Pengetahuan Awal Petani
Hasil pre-test (tes awal) tentang materi penelitian (pengendalian penggerek buah kakao), pada dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrolnya, memperlihatkan variasi skor pengetahuan awal : petani kelompok
eksperimen video instruksional (K1), pada kisaran 25 – 34,28 ; kelompok eksperimen demonstrasi cara (K2), pada kisaran 25 – 31,25 ; dan kelompok kontrol (K0), pada kisaran 25 – 31,25. Deskripsi pengetahuan awal petani tentang pengendalian hama PBK pada masing- masing kelompok disajikan pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Deskripsi Pengetahuan Awal Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK).
Kelompok n Kisaran Skor Rataan Skor Sd
K1 (Video Instruksional) 20 19 -22 20,20 1,15
K2 (Demonstrasi Cara) 20 19 -22 20,30 1,03
K0 (Kontrol) 20 19 - 22 20,15 1,13
Berdasarkan rataan skor pengetahuan awal dan deviasi masing- masing kelompok, menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang pengendalian hama penggerek buah kakao (PBK), masing- masing kelompok merata di antara petani yang satu dengan petani lainnya. Rataan skor pengetahuan awal petani tersebut, memperlihatkan bahwa pada dasarnya, tingkat pengetahuan para petani di wilayah tentang cara mengendalikan hama penggerek buah kakao (PBK), dibawah 30 persen.
Hasil ini merupakan tolok ukur, pemilihan materi penelitian dan pengambilan petani contoh sebagai subyek penelitian adalah tepat, yaitu materi yang belum diketahui oleh para petani kakao subyek penelitian. Secara rinci sebaran skor pengetahuan awal kelompok : video instruksional, demonstrasi cara, dan kontrol disajikan pada gambar 4.
Gambar 4
Grafik Sebaran Skor Pengetahuan Awal
Sebaran Skor Pengetahuan Awal
17.5 1 8 18.5 1 9 19.5 2 0 20.5 2 1 21.5 2 2 22.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 13 14 15 1 6 1 7 18 19 20 2 1 Responden Skor Video Demonstrasi Kontrol
Hasil pengujian statistik dengan prosedur analisis kovarians (ANKOVA), memperlihatkan, variasi skor pengetahuan awal : K1 dengan K0, K2 dengan K0, dan K1 dengan K2, tidak berbeda nyata. Kesamaan variasi skor pengetahuan awal antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, maupun antara kelompok eksperimen, penting untuk memudahkan pengukuran efek perlakuan yang nyata peningkatan pengetahuan petani yang diberi video instruksional, maupun demonstrasi cara. Tabel 6 berikut, menyajikan hasil perhitungan kovarians skor pengetahuan awal antar kelompok.
Tabel 6. Hasil Perhitungan Varians Pengetahuan Awal antar Kelompok
Kelompok Fhit Ftab Keterangan
K1 – K0 1,10 2,15 Fhit < Ftab (antar varians tidak berbeda nyata)
K2 – K0 1,37 2,15 Fhit < Ftab (antar varians tidak berbeda nyata)
K1 – K2 1,24 2,15 Fhit < Ftab (antar varians tidak berbeda nyata)
Ket : Ftab {(0,05) (v1,v2)}
Peningkatan Pengetahuan Petani
Pemberian perlakuan materi tentang pengendalian hama penggerek buah kakao (PBK), berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan skor rataan peningkatan pengetahuan petani kelompok ya ng diberi video instruksional dan demonstrasi cara oleh penyuluh, dengan kelompok kontrolnya. Nampak dalam hasil penelitian, variasi skor dan rataan skor peningkatan pengetahuan di antara petani kelompok eksperimen (K1 dan K2), lebih besar dari kelompok K0.
Hasil tersebut, membuktikan pemberian materi perlakuan eksperimen, memperlihatkan efek yang nyata terhadap peningkatan pengetahuan petani. Berdasarkan rataan skor dan nilai deviasi masing- masing kelompok, kisaran skor di antara petani kelo mpok eksperimen merata (homogen). Tabel 7 menyajikan deskripsi peningkatan pengetahuan petani kelompok eksperimen.
Tabel 7. Deskripsi Peningkatan Pengetahuan Petani Kelompok Eksperimen Peningkatan Pengetahuan Kelompok n Rataan Pengetahuan Awal Rataan Pengetahuan Akhir Kisaran Skor Rataan Skor Sd K1 20 20,15 97,18 62,50 - 81,25 77,03 5,93 K2 20 20,03 97,35 59,38 - 84,38 77,32 7,26 K0 20 20,13 49,88 25,00 - 31,25 29,75 2,57
Secara rinci perbedaan sebaran skor peningkatan pengetahuan kelompok eksperimen (video instruksional dan demonstrasi cara), dan kontrol disajikan pada gambar 5 berikut.
Pengujian statistik dengan prosedur analisis kovarians (ANKOVA), memperlihatkan, varians antar kelompok eksperimen yang diberi video (K1) dengan kelompok kontrol (K0), berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen (a 0,05). Demikian juga antara kelompok eksperiemen yang diberi demonstrasi oleh penyuluh (K2) dengan kelompok kontrol (K0), hasil pengujian, varians antar K2 dengan K0 berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen (a 0,05). Perbedaan varians kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol menunjukkan bahwa, pemberian materi video instruksional dan demonstrasi cara oleh penyuluh, masing- masing menimbulkan efek yang nyata terhadap peningkatan pengetahuan petani.
Sebaran Skor Peningkatan Pengetahuan
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Responden Skor Video Demonstrasi Kontrol Gambar 5
Penggunaan kedua metode tersebut dalam kondisi dikontrol, merupakan bukti bahwa, video instruksional dan demonstrasi cara oleh penyuluh, sama-sama memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan pengetahua n petani. Melalui pengujian varians antar sesama kelompok eksperimen (K1 - K2), diperoleh hasil varians kedua kelompok eksperimen tersebut tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen (a 0,05).
Kesamaan variasi skor tersebut membuktikan, penyampaian pesan menggunakan video instruksional, sama efektif dengan penyampaian pesan melalui demonstrasi cara oleh penyuluh dalam peningkatan pengetahuan petani. Dengan demikian, hipotesis penelitian ini dapat diterima. Tabel 8 menyajikan hasil perhitungan varians peningkatan pengetahuan antar kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Tabel 8. Hasil Perhitungan Varians antar Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol.
Kelompok Fhit Ftab Keterangan
K1 – K0 5,32 2,15 Fhit> Ftab (antar varians berbeda nyata)
K2 – K0 7,98 2,15 Fhit> Ftab (antar varians berbeda nyata)
K1 – K2 1,50 2,15 Fhit< Ftab (antar varians tidak berbeda nyata)
Ket : Ftab = {(0,05) (v1,v2)}
Efek peningkatan pengetahuan dari video instruksional merupakan bukti bahwa, pesan-pesan penyuluhan dengan media video, dapat diterima sesuai dengan kebiasaan menerima informasi dari penyuluh pertanian. Penyajian materi video instruksional yang mengkombinasikan format pesan kronologis dan format pesan pemecahan, yang didesain secara instruksional, dengan memadukan unsur-unsur audio dan visual ke dalam unsur-unsur-unsur-unsur pesannya, ternyata efektif dalam proses penyampaian pesan kepada petani. Sehingga khusus untuk daerah penelitian, dan daerah sekitarnya, penyebaran informasi menggunakan media ini, dapat membantu mengatasi kekurangan tenaga penyuluh pertanian (rasio, 1 : 451), hambatan geografis dan demografis, seperti tingkat penyebaran dan kepadatan penduduk.
Kefektifan tersebut adalah suatu bukti, bahwa bentuk komunikasi instruksional menggunakan media video, dapat dijadikan sebagai saluran
informasi kepada petani (khalayak). Sehingga tidak hanya pesan-pesan instruksional, tentang pengendalian hama PBK, tetapi dapat juga digunakan sebagai media penyebaran informasi untuk pengembangan tanaman-tanaman perkebunan dan pertanian lainnya, atau pesan-pesan yang sesuai dengan kebutuhan khalayak.
Tersedianya sarana media televisi dan CD player hampir disetiap rumah tangga petani, dan bentuk kemasan yang praktis video instruksional, akan sangat membantu penggunaannya sebagai media penyebaran informasi pertanian. Hal ini penting, mengingat potensi kependudukan dan potensi pertanian wilayah ini cukup besar. Sehingga pelayanan ke masyarakat melalui sistem informasi yang tepat, semua potensi yang ada dapat dikembangkan secara lebih optimal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya, dan untuk kepentingan pembangunan daerah umumnya.
Penggunaan video sebagai media penyuluhan pertanian, mungkin merupakan sesuatu yang baru bagi masyarakat (khususnya petani), tetapi kebiasaan menggunakan video sebagai sarana hiburan, bukan merupakan hal yang baru. Video bagi masyarakat Maluku adalah bagian dari gaya hidup sehari-hari, sehingga kebiasaan ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kegiatan penyuluhan pertanian di masa yang akan datang.