• Tidak ada hasil yang ditemukan

Effectiveness of Instructional Video in the Dissemination of Agricultural Information (Field Experimental: Control of PBK Pest in Cacao Farming in Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Effectiveness of Instructional Video in the Dissemination of Agricultural Information (Field Experimental: Control of PBK Pest in Cacao Farming in Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah)"

Copied!
204
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

(Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah

Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai

Kabupaten Maluku Tengah)

MUHAMMAD NASIR BENUNUR

SEKOLAH PASCASARJAN A

I N STI TU T P ERTAN I AN BOGOR

(2)

DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

(Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah

Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai

Kabupaten Maluku Tengan)

Oleh

Muhammad Nasir Benunur

NRP. P.054034021

Tesis

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJAN A

I N SI TU T PERTAN I AN BOGOR

(3)

MUHAMMAD NASIR BENUNUR. Evektifitas Video Instruksional Dalam Diseminasi Informasi Pertanian (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama PBK pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah). Dibimbing oleh SUTISNA RIYANTO DAN GARDJITO.

Faktor geografis dan terbatasnya tenaga penyuluh, menyebabkan penyebaran informasi inovasi pertanian kepada petani terbatas dan tidak merata. Video Instruksional dengan bentuk yang ringkas dan praktis, apakah efektif digunakan sebaga i media penyebaran informasi pertanian. Penelitian ini untuk menjelaskan efek keragaan pesan pada video instruksional terhadap peningkatan pengetahuan, dan korelasinya dengan persepsi, karakteristik personal, dan perilaku komunikasi.. Penelitian inidilakukan pada tiga kelompok eksperimen yang diacak dari 60 petani kakao. Dua kelompok diberi perlakuan video instruksional dan demonstrasi cara sebagai pembanding, dan satu kelompok sebagai kontrol. Desainnya menggunakan Separate sample pretest-postes. Data dianalisis dengan prosedur analisis kovarians dan korelasi spearmean.

(4)

MUHAMMAD NASIR BENUNUR. Effectiveness of Instr uctional Video in the Dissemination of Agricultural Information (Field Experimental: Control of PBK Pest in Cacao Farming in Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah). Under the supervision of SUTISNA RIYANTO AND GARDJITO.

Factor of geography and limited agricultural communication channels made the dissemination of agricultural information limited and unequally distributed. The question is whether the brief and practical form of instructional video and its capability in exposing message could be used as an effective information channel. This research had the objective to clarify the performance effects of message of instructional video in increasing farmers’ knowledge and its correlation to perception indicator, personal characteristics, and communication behavior. The research was conducted on three experimental groups taken randomly from 60 cacao farmers. Two groups were treated with instructional video and demonstrative method, while the third group was treated as control. Separate pre-test and pos-test conducted on the samples was used as the design. ANCOVA and Spearman correlation method were used in analyzing the data. The results indicated that the message performance of the instructional video and demonstration method had the same effectiveness in influencing the increase in knowledge. The effect had the correlation to the perception about the instructional video, but had no correlation to the personal characteristics and communication behavior. Therefore, the effectiveness of the instructio n video in the dissemination of agricultural information was determined by the perception of the farmers, and it was effective for use by farmers with different personal characteristics and communication behavior.

(5)

dan hidayah-Nya, penulisan Tesis dengan judul “ Evektifitas Video Instruksional Dalam Diseminasi Informasi Pertanian (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama PBK pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah), dapat diselesaikan. Penulisan tesis ini merupakan rangkaian kegiatan kurikuler pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Dengan berakhirnya masa studi di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanaian Bogor, penulis haturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada : Bapak Ir. Sutisna Riyanto, MS dan Bapak Ir. Gardjito, M.Sc, atas segala arahan (bimbingan) mulai dari penulisan proposal sampai penulisan hasil penelitian ; Bapak Dr. Ir. Sumardjo, baik selaku penguji, maupun Ketua Program Studi Komunikasu Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, beserta seluruh staf Pengajar.

Kepada keluarga tercinta, penulis haturkan rasa terima kasih yang mendalam atas doa restu dan dukungan morilnya. Kepada Bapak Rektor Universitas Darussalam Ambon dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Darussalam, penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas bantuan dan dukungannya. Kepada Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Daerah Maluku Tengah dan Dinas Terkait, penulis haturkan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan. Khusus pada rekan-rekan Mahasiswa KMP – IPB angkatan 2003 dan 2004, penulis tak lupa haturkan terima kasih atas bantuan pemikirannya.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat.

(6)

Penulis dilahirkan di Passo (Ambon) pada tanggal 13 Agustus 1961 dari Ayah H. Benunur dan Ibu H. Boki Pulu. Penulis adalah putra pertama dari tujuh bersaudara.

Tahun 1981 penulis lulus dari SMA Muhammadiyah Ujung Pandang dan pada tahun 1984 masuk Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian, dan lulus pada tahun 1989. Tahun 1990 penulis pengabdi sebagai tenaga pengajar tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon hingga saat ini.

(7)

Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah) Nama : Muhammad Nasir Benunur

NRP : P. 054034021

Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Disetujui Komisi Pembimbing

Ir. Sutisna Riyanto, MS Ir. Gardjito, M.Sc Ketua Komisi Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Komunikasi Pembangunan Pertanian Dekan

Dan Pedesaan

(Dr. Ir. Sumardjo, MS) (Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS)

(8)

DAFTAR TABEL ………. DAFTAR GAMBAR ……… . DAFTAR LAMPIRAN………..

PENDAHULUAN ………. 1

Latar Belakang ……….. 1

Perumusan Masalah Penelitian ………. 4

Tujuan Penelitian ….………. 6

Kegunaan Penelitian ………. 6

TINJAUAN PUSTAKA ………... 7

Penyuluhan Pertanian dan Komunikasi Pembangunan………. …… 7

Kefektivan Komunikasi Instruksional ……….. 9

Pengertian Komunikasi Instruskional ………. 9

Video Instruksional : Pengertian dan Implikasi……….. 9

Format Pesan Video Instruskional ... 13

Media dan Pengaruhnya ... 15

Pengertian Karakteristik Personak, Perilaku Komunikasi, dan Persepsi... 16

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……….……….. 19

Kerangka Pemikiran…….……… . 19

Hipotesis ……… 20

MATERI DAN METODE PENELITIAN ……… 21

Materi Video Instruksional ………... 21

Materi Demonstrasi Cara ………. 21

Metode Penelitian ………. 22

Lokasi ……….………. . 22

Desain Penelitian ……….. 22

Subyek dan Prosedur Penelitian ………. 23

Pengumpulan Data ………. 24

Defenisi Operasional dan Pengukurannya ……….. 26

Validitas dan Reliabilitas ……… 27

Uji Coba dan Evaluasi Media ………. 28

(9)

Peningkatan Pengetahuan Petani ... 38

Hubungan Persepsi tentang Video Instruksional dengan Peningkatan Pengetahuan ... 41 Deskripsi Persepsi Video Instruksional ... 41

Kontribusi masing- masing Peubah Persepsi ... 43

(1) Kontribusi Daya Tarik Video Instruksional ... 44

(2) Kontribusi Pemahaman Video Instruksional ... 44

(3) Kontribusi Penerimaan Video Instruksional ... 45

(4) Kontribusi Keterlibatan Video Instruksional ... 45

Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Peningkatan Pengetahuan. ... 47 Deskripsi Karakteristik Personal ... 47

Hubungan Karakteristik Personal dengan Peningkatan Pengetahuan ... 48

Deskripsi Perilaku Komunikasi ... 49

Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Peningkatan Pengetahuan... 51

Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Persepsi Tentang Video Instruksional ... 53

Hubungan Karakteristik Personal dengan Persepsi tentang Video Instruksional... 53 Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Persepsi tentang Video Instruksional... 54 KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

Kesimpulan ... 58

Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA……… . 60

(10)

Halaman 1 Data dan Sumber Data Penelitian ... 25 2 Luas Wilayah, Deskripsi Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan

Penghasil Cacao Kabupaten Maluku Tengah ……….. 32 3 Luas Areal dan Produksi Tanaman Cacao dan Tanaman Perkebunan

Lainnya di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2004 ………... 33 4 Jumlah Petani, Penyuluh, dan Rasio per kecamatan ………... 35 5 Deskripsi Pengetahuan Awal Pengendalian Hama PBK ………. 36 6 Hasil Perhitungan Varians Pengetahuan Awal Antar Kelompok

Eksperimen ... ... ………... 38 7 Deskripsi Peningkatan Pengetahuan Petani ………... 38 8 Hasil Perhitungan Variasi Peningkatan Pengetahuan Antar Kelompok

Eksperimen dengan Kelompok kontrol ……….. 40 9 Deskripsi Persepsi tentang Video Instruksional ... 42 10 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Persepsi tentang Video

Instruksional dengan Peningkatan Pengetahuan ... 43 11 Deskripsi Karakteristik Personal ... 47 12 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Karakteristik Personal

dengan Peningkatan Pengetahuan ... 49 13 Deskripsi Perilaku Komunikasi ... 50 14 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Perilaku Komunikasi

dengan Peningkatan Pengetahuan ... 51 15 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Karakteristik Personal

(11)

DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

(Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah

Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai

Kabupaten Maluku Tengah)

MUHAMMAD NASIR BENUNUR

SEKOLAH PASCASARJAN A

I N STI TU T P ERTAN I AN BOGOR

(12)

DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

(Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah

Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai

Kabupaten Maluku Tengan)

Oleh

Muhammad Nasir Benunur

NRP. P.054034021

Tesis

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJAN A

I N SI TU T PERTAN I AN BOGOR

(13)

MUHAMMAD NASIR BENUNUR. Evektifitas Video Instruksional Dalam Diseminasi Informasi Pertanian (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama PBK pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah). Dibimbing oleh SUTISNA RIYANTO DAN GARDJITO.

Faktor geografis dan terbatasnya tenaga penyuluh, menyebabkan penyebaran informasi inovasi pertanian kepada petani terbatas dan tidak merata. Video Instruksional dengan bentuk yang ringkas dan praktis, apakah efektif digunakan sebaga i media penyebaran informasi pertanian. Penelitian ini untuk menjelaskan efek keragaan pesan pada video instruksional terhadap peningkatan pengetahuan, dan korelasinya dengan persepsi, karakteristik personal, dan perilaku komunikasi.. Penelitian inidilakukan pada tiga kelompok eksperimen yang diacak dari 60 petani kakao. Dua kelompok diberi perlakuan video instruksional dan demonstrasi cara sebagai pembanding, dan satu kelompok sebagai kontrol. Desainnya menggunakan Separate sample pretest-postes. Data dianalisis dengan prosedur analisis kovarians dan korelasi spearmean.

(14)

MUHAMMAD NASIR BENUNUR. Effectiveness of Instr uctional Video in the Dissemination of Agricultural Information (Field Experimental: Control of PBK Pest in Cacao Farming in Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah). Under the supervision of SUTISNA RIYANTO AND GARDJITO.

Factor of geography and limited agricultural communication channels made the dissemination of agricultural information limited and unequally distributed. The question is whether the brief and practical form of instructional video and its capability in exposing message could be used as an effective information channel. This research had the objective to clarify the performance effects of message of instructional video in increasing farmers’ knowledge and its correlation to perception indicator, personal characteristics, and communication behavior. The research was conducted on three experimental groups taken randomly from 60 cacao farmers. Two groups were treated with instructional video and demonstrative method, while the third group was treated as control. Separate pre-test and pos-test conducted on the samples was used as the design. ANCOVA and Spearman correlation method were used in analyzing the data. The results indicated that the message performance of the instructional video and demonstration method had the same effectiveness in influencing the increase in knowledge. The effect had the correlation to the perception about the instructional video, but had no correlation to the personal characteristics and communication behavior. Therefore, the effectiveness of the instructio n video in the dissemination of agricultural information was determined by the perception of the farmers, and it was effective for use by farmers with different personal characteristics and communication behavior.

(15)

dan hidayah-Nya, penulisan Tesis dengan judul “ Evektifitas Video Instruksional Dalam Diseminasi Informasi Pertanian (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama PBK pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah), dapat diselesaikan. Penulisan tesis ini merupakan rangkaian kegiatan kurikuler pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Dengan berakhirnya masa studi di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanaian Bogor, penulis haturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada : Bapak Ir. Sutisna Riyanto, MS dan Bapak Ir. Gardjito, M.Sc, atas segala arahan (bimbingan) mulai dari penulisan proposal sampai penulisan hasil penelitian ; Bapak Dr. Ir. Sumardjo, baik selaku penguji, maupun Ketua Program Studi Komunikasu Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, beserta seluruh staf Pengajar.

Kepada keluarga tercinta, penulis haturkan rasa terima kasih yang mendalam atas doa restu dan dukungan morilnya. Kepada Bapak Rektor Universitas Darussalam Ambon dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Darussalam, penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas bantuan dan dukungannya. Kepada Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Daerah Maluku Tengah dan Dinas Terkait, penulis haturkan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan. Khusus pada rekan-rekan Mahasiswa KMP – IPB angkatan 2003 dan 2004, penulis tak lupa haturkan terima kasih atas bantuan pemikirannya.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat.

(16)

Penulis dilahirkan di Passo (Ambon) pada tanggal 13 Agustus 1961 dari Ayah H. Benunur dan Ibu H. Boki Pulu. Penulis adalah putra pertama dari tujuh bersaudara.

Tahun 1981 penulis lulus dari SMA Muhammadiyah Ujung Pandang dan pada tahun 1984 masuk Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian, dan lulus pada tahun 1989. Tahun 1990 penulis pengabdi sebagai tenaga pengajar tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon hingga saat ini.

(17)

Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah) Nama : Muhammad Nasir Benunur

NRP : P. 054034021

Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Disetujui Komisi Pembimbing

Ir. Sutisna Riyanto, MS Ir. Gardjito, M.Sc Ketua Komisi Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Komunikasi Pembangunan Pertanian Dekan

Dan Pedesaan

(Dr. Ir. Sumardjo, MS) (Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS)

(18)

DAFTAR TABEL ………. DAFTAR GAMBAR ……… . DAFTAR LAMPIRAN………..

PENDAHULUAN ………. 1

Latar Belakang ……….. 1

Perumusan Masalah Penelitian ………. 4

Tujuan Penelitian ….………. 6

Kegunaan Penelitian ………. 6

TINJAUAN PUSTAKA ………... 7

Penyuluhan Pertanian dan Komunikasi Pembangunan………. …… 7

Kefektivan Komunikasi Instruksional ……….. 9

Pengertian Komunikasi Instruskional ………. 9

Video Instruksional : Pengertian dan Implikasi……….. 9

Format Pesan Video Instruskional ... 13

Media dan Pengaruhnya ... 15

Pengertian Karakteristik Personak, Perilaku Komunikasi, dan Persepsi... 16

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……….……….. 19

Kerangka Pemikiran…….……… . 19

Hipotesis ……… 20

MATERI DAN METODE PENELITIAN ……… 21

Materi Video Instruksional ………... 21

Materi Demonstrasi Cara ………. 21

Metode Penelitian ………. 22

Lokasi ……….………. . 22

Desain Penelitian ……….. 22

Subyek dan Prosedur Penelitian ………. 23

Pengumpulan Data ………. 24

Defenisi Operasional dan Pengukurannya ……….. 26

Validitas dan Reliabilitas ……… 27

Uji Coba dan Evaluasi Media ………. 28

(19)

Peningkatan Pengetahuan Petani ... 38

Hubungan Persepsi tentang Video Instruksional dengan Peningkatan Pengetahuan ... 41 Deskripsi Persepsi Video Instruksional ... 41

Kontribusi masing- masing Peubah Persepsi ... 43

(1) Kontribusi Daya Tarik Video Instruksional ... 44

(2) Kontribusi Pemahaman Video Instruksional ... 44

(3) Kontribusi Penerimaan Video Instruksional ... 45

(4) Kontribusi Keterlibatan Video Instruksional ... 45

Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Peningkatan Pengetahuan. ... 47 Deskripsi Karakteristik Personal ... 47

Hubungan Karakteristik Personal dengan Peningkatan Pengetahuan ... 48

Deskripsi Perilaku Komunikasi ... 49

Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Peningkatan Pengetahuan... 51

Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Persepsi Tentang Video Instruksional ... 53

Hubungan Karakteristik Personal dengan Persepsi tentang Video Instruksional... 53 Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Persepsi tentang Video Instruksional... 54 KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

Kesimpulan ... 58

Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA……… . 60

(20)

Halaman 1 Data dan Sumber Data Penelitian ... 25 2 Luas Wilayah, Deskripsi Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan

Penghasil Cacao Kabupaten Maluku Tengah ……….. 32 3 Luas Areal dan Produksi Tanaman Cacao dan Tanaman Perkebunan

Lainnya di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2004 ………... 33 4 Jumlah Petani, Penyuluh, dan Rasio per kecamatan ………... 35 5 Deskripsi Pengetahuan Awal Pengendalian Hama PBK ………. 36 6 Hasil Perhitungan Varians Pengetahuan Awal Antar Kelompok

Eksperimen ... ... ………... 38 7 Deskripsi Peningkatan Pengetahuan Petani ………... 38 8 Hasil Perhitungan Variasi Peningkatan Pengetahuan Antar Kelompok

Eksperimen dengan Kelompok kontrol ……….. 40 9 Deskripsi Persepsi tentang Video Instruksional ... 42 10 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Persepsi tentang Video

Instruksional dengan Peningkatan Pengetahuan ... 43 11 Deskripsi Karakteristik Personal ... 47 12 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Karakteristik Personal

dengan Peningkatan Pengetahuan ... 49 13 Deskripsi Perilaku Komunikasi ... 50 14 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Perilaku Komunikasi

dengan Peningkatan Pengetahuan ... 51 15 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Karakteristik Personal

(21)

Halaman

1 Kerangka Berpikir ... ……….. 19

2 Tahapan Penelitian ……….. 24

3 Grafik Perkembangan Cacao ………... 34

4 Grafik Sebaran Skor Pengetahuan Awal ... 37

5 Grafik Sebaran Skor Peningkatan Pengetahuan ... 39

6 Grafik Sebaran Persepsi tentang Video Instruksional ... 43

(22)

Halaman

1 Peta Lokasi Penelitian ………. 64 2 Naskah video...………... 65 3 Naskah Demonstrasi Cara ... 69 4 Data Skor Pengetahuan Awal dan Akhir Kelompok Eksperimen video

Instruksional dan Demonstrasi Cara dan Kelompok Kontrolnya... 71 5 Data Persepsi Kelompok Eksperimen Video Instruksional dan

Demonstrasi cara ... 72 6 Data Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi Kelompok

Eksperimen Video Instruksional ... 73 7 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Persepsi tentang Video

Instruksional dengan Peningkatan Pengetahuan ... 74 8 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Karateristik Personal dengan

Peningkatan Pengetahuan ... 75 9 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Perilaku Komunikasi dengan

Peningkatan Pengetahuan ... 76 10 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Karakteristik Personal dengan

Persepsi tentang Video Instruksional... 77 11 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Perilaku Komunikasi dengan

(23)

Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di berbagai daerah, termasuk Maluku, tidak saja mempunyai andil yang cukup penting dalam sektor pertanian, tetapi telah pula menimbulkan gerakan massal dalam memperkenalkan dan menerapkan berbagai inovasi baru untuk setiap program pembangunan pertanian. Tugas ini jelas bukanlah tugas yang ringan, karena gerakan massal yang melibatkan masyarakat tani di pedesaan dengan berbagai karakteristik dan latar belakang sosial-ekonomi dan budaya, dihadapkan pada hambatan yang cukup banyak dan rumit. Keadaan ini merupakan tantangan yang semakin kompleks, dan menuntut peranan yang semakin besar dari tiap unsur yang bergerak dalam bidang penyuluhan pertanian.

Penyuluh lapangan menjadi menonjol dalam proses penyebaran informasi pertanian saat ini, tidak saja karena mereka merupakan saluran utama dalam menyebarkan informasi pertanian di kalangan petani, tetapi juga kedudukan dan peranannya dalam mengaplikasikan teknologi kepada para petani. Kebutuhan akan penyuluh lapangan tersebut bukan kebutuhan sesaat, tetapi kontinyu sepanjang proses pengembangan usaha pertanian masih berlangsung.

(24)

Pengaruh ini cukup memberikan dampak kepada para petani di kedua wilayah pesisir tersebut dan para petani di pulau-pulau kecil lainnya. Dampak yang paling dirasakan adalah penerimaan informasi- informasi pertanian masih sangat terbatas. Keterbatasan tersebut merupakan akumulasi dari kondisi geografis dan demografis, serta ketersediaan jumlah penyuluh, frekwensi kegiatannya di lapangan, dan jangkauan penyuluh di lapangan. Hal ini tentunya berpengaruh pada pemerataan pengetahuan petani, terutama teknologi baru yang hanya di ketahui oleh sebagian petani.

Maluku Tengah merupakan salah satu daerah yang cukup potensial dalam mengembangkan komoditi pertanian dala m arti luas. Salah satu komoditas andalannya adalah kakao. Luas areal perkebunan kakao yang ada saat ini adalah 4.423 ha (BPS Maluku Tengah, 2002). Berdasarkan luasan tersebut, produksinya kian waktu semakin menurun. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah akibat dari serangan hama PBK (penggerek buah kakao). Depparaba (2002), memperkirakan luas areal tanaman kakao di Maluku yang terserang hama PBK adalah 70 persen atau ± 2.653,8 ha. Mengingat Maluku Tengah merupakan salah satu daerah pengembangan kakao, maka diindikasikan daerah penyebarannya termasuk daerah ini.

Pengendalian hama PBK tersebut telah dilakukan oleh petani sesuai pengetahuan yang mereka miliki, namun belum menunjukkan hasil sesuai yang diharapkan. Salah satu cara yang telah diterapkan di Sulawesi Tenggara adalah penggunaan pupuk “X” yang merupakan produk baru dalam mengendalikan hama PBK. Penggunaan produk tersebut, ternyata cukup efektif dalam mengatasi permasalahan hama PBK.

(25)

Permasalahannya, bila inovasi tersebut disebarkan kepada para petani di Maluku Tengah, akan dihadapkan pada keterbatasan saluran-saluran komunikasi, dan kondisi geografis. Untuk itu diperlukan pendekatan komunikasi yang efektif untuk memperkenalkan inovasi tersebut kepada para petani.

Suatu ide baru ketika diperkenalkan kepada para petani, pendekatan komunikasi yang efektif adalah menggunakan media massa. Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat atau perhatian. Paket-paket informasi praktis yang siap pakai seperti video instruksional, merupakan saluran informasi yang sangat membantu menyebarkan informasi teknologi pertanian. Bentuknya yang ringkas dan kemampuannya untuk mendedah (“expose”) secara berulang- ulang, antara lain merupakan keunggulan media ini, sehingga para petani dapat menyimpannya untuk kemudian menonton kembali sewaktu-waktu bila perlukan. Kehadiran media video seperti itu dapat menggantikan sementara fungsi penyuluh lapangan. Sesuai yang dikemukakan oleh Roger (1995), suatu inovasi akan menimbulkan ketidakpastian dalam derajat tertentu yang dapat dikurangi dengan adanya informasi, dan penggunaan saluran mass media lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang inovasi.

Kebiasaan petani menerima informasi dari para penyuluh pertanian, telah membuktikan bahwa, dengan metode demonstratif telah memberikan kontribusi yang positif terhadap tingkat pengetahuan petani. Walaupun hanya terbatas pada petani di wilayah-wilayah percontohan.

Penyajian informasi tentang pengendalian hama PBK dengan pupuk “X” tersebut, akan menimbulkan reaksi yang beragam. Keragaman reaksi tersebut, dapat disebabkan oleh : kebiasaannya menerima informasi, efek keterdedahan terhadap sumber-sumber informasi dari media informasi maupun interpersonal, dan karakteristik personal. Agar media video instruksional dapat menggantikan fungsi sementara penyuluh pertanian, dengan kerakteristik dan keunggulannya, desain pesannya disesuaikan dengan kebiasaan petani menerima informasi.

(26)

berbagai ragam acara, serta penjualan CD lagu dan film dengan harga yang relatif murah telah pula memberikan dampak terhadap keterdedahan masyarakat. Kehadiran sarana informasi dan hiburan, dan penyajian beragam acara oleh stasiun-stasiun televisi swasta khususnya selama dua puluh empat (24) jam, dan tersedianya film dan lagu yang dikemas dalam cd (video), diperkiranakan dapat memberikan efek terhadap perilaku komunikasi masyarakat (petani), yang berkaitan dengan penelitian ini.

Terkait dengan kondisi para petani di Kecamatan Amahai, ketersediaan media informasi dan hiburan, kebiasaan petani menerima informasi, keterbatasan tenaga penyuluh dan jangkauan penyuluh merupakan alasan utama, mengapa penelitian ini menggunakan media video instruksional. Agar dapat diketahui keefektivan media video instruksional dalam diseminasi (penyebaran) informasi pertanian, penelitian ini juga menggunakan media atau metode penyuluhan yang lazim digunakan selama ini, yaitu demonstrasi cara sebagai pembanding.

Uraian di atas mengungkapkan keterkaitan penting antara penggunaan media video instruksional dalam penyebaran informasi pengendalian hama penggerek buah kakao (PBK) kepada petani kakao di Kecamatan Amahai Maluku Tengah. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah penggunaan media video instruksional dapat mentransfer informasi secara efektif kepada petani ? Suatu penelitian yang menguji efektivitas penggunaan media ini diharapkan dapat mengungkapkan jawaban pertanyaan tersebut.

Perumusan Masalah Penelitian

Hambatan komunikasi, sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diupayakan dengan memperkecil kesenjangan informasi antara komunikator (penyuluh) dengan komunikan (petani), antara lain dengan menyebarkan informasi yang dikemas khusus, batas penerimaan informasi oleh petani.

(27)

dan close up, digunakan untuk memudahkan petani menerima informasi secara lebih efektif. Perpaduan gambar, suara, dan teks pada video instruksional, dimaksudkan untuk menambah daya tarik, memberikan pemahaman yang lebih komprehens if, dan meningkatkan partisipasi petani dalam kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian.

Permasalahannya, apakah desain materi video instruksional tersebut efektif digunakan sebagai media penyebaran informasi pertanian ?, dan apakah para petani akan memperlihatkan efek peningkatan pengetahuan yang sama apabila mereka menonton secara mandiri dalam kondisi sehari-hari ?. Perbedaan kondisi petani dengan kondisi eksperimen sangat mungkin memunculkan efek yang berbeda dalam penerimaan informasi dari media video instruksional. Kebiasaan petani menerima informasi dengan cara yang berbeda dengan cara video instruksional menyajikan informasi, akan menimbulkan tanggapan yang beragam.

Keragaman tersebut dapat ditimbulkan oleh tingkat variasi pandangan atau interpretasi (persepsi) petani tentang video instruksional, dan variasi faktor-faktor personal seperti karakteristik personal dan perilaku komunikasi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bermaksud menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah penyajian materi pesan (informasi) melalui video instruksional mampu menimbulkan efek pada peningkatan pengetahuan petani ?

2. Apakah penyajian materi pesan (informasi) melalui video instruksional sama efektifnya dengan demonstrasi cara oleh penyuluh pertanian ?

3. Apakah faktor- faktor personal : persepsi tentang video instruksional, karakteristik personal, dan perilaku komunikasi, menentukan peningkatan pengetahuan petani ?

(28)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menjelaskan keefektivan video instruksional dalam penyebaran informasi pertanian. Secara lebih terinci, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji keefektivan penerimaan pesan melalui video instruksional terhadap peningkatan pengetahuan petani ;

2. Mengetahui hubungan persepsi tentang video instruksional dengan peningkatan pengetahuan petani ;

3. Mengetahui hubungan karakteristik personal dan perilaku komunikasi personal dengan peningkatan pengetahuan petani ; dan

4. Mengetahui hubungan karakteristik personal dan perilaku komunikasi, dengan persepsi tentang video instruksional.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mencoba keberhasilan potensi video instruksional sebagai media penyuluhan pertanian yang dapat menggantikan penyuluh beserta lembaga pelayanan yang berhubungan dengan aspek pemanfaatannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menimbulkan kegunaan sebagai berikut :

1. Masukan bagi perencana dan praktisi penyuluhan dalam menggabungkan metode dan teknik penyuluhan yang efektif, serta memproduksi bahan informasi bagi penyuluhan pertanian ;

2. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi, dalam rangka membantu penyuluh dan lembaga pelayanan (instansi terkait) menyebarkan informasi kepada petani.

(29)

TINJAUAN PUSTAKA

Penyuluhan Pertanian dan Komunikasi Pembangunan

Penyuluhan pertanian adalah sistim pendidikan informal, dimana petani dan keluarganya sebagai peserta didik, dan penyuluh sebagai guru dan rekan untuk mengahantarkan petani dalam mencapai tingkatan pengetahuan tertentu, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku. van den Ban dan Howkins (2003) menyarankan bahwa untuk merubah perilaku petani dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satu diantaranya, mempengaruhi pengetahuan dan sikap petani secara terbuka.

Uraian singkat ini, menunjukkan bahwa tingkat partisipasi petani dalam pembangunan harus didahului oleh suatu proses belajar untuk memperoleh dan memahami informasi, kemudian memprosesnya menjadi pengetahuan tentang adanya kesempatan-kesempatan bagi dirinya, melatih dirinya agar mampu berbuat, dan termotivasi, agar mau benar-benar bertindak.

Pentingnya komunikasi dalam penyuluhan pertanian, dimaksudkan untuk membantu, menganalisis, menentukan pilihan, menginformasikan, dan memantau pihak-pihak yang terkait dengan penyuluhan. Untuk itu para penyuluh dapat dan harus menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif untuk menerapkan pengetahuan tersebut. Hal ini sesuai yang dikemukakan Roger (1995) bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana partisipan membangun dan berbagi informasi satu sama lain dalam usaha mencapai pengertian timbal balik.

(30)

Pendapat tersebut di atas menggambarkan bahwa komunikasi merupakan faktor penting dalam menggerakkan pembangunan pertanian. Menurut Roger (1976) komunikasi pembangunan saat ini yang melibatkan pengerahan massa, seperti penyuluhan pertanian dapat menyebabkan kesenjangan sosial-ekonomi di antara petani, untuk itu diperlukan metode komunikasi yang efektif. Dicontohkan pada kasus media massa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengerahan massa, bila memperhatikan : (a) kebutuhan khalayak, (b) strategi perencanaan komunikasi yang tepat, (c) pesan-pesan disesuaikan dengan kondisi sosial-ekonomi khalayak, (d) sistem penyebaran informasi hendaknya dalam suatu jaringan informasi, (e) interelasi unsur-unsur komunikasi, dan (f) ada umpan balik. Hal ini dimungkinkan karena, pengenalan terhadap khalayak dalam kegiatan komunikasi massa merupakan hal yang mutlak perlu dilakukan apabila kita menghendaki keefektivan komunikasi

Dijelaskan oleh Slamet (2003) bahwa di era informasi ini, dengan terjadinya perubahan-perubahan di lingkungan pertanian dan pranata sosial masyarakat, maka pelaksanaan penyuluhan pertanian sudah saatnya ditata dalam suatu paradigma baru penyuluhan pertanian, sehingga dalam melaksanakan profesinya sebagai petani, memerlukan informasi- informasi baru tentang segala hal yang berkaitan dengan usahataninya Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh James Deane (2004) bahwa strategi pembangunan yang menggunakan pendekatan komunikasi yang tepat, dapat mengubah sikap khalayak (masyarakat) dan menambah pengetahuan dan ketrampilan baru.

Pendekatan teknik komunikasi melalui media, berguna untuk perubahan pengalaman dan bahkan untuk menuntunnya berubah. van den Ban dan Howkins (2003) mengemukakan, sebelum diputuskan penggunaan media masa (televisi dan video misalnya) dalam penyuluhan pertanian perlu diamati pengaruhnya.

(31)

Keefektivan Komunikasi Instruksional

Pengertian Komunikasi Instruksional

Komunikasi instruksional merupakan kegiatan komunikasi dengan sasaran kelompok yang berisi pengajaran tentang sesuatu pengetahuan atau ketrampilan tertentu. Tujuannya adalah tercapainya perubahan perilaku pada sasaran didik, mencakup dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik (Syam dan Sugiana, 2001). Oleh karena itu, komunikasi instruksional sering disebut komunikasi pendidikan atau pengajaran.

Metode pengajaran disesuaikan dengan peserta didik (khalayak). Pada pendidikan formal, metode yang seringkali digunakan adalah metode interpersonal, dengan tambahan alat peraga. Akhir-akhir ini, dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, pada beberapa lembaga pendidikan, telah digunakan media- media instruksional, seperti multi media, dan lain- lain.

Selain itu metode pengajaran pada pendidikan informal seperti penyuluhan pertanian, pendekatan interpersonal merupakan komunikasi instruksional yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani. Hal ini merupakan gambaran bahwa, penyuluh dan metode pengajaran merupakan unsur penting dalam berkomunikasi dengan petani (khalayak).

Video Instruksional : Pengertian dan Implikasinya

Menurut McQuail (1987) video merupakan suatu media cangkokan (seperti halnya televisi) yang meminjam beberapa unsur penting dari film dan televisi untuk kepentingan isi dan bentuknya. Inovasi video yang saat ini disebut videodisk merupakan perangkat yang menggunakan teknologi laser dan ditandai oleh kejelasan gambar dan suara yang sangat baik, serta kelenturan penggunaan dan kemudahan memperolehnya, merupakan media dengan kemampuan yang sangat mengagumkan.

Secara fisik, Ghozalli (1986) mengemukakan bahwa video merupakan unit peralatan elektronik yang dapat merekam informasi gambar dqan suara dari

(32)

Gaerlach dan Ely (1972) meengemukakan, sekitar tahun 1960-an, pada awalnya video hanya digunakan untuk keperluan siaran program televisi. Teknologi video semakin berkembang, sehingga menghasilkan peralatan yang makin ringkas dan canggih, dari format VTR berubah semakin kecil menjadi ¾ inchi dan ½ inchi. Medium yang semula berupa ”open-reel” atau ”reel to reel” berubah menjadi ”catridge” kemudian menjadi ringkas lagi berupa kaset (casette) yang dibungkus dengan plastik ringan (Bensiger, 1981).

Perkembangan teknologi video semakin pesat, dari medium kaset, dan medium piringan (laser disc, compac disc, dan dvd). Implikasinya juga semakin meluas sebagai media hiburan (entertainment), pendidikan, penyuluhan, informasi, dan penelitian. Menurut Griffith dapat difungsikan untuk kegiatan belajar-mengajar melalui bentuk teknologi video disc interaktif (Syam dan Sugiana, 2001).

(33)

Pendapat lain dari Suparman (1997) bahwa, kemampuan media instruksional, paling tidak ; (a) memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi lebih besar, (b) menyajikan benda atau peristiwa yang terletak jauh, (c) menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan sangat cepat atau sangat lambat menjadi lebih sistematik dan sederhana, dan (d) dapat meningkatkan daya tarik dan perhatian. Disamping kelebihannya, media video (vcd) juga memiliki keterbatasan diantaranya adalah (a) tempo program tetap (fixed pace), (b) untuk materi tertentu yang membutuhkan detail tetap perlu disajikan gambar yang diam (still phenomena), dan salah interpretasi dapat terjadi karena adegan dramatisasi atau dokumentasi (misinterpretation). Dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan video tersebut, penelitian ini bermaksud menjadikan media video sebagai medium komunikasi penyebaran informasi pertanian.

Format video untuk mempersentasekan pesan kepada khalayak dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya format talk/ceramah, format diskusi, format wawancara/interview, format feature, format majalah, dan format drama (Siswosumarto, 1999). Sesuai dengan maksud penelitian ini, format yang digunakan adalah format talk/ceramah yaitu menggunakan presenter sebagai titik sentral. Variasi format ini nampak dalam sajian, presenter dibantu dengan obyek, caption, alat peraga, peragaan, dan peraga.

Pemanfaatan media video dalam kegiatan penyampaian informasi-informasi penyuluhan pertanian, sampai saat ini masih sangat terbatas. Bahkan hasil- hasil penelitian yang mengungkapkan pemanfaatannya pada petani masih sangat terbatas.

(34)

Implikasinya seperti yang dikemukakan oleh Slamet (2003) televisi dan video pada umumnya me rupakan media yang sangat efektif untuk masyarakat sasaran yang telah mampu berkomunikasi secara impersonal dan prasarananya telah tersedia dalam bentuk saluran-saluran televisi. Berbagai hasil penelitian, seperti yang dikemukakan Dwyer dalam Sadiman (2003) bahwa tayangan televisi mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat lima puluh persen (50%) dari apa yang mereka lihat dan dengar di layer televisi walaupun hanya sekali di tayangkan. Atau secara umum orang akan mengingat delapan puluh lima persen (85%) dari apa yang mereka lihat di televisi, setelah tiga jam kemudian, kemudian enam puluh lima persen (65%) setelah tiga hari kemudian.

Pendapat lain yang mendukung keberhasilan komunikasi bermedia atau multimedia dari Kemp (1963) adalah : (a) dapat meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap suatu topik, (b) meningkatkan daya tarik bagi khalayak, (c) mengajarkan keahlian lebih efektif, (d) merangsang khalayak untuk bertindak, (e) berperan dalam menumbuhkan sikap yang diiningkan terhadap materi yang

dibicarakan, (f) memperpanjang waktu penyimpanan informasi, dan (g) memberikan perolehan pengalaman yang tidak mudah melalui berbagai cara.

Hasil- hasil penelitian lain yang dikumpulkan oleh Schramm dalam Syam dan Sugiana (2001) memberikan bukti-bukti bahwa : (a) kombinasi media audio visual memberikan hasil yang jauh lebih besar dalam mempengaruhi khalayak, (b) penggunaan gambar hidup memberikan hasil 24 persen lebih tinggi dalam tes mengenai materi yang disajikan, dibandingkan dengan khalayak yang belajar hanya lewat peta, model, gambar, dan karyawisata, dan (c) persentase menggunakan kombinasi pengajaran berprogram, film bicara, tape slide, tape latihan (multimedia), memberikan hasil belajar yang signifikan dari pada belajar lewat bantuan seorang guru.

(35)

naskah video instruksional dinilai telah siap diproduksi apabila naskah tersebut mengandung isi pesan yang merupakan penjelmaan dari ide atau gagasan dalam bentuk dua komponen yaitu visual dan audio (Soesilowaty, 2003). Langkah-langkah dalam penulisan naskah menurut Arifin (1999) dimulai dengan penulisan sinopsis dan treatment.

Format Pesan Video Instruksional

Fungsi pesan mempunyai arti penting dalam berkomunikasi, sehingga dalam merencanakan pesan, Kemp menyarankan agar membatasi diri pada satu atau dua tujuan yang dapat dicapai saja, yang dinyatakan secara ringkas (Jahi, 2003). Dalam mendesain pesan, beberapa faktor yang diduga mempengaruhi pesan seperti kondisi psiko-sosial pengirim dan penerima, lingkungan, dan instrumen- instrumen harus diketahui (Devito, 1997).

Selain faktor-faktor tersebut, proses penyampaian pesan dapat terdistorsi oleh gangguan. Cangara (2003) membedakan gangguan komunikasi atas tujuh macam yaitu ; (1) gangguan teknis (channel noise), (2) gangguan semantik, (3) rintangan fisik (4) gangguan status (5) gangguan kerangka berpikir, (6) gangguan psikologis, dan (7) gangguan budaya. Untuk itu suatu pesan hendaknya direncanakan dan mempresentasikan gagasannya berdasarkan format organisasi pesan tertentu sesuai dengan kondisi khalayak yang dihadapi. Berbagai hasil penelitian seperti yang dikemukakan oleh Rakhmat (2001) bahwa pesan komunikasi yang di terorganisasikan, lebih mudah dimengerti, memudahkan pengingatan, dan mempermudah terjadinya perubahan sikap khalayak.

(36)

membujuk khalayak untuk melakukan tindakan tertentu). Selain itu, format yang dikembangkan oleh Monroe meliputi lima langkah yang berurutan dalam menyajikan pesan sebuah gagasan yaitu ; perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, sampai tindakan (Rakhmat, 2001). Untuk itu Beaudin dan Quick mengingatkan agar tidak melupakan 3 (tiga) ciri isi pesan berikut : akurat (isi pesan haruslah benar dan sesuai dengan perkembangan saat ini), berguna (menstimuli, memotivasi dan memberi informasi khalayak untuk bertindak sesuai dengan isi pesan tersebut), dan bebas dari bias (Jahi, 2003).

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Mulyana (2002) bahwa, jika komunikasi direncanakan untuk menimbulkan perubahan, maka isi pesan harus mengandung unsur psikologis dan sosiologis, yaitu ; (i) Isi pesan harus dipahami khalayak dengan pengertian yang berdasarkan pengalamannya di masa lampau dan (ii) Isi pesan dapat memberi keuntungan dan nilai praktis ya ng besar dari tujuan yang dikemukakan. Supaya pesan dibuat menarik, Jahi (2003) menyebutkan bahwa penyajian unsur gerak dan dinamik pada video berdampak besar pada pesan, karena menjadi daya tarik dan pemikat perhatian orang. Selain itu pandangan Siregar (2001) bahwa gambar, suara, dan musik merupakan jiwa yang dihantarkan dalam suatu pesan visual (vidio/televisi).

Ketrampilan komunikasi ditandai dengan kemampuan mewujudkan simbol di satu pihak, dan pengertian makna simbol dipihak lain. Simbol-simbol visual dapat menjadi pesan komunikasi sepanjang sudah terbentuk kesepakatan antara penyampai dan penerima. Untuk menangkap makna ini awalnya adalah ketrampilan komunikasi, dan yang lebih jauh adalah pengetahuan yang dimiliki oleh penerima.

Pengembanga n pesan untuk televisi/video instruksional, menurut Kemp, semuanya berawal dari suatu gagasan atau ide (Jahi, 2003). Kemudian Ide- ide tersebut dapat divisualisasikan atau digagas dalam bentuk naskah (script).

(37)

simbol-simbol visual yakni ; simbol piktorial (penyajian gambaran yang realistik), symbol grafis (penggambaran pesan dengan menggunakan gambar yang lebih sederhana), dan symbol ve rbal (penyederhanaan symbol visual dalam bentuk keterangan/kata).

Media dan Pengaruhnya

Menurut Winkel dalam Nazariah (2001) penyampaian pesan dengan menggunakan media komunikasi, dalam batasan wilayah kognitif meliputi : pemahaman mencakup kemampuan (menguraikan isi pokok dari suatu materi pesan) untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, dan penerapan, mencakup kemampuan mengaplikasikan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang kongkret dan baru.

Chu dan Schramm (1979) melaporkan hasil studi metaanalisis, bahwa betapa televisi mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas belajar manusia, serta meningkatkan daya retensi siswa. Hasil penelitian lain ya ng dikemukakan oleh Bohari (1999) betapa televisi dapat mengubah perilaku sebagian penduduk Tg. Karang (Kualalumpur) dari perokok berat menjadi berhenti merokok (32,4%), bertahap selama 6 bulan berhenti merokok (51,4%) dan sisanya berjanji akan mengurangi porsi rokoknya.

(38)

Pengertian

Karakteristik Personal, Perilaku Komunikasi, dan Persepsi

Karakteristik secara umum terdiri dari faktor personal seperti umur, pendidikan formal dan non formal, pengalaman, jenis kelamin, pekerjaan, pemilikan media, dan lain- lain. Beberapa diantaranya seperti umur, pendidikan formal, dan pengalaman merupakan faktor yang berhubungan dengan penelitian ini.

Persepsi menurut Rakhmat (2001) adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Kemudian perilaku komunikasi merupakan aktifitas komunikasi dalam mencari dan menerima informasi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi adalah perhatian (attention) yang merupakan proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan- masukan melalui alat indera yang lain (Rakhmat, 2001). Perhatian merupakan salah satu faktor eksternal meliputi : gerakan, intensitas stimuli, kebaruan (novelty), dan perulangan. Sedangkan menurut Devito (1997) persepsi mempengaruhi ransangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan makna apa yang kita berikan kepada mereka untuk mencapai kesadaran.

(39)

dalam memori untuk kemudian dipanggil kembali akan mempengaruhi persepsinya terhadap obyek tersebut. Sebab kemampuan sensasi dan memori orang berbeda-beda, sehingga persepsi terhadap obyekpun berbeda.

Hasil- hasil penelitian yang mengungkapkan keterkaitan hubungan antara karakteristik, persepsi, dan perilaku komunikasi petani dengan kemampuan kognitif dalam menerima informasi dari media video instruksional belum banyak di ungkapkan. Beberapa hasil penelitian yang dapat memberikan gambaran hubungan persepsi, karakteristik personal, dan perilaku komunikasi, seperti yang diungkapkan oleh Adi, dkk (2003) bahwa karakteristik petani seperti : (i) tingkat umur dan pengalaman petani berhubungan sangat nyata negatif dengan persepsi petani terhadap inovasi teknologi, dan (ii) pendidikan formal berhubungan sangat nyata positif dengan persepsi petani terhadap inovasi teknologi. Bahwa perilaku komunikasi petani seperti : keterdedahan pada media komunikasi dan keterdedahan pada saluran komunikasi interpersonal berhubungan sangat nyata dengan persepsi petani terhadap inovasi teknologi. Hasil penelitian tentang persepsi, seperti yang dilaporkan

Sementara Riyanto, dkk (1991) melaporkan bahwa keterdedaha n televisi tidak mempunyai kontribusi terhadap peningkatan pengetahuan peternak tentang teknologi INTAB, keterdedahan tersebut lebih banyak dalam hal acara-acara hiburan yang tidak ada kaitannya dengan teknologi INTAB. Kemudian dari hasil penelitian Yusmasari (2003) dapat disimpulkan bahwa keterdedahan terhadap saluran interpersonal, media cetak dan media elektronik berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang mangrove. Hasil lain dari penelitian Riyanto, dkk (1991) bahwa kontak dengan penyuluh tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengetahuan peternak tentang INTAB. Tetapi laporan hasil penelitin lainnya, bahwa terdapat perbedaan yang nyata dari karakteristik individu petani (umur, pendidikan, pengalaman, luas lahan, dan status lahan), perilaku komunikasinya, dan penggunaan jenis media, menyebabkan pemahamannya tentang program Kredit Ketahanan Pangan berbeda-beda.

(40)
(41)

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Kerangka Pemikiran

Kefektivan video instruksional dalam menyampaikan pesan ditentukan oleh kemampuannya meningkatkan pengetahuan petani (khalayak). Efek tersebut diamati, melalui hubungan faktor- faktor personal dengan materi yang diperagakan lewat video, meliputi : hubungan persepsi tentang daya tarik video, penerimaan materi, pemahaman materi, dan keterlibatan video instruksional dalam meningkatkan partisipasi petani (khalayak), dengan peningkatan pengetahuan ; hubungan karakteristik personal : pendidikan formal, umur, dan pengalaman bertani, dengan peningkatan pengetahuan ; hubungan perilaku komunikasi : frekwensi menonton televisi, mendengar radio, membaca koran, kontak dengan penyuluh, dan kontak dengan sesama petani, dengan peningkatan pengetahuan ; dan hubungan karakteristik personal dengan persepsi, dan hubungan perilaku komunikasi dengan persepsi.

Terkait dengan pengukuran hubungan- hubungan tersebut, peningkatan pengetahuan adalah sebagai peubah terikat (Y), karakteristik personal (X1),

perilaku komunikasi (X2), dan Persepsi (X3) adalah sebagai peubah bebas.

Keterkaitan peubah-peubah tersebut, diilustrasikan sebagai berikut :

Karakteristik Personal (X1) :

- Pendidikan Formal

- Umur

- Pengalaman Bertani

Perilaku Komunikasi (X2) :

- Menonton TV

- Mendengar Radio

- Membaca Koran

- Kontak dengan Penyuluh

- Kontak dengan Petani

Persepsi tentang Video (X3) :

- Daya Tarik - Pemahaman - Penerimaan - Keterlibatan

[image:41.596.104.544.544.749.2]

Peningkatan Pengetahuan (Y)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Video

(42)

Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian ini, maka untuk membuktikan keefektivan video instruksional dalam diseminasi informasi pertanian, dilakukan melalui pengujian hipotesis sebagai berikut :

1. : Penyampaian pesan menggunakan video instruksional, sama efektif dengan penyampaian pesan melalui demonstrasi cara oleh penyuluh dalam meningkatkan pengetahuan petani.

2. : Terdapat hubungan persepsi petani tentang video instruksional dengan peningkatan pengetahuan.

3. : Terdapat hubungan karakteristik personal dengan peningkatan pengetahuan petani

(43)

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Materi

Bahan eksperimen untuk video instruksional dan demonstrasi cara berupa materi tentang pesan pengendalian hama Penggerak Buah Kakao (PBK) yang teridiri dari : permasalahan hama buah kakao, ciri-ciri hama PBK, petunjuk penggunaan pupuk dan cara pengendalian hama PBK.

Materi Video Instruksional

Materi video instruksional, di kemas dalam campact disc (CD) standar. Materi didesain menggunakan format kronologis, metode ceramah oleh presenter (Koordinator PPL Salahutu) yang dibantu dengan bahan peraga, alat peraga, dan peraga. Materi tersebut disusun dalam bentuk naskah (shoting script) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pengambilan gambar dilakukan di areal tanaman kakao milik petani yang berlokasi di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu Maluku Tengah, menggunakan kamera produksi standar. Penyuntingan gambar menggunakan personal komputer (PC) dan software video editing standar adobe premier pro 6.5.

Instrumen (alat bantu) eksperimen menggunakan compact disc player dan televisi 20 inci. Selengkapnya materi video instruksional dalam bentuk naskah dan kemasan compact disc pada lampiran 2.

Materi Demonstrasi Cara

Demonstrasi cara adalah metode/cara penyampaian informasi oleh presenter, dimana presenter merupakan titik sentral dan dibantu alat peraga, dan petani sebagai audiensnya. Metode ini seringkali digunakan untuk memperagakan inovasi pertanian sebagai proyek percontohan.

(44)

Metode Penelitian

Lokasi

Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Amahai Maluku Tengah Provinsi Maluku. Pemilihan lokasi atas dasar pertimbangan bahwa lokasi tersebut mudah dijangkau, kondisi sosial ekonomi cukup baik, potensi kakao cukup memadai dan fasilitas penunjang cukup tersedia. Lama waktu adalah tiga (3) bulan terhitung dari bulan Juni sampai dengan Agustus tahun 2005.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experimental, dimana target populasinya adalah para petani kakao di Kabupaten Maluku Tengah. Pemilihan desain ini atas pertimbangan jumlah populasi target (petani kakao), penyesuaian dengan metode penyuluhan yang diterapkan selama ini, pengontrolan terhadap beberapa peubah pengamatan, dan pemberian perlakuan (treatment) sesuai dengan kebiasaan petani dalam menerima informasi. Secara spesifik, penelitian ini menggunakan desain separate sample pretest-postest yang secara rinci digambarkan sebagai berikut (Van Dalen, 1973):

Dimana : O = Observasi/pengukuran

X1 = Perlakuan Video instruksional

X2 = Perlakuan Demonstrasi cara

R = Random/pengacakan

R : 0 0

R : 0 X1 0

(45)

Subyek dan Prosedur Penelitian

Subyek penelitian ini adalah petani kakao dalam wilayah binaan BPP Kecamatan Amahai. Subyek penelitian dipilih secara acak sebanyak 60 (enam puluh) orang. Kemudian dibagi dalam 3 (tiga) kelompok eskperimen. Masing-masing kelompok terdiri dari 20 (dua puluh) petani yaitu kelompok eksperimen (K1) diberi perlakuan keragaan video instruksional, kelompok eksperimen (K2)

diberi perlakuan keragaan demonstrasi cara, dan kelompok kontrol (K0) tanpa

perlakuan.

Prosedur eksperimen yang menggambarkan tahapan-tahapan penelitian dari awal hingga akhir adalah sebagai berikut :

1. Observasi awal terhadap petani kakao di lokasi penelitian, dimaksudkan untuk menjejagi pengetahuan mereka tentang usahatani kakao dan permasalaha n yang berkaitan dengan materi yang diperagakan. Penjejagan ini diperlukan dalam menentukan isi materi video instruksional dan demontrasi cara yang digunakan dalam penelitian.

2. Pembuatan materi video instruksional, dimulai dari pembuatan naskah (shoting script), pengambilan gambar (shoting), dan penyuntingan gambar. Sedangkan pembuatan materi demonstrasi cara, disiapkan dalam bentuk naskah penyuluhan.

3. Uji coba media, dimaksudkan untuk mengetahui kualitas gambar dan suara, serta materi yang di presentasekan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangannya, agar dapat dilakukan perbaikan, sebelum di eksperimenkan. 4. Pengukuran awal (pre-test), untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal

subjek penelitian, dilakukan terhadap tiga kelompok petani subjek penelitian yaitu 2 kelompok eksperimen (K1 dan K2) dan 1 kelompok kontrol (K0),

dengan menggunakan kuesioner pengukur tingkat pengetahuan.

5. Tahapan perlakuan sebagai berikut : kelompok eksperimen (K1) diberi materi

melalui media video instruksional menggunakan alat bantu compact disc player dan televisi 20 inci ; kelompok eksperimen (K2) di beri materi melalui

(46)

6. Pengukuran akhir (post-test), untuk mengetahui tingkat pengetahuan subjek penelitian (K1 dan K2) dan kelompok kontrol, setelah diberi perlakuan

materi.

7. Tahapan terakhir adalah pengumpulan data subyek penelitian (petani) kelompok eksperimen (K1), meliputi data : karakteristik personal, perilaku

komunikasi, dan persepsi tentang video instruksional.

Selengkapnya, tahapan-tahapan penelitian tersebut di atas diilustrasikan pada gambar berikut :

Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data-data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari : tingkat pengetahuan petani tentang materi eksperimen, karakteristik personal, perilaku komunikasi, dan persepsi

Observasi Awal

Pembuatan Materi Penelitian

Kelompok Eksperimen

(K1 dan K2)

Perlakuan

Kelompok Kontrol Pretest

(Pengukuran Awal)

K0 = Tanpa Perlakuan

K1 = Materi Video Instruksional

K2 = Materi Demonstrasi Cara

Post-test (Pengukuran Akhir)

Pengumpulan Data

Karakteristik Personal , Perilaku Komunikasi, dan Persepsi

[image:46.596.119.532.278.650.2]

Uji Media

(47)
[image:47.596.114.515.201.623.2]

video instruksional. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi/dinas terkait. Secara rinci Tabel 1 menyajikan pengumpulan jenis data, sumber data, dan metode pengumpulan data.

Tabel 1. Jenis Data, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data

Jenis Data Sumber Data Metode Pengumpulan Data

Data Primer :

1. Pengetahuan awal (pre-test)

Responden

(K1, K2, dan K0)

Pengisian daftar pertanyaan

2. Pengetahuan akhir (post-test)

Responden

(K1, K2, dan K0)

Pengisian daftar pertanyaan

3. Karakteristik personal Responden (K1) Wawancara dan pengisian

daftar pertanyaan

4. Perilaku komunikasi Responden (K1) Wawancara dan pengisian

daftar pertanyaan

5. Persepsi video instruksional

Responden

(K1 dan K2)

Wawancara dan pengisian daftar pertanyaan

Data Sekunder :

1. Populasi dan

perkembangan kakao

Dinas Pertanian dan Perkebunan Maluku Tengah

Wawancara dan direktori tahun terakhir

2. Jumlah petani, penyuluh, dan kegiatan penyuluhan

Dinas Pertanian dan Perkebunan Maluku Tengah

Wawancara dan direktori tahun terakhir

3. Kependudukan, infrastruktur dan geografis

BPS Maluku Tengah Maluku Tengah dalam angka

tahun 2004 dan pengamatan lapangan

4. Kepemilikan media -media komunikasi hiburan dan informasi

Masyarakat (petani) Wawancara dan pengamatan

lapangan

Data primer dikumpulkan menggunakan dua macam daftar pertanyaan, meliputi :

(48)

2. Daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data karakteristik personal dan perilaku komunikasi, disusun dalam bentuk gabungan antara pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tertutup. Sedangkan daftar pertanyaan-pertanyaan tentang persepsi video instruksional disusun secara ordinal dengan menggunakan skala likert.

Defenisi Operasional dan Pengukurannya

Secara operasional, data primer dikumpulkan berdasarkan peubah-peubah penelitian, yang didefinisikan sebagai berikut :

X1. Karakteristik personal adalah ciri-ciri khusus petani yang meliputi :

X1.1. Pendidikan adalah hasil dari kegiatan belajar di sekolah-sekolah formal

yang pernah dicapai petani, dikategorikan ke dalam : Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan Perguruan Tinggi, yang dinyatakan dalam satuan tahun.

X1.2. Pengalaman adalah lamanya petani berusahatani, yang dinyatakan dalam

satuan tahun ;

X1.3. Umur adalah lamanya waktu hidup yang dinyatakan dalam satuan

tahun ;

X2. Perilaku komunikasi adalah kebiasaan petani dalam memperoleh dan

menerima informasi dari berbagai sumber informasi yang tersedia, yang diukur berdasarkan lamanya :

X2.1. Menonton televisi dalam satuan jam selama satu minggu bulan

penelitian.

X2.2. Mendengar radio dalam satuan jam selama satu minggu bulan penelitian.

X2.3. Membaca koran dalam satuan jam selama satu minggu bulan penelitian.

X2.4. Kontak dengan penyuluh dalam satuan jam selama satu minggu bulan

penelitian.

X2.5. Kontak dengan sesama petani dalam satuan jam selama satu minggu bulan

(49)

X3. Persepsi adalah pandangan/interpretasi petani tentang video instruksional

sebagai media saluran informasi, dikaitkan dengan kondisi dirinya dimana dia berasal. Pengukurannya melalui 4 (empat) indikator sebagai berikut :

X3.1. Daya tarik, yaitu persepsi tentang tampilan gambar, suara, teks, dan

sunur-unsur pesan pada video instruksional, yang diukur dengan skala ordinal.

X3.2. Pemahaman, yaitu persepsi tentang kemudahan memahami materi yang

ditampilkan video instruksional, yang diukur dengan skala ordinal.

X3.3. Penerimaan, yaitu persepsi tentang peluang menerima video instruksional

sebagai media informasi pertanian, yang diukur dengan skala ordinal.

X3.4. Keterlibatan, yaitu persepsi tentang tingkat partisipasi petani dalam

menerima informasi melalui video instruksional, yang diukur dengan skala ordinal.

Y. Peningkatan pengetahuan adalah skor akhir cara mengendalikan hama penggerek buah kakao (PBK), yang diperoleh subyek penelitian = 50 (lima puluh) dari pengetahuan awal.

Validitas dan Reliabilitas

Pengukuran validitas dilakukan dengan cara : menganalisis data dan informasi tentang khalayak sasaran (petani), baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif ; dan merujuk pendapat pakar sesuai bidang keahliannya. Sedangkan pengukuran reliabilitas instrument, menggunakan koefisien reliabilitas Cronbach`Alpha, dengan rumus : (Arikunto, 1998).

N ? s2item

a = 1 -

N-1 s2item

a = koefisien reliabilitas Cronbach`Alpha N = banyaknya pertanyaan

(50)

Uji Coba dan Evaluasi Media

Uji coba dan evaluasi media video instruksional, dimaksudkan untuk mengetahui kelayakannya sebagai bahan eksperimen. Kegiatan uji coba dan evaluasi media dilakukan dengan metode antara lain :

1. Metode Face Validity yaitu uji coba produk draft pada komisi pembimbing ; 2. Metode Open House yaitu uji coba produk yang sudah jadi (berbentuk

kemasan video) kepada 10 orang petani, dan Penyuluh lapangan, untuk meminta tanggapan mereka atas beberapa aspek seperti : kejelasan gambar, kejelasan suara, dan materi- materi yang dipresentasekan.

Pengolahan Data, Analisa Data, dan Pengujian Hipotesis

Pengolahan data, analisa data, dan pengujian hipotesis menggunakan komputer (PC) dengan beberapa program aplikasi sederhana seperti Microsoft excel dan SPSS ver 12. Beberapa prosedur statistika digunakan dalam pengolahan dan analisa data. Deskripsi data dianalisis dengan prosedur statistik deskriptif, yang meliputi frekwensi-distribusi, dan nilai tengah sebaran.

Pengujian hipotesis dilakukan melalui pengujian variasi tingkat pengetahua n antar kelompok eksperimen dengan prosedur analisis kovarians (ANKOVA), dan pengujian hubungan secara non parametrik dengan prosedur korelasi spearman. Secara rinci, pengolahan data melalui tahapan-tahapan berikut :

1. Pendistribusian data tingkat pengetahuan awal dan peningkatan pengetahuan kelompok eksperimen (K1 dan K2), dan kelompok kontrolnya (K0), disusun

berurutan sesuai urutan responden. Jawaban yang benar diberi skor 1, dan yang salah diberi skor 0, kemudian total skor masing- masing responden dikonversi berdasarkan skala 0 - 100 ;

2. Perhitungan rataan skor dan deviasi pengetahuan awal dan peningkatan pengetahuan kelompok eksperimen (K1 dan K2), dan kelompok kontrol (K0) ;

3. Pendistribusian data karakteristik personal, perilaku komunikasi dan persepsi tentang video instruksional, kelompok eksperimen (K1) ;

(51)

5. Mengelompokan data tingkat pengetahuan awal dan peningkatan pengetahuan kelompok eksperimen (K1 dan K2), dan kelompok kontrol (K0), yang

disejajarkan berdasarkan urutan-urutan responden ;dan

6. Mengelompokkan data peningkatan pengetahuan, persepsi tentang video instruksional, karakteristik personal, dan perilaku komunikasi, kelompok eksperimen (K1), yang disejajarkan berdasarkan urutan-urutan responden ;

Tahapan selanjutnya adalah analisis data dan pengujian hipotesis, dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengujian perbedaan variasi skor tingkat pengetahuan awal dan peningkatan pengetahuan antara kelompok eksperimen (K1 dan K2) dengan kelompok

kontrol (K0) menggunakan prosedur analisis kovarians (ANKOVA).

2. Pengujian keefektivan video instruksional berdasarkan peningkatan pengetahuan dilakukan dengan cara menguji perbedaan dan atau kesamaan variasi data peningkatan pengetahuan kelompok eksperimen K1 dengan K2,

dengan analisis kovarians (ANKOVA). Pengambilan keputusan dilakukan sebagai berikut :

a) Terima hipotesis, bila variasi besaran skor peningkatan pengetahuan antar K1 dengan K2 tidak berbeda (Fhit < F(0,05)(v1,v2) ), berarti media video

instruksional sama efektif dengan media demonstrasi cara oleh penyuluh dalam meningkatkan pengetahuan petani.

b) Tolak hipotesis, bila variasi besaran skor peningkatan pengetahuan K1 dengan K2 berbeda, (Fhit > F(0,05)(v1,v2)), berarti media video

instruksional tidak efektif dalam meningkatkan pengetahuan petani. 4. Pengujian keefektivan video instruksional berdasarkan hubungan persepsi

tentang video instuksional, karakteristik personal, dan perilaku komunikasi dengan peningkatan pengetahuan petani, dilakukan dengan cara mengukur hubungan secara non parametrik, menggunakan koefisien korelasi spearman (?), dengan rumus (Sugiyono, 1999) :

6? bi2

? = 1 -

(52)

a. Pengukuran hubungan berpedoman pada kategori sebagai berikut : a) Bila kooefisien korelasi pada rank : 0,00 – 0,199, hubungan tidak

berarti.

b) Bila kooefisien korelasi pada rank : 0,20 – 0,399, hubungan rendah c) Bila kooefisien korelasi pada rank : 0,40 – 0,599, hubungan sedang. d) Bila kooefisien korelasi pada rank : 0,60 – 0,799, hubungan kuat. e) Bila kooefisien korelasi pada rank : 0,80 – 1,000, hubungan sangat

kuat.

b. Pengambilan keputusan dilakukan sebagai berikut :

f) Terima hipotesis, bila signifikansi koefisien korelasi berada di antara taraf signifikan 0,00 – 0,05

(53)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah merupakan wilayah, pengembangan kakao yang cukup potensial. Komoditi ini merupakan sumber mata pencaharian masyarakat setempat, dimana sebagian besar penduduknya telah mengusahakan kakao sejak tahun 1992. Tata letak kecamatan ini, mengapit kota Masohi (Ibu kota Kabupaten Maluku Tengah), dari sisi Selatan dan sisi Utara. Lokasi penelitian berjarak ± 12 km dari sisi utara kota Masohi, yang ditempuh dalam waktu ± 20 menit, menggunakan transportasi darat. Secara umum untuk menuju ke lokasi penelitian, cukup tersedia sarana transportasi darat setiap harinya, dengan biaya yang relatif murah. Tata letak secara geografis disajikan pada lampiran 1.

Akses informasi, seperti radio, media cetak (koran), dan telepon, ketersediannya masih sangat terbatas. Sedangkan televisi dan cd player, ketersediannya cukup memadai, hampir di setiap rumah tangga petani. Akses informasi lainnya seperti informasi pertanian, tersedia Balai Penyuluh Pertanian (BPP). Sehingga, petani dapat mengakses informasi pertanian dari penyuluh lapangan (PPL).

Luas wilayah kecamatan ini adalah 1.776,37 km2, merupakan wilayah yang terluas dibandingkan dengan wilayah kecamatan lainnya. Dibandingkan dengan wilayah kecamatan lain : jumlah penduduk dan laju pertumbuhannya, tergolong cukup tinggi ; persentase usia produktif cukup tinggi ; kepadatan penduduk rendah ; persentase lapangsan usaha pertanian cukup tinggi ; persentase lulusan sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi cukup tinggi ; dan usia rata petani, pendidikan rata-rata petani, dan penglaman rata-rata petani cukup tinggi.

(54)
[image:54.596.114.543.142.482.2]

Tabel 2. Luas Wilayah dan Keadaan Kependudukan Kecamatan Penghasil Komoditas Perkebunan di Kabupaten Maluku Tengah

Kecamatan U r a i a n

Amahai TNS S.Utara Tehoru Lehitu Salahutu Haruku Saparua

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Luas Wilayah (km2) 1.776,37 24,28 8.346 534.22 232,1 151,82 150 209

Penduduk :

a. Jumlah penduduk (orang)

b. Jumlah KK

c. Persen usia produktif (15-55 tahun) d. Penduduk pria (%) e. Kepadatan penduduk

(org/km2)

f. Lapangan usaha pertanian (%) 61.183 10.549 51,13 51,05 34 20,05 16.115 3.169 48,30 50,32 664 21,98 51.333 9.506 38,22 4,48 6 14,89 25.659 5.031 52,61 51,05 48 21,95 67.289 12.940 52,36 49,87 190 22,11 38.616 6.436 57,440 49,718 254 22.53 27.479 4.294 50,489 50,075 183 22,28 39.608 8.410 51,63 49,07 190 22,19 Pendidikan :

a. Tamatan Sekolah

Dasar (%)

b. Tamatan Sekolah

Lanjutan (%)

c. Tamatan Pendidikan

Tinggi (%) 44,64 53,50 1,87 40,86 56,24 2,90 55,65 43,47 0,88 45,98 52,86 1,16 40,52 57,43 2,05 40,39 53,32 6,29 37,19 57,88 4,93 40,54 55,58 3,87 Petani :

a. Usia rata-rata petani

(tahun)

b. Pendidikan rata-rata

petani (tahun)

c. Pengalaman

rata-rata petani (tahun)

52,0 7,7 20,3 57,0 7,5 23,2 59,0 7,7 30,2 53,0 7,1 25,0 54,0 7,6 26,5 57,0 7,7 27,3 53,0 7,8 24,5 54,0 7,7 25,6

Sumber : Maluku Tengah dalam angka Tahun 2002, diolah

(55)
[image:55.596.114.539.153.451.2]

Tabel 3. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao dan Tanaman Perkebunan lainnya di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2004.

Tanaman Kakao Tanaman Perkebunan Lainnya1) Kecamatan Luas

(ha) %

Produksi

(ton) %

Luas

(ha) %

Keterangan

Amahai 721 10,7 648 45 6.016 89,3

Gambar

Gambar 1
Gambar 2
Tabel 1. Jenis Data,  Sumber Data, dan  Metode Pengumpulan Data
Tabel 2. Luas Wilayah dan Keadaan Kependudukan  Kecamatan Penghasil                Komoditas  Perkebunan di Kabupaten Maluku Tengah
+7

Referensi

Dokumen terkait

This change can be made online and in the base source code and does not require a version change.. Consequences if

Kesimpulan dari penulisan ini adalah untuk memperoleh keyakinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Peubahan Atas

maka Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2014 mengumumkan Pemenang Paket

Faktor kehandalan ( reliability) mempengaruhi tingkat kepuasan pasien di Poli Kebidanan RSUD Wonosari Gunungkidul, hal ini dibuktikan dengan nilai p = 0,000 &lt;

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang diteliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris yang menunjukkan bahwa kecocokan

“ Ketika peneliti mengikuti informan 1 untuk mengajar di kelas X TITL 2, kegiatan pendahuluan yang informan 1 lakukan pertama kali ialah mengucapkan salam,

Terkait dengan prosedur pengamanan penebangan di Bandara Ahmad Yani Semarang yaitu lubang tiketing airlines masih terlalu besar sehingga perlu dilakukan sosialisasi

Sedangkan petugas keamanan yang non-SKP yaitu tenaga outsourching berjumlah 120 orang bertugas sebagai asisten sekuriti yang bertugas pada area perparkiran yang diberi