• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN SEPAKBOLA DI HARIAN RADAR MALANG (Analisis Isi Berita Sepakbola Tanggal 20 September Sampai Dengan 30 September 2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KECENDERUNGAN PEMBERITAAN SEPAKBOLA DI HARIAN RADAR MALANG (Analisis Isi Berita Sepakbola Tanggal 20 September Sampai Dengan 30 September 2011)."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN SEPAKBOLA DI HARIAN RADAR

MALANG

(Analisis Isi Berita Sepakbola Tanggal 20 September Sampai Dengan 30

September

2011).

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

RAHADIAN ANDRE NUGROHO

NIM : 07220376

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Segenap rasa syukur yang tak pernah henti Qu haturkan atas kehadirat ALLAH SWT, dengan nikmat dan karuniaNya, yang tak terkira, dan tak terduga, seolah pelita di kegelapan yang

menuntunku selalu di jalanNya

Alhamdulillah, Wasukurillah.. berkatMu Ya Allah hamba bisa menyelesaikan pendidikan ini hingga titik yang membanggakan seperti sekarang ini

Sholawat serta salam Untuk Junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah jadi suri tauladan bagi seluruh umatnya

Untuk setiap keringat, cucuran air mata, kasih sayang, dan Do’a yang tulus & ikhlas selalu mengiringi langkah kakiQu berjalan di bumi ini dari kedua orang tua yang telah berjasa dalam

kehidupanQu..

Untuk Bapak dan (Alm) Ibundaku serta kakaku Herlina Dyah Tersayang yang senantiasa mengiringi dengan do’a, kasih sayang, dorongan, dukungan, nasehat, dan perhatian yang tidak

pernah berhenti selama penulis menyelesaikan skripsi ini, serta Budhe Mastianah dan Bulek Anisa serta kakak-kakakku keluarga Bani Sarti’ah yang telah mendukungku dalam mengerjakan

skripsi

Untuk Mariana Putri I.L, orang yang aku sayangi, terima kasih atas doa, semangat, pengertian, perhatian, dukungan, dan nasehatnya selama ini sampai akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsinya. Serta keponakanku Ditho yang lucu, terima kasih hiburannya selama

ini.

Sahabatku Fian, Beny, Kopral, Didit, Meycan, Tiwi, Prima, Angga, Sinbad, Maknyik, Menjez, Ghulam, Adi, Haka, Fatma, Aris, Firman, Armanda, teman-teman JUFOC dan Ikom E yang

telah memberikan dukungan dan semangat. Terima kasih teman-teman untuk semua cerita, pengalaman, keseruan, dan hari indah yang sudah kita lewati bareng-bareng selama ini. Kalian

akan selalu jadi sahabat terbaikku dan semua yang pernah Qu kenal selama di malang, kisah Qt terlalu manis untuk di lupakan kawan, semoga akan jadi kisah klasik untuk masa depan.. Akhir kata Qu kembalikan ini semua kepadaMu Ya ALLAH, semoga karyaQu ini menjadi bekal

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin, Segala Puja dan Puji hanya Milik Allah SWT,

dengan segenap rasa syukur akan ke-Esaan nya yang telah memberi nikmat dan anugerah

yang sangat indah pada waktunya, akhirnya peneliti dapat merampungkan penulisan

skripsi yang berjudul Kecenderungan Pemberitaan Sepakbola Di Harian Radar Malang

(Analisis Isi Berita Sepakbola Tanggal 20 September Sampai Dengan 30 September

2011) ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penelitian ini didasari oleh keinginan peneliti untuk mengetahui bagaimana

kecenderungan Radar Malang dari kemunculan tema berita dan sasaran opini sepakbola

yang ditulis tanggal 20 September 2011 sampai dengan 30 September 2011. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah Pemberitaan Harian Radar Malang apabila dilihat dari katagori

tema berita lebih cenderung memberitakan tentang pemain dan pelatih, sedangkan apabila

dilihat dari katagori sasaran opini pemberitaan lebih cenderung memberitakan tim

sepakbola.

Melalui skripsi ini, penulis ingin memaparkan.

kecenderungan Radar Malang dari

kemunculan tema berita dan sasaran opini sepakbola yang ditulis tanggal 20 September 2011

sampai dengan 30 September 2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis isi yang memiliki fungsi tepat untuk mengurai isi pesan komunikasi, serta

mengukur berapa besarnya sebuah pesan.

(8)

1.

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Drs. H. Muhadjir Efendi, MAP

dan seluruh pembantu rektor UMM.

2.

Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Muhammadiyah Malang.

3.

Bapak Nasrullah, S.Sos, M.Si dan Bapak M. Himawan Sutanto, S.Sos, M.Si selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4.

Bapak M. Himawan Sutanto, S.Sos M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung

dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5.

Untuk Bapak dan (Alm) Ibundaku serta kakaku Herlina Dyah Tersayang yang

senantiasa mengiringi dengan do’a, kasih sayang, dorongan, dukungan, nasehat, dan

perhatian yang tidak pernah berhenti selama penulis menyelesaikan skripsi ini, serta

Budhe Mastianah dan Bulek Anisa serta kakak-kakakku keluarga Bani Sarti’ah yang

telah mendukungku dalam mengerjakan skripsi.

6.

Untuk Mariana Putri I.L, orang yang aku sayangi, terima kasih atas doa, semangat,

pengertian, perhatian, dukungan, dan nasehatnya selama ini sampai akhirnya penulis

bisa menyelesaikan skripsinya. Serta keponakanku Ditho yang lucu, terima kasih

hiburannya selama ini.

7.

Sahabatku Fian, Beny, Kopral, Didit, Meycan, Tiwi, Prima, Angga, Sinbad,

Maknyik, Menjez, Ghulam, Adi, Haka, Fatma, Aris, Firman, Armanda, teman-teman

JUFOC dan Ikom E yang telah memberikan dukungan dan semangat pada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini serta menemani penulis di saat senang maupun

sedih. Terima kasih teman-teman untuk semua cerita, pengalaman, keseruan, dan

hari indah yang sudah kita lewati bareng-bareng selama ini. Kalian akan selalu jadi

sahabat terbaikku

(9)

Terimakasih atas semuanya yang telah mendukungku dan mendoakan ku. penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Malang, 3 Februari 2012

Penyusun

(10)

DAFTAR ISI

COVER ………

LEMBAR PERSETUJUAN ………..

ii

LEMBAR PENGESAHAN ……… iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ……… iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ………...

v

ABSTRAKSI ………... vi

KATA PENGANTAR ……… vii

DAFTAR ISI ………... xvii

LAMPIRAN ………... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ………... 1

B.

Rumusan Masalah ………. 3

C.

Tujuan Penelitian ………...… 4

D.

Kegunaan Penelitian ………..………… 4

E.

Tinjauan Pustaka ... 4

E.1. Komunikasi Massa ……….……... 4

E.2. Komunikasi Sebagai Proses Penciptaan dan Penafsiran Pesan 7

E.3. Jurnalistik ...……….…... 8

E.4 Wartawan ………... 9

E.5 Peran Wartawan dalam Media beserta Tugasnya ...…….... 12

E.6 Isu – isu Olah Raga ……… 13

E.6.1 Jurnalisme Olahraga ... 13

(11)

F. Kategorisasi ... 18

F.1. Kategori Tema Berita ... 19

F.2. Kategori Sasaran Opini ... 19

G. Metode Penelitian ... 20

G.1. Tipe Penelitian ... 20

G.2. Ruang Lingkup Penelitian ... 21

G.3. Unit Analisis dan Satuan Ukur ... 21

G.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21

G.5. Uji Reliabilitas ... 22

G.6. Analisis Data ... 25

H. Metode Penelitian ……….. 31

H.1. Metode Analisis Isi ………. 31

H.2. Tipe Penelitian ……… 31

H.3. Ruang Lingkup ……….. 31

H.4. Unit Analisis dan Satuan Ukur ……….. 32

H.4.1. Unit Analisis ……… 32

H.4.2. Satuan Ukur ………. 32

H.5. Teknik Pengumpulan Data ………. 33

H.6. Teknik Analisa Data ……… 34

H.7. Uji Realibilitas Data ……… 35

BAB II GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

A.

Gambaran Umum ... 27

A.1. Sejarah Radar Malang ... 27

A.2. Visi dan Misi ... 28

A.3. Sasaran ... 29

A.4. Peran Perusahaan dalam Pembangunan ... 29

A.5. Struktur Organisasi dan Pendelegasi Tugas ... 29

A.5.1 Struktur Organisasi Radar Malang ... 30

(12)

B.

Deskripsi Isu Surat Kabar Radar Malang ... 34

B.1. Halaman Utama ………... 34

B.2. Pro Edukasi ... 35

B.3. Malang Raya ... 35

B.4. Panderman ... 35

B.5. Ekonomi Bisnis ... 35

B.6. Syindicate ... 35

B.7. Metropolis ... 35

B.8. Visit ... 35

B.9. Show Selebriti ... 36

B.10 Sportivo ... 36

B.11. Deteksi ... 36

B.12. Malang Pride (Spirit Malang) ... 36

B.13. Malang Story ... 36

B.14. Mlaku-Mlaku Yuk ... 37

B.15. Rehat ... 37

C.

Bagan Alur Pemberitaan Surat Kabar Radar Malang ... 37

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A.

Penyajian Data ... 39

B.

Analisa Data ... 40

B.1. Kategori Tema Berita ... 40

B.1.1. Manajemen Tim ... 40

B.1.2. Pemain dan Pelatih ... 48

B.1.3. Pertandingan ... 56

B.1.4. Suporter ... 59

B.2. Sasaran Opini ... 62

B.2.1 Organisasi Sepak Bola ... 62

B.2.2. Tim Sepak Bola ...

69

B.2.4. Pemain dan Pelatih ...

83

(13)

C. Kajian Teori ... 99

BAB IV PENUTUP

A.

Kesimpulan ………... 101

B.

Saran ……… 103

1.

Saran Akademis ……….. 103

2.

Saran Praktis ……… 104

(14)

DAFTAR PUSTAKA

 

Bulaeng

Andi

. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: penerbit Andi 

Flournoy, D. Michael, 1989, Analisa isi suratkabar Indonesia, Yogyakarta: penerbit Gadjah

Mada University Press

Jallaluddin Rahmat, 1991, Metode penelitian Komunikasi, Bandung: Penerbit Rosdakarya

Jalaluddin Rakhmat, 2000, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Penerbit Remaja

Rosdakarya

Krippendorff, 1999, Analisis Isi; pengantar teori dan metodologi, Jakarta: penerbit Rajawali pers

M. Jamiluddin Ritonga, 2005, Tipologi Pesan Persuasif, Jakarta, Penerbit PT Indeks

Nurudin, 2007, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta, Penerbit PT RajaGrafindo Persada

Onong U. Effendy, 2001, Ilmu Kominikasi Teori dan Praktek, Bandung: Penerbit Citra Aditya

Bakti

Onong U. Effendy, 2003, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Penerbit Citra Aditya

Bakti

Putranto, Agus, 2004, Metode Penelitian Komunikasi,

Analisis Isi: Suatu Pengantar Dalam

Praktek, Yogyakarta: Penerbit Gitanyali

Santana K. Septiawan, 2005, Jurnalisme Kontemporer. Jakarta:

Penerbit Yayasan Obor

Indonesia.

Shoemaker, Pamela J., dan Reese, Stephen D. 1996, Mediating The Message Theories

of Influences on Mass Media Content. Longman. USA.

Winarsunu, Tulus. 1996, Statistik; Teori dan Aplikasinya Dalam Penelitian. Malang: penerbit

UMM Press

(15)

IDENTITAS PENELITI

Nama

: Rahadian Andre Nugroho

Tempat Tanggal Lahir

: Lamongan, 23 September 1989

Konsentrasi

: Jurnalistik & Studi Media

Alamat

: Jl. Raya 166 Jompong – Brondong – Jompong

RT 03 / RW 06

Judul Penelitian

: Kecenderunga Pemberitaan Sepakbola Di Harian

Radar Malang (Analisis Isi Berita Sepakbola

Tanggal 20 September Sampai Dengan 30

September 2011)

Pembimbing I

: Nasrullah, S.Sos, M.Si

Pembimbing II

: M. Himawan Sutanto, S.sos, M.Si

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media massa memiliki fungsi memberikan informasi yang layak, penting dan

bermanfaat bagi khalayaknya. Bila fungsi ini dijalankan dengan ideal maka tentu yang akan

diperoleh adalah tatanan kehidupan yang baik. Akan tetapi jika sebaliknya, maka tentu saja

akan menimbulkan efek yang negatif. Memang sulit untuk dipungkiri bahwa media massa

bisa dikatakan selalu berada dalam dua pilihan tersebut. Pilihan pertama adalah kepentingan

media massa itu sendiri dan pilihan kedua adalah fungsinya sebagai penyalur informasi

kepada khalayak.

Media massa membuat informasi bagi masyarakat, tetapi dengan informasi tersebut

media juga akan mempengaruhinya. Secara tidak langsung media telah menciptakan suatu

agenda seolah-olah menyiarkan sesuatu yang cocok dengan selera khalayaknya, seperti yang

dikatakan Agee, Ault dan Emery (Winarni, 2003: 95) mengacu pada “kemampuan media

untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa

tertentu”. Media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, mengatakan kepada kita apa yang

penting dan apa yang tidak sehingga media tersebut akan mempengaruhi khalayak untuk

menganggapnya penting. Koran lebih efektif dalam menata agenda dibandingkan dengan

media massa yang lain.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi juga mengalami kemajuan, begitu

pula dengan teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi ini mendorong

manusia untuk mengembangkan media sebagai sarana penyampaian informasi dalam

kehidupan sehari-hari. Berbagai kemudahan ditawarkan oleh media massa yang saat ini jarak

(17)

Media massa sendiri terdiri dari media massa elektronik seperti televisi, radio, internet, dan

media massa cetak seperti surat kabar (koran), majalah, tabloid, buku, dan lain-lain.

Salah satu media yang tetap dipercaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan

informasi adalah surat kabar (koran). Kemudahan untuk dibaca dan didokumentasikan

membuat surat kabar tidak tergeser eksistensinya dari kemajuan alat-alat komunikasi yang

lebih canggih seperti televisi, radio, dan film. Koran justru mampu memberi pemahaman

yang lebih dibanding media lainnya. Seiring dengan disertai berbagai pilihan info yang

dikemas dalam rubrik-rubrik yang menarik.

Sepakbola adalah olahraga yang paling digemari di seluruh dunia dan seiring dengan

perkembangan zaman, popularitas sepakbola mampu menarik minat banyak paminat baru.

Sepakbola berasal dari Inggris dibawa oleh bangsa Romawi yang mereka namakan

“Harpascum”. Saat pertamakali dimainkan, sepakbola belum memiliki peraturan permainan.

Satu bola diperebutkan oleh dua kelompok sehingga sering timbul banyak korban di kedua

belah pihak.

Sepakbola merupakan olahraga yang telah mendunia. Di Eropa biasanya

dipertandingkan pada akhir pekan, dengan penonton rata-rata 60.000 orang per pertandingan

yang menonton langsung di stadion dan jutaan yang menyaksikannya lewat layar kaca

(Gaskell dan Pearton, dalam Goldstein, 1979).

Berbicara mengenai sepakbola berarti berbicara mengenai banyak orang yang terlibat di

dalamnya, mulai dari manajemen yang mengelola klub, para pemain dan pelatih yang

menjadi topik hangat untuk dibicarakan, termasuk suporter sepakbola itu sendiri. Sepakbola

memiliki kaitan yang sangat erat dengan pendukung atau suporter. Setiap klub sepakbola

profesional memiliki kelompok pendukung tertentu. Bahkan, kelompok pendukung tersebut

(18)

tim kebanggaan mereka menyanyi, bersorak dan berteriak mendukung pemain tim

kesayangan yang sedang bertanding di lapangan.

Pemberitaan tentang sepakbola tidak akan ada habisnya, mulai dari anak kecil sampai

orang dewasa, dan semua golongan masyarakat ingin mengetahui perkembangan sepakbola.

Dengan ini peneliti ingin mengetahui bagaimana Radar Malang dalam menyajikan berita

sepakbola kepada masyarakat Malang Raya. Dalam pemberitaan sepakbola terdapat berbagai

aspek menarik didalamnya, mulai dari hasil pertandingan, transfer pemain sampai

pengelolaan klub.

Dari latar belakang di atas maka peneliti ingin mengambil judul: KECENDREUNGAN

PEMBERITAAN SEPAKBOLA DI HARIAN RADAR MALANG (ANALISIS ISI BERITA

SEPAKBOLA TANGGAL 20 SEPTEMBER SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2011).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang maka didapat rumusan masalah yaitu seberapa

besar frekuensi kecenderungan Radar Malang dari kemunculan tema pesan dan sasaran berita

olahraga yang ditulis tanggal 20 September 2011 sampai dengan 30 September 2011?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini penulis ingin

mengetahui seberapa besar frekuensi kecenderungan Radar Malang dari kemunculan tema

pesan dan sasaran berita olahraga yang ditulis tanggal 20 September 2011 sampai dengan 30

September 2011.

D. Kegunaan Penelitian

(19)

Pada penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah kajian pembelajaran terhadap

penulisan berita olahraga. Selain itu juga memberikan masukan dan sumbangan pemikiran

tentang studi jurnalistik khususnya, dan ilmu komunikasi pada umumnya.

2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis adalah dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pihak yang

berkecimpung dalam dunia pers, terutama dalam menyajikan berita olahraga yang menarik

pada tulisannya.

E. Tinjauan Pustaka

E. 1. Komunikasi Massa

Menurut Bittner. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah orang besar. (Mass communication is messages communicated

through a mass medium to a large). Sedangkan menburut Gerbner, komunikasi massa adalah

produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang

kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat individu. (mass communication is

the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly

shared continous flow of message in industrial societies).

Pengertian atau definisi komunikasi massa dapat dipusatkan pada

komponen-komponen komunikasi massa, yaitu pada lima variable yang terkandung dalam setiap tindak

komunikasi dan bagaimana variable ini bekerja pada media massa. Kelima komponen

tersebut adalah:

a. Sumber. Komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang mengeluarkan

biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan.

b. Khalayak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, yaitu

(20)

c. Pesan. Komunikasi massa adalah pesan dalam komunikasi massa bersifat umum.

Setiap orang dapat mengetahui pesan-pesan komunikasi massa dari media massa.

d. Proses. Ada dua proses komunikasi massa yaitu: a) komunikasi merupakan proses

satu arah (proses mengalirnya pesan). Komunikasi ini berjalan dari sumber ke

penerima dan tidak secara langsung dikembalikan kecuali dalam untuk umpan balik

tertunda. b) komunikasi massa merupakan proses dua arah (proses seleksi). Baik

media ataupun khalayak melakukan seleksi. Media menyeleksi khalayak sasaran, dan

sasaran atau penerima menyeleksi dari semua media yang ada, pesan manakah yang

akan mereka ikuti.

e. Konteks komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks social. Media

mempengaruhi konteks social masyarakat, dan konteks social masyarakat

mempengaruhi media massa (Winarni, 2003: 4-6)

Dari uraian tersebut, proses komunikasi massa dapat diartikan sebagai suatu proses

yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi pembagi atau media

massa secara proporsional guna menyebarluaskan pengalamannya melampaui jarak untuk

mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak (Winarnani; 50-51).

Adapun ciri-ciri komunikasi massa, antara lain adalah sebagai berikut:

a. komunikasi massa berlangsung satu arah

Berbeda dengan komunikasi antar persona (interpersonal communication) yang

berlangsungdua arah (two traffic communication) komunikasi massa berlangsung satu

arah (one way communication). Ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan

kepada komunikator.

(21)

Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu

institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga atau dalam

bahasa asing disebut institutionalized communicator atau organized communicator.

c. pesan pada komunikasi massa bersifat umum

Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan

kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada

perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.

d. media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Ciri lain media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan

(simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.

Hal inilah yang merupakan ciri paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi

lainnya.

e. komunikan komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang

terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator

bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar-pencar, dimana satu sama

lainnya tidak saling mengenal dan tidak mememiliki kontak pribadi, masing-masing

berada dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideology, pekerjaan,

pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan

sebagainya (Effendy, 2001: 22-25).

E. 2. Komunikasi Sebagai Proses Penciptaan dan Penafsiran pesan

Proses adalah merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu, tidak

diketahui kapan akan berakhirnya. Proses tersebutdalam penerapannya memerlukan

(22)

komunikasi adalah (sumber-pesan-komunikan). Proses komunikasi merupakan proses

pengoperan lambing-lambang yang berarti (mengandung arti dan atau makna) yang dilakukan

melalui saluran-saluran (chanel), biasanya dikenal dengan media cetak (press), media auditif

(radio), media visual (gambar, lukisan) atau media audio visual (televisi dan film).

Dalam komuniksi massa, pesan disampaikan secara massa. Maksudnya, pesan dalam

komunikasi massa ditujukan untuk semua orang yang terjangkau oleh peristiwa komunikasi

tersebut. Untuk karakteristikpesan dari komunikasi massa adalah bersifat umum, sehingga

pesan dapat diketahui oleh setiap orang. Siapa saja yang dapat menangkap pesan tersebut,

dan menafsirkannya, dan menggunakannya untuk kepentingan masing-masing.

E.3 Jurnalistik

Jurnalisme sebagai keseluruhan proses pengumpulan fakta, penulisan, penyuntingan

dan penyiaran berita. Keseluruhan proses tadi adalah penting tetapi pengumpulan fakta

merupakan bagian yang lebih penting. Proses pengumpulan fakta, wartawan tidak hanya

merekonstruksi realitas yang ada tetapi juga mesti menginterpretasi realitas sosial tersebut.

Khalayaklah yang berhak menginterpretasikan berita dan memberinya konteks tertentu.

Menurut MacDougall dalam buku Jurnalistik Teori dan Praktik bahwa Journalisme

adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Di Indonesia,

istilah ini dulu dikenal dengan publisistik. Aktivitas utama dalam jurnalisme adalah pelaporan

kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana (dalam

bahasa Inggris dikenal dengan 5W+1H) dan juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari

kejadian atau trend.

Wartawan haruslah mampu merangsang khalayak untuk melakukan kedua hal di atas

dengan menyiarkan berita-berita yang memiliki nilai sosial, dan menguntungkan kepentingan

(23)

masyarakat. Berita akan memenuhi kepentingan masyarakat apabila berita tersebut tidak

mendikte khalayak, sehingga khalayak tidak mendapatkan gambaran yang tuntas dari

permasalahan yang diangkat, seolah-olah khalayak dipaksa untuk mengikuti satu pendapat

saja.

Good Journalism menurut Leonard Downie JR., dan Robert G. Kaiser ialah kegiatan

dan produk jurnalistik dapat mengajak kebersamaan masyarakat di saat krisis. Berbagai

informasi dan gambaran krisis, yang terjadi dan disampaikan mesti menjadi pengalaman

bersama. Ketika sebuah kejadian yang merugikan masyarakat terjadi, sebuah media memberi

sesuatu yang dapat dipegang oleh masyarakat. Sesuatu itu ialah fakta-fakta, juga penjelasan

dan ruang diskusi, yang menolong banyak orang terhadap sesuatu yang tidak terduga

kejadiannya. Sedangkan Bad Journalism ialah media yang kurang cakap melaporkan

pemberitaan yang penting diketahui masyarakat. Media yang memberitakan suatu peristiwa

secara dangkal, sembrono, dan tidak lengkap, sering disebut tidak akurat dan tidak cover both

sides. Ini berbahaya bagi masyarakat karena ketidak lengkapan informasi yang didapatnya

(Santana K., 2005:4). Jurnalistik dalam penelitian ini adalah jurnalistik sport news.

E.4 Wartawan

Wartawan (Journalist) adalah orang-orang yang terlibat dalam pencarian, pengolahan,

dan penulisan berita atau opini yang dimuat di media massa, mulai dari Pemimpin Redaksi

hingga Koresponden yang terhimpun dalam Bagian Redaksi. Adapula yang mendefinisikan

wartawan adalah orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya

dikirimkan/dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam

media massa, seperti Koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet.

(24)

untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu

untuk melayani masyarakat.

Menurut penulis blog romelteamagazines.wordpress.com, wartawan profesional

memiliki beberapa karakteristik yakni pertama, menguasai keterampilan jurnalistik. Seorang

wartawan mesti memiliki keahlian (expertise) menulis berita sesuai kaidah-kaidah jurnalistik.

Ia harus menguasai teknik menulis berita, juga feature dan artikel. Untuk itu, seorang

wartawan mestilah orang yang setidaknya pernah mengikuti pelatihan dasar jurnalistik. Ia

harus terlatih dengan baik. Keterampilan jurnalistik meliputi antara lain teknik pencarian

berita dan penulisannya, di samping pemahaman yang baik tentang makna sebuah berita. Ia

harus memahami apa itu berita, nilai berita, macam-macam berita, bagaimana mencarinya,

dan kaidah umum penulisan berita.

Kedua, menguasai bidang liputan (beat). Idealnya, wartawan menjadi seorang

generalis”, memahami dan menguasai segala hal, sehingga mampu menulis dengan baik dan

cermat apa saja. Namun, yang terpenting ia harus menguasai bidang liputan dengan baik.

Wartawan olahraga harus menguasai istilah-istilah atau bahasa dunia olahraga. Wartawan

ekonomi harus memahami teori-teori dan istilah ekonomi. Demikian seterusnya.

Ketiga, memahami serta mematuhi etika jurnalistik. Wartawan yang profesional

memegang teguh etika jurnalistik. Untuk wartawan Indonesia, etika itu terangkum dalam

Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) yang sudah ditetapkan Dewan Pers sebagai Kode

Etik Jurnalistik bagi para wartawan di Indonesia. Kepatuhan pada kode etik merupakan salah

satu ciri profesionalisme, di samping keahlian, keterikatan, dan kebebasan. Dengan pedoman

kode etik itu, seorang wartawan tidak akan mencampur adukkan antara fakta dan opini dalam

menulis berita, tidak akan menulis berita fitnah, sadis, dan cabul serta tidak akan

“menggadaikan kebebasannya” dengan menerima amplop, hanya menginformasikan yang

(25)

Adapun secara umum kita kerap kali mendefinisikan wartawan profesional sebagai

wartawan yang memegang teguh 9 elemen jurnalisme Bill Kovach. Sembilan elemen

jurnalisme tersebut antara lain (Santana K., 2005: 6-10):

a. Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran.

b. Loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga negara.

c. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi.

d. Jurnalis harus menjaga independensi dari obyek liputannya.

e. Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari kekuasaan.

f. Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling kritik dan menemukan

kompromi.

g. Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan.

h. Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional.

i. Jurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personalnya.

E.5 Peran Wartawan dalam Media beserta Tugasnya

Dalam media massa, peran wartawan sangatlah penting. Hal ini dikarenakan

wartawan adalah sebagai pencari berita, jadi ketika dalam sebuah media tidak ada

wartawan, maka media tersebut tidak akan berarti. Wartawan sendiri memiliki tugas sebagai

pencari berita, setelah wartawan mencari berita, wartawan juga dituntut untuk bisa menulis.

Tulisan inilah yang nantinya dimuat di dalam media. Dalam menuliskan sebuah berita,

antara wartawan yang satu dengan wartawan yang lain pastilah berbeda.

Perbedaan ini dikarenakan dipengarui oleh berbagai macam faktor, antara lain:

1. Latar belakang dan karakteristik

2. Tingkah laku

(26)

4. Kepercayaan personal, dan

5. Aturan dan etika professional (Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese,

1996:63)

Tetapi wartawan selain sebagai pencari berita, wartawan juga berperan sebagai

pembaca berita. Di sini wartawan juga diposisikan sebagai pembaca berita yang mana

wartawan akan menganggap apa yang dianggap penting oleh media maka akan dianggap

penting pula oleh khalayak, seperti yang tertera dalam teori Agenda Setting.

E.6 Isu-isu Olah Raga

a. Jurnalisme Olahraga

Jurnalisme olahraga merupakan salah satu jenis jurnalistik dimana di dalam jurnalistik

olahraga membahas tentang olahraga. Jurnalisme olahraga sendiri merupakan suatu bentuk

jurnalisme yang melaporkan tentang topik olahraga.

Jurnalisme olahraga sendiri saat ini mulai popular, kemunculan aliran-aliran ini

didasari atas kebutuhan masyarakat yang semakin haus akan berita. Isi dalam berita

olahraga antara lain:

1. Hasil-hasil pertandingan atau perlombaan atau rangkaian kompetisi musiman

2. Pemberitaan juga meliputi berbagai bidang lain yang terkait olahraga, seperti

tokoh-tokoh olahragawan

3. Kehidupan para pemain olahraga yang hendak bertanding,

4. Kesiapan-kesiapan kelompok olahraga di dalam masa pelatihan,

5. Juga tentang penggemar olahraga tertentu yang fanatik (Santana K., 2005:21).

Dalam dunia olahraga, masyarakat pada umumnya hanya melihat pada siapa dan

bagaimana pihak-pihak bermain di dalam lingkup olahraganya masing-masing. Di balik

(27)

menarik, misalnya tentang asal mula seorang pemain maupun pelatih berasal, bagaimana

latar belakang mereka, atau akibat lain dari terlalu banyaknya berolahraga.

Saat ini juga banyak dibahas tentang banyaknya pemain olahraga yang berpindah

kewarganegaraan. Selain itu banyak juga pemberitaan tentang keluarga pemain sepak bola

misalnya. Diangkat dari sisi kehidupan pribadinya, mulai dari istri, anak, sampai ibunya

yang sebenarnya hal tersebut juga perlu dipertanyakan apakah hal-hal seperti di atas

termasuk dalam berita olahraga atau tidak.

E.7 Analisis Isi

Penelitian dengan menggunakan teknik analisis isi (content analysis) merupakan

teknik penelitian alternatif bagi kajian komunikasi yang cenderung lebih banyak mengarah

pada sumber (source) dan penerima pesan (reciever). Pendekatan penelitian ini

mengedepankan penyajian data secara terstruktur serta memberikan gambaran terinci

tentang obyek penelitian berupa pesan komunikasi (message).

Berbagai batasan yang telah diberikan untuk mengungkapkan pengertian content

analysis. Barelson mendefinisikan sebagai suatu teknik penelitian yang obyektif, sistematik,

dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Ahli lain

mengatakan bahwa content analysis adalah suatu tahap dari pemprosesan informasi yang

menyangkut isi-isi komunikasi yang ditransformasikan melalui aplikasi yang sistematik dan

obyektif menuntut ketentuan kategorisasi kedalam data yang dapat diinterpretasikan dan

dibandingkan (Paisley in press). (Andi Bulaeng, 2004: 164)

Menurut pendapat Frey, tujuan utama dari penelitian dengan teknik analisis isi adalah

mendiskripsikan karakteristik pesan yang ada dalam ranah publik dengan perantaraan pers

(Agus Putranto, 2004:146). Isi pernyataan komunikasi atau bisa disebut pesan, merupakan

(28)

Dan media, dalam memproduksi ataupun menyeleksi pesan yang ingin disampaikan pada

khalayak juga tidak pernah lepas dari nilai-nilai yang dibelanya.

Hal ini menjadi pertimbangan ketika tulisan yang dipesan oleh media kepada penulis

masuk didapur redaksi ketika tahap penyuntingan. Logikanya, jika tulisan tersebut tidak

sejalan dengan visi dan misi atau preferensi nilai yang diemban media tersebut, maka tidak

akan dimuat di dalam lembaran media cetak tersebut. Preferensi nilai adalah unsur

kontributif yang menentukan watak dan kepribadian suatu media. Bahasa, baik pilihan kata

maupun struktur gramatika, dipahami sebagai pilihan, yang mana dipilih oleh seseorang

atau media untuk diungkapkan dengan membawa makna ideologi tertentu.

Fokus penelitian ini terletak pada bagaimana media mengartikulasi pesan

disampaikan, memberikan perhatian khusus pada tema-tema tertentu, Dan tentu saja

pengkhususan khalayak sasarannya. Maka dari itu pemilihan metode analisis isi sebagai

prosedur analisis dalam penelitian ini guna mengetahui karakteristik tertentu dari media itu

sendiri (komunikan) dengan melihat kerangka isi pesannya untuk memetakan pesan yang

disampaikan kepada khalayak (komunikator). Dalam hal ini dapat kita ketahui preferensi

nilai Radar Malang lewat studi pada feature dari karakteristik hingga kerangka isi pesan di

dalamnya lewat beberapa pengkategorian. Meskipun terasa sulit untuk membuat klasifikasi

dan mengkategorisasikan berbagai macam dan perbedaan penelitian yang menggunakan

analisis isi, tapi pada umumnya peneliti akan mengetengahkan satu dari lima tujuan yang

dimiliki metode analisis isi.

E.8 Teori Agenda Setting

Dalam buku “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi” karya Onong Uchjana Effendy

mengatakan: Agenda seting model untuk pertama kali ditampilkan oleh M.E Mc. Combs

(29)

Agenda-Setting Function of Mass Media”. Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa “jika

media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi

khalayak untuk menganggapnya penting”. (Effendy,2003:287).

Secara singkat teori penyusunan agenda ini mengatakan media (khusunya media

berita) tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-

benar berhasil memberitahu kita berpikir tetntang apa. Media massa selalu mengarahkan

kita pada apa yang harus kita lakukan. Media memberikan agenda-agenda melalui

pemberitaannya, masyarakat akan mengikutinya. Menurut asumsi teori ini, media

mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada

gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang

tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat , tokoh siapa yang harus kita

dukung. (Nurudin,2007:195)

Sementara itu Mannheim dalam pemikiran tentang konseptualisasi agenda yang

potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda setting

meliputi tiga agenda, yaitu agenda media. Agenda khalayak, agenda kebijaksanaan,

masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut:

1. Untuk agenda media dimensi-dimensi:

a. Visibility (visibilitas) jumlah dan tingkat menonjolnya berita

b. Audience salience, tingkat menonjol bagi khalayak relevansi isi berita dengan

kebutuhan khalayak

c. Valance (valensi) menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi

suatu peristiwa.

2. Untuk agenda khalayak, dimensi-dimensi:

(30)

b. Personal salience, penonjolan pribadi relevansi kepentingan dengan ciri pribadi.

c. Favorability, kesenangan pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.

3. Untuk agenda kebijaksanaan, dimensi-dimensi:

a. Support (dukungan) kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

b. Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan pemerintah

melaksanakan apa yang diibaratkan.

c. Fredom of action (kebebasan bertindak) nilai kegiatan yang mungkin dilakukan

oleh pemerintah. (Effendy, 2003:288-289).

F. Kategorisasi

Mengingat dalam penelitian ini menggunakan metode analisi isi maka validitas metode

dan hasil-hasilnya sangat bergantung pada kategori-kategorinya. Menurut Guido H. Stempel,

untuk menciptakan kategori-kategori ada tiga hal untuk diperhatikan. Kategori harus relevan

dengan tujuan studi atau penelitian yang sedang dijalani. Kategori hendaknya fungsional dan

sistem kategorinya harus dapat dikendalikan (Flournoy, D. Michael, 1989: 25). Jadi untuk

mencapai tujuan tersebut tentang hubungan kefungsionalan dan keterkaitan tersebut, maka

kategori dibuat sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendiskripsikan tentang kecenderungan berita olahraga Radar Malang jika dilihat dari

frekuensi kemunculan tema pesan dan khalayak sasaran pesan pada berita olahraga.

Kategori pengukuran penelitian dilakukan berdasarkan pada pendekatan melalui

kemunculan tema pesan, dan pendekatan melalui sasaran pesan. Maka kategori yang relevan

adalah:

F.1 Kategori Tema Berita

Adapun kategori tersebut antara lain

(31)

Manajemen Tim adalah Pengelola Tim Sepak Bola, dimana semua kegiatan Tim

ditanganai oleh Manager

2) Pemain dan pelatih

Pemain adalah orang yang melakukan permainan sepakbola. Pelatih adalah yang

diberi wewenang untuk melatih klub.

3) Pertandingan

merupakan kegiatan sebuah tim untuk meraih kemenangan atau sebuah prestasi

4) Suporter

Yaitu pendukung sebuah kesebelasan yang ada di masyarakat. Biasanya mereka

memiliki ciri khas dalam mendukung kesebelasannya.

F.2 Kategori Sasaran opini

Adapun kategori tersebut antara lain

1) Organisasi sepak Bola (PSSI)

Adalah Organisasi yang memayungi semua Tim sepak bola yang ada di

Indonesia atau sebagai induk persepakbolaan Indonesia

2) Tim Sepak Bola

Merupakan klub sepak bola yang ada di Indonesia

3) Pemain dan pelatih

Pemain adalah orang yang melakukan permainan sepakbola. Pelatih adalah yang

diberi wewenang untuk melatih klub.

4) Suporter

Yaitu pendukung sebuah kesebelasan yang ada di masyarakat Biasanya mereka

memiliki ciri khas dalam mendukung kesebelasannya.

(32)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Alasan menggunakan

analisis isi karena akan diperoleh suatu hasil atau pemahaman terhadap berbagai isi pesan

komunikasi yang disampaikan oleh media massa atau sumber informasi yang lain secara

obyektif dan sistematis (Krippendorff, 1999: 15).

G.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karasteristik

tertentu secara faktual dan cermat. Dengan kata lain penelitian deskriptif tidak mencari atau

menjelaskan hubungan antar variabel (Jallaluddin Rahmat, 1991: 24). Artinya dalam

penelitian ini memaparkan apa yang sudah tertulis dalam tulisan kolom tersebut. Sedangkan

pendekatan kuantitatif yaitu dengan mencatat bilangan-bilangan dengan merujuk pada

frekuensi untuk melukiskan jenis isi yang didefinisikan.

G.2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah seluruh berita olahraga yang diterbitkan oleh

Radar Malang mulai 20 September 2011 sampai dengan 30 September 2011. Adapun

penarikan sampel dalam penelitian ini adalah secara total sampling. Yaitu dengan mengambil

secara keseluruhan dari jumlah populasi yang ada.

G.3. Unit Analisis dan Satuan Ukur

Yang dimaksud unit analisis dari penelitian ini adalah tiap paragraf yang ada dalam

berita olahraga Koran Radar Malang. Sedangkan satuan ukurnya ialah kemunculan tema

pesan per paragraf dalam berita olahraga Radar Malang dengan menganalisa untuk melihat

struktur dan isi pesan yang terkandung didalamnya selama edisi 20 September 2011 sampai

(33)

G.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data dari

berita olahraga Radar Malang, yang diperoleh dengan cara penjurnalan. Adapun cara

menjaring data primer ini dilakukan dengan 4 cara :

1. Para pengkoder terlebih dahulu memahami isi tema dan struktur penulisannya

2. Mengelompokkan setiap naskah tulisan atau judul tulisan dalam struktur kategori yang

sudah ditetapkan.

3. Memasukkan data kedalam lembar tabel (coding sheet)

4. Menganalisa data yang dikategorikan

Contoh coding sheet

Paragraf Tema Berita Sasaran Opini

TA TB TC TD SA SB SC SD

Keterangan

 Tema Berita (T) : Manajemen Tim (a) Pemain dan Pelatih (b) Pertandingan (c) Suporter (d)

 Sasaran Opini (S) : Organisasi Sepak Bola / PSSI (a) Tim Sepak Bola (b) Pemain dan Pelatih (c) Suporter (d)

G. 5. Uji Reliabilitas

Setiap penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang baik memerlukan unsur

reliabilitas. Uji reliabilitas diperlukan terutama berkaitan dengan ketepatan alat ukur atau

(34)

antar pengkoding atau intercoder reliability (derajat kesesuaian persepsi antar pelaku koding

terhadap unit analisis yang diteliti (Agus Putranto 2004:155). Maka dalam melakukan uji

reliabilitas ini peneliti melibatkan dua orang sebagai pengkoding (coder) antara lain: Ganda

Indranata dan Hendi Budi Y. yang keduanya ialah praktisi media dan kredibilitasnya sangat

diperlukan dalam menginterpretasikan suatu pesan dalam naskah jurnalistik. Reliabilitas

dalam penelitian ini merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

(kategorisasi) dapat dipercaya atau diandalkan bila dipakai lebih dari satu kali untuk

mengukur gejala yang sama.

Uji reliabilitas dilakukan dengan melakukan dokumentasi terlebih dahulu pada saat

pengumpulan data dan kemudian memasukkannya kedalam lembaran koding sesuai dengan

kategorisasi yang telah ditentukan. Kemudian pada pengkodingan, peneliti menggunakan

coders untuk membantu uji reliabilitas terhadap kategorisasi, dengan cara yang sama

dilakukan oleh peneliti. Dari kedua hasil uji reliabilitas ini akan diketahui berapa yang

disetujui, bersama peneliti dengan pengkoding.

Tahap pertama adalah uji statistik Chi Square (), yang digunakan untuk mencari

kecocokan antar pelaku koding. Secara operasional adalah menguji apakah distribusi

frekuensi yang diamati menyimpang secara signifikan dari suatu distribusi yang diharapkan.

k

=

Σ

_

(fo

i

– f i

i

i=l

fe

i

fo

i : Frekuensi yang diamati, kategori ke-i.

f e

i : Jumlah kategori yang disetujui oleh dua pengkoding.

k : Jumlah kategori yang diuji oleh dua pengkoding.

(35)

Ho : Tidak ada kecocokan pemaknaan antar pelaku koding

H1 : Terdapat kecocokan pemaknaan antar pelaku koding

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka ditetapkan kaidah keputusan statistik yaitu

dengan membandingkan hasil uji dengan nilai kritik pada tabel chi square. Kaidah keputusan

adalah:

Jika X² > X²t maka H0 ditolak, H1 diterima.

Jika X² ≤ X²t maka H0 diterima, H1 ditolak.

X²t diperoleh dari tabel chi-square untuk derajat kepercayaan yang telah ditentukan.

Dengan derajat kebebasan (b-1) (k-1), dimana b= baris dan k = kolom. Selanjutnya untuk

melihat tingkat kecocokan, digunakan koefisien kontingensi

Pearson (C), yaitu: C = 2

2

X n

X

Sementara Indeks Reliabilitasnya (IR) = (1-C) x 100%

Angka baku untuk standart reliabilitas menurut Holsti belum ada yang mutlak. Namun

angka penerimaan yang secara luas dipakai adalah 60%. Jika kesesuaian antara penyusun

kode dan pengkoding lain (intercoder) tidak mencapai 60%, maka definisi operasional

mungkin perlu dibuat lebih spesifik dan diturunkan dalam kerangka kategori yang lebih jelas.

Setelah diperoleh indeks reliabilitas tersebut diatas, tahap berikutnya tingkat

kesepakatan dari para coder tersebut jika perlu dapat pula dikonfirmasikan dengan ketentuan

besaran koefisien korelasinya. Penafsiran akan besarnya koefisien korelasi ini umumnya

digunakan indeks Guilford, yaitu :

0% - 20% : korelasi kesepakatan rendah sekali / sangat lemah

21%- 40% : korelasi kesepakatan yang rendah tetapi ada / lemah

41%- 70% : korelasi kesepakatan sedang / cukup kuat

(36)

91%- 100% : korelasi kesepakatan yang tinggi sekali / sangat kuat

G.6 Analisis Data

Dalam teknik analisa data pada penelitian ini, pertama-tama dilakukan analisis secara

deskriptif agar memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif

menyeluruh tentang apa yang mencakup permasalahan yang diteliti (Jalaluddin Rakhmat,

2000: 24). Dengan cara menyusun dan mengolah data ke dalam tabel frekuensi yang dihitung

berdasarkan frekuensi kemunculan tema. Kemudian menggunakan analisis secara induktif

sebagai metode yang dimaksudkan untuk menarik kesimpulan dari sekumpulan data yang

telah disusun dan diolah sebelumnya (Tulus Winarsunu, 1996: 2). Untuk mendiskripsikan

kesimpulan dari penelitian ini yaitu kecenderungan tema dan sasaran pesan feature, peneliti

harus membuat ukuran kecenderungan memusat dengan cara mencari nilai rata-rata dan

diprosentasekan menurut kategori-kategorinya. Selanjutnya disajikan dengan data untuk

dapat diinterpretasikan dan lebih mudah dibaca. Dalam teknik analisa data ini juga akan

melalui proses pengolahan data sebelum dibuat tabel frekuensi. Adapun proses pengolahan

data (deskriptif) dan penarikan kesimpulannya (Induktif) melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Mengkategorikan tema pesan dan sasaran pesan dalam berita olahraga Radar Malang edisi

20 September sampai dengan 30 September 2011.

2. Data yang sudah terkumpul dimasukkan dalam lembar coding yang sesuai dengan

kategori-kategorinya dalam bentuk distribusi frekuensi. Kemudian data dihitung dengan

menggunakan satuan kalimat dan paragraf serta menghitung tema-tema pada paragraf

(37)

3. Menganalisa data dari tabel frekuensi sesuai dengan kategori yang disusun dan kemudian

mengukur dengan ukuran kecenderungan memusat untuk mencari kecenderungan tema

pesan dan sasaran kolom dengan nilai rata-rata (mean).

M = N

X

; dimana : M = mean

X

 = jumlah nilai dalam satu kategori Distribusi

N = Jumlah Individu.

Dan membuat prosentase kemunculan tiap kategori dengan rumus:

P = N

f

x 100 ; dimana: P = prosentase

f

 =Jumlah keseluruhan frekuensi

N =Jumlah keseluruhan paragraf

Setelah didapat mean dan prosentase kemunculan, kemudian dibuat tabel dan

diterjemahkan secara deskriptif memakai mode untuk menarik kesimpulan kecenderungan.

Melakukan pencatatan terhadap beberapa permasalahan untuk mempertegas dan lebih

Referensi

Dokumen terkait

Jadi sistem kepemimpinan PS Sistem Komputer : PS diketuai oleh seorang ketua PS; dibantu oleh seorang sekretaris PS dan staf administrasi Dalam melaksanakan

Gunakan pisau okulasi yang tajam dan bersih. Jangan bekerja saling berdekatan antara teman satu dengan teman yang lain. Pilih batang bawah yang siap diokulasi. Pilih mata tunas

Terdapat beberapa pertimbangan yang digunakan dalam penetapan faktor yang mempengaruhi model bangkitan perjalanan, yaitu (i) bangkitan pergerakan untuk manusia

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata, Bupati

c) Jika kegagalan Produk tidak ditanggung oleh garansi terbatas ini, atau garansi terbatas ini tidak berlaku, batal, atau tidak sah karena persyaratan atau ketentuan apa pun

Dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) Deskripsi umum pembelajaran Al-Quran melalui metode usmani di TPQ Al-Kahariyah Selopuro Blitar diterapkan