• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kedisplinan guru terhadap prestasi belajar siswa pada pendidikan agama islam di SMP PGRI I Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kedisplinan guru terhadap prestasi belajar siswa pada pendidikan agama islam di SMP PGRI I Ciputat"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

Di SMP PGRI I CIPUTAT Pembimbing: Drs. H.M.Elman Sadri

Disususn Oleh: NUR SYAMSIYAH

206011000068

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

NUR SYAMSIYAH 206011000068

Dibawah bimbingan:

Drs. H.M.Elman Sadri

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Nama : Nur Syamsiyah

NIM : 206011000068

Tempat/Tgl lahir : Indramayu, 06 November 1983 Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pendidikan Agama Islam di SMP PGRI I Ciputat Tangerang

Dosen Pembimbing : Drs.H.M.Elman Sadri

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta, 14 Desember 2010

Nur Syamsiyah

NIM: 206011000068

(4)

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada tanggal 20 Desember 2010 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam Bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 21 Desember 2010 Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI) Tanggal Tanda tangan

Bahrissalim, M.Ag …………... …..………

NIP. 19680307199803 1002 Sekretaris Jurusan PAI

Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag ………... .. ....……… NIP. 19670328200003 1001

Penguji I

Dr. Khalimi, M.A ………... .. ....……… NIP. 19650515 1994031006

Penguji II

Dr. Sururin, M.A ………... ..….………

NIP. 1971031998032001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 195710051987031003

(5)

SKRIPSI REFERENSI PEMBIMBING 1 Undang-undang RI sistem pendidikan

nasional, (jakarta: cv, tanata utama,2004)

1 halaman.7 2 Muhibbin syah, psikologi pendidikan

dengan pendekatan baru,(bandung: PT.Remaja rosda karya, 2002)

1 I

3 Muhibbin syah, psikologi belajar (jakarta:PT logos wacana ilmu,1994)

2 1 Moekijat, Manajemen Kepegawaian, (Bandung;

Mandar Maju, 1989), Cet. Ke-7,

5 h.139

2 Subari, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet k-1,

5 h.164

3 Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), Cet ke-1,

5 h. 126

4 Zuhairini, et al., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cet, ke-8

6 , h.27

5 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet ke3,

6 h.29

6 T. Rusyadi, Menjadi Guru Tauladan, (Cianjur:

Kendala Cipta, 1996), 7

h. 151

7 E. Mulytasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan pembelajaran Kreatif dan menyenangkan, (Banadung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-2,

8 h.53-54

BAB II

(6)

11 M. Syaiful Bahri Djamarah, Suru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Rineka Cipta).

H.49

12 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet ke-1,

h.700

13 M Alisyuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet ke-2,

h.55

14 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-17,

h.5

15 Sutratinah Tirtonegoro, anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: PT Bina Aksara, tt),

h.43

16 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002), Cet ke-7,

h. 141

17 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002), Cet ke-7,

h. 143

18 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002), Cet ke-7,

h.145

19 Zuhairini , Metodik khusus pendidikan agama islam,(Jakarta: kalam mulia, 2002),

h.34

20 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), Cet ke-2,

h. 170

21 Suharsini ARikunto,prosedur penelitiansuatu ptndekatan praktek, (jakarta: Reneka cipta,1998),cet.ke-11.

h.145

22 Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), cet ke-1,

h. 192

23 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja

(7)

3 Drs. Cholid Narbuko dkk, “Metodologi Penelitian”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cet.v, h. 70-83.

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pendidikan Agama Islam” yang disusun oleh Nur Syamsiyah NIM 206011000068 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal……2010

Jakarta,……….2010

Dosen Pembimbing Skripsi

Drs H. Elman Sadri

(8)

Judul : “ Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Prestatsi Belajar Siswa Pada Pendidikan Agama Islam di SMP PGRI I Ciputat”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Prestatsi Belajar Siswa Pada Pendidikan Agama Islam di SMP PGRI I Ciputat”.

Kedisiplinan adalah sebagai suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik secara tertulis maupun tidak tertulis. sedangkan yang di maksud dengan prestasi belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagaui akibat pengalaman atau latihan. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI I Ciputat pada bulan September sampai November 2010 tepat pada semester 2. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa/ I kelas IX yang berjumlah 33 siswa/I dari 10% dari populai yang berjumlah 327 siswa/i.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif (Hitungan Angka). Teknik pengambilan sampel yaitu Sampling Random atau Sampling Campur atau Sampling Acak. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus product moment. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus product moment diperoleh r hitung 0,76. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan dengan r tabel dengan df = 31 pada taraf signifikan 5% adalah 0,349 dan pada taraf signifikan 1% adalah 0,449. berarti r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian perhitungan ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kedisiplinan guru terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan guru dapat berpengaruh terhadapa prestasi siswa.

(9)

Puji dan syukur tiada terhingga penulis sampaikan kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang telah mengenalkan Islam kepada seluruh umat manusia.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak sedikit mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari penulis sendiri maupun dari luar. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak. Bahrissalim, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak. Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag, Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Bapak. Drs. H. M Elman Sadri. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia dengan tulus memberikan, bimbingan, waktu, petunjuk dan saran kepada peneliti selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Semua Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Bapak. Cartam, S.Pd. M.Pd, sebagai Kepala sekolah SMP PGRI I Ciputat sekaligus guru Pendidikan Agama Islam, beserta staf TU yang telah

(10)

dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah dengan sabar dan tekun, rela mentransfer ilmunya kepada penulis selama penulis menempuh studi di UIN Jakarta ini.

8. Ayahanda Baidillah dan Ibunda Romlah yang telah memberikan Do’a dan dukungan serta pengorbanan baik moril maupun materill yang tak ternilai harganya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi. Semoga amal ibadahnya dibalas oleh Allah SWT. Amien.

9. Kakak-kakaku (Mashadi, Ruqoyah, Saepul, Khudriyah) terima kasih atas dukungan do’a baik moril maupun materill, serta keponakanku tersayang (Najmil, Dafik, Aira, Elkin)

10.Untuk Syamsul Ma’arif S.Hi terimakasih telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberi dukungan yang tak henti-hentinya. Semoga amal ibadahnya di terima oleh Allah SWT.

11.Untuk sahabat-sahabatku (Masning, Masmidah, Ros, Izah, Semi, Eti, Iin, Hasyim, Deko, Vina, zaibun, Ihsan, serta Kelas PAI B Ekstensi 2006 terimakasih atas kebaikan yang diberikan pada penulis, serta dukungan baik moril maupun materil semoga dibalas Oleh Allah. SWT. Amien. Bagi mereka semua, tiada untaian kata dan ungkapan hati selain ucapan terimakasih penulis, semoga Allah SWT membalas semua amal baik mereka, dan akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya kepada pembaca.

Jakarta, 15 Desember 2010

Penulis

Nur Syamsiyah

(11)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Disiplin Guru... 6

1. Pengertian Disiplin Guru ... 6

2. Tujuan dan Fungsi Disiplin Mengajar... 7

3. Ciri-ciri Disiplin Mengajar... 8

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru ... 9

5. Kode Etik Guru ...14

B. Prestasi Belajar...15

1. Pengertian Prestasi Belajar...15

2. Cara Mengetahui Prestasi Belajar Siswa...16

3. Indikator Prestasi Belajar ...17

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...18

5. Usaha-Usaha Peningkatan Prestasi Belajar...19

C. Pendidikan Agama Islam ...20

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 20

2. Tujuan Pendidikan Gama Islam ...21

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ...22

(12)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

B. Metode Penelitian ... 26

C. Variabel Penelitian ... 26

D. Populasi dan Sampel ... 28

E. Instrumen ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data... 33

G. Teknik Analisis Data... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah SMP PGRI I Ciputat... 38

1. Sejarah Berdirinya ... 38

2. Visi ... 40

3. Misi ... 40

4. Keadaan guru dan Staff Karyawan ... 41

5. Keadaan Murid... 42

6. Sarana dan prasarana... 43

7. Kegiatan Ekstrakulikuler... 44

B. Deskripsi Data...45

C. Interprestasi Data ... 62

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ...64

2. Saran-saran...65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

2. Matrik Populasi dan Sampel Keadaan siswa ...29

3. Kisi-kisi instrumen kedisiplin guru...30

4. Skor Item Alternatif Jawaban Responden...34

5. Angka Indek korelasi “r” ...36

6. Keadaan Siswa ...42

7. Sarana dan Prasarana...43

8. Guru hadir tepat waktu di sekolah apabila ada jam mengajarnya...45

9. Apabila tidak ada halangan yang jelas. Guru akan hadir dikelas, sekalipun tidak tepat waktu ...46

10.Guru memulai pembelajaran tepat waktu ...46

11.Memanggil guru yang bersangkutan sebelum kegiatan belajar dimulai ...47

12.Ditinggalkan guru didalam kelas, sebelum jam mengajar selesai...47

13.Kegiatan belajar dengan guru di kelas berakhir sesuai dengan jadwal...48

14.Guru hadir di sekolah sesuai dengan waktu yang ditetapkan ...48

15.Guru pulang dari sekolah sesuai dengan jadwal yang ditelah ditetapkan...49

16.Sebelum meninggalkan kelas, guru menulis pokok bahasan dan lain-lain di jurnal kelas ...49

17.Guru memeriksa daftar hadir siswa sebelum pelajaran dimulai ...50

18.Guru membuat RPP sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai...50

19.Sebelum menerangkan materi pelajaran yang baru, guru melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari...51

20.Guru menjelaskan hubungan pelajaran yang telah diajarkan, saat kegiatan belajar di mulai...51

21.Guru menjelaskan materi pelajaran dengan penjelasan yang jelas dan sederhana...52

22.Materi pelajaran yang disampaikan sesuai dengan buku pelajaran ...52

23.Dalam kegiatan pembelajaran, guru mempraktekkan materi pembelajaran di kelas maupun di lapangan ...53

(14)

26.Guru menanyakan materi yang sudah dijelaskan atau diajarkan ...54

27.Guru mengadakan ulangan jika materi pelajaran yang sudah disampaikan ..55

28.Guru memberikan ulangan sesuai dengan materi yang sudah dipelajari ...55

29.Guru mengumumkan hasil ulangan yang telah dilaksanakan ...56

30.Guru memberikan hukuman atau ganjaran yang sifatnya mendidik...56

31.Guru mengulang kembali materi pelajaran yang sudah yang diajarkan ...57

32.Guru memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi...57

33.Guru mengadakan perbaikan nilai bagi siswa yang tidak memenuhi standar58 34.Guru bersemangat ketika mengajar...58

35.Guru senang ketika siswa aktif dalam proses pembelajaran...59

36.Data nilai korelasi antara kedisiplian guru terhadap prestasi belaqjar siswa pada Pendidikan Agama Islam...60

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini setiap negara di dunia saling berlomba dalam mencapai kemajuan bangsanya, agar tidak ketinggalan dikemudian hari. Bangsa modern adalah bangsa yang benar-benar memperhatikan dan mengutamakan aspek pendidikan.

Pendidikan mempunyai posisi yang strategis dalam memperlancar dan mensukseskan program pembangunan nasional, karena pendidikan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tetapi juga ikut membentuk kepribadian bangsa.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang tercantum pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), BAB II Pasal3, sebagai berikut:

Pendiddikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggun jawab.1

1

Undang-undang RI Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Cv Tanata Utama, 2003) h.5

(16)

Agar dapat mewujudkan pendidikan nasional maka peranan orang tua, masyarakat, instansi pemerintahan dan guru sangatlah penting. Guru sebagai pendidik dan pengajar, merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan.

Dapat dikatakan guru merupakan tenaga pendidikan terdepan dalam melaksanakan tugas pokok lembaga pendidikan, karena perannya yang sangat penting dalam mendidik para siswa untuk mencapai prestasi dan mengatasi kesulitan belajar. Disamping itu guru juga mempunyai andil yang besar dalam membina siswa menjadi manusia berkualitas dan berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Namun pada kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas siswa dan prestasi belajar siswa. Salah satu kendalanya yang cukup dominan berasal dari guru itu sendiri yaitu kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya.

Peningkatan disiplin guru merupakan salah satu upaya dan perbuatan untuk meningkatkan kualitas siswa karena dengan disiplin segala kegiatan akan teratur dan terarah, sehingga tujuan mengajar akan terwujud dalam kenyataannya, orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing pasti mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang yang gagal umumnya tidak berdisiplin, karena disiplin suatu keadaan dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tidak ada suatu pelangaran langsung maupun tidak langsung.

(17)

Selain itu tugas guru yang utama, seperti menyempurnakan, membersihkan, mensucikan hati manusia untuk ber-taqorrub kepada Allah.2 Sehingga guru bisa membaca dan menelaah apa yang dimiliki, Dalam tugas guru yang lain meliputi mendidik,mengajar,dan melatih pada diri guru itu sendidri.

Dengan adanya disiplin mengajar guru, akan meningkatlah prestasi belajar siswa di sekolah, karena salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah lingkungan sosial yang tertib, diantaranya sikap guru seperti ketepatan waktu dalam mengajar, baik yang berkaitan dengan waktu memulai pelajaran maupun mengakhiri pelajaran.3 Disamping itu guru yang berdisiplin mempunyai tanggung jawab yang penuh dan semangat kerja yang tinggi. Dalam hal ini seorang guru menjadi teladan dan panutan bagi para siswanya.

Suatu hal yang sangat dikhawatirkan bagi guru yang tidak disiplin pada waktu mengajar adalah guru tersebut tidak dihormati muridnya. Kemudian mereka akan menjadi malas dan enggan dengan guru yang bersangkutan. Hal ini sering terjadi ketika guru tidak tepat waktu, siswa dikelas menjadi tidak teratur, ada yang diluar kelas, ada yang ribut dikelas dan ada yang jajan dikantin. Disamping itu, waktu untuk belajar pun menjadi sedikit dan sempit, sehingga siswa tidak merasa puas dengan hasil belajar mereka. Hal ini membawa pengaruh buruk terhadap prestasi belajar mereka.

Tuntutan terhadap kedisiplinan guru dalam mengajar berlaku untuk semua bidang ilmu, termasuk bidang Pendidikan Agama Islam. Untuk mengungkap hal tersebut penulis memilih SMP PGRI I Ciputat sebagai tempat penelitian, dengan tema “Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pendidikan Agam Islam di SMP PGRI I Ciputat.”

2Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Kalam Mulia,2006), h. 63 3

(18)

B. Identifikasi Masalah

1. Pengaruh disiplin kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

2. Faktor yang mempengaruhi disiplin kinerja guru 3. Ada pengaruh disiplin kerja guru dan produktivitas

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis membatasi penelitian dalam hal ini adalah kedisiplin mengajar guru dan prestasi belajar siswa yang diambil dari nilai rapot siswa kelas 3 di SMP PGRI I Ciputat.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana Pengaruh Disiplin Guru Terhadap Prestasi Hasil Belajar Siswa di SMP PGRI I Ciputat.

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Untuk lebih mendapatkan hasil yang optimal, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui disiplin mengajar guru dalam kegiatan proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama PGRI I Ciputat.

2. Untuk menelaah prestasi hasil belajar siswa SMP PGRI I Ciputat 3. Untuk mengetahui pengaruh disiplin guru di SMP PGRI I Ciputat

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan akademik pada umumnya. Terutama peningkatan kedisiplinan guru.

(19)

3. Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki dan memperbaharuhi sarana dan prasarana belajar dalam menunjang peningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. Dan menelaah prestasi guru yang disiplin mengajar di SMP PGRI I Ciputat.

(20)

6 BAB II KAJIAN TEORI

A. Disiplin Mengajar

1. Pengertian Disiplin Mengajar

Disiplin merupakan prasyarat bagi guru sebagai seorang pendidik. Untuk mengetahui pengertian menurut para ahli disiplin mengajar , maka terlebih dahulu dijelaskan tentang pengertian disiplin.

Para ahli mengemukakan berbagai macam pandangannya dalam memakai arti kata disiplin, diantaranya adalah: Menurut Moekijat kata disiplin berasal dari kata latin yaitu disciplina, yang berarti “latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengemban tabiat”.1

Nitisemito S.Alex dalam bukunya Menejemen Personalia merumuskan pengertian disiplin sebagai berikut: “sebagai suatu sikap,tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik yang tertulis maupun tidak.2

Piet A. Sahertian menjelaskan bahwa “disiplin mempunyai makna dan konotasi yang berbeda-beda. Ada yang mengartikan disiplin sebagai hukuman, pengawasan, kepatuhan, latihan dan kemampuan tingkah laku”.3

1 Moekijat, Manajemen Kepegawaian, (Bandung; Mandar Maju, 1989), Cet. Ke-7, h.139 2

Nitisemito S.Alex, Menejemen Personalia, (Jakarta: Balai Aksara,1984), cet.Ke-5, h. 1999

3

(21)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan oleh setiap lembaga maupun keluarga, sekolah maupun perusahaan, yang di dalamnya harus dilaksanakan, ditegakkan dan dipatuhi oleh setiap individu yang terlibat dengan penuh kesadaran dan kesediaan tanpa adanya paksaan, agar tugas dan pekerjaan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan dapat tercapai maksimal.

Mengenai pengertian mengajar, Zuhairini berpendapat bahwa mengajar mempunyai arti “Memberikan pengetahuan kepada anak didik, agar mereka dapat mengetahui peristiwa-peristiwa, hukum-hukum atau proses dari pada suatu ilmu pengetahuan”.4

Sedangkan menurut S.Nasution pengertian mengajar bahwa suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar.5

Menurut H.M. Arifin yang dikutip oleh Ramayulis, mengajar merupakan “Suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan pelajaran itu”.6

Dari pengertian disiplin dan mengajar diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin mengajar adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar, yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab dengan tidak merugikan siswa, sekolah dan guru sendiri.

2. Tujuan dan Fungsi Disiplin Mengajar

Sekolah merupakan lembaga formal dalam pendidikan yang berperan dalam pengembangan kepribadian peserta didik sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan.

4 Zuhairini., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cet,

ke-8, h.27

5

S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksar, 1995), h.4

6

(22)

Adapun tujuan dari kedisiplinan adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dapat menuntaskan materi pelajaran (kognitif) yang telah ditentukan, menanamkan sikap disiplin kepada para siswa (afektif), serta dapat meminimalisir perilaku indisipliner yang dilakukan siswa dalam proses belajar mengajar. Begitu juga tujuan kedisiplinan adalah agar siswa terampil dan terbiasa melakukan kewajiban-kewajibannya (psikomotorik).

Fungsi disiplin mengajar bagi para guru menurut T. Rusyadi antara lain:

a) Disiplin membawa proses pembelajaran kearah produktifitas yang tinggi. b) Memperkuat kegiatan guru dalam proses pembelajaran, karena disiplin

sangat berpengaruh terhadap kreatifitas dan aktifitas pembelajaran tersebut.

c) Memberikan kemudahan bagi para guru memperoleh hasil kegiatan belajar mengajar yang memuaskan.

d) Memberikan kesiapan dalam melakukan proses belajar mengajar di sekolah.7

Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa fungsi lembaga sekolah sangat berperan dalam proses pembelajaran yang efektif, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pengembangan sistem peraturan yang kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam lembaga sekolah tersebut. Sehingga pendidik bisa melaksanakan kewajiban secara baik dan berguna pada peserta didik.

3. Ciri-ciri Disiplin Mengajar

Disiplin mengajar adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang tidak sesuai atau bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh lembaga sekolah. Ciri ciri disiplin mengajar guru menurut E. Mulyasa, adalah:

a) Mengajar tepat waktu baik di awal maupun di akhir pembelajaran. b) Membaca, mengevaluasi dan mengembalikan hasil kerja peserta didik.

7

(23)

c) Mengatur jadwal, kegiatan harian, mingguan, semester dan tahunan. d) Mencatat kehadiran peserta didik.

e) Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, kepustakaan dan media pembelajaran.

f) Menciptakan iklim kelas yang kondusif. g) Melaksanakan latihan-latihan pembelajaran.8

Di samping itu ruang lingkup disiplin mengajar guru meliputi: a) Disiplin dalam kehadiran

b) Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas c) Mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah d) Disiplin berpakaian

e) Memiliki semangat kerja yang tinggi9

Dari beberapa ciri yang diterapkan oleh guru, dimana kesemuaanya itu harus dijalankan, ditegakkan dan dipatuhi oleh muridnya, sehingga kedisiplinan berjalan dengan baik. Maka segala tujuan yang diharapkan dan dicita-citakan akan dapat tercapai secara maksimal.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru

Disiplin kerja guru sangat berpengaruh kepada lembaga pendidikan karena dalam usaha mencapai hasil yang maksimal.

Menurut Beach. O.S dalam bukunya yang berjudul “The Management of People Art Work” yang dikutip oleh Surono, mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja.

a) Moral Semangat Kerja Pegawai

Moral kerja pada dasarnya berarti “suasana batin seorang personal tenaga kerja yang mempengaruhi kegiatannya dalam melaksanakan tugas pokok sebagai tanggungjawab moralnya”. Moral kerja berkorelasi tinggi terhadap dedikasi dan loyalitas yang bermuara pada disiplin pribadi dan disiplin kerja. Moral kerja yang positif ditampilkan pada dedikasi dan

8 E. Mulytasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan, (Banadung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-2, h.53-54

9

(24)

loyalitas yang tinggi pada organisasi dan kepemimpinannya sehingga gejalanya secara konkrit terlihat dalam disiplin.

Dalam hal ini sekarang guru dapat melaksanakan tugasnya dalam mendidik dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, apabila ia merasa senang dalam melaksanakan tugasnya serta memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi ini juga terlihat dalam kesediaannya berkreasi dan berpartisipasi dalam bekerja.

b) Kesejahteraanpegawai

Kesejahteraan merupakan keinginan. Kesejahteraan selalu dikaitkan dengan terpenuhinya segala kebutuhan untuk kesejahteraan seorang guru. Pemimpin harus dapat mengerti dan memahami kebutuhannya. Pemimpin harus memberikan inisiatif finansial sebagai imbalan yang mereka berikan pada lembaga pendidikan. Imbalan yang layak akan membuat guru merasa bergairah dalam bekerja.

Kesejahteraan pegawai adalah suatu bentuk pemberian penghasilan, baik dalam bentuk materi maupun non materi, yang diberikan selama masa pengabdian maupun setelah berhenti sebab pensiun atau dari sebab lain, dalam usaha pemenuhan kebutuhan dengan maksud memberi semangat dorongan kerja.

Dalam usaha penerapan disiplin kesejahteraan pegawai turut menjadi faktor yang berpengaruh. Kesejahteraan pegawai yang perlu diperhatikan adalah kesejahteraan yang menyangkut materi (lahiriyah) dan kesejahteraan psikologis (batinniyah). Kesejahteraan materi menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup. Gaji yang cukup, fasilitas yang memadai, dana kesehatan dan pensiun bagi pegawai negeri.

c) Suasana / Lingkungan Kerja yang Harmonis

(25)

medorong guru untuk datang tepat waktu, bekarja dengan baik dan menggunakan fasilitas yang ada dengan baik

d) Tujuan Dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan bawahan. Tujuan yang ingin dicapai harus jelas serta cukup menantang bagi karyawan atau guru. Hal ini berarti bahwa tujuan yang dibebankan pada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan sehingga ia berkerja tanpa beban, dan beresungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas.

e) TeladanKepemimpinan

Teladan kepemimpinan sangatlah berperan dalam menentukan disiplin bawahan, karena pemimpin dijadikan pedoman dan penuntun bawahannya, pemimpin harus memberi contoh yang baik, berdisiplin, jujur, dan lain-lain. Disiplin bawahannya akan ikut tidak baik jika teladan pemimpin kurang baik.

Dinyatakan dalam hadits Rasulullah tentang teladan seorang pemimpin bagi keluarga dan umatnya, yang artinya:

ْ ا ﺎ ﻬْ ﷲا ﺿر ﺮ ْﺑ ﺎ ل ْ ر ْﻮ ل ﷲا ْﻮ ل آ ﻜ ْ ر ا ع و آ ﻜ ْ ْﺆ ل ْ ر ﻪ ) ﻪ ﻔ (

“Dari Ibnu Umar R.A berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda, setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban mengenai orang yang kamu pimpin.(Hr. Muttafaqun ‘alaih)

f) Pengawasan Melekat

(26)

Tujuan pengawasan melekat adalah untuk mengetahui tanggungjawab pimpinan (Kepala Sekolah) dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian yang melekat padanya, sehingga apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan ataupun kesalahan kepala sekolah dalam mengambil keputusan dapat segera diambil tindakan koreksi sendiri mungkin.

g) Sanksi dan hukuman

Sanksi dan hukuman diperlukan dalam memelihara kedisiplinan, seperti dijelaskan dalam surat Annisa ayat 58 yang berbunyi :

ْ ْ ﻜ

اذإو

ﺎﻬ ْهأ

ﻰ إ

تﺎ ﺎ ﻷْا

اودﺆ

نأ

ْ آﺮ ْﺄ

ﷲا

نإ

نﺎآ

ﷲا

نإ

ﻪﺑ

ْ ﻜﻈ

ﷲا

نإ

لْﺪ ْﺎﺑ

اﻮ ﻜْ

ْنأ

سﺎ ا

ْﺑ

اﺮ ﺼﺑ

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.10

Dan dijelaskan pula dalam surat Attin ayat 8 yang berbunyi : ْ أ

ﻪ ا ﻜْ ﺄﺑ آﺎ ْا Artinya : Bukanlah Allah Hakim seadil-adilnya.11 h) Ketegasan

Sebagai supervisor kepala sekolah dituntut berani dan tegas dalam memberikan sanksi terhadap guru, apabila kepala sekolah tidak tegas dapat membuat guru acuh terhadap disiplin kerja bahkan guru menganggap bahwa peraturan itu tidak ada. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sikap tegas kepala sekolah mutlak diperlukan, sehingga indisipliner guru dapat dihilangkan.

i) Hubungan kemanusiaan

10

Al-Qur’an dan terjemahnya . h. 128

11

(27)

Hubungan antara sesama manusia tetap dijaga untuk menggambarkan pimpinan berinteraksi dengan bawahannya. Hubungan harmonis antara kepala sekolah dengan guru dapat menciptakan disiplin, jika hubungan kemanusiaan tercipta maka lingkungan kerja yang nyaman dan harmonis tentunya akan tercipta dengan baik. Keadaan ini dapat memotivasi disiplin guru terhadap sekolah ditempat guru berkiprah.

Dari beberapa faktor di atas dapat disimpulkan bahwa setiap guru harus melaksanakan hal-hal tersebut, sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan lembaga tersebut.

5. Kode Etik Guru

Istilah kode etik berasal dari dua suku kata, yakni “kode” dan “etik”. Etik berasal dari bahasa yunani yaitu “ethos” berarti watak, dapat atau cara hidup dengan kata lain etik adalah cara berbuat yang menjadi watak, karena persetujuan dari kelompok manusia. Dan etik biasanya dipakai untuk pengkajian system nilai-nilai yang disebut “kode” sehingga terjemahlah apa yang disebut “kode etik”. Atau secara harfiyah kode etik berarti sumber etik. Etika berarti tata susila atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Jadi kode etik guru diartikan sebagai “aturan tata susila keguruan”. Menurut Westby Gibson, kode etik (guru) dikatakan sebagai suatu stemen formal yang merupakan norma (aturan tata susila) dalam mengatur tingkah laku guru.

Karena itu, guru sebagai tenaga professional perlu memiliki “kode etik” sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru selama pengabdian kode etik guru ini merupakan ketentuan mengikat semua sikap dalam perbuatan guru, jika guru telah melakukan perbuatan asusila dan amoral berarti guru telah melanggar kode etik tersebut. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang ada pada profesi guru itu sendiri.

(28)

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang benar-Pancasila.

2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik masing-masing.

3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperolah informasi tentang anak didik. Tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua anak didik sebaik baiknya bagian kepentingan anak didik.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

6. Guru berusaha bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun hubungan keseluruhan.

8. Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional.

9. Guru melaksanakan ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.12

Kode etik ini merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan sebagai barometer dari semua sikap dan perbuatan guru dalam berbagai segi kehidupan baik dalam keluarga sekolah maupun masyarakat. Dari kode etik inilah maka seorang guru harus mempunyai 4 kompetensi dasar yaitu:

1. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

12

(29)

2. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.13

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Untuk memudahkan dalam memahaminya, maka akan diuraikan secara satu persatu apa itu prestasi dan apa itu belajar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud prestasi yaitu “hasil yang telah dicapai dan yang telah dilakukan atau dikerjakan”.14 Ada juga yang mengartikan dengan “hasil kerja yang keadaannya sangat kompleks”.

Dengan demikian prestasi adalah hasil usaha yang telah dilakukan seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan.menurut M. Alisyuf Sabri belajar adalah “proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

13 http://apri76.wordpress.com

14

(30)

pengalaman atau latihan”. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku buruk (negatif).15

Ramayulis menguraikan bahwa “belajar semata-mata mengumpulkan atau menghafal kanfakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi /materi pelajaran”.16

Moh Uzer Usman mengartikan bahwa “belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dengan lingkungannya”.17

Sutratinah Tirtonegoro berpendapat bahwa prestasi belajar adalah “penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam proses tersebut.18

2. Cara mengetahui prestasi belajar siswa

Aktifitas belajar siswa perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Sebagaimana dijelaskan dalam Muhibbin Syah bahwa “evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.19

Jadi evaluasi sangatlah penting dan diperlukan untuk menentukan prestasi belajar siswa, karena dengan cara itulah dapat dikatakan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, atau baik-buruk prestasi belajarnya.

Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

15 M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet ke-2, h.55

16

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta PT: Kalam Mulia,2006), h. 89

17

Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-17, h.5

18

Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: PT Bina Aksara, tt), h.43

19

(31)

a. Pre-Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan”.20

b. Pos-Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya yaitu untuk mengetahui taraf siswa terhadap materi yang telah disajikan”. 21

c. Evaluasi Formatif yaitu “Evaluasi hasil belajar jangka pendek, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran, tujuannya untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.22

d. Evaluasi Sumatif yaitu “evaluasi belajar yang dilakukan pada waktu berakhirnya suatu program pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar, tujuannya adalah untuk mengetahui hasil akhir yang dapat dicapai oleh siswa, yakni penguasaan pengetahuan sekaligus menggambarkan keberhasilan proses belajar mengajar.23

e. Evaluasi Diagnostik yaitu “Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat”.24 Tujuannya adalah untuk membantu pemecahan kesulitan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pengajaran”.25

3. Indikator prestasi belajar

Indikasi prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologi yang berubah akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

20

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru... Cet ke-7, h. 143

21

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru... Cet ke-7, h.145

22

Zuhairini , Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.34

23

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), Cet ke-2, h. 170

24 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Reneka

cipta,1998), Cet.ke-11.h.145

25

(32)

Ranah psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif) dan ranah karsa (psikomotor).

Indikator prestasi belajar siswa menurut Muhibbin Syah adalah sebagai berikut:

a. Ranah cipta (kognitif) diantaranya siswa dapat menunjukan, membandingkan, mernghubungkan, menyebutkan, menjelaskan, mendefinisikan dan memberikan contoh.

b. Ranah Rasa (afektif) diantaranya dapat menunjukan sikap menerima, menolak, mengakui dan menyakiti, dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.

c. Ranah Karsa (psikomotor) diantaranya siswa dapat mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya, mengucapkan, membuat mimic dan gerakan jasmani.26

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut M. Dalyono, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri), yaitu: 1) Kesehatan (jasmani dan rohani)

2) Intelegensi dan bakat 3) Minat dan motifasi belajar

4) Cara belajar seperti teknik-teknik belajar, waktu belajar, tempat dan fasilitas belajar.

b. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri), yaitu:

1) Keluarga (pendidikan orang tua, perhatian dan bimbingan orang tua, situasi dalam rumah, peralatan, media belajar di rumah)

2) Sekolah (kualitas guru, kedisiplinan guru dalam mengajar, metode mengajar guru, kurikulum, fasilitas / perlengkapan sekolah, jumlah murid perkelas dan pelaksanaan tata tertib di sekolah)

3) Masyarakat (pergaulan dan tingkat pendidikan)

26

(33)

4) Lingkungan sekitar (keadaan rumah, lalu lintas dan iklim)27

Dengan demikian hasil belajar siswa itu sangat dipengaruhi oleh kedua faktor diatas, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun berasal dari luar diri siswa. Kedua faktor tersebut akan saling berinteraksi, sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi prestasi belajar siswa

5. Usaha-usaha peningkatan prestasi belajar

Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa antara lain:

a. Membangkitkan motivasi belajar siswa

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan pembelajaran. Menurut M. Alisuf Sabri motivasi adalah “segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah”.28 Motivasi sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar dan dengan motivasi belajar ini pula kualitas hasil siswa dapat diwujudkan.menurut Moh. Uzer Usman ada beberapa cara membangkitkan motivasi yaitu:

1) Mengadakan kompetensi (persaingan) terhadap para siswa guna meningkatkan prestasi belajarnya.

2) Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat). 3) Mengadakan penilaian atau tes”.29

b. Meningkatkan disiplin belajar siswa

Pada hakikatnya disiplin adalah pengendalian perilaku dan pengendalian diri. Apabila seorangn siswa dapat mengendalikan dirinya dan perilakunya sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun lingkungan sekitarnya maka ia telah mendisiplinkan diri ketika siswa sudah memiliki kedisiplinan baik hal itu yang berasal dari dirinya maupun atas dorongan

27

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), cet, ke-1, h. 55-60

28 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet ke-2.hlm.85.

29

(34)

orang lain, maka segala sesuatu yang dikerjakan akan menjadi maksimal. Siswa yang berdisiplin di sekolah dengan selalu masuk tepat pada waktunya, tidak pernah membolos, selalu memperhatikan keterangan guru di kelas, rajin mengerjakan tugas yang selalu diberikan guru, maka pada akhirnya ia akan mendapatkan prestasi yang baik dalam belajarnya.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani, yaitu Paedagogie. Paedagogie asal katanya adalah pais yang artinya “anak”, dan again yang terjemahannya adalah ”membimbing”. Dengan demikian maka paedagogie berarti ”bimbingan yang diberikan kepada anak”. Orang yang memberikan bimbingan kepada anak disebut paedagog. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie tersebut berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.30

Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto menjelaskan bahwa pendidikan adalah segala bentuk usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan.31

Sedangkan H.M. Arifin memandang bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah (anak didik) dengan berpedoman pada ajaran Islam. Atau lebih lanjut lagi beliau menyatakan bahwa, pendidikan islam merupakan usah orang dewasa (muslim) yang bertaqwa, yang secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan

30

Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), hal 4

31

(35)

fitrah (potensi dasar) anak didik melalui jalur agama Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkambangannya.32

Jadi pendidikan adalah segala yang dilakukan oleh orang dewasa dalam hal mendidik, untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaan. Setelah penulis menguraikan beberapa pendapat dari ahli pendidikan, maka sekarang penulis akan mengemukakan pengertian pendidikan islam menurut beberapa ahli sebagai berikut:

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba pendidikan islam adalah suatu bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.33

Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.34

Sedangkan menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Pendapat istilah pendidikan dalam Islam menurut Ahmad Tafsir, adalah “Bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran agama Islam”.35

Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agam islam ialah suatu usaha secara sadar dalam membimbing anak didik agar dapat membentuk

32

Syamsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Agama Islam, (jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), Cet. Ke-1, h.93

33

H. Hamdan Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke I, h. 15

34

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet, ke-I, h.130

35

(36)

pemahaman terhadap ajaran agamanya, serta dapat menerapkan dan melaksanakan segala perintah agama dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Maka tujuan secara etimologi, tujuan adalah arah, maksud atau haluan. Secara terminology tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan selesai.36

Jadi secara umum, tujuan pendidikan islam terbagi kepada: tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan professional.

a. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.

b. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum.

c. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia-manusia sempurna (insan kamil) setelah ia menghabiskan sisa umurnya.

d. Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.37

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam berfungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT. Yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

36

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metrodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Cipta Press, 2002), Cet. Ke-I, h. 15

(37)

c. Penyesuaian Mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dari lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia yang seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir- nyata), sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memilki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.38

Dari beberapa fungsi di atas pendidikan agama terfokus pada penyadaran, pemahaman, pemaknaan, perbaikan dan pemberdayaan peserta didik agar mampu menjalankan hablumminallah dan hablumminannas secara mandiri, berkembang, maju, optimal dan bertanggung jawab. Sehingga semakin terjamin terciptanya dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang guru sebagai manusia yang tercipta di dunia ini, dengan kata lain ini merupakan potret dan wajah diri bangsa dan Negara di masa depan.

D. Kerangka Berpikir

Keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor disiplin guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran berfungsi sebagai fasilitator dan mediator di dalam dan di luar kelas juga menjadi nara

38

(38)

sumber aspirasi bagi siswanya dalam bertingkah laku, termasuk berdisiplin dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.

Tujuan pelaksanaan disiplin mengajar ialah suatu upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan disiplin mengajar tersebut maka kegiatan belajar mengajar akan teratur dan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang tercapai dengan baik dan mampu menuntaskan materi yang harus disampaikan dengan waktu yang telah ditentukan serta menanamkan sikap disiplin bagi siswanya.

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan proses belajar mengajar dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencapai hasil seseorang yang sudah dicapai dalam bentuk nilai atau rapot setiap bidang studi.

Dengan demikian, jika kedisiplinan guru dalam mengajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, maka prestasi belajar siswa akan meningkat.

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin mengajar dan prestasi belajar siswa di SMP PGRI I Ciputat Tangerang. Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI I Ciputat jl. Pendidikan No.30 Desa. Ciputat Kec.Ciputat Kab. Tangerang Selatan Tlp (021) 7409827. Sedangkan waktu pelaksanaanya adalah dari bulan September sampai November tahun 2010

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku yang ada relevansinya dengan masalah yang akan dibahas.

2. Penelitian lapangan ( field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan, melakukan wawancara dengan kepala sekolah, observasi dan penyebaran quesioner kepada siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama PGRI I Ciputat Tangerang.

(40)

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian, Dalam hal ini penelitian terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel Bebas (independent variabel), yaitu mengenai disiplin Mengajar guru yang diberi simbol X

2. Variabel Terikat (dependent variabel), yaitu mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Tabel 1

Matrix Variabel

No Variabel Dimensi Variabel Indikator Variabel 1 Variable X

kedisiplinan guru

1. Kehadiran Guru

2 Tanggung jawab

1. Hadir dikelas tepat waktu.

2. Memulai

pembelajaran tepat waktu.

3. Mengakhiri pembelajaran tepat waktu.

4.Ditinggalkan guru sebelum jam mengajar 5.Datang dan pulang tepat waktu

1. Mengisi jurnal 2. Mengisi dan

memeriksa daptar hadir siswa

3. Mengadakan pre test 4. Menyampaikan

[image:40.595.114.512.175.754.2]
(41)

3. Semangat kerja

5. Mengguanakan metode mengajar yang bervariatif 6. Menggunakan media

pengajaran 7. Memeriksa tugas

pembelajaran siswa 8. Mengadakan pos test. 9. Melakukan evaluasi

test formatif 10.Memberitahukan

hasil evaluasi formatif

11.Memberikan ganjaran dan tugas yang mendidik

1.Menyampaikan pelajaran yang sudah dibahas kemaren dan mengadakan evaluasi bersama-sama

2.Menerima imbalan yang sesuai

3.Tidak mengikut sertakan masalah pribadi di dalam urusan sekolah 4.Melakukan serring

(42)

masing-masing

5.Mengadakan remedial terhadap siswa yang ketinggalan tanpa mengharapkan imbalan yang lain

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan wilayah secara umum yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya1. Kemudian ditetapkan populasi yang dapat dijangkau dan merupakan cerminan dari populasi sehingga disebut populasi terjangkau atau accessible population. Selanjutnya dari populasi ini akan ditetapkan sebagai sampel yang merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sehingga populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SMP PGRI I Ciputat Tangerang yang berjumlah 327 siswa, dan terbagi kedalam 8 kelas.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk dijadikan contoh, teknik pengambilan sampel yang dipergunakan adalah teknik Random Sampling (sampel acak sederhana) yaitu bertujuan mengambil sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak karena beberapa pertimbangan sehingga tidak mengambil sampel yang besar atau jauh.2

Adapun tehnik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Random Sampling artinya pengambilan yang dilakukan dengan cara acak, dengan tehnik ini setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

1

Sugiono,Metodologi Kuantitatif,Kualitatif Danr&D, ( Bandung:PT.Alfabet 2008), h.80 2

(43)
[image:43.595.111.502.180.530.2]

menjadi anggota sampel dengan mengambil 10% dari jumlah populasi yang ada. Jadi sampelnya sebanyak 33 siswa. Untuk ciri dari penarikan sampel secara acak ini, anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan tidak terikat untuk masuk kedalam sampel.

Tabel 2

Matrik Populasi dan Sampel Keadaan siswa

NO Kelas Populasi Sampel

1 IX-1 32 5

2 IX-2 40 4

3 IX-3 43 4

4 IX-4 42 4

5 IX-5 43 4

6 IX-6 43 4

7 IX-7 41 4

8 IX-8 4 4

Jumlah 327 33

Sampel : Sampel diambil dengan jumlah populasi dengan menggunakan teknik random sampling dengan mengambil 10% dari jumlah populasi yang ada.

E. Instrumen

(44)

1. Kedisiplinan guru

Secara konseptual yang dimaksud dengan kedisiplin mengajar guru dalam penelitian ini adalah sikap atau prilaku seseorang yang sesuai dengan aturan dan norma yang telah disepakati sebelumnya, seorang guru dikatakan berdisiplin kalau mengajar dengan disiplin kehadiran sebagaimana kisi-kisi instrumen berikut:

Tabel 3

Kisi-kisi instrumen kedisiplin guru

No Dimensi Dimensi

Variabel

Indikator No item Jumlah

Item 1 Variable X

kedisiplinan guru 1.Kehadiran guru 2.Tanggung jawab

a. Hadir di sekolah tepat waktu b. Mulai

pembelajaran tepat waktu c. Ditinggalkan guru

sebelum jam mengajar d. Mengkhiri

pembelajaran tepat waktu e. Datang dan pulang tepat waktu

a. Mengisi jurnal b. Mengisi dan

memeriksa daptar hadir siswa c. Mengadakan pre

[image:44.595.107.527.176.757.2]
(45)

3. Semangat kerja

d. Menyampaikan pokok

pembahasan e. Menggunakan

metode mengajar yang variatif f. Menggunakan

media pengajaran g. Menyampaikan

hasil tugas PR siswa

h. Mengadakan pos test

i. Melakukan evaluasi test formattif

j. Memberi tahukan hasil evaluasi formatif k. Memberikan

ganjaran dan tugas yang mendidik

(46)

b. Menerima imbalan yang sesuai

c. Mengadakan perbaikan nilai siswa yang tidak memenuhi standar sekolah KKM d. Semangat dalam

mengajar

e Melakukan serring dengan di kelas masing-masing

25

26

27

28

1

1

1

1

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun skripsi ini pengumpulan data yang dilakukan dengan cara:

1. Observasi

Observasi ialah cara pengumpulan data dengan mengamati langsung penomena yang ada di sekolah dan penulis mengadakan pencatatan bahan atau data yang berhubungan dengan pembahasan skripsi khususnya mengenai masalah disiplin kerja guru.

2. Wawancara

(47)

keterangan-keterangan. Dengan menggunakan panduan wawancara. penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru bidang studi agama, dalam hal ini berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.3 3. Angket

Angket adalah pertanyaan yang diberikan kepada responden guna mendapatkan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Angket ini disebar kepada 33 siswa sebagai responden untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja guru terhadap prestasi PAI di SMP PGRI Ciputat Tangerang.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pencarian data-data/ hal-hal varibel yang berupa catatan,traskip,buku,leger,dan lain-lain tehnik ini dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang diteliti untuk mengamati rata-rata nilai rapot siswa kelas 3 sebagai data penilaian.

3

(48)

G. Teknik Analisis Data

. Dalam hal ini penulis melakukan pengolahan data dengan langkah sebagai berikut:

1. Editing data

Editing data adalah memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau kuisoner yang berhasil dikumpulkan dari responden untuk di edititng. 2. Skoring

[image:48.595.112.511.167.534.2]

Yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai berikut Tabel 3

Skor Item Alternatif Jawaban Responden

Positif (+) Negatif (−)

Jawaban Skor Jawaban Skor

Selalu 4 Selalu 1

Sering 3 Sering 2

Kadang-kadang

2 Kadang-kadang 3

Tidak pernah

1 Tidak pernah

4

3. Tabulasi

Yaitu memindahkan jawaban responden kedalam blangko tersusun secara rapih dan rinci dalam bentuk tabel.

4. Prosentase

Untuk mengalisis setiap variabel digunakan tehnik analisis secara deskriptif dengan rumus prosentase,yaitu:

P = N F

x 100%

Keterangan P : Prosentase

(49)

Dalam tehnik analisa data, Penulis dalam penelitian mengumpulkan data dengan analisa kuantitatif secara deskriptif analisis yang sebelumnya telah ditentukan prosentasenya.

Kemudian untuk mengetahui apakah ada pengaruh kedisiplinan guru (variabel X) terhadap prestasi belajar siswa (variabel Y) dipergunakan rumus product moment dari CarlPerson , sebagai berikut:

Rumus rxy =

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

Penjelasan :

rxy = Angka Indeks Korelasi “r” product moment N = Number of cases

Ʃxy = Jumlah hasil perkalian anatara skor x dan skor y Ʃx = Jumlah dari skor x

Ʃy = Jumlah daru skor y

Setelah mengetahui koefisien korelasi tahap berikutnya memberikan interpretasi terhadap hasil analisa data tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

(50)
[image:50.595.110.514.127.536.2]

Tabel 4

Angka Indek korelasi “r”

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Besar Nilai” r” Product

Moment Interprestasi

0,00-0,20 0,20-0,40 0,40-0,70 0,70-0,90 0,90-1,00

Variabel X dan Y terdapat korelasi lemah Variable X dan Y terdapat korelasi rendah Variable X dan Y terdapat korelasi sedang Variable X dan Y terdapat korelasi tinggi Variable X dan Y terdapat korelasi sanagt tinggi

b. Interprestasi menggunakan tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebesnya (db) atau degrees of freedom (df) yang rumusnya adalah:

df= N-nr

Keterangan:

df = Derajat bebas

N = banyak responden yang diteliti

Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan.4

Setelah hasil dicocokkan dengan table koefisien korelasi “r” product moment untuk berbagai df, baik pada taraf signifikan1% ataupun pada taraf signifikan 5%

4

(51)

Selanjutnya untuk mencari konstribusi variabel X terhadap variabel Y penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 X 100% Keterangan:

KD = Konstribusi variabel X terhadap Y r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah SMP. PGRI I Ciputat 1. Sejarah Berdirinya SMP. PGRI I Ciputat

Sejarah berdirinya SMP PGRI I Ciputat pada awalnya lulusan sekolah dasar/ sederajat yang berada di lingkungan Ciputat hendak melanjutkan ke SMP Negeri umum. Sebagian besar harus kewilayah DKI Jakarta, terutama wilayah Jakarta selatan. Sedangkan pada waktu itu di kecamatan Ciputat SMP yang ada baru SMP Swasta yaitu SMP Muhammadiyah 17 dan SMP Islamiyah dan Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta

Dengan didorong semangat yang luhur guru-guru SMP Negeri 87

Jakarta (Pondok Pinang) yang dipelopori oleh bapak guru Drs.Sukandi Kuswara, Bpk A. Mursyidi, Bapak S. Danuwadoyo serta bapak R.A Sakri Gandipura (Kepala Sekolah) kelas pembangunan, yang berdiri tahun 1970 tetapi hingga akhir 1974 semakin berkurang dan hanya tinggal satu kelas kecil, hal inilah yang membuat mereka berempat sepakat untuk mendirikan Sekolah Menengah Pertama Persiapan (SMPP) pada tahun 1975 yang selanjutnya berubah menjadi Sekolah Menengah Pertama Persatuan Baru Republik Indonesia (SMP PGRI) Ciputat. Dengan kepala sekolah yang pertama yaitu Bapak R, A. Sakri Gandipura

(53)

Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Guru Republik Indonesia (SMP PGRI I Ciputat), mendapat restu dari kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kecamatan Ciputat, tepat pada I januari 1975 SMP PGRI I Ciputat mulai didirikan sehingga pada tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi SMP PGRI I Ciputat

Untuk pertama kali penerimaan siswa pada tahun 1975, jumlah siswa yang diterima di SMP PGRI I Ciputat berjumlah kurang lebih 25 orang dan pertengahan tahun bertambah 10 orang sehingga jumlahnya

menjadi 35 orang.kemudian pada tahun 1976 kelas I 58 orang, kelasII 39 orang, jumlah yang ada menjadi 97 orang. Pada tahun 1977 kelas I 107 orang dan kelas II56 orang dan kelas III 38 orang ujian pertama kali menginduk ke SMP 87 Jakarta pada tahun 1978

Pada tahun 1978 siswa kelas I 128 orang, kelas II 107 orang dan kelas III 51 orang, dan ujian akhir menginduk ke SMP Negeri Ciledug. Pada tahun 1979-1980 kelas I 152 orang kelas II 125 orang dan kelas III 101 orang, sehingga seluruhnya berjumlah sebanyak 382 orang, dan ujian akhir kelas III menginduk Ke SMP Negeri I ciputat yang pada saat itu kepala sekolahnya adalah Bapak Drs. Wanharos

(54)

Nomor statistik sekolah204020417055 dan data sekolah Nomor: B.404.52.002.

Pada tahun 1992 status SMP PGRI I Ciputat berubah diakui menjadi disamakan dengan Nomor : 876/B.02/KEP/1 1986 dan diareditasi ulang pada tanggal 1999 dengan Nomor: 165814/1.02/kep/1999, sampai sekarang. Pada saat didirikan SMP PGRI I Ciputat tersebut mempunyai sarana prasarana yang terletak diatas tanah seluas 0,25 H atas wakaf dari Bapak Brigjen Shardjono, pada waktu itu Dirjen postel, kemudian pada

tahun pelajaran 1979-1980 terjadi pergantian kepemimpinan yakni kepala sekolah yang baru dari Drs, Sukandi Kuswara, sedangkan Bapak Gandipura mendapat tugas baru menjadi kepala sekolah di sekolah Dasar Negeri Jurang Mangu di desa Sawah Lama kecamatan Ciputat. Sejak kepemimpinan yang baru Bapak Drs. Sukandi Kuswara, pembangunan lokal bertambah setiap tahunnya minimal I lokal, SMP PGRI I Ciputat terus mengalami perkembangan dan perubahan kearah yang lebih baik. Seiring dengan perkembangan sekolah juga mengalami pergantian tepatnya pada tanggal 14 Desember 2000 kepemimpinan diserahkan oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara kepada Bapak Cartam S.Pd.MPd yang disahkan oleh ketua yayasan YPIP PGRI provinsi Jawa Barat.

2. VISI

SMP PGRI I Ciputat sebagai sekolah unggulan di Ciputat menginginkan anak didiknya unggul dalam segala bidang IMTAQ dan IPTEK serta dapat diterima di masyarakat, maka terbentuklah suatu visi

yaitu:

“Menjadi sekolah unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK, serta berwawasan lingkungan budaya”.

3. MISI

(55)

dibentuklah misi yang akan mendukung terwujudnya Visi. Misi SMP PGRI I Ciputat adalah:

a. Menyiapkan generasi muda yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan landasan iman dan taqwa

b. Meningkatkan pengetahuan peserta didik yang cerdas, terampil dan berbudi luhur.

c. Menjadikan lulusan sebagai calon pemimpin masa depan yang

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Keadaan Guru dan Staff Karyawan

Berkembangnya suatu sekolah dan berjalannya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak pernah terlepas dari kerja keras guru dan staff karyawan yang selalu membantu Kepala Sekolah dalam menjalankan roda kehidupan di sekolah.

a. Keadaan Guru

Guru adalah seorang pengajar sekaligus pendidik bagi siswa serta sosok yang sangat penting dalam dunia pendidikan, karena atas jasanya, para anak didiknya mengetahui ilmu pengetahuan walaupun pada dasarnya guru bukan hanya sebagai transformator ilmu saja. Selain itu juga tanpa ada guru maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung dan guru bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi anaka menuju kearah kedewasaan.

SMP PGRI I Ciputat memiliki guru-guru yang profesional dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Jumlah guru SMP PGRI I sebanyak 40 orang yang terdiri dari guru tetap yayasan sebanyak 3, guru bantu ada 2 dan guru tidak tetap sebanyak 35 orang. Jenjang pendidikan yang dimiliki guru rata-rata guru starta satu (S1) sedangkan guru yang jenjang pendidikan SMK, SMA dan diploma hanya sedikit saja. Dengan demikian SMP PGRI I Ciputat dapat berkembang dengan pesat dan menjadi sekolah unggulan karena guru-guru yang professional dan sesuai dengan bidang

(56)

b. Keadaan Staff Karyawan

Kalancaran dan kebutuhan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta karyawan. Kelancaran pendidikan di sekolah tidak terlepas dari administrasi yang baik, teratur serta terencana. Yang dimaksud pegawai pada unit pelaksanaan teknis SMP PGRI I Ciputat adalah keseluruhan karyawan sekolah yang diantaranya staf tata usaha, keamanan, dan staf kebersihan.

Jumlah staf karyawan SMP PGRI I ciputat sebanyak 16 orang yang terdiri dari 6 orang Tata Usaha Tetap Yayasan (TTY), 3 orang Tata Usaha Tetap (TTT) dan 6 orang Karyawan Tidak Tetap (KTT).

5. Keadaan Murid

Siswa merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat penting, karena tidak mungkin suatu sekolah mengadakan pembelajaran jika tidak mempunyai siswa. Antusias masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMP PGRI I Ciputat ini cukup tinggi, sehingga pihak sekolah mempunyai kebijakan siswa yang masuk harus di batasi. Dengan pertimbangan sarana dan prasarana yang belum mencukupi representatif.

[image:56.595.168.449.586.6

Gambar

       Tabel 1     Matrix Variabel
Tabel 2 Matrik Populasi dan Sampel
     Tabel 3    Kisi-kisi instrumen kedisiplin guru
Tabel 3 Skor Item Alternatif Jawaban Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada langkah berikutnya, untuk melengkapi perbaikan yang telah dilakukan dalam langkah pertama hingga ketiga, akan dibuat sebuah alat untuk me-recycle tembakau, prinsipnya

Proses yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 2 tahap fuzzy , tahap pertama adalah penentuan bakat dengan Fuzzy Logic dan tahap kedua adalah penentuan

Bawean adalah salah satu Pulau di Indonesia yang mengalami krisis listrik, dimana pasokan energi listrik saat ini hanya diproduksi oleh Pembangkit Listrik Tenaga

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja

First of all, the writer would like to thank God for His blessings and grace so that she was able to finish carrying out and reporting this study under the title “The Language

[r]

Aineistona olen käyttänyt myös hanketta koskevia raportteja, kuten toimintasuunnitelmia sekä hankkeesta toteutettuja arviointeja (mm. CASCADE-hankkeen