• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepuasan Pasien dalam Pelaksanaan Hak Pasien dan Keluarga (HPK) oleh Perawat di Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepuasan Pasien dalam Pelaksanaan Hak Pasien dan Keluarga (HPK) oleh Perawat di Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Kepuasan Pasien dalam Pelaksanaan Hak Pasien dan Keluarga (HPK) oleh Perawat di

RINDU A RSUP H. Adam Malik Medan

Saya yang bernama Asha Grace Sicilia / NIM 121101108 adalah mahasiswi Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan

judul “Kepuasan Pasien dalam Pelaksanaan Hak Pasien dan Keluarga (HPK) oleh Perawat di

RINDU A RSUP H. Adam Malik Medan”.Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu

kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasigambaran kepuasan pasien dalam

pelaksanaan Hak Pasien dan Keluarga (HPK) oleh perawat di RINDU A RSUP H. Adam

Malik Medan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk menjadi

responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya memohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk

mengisi lembar kuesioner dengan jujur apa adanya. Partisipasi Bapak/ Ibu dalam penelitian

ini bersifat bebas untuk menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun.

Identitas pribadi dan semua informasi yang Bapak/ Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya

akan digunakan untuk keperluan penelitian. Jika Bapak/ Ibu bersedia menjadi responden

penelitian ini, silahkan Bapak/ Ibu menandatangani formulir ini.

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Peneliti Responden

Asha Grace Sicilia (...)

(3)

Lampiran 3 INSTRUMEN PENELITIAN

A. Kuesioner Data Demografi

Berikan tanda cheklist (√) pada jawaban yang tersedia dan isilah titik -titik yang sesuai

dengan identitas diri anda

No. Responden : ( Diisi oleh peneliti )

Usia : ………..tahun

Jenis Kelamin : 1. ( ) Laki-laki

2. ( ) Perempuan

Pendidikan : 1. ( ) SD

2. ( ) SMP

3. ( ) SMA / Sederajat

4. ( ) Diploma

5. ( ) Sarjana

Pekerjaan : 1. ( ) Tidak Bekerja

2. ( ) Buruh / Petani

3. ( ) TNI / POLRI / BUMN / PNS

4. ( ) Wirausaha

5. ( ) DLL

Suku : 1. ( ) Jawa

2. ( ) Batak

3. ( ) Karo

4. ( ) Minang

5. ( ) Melayu

6. ( ) Lain-lain……

(4)

B. Kuesioner Kepuasan Pasien dalam Pelaksanaan Hak Pasien dan Keluarga (HPK) oleh perawat

Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada setiap kolom yang tersedia di bawah ini sesuai

dengan kondisi dan situasi yang di alami, dimana keterangan SP: sangat puas, P: puas, CP:

cukup puas dan TP: tidak puas.

No Pernyataan SP P CP TP

Kepuasan saya kepada perawat tentang :

1 Sikap perawat dalam menghormati hak saya dan keluarga

2 Dukungan atas pelayanan rumah sakit yang dilakukan oleh perawat

3 Sikap menghormati kerahasiaan penyakit yang saya alami yang dilakukan oleh perawat

4 Respon perawat dalam mendukung permintaan saya untuk kebutuhan beribadah

5 Perlindungan barang milik pasien sesuai tanggung jawab rumah sakit yang dilakukan perawat

6 Hak untuk menolak pengobatan yang disampaikan perawat pada saya dan keluarga

7 Informasi yang diberikan perawat tentang tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan

8 Pengkajian yang dilakukan perawat mengenai kondisi saya

9 informasi tentang kondisi dan diagnosis yang disampaikan perawat dengan bahasa yang dapat saya mengerti

10 Dukungan yang dilakukan perawat untuk melaporkan rasa nyeri

11 Penjelasan yang dilakukan perawat tentang menyampaikan keluhan atas pelayanan yang diterima

12 Tanggapan perawat atas keluhan yang saya sampaikan dan solusi yang diberikan

13 Keterlibatan saya dan keluarga untuk ikut serta dalam memberikan solusi tentang keluhan yang disampaikan 14 Penjelasan yang disampaikan perawat bahwa keluhan,

dan perbedaan pendapat tidak mempengaruhi pelayanan

15 Pendidikan kesehatan yang diberikan perawat pada saya dan keluarga sebelum pulang ke rumah

16 Sikap menghormati yang ditunjukkan perawat atas apa

(5)

yang saya keluhkan

17 Menghormati pilihan saya dan keluarga dalam pengobatan

18 Memasang side rail atau penghalang tempat tidur dilakukan perawat untuk menghindari resiko jatuh 19 Pelayanan yang diberikan perawat sesuai keinginan dan

kebutuhan pasien

20 Sikap perawat menghargai pilihan saya untuk didampingi keluarga ssaat kondisi kritis

21 Hak dan tanggung jawab saya selama pelayanan di rumah sakit yang disampaikan perawat

22 Informasi atau pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien ditempel/dipampang di rumah sakit

23 Bantuan yang diberikan perawat bila saya bingung atau membutuhkan informasi atas pelayanan

24 Peraturan rumah sakit yang disampaikan perawat untuk penjelasan hak dan tangggung jawab pasien

25 Informasi yang disampaikan perawat dengan bahasa dan cara yang dapat dimengerti

26 Informasi yang disampaikan perawat terkait tindakan atau pengobatan yang memerlukan persetujuan

27 Penjelasan yang disampaikan perawat tentang siapa yang dapat memberikan persetujuan selain pasien

28 Informasi yang diberikan perawat tentang rencana pengobatan

29 Informasi yang diberikan mengenai identitas dokter/ tenaga medis yang bertanggung jawab melayani pasien 30 Penjelasan penyakit dan saran pengobatan pada saya

dan keluarga sehingga dapat membantu membuat keputusan tentang pelayanan

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

Lampiran 6

Reliabilitas Kepuasan pasien dalam pelaksanaan HPK

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.907 30

(12)
(13)

28 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

156 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 157 1 1 2 1 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 3 1 1 1 3 3 3 1 2 3

(20)
(21)

Pekerjaan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak berkerja 54 34.4 34.4 34.4

Buruh/Petani 33 21.0 21.0 55.4

TNI/POLRI/PNS/BUMN 15 9.6 9.6 65.0

Wirausaha 48 30.6 30.6 95.5

DLL 7 4.5 4.5 100.0

Total 157 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawa 42 26.8 26.8 26.8

Batak 68 43.3 43.3 70.1

Karo 24 15.3 15.3 85.4

Minang 7 4.5 4.5 89.8

Melayu 6 3.8 3.8 93.6

DLL 10 6.4 6.4 100.0

Total 157 100.0 100.0

(22)

Lampiran 8

Statistics HPK

N Valid 157

Missing 0

HPK

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup puas 6 3.8 3.8 3.8

puas 151 96.2 96.2 100.0

Total 157 100.0 100.0

(23)
(24)

HPK4

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup puas 1 .6 .6 .6

Puas 156 99.4 99.4 100.0

Total 157 100.0 100.0

HPK5

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup puas 2 1.3 1.3 1.3

Puas 145 92.4 92.4 93.6

Sangat puas 10 6.4 6.4 100.0

Total 157 100.0 100.0

HPK6

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Puas 157 100.0 100.0 100.0

(25)
(26)

Lampiran 10 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Asha Grace Sicilia Manalu

Tempat Tanggal Lahir : Muara Bungo, 23 November 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Mandolin no 84 Pasar 2 Padang bulan, Medan

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 81 Muara Bungo Tahun 2000-2006

2. SMP Negeri 2 Muara Bungo Tahun 2006-2009

3. SMA Don Bosco Padang Tahun 2009-2012

4. S1 Fakultas Keperawatan USU Tahun 2012- sekarang

(27)

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatric, American College of Emergency Pediatric, Pediatric

Emergency Medicine (2006).Patient-and family centered care and the role of

the emergency physician providing care to a child in the emergency department.

Pediatrics.

Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktek. Jakarta :PT.

Rineka Cipta

Bagian Rekam Medis RSUP H Adam Malik Medan (2016). Medan: Tidak

diterbitkan.

DepKes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Depkes RI.

Gerson, Richard. F. (2000).Mengukur Kepuasan Pelanggan, PPM, Jakarta.

Hartono, Bambang, (2010), Manajemen Pemasaran untuk Rumah Sakit, edisi ke-1,

Jakarta, Rineka Cipta.

Hidayat, A.A.(2007), Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data,

Salemba Medika, Jakarta.

Indarjati, A., (2001). Kepuasan Konsumen. Pranata No. 1 Th IV.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012

(28)

Kotler, Philip. (2000). Marketing Management: Edisi Milenium, International

Edition. Prentice Hall International, Inc, New Jersey

Kotler, Philip. (2007). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian,

Prentice Hall, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.

Muninjaya, A.A.G. (2004).Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta, Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Norjanah.(2006). Hubungan motivasi dan keyakinan beragama terhadap kepuasan

kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok

Kopi.Universitas Indonesia, Depok.

Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Oliver, (2007).Measurement and Evaluation of Satisfaction Processes in Retail

Settings.Journal of Retailing.

Pohan, I. S. (2006).Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan

Penerapan. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik

Vol. 1 Edisi 4. Jakarta: EGC

Rangkuti, Fredly.(2006). Measuring Customer Satisfaction. Jakarta :PT. Gramedia

Pustaka Utama.

(29)

Suryawati, C., 2004. Kepuasan Pasien Rumah Sakit(tinjauan teoritis dan

penerapannya pada penelitian, Jurnal JMPK/Vol:07/No: 04/Desember 2004.

Setiadi.(2007). Riset Keperawatan.Surabaya : Graha Ilmu.

Sugiyono P. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wibowo.(2008), Pertanggungjawaban Rumah Sakit Dalam Kontrak teraupetik.(Tesis

tidak dipublikasikan . Universitas Sumatera Utara, Medan

Wijono, H.Djoko. (1999), Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan,Surabaya;

Airlangga University.

(30)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien tentang pelaksanaan hak pasien dan keluarga (HPK) diRindu A RSUP H Adam Malik”. Adapun kerangka penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka Konsep gambaran kepuasan pasien dalam pelaksanaan

(31)
(32)
(33)
(34)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

mengidentifikasi kepuasan pasien dalam pelaksanaan hak pasien dan keluarga (HPK)

oleh perawat di RSUP H. Adam Malik Medan

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di Instalasi

Rawat Inap Terpadu (Rindu) A yaitu sebanyak 259 orang ( Data Rekam Medik RSUP

H Adam Malik Medan 2016 )

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian menurut Notoatmodjo (2005) adalah objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi. Adapun besar sampel dalam penelitian ini

dengan menggunakan rumus slovin dalam Notoatmodjo (2005) sebagai berikut:

n =

� 1+� (�2 )

(35)

Dimana:

N : besarnya populasi

n : besarnya sampel

d : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan 0,05

Dengan rumus tersebut dapat dihitung ukuransampel dari populasi 259

denganmengambil tingkat kepercayaan ( d ) = 0,05, sebagai berikut:

n

=

��2+ 1

= 259

(259) (0,052) + 1

= 157 orang

Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah :

1. Pasien yang sedang menjalani perawatan (Min = 2 hari )

2. Pasien dapat membaca dan menulis

3. Pasien dengan orientasi baik

4. Pasien Dewasa (>18 Tahun)

Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah :

1. Pasien infeksius

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara pengambilan

sampel dengan purposive samplingyaitupengambilan sampel berdasarkan ciri yang

telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Notoadmodjo, 2010). Teknik purposive 43

(36)

sampling ini merupakan jenis non-probability sampling, yaitu teknikpengambilan

sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010).

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Rawat Inap Terpadu (Rindu) A RSUP

H. Adam Malik Medan. Alasan peneliti memilih RSUP H. Adam Malik, Medan

sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit pendidikan sekaligus rumah

sakit yang terbesar di kota medan sehingga dapat mewakili sampel yang diinginkan

oleh peneliti. Penelitian dilakukan pada bulan September 2015 - Juni 2016.

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Pertimbangan etik dimulai dari proses administrasi penelitian yaitu setelah

mendapatkan persetujuan dari institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU), izin

etik dari Komisi Etik Fakultas Keperawatan dan RSUP H. Adam Malik Medan. Pada

penelitian ini mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesedian atau

ketidaksediaan untuk dijadikan responden penelitian. Masalah etika dalam penelitian

keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian mengingat

peneliti keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika

peneliti harus diperhatikan karena manusia memiliki hak asasi dalam penelitian

(Hidayat,2007). Penelitian ini dilakukan dengan menekankan masalah etika penelitian

yang meliputi:

4.4.1 Lembar persetujuan (Informed consent)

(37)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden

yang akan diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul

penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat

mengerti maksud dan tujuan penelitian.

4.4.2 Tanpa nama (anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang

diisi oleh responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu

4.4.3 Kerahasiaan (confidentally)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuisioner yang terdiri dari dua bagian berisi:

Kuesioner data demografi dan kuesioner kepuasan pasien dalam pelaksanaan HPK.

4.5.1 Kuesioner data demografi

Kuesioner tentang data demografi aspek data tentang responden

meliputi inisial, umur, jenis kelamin, pendidikan,pekerjaan dan suku.. Biodata

ini disii pada bagian yang telah disediakan pada lembar kuesioner.

4.5.2 Kuesioner kepuasan pasien dalam pelaksanaan HPK

Bagian kedua adalah kuesioner pasien dalam pelaksanaan HPK oleh

perawat yang terdiri dari 30 pernyataan yang dikembangkan dari standar hak

(38)

pasien dan keluarga yaitu HPK 1 tanggung jawab dalam proses hak pasien

dan keluarga pernyataan no 1-5, HPK 2 dukungan untuk berpartisipasi dalam

proses pelayanan pernyataan no 6- 10, HPK 3 Penjelasan tentang proses

menerima dan bertindak dalam pelayanan pernyataan no 11-15, HPK 4

identifikasi nilai dan kepercayaan pasien pernyataan no 16-20, HPK 5

penjelasan tentang hak dan tanggung jawab pasien pernyataan 21-25 dan

HPK 6 informed consent pernyataan no 25-30.

Kuesioner penelitian ini berpedoman pada skala likert, yaitu kepuasan

pasien dan dikategorikan : Sangat puas, Puas, Cukup puas, Tidak Puas

(Hidayat, 2007). Jika responden menjawab sangat puas maka diberi nilai 4,

responden menjawab puas diberi nilai 3, responden menjawab cukup puas

diberi nilai 2, dan terakhir responden menjawab tidak puas diberi nilai 1.Nilai

tertinggi yang dicapai 120 sedangkan nilai terendah adalah 30.

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

4.6.1 Validitas

Instrumen penelitian tentang kepuasan pasien dalam pelaksanaan HPK oleh

perawat dibuat oleh peneliti sehingga perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas

untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur

secara konsisten sasaran yang akan diukur.

Uji validitas pada penelitian ini adalah uji validitas isi yang dilakukan oleh

dosen yang berkompeten di Fakultas Keperawatan USU. Berdasarkan uji validitas

(39)

tersebut, pertanyaan dan pilihan jawaban dalam kuesioner disusun kembali dengan

bahasa yang lebih efektif dan dengan item-item pernyataan yang mengukur sasaran

yang ingin diukur sesuai dengan tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Hasil uji

validitas isi kuesioner kepuasan pasien dalam pelaksanaan HPK oleh perawat valid

dengan nilai Content Validity Indeks (CVI) adalah 1.

4.6.2 Reliabilitas

Kuesioner penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti.Oleh karena itu penting

untuk dilakukan uji reliabilitas.Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono,

2011). Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten

atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Uji

reliabilitas ini dilakukan kepada 30 orang responden di Rindu B Rumah Sakit Umum

Pusat H. Adam Malik Medan Pengolahan data yang dilakukan yaitu dengan

menggunakan uji cronbach alpha. Nilai reliabilitas untuk instrument kepuasan pasien

dalam pelaksanaan HPK oleh perawat adalah 0,907. Hal ini diterima untuk instrument

yang baru, sesuai referensi Arikunto (2006) yang menyatakan suatu instrument

dikatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya > 0,70.

(40)

4.7 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengisi kuesioner.

Pengumpulan data dimulai dengan cara mengajukan permohonan izin pelaksanaan

penelitian kepada Fakultas Keperawatan USU dan Komisi Etik Keperawatan

kemudian mengirim surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan USU ke RSUP

H. Adam Malik Medan. Setelah mendapat izin peneliti melaksanakan pengumpulan

data penelitian dengan cara mencari pasien yang sesuai dengan kriteria penelitian

yaitu sudah menjalani perawatan minimal 2 hari kemudian peneliti memperkenalkan

diri, menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian. Bila bersedia pasien diminta untuk

menandatangani informed consent (surat persetujuan). Penelitian ini dilaksanakan

sendiri oleh peneliti atau tanpa asisten, dimana peneliti mengambil data pada pagi,

siang dan sore hari.Pengumpulan data dilakukan selama satu bulan dan rata-rata

pengumpulan data perhari adalah 10 pasien.

Penelitian ini dilakukan di ruangan RA1, RA2, RA3 dan RA4. Peneliti mulai

mengumpulkan data dimulai dari ruangan RA2 namun apabila pada ruangan tersebut

sedang ada dokter/ perawat yang melakukan kunjungan, atau pasien sedang istirahat

maka peneliti pindah ke ruangan yang lain begitu juga untuk ruangan selanjutnya.

Pasien diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Jika pasien

kesulitan membaca atau menuliskan jawaban maka peneliti akan membantu

membacakan pertanyaan kuesioner dan menuliskan jawabannya. Setelah selesai maka

seluruh data yang diperoleh dikumpulkan untuk selanjutnya di analisis.

4.8 Analisa Data

(41)

Setelah semua data terkumpul maka akan dilakukan analisa data melalui

beberapa langkah berdasarkan Hidayat (2007) diantaranya: Pertama editing yaitu

upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

Langkah ini dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul. Kedua coding yaitu kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Hal ini sangat penting bila pengolahan

analisa data menggunakan komputer. Ketiga entry data yaitu kegiatan memasukkan

data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer dengan

menggunakan komputerisasi yaitu dengan melakukan entri dan analisa data statistik

deskriptif. Keempat melakukan teknik Analisa data yang digunakan untuk instrument

penelitian adalah analisis univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Umumnya analisis ini hanya menganalisis

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Hasil dari analisa data penelitian

yang dilakukan oleh peneliti disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

presentase (Arikunto, 2010).

(42)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kepuasan pasien

dalam pelaksanaan hak pasien dan keluarga oleh perawat di RSUP Haji Adam Malik

Medan. Penelitian dilakukan pada Maret- Juni 2016

5.1.Hasil Penelitian

5.1.1. Karakteristik Pasien

Karakteristik pasien dalam penelitian ini mencakup usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan dan suku. Hasil penelitian tentang karakteristik pasien menunjukkan bahwa

usia terbanyak (42,7%) berada pada rentang usia 41-60. Sebagian besar pasien

berjenis kelamin perempuan (56,7%) dengan tingkat pendidikan terakhir paling

banyak adalah SMA (43,3%). Status pekerjaan tidak berkerja (34,4%) dan sebagian

besar dari pasien bersuku batak (43,3%). Hasil karakteristik responden dapat dilihat

pada tabel 5.1

51

(43)

Tabel 5.1.1

Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi responden di Rindu

A RSUP H Adam Malik (n=157)

Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)

(44)

Buruh/Petani

5.1.2 Kepuasan pasien dalam pelaksanaan HPK oleh Perawat

Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan HPK yang dilakukan oleh perawat

diperoleh data bahwa pasien merasa puas (96,2%) . Hal ini dapat dilihat pada Tabel

5.1.2.

(45)

Tabel 5.1.2

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Kepuasan Pasien dalam Pelaksanaan Hak

Pasien dan Keluarga (HPK) oleh perawat di Rindu A RSUP H Adam Malik

Medan.

Kepuasan pasien dalam pelaksanaan HPK oleh

Perawat

Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

Puas 151 96,2

Cukup Puas 6 3,8

Total 157 100

Hasil penelitian yang didapat bahwa mayoritas pasien di Rindu A RSUP H Adam

Malik Medan merasa puas atas pelaksanaan HPK pada standar 1, 2, 3, 4 dan 5.

Sementara pada standar ke-6didapat hasil tertinggi atas pelaksanaan HPK yaitu 100

%.Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.1.3.

(46)

Tabel 5.1.3

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Kepuasan Pasien dalam Pelaksanaan Hak

Pasien dan Keluarga (HPK) oleh Perawat di Rindu A RSUP H Adam Malik

(47)

jawab pasien

6 Informed consent 0 0 157 100 0 0 0 0

5.2 Pembahasan

Kepuasan pasien dalam pelaksanaan Hak pasien dan keluarga ini diukur

dengan menggunakan kuesioner berisi 30 pertanyaan berdasarkan 6 standar HPK

(KARS, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa hampir

seluruh pasien merasa puas atas pelaksanaan HPK yang dilakukan perawat dengan

persentase sebanyak 96,2%. Hal ini dinilai baik, perlu dipertahankan dan bahkan

ditingkatkan untuk masa yang akan datang.Hasil penelitian ini sesuai dengan Ari

(2008) dalam penelitiannya mengenai kepuasan pasien di RSU Pandan Arang

Boyolali, yang menunjukkan bahwa mayoritas pasien (69,81%) merasa puas, sama

halnya dengan penelitian Lukman (2008) yang menyatakan kepuasan pasien di RSU.

Kayu Agung masih dalam rentang baik terhadap pelayanan yang diberikan oleh

perawat.

Pelayanan keperawatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

tingkat kepuasan pasien.Kepuasan yang dirasakanpasien merupakan suatu bentuk

evaluasi terhadap tindakan asuhan yang dilakukan oleh perawat.Tingkat kepuasan

pasien ditentukan oleh seberapa banyak pelayanan yang diberikan oleh pihak

kesehatan terutama perawat karena perawat memiliki peranan selama 24 jam penuh

(48)

dilingkungan pasien. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suryawati

(2006), yang menyebutkan bahwa kepuasan pasien dipengaruhi oleh perilaku,

tanggapan, dan perhatian perawat pada keluhan pasien.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pasien dalam pelaksanaan

HPK dengan persentase tertinggi (100%) yaitu pada standar ke-6 Informed

Consent.Informed consent adalah persetujuan atau izin oleh pasien atau keluarga yang

berhak kepada dokter untuk melakukan tindakan medis pada pasien, seperti

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lain-lain untuk menegakkan diagnosis, memberi

obat, melakukan suntikkan, menolong bersalin, melakukan pembiusan, melakukan

pembedahan, melakukan tindak-lanjut jika terjadi kesulitan, dan sebagainya

(Wibowo, 2009). Sebelum melakukan persetujuan, pasien harus diberikan penjelasan

tentang hal yang berhubungan dengan pelayanan yang telah direncanakan, terkait

dengan keputusan tersebut. Pasien dan keluarga dijelaskan tentang tes, prosedur/

tindakan, dan pengobatan yang memerlukan persetujuan dan memahami siapa yang

dapat memberikan persetujuan selain pasien (KARS, 2012)

Informed Consentmerupakan salah satu cara melibatkan pasien dalam

pengambilan keputusan tentang pelayanan yang akan diberikan. Pasien dan keluarga

menerima penjelasan yang memadai tentang penyakit, saran pengobatan dan para

pemberi pelayanan,sehingga dapat membuat keputusan tentang pelayanan (KARS,

2012).Pada The Patient Care Partnership, American Hospital Association (2003

(49)

dalam Potter & Perry, 2010) menyatakan bahwa pasien berhak mengambil keputusan

tentang pelayanannya setelah menerima informasi yang cukup.

Hasil penelitian pada standar kedua yaitu dukungan untuk berpartisipasi

dalam proses pelayanan menunjukkan hasil yang berbeda dengan persentase

kepuasan terendah 85,4% ini menunjukkan pelaksanaan HPK berjalan dengan baik

walaupun tidak mencapai angka 100%. Hal ini bisa dipengaruhi dari tingkat

pendidikan pasien yang memiliki proporsi terbanyak adalah SMA dengan persentase

43,3%. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi memudahkan seseorang untuk

mengolah informasi yang diterima menjadi suatu sikap tertentu, termasuk pula dalam

pemeliharaan kesehatannya (Notoatmodjo,2010)

Untuk berpartisipasi dalam pelayanan, pasien dan keluarga membutuhkan

informasi tentang pelayanan dan pengobatan seperti informasi tentang tersedianya

alternatif pelayanan dan pengobatan, informasi tentang kondisi dan diagnosis dan

bahkan menolak pengobatan (KARS,2012) Informasi tersebut harus akurat, lengkap,

sesuai dengan kebutuhan pasien dengan cara dan bahasa yang dapat

dimengerti.Informasi yang tepat dan jelas merupakan faktor yang dominan yang

menentukan seseorang itu puas atau tidak puas terhadap pelayanan (Muninjaya,

2004).

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik medan merupakan rumah

sakit pemerintah yang sudah melalui proses akreditasi KARS versi 2012. Dengan

(50)

sumber acuan akreditasi RS pelayanan yang berfokus pada pasien (Patient centered

care), dimana hak pasien dan keluarga termasuk salah satu dari tujuh standar. Inti

dari patient centered care adalah melibatkan pasien dan keluarga dalam pengambilan

keputusan medis setelah mendapatkan informasi (Cahyono, 2008).

American Academy of Pediatrics (AAP) dan American College of Emergency

Physicians (ACEP) mendukung melibatkan keluarga untuk (1) mempromosikan

martabat pasien, kenyamanan, dan otonomi, (2) mengakui pasien dan keluarga

sebagai pengambil keputusan dalam perawatan medis pasien, (3) mengakui

pengalaman pasien dan perspektif dengan budaya, (4) mengakui saling

ketergantungan antara anak dan orang tua, (5) menghadirkan anggota keluarga yang

disenangi pasien, (6) memberikan informasi kepada keluarga selama intervensi, (7)

mendorong kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, (8) mengakui

pentingnya rumah medis pasien, dan (9) mendorong kebijakan kelembagaan untuk

penerapan family centered care.

Kepuasan pasien dapat dilihat dari hak-hak yang dimiliki pasien

terpenuhi.Untuk meningkatkan hak pasien di rumah sakit, dimulai dengan mendidik

pasien dan tenaga kesehatan.Pasien diberitahu tentang hak nya dan bagaiamana harus

bersikap. Tenaga kesehatan dididik untuk mengerti dan menghormati kepercayaan

dan nilai nilai pasien dan memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan hormat

guna menjaga martabat pasien (KARS,2012). Pemenuhan hak-hak pasien yang sudah

dinyatakan baik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bahwa perawat

(51)

sudah memahami dan mengerti tentang pemenuhan hak-hak pasien, motivasi berkerja

yang cukup baik disertai dengan motivasi religious (Norjanah, 2006)

(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan pada penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa kepuasan pasien dalam pelaksanaan hak pasien dan keluarga

(HPK) oleh perawat di Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan berada dalam

kategori puas hal ini dikarenakan Rumah sakit sudah melalui proses akreditasi KARS

dan HPK merupakan bagian dari standar akreditasi rumah sakit.

Pelaksanaan HPK mengenai tanggung jawab dalam proses hak pasien dan

keluarga, penjelasan proses menerima dan bertindak dalam pelayanan, identifikasi

nilai dan kepercayaan pasien, penjelasan mengenai hak dan tanggung jawab pasien,

dan Informed consent telah dilaksanakan oleh perawat dengan baik dengan kategori

puas. Sedangkan mengenai dukungan untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan

perlu ditingkatkan karena beberapa pasien masih ada yang menyatakan cukup dalam

pelayanan yang diberikan dikarenakan tingkat pendidikan pasien yang

mempengaruhi pengetahuan dan informasi yang diterima.

61

(53)

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Kepuasan Pasien

dalam Pelaksanaan Hak pasien dan Keluarga (HPK) oleh Perawat di Rindu A RSUP

H. Adam Malik Medan, peneliti memberikan saran sebagai berikut :

6.2.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini memberikan informasi terhadap pendidikan keperawatan

bahwasannya dalam memberikan pelayanan keperawatan harus memenuhi ataupun

melebihi harapan pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan. Informasi yang

didapat menjadi masukan bagi perawat yang akan bekerja di rumah sakit sehingga

dapat memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu sehingga meningkatkan

kepuasan pasien dalam mutu pelayanan keperawatan.

6.2.2 Pelayanan Kesehatan

Rumah Sakit harus dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan dalam pelaksanaan hak pasien dan keluarga yang meliputi dukungan

untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan, penjelasan tentang hak dan tanggung

jawab pasien, serta pemberian informasi yang dibutuhkan dan mudah dimengerti.

6.2.3 Penelitian Selanjutnya

Desain deskriptif kuantitatif yang digunakan mempunyai kelemahan berupa

angket/ kuesioner pertanyaan, responden cenderung menjawab tidak jujur.Saran

untuk penelitian selanjutnya dengan deskriptif kualitatif dengan metode wawancara

sehingga hasilnya lebih akurat.

(54)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kepuasan

2.1.1 Definisi Kepuasan

Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau

hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.Jadi kepuasan atau

ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman

sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Apabila penampilan kurang

dari harapan, maka pelanggan tidak dipuaskan, namun apabila penampilan

sebanding dengan harapan, pelanggan puas, dan apabila penampilan melebihi

harapan pelanggan akan sangat puas atau senang (Kotler, 2007).

Oliver (2007) menyatakan bahwa kepuasan merupakan respon pelanggan

terhadap dipenuhinya kebutuhan dan harapannya.Tingkat kepuasan merupakan

fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila

kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai

harapan, maka pelanggan akan sangat puas, sedangkan bila kinerja melebihi

harapan pelanggan akan sangat puas. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh

pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari

berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif

terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.

6

(55)

Berdasarkan pada beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan kepuasan adalah perasaan seseorang terhadap hasil yang

diterima serta memenuhi harapan dan keinginannya.

2.1.2 Kepuasan Pasien

Sasaran utama dalam kegiatan pelayanan kesehatan adalah untuk kepuasan

pasien.Pasien sebagai konsumen jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit

memegang peranan penting dalam keberlangsungan dan pertumbuhan rumah

sakit.Pasien mempunyai kebutuhan yang diharapkan dapat diperoleh di rumah

sakit. Harapan dan kebutuhan yang terpenuhi akan menimbulkan kepuasan

pasien. Pohan (2007) menyebutkan bahwa kepuasan pasien adalah keluaran

(outcome) layanan kesehatan, dan merupakan salah satu tujuan dari peningkatan

mutu layanan kesehatan.Hal ini merupakan bentuk perasaan seseorang setelah

mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi

harapan (Gerson, 2004).

Kepuasan bisa dirasakan oleh pasien berkaitan dengan perbandingan antara

harapan dan kenyataannya, yaitu jika harapan atau kebutuhan sesuai dengan

layanan yang diberikan maka pasien akan puas. Jika layanan yang diberikan pada

pasien tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka pasien akan merasa tidak

puas. Kepuasan pasien merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki

oleh pasien dengan kenyataan yang diterima oleh pasien dengan kenyataan yang

diterima oleh pasien pada saat menerima pelayanan (Indarjati, 2001).

(56)

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Kepuasan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari pihak pemberi

pelayanaan saja, tetapi juga dipengaruhi faktor dari luar maupun dari dalam diri

pasien.Faktor dari dalam mencakup sumber daya, pendidikan, pengetahuan dan

sikap.Faktor dari luar mencakup budaya, social ekonomi, keluarga dan situasi

yang dihadapi (Gerson, 2004). Penilaian kualitas pelayanan dikaitkan dengan

kepuasan pasien dengan berfokus pada komponen mutu pelayanan kesehatan :

2.1.3.1 Sarana Fisik (Tangible)

Berupa bukti fisik yang dapat dilihat, yang meliputi gedung,

perlengkapan, seragam pegawai dan sarana komunikasi.

2.1.3.2 Kehandalan (Reability)

Berupa kemampuan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan

dengan cepat, akurat dan memuaskan

2.1.3.3 Ketanggapan (Responsiveness)

Berupa inisiatif para pegawai untuk membantu para pelanggan dengan

tanggap.Dalam memberikan pelayanan hendaknya tanggap terhadap

kebutuhan klien sehingga dapat membantu klien bahkan sebelum klien

menyadarinya atau memintanya.

2.1.3.4 Jaminan (Assurance)

Yaitu pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya

yang dipunyai para perawat.

(57)

2.1.3.5 Kepedulian (Emphaty)

Berupa kemudahan dalam membangun hubungan komunikasi yang

baik antara pegawai dengan klien, perhatian pribadi, dan dapat memahami

kebutuhan pelanggan.

Menurut Rangkuti (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

berhubungan dengan tingkah lakunya yaitu:

1. Faktor budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh paling banyak dalam menentukan

keinginan, perilaku dan kepuasan konsumen.Faktor budaya terdiri dari komponen

budaya, sub-budaya dan kelas sosial.Komponen budaya merupakan komponen

yang paling mendasar dalam memengaruhi keinginan atau kepuasan

konsumen.Komponen sub-budaya terdiri atas kebangsaan, agama, kelompok, ras,

dan wilayah geografis. Kelas sosial menunjukkan sebuah kelompok yang relatif

homogen mempunyai susunan hirarki dan anggota kelompoknya memiliki nilai,

minat, dan tingkah laku yang sama. Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh satu

faktor tetapi juga diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan dan

variabel lainnya.

2. Faktor sosial

Faktor sosial terdiri dari beberapa komponen, yaitu kelompok referensi,

keluarga, peran dan status.Kelompok referensi adalah semua kelompok yang

memengaruhi sikap atau perilaku seseorang, baik secara langsung (tatap muka)

maupun tidak langsung.Keluarga merupakan kelompok referensi utama yang

(58)

sangat berpengaruh pada daya beli. Peran dan status kedudukan seseorang akan

berpengaruh terhadap pemilihan produk. Orang yang terampil, kepribadian baik

dan mempunyai pengetahuan luas biasanya menjadi panutan dan mempunyai

pengaruh kuat.

3. Faktor pribadi

Seseorang memilih dan menerima pelayanan serta menanggapi pengalaman

sesuai dengan tahap-tahap kedewasaannya. Dalam faktor pribadi, terdapat

komponen usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi,

kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai. Setiap orang mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda.Pemilihan produk dipengaruhi oleh

komponen-komponen yang ada dalam tiap diri konsumen tersebut.

4. Faktor psikologi

Faktor psikologi terdiri dari komponen motivasi, persepsi, pengetahuan,

keyakinan dan pendirian. Kebutuhan yang meningkat akan menjadi motivasi

untuk bertindak dalam mencari kepuasan. Persepsi yang baik akan menimbulkan

minat dan memengaruhi pemilihan produk. Pembelajaran timbul dari pengalaman

dan menyebabkan proses perubahan tingkah laku seseorang.

Pendekatan dan perilaku petugas, perasaan klien terutama saat pertama kali

datang, mutu informasi yang diterima, hasil akhir pengobatan dan perawatan yang

diterima, prosedur perjanjian, dan waktu tunggu merupakan faktor yang juga

memengaruhi tingkat kepuasan pasien (Kotler, 2007).

(59)

2.1.4 Pengukuran Kepuasan Pasien

Hartono (2010) mengemukakan bahwa ada empat cara yang dapat

dilakukan rumah sakit untuk mengukur kepuasan pasien, yang pertama adalah

melihat indicator hasil pelayanan yaitu dengan menghitung Bed Occupancy Rate

(BOR), AVLOS (Average Length of Stay) dan Turn Over Interval (TOI). Ukuran

ini merupakan ukuran yang tidak langsung (indirect) dan sebenarnya tidak cukup.

Dalam situasi yang tidak ada pesaing, ukuran ini tidak mencerminkan keadaan

sesungguhnya, karena pasien tidak memiliki pilihan lain. Kedua yaitu

menampung keluhan dan saran, misalnya dengan menyediakan kotak saran,

pembagian formulir tanggapan/komentar, membentuk komite pengawas perawat.

Ketiga adalah menyelenggarakan panel pasien yaitu dengan cara membentuk

kelompok kecil pasien untuk membahas hal-hal yang sudah baik dan

kekurangan-kekurangan dari rumah sakit guna disampaikan kepada rumah sakit dan yang

Keempat yaitu menyelenggarakan survey kepuasan pasien. Cara ini merupakan

pelengkap bagi cara cara lain tersebut diatas. Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh

rumah sakit atau diborongkan kepada organisasi lain.

Kotler (2007), mengemukakan ada empat metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan yang pertama adalah sistem keluhan dan saran.Pelanggan diberi

kesempatan untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan terhadap

pelayanan yang diberikan. Kedua adalah Survei kepuasan pelanggan, dengan cara

pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan (directly reported

(60)

satisfaction), pertanyaan yang berkaitan dengan besarnya harapan pelanggan

terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan (dirrived

dissatisfaction) dan pelanggan diminta untuk menilai berbagai atribut dari

penawaran dan juga diminta untuk menilai kinerja perusahaan tersebut sesuai

atribut masing- masing. Ketiga yaitu Gost shopping (mystery shopping), yaitu

dengan cara perusahaan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai

pelanggan pada pesaing dan yang keempat adalah analisa kehilangan pelanggan

(lost costumer analysis) yaitu dengan cara perusahaan menghubungi pelanggan

yang berhenti membeli atau berganti pemasok untuk mempelajari penyebabnya.

2.1.5 Klasifikasi Penilaian Kepuasan Pasien

Klasifikasi kepuasan dipresentasikan ke dalam beberapa tingkatan level

yang mengambarkan perasaan pasien.Menurut Gerson (2000) terdapat 3 tingkatan

klasifikasi dalam penilaian kepuasan pasien yaitu sangat puas, puas, dan tidak

puas.

1. Sangat Puas

Penilaian sangat puas dikategorikan dalam persentase >80%.Gambaran

penilaian pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas tinggi dan dirasa sangat

sesuai dalam pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasien.

2. Puas

Penilaian puas dikategorikan dalam persentase >50% - <80% .Gambaran

penilaian pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas sedang dan dirasa hanya

sebagian sesuai dalam pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasien.

(61)

3. Tidak memuaskan

Penilaian puas dikategorikan dalam persentase <50%.Gambaran penilaian

pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas rendah dan dirasa tidak dapat

memenuhi kebutuhan atau keinginan pasien.

2.2Hak Pasien dan Keluarga

Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, nilai-nilai dan

kepercayaan masing-masing. Rumah sakit membangun kepercayaan dan komunikasi

terbuka dengan pasien untuk memahami dan melindungi nilai budaya, psikososial

serta nilai spiritual setiap pasien. Hasil pelayanan pasien akan bertambah baik bila

pasien dan keluarga yang tepat atau mereka yang berhak mengambil keputusan

diikutsertakan dalam keputusan pelayanan dan proses yang sesuai harapan budaya.

Untuk meningkatkan hak pasien di rumah sakit, harus dimulai dengan

mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak

tersebut. Pasien diberitahu hak mereka dan bagaimana harus bersikap. Staf dididik

untuk mengerti dan menghormati kepercayaan dan nilai-nilai pasien dan memberikan

pelayanan dengan penuh perhatian dan hormat guna menjaga martabat pasien

(KARS,2012)

Standar, maksud dan tujuan elemen penilaian

2.2.1. Standar HPK.1.

Rumah sakit bertanggung jawab untuk memberikan proses yang mendukung

hak pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan.

(62)

Maksud dan Tujuan HPK.1.

Pimpinan rumah sakit terutama bertanggung jawab bagaimana cara pemberian

pelayanan kepada pasien. Sebab itu pimpinan harus mengetahui dan mengerti hak

pasien dan keluarganya, serta tanggung jawab rumah sakit sesuai dengan

undang-undang dan peraturan yang berlaku.Kemudian pimpinan mengarahkan untuk

memastikan agar seluruh staf bertanggungjawab melindungi hak tersebut. Untuk

melindungi secara efektif dan mengedepankan hak pasien, pimpinan bekerja sama

dan berusaha memahami tanggungjawab mereka dalam hubungannya dengan

komunitas yang dilayani rumah sakit.

Rumah sakit menghormati hak pasien dan dalam beberapa situasi hak

istimewa keluarga pasien, untuk menentukan informasi apa saja yang

berhubungan dengan pelayananyang boleh disampaikan kepada keluarga atau

pihak lain, dalam situasi tertentu. Misalnya, pasien mungkin tidak mau

diagnosisnya diketahui keluarga.

Hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua kontak di rumah

sakit, stafnya, serta pasien dan keluarganya. Sebab itu kebijakan dan prosedur

ditetapkan dan dilaksanakan untuk menjamin bahwa semua staf mengetahui dan

memberi respon terhadap isu hak pasien dan keluarga, ketika mereka melayani

pasien. Rumah sakit menggunakan pola kerjasama dalam menyusun kebijakan

dan prosedur dan bila mungkin, mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam

proses.

(63)

Elemen penilaian HPK.1.

1. Para pemimpin rumah sakit bekerjasama untuk melindungi dan

mengedepankan hak pasien dan keluarga.

2. Para pemimpin rumah sakit memahami hak pasien dan keluarga sesuai dengan

undang-undang dan peraturan dan dalam hubungannya dengan komunitas yang

dilayaninya.

3. Rumah sakit menghormati hak pasien, dan dalam beberapa situasi hak dari

keluarganya, untuk mendapatkan hak istimewa dalam menentukan informasi

apasaja yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan

kepadakeluarga atau pihak lain, dalam situasi tertentu.

4. Staf memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak pasien dan

dapat menjelaskan tanggung jawab mereka dalam melindungi hak pasien.

5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan dan mendukung hak pasien dan

keluargadalam pelayanan rumah sakit.

Standar HPK.1.1

Pelayanan dilaksanakan dengan penuh perhatian dan menghormati nilai-nilai

pribadi dan kepercayaan pasien.

Standar HPK.1.1.1.

Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien

dan keluarganya untuk pelayanan rohaniwan atau sejenisnya berkenaan dengan

agama dan kepercayaan pasien.

(64)

Maksud HPK.I.1 dan HPK.1.1.1

Setiap pasien memiliki budaya dan kepercayaan masing-masing dan

membawanya kedalam proses pelayanan.Beberapa nilai dan kepercayaan yang

ada pada pasien sering bersumber dari budaya dan agama. Terdapat pula nilai dan

kepercayaan yang sumbernya dari pasien saja. Semua pasien didorong untuk

mengekspresikan kepercayaan mereka dengan tetap menghargai kepercayaan

pihak lain. Oleh karena itu keteguhan memegang nilai dan kepercayaan dapat

mempengaruhi bentuknya pola pelayanan dan cara pasien merespon. Sehingga

setiap praktisi pelayanan kesehatan harus berusaha memahami asuhan dan

pelayanan yang diberikan dalam konteks nilai-nilai dan kepercayaan

pasien.Apabila pasien atau keluarganya ingin bicara dengan seseorang berkenaan

dengan kebutuhan keagamaan dan rohaninya, rumah sakit memiliki prosedur

untuk melayani hal permintaan tersebut. Proses tersebut dapat dilaksanakan

melalui staf bidang kerohanian, dari sumber lokal atau sumber rujukan keluarga.

Proses merespon dapat lebih rumit, misalnya, rumah sakit atau negara tidak

mengakui sumber agama atau kepercayaan tertentu yang justru diminta.

Elemen Penilaian HPK.1.1

1. Terdapat proses untuk mengidentifikasi dan menghormati nilai-nilai dan

kepercayaan pasien dan bila mungkin, juga keluarganya

2. Staf mempraktekan proses tersebut dan memberikan pelayanan yang

menghormati nilai dan kepercayaan pasien.

(65)

Elemen Penilaian HPK 1.1.1

1. Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon permintaan yang bersifat rutin

atau kompleks yang berkenaan dengan agama atau dukungan spiritual.

2. Rumah sakit merespon permintaan untuk keperluan dukungan agama dan

spiritual pasien.

Standar HPK.1.2

Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien

Maksud HPK.1.2

Privasi pasien penting, khususnya pada waktu wawancara klinis, pemeriksaan,

prosedur / tindakan, pengobatan, dan transportasi.Pasien mungkin menghendaki

privasi dari staf lain, dari pasien yang lain, bahkan dari keluarganya.Mungkin

mereka juga tidak bersedia difoto, direkam atau berpartisipasi dalam wawancara

survei akreditasi. Meskipun ada beberapa cara pendekatan yang umum dalam

menyediakan privasi bagi semua pasien, setiap individu pasien dapat mempunyai

harapan privasi tambahan atau yang berbeda dan kebutuhan berkenaan dengan

situasi, harapan dan kebutuhan ini dapat berubah dari waktu ke waktu. Jadi, ketika

staf memberikan pelayanan kepada pasien, mereka perlu menanyakan kebutuhan

dan harapan pasien terhadap privasi dalam kaitan dengan asuhan atau

pelayanan.Komunikasi antara staf dan pasien membangun kepercayaan dan

komunikasi terbuka dan tidak perlu didokumentasi.

(66)

Elemen Penilaian HPK.1.2

1. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan

pengobatan.

2. Keinginan pasien untuk privasi dihormati pada setiap wawancara klinis,

pemeriksaan, prosedur/pengobatan dan transportasi

Standar HPK.1.3

Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari

pencurian atau kehilangan.

Maksud HPK.1.3

Rumah sakit mengkomunikasikan tanggung jawabnya, bila ada, terhadap

barang-barang milik pasien kepada pasien dan keluarganya. Ketika rumah sakit

mengambil tanggung jawab untuk beberapa atau semua barang milik pribadi

pasien yang dibawa ke rumah sakit, ada proses mencatat nilai barang tersebut dan

memastikan barang tersebut tidak akan hilang atau dicuri. Proses ini berlaku bagi

barang milik pasien emergensi, pasien bedah rawat sehari, pasien rawat inap dan

pasien yang tidak mampu mengamankan barang miliknya dan mereka yang tidak

mampu membuat keputusan mengenai barang pribadinya.

Elemen Penilaian HPK.1.3

1. Rumah sakit telah menentukan tingkat tanggung jawabnya terhadap milik

pasien

2. Pasien memperoleh informasi tentang tanggung jawab rumah sakit dalam

melindungi barang milik pribadi.

(67)

3. Barang milik pasien dilindungi apabila rumah sakit mengambil alih tanggung

jawab atau apabila pasien tidak dapat melaksanakan tanggung jawab.

Standar HPK.1.4

Pasien dilindungi dari kekerasan fisik

Maksud HPK.1.4

Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien dari kekerasan fisik yang

tiba-tiba oleh pengunjung, pasien lain dan staf rumah sakit. Tanggung jawab ini

terutama bagi bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang tidak mampu melindungi

dirinya atau memberi tanda minta bantuan.Rumah sakit berupaya mencegah

kekerasan yang bersifat tiba-tiba melalui prosedur investigasi pada setiap orang

yang tidak memiliki identifikasi, monitoring lokasi yang terpencil atau terisolasi

dari rumah sakit dan secara cepat bereaksi terhadap pasien yang berada dalam

bahaya kekerasan.

Elemen Penilaian HPK.1.4

1. Rumah sakit mempunyai proses untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik

2. Bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang kurangi / tidak mampu melindungi

dirinya sendiri menjadi perhatian dalam proses ini.

3. lndividu yang tidak memiliki identitas diperiksa

4. Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor

Standar HPK.1.5

Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko mendapatkan

perlindungan yang layak.

(68)

Maksud HPK.1.5

Rumah sakit mengidentifikasi kelompok pasien yang mudah diserang dan

yang berisiko dan menetapkan proses untuk melindungi hak dari kelompok pasien

tersebut. Kelompok pasien yang berisiko dan tanggung jawab rumah sakit dapat

dicantumkan dalam undang-undang atau peraturan. Staf rumah sakit memahami

tanggung jawabnya dalam proses ini. Sedikitnya anak-anak, pasien yang cacat,

manula dan populasi pasien yang lain juga berisiko dilindungi. Pasien koma dan

mereka dengan gangguan mental dan emosional, bila ada, juga termasuk

perlindungan tersebut.Selain dari soal terhadap kekerasan fisik, perlindungan

meluas juga untuk masalah keselamatan pasien, seperti perlindungan dari

penyiksaan, kelalaian asuhan, tidak dilaksanakannya pelayanan atau bantuan

dalam kejadian kebakaran.

Elemen Penilaian HPK.1.5

1. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko

2. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain di identifikasi

rumah sakit untuk dilindungi

3. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses perlindungan.

Standar HPK.1.6

lnformasi tentang pasien adalah rahasia

Maksud HPK.1.6

lnformasi medis dan kesehatan lainnya, bila didokumentasikan dan

dikumpulkan, menjadi penting untuk memahami pasien dan kebutuhannya serta

(69)

untuk memberikan asuhan dan pelayanan. lnformasi tersebut dapat dalam bentuk

tulisan di kertas atau elektronik atau kombinasi. Rumah sakit menghormati

informasi tersebut sebagai hal yang bersifat rahasia dan telah menetapkan

kebijakan dan prosedur untuk melindungi informasi tersebut dari kehilangan dan

penyalahgunaan.Kebijakan dan prosedur tercermin dalam pembukaan informasi

memenuhi undang-undang dan peraturan.lnformasi medis dan kesehatan lainnya,

bila didokumentasikan dan dikumpulkan, adalah penting untuk memahami pasien

dan kebutuhannya serta untuk memberikan asuhan dan pelayanan. lnformasi

tersebut dapat dalam bentuk tulisan di kertas atau rekaman elektronik atau

kombinasi. Rumah sakit menghormati informasi tersebut sebagai hal yang bersifat

rahasia dan telah menerapkan kebijakan dan prosedur untuk melindungi informasi

tersebut dari kehilangan dan penyalahgunaan.Kebijakan dan prosedur tercermin

dalam pelepasan informasi sebagaimana diatur dalam undang-undang dan

peraturan.Staf menghormati kerahasiaan pasien dengan tidak

memasang/memampang informasi rahasia pada pintu kamar pasien, di nurse

station dan tidak membicarakannya di tempat umum.Staf mengetahui

undang-undang dan peraturan tentang tata kelola kerahasiaan informasi dan

memberitahukan pasien tentang bagaimana rumah sakit menghormati kerahasiaan

informasi.Pasien juga diberitahu tentang kapan dan pada situasi bagaimana

informasi tersebut dapat dilepas dan bagaimana meminta izin untuk itu. Rumah

sakit mempunyai kebijakan tentang akses pasien terhadapinformasi kesehatannya

dan proses mendapatkan akses bila diizinkan Rumah sakit memiliki kebijakan

(70)

tentang akses pasien terhadap informasi kesehatannya dan proses mendapat akses

bila diizinkan.

Elemen Penilaian HPK.1.6

1. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan tentang pembukaan

dan kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam undang-undang dan peraturan

2. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak tercakup

dalam undang-undang dan peraturan.

3. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien.

2.2.2. Standar HPK.2

Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses

pelayanan.

Maksud HPK.2

Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan melalui pembuatan

keputusan tentang pelayanan, bertanya tentang pelayanan, dan bahkan menolak

prosedur diagnostik dan pengobatan. Rumah sakit mendukung dan meningkatkan

keterlibatan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan dengan

mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang

terkait.Kebijakan dan prosedur mengenai hak pasien untuk mencari second opinion /

pendapat kedua tanpa takut untuk berkompromi dalam hal pelayanan, baik di dalam

maupun dil luar rumah sakit. Semua staf dilatih untuk pelaksanaan kebijakan dan

prosedur dalam peran mereka mendukung hak pasien dan keluarganya untuk

berpartisipasi dalam proses pelayanan.

(71)

Elemen Penilaian HPK.2

1. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung dan mendorong

keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan

2. Kebijakan dan prosedur tentang hak pasien bertujuan untuk tidak menimbulkan

rasa takut untuk mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan mereka baik

didalam maupun diluar rumah sakit

3. Staf diberikan pelatihan dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur serta peran

mereka dalam mendukung partisipasi pasien dan keluarganya dalam proses asuhan.

Standar HPK.2.1

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa

yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu

tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan

tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat

berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya.

Maksud HPK.2.1.

Untuk partisipasi pasien dan keluarga, mereka membutuhkan informasi

dasar tentang kondisi medis yang ditemukan dalam asesmen, termasuk

diagnosis pasti bila diminta, dan usulan pelayanan dan pengobatan. Pasien dan

keluarganya memahami kapan mereka akan diberitahu informasi ini dan siapa

yang bertanggung jawab memberitahu mereka. Pasien dan keluarganya

memahami bentuk keputusan yang harus dibuat tentang pelayanannya dan

bagaimana berpartisipasi dalam membuat keputusan tersebut. Sebagai

(72)

tambahan, pasien dan keluarga perlu memahami proses di rumah sakit dalam

mendapatkan persetujuan dan pelayanan, tes, prosedur dan pengobatan yang

mana yang perlu diminta persetujuan. Meskipun ada beberapa pasien yang tidak

mau diberitahu tentang diagnosis pasti atau berpartsipasi dalam keputusan

tentang pelayanannya, mereka diberi kesempatan dan dapat memilih

berpartisipasi melalui keluarganya, teman atau wakil yang dapat mengambil

keputusan.

Elemen Penilaian HPK.2.1

1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan

dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bila perlu

2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan

dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannya

3. Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan diminta dan

proses bagaimana cara memberikannya

4. Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk berpartisipasi dalam

keputusan pelayanannya, bila mereka menghendakinya

Standar HPK.2.1.1

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang bagaimana

mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan, termasuk hasil

yang tidak diharapkan dan siapa yang akan memberitahukan.

(73)

Maksud HPK.2.1.1

Selama dalam proses pelayanan, pasien, bila perlu, keluarganya,

mempunyai hak untuk diberitahu mengenai hasil dari rencana pelayanan dan

pengobatan. Juga penting bahwa mereka diberitahu tentang kejadian tidak

diharapkan dari pelayanan dan pengobatan, seperti kejadian tidak terantisipasi

pada operasi atau obat yang diresepkan atau pengobatan lain. Harus jelas

kepada pasien bagaimana mereka akan diberitahu dan siapa yang akan

memberitahu tentang hasil yang diharapkan dan yang tidak diharapkan.

Elemen Penilaian HPK.2.1.1

1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka akan diberitahu dan

siapa yang akan memberitahu mereka tentang hasil dari pelayanan dan

pengobatan

2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka akan diberitahu dan

siapa yang akan memberitahu mereka tentang hasil yang tidak diantisipasi dari

pelayanan dan pengobatan

Standar HPK.2.2

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung

jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan

pengobatan.

Maksud HPK.2.2

Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat

memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan yang

(74)

direncanakan atau meneruskan pelayanan atau pengobatan setelah kegiatan

dimulai. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak

mereka untuk membuat keputusan, potensi hasil dari keputusan tersebut dan

tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut. Pasien dan

keluarganya diberitahu tentang alternatif pelayanan dan pengobatan

Elemen Penilaian HPK.2.2.

1. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak mereka

untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan

2. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang konsekuensi

dari keputusan mereka

3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tanggung

jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.

4. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tersedianya

alternatif pelayanan dan pengobatan.

Standar HPK.2.3

Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan

resusitasi atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar.

Maksud HPK.2.3

Keputusan menolak pelayanan resusitasi atau tidak melanjutkan atau

menolak pengobatan bantuan hidup dasar merupakan keputusan yang paling

sulit yang dihadapi pasien, keluarga, profesional pelayanan kesehatan dan

rumah sakit. Tidak ada satupun proses yang dapat mengantisipasi semua situasi

(75)

dimana keputusan perlu dibuat. Karena itu, penting bagi rumah sakit untuk

mengembangkan kerangka kerja untuk pembuatan keputusan yang sulit

tersebut. Kerangka kerja : - Membantu rumah sakit mengidentifikasi posisinya

pada masalah ini - Memastikan bahwa posisi rumah sakit memenuhi norma

agama dan budaya dan kepada syarat hukum dan peraturan, khususnya tentang

persyaratan hukum untuk resusitasi tidak konsisten dengan permintaan pasien -

Mencari jalan keluar apabila keputusan tersebut berubah sewaktu pelayanan

sedang berjalan. - Memandu profesional kesehatan melalui isu etika dan hukum

dalam melaksanakan permintaan pasien tersebut. Untuk memastikan bahwa

proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan keinginan pasien dilakukan

secara konsisten, rumah sakit mengembangkan kebijakan dan prosedur melalui

suatu proses yang melibatkan banyak profesional dan sudut pandang. Kebijakan

dan prosedur mengidentifikasi garis akuntabilitas dan tanggungjawab dan

bagaimana proses didokumentasikan dalam rekam medis pasien.

Elemen Penilaian HPK.2.3.

1. Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak pelayanan

resusitasi dan membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.

2. Posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya masyarakat,

persyaratan hukum dan peraturan.

Standar HPK.2.4

Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang sesuai manajemen

nyeri yang tepat.

(76)

Maksud HPK.2.4

Nyeri merupakan bagian yang umum dari pengalaman pasien, dan nyeri

yang tidak berkurang menimbulkan dampak yang tidak diharapkan kepada

pasien secara fisik maupun psikologis. Respon pasien terhadap nyeri seringkali

berada dalam konteks norma sosial dan tradisi keagamaan. Jadi, pasien

didorong dan didukung melaporkan rasa nyeri. Proses pelayanan rumah sakit

mengakui dan menggambarkan hak pasien dalam asesmen dan managemen

nyeri yang sesuai

Elemen Penilaian HPK.2.4.

1. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara asesmen

manajemen nyeri yang sesuai

2. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial pada hak

pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan dan pengelolaan nyeri

secara akurat.

Standar HPK.2.5.

Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pelayanan yang

menghargai dan penuh kasih sayang pada akhir kehidupannya.

Maksud HPK.2.5

Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang

unik untuk untuk pelayanan yang penuh hormat dan kasih-sayang.Perhatian

terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek

pelayanan pada tahap akhir kehidupan.Agar dapat terlaksana, semua staf harus

(77)

menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya.Kebutuhan ini

meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri

(lihat juga AP.1.7, dan PP. 6); respon terhadap aspek psikologis, sosial,

emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya serta keterlibatannya

dalam keputusan pelayanan.

Elemen Penilaian HPK.2.5.

1. Rumah sakit mengetahui bahwa pasien yang menghadapi kematian

mempunyai kebutuhan yang unik.

2. Staf rumah sakit menghargai hak pasien yang sedang menghadapai kematian,

memiliki kebutuhan yang unik dan dinyatakan dalam proses asuhan.

2.2.3. Standar HPK.3

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keuarganya mengenai

proses menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat

tentang pelayanan pasien dan hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.

Maksud HPK.3

Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan

mereka, dan keluhan tersebut ditelaah, bila mungkin, diselesaikan. Juga, keputusan

mengenai pelayanan kadang-kadang menimbulkan pertanyaan, konflik, atau dilema

lain bagi rumah sakit dan pasien, keluarga atau pembuat keputusan lainnya. Dilema

ini dapat timbul dari masalah akses, pengobatan atau pemulangan pasien.Dilema

tersebut sulit diselesaikan jika menyangkut, misalnya masalah penolakan pelayanan

resusitasi atau pengobatan bantuan hidup dasar.Rumah sakit telah menetapkan

Gambar

Tabel 5.1.1
Tabel 5.1.2
Tabel 5.1.3

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 201 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka Kepala Daerah perlu mengatur batas

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Makassar I Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan Kementerian Keuangan R.I

[r]

Bagian Perlengkapan Sekretariat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI Tahun Anggaran 2010 akan melaksanakan pelelangan umum ulang secara elektronik paket

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedia Jasa dari Panitia Pengadaan Langsung Jasa Konstruksi Nomor 05/PAN-PL/KONST-DIPA/2012 tanggal 30 Agustus 2012 untuk Pekerjaan

[r]

Butaksumur, Yogyakarta 55281,

kepala madrasah MTsN 1 Tulungagung, kepala madrasah menggerakkan kepada guru-guru untuk disiplin, memberikan contoh teladan pada bawahannya serta membimbing setiap aktivitas