• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Bahan Kontras (Iodixanol) dengan Teknik Angiografi untuk Mengukur Densitas Traktus Urinarius pada Kucing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Bahan Kontras (Iodixanol) dengan Teknik Angiografi untuk Mengukur Densitas Traktus Urinarius pada Kucing"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN BAHAN KONTRAS (IODIXANOL) DENGAN

TEKNIK ANGIOGRAFI UNTUK MENGUKUR DENSITAS

TRAKTUS URINARIUS PADA KUCING

REZKI RIDHAYANTI AHMAD

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penggunaan Bahan Kontras (Iodixanol) dengan Teknik Angiografi untuk Mengukur Densitas Traktus Urinarius pada Kucing adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam DaftarPustaka dibagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

REZKI RIDHAYANTI AHMAD. Penggunaan Bahan Kontras (Iodixanol) dengan Teknik Angiografi untuk Mengukur Densitas Traktus Urinarius pada Kucing. Dibimbing oleh HARRY SOEHARTONO

Densitas merupakan derajat kehitaman suatu gambar radiografi.Tujuan penelitian ini adalah mengukur densitas dan laju kecepatan iodixanol pada traktus urinarius kucing.Penelitian ini menggunakan 4 ekor kucing betina dengan bobot badan rata-rata 2.4-3.5 kg dan umur sekitar 1 tahun. Kucing dianastesi menggunakan kombinasi xylazine-ketamin. Radiografi dilakukan pada menit 0, 0.5, 1, 3, 5, 9, dan 20 dengan posisi kucing ventrodorsal. Bahan kontras iodixanol dengan dosis 800 mg/kg BB diinjeksikan dengan metode rapid injection, high dose, dan tanpa penekanan abdomenkedalam vena antibrachii dorsalis. Data dianalisis dengan menggunakan interpretasi visual dan menggunakan densitometer. Berdasarkan analisis interpretasi visual dan menggunakan densitometer rata-rata kucing memiliki opasitas maksimum pada menit ke 5 pada ginjal kanan dan ginjal kiri. Laju pergerakan iodixanol dengan menggunakan densitometer pada ginjal kiri 7x10-2/detik sedangkan pada ginjal kanan 4x10-2/detik.Pada vesika urinari menunjukkan opasitas maksimum pada menit ke 20baik dengan interpretasi visual maupun menggunakan densitometer dengan laju pergerakan iodixanol 3x10-2/detik.

Kata kunci:densitas, iodixanol, radiografi

ABSTRACT

REZKI RIDHAYANTI AHMAD. The use ofContrastMedia(Iodixanol) withAngiographyTechniqueforMeasuring theDensity ofthe UrinaryTractinCats. Supervised by HARRY SOEHARTONO.

Density is degree of darkness of radiographic image. The aim of this study were tomeasure thedensityandthe rate ofspeed ofiodixanolincaturinary tract. Four female cats with 2.4-3.5 kg average weight and aged of 1 year. Cats were anasthetized using xylazin-ketamine combination. Radiographs were taken at 0, 0.5, 1, 3, 5, 9, and 20 minutes with ventrodorsal position. Contrast media (Iodixanol) with dose 800 mg/kg BB was injection with rapid injection, high dose, and without abdominal pressure method into cephalica antibrachii dorsalis vein. The data was analyzed by visual interpretation and used densitometer. Cats had optimum opacity at 5 minute both right and left kidney by visual interpretation and using densitometer. The speed of iodixanol with densitometer for right kidney was 4x10-2/s and left kidney was 7x10-2/s. Vesica urinary had optimum opacity at 20 minute by visual interpretation and using densitometer, with the speed of iodixanol was 3x10-2/s.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaKedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

PENGGUNAAN BAHAN KONTRAS (IODIXANOL) DENGAN

TEKNIK ANGIOGRAFI UNTUK MENGUKUR DENSITAS

TRAKTUS URINARIUS PADA KUCING

REZKI RIDHAYANTI AHMAD

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

JudulSkripsi :Penggunaan Bahan Kontras (Iodixanol) dengan Teknik Angiografi untuk Mengukur Densitas Traktus Urinarius pada Kucing

Nama : Rezki Ridhayanti Ahmad

NIM : B04090026

Disetujuioleh

drh. R. Harry Soehartono, MappSc., Ph.D Pembimbing I

Diketahuioleh

drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D, APVet Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2012 sampai Agustus 2012adalah Penggunaan Bahan Kontras (Iodixanol) dengan Teknik Angiografi untuk Mengukur Densitas Traktus Urinarius pada Kucing.

Terima kasih penulis ucapkan kepada drh. R. Harry Soehartono, MappSc., Ph.Dselaku dosen pembimbing skripsi atas ilmu, nasehat, kritik dan saran dalam membimbing penulis, drh. Surachmi Setyaningsih, Ph.D.MSc selaku pembimbing akademik, drh Fakhrul Ulum, Msi, serta staf Bagian Bedah dan Radiologi yang telah banyak membantu dalam terselesaikannya penelitian ini. Awit Diah A Naomi sebagai teman satu penelitian atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian dan penyusunan karya ilmiah. Serta teman-teman sepenelitian di Bagian Bedah dan Radiologi (Nindya, Kevin, Fian, Fitri, Sari, dan drh Sita) atas bantuan dan kerjasamanya.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua, serta semua anggota keluarga atas doa, dukungan dan kasih sayangnya. Terakhir kepada semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu namun tak mengurangi rasa terima kasih penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

PENDAHULUAN 1 

Latar Belakang 1 

Tujuan Penelitian 1 

Manfaat Penelitian 2 

TINJAUAN PUSTAKA 2 

METODE 4 

Waktu dan tempat 4

Bahan 4 

Alat 4 

Prosedur Analisis Data 5 

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 

Distribusi dan Ekskresi Iohexol 6 

Densitas Organ 7

Marginasi Organ 9

SIMPULAN DAN SARAN 12 

Simpulan 12 

Saran 12

UCAPAN TERIMA KASIH 13

DAFTAR PUSTAKA 13

(11)

DAFTAR TABEL

1 Onset distribusi dan ekskresi 6 2 Radiopasitas organ menggunakan densitometer 7 3 Radiopasitas organ dengan interpretasi visual 8

4 Marginasi ginjal menggunakan densitometer 9

5 Marginasi ginjal dan vesika urinaria dengan interpretasi visual 11

DAFTAR GAMBAR

1 Traktus urinarius pada kucing 3

2 Onset distribusi pada menit ke 3 7

3 Opasitas organ melalui interpretasi visual 9

4 Opasitas organ menggunakan densitometer 9

5 Opasitas korteks, medula, pyelum dan praureter pada ginjal kanan dan

ginjal kiri 10

6 Marginasi ginjal dan vesica urinari dengan interpretasi visual 11

7 Marginasi ginjal pada menit ke 5 11

(12)

PENDAHULUAN

LatarBelakang

Pemeriksaan radiografi merupakan bentuk sederhana dari diagnosa suatu penyakit. Pemeriksaan ini bertujuan mengevaluasi penyakit secara spesifik. Penggunaan bahan kontras dalam radiografi akan memberikan informasi secara khusus mengenai anatomiorgan seperti ginjal, kantung kemih, lambung, dan usus (Thrall 1998).

Bahan kontras merupakan senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi organ pada proses radiografi dan menilai opasitas abnormal organ (Thrall 1998).Penggunaan bahan kontras dalam pemeriksaan radiografi banyak dilakukan pada berbagai organ. Penggunaan bahan kontras seperti sodium iothalamate dan sodium diatrizone pada organ ekskresi dapat memberikan informasi mengenai struktur anatomi dan kualitas fungsi ginjal (Thrall 1998).

Berbagai jenis bahan kontras yang sering digunakan untuk evaluasi organ adalah barium sulfat, iodixanol, dan iohexol. Barium sulfat digunakan pada pemeriksaan pencitraansaluran pencernaan (Kandynesia 2012), sedangkan iodixanol dan iohexol digunakan pada pemeriksaan saluran kemih.

Penggunaan bahan kontras yang efektif dan efisien serta cepat dieliminasi tubuh diperlukan untuk mengurangi resiko komplikasi. Thomsen (2006) menyatakan iodixanol tidak menyebabkan kerusakan dan gangguan ginjal pada manusia.

Pemberian bahan kontras dapat dilakukan melalui ruteintravena, intraosseous (Saglam et al. 2004), intramuscular (Knotek et al. 2004), intracardiac (Hubmann 1980) dan subcutaneus (Cerny et al. 1967). Rute intravena merupakan metode praktis yang banyak digunakan.

Veshkini et al. (2011) telah melakukan penelitian pemberian bahan kontras iodixanol melalui rute subcutaneus pada traktus urinarius tupai untuk mengetahui penggunaan dosis yang sesuai. Selain itu Katayama et al. (2012) membandingkan penggunaan iodixanol melalui rute intravena dengan metode tunggal-sampel dan metode multisample untuk mengukur laju filtrasi glomerulus pada kucing. Belum ada publikasi yang menerangkan densitas dan laju pergerakan iodixanol dengan teknik angiografi. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian mengenai penggunaan iodixanol untuk mengukur densitas dan laju pergerakan iodixanol pada kucing.

Tujuan Penelitian

(13)

2

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah menguji penggunaan iodixanol pada hewan coba yang kemudian akan digunakan pada manusia.

TINJAUAN PUSTAKA

Radiografi

X-ray didefinisikan sebagai bentuk dari radiasi elektromagnetik yang mirip dengan cahaya tampak tetapi memiliki panjang gelombang yang lebih pendek (Lavin 2007). X-ray atausinar x pertama kali ditemukan oleh Wilhelm Conrad Roentgen pada tahun 1895 merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat pendek(1 Ǻ = 10-8 cm). Oleh karena itu sinar x mempunyai daya tembus yang tinggi (Busberg 2002). Penggunaan X-ray untuk diagnosis medis dan bedah pertama kali dilakukan pada tahun 1896. Radiografi merupakan pengunaan sinar x dan sinar gamma untuk membentuk bayangan objek pada film (Reed 2011). Radiografi biasanya digunakan dalam mendiagnosa gambaran medical dari penyakit yang organnya tidak tembus pandang.

Bahan Kontras

Bahan kontras merupakan zat yang membantu visualisasi beberapa struktur pada pencitraan diagnosis medik. Bahan kontras bekerja berdasarkan prinsip dasar penyerapan sinar x. Penggunaan bahan kontras pada pencitraan dengan sinar x untuk meningkatkan daya atenuasisinar x (bahan kontras positif) (Pradip 2005).

Bahan kontras dapat digunakan pada semua teknik pencitraan untuk meningkatkan perbedaan yang nampak pada pencitraan jaringan tubuh. Bahan kontras mengubah respon jaringan pada penerapan elektromagnetik atau ultrasonik dengan berbagai cara. Bahan kontras yang ideal akan mencapai konsentrasi yang sangat tinggi di dalam jaringan pengeluaran produksi yang merugikan (Thomsen 2006).

(14)

3 Densitas

Kualitas radiografi adalah kemampuan radiograf dalam menyajikan informasi yang jelas mengenai suatu objek yang diperiksa terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam menentukan kualitas radiografi yaitu, densitas, kontras, ketajaman, dan detail (Bushong 2001). Densitas radiografi adalah derajat kehitaman suatu gambar radiografi. Densitas ditentukan oleh factor eksposi yang digunakan, dalam hal ini yang berpengaruh terhadap densitas adalah mAs dan jarak focus ke film. Padadasarnya film sudah memiliki densitas dasar yaitu sebesar 0,05.

Film sinar x mempunyai tingkat densitas yang berbeda-beda. Film yang telah terpapar sinar x dan diolah di kamar gelap secara kimiawi menghasilkan densitas yang terang karena sebagian besar sinar x banyak diserap oleh jaringan tersebut (radiolusen). Sedangkan film dengan densitas yang gelap karena sinar x banyak dipantulkan dan sedikit yang diserap oleh jaringan tersebut (radiopaque). Perbedaan densitas gelap terang dari film yang menyebabkan timbulnya kontras (Meridith dan Meassey1997).

Traktus Urinarius pada Kucing

Gambar 1 Traktus urinarius pada kucing (Foster 2007)

Traktus urinarius terdiri dari dua bagian yaitu traktus urinarius bagian atas yang hanya terdiri dari ginjal dan traktus urinarius bagian bawah yang terdiri dari ureter, vesica urinari dan uretra. Traktus urinarius berperan dalam berlangsungnya ekskresi bermacam-macam produk buangan dari dalam tubuh. Traktus urinarius juga berperan dalam mempertahankan homeostatis dan asam basa tubuh dengan mengatur konsentrasi bikarbonat dan ion hydrogen dalam darah (AspinalldanO’Reilly 2004). Organ utama dalam traktus urinarius adalah ginjal yang dapat memfiltrasi darah dan memproduksi urin sedangkan organ lainnya hanya struktur tambahan untuk menyimpan dan menyalurkan urin.

(15)

4

Masing-masing ginjal ini menempel pada otot lumbar yang tertutup oleh suatu penutup diantara parietal peritonium. Ginjal kanan terlihat lebih ke cranial dibandingkan yang kiri karena pada bagian kiri rongga abdomen terdapat organ perut yang mendorong ginjal kiri dari posisi yang seharusnya (AspinalldanO’Reilly 2004).

METODE

WaktudanTempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2012 di Laboratorium Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Bahan

Penelitian ini menggunakan 4 ekor kucing betina lokal dengan kisaran umur 1 tahun dan berat badan 2.4-3.5 kg. Bahanuntuk mendapatkan hasilradiografiyaitubahankontrasIodixanol 800mg/kg BB, larutanpencuci (developer, fixer, rinsingdanwater), anastesi umum kombinasi xylazine 2% (Illium®, Troy laboratories, Australia) 2mg/kg BB dan ketamin 10% (Illium®, Troy laboratories, Australia) 10mg/kg BB, atropine sulfat 0.025 mg/kg BB dan cairan infus NaCl fisiologis 0.9 %.

Alat

Penelitian dilakukan dengan menggunakan mesin x-ray portable (Diagnostic X-Rau Unit VR-120, MA Medical Corporation, Nakadoi-japan), kaset film dilengkapi intensifying screen, film ukuran 24 x 30 (Fujifilm), marker, lampu illuminator, densitometer (GD-1A, Gammatec, Malaysia), mesin pencuci manual, kamera digital, stopwatch, penggantung film, alat pengering, syringeselang infuse, dan IV catheter24G.

Perlakuansebelumpenelitian

(16)

5 Perlakuanpenelitian

Kucing diinjeksi dengan premedikasi berupa atropine 0.025 mg/kg BB secara subkutan. Anastesi umum dilakukan dengan memberikan kombinasi ketamin 10mg/kg BB dan xylazin 2mg/kg BB yang diberikan secara intramuscular. Pemasangan IV catheter sebagai infus dilakukan pada vena cephalica antibrachii dorsalis.

Iodixanol (dosis800 mg/kg BB) diinjeksikan dengan metode rapid injection, high dose, dan tanpa penekanan abdomen. Iodixanol diinjeksikan kedalam vena cephalica antibrachii dorsalis. Pengambilan gambar radiografi dilakukan pada posisi ventrodorsal (VD) untuk view5 detik, 1 menit, 3 menit, 5 menit, 9 menit dan 20 menit. Pengambilan gambar menggunakan kVp 54, FFD 100 dan mAS 1.2.

ProsedurAnalisis Data

Pembacaan Hasil

Pembacaan radiografi dilakukan dengan mengamati distribusi dan ekskresi iodixanol, marginasi, dan densitas organ.

Analisis data

Interpretasi hasil rontgen secara visual dan pembacaan densitas dinyatakan dalam rataan yang diolah menggunakan Microsoft Excel 2010. Perhitungan densitas menggunakan densitometer yang diolah menggunakan rumus absorbansi untuk mengetahui nilai absorbansi atau nilai hambat dari suatu organ. Menurut Baba et al. (2005) rumus absorbansi dan turunannya adalah sebagai berikut:

Nilai absorbansi %

Keterangan : H = derajat hitam X = densitas rata – rata

Rumus turunan absorbansi % Keterangan : H = derajat hitam / radiolucent P = derajat putih / radiopaque X = densitas rata-rata

(17)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembacaan radiografi meliputi ginjal dan vesika urinaria. Parameter yang diamati yaitu distribusi dan ekskresi iodoxanol, marginasi organ dan densitas organ.

Distribusi dan Ekskresi Iodixanol

Bahan kontras iodixanol diinjeksikan dengan teknik angiografi. Teknik angiografi dilakukan karena iodixanol merupakan bahan kontras iodin yang larut dalam air (water soluble) dan berdifusi sepanjang ruangan ektraseluler (Thomsen 2006). Bahan kontras iodixanol akan mengikuti aliran sirkulasi darah menuju ginjal dan vesika urinaria. Waktu yang dibutuhkan bahan kontras iodixanol terdistribusi pada ginjal dan vesika urinaria disebut onset distribusi. Rata-rata onset distribusi terjadi pada menit ke-3, sedangkan waktu yang dibutuhkan bahan kontras iodixanol sampai ginjal terwarnai sempurna terjadi pada menit ke-5. Secara farmakokinetik, bahan kontras iodin yang larut dalam air didistribusikan hanya di cairan ektraseluler dengan ikatan protein minimal. Bahan kontras iodin yang larut dalam air tidak dimetabolisme, dan ekskresi dilakukan oleh filtrasi glomerulus (Thomsen 2006).

Waktu yang dibutuhkan untuk mengekskresikan bahan kontras iodixanol dari ginjal menuju vesika urinaria sehingga terwarnai sempurna disebut onset ekskresi. Rata-rata onset ekskresi terjadi pada menit ke-20. Menurut Morcos et al. 2002, ekskresi bahan kontras pada manusia dengan filtrasi glomerulus yang normal maksimal 2 jam, sedangkan pada manusia yang mengalami kerusakan ginjal eksresi bahan kontras maksimal 30 jam. Hasil distribusi dan ekskresi dapat dilihat pada Tabel 1 .

Tabel 1 Onset distribusi dan ekskresi

Penilaian Waktu

Onset ditribusi Menit ke-3

Ginjal terwarnai sempurna Menit ke-5

Onset ekskresi Menit ke-20

Iodixanol mengisi ginjal kanan dengan laju pergerakan sekitar 4x10

-2

(18)

7

Gambar 2 Onset distribusi pada menit ke-3

Iodixanol mengisi ginjal pada menit ke-0.5 dan mulai keluar dari ginjal pada menit ke-9. Bahan kontras tersebut kemudian mulai mengisi vesica urinaria pada menit ke-3 dan semakin meningkat hingga menit ke-20.

Densitas Organ

Salah satu bentuk densitas organ yaitu radiografik densitas atau dikenal dengan radiopasitas (radioopaque). Suatu organ akan bersifat radioopaque apabila jumlah sinar x yang dihambat lebih banyak daripada yang diserap sehingga menyebabkan gambar radiografi organ berwarna putih (Thrall 2002). Pengukuran opasitas suatu organ dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan interpretasi visual dan menggunakan alat densitometer.

Penilaian opasitas dengan alat densitometer dilakukan dengan bantuan rumus turunan absorbansi. Rumus turunan absorbansi digunakan karena derajat putih pada film tidak mencapai 0% dan derajat hitamnya tidak mencapai 100%. Nilai absorbansi yang besar menunjukkan bahwa sinar x yang dihambat oleh organ semakin besar sehingga organ bersifat radioopaque. Hasil radiopasitas organ menggunakan densitometer dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Radiopasitas organ menggunakan densitometer (%) Waktu

(menit ke-)

0 0.5 1 3 5 9 20

Ginjal Kiri 0 43.09 47.64 47.51 50.11 45.15 43.56

Ginjal Kanan

0 50.72 54.81 54.91 58.40 54.35 51.64

VU 0 34.91 33.41 44.26 53.58 60.65 66.62

(19)

8

Penilaian opasitas organ dengan interpretasi visual dilakukan dengan sistem skoring. Hasil penilaian radiopasitas organ dengan iterpretasi visual dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Radiopasitas organ dengan interpretasi visual Waktu

Keterangan : 0: Radiopasitas tidak ada, 1: Radiopasitas rendah, 2:Radiopasitas sedang, 3: Radiopasitas tinggi

Penilaian opasitas dilakukan terhadap ginjal kiri, ginjal kanan dan vesika urinaria. Berdasarkan Tabel 2 dan 3 opasitas ginjal kiri baik menggunakan densitometer maupun interpretasi visual bersifat radioopaque pada menit ke-5 dengan nilai rata-rata absorbansi yaitu 50.11% dan rata-rata laju pergerakan iodixanol sebesar 7x10-2/s. Hal ini menunjukkan ginjal kiri memiliki opasitas maksimum pada menit ke-5.

Penilaian opasitas ginjal kanan baik menggunakan densitometer maupun interpretasi visual bersifat radioopaque pada menit ke-5 dengan nilai rata-rata absorbansi 58.40% dan laju pergerakan iodixanol sebesar 4x10-2/s. Hal ini menunjukkan ginjal kanan memiliki opasitas maksimum pada menit ke-5. Ginjal kanan dan ginjal kiri memiliki opasitas maksimum pada menit ke-5 baik menggunakan densitometer maupun dengan interpretasi visual. Hal ini menunjukkan bahwa bahan kontras iodixanol terakumulasi dalam tubulus ginjal dan vaskularisasi pada menit ke-5 (Thrall 2002).

Menurut Thrall (1998) pewarnaan ginjal tampak radioopaque antara 10-30 detik. Visualisasi ginjal pada radiografi tergantung pada kehadiran lemak retroperitoneal (perirenal) di sekitar ginjal.

Penilaian opasitas vesika urinaria baik menggunakan densitometer maupun interpretasi visual bersifat radioopaque pada menit ke-20 dengan nilai rata-rata absorbansi 66.62% dan laju percepatan iodixanol sebesar 3x10-2/s. Hal ini menunjukkan vesika urinaria memiliki opasitas maksimum pada menit ke-20.

(20)

9

Gambar 3 Opasitas organ menggunakan densitometer

Gambar4 Opasitas organ secara interpretasi visual

Marginasi Organ

Perubahan bentuk organ dalam teknik urografi dapat dilihat dari kejelasan marginasi organ tersebut. Marginasi ginjal dilihat dari bentuk ginjal, pyelum dan praureternya.Sedangkan marginasi vesika urinaria dilihat dari bentuk vesika urinaria.

(21)

10

Tabel 4 Marginasi ginjal menggunakan densitometer Waktu

(menit ke-)

Korteks (%) Medulla (%) Pyellum (%) Praureter (%)

GKanan GKiri GKanan GKiri GKanan GKiri GKanan GKiri

0 0 0 0 0 0 0 0 0

Keterangan : 0%: Marginasi tidak jelas, 10-20%: Marginasi kurang jelas, 30-40%: Marginasi jelas, >50%: Marginasi sangat jelas

Bahan kontras iodixanol mulai memasuki korteks, medula, pyelum dan prauretra pada menit ke-0.5. Korteks, medula, pyelum, dan prauretra terlihat radioopaque pada menit ke-5 sehingga marginasi ginjal tampak jelas. Terlihat pada Gambar 5

Pada menit ke-9 korteks, medula, pyelum dan praureter mengalami penurunan opasitas. Hal ini menandakan iodixanol keluar dari korteks, medula, pyelum, dan praureter. Pada menit ke-3, iodixanol mulai memasuki vesika urinaria, hal ini ditandai dengan peningkatan opasitas vesika urinaria pada menit ke-3 yang bisa dilihat pada Gambar 6. Pada menit ke-20, vesika urinaria terlihat radioopaque sehingga marginasinya tampak jelas.

Gambar5 Opasitas korteks, medula, pyelum dan praureter pada ginjal kanan (A) dan ginjal kiri (B); A: Korteks, B: Medula, C: Pyelum, D: Praureter.

Pada Gambar 5, pyelum memiliki opasitas yang lebih tinggi dibandingkan korteks dan medula. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Thrall (1998) bahwa pada ginjal yang memiliki fungsi

(22)

11 normal pyelum akan lebih radioopaque dibandingkan dengan korteks dan medula.

Ginjal kanan memiliki densitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ginjal kiri. Hal ini karena letak anatomi ginjal kanan lebih kranial dibandingkan ginjal kiri. Selain itu ureter ginjal kanan lebih panjang dibandingkan ginjal kiri (Thrall 1998).

Marginasi ginjal dan vesika urinaria dengan interpretasi visual dapat dilihat pada Tabel 5. Pengukuran marginasi ginjal dengan interpretasi visual juga memperlihatkan marginasi yang tampak jelas pada menit ke-5, sedangkan marginasi vesica urinari juga tampak jelas pada menit ke-20. Hal ini dapat terlihat dengan laju pergerakan iodixanol yang ditunjukkan pada Gambar 6 dan .

Tabel 5 Marginasi ginjal dan vesica urinaria dengan interpretasi visual Waktu

(menit ke-)

N 0.5 1 3 5 9 20

Ginjal 0 1.15 1.45 2.5 2.7 2.7 2.25

VU 0 0.2 0.3 0.55 1.4 1.95 2.7

Keterangan : 0: Marginasi tidak jelas, 1: Marginasi kurang jelas, 2: Marginasi jelas, 3: Marginasi sangat jelas

(23)

12

Gambar7 Marginasi ginjal pada menit ke-5, tampak jelas bentuk ginjal, pyelum dan prauretra

Gambar 7, memperlihatkan gambar radiografi dari marginasi ginjal yang yang terjadi pada menit ke-5. Ginjal tampak radioopaque sehingga terbentuk marginasi yang jelas.

Gambar 8 Marginasi vesica urinari pada menit ke-20, tampak jelas bentuk vesika urinari

Gambar 8, memperlihatkan gambar radiografi vesika urinaria yang tampak radioopaque pada menit ke-20 sehingga membentuk marginasi yang jelas. Secara struktural vesika urinaria pada kucing berbentuk balon (Colville 2002).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(24)

13 Laju pergerakan iodixanol pada ginjal kiri 7x10-2/s danginjal kanan 4x10-2/s. Vesika urinari memiliki opasitas maksimum pada menit ke-20 baik menggunakan densitometer maupun interpretasi visual dengan laju pergerakan 3x10-2/s.

Saran

Penelitian lanjutan mengenai bahan kontras iodixanol perlu dilakukan dengan menggunakan selang waktu yang lebih lama untuk mengetahui waktu ekskresi bahan kontras iodixanol.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih diucapkan kepada Industri Farmasi Fahrenheit PT Pratapa Nirmala yang telah menyediakan bahan kontras Iodixanol.

DAFTAR PUSTAKA

Aspinal V, O’Reilly M. 2004.Introduction to Veterinary Anatomy and Physiology. London: Butterworth-Heinemann.

Baba C, Yanagida K, KanzukiT , Baba M. 2005. Colimetric lactate dehydrogenase (LDH) assay for evaluation of antiviral activity against bovine viral diarrhoe virus (BVDV) in vitro.Antiviral Chemistry and Chemotherapy. 16: 33-39

Bushberg Jerold. 2001. The Essential Physics of Medical Imaging ,2thed, New YorkLippingcotti William & Wilkins, New York.

Bushong SC. 2001. Radiologic Science for Technologists, SeventhEdition, Mosby Company, Toronto

Cerny JC, Kendall AR, Nesbit RM.1967.Subcutaneous pyelography in infants: a reappraisal. J Urol

Colville J. 2002. The Urinary System. USA: Mosby

Hubmann FH. 1980. Intracardiac urography and retrograde pyelography of the rat. Lab Anim Sci.

Kandynesia A. 2012. Studi radiografi kontras pengaruh anastesi tiletamin-zolazepam terhadap motilitas saluran pencernaan kucing lokal [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Katayama R, Saito J, Katayama M, Yamagishi N, Yamashita T, Kato M, Furuhama K. 2012. Simplified procedure for the estimation of glomerular filtration rate following intravenous administration of iodixanol in cats. Am J Vet Res. 73(9):1344-9

(25)

14

Lavin LM. 2007. Radiography in Veterinary Technology. United States of America: Saunder, an imprint of Elsevier Inc.

Morcos SK, Thomsen HS, Webb JAW, members of the Contrast Media Safety Committee of the European Society of Urogenital Radiology (ESUR). 2002. Dialysis and Contrast Media. Eur Radiol 12:3026-3030

Meridith WJ, Massey JB. 1977.Fundamental Physics of Radiology ,John Wrigh& Son, Bristol.

Pradip RP. 2005. Lecture Notes :RadiologiEdisi 2. Jakarta: Erlangga.

Reed AB. 2011. The history of radiation use in medicine.J VascSurg.53(1): 3S-5S.

Foster S. 2007.Kidney Disease: Causes, Signs, and Diagnosis [internet].

[diacu 2013 Maret]. Tersediadari: http://www.peteducation.com/article.cfm?c=1+2142&aid=3015

Saglam M, Kilciler M, Dakak M, Bumin A, Somuncu I. 2004. Intraosseous urography compared with intravenous urography: An experimental study in the rabbit model. Turk J Vet Anim Sci.

Thrall DE. 1998. Texsbook of Veterinary Diagnostic Radiology. 3thedition. London (UK): WB Saunders Co.

Thrall DE. 2002. Textbook of Veterinary Diagnostic Radiology. 4thedition. London (UK): WB Saunders Co.

Thomsen HS. 2006. Contras Media, Safety Issues and ESUR Guidelines. German: Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

(26)

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Makassar-Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 September 1992, dari pasangan Bapak Ahmad G dan Ibu Erniwati. Penulis merupakan alumnus SMA Negeri 2 Bulukumba tahun lulusan 2009. Penulis diterima sebagai mahasiswi di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Gambar

Gambar 1  Traktus urinarius pada kucing  (Foster 2007)
Tabel 2 Radiopasitas organ menggunakan densitometer (%)
Gambar4  Opasitas organ secara interpretasi visual
Tabel 5 Marginasi ginjal dan vesica urinaria dengan interpretasi visual
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan purata hasil pengamatan (Tabel 7) menunjukkan bahwa faktor konsentrasi dan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada warna

Untuk mengetahui hubungan obesitas, aktifitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi lemak, kebiasaan merokok, dan profil lipid darah dengan Penyakit Jantung Koroner dilakukan

Ma már nem számít újdonságnak az tény, hogy a jó olvasási készség elsajátításához szükséges alapok, kognitív és nyelvi készségek már az iskolakezdéskor megvannak,

Mean (rataan hitung) didefinisikan sebagai jumlah data kuantitatif dibagi banyaknya data. Atau dapat dinyatakan sebagai jumlah seluruh data dibagi banyaknya

Prosedur perpotongan ke dua hasil scan tersebut dilakukan dengan MATLAB yang terdiri dari 2 bagian yaitu: mendeteksi sisi-sisi citra footprint berwarna putih (Gambar 6c)

Pada pertemuan kedua di siklus II guru lebih menekankan lagi tentang pemberian materi pelajaran dan memberikan bimbingan kepada siswa yang masih belum memahami

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran

Apabila perhitungan harga pokok produksi kurang tepat dalam perhitungannya, maka yang akan terjadi adalah harga barang produksi terlalu mahal sehingga produk tidak