa Hutokalo Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. eprints.ung.ac.id/3311. Diakses pada 11 November 2014.

Marzuki, M. Ervan. 2011. Kebijakan Program Sekolah Gratis (PSG) dan Dampaknya Terhadap Akses Layanan Memperoleh Pendidikan di Provinsi Sumatera Selatan.Jurnal Pembangunan Manusia, Vol.5 no.3.

(64)

Mbani, Y. L. K., Santoso, E., & Taufiq, A. 2014. Pengaruh Program Gerdu Kempling dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Gerdu Kempling Bidang Pendidikan (Studi Kasus di Kelurahan Tanjung Ma/Kecamatan Semarang Utara/Kota Semarang). Journal of Politic and Government Studies, volume 3, nomor 4.

http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpgs/issue/view/473. Diakses pada 12 Oktober 2014.

Nurcholis, H., & Herfan, D. 2009.Perencanaan Partisipatif Pemerintah Daerah. Jakarta; Grasindo.

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 49 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Bandar Lampung.

Pramesti, Getut.2014.Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta; PT Elex Media Komputindo.

Pramudya, Wahyu. 2001. Mengenal Filsafat Pendidikan Paulo Freire: Antara Banking Concept Of Education, Problem Posing Method, dan Pendidikan Kristen di Indonesia.Veritas2/2 (Oktober 2001) 259-270.

Profil Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung Tahun 2013-2014.

Program Pendidikan Bina Lingkungan Di Bandar Lampung Dilanjutkan. 2014. Ciputra News. http://www.ciputranews.com/kesra/program-pendidikan-bina-lingkungan-di-bandarlampung-dilanjutkan. Diakses pada 18 November 2014. Rangkuti, Freddy. 2006.Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta;

Gramedia Pustaka Utama.

Retnowati, Endang. 2011. Nelayan Indonesia dalam Pusaran Kemiskinan

Struktural (Perspektif Sosial, Ekonomi dan Hukum).Perspektif,Volume XVI no. 3 Tahun 2011. ejournal.uwks.ac.id/myfiles/201207081310382587/12.pdf. Diakses pada 13 November 2014.

Santoso, Singgih. 2012.Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta:PT Elex Media Komputindo Gramedia.

(65)

Sedarmayanti. 2014.Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi. Bandung; Refika Aditama.

Silaen, S., & Widiyono. 2013.Metodologi Penelitian Sosial untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.Jakarta; In Media.

Soal APS, Sekolah Tolak Disalahkan. sabtu 4 januari 2014. Radar Lampung Online. http://issuu.com/ayep3/docs/040114/16. Diakses pada 2 Juli 2015. Suryani, N., Amanah, S., & Kusumastuti, Y. I. 2004. Analisis Pendidikan Formal

Anak pada Keluarga Nelayan di Desa Karang Jaladri, Kecamatan Parigi, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.Buletin Ekonomi PerikananVol. V. No.2. http://journal.ipb.ac.id/index.php/bulekokan/article/view/2501.

Diakses pada 11 November 2014.

Suyanto, 2002.Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru.Tantangan Global Pendidikan Nasional. Jakarta; Grasindo.

Tampubolon, Mangatas. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Bermutu Berdasarkan Sistem Broad Based Education dan High Based Education Menghadapi

Tantangan Abad Ke-21 di Indonesia.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.No. 034, tahun ke-8.

Yuherma, R., Ansofino & Nurhuda, A. 2014. Persepsi Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Anak di Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat.Jurnal Mahasiwa Prodi Pendidikan Sejarah Vol 3, no 2.

(66)
(67)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian sesuai perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Kesimpulan didapat dari hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan disampaikan saran terhadap kesimpulan dalam penelitian ini.

A.Kesimpulan

a. Secara keseluruhan efektivitas program pendidikan Bina Lingkungan pada masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya adalah cukup efektif dengan hasil perhitungan sebesar 77,31%.

b. Penghitungan efektivitas program Bina Lingkungan pada masyarakat nelayan Kota Karang Raya diukur menggunakan enam variabel. Bila dijabarkan tiap variabel maka pada variabel pengetahuan program Bina Lingkungan, tujuan program Bina Lingkungan, pemanfaatan program Bina Lingkungan dan ketepatan sasaran program Bina Lingkungan diperoleh hasil sangat efektif. Sedangkan pada variabel sosialisasi program Bina Lingkungan dan pemantauan program Bina Lingkungan diperoleh hasil sangat tidak efektif.

(68)

88

Lingkungan. Faktor program Bina Lingkungan bermanfaat merupakan faktor yang memiliki nilai pengaruh paling besar diantara faktor-faktor lain dengan total eigenvalue sebesar 2,398 dan nilai varianced explained sebesar 29,969%. Hal ini menunjukkan bahwa program Bina Lingkungan bermanfaat bagi masyarakat Kelurahan Kota Karang Raya. Hasil ini sesuai dengan kondisi pada masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya yang merasakan manfaat dari program Bina Lingkungan, manfaat dari program Bina Lingkungan antara lain, meningkatkan semangat belajar anak, membantu meringankan biaya atribut sekolah seperti seragam, sepatu, tas dan lain-lain, serta manfaat yang paling besar adalah membantu masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya yang kurang mampu secara ekonomi dalam mengakses pendidikan.

B.Saran

a. Sosialisasi mengenai program Bina Lingkungan oleh pihak penyelenggara atau stakeholders perlu dilaksanakan lebih merata dan sesering mungkin. Hal ini perlu dilakukan karena dengan adanya sosialisasi yang intensif dan lebih luas jangkauannya maka masyarakat akan mengetahui informasi mengenai program Bina Lingkungan secara detil dan valid. Sehingga pemerataan pendidikan pada masyarakat dapat terwujud.

(69)

89

Gambar

Tabel 1. Pencapaian MDG’s Tahun 2013 di Indonesia
Tabel 2. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni siswa SD,
Gambar 1. Bagan kerangka pikir
Tabel 3. Kerangka Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dispesifikasikan dalam sub- genre sosial-ilmu pengetahuan karena isi film ini tidak mengupas secara dalam mengenai ilmu astronomi, namun bercerita tentang kegiatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serangan infeksi ektoparasit pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang perairan Waduk Darma Kabupaten Kuningan, Provinsi

Derajat subsitusi CMC tertinggi yang dihasilkan pada penelitian ini diperoleh dari perlakuan asam trikloroasetat 20 % dan waktu reaksi 3 jam. Sehingga viskositas CMC

Pada penelitian ini akan dilakukan sintesis dan karakterisasi Na-CMC dari selulosa tanaman eceng gondok yang diperoleh dari dua daerah yang berbeda, yaitu daerah Jatinangor

Pada hasil tersebut peningkatan nilai keuntungan yang diharapkan terbesar terjadi pada peningkatan frekuensi penyemprotan F3 (10 hari) menjadi F2 (7 hari)

Secara kimia garnet merupakan larut- an padat (solid solution) dari alman- din – pirop – spesartin - grosular. Kadar almandin adalah sangat domi- nan dalam batuan

BNPB menutup bulan PRB pada tanggal 31 Oktober di Yogyakarta serta mengumumkan dimulainya satu tahun persiapan untuk Konferensi Menteri Asia untuk Pengurangan Resiko Bencana

Hasil observasi selama survei, konsumen yang memiliki selera dan pemahaman tentang batik yang baik serta budget yang tinggi, lebih banyak memilih batik tulis