Kotamadya Jakarta Selatan
SKRIPSI
Oleh :
SURYA IMANSYAHNIM : 203091001981
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Kotamadya Jakarta Selatan
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Surya Imansyah
NIM : 203091001981
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
Kotamadya Jakarta Selatan
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Surya Imansyah
203091001981
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Victor Amrizal, M.Kom
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman M.Sc, MIT NIP. 19710522 200604 1 002 Arini, M.T
NIP. 150 411 288 NIP. 19760131 200901 2 001
oleh Surya Imansyah, NIM 203091001981 telah diuji dan dinyatakan lulus pada Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.
Jakarta, September 2010 Tim Penguji,
Penguji I Penguji II
Herlino Nanang, M.T
Tim Pembimbing,
Mengetahui,
Andrew Fiade, M.Kom NIP. 19731209 200501 1 002 NIP. 19820811 200912 1 004
Pembimbing I Pembimbing II
Arini, M.T Victor Amrizal, M.Kom
NIP. 19760131 200901 2 001 NIP. 150 411 288
Ketua Program Studi Dekan
Teknik Informatika Fakultas Sains Dan Teknologi
Yusuf Durrachman, M.Sc, MIT Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
NIP. 19710522 200604 1 002 NIP. 19680117 200112 1 001
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, September 2010
Surya Imansyah 203091001981
Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan. (Di bawah bimbingan Arini dan Victor Amrizal)
RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan saling berbagi data serta informasi dalam mengakses internet. Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan informasi data pada tiap pengguna yang terhubung ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas bandwidth ( Jalur Data ) yang sudah ada tidak mencukupi (over load). Mikrotik merupakan sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router network atau sering disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk wireline dan wireless, salah satunya adalah bandwidth management. Metodologi penelitian yang digunakan untuk mengembangkan jaringan RT/RW-net didalam penelitian ini menggunakan metode
NDLC (Network Development Life Cycle). Bandwidth management diterapkan pada
sistem dengan menggunakan metode PCQ (Per Connection Queue) yang
diterapkan pada Queue Tree dan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue, kedua metode diterapkan secara bergantian pada jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal sehingga penggunaan bandwidth lebih optimal dan efisien. Untuk menghindari kesalahan konfigurasi, backup dan Monitoring jaringan harus dilakukan secara berkala dengan memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada Mikrotik seperti packet sniffer dan Torch.
Kata kunci : RT/RW-net, MikroTik, bandwidth management, Simple Queue, Queue Tree, PCQ, HTB
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan dan
menyusun skripsi berjudul “Bandwidth Management dengan menggunakan Mikrotik pada RtRw-Net”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta orang-orang yang istiqomah mengemban risalahnya hingga akhir jaman.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak
dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Pada kesempatan ini, perkenankan mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc, MIT selaku Ketua dan Viva Arifin,
MMSI sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Arini, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Victor Amrizal, M.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan kesempatan,
waktu, kesabaran dan perhatiannya untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
Dodo, Abu, Asep, Ju-ay, Asep, Ma’ruf, Maya, Jilan, Inul, Tile, Denis dan semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu, terima kasih atas segala motivasi dan bantuannya.
6. The special One: Yuli ‘yuy’, terima kasih atas kesetiaan dan kesabaran serta ke’cerewet’an dan ke’bawel’an sampai akhirnya skripsi ini bisa
selesai :p.
Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan penulis sendiri, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan laporan ini. Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya tugas akhir ini semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya. Amin.
Jakarta, September 2010
Surya Imansyah 203091001981
(Di bawah bimbingan Arini dan Victor Amrizal)
RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan saling berbagi data serta informasi dalam mengakses internet. Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan informasi data pada tiap pengguna yang terhubung ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas bandwidth ( Jalur Data ) yang sudah ada tidak mencukupi (over load). Mikrotik merupakan sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router network atau sering disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk wireline dan wireless, salah satunya adalah bandwidth management. Metodologi penelitian yang digunakan untuk mengembangkan jaringan RT/RW-net didalam penelitian ini menggunakan metode
NDLC (Network Development Life Cycle). Bandwidth management diterapkan pada
sistem dengan menggunakan metode PCQ (Per Connection Queue) yang
diterapkan pada Queue Tree dan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue, kedua metode diterapkan secara bergantian pada jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal sehingga penggunaan bandwidth lebih optimal dan efisien. Untuk menghindari kesalahan konfigurasi, backup dan Monitoring jaringan harus dilakukan secara berkala dengan memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada Mikrotik seperti packet sniffer dan Torch.
Kata kunci : RT/RW-net, MikroTik, bandwidth management, Simple Queue, Queue Tree, PCQ, HTB
viii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Batasan Masalah ... 3
1.4. Tujuan dan Manfaat ... 4
1.4.1. Tujuan ... 4
1.4.2. Manfaat ... 4
1.5. Metodologi Penelitian ... 5
1.5.1. Metode Pengumpulan Data ... 5
1.5.2. Metode Pengembangan Sistem ... 7
ix
2.3. Pengertian Jaringan Komputer ... 10
2.4. Jenis-jenis Jaringan Komputer ... 11
2.4.1. JaringanKomputerBerdasarkanArea ... 11
2.4.2. JaringanKomputerBerdasarkanMedia Penghantar ... 13
2.4.3. JaringanKomputerBerdasarkanFungsi ... 14
2.5. Perangkat Keras Jaringan Komputer ... 14
2.5.1. Kabel ... 14
2.5.2. Ethernet Card / Network Adapter ... 16
2.5.3. Switch ... 17
2.5.4. Router ... 18
2.6. Topologi Jaringan Komputer ... 19
2.7. Mikrotik Router OS ... 21
2.8. Sejarah Mikrotik ... 21
2.9. Jenis-jenis Mikrotik ... 22
2.9.1. MikroTik RouterOS ... 22
2.9.2. BUILT-IN HardwareMikroTik ... 22
2.10. Fitur-fitur Mikrotik ... 23
2.11. Mikrotik Bandwidth Control ... 26
2.11.1. HTB (Hierarchical Token Bucket) ... 27
2.11.2. PCQ (Per Connection Client) ... 27
2.11.3. Queue Simple ... 28
x
2.12. Mikrotik Monitoring Tools ... 29
2.12.1. Graphing Traffic ... 29
2.12.2. Packet Sniffing ... 29
2.12.3. Torch ... 29
2.13. JaringanRTRW-Net ... 30
2.14. Sejarah Jaringan RTRW-Net ... 30
2.15. Tujuan RTRW-Net ... 31
2.16. Konsep RTRW-Net ... 31
2.17. Kelurahan Srengseng Sawah ... 33
2.17.1. Sejarah Kelurahan Srengseng Sawah ... 33
2.17.2. Visi dan Misi Kelurahan Srengseng Sawah ... 34
2.17.3. Susunan Organisasi Kelurahan Srengseng Sawah ... 34
2.18. RW04 Kelurahan Srengseng Sawah ... 36
2.19. RT005 dalam Lingkup RW04 ... 36
2.20. Metodologi Penelitian ... 37
2.20.1. Pengertian Metode Penelitian ... 37
2.20.2. Metodologi Pengumpulan Data ... 37
xi
3.1.2. Studi Pustaka ... 44
3.1.2. Studi Literatur ... 44
3.2. Metode Pengembangan Sistem... 45
3.3. Alur Kerja Penelitian ... 47
BAB IV PEMBAHASAN ... 48
4.1. Analysis ... 48
4.1.1. Analisa Masalah ... 48
4.1.2. Analisa Kebutuhan ... 49
4.1.3. Analisa User ... 53
4.1.4. Analisa Jaringan ... 55
4.2. Design ... 59
4.3. Simulation Prototype ... 61
4.3.1. Instalasi VMWare ... 61
4.3.2. Instalasi Sistem Operasi di VMWare ... 63
4.3.3. Simulasi Jaringan ... 66
4.4. Implementation ... 69
4.4.1. Membangun PC Router Mikrotik ... 70
4.4.2. Konfigurasi PC Router Mikrotik ... 76
4.4.3. Konfigurasi Modem ADSL-AP ... 84
xii
4.5.3. Packet Sniffer ... 110
4.5.4. Torch ... 112
4.5.5. Analisa Implementasi PCQ dan HTB ... 114
4.6. Management ... 118
BAB V PENUTUP ... 119
5.1. Kesimpulan ... 119
5.2. Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 121
DAFTAR ISTILAH ... 123 LAMPIRAN ... A-1
xiii
Tabel 3.1 Studi literatur ... 44
Tabel 4.1 Spesifikasi PC Router ... 49
Tabel 4.2 Spesifikasi Komputer Server ... 50
Tabel 4.3 Daftar user pada jaringan RtRw-Net ... 53
Tabel 4.4 Jadwal penggunaan internet pada RTRW-Net ... 54
Tabel 4.5RTRW-Net Team ... 67
Tabel 4.6 Tahapan Implementasi ... 69
Tabel 4.7 Spesifikasi minimum PC Router Mikrotik... 70
Tabel 4.8 Analisa Implementasi PCQ dan HTB ... 114
xiv
Gambar 2.2 LAN (Local Area Network) ... 12
Gambar 2.3 Straight Cable ... 16
Gambar 2.4 Ethernet card ... 17
Gambar 2.5 HUB ... 18
Gambar 2.6 Topologi star ... 19
Gambar 2.7 Strukur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Srengseng Sawah ... 35
Gambar 2.13 Tahapan NDLC ... 39
Gambar 3.1 Alur Kerja Penelitian ... 47
Gambar 4.1 Komputer Server ... 50
Gambar 4.2 Welcome Screen Mikrotik ... 52
Gambar 4.3 Topologi jaringan sebelum Mikrotik ... 55
Gambar 4.4 RTRW-Net RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah ... 57
Gambar 4.5 Topologi jaringan setelah Mikrotik ... 60
Gambar 4.6 Instalasi VMWare Workstation 6 ... 61
Gambar 4.7 Jendela aplikasi VMWare Workstation 6 ... 62
Gambar 4.8 New virtual machine ... 63
Gambar 4.9 Tentukan sistem operasi ... 64
Gambar 4.10 Proses instalasi new virtual machine ... 65
Gambar 4.11 Guest Operating System ... 66
Gambar 4.12 RTRW-Net team setting ... 68
Gambar 4.13 RTRW-Net team connection test ... 68
xv
Gambar 4.18 Proses install paket software MikroTik ... 74
Gambar 4.19 Halaman login MikroTik dan command line ... 75
Gambar 4.20 Add user via console ... 76
Gambar 4.21 Add user via winbox ... 76
Gambar 4.22 Setting user password via console ... 77
Gambar 4.23 Setting user password via winbox ... 77
Gambar 4.24 Setting Mikrotik name via console ... 78
Gambar 4.25 Setting Mikrotik name via winbox ... 78
Gambar 4.26 Setting Interface name via console... 79
Gambar 4.27 Setting Interface name via winbox ... 79
Gambar 4.28 Setting IP address via console ... 80
Gambar 4.29 Setting IP address via winbox ... 80
Gambar 4.30 Setting IP Route Gateway via console ... 81
Gambar 4.31 Setting IP Route Gateway via winbox ... 81
Gambar 4.32 Setting IP DNS via winbox ... 82
Gambar 4.33 Setting NAT dan Masquerade via console ... 83
Gambar 4.34 Setting NAT dan Masquerade via winbox ... 83
Gambar 4.35 Konfigurasi modem ADSL ... 85
Gambar 4.36 Konfigurasi access point ... 86
Gambar 4.37 Upload file nice.rsc ... 87
Gambar 4.38 import file nice.rsc... 87
xvi
Gambar 4.43 connection mark dan packet mark HTB ... 96
Gambar 4.44 connection markiix ... 97
Gambar 4.45 connection markinternational ... 97
Gambar 4.46 limit bandwidth with HTB ... 102
Gambar 4.47 limit bandwidth with HTB komputer server ... 103
Gambar 4.48 limit bandwidth with HTB komputer client11 ... 103
Gambar 4.49 speed test ke server lokal dengan PCQ dari PC Server ketika 1 client terkoneksi ... 104
Gambar 4.50 speed test ke server lokal dengan PCQ dari PC Server ketika 3 client terkoneksi ... 105
Gambar 4.51 speed test ke server internasional dengan PCQ dari PC Server ketika 1 client terkoneksi ... 105
Gambar 4.52 speed test ke server internasional dengan PCQ dari PC Server ketika 3 client terkoneksi ... 106
Gambar 4.53 speed test ke server lokal dengan HTB dari PC server ... 106
Gambar 4.54 speed test ke server lokal dengan HTB dari client01 ... 107
Gambar 4.56 speed test ke server internasional dengan HTB dari client01 ... 108
Gambar 4.57 Graphing Traffic ... 109
Gambar 4.58 Packet Sniffer dengan limit bandwidth PCQ ... 110
Gambar 4.59 Packet Sniffer dengan limit bandwidth HTB ... 111
Gambar 4.60 Torch dengan limit bandwidth PCQ ... 112
Gambar 4.61 Torch dengan limit bandwidth HTB... 113
dimana upstream dan downstream.
berjalanpadakecepatan yang berbeda. Dalamhalini,
downstream biasanyalebihtinggi..Secarateori, ASDL dapatmelayanikecepatanhingga 9 mbps untuk
downstream dan 540 kbps untukupstream.
Bandwidth : Besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network.
Binary : Biner. Yaitu informasi yang seluruhnya tersusun atas 0
dan 1. Istilah ini biasanya merujuk pada file yang bukan berformat teks, seperti halnya file grafis.
Bit : BInary digiT. Satuan terkecil dalam komputasi, terdiri
dari sebuah besaran yang memiliki nilai antara 0 atau 1.
Bps : Bit Per Seconds. Ukuran yang menyatakan seberapa cepat data dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Byte : Sekumpulan bit yang merepresentasikan sebuah karakter
tunggal. Biasanya 1 byte akan terdiri dari 8 bit, namun bisa juga lebih, tergantung besaran yang digunakan.
Coaxial : Jenis kabel yang terdiri dari sebuah kabel tembaha yang
dikelilingi oleh siolasi dan pelindung lubang kabel yang dihubungkan dengan tanah.
DHCP : Dynamic Host Control Protocol memungkinkan satu komputer atau peralatan jaringan lainnya(seperti router)
memberikan serangkaian alamat IP pribadi kita ke PCyang lain
DNS : Domain Name Service. Merupakan layanan di Internet
untuk jaringan yang menggunakan TCP/IP. Layanan ini digunakan untuk mengidentifikasi sebuah komputer dengan nama bukandengan menggunakan alamat IP (IP
address). Singkatnya DNS melakukan konversi dari nama keangka. DNS dilakukan secara desentralisasi, dimana
setiap daerah atau tingkat organisasi memilikidomain sendiri. Masing-masing memberikan servis DNS untuk domain yang dikelola.
DSL : Digital Subscriber Line. Sebuah metode transfer data
melalui saluran telepon reguler. Sirkuit DSL dikonfigurasikan untuk menghubungkan dua lokasi yang
spesifik, seperti halnya padasambungan Leased Line (DSL berbeda dengan Leased Line). Koneksi melalui DSL jauh lebih cepat dibandingkan dengan koneksi
melalui saluran telepon reguler walaupun keduanya sama-samamenggunakan kabel tembaga. DSL
Download : Istilah untuk kegiatan menyalin data (biasanya berupa file) dari sebuah komputer yang terhubung dalam sebuah
network ke komputer lokal. Proses download merupakan kebalikan dariupload.
Downstream : Istilah yang merujuk kepada kecepatan aliran data dari
komputer lain ke komputer lokal melalui sebuah network. Istilah ini merupakan kebalikan dari upstream.
Host : Sebuahkomputerdalamsebuah network yang
menyediakanlayananuntukkomputerlainnyayang tersambungdalam network yang sama.
Internet : Sejumlahbesar network yang membentukjaringan
inter-koneksi (Inter-connectednetwork) yang
terhubungmelaluiprotokol TCP/IP. Internet
merupakankelanjutandariARPANet. Dan
kemungkinanmerupakanjaringan WAN yang terbesar yang adasaatini.
Intranet : Penggunaan teknologi internet dalam pada jaringan
internal suatu perusahaan berdasarkan teknologi web
IP Address : Alamat IP (Internet Protocol), yaitu sistem pengalamatan di network yangdirepresentasikan dengan sederetan
ISP : Internet Service Provider. Sebutan untuk penyedia layanan internet.
LAN : Local-area network. Komputer yang terhubung berada pada tempat yang berdekatansecara gografis (misalkan satu gedung).
Mbps : megabyte per second. Ukuran bandwidth, atau aliran
komunikasi, melalui suatu jaringan atau media komunikasi lain.
NAT Firewall : Metode yang digunakan untuk mengatasi /
memaksimalkan keterbatasan IP yang terdapat pada IP v4
Network : adalah sekumpulan dua atau lebih sistem komputer yang digandeng danmembentuk sebuah jaringan. Internet
sebenarnya adalah sebuah network dengan skalayang sangat besar.
OSI Model : Model arsitektur standar komunikasi dan fungsi kerja
dalam jaringan komputer
Protocol Jaringan : Metode yang digunakan agar komunkasi data dapatberjalandengan lancerwalaupunberbedadevice.
Quality of Service : Mekanismejaringan yang
mengaturaplikasi-aplikasiatulayanan agar dapatberoperasisesuaidengan yang di harapkan.
untuk berbagai aplikasi atau layanan
Router : Sebuah komputer atau paket software yang dikhususkan untuk menangani koneksi antaradua atau lebih network
yang terhubung melalui packet switching. Router bekerja dengan melihatalamat tujuan dan alamat asal dari paket
data yang melewatinya dan memutuskan rute yang harusdigunakan oleh paket data tersebut untuk sampai ketujuan.
Routing : Proses dari penentuan sebuah path yang di pakai untuk mengirim data ke tujuan tertentu.
TCP/IP : Sekumpulan protokol yang di desain untuk melakukan fungsi – fungsi komunikasi data pada WAN
Topologi : Pengaturan keterhubungan antar sistem komputer. topologiseperti bus, star, dan ring.
Twisted pair : Media yang digunakn pada topologi star. Media ini saat
ini paling umum dipakaikarena topologi star paling banyak digunakan.
Upload : Kegiatan pengiriman data (berupa file) dari komputer lokal ke komputer lainnya yangterhubung dalam sebuah
network. Kebalikan dari kegiatan ini disebut download.
Upstream : Istilah yang merujuk kepada kecepatan aliran data dari komputer lokal ke komputerlain yang terhubung melalui
downstream.
WAN : wide-area network. Komputer yang terhubung berada pada tempat yang berjauhandan dihubungkan dengan line
telepon atau gelombang radio.
Wireless : Media tanpakabeluntukmengirimkan data
meliankanmenggunakansinyalelektrikyang
1.1. Latar Belakang
Mahalnya biaya sewa bandwidth yang diberikan ISP (Internet Service
Provider) membuat mayoritas masyarakat enggan untuk berlangganan internet. Terlebih lagi belum adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya dunia teknologi informasi di masa yang akan datang. Karena itulah kemudian berdiri
Jaringan RTRW-Net (Rukun Tetangga Rukun Warga-Net), RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau
lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan dapat berbagi data serta informasi. Konsep lain dari RTRW-Net adalah memberdayakan pemakaian internet dimana fasilitas internet tersedia 24 jam selama sebulan (unlimited) dan
biaya yang akan dikeluarkan pun akan murah, karena biaya langganan akan ditanggung bersama.
Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan informasi data pada
tiap pengguna yang terhubung ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas bandwidth (Jalur Data) yang sudah ada tidak
mencukupi (over load). Padahal apabila digunakan sesuai dengan kebutuhan
bandwidth yang ada masih mencukupi, oleh karena ini perlu dilakukan suatu tindakan untuk menghindari penggunaan bandwidth yang berlebihan pada
masing-masing pengguna.
Dalam struktur jaringan, dikenal istilah router, yaitu pengatur alur data dari komputer asal (pengirim) ke komputer tujuan (penerima). Dari router dapat dikembangkan suatu program untuk mengawasi seberapa besar alur data yang
berjalan dari semua komputer yang terhubung ke router. Mikrotik merupakan sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router network atau sering
disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk
wireline dan wireless, salah satunya adalah bandwidth management.
Bandwidth management diimplementasikan pada RTRW-Net dengan
menggunakan dua metode: PCQ (Per Connection Queue) yang diterapkan pada
Queue Tree di Mikrotik yang dapat membagi bandwidth sama rata berdasarkan banyaknya koneksi client, HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada
Simple Queue di Mikrotik yang dapat membatasi penggunaan bandwidth berdasarkan kebutuhan penggunaan pada masing-masing client. Kedua metode diterapkan secara bergantian pada jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal (scriptschedule) sehingga penggunaan bandwidth lebih optimal dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian yang penulis angkat yaitu:
“Bandwidth Management dengan menggunakan Mikrotik Router OS pada
RTRW-Net Studi Kasus : RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang ada yaitu:
1. Bagaimana mengimplementasikan sebuah jaringan RTRW-Net menggunakan PC Router dengan spesifikasi komputer yang minimum.
2. Bagaimana melakukan manajemen bandwidth agar masing-masing user mendapatkan bandwidth sama rata dan sesuai kebutuhan.
3. Bagaimana agar proses aliran data pada jaringan dapat dimonitor.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bandwidth Management dilakukan menggunakan Mikrotik Router OS
V.2.9.27 pada jaringan wireline RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan dengan koneksi internet Telkom speedy.
2. Penelitian hanya pada manajemen bandwidth dengan tidak membahas aspek security.
3. Penelitian menggunakan metode pengembangan NDLC tanpa melakukan tahap akhir yaitu management.
4. SpesifikasiPC Routeryangdigunakan yaitu: Processor P3, memory 128
5. Manajemen bandwidth dilakukan menggunakan metode PCQ (Per
Connection Queue) yang diterapkan pada Queue Tree dan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue dengan terlebih dahulu dilakukan pemisahan koneksi lokal dan internasional.
1.4. Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan
Membagi bandwidth untuk dibagi ke beberapa PC sama rata dan sesuai kebutuhan serta menghindari habisnya bandwidth akibat
penggunaan bandwidth secara berlebihan oleh user pada salah satu PC ketika melakukan transfer data.
1.4.2. Manfaat
a. Bagi Peneliti
• Memahami bagaimana cara menerapkan manajemen
bandwidth dengan menggunakan Mikrotik RouterOS pada suatu jaringan RT/RW-net agar pembagian bandwidth menjadi efektif.
• Bertambahnya wawasan dan pengalaman peneliti tentang ilmu
networking dan bagaimana sebuah sistem jaringan yang menggunakan Mikrotik RouterOS dapat bermanfaat dan
• Memahami masalah-masalah yang terjadi pada pengembangan
dari sebuah jaringan RT/RW-net serta mengetahui bagaimana
cara menanggulanginya.
• Dapat memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
kurikulum tingkat akhir Program Studi Non Reguler Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi user pada jaringan RTRW-Net
Mendapatkan bandwidth yang sama rata dan sesuai kebutuhan
dalam menggunakan koneksi internet bersama pada jaringan RTRW-Net.
c. Bagi Universitas
Dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang teknologi informasi yang bermanfaat bagi civitas akademika kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya mengenai manajemen
bandwidth pada sebuah jaringan lokal yang terhubung ke jaringan internet.
1.5. Metodologi Penelitian
1.5.1. Metode Pengumpulan Data
Metode untuk pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
a. Studi Lapangan 1. Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan mengambil data
serta dokumentasi di RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa,
Kotamadya Jakarta Selatan dan melakukan pengecekan ulang terhadap infrastruktur jaringan.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan administrator jaringan dan pengguna untuk mendapatkan data dan
informasi yang berkaitan dengan penggunaan koneksi internet bersama pada RTRW-Net.
b. Studi Pustaka
Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku dan internet yang menjadi referensi dan pedoman dalam penelitian penelitian.
c. Studi Literatur Sejenis
Meliputi identifikasi, lokasi, dan analisis dari dokumen yang
berisi informasi yang pernah dilakukan sebelumnya yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian. Studi literatur ini berupa skripsi dan laporan penelitian yang didapat
1.5.2. Metode Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan metode pengembangan dengan menggunakan metode Network Development
Life Cycle (NDLC) dengan tahapan sebagai berikut: 1. Analysis
2. Design
3. Simulation Prototyping 4. Implementation
5. Monitoring 6. Management
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian skripsi ini sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Bab I menjelaskan mengenai latar belakang
penulisan skripsi ini, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi, dan sistematika penulisan.
Bab II LANDASAN TEORI
Bab III METODOLOGI PENELITIAN
Bab menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam pencarian data dan metode
dalam pengembangan sistem serta tahapan NDLC dari analisis sampai desain sistem yang
berhubungan dengan judul skripsi ini.
Bab IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan dan implementasi bandwidth management pada RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan
Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan
Bab V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran yang diberikan
untuk pengembangan lebih lanjut.
Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka atau referensi-referensi baik berupa media cetak maupun media elektronik
2.1. P
ara efektif uuntuk
Bandwidth Management adalah pengalokasian yang tepat dari suatu
bandwidth untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu layanan jaringan. (Saptono, 2008: 1).
2.2. Pengertian QoS
QoS (Quality of Service) adalah satuan pengukuran kinerja suatu sistem transmisi yang merefleksikan kualitas transmisi dan ketersediaan
layanan. Istilah QoS biasanya menunjuk pada himpunan teknologi dan teknik jaringan. Tujuan QoS adalah untuk menyediakan jaminan terhadap kemampuan jaringan untuk menyediakan hasil yang telah dapat diperkirakan
sebelumnya. Elemen kinerja jaringan dalam cakupan QoS seringkali termasuk ketersediaan (uptime), bandwitdh (throughput), keterlambatan (latency/delay),
dan tingkat kesalahan (Syafrizal, 2007: 260).
Kualitas layanan (QoS) mengacu pada mekanisme kontrol reservasi sumber daya daripada kualitas pelayanan yang dicapai. Kualitas layanan adalah
kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, data mengalir, atau untuk menjamin tingkat kinerja
tertentu ke aliran data. Sebuah jaringan atau protokol yang mendukung QoS dapat menyepakati sebuah kontrak lalu lintas dengan perangkat lunak aplikasi dan kapasitas cadangan di node jaringan, misalnya saat sesi fase
pembentukan. Selama sesi dapat memantau tingkat kinerja yang dicapai, misalnya data rate dan delay, dan kontrol secara dinamis prioritas penjadwalan
kepuasan pelanggan dari semua ketidaksempurnaan yang mempengaruhi layanan. Mencakup aplikasi dan manusia dalam$ penilaian, dan menuntut bobot yang tepat beragam langkah-langkah objektif.
Banyak hal bisa terjadi pada paket ketika melakukan perjalanan dari asal ke tujuan, yang mengakibatkan masalah-masalah berikut dilihat dari sudut
pandang pengirim dan penerima:
1. Dropped packets
Router mungkin gagal untuk memberikan (drop) beberapa paket jika mereka tiba ketika buffer sudah penuh. Beberapa, tidak ada, atau semua paket mungkin akan dijatuhkan, tergantung pada keadaan jaringan,
dan tidak mungkin untuk menentukan apa yang akan terjadi di muka. Aplikasi penerima dapat meminta informasi perihal pengirim, ini mungkin menyebabkan keterlambatan parah dalam keseluruhan
transmisi.
2. Delay
Mungkin dibutuhkan waktu yang lama untuk sebuah paket mencapai
tujuan, karena itu akan diadakan antrian panjang, atau mengambil rute yang kurang langsung untuk menghindari kemacetan. Dalam
3. Jitter
Paket dari source akan mencapai tujuan dengan berbagai penundaan. Sebuah paket keterlambatan bervariasi posisinya dalam
antrian dari router sepanjang jalur antara sumber dan tujuan dan posisi ini dapat bervariasi tak terduga. Variasi dalam penundaan
ini dikenal sebagai jitter dan dapat serius mempengaruhi kualitas
streaming audio dan video.
4. Out-of-order delivery
Ketika sebuah koleksi paket-paket yang terkait disalurkan melalui internet, paket-paket yang berbeda dapat mengambil rute yang
berbeda, masing-masing mengakibatkan penundaan yang berbeda. Hasilnya adalah bahwa paket-paket tiba dalam urutan yang berbeda dari mereka dikirim. Masalah ini memerlukan protokol tambahan
khusus yang bertanggung jawab untuk mengatur kembali out-of-order untuk tujuan mereka. Hal ini terutama penting bagi VoIP stream video.
5. Error
Kadang-kadang paket yang salah arah, atau dikombinasikan bersama-sama, atau rusak, sementara perjalanan. Penerima harus mendeteksi ini
dan, sama seperti jika paket dijatuhkan, meminta si pengirim untuk mengulang sendiri.
Aplikasi yang membutuhkan QoS mungkin diperlukan untuk beberapa
a. Streaming multimedia, mungkin memerlukan jaminan
throughput untuk memastikan bahwa tingkat minimum untuk menjaga kualitas.
b. IP telephony atau Voice over IP (VOIP) mungkin memerlukan batasan ketat jitter dan delay.
c. Video Teleconferencing (VTC) membutuhkan jitter dan latensi yang rendah.
d. Remote system administrator mungkin ingin memprioritaskan
variabel, dan biasanya kecil, jumlah SSH lalu lintas untuk memastikan sesi responsif bahkan di atas link yang bermuatan
berat.
e. Online game, seperti berjalan cepat real time simulasi dengan beberapa pemain. Kurangnya QoS dapat memproduksi
‘ketertinggalan’.
Tujuan dan keuntungan QoS. Tujuan utama dari QoS adalah memberikan prioritas khusus termasuk bandwidth, diperlukan oleh
beberapa real-time interaktif dan lalu lintas. Penting juga adalah memastikan bahwa memberikan prioritas untuk satu atau lebih mengalir
tidak membuat alur lainnya gagal. Sementara keuntungan QoS memungkinkan perangkat lunak kompleks jaringan untuk mengontrol dan dapat diprediksikan layanan jaringan dari berbagai aplikasi dan jenis lalu lintas.
2.3. Pengertian Sistem Operasi
Menurut Hariyanto (2006: 25), Sistem operasi adalah sekumpulan rutin perangkat lunak yang berada diantara program aplikasi dan perangkat keras.
Sistem operasi memiliki tugas yaitu mengelola seluruh sumber daya sistem komputer dan sebagai penyedia layanan.
Sistem operasi menyediakan System Call yang berfungsi menghindarkan kompleksitas pemrograman dengan memberi sekumpulan instruksi yang lebih mudah dan nyaman, sistem operasi juga sebagai basis untuk program lain
dimana program aplikasi dijalankan diatas sistem operasi, program-program itu memanfaatkan sumber daya sistem komputer dengan cara meminta
layanan sistem operasi mengendalikan sumber daya untuk aplikasi sehingga penggunaan sumber daya sistem komputer dapat dilakukan secara benar dan efisien.
2.4. Pengertian Jaringan Komputer
Menurut Dharma Oetomo dkk (2003: 7), Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protokol komunikasi
melalui media komunikasi sehinga dapat berbagi data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras serta memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara elektronik.
Menurut Syafrizal (2005: 2), Jaringan komputer adalah himpunan interkoneksi antara dua komputer autonomous atau lebih yang terhubung dengan
maka komputer-komputer tersebut bukan autonomous (tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh).
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling
bertukar data atau informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti file,
printer, media penyimpanan (harddisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll). Data yang berupa teks, audio maupun video bergerak melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar file atau data, mencetak pada printer yang sama dan
menggunakan hardware / software yang terhubung dalam jaringan secara bersama-sama.
2.5. Jenis-jenis Jaringan Komputer
2.5.1. Jaringan Komputer Berdasarkan Area
Jaringan komputer dapat dikelompokkan berdasarkan luas area atau wilayah, beberapa jenisnya yaitu: LAN, MAN, WAN,
Internet dan Intranet. Adapun penelitian yang dilakukan hanya pada jenis jaringan komputer LAN dan internet.
a. Local Area Network (LAN)
Merupakan jenis jaringan yang memiliki area yang relatif kecil, pada umumnya dibatasi oleh area lingkungan, antara
lain: kantor pada sebuah gedung, ruangan tiap-tiap kelas pada sebuah sekolah. Jarak antar node atau computer
Gambar 2.2 LAN (Local Area Network) b. Internet
Internet merupakan gabungan dari berbagai LAN dan WAN yang berada di seluruh jaringan komputer di dunia, sehingga terbentuk jaringan dengan skala yang lebih luas
dan global. Internet berasal dari kata Interconnected
Network yang berarti hubungan dari beragam jaringan komputer di dunia yang saling terintegrasi membentuk suatu jaringan global (Kurniawan, 2007: 21)
2.5.2. Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar
Jaringan komputer berdasarkan media penghantar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Wire Network dan Wireless Network.
a. Wire Network
Wire Network adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai media penghantar. Jadi, data mengalir pada
Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN atau WAN menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optik. (Sofana, 2008: 6)
b. Wireless Network
Wireless Network adalah jaringan tanpa kabel yang menggunakan media penghantar gelombang radio atau cahaya infrared. Frekuensi yang digunakan pada radio untuk jaringan komputer biasanya menggunakan frekuensi tinggi,
yaitu 2.4GHz dan 5.8GHz. (Sofana, 2008: 6)
2.5.3. Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya jaringan komputer dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Client Server dan Peer to Peer, adapun jenis jaringan pada penelitian adalah Client Server. Menurut
Sofana (2008:6), Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih) komputer difungsikan sebagai server atau induk bagi komputer lain. Server melayani komputer lain
yang disebut client. Layanan yang diberikan biasanya berupa akses web, e-mail, file, atau yang lain. Client server banyak
2.6. Perangkat Keras Jaringan Komputer
2.6.1. Kabel
Ada beberapa tipe (jenis) kabel yang banyak digunakan dan menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam
jaringan komputer, di antaranya adalah Coaxial Cable, Twisted
Pair Cable dan Fiber Optic Cable.
Twisted Pair Cable terdiri dari dua jenis, yakni UTP (Unshielded
Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Kabel UTP dan STP yang biasa digunakan adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang
kabel yang terpilin.
Tabel 2.1 Tipe Kabel UTP (sumber : syafrizal, 2009: 32)
Type Cable Keterangan
UTP Category 1
Analog. Biasanya digunakan di perangkat telepon pada jalur ISDN (Integrated Service Digital Network), juga untuk menghubungkan modem dengan line telepon.
UTP Category 2
Bisa mencapai 1 Mbits (sering digunakan pada topologi token ring)
UTP / STP Category 3
16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token ring atau 10BaseT)
UTP / STP Category 4
UTP / STP Category 5
Bisa mencapai 100 Mbits data transfer / 22db (sering digunakan pada topologi star atau tree) UTP / STP
Category 5 Enchanted
1 Gigabit Ethernet, jarak 100m, terdiri dari 4 pasang kabel tembaga yang tiap pasangnya di-plintir (sering digunakan pada topologi token ring 16 Mbps, atau pada Fast Ethernet 100 Mbps)
UTP / STP Category 6
2,5 Gigabit Ethernet, menjangkau jarak hingga 100m atau 10Gbps up to 25m 20,2 db up to 155 MHz atau 250 MHz
UTP / STP Category 7
Gigabit Ethernet/20,8 db (Gigabit Ethernet). Up to 200 MHz atau 700 MHz
Ada dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum pada jaringan
lokal, yaitu:
o Pemasangan lurus (Straight Through Cable)
Jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa
Gambar 2.3Straight Cable [3]
o Pemasangan menyilang (Cross Over Cable)
Penggunaan kabel menyilang ini digunakan untuk komunikasi antar komputer (langsung tanpa hub), atau dapat juga digunakan untuk meng-cascadehub jika diperlukan.
2.6.2. Ethernet Card / Network Adapter
Kartu jaringan atau network interface card (NIC) adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah
jaringan komputer. Cara kerja Ethernet Card berdasarkan
broadcast network, dimana setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node
yang lain. Ethernet card memiliki Ethernet address (MAC
Gambar 2.4Ethernet card [2]
2.6.3. Switch
Sebuah konsentrator (Hub atau Switch) adalah sebuah perangkat
yang menyatukan kabel-kabel network dati tiap workstation,
server atau perangkat lain. Switch merupakan konsentrator yang memiliki kemampuan manajemen traffic data lebih baik bila
dibandingkan dengan hub. (Syafrizal, 2005: 36)
2.6.4. Router
Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur
diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing
terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain (Syafrizal, 2005: 37).
Fungsi router:
o Membaca alamat logika / ip address source & destination untuk menentukan routing dari suatu LAN ke LAN lainnya.
o Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke WAN.
o Perangkat di layer 3 OSI Layer.
o Bisa berupa “box” atau sebuah OS yang menjalankan sebuah daemon routing
o Interfaces Ethernet, Serial, ISDN BRI. 2.7. Topologi Jaringan Komputer
Menurut (Herlambang, 2008: 14-17) Topologi atau arsitektur jaringan
merupakan pola hubungan antar terminal dalam suatu sistem jaringan komputer. Topologi ini akan mempengaruhi tingkat efektifitas kinerja jaringan. Ada beberapa jenis topologi yang dapat diimplementasikan dalam jaringan
Pada topologi Star, terdapat sebuah terminal pusat (hub/switch) yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan komunikasi data. traffic data mengalir dari nide ke terminal pusat dan diteruskan ke node (station) tujuan.
Gambar 2.6 topologi star [2]
a. Keuntungan:
o Akses ke station lain (client atau server) cepat.
o Dapat menerima workstation baru selama port di central node (hub/switch) tersedia.
o Hub/switch bertindak sebagai konsentrator.
o Hub/switch dapat disusun seri (bertingkat) untuk menambah jumlah station yang terkoneksi pada jaringan.
b. Kerugian:
Bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision, semua komunikasi akan ditunda. Koneksi akan dilanjutkan /
dipersilakan dengan cara random ketika hub/switch mendeteksi bahwa tidak ada jalur yang sedang digunakan
oleh node lain.
2.8. Mikrotik Router OS
MikroTik RouterOS™ merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan
bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows
Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standar komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network
yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai (Herlambang, 2008: 19).
2.9. Sejarah Mikrotik
MikroTik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan
dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah me- routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi
Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.
Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi
membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani
sekitar 400 pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5-15 orang staff
Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. (Herlambang, 2008: 20-21).
2.10. Jenis-jenis Mikrotik
2.10.1.MikroTik RouterOS
MikroTik RouterOS yang berbentuk perangkat lunak yang dapat di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada komputer
rumahan (PC). (Herlambang, 2008: 21).
2.10.2.BUILT-IN Hardware MikroTik
BUILT-IN Hardware MikroTik merupakan Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS (Herlambang,
2.11. Mikrotik Bandwidth Control
Bandwidth Control adalah seperangkat mekanisme yang mengontrol alokasi data rate, variabilitas keterlambatan, pengiriman tepat waktu, dan
keandalan pengiriman. MikroTik RouterOS mendukung disiplin antrian berikut: PFIFO (Packets First-In First-Out), BFIFO (Bytes First-In First-Out), SFQ
(Stochastic Fairness Queuing), RED (Random Early Detect), PCQ (Per Connection Queue) dan HTB (Hierarchical Token Bucket). Adapun penelitian terkonsenttasi pada PCQ dan HTB.
2.11.1.HTB (Hierarchical Token Bucket)
HTB (Hierarchical Token Bucket) adalah suatu disiplin antrian
yang berguna untuk menerapkan penanganan yang berbeda untuk berbagai jenis aliran data. Secara umum, kita dapat mengatur
hanya satu antrian untuk satu interface, kemudian mengatur
max-limit untuk workgroup pada parent dan kemudian mendistribusikan jumlah aliran data antara anggota workgroup
tersebut. HTB memungkinkan kita membuat queue menjadi lebih terstruktur dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan
Ketentuan HTB:
1. HTB hanya bisa berjalan, apabila rule queue client berada di bawah setidaknya 1 level parent, setiap queue client memiliki
parameter limit-at dan max-limit, dan parent queue harus memiliki besaran max-limit.
2. Jumlah seluruh limit-at client tidak boleh melebihi max-limit parent.
3. Max-limit setiap client harus lebih kecil atau sama dengan
max-limit parent.
2.11.2.PCQ (Per Connection Queue)
PCQ adalah jenis antrian tanpa kelas yang dapat melakukan
pembatasan bandwidth. PCQ juga menciptakan subqueues, masing-masing subqueue memiliki batas kecepatan data pcq-rate dan pcq-limit packet. Ukuran total antrian PCQ tidak boleh lebih
besar dari pcq-total-limitpackets.
Membagi bandwidth dengan PCQ (Per Connection Queue)
prinsipnya menggunakan metode antrian untuk menyamakan
bandwidth yang dipakai pada multiple client, sehingga tiap client akan mendapatkan jatah bandwidth yang sama. Didalam mikrotik
PCQ sudah terinstal default dan merupakan program untuk mengatur traffic jaringan Quality of Service (QoS).
Mikrotik menyediakan 2 jenis metode untuk melakukan bandwidth
2.11.3.Queue Simple
Queue simple adalah cara termudah untuk melakukan limit
bandwidth yang dapat digunakan untuk membatasi bandwidth berdasarkan alamat IP tertentu. kita juga dapat menggunakan Queue simple untuk membangun aplikasi QoS yang lebih rumit.
Queue Simple memiliki fitur: • Peer-to-peer traffic queuing.
• Menerapkan aturan antrian pada interval waktu yang dipilih
• Prioritas
• Menggunakan multiple packet marks dari / ip firewall mangle
• Membentuk lalu lintas dua arah (satu batas untuk jumlah
download + upload)
2.11.4.Queue Tree
Queue Tree digunakan untuk melakukan alokasi bandwidth
berdasarkan protokol, port, kelompok alamat IP, dan lain-lain. Sebelumnya buat mark packet dengan tanda di bawah / ip firewall mangle dan kemudian mark packet tersebut sebagai sebuah
2.12. Mikrotik Monitoring Tools
2.12.1.Graphing Traffic
MRTG adalah suatu aplikasi yang dibuat untuk melihat besarnya traffic yang terjadi pada saat pemakaian internet. Itu digambarkan
dalam bentuk grafik. Mikrotik memiliki fasilitas tersebut namanya graphing traffic yang digunakan dengan memasukkan
alamat IP Mikrotik pada browser.
2.12.2.Packet Sniffer
Packet Sniffer adalah tool yang disediakan dalam Mikrotik untuk
menangkap dan menyadap paket-paket yang berjalan di jaringan. Tool ini sangat berguna untuk menganalisa trafik jaringan.
2.12.3.Torch
Torch merupakan Real Time Traffik Monitor yang digunakan untuk menganalisa aliran traffik yang lewat pada suatu interface
berdasarkan protocol, sumber, dan tujuan serta port. Torch menampilkan traffic protokol dan kecepatan saat diterima dan
dikirim.
2.13. Jaringan RTRW-Net
RTRW-Net merupakan suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau blok dapat saling berhubungan dan dapat berbagi data
Biaya yang akan dikeluarkan juga relatif murah, karena semua biaya pembangunan infrastruktur, operasional dan biaya langganan akan ditanggung bersama. Konsep RTRW-Net sebetulnya sama dengan konsep Warnet,
pemilik Warnet akan membeli atau menyewa pulsa atau bandwidth dari penyedia internet/ISP (Internet Service Provider), seperti Telkom, Indosat
atau Indonet, lalu dijual kembali ke pelanggan yang datang menyewa komputer untuk bermain internet (Purbo, 2006: 19).
2.14. Sejarah Jaringan RTRW-Net
Istilah RTRW-Net pertamakali digunakan sekitar tahun 1996- an oleh
para mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang menyambungkan rumah kos mereka ke kampus Universitas Muhammadiyah
Malang yang tersambung ke jaringan AI3 Indonesia melalui GlobalNet di Malang dengan Gateway Internet di Institut Teknologi Bandung (ITB). Sambungan antara RTRW-Net dari rumah kos ke UMM dilakukan
menggunakan walkie talkie di VHF band 2 meter pada kecepatan 1200bps. Dengan nada bercanda, para mahasiswa Malang ini menamakan jaringan
mereka dengan ”RTRW-Net” karena memang disambungkan ke beberapa rumah di sekitar rumah kos mereka.
Implementasi dari RTRW-Net pertama kali dilakukan oleh Michael
Sunggiardi di perumahannya, di Bogor sekitar tahun 2000-an. Dalam hal ini Michael Sunggiardi banyak menggunakan kabel LAN untuk
2.15. Tujuan RTRW-Net
Diantara tujuan dalam membangun RTRW-Net ini adalah :
1. Turut serta dalam pengembangan internet murah di masyarakat.
2. Membangun komunitas yang sadar akan kehadiran teknologi informasi dan internet.
3. Sharing informasi di lingkungan RT/RW sehingga masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
4. Mempromosikan setiap kegiatan masyarakat RT/RW melalui
internet, sehingga komunitas tersebut dapat lebih dikenal dan bisa dijadikan sarana untuk melakukan bisnis internet.
2.16. Konsep RTRW-Net
Konsep RTRW-Net adalah sebuah upaya untuk mengakses internet dari rumah dengan biaya yang relatif murah. Menjadi murah karena biaya akses ditanggung bersama-sama dengan tetangga rumah. Makin banyak
tetangga yang ikut, akan makin murah biayanya. Hampir sama dengan konsep warnet, pemilik warnet akan membeli atau menyewa bandwidth dari
ISP (Internet Service Provider) lalu dijual kembali ke client.(Purbo, 2006: 29). Untuk memulai RTRW-Net harus ada tempat yang akan dijadikan sebagai Base Station (server) RTRW-Net yakni tempat untuk
mengelola system jaringan atau tempat akan diletakannya server sebagai Bandwitdh Management, Access Point dan Switch dan juga
akan diberikan sambungan internet, tetapi dengan kewajiban menyediakan listrik 24 jam untuk keperluan Base Station. Untuk mendistribusikan koneksi internet keseluruh pelanggan maka ada dua cara yang umunya ditempuh yakni
dengan menggunakan media kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) dan media Wireless (Gelombang Radio). (Purbo, 2006: 30).
Konsep RTRW-Net pada RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah ini muncul karena : Pertama, masih mahalnya warnet yang ada di sekeliling wilayah RT005 RW04 Srengseng Sawah antara Rp.3000,00 sampai dengan
Rp.5000,00. Jika dihitung setiap hari, minimal 3 jam, maka paling tidak kita akan menghabiskan biaya sekitar 10000/hari. Jika dikalikan dengan 30 hari
(1 bulan) maka dalam satu bulan kita bisa menghabiskan biaya Rp. 300.000,00 hanya untuk mengakses internet. Kedua, jaringan RTRW-Net ini adalah sebagai sarana untuk mengenalkan internet kepada warga RT005 RW04
sekaligus dapat mengakses internet dengan harga yang lebih terjangkau. Oleh karenanya, jaringan RTRW-Net ini juga merupakan solusi internet murah karena menggunakan sistem patungan sesama warga yang turut serta dalam
jaringan RTRW-Net ini.
2.17. Kelurahan Srengseng Sawah
Untuk memahami jaringan RTRW-Net yang menjadi concern penelitian,
maka perlu juga mengenal beberapa variable keberadaan kelurahan Srengseng Sawah. Diantaranya adalah sejarah, struktur organisasi aparat kelurahan, keadaan
2.17.1.Sejarah Kelurahan Srengseng Sawah
Pada abad 20, kawasan Srengseng Sawah menjadi bagian dari wilayah Distrik (Kewedanan) Kebayoran, Kabupaten
Meestercornelis. Dahulu kawasan ini biasa disebut Srengseng saja, tanpa kata Sawah. Para pedagang Belanda yang tergabung dalam
VOC (Vereenigde Oost Company) menyebutnya dengan nama Sringsing, karena banyak dibuka area persawahan. Oleh karenanya, di kemudian hari, wilayah tersebut dinamakan
Srengseng Sawah. (Sibuki, 2008).
Kata Srengseng sendiri diambil dari nama pohon pandan berdaun
lebar dan pinggirnya berduri (Pandanus caricosus Ramph), yang termasuk spisies dari Pandaneseae yang daunnya bisa dianyam dijadikan tikar atau topi kasar. Pada Perang Dunia II, produksi
tikar dan topi pandan dari Distrik Kebayoran mempunyai nilai ekonomi yang cukup berarti dan dipasarkan ke daerah-daerah lain, di luar Pulau Jawa.
Kelurahan Srengseng Sawah dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1251 tahun 1986. Luas
wilayah Kelurahan Srengseng Sawah mencapai 674,70 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Lenteng Agung
dan Kelurahan Jagakarsa.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Ciganjur dan Kelurahan Cipedak.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Ciliwung.
2.17.2.Visi dan Misi Kelurahan Srengseng Sawah
o Visi : Terwujudnya Kelurahan Srengseng sawah sebagai kawasan jasa dan perdagangan dengan pemukiman yang
bersih, tertib, indah, aman, nyaman serta berwawasan lingkungan.
o Misi : Mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan religius, Meningkatkan sarana dan prasarana infrastruktur yang berwawasan lingkungan, Menciptakan situasi yang
aman, tertib, nyaman, dan kondusif, Meningkatkan kinerja aparatur kelurahan untuk selalu dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
2.17.3.Susunan Organisasi Kelurahan Srengseng Sawah
Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 40 Tahun 2002 tentang
Gambar 2.7Strukur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Srengseng Sawah
(Sumber : Kantor Kelurahan Srengseng Sawah, 2009)
LURAH
Wakil Lurah H. Achmadarsani S.Sos
NIP: 470053094
Ganefin Prakoso.S.Sos
NIP: 47005462
Sekretaris Kelurahan
2.18. RW04 Kelurahan Srengseng Sawah
Rukun Warga (RW) adalah pembagian wilayah di Indonesia yang berada di bawah kelurahan. Di RW04, kepadatan penduduknya adalah 1.459 jiwa dalan
337 KK yang terdiri atas laki-laki (794 jiwa) dan perempuan (665 jiwa). Melihat kondisi penduduk yang demikian padat, tentu berbagai kebutuhan juga semakin
banyak, termasuk salah satunya kebutuhan akan informasi teknologi yang semakin pesat. Apalagi dengan konteks kota Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia, tentu semakin menuntut warganya untuk lebih meningkatkan kualitas
hidup dan pendidikan.
2.19. RT005 dalam Lingkup RW04
Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di Indonesia yang
berada di bawah Rukun Warga (RW). Rukun Tetangga bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan. Seperti halnya di wilayah Indonesia yang lain, keberadaan RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah juga dibentuk
melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Kelurahan.
Sebagian besar warga RT005 terdiri dari berbagai latar belakang suku bangsa di Indonesia. Mata pencaharian mayoritas warga adalah sebagai wiraswasta, pegawai dan karyawan. Oleh karena itu, tentu membutuhkan sarana
dan infrastruktur untuk berkomunikasi dalam berbagai kegiatannya, seperti kegiatan Karang Taruna dan kepemudaan, olah raga, pendidikan, penyuluhan
2.20. Metodologi Penelitian
2.20.1.Pengertian Metode Penelitian
Menurut Hasibuan (2007:432), Metode ialah kerangka kerja
untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berfikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan
maksud dan tujuan. Metode penelitian merupakan suatu kerangka dan asumsi yang ada dalam melakukan elaborasi penelitian sedangkan metode penelitian memerlukan teknik atau prosedur
untuk menganalisa data yang ada. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan
langkah-langkah yang ada dalam penelitian sedangkan metode penelitian adalah cara dari setiap langkah yang ada.
Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya
disesuaikan dengan metode, prosedur, tools dan lain sebagainya. Hal ini berguna untuk membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada dan juga membantu dalam menangani,
mengontrol, dan mengevaluasi suatu proses riset/penelitian.
2.20.2.Metodologi Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian dimaksudkan sebagai
pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat
1. Studi Lapangan a. Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data
dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium) terhadap objek yang diteliti (populasi atau
sampel). (Hasan, 2004:23) b. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan
dari objek yang diteliti. (Hasan, 2004:24) 2. Studi Pustaka
Kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah
laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.(Anggoro, 2007: 22)
3. Studi Literatur Sejenis
Studi literatur sejenis adalah cara pengumpulan data dengan
2.20.3.Metodologi Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan metode pengembangan dengan menggunakan metode Network
Development Life Cycle (NDLC). Berikut adalah tahapan model pengembangan sistem Network Development Life Cycle (NDLC)
Gambar. 2.8. Tahapan NDLC [4]
1. Analysis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa
permasalahan yang muncul, analisa user, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Adapun yang bisa
• User / people : jumlah user, kegiatan yang sering
dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user
• Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan,
ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan,
aplikasi s/w yang digunakan
• Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem,
sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan
da saat ini, harapan
yang ada, dan kemungkinan pengembangan kedepan.
2.
ikan gambaran jelas
an dibangun. data.
• Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan,
protocol, monitoring network yang a
dan rencana pengembangan kedepan
• Perencanaan fisik: masalah listrik, tata letak, ruang
khusus, sistem keamanan akan
Design
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat gambar design topologi jaringan
interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan member
3.
k melihat kinerja
yang akan dibangun.
4.
-masalah yang sering muncul pada tahapan
mbat an dan perubahan kebijakan pendukung
5.
g. Monitoring bisa berupa melakukan Simulation Prototype
Beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti
BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, VMWARE dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untu
awal dari network
Implementation
Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua
yang telah direncanakan dan didesign sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan
dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun. Ada beberapa Masalah
ini, diantaranya ;
a. jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor pengha b. masalah dana / anggar
c. peralatan
Monitoring
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan
tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal pada tahap analisis, maka perlu dilakukan
ngun
di jaringan
komunikasi secara umum usat atau tersebar
6.
n sejalan dengan aktifitas perawatan
(Setiawan, 2009: 2-5)
a. Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability / kehandalan sistem yang telah diba (reliability = performance + availability + security),
b. Memperhatikan jalannya packet data (pewaktuan, latency, peektime, troughput)
c. Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan
secara terp
Management
Pada NDLC, aktifitas perawatan, pemeliharaan dan
pengelolaan dikategorikan pada fase ini, karena proses manajemen / pengelolaa
3.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, penulis melakukan pengumpulan data
dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya:
3.1.1. Studi Lapangan
a. Observasi
Observasi dilakukan pada tanggal 27-28 Februari 2010 untuk melakukan pengumpulan data dan informasi serta
dokumentasi mengenai peralatan yang ada, status jaringan, konfigurasi jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari
peralatan dan aplikasi yang digunakan di RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan adminisrator jaringan
(27-28 Februari 2010) yaitu Bapak Achmad Nursoleh, Skom. dan 3 orang pengguna pada jaringan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan konfigurasi jaringan,
jumlah user dan kegiatan yang sering dilakukan dalam penggunaan koneksi internet bersama pada RTRW-Net,
adapun hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3.1.2. Studi Pustaka
Pengumpulan data bersumber dari buku dan beberapa situs internet yang menjadi referensi dan pedoman dalam penulisan
penelitian yang dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.1.3. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk membandingkan penelitian
sebelumnya yang memiliki kemiripan judul dengan skripsi yang penulis angkat.
Tabel 3.1. Studi literatur
Nama Judul Skripsi Kesimpulan
Fandi Fasarilla Pengembangan Sistem QoS (Quality of Service) pada Bandwidth Jaringan Internet RT/RW-net di Komplek DEPLU Cendrawasih Jakarta Selatan.
QoS diterapkan pada sistem melalui cara Simple Queue, sehingga client dapat dapat menerima bandwidth secara merata.
Firewall difungsikan
dengan mengaktifkan tools