BENIH PENANGKARAN SWADAYA
(Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
OLEH :
GIAR HABIB ARIGUNA 100304135
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
BENIH PENANGKARAN SWADAYA
(Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
OLEH:
GIAR HABIB ARIGUNA 100304135
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MendapatkanGelar Sarjana
di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
(Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) (Emalisa, SP, M.Si)
NIP. 195411111981031001 NIP. 1972111819980220012
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
GIAR HABIB ARIGUNA (100304135): Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Padi Sawah Pengguna Benih Shang Hyang Sri dengan Benih Penangkaran Swadaya (Studi Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai) dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim M.Si dan Ibu Emalisa. SP. M,Si.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ; pengaruh faktor luas lahan, biaya produksi dan pengalaman terhadap pendapatan usahatani padi sawah pengguna Benih Sang Hyang Sri dan pengguna Benih Penangkaran Swadaya ; untuk mengetahui apakah ada perbedaan produksi dan pendapatan antara petani pengguna Benih Shang Hyang Sri dengan petani yang menggunakan benih penangkaran swadaya
Metode penelitian: Metode analisis data yang digunakan adalah analisi regresi berganda, analisi pendapatan dan uji beda rata - rata.
Hasil penelitian menunjukan bahwa :Luas lahan, biaya input, pengalaman berusahatani secara serempak mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah, sedangkansecara parsial, luas lahan dan biaya tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah ; Luas lahan, biaya input, pengalaman berusahatani secara serempakberpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah, sedangkansecara parsial luas lahan dan biaya input berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah; Ada perbedaan rata-rata produksi usahatani padi sawah yang menggunakan Benih Sang Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya ; Ada perbedaan rata-rata pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan Benih Sang Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya.
Penulis lahir di Desa Gunung Melayu Kabupaten Asahan pada tanggal 3 Juni
1991,sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, seorang putra dari Ayahanda
Sugiarto.SP dan Ibunda Nurlijah.
Jenjang Pendidikan :
1. Taman kanak-kanak di TK Swasta Pulo Rakyatpada tahun 1996 sampai
tahun 1997.
2. Sekolah Dasar di SD 010131 Pulo Rakyat, masuk tahun 1997 dan lulus pada
tahun 2003.
3. Sekolah Menengah Pertama di MTs.S Daar Al Uluum Kisaran, masuk tahun
2003 dan lulus tahun 2006.
4. Sekolah Menengah Atas di SMA N 1 Pulo Rakyat, masuk tahun 2006 dan
lulus tahun 2009.
5. Tahun 2010 masuk di program studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN).
6. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan juli 2013 di Desa
Sarang Gitting, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai.
7. Melaksanakan Penelitian pada bulan September 2014 di Desa Naga Kisar
1. Pengurus Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Universitas
Sumatera UtaraTahun 2011- 2013.
2. Ketua Bidang Dakwah Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial
Ekonomi Pertanian (FSMM-SEP) Universitas Sumatera Utara Tahun
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH PENGGUNA BENIH SHANG HYANG SRI DENGAN PENANGKARAN SWADAYA DI DESA NAGA KISAR, KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI”.
Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna
memperoleh gelar sarjana pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepaas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing, yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan
serta saran danselalu sabarmengajarkan banyak hal sampai penulis mengerti
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Ibu Emalisa. SP. M,Si,selaku anggota komisi pembimbing, yang telah
memberikan penulis bimbingan dan arahan serta mengajarkan pentingnya
menghargai hal-hal kecil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
4. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis
serta kepada seluruh Staf pengajar dan Pegawai yang ada di Departemen
Agribisnis, Fakultas Pertanian, USU.
5. Ayahanda tercinta Sugiarto. SP dan Ibunda tercinta Nurlijah serta kepada adik
tersayangSeptya Giar Tianti dan Fikri Habib Halim Fadhilah yang telah
memberikan doa, semangat dan begitu banyak perhatian, cinta, kasih sayang
serta dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di waktu yang tepat.
6. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat
kepada saya selama penyelesaian skripsi ini.
7. Masyarakat desa Naga Kisar yang telah benyak membantu dalam penulisan
skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Staf Pemerintahan Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai sebagai tempat penulis melakukan
penelitian skripsi.
9. Teman-teman seperjuangan penulis di Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara angkatan 2010khususnya untuk
Denisa Jurina Tanjung, SP, M. Arryan Hanafi, SP., M. Adi Kurniawan, SP,
Zulfikar Damanik, SP., Aziz Adriansyah, SP., M. Khaliqi, SP., dan
teman-teman yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas
S.PdI, M.Si, Nurhemah, dr. Fitri Ramadhina H, Nuri, S.Pd, Wiwin Andira,
S.Kes dan Halim Widodo, SP.
11. Abang dan Kakak di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, yang telah banyak membantu, memberi dukungan dan
semangat dalam pengerjaan skripsi ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
untuk perbaikan skripsi ini di kemudian hari. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Oktober 2014
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 TujuanPenelitian ... 5
1.4Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benih ... 7
2.2 Biaya Produksi ... 8
2.3 Tenaga Kerja ... 9
2.4 Luas Lahan ... 10
2.5 Pendapatan ... 11
2.6 Produksi ... 11
2.7 Kerangka Pemikiran ... 12
2.8 Hipotesis penelitian ... 14
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1Metode Penentuan Daerah Penelitan ... 15
3.2Metode Penentuan Sampel ... 15
3.3Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 16
3.4Metode Analisis Data ... 17
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 23
3.5.1 Defenisi ... 23
4.3 Penduduk dan Mata Pencarian ... 27
4.4 Sarana dan Prasarana... 29
4.5 Karakteristik Responden ... 30
4.5.1 Tingkatan Usia ... 30
4.5.2Pendidikan dan Pelatihan ... 31
4.5.3 Pengalaman Berusaha Tani ... 31
4.5.4 Lahan Usahatani ... 32
4.5.5 Jumlah Tanggungan ... 33
4.6 SumberBenih Usatani Padi Sawah ... 33
4.6.1 Sumber Benih Shang Hyang Sri ... 34
4.6.2 Sumber Benih Penangkaran ... 35
4.7 Jenis Pupuk dan Pestisida yang Digunakan ... 35
4.7.1 Jenis Pupuk ... 35
4.7.2 Jenis Pestisida ... 35
4.8 Perbedaan Produksi dan Pendapatan ... 36
4.8.1 Pembibitan ... 37
4.8.2 Pengolahan Lahan ... 37
4.8.3 Penanaman ... 38
4.8.4 Pemeliharaan ... 38
4.8.5 Panen ... 38
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.4AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani ... 39
5.4.1 Pengguna Benih Shang Hyang Sri ... 39
5.4.2 Pengguna Benih Penangkaran Swadaya ... 43
5.5 AnalisisKomparasi Usahatani Padi Sawah ... 47
5.5.1 Analisis Komparasi Produksi ... 48
5.5.1 Analisi Komparasi Pendapatan ... 49
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 50
6.2 Saran ... 51
No Judul Halaman 1 Luas Panen, Produksi, Produksi Rata-Rata Padi Sawah di Kabupaten
Serdang bedagai 3
2 Luas Wilayah Menurut Desa di Pantai Cermin 25
3 Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di DesaNaga Kisar
Tahun 2012 26
4 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Naga Kisar,
Tahun 2012 27
5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Naga Kisar
Tahun 2012 27
6 Jumlah Petani Menurut Kelompok Tani di Desa Naga Kisar 29
7 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa
Naga Kisar, Tahun 2012 30
8 Tingkat Usia Petani Responden 30
9 Tingkat Pendidikan Petani Responden 31
10 Lama Berusahatani Petani Responden 32
11 Luas Lahan yang Dimiliki oleh Petani Responden 32
12 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden 33
13 Rata – Rata Luas Lahan, Produksi, Produktifitas danPendapatan
No Judul Halaman 1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Komparasi Pendapatan
Usahatani Pengguna Benih Sang Hyang Sri dengan Benih
Penangkara Swadaya 13
2 Diagram Normal Probability Plot Pengguna Benih Sang Hyang 42 Sri
3 Diagram Normal Probability Plot Pengguna Benih Penangkaran
No Keterangan
1a Identitas Petani sampel Pengguna Benih Shang Hyang Sri
1b Identitas Petani sampel Pengguna Benih Penangkaran Swadaya
2 Biaya Pestisida Setiap Lahan Sawah Sampel
3 Biaya Pupuk Tiap Lahan Sawah Sampel
4 Penyusutan
5a Biaya Input Benih Shang Hyang Sri
5b Biaya Input Benih Penangkaran
6a Biaya Tenaga Kerja Benih Shang Hyang Sri
6b Biaya Tenaga Kerja Benih Penangkaran
7a Tabel Produksi, Produktivitas dan pendapatan Usahatani Padi Sawah Benih Sang Hyang Sri
7b Tabel Produksi, Produktivitas dan pendapatan Usahatani Padi Sawah Penangkaran Swadaya
8 Hasil Regresi Persaan Benih Shang Hyang Sri
9 Hasil Regresi Persaan Benih Penangaran Swadaya
10 Uji beda Rata – Rata Produksi Usahatani Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri dengan Benig Penangkaran Swadaya
GIAR HABIB ARIGUNA (100304135): Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Padi Sawah Pengguna Benih Shang Hyang Sri dengan Benih Penangkaran Swadaya (Studi Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai) dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim M.Si dan Ibu Emalisa. SP. M,Si.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ; pengaruh faktor luas lahan, biaya produksi dan pengalaman terhadap pendapatan usahatani padi sawah pengguna Benih Sang Hyang Sri dan pengguna Benih Penangkaran Swadaya ; untuk mengetahui apakah ada perbedaan produksi dan pendapatan antara petani pengguna Benih Shang Hyang Sri dengan petani yang menggunakan benih penangkaran swadaya
Metode penelitian: Metode analisis data yang digunakan adalah analisi regresi berganda, analisi pendapatan dan uji beda rata - rata.
Hasil penelitian menunjukan bahwa :Luas lahan, biaya input, pengalaman berusahatani secara serempak mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah, sedangkansecara parsial, luas lahan dan biaya tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah ; Luas lahan, biaya input, pengalaman berusahatani secara serempakberpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah, sedangkansecara parsial luas lahan dan biaya input berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah; Ada perbedaan rata-rata produksi usahatani padi sawah yang menggunakan Benih Sang Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya ; Ada perbedaan rata-rata pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan Benih Sang Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sektor pertanian dengan produksi berbagai komoditas bahan pangan untuk
memenuhi kebutuhan nasional telah menunjukkan kontribusi yang cukup
signifikan.Bertolak dari posisi neraca yang minus dan krisis pangan tahun 1964 –
1965 pembangunan pertanian diprioritaskan serta dipacu secara intensif dan
ekstraktif. Intensifikasi dilaksanakan dengan dukungan teknologi pengolahan
yang baik, optimasi penggunaan air, penggunaan pupuk dengan takaran yang
tepat, pengendalian hama dan penyakit serta penggunaan benih unggul bermutu
dengan produktifitas yang lebih tinggi (Sadjad, 1997).
Benih merupakan hal yang paling menentukan dalam kegiatan usahatani para
petani, setiap usahatani apapun yang dilakukan petani memerlukan benih sebagai
suatu dasar dari melakukan usahatani. Tidak terkecuali usahtani padi sawah, benih
yang baik akan menghasilkan produktifitas yang baik pula sehingga pendapatan
usahatani petani pun tinggi. Pendaptan petani padi sawah yang tinggi akan
meningkatkan taraf hidup dari petani tersebut.
Benih bermutu adalah benih yang baik dan bermutu tinggi serta menjamin
pertanaman bagus dan hasil panen tinggi.Saat ini, benih bermutu dicerminkan
oleh keseragaman biji, daya tahan tubuh, dan tingkat kemurnian yang tinggi.
Pemerintah telah mengupayakan benih yang bermutu bersertifikat untuk
bersertifikat melalui PT. Sang Hyang Sri yang telah lebih dari 35 tahun
menyediakan benih bermutu dan bersertifikat untuk memenuhi kebutuhan
usahatani petani padi sawah dan menghasilkan produktifitas yang tinggi.
Kebutuhan benih yang diperlukan oleh petani tidak selalu berasal dari pemerintah
saja, petani juga mendapatkan benih padi sawah berasal dari penangkaran
swadaya di daerah petani tersebut berasal. Hal tersebut dikarenakan sulitnya
mendapatkan benih yang berasal dari pemerintah dikarenakan pada saat petani
membutuhkan benih untuk usahatani mereka stock benih yang berasal dari
pemerintah tidak ada atau sudah habis.
Selain karena tidak adanya stok pada saat dibutuhkan, harga yang masih tergolong
tinggi juga menjadi kendala petani dalam mendapatkan benih yang berkualitas
untuk usahatani mereka.Sehingga, petani lebih memilih benih dari penangkaran
swadaya yang menjual benih lebih murah dari benih yang disediakan pemerintah.
Kecamatan Pantai Cermin merupakan salah satu dari beberapa kecamatan di
kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki rata – rata produktifitas yang tinggi
namun tidak semua petani di daerah penelitian menggunakan benih yang berasal
dari pemerintah sasuai dengan data yang ada di bawah berikut.
Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah menurut
Kecamatan Tahun 2012
Kecamatan
Serdang Bedagai 68 355 369 190 54,01
2011 63 584 328 344 51,64
2010 73 534 364 876 49,62
Sumber : BPS Serdang Bedagai 2013
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 17 kecamatan di Serdang Bedagai
kecamatan Pantai Cermin menduduki peringkat ke tiga dalam jumlah rata – rata
produksi setelah kecamatan Perbaungan dan Pegajahan yaitu sebanyak 55,08
Dari Tabel 1 juga dapat dilihat luas panen dari kecamatan pantai cermin adalah
seluas 7.709 ha dan berada pada peringkat ketiga juga dalam hal luas panen padi
sawah di kabupaten Serdang Bedagai.
Tingginya produktifitas padi sawah petani di kecamatan Pantai Cermin tidak
terlepas dari penggunaan benih yang baik dan bermutu tinggi.Namun
kenyataannya, petani di kecamatan Pantai Cermin tidak semua menggunakan
benih bersertifikat dari pemerintah, sebagian petani juga menggunakan benih yang
berasal dari penangkaran swadaya di kecamatan Pantai Cermin.
Dari data dan kenyataan dilapangan tersebut yang membuat saya meneliti
mengapa produktifitas petani padi sawah di kecamatan Pantai Cermin tergolong
tinggi meskipun ada juga petani yang menggunakan benih dari penangkaran
swadaya.
1.2.Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah faktor – faktor biaya sarana produksi dan pengalaman bekerja
mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan benih
Sang Hyang Sri?
2. Apakah faktor – faktor biaya sarana produksi dan pengalaman bekerja
mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan benih
3. Apakah ada perbedaan produksi usahatani padi sawah yang menggunakan
benih Sang Hyang Sri dengan benih dari penangkaran swadaya?
4. Apakah ada perbedaan pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan
benih Sang Hyang Sri dengan benih dari penangkaran swadaya?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian
diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
1 Untuk menganalisis apakah faktor biaya sarana produksi dan pengalaman
bekerja mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan
benih Sang Hyang Sri.
2 Untuk menganalisis apakah faktor biaya sarana produksi dan pengalaman
bekerja mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan
benih penangkaran swadaya.
3 Untuk menganalisis komparasi produktifitas usahatani padi sawah yang
menggunakan benih Sang Hyang Sri dengan benih dari penangkaran swadaya.
4 Untuk menganalisis komparasi pendapatan usahatani padi sawah yang
menggunakan benih Sang Hyang Sri dengan benih dari penangkaran swadaya.
1.4.Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Sebagai bahan informasi bagi petani dalam memilih benih yang baik untuk
2) Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan yang
berkaitan dengan pengembangan penangkaran benih padi sawah di
Kabupaten Serdang Bedagai.
3) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1. Benih
Benih adalah bagian tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman yang
berfungsi sebagai unit penyebaran tanaman secara alamiah yang dapat tumbuh
menjadi tanaman tanpa campur tangan manusia, misalnya terbawa angin atau
tersebar dengan perantara binatang.
Dalam budidaya tanaman padi, pembenihan merupakan salah satu faktor pokok
yang harus diperhatikan, karena faktor tersebut sangat menentukan besarnya
produksi.Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus
untuk di semaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan
dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan,
pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan
dipersemaian (AAK,2006).
Sumber benih yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih tinggi. Kebutuhan
benih sumber perhektar diperkirakan sebanyak 10 Kg benih penjenis untuk
menghasilkan benih dasar, 25 Kg benih dasar untuk menghasilkan benih pokok
dan 25 Kg benih pokok untuk menghasilkan benih sebar 50 Kg (Wirawan dan
Wahyuni,2002).
Benihyang bersertifikatatauberlabeldapatdiperoleh pada kios-kios atau
tokopertanianmaupunpenyalurbenih.Benih tersebut merupakan benih
sebaryangdihasilkandandisebarkanolehparapenangkar benih atau
balai-balai benih serta benih dasar / foundation seed (Prasetyo, 2003 ).
PT Sang Hyang Sri adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak
dibidang pertanian, khususnya dalam penyediaan benih yang berbentuk Persero.
PT Sang Hyang Sri adalah pelopor usaha industri benih di Indonesia dan satu –
satunya yang mempunyai core business pembenihan pertanian. Dasar hukum dari
perusahaan ini adalah PP No. 22 Tahun 1971 yang menjadi dasar hukum pertama
untuk mendirikan Perum Sang Hyang Sri yang kemudian di sempurnakan dengan
PP No. 44 Tahun 1985. Kemudian, berdasarkan PP No. 18 Tahun 1995 didirikan
PT. Sang Hyang Sri (Persero) (Kementrian BUMN, 2014).
Penangkaran benih swadaya merupakan suatu usaha dari petani yang menyadari
tentang pentingnya untuk memenuhi kebutuhan benih padi sawah untuk usahatani
para petani.Usaha tersebut timbul dikarenakan kurangnya benih bersertifikat yang
diberikan pemerintah untuk memenuhi usahatani petani dan juga harga yang
tergolong mahal untuk petani yang berada pada kalangan kelas bawah. Dengan
adanya penangkaran swadaya milik masyarakat, petani tidak repot mencari benih
untuk usahatani padi sawah mereka.
2.2. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu
proses produksi, yang dapat dinyatakan dalam satuan uang menurut harga pasar
yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi.
Biaya dapat dibagi menjadi biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang besar
kecilnya tidak tergantung pada besar kecil produksi dan biaya variabel (variable
produksi.Seperti pada fungsi produksi, pada biaya ini dikenal konsep biaya
marjinal (marjinal cost) yaitu perubahan biaya kesatuan perubahan produksi, dan
biaya rata-rat (average cost) yaitu biaya per satuan produksi (Suratiyah, 2011).
2.3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah suatu unsur penentu, terutama bagi usahatani yang sangat
tergantung musim.Setiap usahatani yang dilakukan pasti memerlukan tenaga
kerja.Oleh karena itu, dalam analisa ketenagakerjaan di bidang pertanian,
penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tega kerja.Curahan
tenaga kerja yang dicapai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai
(Soekarwati, 1989).
Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 14 sampai 60 tahun,
sedangkan orang yang berumur di bawah 14 tahun atau diatas 60 tahun
digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. Tiap – tiap negara memeberikan batasan
umur yang berbeda terhadap tenaga kerja dan bukan tenaga kerja (Simanjuntak,
1990).
Di Indonesia, dipilih batasan umur minimum 10 tahun tanpa ada batasan umur
maksimum. Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia dimaksud sebagai
penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih. Pemilihan 10 tahun sebagai batas
umur minimum berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak
penduduk berumur muda terutama di desa – desa yang sudah bekerja atau mencari
pekerjaan (Simanjuntak,1990).
Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita dan anak –
Untuk laki-laki dewasa dihitung 1 HKP, untuk perempuan dewasa dihitung 0,75
HKP dan untuk anak-anak dihitung 0,5 HKP. untuk mencari jumlah tenaga kerja
yang diperlukan perhari dapat menggunakan rumus Efisiensi Tenaga Kerja (ETK)
dengan memperhatikan luas lahan padi sawah, dan rumusnya adalah sebagai
berikut :
ETK (HKO/hari/ha) = ���� ���ℎ����� (��)
����� ℎ������ ����� ���� ������ ℎ���������� (���)
2.4. Luas Lahan
Luas lahan adalah keseluruhan areal atau daerah yang ditanami untuk kebutuhan
usahatani petani, di pandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang
diusahakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya
(Suratiyah, 2011).
Menurut buku yang di tulis oleh Suratiyah (2011), pengukuran luas usahatani
dapat diukur dengan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a) Luas total lahan adalah jumlah seluruh tanah yang ada dalam usahatani
termasuk sawah, tegal, pekarangan, jalan saluran dan sebagainya
b) Luas lahn pertanaman adalah seluruh tanah yang dapat ditanami atau
diusahakan
c) Luas tanaman adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat.
Di dalan luas lahan terdapat luas panen, luas panen adalah luas lahan tanam yang
dipungut hasilnya setelah tanaman pada lahan tersebut cukup umur. Dalam panen
berhasil luas panen termasuk juga luas lahan tanam yang hasilnya sebagian saja
disebabkan karena mendapatkan serangan hama atau bencana alam. Mencabut
bibit tidak termasuk sebagai memungut hasil (BPS, 2014).
2.5. Pendapatan
Pendapatan adalah penerimaan bersih petani setelah dikurangi oleh pengeluaran
petani selama kegiatan usatani.Pendapatan usahatani dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah seluruh
pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani selama satu tahun yang dapat
diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai
dalam rupiah berdasarkan harga persatuan berat pada saat pemungutan hasil.
Sedangakan pendapatan bersih adalah seluruh pendapatan yang diperoleh petani
dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi (Hernanto, 1989).
Besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usahatani
tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi seperti luas lahan, tingkat
produksi, identitas pengusaha, pertanaman dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
Dalam melakukan kegiatan usahatani, petani berharap dapat meningkatkan
pendapatannya sehingga kebutuhan hidup sehari – hari dapat terpenuhi. Harga dan
produktifitas merupakan sumber dari ketidak pastian, sehingga bila harga dan
produksi berubah maka pendapatan yang diterima petani juga berubah
(Soekartawi dkk, 1993).
2.6. Produksi
Produksi berkaitan erat dengan bagai mana sumber daya (masukan) diperguankan
untuk menghasilkan produk (keluaran). Produksi adalah hasil akhir dari kegiatan
Suratiyah (2011) mengatakan produksi atau memproduksi menambah kegunaan
(nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah apabila
memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula.
Produksi juga suatu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat suatu
penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa
macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, serta kombinasi
dari beberapa faedah tersebut. Dengan demikian produksi tidak terbatan pada
pembuatan, tetapi sampai pada distribusi (Hernanto,1989).
2.7. Kerangka Pemikiran
Luasnya area lahan padi sawah khususnya di Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai yang laus mengakibatkan kebutuhan benih
untuk lahan pertanian yang luas sangatlah tinggi.Namun, kebutuhan benih yang
sangat tinggi tidak terlepas dari kualitas benih yang baik dan dapat menghasilkan
produktifitas yang tinggi pula sehingga petani harus pintar dalam memilih benih
yang berkualitas baik.Persaingan penangkaran - penangkaran benih semangkin
tinggi sehingga membuat petani bingung dalam memilih benih yang baik untuk
usahatani padi sawah mereka.Oleh karena itu, dibutuhkan studi tentang
perbandingan antara produksi dari benih yang di usulkan pemerintah yang berasal
dari Sang Hyang Sri dengan benih produksi penangkaran swadaya milik
masyarakat Desa Naga Kisar sendiri.Secara singkat dapat dibuat skema kerangka
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri Dengan Benih Penangkaran Swadaya
Keterangan :
: Adanya Hubungan Langsung
: Adanya Pengaruh
Petani Padi Sawah
Kebutuhan Benih
Benih Sang Hyang Sri
Penangkaran Swadaya
Produktivitas
Penerimaan
Biaya
Pendapatan Usahatani Padi Sawah Produktivitas
Penerimaan
2.8. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, tinjauan pustaka dan landasan teori yang telah
dikemukakan, hipotesis penelitian ini adalah :
1. Adanya pengaruh faktor – faktor luas lahan, biaya input produksi, dan biaya
tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani padi sawah pengguna benih Sang
Hyang Sri.
2. Adanya pengaruh faktor – faktor luas lahan, biaya input produksi, dan biaya
tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani padi sawah pengguna benih
penangkaran swadaya.
3. Adanya perbedaan produksi usahatani padi sawah yang menggunakan benih
dari Sang Hyang Sri dengan yang menggunakan benih penangkaran swadaya.
4. Adanya perbedaan pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan benih
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekitar Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai.Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive
sampling (sengaja), dengan alasan daerah tersebut merupakan salah satu lokasi
dibangunnya penangkaran benih padi.Penelitian ini dilakukan pada bulan
September tahun 2014.
3.2.Metode Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus
slovin (Umar, 2004).
� = N
1 + Ne²
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = nilai presisi
Populasi dalam penelitian ini ada dua jenis petani yaitu petani yang menggunakan
benih bersertifikat dan petani yang menggunakan benih penangkaran
swadaya.Masing-masing jenis petani memiliki jumlah petani sebanyak 100 orang.
Dari jumlah populasi tersebut, dengan tingkat kelonggaran 15 persen, maka
� = 100
1 + (100)(0.15)²
� = 30,8
Jumlah responden yang dipilih dalam penelitian ini dari masing masing petani
yang menggunakan benih Sang Hyang Sri dan benih penangkaran swadaya
sebanyak 30 petani dengan asumsi jumlah tersebut dapat mewakili seluruh
populasi di daerah penelitian dan luas lahan sawah berkisar antara 0,2 Ha sampai
5 Ha. Jumlah ini dipilih karena dianggap cukup mewakili gambaran
perkembangan penangkaran benih swadaya dan petani pengguna benih Sang
Hyang Sri di Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang
Bedagai.
Luas lahan dipilih antara 0,2 – 5 ha karena untuk membandingkan produktifitas
mana yang lebih baik diperlukan perbandingan luas lahan atara petani pengguna
benih Sang Hyang Sri dengan petani pengguna benih harus tidak jauh berbeda
dikarenakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas petani salah
satunya adalah luas lahan sawah petani.
3.3.Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang terdiri dari data
kualitatif dan kuantitatif.Data primer bersumber dari masyarakat dan petani di
daerah penelitian, yaitu Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai. dan mengisi kuesioner sebanyak 30 responden untuk petani
penangkaran swadaya di Desa Naga Kisar yang mana jumlah tersebut cukup
untuk mewakili penduduk desa Naga Kisar.Sedangkan data sekunder bersumber
dari studi pustaka dan informasi dari beberapa instansi terkait dan
referensi-referensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet.
3.4.Metode Analisis Data
Untuk mengetahui jumlah petani yang menggunakan banih Sang Hyang Sri dan
penangkaran swadaya digunakan pengumpulan data primer dengan menanyai
petani secara langsung.
Untuk menghitung hipotesis (1) dan (2)
dianalisisdenganmenggunakanrumusregresi linier berganda (Gujarati dan Porter,
2011) :
Dimana :
Y = Pendapatan Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Rp/Kg/Ha)
X11 = Luas Panen Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Ha)
X12 = Biaya Produksi Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Rp)
X13 = Curahan Tenaga Kerja Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (HKP)
X14 = Harga Gabah Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Rp)
b1,b2,b3 = Koefisien Regresi Untuk Masing – Masing Variabel
µ = Kesalahan Pengganggu
Dimana:
Y = Pendapatan Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Rp/Kg/Ha) Y = a + b1X11 + b2X12 + b3X13 + b4X14 + µ
X11 = Luas Panen Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Ha)
X12 = Biaya Produksi Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Rp)
X13 = Curahan Tenaga Kerja Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya
(HKP)
X14 = Harga Gabah Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Rp)
b1,b2,b3 = Koefisien Regresi Untuk Masing – Masing Variabel
µ = Kesalahan Pengganggu
Uji Kesesuaian
Agar dapat memperoleh hasil regresi BLUE (Best Linier Unbiased Estimator)
menurut buku yang dikarang Gujarati dan Porter (2011) terdapat kretirea yang
harus dipenuhi yaitu:
1. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Dalam uji linier berganda, koefisisen determinasi digunakan untuk mengetahui
presentase sumbangan pengaruh serentak variabel – variable bebas terhadap
variabel terikat.Semakin banyak variabel bebas yang digunakan maka semakin
tinggi pula koefisiean determinasinya.
2. Secara Serempak (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang
dimaksud dalam model secara bersama – sama mempengaruhi variabel terikat
dengan menggunakan rumus :
F-hitung = ��� ��� =
�2 (�−1)
�
1−�2 (�−�)
�
MRS = Mean Square Regression (Rata-rata Kuadrat Regresi)
MSE = Mean Square Error (Rata-rata Kuadrat Sisa)
R2 = Koefisisen Determinasi
n = Jumlah Sampel
R2 = ��� ���
Dimana :
SSR = Sum Square Regression (Jumlah Kuadrat Regresi)
SST = Sum Square Total (Jumlah Kuadrat Total)
R2 = Koefisien Detreminasi
Kesimpulan statistik:
Bila nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak, artinya variabel bebas dalam
model secara bersama – sama berpengaruh terhadap variable terikat. Sedangkan
bila nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 terima yang artinya bahwa variabel bebas
dalam model tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
3. Secara Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variable
indevenden (variable bebas) secara individual menerangkan variable
dependen(variable terikat). Rumus uji t adalah sebagai berikut:
t-hitung = �� �� (��)
Dimana:
bi = Koefisien Regresi
Kesimpulan:
Bila nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak, artinya variable bebas secara nyata
berpengaruh terhadap variable terikat (pendapatan). Sekanjutnya untuk
mengetahui sejumlah mana variable bebas (Xi) dapat menjelaskan variable tak
bebas (Y) digunakan nilai koefisien determinasi (R2).Salain itu untuk mengetahui
keeratan hubungan anter regresor (Xi) dan regresi (Y) digunakan koefiseian
korelasi (R).
Uji Asumsi Klasik
Pendugaan dengan Metode Kuadrat Terkecil memiliki beberapa persyaratan untuk
memperoleh The Best Linear Unbiased Estimated (BLUE) sehingga dilakukan uji
asumsi klasik. Dalam penelitian ini hanya autokorelasi yang tidak diuji kerena
asumsi ini sering terjadi peda penelitian dengan data time series. Sehingga uji
asumsi klasik yang digukan pada penelitian ini adalah:
1. Uji Asumsi Normalitas
Asumsi kenormalan sangat diperlukan dalam mengahadapi sampel kecil untuk
keperluan hipotesis.Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah
distibusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal.
Untuk menguji normalitas dengan pendekatan grafik digunakan Normal
Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif data
sesungguhnya dengan distribusi kumutatif dari distribusi normal. Jika data
normal, maka garis yang digambarkan data akan mengikuti atau merapat ke garis
diagonalnya (Gujarati dan Porter, 2011).
Istilah kolinieritas sendiri sebenarnya hubungan linier tunggal, sedangkan
kolinearitas ganda menunjukan adanya lebih dari satu hubungan linier yagn
sempurna. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat ditinjau dari
beberapa hal berikut :
1. nilai toleransi lebih kecil dari 0,1
2. nilai VIF lebih besar dari 10
3. R2 = 1
Jika terjadi masalah multikmolinearias maka dapat dilakukan beberapa metode
untuk mengatasinya yaitu:
1. Memperbesar ukuran sampel
2. Menggunakan data cross-section
3. Dengan menghilangkan salah satu atau lebih variable bebas (Gujarati dan
Porter, 2011).
Hipotesis (3) dan (4) dianalisis dengan menggunakan metode uji beda rata-rata
dengan rumus sebagai berikut (Kusmantoroadji, 1994):
H0 :
µ
1 <µ
2, terdapat perbedaan produksi dan pendapatan antara benih SangHyang Sri dengan benih penangkaran swadaya
H1 :
µ
1 =µ
2,tidak terdapat perbedaan produksi dan pendapatan antara benihSang Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya
Dimana :
µ
1 = Variabel 1 (benih Sang Hyang Sri)t1 =
X 1−X 2
�(�1−1)�12+(�2−1)�22
�1+�2−2 ( 1
�1+ 1
�2)
Dimana :
t1 : Produksi
X 1 : rata-rata produktifitas pengguna bibit Sang Hyang Sri
X 2 : rata-rata produktifitas pengguna bibit penangkaran
S1 : Standart devisiasi pengguna bibit Sang Hyang Sri
S2 : Standart devisiasi pengguna bibit penangkaran
n1 : Jumlah sampel pengguna bibit Sang Hyang Sri
n2 : Jumlah sampel pengguna bibit penangkaran
Kriteria uji:
t-hitung≤ t-tabel atau nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Hipotesis H0 diterima
t-hitung >t-tabel atau nilai signifikansi < 0,05 Hipotesis H1 diterima
Hipotesi :
H0 : Tidak ada perbedaan produksi antara petani pengguna benih Sang Hyang Sri
dengan petani pengguna benih penangkaran
H1 : Adanya perbedaan produksi antara petani pengguna benihSang Hyang Sri
dengan petani pengguna benih penangkaran
t2 =
X 1−X 2
�(�1−1)�12+(�2−1)�22
�1+�2−2 ( 1
�1+ 1
�2)
t2 : pendapatan
X 1 : rata-rata pendapatan usahatani pengguna bibit Sang Hyang Sri
X 2 : rata-rata pendapatan usahatani pengguna bibit penangkaran
S1 : Standart devisiasi pengguna bibit Sang Hyang Sri
S2 : Standart devisiasi pengguna bibit penangkaran
n1 : Jumlah sampel pengguna bibit Sang Hyang Sri
n2 : Jumlah sampel pengguna bibit penangkaran
Kriteria uji:
t-hitung≤ t-tabel atau nilai signifikansi ≥ 0,05 Hipotesis H0 diterima
t-hitung >t-tabel atau nilai signifikansi < 0,05 Hipotesis H1 ditolak
Hipotesi :
H0 : Tidak ada perbedaan pendapatan antara petani pengguna benih Sang Hyang
Sri dengan petani pengguna benih penangkaran
H1 : Adanya perbedaan pendapatan antara petani pengguna benihSang Hyang Sri
dengan petani pengguna benih penangkaran
3.5. Defenisi dan Batasan operasional
Untukmenghindarikesalahpahamandalammengartikanhasilpenelitian ini, maka
dibuat beberapa defenisi danbatasan operasional sebagai berikut :
Defenisi
1. Benih adalahbagian tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman.
2. Benih Sang Hyang Sri adalah benih padi sawah bersertifikat yang dikeluarkan
3. Benih penangkaran swadaya adalah benih yang dihasilkan oleh masyarakat
sendiri dan tanpa adanya sertifikasi dari pemerintah.
4. Pendapatan adalah penerimaan bersih petani setelah dikurangi oleh
pengeluaran petani selama kegiatan usatani.
5. Produksi usahatani padi sawah adalah hasil bersih yang di dapat dari kegiatan
usahatani.
6. Luas panen adalah luas lahan tanam yang dipungut hasilnya setelah tanaman
pada lahan tersebut cukup umur.
7. Biaya produksi merupakan semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk
suatu proses produksi.
8. Curahan tenaga kerja yang dicapai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang
dipakai.
9. Harga gabah basah yaitu gabah yang dijual langsung setelah panen.
Batasan Operasional
1. TempatpenelitianadalahDesa Naga Kisar Kecamatan pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Waktu penelitan adalah Tahun September 2014.
3. Sampel penelitian iniadalahpetanipadisawah yang adadiDesa Naga Kisar
Kecamatan pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai yang menggunakan
benih bersertifikat dengan petani yang menggunakan benih penangkaran
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum
Kecamatan Pantai Cermin merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Serdang
Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 80,296 km2 dan terletak 0
- 6 meter di atas permukaan laut dan ibu kota kecamatan terletak di desa Pantai
Cermin Kanan. Kecamatan Pantai Cermin terdiri dari 12 desa dengan 81
dusun.Adapun desa yang berada di Kecamatan Pantai Cermin seperti pada Tabel
4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1.Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2012
No. Nagori/ Kelurahan Luas (km2) Persentase (%) Jumlah Dusun Besar II Terjun Celawan Kota Pari Kuala Lama Lubuk Saban Naga Kisar
Pantai Cermin Kanan Pantai Cermin Kiri Pematang Kasih Sumber : Badan Pusat Statistik Serdang Bedagai, 2013
Dari Tabel 4.1 dapat dilhat bahwa Desa Naga Kisar termasuk salah satu wilayah
Desa Naga Kisar merupakan salah satu desa yang masyarakatnya menggunakan
dua macam jenis benih yang berbeda, sementara desa lain hanya menggunakan
satu jenis benih saja.
Desa Naga Kisar memiliki luas wilayah kurang lebih mencapai 1.065
Hektar.Jarak ke ibukota kecamatan sekitar 6,8 km, jarak ke ibukota
kabupaten/kota sekitar 20 km dan jarak ke ibukota provinsi sekitar 30 km.
Batas administrasi Desa Naga Kisar adalah :
- Sebelah Utara : Selat Malaka
- Sebelah Barat : Desa Lubuk Saban
- Sebelah Selatan : Kecamatan Perbaungan
- Sebelah Timur : Kecamatan Perbaungan
4.2. Keadaan Alam
Penggunaan lahan di Desa Naga Kisar hingga tahun 2013 adalah seluas 1.065
ha/m2.Penggunaan lahan tersebut digunakan untuk pemukiman, pertanian,
kuburan, perkantoran, rawadan prasarana umum. Pembagian penggunaan lahan di
Desa Naga KIsar berikut luas dan persentasenya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di Desa Siboras Tahun 2012
Prasarana umum dan lainnya
234
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa penggunaan lahan paling luas adalah untuk
lahan Pertanian yaitu sebesar61,3 persen dan penggunaan lahan terkecil adalah
untuk perkantoran yaitu sebesar 0,2 persen.
4.3. Penduduk dan Mata Pencaharian
Penduduk Desa Naga Kisar hingga tahun 2012 berjumlah 3.883 orang dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Naga Kisar, Tahun 2012
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Pria
Sumber: Badan Pusat Statistik Kecamatan Pantai Cermin, 2013
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Naga Kisar terdiri dari 51
persen wanitadan 49 persen pria.Sedangkan untuk komposisi mata pencaharian
penduduk Desa Siboras disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Naga Kisar, Tahun 2012
Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) Petani/ Buruh Tani
Buruh/ Swasta
Sumber :Kantor Kepala Desa Naga Kisar, 2013
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Naga Kisar mayoritas bekerja
pada sektor pertanian yaitu sebesar 50 persen dan hanya 0,2 persen bekerja
Dari 1605 masyarakat yang bekerja sebagai petani di Desa Naga Kisar yang
tergabung dalam gabungan kelompok tani yang bernama Gapoktan Sicampur Jaya
terbagi dalam 18 kelompok tani. Dapat dilihat nama kelompok tani beserta rincian
jumlah anggota yang tergabung dan luas lahan per kelompok tani dalam Gapoktan
Siboras Jandi pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5.Jumlah Petani Menurut Kelompok Tani di Desa Naga Kisar No. Nama Kelompok Jumlah Anggota (Orang) Luas Lahan (ha)
1
Sumber :Rencana Kerja Penyuluh Desa Naga Kisar tahun 2012
Dari Tabel 4.5 diketahui bahwa jumlah anggota yang tergabung dalam Gapoktan
Sicampur Jaya adalah 382 orang dengan jumlah luas lahan 394,65 ha. Jumlah
anggota kelompok tani paling banyak adalah kelompok tani Bahagia Tani dan
Semangat Tani yaitu sebanyak 24 orang dengan luas lahan masing-masing 26,60
ha dan 26,80 ha. Sedangkan untuk jumlah kelompok tani paling sedikit adalah
Sariah dengan luas lahan masing-masing adalah 19,75 ha, 17,32 ha, 25,50 ha,
17,46 ha dan 23,12 ha,.
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, masyarakat Desa Naga Kisar memiliki tingkat
pendidikan yang mayoritas angkatan kerja adalah lulusan SMP dan SMU. Data
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Naga Kisar, Tahun 2012
Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) Tidak Tamat SD
SD
Sumber : Kantor Kepala Desa Naga Kisar, 2012
Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa sebanyak 322 orang atau 19,03 persen masyarakat
lulusan SMU. Dan sebanyak 104 orang atau 6,61 persen dengan lulusan S1.
4.4. Sarana dan Prasarana
Sarana pendidikan yang ada di Desa Naga Kisar hanya ada 1 PAUD, 1 Taman
Kanak-kanak (TK), 3 Sekolah Dasar (SD), 1 Madrasah Ibtidaiyah dan 1 Madrasah
Tsanawiyah Swasta, sementara untuk SMP dan SMA tidak ada di desa Naga Kisar
sehingga masyarakat harus sekolah di desa Pantai Cermin Kiri yang jaraknya
Untuk fasilitas kesehatan, Desa Naga Kisar mempunyai satu puskesmas
pembantu, satu praktek bidan dan tiga buah posyandu.Untuk pelayanan kesehatan
desa Naga KIsar mempunyai juumlah bidan sebanyak enam orang. Untuk jumlah
tempat ibadah desa Naga Kisar mempunya dua mesjid, lima mushalah dan 5
gereja.
4.5. Karakteristik Responden
4.5.1. Tingkat Usia
Berdasarkan usia responden pada usahatani kubis, rata-rata usia petani adalah
44,60 tahun. Data mengenai usia petani responden dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7.Tingkat Usia Petani Responden Kisaran Usia
(Tahun)
Benih SHS Benih Penangkaran Jumlah(orang) Prsentase Jumlah(orang) Presentasi ≤ 40
Sumber : Lampiran 1
Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa paling banyak petani sampel adalah petani
yang tergolong usia muda. Untuk petani pengguna benih Sang Hyang Sri kisaran
umur responden yang banyak menggunakan adalah petani dengan kisaran umur
41 – 50 tahun yaitu 63,33 persen. Untuk benih penangkaran swadaya, petani
responden yang paling banyak adalah petani dengan kisaran umur ≤40 tahun yaitu
4.5.2. Pendidikan dan Pelatihan
Tingkat pendidikan petani responden rata-rata adalah SMP.Data tingakat
pendidikan petani ditampilkan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8.Tingkat Pendidikan Petani Responden Tingkat
Pendidikan
Benih SHS Benih Penangkaran Jumlah
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang paling
dominan adalah petani yang mempunyai tingkat pendidikan SMP yaitu 43,34
persen untuk petani pengguna benih Sang Hyang Sri dan 36,67 persen untuk
pengguna benih penangkaran.
Berdasarkan penelitian, dari 60 responden hanya 10 orang yang mempunyai
pengalaman pelatihan.Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan yang diadakan
oleh Dinas Pertanian, penyuluh pertanian maupun instansi terkait lainnya. Bahkan
berdasarkan wawancara, dari 10 orang yang memiliki pengalaman pelatihan
mengaku sudah mengikuti pelatihan lebih dari satu kali.
4.5.3. Pengalaman Berusahatani
Tingkat pengalaman berusahatani menggambarkan berapa lama petani telah
berkecimpung dalam usahatani yang sekarang sedang dijalani.Data mengenai
Tabel 4.9.Lama Berusahatani Petani Responden Kisaran Lama
Berusahatani (Tahun)
Benih SHS Benih Penangkaran Jumlah
Sumber : Lampiran 1
Dari Tabel 4.9 diketahui bahwa pengalaman berusahatani petani sampel kedua
jenis benih yang tertinggi berada pada kisaran pengalaman 11-20 tahun yaitu
56,67 persen untuk pengguna benih Sang Hyang Sri dan 33,33 persen untuk
pengguna benih penangkaran.
4.5.4. Lahan Usahatani
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata luas lahan petani padi
sawah adalah seluas 0,63 ha. Data mengenai luas lahan yang dimiliki petani
responden kedua jenis petani dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Luas Lahan yang Dimiliki oleh Petani Responden
Luas Lahan (ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)
Sumber : Lampiran 1
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa petani dengan luas lahan 0,5-1 ha sebanyak
20 orang atau 33,33 persen dan hanya 12 orang atau 20 persen yang memiliki luas
4.5.5.Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh petani
responden.Jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh petani responden
(kepala keluarga) adalah semua anggota keluarga (selain kepala keluarga) yang
ditanggung atau berada dalam anggaran belanja keluarga.Data mengenai jumlah
tanggungan petani responden dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden
Jumlah Tanggungan (Orang) Jumlah Petani (Orang) Persentase (%) 1
Sumber : Lampiran 1
Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa petani jumlah tanggungan petani paling besar
adalah lebih dari 5 orang dengan jumlah petani 2 orang atau 3,33 persen. dan
sebagian besar petani memiliki jumlah tanggungan sebanyak 3 yaitu sebanyak 23
petani atau 38,33 persen.
4.6.Sumber Benih Padi Sawah yang Digunakan Petani di Daerah Penelitian
Di daerah penelitian terdapat tiga jenis sumber benih yang digunakan oleh petani
padi sawah yaitu sumber benih dari pemerintah, sumber benih dari penangkar dan
sumber benih sendiri.
Untukmengetahuilebihjelasketiga sumberbenihyangdigunakanpetani padi sawah
4.6.1. Sumber Benih Shang Hyang Sri
Salah satu sumber benih padi yangdigunakanolehpetanipadisawah adalah benih
dari Shang Hyang Sri yang biasanya disebut sebagai benih dari pemerintah.Benih
dari pemerintahinitidaksecarabebas didapatkan oleh petani, benih yang
daripemerintah diberikan hanya pada petani yang merupakan anggota kelompok
tani saja.Benih padi yang dari pemerintah ini dibatasipemberianyayaituhanya2
bungkus sajaper petanidimana per bungkusnyadiisidenganberat5Kgyang
diberiharga Rp.20.000/bungkus.Sehinggabanyakpetaniyang kemudian membeli
benih dari penangkar atau membuatbenihsendiriuntukmencukupi
kekuranganbenihuntuklahanmereka.Petani biasa menyebut benih ini dengan benih
berlabel.
4.6.2. Sumber Benih dari Penangkar
Sumberbenihlainyangdigunakanpetaniadalahbenihdaripenangkar yang petani beli
dari kiostani dan juga langsung kepenangkaran karena penangkaran tersebut
adalah milik kelompok tani.JenisbenihinibernamabenihSi Campur Jayayangdijual
perkilo yang dijual dengan harga Rp.8.000/Kg. Petani lebih
senangmenggunakanbenihinikarenabenih ini persediaannya selalu
mencukupikebutuhanpetanitanpa harus takut kehabisan.
4.7. Jenis Pupuk dan Pestisida yang Digunakan 4.7.1. Jenis-jenis Pupuk yang Digunakan
Dalam kegiatan usahatani padi sawah di desa Naga Kisar, petani biasanya
menggunkan beberapa jenis pupuk. Jenis – jenis pupuk yang digunakan oleh
Rp.105.000,- atau Rp.2.100,- per kilogramnya. Untuk jenis pupuk yang lain
biasanya petani menggunakan pupuk ZA dengan harga per saknya adalah
Rp.85.000,- atau Rp.1.700 tiap kilogramnya. Selain itu juga, petani menggunakan
pupuk Phonska dengan harga per saknya adalah Rp.130.000,- atau Rp.26.000 per
kilogramnya. Petani juga menambahkan pupuk Tiara untuk usahatani padi sawah
mereka dengan harga pupuk Rp.400.000,- untuk tiap saknya atau Rp.8.000,- per
kilonya. Tidak lupa pula petani menambahkan pupuk SP juga, pupuk ini memiliki
harga Rp.150.000,- persak atau Rp.3.000,- untuk tiap kilonya.
4.7.1. Jenis-Jenis Pestisida yang Digunakan
Pestisida juga merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam usahatani jenis
apapun tidak terkecuali padi sawah.Untuk petani responden pada penelitian ini
petani menggunakan beberapa jenis pestisida sesuai dengan kebutuhan lahan
mereka. Pestisida yang mereka gunakan untuk jamur atau biasa kita sebut
fungisida adalah Skore yang memiliki harga Rp.135.000,- untuk satu botol
fungisida jenis ini.
Petani sampel lebih banyak menggunakan pestisida jenis insektisida dikarenakan
faktor alam dan usahatani mereka yang memungkinkan untuk mengundang
berbagai jenis serangga dan ulat. Jenis insektisida yang harus mereka miliki
adalah Prepapton atau biasa disebut racun ulat, harga insektisida ini adalah
Rp.125.000,00 untuk tiap botolnya. Jenis insektisida yang harus dipakai petani
adalah racun untuk keong dengan harga Rp.500,00 untuk tiap gramnya.
Insektisida lainnya yang digunakan adalah racun lembing dengan harga
insektisida untuk jenis wereng yaitu Plenum dengan harga Rp.165.000,00 untuk
tiap botolnya.
Selain insektisida dan fungisida, pestisida yang dipakai petani adalah jenis
herbisida, untuk petani sampel menggunakan herbisida Sindok untuk mengatasi
rumpu – rumput liar di areal persawahan mereka, harag perbungkusnya pestisida
ini adalah Rp.13.000,-.
4.8. Perbedaan Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi SawahBerdasarkan Sumber Benih yang Digunakan
Kegiatanusahatanipadisawah disemuadaerahtermasukdidaerah penelitian hampir
sama yaitu mulai dari pembibitan, pengolahan lahan,
penanaman,penyiangan,pemupukan,pemberantasanhamadan penyakit,dan
panen,bagaimanapelaksanaankegiatantersebutdiuraikan secararincidibawah ini.
4.8.1. Pembibitan
Biasanya benih yang akan ditanam disemaikan terlebih dahulu yaitu dilakukanuji
benih yang baik dan layakdisemaikan.Penentuanbenihyangbaik
adalahdengancaramenyiapkankalengyang berisiairyangdiberilarutanabu
dapurdenganperbandingan10sampaidengan 12 bagianair dan 1 bagianabu dapur
kemudian benih dimasukkan ke dalam campuran atau larutan air dan abu dapur
dan diaduk. Setelah pengadukan dibiarkankira-kiralimamenitmakaakan terlihat
perbedaan benih dimana akanadabenihyangmelayangataumengapung
yangberartibenihitukurangbaikuntukditanam danbenihsepertiiniharus
Untuk upah tenaga kerjanya sendiri biasanya petani daerah penelitian
menggunakan tenaga kerja dengan biaya Rp. 75.000,-/ha atau bila lahan tidak
sampai 1 ha akan terkena biayan Rp.50.000/rante dan sudah termasuk biaya
penanaman.
4.8.2. Pengolahan Lahan
Pengolahanlahanbertujuanmengubahkeadaantanahpertaniandengan
alattertentuhingga
memperolehsusunantanahyangdikehendakiolehtanaman.Didaerahpenelitianpetani
mengolahlahannyadenganmenggunakanjasaJetor
atautraktor.Petanimengupahpemilikjetoruntukmengolahlahannyaselain
upahnyastandardpetanijuga tidak rugi tenaga untuk mencangkul lagi.Didaerah
penelitianjetordioperasikanolehsatuorangtenagakerjapria,pembayaran
pengelolahlahandidasarkanstandardyangberlakuyaitu Rp.15.000/Rante.
4.8.3. Penanaman
Dalam penanamanadajugabeberapahalyangharusdiperhatikanantara
lainyaitucaratanam (sistem larikan),jaraktanam,jumlahtanamantiaplubang, dan
kedalaman menanam.
Upahtenagakerjadalam kegiatanpenanamandibayarsesuaidengan standard upah
yang berlaku di daerah penelitian yaitu Rp.45.000/Rante jika lahan lebih dari 15
rante.
4.8.4. Pemeliharaan
sangat unik karena semua pemeliharaannya dilakukan oleh pemborong dengan
upah borongan sebesar Rp.1.600/rante/hari atau Rp. 37.500/ha/hari,- jadi semua
kediatan pemeliharaan dilakukan oleh pemborong mulai dari pemupukan,
pengendalian hama, sampai kepada pengendalian gulma.
4.8.5. Panen
Panenmerupakantahapakhirpenanaman padidisawah.Bilahasilyang
diharapkantelahdicapaiberartibuah padicukupmasaksudahsiapuntukdipanen atau
dipetik.Namun pemanenan harus dilakukan pada waktu yang tepat karena
berpengaruh pada jumlah dan mutu gabah dan berasnya.
Di daerah penelitian panen dilakukan cukup unik yaitu dengan sistem
boronganolehkarenitudalamsatuharipanendapatdiselesaikansampailimaluas lahan
petaniyang berbeda. Biaya panen di daerah penelitian sebesar Rp.450/Kg.
Setiaphasilpanenbiasanyalangsungdijual kepadaagenpadidenganhargagabah
Rp.3.800/Kg dan Rp.4.300/Kg pada saat penelitian. Hasil panen biasanya
langsung dijual kepada agen/pengusaha kilang/pedagang pengumpul oleh
petani
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisi Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi Sawah
5.1.1. Pengguna Benih Sang Hyang Sri
Dari hasil SPSS yang di dapat, maka dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel 5.1. Persamaan Regresi Usahatani Pengguna Benih Sang Hyang Sri
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.647E6 1.065E6 -3.424 .002
biaya 2.308 .067 .991 34.604 .000
pengalaman 1413.176 61160.822 .001 .023 .982 a. Dependent Variable: penerimaan
Persamaan ekonomertika yang didapat untuk masalah ini adalah
Y= -364700 + 2.308 X1 + 1413.176 X4
Y = Pendapatan Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Rp/Kg/Ha)
X1 = Biaya Produksi Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Rp)
X2 = Pengalaman Berusahatani (Tahun)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa setiap kenaikan biaya sarana produksi
dan setiap pengalaman bertambah satu tahun maka akan meningkatkan pendaptan
sebanyak Rp.14.131,76
Tabel 5.2. Determinasi Persamaan Pengguna Benih Sang Hyang Sri
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .991a .983 .982 2.23397E6
a. Predictors: (Constant), pengalaman, biaya b. Dependent Variable: penerimaan
R2 yang diperoleh dari hasil penelitian ini sebesar 98,3%. Analisis ini menunjukan
bahwa variabel bebas (biaya sarana produksi dan pengalamana berusahatani)
secara bersama-sama mampu menerangkan variabel bebas (pendapatan) sebesar
98,3% dan sisanya sebesar 1,7% dipengaruhi oleh variabel lain.
Tabel 5.3. Uji Signifikansi Secara Serempak (Uji F) Pengguna Benih Sang Hyang Sri
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7.809E15 2 3.905E15 782.394 .000a
Residual 1.347E14 27 4.991E12
Total 7.944E15 29
a. Predictors: (Constant), pengalaman, biaya
b. Dependent Variable: penerimaan
Berdasarkan uji F yang dilakukan diperoleh nilai signifikansi F (signifikansi
sebesar 0,000 < 0,005).Artinya bahwa semua variabel bebas (luas lahan, biaya
saprodi, biaya tenaga kerja) yang dimasukkan ke dalam model mempengaruhi
Tabel 5.4. Uji Signifikan Individu (Uji t) Pengguna Benih Sang Hyang Sri
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.647E6 1.065E6 -3.424 .002
biaya 2.308 .067 .991 34.604 .000
pengalaman 1413.176 61160.822 .001 .023 .982 a. Dependent Variable: penerimaan
Jika dilakukan uji signifikansi secara individu, yaitu dengan menggunakan uji t,
maka dapat dilihat bahwa koefisien biaya tenaga kerja signifikan secara statistik,
dimana nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Untuk variabel penglaman
berusahatani tidak signifikan terhadap pendapatan karena nilai signifikansi yang
sebesar 0,05.
Gambar 2. Diagram Normal Probability Plot
Dilihat dari Gambar Diagram 2, dapat kita ambil kesimpulan bahwa persamaan
bentuk diagram yang positif.Untuk uji Heterokesedisitas juga menunjukan bahwa
persaaman pendapatan usahatani pengguna benih Sang Hyang Sri bersifat
Heterokesadisitas. Untuk uji Multikolinieritas, dari diagram terebut menunjukan
bahwa persamaan bersifat Multikolinearitas. Semua uji tersebut dapat dilihat dari
grafik yang cendrung positif dan mempunyai sebaran yang teratur.
5.2.1. Pengguna Benih Penangkaran Swadaya
Tabel 5.5. Koefisien Persamaan Usahatani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -732011.796 476742.121 -1.535 .136
biaya 1.728 .024 1.005 71.365 .000
pengalaman -35761.672 23778.691 -.021 -1.504 .144
a. Dependent Variable: pendapatan
Persamaan ekonomertika yang didapat untuk masalah ini adalah
Y= -732 011.8 + 1.728 X1 – 35761.7 X2
Y = Pendapatan Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Rp/Kg/Ha)
X1 = Biaya Produksi Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Rp)
X2 = Pengalaman Berusahatani (Tahun)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa setiap kenaikan biaya input sebesar
Rp. 1000,00 maka akan menurunkan pendapatan sebesar Rp. 1.728,00 dan setiap
meningkatnya pengalaman bekerja satu tahun akan menurunkan pendapatan
Tabel 5.6. Determinasi Persamaan Pengguna Benih Penangkaran Swadaya
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .998a .995 .995 1.05413E6
a. Predictors: (Constant), pengalaman, biaya
b. Dependent Variable: pendapatan
R2 yang diperoleh dari hasil penelitian ini sebesar 99,5%. Analisis ini menunjukan
bahwa variabel bebas (biaya input dan pengalaman berusahatani) secara
bersama-sama mampu menerangkan variabel bebas (pendapatan) sebesar 99,5% dan
sisanya sebesar 0,5% dipengaruhi oleh variabel lain.
Tabel 5.7. Uji Signifikansi Secara Serempak (Uji F) Pengguna Benih Penangkaran Swadaya
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.382E15 2 3.191E15 2.872E3 .000a
Residual 3.000E13 27 1.111E12
Total 6.412E15 29
a. Predictors: (Constant), pengalaman, biaya
b. Dependent Variable: pendapatan
Berdasarkan uji F yang dilakukan diperoleh nilai F hitung yang signifikan
(signifikansi sebesar 0,000 < 0,005).Artinya bahwa semua variabel bebas (luas
lahan, niaya input, biaya produksi) yang dimasukkan ke dalam model
Tabel 5.8. Uji Signifikan Individu (Uji t) Pengguna Benih Sang Hyang Sri
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -732011.796 476742.121 -1.535 .136
biaya 1.728 .024 1.005 71.365 .000
pengalaman -35761.672 23778.691 -.021 -1.504 .144
a. Dependent Variable: pendapatan
Jika dilakukan uji signifikansi secara individu, yaitu dengan menggunakan uji t,
maka dapat dilihat bahwa koefisien biaya input signifikan secara statistik, dimana
nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Penyebab keadaan ini adalah karena
relative besarnya nilai standart eror.Sedangkan untuk pengalaman berusahatani,
Gambar 3. Diagram Normal Probability Plot Pengguna Benih Penangkaran Swadaya
Dilihat dari Gambar Diagram 3, dapat kita ambil kesimpulan bahwa persamaan
pendapatan usahatani pengguna benih penangkaran swadaya adalah normal
karena bentuk diagram yang positif.Untuk uji Heterokesedisitas juga menunjukan
bahwa persaaman pendapatan usahatani pengguna benih Sang Hyang Sri bersifat
Heterokesadisitas. Untuk uji Multikolinieritas, dari diagram terebut menunjukan
bahwa persamaan bersifat Multikolinearitas. Semua uji tersebut dapat dilihat dari
grafik yang cendrung positif dan mempunyai sebaran yang teratur.
5.3. Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah
Dari hasil yang di dapat selama penelitian, maka rata – rata luas lahan, Produksi,
Produktifitas dan pendapatan petani pengguna benih Shang Hyang Sri dan benih
Penangkaran dapat di lihat pada table berikut
Tabel 5.9. Rata – Rata Luas Lahan, Produksi, Produktifitas dan Pendapatan Petani Responden
Keterangan Satuan Pengguna Benih Shang Hyang Sri
Pengguna Benih Penangkaran
Luas Lahan Ha 0.828 0.828
Produksi Kg 5435 7540
Produktifitas Kg 7 550,833333 9 072,78
Pendapatan Rp 18 379 176,67 17629648,13
Sumber : Lampiran 7
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi, produktifitas dan pendapatan
alasan kenapa banyak masyarakat yang menggunakan benih penangkaran dari
pada benih Shang Hyang Sri.
5.3.1. Analisis Komparasi Produksi Usahatani Padi Sawah
Tabel 5.10. Hasil Uji Beda Rata Rata Produksi Benih Sang Hyang Sri Dengan Benih Penangkaran Swadaya
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig.
(2-taile
d) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Produksi
usahatani
benih SHS
- Produksi
usahatani
benih
penangkar
an
swadaya
-2.10500E3 2621.73771 478.66163 -3083.97295 -1126.02705 -4.398 29 .000
Dari hasil spss yang di dari Tabel 5.10, terlihat bahwa nilai signifikasnsi untuk
produksi padi sawah yang menggunakan benih Sang Hyang Sri dengan benih
penangkaran swadaya sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05 maka H1 Terima.
Artinya hipotesis diterima, maka ada perbedaan rata-rata produksi usahatani padi
sawah yang menggunakan benih sang hyang sri dengan benih penangkaran