i Unsur Sensualitas Perempuan Dalam Film Indonesia
(Analisis Isi Pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Ilham Haliq Putra 201110040311376 Dosen Pembimbing: 1. Drs. Farid Rusman, M.Si 2. Muhammad Himawan Sutanto, M.Si
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Ilham Haliq Putra Nim : 201110040311376 Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
NAMA : Ilham Haliq Putra NIM : 201110040311376 Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : UNSUR SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA (Analisis Isi pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
dan Dinyatakan LULUS
Pada Hari : Sabtu
Tanggal : 23 April 2016
iv PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ilham Haliq Putra
Tempat, Tanggal Lahir : Borong, 26 September 1993
NIM : 201110040311376
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
UNSUR SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA (Analisis Isi pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan dari saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 11 April 2016 Yang menyatakan,
v BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama : Ilham Haliq Putra 2. NIM : 201110040311376
3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Komunikasi
5. Konsentrasi : Audio Visual
6. Judul Skripsi : UNSUR SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA (Analisis Isi pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria) 7. Pembimbing : 1. Drs. Farid Rusman, M.Si
vi ABSTRAKSI
Ilham Haliq Putra, 201110040311376. Unsur Sensualitas Perempuan dalam Film Indonesia (Analisis Isi Pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria). Pembimbing I: Drs. Farid Rusman, M.Si. Pembimbing II: M. Himawan Sutanto, M.Si.
Kata Kunci: Sensualitas Perempuan, Film Indonesia, Analisis Isi Kuantitatif.
Penggunaan bagian-bagian tubuh perempuan yang menimbulkan nafsu birahi sebagai sebuah komoditi dalam sistem kapitalisme media massa di Indonesia mengandung kecurigaan adanya unsur sensualitas perempuan didalamnya. Tubuh perempuan dengan gampangnya dieksploitasi seperti yang terjadi di salah satu bentuk media komunikasi massa yaitu film. Konten yang memuat unsur sensual perempuan berubah bentuknya dan bertambah secara terus-menerus, dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik meneliti persoalan ini dengan tujuan untuk mengetahui bentuk unsur sensualitas apa saja yang ada pada film Negeri Tanpa Telinga dan seberapa besar porsentase frekuensi kemunculannya dalam film tersebut.
Film, dalam penelitian ini, peneliti menempatkan sebagai medium komunikasi massa. Media massa ini dapat menjangkau semua kalangan dengan cepat dan dengan skala yang besar menjadi ciri dari film. Perempuan dikukuhkan sebagai objek seks dalam film Indonesia, dengan adanya penggambaran perempuan secara seronok dan “terbuka”. Akhirnya unsur sensualitas dari tubuh perempuan dijadikan komoditi dalam film, dimana segala kegiatan beberapa fakultas tubuh yang ditampilkan oleh para pemain film yang tidak sesuai dengan sopan santun, cara berpakaian, ekspresi wajah, yang tidak mencerminkan citra wanita yang baik. Sehingga wanita dijadikan komoditi yang mempunyai ‘nilai jual’ dalam film.
Metode yang digunakan yaitu penelitian dengan metode analisis isi, dengan menggunakan pendekatan secara kuantitatif. Melalui analisis isi dapat dideskripsikan jenis unsur sensualitas apa saja yang ada pada film tersebut serta porsentase durasi kemunculannya. Sementara untuk unit analisis yang digunakan adalah per scene dan menggunakan satuan ukur frekuensi kemunculan yang di hitung dengan potongan adegan dan dialog pada detik kemunculan. Teknik penelitian yang digunakan adalah observasi dan telaah dokumen dari film Negeri Tanpa Telinga. Kemudian dilakukan uji reliabilitas melalui proses pengkodingan yang berdasarkan kategori dan indikator yang telah disusun. Pengukuran uji reliabilitas ini menggunakan rumus Holsty dan diperkuat dengan hasil reliabilitas menggunakan formula ScootPI Indeks.
vii Tanpa Telinga memuat porsentase frekuensi kemunculan unsur sensualitas perempuan dari 88 scene sebanyak 21 kali atau 24%. Jadi, film Negeri Tanpa Telinga memuat durasi unsur sensualitas perempuan yang tergolong sedikit namun tetap merendahkan citra perempuan.
Malang, 07 April 2016 Peneliti
Ilham Haliq Putra Menyetujui:
Pembimbing I: Pembimbing II:
viii KATA PENGANTAR
Puji Syukur sudah sepantasnya kami aturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala yang kami butuhkan, dan juga membuat penulis dapat menuntut ilmu hingga pada jenjang perguruan tinggi (S1). Dengan karunia hidayah serta anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul UNSUR SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA (Analisis Isi Pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria).
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Fauzan, MPd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah menyediakan fasilitas guna lancarnya pembelajaran.
2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ijin penelitian untuk penulis. 3. Bapak Sugeng Winarno, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu mengajar dan membimbing selama di bangku perkuliahan.
4. Ibu Widya Yutanti, M.A selaku dosen wali selama menempuh kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah membantu mengajar dan membimbing selama di bangku perkuliahan.
5. Bapak Drs. Farid Rusman, M.Si dan Bapak M. Himawan Sutanto, M.Si sebagai Dosen pembimbing yang selalu memberikan waktunya dalam proses pembimbingan skripsi. 6. Semua Staff, Karyawan, dan Dosen Ilmu Komunikasi yang memberikan pengetahuan yang
ix 7. Kedua orang tua dan keluarga, ibu, bapak, serta kakak-adik tercinta yang selalu
memberikan dukungan dan semangat. Terima kasih atas doa dan kesabaran yang tidak tergantikan dengan apapun.
8. Aditya Sofyan AR Jumadin dan Umar Abdul Aziz yang bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi koder selama penelitian. Terima Kasih.
9. Semua keluarga besar UKM KINE KLUB UMM yang telah mengajarkan arti kekeluargaan dan pantang menyerah yang sesungguhnya. Tempat untuk berbagi suka dan duka, tempat untuk menimba ilmu dan mencari pengalaman dan “rumah kedua” yang ada di Malang. “Salam Sinema”.
10. Semua sahabat-sahabat Komunitas “Tinta Putih”, yang telah memberikan dukungan dan kenangan yang tidak pernah terlupakan. “Salam Sinema”.
11. Para pembantu di saat-saat genting Abdul Aziz P., M. Ifany Andrik, Laila Prasetya, Ali Mahfud, Syahid Alwi Syarif, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya.
12. Teman-teman seperjuangan IKOM G dan IKOM 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga kita bisa sukses bersama, aamiin.
13. Dan untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam pelaksanaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Malang , 11 April 2016
x DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Pernyataan Orisinalitas ... iv
Berita Acara Bimbingan Skripsi ... v
Abstraksi ... vi
1.3 TujuanPenelitian ... .... 5
1.4 ManfaatPenelitian ... 5
1.4.1. ManfaatAkademi... 5
1.4.2. ManfaatPraktis ... ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Film Sebagai Medium Komunikasi Massa ... 7
2.2 Film Sebagai Industri ... 13
2.3 Film Sebagai Institusi Budaya ... 17
2.4 Genre Film ... 21
2.5 Macam-Macam Fungsi Film Dalam Masyarakat ... 24
2.6 Sifat-Sifat Pesan Komunikasi Dalam Film ... 26
2.7 Tokoh Perempuan Dalam Cerita Film ... 36
xi
2.9 Defenisi Konseptual ... 45
2.9.1 Sensualitas ... 45
2.9.2 Sensualitas Verbal ... 46
2.9.3 Sensualitas Non Verbal ... 46
BAB III METODE PENELITIAN ... 47
3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian ... 47
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 48
3.3 Struktur Kategorisasi ... 49
3.4 Unit Analisis ... 51
3.5 Satuan Ukur ... 52
3.6 Sumber Data ... 52
3.7 Teknik Pengumpulan Data... 52
3.8 Uji Reliabilitas ... 54
BAB IV GAMBARAN UMUM FILM NEGERI TANPA TELINGA .... 56
4.1 Lola Amaria (LA) Production... 56
4.2 Profil Film Negeri Tanpa Telinga ... 57
4.3 Crew Film Negeri Tanpa Telinga ... 58
4.4 Sutradara Film Negeri Tanpa Telinga ... 58
4.5 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ... 61
BAB V Unsur Sensualitas Perempuan Dalam Film Indonesi (Analisis Isi Pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)...73
5.1 Sinopsis Film Negeri Tanpa Telinga ... 73
xii
5.2.1 Indikator Mendesah ... 75
5.2.2 Indikator Rayuan Kata ... 76
5.3 Sajian Data Sensualitas Non Verbal ... 81
5.3.1 Indikator Manja ... 83
5.3.2 Indikator Penampilan Erotis ... 85
5.3.3 Indikator Tatapan Mata ... 90
5.3.4 Indikator Rangsangan Seksual ... 93
5.4 Lembar Distribusi Frekuensi Kategori Sensualitas Perempuan ... 97
5.5 Uji Reliabilitas ... 101
5.5.1 Reliabilitas Peneliti dengan Koder 1 ... 102
5.5.2 Reliabilitas Peneliti dengan Koder 2 ... 105
BAB VI PENUTUP ... 109
6.1 Kesimpulan ... 109
6.1.1 Sensualitas Verbal ... 109
6.1.2 Sensualitas Non Verbal ... 110
6.2 Saran ... 111
6.2.1 Saran Akademik ... 111
6.2.2 Saran Praktis ... 111 DAFTAR PUSTAKA
xiii DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Lembar Koding / Coding Sheet ...53
Tabel 3.2 Lembar Distribusi Frekuensi...53
Tabel 4.1 Jobdesk Crew Negeri Tanpa Telinga ...58
Tabel 5.1 Frekuensi dan Durasi Kemunculan Jenis Sensualitas Verbal...74
Tabel 5.2 Frekuensi dan Durasi Kemunculan Jenis Sensualitas Non Verbal...82
Tabel 5.3 Lembar Distribusi Frekuensi Sensualitas Perempuan ...98
Tabel 5.4 Hasil Koding Peneliti...102
Tabel 5.5 Hasil Koding Koder I...103
Tabel 5.6 Expected Agreement Peneliti dengan Koder 1...104
Tabel 5.7 Hasil Koding Peneliti...105
Tabel 5.8 Hasil Koding Koder II...106
xiv DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Poster Film Negeri Tanpa Telinga ……….. 57
Gambar 4.2 Sutradara Film Negeri Tanpa Telinga ……… 59
Gambar 4.3 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ……….. 61
Gambar 4.4 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ……….. 64
Gambar 4.5 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ……….. 66
Gambar 4.6 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ……….. 70
Gambar 4.7 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ……….. 72
Gambar 5.1 Diagram Frekuensi Kemunculan Sensualitas Verbal...………....75
Gambar 5.2 Potongan Shot Indikator Mendesah Scene 47... …………. 76
Gambar 5.3 Potongan Shot Indikator Rayuan Kata Scene 19 ……….77
Gambar 5.4 Potongan Shot Indikator Rayuan Kata Scene 31……… .78
Gambar 5.5 Potongan Shot Indikator Rayuan Kata Scene 37……… .79
Gambar 5.6 Potongan Shot Indikator Rayuan Kata Scene 54……… .80
Gambar 5.7 Diagram Frekuensi Kemunculan Sensualitas Non Verbal...…… ..83
Gambar 5.8 Potongan Shot Indikator Manja Scene 15……... 84
Gambar 5.9 Potongan Shot Indikator Manja Scene 37……….. .85
Gambar 5.10 Potongan Shot Indikator Penampilan Erotis Scene 15…….………… 86
Gambar 5.11 Potongan Shot Indikator Penampilan Erotis Scene 21………. 87
Gambar 5.12 Potongan Shot Indikator Penampilan Erotis Scene 44………. 88
Gambar 5.13 Potongan Shot Indikator Penampilan Erotis Scene 47………. 89
Gambar 5.14 Potongan Shot Indikator Penampilan Erotis Scene 54………. 89
Gambar 5.15 Potongan Shot Indikator Tatapan Mata Scene 21…………...……. 90
xv Gambar 5.17 Potongan Shot Indikator Tatapan Mata Scene 44………. 92
xvi DAFTAR PUSTAKA:
Abrar, Ana Nadya. 2003. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : LESFI.
Agger, Ben. 2014. Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan dan Implikasinya. Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Anoegrejekti, Novi. 2006. Srinth!1, Komodifikasi Seksualitas dan Perwadagan Perempuan. Jakarta : Desantara.
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Ardial, H. 2014. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Baran, Stanley J. 2011. Pengantar Komunikasi Massa : Literasi Media dan Budaya - Edisi 6.
Jakarta : Salemba Humanika.
Barnard, Malcolm. 2011. Fashion sebagai Komunikasi : Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender. Yogyakarta : Jalasutra.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana.
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana.
Cangara, Hafield. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Cangara, Hafield. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Emka, Moammar. 2005. Jakarta Undercover, Sex ‘n The City. Jakarta : Gagas Media.
Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film : Panduan Menjadi Produser. Yogyakarta : Panduan dan Yayasan Konfiden.
Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta. Kencana Prenada Media Grup.
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi – Edisi Ketiga. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Fleur, Melvin L. De & Rokeach, Sandra Ball. 1988. Teori Komunikasi Massa. Kuala Lumpur :
Dewan Bahasa & Pustaka.
xvii Ibrahim, Idi Subandy. 2011. Kritik Budaya Komunikasi : Budaya, Media, dan Gaya Hidup dalam
Proses Demokratisasi di Indonesia. Yogyakarta : Jalasutra.
Lembaga Studi Realino. 1992. Citra Wanita dan Kekuasaan (Jawa). Jogjakarta : Studi Realino. McQuail, Denis. 2010. Teori Komunikasi Massa - Edisi 6. Jakarta : Salemba Humanika.
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy dan Jalaluddin, Rakhmat. 2001. Komunikasi Antarbudaya : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Prakosa, Gotot. 2004. Film dan Kekuasaan. Jakarta : Yayasan Seni Visual Indonesia.
Prakosa, Gotot. 2005. Film Pendek Independen Dalam Penilaian : Sebuah Catatan dari Berbagai Festival “Film Pendek dan Film Alternatif” di Indonesia. Jakarta : Komite Film Dewan Kesenian dan Yayasan Seni Visual Indonesia.
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu.
Samovar, Larry A. Porter, Richard E. McDaniel, Edwin R. 2010. Komunikasi Lintas Budaya – Edisi 7. Jakarta : Salemba Humanika.
Santoso, Widjajanti M. 2011. Sosiologi Feminisme: Konstruksi Perempuan dalam Industri Media. Yogyakarta : PT. LKiS Printing Cemerlang.
Siregar, Ashadi, Pasaribu, Rondang, Prihastuti, Ismay. 2000. Eksplorasi Gender di Ranah Jurnalisme dan Hiburan. Yogyakarta : Galang Printika.
Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Industri – Suatu Pengantar. Bandung : Remadja Karya. Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Storey, John. 2007. Pengantar Komperhensif Teori dan Metode Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta : Jalasutra.
Syarifah. 2006. Kebertubuhan Perempuan dalam Pornografi. Jakarta : Yayasan Kota Kita. Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta : Rajawali Pers.
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa – Edisi Kedelapan. Jakarta : Kencana. Winarni. 2003. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Malang : UMM Press.
xviii Non-Buku:
Aripurnami, Sita. 1990. Prisma (Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi, Edisi Ke-5, dalam rubrik Sosok Perempuan dalam Film Indonesia, hal : 55-62). Jakarta : PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Nugroho, Agustinus Dwi. 2012. Montase (Buletin Sinema Independen, Edisi ke-23 : dalam rubrik Montase Fokus Utama, Hal : 2-8). Yogyakarta : Montase (Buletin Sinema Independen). Internet:
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-n018-14-796881_negeri-tanpa-telinga#.VfqgsiWqqko diakses, 06 September 2015, pada pukul 19.00 WIB
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/comm13ef248188full.pdfdiakses pada 22 Oktober 2015, pukul 20.00 WIB
http://moviezone.heck.in/mengenal-jenis-jenis-genre-film.xhtml diakses pada tanggal 21 Oktober 2015 , Pukul 22.00 WIB
http://kbbi.web.id/sensualitas diakses pada 04 Oktober 2015, pukul 19.00 WIB
https://kerangkafilm.wordpress.com/2011/09/06/jenis-jenis-genre-film/ diakses pada tanggal 21 Oktober 2015 , Pukul 22.00 WIB
https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2013/09/11/sekilas-tentang-film/ diakses pada tanggal 3 November 2015, pukul 19.00 WIB
http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/11/29/feminisme-representasi-perempuan-dan-pornografi-dalam-film diakses pada 20 November 2015, pukul 20.00 WIB
http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%208%20Tahun%201992%20tentang%20P erfilman.pdf diakses pada 08 November 2015 pukul 14.00 WIB
http://www.surganyadownload.com/2015/02/download-film-negeri-tanpa-telinga-2014.html diakses pada tanggal 15 Agustus 2015, pukul 21.00 WIB
http://misbach.perfilman.pnri.go.id/uploaded_files/article/pdf/BeritaBuana_19910609.pdf diakses pada 27 November 2015, pukul 22.00 WIB
https://m.tempo.co/read/news/2015/01/23/111636922/empat-film-lola-amaria-di-perpustakaan-kongres-as diakses pada 02 April 2016, pukul 21.00 WIB
http://www.wowkeren.com/seleb/lola_amaria/profil.html pada tanggal 17 Februari 2016 pukul 19.00 WIB
xix http://uniqpost.com/profil/ray-sahetapy/ diakses pada 16 Januari 2016, pukul 20.00 WIB
http://ketemulagi.com/profil-lengkap-lukman-sardi/ pada tanggal 15 Februari 2016 pukul 23.00 WIB
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latarbelakang
Semua manusia setiap harinya akan selalu berkomunikasi satu dengan yang lainnya,
karena komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan adanya
komunikasi dalam kehidupan manusia, segala kegiatannya akan terbantu dengan mudah.
Sehari manusia melakukan aktivitas komunikasi hampir 70%, dari saat bangun tidur, hingga
menjelang tidur, maka tidak heran komunikasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam kehidupan.
Komunikasi sendiri membutuhkan media baik yang berskala kecil maupun massa atau
besar. Salah satu media komunikasi massa yang sering dijumpai adalah film. Film sendiri
secara sederhana merupakan sebuah bentuk dari skenario yang dijalankan oleh pelaku dan
pembuat film tersebut, berdasarkan ide-ide dari kehidupan nyata yang dialami ataupun
berdasarkan dari melihat pengalaman hidup orang lain. Khayalan dari pembuat film juga bisa
dijadikan sebuah ide dasar dalam membuat sebuah film yang mungkin suatu saat nanti bisa
terwujud, akan menimbulkan perasaan yang mendalam bagi para penikmat film tersebut
sesuai dengan sudut pandang apa yang diangkat dalam film tersebut. Film bisa menahan
orang saat menontonnya, ini terjadi lebih sering ketimbang medium lainnya. Banyak orang
terpesona sejak pertama kali teknologi film ditemukan. Berawal dari hanya berupa gambar
putus-putus kemudian teknologi suara mulai masuk kedalam film dan kemudian diikuti
2 Menurut Gans (1995) Banyaknya perkembangan yang telah terjadi dalam teknologi
film membuat media ini mempunyai kekuatan yang kompleks sebagai media komunikasi
massa. Pesan-pesan yang disampaikan melalui ide cerita, peristiwa, drama, musik dan
sebagainya menjadikan film sebagai media komunikasi massa yang dapat menyampaikan
pesan yang efektif untuk mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disampaikan.
Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat melalui muatan pesan-pesan
(message) dibaliknya tanpa pernah berlaku sebaliknya (Sobur : 2004, hal : 127). Masyarakat
luas akan menerima pesan yang ingin disampaikan dari pembuat film (sineas) kemudian dari
inilah film dapat berpengaruh terhadap perilaku sosial dalam masyarakat dari penikmatnya,
sesuai dengan apa yang di dapat dari film yang mereka nikmati.
Kandungan pesan dalam film juga memberikan dampak kepada penonton film itu
sendiri. Baik itu dampak positif maupun negatif. Dampak positif seperti mendidik generasi
muda untuk selalu menjunjung nilai dan norma budaya bangsa, menghibur serta memberikan
informasi baru agar penonton mendapat wawasan yang lebih luas lagi. Sedangkan dampak
negatifnya seperti perilaku-perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan budaya bangsa
ini, pendidikan moral yang buruk, perilaku yang tidak menghormati sesama serta kesetaraan
gender yang dimanfaatkan mencari keuntungan sendiri. Sebabnya adalah banyak film yang
dibuat hanya untuk menarik minat menonton dari penontonnya saja, sehingga
kandungan-kandungan pesan yang seharusnya tidak dimuat kedalam film, dimasukkan dengan sengaja
lewat kemasan rapi oleh para pembuat film dan disisipkan dalam beberapa aspek dengan
tujuan agar filmnya laris di pasaran. Hal negatif seperti ini terjadi dalam masyarakat
dikarenakan banyak beredar film yang lebih banyak menampilkan sisi pornografi dan
kekerasan hanya untuk menarik simpati penonton daripada makna isi cerita yang
disampaikan. Seperti halnya film Indonesia sekarang ini, dengan banyaknya genre yang
3 memperlihatkan ketidakadilan gender yang mengarah kepada penonjolan pada unsur
sensualitas dari sosok perempuan dalam film yang digunakan oleh pembuat sebagai salah
satu komoditi yang mempunyai harga jual. Salah satu peran perempuan dalam film yaitu
seringkali dijadikan sebagai komoditi yang diperjual-belikan untuk menarik hasrat menonton
sehingga film bisa mendapat respon yang luas dari masyarakat. Para pembuat film juga
menemukan celah bahwa masyarakat dalam hal ini adalah penonton film lebih menyambut
hangat film-film yang mengandung banyak unsur hiburannya daripada unsur pendidikan
maupun dari sisi artistiknya. Realitas ini juga di dukung oleh adanya pergerakan industri film
yang menjadikan perempuan sebagai objek seks.
Perempuan disini menjadi objek komoditi yang diperjual-belikan lewat
penampilannya di media massa, penonjolan fakultas tubuh (khususnya perempuan) di jadikan
‘nilai jual’ di dalam sistem kapitalisme yang di bangun berdasarkan asas patriarki (sistem
sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama dalam organisasi sosial)
.
Laki-laki berada dibelakang layar dalam menciptakan makna pesan yang di tampilkan oleh
perempuan dalam media massa. Tampilan sensualitas dalam film tidak lagi dianggap hal
yang ‘tidak pantas’ untuk ditampilkan, sedangkan nilai dan norma dari kebudayaan luhur
bangsa sejak dahulu yang mengutamakan aspek rasa kasih sayang kecantikan, dan
keanggunan dari seorang perempuan jadi terlupakan. Kecantikan yang terlupakan inilah
menjadi celah bagi para elit kapitalis membuat seorang perempuan disuguhkan dalam balutan
budaya populer yang mewah, sehingga sensualisme dan erotisme lebih dijunjung tinggi
dalam sebuah film sebagai komoditi yang mempunyai nilai jual bagi konsumennya.
Seperti halnya film Negeri Tanpa Telinga, dengan mengusung genre komedi-drama
dalam bidang politik, film yang di besut oleh Lola Amaria ini mencoba mengungkap tentang
4 Bambang Yudiyono. Realitas perpolitikan yang berantakan, penggunaan kekuasaan yang
tidak sesuai aturan hukum oleh pejabat pemerintahan, serta praktek korupsi yang
dilatarbelakangi oleh perjuangan aspirasi masyarakat semakin menjadi-jadi dan tidak
ketinggalan unsur sensualitas perempuan dipakai sebagai usaha penyuapan lobbying
keputusan rapat ditambahkan sebagai realitas yang memang sering terjadi di kalangan
pejabat. Sensualitas perempuan disini juga sebagai objek pemanis pada setiap produksi film.
Dikarenakan sensualitas sendiri berdasarkan kepada stereotip wanita yang hanya sebagai
objek pengumbar hasrat dan pemuas kebutuhan seksual dikalangan pejabat.
Walaupun mengangkat tentang ide kritik sosial politik namun masih banyak juga
terdapat sensualitas perempuan yang ditampilkan dalam adegan-adegan film ini yang
dijadikan komoditi melalui keindahan bentuk tubuh atau ekspresi wajah dan lain sebagainya
yang dapat ditangkap secara visual maupun bentuk desahan atau rayuan melaui audio.
Dimulai dari konspirasi yang dilakukan oleh Partai Amal Syurga. Sang ketua partai, Ustad
Etawa (Lukman Sardi), bekerja sama dengan importir daging domba, berusaha memanipulasi
uang negara untuk keuntungan partainya. Namun dalam scene-scene konspirasi partai Amal
Syurga seperti ini terdapat peran dari perempuan yang menggunakan sensualitas dari
keindahan tubuhnya untuk memuaskan hasrat dari kader partai yang melakukan konspirasi
dengan pengusaha daging impor.
Kemudian scene-scene dari tokoh Tikis Queenta (Kelly Tandiono) dalam usaha
memenangkan partai Martobat dibawah pimpinan Piton (Ray Sahetapy) dalam rapat anggota
Dewan proyek perumahan rakyat miskin di Bukit Khayangan. Tikis mencoba melobby para
anggota fraksi lainnya dengan menggunakan keindahan tubuhnya dan uang sogokan dari
partainya. Dan pada akhirnya, partai martobat melalui usaha Tikis berhasil membuat para
5 Sensualitas dalam film ini sedikit ditutupi oleh sang sutradara dengan menampilkan
tokoh Naga (Teuku Rifku Wikana) yang menangkap semua percakapan dan perbincangan
orang itu. Melalui telinga tukang pijat ini, ia mendengar semua pembicaraan
orang-orang penting itu. Percakapan itulah yang membuat Naga muak. Informasi dari setiap
pembicaraan orang penting ini tidak hanya didengar oleh Naga, seorang host TV9, Chica
Cemani (Jenny Zhang) juga turut serta membantu mengungkap kasus ini kehadapan anggota
Kapak (Lembaga Pemberantasan Korupsi) dan masyarakat luas
(http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-n018-14-796881_negeri-tanpa-telinga#.VfqgsiWqqko
diakses, 06 September 2015, pada pukul 19.00 WIB).
1.2Rumusan Masalah
Sebagaimana pemaparan di atas, maka rumusan masalah yang ditetapkan peniliti
yaitu: unsur sensualitas perempuan apa saja yang muncul serta durasi kemunculannya dalam
film “Negeri Tanpa Telinga”?.
1.3Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja unsur komodifikasi sensualitas
perempuan dan mendeskripsikan seberapa besar prosentase durasi kemunculannya yang ada
pada film “Negeri Tanpa Telinga”.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan mengenai kajian analisis isi pada
sebuah film tentang unsur sensualitas perempuan dan dapat dijadikan bahan untuk penelitian
lebih lanjut. Selain itu juga diharapkan dapat dijadikan referensi serta komparasi untuk
6 1.4.2 Manfaat Praktis
Dapat menambah wawasan pengetahuan bagi khalayak mengenai unsur sensualitas
perempuan dalam sebuah film. Dan dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan para
insan perfilman dalam memproduksi film yang benar-benar mengutamakan proses