• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Kamis 5. Jumat 6. Sabtu 7. Minggu

2. Stasiun televisi mana yang paling disenangi ?

a) ……… e) ……….

b) ……… f) ……….

c) ……… g) ……….

d) ……….. h) ……….

3. Mendengar radio selama satu minggu terakhir :

Hari Jam Acara Stasiun Radio

1. Senin ..…..s/d…….

2. Selasa ..…..s/d…….

6. Sabtu ..…..s/d…….

7. Minggu ..…..s/d…….

4. Membaca Koran (surat kabar) dalam satu minggu terakhir :

Tanggal Nama Media Lama

(Jam)

Topik Yang Dibaca Sumber

5. Kontak (pertemuan) dengan penyuluh dalam satu minggu terakhir

Nama Tempat Topik Pembicaraan

6. Kontak (pertemuan) dengan sesama petani dalam 1 minggu terakhir

UJI COBA MEDIA KODE RESPONDEN : ……… NAMA RESPONDEN : ……… PENDIDIKAN : ……… UMUR : ………

ALAMAT RESPONDEN : DESA : ………..

KECAMATAN : ……….. KABUPATEN : MALUKU TENGAH

PEWAWANCARA : ……….

TANGGAL : ……….

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERTANIAN

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2005

a) Ya b) Tidak Jika tidak :

No Alasan Saran

1.

2.

2. Apakah suara (Penjelasan) di video jelas di dengar ?

a) Ya b) Tidak Jika tidak :

No Alasan Saran

1.

2.

3. Apakah tulisan (teks) video jelas di lihat ?

a) Ya b) Tidak Jika tidak : No Alasan Saran 1. 2. 3.

4. Apakah musik instrument mengganggu pendengaran ?

a) Ya b) Tidak Jika ya :

No Alasan Saran

1.

a) Ya b) Tidak Jika tidak :

No Alasan Saran

1.

2.

6. Menurut Bapak/Ibu, apakah teks (tulisan) di video bisa dipahami maksudnya ?

a) Ya b) Tidak Jika tidak :

No Alasan Saran

1.

2.

7. Menurut Bapak/Ibu, apakah penjelasan penyuluh yang dilihat di video bisa dipahami maksudnya ?

a) Ya b) Tidak Jika tidak : No Alasan Saran 1. 2. Penerimaan

Menurut Bapak/Ibu, apakah penjelasan penyuluh yang dilihat di video memberikan petunjuk yang mudah dilaksanakan ? a) Ya b) Tidak Jika tidak : No Alasan Saran 1. 2.

pemberantasan hama kakao ? a) Ya b) Tidak Jika tidak : No Alasan Saran 1. 2.

KELOMPOK

VIDEO DEMONSTRASI KONTROL

n

Pre-test Post-test Pre-test Post-test Post-test

1 10 26 8 24 9 2 10 23 10 23 10 3 11 22 10 26 11 4 9 22 9 22 9 5 10 20 10 20 9 6 9 25 9 25 10 7 10 26 10 27 12 8 10 23 10 26 10 9 8 22 8 27 9 10 10 26 10 23 10 11 10 20 10 20 10 12 9 22 10 22 8 13 10 22 10 22 8 14 10 21 9 21 10 15 9 24 10 24 8 16 10 23 9 23 8 17 9 25 9 25 9 18 9 22 9 19 12 19 9 25 9 25 9 20 9 24 8 24 10 Lampiran 5

Persepsi Kelompok Eksperimen Video Instruksional Video

n

D.Tarik Pemahaman Penerimaan Keterlibatan

1 3,00 3,00 3 3 2 2,60 2,00 3 2,5 3 2,20 3,00 2 2,5 4 2,80 2,00 3 2,5 5 2,60 1,67 2,5 2,5 6 2,60 3,00 2 3 7 2,80 2,67 2,5 3 8 2,40 2,33 3 2,75 9 2,40 2,67 2 2,75 10 2,80 2,67 2,5 2,75 11 2,40 2,00 2 2,5 12 2,60 2,00 3 2,75 13 2,60 2,00 3 2,75 14 2,40 1,67 2 3 15 2,40 3,00 2,5 2,75 16 2,20 2,00 3 2,5 17 2,80 3,00 3 2,75 18 2,80 1,67 3 2,5 19 2,60 3,00 2,5 3 20 2,80 2,67 3 3 ? 51,8 48 52,5 54,75 Rataan 2,59 2,4 2.62 2,73

Karakteristik Personal Perilaku Komunikasi (Frekwensi/Jam/Minggu) Pendidikan

Formal

Pengalaman

U.Tani Umur Televisi Radio Koran

Kontak Person

Kontak Penyuluh No

(Tahun) (Tahun) (Tahun)

1 6 10.00 65 8.00 1.00 1.00 1.00 7.00 2 4 20.00 57 7.00 2.00 1.50 1.00 6.00 3 6 20.00 65 11.00 1.00 1.00 1.00 7.00 4 5 30.00 25 7.00 2.00 1.00 1.00 5.00 5 9 11.00 35 10.00 1.50 1.50 1.00 5.00 6 6 30.00 54 10.00 1.00 1.50 1.50 5.00 7 9 10.00 35 8.00 1.00 1.00 1.50 6.00 8 7 20.00 25 8.00 1.50 1.00 1.50 6.00 9 6 20.00 30 11.00 1.00 1.00 1.00 4.00 10 12 30.00 30 10.00 1.00 1.50 1.00 4.00 11 10 11.00 59 8.00 1.50 1.50 1.50 6.00 12 6 30.00 45 7.00 1.00 1.00 1.00 6.00 13 12 15.00 50 9.00 1.00 1.00 1.00 5.00 14 9 10.00 40 13.00 1.00 1.50 1.50 7.00 15 5 12.00 34 13.00 1.50 1.50 1.50 4.00 16 12 25.00 20 12.00 1.00 1.50 1.00 6.00 17 6 15.00 50 6.00 1.00 1.00 1.00 5.00 18 12 16.00 24 8.00 1.50 1.00 1.50 7.00 19 6 15.00 30 8.00 1.00 1.50 1.50 6.00 20 9 15.00 35 6.00 1.00 1.00 1.00 4.00 ? 157 365 808 180 24.5 24.5 24 111 Rataan 7.85 18,25 40.4 9.0 1.3 1.2 1.2 5.5

Pendidikan Pengalaman Umur Pengetahuan

Spearman's rho Pendidikan Correlation Coefficient 1.000 .043 -.428 .190

Sig. (2-tailed) . .858 .060 .424

N 20 20 20 20

Pengalaman Correlation Coefficient .043 1.000 .036 .191

Sig. (2-tailed) .858 . .880 .420

N 20 20 20 20

Umur Correlation Coefficient -.428 .036 1.000 .304

Sig. (2-tailed) .060 .880 . .192

N 20 20 20 20

Pengetahuan Correlation Coefficient .190 .191 .304 1.000

Sig. (2-tailed) .424 .420 .192 .

N 20 20 20 20

Lampiran 9

Hasil Perhitungan Korelasi Perilaku Komunikasi Dengan Peningkatan Pengetahuan

tv radio cetak penylh petani y

Correlation Coefficient 1.000 -.189 .452(*) .207 .004 -.189 Sig. (2-tailed) . .425 .045 .381 .985 .426 tv N 20 20 20 20 20 20 Correlation Coefficient -.189 1.000 .165 .168 .002 -.382 Sig. (2-tailed) .425 . .486 .479 .994 .096 radio N 20 20 20 20 20 20 Correlation Coefficient .452(*) .165 1.000 .287 -.090 -.036 Sig. (2-tailed) .045 .486 . .220 .704 .882 cetak N 20 20 20 20 20 20 Correlation Coefficient .207 .168 .287 1.000 .266 .045 Sig. (2-tailed) .381 .479 .220 . .256 .850 penylh N 20 20 20 20 20 20 Correlation Coefficient .004 .002 -.090 .266 1.000 -.179 Sig. (2-tailed) .985 .994 .704 .256 . .449 petani N 20 20 20 20 20 20 Correlation Coefficient -.189 -.382 -.036 .045 -.179 1.000 Sig. (2-tailed) .426 .096 .882 .850 .449 . Spearman ’s rho y N 20 20 20 20 20 20

Pendidikan

Pengala

man Umur Daya tarik

Pemaha man Penerim aan Keterlib atan Spearma n’s rho Pendidikan Correlation Coefficient 1.000 .043 -.428 .222 -.113 .273 -.152 Sig. (2-tailed) . .858 .060 .347 .635 .244 .521 N 20 20 20 20 20 20 20 Pengalaman Correlation Coefficient .043 1.000 .036 -.189 .238 .058 -.039 Sig. (2-tailed) .858 . .880 .425 .312 .808 .871 N 20 20 20 20 20 20 20 Umur Correlation Coefficient -.428 .036 1.000 .173 .492(*) -.421 .333 Sig. (2-tailed) .060 .880 . .465 .027 .064 .152 N 20 20 20 20 20 20 20

Daya tarik Correlation

Coefficient .222 -.189 .173 1.000 .104 .457(*) .305 Sig. (2-tailed) .347 .425 .465 . .663 .043 .191 N 20 20 20 20 20 20 20 Pemahaman Correlation Coefficient -.113 .238 .492(*) .104 1.000 -.194 .476(*) Sig. (2-tailed) .635 .312 .027 .663 . .412 .034 N 20 20 20 20 20 20 20 Penerimaan Correlation Coefficient .273 .058 -.421 .457(*) -.194 1.000 -.143 Sig. (2-tailed) .244 .808 .064 .043 .412 . .547 N 20 20 20 20 20 20 20 Keterlibatan Correlation Coefficient -.152 -.039 .333 .305 .476(*) -.143 1.000 Sig. (2-tailed) .521 .871 .152 .191 .034 .547 . N 20 20 20 20 20 20 20

Televisi Radi o Koran Kontak Penyuluh Kontak Person Daya tarik Pemaha man Penerim aan Keterlib atan Spear man's rho Televisi Correlation Coefficient 1.000 -.189 .452(*) .207 .004 .635(**) - -.004 .618(**) - -.026 Sig. (2-tailed) . .425 .045 .381 .985 .003 .985 .004 .912 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Radio Correlation Coefficient -.189 1.000 .165 .168 .002 -.036 -.425 .199 - .622(**) Sig. (2-tailed) .425 . .486 .479 .994 .880 .062 .401 .003 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Koran Correlation Coefficient .452(*) .165 1.000 .287 -.090 -.352 -.108 -.426 -.074 Sig. (2-tailed) .045 .486 . .220 .704 .128 .650 .061 .757 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Kontak Penyulu h Correlation Coefficient .207 .168 .287 1.000 .266 -.183 .027 -.385 .300 Sig. (2-tailed) .381 .479 .220 . .256 .439 .909 .094 .198 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Kontak Person Correlation Coefficient .004 .002 -.090 .266 1.000 -.125 -.223 .036 -.089 Sig. (2-tailed) .985 .994 .704 .256 . .601 .346 .880 .709 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Daya tarik Correlation Coefficient - .635(**) -.036 -.352 -.183 -.125 1.000 .104 .457(*) .305 Sig. (2-tailed) .003 .880 .128 .439 .601 . .663 .043 .191 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Pemaha man Correlation Coefficient -.004 -.425 -.108 .027 -.223 .104 1.000 -.194 .476(*) Sig. (2-tailed) .985 .062 .650 .909 .346 .663 . .412 .034 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Penerim aan Correlation Coefficient - .618(**) .199 -.426 -.385 .036 .457(*) -.194 1.000 -.143 Sig. (2-tailed) .004 .401 .061 .094 .880 .043 .412 . .547 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Keterlib atan Correlation Coefficient -.026 - .622( **) -.074 .300 -.089 .305 .476(*) -.143 1.000 Sig. (2-tailed) .912 .003 .757 .198 .709 .191 .034 .547 . N 20 20 20 20 20 20 20 20 20

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

(Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah

Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai

Kabupaten Maluku Tengah)

MUHAMMAD NASIR BENUNUR

SEKOLAH PASCASARJAN A

I N STI TU T P ERTAN I AN BOGOR

BOGOR

2 0 0 6

DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

(Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah

Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai

Kabupaten Maluku Tengan)

Oleh

Muhammad Nasir Benunur

NRP. P.054034021

Tesis

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJAN A

I N SI TU T PERTAN I AN BOGOR

BOGOR

2 0 0 6

MUHAMMAD NASIR BENUNUR. Evektifitas Video Instruksional Dalam Diseminasi Informasi Pertanian (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama PBK pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah). Dibimbing oleh SUTISNA RIYANTO DAN GARDJITO.

Faktor geografis dan terbatasnya tenaga penyuluh, menyebabkan penyebaran informasi inovasi pertanian kepada petani terbatas dan tidak merata. Video Instruksional dengan bentuk yang ringkas dan praktis, apakah efektif digunakan sebaga i media penyebaran informasi pertanian. Penelitian ini untuk menjelaskan efek keragaan pesan pada video instruksional terhadap peningkatan pengetahuan, dan korelasinya dengan persepsi, karakteristik personal, dan perilaku komunikasi.. Penelitian inidilakukan pada tiga kelompok eksperimen yang diacak dari 60 petani kakao. Dua kelompok diberi perlakuan video instruksional dan demonstrasi cara sebagai pembanding, dan satu kelompok sebagai kontrol. Desainnya menggunakan Separate sample pretest-postes. Data dianalisis dengan prosedur analisis kovarians dan korelasi spearmean.

Hasil penelitian mengungkapkan, keragaan pesan dengan video instruksional berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan petani, sama efektifnya dengan kebiasaan petani menerima informasi melalui demonstrasi cara, oleh penyuluh. Pengaruh tersebut, berkorelasi dengan persepsi petani tentang video instruksional, tetapi tidak berkorelasi dengan karakteristik personal dan perilaku komunikasi. Dengan demikian, keefektifan video instruksional dalam diseminasi informasi pertanian, ditentukan oleh persepsi petani, dan efektif dapat digunakan oleh petani yang berbeda karakteristik personal dan perilaku komunikasi.

MUHAMMAD NASIR BENUNUR. Effectiveness of Instr uctional Video in the Dissemination of Agricultural Information (Field Experimental: Control of PBK Pest in Cacao Farming in Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah). Under the supervision of SUTISNA RIYANTO AND GARDJITO.

Factor of geography and limited agricultural communication channels made the dissemination of agricultural information limited and unequally distributed. The question is whether the brief and practical form of instructional video and its capability in exposing message could be used as an effective information channel. This research had the objective to clarify the performance effects of message of instructional video in increasing farmers’ knowledge and its correlation to perception indicator, personal characteristics, and communication behavior. The research was conducted on three experimental groups taken randomly from 60 cacao farmers. Two groups were treated with instructional video and demonstrative method, while the third group was treated as control. Separate pre-test and pos-test conducted on the samples was used as the design. ANCOVA and Spearman correlation method were used in analyzing the data. The results indicated that the message performance of the instructional video and demonstration method had the same effectiveness in influencing the increase in knowledge. The effect had the correlation to the perception about the instructional video, but had no correlation to the personal characteristics and communication behavior. Therefore, the effectiveness of the instructio n video in the dissemination of agricultural information was determined by the perception of the farmers, and it was effective for use by farmers with different personal characteristics and communication behavior.

Keywords: instructional media, message performance, effectiveness, dissemination, agricultural information.

dan hidayah-Nya, penulisan Tesis dengan judul “ Evektifitas Video Instruksional Dalam Diseminasi Informasi Pertanian (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama PBK pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah), dapat diselesaikan. Penulisan tesis ini merupakan rangkaian kegiatan kurikuler pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Dengan berakhirnya masa studi di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanaian Bogor, penulis haturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada : Bapak Ir. Sutisna Riyanto, MS dan Bapak Ir. Gardjito, M.Sc, atas segala arahan (bimbingan) mulai dari penulisan proposal sampai penulisan hasil penelitian ; Bapak Dr. Ir. Sumardjo, baik selaku penguji, maupun Ketua Program Studi Komunikasu Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, beserta seluruh staf Pengajar.

Kepada keluarga tercinta, penulis haturkan rasa terima kasih yang mendalam atas doa restu dan dukungan morilnya. Kepada Bapak Rektor Universitas Darussalam Ambon dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Darussalam, penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas bantuan dan dukungannya. Kepada Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Daerah Maluku Tengah dan Dinas Terkait, penulis haturkan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan. Khusus pada rekan-rekan Mahasiswa KMP – IPB angkatan 2003 dan 2004, penulis tak lupa haturkan terima kasih atas bantuan pemikirannya.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Maret 2006 Penulis

Penulis dilahirkan di Passo (Ambon) pada tanggal 13 Agustus 1961 dari Ayah H. Benunur dan Ibu H. Boki Pulu. Penulis adalah putra pertama dari tujuh bersaudara.

Tahun 1981 penulis lulus dari SMA Muhammadiyah Ujung Pandang dan pada tahun 1984 masuk Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian, dan lulus pada tahun 1989. Tahun 1990 penulis pengabdi sebagai tenaga pengajar tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon hingga saat ini.

Pada bulan Pebruari tahun 2004 penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor, Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian (KMP) dengan sponsor beasiswa BPPS dari Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah) Nama : Muhammad Nasir Benunur

NRP : P. 054034021

Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Disetujui Komisi Pembimbing

Ir. Sutisna Riyanto, MS Ir. Gardjito, M.Sc Ketua Komisi Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Komunikasi Pembangunan Pertanian Dekan

Dan Pedesaan

(Dr. Ir. Sumardjo, MS) (Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS)

DAFTAR TABEL ………. DAFTAR GAMBAR ……… . DAFTAR LAMPIRAN………..

PENDAHULUAN ………. 1

Latar Belakang ……….. 1 Perumusan Masalah Penelitian ………. 4 Tujuan Penelitian ….………. 6 Kegunaan Penelitian ………. 6 TINJAUAN PUSTAKA ………... 7 Penyuluhan Pertanian dan Komunikasi Pembangunan………. …… 7 Kefektivan Komunikasi Instruksional ……….. 9 Pengertian Komunikasi Instruskional ………. 9 Video Instruksional : Pengertian dan Implikasi……….. 9 Format Pesan Video Instruskional ... 13 Media dan Pengaruhnya ... 15 Pengertian Karakteristik Personak, Perilaku Komunikasi, dan Persepsi... 16 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……….……….. 19 Kerangka Pemikiran…….……… . 19 Hipotesis ……… 20 MATERI DAN METODE PENELITIAN ……… 21 Materi Video Instruksional ………... 21 Materi Demonstrasi Cara ………. 21 Metode Penelitian ………. 22 Lokasi ……….………. . 22 Desain Penelitian ……….. 22 Subyek dan Prosedur Penelitian ………. 23 Pengumpulan Data ………. 24 Defenisi Operasional dan Pengukurannya ……….. 26 Validitas dan Reliabilitas ……… 27 Uji Coba dan Evaluasi Media ………. 28 Pengolahan Data, Analisa Data , dan Pengujian Hipotesis ……… ... 28

Peningkatan Pengetahuan Petani ... 38 Hubungan Persepsi tentang Video Instruksional dengan Peningkatan

Pengetahuan ... 41 Deskripsi Persepsi Video Instruksional ... 41 Kontribusi masing- masing Peubah Persepsi ... 43 (1) Kontribusi Daya Tarik Video Instruksional ... 44 (2) Kontribusi Pemahaman Video Instruksional ... 44 (3) Kontribusi Penerimaan Video Instruksional ... 45 (4) Kontribusi Keterlibatan Video Instruksional ... 45 Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan

Peningkatan Pengetahuan. ... 47 Deskripsi Karakteristik Personal ... 47 Hubungan Karakteristik Personal dengan Peningkatan Pengetahuan ... 48 Deskripsi Perilaku Komunikasi ... 49 Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Peningkatan Pengetahuan... 51 Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Persepsi

Tentang Video Instruksional ... 53 Hubungan Karakteristik Personal dengan Persepsi tentang Video

Instruksional... 53 Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Persepsi tentang Video

Instruksional... 54 KESIMPULAN DAN SARAN ... 58 Kesimpulan ... 58 Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA……… . 60 LAMPIRAN ... 64

Halaman 1 Data dan Sumber Data Penelitian ... 25 2 Luas Wilayah, Deskripsi Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan

Penghasil Cacao Kabupaten Maluku Tengah ……….. 32 3 Luas Areal dan Produksi Tanaman Cacao dan Tanaman Perkebunan

Lainnya di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2004 ………... 33 4 Jumlah Petani, Penyuluh, dan Rasio per kecamatan ………... 35 5 Deskripsi Pengetahuan Awal Pengendalian Hama PBK ………. 36 6 Hasil Perhitungan Varians Pengetahuan Awal Antar Kelompok

Eksperimen ... ... ………... 38 7 Deskripsi Peningkatan Pengetahuan Petani ………... 38 8 Hasil Perhitungan Variasi Peningkatan Pengetahuan Antar Kelompok

Eksperimen dengan Kelompok kontrol ……….. 40 9 Deskripsi Persepsi tentang Video Instruksional ... 42 10 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Persepsi tentang Video

Instruksional dengan Peningkatan Pengetahuan ... 43 11 Deskripsi Karakteristik Personal ... 47 12 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Karakteristik Personal

dengan Peningkatan Pengetahuan ... 49 13 Deskripsi Perilaku Komunikasi ... 50 14 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Perilaku Komunikasi

dengan Peningkatan Pengetahuan ... 51 15 Koefisien Korelasi dan Signifikansi Hubungan Karakteristik Personal

Halaman 1 Kerangka Berpikir ... ……….. 19 2 Tahapan Penelitian ……….. 24 3 Grafik Perkembangan Cacao ………... 34 4 Grafik Sebaran Skor Pengetahuan Awal ... 37 5 Grafik Sebaran Skor Peningkatan Pengetahuan ... 39 6 Grafik Sebaran Persepsi tentang Video Instruksional ... 43 7 Grafik Sebaran Data Karasteristik Respo nden Kelompok Video

Instruksional ... 48 8 Grafik Sebaran Data Perilaku Komunikasi Kelompok Video Instruksional 50

Halaman 1 Peta Lokasi Penelitian ………. 64 2 Naskah video...………... 65 3 Naskah Demonstrasi Cara ... 69 4 Data Skor Pengetahuan Awal dan Akhir Kelompok Eksperimen video

Instruksional dan Demonstrasi Cara dan Kelompok Kontrolnya... 71 5 Data Persepsi Kelompok Eksperimen Video Instruksional dan

Demonstrasi cara ... 72 6 Data Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi Kelompok

Eksperimen Video Instruksional ... 73 7 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Persepsi tentang Video

Instruksional dengan Peningkatan Pengetahuan ... 74 8 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Karateristik Personal dengan

Peningkatan Pengetahuan ... 75 9 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Perilaku Komunikasi dengan

Peningkatan Pengetahuan ... 76 10 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Karakteristik Personal dengan

Persepsi tentang Video Instruksional... 77 11 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Perilaku Komunikasi dengan

Persepsi tentang Video Instruksional... 78 12 Uji Reliabilitas dan Uji Media ... 79 13 Daftar Pertanyaan ... 81

Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di berbagai daerah, termasuk Maluku, tidak saja mempunyai andil yang cukup penting dalam sektor pertanian, tetapi telah pula menimbulkan gerakan massal dalam memperkenalkan dan menerapkan berbagai inovasi baru untuk setiap program pembangunan pertanian. Tugas ini jelas bukanlah tugas yang ringan, karena gerakan massal yang melibatkan masyarakat tani di pedesaan dengan berbagai karakteristik dan latar belakang sosial-ekonomi dan budaya, dihadapkan pada hambatan yang cukup banyak dan rumit. Keadaan ini merupakan tantangan yang semakin kompleks, dan menuntut peranan yang semakin besar dari tiap unsur yang bergerak dalam bidang penyuluhan pertanian.

Penyuluh lapangan menjadi menonjol dalam proses penyebaran informasi pertanian saat ini, tidak saja karena mereka merupakan saluran utama dalam menyebarkan informasi pertanian di kalangan petani, tetapi juga kedudukan dan peranannya dalam mengaplikasikan teknologi kepada para petani. Kebutuhan akan penyuluh lapangan tersebut bukan kebutuhan sesaat, tetapi kontinyu sepanjang proses pengembangan usaha pertanian masih berlangsung.

Kepulauan Maluku umumnya dan Maluku Tengah khususnya merupakan wilayah yang dibentuk oleh gugus pulau besar dan pulau-pulau kecil. Berdasarkan penyebaran penduduknya, sebagian besar bertempat tinggal di wilayah-wilayah pesisir pantai, dengan tingkat kepadatan penduduk 196,125 orang/km (BPS Maluku Tengah, 2004). Sarana dan prasarana perhubungan antar satu wilayah dengan wilayah lainnya, menggunakan transportasi darat dan laut. Diantara gugusan kepulauan Maluku Tengah, jumlah penduduk dan potensi pertanian terbesar adalah di Pulau Seram. Konsentrasi penduduk umumnya berada di wilayah pesisir utara dan pesisir selatan, sehingga hubungan antar kedua wilayah tersebut masih mengalami hambatan (Peta wilayah pada lampiran 1). Kondisi geografis tersebut cukup mempengaruhi kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian.

Pengaruh ini cukup memberikan dampak kepada para petani di kedua wilayah pesisir tersebut dan para petani di pulau-pulau kecil lainnya. Dampak yang paling dirasakan adalah penerimaan informasi- informasi pertanian masih sangat terbatas. Keterbatasan tersebut merupakan akumulasi dari kondisi geografis dan demografis, serta ketersediaan jumlah penyuluh, frekwensi kegiatannya di lapangan, dan jangkauan penyuluh di lapangan. Hal ini tentunya berpengaruh pada pemerataan pengetahuan petani, terutama teknologi baru yang hanya di ketahui oleh sebagian petani.

Maluku Tengah merupakan salah satu daerah yang cukup potensial dalam mengembangkan komoditi pertanian dala m arti luas. Salah satu komoditas andalannya adalah kakao. Luas areal perkebunan kakao yang ada saat ini adalah 4.423 ha (BPS Maluku Tengah, 2002). Berdasarkan luasan tersebut, produksinya kian waktu semakin menurun. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah akibat dari serangan hama PBK (penggerek buah kakao). Depparaba (2002), memperkirakan luas areal tanaman kakao di Maluku yang terserang hama PBK adalah 70 persen atau ± 2.653,8 ha. Mengingat Maluku Tengah merupakan salah satu daerah pengembangan kakao, maka diindikasikan daerah penyebarannya termasuk daerah ini.

Pengendalian hama PBK tersebut telah dilakukan oleh petani sesuai pengetahuan yang mereka miliki, namun belum menunjukkan hasil sesuai yang diharapkan. Salah satu cara yang telah diterapkan di Sulawesi Tenggara adalah penggunaan pupuk “X” yang merupakan produk baru dalam mengendalikan hama PBK. Penggunaan produk tersebut, ternyata cukup efektif dalam mengatasi permasalahan hama PBK.

Penggunaan inovasi baru seperti pupuk tersebut, bila diterapkan pada petani yang belum pernah mengenalinya, seperti di Maluku Tengah tentu akan dihadapkan dengan permasalahan karakteristik inovasi tersebut, seperti Relative avantage, Compatibility, Complexity, Triability, dan Observability. Hal ini karena produk tersebut merupakan suatu ide yang nantinya akan melalui suatu proses mengkomunikasikannya melalui saluran-saluran tertentu dalam saat tertentu diantara anggota-anggota suatu sistem sosial (para petani).

Permasalahannya, bila inovasi tersebut disebarkan kepada para petani di Maluku Tengah, akan dihadapkan pada keterbatasan saluran-saluran komunikasi, dan kondisi geografis. Untuk itu diperlukan pendekatan komunikasi yang efektif untuk memperkenalkan inovasi tersebut kepada para petani.

Suatu ide baru ketika diperkenalkan kepada para petani, pendekatan komunikasi yang efektif adalah menggunakan media massa. Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat atau perhatian. Paket-paket informasi praktis yang siap pakai seperti video instruksional, merupakan saluran informasi yang sangat membantu menyebarkan informasi teknologi pertanian. Bentuknya yang ringkas dan kemampuannya untuk mendedah (“expose”) secara berulang- ulang, antara lain merupakan keunggulan media ini, sehingga para petani dapat menyimpannya untuk kemudian menonton kembali sewaktu-waktu bila perlukan. Kehadiran media video seperti itu dapat menggantikan sementara fungsi penyuluh lapangan. Sesuai yang dikemukakan oleh Roger (1995), suatu inovasi akan menimbulkan ketidakpastian dalam derajat tertentu yang dapat dikurangi dengan adanya informasi, dan penggunaan saluran mass media lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang inovasi.

Kebiasaan petani menerima informasi dari para penyuluh pertanian, telah membuktikan bahwa, dengan metode demonstratif telah memberikan kontribusi yang positif terhadap tingkat pengetahuan petani. Walaupun hanya terbatas pada petani di wilayah-wilayah percontohan.

Penyajian informasi tentang pengendalian hama PBK dengan pupuk “X” tersebut, akan menimbulkan reaksi yang beragam. Keragaman reaksi tersebut, dapat disebabkan oleh : kebiasaannya menerima informasi, efek keterdedahan terhadap sumber-sumber informasi dari media informasi maupun interpersonal, dan karakteristik personal. Agar media video instruksional dapat menggantikan fungsi sementara penyuluh pertanian, dengan kerakteristik dan keunggulannya, desain pesannya disesuaikan dengan kebiasaan petani menerima informasi.

Hasil identifikasi awal, diperkirakan paling sedikit tujuh puluh lima persen (75%) petani kakao yang tersebar di Kecamatan Amahai, pada setiap rumah tangga memiliki sarana hiburan televisi dan CD player, dengan berbagai merk dan ukuran. Perkembangan stasiun-stasiun televisi swasta yang menyajikan

berbagai ragam acara, serta penjualan CD lagu dan film dengan harga yang relatif murah telah pula memberikan dampak terhadap keterdedahan masyarakat. Kehadiran sarana informasi dan hiburan, dan penyajian beragam acara oleh stasiun-stasiun televisi swasta khususnya selama dua puluh empat (24) jam, dan tersedianya film dan lagu yang dikemas dalam cd (video), diperkiranakan dapat memberikan efek terhadap perilaku komunikasi masyarakat (petani), yang berkaitan dengan penelitian ini.

Terkait dengan kondisi para petani di Kecamatan Amahai, ketersediaan media informasi dan hiburan, kebiasaan petani menerima informasi, keterbatasan tenaga penyuluh dan jangkauan penyuluh merupakan alasan utama, mengapa penelitian ini menggunakan media video instruksional. Agar dapat diketahui keefektivan media video instruksional dalam diseminasi (penyebaran) informasi pertanian, penelitian ini juga menggunakan media atau metode penyuluhan yang lazim digunakan selama ini, yaitu demonstrasi cara sebagai pembanding.

Uraian di atas mengungkapkan keterkaitan penting antara penggunaan media video instruksional dalam penyebaran informasi pengendalian hama penggerek buah kakao (PBK) kepada petani kakao di Kecamatan Amahai Maluku Tengah. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah penggunaan media video instruksional dapat mentransfer informasi secara efektif kepada petani ? Suatu penelitian yang menguji efektivitas penggunaan media ini diharapkan dapat mengungkapkan jawaban pertanyaan tersebut.

Perumusan Masalah Penelitian

Hambatan komunikasi, sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diupayakan dengan memperkecil kesenjangan informasi antara komunikator (penyuluh) dengan komunikan (petani), antara lain dengan menyebarkan informasi yang dikemas khusus, batas penerimaan informasi oleh petani.

Desain pesan dengan video instruksional dalam penelitian ini, merupakan metode komunikasi audio-visual. Agar dapat memberikan efek terhadap pengetahuan petani, produksi struktur pesannya didesain secara terstruktur. Unsur-unsur teknis, seperti tampilan gambar secara long shoot, medium shoot,

dan close up, digunakan untuk memudahkan petani menerima informasi secara lebih efektif. Perpaduan gambar, suara, dan teks pada video instruksional, dimaksudkan untuk menambah daya tarik, memberikan pemahaman yang lebih komprehens if, dan meningkatkan partisipasi petani dalam kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian.

Permasalahannya, apakah desain materi video instruksional tersebut efektif digunakan sebagai media penyebaran informasi pertanian ?, dan apakah para petani akan memperlihatkan efek peningkatan pengetahuan yang sama apabila mereka menonton secara mandiri dalam kondisi sehari-hari ?. Perbedaan kondisi petani dengan kondisi eksperimen sangat mungkin memunculkan efek yang berbeda dalam penerimaan informasi dari media video instruksional. Kebiasaan petani menerima informasi dengan cara yang berbeda dengan cara video instruksional menyajikan informasi, akan menimbulkan tanggapan yang beragam.

Keragaman tersebut dapat ditimbulkan oleh tingkat variasi pandangan atau interpretasi (persepsi) petani tentang video instruksional, dan variasi faktor-faktor personal seperti karakteristik personal dan perilaku komunikasi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bermaksud menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah penyajian materi pesan (informasi) melalui video instruksional mampu menimbulkan efek pada peningkatan pengetahuan petani ?

2. Apakah penyajian materi pesan (informasi) melalui video instruksional sama efektifnya dengan demonstrasi cara oleh penyuluh pertanian ?