• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bandwidth management dengan menggunakan mikrotik router OS. pada RTRW-Net: studi kasus RT.005 RW.04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa kotamadya Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bandwidth management dengan menggunakan mikrotik router OS. pada RTRW-Net: studi kasus RT.005 RW.04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa kotamadya Jakarta Selatan"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

Kotamadya Jakarta Selatan

SKRIPSI

Oleh :

SURYA IMANSYAH

NIM : 203091001981

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Kotamadya Jakarta Selatan

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Surya Imansyah

NIM : 203091001981

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

(3)

Kotamadya Jakarta Selatan

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : Surya Imansyah

203091001981

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Victor Amrizal, M.Kom

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durrachman M.Sc, MIT NIP. 19710522 200604 1 002 Arini, M.T

NIP. 150 411 288 NIP. 19760131 200901 2 001

(4)

oleh Surya Imansyah, NIM 203091001981 telah diuji dan dinyatakan lulus pada Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.

Jakarta, September 2010 Tim Penguji,

Penguji I Penguji II

Herlino Nanang, M.T

Tim Pembimbing,

Mengetahui,

Andrew Fiade, M.Kom NIP. 19731209 200501 1 002 NIP. 19820811 200912 1 004

Pembimbing I Pembimbing II

Arini, M.T Victor Amrizal, M.Kom

NIP. 19760131 200901 2 001 NIP. 150 411 288

Ketua Program Studi Dekan

Teknik Informatika Fakultas Sains Dan Teknologi

Yusuf Durrachman, M.Sc, MIT Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis

NIP. 19710522 200604 1 002 NIP. 19680117 200112 1 001

(5)

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2010

Surya Imansyah 203091001981

(6)

Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan. (Di bawah bimbingan Arini dan Victor Amrizal)

RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan saling berbagi data serta informasi dalam mengakses internet. Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan informasi data pada tiap pengguna yang terhubung ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas bandwidth ( Jalur Data ) yang sudah ada tidak mencukupi (over load). Mikrotik merupakan sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router network atau sering disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk wireline dan wireless, salah satunya adalah bandwidth management. Metodologi penelitian yang digunakan untuk mengembangkan jaringan RT/RW-net didalam penelitian ini menggunakan metode

NDLC (Network Development Life Cycle). Bandwidth management diterapkan pada

sistem dengan menggunakan metode PCQ (Per Connection Queue) yang

diterapkan pada Queue Tree dan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue, kedua metode diterapkan secara bergantian pada jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal sehingga penggunaan bandwidth lebih optimal dan efisien. Untuk menghindari kesalahan konfigurasi, backup dan Monitoring jaringan harus dilakukan secara berkala dengan memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada Mikrotik seperti packet sniffer dan Torch.

Kata kunci : RT/RW-net, MikroTik, bandwidth management, Simple Queue, Queue Tree, PCQ, HTB

(7)

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan dan

menyusun skripsi berjudul “Bandwidth Management dengan menggunakan Mikrotik pada RtRw-Net”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta orang-orang yang istiqomah mengemban risalahnya hingga akhir jaman.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak

dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Pada kesempatan ini, perkenankan mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

2. Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc, MIT selaku Ketua dan Viva Arifin,

MMSI sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Arini, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Victor Amrizal, M.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan kesempatan,

waktu, kesabaran dan perhatiannya untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

(8)

vii

Dodo, Abu, Asep, Ju-ay, Asep, Ma’ruf, Maya, Jilan, Inul, Tile, Denis dan semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

membantu, terima kasih atas segala motivasi dan bantuannya.

6. The special One: Yuli ‘yuy’, terima kasih atas kesetiaan dan kesabaran serta ke’cerewet’an dan ke’bawel’an sampai akhirnya skripsi ini bisa

selesai :p.

Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan penulis sendiri, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan laporan ini. Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya tugas akhir ini semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan

Karunia-Nya. Amin.

Jakarta, September 2010

Surya Imansyah 203091001981

(9)

(Di bawah bimbingan Arini dan Victor Amrizal)

RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan saling berbagi data serta informasi dalam mengakses internet. Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan informasi data pada tiap pengguna yang terhubung ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas bandwidth ( Jalur Data ) yang sudah ada tidak mencukupi (over load). Mikrotik merupakan sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router network atau sering disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk wireline dan wireless, salah satunya adalah bandwidth management. Metodologi penelitian yang digunakan untuk mengembangkan jaringan RT/RW-net didalam penelitian ini menggunakan metode

NDLC (Network Development Life Cycle). Bandwidth management diterapkan pada

sistem dengan menggunakan metode PCQ (Per Connection Queue) yang

diterapkan pada Queue Tree dan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue, kedua metode diterapkan secara bergantian pada jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal sehingga penggunaan bandwidth lebih optimal dan efisien. Untuk menghindari kesalahan konfigurasi, backup dan Monitoring jaringan harus dilakukan secara berkala dengan memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada Mikrotik seperti packet sniffer dan Torch.

Kata kunci : RT/RW-net, MikroTik, bandwidth management, Simple Queue, Queue Tree, PCQ, HTB

(10)

viii  

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 

1.1.  Latar Belakang ... 1 

1.2.  Rumusan Masalah ... 3 

1.3.  Batasan Masalah ... 3 

1.4.  Tujuan dan Manfaat ... 4 

1.4.1.  Tujuan ... 4

1.4.2.  Manfaat ... 4

1.5.  Metodologi Penelitian ... 5 

1.5.1.  Metode Pengumpulan Data ... 5 

1.5.2.  Metode Pengembangan Sistem ... 7 

(11)

ix  

2.3. Pengertian Jaringan Komputer ... 10

2.4. Jenis-jenis Jaringan Komputer ... 11

2.4.1. JaringanKomputerBerdasarkanArea ... 11

2.4.2. JaringanKomputerBerdasarkanMedia Penghantar ... 13

2.4.3. JaringanKomputerBerdasarkanFungsi ... 14

2.5. Perangkat Keras Jaringan Komputer ... 14

2.5.1. Kabel ... 14

2.5.2. Ethernet Card / Network Adapter ... 16

2.5.3. Switch ... 17

2.5.4. Router ... 18

2.6. Topologi Jaringan Komputer ... 19

2.7. Mikrotik Router OS ... 21

2.8. Sejarah Mikrotik ... 21

2.9. Jenis-jenis Mikrotik ... 22

2.9.1. MikroTik RouterOS ... 22

2.9.2. BUILT-IN HardwareMikroTik ... 22

2.10. Fitur-fitur Mikrotik ... 23

2.11. Mikrotik Bandwidth Control ... 26

2.11.1. HTB (Hierarchical Token Bucket) ... 27

2.11.2. PCQ (Per Connection Client) ... 27

2.11.3. Queue Simple ... 28

(12)

x  

2.12. Mikrotik Monitoring Tools ... 29

2.12.1. Graphing Traffic ... 29

2.12.2. Packet Sniffing ... 29

2.12.3. Torch ... 29

2.13. JaringanRTRW-Net ... 30

2.14. Sejarah Jaringan RTRW-Net ... 30

2.15. Tujuan RTRW-Net ... 31

2.16. Konsep RTRW-Net ... 31

2.17. Kelurahan Srengseng Sawah ... 33

2.17.1. Sejarah Kelurahan Srengseng Sawah ... 33

2.17.2. Visi dan Misi Kelurahan Srengseng Sawah ... 34

2.17.3. Susunan Organisasi Kelurahan Srengseng Sawah ... 34

2.18. RW04 Kelurahan Srengseng Sawah ... 36

2.19. RT005 dalam Lingkup RW04 ... 36

2.20. Metodologi Penelitian ... 37

2.20.1. Pengertian Metode Penelitian ... 37

2.20.2. Metodologi Pengumpulan Data ... 37

(13)

xi  

3.1.2. Studi Pustaka ... 44

3.1.2. Studi Literatur ... 44

3.2. Metode Pengembangan Sistem... 45

3.3. Alur Kerja Penelitian ... 47

BAB IV PEMBAHASAN ... 48

4.1. Analysis ... 48

4.1.1. Analisa Masalah ... 48

4.1.2. Analisa Kebutuhan ... 49

4.1.3. Analisa User ... 53

4.1.4. Analisa Jaringan ... 55

4.2. Design ... 59

4.3. Simulation Prototype ... 61

4.3.1. Instalasi VMWare ... 61

4.3.2. Instalasi Sistem Operasi di VMWare ... 63

4.3.3. Simulasi Jaringan ... 66

4.4. Implementation ... 69

4.4.1. Membangun PC Router Mikrotik ... 70

4.4.2. Konfigurasi PC Router Mikrotik ... 76

4.4.3. Konfigurasi Modem ADSL-AP ... 84

(14)

xii  

4.5.3. Packet Sniffer ... 110

4.5.4. Torch ... 112

4.5.5. Analisa Implementasi PCQ dan HTB ... 114

4.6. Management ... 118

  BAB V PENUTUP ... 119

5.1. Kesimpulan ... 119

5.2. Saran ... 120

  DAFTAR PUSTAKA ... 121

DAFTAR ISTILAH ... 123 LAMPIRAN ... A-1 

(15)

xiii  

Tabel 3.1 Studi literatur ... 44 

Tabel 4.1 Spesifikasi PC Router ... 49 

Tabel 4.2 Spesifikasi Komputer Server ... 50 

Tabel 4.3 Daftar user pada jaringan RtRw-Net ... 53

Tabel 4.4 Jadwal penggunaan internet pada RTRW-Net ... 54

Tabel 4.5RTRW-Net Team ... 67

Tabel 4.6 Tahapan Implementasi ... 69 

Tabel 4.7 Spesifikasi minimum PC Router Mikrotik... 70

Tabel 4.8 Analisa Implementasi PCQ dan HTB ... 114  

 

 

(16)

xiv  

Gambar 2.2 LAN (Local Area Network) ... 12

Gambar 2.3 Straight Cable ... 16

Gambar 2.4 Ethernet card ... 17

Gambar 2.5 HUB ... 18

Gambar 2.6 Topologi star ... 19

Gambar 2.7 Strukur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Srengseng Sawah ... 35

Gambar 2.13 Tahapan NDLC ... 39

Gambar 3.1 Alur Kerja Penelitian ... 47

Gambar 4.1 Komputer Server ... 50

Gambar 4.2 Welcome Screen Mikrotik ... 52

Gambar 4.3 Topologi jaringan sebelum Mikrotik ... 55

Gambar 4.4 RTRW-Net RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah ... 57

Gambar 4.5 Topologi jaringan setelah Mikrotik ... 60

Gambar 4.6 Instalasi VMWare Workstation 6 ... 61

Gambar 4.7 Jendela aplikasi VMWare Workstation 6 ... 62

Gambar 4.8 New virtual machine ... 63

Gambar 4.9 Tentukan sistem operasi ... 64

Gambar 4.10 Proses instalasi new virtual machine ... 65

Gambar 4.11 Guest Operating System ... 66

Gambar 4.12 RTRW-Net team setting ... 68

Gambar 4.13 RTRW-Net team connection test ... 68

(17)

xv  

Gambar 4.18 Proses install paket software MikroTik ... 74

Gambar 4.19 Halaman login MikroTik dan command line ... 75

Gambar 4.20 Add user via console ... 76

Gambar 4.21 Add user via winbox ... 76

Gambar 4.22 Setting user password via console ... 77

Gambar 4.23 Setting user password via winbox ... 77

Gambar 4.24 Setting Mikrotik name via console ... 78

Gambar 4.25 Setting Mikrotik name via winbox ... 78

Gambar 4.26 Setting Interface name via console... 79

Gambar 4.27 Setting Interface name via winbox ... 79

Gambar 4.28 Setting IP address via console ... 80

Gambar 4.29 Setting IP address via winbox ... 80

Gambar 4.30 Setting IP Route Gateway via console ... 81

Gambar 4.31 Setting IP Route Gateway via winbox ... 81

Gambar 4.32 Setting IP DNS via winbox ... 82

Gambar 4.33 Setting NAT dan Masquerade via console ... 83

Gambar 4.34 Setting NAT dan Masquerade via winbox ... 83

Gambar 4.35 Konfigurasi modem ADSL ... 85

Gambar 4.36 Konfigurasi access point ... 86

Gambar 4.37 Upload file nice.rsc ... 87

Gambar 4.38 import file nice.rsc... 87

(18)

xvi  

Gambar 4.43 connection mark dan packet mark HTB ... 96

Gambar 4.44 connection markiix ... 97

Gambar 4.45 connection markinternational ... 97

Gambar 4.46 limit bandwidth with HTB ... 102

Gambar 4.47 limit bandwidth with HTB komputer server ... 103

Gambar 4.48 limit bandwidth with HTB komputer client11 ... 103

Gambar 4.49 speed test ke server lokal dengan PCQ dari PC Server ketika 1 client terkoneksi ... 104

Gambar 4.50 speed test ke server lokal dengan PCQ dari PC Server ketika 3 client terkoneksi ... 105

Gambar 4.51 speed test ke server internasional dengan PCQ dari PC Server ketika 1 client terkoneksi ... 105

Gambar 4.52 speed test ke server internasional dengan PCQ dari PC Server ketika 3 client terkoneksi ... 106

Gambar 4.53 speed test ke server lokal dengan HTB dari PC server ... 106

Gambar 4.54 speed test ke server lokal dengan HTB dari client01 ... 107

Gambar 4.56 speed test ke server internasional dengan HTB dari client01 ... 108

Gambar 4.57 Graphing Traffic ... 109

Gambar 4.58 Packet Sniffer dengan limit bandwidth PCQ ... 110

Gambar 4.59 Packet Sniffer dengan limit bandwidth HTB ... 111

Gambar 4.60 Torch dengan limit bandwidth PCQ ... 112

Gambar 4.61 Torch dengan limit bandwidth HTB... 113

(19)

dimana upstream dan downstream.

berjalanpadakecepatan yang berbeda. Dalamhalini,

downstream biasanyalebihtinggi..Secarateori, ASDL dapatmelayanikecepatanhingga 9 mbps untuk

downstream dan 540 kbps untukupstream.

Bandwidth : Besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network.

Binary : Biner. Yaitu informasi yang seluruhnya tersusun atas 0

dan 1. Istilah ini biasanya merujuk pada file yang bukan berformat teks, seperti halnya file grafis.

Bit : BInary digiT. Satuan terkecil dalam komputasi, terdiri

dari sebuah besaran yang memiliki nilai antara 0 atau 1.

Bps : Bit Per Seconds. Ukuran yang menyatakan seberapa cepat data dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.

Byte : Sekumpulan bit yang merepresentasikan sebuah karakter

tunggal. Biasanya 1 byte akan terdiri dari 8 bit, namun bisa juga lebih, tergantung besaran yang digunakan.

Coaxial : Jenis kabel yang terdiri dari sebuah kabel tembaha yang

dikelilingi oleh siolasi dan pelindung lubang kabel yang dihubungkan dengan tanah.

(20)

DHCP : Dynamic Host Control Protocol memungkinkan satu komputer atau peralatan jaringan lainnya(seperti router)

memberikan serangkaian alamat IP pribadi kita ke PCyang lain

DNS : Domain Name Service. Merupakan layanan di Internet

untuk jaringan yang menggunakan TCP/IP. Layanan ini digunakan untuk mengidentifikasi sebuah komputer dengan nama bukandengan menggunakan alamat IP (IP

address). Singkatnya DNS melakukan konversi dari nama keangka. DNS dilakukan secara desentralisasi, dimana

setiap daerah atau tingkat organisasi memilikidomain sendiri. Masing-masing memberikan servis DNS untuk domain yang dikelola.

DSL : Digital Subscriber Line. Sebuah metode transfer data

melalui saluran telepon reguler. Sirkuit DSL dikonfigurasikan untuk menghubungkan dua lokasi yang

spesifik, seperti halnya padasambungan Leased Line (DSL berbeda dengan Leased Line). Koneksi melalui DSL jauh lebih cepat dibandingkan dengan koneksi

melalui saluran telepon reguler walaupun keduanya sama-samamenggunakan kabel tembaga. DSL

(21)

Download : Istilah untuk kegiatan menyalin data (biasanya berupa file) dari sebuah komputer yang terhubung dalam sebuah

network ke komputer lokal. Proses download merupakan kebalikan dariupload.

Downstream : Istilah yang merujuk kepada kecepatan aliran data dari

komputer lain ke komputer lokal melalui sebuah network. Istilah ini merupakan kebalikan dari upstream.

Host : Sebuahkomputerdalamsebuah network yang

menyediakanlayananuntukkomputerlainnyayang tersambungdalam network yang sama.

Internet : Sejumlahbesar network yang membentukjaringan

inter-koneksi (Inter-connectednetwork) yang

terhubungmelaluiprotokol TCP/IP. Internet

merupakankelanjutandariARPANet. Dan

kemungkinanmerupakanjaringan WAN yang terbesar yang adasaatini.

Intranet : Penggunaan teknologi internet dalam pada jaringan

internal suatu perusahaan berdasarkan teknologi web

IP Address : Alamat IP (Internet Protocol), yaitu sistem pengalamatan di network yangdirepresentasikan dengan sederetan

(22)

ISP : Internet Service Provider. Sebutan untuk penyedia layanan internet.

LAN : Local-area network. Komputer yang terhubung berada pada tempat yang berdekatansecara gografis (misalkan satu gedung).

Mbps : megabyte per second. Ukuran bandwidth, atau aliran

komunikasi, melalui suatu jaringan atau media komunikasi lain.

NAT Firewall : Metode yang digunakan untuk mengatasi /

memaksimalkan keterbatasan IP yang terdapat pada IP v4

Network : adalah sekumpulan dua atau lebih sistem komputer yang digandeng danmembentuk sebuah jaringan. Internet

sebenarnya adalah sebuah network dengan skalayang sangat besar.

OSI Model : Model arsitektur standar komunikasi dan fungsi kerja

dalam jaringan komputer

Protocol Jaringan : Metode yang digunakan agar komunkasi data dapatberjalandengan lancerwalaupunberbedadevice.

Quality of Service : Mekanismejaringan yang

mengaturaplikasi-aplikasiatulayanan agar dapatberoperasisesuaidengan yang di harapkan.

(23)

untuk berbagai aplikasi atau layanan

Router : Sebuah komputer atau paket software yang dikhususkan untuk menangani koneksi antaradua atau lebih network

yang terhubung melalui packet switching. Router bekerja dengan melihatalamat tujuan dan alamat asal dari paket

data yang melewatinya dan memutuskan rute yang harusdigunakan oleh paket data tersebut untuk sampai ketujuan.

Routing : Proses dari penentuan sebuah path yang di pakai untuk mengirim data ke tujuan tertentu.

TCP/IP : Sekumpulan protokol yang di desain untuk melakukan fungsi – fungsi komunikasi data pada WAN

Topologi : Pengaturan keterhubungan antar sistem komputer. topologiseperti bus, star, dan ring.

Twisted pair : Media yang digunakn pada topologi star. Media ini saat

ini paling umum dipakaikarena topologi star paling banyak digunakan.

Upload : Kegiatan pengiriman data (berupa file) dari komputer lokal ke komputer lainnya yangterhubung dalam sebuah

network. Kebalikan dari kegiatan ini disebut download.

Upstream : Istilah yang merujuk kepada kecepatan aliran data dari komputer lokal ke komputerlain yang terhubung melalui

(24)

downstream.

WAN : wide-area network. Komputer yang terhubung berada pada tempat yang berjauhandan dihubungkan dengan line

telepon atau gelombang radio.

Wireless : Media tanpakabeluntukmengirimkan data

meliankanmenggunakansinyalelektrikyang

(25)

1.1. Latar Belakang

Mahalnya biaya sewa bandwidth yang diberikan ISP (Internet Service

Provider) membuat mayoritas masyarakat enggan untuk berlangganan internet. Terlebih lagi belum adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya dunia teknologi informasi di masa yang akan datang. Karena itulah kemudian berdiri

Jaringan RTRW-Net (Rukun Tetangga Rukun Warga-Net), RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau

lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan dapat berbagi data serta informasi. Konsep lain dari RTRW-Net adalah memberdayakan pemakaian internet dimana fasilitas internet tersedia 24 jam selama sebulan (unlimited) dan

biaya yang akan dikeluarkan pun akan murah, karena biaya langganan akan ditanggung bersama.

Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan informasi data pada

tiap pengguna yang terhubung ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas bandwidth (Jalur Data) yang sudah ada tidak

mencukupi (over load). Padahal apabila digunakan sesuai dengan kebutuhan

bandwidth yang ada masih mencukupi, oleh karena ini perlu dilakukan suatu tindakan untuk menghindari penggunaan bandwidth yang berlebihan pada

masing-masing pengguna.

(26)

Dalam struktur jaringan, dikenal istilah router, yaitu pengatur alur data dari komputer asal (pengirim) ke komputer tujuan (penerima). Dari router dapat dikembangkan suatu program untuk mengawasi seberapa besar alur data yang

berjalan dari semua komputer yang terhubung ke router. Mikrotik merupakan sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router network atau sering

disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk

wireline dan wireless, salah satunya adalah bandwidth management.

Bandwidth management diimplementasikan pada RTRW-Net dengan

menggunakan dua metode: PCQ (Per Connection Queue) yang diterapkan pada

Queue Tree di Mikrotik yang dapat membagi bandwidth sama rata berdasarkan banyaknya koneksi client, HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada

Simple Queue di Mikrotik yang dapat membatasi penggunaan bandwidth berdasarkan kebutuhan penggunaan pada masing-masing client. Kedua metode diterapkan secara bergantian pada jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal (scriptschedule) sehingga penggunaan bandwidth lebih optimal dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian yang penulis angkat yaitu:

Bandwidth Management dengan menggunakan Mikrotik Router OS pada

RTRW-Net Studi Kasus : RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah

(27)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang ada yaitu:

1. Bagaimana mengimplementasikan sebuah jaringan RTRW-Net menggunakan PC Router dengan spesifikasi komputer yang minimum.

2. Bagaimana melakukan manajemen bandwidth agar masing-masing user mendapatkan bandwidth sama rata dan sesuai kebutuhan.

3. Bagaimana agar proses aliran data pada jaringan dapat dimonitor.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bandwidth Management dilakukan menggunakan Mikrotik Router OS

V.2.9.27 pada jaringan wireline RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan dengan koneksi internet Telkom speedy.

2. Penelitian hanya pada manajemen bandwidth dengan tidak membahas aspek security.

3. Penelitian menggunakan metode pengembangan NDLC tanpa melakukan tahap akhir yaitu management.

4. SpesifikasiPC Routeryangdigunakan yaitu: Processor P3, memory 128

(28)

5. Manajemen bandwidth dilakukan menggunakan metode PCQ (Per

Connection Queue) yang diterapkan pada Queue Tree dan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue dengan terlebih dahulu dilakukan pemisahan koneksi lokal dan internasional.

1.4. Tujuan dan Manfaat

1.4.1. Tujuan

Membagi bandwidth untuk dibagi ke beberapa PC sama rata dan sesuai kebutuhan serta menghindari habisnya bandwidth akibat

penggunaan bandwidth secara berlebihan oleh user pada salah satu PC ketika melakukan transfer data.

1.4.2. Manfaat

a. Bagi Peneliti

• Memahami bagaimana cara menerapkan manajemen

bandwidth dengan menggunakan Mikrotik RouterOS pada suatu jaringan RT/RW-net agar pembagian bandwidth menjadi efektif.

• Bertambahnya wawasan dan pengalaman peneliti tentang ilmu

networking dan bagaimana sebuah sistem jaringan yang menggunakan Mikrotik RouterOS dapat bermanfaat dan

(29)

• Memahami masalah-masalah yang terjadi pada pengembangan

dari sebuah jaringan RT/RW-net serta mengetahui bagaimana

cara menanggulanginya.

• Dapat memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

kurikulum tingkat akhir Program Studi Non Reguler Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi user pada jaringan RTRW-Net

Mendapatkan bandwidth yang sama rata dan sesuai kebutuhan

dalam menggunakan koneksi internet bersama pada jaringan RTRW-Net.

c. Bagi Universitas

Dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang teknologi informasi yang bermanfaat bagi civitas akademika kampus UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya mengenai manajemen

bandwidth pada sebuah jaringan lokal yang terhubung ke jaringan internet.

1.5. Metodologi Penelitian

1.5.1. Metode Pengumpulan Data

Metode untuk pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah

(30)

a. Studi Lapangan 1. Observasi

Pengumpulan data dan informasi dengan mengambil data

serta dokumentasi di RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa,

Kotamadya Jakarta Selatan dan melakukan pengecekan ulang terhadap infrastruktur jaringan.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan administrator jaringan dan pengguna untuk mendapatkan data dan

informasi yang berkaitan dengan penggunaan koneksi internet bersama pada RTRW-Net.

b. Studi Pustaka

Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku dan internet yang menjadi referensi dan pedoman dalam penelitian penelitian.

c. Studi Literatur Sejenis

Meliputi identifikasi, lokasi, dan analisis dari dokumen yang

berisi informasi yang pernah dilakukan sebelumnya yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian. Studi literatur ini berupa skripsi dan laporan penelitian yang didapat

(31)

1.5.2. Metode Pengembangan Sistem

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan metode pengembangan dengan menggunakan metode Network Development

Life Cycle (NDLC) dengan tahapan sebagai berikut: 1. Analysis

2. Design

3. Simulation Prototyping 4. Implementation

5. Monitoring 6. Management

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian skripsi ini sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN

Bab I menjelaskan mengenai latar belakang

penulisan skripsi ini, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi, dan sistematika penulisan.

Bab II LANDASAN TEORI

(32)

Bab III METODOLOGI PENELITIAN

Bab menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam pencarian data dan metode

dalam pengembangan sistem serta tahapan NDLC dari analisis sampai desain sistem yang

berhubungan dengan judul skripsi ini.

Bab IV PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan dan implementasi bandwidth management pada RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan

Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan

Bab V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran yang diberikan

untuk pengembangan lebih lanjut.

Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka atau referensi-referensi baik berupa media cetak maupun media elektronik

(33)

2.1. P

ara efektif uuntuk

(34)

Bandwidth Management adalah pengalokasian yang tepat dari suatu

bandwidth untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu layanan jaringan. (Saptono, 2008: 1).

2.2. Pengertian QoS

QoS (Quality of Service) adalah satuan pengukuran kinerja suatu sistem transmisi yang merefleksikan kualitas transmisi dan ketersediaan

layanan. Istilah QoS biasanya menunjuk pada himpunan teknologi dan teknik jaringan. Tujuan QoS adalah untuk menyediakan jaminan terhadap kemampuan jaringan untuk menyediakan hasil yang telah dapat diperkirakan

sebelumnya. Elemen kinerja jaringan dalam cakupan QoS seringkali termasuk ketersediaan (uptime), bandwitdh (throughput), keterlambatan (latency/delay),

dan tingkat kesalahan (Syafrizal, 2007: 260).

Kualitas layanan (QoS) mengacu pada mekanisme kontrol reservasi sumber daya daripada kualitas pelayanan yang dicapai. Kualitas layanan adalah

kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, data mengalir, atau untuk menjamin tingkat kinerja

tertentu ke aliran data. Sebuah jaringan atau protokol yang mendukung QoS dapat menyepakati sebuah kontrak lalu lintas dengan perangkat lunak aplikasi dan kapasitas cadangan di node jaringan, misalnya saat sesi fase

pembentukan. Selama sesi dapat memantau tingkat kinerja yang dicapai, misalnya data rate dan delay, dan kontrol secara dinamis prioritas penjadwalan

(35)

kepuasan pelanggan dari semua ketidaksempurnaan yang mempengaruhi layanan. Mencakup aplikasi dan manusia dalam$ penilaian, dan menuntut bobot yang tepat beragam langkah-langkah objektif.

Banyak hal bisa terjadi pada paket ketika melakukan perjalanan dari asal ke tujuan, yang mengakibatkan masalah-masalah berikut dilihat dari sudut

pandang pengirim dan penerima:

1. Dropped packets

Router mungkin gagal untuk memberikan (drop) beberapa paket jika mereka tiba ketika buffer sudah penuh. Beberapa, tidak ada, atau semua paket mungkin akan dijatuhkan, tergantung pada keadaan jaringan,

dan tidak mungkin untuk menentukan apa yang akan terjadi di muka. Aplikasi penerima dapat meminta informasi perihal pengirim, ini mungkin menyebabkan keterlambatan parah dalam keseluruhan

transmisi.

2. Delay

Mungkin dibutuhkan waktu yang lama untuk sebuah paket mencapai

tujuan, karena itu akan diadakan antrian panjang, atau mengambil rute yang kurang langsung untuk menghindari kemacetan. Dalam

(36)

3. Jitter

Paket dari source akan mencapai tujuan dengan berbagai penundaan. Sebuah paket keterlambatan bervariasi posisinya dalam

antrian dari router sepanjang jalur antara sumber dan tujuan dan posisi ini dapat bervariasi tak terduga. Variasi dalam penundaan

ini dikenal sebagai jitter dan dapat serius mempengaruhi kualitas

streaming audio dan video.

4. Out-of-order delivery

Ketika sebuah koleksi paket-paket yang terkait disalurkan melalui internet, paket-paket yang berbeda dapat mengambil rute yang

berbeda, masing-masing mengakibatkan penundaan yang berbeda. Hasilnya adalah bahwa paket-paket tiba dalam urutan yang berbeda dari mereka dikirim. Masalah ini memerlukan protokol tambahan

khusus yang bertanggung jawab untuk mengatur kembali out-of-order untuk tujuan mereka. Hal ini terutama penting bagi VoIP stream video.

5. Error

Kadang-kadang paket yang salah arah, atau dikombinasikan bersama-sama, atau rusak, sementara perjalanan. Penerima harus mendeteksi ini

dan, sama seperti jika paket dijatuhkan, meminta si pengirim untuk mengulang sendiri.

Aplikasi yang membutuhkan QoS mungkin diperlukan untuk beberapa

(37)

a. Streaming multimedia, mungkin memerlukan jaminan

throughput untuk memastikan bahwa tingkat minimum untuk menjaga kualitas.

b. IP telephony atau Voice over IP (VOIP) mungkin memerlukan batasan ketat jitter dan delay.

c. Video Teleconferencing (VTC) membutuhkan jitter dan latensi yang rendah.

d. Remote system administrator mungkin ingin memprioritaskan

variabel, dan biasanya kecil, jumlah SSH lalu lintas untuk memastikan sesi responsif bahkan di atas link yang bermuatan

berat.

e. Online game, seperti berjalan cepat real time simulasi dengan beberapa pemain. Kurangnya QoS dapat memproduksi

‘ketertinggalan’.

Tujuan dan keuntungan QoS. Tujuan utama dari QoS adalah memberikan prioritas khusus termasuk bandwidth, diperlukan oleh

beberapa real-time interaktif dan lalu lintas. Penting juga adalah memastikan bahwa memberikan prioritas untuk satu atau lebih mengalir

tidak membuat alur lainnya gagal. Sementara keuntungan QoS memungkinkan perangkat lunak kompleks jaringan untuk mengontrol dan dapat diprediksikan layanan jaringan dari berbagai aplikasi dan jenis lalu lintas.

(38)

2.3. Pengertian Sistem Operasi

Menurut Hariyanto (2006: 25), Sistem operasi adalah sekumpulan rutin perangkat lunak yang berada diantara program aplikasi dan perangkat keras.

Sistem operasi memiliki tugas yaitu mengelola seluruh sumber daya sistem komputer dan sebagai penyedia layanan.

Sistem operasi menyediakan System Call yang berfungsi menghindarkan kompleksitas pemrograman dengan memberi sekumpulan instruksi yang lebih mudah dan nyaman, sistem operasi juga sebagai basis untuk program lain

dimana program aplikasi dijalankan diatas sistem operasi, program-program itu memanfaatkan sumber daya sistem komputer dengan cara meminta

layanan sistem operasi mengendalikan sumber daya untuk aplikasi sehingga penggunaan sumber daya sistem komputer dapat dilakukan secara benar dan efisien.

2.4. Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Dharma Oetomo dkk (2003: 7), Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protokol komunikasi

melalui media komunikasi sehinga dapat berbagi data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras serta memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara elektronik.

Menurut Syafrizal (2005: 2), Jaringan komputer adalah himpunan interkoneksi antara dua komputer autonomous atau lebih yang terhubung dengan

(39)

maka komputer-komputer tersebut bukan autonomous (tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh).

Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling

bertukar data atau informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti file,

printer, media penyimpanan (harddisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll). Data yang berupa teks, audio maupun video bergerak melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar file atau data, mencetak pada printer yang sama dan

menggunakan hardware / software yang terhubung dalam jaringan secara bersama-sama.

2.5. Jenis-jenis Jaringan Komputer

2.5.1. Jaringan Komputer Berdasarkan Area

Jaringan komputer dapat dikelompokkan berdasarkan luas area atau wilayah, beberapa jenisnya yaitu: LAN, MAN, WAN,

Internet dan Intranet. Adapun penelitian yang dilakukan hanya pada jenis jaringan komputer LAN dan internet.

a. Local Area Network (LAN)

Merupakan jenis jaringan yang memiliki area yang relatif kecil, pada umumnya dibatasi oleh area lingkungan, antara

lain: kantor pada sebuah gedung, ruangan tiap-tiap kelas pada sebuah sekolah. Jarak antar node atau computer

(40)

Gambar 2.2 LAN (Local Area Network) b. Internet

Internet merupakan gabungan dari berbagai LAN dan WAN yang berada di seluruh jaringan komputer di dunia, sehingga terbentuk jaringan dengan skala yang lebih luas

dan global. Internet berasal dari kata Interconnected

Network yang berarti hubungan dari beragam jaringan komputer di dunia yang saling terintegrasi membentuk suatu jaringan global (Kurniawan, 2007: 21)

2.5.2. Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar

Jaringan komputer berdasarkan media penghantar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Wire Network dan Wireless Network.

a. Wire Network

Wire Network adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai media penghantar. Jadi, data mengalir pada

(41)

Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN atau WAN menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optik. (Sofana, 2008: 6)

b. Wireless Network

Wireless Network adalah jaringan tanpa kabel yang menggunakan media penghantar gelombang radio atau cahaya infrared. Frekuensi yang digunakan pada radio untuk jaringan komputer biasanya menggunakan frekuensi tinggi,

yaitu 2.4GHz dan 5.8GHz. (Sofana, 2008: 6)

2.5.3. Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya jaringan komputer dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Client Server dan Peer to Peer, adapun jenis jaringan pada penelitian adalah Client Server. Menurut

Sofana (2008:6), Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih) komputer difungsikan sebagai server atau induk bagi komputer lain. Server melayani komputer lain

yang disebut client. Layanan yang diberikan biasanya berupa akses web, e-mail, file, atau yang lain. Client server banyak

(42)

2.6. Perangkat Keras Jaringan Komputer

2.6.1. Kabel

Ada beberapa tipe (jenis) kabel yang banyak digunakan dan menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam

jaringan komputer, di antaranya adalah Coaxial Cable, Twisted

Pair Cable dan Fiber Optic Cable.

Twisted Pair Cable terdiri dari dua jenis, yakni UTP (Unshielded

Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Kabel UTP dan STP yang biasa digunakan adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang

kabel yang terpilin.

Tabel 2.1 Tipe Kabel UTP (sumber : syafrizal, 2009: 32)

Type Cable Keterangan

UTP Category 1

Analog. Biasanya digunakan di perangkat telepon pada jalur ISDN (Integrated Service Digital Network), juga untuk menghubungkan modem dengan line telepon.

UTP Category 2

Bisa mencapai 1 Mbits (sering digunakan pada topologi token ring)

UTP / STP Category 3

16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token ring atau 10BaseT)

UTP / STP Category 4

(43)

UTP / STP Category 5

Bisa mencapai 100 Mbits data transfer / 22db (sering digunakan pada topologi star atau tree) UTP / STP

Category 5 Enchanted

1 Gigabit Ethernet, jarak 100m, terdiri dari 4 pasang kabel tembaga yang tiap pasangnya di-plintir (sering digunakan pada topologi token ring 16 Mbps, atau pada Fast Ethernet 100 Mbps)

UTP / STP Category 6

2,5 Gigabit Ethernet, menjangkau jarak hingga 100m atau 10Gbps up to 25m 20,2 db up to 155 MHz atau 250 MHz

UTP / STP Category 7

Gigabit Ethernet/20,8 db (Gigabit Ethernet). Up to 200 MHz atau 700 MHz

Ada dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum pada jaringan

lokal, yaitu:

o Pemasangan lurus (Straight Through Cable)

Jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa

(44)

Gambar 2.3Straight Cable [3]

o Pemasangan menyilang (Cross Over Cable)

Penggunaan kabel menyilang ini digunakan untuk komunikasi antar komputer (langsung tanpa hub), atau dapat juga digunakan untuk meng-cascadehub jika diperlukan.

2.6.2. Ethernet Card / Network Adapter

Kartu jaringan atau network interface card (NIC) adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah

jaringan komputer. Cara kerja Ethernet Card berdasarkan

broadcast network, dimana setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node

yang lain. Ethernet card memiliki Ethernet address (MAC

(45)

Gambar 2.4Ethernet card [2]

2.6.3. Switch

Sebuah konsentrator (Hub atau Switch) adalah sebuah perangkat

yang menyatukan kabel-kabel network dati tiap workstation,

server atau perangkat lain. Switch merupakan konsentrator yang memiliki kemampuan manajemen traffic data lebih baik bila

dibandingkan dengan hub. (Syafrizal, 2005: 36)

(46)

2.6.4. Router

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur

diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing

terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain (Syafrizal, 2005: 37).

Fungsi router:

o Membaca alamat logika / ip address source & destination untuk menentukan routing dari suatu LAN ke LAN lainnya.

o Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke WAN.

o Perangkat di layer 3 OSI Layer.

o Bisa berupa “box” atau sebuah OS yang menjalankan sebuah daemon routing

o Interfaces Ethernet, Serial, ISDN BRI. 2.7. Topologi Jaringan Komputer

Menurut (Herlambang, 2008: 14-17) Topologi atau arsitektur jaringan

merupakan pola hubungan antar terminal dalam suatu sistem jaringan komputer. Topologi ini akan mempengaruhi tingkat efektifitas kinerja jaringan. Ada beberapa jenis topologi yang dapat diimplementasikan dalam jaringan

(47)

Pada topologi Star, terdapat sebuah terminal pusat (hub/switch) yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan komunikasi data. traffic data mengalir dari nide ke terminal pusat dan diteruskan ke node (station) tujuan.

Gambar 2.6 topologi star [2]

a. Keuntungan:

o Akses ke station lain (client atau server) cepat.

o Dapat menerima workstation baru selama port di central node (hub/switch) tersedia.

o Hub/switch bertindak sebagai konsentrator.

o Hub/switch dapat disusun seri (bertingkat) untuk menambah jumlah station yang terkoneksi pada jaringan.

(48)

b. Kerugian:

Bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision, semua komunikasi akan ditunda. Koneksi akan dilanjutkan /

dipersilakan dengan cara random ketika hub/switch mendeteksi bahwa tidak ada jalur yang sedang digunakan

oleh node lain.

2.8. Mikrotik Router OS

MikroTik RouterOS™ merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan

bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows

Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standar komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network

yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai (Herlambang, 2008: 19).

2.9. Sejarah Mikrotik

MikroTik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan

(49)

dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah me- routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi

Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.

Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi

membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani

sekitar 400 pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5-15 orang staff

Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. (Herlambang, 2008: 20-21).

2.10. Jenis-jenis Mikrotik

2.10.1.MikroTik RouterOS

MikroTik RouterOS yang berbentuk perangkat lunak yang dapat di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada komputer

rumahan (PC). (Herlambang, 2008: 21).

2.10.2.BUILT-IN Hardware MikroTik

BUILT-IN Hardware MikroTik merupakan Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS (Herlambang,

(50)

2.11. Mikrotik Bandwidth Control

Bandwidth Control adalah seperangkat mekanisme yang mengontrol alokasi data rate, variabilitas keterlambatan, pengiriman tepat waktu, dan

keandalan pengiriman. MikroTik RouterOS mendukung disiplin antrian berikut: PFIFO (Packets First-In First-Out), BFIFO (Bytes First-In First-Out), SFQ

(Stochastic Fairness Queuing), RED (Random Early Detect), PCQ (Per Connection Queue) dan HTB (Hierarchical Token Bucket). Adapun penelitian terkonsenttasi pada PCQ dan HTB.

2.11.1.HTB (Hierarchical Token Bucket)

HTB (Hierarchical Token Bucket) adalah suatu disiplin antrian

yang berguna untuk menerapkan penanganan yang berbeda untuk berbagai jenis aliran data. Secara umum, kita dapat mengatur

hanya satu antrian untuk satu interface, kemudian mengatur

max-limit untuk workgroup pada parent dan kemudian mendistribusikan jumlah aliran data antara anggota workgroup

tersebut. HTB memungkinkan kita membuat queue menjadi lebih terstruktur dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan

(51)

Ketentuan HTB:

1. HTB hanya bisa berjalan, apabila rule queue client berada di bawah setidaknya 1 level parent, setiap queue client memiliki

parameter limit-at dan max-limit, dan parent queue harus memiliki besaran max-limit.

2. Jumlah seluruh limit-at client tidak boleh melebihi max-limit parent.

3. Max-limit setiap client harus lebih kecil atau sama dengan

max-limit parent.

2.11.2.PCQ (Per Connection Queue)

PCQ adalah jenis antrian tanpa kelas yang dapat melakukan

pembatasan bandwidth. PCQ juga menciptakan subqueues, masing-masing subqueue memiliki batas kecepatan data pcq-rate dan pcq-limit packet. Ukuran total antrian PCQ tidak boleh lebih

besar dari pcq-total-limitpackets.

Membagi bandwidth dengan PCQ (Per Connection Queue)

prinsipnya menggunakan metode antrian untuk menyamakan

bandwidth yang dipakai pada multiple client, sehingga tiap client akan mendapatkan jatah bandwidth yang sama. Didalam mikrotik

PCQ sudah terinstal default dan merupakan program untuk mengatur traffic jaringan Quality of Service (QoS).

Mikrotik menyediakan 2 jenis metode untuk melakukan bandwidth

(52)

2.11.3.Queue Simple

Queue simple adalah cara termudah untuk melakukan limit

bandwidth yang dapat digunakan untuk membatasi bandwidth berdasarkan alamat IP tertentu. kita juga dapat menggunakan Queue simple untuk membangun aplikasi QoS yang lebih rumit.

Queue Simple memiliki fitur: • Peer-to-peer traffic queuing.

• Menerapkan aturan antrian pada interval waktu yang dipilih

• Prioritas

• Menggunakan multiple packet marks dari / ip firewall mangle

• Membentuk lalu lintas dua arah (satu batas untuk jumlah

download + upload)

2.11.4.Queue Tree

Queue Tree digunakan untuk melakukan alokasi bandwidth

berdasarkan protokol, port, kelompok alamat IP, dan lain-lain. Sebelumnya buat mark packet dengan tanda di bawah / ip firewall mangle dan kemudian mark packet tersebut sebagai sebuah

(53)

2.12. Mikrotik Monitoring Tools

2.12.1.Graphing Traffic

MRTG adalah suatu aplikasi yang dibuat untuk melihat besarnya traffic yang terjadi pada saat pemakaian internet. Itu digambarkan

dalam bentuk grafik. Mikrotik memiliki fasilitas tersebut namanya graphing traffic yang digunakan dengan memasukkan

alamat IP Mikrotik pada browser.

2.12.2.Packet Sniffer

Packet Sniffer adalah tool yang disediakan dalam Mikrotik untuk

menangkap dan menyadap paket-paket yang berjalan di jaringan. Tool ini sangat berguna untuk menganalisa trafik jaringan.

2.12.3.Torch

Torch merupakan Real Time Traffik Monitor yang digunakan untuk menganalisa aliran traffik yang lewat pada suatu interface

berdasarkan protocol, sumber, dan tujuan serta port. Torch menampilkan traffic protokol dan kecepatan saat diterima dan

dikirim.

2.13. Jaringan RTRW-Net

RTRW-Net merupakan suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau blok dapat saling berhubungan dan dapat berbagi data

(54)

Biaya yang akan dikeluarkan juga relatif murah, karena semua biaya pembangunan infrastruktur, operasional dan biaya langganan akan ditanggung bersama. Konsep RTRW-Net sebetulnya sama dengan konsep Warnet,

pemilik Warnet akan membeli atau menyewa pulsa atau bandwidth dari penyedia internet/ISP (Internet Service Provider), seperti Telkom, Indosat

atau Indonet, lalu dijual kembali ke pelanggan yang datang menyewa komputer untuk bermain internet (Purbo, 2006: 19).

2.14. Sejarah Jaringan RTRW-Net

Istilah RTRW-Net pertamakali digunakan sekitar tahun 1996- an oleh

para mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang menyambungkan rumah kos mereka ke kampus Universitas Muhammadiyah

Malang yang tersambung ke jaringan AI3 Indonesia melalui GlobalNet di Malang dengan Gateway Internet di Institut Teknologi Bandung (ITB). Sambungan antara RTRW-Net dari rumah kos ke UMM dilakukan

menggunakan walkie talkie di VHF band 2 meter pada kecepatan 1200bps. Dengan nada bercanda, para mahasiswa Malang ini menamakan jaringan

mereka dengan ”RTRW-Net” karena memang disambungkan ke beberapa rumah di sekitar rumah kos mereka.

Implementasi dari RTRW-Net pertama kali dilakukan oleh Michael

Sunggiardi di perumahannya, di Bogor sekitar tahun 2000-an. Dalam hal ini Michael Sunggiardi banyak menggunakan kabel LAN untuk

(55)

2.15. Tujuan RTRW-Net

Diantara tujuan dalam membangun RTRW-Net ini adalah :

1. Turut serta dalam pengembangan internet murah di masyarakat.

2. Membangun komunitas yang sadar akan kehadiran teknologi informasi dan internet.

3. Sharing informasi di lingkungan RT/RW sehingga masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

4. Mempromosikan setiap kegiatan masyarakat RT/RW melalui

internet, sehingga komunitas tersebut dapat lebih dikenal dan bisa dijadikan sarana untuk melakukan bisnis internet.

2.16. Konsep RTRW-Net

Konsep RTRW-Net adalah sebuah upaya untuk mengakses internet dari rumah dengan biaya yang relatif murah. Menjadi murah karena biaya akses ditanggung bersama-sama dengan tetangga rumah. Makin banyak

tetangga yang ikut, akan makin murah biayanya. Hampir sama dengan konsep warnet, pemilik warnet akan membeli atau menyewa bandwidth dari

ISP (Internet Service Provider) lalu dijual kembali ke client.(Purbo, 2006: 29). Untuk memulai RTRW-Net harus ada tempat yang akan dijadikan sebagai Base Station (server) RTRW-Net yakni tempat untuk

mengelola system jaringan atau tempat akan diletakannya server sebagai Bandwitdh Management, Access Point dan Switch dan juga

(56)

akan diberikan sambungan internet, tetapi dengan kewajiban menyediakan listrik 24 jam untuk keperluan Base Station. Untuk mendistribusikan koneksi internet keseluruh pelanggan maka ada dua cara yang umunya ditempuh yakni

dengan menggunakan media kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) dan media Wireless (Gelombang Radio). (Purbo, 2006: 30).

Konsep RTRW-Net pada RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah ini muncul karena : Pertama, masih mahalnya warnet yang ada di sekeliling wilayah RT005 RW04 Srengseng Sawah antara Rp.3000,00 sampai dengan

Rp.5000,00. Jika dihitung setiap hari, minimal 3 jam, maka paling tidak kita akan menghabiskan biaya sekitar 10000/hari. Jika dikalikan dengan 30 hari

(1 bulan) maka dalam satu bulan kita bisa menghabiskan biaya Rp. 300.000,00 hanya untuk mengakses internet. Kedua, jaringan RTRW-Net ini adalah sebagai sarana untuk mengenalkan internet kepada warga RT005 RW04

sekaligus dapat mengakses internet dengan harga yang lebih terjangkau. Oleh karenanya, jaringan RTRW-Net ini juga merupakan solusi internet murah karena menggunakan sistem patungan sesama warga yang turut serta dalam

jaringan RTRW-Net ini.

2.17. Kelurahan Srengseng Sawah

Untuk memahami jaringan RTRW-Net yang menjadi concern penelitian,

maka perlu juga mengenal beberapa variable keberadaan kelurahan Srengseng Sawah. Diantaranya adalah sejarah, struktur organisasi aparat kelurahan, keadaan

(57)

2.17.1.Sejarah Kelurahan Srengseng Sawah

Pada abad 20, kawasan Srengseng Sawah menjadi bagian dari wilayah Distrik (Kewedanan) Kebayoran, Kabupaten

Meestercornelis. Dahulu kawasan ini biasa disebut Srengseng saja, tanpa kata Sawah. Para pedagang Belanda yang tergabung dalam

VOC (Vereenigde Oost Company) menyebutnya dengan nama Sringsing, karena banyak dibuka area persawahan. Oleh karenanya, di kemudian hari, wilayah tersebut dinamakan

Srengseng Sawah. (Sibuki, 2008).

Kata Srengseng sendiri diambil dari nama pohon pandan berdaun

lebar dan pinggirnya berduri (Pandanus caricosus Ramph), yang termasuk spisies dari Pandaneseae yang daunnya bisa dianyam dijadikan tikar atau topi kasar. Pada Perang Dunia II, produksi

tikar dan topi pandan dari Distrik Kebayoran mempunyai nilai ekonomi yang cukup berarti dan dipasarkan ke daerah-daerah lain, di luar Pulau Jawa.

Kelurahan Srengseng Sawah dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1251 tahun 1986. Luas

wilayah Kelurahan Srengseng Sawah mencapai 674,70 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Lenteng Agung

dan Kelurahan Jagakarsa.

(58)

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Ciganjur dan Kelurahan Cipedak.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Ciliwung.

2.17.2.Visi dan Misi Kelurahan Srengseng Sawah

o Visi : Terwujudnya Kelurahan Srengseng sawah sebagai kawasan jasa dan perdagangan dengan pemukiman yang

bersih, tertib, indah, aman, nyaman serta berwawasan lingkungan.

o Misi : Mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan religius, Meningkatkan sarana dan prasarana infrastruktur yang berwawasan lingkungan, Menciptakan situasi yang

aman, tertib, nyaman, dan kondusif, Meningkatkan kinerja aparatur kelurahan untuk selalu dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

2.17.3.Susunan Organisasi Kelurahan Srengseng Sawah

Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 40 Tahun 2002 tentang

(59)

Gambar 2.7Strukur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Srengseng Sawah

(Sumber : Kantor Kelurahan Srengseng Sawah, 2009)

LURAH

Wakil Lurah H. Achmadarsani S.Sos

NIP: 470053094

Ganefin Prakoso.S.Sos

NIP: 47005462

Sekretaris Kelurahan

(60)

2.18. RW04 Kelurahan Srengseng Sawah

Rukun Warga (RW) adalah pembagian wilayah di Indonesia yang berada di bawah kelurahan. Di RW04, kepadatan penduduknya adalah 1.459 jiwa dalan

337 KK yang terdiri atas laki-laki (794 jiwa) dan perempuan (665 jiwa). Melihat kondisi penduduk yang demikian padat, tentu berbagai kebutuhan juga semakin

banyak, termasuk salah satunya kebutuhan akan informasi teknologi yang semakin pesat. Apalagi dengan konteks kota Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia, tentu semakin menuntut warganya untuk lebih meningkatkan kualitas

hidup dan pendidikan.

2.19. RT005 dalam Lingkup RW04

Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di Indonesia yang

berada di bawah Rukun Warga (RW). Rukun Tetangga bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan. Seperti halnya di wilayah Indonesia yang lain, keberadaan RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah juga dibentuk

melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Kelurahan.

Sebagian besar warga RT005 terdiri dari berbagai latar belakang suku bangsa di Indonesia. Mata pencaharian mayoritas warga adalah sebagai wiraswasta, pegawai dan karyawan. Oleh karena itu, tentu membutuhkan sarana

dan infrastruktur untuk berkomunikasi dalam berbagai kegiatannya, seperti kegiatan Karang Taruna dan kepemudaan, olah raga, pendidikan, penyuluhan

(61)

2.20. Metodologi Penelitian

2.20.1.Pengertian Metode Penelitian

Menurut Hasibuan (2007:432), Metode ialah kerangka kerja

untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berfikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan

maksud dan tujuan. Metode penelitian merupakan suatu kerangka dan asumsi yang ada dalam melakukan elaborasi penelitian sedangkan metode penelitian memerlukan teknik atau prosedur

untuk menganalisa data yang ada. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan

langkah-langkah yang ada dalam penelitian sedangkan metode penelitian adalah cara dari setiap langkah yang ada.

Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya

disesuaikan dengan metode, prosedur, tools dan lain sebagainya. Hal ini berguna untuk membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada dan juga membantu dalam menangani,

mengontrol, dan mengevaluasi suatu proses riset/penelitian.

2.20.2.Metodologi Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian dimaksudkan sebagai

pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat

(62)

1. Studi Lapangan a. Pengamatan

Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data

dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium) terhadap objek yang diteliti (populasi atau

sampel). (Hasan, 2004:23) b. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan

dari objek yang diteliti. (Hasan, 2004:24) 2. Studi Pustaka

Kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah

laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.(Anggoro, 2007: 22)

3. Studi Literatur Sejenis

Studi literatur sejenis adalah cara pengumpulan data dengan

(63)

2.20.3.Metodologi Pengembangan Sistem

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan metode pengembangan dengan menggunakan metode Network

Development Life Cycle (NDLC). Berikut adalah tahapan model pengembangan sistem Network Development Life Cycle (NDLC)

Gambar. 2.8. Tahapan NDLC [4]

1. Analysis

Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa

permasalahan yang muncul, analisa user, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Adapun yang bisa

(64)

• User / people : jumlah user, kegiatan yang sering

dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user

• Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan,

ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan,

aplikasi s/w yang digunakan

• Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem,

sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan

da saat ini, harapan

yang ada, dan kemungkinan pengembangan kedepan.

2.

ikan gambaran jelas

an dibangun. data.

• Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan,

protocol, monitoring network yang a

dan rencana pengembangan kedepan

• Perencanaan fisik: masalah listrik, tata letak, ruang

khusus, sistem keamanan akan

Design

Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat gambar design topologi jaringan

interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari

kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan member

(65)

3.

k melihat kinerja

yang akan dibangun.

4.

-masalah yang sering muncul pada tahapan

mbat an dan perubahan kebijakan pendukung

5.

g. Monitoring bisa berupa melakukan Simulation Prototype

Beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti

BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, VMWARE dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untu

awal dari network

Implementation

Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua

yang telah direncanakan dan didesign sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan

dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun. Ada beberapa Masalah

ini, diantaranya ;

a. jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor pengha b. masalah dana / anggar

c. peralatan

Monitoring

Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan

tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal pada tahap analisis, maka perlu dilakukan

(66)

ngun

di jaringan

komunikasi secara umum usat atau tersebar

6.

n sejalan dengan aktifitas perawatan

(Setiawan, 2009: 2-5)

a. Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability / kehandalan sistem yang telah diba (reliability = performance + availability + security),

b. Memperhatikan jalannya packet data (pewaktuan, latency, peektime, troughput)

c. Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan

secara terp

Management

Pada NDLC, aktifitas perawatan, pemeliharaan dan

pengelolaan dikategorikan pada fase ini, karena proses manajemen / pengelolaa

(67)

3.1. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, penulis melakukan pengumpulan data

dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya:

3.1.1. Studi Lapangan

a. Observasi

Observasi dilakukan pada tanggal 27-28 Februari 2010 untuk melakukan pengumpulan data dan informasi serta

dokumentasi mengenai peralatan yang ada, status jaringan, konfigurasi jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari

peralatan dan aplikasi yang digunakan di RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan.

b. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan adminisrator jaringan

(27-28 Februari 2010) yaitu Bapak Achmad Nursoleh, Skom. dan 3 orang pengguna pada jaringan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan konfigurasi jaringan,

jumlah user dan kegiatan yang sering dilakukan dalam penggunaan koneksi internet bersama pada RTRW-Net,

adapun hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

(68)

3.1.2. Studi Pustaka

Pengumpulan data bersumber dari buku dan beberapa situs internet yang menjadi referensi dan pedoman dalam penulisan

penelitian yang dapat dilihat pada daftar pustaka.

3.1.3. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk membandingkan penelitian

sebelumnya yang memiliki kemiripan judul dengan skripsi yang penulis angkat.

Tabel 3.1. Studi literatur

Nama Judul Skripsi Kesimpulan

Fandi Fasarilla Pengembangan Sistem QoS (Quality of Service) pada Bandwidth Jaringan Internet RT/RW-net di Komplek DEPLU Cendrawasih Jakarta Selatan.

QoS diterapkan pada sistem melalui cara Simple Queue, sehingga client dapat dapat menerima bandwidth secara merata.

Firewall difungsikan

dengan mengaktifkan tools

Gambar

Gambar 2.1 Bandwi
Gambar 2.2 LAN (Local Area Network)
Gambar 2.4 Ethernet card [2]
Gambar 2.7 Strukur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Srengseng Sawah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan dengan menerapkan metode simple queue pada Rt Rw Net di Karang Duwet terbukti berhasil memanajemen alokasi bandwidth dengan baik

upload dengan cara menginputkan nama, parent, packet mark yang sebelumnya sudah dibuat di setting mangle, queue type, priority, sedangkan pada limit at, max