• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SMESTER II SMA MUHAMMADIYAH 8 KISARAN T.P. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SMESTER II SMA MUHAMMADIYAH 8 KISARAN T.P. 2012/2013."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJAR SISWA PADA MATERI POKOKLISTRIK

DINAMIS KELAS XSEMESTER IISMA MUHAMMADIYAH 8 KISARANT.P 2012/2013

Oleh :

Irwansyah NIM 081244210016 Program StudiPendidikanFisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P 2012/2013”. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Jonny H.Panggabean,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibuDr. Sondang R. Manurung, M.pd, Bapak Purwanto, S.Si, M.pd dan Bapak Drs. Japiten Banjarnahor, M.pd sebagai penguji 1, 2, dan 3 yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Kepada ibuDra. Ratna Tanjung M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan, saran serta dukungan moril dimulai dari diterimanya penulis di Jurusan Fisika ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. Mohammad Thohir, S.Pd, sebagai Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 8 Kisaran yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpin dan bapak Muhammad Ridwan S.pd sebagai guru mata pelajaran fisika SMA Muhammadiyah 8 Kisaran yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

(5)

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada AdindaMuhafizah S.pd tersayang beserta keluarga yang selama ini senantiasa mendoakan, memotivasi, mendukung dan membantu penulis dari awal pembuatan proposal ini hingga penyelesaian skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan untuk sahabat-sahabatku: Dewi Pertiwi, Thiarma, Irwanto, Juniati Malau, Ratna, Taufik Suhada Rahman dan seluruh teman-teman Fisika Dik A 2008, serta teman-teman anggota UKMI Arrahman unimed yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini mampu bermanfaat dalam memperkaya khasana ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

Irwansyah

(6)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMISKELAS XSEMESTER II DI SMAMUHAMMADIYAH

8 KISARANT.P 2012/2013

IRWANSYAH (081244210016)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Adanya pengaruh model pembelajaran inquiry trainingterhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Muhammadiyah 8 Kisaran. 2). Bagaimanahasilbelajarfisikasiswadi kelaseksperimendenganmenggunakan model pembelajaraninquiry trainingpadamaterilistrikdinamis. 3). Bagaimanahasilbelajarsiswa di kelaskontroldenganmenggunakan model pembelajaranlangsungpadamaterilistrikdinamis. 3). Bagaimanaaktivitasbelajarsiswayang mengikuti model pembelajaraninquiry trainingpadamaterilistrikdinamiskelas X semester 2 SMA Muhammadiyah 8 Kisarantahunpembelajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimendengandesainpenelitiantwo grouppre-test post-test design.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas X SMA Muhammadiyah 8 Kisaran yang terdiri dari 6 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu Kelas X4 sebagai kelas eksperimendan kelas X6 sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelas terdiri dari 33 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 15 soal yang telah dinyatakan valid oleh tiga validator dan lembar aktivitas belajar siswa. Hipotesis yang digunakan adalah uji t satu pihak.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayathidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1.Kerangka Teoritis 8

2.1.1.Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pengertian Aktivitas Belajar 9

2.1.3. Pengertian Hasil Belajar 9

2.1.4. Model Pembelajaran Inquiry 10

2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training 12 2.1.6. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training16 2.1.7. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) 17 2.1.8. KelebihandanKelemahan Model pembelajaranLangsung 18

2.1.9. MetodePembelajaran 20

2.1.10. Materi Pelajaran 23

2.2. Kerangka Konseptual 42

2.3. Hipotesis Penelitian 43

BAB III. METODE PENELITIAN 44

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 44

3.2. Populasi dan Sampel 44

3.3. Variabel Penelitian 44

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 45

3.5. Prosedur Penelitian 45

3.6. Instrumen Penelitian 48

3.6.1. Tes hasil belajar 48

3.6.2. Validitas Tes 49

3.6.3. Observasi 49

(8)

3.7.1. Menentukan Mean danSimpangan Baku 51

3.7.2.UjiNormalitas 52

3.7.3. Uji Homogenitas 52

3.7.4. PengujianHipotesis 53

3.7.4.1. UjiKesamaan Rata-rata Postes(uji t satupihak) 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55

4.1. Pengolahan Dan Analisis Data 55

4.1.1. Deskripsi Data 55

4.1.2. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 56

4.1.3. Uji Normalitas data 56

4.1.4. Uji Homogenitas Data 56

4.1.5. Pengujian Hipotesis Penelitian 58

4.1.6. Observasi 59

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65

5.1. Kesimpulan 65

5.2. Saran-saran 66

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Table 2.1. Fase-fase model pembelajaran inquiry training 15 Tabel 2.2. Fase-fase model pembelajaran langsung 17

Tabel 2.3. Nilaihambatanjenisbeberapabahan 28

Tabel 3.1.Tabel desain penelitian 45

Tabel 3.2. Kisi-kisatesmateripokoklistrikdinamis 48 Tabel 3.3.Pedoman observasi aktivitas siswa 50

Tabel 3.4.Kategori penilaian 50

Tabel 3.5. Kriteriapenilaianhasilbelajar 51

Tabel 3.6. Kriteria peningkatan hasil belajar54

Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 55 Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 55 Tabel 4.3 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 56 Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 56 Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel 56

Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji t 59

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Arahaliranaruslistrikberlawanandenganarahaliranaruselektron 24 Gambar 2.2 Beda potensialantaratitik A dan B 25 Gambar 2.3 Hubunganantaraaruslistrikdanpotensiallistrik 25 Gambar 2.4Susunanseriduabuah resistor dansusunanpengganti

dariduabuah resistor 29

Gambar 2.5 Susunan parallel duabuah resistor dansusunanpengganti

dariduabuah resistor 31 Gambar 2.6 Rangkaiansederhanaduabuah resistor dansumbertegangan 33

Gambar 2.7Rangkaian bercabang 33

Gambar 2.8Rangkaianlistrikdengankuatarustetap 34 Gambar 2.9 Araharussearaharah loop, araharusberlawananarag loop,

danε2bertanda negative dan ε1bertandapositif 35

Gambar 2.10 Pengukurankuatarusdenganamperemeter 36 Gambar 2.11 Skemarangkaiansederhanadengansumberarus dc

danrangkaiansebenarnya 36

Gambar 2.12 Rangkaianmenggunakanamperemeter 37 Gambar 2.13 Pengukurantegangandengan voltmeter 37 Gambar 2.14 Muatanlistrikmengalirdaripotensialrendahkepotensialtinggi 38 Gambar 2.15 DayapadabateraiVadalahVI, dandayadisipasipada

resistor R adalahI2R 40

Gambar 3.1 Skema pelaksanaan Penelitian di lapangan 47

Gambar 4.1. Grafik Data Pretes Eksperimen 57

Gambar 4.2. Grafik Data Pretes Kontrol 57

Gambar 4.3. Grafik Data Postes Eksperimen 58

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 68

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa I 109

Lampiran3. Kisi-kisites 115

Lampiran 4. InstrumenPenelitian 124

Lampiran 5. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa 129 Lampiran 6. Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator 130 Lampiran 7. Tabulasi Hasil Pre-test Kelas Eksperimen 133 Lampiran 8. Tabulasi Hasil Pre-test Kelas Kontrol 135 Lampiran 9. Tabulasi Hasil Post-test Kelas Eksperimen 137 Lampiran 10. Tabulasi Hasil Post-test Kelas Kontrol 139 Lampiran 11. Data pretesdanposteskelaseksperimen 141 Lampiran 12. Data pretesdanposteskelas control 142 Lampiran 13.Perhitungan rata-rata ,variansdanstandardeviasi 143 Lampiran 14. Prosedur Perhitungan Uji Normalitaspretes 146 Lampiran 15. Prosedur Perhitungan Uji Normalitaspostes 148 Lampiran 16. Prosedur Perhitungan Uji Homogenitas 149

Lampiran 17Prosedur Pengujian Hipotesis 152

Lampiran 18. Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 154 Lampiran 19. Lembar Aktivitas Belajar Siswa 155 Lampiran 20.Tabulasi Distribusi Data Observasi Aktivitas Proses

Belajar Siswa 156

Lampiran 21. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 162

Lampiran 22. Angket Siswa 164

Lampiran 23. Angket Guru 166

Lampiran 24. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 168

Lampiran 25. Tabel Uji Homogenitas 169

Lampiran 26. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 170 Lampiran 27. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 172

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang sangat

penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses pembelajaran merupakan

proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa

pembelajaran tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa

interaksi edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan

untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran

dilakukan.

Masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas

diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak

dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk

memahami informasi yang diingatnya tersebut untuk menghubungkannya dengan

kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka

pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi (Sanjaya 2008).

Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta, fenomena

alam dan mekanisme yang terjadi di dalamnya. Lebih sederhananya dapat

dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang

dialami, apa yang dilakukan, kenapa hal itu terjadi, dan mengapa demikian.

Banyak peserta didik keliru dalam memahami ilmu fisika dimana peserta didik

sering beranggapan bahwa fisika hanya penuh dengan rumus-rumus, dalil-dalil

yang membuat pusing. Bahkan guru-guru yang bukan berlatar belakang fisika

juga sering menggambarkan fisika adalah pelajaran yang paling sulit dan

membosankan. Hadi Susanto, pakar ilmu fisika dari Universitas Semarang

(13)

2

“Fisika berhubungan dengan pengamatan, pemahaman, dan peramalan fenomena alam, termasuk sifat-sifat sistem buatan manusia. Dalam pengajaran fisika saat ini tampak sekali dilewatinya proses penemuan rumus. Buku pelajaran fisika saat ini tak ubahnya ringkasan pelajaran yang tak merinci sebuah proses. Padahal, proses ini nantinya yang seharusnya menjadi butir penting agar siswa nantinya memiliki mekanisme pemecahan masalah atau solusi yang cerdas dalam berbagai bidang kehidupan”.

(Kompas, 23 agustus 2006)

Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara

sistematis dan terus menerus terhadap suatu gejala alam sehingga menghasilkan

produk tertentu. Maka dari itu, sudah selayaknya pembelajaran fisika dikelas

diselenggarakan sesuai esensi sains itu sendiri, yaitu mampu mengembangkan

produk, proses, serta sikap siswa secara seimbang. Bukan hanya itu, pembelajaran

sains harusnya merupakan suatu proses aktif.

Fisika merupakan suatu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena

alam secara sistematis sehingga IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat

sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang alam sekitar. Departemen Pendidikan Nasional (2008)

menyatakan bahwa pebelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk

menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

Ternyata pembelajaran fisika di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran masih

banyak kekurangan. Pernyataan tersebut terbukti dari hasil studi pendahuluan di

SMA Muhammadiyah 8 Kisaran dengan instrumen angket dan wawancara dapat

diperoleh sejumlah data. Dari hasil angket yang disebarkan kepada 33 siswa kelas

(14)

3

8 orang mengatakan bahwa pelajaran fisika itu biasa saja. Sedangkan 6 orang

mengatakan fisika itu mudah dan menyenangkan. Alasan siswa mengatakan

bahwa fisika itu sulit dan kurang menarik karena menurut siswa fisika itu tidak

terlepas dari rumus-rumus yang harus dihafal. Hal tersebut berhubungan dengan

aktivitas pembelajaran yang sering dilakukan guru di kelas yaitu hanya membahas

soal-soal fisika.

Melalui instrumen angket , diketahui bahwa terdapat perbedaan individu

siswa dalam mengalami peristiwa belajar. Keadaan ini menuntut peserta didik

dipenuhi kebutuhan belajarnya sesuai karakteristik masing-masing. Sekitar 19

orang siswa menginginkan belajar dengan praktek dan demonstrasi, 3 orang

dengan mengerjakan soal-soal, dan 11 orang mengatakan bahwa belajar fisika itu

sambil bermain.

Dari hasil wawancara dengan salah satu guru fisika di SMA

Muhammadiyah 8 Kisaran mengatakan bahwa minat siswa belajar fisika kurang

akibatnya nilai ujian fisika tergolong rendah. Model pembelajaran yang diketahui

oleh guru tersebut sudah cukup bervariasi seperti, Problem Based Intruction,

Cooperative Learning, dan Contextual Teaching And Learning, namun model

pembelajaran tersebut jarang diterapkan dalam kelas dan metode yang lebih sering

dilakukan yaitu ceramah. Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah

tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 70. Namun kenyataannya nilai

rata-rata pelajaran fisika siswa masih rendah, yaitu rata-rata-rata-rata 60 pada Tahun

Pembelajaran 2010/2011 dan pada Tahun Pembelajaran 2011/2012 rata-rata 65.

Sehingga guru harus mengadakan ujian remedial untuk menaikkan nilai rata-rata

siswa agar dapat mencapai KKM.

(Irwansyah, studi pendahuluan 2012)

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas X 4 ini adalah dengan

menerapkan model pembelajaran inquiry training. Alasan ini didasarkan pada

latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu proses

(15)

4

tidak dioptimalkan. Akibatnya, pengetahuan yang terbentuk tidak bertahan lama

yang berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.

Dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training, semoga

permasalahan tersebut dapat teratasi. Hal ini didasarkan karena model

pembelajaran inquiry training ini diarahkan untuk mengajarkan siswa suatu

proses dalam rangka mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena khusus. Menurut

Joyce (2009), model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa

siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat

memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat.

Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan

mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan

pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.

Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan

pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta

memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi

intelektual yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas

pertanyaan mengapa sesuatu terjadi. Model pembelajaran inquiry training

dimulai dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa.

Siswa-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan

jawaban masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Guru dapat

menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai

dengan langkah-langkah model pembelajaran inquiry training.

Peneliti sebelumnya (Novita, 2011) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok

Usaha dan Energi Kelas VIII Semester I SMP Negeri 6 Medan T.P 2010/2011”,

diperoleh nilai rata-rata pretes 44,5 dan setelah diberi perlakuan yaitu Model

Pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai

rata-rata 71,3. Dari hasil penelitian tersebut terdapat peningkatan hasil belajar

dengan penerapan model pembelajaran inquiry training. Adapun kelemahan

dalam penelitian ini adalah waktu yang diberikan pada siswa untuk memecahkan

(16)

5

waktu untuk melakukan kegiatan berikutnya kurang maksimal. Maka untuk

mengatasi kendala tersebut pada penelitian ini diberitahukan terlebih dahulu

kepada siswa batas waktu untuk melakukan suatu kegiatan dan menginformasikan

kepada siswa langkah–langkah diskusi yang akan dikerjakan. Kemudian peneliti

juga terlebih dahulu memberikan cara pemecahan masalah.

(Novita, 2011)

Dari hasil penelitian Jeliana (2011) diperoleh nilai rata-rata pretes 25,7

setelah diberi perlakuan yaitu dengan model pembelajaran inquiry training maka

hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 72,3, dengan judul “Pengaruh

Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Pokok Gerak Lurus kelas X Semester I di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2011/2012” . Selain ada peningkatan ada kelemahan dalam penelitian ini adalah kurang mampu mengontrol kelas saat melaksanakan diskusi kelompok sehingga

kondisi kelas menjadi tidak kondusif. Peneliti juga mengalami kesulitan ketika

membimbing siswa untuk melakukan percobaan sendiri dan mencari fakta yang

relevan karena siswa kurang terbiasa melakukan percobaan secara mandiri.

Sehingga untuk mengatasi itu, dalam penelitian ini peneliti menambah

beberapa fasilitator untuk membantu siswa agar pembelajaran lebih terarah dan

efektif. Dengan adanya fasilitator yang mengecek dan mengarahkan siswa dalam

percobaan akan membuat siswa lebih percaya diri.

(Jeliana, 2011)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X

(17)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Dari hasil investigasi awal sesuai latar belakang di atas, masalah-masalah

yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Perbedaan individu siswa dalam mengalami peristiwa belajar.

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.

3. Minat belajar fisika siswa yang masih kurang.

4. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini dan

mengingat keterbatasan kemampuan, materi dan waktu yang tersedia, maka yang

menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yakni:

1. Menerapkan model pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen dan

model pembelajaran langsung di kelas kontrol.

2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah Listrik Dinamis.

3. Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif yang disertai

pengamatan aktivitas.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana hasil belajar fisika siswa di kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi listrik

dinamis kelas X semester 2 tahun pembelajaran 2012/2013?

2. Bagaimana hasil belajar fisika siswa di kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran langsung pada materi listrik dinamis

kelas X semester 2 tahun pembelajaran 2012/2013?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil

belajar siswa pada materi listrik dinamis kelas X semester 2 SMA

Muhammadiyah 8 Kisaran tahun pembelajaran 2012/2013?

4. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran

inquiry training pada materi listrik dinamis kelas X semester 2 SMA

(18)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa di kelas eksperimen yang

menerima perlakuan dengan model pembelajaran inquiry training pada

materi listrik dinamis kelas X semester 2 tahun pembelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa di kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran langsung pada materi listrik dinamis

kelas X semester 2 tahun pembelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap

hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis kelas X semester 2 SMA

Muhammadiyah 8 Kisaran tahun pembelajaran 2012/2013.

4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas X selama pelaksanaan

dengan model pembelajaran inquiry training pada materi listrik dinamis

kelas X semester 2 SMA Muhammadiyah 8 Kisaran tahun pembelajaran

2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai model

pembelajaran inquiry training untuk dapat diterapkan dimasa yang akan

datang.

2. Bagi kepala sekolah, sebagai sumbangan pemikiran di sekolah guna

kemajuan pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran fisika pada

khususnya.

3. Bagi guru, Sebagai bahan pertimbangan untuk mempertimbangkan

penggunaan model pembelajaran inquiry training dalam proses belajar

mengajar.

4. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan dan kerja sama

dengan teman yang lain.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh

beberapa kesimpulan antara lain :

1. Hasil belajar fisika siswa kelas X semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P

2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada

materi listrik dinamis adalah = 76,97 (diatas KKM yang telah ditetapkan sekolah).

2. Hasil belajar fisika siswa kelas X semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P

2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada materi

listrik dinamis adalah = 65,25 (masih di bawah KKM yang ditetapkan sekolah).

3. Terdapat perbedaan antara hasil belajar fisika siswa akibat pengaruh

menggunakan model pembelajaran inquiry training dengan hasil belajar fisika

siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada materi listrik

dinamis di kelas X SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P 2012/2013, dengan thitung

= 4,84 > ttabel = 1,67. Dengan persentase peningkatan hasil belajar mencapai

15,23%.

4. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran inquiry training

mengalami peningkatan, pada pertemuan I 15,76, pada pertemuan II 16,42 dan

pada pertemuan III 16,42, dengan rata-rata nilai aktivitas keseluruhan 77,92

(20)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai

beberapa saran :

1. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya membuat perencanaan yang lebih baik

pada pengorganisasian kelompok, sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok

cukup 2-3 orang saja, serta melakukan pembagian kelompok dengan kombinasi

kemampuan siswa yang bervariasi.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama

disarankan untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan mempersiapkan

permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa termotivasi

untuk menemukan jawaban dari permasalahan.

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih menguasai dalam mengelola

tahap-tahap / sintaks dari model pembelajaran inquiry training, karena sebagian

tahap dapat menyita waktu yang lebih banyak dari yang ditargetkan.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran inquiry training disarankan agar memilih kelas yang sudah

terbiasa dalam membentuk dan bekerja kelompok karena dalam pembelajaran

inquiry training ini dituntut keaktifan dan kerjasama siswa baik secara individu

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta

Astra, I. M, Hilman, S. (2006). FISIKA untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti

Djamarah dan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010),

Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi

Pendidikan FMIPA UNIMED, Medan, FMIPA UNIMED.

Gulo, W., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo

Hadi Susanto, Universitas Semarang, Kompas, 23 Agustus 2006. www.gurumuda.com. Di akses pada Januari 2013

Jeliana, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas X Semester 1 di SMA Negeri 1 Percut

Sei Tuan T.P 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Kanginan, M., (2006). Fisika Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga

Joyce,B., Weil,M., & Calhoun, E. (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Yogyakarta: Pustaka Belajar

M, Sardiman., (2008), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada

Mulyana,A., (2013), Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik, Model, dan Strategi

Pembelajaran: dapat diakses pada

http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html, diakses pada april 2013.

Novita, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 6

Medan T.P 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Sagala, S., (2005), Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W., (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana., 2005, Evaluasi Statistika. Bandung: Tarsito

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Usman, U., (2004), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dituliskan, tujuan dari proyek akhir ini adalah untuk merancang serta memperhitungkan proses produksi dalam perancangan dan

diangkat sebagai kepala sekolah adalah guru yang telah mempunyai sertifikasi. dan pengalaman kerja

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang

[r]

1 Menampilkan data secara detail dari baris data yang dipilih pada halaman lokasi atau hasil pencarian Halaman lokasi Pengguna meng-klik link ‘View’ Menampilkan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas bakteri indigenous, serta dominansi bakteri eksogenous terhadap komunitas bakteri indigenous yang terdapat di

[r]