• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Komparisi Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri dengan Benih Penangkaran Swadaya (Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Komparisi Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri dengan Benih Penangkaran Swadaya (Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

BENIH PENANGKARAN SWADAYA

(Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH :

GIAR HABIB ARIGUNA 100304135

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

BENIH PENANGKARAN SWADAYA

(Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH:

GIAR HABIB ARIGUNA 100304135

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MendapatkanGelar Sarjana

di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) (Emalisa, SP, M.Si)

NIP. 195411111981031001 NIP. 1972111819980220012

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

GIAR HABIB ARIGUNA (100304135): Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Padi Sawah Pengguna Benih Shang Hyang Sri dengan Benih Penangkaran Swadaya (Studi Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai) dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim M.Si dan Ibu Emalisa. SP. M,Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ; pengaruh faktor luas lahan, biaya produksi dan pengalaman terhadap pendapatan usahatani padi sawah pengguna Benih Sang Hyang Sri dan pengguna Benih Penangkaran Swadaya ; untuk mengetahui apakah ada perbedaan produksi dan pendapatan antara petani pengguna Benih Shang Hyang Sri dengan petani yang menggunakan benih penangkaran swadaya

Metode penelitian: Metode analisis data yang digunakan adalah analisi regresi berganda, analisi pendapatan dan uji beda rata - rata.

Hasil penelitian menunjukan bahwa :Luas lahan, biaya input, pengalaman berusahatani secara serempak mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah, sedangkansecara parsial, luas lahan dan biaya tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah ; Luas lahan, biaya input, pengalaman berusahatani secara serempakberpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah, sedangkansecara parsial luas lahan dan biaya input berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah; Ada perbedaan rata-rata produksi usahatani padi sawah yang menggunakan Benih Sang Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya ; Ada perbedaan rata-rata pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan Benih Sang Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya.

(4)

Penulis lahir di Desa Gunung Melayu Kabupaten Asahan pada tanggal 3 Juni

1991,sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, seorang putra dari Ayahanda

Sugiarto.SP dan Ibunda Nurlijah.

Jenjang Pendidikan :

1. Taman kanak-kanak di TK Swasta Pulo Rakyatpada tahun 1996 sampai

tahun 1997.

2. Sekolah Dasar di SD 010131 Pulo Rakyat, masuk tahun 1997 dan lulus pada

tahun 2003.

3. Sekolah Menengah Pertama di MTs.S Daar Al Uluum Kisaran, masuk tahun

2003 dan lulus tahun 2006.

4. Sekolah Menengah Atas di SMA N 1 Pulo Rakyat, masuk tahun 2006 dan

lulus tahun 2009.

5. Tahun 2010 masuk di program studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN).

6. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan juli 2013 di Desa

Sarang Gitting, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai.

7. Melaksanakan Penelitian pada bulan September 2014 di Desa Naga Kisar

(5)

1. Pengurus Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Universitas

Sumatera UtaraTahun 2011- 2013.

2. Ketua Bidang Dakwah Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial

Ekonomi Pertanian (FSMM-SEP) Universitas Sumatera Utara Tahun

(6)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,

hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH PENGGUNA BENIH SHANG HYANG SRI DENGAN PENANGKARAN SWADAYA DI DESA NAGA KISAR, KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI”.

Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

memperoleh gelar sarjana pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepaas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing, yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan

serta saran danselalu sabarmengajarkan banyak hal sampai penulis mengerti

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Emalisa. SP. M,Si,selaku anggota komisi pembimbing, yang telah

memberikan penulis bimbingan dan arahan serta mengajarkan pentingnya

menghargai hal-hal kecil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

(7)

4. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis

serta kepada seluruh Staf pengajar dan Pegawai yang ada di Departemen

Agribisnis, Fakultas Pertanian, USU.

5. Ayahanda tercinta Sugiarto. SP dan Ibunda tercinta Nurlijah serta kepada adik

tersayangSeptya Giar Tianti dan Fikri Habib Halim Fadhilah yang telah

memberikan doa, semangat dan begitu banyak perhatian, cinta, kasih sayang

serta dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di waktu yang tepat.

6. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat

kepada saya selama penyelesaian skripsi ini.

7. Masyarakat desa Naga Kisar yang telah benyak membantu dalam penulisan

skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Staf Pemerintahan Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai

Cermin Kabupaten Serdang Bedagai sebagai tempat penulis melakukan

penelitian skripsi.

9. Teman-teman seperjuangan penulis di Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara angkatan 2010khususnya untuk

Denisa Jurina Tanjung, SP, M. Arryan Hanafi, SP., M. Adi Kurniawan, SP,

Zulfikar Damanik, SP., Aziz Adriansyah, SP., M. Khaliqi, SP., dan

teman-teman yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas

(8)

S.PdI, M.Si, Nurhemah, dr. Fitri Ramadhina H, Nuri, S.Pd, Wiwin Andira,

S.Kes dan Halim Widodo, SP.

11. Abang dan Kakak di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, yang telah banyak membantu, memberi dukungan dan

semangat dalam pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca

untuk perbaikan skripsi ini di kemudian hari. Akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2014

(9)

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 TujuanPenelitian ... 5

1.4Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benih ... 7

2.2 Biaya Produksi ... 8

2.3 Tenaga Kerja ... 9

2.4 Luas Lahan ... 10

2.5 Pendapatan ... 11

2.6 Produksi ... 11

2.7 Kerangka Pemikiran ... 12

2.8 Hipotesis penelitian ... 14

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1Metode Penentuan Daerah Penelitan ... 15

3.2Metode Penentuan Sampel ... 15

3.3Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 16

3.4Metode Analisis Data ... 17

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 23

3.5.1 Defenisi ... 23

(10)

4.3 Penduduk dan Mata Pencarian ... 27

4.4 Sarana dan Prasarana... 29

4.5 Karakteristik Responden ... 30

4.5.1 Tingkatan Usia ... 30

4.5.2Pendidikan dan Pelatihan ... 31

4.5.3 Pengalaman Berusaha Tani ... 31

4.5.4 Lahan Usahatani ... 32

4.5.5 Jumlah Tanggungan ... 33

4.6 SumberBenih Usatani Padi Sawah ... 33

4.6.1 Sumber Benih Shang Hyang Sri ... 34

4.6.2 Sumber Benih Penangkaran ... 35

4.7 Jenis Pupuk dan Pestisida yang Digunakan ... 35

4.7.1 Jenis Pupuk ... 35

4.7.2 Jenis Pestisida ... 35

4.8 Perbedaan Produksi dan Pendapatan ... 36

4.8.1 Pembibitan ... 37

4.8.2 Pengolahan Lahan ... 37

4.8.3 Penanaman ... 38

4.8.4 Pemeliharaan ... 38

4.8.5 Panen ... 38

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.4AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani ... 39

5.4.1 Pengguna Benih Shang Hyang Sri ... 39

5.4.2 Pengguna Benih Penangkaran Swadaya ... 43

5.5 AnalisisKomparasi Usahatani Padi Sawah ... 47

5.5.1 Analisis Komparasi Produksi ... 48

5.5.1 Analisi Komparasi Pendapatan ... 49

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 50

6.2 Saran ... 51

(11)

No Judul Halaman 1 Luas Panen, Produksi, Produksi Rata-Rata Padi Sawah di Kabupaten

Serdang bedagai 3

2 Luas Wilayah Menurut Desa di Pantai Cermin 25

3 Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di DesaNaga Kisar

Tahun 2012 26

4 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Naga Kisar,

Tahun 2012 27

5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Naga Kisar

Tahun 2012 27

6 Jumlah Petani Menurut Kelompok Tani di Desa Naga Kisar 29

7 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Naga Kisar, Tahun 2012 30

8 Tingkat Usia Petani Responden 30

9 Tingkat Pendidikan Petani Responden 31

10 Lama Berusahatani Petani Responden 32

11 Luas Lahan yang Dimiliki oleh Petani Responden 32

12 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden 33

13 Rata – Rata Luas Lahan, Produksi, Produktifitas danPendapatan

(12)

No Judul Halaman 1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Komparasi Pendapatan

Usahatani Pengguna Benih Sang Hyang Sri dengan Benih

Penangkara Swadaya 13

2 Diagram Normal Probability Plot Pengguna Benih Sang Hyang 42 Sri

3 Diagram Normal Probability Plot Pengguna Benih Penangkaran

(13)

No Keterangan

1a Identitas Petani sampel Pengguna Benih Shang Hyang Sri

1b Identitas Petani sampel Pengguna Benih Penangkaran Swadaya

2 Biaya Pestisida Setiap Lahan Sawah Sampel

3 Biaya Pupuk Tiap Lahan Sawah Sampel

4 Penyusutan

5a Biaya Input Benih Shang Hyang Sri

5b Biaya Input Benih Penangkaran

6a Biaya Tenaga Kerja Benih Shang Hyang Sri

6b Biaya Tenaga Kerja Benih Penangkaran

7a Tabel Produksi, Produktivitas dan pendapatan Usahatani Padi Sawah Benih Sang Hyang Sri

7b Tabel Produksi, Produktivitas dan pendapatan Usahatani Padi Sawah Penangkaran Swadaya

8 Hasil Regresi Persaan Benih Shang Hyang Sri

9 Hasil Regresi Persaan Benih Penangaran Swadaya

10 Uji beda Rata – Rata Produksi Usahatani Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri dengan Benig Penangkaran Swadaya

(14)

GIAR HABIB ARIGUNA (100304135): Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Padi Sawah Pengguna Benih Shang Hyang Sri dengan Benih Penangkaran Swadaya (Studi Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai) dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim M.Si dan Ibu Emalisa. SP. M,Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ; pengaruh faktor luas lahan, biaya produksi dan pengalaman terhadap pendapatan usahatani padi sawah pengguna Benih Sang Hyang Sri dan pengguna Benih Penangkaran Swadaya ; untuk mengetahui apakah ada perbedaan produksi dan pendapatan antara petani pengguna Benih Shang Hyang Sri dengan petani yang menggunakan benih penangkaran swadaya

Metode penelitian: Metode analisis data yang digunakan adalah analisi regresi berganda, analisi pendapatan dan uji beda rata - rata.

Hasil penelitian menunjukan bahwa :Luas lahan, biaya input, pengalaman berusahatani secara serempak mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah, sedangkansecara parsial, luas lahan dan biaya tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah ; Luas lahan, biaya input, pengalaman berusahatani secara serempakberpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah, sedangkansecara parsial luas lahan dan biaya input berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi sawah; Ada perbedaan rata-rata produksi usahatani padi sawah yang menggunakan Benih Sang Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya ; Ada perbedaan rata-rata pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan Benih Sang Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sektor pertanian dengan produksi berbagai komoditas bahan pangan untuk

memenuhi kebutuhan nasional telah menunjukkan kontribusi yang cukup

signifikan.Bertolak dari posisi neraca yang minus dan krisis pangan tahun 1964 –

1965 pembangunan pertanian diprioritaskan serta dipacu secara intensif dan

ekstraktif. Intensifikasi dilaksanakan dengan dukungan teknologi pengolahan

yang baik, optimasi penggunaan air, penggunaan pupuk dengan takaran yang

tepat, pengendalian hama dan penyakit serta penggunaan benih unggul bermutu

dengan produktifitas yang lebih tinggi (Sadjad, 1997).

Benih merupakan hal yang paling menentukan dalam kegiatan usahatani para

petani, setiap usahatani apapun yang dilakukan petani memerlukan benih sebagai

suatu dasar dari melakukan usahatani. Tidak terkecuali usahtani padi sawah, benih

yang baik akan menghasilkan produktifitas yang baik pula sehingga pendapatan

usahatani petani pun tinggi. Pendaptan petani padi sawah yang tinggi akan

meningkatkan taraf hidup dari petani tersebut.

Benih bermutu adalah benih yang baik dan bermutu tinggi serta menjamin

pertanaman bagus dan hasil panen tinggi.Saat ini, benih bermutu dicerminkan

oleh keseragaman biji, daya tahan tubuh, dan tingkat kemurnian yang tinggi.

Pemerintah telah mengupayakan benih yang bermutu bersertifikat untuk

(16)

bersertifikat melalui PT. Sang Hyang Sri yang telah lebih dari 35 tahun

menyediakan benih bermutu dan bersertifikat untuk memenuhi kebutuhan

usahatani petani padi sawah dan menghasilkan produktifitas yang tinggi.

Kebutuhan benih yang diperlukan oleh petani tidak selalu berasal dari pemerintah

saja, petani juga mendapatkan benih padi sawah berasal dari penangkaran

swadaya di daerah petani tersebut berasal. Hal tersebut dikarenakan sulitnya

mendapatkan benih yang berasal dari pemerintah dikarenakan pada saat petani

membutuhkan benih untuk usahatani mereka stock benih yang berasal dari

pemerintah tidak ada atau sudah habis.

Selain karena tidak adanya stok pada saat dibutuhkan, harga yang masih tergolong

tinggi juga menjadi kendala petani dalam mendapatkan benih yang berkualitas

untuk usahatani mereka.Sehingga, petani lebih memilih benih dari penangkaran

swadaya yang menjual benih lebih murah dari benih yang disediakan pemerintah.

Kecamatan Pantai Cermin merupakan salah satu dari beberapa kecamatan di

kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki rata – rata produktifitas yang tinggi

namun tidak semua petani di daerah penelitian menggunakan benih yang berasal

dari pemerintah sasuai dengan data yang ada di bawah berikut.

(17)

Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah menurut

Kecamatan Tahun 2012

Kecamatan

Serdang Bedagai 68 355 369 190 54,01

2011 63 584 328 344 51,64

2010 73 534 364 876 49,62

Sumber : BPS Serdang Bedagai 2013

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 17 kecamatan di Serdang Bedagai

kecamatan Pantai Cermin menduduki peringkat ke tiga dalam jumlah rata – rata

produksi setelah kecamatan Perbaungan dan Pegajahan yaitu sebanyak 55,08

(18)

Dari Tabel 1 juga dapat dilihat luas panen dari kecamatan pantai cermin adalah

seluas 7.709 ha dan berada pada peringkat ketiga juga dalam hal luas panen padi

sawah di kabupaten Serdang Bedagai.

Tingginya produktifitas padi sawah petani di kecamatan Pantai Cermin tidak

terlepas dari penggunaan benih yang baik dan bermutu tinggi.Namun

kenyataannya, petani di kecamatan Pantai Cermin tidak semua menggunakan

benih bersertifikat dari pemerintah, sebagian petani juga menggunakan benih yang

berasal dari penangkaran swadaya di kecamatan Pantai Cermin.

Dari data dan kenyataan dilapangan tersebut yang membuat saya meneliti

mengapa produktifitas petani padi sawah di kecamatan Pantai Cermin tergolong

tinggi meskipun ada juga petani yang menggunakan benih dari penangkaran

swadaya.

1.2.Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah faktor – faktor biaya sarana produksi dan pengalaman bekerja

mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan benih

Sang Hyang Sri?

2. Apakah faktor – faktor biaya sarana produksi dan pengalaman bekerja

mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan benih

(19)

3. Apakah ada perbedaan produksi usahatani padi sawah yang menggunakan

benih Sang Hyang Sri dengan benih dari penangkaran swadaya?

4. Apakah ada perbedaan pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan

benih Sang Hyang Sri dengan benih dari penangkaran swadaya?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian

diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

1 Untuk menganalisis apakah faktor biaya sarana produksi dan pengalaman

bekerja mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan

benih Sang Hyang Sri.

2 Untuk menganalisis apakah faktor biaya sarana produksi dan pengalaman

bekerja mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan

benih penangkaran swadaya.

3 Untuk menganalisis komparasi produktifitas usahatani padi sawah yang

menggunakan benih Sang Hyang Sri dengan benih dari penangkaran swadaya.

4 Untuk menganalisis komparasi pendapatan usahatani padi sawah yang

menggunakan benih Sang Hyang Sri dengan benih dari penangkaran swadaya.

1.4.Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Sebagai bahan informasi bagi petani dalam memilih benih yang baik untuk

(20)

2) Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan yang

berkaitan dengan pengembangan penangkaran benih padi sawah di

Kabupaten Serdang Bedagai.

3) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang

(21)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Benih

Benih adalah bagian tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman yang

berfungsi sebagai unit penyebaran tanaman secara alamiah yang dapat tumbuh

menjadi tanaman tanpa campur tangan manusia, misalnya terbawa angin atau

tersebar dengan perantara binatang.

Dalam budidaya tanaman padi, pembenihan merupakan salah satu faktor pokok

yang harus diperhatikan, karena faktor tersebut sangat menentukan besarnya

produksi.Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus

untuk di semaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan

dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan,

pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan

dipersemaian (AAK,2006).

Sumber benih yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih tinggi. Kebutuhan

benih sumber perhektar diperkirakan sebanyak 10 Kg benih penjenis untuk

menghasilkan benih dasar, 25 Kg benih dasar untuk menghasilkan benih pokok

dan 25 Kg benih pokok untuk menghasilkan benih sebar 50 Kg (Wirawan dan

Wahyuni,2002).

Benihyang bersertifikatatauberlabeldapatdiperoleh pada kios-kios atau

tokopertanianmaupunpenyalurbenih.Benih tersebut merupakan benih

sebaryangdihasilkandandisebarkanolehparapenangkar benih atau

(22)

balai-balai benih serta benih dasar / foundation seed (Prasetyo, 2003 ).

PT Sang Hyang Sri adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak

dibidang pertanian, khususnya dalam penyediaan benih yang berbentuk Persero.

PT Sang Hyang Sri adalah pelopor usaha industri benih di Indonesia dan satu –

satunya yang mempunyai core business pembenihan pertanian. Dasar hukum dari

perusahaan ini adalah PP No. 22 Tahun 1971 yang menjadi dasar hukum pertama

untuk mendirikan Perum Sang Hyang Sri yang kemudian di sempurnakan dengan

PP No. 44 Tahun 1985. Kemudian, berdasarkan PP No. 18 Tahun 1995 didirikan

PT. Sang Hyang Sri (Persero) (Kementrian BUMN, 2014).

Penangkaran benih swadaya merupakan suatu usaha dari petani yang menyadari

tentang pentingnya untuk memenuhi kebutuhan benih padi sawah untuk usahatani

para petani.Usaha tersebut timbul dikarenakan kurangnya benih bersertifikat yang

diberikan pemerintah untuk memenuhi usahatani petani dan juga harga yang

tergolong mahal untuk petani yang berada pada kalangan kelas bawah. Dengan

adanya penangkaran swadaya milik masyarakat, petani tidak repot mencari benih

untuk usahatani padi sawah mereka.

2.2. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu

proses produksi, yang dapat dinyatakan dalam satuan uang menurut harga pasar

yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi.

Biaya dapat dibagi menjadi biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang besar

kecilnya tidak tergantung pada besar kecil produksi dan biaya variabel (variable

(23)

produksi.Seperti pada fungsi produksi, pada biaya ini dikenal konsep biaya

marjinal (marjinal cost) yaitu perubahan biaya kesatuan perubahan produksi, dan

biaya rata-rat (average cost) yaitu biaya per satuan produksi (Suratiyah, 2011).

2.3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah suatu unsur penentu, terutama bagi usahatani yang sangat

tergantung musim.Setiap usahatani yang dilakukan pasti memerlukan tenaga

kerja.Oleh karena itu, dalam analisa ketenagakerjaan di bidang pertanian,

penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tega kerja.Curahan

tenaga kerja yang dicapai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai

(Soekarwati, 1989).

Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 14 sampai 60 tahun,

sedangkan orang yang berumur di bawah 14 tahun atau diatas 60 tahun

digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. Tiap – tiap negara memeberikan batasan

umur yang berbeda terhadap tenaga kerja dan bukan tenaga kerja (Simanjuntak,

1990).

Di Indonesia, dipilih batasan umur minimum 10 tahun tanpa ada batasan umur

maksimum. Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia dimaksud sebagai

penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih. Pemilihan 10 tahun sebagai batas

umur minimum berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak

penduduk berumur muda terutama di desa – desa yang sudah bekerja atau mencari

pekerjaan (Simanjuntak,1990).

Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita dan anak –

(24)

Untuk laki-laki dewasa dihitung 1 HKP, untuk perempuan dewasa dihitung 0,75

HKP dan untuk anak-anak dihitung 0,5 HKP. untuk mencari jumlah tenaga kerja

yang diperlukan perhari dapat menggunakan rumus Efisiensi Tenaga Kerja (ETK)

dengan memperhatikan luas lahan padi sawah, dan rumusnya adalah sebagai

berikut :

ETK (HKO/hari/ha) = ���� ���ℎ����� (��)

����� ℎ������ ����� ���� ������ ℎ���������� (���)

2.4. Luas Lahan

Luas lahan adalah keseluruhan areal atau daerah yang ditanami untuk kebutuhan

usahatani petani, di pandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang

diusahakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya

(Suratiyah, 2011).

Menurut buku yang di tulis oleh Suratiyah (2011), pengukuran luas usahatani

dapat diukur dengan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

a) Luas total lahan adalah jumlah seluruh tanah yang ada dalam usahatani

termasuk sawah, tegal, pekarangan, jalan saluran dan sebagainya

b) Luas lahn pertanaman adalah seluruh tanah yang dapat ditanami atau

diusahakan

c) Luas tanaman adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat.

Di dalan luas lahan terdapat luas panen, luas panen adalah luas lahan tanam yang

dipungut hasilnya setelah tanaman pada lahan tersebut cukup umur. Dalam panen

berhasil luas panen termasuk juga luas lahan tanam yang hasilnya sebagian saja

(25)

disebabkan karena mendapatkan serangan hama atau bencana alam. Mencabut

bibit tidak termasuk sebagai memungut hasil (BPS, 2014).

2.5. Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan bersih petani setelah dikurangi oleh pengeluaran

petani selama kegiatan usatani.Pendapatan usahatani dapat dibagi menjadi dua,

yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah seluruh

pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani selama satu tahun yang dapat

diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai

dalam rupiah berdasarkan harga persatuan berat pada saat pemungutan hasil.

Sedangakan pendapatan bersih adalah seluruh pendapatan yang diperoleh petani

dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi (Hernanto, 1989).

Besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usahatani

tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi seperti luas lahan, tingkat

produksi, identitas pengusaha, pertanaman dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

Dalam melakukan kegiatan usahatani, petani berharap dapat meningkatkan

pendapatannya sehingga kebutuhan hidup sehari – hari dapat terpenuhi. Harga dan

produktifitas merupakan sumber dari ketidak pastian, sehingga bila harga dan

produksi berubah maka pendapatan yang diterima petani juga berubah

(Soekartawi dkk, 1993).

2.6. Produksi

Produksi berkaitan erat dengan bagai mana sumber daya (masukan) diperguankan

untuk menghasilkan produk (keluaran). Produksi adalah hasil akhir dari kegiatan

(26)

Suratiyah (2011) mengatakan produksi atau memproduksi menambah kegunaan

(nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah apabila

memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula.

Produksi juga suatu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat suatu

penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa

macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, serta kombinasi

dari beberapa faedah tersebut. Dengan demikian produksi tidak terbatan pada

pembuatan, tetapi sampai pada distribusi (Hernanto,1989).

2.7. Kerangka Pemikiran

Luasnya area lahan padi sawah khususnya di Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai

Cermin Kabupaten Serdang Bedagai yang laus mengakibatkan kebutuhan benih

untuk lahan pertanian yang luas sangatlah tinggi.Namun, kebutuhan benih yang

sangat tinggi tidak terlepas dari kualitas benih yang baik dan dapat menghasilkan

produktifitas yang tinggi pula sehingga petani harus pintar dalam memilih benih

yang berkualitas baik.Persaingan penangkaran - penangkaran benih semangkin

tinggi sehingga membuat petani bingung dalam memilih benih yang baik untuk

usahatani padi sawah mereka.Oleh karena itu, dibutuhkan studi tentang

perbandingan antara produksi dari benih yang di usulkan pemerintah yang berasal

dari Sang Hyang Sri dengan benih produksi penangkaran swadaya milik

masyarakat Desa Naga Kisar sendiri.Secara singkat dapat dibuat skema kerangka

(27)

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri Dengan Benih Penangkaran Swadaya

Keterangan :

: Adanya Hubungan Langsung

: Adanya Pengaruh

Petani Padi Sawah

Kebutuhan Benih

Benih Sang Hyang Sri

Penangkaran Swadaya

Produktivitas

Penerimaan

Biaya

Pendapatan Usahatani Padi Sawah Produktivitas

Penerimaan

(28)

2.8. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, tinjauan pustaka dan landasan teori yang telah

dikemukakan, hipotesis penelitian ini adalah :

1. Adanya pengaruh faktor – faktor luas lahan, biaya input produksi, dan biaya

tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani padi sawah pengguna benih Sang

Hyang Sri.

2. Adanya pengaruh faktor – faktor luas lahan, biaya input produksi, dan biaya

tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani padi sawah pengguna benih

penangkaran swadaya.

3. Adanya perbedaan produksi usahatani padi sawah yang menggunakan benih

dari Sang Hyang Sri dengan yang menggunakan benih penangkaran swadaya.

4. Adanya perbedaan pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan benih

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekitar Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin

Kabupaten Serdang Bedagai.Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

sampling (sengaja), dengan alasan daerah tersebut merupakan salah satu lokasi

dibangunnya penangkaran benih padi.Penelitian ini dilakukan pada bulan

September tahun 2014.

3.2.Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

slovin (Umar, 2004).

� = N

1 + Ne²

Dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = nilai presisi

Populasi dalam penelitian ini ada dua jenis petani yaitu petani yang menggunakan

benih bersertifikat dan petani yang menggunakan benih penangkaran

swadaya.Masing-masing jenis petani memiliki jumlah petani sebanyak 100 orang.

Dari jumlah populasi tersebut, dengan tingkat kelonggaran 15 persen, maka

(30)

� = 100

1 + (100)(0.15)²

� = 30,8

Jumlah responden yang dipilih dalam penelitian ini dari masing masing petani

yang menggunakan benih Sang Hyang Sri dan benih penangkaran swadaya

sebanyak 30 petani dengan asumsi jumlah tersebut dapat mewakili seluruh

populasi di daerah penelitian dan luas lahan sawah berkisar antara 0,2 Ha sampai

5 Ha. Jumlah ini dipilih karena dianggap cukup mewakili gambaran

perkembangan penangkaran benih swadaya dan petani pengguna benih Sang

Hyang Sri di Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang

Bedagai.

Luas lahan dipilih antara 0,2 – 5 ha karena untuk membandingkan produktifitas

mana yang lebih baik diperlukan perbandingan luas lahan atara petani pengguna

benih Sang Hyang Sri dengan petani pengguna benih harus tidak jauh berbeda

dikarenakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas petani salah

satunya adalah luas lahan sawah petani.

3.3.Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang terdiri dari data

kualitatif dan kuantitatif.Data primer bersumber dari masyarakat dan petani di

daerah penelitian, yaitu Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten

Serdang Bedagai. dan mengisi kuesioner sebanyak 30 responden untuk petani

(31)

penangkaran swadaya di Desa Naga Kisar yang mana jumlah tersebut cukup

untuk mewakili penduduk desa Naga Kisar.Sedangkan data sekunder bersumber

dari studi pustaka dan informasi dari beberapa instansi terkait dan

referensi-referensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet.

3.4.Metode Analisis Data

Untuk mengetahui jumlah petani yang menggunakan banih Sang Hyang Sri dan

penangkaran swadaya digunakan pengumpulan data primer dengan menanyai

petani secara langsung.

Untuk menghitung hipotesis (1) dan (2)

dianalisisdenganmenggunakanrumusregresi linier berganda (Gujarati dan Porter,

2011) :

Dimana :

Y = Pendapatan Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Rp/Kg/Ha)

X11 = Luas Panen Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Ha)

X12 = Biaya Produksi Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Rp)

X13 = Curahan Tenaga Kerja Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (HKP)

X14 = Harga Gabah Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Rp)

b1,b2,b3 = Koefisien Regresi Untuk Masing – Masing Variabel

µ = Kesalahan Pengganggu

Dimana:

Y = Pendapatan Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Rp/Kg/Ha) Y = a + b1X11 + b2X12 + b3X13 + b4X14 + µ

(32)

X11 = Luas Panen Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Ha)

X12 = Biaya Produksi Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Rp)

X13 = Curahan Tenaga Kerja Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya

(HKP)

X14 = Harga Gabah Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Rp)

b1,b2,b3 = Koefisien Regresi Untuk Masing – Masing Variabel

µ = Kesalahan Pengganggu

Uji Kesesuaian

Agar dapat memperoleh hasil regresi BLUE (Best Linier Unbiased Estimator)

menurut buku yang dikarang Gujarati dan Porter (2011) terdapat kretirea yang

harus dipenuhi yaitu:

1. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Dalam uji linier berganda, koefisisen determinasi digunakan untuk mengetahui

presentase sumbangan pengaruh serentak variabel – variable bebas terhadap

variabel terikat.Semakin banyak variabel bebas yang digunakan maka semakin

tinggi pula koefisiean determinasinya.

2. Secara Serempak (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang

dimaksud dalam model secara bersama – sama mempengaruhi variabel terikat

dengan menggunakan rumus :

F-hitung = ��� ��� =

�2 (�−1)

1−�2 (�−�)

(33)

MRS = Mean Square Regression (Rata-rata Kuadrat Regresi)

MSE = Mean Square Error (Rata-rata Kuadrat Sisa)

R2 = Koefisisen Determinasi

n = Jumlah Sampel

R2 = ��� ���

Dimana :

SSR = Sum Square Regression (Jumlah Kuadrat Regresi)

SST = Sum Square Total (Jumlah Kuadrat Total)

R2 = Koefisien Detreminasi

Kesimpulan statistik:

Bila nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak, artinya variabel bebas dalam

model secara bersama – sama berpengaruh terhadap variable terikat. Sedangkan

bila nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 terima yang artinya bahwa variabel bebas

dalam model tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

3. Secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variable

indevenden (variable bebas) secara individual menerangkan variable

dependen(variable terikat). Rumus uji t adalah sebagai berikut:

t-hitung = �� �� (��)

Dimana:

bi = Koefisien Regresi

(34)

Kesimpulan:

Bila nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak, artinya variable bebas secara nyata

berpengaruh terhadap variable terikat (pendapatan). Sekanjutnya untuk

mengetahui sejumlah mana variable bebas (Xi) dapat menjelaskan variable tak

bebas (Y) digunakan nilai koefisien determinasi (R2).Salain itu untuk mengetahui

keeratan hubungan anter regresor (Xi) dan regresi (Y) digunakan koefiseian

korelasi (R).

Uji Asumsi Klasik

Pendugaan dengan Metode Kuadrat Terkecil memiliki beberapa persyaratan untuk

memperoleh The Best Linear Unbiased Estimated (BLUE) sehingga dilakukan uji

asumsi klasik. Dalam penelitian ini hanya autokorelasi yang tidak diuji kerena

asumsi ini sering terjadi peda penelitian dengan data time series. Sehingga uji

asumsi klasik yang digukan pada penelitian ini adalah:

1. Uji Asumsi Normalitas

Asumsi kenormalan sangat diperlukan dalam mengahadapi sampel kecil untuk

keperluan hipotesis.Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah

distibusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal.

Untuk menguji normalitas dengan pendekatan grafik digunakan Normal

Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif data

sesungguhnya dengan distribusi kumutatif dari distribusi normal. Jika data

normal, maka garis yang digambarkan data akan mengikuti atau merapat ke garis

diagonalnya (Gujarati dan Porter, 2011).

(35)

Istilah kolinieritas sendiri sebenarnya hubungan linier tunggal, sedangkan

kolinearitas ganda menunjukan adanya lebih dari satu hubungan linier yagn

sempurna. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat ditinjau dari

beberapa hal berikut :

1. nilai toleransi lebih kecil dari 0,1

2. nilai VIF lebih besar dari 10

3. R2 = 1

Jika terjadi masalah multikmolinearias maka dapat dilakukan beberapa metode

untuk mengatasinya yaitu:

1. Memperbesar ukuran sampel

2. Menggunakan data cross-section

3. Dengan menghilangkan salah satu atau lebih variable bebas (Gujarati dan

Porter, 2011).

Hipotesis (3) dan (4) dianalisis dengan menggunakan metode uji beda rata-rata

dengan rumus sebagai berikut (Kusmantoroadji, 1994):

H0 :

µ

1 <

µ

2, terdapat perbedaan produksi dan pendapatan antara benih Sang

Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya

H1 :

µ

1 =

µ

2,tidak terdapat perbedaan produksi dan pendapatan antara benih

Sang Hyang Sri dengan benih penangkaran swadaya

Dimana :

µ

1 = Variabel 1 (benih Sang Hyang Sri)

(36)

t1 =

X 1X 2

�(�1−1)�12+(�2−1)�22

�1+�2−2 ( 1

�1+ 1

�2)

Dimana :

t1 : Produksi

X 1 : rata-rata produktifitas pengguna bibit Sang Hyang Sri

X 2 : rata-rata produktifitas pengguna bibit penangkaran

S1 : Standart devisiasi pengguna bibit Sang Hyang Sri

S2 : Standart devisiasi pengguna bibit penangkaran

n1 : Jumlah sampel pengguna bibit Sang Hyang Sri

n2 : Jumlah sampel pengguna bibit penangkaran

Kriteria uji:

t-hitung≤ t-tabel atau nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Hipotesis H0 diterima

t-hitung >t-tabel atau nilai signifikansi < 0,05 Hipotesis H1 diterima

Hipotesi :

H0 : Tidak ada perbedaan produksi antara petani pengguna benih Sang Hyang Sri

dengan petani pengguna benih penangkaran

H1 : Adanya perbedaan produksi antara petani pengguna benihSang Hyang Sri

dengan petani pengguna benih penangkaran

t2 =

X 1X 2

�(�1−1)�12+(�2−1)�22

�1+�2−2 ( 1

�1+ 1

�2)

(37)

t2 : pendapatan

X 1 : rata-rata pendapatan usahatani pengguna bibit Sang Hyang Sri

X 2 : rata-rata pendapatan usahatani pengguna bibit penangkaran

S1 : Standart devisiasi pengguna bibit Sang Hyang Sri

S2 : Standart devisiasi pengguna bibit penangkaran

n1 : Jumlah sampel pengguna bibit Sang Hyang Sri

n2 : Jumlah sampel pengguna bibit penangkaran

Kriteria uji:

t-hitung≤ t-tabel atau nilai signifikansi ≥ 0,05 Hipotesis H0 diterima

t-hitung >t-tabel atau nilai signifikansi < 0,05 Hipotesis H1 ditolak

Hipotesi :

H0 : Tidak ada perbedaan pendapatan antara petani pengguna benih Sang Hyang

Sri dengan petani pengguna benih penangkaran

H1 : Adanya perbedaan pendapatan antara petani pengguna benihSang Hyang Sri

dengan petani pengguna benih penangkaran

3.5. Defenisi dan Batasan operasional

Untukmenghindarikesalahpahamandalammengartikanhasilpenelitian ini, maka

dibuat beberapa defenisi danbatasan operasional sebagai berikut :

Defenisi

1. Benih adalahbagian tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman.

2. Benih Sang Hyang Sri adalah benih padi sawah bersertifikat yang dikeluarkan

(38)

3. Benih penangkaran swadaya adalah benih yang dihasilkan oleh masyarakat

sendiri dan tanpa adanya sertifikasi dari pemerintah.

4. Pendapatan adalah penerimaan bersih petani setelah dikurangi oleh

pengeluaran petani selama kegiatan usatani.

5. Produksi usahatani padi sawah adalah hasil bersih yang di dapat dari kegiatan

usahatani.

6. Luas panen adalah luas lahan tanam yang dipungut hasilnya setelah tanaman

pada lahan tersebut cukup umur.

7. Biaya produksi merupakan semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk

suatu proses produksi.

8. Curahan tenaga kerja yang dicapai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang

dipakai.

9. Harga gabah basah yaitu gabah yang dijual langsung setelah panen.

Batasan Operasional

1. TempatpenelitianadalahDesa Naga Kisar Kecamatan pantai Cermin

Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Waktu penelitan adalah Tahun September 2014.

3. Sampel penelitian iniadalahpetanipadisawah yang adadiDesa Naga Kisar

Kecamatan pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai yang menggunakan

benih bersertifikat dengan petani yang menggunakan benih penangkaran

(39)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum

Kecamatan Pantai Cermin merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Serdang

Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 80,296 km2 dan terletak 0

- 6 meter di atas permukaan laut dan ibu kota kecamatan terletak di desa Pantai

Cermin Kanan. Kecamatan Pantai Cermin terdiri dari 12 desa dengan 81

dusun.Adapun desa yang berada di Kecamatan Pantai Cermin seperti pada Tabel

4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1.Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2012

No. Nagori/ Kelurahan Luas (km2) Persentase (%) Jumlah Dusun Besar II Terjun Celawan Kota Pari Kuala Lama Lubuk Saban Naga Kisar

Pantai Cermin Kanan Pantai Cermin Kiri Pematang Kasih Sumber : Badan Pusat Statistik Serdang Bedagai, 2013

Dari Tabel 4.1 dapat dilhat bahwa Desa Naga Kisar termasuk salah satu wilayah

(40)

Desa Naga Kisar merupakan salah satu desa yang masyarakatnya menggunakan

dua macam jenis benih yang berbeda, sementara desa lain hanya menggunakan

satu jenis benih saja.

Desa Naga Kisar memiliki luas wilayah kurang lebih mencapai 1.065

Hektar.Jarak ke ibukota kecamatan sekitar 6,8 km, jarak ke ibukota

kabupaten/kota sekitar 20 km dan jarak ke ibukota provinsi sekitar 30 km.

Batas administrasi Desa Naga Kisar adalah :

- Sebelah Utara : Selat Malaka

- Sebelah Barat : Desa Lubuk Saban

- Sebelah Selatan : Kecamatan Perbaungan

- Sebelah Timur : Kecamatan Perbaungan

4.2. Keadaan Alam

Penggunaan lahan di Desa Naga Kisar hingga tahun 2013 adalah seluas 1.065

ha/m2.Penggunaan lahan tersebut digunakan untuk pemukiman, pertanian,

kuburan, perkantoran, rawadan prasarana umum. Pembagian penggunaan lahan di

Desa Naga KIsar berikut luas dan persentasenya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di Desa Siboras Tahun 2012

Prasarana umum dan lainnya

234

(41)

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa penggunaan lahan paling luas adalah untuk

lahan Pertanian yaitu sebesar61,3 persen dan penggunaan lahan terkecil adalah

untuk perkantoran yaitu sebesar 0,2 persen.

4.3. Penduduk dan Mata Pencaharian

Penduduk Desa Naga Kisar hingga tahun 2012 berjumlah 3.883 orang dapat

dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Naga Kisar, Tahun 2012

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Pria

Sumber: Badan Pusat Statistik Kecamatan Pantai Cermin, 2013

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Naga Kisar terdiri dari 51

persen wanitadan 49 persen pria.Sedangkan untuk komposisi mata pencaharian

penduduk Desa Siboras disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Naga Kisar, Tahun 2012

Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) Petani/ Buruh Tani

Buruh/ Swasta

Sumber :Kantor Kepala Desa Naga Kisar, 2013

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Naga Kisar mayoritas bekerja

pada sektor pertanian yaitu sebesar 50 persen dan hanya 0,2 persen bekerja

(42)

Dari 1605 masyarakat yang bekerja sebagai petani di Desa Naga Kisar yang

tergabung dalam gabungan kelompok tani yang bernama Gapoktan Sicampur Jaya

terbagi dalam 18 kelompok tani. Dapat dilihat nama kelompok tani beserta rincian

jumlah anggota yang tergabung dan luas lahan per kelompok tani dalam Gapoktan

Siboras Jandi pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5.Jumlah Petani Menurut Kelompok Tani di Desa Naga Kisar No. Nama Kelompok Jumlah Anggota (Orang) Luas Lahan (ha)

1

Sumber :Rencana Kerja Penyuluh Desa Naga Kisar tahun 2012

Dari Tabel 4.5 diketahui bahwa jumlah anggota yang tergabung dalam Gapoktan

Sicampur Jaya adalah 382 orang dengan jumlah luas lahan 394,65 ha. Jumlah

anggota kelompok tani paling banyak adalah kelompok tani Bahagia Tani dan

Semangat Tani yaitu sebanyak 24 orang dengan luas lahan masing-masing 26,60

ha dan 26,80 ha. Sedangkan untuk jumlah kelompok tani paling sedikit adalah

(43)

Sariah dengan luas lahan masing-masing adalah 19,75 ha, 17,32 ha, 25,50 ha,

17,46 ha dan 23,12 ha,.

Jika dilihat dari tingkat pendidikan, masyarakat Desa Naga Kisar memiliki tingkat

pendidikan yang mayoritas angkatan kerja adalah lulusan SMP dan SMU. Data

tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Naga Kisar, Tahun 2012

Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) Tidak Tamat SD

SD

Sumber : Kantor Kepala Desa Naga Kisar, 2012

Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa sebanyak 322 orang atau 19,03 persen masyarakat

lulusan SMU. Dan sebanyak 104 orang atau 6,61 persen dengan lulusan S1.

4.4. Sarana dan Prasarana

Sarana pendidikan yang ada di Desa Naga Kisar hanya ada 1 PAUD, 1 Taman

Kanak-kanak (TK), 3 Sekolah Dasar (SD), 1 Madrasah Ibtidaiyah dan 1 Madrasah

Tsanawiyah Swasta, sementara untuk SMP dan SMA tidak ada di desa Naga Kisar

sehingga masyarakat harus sekolah di desa Pantai Cermin Kiri yang jaraknya

(44)

Untuk fasilitas kesehatan, Desa Naga Kisar mempunyai satu puskesmas

pembantu, satu praktek bidan dan tiga buah posyandu.Untuk pelayanan kesehatan

desa Naga KIsar mempunyai juumlah bidan sebanyak enam orang. Untuk jumlah

tempat ibadah desa Naga Kisar mempunya dua mesjid, lima mushalah dan 5

gereja.

4.5. Karakteristik Responden

4.5.1. Tingkat Usia

Berdasarkan usia responden pada usahatani kubis, rata-rata usia petani adalah

44,60 tahun. Data mengenai usia petani responden dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7.Tingkat Usia Petani Responden Kisaran Usia

(Tahun)

Benih SHS Benih Penangkaran Jumlah(orang) Prsentase Jumlah(orang) Presentasi ≤ 40

Sumber : Lampiran 1

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa paling banyak petani sampel adalah petani

yang tergolong usia muda. Untuk petani pengguna benih Sang Hyang Sri kisaran

umur responden yang banyak menggunakan adalah petani dengan kisaran umur

41 – 50 tahun yaitu 63,33 persen. Untuk benih penangkaran swadaya, petani

responden yang paling banyak adalah petani dengan kisaran umur ≤40 tahun yaitu

(45)

4.5.2. Pendidikan dan Pelatihan

Tingkat pendidikan petani responden rata-rata adalah SMP.Data tingakat

pendidikan petani ditampilkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8.Tingkat Pendidikan Petani Responden Tingkat

Pendidikan

Benih SHS Benih Penangkaran Jumlah

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang paling

dominan adalah petani yang mempunyai tingkat pendidikan SMP yaitu 43,34

persen untuk petani pengguna benih Sang Hyang Sri dan 36,67 persen untuk

pengguna benih penangkaran.

Berdasarkan penelitian, dari 60 responden hanya 10 orang yang mempunyai

pengalaman pelatihan.Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan yang diadakan

oleh Dinas Pertanian, penyuluh pertanian maupun instansi terkait lainnya. Bahkan

berdasarkan wawancara, dari 10 orang yang memiliki pengalaman pelatihan

mengaku sudah mengikuti pelatihan lebih dari satu kali.

4.5.3. Pengalaman Berusahatani

Tingkat pengalaman berusahatani menggambarkan berapa lama petani telah

berkecimpung dalam usahatani yang sekarang sedang dijalani.Data mengenai

(46)

Tabel 4.9.Lama Berusahatani Petani Responden Kisaran Lama

Berusahatani (Tahun)

Benih SHS Benih Penangkaran Jumlah

Sumber : Lampiran 1

Dari Tabel 4.9 diketahui bahwa pengalaman berusahatani petani sampel kedua

jenis benih yang tertinggi berada pada kisaran pengalaman 11-20 tahun yaitu

56,67 persen untuk pengguna benih Sang Hyang Sri dan 33,33 persen untuk

pengguna benih penangkaran.

4.5.4. Lahan Usahatani

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata luas lahan petani padi

sawah adalah seluas 0,63 ha. Data mengenai luas lahan yang dimiliki petani

responden kedua jenis petani dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Luas Lahan yang Dimiliki oleh Petani Responden

Luas Lahan (ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sumber : Lampiran 1

Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa petani dengan luas lahan 0,5-1 ha sebanyak

20 orang atau 33,33 persen dan hanya 12 orang atau 20 persen yang memiliki luas

(47)

4.5.5.Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh petani

responden.Jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh petani responden

(kepala keluarga) adalah semua anggota keluarga (selain kepala keluarga) yang

ditanggung atau berada dalam anggaran belanja keluarga.Data mengenai jumlah

tanggungan petani responden dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden

Jumlah Tanggungan (Orang) Jumlah Petani (Orang) Persentase (%) 1

Sumber : Lampiran 1

Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa petani jumlah tanggungan petani paling besar

adalah lebih dari 5 orang dengan jumlah petani 2 orang atau 3,33 persen. dan

sebagian besar petani memiliki jumlah tanggungan sebanyak 3 yaitu sebanyak 23

petani atau 38,33 persen.

4.6.Sumber Benih Padi Sawah yang Digunakan Petani di Daerah Penelitian

Di daerah penelitian terdapat tiga jenis sumber benih yang digunakan oleh petani

padi sawah yaitu sumber benih dari pemerintah, sumber benih dari penangkar dan

sumber benih sendiri.

Untukmengetahuilebihjelasketiga sumberbenihyangdigunakanpetani padi sawah

(48)

4.6.1. Sumber Benih Shang Hyang Sri

Salah satu sumber benih padi yangdigunakanolehpetanipadisawah adalah benih

dari Shang Hyang Sri yang biasanya disebut sebagai benih dari pemerintah.Benih

dari pemerintahinitidaksecarabebas didapatkan oleh petani, benih yang

daripemerintah diberikan hanya pada petani yang merupakan anggota kelompok

tani saja.Benih padi yang dari pemerintah ini dibatasipemberianyayaituhanya2

bungkus sajaper petanidimana per bungkusnyadiisidenganberat5Kgyang

diberiharga Rp.20.000/bungkus.Sehinggabanyakpetaniyang kemudian membeli

benih dari penangkar atau membuatbenihsendiriuntukmencukupi

kekuranganbenihuntuklahanmereka.Petani biasa menyebut benih ini dengan benih

berlabel.

4.6.2. Sumber Benih dari Penangkar

Sumberbenihlainyangdigunakanpetaniadalahbenihdaripenangkar yang petani beli

dari kiostani dan juga langsung kepenangkaran karena penangkaran tersebut

adalah milik kelompok tani.JenisbenihinibernamabenihSi Campur Jayayangdijual

perkilo yang dijual dengan harga Rp.8.000/Kg. Petani lebih

senangmenggunakanbenihinikarenabenih ini persediaannya selalu

mencukupikebutuhanpetanitanpa harus takut kehabisan.

4.7. Jenis Pupuk dan Pestisida yang Digunakan 4.7.1. Jenis-jenis Pupuk yang Digunakan

Dalam kegiatan usahatani padi sawah di desa Naga Kisar, petani biasanya

menggunkan beberapa jenis pupuk. Jenis – jenis pupuk yang digunakan oleh

(49)

Rp.105.000,- atau Rp.2.100,- per kilogramnya. Untuk jenis pupuk yang lain

biasanya petani menggunakan pupuk ZA dengan harga per saknya adalah

Rp.85.000,- atau Rp.1.700 tiap kilogramnya. Selain itu juga, petani menggunakan

pupuk Phonska dengan harga per saknya adalah Rp.130.000,- atau Rp.26.000 per

kilogramnya. Petani juga menambahkan pupuk Tiara untuk usahatani padi sawah

mereka dengan harga pupuk Rp.400.000,- untuk tiap saknya atau Rp.8.000,- per

kilonya. Tidak lupa pula petani menambahkan pupuk SP juga, pupuk ini memiliki

harga Rp.150.000,- persak atau Rp.3.000,- untuk tiap kilonya.

4.7.1. Jenis-Jenis Pestisida yang Digunakan

Pestisida juga merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam usahatani jenis

apapun tidak terkecuali padi sawah.Untuk petani responden pada penelitian ini

petani menggunakan beberapa jenis pestisida sesuai dengan kebutuhan lahan

mereka. Pestisida yang mereka gunakan untuk jamur atau biasa kita sebut

fungisida adalah Skore yang memiliki harga Rp.135.000,- untuk satu botol

fungisida jenis ini.

Petani sampel lebih banyak menggunakan pestisida jenis insektisida dikarenakan

faktor alam dan usahatani mereka yang memungkinkan untuk mengundang

berbagai jenis serangga dan ulat. Jenis insektisida yang harus mereka miliki

adalah Prepapton atau biasa disebut racun ulat, harga insektisida ini adalah

Rp.125.000,00 untuk tiap botolnya. Jenis insektisida yang harus dipakai petani

adalah racun untuk keong dengan harga Rp.500,00 untuk tiap gramnya.

Insektisida lainnya yang digunakan adalah racun lembing dengan harga

(50)

insektisida untuk jenis wereng yaitu Plenum dengan harga Rp.165.000,00 untuk

tiap botolnya.

Selain insektisida dan fungisida, pestisida yang dipakai petani adalah jenis

herbisida, untuk petani sampel menggunakan herbisida Sindok untuk mengatasi

rumpu – rumput liar di areal persawahan mereka, harag perbungkusnya pestisida

ini adalah Rp.13.000,-.

4.8. Perbedaan Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi SawahBerdasarkan Sumber Benih yang Digunakan

Kegiatanusahatanipadisawah disemuadaerahtermasukdidaerah penelitian hampir

sama yaitu mulai dari pembibitan, pengolahan lahan,

penanaman,penyiangan,pemupukan,pemberantasanhamadan penyakit,dan

panen,bagaimanapelaksanaankegiatantersebutdiuraikan secararincidibawah ini.

4.8.1. Pembibitan

Biasanya benih yang akan ditanam disemaikan terlebih dahulu yaitu dilakukanuji

benih yang baik dan layakdisemaikan.Penentuanbenihyangbaik

adalahdengancaramenyiapkankalengyang berisiairyangdiberilarutanabu

dapurdenganperbandingan10sampaidengan 12 bagianair dan 1 bagianabu dapur

kemudian benih dimasukkan ke dalam campuran atau larutan air dan abu dapur

dan diaduk. Setelah pengadukan dibiarkankira-kiralimamenitmakaakan terlihat

perbedaan benih dimana akanadabenihyangmelayangataumengapung

yangberartibenihitukurangbaikuntukditanam danbenihsepertiiniharus

(51)

Untuk upah tenaga kerjanya sendiri biasanya petani daerah penelitian

menggunakan tenaga kerja dengan biaya Rp. 75.000,-/ha atau bila lahan tidak

sampai 1 ha akan terkena biayan Rp.50.000/rante dan sudah termasuk biaya

penanaman.

4.8.2. Pengolahan Lahan

Pengolahanlahanbertujuanmengubahkeadaantanahpertaniandengan

alattertentuhingga

memperolehsusunantanahyangdikehendakiolehtanaman.Didaerahpenelitianpetani

mengolahlahannyadenganmenggunakanjasaJetor

atautraktor.Petanimengupahpemilikjetoruntukmengolahlahannyaselain

upahnyastandardpetanijuga tidak rugi tenaga untuk mencangkul lagi.Didaerah

penelitianjetordioperasikanolehsatuorangtenagakerjapria,pembayaran

pengelolahlahandidasarkanstandardyangberlakuyaitu Rp.15.000/Rante.

4.8.3. Penanaman

Dalam penanamanadajugabeberapahalyangharusdiperhatikanantara

lainyaitucaratanam (sistem larikan),jaraktanam,jumlahtanamantiaplubang, dan

kedalaman menanam.

Upahtenagakerjadalam kegiatanpenanamandibayarsesuaidengan standard upah

yang berlaku di daerah penelitian yaitu Rp.45.000/Rante jika lahan lebih dari 15

rante.

4.8.4. Pemeliharaan

(52)

sangat unik karena semua pemeliharaannya dilakukan oleh pemborong dengan

upah borongan sebesar Rp.1.600/rante/hari atau Rp. 37.500/ha/hari,- jadi semua

kediatan pemeliharaan dilakukan oleh pemborong mulai dari pemupukan,

pengendalian hama, sampai kepada pengendalian gulma.

4.8.5. Panen

Panenmerupakantahapakhirpenanaman padidisawah.Bilahasilyang

diharapkantelahdicapaiberartibuah padicukupmasaksudahsiapuntukdipanen atau

dipetik.Namun pemanenan harus dilakukan pada waktu yang tepat karena

berpengaruh pada jumlah dan mutu gabah dan berasnya.

Di daerah penelitian panen dilakukan cukup unik yaitu dengan sistem

boronganolehkarenitudalamsatuharipanendapatdiselesaikansampailimaluas lahan

petaniyang berbeda. Biaya panen di daerah penelitian sebesar Rp.450/Kg.

Setiaphasilpanenbiasanyalangsungdijual kepadaagenpadidenganhargagabah

Rp.3.800/Kg dan Rp.4.300/Kg pada saat penelitian. Hasil panen biasanya

langsung dijual kepada agen/pengusaha kilang/pedagang pengumpul oleh

petani

(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisi Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi Sawah

5.1.1. Pengguna Benih Sang Hyang Sri

Dari hasil SPSS yang di dapat, maka dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 5.1. Persamaan Regresi Usahatani Pengguna Benih Sang Hyang Sri

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -3.647E6 1.065E6 -3.424 .002

biaya 2.308 .067 .991 34.604 .000

pengalaman 1413.176 61160.822 .001 .023 .982 a. Dependent Variable: penerimaan

Persamaan ekonomertika yang didapat untuk masalah ini adalah

Y= -364700 + 2.308 X1 + 1413.176 X4

Y = Pendapatan Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Rp/Kg/Ha)

X1 = Biaya Produksi Petani Pengguna Benih Sang Hyang Sri (Rp)

X2 = Pengalaman Berusahatani (Tahun)

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa setiap kenaikan biaya sarana produksi

(54)

dan setiap pengalaman bertambah satu tahun maka akan meningkatkan pendaptan

sebanyak Rp.14.131,76

Tabel 5.2. Determinasi Persamaan Pengguna Benih Sang Hyang Sri

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .991a .983 .982 2.23397E6

a. Predictors: (Constant), pengalaman, biaya b. Dependent Variable: penerimaan

R2 yang diperoleh dari hasil penelitian ini sebesar 98,3%. Analisis ini menunjukan

bahwa variabel bebas (biaya sarana produksi dan pengalamana berusahatani)

secara bersama-sama mampu menerangkan variabel bebas (pendapatan) sebesar

98,3% dan sisanya sebesar 1,7% dipengaruhi oleh variabel lain.

Tabel 5.3. Uji Signifikansi Secara Serempak (Uji F) Pengguna Benih Sang Hyang Sri

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.809E15 2 3.905E15 782.394 .000a

Residual 1.347E14 27 4.991E12

Total 7.944E15 29

a. Predictors: (Constant), pengalaman, biaya

b. Dependent Variable: penerimaan

Berdasarkan uji F yang dilakukan diperoleh nilai signifikansi F (signifikansi

sebesar 0,000 < 0,005).Artinya bahwa semua variabel bebas (luas lahan, biaya

saprodi, biaya tenaga kerja) yang dimasukkan ke dalam model mempengaruhi

(55)

Tabel 5.4. Uji Signifikan Individu (Uji t) Pengguna Benih Sang Hyang Sri

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -3.647E6 1.065E6 -3.424 .002

biaya 2.308 .067 .991 34.604 .000

pengalaman 1413.176 61160.822 .001 .023 .982 a. Dependent Variable: penerimaan

Jika dilakukan uji signifikansi secara individu, yaitu dengan menggunakan uji t,

maka dapat dilihat bahwa koefisien biaya tenaga kerja signifikan secara statistik,

dimana nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Untuk variabel penglaman

berusahatani tidak signifikan terhadap pendapatan karena nilai signifikansi yang

sebesar 0,05.

Gambar 2. Diagram Normal Probability Plot

Dilihat dari Gambar Diagram 2, dapat kita ambil kesimpulan bahwa persamaan

(56)

bentuk diagram yang positif.Untuk uji Heterokesedisitas juga menunjukan bahwa

persaaman pendapatan usahatani pengguna benih Sang Hyang Sri bersifat

Heterokesadisitas. Untuk uji Multikolinieritas, dari diagram terebut menunjukan

bahwa persamaan bersifat Multikolinearitas. Semua uji tersebut dapat dilihat dari

grafik yang cendrung positif dan mempunyai sebaran yang teratur.

5.2.1. Pengguna Benih Penangkaran Swadaya

Tabel 5.5. Koefisien Persamaan Usahatani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -732011.796 476742.121 -1.535 .136

biaya 1.728 .024 1.005 71.365 .000

pengalaman -35761.672 23778.691 -.021 -1.504 .144

a. Dependent Variable: pendapatan

Persamaan ekonomertika yang didapat untuk masalah ini adalah

Y= -732 011.8 + 1.728 X1 – 35761.7 X2

Y = Pendapatan Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Rp/Kg/Ha)

X1 = Biaya Produksi Petani Pengguna Benih Penangkaran Swadaya (Rp)

X2 = Pengalaman Berusahatani (Tahun)

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa setiap kenaikan biaya input sebesar

Rp. 1000,00 maka akan menurunkan pendapatan sebesar Rp. 1.728,00 dan setiap

meningkatnya pengalaman bekerja satu tahun akan menurunkan pendapatan

(57)

Tabel 5.6. Determinasi Persamaan Pengguna Benih Penangkaran Swadaya

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .998a .995 .995 1.05413E6

a. Predictors: (Constant), pengalaman, biaya

b. Dependent Variable: pendapatan

R2 yang diperoleh dari hasil penelitian ini sebesar 99,5%. Analisis ini menunjukan

bahwa variabel bebas (biaya input dan pengalaman berusahatani) secara

bersama-sama mampu menerangkan variabel bebas (pendapatan) sebesar 99,5% dan

sisanya sebesar 0,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

Tabel 5.7. Uji Signifikansi Secara Serempak (Uji F) Pengguna Benih Penangkaran Swadaya

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.382E15 2 3.191E15 2.872E3 .000a

Residual 3.000E13 27 1.111E12

Total 6.412E15 29

a. Predictors: (Constant), pengalaman, biaya

b. Dependent Variable: pendapatan

Berdasarkan uji F yang dilakukan diperoleh nilai F hitung yang signifikan

(signifikansi sebesar 0,000 < 0,005).Artinya bahwa semua variabel bebas (luas

lahan, niaya input, biaya produksi) yang dimasukkan ke dalam model

(58)

Tabel 5.8. Uji Signifikan Individu (Uji t) Pengguna Benih Sang Hyang Sri

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -732011.796 476742.121 -1.535 .136

biaya 1.728 .024 1.005 71.365 .000

pengalaman -35761.672 23778.691 -.021 -1.504 .144

a. Dependent Variable: pendapatan

Jika dilakukan uji signifikansi secara individu, yaitu dengan menggunakan uji t,

maka dapat dilihat bahwa koefisien biaya input signifikan secara statistik, dimana

nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Penyebab keadaan ini adalah karena

relative besarnya nilai standart eror.Sedangkan untuk pengalaman berusahatani,

(59)

Gambar 3. Diagram Normal Probability Plot Pengguna Benih Penangkaran Swadaya

Dilihat dari Gambar Diagram 3, dapat kita ambil kesimpulan bahwa persamaan

pendapatan usahatani pengguna benih penangkaran swadaya adalah normal

karena bentuk diagram yang positif.Untuk uji Heterokesedisitas juga menunjukan

bahwa persaaman pendapatan usahatani pengguna benih Sang Hyang Sri bersifat

Heterokesadisitas. Untuk uji Multikolinieritas, dari diagram terebut menunjukan

bahwa persamaan bersifat Multikolinearitas. Semua uji tersebut dapat dilihat dari

grafik yang cendrung positif dan mempunyai sebaran yang teratur.

5.3. Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah

Dari hasil yang di dapat selama penelitian, maka rata – rata luas lahan, Produksi,

Produktifitas dan pendapatan petani pengguna benih Shang Hyang Sri dan benih

Penangkaran dapat di lihat pada table berikut

Tabel 5.9. Rata – Rata Luas Lahan, Produksi, Produktifitas dan Pendapatan Petani Responden

Keterangan Satuan Pengguna Benih Shang Hyang Sri

Pengguna Benih Penangkaran

Luas Lahan Ha 0.828 0.828

Produksi Kg 5435 7540

Produktifitas Kg 7 550,833333 9 072,78

Pendapatan Rp 18 379 176,67 17629648,13

Sumber : Lampiran 7

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi, produktifitas dan pendapatan

(60)

alasan kenapa banyak masyarakat yang menggunakan benih penangkaran dari

pada benih Shang Hyang Sri.

5.3.1. Analisis Komparasi Produksi Usahatani Padi Sawah

Tabel 5.10. Hasil Uji Beda Rata Rata Produksi Benih Sang Hyang Sri Dengan Benih Penangkaran Swadaya

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig.

(2-taile

d) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Produksi

usahatani

benih SHS

- Produksi

usahatani

benih

penangkar

an

swadaya

-2.10500E3 2621.73771 478.66163 -3083.97295 -1126.02705 -4.398 29 .000

Dari hasil spss yang di dari Tabel 5.10, terlihat bahwa nilai signifikasnsi untuk

produksi padi sawah yang menggunakan benih Sang Hyang Sri dengan benih

penangkaran swadaya sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05 maka H1 Terima.

Artinya hipotesis diterima, maka ada perbedaan rata-rata produksi usahatani padi

sawah yang menggunakan benih sang hyang sri dengan benih penangkaran

Gambar

Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah menurut
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani
Tabel 4.1.Luas
Tabel 4.2. Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di Desa Siboras Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fractal lacunarity maupun gradiennya dapat digunakan untuk membedakan citra mammogram normal dan citra mammogram abnormal yang

Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau. untuk

Parameter pengujian yang digunakan adalah resistansi dan tegangan keluaran sensor, (ii) membuat rangkaian akuisisi data untuk menguji sensor dalam mendeteksi bahan

Hasil pengamatan tingkah laku udang vaname selama uji postulat koch adalah pergerakan dari udang vaname berenang miring, berenang memutar dan tak beraturan, sedangkan

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan memiliki Surat Ijin Usaha

yaitu menentukan format tata letak instrumen dan urutan pertanyaan atau pernyataan. Format instrumen harus

Contoh kata kerja yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersaji dalam lampiran 1.  Rumusan indikator dapat

Berkaitan dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mendapatkan bukti empiris