• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pendidikan Perdamaian Pada Sekolah Multi Etnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pendidikan Perdamaian Pada Sekolah Multi Etnis"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEMAJUAN

PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (PUPT)

MODEL PENDIDIKAN PERDAMAIAN

PADA SEKOLAH MULTI ETNIS

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

Tim Peneliti:

Dr. Taufik, M.Si.

(NIDN: 0629037401)

Dr. Nanik Prihartanti, M.Si.

(NIDN: 0625075901)

Dra. Wiwin Dinar Pratisti, M.Si (NIDN: 0629116401)

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)
(3)

RINGKASAN

Interaksi sosial antar siswa pada sekolah multi etnis menjadi tolak ukur bagaimana efektivitas pendidikan perdamaian. Meskipun siswa-siswa diajarkan budi pekerti, kebersamaan, pentingnya kerja sama, dan sebagainya namun pada prakteknya hubungan sosial antar siswa masih tergolong tajam. Beberapa fakta menunjukkan bahwa hubungan antar siswa di sekolah-sekolah multi etnis cukup kompleks. Terdapat klik-klik siswa yang didasarkan pada persamaan etnis, etnis Jawa lebih tertarik untuk berkelompok dengan etnis Jawa dan etnis Tionghoa lebih nyaman berinteraksi dengan etnis Tionghoa, sehingga secara sosial tampak adanya segregasi hubungan.

Hubungan antar siswa di sekolah multi etnis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain identifikasi, empati, imitasi, sugesti, dan motivasi, faktor-faktor fisik antara lain faktor kedekatan jarak, dan kemudahan akses, faktor-faktor sosial informal seperti model hubungan sosial yang dinamis, model hubungan antar pribadi, model hubungan antar kelompok, model hubungan antar pribadi dan kelompok yang berlaku di daerah tersebut, faktor-faktor disain sosial formal yaitu cara-cara yang memang didesain untuk berhubungan sosial seperti di lingkungan istana, lingkungan tempat bekerja, lingkungan di sekolah, pada acara-acara formal, dan faktor-faktor personal yaitu adanya dorongan-dorongan internal dari individu yang senang bersosialisasi (sikap pro sosial), adanya persamaan-persamaan nilai dan norma-norma sosial. Berdasarkan teori-teori yang dijelaskan oleh Soekanto (2009) dan Williams (2005) menjelaskan bahwa interaksi sosial dipengaruhi oleh faktor identifikasi kelompok yang dalam hal ini difokuskan pada variable orientasi domiannsi sosial dan disain sosial formal.

(4)

etnis. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: Menambah khazanah pengetahuan mengenai keberagaman masyarakat Surakarta pada khususnya, terutama terkait pada masalah kerukunan antar etnis dalam masyarakat multi etnis; Sebagai salah satu kerangka dasar atau sebagai masukan bagi para pengambil kebijakan, untuk dapat merumuskan kebijaksanaan baru mengenai hubungan antara etnis Tionghoa-Jawa di Surakarta pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Subjek penelitian yaitu siswa-siswi Sekolah Menengah Umum (SMU) dari sekolah multi etnis Jawa dan Tionghoa yang berjumlah 106, dari 110 subjek yang bisa dikumpulkan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Ada tiga jenis kuesioner yaitu kuesioner interaksi sosial, kuesioner orientasi dominansi sosial dan kuesioner peran guru.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……….. 1

Lembar Pengesahan ……….. 2

Ringkasan ……….. 3

Daftar Isi ……….. 5

Abstract ……….. 6

Bab 1 Pendahuluan ……….. 7

Bab 2 Kajian Pustaka ……….. 11

Bab 3 Tujuan dan Manfaat ……….. 18

Bab 4 Metode Penelitian ……….. 17

Bab 5 Hasil yang Dicapai ……….. 19

Lampiran

(6)

Model Pendidikan Perdamaian pada Sekolah Multi Etnis

Taufik, Nanik Prihartanti, Wiwien Dinar Pratisti

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai interaksi sosial siswa pada sekolah-sekolah multi etnis di Surakarta, dan melihat peranan orientasi dominansi sosial dan peran guru terhadap interaksi sosial siswa di sekolah multi etnis. Subjek penelitian yaitu siswa-siswi SMu di sekolah multi etnis. Yang dimaksud sekolah multi etnis adalah sekolah di mana siswanya berasal dari berbagai etnis yang dalam hal ini yaitu etnis Jawa dan Tionghoa. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup, terdapat tiga kueisoner yaitu interaksi sosial, orientasi dominansi sosial, dan peran guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi dominansi sosial memiliki hubungan yang signifikan dengan interaksi sosial dibandingkan dengan variable peran guru. Berdasarkan hasil analisis data membuktikan bahwa orientasi dominansi sosial berhubungan secara negatif dengan interaksi sosial, artinya semakin tinggi skor orientasi dominansi sosial maka interaksi sosial individu akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya semakin rendah orientasi dominansi sosial maka akan semakin tinggi interaksi sosial.

(7)

BAB I PENDAHULUAN

Konflik kekerasan antara etnis Jawa dan Tionghoa di Surakarta telah menjadi bagian dari perjalanan sejarah di Surakarta. Sejak awal berdirinya kota Surakarta (1745) hingga saat ini setidaknya telah terjadi sepuluh konflik kekerasan berskala besar dan puluhan konflik berskala kecil. Sejauh ini potensi-potensi konflik antara kedua etnis masih mewarnai kehidupan sosial di kota bengawan ini. Potensi konflik yang bersifat laten ini samar kondisinya, namun ketika dilihat secara lebih dekat melalui pengamatan mendalam maupun penelitian, terlihat bahwa potensi-potensi konflik sangat nyata, lebih-lebih bila dilihat dari interaksi para pemuda di kedua etnis (Taufik, 2010). Potensi-potensi konflik yang terlaporkan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya diantaranya yaitu:

(8)

disampaikan dalam bentuk cerita ataupun nasehat-nasehat agar hati-hati dalam bergaul dengan etnis yang lain karena orangtuanya pernah memiliki pengalaman buruk dengan seseorang dari etnis itu, namun hal itu justru semakin meningkatkan prasangka social anak-anak (Taufik, 2010). Atas dasar itu Taufik melakukan intervensi sosial dengan cara meningkatkan empati etno budaya pada anak-anak dari kedua etnis, hal ini bertujuan untuk menurunkan tingkat prasangka mereka (Taufik, 2012), temuan dari penelitian merekomendasikan pentingnya dilakukan intervensi yang lebih tajam ke dalam kurikulum pada sekolah-sekolah yang multi etnis, yang salah satunya dalam bentuk intervensi pendidikan perdamaian.

Interaksi sosial antar siswa pada sekolah multi etnis menjadi tolak ukur bagaimana efektivitas pendidikan perdamaian. Meskipun siswa-siswa diajarkan budi pekerti, kebersamaan, pentingnya kerja sama, dan sebagainya namun pada prakteknya hubungan sosial antar siswa masih tergolong tajam. Taufik (2013) menemukan beberapa fakta bahwa hubungan antar siswa di sekolah-sekolah multi etnis cukup kompleks. Terdapat klik-klik siswa yang didasarkan pada persamaan etnis, etnis Jawa lebih tertarik untuk berkelompok dengan etnis Jawa dan etnis Tionghoa lebih nyaman berinteraksi dengan etnis Tionghoa, sehingga secara sosial tampak adanya segregasi hubungan.

(9)

dengan melihat lingkungan sekitar terutama kondisi orang-orang di sekitarnya, baik itu diucapkan secara verbal maupun hanya dengan melihat hal-hal yang dilakukan orang lain.

Williams (2005) berpandangan bahwa interaksi sosial dipengaruhi oleh factor-faktor yang lebih kompleks seperti: 1) faktor-faktor fisik antara lain faktor kedekatan jarak, dan kemudahan akses; 2) faktor-faktor sosial informal seperti model hubungan sosial yang dinamis, model hubungan antar pribadi, model hubungan antar kelompok, model hubungan antar pribadi dan kelompok yang berlaku di daerah tersebut; 3) faktor-faktor disain sosial formal yaitu cara-cara yang memang didesain untuk berhubungan sosial seperti di lingkungan istana, lingkungan tempat bekerja, lingkungan di sekolah, pada acara-acara formal; 4) faktor-faktor personal yaitu adanya dorongan-dorongan internal dari individu yang senang bersosialisasi (sikap pro sosial), adanya persamaan-persamaan nilai dan norma-norma sosial. Dalam penelitian ini fokus kajian yang mempengaruhi interaksi sosial pada faktor identifikasi (Soekanto, 2009), faktor personal, dan faktor disain sosial formal (Williams, 2005).

(10)

berperan, lebih potensial, dan sebagainya dinamakan oleh Sidanius dkk (2001) dengan orientasi dominansi sosial (social dominance orientation).

Selain itu interaksi sosial juga dipengaruhi oleh faktor disain sosial formal. Yang dimaksud disain sosial formal yaitu bagaimana lingkungan sosial melakukan upaya-upaya untuk melakukan perubahan-perubahan positif, dalam penelitian ini salah satu yang menjadi concern peneliti yaitu peran guru dalam membangun interaksi sosial antar siswa di sekolah. Guru memiliki peran strategis untuk menggerakkan kelompok-kelompok siswa agar lebih kooperatif melalui interaksi di dalam kelas, penugasan-penugasan dalam kelompok, dan berbagai aktivitas lainnya yang mendukung terciptanya kebersamaan.

(11)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Interaksi sosial siswa dari kedua etnis tergolong rendah 2. Orientasi dominansi sosial berhubungan secara negatif dengan

interaksi sosial. Semakin tinggi orientasi dominansi sosialnya maka akan semakin rendah interaksi sosialnya, dan sebaliknya semakin rendah orientasi dominansi sosial maka akan semakin tinggi interaksi sosialnya.

3. Sementara peran guru dalam penelitian ini tidak memiliki hubungan yang berarti dengan interaksi sosial.

B. Saran

1. Hendaknya orangtua siswa perlu senantiasa memperhatikan

perkembangan anak-anaknya, karena anak-anak tersebut bersekolah di sekolah multi etnis sehingga mereka membutuhkan dukungan sosial dari keluarga agar nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan kerukunan menjadi salah satu nilai-nilai utama yang perlu dinasehatkan oleh orangtuanya.

2. Kepada para guru hendaknya menyadari bahwa perannya sangat strategis dalam menciptakan hubungan sosial yang harmonis, dan diharapkan juga memiliki program yang riil untuk meningkatkan kualitas interaksi sosial antar siswa berbeda etnis.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Cohousing. Journal of Urban Design, vol 10. No 2, 195-227 June. Cordell, K., & Wolff, S. (2009). Ethnic conflict. Cambridge: Polity. Guimond, S., Dambrun, M., Michinov, N., Duarte, S. (2003). Does social

dominance generate prejudice? Integrating individual and contextual determinants of intergroup cognitions. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 4, 697-721.

Pettigrew, T.F., & Tropp, L.R. (2008). How does Intergroup Contact Reduce Prejudice? Meta-Analytic Tests of Three Mediators. European Journal of Social Psychology, 38, 922-934.

Pettigrew, T.F., & Tropp, L.R. (2008). How does Intergroup Contact Reduce Prejudice? Meta-Analytic Tests of Three Mediators. European Journal of Social Psychology, 38, 922-934.

Sidanius, J., & Pratto, F. (1999). Social dominance theory: A new synthesis. Dalam Social dominance (hal: 31-57). New York: Cambridge University Press.

Sidanius, Jim; Pratto, Felicia (2001). Social Dominance: An Intergroup Theory of Social Hierarchy and Oppression. Cambridge: Cambridge University Press.

Soekanto, S. (2009). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press Taufik (2013). Implementation of character education in different background

elementary schools. Anima, 119-126.

Taufik (2012). Harmony in difference: Inter-ethnic harmony model in a pluralistic community. Anima, 24-33.

Taufik, Prihartanti, N., & Purwandari, E. (2008). Model Peningkatan Kemampuan Berempati Melalui Permainan Tradisional Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Taufik. (2010). Effectiveness of the Traditional Games To Increase Ethnocultural Empathy. Anima Indonesian Psychological Journal, 26, 33-45.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dan jenis kelamin terhadap

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

M enurut Sutarman (2003, p4), internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai arti hubungan sebagai komputer dan berbagai tipe komputer yang merupakan

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

Berdasarkan penelusur an penulis terhadap beberapa dokumen hasil keputusan NU, ilh } a > q tidak sekedar menyamakan kasus baru dengan kasus lama yang sudah di bahas

Sehingga untuk tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan agar tidak terjadi kecelakaan kerja lagi maka pihak manajemen harus lebih meningkatkan toolbox meeting

Alvin Saputra 11623143154 Asian Medical Student's Conference 2016 Poster Ilmiah Asian Medical Student's Association (AMSA) - Phillipines 2016 Delegates Internasional