• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Implementasi Integrasi Jaringan IPv4 dan Jaringan IPv6 Pada Local Area Network (LAN) Dengan Sistem Tunneling.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Implementasi Integrasi Jaringan IPv4 dan Jaringan IPv6 Pada Local Area Network (LAN) Dengan Sistem Tunneling."

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI INTEGRASI JARINGAN IPv4 DAN JARINGAN IPv6 PADA LOCAL AREA NETWORK (LAN)

DENGAN SISTEM TUNNELING

TUGAS AKHIR

Nama : Mardianto Basuki NIM : 08.41010.0326 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM

(2)

IMPLEMENTASI INTERGRASI JARINGAN IPv4 DAN JARINGAN IPv6 PADA LOCAL AREA NETWORK (LAN)

DENGAN SISTEM TUNNELING

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer

Oleh:

Nama : Mardianto Basuki NIM : 08.41010.0326 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM

(3)

Ya Allah, bantulah kami menjadi jiwa-jiwa Yang Kau indahkan masa depannya.

STIKOM

(4)

Kupersembahkan kepada

Bapak, Ibu, dan Teman-temanku tercinta Beserta semua keluarga yang sangat mendukung

STIKOM

(5)

iv DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...iv DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR TABEL...xii DAFTAR LAMPIRAN...xvii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Perumusan Masalah...3

1.3 Batasan Masalah...3

1.4 Tujuan Penelitian...4

1.5 Manfaat Penelitian...4

1.6 Sistematika Penulisan...5

BAB II LANDASAN TEORI...7

2.1 Jaringan Komputer...7

2.2 Internet Protocol Address (IP Address)...8

2.3 IPv4 (Internet Protocol Version 4)...9

2.4 IPv6 (Internet Protocol Version 6)...12

2.5 Tunneling...14

2.6 Server Komputer...15

2.7 Web Server...16

2.8 Local Area Network (LAN)...16

2.9 Mikrotik Router OS...17

2.10 Router (RouterBoard 750)...18

2.11 Konversi Desimal ke Hexadesimal...24

2.12 Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)...26

STIKOM

(6)

v

2.13 PING (Packet Internet Gopher)...29

2.14 Sinyal Kontrol...33

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM...34

3.1 Metode Penelitian...34

3.2 Flowchart Tahapan Pengerjaan Tugas Akhir...36

3.3 Hasil Uji Koneksi...47

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI...51

4.1 Kebutuhan Sistem...51

4.1.1. Kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak...51

4.2 Implementasi Konfigurasi Sistem Tunneling Pada Router...52

4.3 Analisis Sistem...54

4.3.1. Analisa Pengamatan Aktifitas atau Traffic Jalur Tunnel di Router 1...54

4.3.2. Analisa Pengamatan Aktifitas atau Traffic Jalur Tunnel di Router 2...98

4.3.3. Uji Performansi Jaringan dengan menganalisa Delay Menggunakan Program PING dan Rumus Standar Deviasi (SD)...141

BAB V PENUTUP...154

5.1 Kesimpulan...154

5.2 Saran...159

DAFTAR PUSTAKA...160

STIKOM

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Format Header IPv4...12

Gambar 2.2. Format Header IPv6...13

Gambar 2.3. Tunneling…...15

Gambar 2.4. Susunan Standar Kabel Straight dengan Standar TIA/EIA 568A dan TIA/EIA 568B ...21

Gambar 2.5. Susunan Standar Kabel Cross Over dengan Standar TIA/EIA 568A dan 568B ... ...22

Gambar 2.6. Tampilan Pesan Echo Reply ... ...30

Gambar 2.7. Tampilan Pesan Request Time Out (RTO) ... ...32

Gambar 3.1. Diagram Alir Tahapan Pengerjaan Tugas Akhir ... ...36

Gambar 3.2. Rancangan Topologi Dasar Jaringan Yang Akan Digunakan...37

Gambar 3.3. Topologi dasar jaringan yang akan digunakan...39

Gambar 3.4. Hasil Uji Koneksi dengan program Ping dari PC1 (Server) ke PC2 (Client) ... ...47

Gambar 3.5. Hasil Uji Tracert dari PC1 (Server) ke PC2 (Client)...48

Gambar 3.6. Hasil Uji Koneksi dengan program Ping dari PC2 (Client) ke PC1 (Server)...49

Gambar 3.7. Hasil Uji Tracert dari PC2 (Client) ke PC1 (Server)...50

Gambar 4.1. Konfigurasi Sistem Tunneling pada Router1 via terminal Winbox...52

Gambar 4.2. Konfigurasi Sistem Tunneling pada Router2 via terminal Winbox...53

STIKOM

(8)

vii

Gambar 4.3. Tampilan web server saat PC2 (Client)

akan melakukan,upload file berjenis installer (.EXE)

sebesar 110 MB ke web server...55 Gambar 4.4. Tampilan Traffic jalur tunnel pada Router 1 saat proses

upload file oleh PC2 (Client) ke web server berlangsung...56 Gambar 4.5 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses upload file

pada jalur tunnel di Router 1...57 Gambar 4.6 Tampilan web server saat PC2 (Client) akan melakukan

upload file berjenis video (.AVI) ke web server...61 Gambar 4.7 Tampilan Traffic jalur tunnel pada Router 1 saat proses

upload file oleh PC2 (Client) ke web server berlangsung...62 Gambar 4.8 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses upload file

pada jalur tunnel di Router 1...63 Gambar 4.9 Tampilan web server saat PC2 (Client) akan melakukan

upload file berjenis gambar (.JPEG) ke web server...67 Gambar 4.10 Tampilan Traffic jalur tunnel pada Router 1 saat proses

upload file oleh PC2 (Client) ke web server berlangsung...68 Gambar 4.11 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses upload file

pada jalur tunnel di Router 1...69 Gambar 4.12 Proses Download File Jenis Installer (.EXE) sebesar 110 MB via Web Server oleh PC2 (Client)...73

STIKOM

(9)

viii

Gambar 4.13 Tampilan Traffic jalur tunnel pada Router 1 saat proses

download file dari web server berlangsung...74 Gambar 4.14 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses download file

pada jalur tunnel di Router 1...75 Gambar 4.15 Proses Download File Jenis Video (.AVI) sebesar 80 MB

via Web Server oleh PC2 (Client)...79 Gambar 4.16 Tampilan Traffic jalur tunnel pada Router 1 saat proses

download file dari web server berlangsung...80 Gambar 4.17 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses download file

pada jalur tunnel di Router 1...81 Gambar 4.18 Proses Download File Jenis Gambar (.AVI) sebesar 50 MB via Web Server oleh PC2 (Client)...85 Gambar 4.19 Tampilan Traffic jalur tunnel pada Router 1 saat proses

download file dari web server berlangsung...86 Gambar 4.20 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses download file

pada jalur tunnel di Router 1...87 Gambar 4.21 Tampilan Sharing file saat PC2 (Client) mengakses file

dari PC1 (Server) dengan perintah :

\\2002-1e1e-1402--2.IPv6-literal.net...91 Gambar 4.22 Tampilan saat proses pengcopy-an file oleh PC2 (Client)

via Sharing File dari PC1 (Server)...92

STIKOM

(10)

ix

Gambar 4.23 Tampilan Traffic jalur tunnel pada Router 1 saat proses pengcopy-an file oleh PC2 (Client) via Sharing File

berlangsung...93 Gambar 4.24 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses pengcopy-an file via sharing file pada jalur tunnel di Router 1...94 Gambar 4.25 Tampilan web server saat PC2 (Client) akan melakukan

upload file berjenis installer (.EXE) sebesar 110 MB

ke web server...98 Gambar 4.26 Tampilan Traffic jalur Tunnel pada Router 2 saat proses

upload file oleh PC2 (Client) ke web server berlangsung...99 Gambar 4.27 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses upload file

pada jalur tunnel di Router 2...100 Gambar 4.28 Tampilan web server saat PC2 (Client) akan melakukan

upload file berjenis video (.AVI) sebesar 80 MB

ke web server...104 Gambar 4.29 Tampilan Traffic jalur Tunnel pada Router 2 saat proses

upload file oleh PC2 (Client) ke web server berlangsung...105 Gambar 4.30 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses upload file

pada jalur tunnel di Router 2...106 Gambar 4.31 Tampilan web server saat PC2 (Client) akan melakukan

upload file berjenis gambar (.JPEG) sebesar 50 MB

STIKOM

(11)

x

ke web server...110 Gambar 4.32 Tampilan Traffic jalur Tunnel pada Router 2 saat proses

upload file oleh PC2 (Client) ke web server berlangsung...111 Gambar 4.33 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses upload file

pada jalur tunnel di Router 2...112 Gambar 4.34 Proses Download File Jenis installer (.EXE) sebesar 110 MB via Web Server oleh PC2 (Client)...116 Gambar 4.35 Tampilan Traffic jalur Tunnel pada router 2 saat proses

download dari web server berlangsung...117 Gambar 4.36 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses download file

pada jalur tunnel di Router 2...118 Gambar 4.37 Proses Download File Jenis Video (.AVI) sebesar 80 MB

via Web Server oleh PC2 (Client)...122 Gambar 4.38 Tampilan Traffic jalur Tunnel pada router 2 saat proses

download dari web server berlangsung...123 Gambar 4.39 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses download file

pada jalur tunnel di Router 2...124 Gambar 4.40 Proses Download File Jenis Gambar (.JPEG) sebesar 50 MB Via Web Server oleh PC2 (Client)...128 Gambar 4.41 Tampilan Traffic jalur Tunnel pada router 2 saat proses

download dari web server berlangsung...129

STIKOM

(12)

xi

Gambar 4.42 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx) dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses download file

pada jalur tunnel di Router 2...130 Gambar 4.43 Tampilan Sharing file saat PC2 ( Client) mengakses file

dari PC1 (Server) dengan perintah

: \\2002-1e1e-1402--2.IPv6-literal.net...134 Gambar 4.44 Tampilan saat proses pengcopy-an file oleh PC2 (Client)

via Sharing File dari PC1 (Server)...135 Gambar 4.45 Tampilan Traffic jalur Tunnel pada Router 2 saat proses

pengcopy-an file oleh PC2 (Client) via Sharing File

berlangsung...136 Gambar 4.46 Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)

dan titik Receive/Terima (Rx) saat proses pengcopy-an file

via sharing file pada jalur tunnel di Router 1...137

STIKOM

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Tabel Representasi Kelas IPv4...9 Tabel 2.2 Tabel keterangan syntax atau perintah konfigurasi

pemasangan alamat IPv4 address pada Router...20 Tabel 2.3 Tabel keterangan syntax atau perintah konfigurasi

pembuatan interface/ethernet jalur Tunneling 6to4

pada Router...21 Tabel 2.4 Tabel keterangan syntax atau perintah konfigurasi

pemasangan alamat IPv6 address pada Router...22 Tabel 2.5 Tabel keterangan syntax atau perintah konfigurasi

Gateway tunnel dan routing IPv6 pada Router...23 Tabel 2.6 Tabel konversi Hexadesimal...25 Tabel 4.1 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas upload file berjenis Installer (.EXE) sebesar 110 MB via web server

oleh PC2 (Client)...58 Tabel 4.2 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas upload file berjenis Installer (.EXE)

sebesar 110 MB via web server oleh PC2 (Client)...59 Tabel 4.3 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas upload file berjenis video (.AVI) sebesar 80 MB via web server

STIKOM

(14)

xiii

oleh PC2 (Client)...64 Tabel 4.4 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas upload file berjenis video (.AVI)

sebesar 80 MB via web server oleh PC2 (Client)...65 Tabel 4.5 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas upload file berjenis gambar (.JPEG) sebesar 50 MB via web server

oleh PC2 (Client)...70 Tabel 4.6 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas upload file berjenis gambar (.JPEG)

sebesar 50 MB via web server oleh PC2 (Client)...71 Tabel 4.7 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas download file jenis installer (.EXE) sebesar 110 MB via web server

oleh PC2 (Client)...76 Tabel 4.8 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas download file jenis installer (.EXE)

sebesar 110 MB via web server oleh PC2 (Client)...77 Tabel 4.9 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas download file jenis video (.AVI) sebesar 80 MB via Web Server

STIKOM

(15)

xiv

oleh PC2 (Client)...82 Tabel 4.10 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas download file jenis video (.AVI)

sebesar 80 MB via Web Server oleh PC2 (Client)...83 Tabel 4.11 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas download file jenis gambar (.JPEG)

sebesar 50 MB via Web Server oleh PC2 (Client)...88 Tabel 4.12 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1 pada saat aktifitas download file jenis gambar (.JPEG)

sebesar 50 MB via Web Server oleh PC2 (Client)...89 Tabel 4.13 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1

pada saat aktifitas pengcopy-an file via Sharing File...95 Tabel 4.14 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 1

pada saat aktifitas pengcopy-an file via Sharing File...96 Tabel 4.15 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2 pada saat aktifitas upload file berjenis Installer (.EXE) sebesar 110 MB via web server

oleh PC2 (Client)...101

STIKOM

(16)

xv

Tabel 4.16 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2 pada saat aktifitas upload file berjenis Installer (.EXE)

sebesar 110 MB via web server oleh PC2 (Client)...102 Tabel 4.17 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2 pada saat aktifitas upload file berjenis video (.AVI) sebesar 80 MB via web server

oleh PC2 (Client)...107 Tabel 4.18 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2

pada saat aktifitas upload berjenis video (.AVI) sebesar 80 MB via web server oleh PC2 (Client)...108 Tabel 4.19 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2 pada saat aktifitas upload file berjenis gambar (.JPEG) sebesar 50 MB via web server

oleh PC2 (Client)...113 Tabel 4.20 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2 pada saat aktifitas upload berjenis gambar (.JPEG)

sebesar 50 MB via web server oleh PC2 (Client)...114 Tabel 4.21 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima

pada Jalur Tunnel di Router 2 pada saat aktifitas download file jenis installer (.EXE) sebesar 110 MB via web server

oleh PC2 (Client)...119

STIKOM

(17)

xvi

Tabel 4.22 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2 pada saat aktifitas download file jenis installer (.EXE)

sebesar 110 MB via web server oleh PC2 (Client)...120 Tabel 4.23 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2 pada saat aktifitas download file jenis video (.AVI) sebesar 80 MB via web server

oleh PC2 (Client)...125 Tabel 4.24 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2 pada saat aktifitas download file jenis video (.AVI)

sebesar 80 MB via web server oleh PC2 (Client)...126 Tabel 4.25 Tabel Rata-Rata Kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2 pada saat aktifitas

pengcopy-an file via Sharing File... 131 Tabel 4.26 Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim

dan Receive/Terima pada Jalur Tunnel di Router 2

pada saat aktifitas pengcopy-an file via Sharing File...132

STIKOM

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Biodata Penulis...161

STIKOM

(19)

i ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi jaringan komputer saat ini semakin berkembang pesat seiring semakin meningkatnya pengguna yang memanfaatkan jaringan komputer. Dalam suatu jaringan komputer terdapat sistem pengalamatan yang dinamai dengan IP address.

IP address yang umum digunakan saat ini adalah IPv4. Pertambahan

user yang semakin banyak menyebabkan habisnya IPv4 yang tersedia di internet. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dikembangkan jenis IPv6. Secara langsung IPv4 tidak bisa dihubungkan dengan IPv6, diperlukan suatu sistem

tunneling untuk mengintegrasikan kedua IP tersebut dalam sebuah jaringan komputer.

Dalam tugas akhir ini akan merancang suatu sistem tunneling dalam sebuah jaringan komputer yang menggunakan IPv6 sebagai server dan client

dimana akan membawa packet data IPv6 melalui jaringan IPv4 yang masih existing dan disana terjadi proses peng-engkapsulasian IP address, baik peng-enkapsulasian IPv6 dalam packet IPv4 atau sebaliknya.

Dimana pengujiannya menggunakan sharing file dan webserver dengan melakukan Uji upload dan download oleh client. Diharapkan dengan adanya penelitian ini kedua generasi IP address yang berbeda ini dapat terintegrasi dalam suatu jaringan komputer.

Kata kunci: IP address, IPv4, IPv6, client, dan server,tunneling.

STIKOM

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan pertumbuhan industri Internet di Indonesia, baik disadari maupun tidak, kebutuhan akan alamat InternetProtocol (IP) juga akan meningkat. Operator Internet membutuhkan alamat IP untuk mengembangkan layanannya hingga ke pelosok negeri. Jaringan Internet di Indonesia berikut perangkat-perangkat pendukungnya hingga di tingkat end user masih menggunakan IPv4.

Kenyataan yang dihadapi dunia sekarang, kabar bulan Februari tahun

2011, IANA (Internet Assigned Numbers Authority) sebagai lembaga yang mengatur penggunaan IP di seluruh dunia memang sudah tidak memegang alamat IPv4 lagi. Semua slot sudah dibagikan ke seluruh dunia melalui koordinator tiap benua, kepastian tentang berita terbaru persediaan IPv4 dari tiap benua yang dirilis oleh lembaga IANA ialah IPv4 resmi habis sejak 1 Tahun yang lalu.

Negara-negara lain sudah menyadari situasi ini sejak awal dekade dan telah memilih untuk beralih ke protokol IPv6. Teknologi IPv6 adalah protokol untuk next generation Internet. IPv6 didesain sedemikian rupa untuk jauh melampaui kemampuan IPv4 yang umum digunakan sekarang ini. Fitur-fitur dari aplikasi Internet masa depan dimungkinkan lewat penerapan teknologi IPv6. Dari segi jumlah alamat, IPv6 dapat mendukung 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.

IPV6 sendiri merupakan suatu langkah baru untuk meminimalisir permasalahan kekurangan pengalamatan host yang terjadi karena dengan jumlah

STIKOM

(21)

tersebut lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah persediaan alamat IP untuk waktu yang sangat panjang. Versi IP baru ini dirancang untuk suatu tindakan evolusiner dari IPV4. Secara langsung IPv4 dengan IPv6 tidak dapat dihubungkan, dibutuhkan suatu sistem tunneling untuk mengintergrasiakan keduanya.

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya tidak menjelaskan bagai mana kedua IP address tersebut dapat di integrasikan dari teknik yang tersedia, yang meliputi dualstack, tunneling dan translation (adham,2008). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik tunneling, agar jaringan dari kedua generasi IP address yang berbeda ini dapat di implementasikan dalam jaringan komputer serta meneliti pengaruhnya terhadap pentransferan file oleh client

dengan menganalisa packet data saat proses download dan upload berlangsung dengan menggunakan OS Mikrotik dan pengaruh terhadap performansi jaringan tersebut dimana parameter pengukurannya berdasarkan delay dan packet loss menggunakan program Ping.

Uji coba (Test-Bed) Implementasi Integrasi Jaringan IPv4 dan Jaringan IPv6 pada Local Area Network (LAN) dengan menggunakan Sistem Tunneling

akan dilakukan di Laboratoriom Informatika SMK Tamansiswa Mojokerto. Karena pada lembaga tersebut memang sudah terdapat kurikulum yang khusus membahas tentang IPv6. Dimana kerja sama dalam pengembangan ini adalah inisiasi untuk penelitian dan pengembangan IPV6 selanjutnya di lembaga tersebut, sehingga pengetahuan yang didapat siswa SMK Tamansiswa tidak hanya teori saja melainkan langsung ke praktek dan pengembangannya.

STIKOM

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Bagaimana mengintegrasikan secara langsung antara Jaringan IPv4 dengan Jaringan IPv6, dengan suatu perancangan system yang disebut

Tunneling.

2. Bagaimana menguji unjuk kerja aplikasi client-server terhadap integrasi Jaringan IPv4 dan Jaringan IPv6 yang telah dibangun.

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan Tugas Akhir Implementasi Integrasi Jaringan IPv4 dan IPv6 pada Local Area Network (LAN) dengan Sistem Tunneling ini, ruang lingkup permasalahan dibatasi pada :

1. Jaringan yang digunakan adalah Local Area Network (LAN).

2. Sistem yang digunakan dalam Integrasi Jaringan IPv4 dengan Jaringan IPv6 yaitu Sistem Tunneling.

3. Terdiri dari 1 komputer server dan 1 komputer client serta menggunakan 2

router.

4. Implementasi ini tidak membahas tentang keamanan dari jaringan tersebut. 5. Tidak membahas kelebihan atau perbandingan antara IPv4 dan IPv6

6. Sistem Operasi komputer server dan komputer client menggunakan OS Windows 7.

7. Pengujian dari performansi jaringan client-server terhadap integrasi Jaringan IPv4 dan IPv6 yang telah dibangun meliputi pengukuran terhadap delay menggunakan program Ping serta menganalisa packet loos pengiriman data

STIKOM

(23)

saat proses download dan upload berlangsung dengan menggunakan OS Mikrotik.

8. Aplikasi untuk konfigurasi Router menggunakan OS Mikrotik. 1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini yaitu :

1. Mengintegrasikan secara langsung antara Jaringan IPv4 dengan Jaringan IPv6, menggunakan suatu perancangan system yang disebut Tunneling. Dalam permasalahan tersebut dibuatlah Tugas Akhir ini.

2. Untuk menguji unjuk kerja aplikasi client-server terhadap integrasi Jaringan IPv4 dan Jaringan IPv6 yang telah dibangun.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa nilai manfaat penulisan, antara lain :

1. Membantu Laboratorium Informatika SMK Tamansiswa Mojokerto dalam mengatasi masalah habisnya alamat IPv4 dengan mengaplikasikan IPv6 di jaringan yang masih menggunakan IPv4 sebelum semua infrastruktur jaringan semua migrasi ke IPv6.

2. Membantu Laboratorium tersebut untuk melakukan penelitian dan pengembangan IPv6 selanjutnya di lembaga tersebut.

STIKOM

(24)

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir (TA) ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang diambilnya topik dari Tugas Akhir ini, rumusan masalah dari topik Tugas Akhir, batasan masalah atau ruang lingkup pekerjaan Tugas Akhir serta tujuan dan manfaat dari Tugas Akhir ini.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum elemen-elemen apa saja yang dibutuhkan untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan TA ini dan landasan teori yang berbentuk uraian-uraian kualitatif yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang dikerjakan. Dalam hal ini, teori yang digunakan dalam implementasi integrasi antara jaringan IPv4 dengan jaringan IPv6 ini adalah teori tentang Jaringan Komputer, IP Address (Internet Protocol Address), IPv4 (Internet Protocol Version

4), IPv6 (Internet Protocol Version 6), Tunneling, Server Komputer,

WebServer, LAN(Local Area Network), Mikrotik Router OS, Router, Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair), PING (Packet Internet Gopher).

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian TA yang terdiri dari observasi pendahuluan, wawancara, studi pustaka, identifikasi masalah dan tujuan, serta tahap-tahap

STIKOM

(25)

pembuatan tugas akhir ini dari awal sampai akhir yang dituangkan berupa pembuatan flowchart, penjelasan langkah-langkah konfigurasi jaringan dan uji coba hasil dari konfigurasi jaringan tersebut.

Bab IV : Implementasi dan Evaluasi

Bab ini berisi penjelasan tentang evaluasi dari sistem yang telah dibuat dan proses implementasi dari sistem yang telah melalui tahap evaluasi sebelumnya,yang meliputi unjuk kerja aplikasi client-server berupa uji coba upload file dan download file via webserver serta uji pengcopy -an file via sharing file, analisis terhadap performansi jaringan,berupa rata-rata kecepatan Transmit/Kirim dan Receive/Terima dari beberapa jenis dan ukuran data, packet loos yang terjadi serta analisa dari besaran delay yang terjadi menggunakan Rumus Standar Deviasi (SD) dengan program Ping.

Bab V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran terhadap kekurangan dari Tugas Akhir yang ada kepada pihak lain yang ingin meneruskan topik Tugas Akhir ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan implementasi integrasi jaringan IPv4 dan jaringan IPv6 dengan Sistem Tunneling ini sehingga bisa menjadi lebih baik dan berguna.

STIKOM

(26)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan.

Dalam komunikasi antar sistem komputer, diperlukan suatu bentuk standar dari komunikasi pada seluruh kerja jaringan komputer dan komunikasi antar komputer. Untuk itu dibuat suatu pembakuan dalam hal komunikasi data antar sistem komputer ini. ISO (The Internasional Standar Organization) sebagai organisasi standarisasi internasional memberikan suatu model standarisasi bagi seluruh fungsi kerja dan komunikasi antar sistem komputer yatiu model OSI (

Open System Interconnection). (Melwin Syafrizal,2008)

Tipe-tipe jaringan komputer berdasarkan sistem koneksi antar node (komputer) menjadi dua, yakni:

a. Jaringan Peer to Peer

Peer to peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari sepuluh komputer dengan satu sampai dua printer). Untuk penggunaan khusus, seperti laboratorium komputer, riset, dan beberapa hal lain, maka model peer to peer ini bisa saja dikembangkan untuk koneksi lebih dari sepuluh hingga seratus komputer. Model peer to peer ini,

STIKOM

(27)

tiap PC dapat memakai resource pada PC lain atau memberikan resourcenya

untuk dipakai PC lain. Dengan kata lain dapat berfungsi sebagai client maupun

server pada periode yang sama. Metode peer to peer ini pada sistem Windows dikenal sebagai Workgroup, dimana tiap-tiap komputer dalam satu jaringan dikelompokkan dalam satu kelompok kerja.

b. Jaringan Client-Server

Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer lain dalam jaringan dan client adalah komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Akses dilakukan secara transparan dari client dengan melakukan login terlebih dahulu ke

server yang dituju. Client hanya bisa menggunakan resource yang disediakan

server sesuai dengan otoritas yang diberikan oleh administrator. Aplikasi yang dijalankan pada sisi client bisa saja merupakan resource yang tersedia di server

atau aplikasi yang di-install di sisi client namun hanya bisa dijalankan setelah terkoneksi ke server.

2.2 IP Address (Internet Protocol Address).

IP address dirancang untuk memungkinkan terjadinya suatu komunikasi antara sebuah computer dalam suatu jaringan komputer dengan komputer-komputer lainnya baik dalam jaringan komputer-komputer yang sama atau jaringan komputer lainnya.

Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi interface komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua etherrnet) maka kita harus memberi

STIKOM

(28)

dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya. (Irvan, 2004).

2.3 IPv4 (Internet Protocol Version 4)

IP address yang lebih dikenal secara umum dan digunakan saat ini adalah IPversi 4 atau IPv4. Alamat IPv4 merupakan salah satu jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP menggunakan protokol IPv4.Pada dasarnya. Alamat IPv4 terdiri dari 32-bit yang di bagi menjadi empat octet dan setiap octet terdiri dari 8-bit.IPv4 sendiri terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas A, B, C, D dan E(Riza, 2002). Sistem pengalamatan IPv4 dibagi menjadi 5 kelas, berdasarkan jumlah host yang dapat dialokasikan, yaitu:

Tabel 2.1.TabelRepresentasi Kelas IPv4 (Rahmat, 2005).

KELAS ALAMAT IP

OKTET PERTAMA (DESIMAL)

SUBNET MASK (DESIMAL)

PREFIX LENGHT

KELAS A 1-126 255.0.0.0 /8

KELAS B 128-191 255.255.0.0 /16

KELAS C 192-223 255.255.255.0 /24

KELAS D 224-239

KELAS E 240-255

STIKOM

(29)

Keterangan : a. Kelas A

Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) / loopback di dalam perangkat yang bersangkutan.

b. Kelas B

Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network dan 65,534 host untuk setiap network-nya.

c. Kelas C

Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah

network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan

host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.

STIKOM

(30)

d. Kelas D

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.

e. Kelas E

Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.

Ada 2 kelas yang ditujukan untuk pemakaian khusus, yakni kelas D dan kelas E IP Address Kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu pemakaian aplikasi secara bersama-sama oleh sejumlah komputer.Salah satu penggunaan multicast address pada internet saat ini adalah aplikasi real time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint) dengan menggunakan Mbone (Multicast Backbone).

Pada jaringan IP Address kelas E,merupakan kelas IP address yang bersifat "eksperimental" atau percobaan. Eksperimen tersebut dipersiapkan untuk penggunaan IP Address di masa yang akan datang.

STIKOM

(31)

Format header dari IPv4 dapat dilihat pada Gambar 2.1:

Gambar 2.1. Format Header IPv4. (Rahmat, 2005).

Secara teori IPv4 ini mampu mencakup hingga 4 miliar host komputer yang di alamatkannya. Sehingga bila suatu saat batas kuota tersebut melebihi host

yang ada diseluruh dunia maka akan terjadi kekurangan pengalamatan untuk host-host baru yang bermunculan, sehingga dikembangkanlah pengalamatan jenis baru yang sekarang dikenal dengan IP versi 6 atau IPv6. (Rahmat, 2003).

2.4 IPv6 (Internet Protocol Version 6)

Alamat IPv6 atau di kenal dengan Next Generation Internet Protocol atau IPng. Pengalamatan jenis ini mulai dikenalkan pada pertengahan tahun 1994 oleh

Ipng Area Detector dari Internet Engineering Task Force (IETF). IPv6 adalah salah satu jenis pengalamatan jaringan yang juga di pergunakan dalam lingkup

protocol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. IP address ini memiliki ukuran 128-bit (16-byte), dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038host komputer di seluruh dunia. Sehingga begitu besar jumlah

STIKOM

(32)

pengalamatan host yang dapat dicakup oleh IP jenis ini. Contoh alamat IP versi 6 adalah 2002:c0a8:b1::/64. (Rahmat, 2005).

Format header dari IPv6 dapat dilihat pada Gambar 2.2 :

Gambar 2.2. Format header IPv6. (Robert, 1995).

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat IPv6 terbagi beberapa jenis alamat berikut:

1. Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu

subnet. Contoh: FE80::/10 (FE8, FE9, FEA, FEB)

2. Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah

intranet. Contoh : FEC0::/10 (FEC, FED, FEE, FEF)

3. Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet

berbasis IPv6. Contoh: 2001::/32 (2002, 2003, 2400, 2600, 2A00, 2E00, 3000) Pada implementasi integrasi jaringan IPv4 dan IPv6 menggunakan sistem

tunneling. Penulis memilih IPv6 karena hal ini merupakan suatu langkah baru

STIKOM

(33)

untuk meminimalisir permasalahan kekurangan pengalamatan host yang terjadi. Versi IP baru ini dirancang untuk suatu tindakan evolusiner dari IPV4. Secara langsung IPv4 dengan IPv6 tidak dapat dihubungkan, maka dibutuhkan suatu sistem tunneling untuk mengintergrasiakan keduanya. Tunnel di dalam dunia jaringan komputer diartikan sebagai suatu cara untuk mengenkapsulasikan atau membungkus packet IP didalam packet IP yang lain. (Hendra, 2007).

2.5 Tunneling

Tunneling merupakan suatu sistem yang digunakan untuk proses peng-engkapsulisasian IP address, baik peng-enkapsulasian IPv6 dalam packet IPv4 atau sebaliknya. Sistem tunneling ini digunakan mengintegrasikan kedua IP tersebut yaitu dengan cara membawa data IPv6 melalui jaringan IPv4 yang masih existing. (Wahidi, 2003).

Di dalam sistem tunnelling terdapat suatu aspek yang paling penting, yaitu payload atau biasa disebut dengan packet data asli yang bisa jadi merupakan suatu unsupported protocol atau protokol yang tidak dikenal. Pada tunneling

terdapat header yang diperlukan sehingga packet data tersebut dapat dikirim melalui infrastruktur jaringan dan diterima oleh tujuan. (Wahidi, 2003).

Packettunnel yang dikirim melalui jaringan dengan menggunakan tunnel. Saat node tujuan menerima packet tunnel, maka packet tunnel tersebut akan di enkapsulasikan kedalam packet data hasil. (Wahidi, 2003).

Sistem Tunneling merupakan suatu sistem tunneling yang berfungsi untuk melewatkan packet IPv6 melalui jaringan IPv4 tanpa merubah infrastruktur dari jaringan tersebut. Tunneling jenis ini memilki prinsip kerja yang mengengkapsulasikan packet IPv6 ke header IPv4 yang kemudian langsung

STIKOM

(34)

dikirim ke jaringan IPv4. Fungsi dari enkapsulasi packet IPv6 tersebut adalah supaya packet tersebut dapat dirouting-kan oleh router IPv4 tersebut. Namun dengan adanya penambahan header IPv4 ini, packet tersebut akan bertambah besar sesuai dengan panjang dari header IPv4. Pertambahan panjang packet ini akan mengakibatkan pertambahan waktu delay pada proses pengiriman packet

tersebut. (Jonas, 2008).

Sistem tunneling dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Tunneling. (James, 2000). 2.6 Server Komputer

Server komputer adalah suatu sistem komputer yang dibuat untuk menjalankan aplikasi server. Sebuah komputer server yang di fungsikan untuk menjalankan salah satu aplikasi server yang spesifik sering kali komputer server

tersebut dikenal dengan nama dari aplikasinya. Sebagai contoh, misalkan pada komputer server digunakan software Apache HTTP server biasanya di sebut

WebServer saja. Pada dasarnya aplikasi server adalah fleksibel, dalam artian aplikasi server dapat dibagi menjadi beberapa komputer tergantung pada kebutuhan dan beban. (Dedi, 2010).

STIKOM

(35)

2.7 WebServer

Webserver merupakan suatu aplikasi yang berfungsi untuk menproses permintaan dari client dalam bentuk web atau world wide web (www). Webserver

bertugas menunggu permintaan dari client yang menggunakan browser seperti

Netscape Navigator, Internet Explorer, Modzilla, dan program browser lainnya. Jika ada permintaan dari browser, maka webserver akan mengeksekusi permintaan tersebut dan kemudian memberikan hasil dari proses yang dilakukan kepada browser. Data ini mempunyai format yang standar, disebut dengan format SGML (Standar General Markup Language). (Feit Sidney, 1996). 2.8 LAN (Local Area Networ).

Local Area Network biasa disingkat LAN adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3 Etherrnet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000 Mbit/s.

Selain teknologi Etherrnet, saat ini teknologi 802.11b (atau biasa disebut

Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi biasa disebut hotspot.

Pada sebuah LAN, setiap node atau komputer mempunyai daya komputasi sendiri, berbeda dengan konsep dump terminal. Setiap komputer juga dapat mengakses sumber daya yang ada di LAN sesuai dengan hak akses yang telah diatur. Sumber daya tersebut dapat berupa data atau perangkat seperti printer.

STIKOM

(36)

Pada LAN, seorang pengguna juga dapat berkomunikasi dengan pengguna yang lain dengan menggunakan aplikasi yang sesuai.

Berbeda dengan Jaringan Area Luas atau Wide Area Network (WAN), maka LAN mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Mempunyai pesat data yang lebih tinggi. 2. Meliputi wilayah geografi yang lebih sempit.

3. Tidak membutuhkan jalur telekomunikasi yang disewa dari operator telekomunikasi.

Biasanya salah satu komputer di antara jaringan komputer itu akan digunakan menjadi server yang mengatur semua sistem di dalam jaringan tersebut. (Iwan Sofana, 2011).

2.9 Mikrotik Router OS

MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan computer menjadi router network

yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan providerhotspot.

Untuk instalasi Mikrotik tidak dibutuhkan piranti lunak tambahan atau komponen tambahan lain. Mikrotik didesain untuk mudah digunakan dan sangat baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga yang kompleks sekalipun.

Mikrotik dibuat oleh MikroTikls sebuah perusahaan di kota Riga, Latvia. Latvia adalah sebuah Negara yang merupakan “pecahan” dari negara Uni Soviet dulunya atau Rusia sekarang ini. Dengan nama merek dagang Mikrotik mulai

STIKOM

(37)

didirikan tahun 1995 yang pada awalnya ditujukan perusahaan jasa layanan Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel atau wireless. Saat ini MikroTikls memberikan layanan kepada banyak ISP nirkabel untuk layanan akses Internet dibanyak negara di dunia dan juga sangat populer di Indonesia.

Mikrotik pada standar perangkat keras berbasiskan Personal Computer (PC) dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai jenis packet data dan penanganan proses rute atau lebih dikenal dengan istilah

routing. Mikrotik yang dibuat sebagai router berbasiskan PC banyak bermanfaat untuk sebuah ISP yang ingin menjalankan beberapa aplikasi mulai dari hal yang paling ringan hingga tingkat lanjut. Contoh aplikasi yang dapat diterapkan dengan adanya Mikrotik selain routing adalah aplikasi kapasitas akses (bandwidth) manajemen, firewall, wireless access point (WiFi), backhaul link, sistem hotspot, Virtual Private Network (VPN) server dan masih banyak lainnya. (Aziz Catur, 2005).

2.10 Router (RouterBoard 750)

Router merupakan salah satu perangkat dalam dunia jaringan komputer. Pengertian Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan atau network, baik jaringan yang menggunakan teknologi sama atau yang berbeda, misalnya menghubungkan jaringan topologi Bus, topologi Star atau topologi Ring.

Karena router ini menghubungkan beberapa jaringan tentunya router

berbeda dengan Switch. Switch hanya perangkat yang digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer sehingga membentuk LAN atau local area

STIKOM

(38)

network. Sedangkan router adalah perangkat yang menghubungkan satu LAN dengan banyak LAN lainnya.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Etherrnet ke Token Ring.

Router umumnya dipakai untuk jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, router jenis ini dinamakan IP Router. Internet merupakan contoh utama dari jaringan yang memiliki IP Router.

Umumnya router ada dua jenis konfigurasi router, yaitu router statis dan

router dinamis, Router statis atau static router merupakan router yang memiliki tabel routing statis yang disetting dengan cara manual oleh para administrator jaringan. Sedangkan router dinamis atau dynamic router merupakan router yang memiliki dan membuat tabel routing dinamis dengan membaca lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya. (Azis Catur,2005)

Pada implementasi kali ini penulis menggunakan RouterBoard (RB) 750 keluaran dari Produsen Router dunia yaitu Mikrotik, alasan menggunakan RB 750 karena Router dengan tipe ini di dalamnya sudah terdapat paket file IPv6 bawaan dari Routernya yang tentunya dengan paket file tersebut dapat dimanfaatkan untuk pemakaian serta konfigurasi IPv6 itu sendiri.

STIKOM

(39)

Syntax atau perintah – perintah konfgiurasi pada router yang digunakan untuk membangun implementasi integrasi jaringan IPv6 dengan jaringan IPv4 pada Local Area Network (LAN) menggunakan Sistem Tunneling, seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Tabel keterangan syntax atau perintah-perintah konfigurasi pemasangan alamat IPv4 address pada Router.

Fungsi Syntax / Perintah

Pemasangan alamat IPv4 address.

Ip address add address = [alamat IPv4] interface = [pilihan interface/ethernet] disabled = [pilihan aktivasi IP address (yes/no)]

Detil keterangan syntax/perintah

Syntax Keterangan

Ip address add address

= [alamat IPv4]

Perintah untuk memasang alamat Ipv4 address ke dalam suatu interface/ethernet pada router.

interface = [pilihan

interface/ethernet]

Perintah untuk setting penempatan alamat IPv4

address di interface/ethernet mana yang akan dipasangkan alamat IPv4 address.

disabled = [pilihan aktivasi IP address

(yes/no)]

Perintah untuk mengaktifkan alamat IPv4 address

yang telah dipasang.

STIKOM

(40)
[image:40.595.50.548.140.725.2]

Tabel 2.3. Tabel keterangan syntax atau perintah-perintah konfigurasi pembuatan

interface/ethernet jalur tunneling 6to4 pada Router.

Fungsi Syntax / Perintah

Pembuatan interface /ethernet jalur

tunneling 6to4.

/interface 6to4 add mtu = [besar pembagian paket]

name=[nama interface/ethernet baru] local-address

= [alamat lokal IPv4] disabled= [pilihan aktivasi alamat IP address (yes/no)]

Detil keterangan syntax/perintah

Syntax Keterangan

/interface 6to4 add mtu = [besar pembagian paket]

Perintah untuk membuat interface/ethernet tunnel

6to4 dan membagi besaran paket data.

Name = [nama

interface/ethernet

baru]

Perintah untuk memberi penamaan pada interface /

tunnel 6to4 yang sudah dibuat

local-address = [alamat lokal IPv4]

Perintah untuk menentukan localaddress IPv4 untuk menentukan titik enkapsulasi dan dekapsulasi pada Router.

Disabled = [pilihan aktivasi alamat IP

address (yes/no)]

Perintah untuk mengaktifkan interface/ethernet tunneling yang telah dibuat.

STIKOM

(41)
[image:41.595.85.551.144.724.2]

Tabel 2.4. Tabel keterangan syntax atau perintah-perintah konfigurasi pemasangan alamat IPv6 address pada Router.

Fungsi Syntax / Perintah

Pemasangan alamat IPv6 address.

/IPv6 address add address = [alamat IPv6] interface

= [pilihan interface/ethernet] Detil keterangan syntax/perintah

Syntax Keterangan

IPv6 address add address = [alamat IPv6

address]

Perintah untuk menambahkan alamat IPv6 address interface = [pilihan

interface/ethernet]

Perintah untuk setting penempatan alamat IPv6

address di interface/ethernet mana yang akan dipasangkan alamat IPv6 address.

STIKOM

(42)
[image:42.595.64.542.143.708.2]

Tabel 2.5. Tabel keterangan syntax atau perintah-perintah konfigurasi gateway tunnel dan routing IPv6pada Router.

Fungsi Syntax / Perintah

Konfigurasi gateway tunnel dan routing IPv6.

IPv6 route add dst-address = [alamat prefix jaringan yang akan dituju] gateway = [IP compatible untuk jalur tunnel] % [interface/ethernet 6to4 yang telah dibuat]

Detil keterangan syntax/perintah

Syntax Keterangan

IPv6 route add dst-address = [alamat

prefix jaringan yang akan dituju]

Perintah untuk menambahkan routing IPv6 dan penetapan alamat entri tabel routingnya

gateway = [IP

compatible untuk jalur

tunnel]

Perintah untuk konfigurasi gateway dengan tujuan ke Router2 berupa IPv4 dari Eth1 di Router2 dirubah menjadi IP Compatible dengan ditambahkan tanda titik dua (::) sebanyak 2 kali gabung dengan angka yang paling depan, contoh : (::30.20.20.3)

% [interface/ethernet

6to4 yang telah dibuat]

Konfigurasi untuk melewatkan routing IPv6 melalui

interface/ethernet tunneling 6to4 yang telah dibangun.

STIKOM

(43)

2.11 Konversi Desimal ke Hexadesimal

Pada implementasi integrasi jaringan IPv6 dengan jaringan IPv4 menggunakan Sistem Tunneling terdapat beberapa tahapan konfigurasi yang salah satu tahapannya adalah melakukan konversi dari bilangan desimal ke bilangan hexadesimal.

Salah satu tahap konfigurasi untuk mendaparkan alamat IPv6 untuk

gateway tunnel yaitu dengan mengkonversi alamat IPv4 yang sudah ada dan merupakan bilangan desimal kemudian dikonversi/dirubah ke dalam alamat IPv6 yang merupakan bilangan hexadesimal.

Contoh cara melakukan konversi dari bilangan desimal IPv4 dirubah menjadi bilangan hexadesimal IPv6, sebagai berikut :

Cara Konversi IPv4 ke IPv6 :

1. Langkah pertama mengubah bilangan desimal ke bilangan binary.

30.30.20.2 =

30 = 30 = 20 = 2 =

30 / 2 = 15 sisa 0 30 / 2 = 15 sisa 0 20 / 2 = 10 sisa 0 2 / 2 = 1 sisa 0 15 / 2 = 7.5 sisa 1 15 / 2 = 7.5 sisa 1 10 / 2 = 5 sisa 0 1/ 2 = 0.5 sisa 1 7 / 2 = 3.5 sisa 1 7 / 2 = 3.5 sisa 1 5 / 2 = 2 sisa 1

3 / 2 = 1.5 sisa 1 3 / 2 = 1.5 sisa 1 2 / 2 = 1 sisa 0 1 / 2 = 0.5 sisa 1 1 / 2 = 0.5 sisa 1 1 / 2 = 0,5 sisa 1

11110 11110 10100 10

2. Langkah ke 2 merubah format binary yang sudah dikonversi tadi ke dalam

binary yang sudah siap untuk dirubah ke hexadesimal dengan cara menambah angka 0 didepan binary yang sudah dikonversi tadi sampai berjumlah 8 digit

STIKOM

(44)

karena 1 hexa terdiri dari 4 binary digit.

00011110 . 00011110 . 00010100 . 00000010

3. Selanjutnya adalah mengubah bilangan binary ke hexadesimal dengan cara merubah 4 bilangan binary digit ke hexadesimal yang sesuai dengan melihat Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tabel Konversi Hexadesimal.

0001 1110 . 0001 1110 . 0001 0100 . 0000 0010 1 E 1 E 1 4 0 2 1E1E:1402

2002 = prefix global

1e1e:1402= Alamat IPv4 dalam hexa ( 30.30.20.2 = 1e1e:1402 )

Jadi alokasi alamat dan tabel routing IPv6 di jaringan di Router 1, adalah

2002:1e1e:1402::

STIKOM

(45)

2.12 Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

Kabel UTP merupakan salah satu media transmisi yang paling banyak digunakan untuk membuat sebuah jaringan local (Local Area Network), selain karena harganya relative murah, mudah dipasang dan cukup bisa diandalkan.

Sesuai namanya Unshielded Twisted Pair berarti kabel pasangan berpilin/terbelit (twisted pair) tanpa pelindung (unshielded). Fungsi lilitan ini adalah sebagai eleminasi terhadap induksi dan kebocoran.(Dede Sopandi,2005)

Terdapat beberapa jenis kategori kabel UTP ini yang menunjukkan kualitas, jumlah kerapatan lilitan pairnya, semakin tinggi katagorinya semakin rapat lilitannya dan parameter lainnya seperti berikut ini:

a. Kabel UTP Category 1

Digunakan untuk komunikasi telepon (mentransmisikan data kecepatan rendah), sehingga tidak cocock untuk mentransmisikan data.

b. Kabel UTP Category 2

Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai dengan 4 Mbps (Megabits per second)

c. Kabel UTP Category 3

Digunakan pada 10BaseT network, mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1Mbps. 10BaseT kependekan dari 10 Mbps, Baseband,

Twistedpair.

d. Kabel UTP Category 4

Sering digunakan pada topologi token ring, mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 16 Mbps.

STIKOM

(46)

e. Kabel UTP Category 5

Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 100 Mbps. f. Kabel UTP Category 5e

Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1000 Mbps (1Gbps), frekwensi signal yang dapat dilewatkan sampai 100 MHz.

g. Kabel UTP Category 6

Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1000 Mbps (1Gbps), frekwensi signal yang dapat dilewatkan sampai 200 MHz. Secara fisik terdapat separator yg terbuat dari plastik yang berfungsi memisahkan keempat pair di dalam kabel tersebut.

h. Kabel UTP Category 7 gigabit Etherrnet (1Gbps), frekwensi signal 400 MHz

Untuk pemasangan kabel UTP, terdapat dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum digunakan pada jaringan komputer terutama LAN, yaitu:

1. Straight Through Cable

Kabel straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung satu dengan ujung yang lainnya. Kabel straight digunakan untuk menghubungkan 2 device yang berbeda. Urutan standar kabel straight adalah seperti Gambar 2.4 yaitu sesuai dengan standar TIA/EIA 368B (yang paling banyak dipakai) atau kadang-kadang juga dipakai sesuai standar TIA/EIA 368A.

STIKOM

(47)

Gambar 2.4. Susunan Standar Kabel Straight dengan Standar TIA/EIA 568A dan TIA/EIA 568B.

Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut : 1. Menghubungkan antara computer dengan switch

2. Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL 3. Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL 4. Menghubungkan switch ke router

5. Menghubungkan hub ke router

2. Cross Over Cable

Kabel cross over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan ujung dua. Kabel crossover digunakan untuk menghubungkan 2 device yang sama. Gambar 2.5 adalah susunan standar kabel cross over.

Gambar 2.5. Susunan Standar Kabel Cross Over dengan Standar TIA/EIA 568A dan TIA/EIA 568B.

STIKOM

[image:47.595.45.538.138.686.2]
(48)

Contoh penggunaan kabel cross over adalah sebagai berikut : 1. Menghubungkan 2 buah komputer secara langsung 2. Menghubungkan 2 buah switch

3. Menghubungkan 2 buah hub

4. Menghubungkan switch dengan hub

5. Menghubungkan komputer dengan router

Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel UTP ini (baik pada kabel straight

maupun cross over) hanya 4 buah saja yang digunakan untuk mengirim dan menerima data, yaitu kabel pada pin no 1, 2, 3 dan 6. (Iwan Sofana, 2011).

2.13 PING (Packet Internet Gopher)

PING merupakan salah satu program yang digunakan untuk mengecek komunikasi antar komputer dalam sebuah jaringan melalui protokol TCP/IP.

PING akan mengirimkan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request messages pada ip address komputer yang dituju dan meminta respons dari komputer tersebut pada implementasi integrasi jaringan Ipv6 dengan jaringan IPv4 menggunakan Sistem Tunneling dilakukan 50 kali percobaan PING untuk mengetahui kualitas jaringan yang dihasilkan.

Berikut ini adalah beberapa pesan ICMP yang biasa disampaikan oleh program Ping:

1. Echo Reply.

Pesan ini digunakan untuk merespon ping ketika sistem masih hidup, dan pesan ini menandakan bahwa sudah terjadi koneksi antara pengirim dan penerima paket.

STIKOM

(49)

Gambar 2.6. Tampilan pesan Echo Reply.

Jika komputer target memberikan respons maka komputer tersebut memberikan informasi seperti contoh PINGreport yang anda berikan yaitu:

bytes=32 time=30ms TTL=123.

Bytes menunjukkan besar request packet yang dikirimkan. Time

menunjukkan nilai “round trip delay” (disebut juga sebagai delay atau latency) yang menunjukkan waktu yang diperlukan packet yang anda kirimkan untuk mencapai komputer yang dituju. Nilai ini dihitung dengan membagi dua selisih waktu PING packet mulai dikirimkan dengan waktu response dari PING packet diterima.

Sedangkan TTL merupakan nilai “Time-To-Live” yang digunakan untuk mencegah adanya circular routing pada suatu jaringan. Dengan mengurangi nilai TTL awal yaitu 128 dengan nilai TTL akhir maka bisa dihitung banyaknya hop yang dilalui dari komputer asal ke komputer tujuan. Setiap kali PING packet

melalui sebuah ip address maka nilai TTL nya akan dikurangi satu. Sehingga jika

STIKOM

(50)

TTL mencapai nilai nol, PING packet akan di-discard / didrop dan hasil PING

menunjukkan: TTL expired in transit

2. Request Time Out.

Ketika komputer server tidak merespon permintaan koneksi dari klien setelah beberapa lama (jangka waktu timeout bervariasi) antara lain karena:

1. Utilisasi/pemakaian bandwidth sudah penuh. solusi harus upgrade kecepatan. 2. Kualitas akses jaringan (wireless/wireline) kurang bagus.

3. Website yang dituju memiliki delay yang tinggi, sehingga ping timeout. 4. Koneksi ke IP tersebut putus, atau

5. Port di komputer tersebut ditutup.

Gambar 2.7. Tampilan pesan Request Time Out (RTO).

Kegunaan PING antara lain adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui status up/down komputer dalam jaringan. Kita dapat mengecek apakah sebuah komputer up/down menggunakan perintah

PING, jika komputer tersebut memberikan response terhadap perintah

STIKOM

(51)

PING yang kita berikan maka dikatakan bahwa komputer tersebut up atau hidup.

b. Memonitor availability status komputer dalam jaringan. PING dapat digunakan sebagai tool monitoring availibilitas komputer dalam jaringan yang merupakan salah satu indikator kualitas jaringan yaitu dengan melakukan PING secara periodik pada komputer yang dituju. Semakin kecil downtime, semakin bagus kualitas jaringan tersebut.

c. Mengetahui responsifitas komunikasi sebuah jaringan. Besarnya nilai

delay atau latency yang dilaporkan oleh PING menjadi indikasi seberapa responsif komunikasi terjadi dengan komputer yang dituju. Semakin besar nilai delay menunjukkan semakin lamban respons yang diberikan. Sehingga nilai delay ini juga bisa digunakan sebagai indikator kualitas jaringan.

Banyak aplikasi hanya bisa dijalankan dengan maksimal delay tertentu, sehingga sangat penting untuk mengukur delay pada jaringan untuk memastikan aplikasi tersebut dapat dijalankan. Aplikasi yang memerlukan delay kecil dikatakan sebagai delay-sensitive application dan memerlukan jaminan agar maksimal delay selalu terjaga dalam komunikasi data yang dilakukan, contohnya adalah network game, voice dan video conference application. (Iwan Sofana, 2009).

STIKOM

(52)

2.14 Sinyal Kontrol

Sinyal control adalah suatu sinyal yang berfungsi mengatur jaringan dan menetapkan panggilan, mempertahankan panggilan, serta menghentikan panggilan. (Amzar,2003).

Salah satu kerja Sinyal kontrol yang ada pada uji coba kali ini yaitu pada saat akan melakukan uji coba download file via web server yang akan dilakukan oleh client. Client melakukan request/permintaan untuk dapat mengakses web server yang telah disediakan oleh server dengan cara mentransmisikan perintah berupa sinyal kontrol agar dapat berkomunikasi dengan server, kemudian oleh server secara otomatis akan melakukan feedback ke client dengan melakukan pengiriman hasil request/permintaan yang diminta oleh client tadi berupa halaman web server atau file sesuai yang perintah dari request/permintaan yang dilakukan oleh Client.

STIKOM

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data a. Studi Pustaka

Mencari dan mengumpulkan materi-materi yang berkaitan dengan penyusunan skripsi. Setelah itu materi-materi dikumpulkan untuk mendapatkan pedoman tentang jaringan yang baik sebagai bahan perbandingan terhadap kondisi sistem jaringan yang sedang berjalan. b. Wawancara

Berdiskusi secara langsung, untuk mengetahui hal-hal yang ingin dicapai dari pengimplementasian integrasi IPv6 dalam Lembaga tersebut.

2. Analisa dari informasi yang terkumpul

Membuat rencana topologi awal dari jaringan yang akan diterapkan dan mengumpulkan manfaat apa saja yang akan didapat pada implementasi Sistem Tunneling ini.

3. Simulasi dan pengujian

Melakukan simulasi dan pengujian terhadap perancangan dan pengimplementasian metode integrasi IPv6 dalam skala jaringan yang sederhana, sehingga dapat dilakukan pengujian terhadap metode transisi

STIKOM

(54)

yang digunakan tanpa mengambil resiko mengganggu kinerja lembaga tersebut.

4. Perancangan jaringan

Perancangan topology jaringan yang baru akan dilakukan berdasarkan hasil analisa dan penelitian akan metode integrasi yang terbaik bagi pihak lembaga.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap simulasi sistem jaringan yang baru berdasarkan kriteria yang telah disusun, sehingga dapat mengetahui sejauh mana tujuan awal telah tercapai.

STIKOM

(55)

3.2 Flowchart Tahapan Pengerjaan Tugas Akhir

Dalam metode penelitian ini menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan dilakukan, seperti pada diagram alir Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram alir tahapan pengerjaan Tugas Akhir.

STIKOM

[image:55.595.46.552.152.680.2]
(56)

Dari diagram alir Gambar 3.1 menggambarkan tahapan-tahapan yang akan dilakukan untuk mengerjakan Tugas Akhir ini. Pengumpulan referensi adalah hal pertama yang harus dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas tentang permasalah yang akan diangkat untuk Tugas Akhir ini. Selanjutnya melakukan suatu perancangan Sistem Tunneling yang akan digunakan.

Tahapan-tahapan yang akan dilakukan, yaitu : 1. Merancang Topologi.

Gambar 3.2. Rancangantopologi dasar jaringan yang akan digunakan.

Rancangan topologi yang akan digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.2 terdiri dari PC1 (Server), PC2 (Client), Router 1 dan Router 2, Kabel UTP jenis

Cross 3 buah. 1.a. PC1 (Server).

Pada PC1 (Server) terhubung ke interface Ether 2 dari Router1 menggunakan kabel UTP jenis Cross.

Router sebagai tunnel

PC1 Server IPv6

PC 2 Client IPv6

Router 1 Router 2

Eth 2 Eth 2

Gambar

Gambar  4.12 Proses Download File Jenis Installer (.EXE) sebesar 110 MB
Gambar  4.14  Diagram yang menunjukkan titik Transmit/Kirim (Tx)  STIKOM SURABAYA
Gambar  4.31  Tampilan  web server saat PC2 (Client) akan melakukan
Tabel  4.16  Tabel Rata-Rata Jumlah Packet Transmit/Kirim
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meski Mobile 8 mempergunakan teknologi CDMA namun pentarifannya tetap mengacu pada tarif selular dengan memungut biaya airtime karena ijin yang dikantongi adalah sebagai

Kondensor bermaterial stainless steel menghasilkan kualitas minyak sangat baik akan tetapi aliran kondensat sangat lambat ini dikarenakan permukaan dinding dalam pipa yang

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/PRT/M/2014 pasal 2 ayat 2 menyebutkan bahwa Peraturan Menteri dibuat dengan tujuan untuk mewujudkan jaringan

táblázat: A bükk fafaj átmérő szerinti, régi választékszerkezetének aktualizálása egy későbbi, összesített választékszerkezet adatai segítségével.. Table 8:

a) Pembelian yang Terencana Sepenuhnya, yaitu jika konsumen telah menentukan pilihan produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan. Pembelian jenis ini biasanya merupakan

Sikap dapat diartikan sebagai evaluasi dari seseorang yang dipelajari dengan mengungkapkan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga

Gilmer (1966) berpendapat bahwa tingkat turnover yang cenderung tinggi pada karyawan berusia muda disebabkan karena mereka masih memiliki keinginan untuk