• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional Dengan Menggunakan Metode Risk Based Capital dan Trand Analysis Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional Dengan Menggunakan Metode Risk Based Capital dan Trand Analysis Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA Buku-buku

Darmawi,Herman.(2000).ManejemenAsuransi,BumiAksara,Jakarta.

Erlina. (2008). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua,USU Press,Medan.

Fahmi, Irham. (2011). Laporan Analisisk Keuangan. Lampulo: ALFABETA. Fuady, Munir. (2008). Hukum Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Harahap, Sofyan, Syafri. (2002). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Janwari,Yadi.2005.AsuransiSyari’ah,PustakaBaniQuraisy,Bandung.

Latumaerissa, Julius R. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Jakarta.

S. Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta.

Sula, Muhammad Syakir. (2004). Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan Sistem Operasional, Gema Insani, Jakarta.

Sumitra, Adi. (2010). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi 1, Cetakan 2, Kencana, Jakarta.

Sutrisno.(2009). Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, Cetakan Ketujuh.Ekoisia. Yogyakarta

Syahrial, Dermawan, Djahotman Purba, (2013), Analisis Laporan Keuangan : Cara Mudah & Praktis Memahami Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Jurnal

Simu, Nicodemus, Andri Yulistianto. (2013). Analisisn Komparasi Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional dengan Perusahaan Asuransi Jiwa Patungan, Perbanas Institude, Jakarta.

Nawangsih, Lia Utami. (2008). Analisis PerbandinganKinerja KeuanganPerusahaanAsuransiJiwaSyariahdan Konvensional Berdasarkan Metode RBC, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Antonio, Muhammad Syafii, Mohammad Mahbubi Ali, dan Nashr Akbar. (2011).

(2)

Tahira, Hafiza, Zeeshan Arshad. (2014). Perbandingan Kinerja Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional di Pakistan,Universitas Gujrat, Pakistan.

Abdou, Hussein A., Khurshid Ali, Roger J. Lister. (2014). Sebuah Studi Perbandingan Asuransi Syariah dan Asuransi: bukti empiris dari pasar Malaysia,Konvensional, Universitas Huddefield, Inggris.

Internet

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut tingkat eksplanasinya, yaitu penelitianyang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang ditelitiserta hubungan antarasatu variabledenganvariabel yanglain,penelitiandapatdikelompokkanmenjadi penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif (Sugiyono, 2004).Jenis penelitian yangdigunakandalam penelitianiniadalahpenelitiankomparatifyangberguna untuk membandingkan kinerja keuanganasuransi syariah dan konvensional.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian,suatuyangmempunyai karakteristiktertentu(Erlina,2008:75).Populasidalampenelitianiniadalah asuransi syariah dan konvensional yang tercatat di Bursa Efek indonesia (BEI) selama periode 2011-2014yaitu berjumlah 11 perusahaan, 3 perusahaan asuransi syariah dan 8 perusahaan asuransi konvensional.

(4)

sampelberdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan asuransi syariah dan konvensionalyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2014.

2. Perusahaan asuransi syariah dan konvensional yang memiliki total aset per 31 Desember 2011.

Table 3.1

Daftar Populasi Asuransi Syariah

No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 ASBI Asuransi Bintang Tbk 29-Nov-1989

2 ASRM Asuransi Ramayana Tbk 19-Mar-1990

3 PNIN Panin Insurance Tbk 20-Sep-1983

Table 3.2

Daftar Populasi Asuransi Konvensional

No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 06-Jul-1989 2 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 14-Sep-1990 3 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 23-Des-2005 4 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk 15-Des-1989

5 ASJT Asuransi Jaya Tania Tbk 23-Des-2003

(5)

7 LPGI Lippo General Insurance Tbk 06-Sep-2005 8 MREI Maskapai Reasuransi International Tbk 04-Sep-1989

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka jumlah sampel yang dapat memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 4 sampel, yang terdiri dari 3perusahaan asuransi syariah dan 5 perusahaan asuransi konvensional. Perusahaan asuransi yang menjadi sampel dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Table 3.3

Daftar Sampel Asuransi Syariah

No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 ASBI Asuransi Bintang Tbk 29-Nov-1989

2 ASRM Asuransi Ramayana Tbk 19-Mar-1990

2 PNIN Panin Insurance Tbk 20-Sep-1983

Table 3.4

Daftar Sampel Asuransi Konvensional

No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 06-Jul-1989

(6)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yait

3.4 Definisi Operasional Variabel.

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukan sebelumnya, diketahui bahwa variabel penelitian ini adalah tentang kinerja keuangan asuransi syariah dan konvensional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank tersebut adalah sebagai berikut :

Metode Economic Value Added (EVA)

TABEL 3.5

Tahapan Perhitungan EVA

No Tahapan Perhitungan Sumber

1 NOPAT NOPAT NOPAT = Laba Bersih + Biaya Bunga Laba rugi

2 Kd* Kd = Biaya Bunga /Hutang Laba rugi

Kd* = Kd (1-T) Neraca

3 Ke Ke = I Dividen - + Growth Harga Saham Diketahui

4 Struktur Modal Wd = Hutang/Aset Neraca

We = Ekuitas/ Aset Neraca

5 WACC WACC = [ (Kd* x Wd) + (Ke x We) ] Diketahui 6 IC IC = Asset – Non Interest Bearing Liabilities Neraca

7 COC COC = WACC x 1C Diketahui

(7)

1. Likuiditas rasio

TABEL 3.6

Nama Rasio Jenis Rasio Skala Rasio Prediksi Likuiditas a. Cash Ratio > 4,05 % Sehat > 3,30 % - < 4,05 % Cukup sehat > 2,55 % - < 3,30 % Kurang sehat

< 2,55 % Tidak sehat

b. LDR < 94,75 Sehat

> 94,75 - < 98,50 Cukup sehat > 98,50 - < 102,25 Kurang sehat

> 102,25 Tidak sehat

3.5 Metode Pengumpulan Data

(8)

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif (perbandingan) yang datanya terdiri dari dua populasi, yaitu asuransi syariah dan konvensional. Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan software statistic(SPSS) dengan metode statsistik yang digunakan sebagai berikut :

3.6.1 Statistik deskriptif

Statistik deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan cara mendiskripisikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

3.6.1.1Uji normalitas

Ujiinibergunauntuktahapawaldalammetodepemilihananalisisdata.

Jikadatanormaldigunakanstatistik parametricdanjikadatatidaknormal digunakan statistik non-parametrik atau lakukan treatmentagardatanormal (Erlina,2008:102 ). Jika dataparametricakandigunakan uji t (test) pada data normal, sedangkan jika data non-parametik akan digunakan ujiwilcoxon.

Ujinormalitasyangdigunakandalam penelitianiniadalahujinormalitas dengan KolmogorovSmirnov. Konsep dasardari uji normalitas

KolmogorovSmirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diujinormalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data baku.

(9)

ditentukan sebesar 0,05, apabila p > 0,05 maka distribusi data normal. b. Nilai signifikan ditentukan sebesar 0,05, apabila p < 0,05 maka

distribusi data tidak normal. 3.6.2 Uji hipotesis

Pengolahan datadalampenelitianinidilakukandenganmenggunakan teknikstatistikyangberupa ujibedaduarata-rata(independentsamplet-test).

Independent sampel t-test dilakukan untuk menguji signifikansi beda rata-rata 2 kelompok. Independen disini dalam artikeduanyatidaksalingberhubungandan tidak saling terkait yang berasal dari dua populasi yang berbeda. Uji ini dilakukan dengan membandingkan rata-rata (mean) dua variabel bebas tersebut apakah sama atau berbeda, gunanya adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansihasilpenelitianyangberupaperbandingandariduarata-rata sampel variabel bebas tersebut).

Dalam melakukanujibedat-testyangmembandingkankinerjakeuangan bank pemerintah dan bank swasta, terlebih dahulu harus dibuat hipotesis statistik sebagai berikut :

H0, µ1= µ2: artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

asuransisyariah dan konvensionalyangdiukurdenganCurrent ratio dan metode

Economic Value Added.

H1, µ1,µ 2 : artinyaterdapatperbedaanyangsignifikanantaraasuransi syariah

(10)

Keterangan :

µ1= rata-rata Current ratio dan metode Economic Value Added asuransi syariah

µ2= rata-rata Current ratio dan metode Economic Value Added asuransi konvensional

Tingkat signifikan yang digunakan adalah 5%.

Kriteria yang digunakan untuk menerimaatau menolak hipotesis statistik tersebut diatas adalah :

a. H0 diterima jika –ttabel<thitung<ttabel, p ada α = 5% d an n ilai

probabilitas>level of significantsebesar 0,05.

Artinyatidakterdapatperbedaanyangsignifikanantara asuransi syariah dan asuransi konvensionalyangdiukurdenganCurrent ratio dan metode

Economic Value Added.

b. H0 ditolakapabila–ttabel >thitung >ttabel,padaα=5%dannilai probabilitas<level of significantsebesar 0,05.

Artinyaterdapatperbedaanyangsignifikanantara asuransi syariah dan asuransi konvensionalyangdiukurdenganCurrent ratio dan metode

(11)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik perhitungan statistik persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19.Prosedur pengujian dimulai dengan memasukkan variable-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat 2 jenis Asuransi yaitu Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensioal yang terdiri dari 3 jenis Asuransi Syariah dan 8 jenis Asuransi Konvensional:

Table 4.1

Daftar Populasi Asuransi Syariah No Kode Saham Nama Emiten

(12)

Table 4.2

Daftar Populasi Asuransi Konvensional No Kode Saham Nama Emiten

1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama

Tbk

3 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 4 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk 5 ASJT Asuransi Jaya Tania Tbk 6 ASMI Asuransi Mitra Maparya Tbk 7 LPGI Lippo General Insurance Tbk 8 MREI Maskapai Reasuransi

International Tbk

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, maka dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap data yang digunakan untuk mengetahui apakah data memenuhi asumsi klasik.Hal ini dikarenakan analisis regresi berganda menggunakan pendekatan

(13)

1. Pengujian Normalitas Data

Hasil dari uji normalitas data adalah sebagai berikut : Tabel 4.1

Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

EVA Cash

Ratio LDR

N 11 11 11

Normal Parametersa,b

Mean 0,885661 24,8103 29,1376 Std.

Deviation 0,703773 3,40226 1,3189 Most

Extreme Differences

Absolute 0,121 0,161 0,069 Positive 0,121 0,133 0,065 Negative -0,097 -0,161 -0,069 Kolmogorov-Smirnov Z 0,726 0,969 0,417 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,667 0,305 0,995 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber:Hasil pengolahan SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari tigavariabel mempunyai nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 0,05. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) yang didapatkan dari ketiga variabel tersebut adalah EVA(Y) sebesar 0,667, ,Cash Ratio(X1) sebesar 0,305, LDR(X2). Dengan nilai yang lebih besar dari tingkat alpha, maka Ho diterima dan uji asumsi klasik lainnya dapat dilanjutkan.

(14)

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016

Gambar 4.1 Grafik Histogram

(15)

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016

Gambar 4.2 Grafik P-Plot

Pada gambar grafik p-plot terlihat bahwa titik-titik mengikuti dan mendekati garis diagonalnya.Hal ini mengindikasikan bahwa data terdistribusi normal dan dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

(16)

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dengan ditandai nilai koefisien VIF pada semua variabel independen sebesar > 10 (lebih kecil dari 10). Hasil dari uji multikolinieritas adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

EVA Cash

Ratio LDR

N 11 11 11

Normal Parametersa,b

Mean 0,885661 24,8103 29,1376 Std.

Deviation 0,703773 3,40226 1,3189 Most

Extreme Differences

Absolute 0,121 0,161 0,069 Positive 0,121 0,133 0,065 Negative -0,097 -0,161 -0,069 Kolmogorov-Smirnov Z 0,726 0,969 0,417 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,667 0,305 0,995 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber:Hasil pengolahan SPSS, 2016

Berdasarkan hasil analisis menggunakan Variance Inflation Factor

(VIF) pada tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai koefisien VIF untuk semua variabel independen adalah < 10.Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel independen atau tidak terjadi multikoliearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

(17)

lain. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas yaitu :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Hasil dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016

(18)

Dari gambar grafik scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur.Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t-1.Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

Pada penelitian ini, autokorelasi diuji dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Adapun kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu :

a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Hasil dari uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,618a ,382 ,278 ,5978237 1,999

a. Predictors: (Constant), Cash ratio, LDR b. Dependent Variable:EVA

(19)

Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watosn adalah 1,999.Angka tersebut terletak diantara -2 dan +2.Dengan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

4.2.2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 19, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4

Analisis Regresi Berganda Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,618a ,382 ,278 ,5978237

a. Predictors: (Constant)Cash ratio, LDR. b. Dependent Variable:EVA

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016

Pada analisis regresi berganda di atas, angka R sebesar 0,618 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional erat atau kuat karena >0,5 (50%). Angka R square

(20)

tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0,5978237. Semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional Dengan Menggunakan Metode Risk Capital Basic dan Trend Analysis yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui apakah variabel berpengaruh secara simultan maupun secara parsial maka dilakukan uji F (uji simultan) dan uji t (uji parsial).

1. Uji Simultan (F-test)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Hasil dari uji F adalah sebagai berikut : Tabel 4.5

Uji F ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 6,614 5 1,323 3,701 ,010a

Residual 10,722 30 ,357

Total 17,335 35

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016

Berdasarkan hasil uji F di atas menunjukkan bahwa nilai F sebesar 3,701 dengan tingkat signifikansi 0,010. Tingkat kesalahan yang diajukan adalah 0,05. Artinya nilai signifikan F < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel berpengaruh secara simultan.

(21)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Tingkat pengujian yang digunakan (α) adalah 0,05. Adapun kriteria pengambilan

keputusan pada uji ini adalah sebagai berikut :

a. Bila thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Bila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Hasil dari uji t adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 3,331 3,06 1,089 0,285

Cash ratio 0,058 0,054 0,279 1,063 0,296 0,3 3,333 LDR -0,152 0,168 -0,285 -0,907 0,372 0,208 4,797

Berdasarkan tabel uji t diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pengaruh pinjaman Cas Ratio (X1) terhadap EVA(Y)

(22)

2) Untuk nilai ttabel, dimana level of significance(α) = 0,05 dan derajat kebebasan (df) = (n-k) atau (36-5), maka nilai ttabel adalah sebesar 2,0395

3) Nilai thitung sebesar 1,063, artinya thitung < ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti pinjaman Cas Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

EVApada tingkat kepercayaan 95%.

b. Pengaruh piutang LDR (X2) terhadap Return On Asset (Y)

1) Nilai thitung sebesar -0,907 secara umum menunjukkan peningkatan piutang murabahahakan menurunkan Return On Asset.

2) Untuk nilai ttabel, dimana level of significance(α) = 0,05 dan derajat kebebasan (df) = (n-k) atau (36-5), maka nilai ttabel adalah sebesar 2,0395.

3) Nilai thitung sebesar -0,907, artinya thitung < ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti piutang murabahah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Return On Asset pada tingkat kepercayaan 95%.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian variabel penelitian secara simultan menunjukkan bahwa Cash Ratio dan LDR berpengaruh signifikan terhadap EVA

(23)

bahwa piutang Caren Ratio, Cash Ratio dan NPF secara simultan berpengaruh signifikan terhadap EVA.

Berdasarkan hasil pengujian variabel penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel independen yaitu :

a) Cash ratio berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu EVA. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,011. Nilai ini lebih kecil dari nilai sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bayuny (2013) namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2013). Ramadhani (2013) mendapatkan hasil penelitiannya bahwa tidak terdapat pengaruh antara asuransi syariah dengan tingkat profitabilitas.

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional Dengan Menggunakan Metode Risk Capital Basic dan Trend Analysis yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada Bab IV, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Cash Ratio, LDR berpengaruh secara signifikan terhadap Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional di Indonesia dengan hasil perhitungan nilai F sebesar 3,701 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010.

2. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR dan LDR berpengaruh signifikan terhadap EVA Asuransi Syariah dan Asurasi Konvensional di Indonesia..

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang peneliti sampaikan bagi pihak peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut :

(25)
(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Tinjauan Umum Lembaga Keuangan Non Bank

2.1.1.1Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank

Lembaga keuangan non bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif.

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No, KEP-38/MK/IV/1972, Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKKB) adalah semua lembaga (badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan-perusahaan.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Non Bank

Lembaga keuangan non bank memiliki jenis-jenis yang berbeda menurut Latumaerissa (2011),antara lain :

(27)

Pasar modal adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan akhirnya meningkatkan kegiatan perekonomian.

2. Pasar Uang dan Pasar Valas

Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak di mana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun secara perantara. Sedangkan yang dimaksud dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjual belikan di dalam pasar uang (Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:2)).

3. Sewa Guna Usaha (Leasing)

Surat keputusan bersama mentri-mentri perdagangan, keuangan, dan perindustrian pada tahun 1974 mendefinisikan usaha leasing sebagai kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan (penyewa) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan untuk membeli barang modal yang bersangkutan. 4. Anjak Piutang (Factoring)

(28)

dan luar negeri (KepMenkeu No. 1251/ KMK. 013/ 1988 tanggal 20 Desember 1998).

5. Modal Ventura

Modal ventura (sesuai SK. Menteri Keuangan No. 1251/ KMK. 013 1988) adalah suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha (investment company) untuk jangka waktu tertentu, paling lama 10 tahun. 6. Asuransi

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang menanggung atau mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu (KUHD Pasal 246). 7. Pegadaian

Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan lainnya yang sudah lama beroperasi di Indonesia.Lembaga ini dimaksudkan untuk memberikan pinjaman-pinjaman kepada perorangan.Tujuan lembaga ini adalah mencegah rakyat kecil yang membutuhkan pinjaman agar tidak terjatuh ketangan pelepas uang yang dalam pemberiaanya memberikan bunga yang sangat tinggi dan berlipat ganda (rentenir).

8. Dana Pensiun

(29)

UU.No. 11/1992). Tujuan pokoknya adalah sebagai jaminan hidup bagi peserta dan keluarganya untuk masa yang akan datang.

2.1.2 Tinjauan Umum Asuransi

2.1.2.1 Pengertian Asuransi

Di Indonesia pengertian asuransi menurut UU No. 1 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut,“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.Sedangkan menurut KUHD pasal 246,“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang menanggung atau mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu.”

(30)

Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang memiliki peran sangat penting dalam kehidupan ekonomi dan sebagai salah satu pertimbangan dalam pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa unsur dalam asuransi berdasarkan UU No. 2 tahun 1992, yaitu:

1. Tertanggung : tertanggung atau badan hukum yang memiliki atau kepentingan atas harta benda.

2. Penanggung : pihak yang menerima premi asuransi dari tertanggung dan menanggung risiko atas kerugian/musibah yang menimpa harta benda yang diasuransikan.

3. Suatu peristiwa (accident) yang tidak tentu atau pasti (tidak diketahui sebelumnya).

4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa tak tertentu.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Usaha Asuransi

Secara garis besar, usaha asuransi terbagi atas 3 kegiatan usaha yang terpisah penyelenggaraannya yaitu kegiatan usaha asuransi kerugian (umum), asuransi jiwa, dan asuransi sosial.

1. Asuransi kerugian/umum (general insurance)

Jenis asuransi yang memberikan jaminan bagi berbagai risiko yang mengancam harta benda dan berbagai kepentingan.

(31)

Jenis asuransi yang memberikan jaminan terhadap kehilangan jiwa seseorang. Fungsi asuransi jiwa secara umum dapat dikelompokkan menjadi beberapa unsur antar lain:

- Membantu pihak yang kecelakaan.

- Membayar santunan bagi pihak yang tertanggung.

- Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya pejabat kunci perusahaan.

- Menghimpun dana untuk persiapan pensiun; dan - Menunda atau menghindari pajak pendapatan 3. Asuransi sosial

Sebenarnya sama dengan kedua jenis yang telah disebutkan di atas (asuransi kerugian dan asuransi jiwa), tetapi penyelenggaraannya didasarkan pada peraturan perundangan tersendiri yang bersifat wajib serta di dalamnya terkandung tujuan tertentu dari pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat atau sebagian anggota masyarakat.

2.1.3 Asuransi Syariah

2.1.3.1 Pengertian Asuransi Syariah

Asuransi syariah(Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk assets dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah (Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FISS, 2004:30).

(32)

maka asuransi syariah memiliki karakteristik atau ciri-ciri antara lain : (Janwari, 2005:21)

1. Akad yang dilakukan adalah akad takafuli

2. Selain tabungan peserta dibuat pula tabungan derma(tabarru’)

3. Merealisir prinsip bagi hasil

2.1.3.2 Tujuan Asuransi Syariah

Meminimalisir risiko financial dalam asuransi syariah biasanya berasal dari dua sumber, yaitu tabungan (premi) yang disetor, dan tabarru’ yang berasal dari peserta asuransi lainnya. Dilihat dari cara meminimalisir risiko, maka tujuan dari pendirian asuransi syariah, khusus di Indonesia adalah : (Janwari, 2005:13)

1. menjaga konsistensi pelaksanaan syariah di bidang keuangan, mengandung pengertian bahwa pendirian asuransi syariah merupakan wujud implementasi dari nilai-nilai syariah yang terkandung dalam Al-Quran dan Al-Sunnah.

2. Antisipasi terhadap makin meningkatnya kemakmuran bangsa, mengandung arti bahwa dalam masyarakat bangsa yang telah maju, karakter individualistik lebih menonjol dibandingkan dengan karakter kolektifistik. 3. Turut meningkatkan kemakmuran bangsa dalam hal kesadaran akan

pentingnya berasuransi, khususnya masyarakat islam.

(33)

melibatkan diri sacara langsung untuk mengelola dan mengembangkan industri asuransi yang terlepas dari unsur-unsur yang tidak dibenarkan sara.

2.1.3.3 Fungsi Asuransi Syariah

Seiring dengan adanya tujuan asuransi, maka secara otomatis asuransi syariah memiliki fungsi tersendiri, antara lain : (Janwari, 2005:16)

1. Fungsi dari segi pelaksana syariat Islam

Asuransi syariah merupakan realisasi dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam syariat islam itu sendiri. Hal ini berarti bahwa prinsip oprasional yang digunakan asuransi syariah mengacu pada syari’at islam, bukan pada sistem ekonomi kapitalis atau system ekonomi yang selama ini menjadi dasar pikiran asuransi konvensional.

2. Fungsi segi pembangunan nasional

Kehadiran asuransi syariah memiliki fungsi untuk mensejahterakan dan menentramkan kehidupan rakyat ketika tertimpa musibah atau bencana. 3. Fungsi dari segi pengelolaan dan pendayagunaan ekonomi umat

Kehadiran asuransi syariah sebagai sebuah lembaga keuangan syariah bisa lebih mengelola dan mendayagunakan potensi ekonomi umat islam secara maksimal.

2.1.3.4 Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah

Para ulama dan ahli ekonomi islam mengemukakan bahwa asuransi syariah atau asuransi takaful ditegakkan atas tiga prinsip utama, yaitu : (http://www.takafulmulia.com)

(34)

Para peserta asuransi takaful memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk saling membantu dan menolong peserta lain yang mengalami musibah atau kerugian dengan niat ikhlas, karena memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas adalah ibadah.

2. Saling bekerja sama atau saling membantu

Peserta asuransi takaful yang satu dengan yang lain saling bekerja sama dan saling tolong menolong dalam mengatasi kesulitan yang dialami karena sebab musibah yang diderita.

3. Saling melindungi penderitaan satu sama lain

Peserta asuransi takaful akan berperan sebagai pelindung bagi peserta lain yang mengalami gangguan keselamatan berupa musibah yang dideritanya.

2.1.3.5 Produk Asuransi Syariah

Dilihat dari sisi dana, produk asuransi syariah terbagi dalam dua jenis, yaitu : Pertama, produk yang memiliki unsur tabungan, ada yang diperuntukkan untuk perorangan/individu, ada juga untuk kelompok. Kedua, produk yang tidak memilikiunsur tabungan (Khoiril Anwar, 2007:33).

Mekanisme pengelolaan dana yang memiliki unsur tabungan adalah setiap premi yang dibayarkan peserta akan dimasukkan kedalam dua rekening.

1. Rekening tabungan

(35)

2. Rekening khusus

Rekening yang akan menampung seluruh dana tabarru’ (iuran kebajikan) yang telah diniatkan peserta untuk dana tolong menolong manakala ada peserta lain yang tertimpa musibah.

2.1.4 Asuransi Konvensional

2.1.4.1 Pengertian Asuransi Konvensional

Menurut kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUH Dagang), asuransi merupakan suatu perjanjian, dengan mana seseorang menanggung atau mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu (Pasal 246 KUH Dagang).

Dengan demikin, elemen-elemen dari suatu asuransi adalah sebagai berikut : (Munir Fuady, 2008:249)

1. Adanya pihak tertanggung. 2. Adanya pihak penanggung. 3. Adanya kontrak asuransi. 4. Adanya kerugian.

5. Adanya peristiwa tertentu yang akan memungkinkan akan terjadi. 6. Adanya uang premi yang dibayar oleh penaggung kepada tertanggung.

(36)

kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.

2.1.4.2 Tujuan Asuransi Konvensional

Pada asuransi konvensional tujuannya adalah transfer of risk

(memindahkan risiko), inilah hakekat tujuan utama orang berasuransi.Abbas Salim mengatakan bahwa tujuan asuransi konvensional adalah transfer of risk

(pemindahan risiko) individu kepada perusahaan asuransi.Karena itu, tujuan pertanggungan terutama untuk mengurangi risiko-risiko yang kita temu pada masyarakat (Muhammad Syakir Sula, 2004:304).

Dalam pandangan ekonomi, asuransi suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan atau transfer of risk dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan financial. Jadi, berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkenaan dengan pemindahan dan mengkombinasikan risiko.

2.1.4.3 Manfaat Asuransi Konvensional

(37)

1. Asuransi melindungi risiko investasi

Kemampuan untuk menanggung risiko merupakan unsur fundamental dalam perekonomian bebas.Bilamana suatu perusahaan berusaha untuk memperoleh keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran risiko dan ketidakpastian tidak dapat dihindari.

2. Asuransi sebagai sumber dana investasi

Pembangunan ekonomi memerluka dukungan investasi dalam jumlah memadai yang pelaksanaannya berdasarkan kemampuan sendiri. Perusahaan-perusahaan asuransi mampu menghimpun dana (dalam bentuk premi asuransi) dalam jumlah yang tidak kecil. Penginvestasian kembali dana tersebut nerupakan sumber modal yang sangat berarti dalam mempercepat laju perkembangan ekonomi.

3. Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit

Kreditor lebih percaya pada perusahaan yang risiko kegiatan usahanya diasuransikan. Pemberi kredit tidak hanya tertarik dengan keadaan perusahaan serta kekayaan yang ada pada saat ini, tetapi juga sejauh mana perusahaan tersebut telah melindungi diri dari kejadian-kejadian yang tidak terduga di masa depan.

4. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran

Perusahaan asuransi tidak kuasa mencegah terjadinya kerugian-kerugian yang tidak terduga.Fungsi utama asuransi adalah mengurangi kekhawatiran akibat ketidakpastian.Jadi, perusahaan asuransi tidaklah mengurangi ketidakpastian terjadinya penyimpangan yang tidak diharapkan.

5. Asuransi mengurangi biaya modal

Dalam rangka menarik modal ke dalam perusahaan-perusahaan yang menanggung biaya besar, maka return atas modal yang telah diinvestasikan harus cukup besar. Tingkat risiko dan pengembalian modal berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.

6. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan

Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari arti penting dari asuransi sebagai salah satu yang menciptakan goodwill (jasa baik) antar kelompok pimpinan dan karyawan. Perusahaan-perusahaan telah menyediakan polis secara berkelompok untuk para karyawan tertentu dengan cara perusahaan membayar keseluruhan atau sebagian dari premi yang telah ditetapkan. 7. Asuransi dapat meratakan kemiskinan

Dalam dunia usaha yang penuh dengan persaingan, kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh kemungkinan bahaya di masa depan tidak dapat diperhitungkan sebagai salah satu komponen harga pokok barang yang dijual. Dengan berusaha menentukan biaya-biaya “kebetulan” yang mungkin dialami pada masa yang akan datang melalui program asuransi, pihak perusahaan akan mempertimbangkan atau memperhitungklan biaya tersebut sebagai salah satu elemen dari total biaya untuk produksi yang akan dijual.

8. Asuransi dapat menyediakan layanan profesional

(38)

bidang teknologi.Usaha-usaha untuk memberikan bantuan teknis baimk kepada individu maupun perusahaan itu agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat melakukan operasinya dengan baik.

9. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian

Dewasa ini perusahaan-perusahaan asuransi banyak melakukan usaha yang sifatnya mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi diri dari bahaya yang dapat menimbulkan kerugian.Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha menyadari perlindungan kerjasama dengan perusahaan asuransi dapat menghilangkan atau memperkecil kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian.

2.1.5 Perbedaan antara Asuransi Syariah dan Konvensional

[image:38.595.120.506.388.749.2]

Perusahaan asuransi secara umum ada dua, yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.Namun, terdapat perbedaan diantara asuransi syariah dan asuransi konvensional. Perbedaan tersebut antara lain:

Tabel 2.1

Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional

No Keterangan Asuransi Syariah Asuransi Konvensional 1 Pengawas Adanya dewan pengawas

syariah. Fungsinya mengawasi produk yang dipasarkan dan investasi dana.

Tidak ada

2 Akad Tolong menolong Jual beli 3 Investasi

Dana

Investasi dana berdasarkan syariah dengan sistem bagi hasil (mudharabah)

Investasi dana berdasarkan bunga

4 Kepemilikan Dana

Dana yang terkumpil dari

nasabah (premi)

(39)

merupakan milik peserta. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelola

menjadi milik perusahaan sehinggaperusahaan bebasuntuk

menginvestasikannya. 5 Pembayaran

Klaim

Dari rekening tabarru’

(dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal sudah diikhlaskan oleh peserta untuk keperluan tolong menolong bila terjadi musibah.

Dari rekening dana perusahaan.

6 Keuntungan Profit

Dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai dengan prinsip bagi hasil (mudharabah).

Seluruhnya menjadi milik perusahaan.

Sumber : (Dewi, 2007:152)

2.1.6 Laporan Keuangan

2.1.6.1 Pengertian Laporan Keuangan

(40)

Menurut Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut, “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.”

Selanjutnya menurut Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa, “Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.”

Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04) mengemukakan bahwa, “Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosial atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.”

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan informasi kondisi keuangan pada periode tertentu yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang diguanakan untuk melihat kinerja suatu perusahaan dan untuk mengambil keputusan.

2.1.6.2 Tujuan Laporan Keuangan

Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian informasi perusahaan, laporan keuangn pada Fahmi (2011:5) disebutkan bahwa, “Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter”.

(41)

2.1.6.3 Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan

Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik bagi pihak internal maupun bagi pihak external perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.

Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut, yaitu : (Dermawan dan Djahotman, 2013:9)

1. Pemilik atau pemegang saham (Stock holder)

Mereka sangat berkepentingan untuk melihat kondisi keuangan perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja manajemen atas target yang telah di tetapkan sebelumnya. Artinya berkaitan erat dengan sukses tidaknya perusahaan dalam menghasilkan laba/keuntungan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik/pemegang saham.

2. Manajemen (Management)

Secara garis besarnya sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain jika mencapai atau memperoleh target yang ditetapkan, berarti ada penghargaan dan jika sebaliknya ada teguran bahkan peumutusan hubungan kerja.

3. Kreditor (Creditor)

Apakah dana yang dipinjamkan perusahaannya serta konsekuensinya (bunga) dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus dikembalikan.

(42)

Apakah perusahaan jujur melaporkan laporan keuangan sesungguhnya, sudah barangtentu berkaitan dengan kewajiban pajak yang dibayar kepada pemerintah/Negara secara adil dan jujur.

2.1.7 Kinerja Perusahaan

2.1.7.1 Pengertian Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi suatu perusahaan dilihat dari laporan keuangan dengan menggunakan analisis keuangan, sehingga dapat kita mengetahui baik buruknya kinerja perusahaan.Hal ini sangat penting agar sumber daya yang digunakan secara optimal.

MenurutMunawir(2007:30)yang dimaksuddengankinerja keuangan perusahaan adalah pengukuran prestasiyangdicapaioleh perusahaanyangmencerminkankondisi kesehatandarisuatuperusahaan padakurun waktu tertentu.Pengukuran prestasipadaumumnyadidasarkan atas labayangdihasilkandibandingkandenganinvestasiyangditanam dalamperusahaan.

Tujuan daripengukuran kinerjakeuangan perusahaan, yaitu untuk mengevaluasiperubahanatasdasarsumberdayayang dimilikiperusahaan apakahmenunjukankenaikan,statis ataupenurunankemudiandengan informasimengenaiperubahan-perubahan tersebut.

2.1.7.2 Pengukuran Kinerja Perusahaan

(43)

melihat apakah mereka akan tetap menahankan investasi mereka diperusahaan tersebut atau mencari alternative lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik (Munawir, 1995:85).

Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing measurement“ (pengukuran kinerja) adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktutertentu (Hanafi,2003: 69).

2.1.8 Risk Based Capital

Risk Based Capital adalah salah satu metode pengukuran Batas Tingkat Solvabilitas yang disyaratkan dalam undang-undang dalam mengukur tingkat kesehatan keuangan sebuah perusahaan asuransi untuk memastikan pemenuhan kewajiban Asuransi dan Reasuransi dengan mengetahui besarnya kebutuhan modal perusahaan sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan dalam mengelola kekayaan dan kewajibannya.

2.1.8.1 Tujuan Risk Based Capital Tujuan dari Risk Based Capital adalah untuk :

(44)

2. Mengukur tingkat kesehatan keuangan. 3. Mengurangi biaya insolvency

4. Menentukan faktor risiko yang proporsional terhadap risiko insolvency. 5. Membantu regulator (pemerintah) dalam mengukur nilai aktual dari ekuiti. 6. Mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang.

2.1.8.2 Metode Perhitungan Risk Based Capital

Metode perhitungan Risk Based Capital sebagaimana diatur dalam SK DJLK No. 5314/LK/1999 didasari pada 4 komponen yaitu :

1. Schedule A – Asset Default

Digunakan untuk menghitung besarnya dana/modal yang harus tersedia dalam rangka mengantisipasi terjadinya risiko penurunan nilai kekayaan dan atau kehilangan pendapatan yang berasal dari kekayaan tersebut.

Cara perhitungan :

Kekayaan yang diperkenankan (Admitted Asset ) X faktor yang diasumsikanSemakin besar faktor yang dikenakan terhadap suatu jenis kekayaan maka semakin tinggi pula faktor risiko yang diasumsikan.

2. Schedule B – Currency Mismatch

(45)

Schedule ini dihitung hanya apabila perusahaan memiliki kekayaan (yang diperkenankan) dan atau kewajiban dalam mata uang asing selain kekayaan dan kewajiban dalam mata uang rupiah.

Cara perhitungan : Jumlah kewajiban

——————————————— Jumlah Kekayaan yang diperkenankan (Admitted Asset )

Catatan : Untuk setiap masing-masing mata uang.

Jika perusahaan memiliki jumlah kewajiban adalam suatu mata uang lebih besar dari kekayaan yang dimilikinya, maka untuk setiap selisih kewajiban atas kekayaan dikenakan faktor sebesar 0.5.

Kelebihan kekayaan dalam mata uang rupiah tidak diperhitungkan dalam penentuan besarnya dana yang harus ada.

Contoh :

- Admitted asset : Rp. 1,000 - Liability : Rp. 1,500

- Maka perhitungannya adalah sbb : (1,500 – 1,000) x 0.5 = 250

3. Schedule C – Claim experience worse than expected

(46)

terjadi.

Cara perhitungan schedule ini terbagi dalam 4 Bagian yaitu : Asuransi Kecelakaan Diri

Nilai Pertanggungan Retensi Sendiri X faktor yang diasumsikan Asuransi Kesehatan

Dalam asuransi kesehatan, tertanggung dimungkinkan untuk mengajukan klaim lebih dari satu kali selama satu periode kontrak selama sisa jumlah uang pertanggungannya masih ada.

Cara perhitungan : Klaim-klaim baru

Diasumsikan untuk pertanggungan yang belum pernah diajukan klaimnya dicadangkan suatu dana yang besarnya didasarkan kepada jumlah pendapatan premi netto yang berasal dari pertanggungan tersebut.

Klaim-klaim lanjutan

Diasumsikan bahwa untuk pertanggungan yang sudah pernah diajukan klaimnya dicadangkan suatu dana yang besarnya didasarkan pada jumlah cadangan yang berasal dari pertanggungan tersebut.

Klaim-klaim masa lalu

Pendapatan premi netto x faktor risiko yang ditetapkan + proyeksi claim Klaim-klaim masa depan

(47)

1. Cadangan klaim yang berasal dari klaim dalam proses yang dibentuk perusahaan untuk masing-masing cabang asuransi.

2. Cadangan klaim yang berasal dari IBNR (incured but not reported) yang dibentuk perusahaan untuk masing-masing cabang asuransi.

4. Schedule D – Reinsurance Risk.

Digunakan untuk menghitung dana/modal yang harus tersedia untuk mengantisipasi terjadinya risiko reasuransi menghadapi kesulitan keunagan sehingga tidak dapat membayar klaim yang menjadi kewajibannya.

Berdasarkan K DJLK dikenakan biaya penalti untuk schedule ini hanya untuk penempatan reasuransi pada reasuradur luar negeri dengan peringkat dibawah BBB.

TAHAP PENYESUAIAN

- Triwulan pertama 2000, 5% dari batas tingkat solvabilitas minimum. - Sejak akhir tahun 2000, 15% dari batas tingkat solvabilitas minimum. - Sejak akhir tahun 2001, 40% dari batas tingkat solvabilitas minimum. - Sejak akhir tahun 2003, 75% dari batas tingkat solvabilitas minimum. - Sejak akhir tahun 2004, 120% dari batas tingkat solvabilitas minimum.

2.1.9 Trend Analysis

2.1.9.1 Pengertian Trend Analysis

(48)

(data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time series yang paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan.

Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika data yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akan semakin jelek.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Nicodemus Simu dan Andri Yulistianto (2013) yang berjudul “Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional dengan Perusahaan Asuransi Jiwa Patungan”.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwakinerjakeuanganperusahaanasuransijiwa nasionalsecara rata-rataberadadi bawahkinerjaperusahaanasuransipatungan.Olehkarenaitu,

diperlukanupaya yang

lebihseriusdariperusahaanasuransijiwanasionaluntukmengejar ketertinggalannya.

2. Lia Utami Nawang (2008) yang berjudul “Analisis PerbandinganKinerja KeuanganPerusahaanAsuransiJiwaSyariahdan Konvensional Berdasarkan Metode RBC”.Hasil dari penelitian ini bahwa TidakadaperbedaanmendasardalamperhitungankinerjakeuanganantaraPT.

Asuransi Takaful Keluarga dengan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia bila dilihat dari perhitungan tingkat solvabilitas karena sama-samamenggunakan

(49)

ATKtidakmengalokasikandanauntukReinsuranceRisk (ketidakmampuan membayar klaim) karena akan diambil daritabarru’.

3. Muhammad Syafii Antonio, Mohammad Mahbubi Ali, dan Nashr Akbar (2011) yang berjudul “ Analisis Perbandingan Efisiensi Takaful dan Asuransi Konventional di Malaysia”. Hasil dari penelitian ini Penelitian ini membandingkan efisiensi perusahaan asuransi takaful dan konvensional di Malaysia periode 2009-2011. Data input-output dianalisis untuk mengukur dan membandingkan tingkat efisiensi asuransi takaful dan konvensional menggunakan DEA (Data Envelopment Analysis), yang diukur dengan input pendekatan (efisiensi biaya). Studi ini menyimpulkan bahwa efisiensi biaya keseluruhan perusahaan asuransi konvensional di Malaysia adalah lebih baik dari perusahaan takaful di takaful 2011 memiliki tingkat efisiensi biaya yang lebih baik secara keseluruhan pada tahun 2010 dan 2009.

4. Hafiza Tahira (2014) yang berjudul “Perbandingan Kinerja Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional di Pakistan”.Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan asuransi syariah melakukan dengan baik. Likuiditas rasio, risiko dan solvabilitas rasio dan rasio kecukupan modal memberikan hasil yang signifikan dari nilai p dan hasil profitabilitas tidak significant.This studi akan membantu investor, pelanggan dan lembaga dalam membuat keputusan tentang pilihan perusahaan asuransi. Aspek lain dari makalah penelitian ini juga membahas perbedaan antara syariah dan konvensional perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi syariah menghemat diri dari bencana dengan tidak menggunakan Riba.

[image:49.595.108.518.674.745.2]

5. Hussein A. Abdou , Khurshid Ali , Roger J. Lister (2014) yang berjudul “Sebuah Studi Perbandingan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional: bukti empiris dari pasar Malaysia”. Hasil dari penelitian ini adalah Menurut statistik deskriptif, asuransi konvensional tampil lebih baik dari operator asuransi syariah dalam hal kinerja keuangan dan efisiensi manajerial, terlihat dari signifikansi statistik dari ROA dan ROE dari asuransi konvensional.Selain itu, hasil menunjukkan bahwa asuransi konvensional mempertahankan basis modal yang relatif lebih tinggi dari operator asuransi syariah, yang bisa mendapatkan keuntungan asuransi konvensional yang memungkinkan mereka lebih baik untuk mengekang potensi kontingensi modal dari Takaful operator.

Table 2.2

Peneliti Terdahulu No Nama

Peneliti

Judul Peneliti Variabel Peneliti Hasil Penelitian

1 Nicodemus Simu dan Andri Analisisn Komparasi Kinerja Rasio Profitabilitas dan Rasio

Hasil dari penelitian ini menunjukan

(50)

Yulistianto (2013) Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional dengan Perusahaan Asuransi Jiwa Patungan

Solvabilitas usahaanasuransijiwa nasionalsecara rata-rataberadadibawahkinerja perusahaanasuransipatung an

2 Lia Utami Nawang (2008) Analisis Perbandingan Kinerja KeuanganPer usahaanAsur ansiJiwaSyari ahdan Konvensional Berdasarkan Metode RBC Metode RBC (Risk BasedCapital)

Hasil dari penelitian ini bahwa

Tidakadaperbedaanmenda sardalamperhitungankinerj akeuanganantaraPT.

Asuransi Takaful Keluarga dengan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia bila dilihat dari

perhitungan tingkat solvabilitas karena

sama-samamenggunakan metodeRBCdanrasioselain BTSM.Hanyasajauntukasu ransijiwasyariah,PT ATKtidakmengalokasikan danauntukReinsuranceRis k (ketidakmampuan membayar klaim) karena akan diambil daritabarru’. 3 Muhamma

d Syafii Antonio, Mohamma d Mahbubi Ali, dan Nashr Akbar (2011) Analisis Perbandingan Efisiensi Takaful dan Asuransi Konventional di Malaysia

Metode DEA (

Data

Envelopment Analysis)

Data input-output dianalisis untuk mengukur dan membandingkan tingkat efisiensi asuransi takaful dan konvensional menggunakan DEA, yang diukur dengan input pendekatan (efisiensi biaya). Studi ini menyimpulkan bahwa

efisiensi biaya keseluruhan perusahaan

(51)

tingkat efisiensi biaya yang lebih baik secara keseluruhan pada tahun 2010 dan 2009.

4 Hafiza Tahira dan ZeeshanAr shad (2014) Perbandingan Kinerja Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional di Pakistan Profitability Ratios, LiquidityRatios, Risk and Solvency Ratios, dan CapitalAdequac yRatios

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan

asuransi syariah melakukan dengan baik.

Likuiditas rasio, risiko dan solvabilitas rasio dan rasio

kecukupan modal memberikan hasil yang

signifikan dari nilai p dan hasil profitabilitas tidak significant.This studi akan membantu investor, pelanggan dan lembaga dalam membuat keputusan tentang pilihan perusahaan asuransi

5. Hussein A. Abdou , Khurshid Ali , Roger J. Lister (2014) Sebuah Studi Perbandingan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional : bukti empiris dari pasar Malaysia Profitability Ratios dan

Solvency Ratios,

Hasil dari penelitian ini adalah Menurut statistik deskriptif, konvensional asuransi tampil lebih baik dari operator asuransi syariah dalam hal kinerja keuangan dan efisiensi manajerial, sebagai terlihat dari signifikansi statistik dari ROA dan ROE rasio dari asuransi konvensional. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa asuransi konvensional mempertahankan basis modal yang relatif lebih tinggi dari operator asuransi syariah, yang bisa mendapatkan keuntungan asuransi konvensional yang memungkinkan mereka lebih baik untuk mengekang potensi kontingensi modal dari Takaful operator.

(52)

Berdasarkan jurnal dan penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan asueransi syariah dan asuransi konvensional relatif sama dan dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio.

2.3 Kerangka Konseptual

Bagan 2.1 Kerangka Konseptual

Lembaga Keuangan Bank

Lembaga Keuangan Non Bank

Asuransi

Asuransi Syariah Asuransi

Konvensional

Kinerja Keuangan Laporan Keuangan Lembaga Keuangan

(53)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan bagan di atas maka hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional dengan metode Risk Based Capital

2. H2a :Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional dengan Rasio Likuiditas yang diwakili Quick Ratio.

3. H3b :Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah Konvensional dengan Rasio Likuiditas yang diwakili

(54)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Secara umum asuransi dapat di golongkan menjadi dua jenis yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

Fatwa DSN-MUI No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah,asuransi Syariah (Ta’min, Takaful, atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan),

risywah (suap), barang haram, dan maksiat.

(55)
[image:55.595.82.560.236.549.2]

pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Tabel 1.1

Neraca Gabungan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Islamic commercial Bank and Islamic Business Unit Condensed Balance Sheet)

Indikator 2008 2009 2011 2012 2013 2014

Aktiva

Kas 759 1.017 1.453 1.968 3.496 3.636

Penempatan pada Bank Indonesia 5.189 10.393 16.393 27.127 31.946 43.412 Penempatan pada Bank Lain 1.978 3.036 4.138 4.846 5.836 7.015 Surat Berharga yang Dimiliki 2.683 3.786 5.733 5.902 9.684 11.466 Pembiayaan 38.199 46.886 68.181 102.655 184.122 199.330

Tagihan lainnya 136 171 351 403 1.709 1.386

Aktivitas Istishna dalam penyelesaian 32 24 14 14 14 15 Penyisihan Penyusutan 1.148 1.649 2.069 241 3.971 5.025

Penyertaan 79 83 88 47 48 100

Aktivitas Tetap dan Investasi 436 672 899 1.194 2.198 4.094 Antar Kantor Aktiva 24.882 33.853 49.707 76.751 119.203 154.432 Rupa-rupa Aktiva 1.200 1.623 2.338 3.721 7.194 6.915

Total 49,555 66.090 97.519 145.467 242.276 272.343

(56)

lebih besar dibandingkan peningkatan pada asuransi konvensional yang berada di posisi 20%. Oleh karena itu, masa depan asuransi syariah di Indonesia di pandang makin terbuka lebar. Pertumbuhan ekonomi yang kuat dikombinasikan dengan naiknya tingkat tabungan dan perkembangan kelas menengah merupakan pertanda baik untuk industry asuransi jiwa syariah.

(57)

kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Dari PSAK No. 1Revisi 2013di atas dimana salah satu tujuan laporan keuangan yaitu kinerja keuangan perusahaan.Kinerja keuangan perusahaan sangat penting untuk melihat kelangsungan perusahaan, semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan maka perusahaan itu akan banyak mengundang investor dan pihak eksternal lainnya untuk bergabung kepada perusahaan tersebut. Oleh karenaitu, dalam penelitian inipenulis menggunakan laporan keuanganuntuk membandingkan kinerja keuangan antara asuransi syariah dan konvensional yang diambil dari laporan laba rugi dan neraca.

Menurut penelitian Nawang (2008) dalam penelitian “Analisis PerbandinganKinerja KeuanganPerusahaanAsuransiJiwaSyariahdan Konvensional Berdasarkan Metode RBC” Hasil dari penelitian ini bahwa TidakadaperbedaanmendasardalamperhitungankinerjakeuanganantaraPT.

Asuransi Takaful Keluarga dengan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia bila dilihat dari perhitungan tingkat solvabilitas karena sama-samamenggunakan metodeRBCdanrasioselainBTSM.

Menurut Hussein A. Abdou , Khurshid Ali , Roger J. Lister (2014) yang berjudul “Sebuah Studi Perbandingan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional: bukti empiris dari pasar Malaysia”. Hasil dari penelitian ini adalah Menurut statistik deskriptif, asuransi konvensional tampil lebih baik dari operator asuransi syariah dalam hal kinerja keuangan dan efisiensi manajerial, terlihat dari signifikansi statistik dari ROA dan ROE dari asuransi konvensional. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa asuransi konvensional mempertahankan basis modal yang relatif lebih tinggi dari operator asuransi syariah, yang bisa mendapatkan keuntungan asuransi konvensional yang memungkinkan mereka lebih baik untuk mengekang potensi kontingensi modal dari Takaful operator.

(58)

untuk melakukan penelitian dengan metode yang berbeda, dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional Dengan Menggunakan Metode Risk Based Capital dan Trend Analysis yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah dan konvensional berdasarkan metode Risk Based Capital ?

2. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah dan konvensional berdasarkan Trend Analysis ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah dan konvensional berdasarkan metode Risk Capital Basic dan Trend Analysis yang terdaftar di Bura Efek Indonesia (BEI).

1.4 Manfaat Penelitian

(59)

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman bagi penulis untuk membantu kuliah dan praktek menyusun skripsi guna menyelesaikan studi pada progam studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi perusahaan

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3. Bagi pihak lain

(60)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN

METODE RISK BASED CAPITAL DAN TREND ANALYSIS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan asuransi syariah dan konvensional yang terdaftar pada bursa efek Indonesia.Periode penelitian tahun dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA), Liquidity Ratio, Risk Based Capital dan Trend Analysis.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi.Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari website yaitData yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat kinerja keuangan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, uji hipotesis dengan menggunakan “Independent Sample t-Test”untuk melihat perbedaan kinerja keuangan asuransi syariah dan asuransi konvensional secara keseluruhan.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan asuransi syariah dan asuransi konvensional. Namun jika dilihat dari mean (rata-rata) berbagai metode yang digunakan secara keseluruhan asuransi syariah dan asuransi konvensional sama.

Kata kunci :Economic Value Added (EVA), Liqiditas ratio, METODE RISK

BASED CAPITAL DAN TREND ANALYSIS, dan Kinerja Keuangann

(61)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE CONVENTIONAL TAKAFUL LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The insurance company is one of the non-bank financial institutions that are engaged in services and may be used as one of the drivers of economic growth in Indonesia. This study aimed to compare the financial performance of Takaful and Conventional listed on the stock exchanges in Indonesia. using Economic Value Added (EVA), which represented the Liquidity

This study uses data collection documentation. The data used are secondary data from the financial statements of the company obtained from the website that www.idx.co.id. The data obtained and analyzed to see financial performance Takaful with conventional insurance, hypothesis testing using the "Independent Sample t-Test" to see the difference in financial performance Takaful and conventional insurance as a whole.

The test results showed that there was no significant difference between the financial performance of Takaful and conventional insurance. However, if viewed from the mean overall Takaful and conventional insurance alike.

.

(62)

SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN

METODE RISK BASED CAPITAL DAN TREND ANALYSIS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

JULIARDI RAHMAT SYAHPUTRA 120522138

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(63)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional Dengan Menggunakan Metode

Risk Based Capital dan Trend Analysis yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2016

Yang membuat pernyataan,

Juliardi Rahmat Syahputra

(64)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN

METODE RISK BASED CAPITAL DAN TREND ANALYSIS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan asuransi syariah dan konvensional yang terd

Gambar

Table 3.1 Daftar Populasi Asuransi Syariah
Table 3.4
TABEL 3.5
Table 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Muaro Jambi pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Sebapo Kabupaten Muaro Jambi Tahun Anggaran 2012 , dengan ini diumumkan Pemenang Pengadaan Langsung untuk pekerjaan yang dimaksud yaitu

[r]

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung Nomor : 011.4a/MAN-SG/2012 tanggal 27 Agustus 2012 Perihal Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung untuk pekerjaan

Surat Keterangan dari Kejaksaan apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya,

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian

[r]

100 Marsudi Utomo / Dalimin Kadisono RT 2 Guwosari Pajangan Pembangunan MCK 900,000 Bagian

2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Petama Negeri 3 Sleman - 2001-20041. 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sleman