RANCANG BANGUN APLIKASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENCATATAN PEMBAYARAN KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA MITRA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
KAISHA SATRIO NOOR HUTOMO 09.41010.0252
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
SERBA USAHA MITRA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana Komputer
Oleh:
Nama : Kaisha Satrio Noor Hutomo
NIM : 09.41010.0252
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
x
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Koperasi ... 7
2.2 Jenis-Jenis Koperasi ... 8
2.3 Kredit ... 10
2.3.1 Unsur-Unsur Kredit ... 10
2.3.2 Jenis-Jenis Kredit ... 11
2.3.3 Resiko Kredit dan Prinsip Dasar Penilaian Kredit 5C ... 14
2.3.4 Contoh Penerapan Analisa 5C untuk Kelayakan Pemberian Kredit ... 20
2.4 Definisi Sistem Informasi ... 22
xi
Halaman
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27
3.1 Analisis Sistem ... 27
3.1.1 Komunikasi ... 27
3.1.2 Perencanaan Kebutuhan ... 46
3.2 Perancangan Sistem ... 48
3.2.1 Perancangan Proses ... 48
3.2.2 Perancangan Basis Data ... 56
3.2.3 Perancangan Antarmuka Pengguna ... 66
3.3 Perancangan Pengujian ... 76
3.3.1 Perancangan Uji Coba Aplikasi ... 76
3.3.2 Perancangan Uji Coba Pengguna ... 83
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 84
4.1 Implementasi ... 84
4.1.1 Kebutuhan Sistem ... 84
4.1.2 Implementasi Sistem ... 85
4.2 Uji Coba Sistem ... 103
4.3 Evaluasi Sistem ... 148
BAB V PENUTUP ... 149
5.1 Kesimpulan ... 149
5.2 Saran ... 149
DAFTAR PUSTAKA ... 150
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Koperasi serba usaha (KSU) Mitra merupakan koperasi yang berada di
daerah Genteng, Banyuwangi. Tepatnya pada pertokoan BMI B/7, Maron,
Genteng, Banyuwangi. KSU Mitra saat ini memiliki anggota tetap sebanyak 25
orang dan anggota tidak tetap sebanyak kurang lebih 200 orang. KSU Mitra saat
ini masih memfokuskan usahanya pada sektor simpan pinjam, yang memiliki
produk jasa simpanan dan pinjaman kredit. Untuk kedepannya, KSU Mitra akan
membuka bidang usaha lain berupa toko yang menjual keperluan sehari-hari yang
barangnya dapat dibeli secara kredit oleh anggotanya.
KSU Mitra memiliki produk jasa berupa pemberian pinjaman kredit
kepada anggotanya. Dalam memberikan pinjaman, KSU Mitra terlebih dahulu
melakukan penilaian terhadap calon nasabah. Dalam melakukan penilaian
kelayakan kredit, KSU Mitra menggunakan prinsip penilaian 5C yaitu menilai
character (watak) yaitu menilai sifat calon nasabah, capacity (kemampuan) yaitu
menilai kemampuan calon nasabah dalam pekerjaannya, capital (modal) yaitu
menilai kemampuan modal calon nasabah, collateral (jaminan) yaitu menilai
taksasi jaminan yang akan diberikan oleh calon nasabah, condition (kondisi) yaitu
menilai kondisi ekonomi calon nasabah saat ini. Namun pada kenyataan di
lapangan, yang terjadi sering kali prinsip penilaian 5C tersebut tidak dilakukan
seluruhnya oleh KSU Mitra. Hal ini karena penilaian tersebut masih dilakukan
menggunakan formulir oleh pihak KSU Mitra. Hanya prinsip collateral yang
menilai taksasi barang jaminan pada prinsip penilaian 5C yang pasti dilakukan
penilaian karena merupakan syarat utama untuk meluluskan permohonan kredit
sebelum dilakukan penilaian selanjutnya. Proses penilaian pada calon nasabah
yang tidak mencakup seluruh prinsip penilaian 5C tersebut dapat dilihat pada tabel
1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1 Proses Penilaian 5C Pada KSU MITRA
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa proses penilaian menggunakan
kelima aspek penilaian yang ada pada prinsip penilaian 5C. Hanya aspek
collateral yang merupakan penilaian untuk menilai taksasi barang jaminan saja
yang pasti dilakukan penilaian. Menurut Ruwati dan Afandi (2014), penilaian
kelayakan kredit menggunakan 5C bertujuan untuk meminimalkan resiko kredit
akibat ketidakmampuan nasabah mengembalikan kewajiban pinjaman sesuai
dengan jadwal.
Tabel 1.2 Pendapatan Kredit KSU Mitra
Dari tabel diatas terlihat bahwa tunggakan mengakibatkan target realisasi
pendapatan kredit menjadi tidak terpenuhi. Karena target pendapatan yang tidak
terpenuhi maka pendapatan koperasi juga berkurang dari yang seharusnya
didapatkan. Pencatatan ketika peminjam melakukan pembayaran juga masih
dicatat secara manual dengan menggunakan bantuak microsoft excel.
Beberapa permasalahan yang ada pada proses penilaian kelayakan kredit
antara lain adalah kesulitan dalam menentukan harga jaminan barang,
mencari rekam jejak calon peminjam. Sedangkan permasalahan yang ada pada
proses pencatatan pembayaran kredit antara lain adalah informasi yang sulit
didapat karena proses pencatatan masih menggunakan cara manual dengan
menggunakan bantuan microsoft excel sehingga tidak memiliki data rekam jejak
nasabah.
Berdasarkan uraian diatas, maka dibutuhkan aplikasi penilaian kelayakan
pemberian kredit dan pencatatan pembayaran kredit yang dapat membantu untuk
menilai kelayakan pemberian kredit dan mencatat proses pembayaran kredit pada
KSU Mitra.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan permasalahan untuk tugas
akhir ini adalah bagaimana membuat aplikasi penilaian kelayakan pemberian
kredit dan pencatatan pembayaran kredit pada KSU Mitra.
1.3Batasan Masalah
Untuk mempermudah dalam pembuatan rancang bangun aplikasi
penilaian kelayakan pemberian kredit dan pencatatan pembayaran kredit pada
KSU Mitra, maka diperlukan adanya batasan permasalahan. Adapun batasan
permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi ini berbasis desktop.
2. Hanya membahas jenis usaha koperasi simpan pinjam.
3. Data yang digunakan untuk uji coba didapat dari KSU Mitra yaitu data
nasabah pada bulan Januari 2015 sampai Oktober 2015.
1.4Tujuan
Tujuan dari pembuatan aplikasi adalah:
1. Membuat aplikasi yang dapat membantu proses penilaian kelayakan kredit
dengan prinsip penilaian 5C.
2. Membuat aplikasi yang dapat memberikan informasi tentang pembayaran
angsuran kredit nasabah KSU Mitra.
3. Membuat aplikasi yang dapat memberi notifikasi pada nasabah untuk
mengingatkan jadwal pembayaran angsuran.
4. Membuat aplikasi yang dapat menghasilkan laporan keuangan pendapatan
kredit KSU Mitra.
1.5Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir (TA) ini ditulis dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang diambilnya topik TA,
rumusan masalah dari topik TA, batasan masalah atau ruang
lingkup pekerjaan TA, dan tujuan dari TA ini.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang berisi tentang
teori berkaitan dengan koperasi, kredit, prinsip penilaian 5C,
penerapan prinsip penilaian 5C, dan siklus hidup pengembangan
sistem. Hal ini digunakan untuk membantu penyeleseian masalah
Bab III : Analisis dan Perancangan Sistem
Bab ini berisi penjelasan tentang tahapan-tahapan yang dikerjakan
dalam penyeleseian TA ini yang terdiri dari perencanaan
penelitian, analisis dan perancangan sistem, pembuatan workflow,
user requirements, software requirements, pemodelan
input-proses-output, data flow diagram, perancangan ERD baik
conceptual data model maupun physical data model, struktur
basis data, dan perancangan antarmuka.
Bab IV : Evaluasi dan Implementasi
Bab ini berisi penjelasan tentang evaluasi dari sistem yang telah
dibuat dan proses implementasi dari sistem yang telah melalui
tahap evaluasi sebelumnya.
Bab V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah
saran terhadap kekurangan dari aplikasi yang telah dibangun
kepada pihak lain yang ingin melanjutkan topik TA ini.
Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan
7
2.1 Koperasi
Definisi Koperasi menurut UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang
perkoperasian dalam pasal 1 ayat (1) menyatakan: "Bahwa Koperasi adalah badan
hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi,
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial,
dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi; ayat (2) Perkoperasian
adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi; ayat (3) Koperasi
primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang perseorang;
ayat (4) Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan badan hukum koperasi”.
Koperasi memiliki beberapa sumber pendanaan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Simpanan Pokok
Simpanan Pokok adalah Simpanan Saham yang diperhitungkan sebagai
modal koperasi dan disetor pada saat mendaftar menjadi anggota. Sistem
pembayaran kontan.
2. Simpanan Wajib
Simpanan Wajib adalah Simpanan yang diperhitungkan sebagai modal dasar
koperasi dan disetor secara berkala atau setiap satu bulan sekali dalam jumlah
3. Simpanan Kapitalisasi
Simpanan Kapitalisasi adalah simpanan saham yang diperoleh dari anggota
guna memperkuat modal koperasi. Simpanan Kapitalisasi terdiri dari:
a. Simpanan Kapitalisasi yang disetor secara sukarela (sewaktu-waktu).
b. Simpanan Kapitalisasi yang disetor dari pembagian deviden atau SHU
yang tidak diambil setelah 1 bulan sejak tanggal RAT.
c. Simpanan Kapitalisasi yang disetor dari sebagian pinjaman yang dicairkan.
4. Simpanan Modal Penyertaan
Modal penyertaan adalah modal koperasi yang diperoleh dari anggota atau
calon anggota yang menyertakan sahamnya sebagai kapital atau modal
koperasi. Modal penyertaan ini dapat disebut sebagai Simpanan Saham
Sukarela yang tidak dapat ditarik sebelum tahun buku berakhir. Modal
penyertaan disetor secara kontan sebagai modal koperasi dan tidak mendapat
jasa simpanan, tetapi diperlakukan sebagai pemilik saham yang akan
mendapat deviden pada akhir tahun buku.
2.2 Jenis-Jenis Koperasi
Secara umum, berdasar jenis usaha, koperasi terdiri atas Koperasi
Simpan Pinjam (KSP), Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Konsumsi, dan
Koperasi Produksi. (Sumberpangan, 2012)
1. Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
KSP adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu menampung
simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung
(menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan
anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh,
dan untuk anggota.” Menurut UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang
perkoperasian pasal 1 ayat (14) menyatakan: “ Pinjaman adalah penyediaan
uang oleh koperasi simpan pinjam kepada anggota sebagai peminjam
berdasarkan perjanjian, yang mewajibkan peminjam untuk melunasi dalam
jangka waktu tertentu; ayat (15) koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang
menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha; ayat (16) unit
simpan pinjam adalah salah satu unit usaha koperasi non-koperasi simpan
pinjam yang dilaksanakan secara konvensional atau syariah.”
2. Koperasi Serba Usaha (KSU)
KSU adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-macam. Misalnya,
unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan
sehari-hari anggota juga masyarakat, unit produksi, unit wartel.
3. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan
kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya
kebutuhan bahan makanan, pakaian, perabot rumah tangga.
4. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang
(memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota koperasi ini pada
umumnya sudah memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota
2.3 Kredit
Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti
kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009:1).
Mac Leod mendefinisikan pengertian kredit sebagai berikut (Firdaus dan Ariyanti,
2009:2): Kredit adalah suatu reputasi yang dimiliki seseorang yang
memungkinkan ia bisa memperoleh uang, barang-barang atau tenaga kerja,
dengan jalan menukarkannya dengan suatu perjanjian untuk membayarnya disuatu
waktu yang akan datang.
2.3.1 Unsur-Unsur Kredit
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
adalah sebagai berikut (Firdaus dan Ariyanti, 2009:3):
1. Adanya badan atau orang yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia
untuk meminjamkan kepada fihak lain. orang atau barang demikian lazim
disebut kreditur,
2. Adanya fihak yang membutuhkan/meminjam uang, barang atau jasa. Fihak
ini lazim disebut debitur,
3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur
4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur,
5. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang,
barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari
debitur,
6. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu seperti
maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko, termasuk penurunan nilai
uang karena inflasi dan sebagainya,
7. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun
ada kredit yang tidak berbunga).
2.3.2 Jenis-Jenis Kredit
Ada beberapa jenis kredit yang dikemukakan oleh Kasmir dalam
bukunya Manajemen Perbankan (2010: 76), diantaranya:
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. contoh kredit
investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.
masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan
dibutuhkan modal yang relatif besar.
b. Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. sebagai contoh kredit
modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai
atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan
menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk
pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit
industri akan menghasilkan barang industri.
b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang
untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. sebagai
contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan
rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
c. Kredit perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk
membeli aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang
dagangan tersebut. kredit ini sering diberikan kepada suplier atau
agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. contoh
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika
untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun
dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. sebagai
contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit
jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.
biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan
karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti
kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. jaminan tersebut
dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.
artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai
jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit
b. Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter
serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan
dengan bank atau pihak lain.
2.3.3 Resiko Kredit dan Prinsip Dasar Penilaian Kredit 5C
Kredit macet yaitu kredit yang telah tidak lancar dan telah sampai pada
jatuh temponya belum dapat diselesaikan oleh nasabah yang bersangkutan. Kredit
macet adalah masalah yang harus memperoleh perhatian khusus dan penanganan
yang serius karena hal tersebut dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil.
Beberapa kerugian tersebut adalah:
1. Bila kredit dibiarkan macet berlarut-larut maka dapat mengakibatkan
kerugian materi karena mungkin nilai jaminan sudah tidak cukup untuk
menutup seluruh kewajiban debitur. Hal ini dapat terjadi karena atas pokok
pinjaman tersebut terus dikenakan beban bunga yang makin lama semakin
besar.
2. Banyaknya kredit macet yang terjadi juga dapat merusak reputasi bank karena
bank dianggap tidak mampu melaksanakan proses pemberian kredit dengan
baik.
3. Kerugian lain yang dapat timbul dari kredit macet adalah terganggunya cash
flow bank karena dana yang diharapkan masuk dari pelunasan kredit tertunda
(atau tidak terjadi) sementara itu kewajiban bank terhadap pihak ketiga (para
4. Dana yang terikat di kredit macet mengakibatkan bank tidak dapat
mengadakan pilihan investasi yang lebih menarik dan memberi hasil yang
lebih besar. akibatnya pertumbuhan bank akan terhambat.
5. Kredit macet membutuhkan perhatian yang lebih besar yang sama artinya
dengan peningkatan biaya administrasi. Perhatian khusus tersebut juga dapat
mengakibatkan pejabat yang menangani kredit macet tidak dapat
mencurahkan perhatiannya untuk pekerjaan yang lebih produktif.
Risiko kredit adalah suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan
nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta
bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan.
Untuk memperkecil risiko juga digunakan seleksi untuk para calon debiturnya.
Untuk itu perlu dianalisis kelayakan kreditnya dengan menggunakan prinsip
5C.(Ruwati dan Afandi, 2014:63)
Menurut Herutomo (2010:121), berikut ini prinsip-prinsip klasik dasar
penilaian kredit (5C):
1. Character (watak)
Karakter merupakan keadaan dan sifat debitur, baik dalam kehidupan
sehari-hari sebagai pribadi maupun di lingkungan kerja dan lingkungan usahanya.
Misalnya saja, kejujuran, keterbukaan, ketulusan, kemampuan bekerja atau
mengelola usaha, komitmen, kemauan untuk membayar utang, kebiasaan, dan
2. Capacity (kemampuan)
Kemampuan calon debitur dalam bekerja dan menjalankan usahanya,
keahlian, kecakapan, kematangan financial, profesionalitas, adanya sumber
pendapatan yang jelas dan berkesinambungan.
3. Capital (modal)
Dalam ruang lingkup KPR (Kredit Pemilikan Rumah), modal berarti
kekayaan atau dana sendiri untuk membayar uang muka.
4. Collateral (jaminan)
Nilai jaminan atau yang akan dibeli untuk menutup risiko jika tidak
dipenuhinya kewajiban debitur. Marketabilitas jaminan diperhitungkan di
sini.
5. Condition (kondisi)
Kondisi ini adalah aspek secara makro dan global yang berimbas pada
penghasilan dan usaha debitur. Aspek ini meliputi politik, social, budaya,
peraturan dan perundang-undangan, adat istiadat, dan hambatan-hambatan
lain.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan 5C dapat disimpulkan
bahwa calon debitur layak diberikan kredit investasi untuk pengembangan
usahanya. Menurut Kasmir (2012:95) indikator-indikator 5C diuraikan sebagai
berikut:
1. Character (Sifat Nasabah)
Indikatornya meliputi:
a. Itikad dan tanggung jawab
c. Komitmen pembayaran
2. Capacity (Kemampuan Nasabah)
Indikatornya meliputi:
a. Pendapatan nasabah
b. Kemampuan dalam membayar angsuran
c. Kemampuan dalam menyeleseikan kredit tepat waktu
3. Capital (Modal)
Indikatornya meliputi:
a. Sumber penghasilan tetap
b. Memiliki bidang usaha lain sebagai sumber penghasilan
c. Memiliki tabungan atau simpanan di bank
4. Collateral (Nilai Barang Jaminan)
Indikatornya meliputi:
a. Nilai jual barang jaminan yang diagunkan sebanding/melebihi plafond
kredit.(Bila terjadi wan prestasi, agunan mudah dijual)
b. Jaminan bersifat fisik (sertifikat/BPKB/Deposito), atau non fisik (kartu
jamsostek, SK pegawai, referensi juru bayar, dll)
c. Kepemilikan barang jaminan dan keaslian dokumen
5. Condition (Kondisi Nasabah)
Indikatornya meliputi:
a. Pengembangan bisnis/usaha/investasi
b. Fluktuasi perekonomian
Menurut Kasmir (2012:101), secara umum dapat dijelaskan prosedur
pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang
dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas
lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya yang berisi
antara lain sebagai berikut:
a. Latar belakang perusahaan
b. Maksud dan tujuan
c. Besarnya kredit dan jangka waktu
d. Cara pemohon mengembalikan kredit
e. Jaminan kredit
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap
sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum
lengkap atau cukup , maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan
apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan
tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
3. Wawancara 1
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan
dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut
sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk
4. On The Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot di
cocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saat hendak melakukan on the spot
hendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yang kita lihat
dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
5. Wawancara 2
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada
kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang
ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan dengan pada
saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
Analisis permohonan kredit adalah untuk menganalisa semua faktor resiko
yang berkaitan dengan permohonan kredit dan untuk menilai sejauh mana hal
tersebut beralasan/layak dibiayai, memiliki keabsahan hukum dan sesuai
dengan praktek perbankan yang sehat.
6. Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika di terima, maka dipersiapkan administrasi nya,
biasanya keputusan kredit yang akan mencakup :
a. Jumlah uang yang diterima
b. Jangka waktu kredit
Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pula bagi
kredit yang di tolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan
alasannya masing-masing.
7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum
kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad
kredit ,mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan
yang dianggap perlu. Penandatangan dilaksanakan :
a. Antara bank dengan debitur secara langsung atau
b. Dengan melalui notaris
8. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang
bersangkutan.
9. Penyaluran atau penarikan dana
Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari
pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu
sekaligus atau secara bertahap.
2.3.4 Contoh Penerapan Analisa 5C Untuk Kelayakan Pemberian Kredit
Berikut ini merupakan contoh kasus penerapan analisa 5c untuk
kelayakan pemberian kredit.(Prayetno dan Muslihudin, 2013:252).
1. Kriteria Pemberian Kredit
Terbagi atas 5 kondisi dimana masing-masing kondisi terbagi atas beberapa
nilai/skor untuk setiap indikator bervariasi. Berikut ini tabel penentuan
kelayakan pemberian kredit.
N
O Kategori Dimensi Indikator
Skor Maksimal
1 Character Kepribadian
a. Penilaian masyarakat
sekitar terhadap calon debitur
b. Sikap Calon Debitur
a. 3
a. Memiliki catatan
usaha
b. Rata-rata pelanggan
tetap
c. Rata-rata pendapatan
bulanan
d. Jumlah pesaing
e. Aset usaha lebih
besar dari pinjaman
f. Wilayah pemasaran
1) a. 3
a. Jumlah modal usaha
selain dari pinjaman
b. Kepemilikan hutang di
tempat lain
a. Hak milik jaminan
b. Besar nilai taksasi
jaminan
a. Ada atau tidak larangan
terhadap produk/tempat usaha
b. Pasang surut harga
terhadap kelancaran usaha
a. 2
b. 3
2. Analisa Pemberian Kredit
Untuk menentukan calon debitur berhak atau tidak mendapatkan kredit
ditentukan dari hasil skor yang didapat dari analisa 5c diatas. Cara
N=Sp/Sm * 100%
Dimana :
N : Nilai persentase kelayakan yang didapat
Sp : Skor analisa yang didapat
Sm : Skor maksimal
Kemudian hasil diinterpretasikan menggunakan skala kualitatif dengan
kategori >51% adalah “Baik” dan <50% adalah “Buruk”. Setelah persentase
kelayakan diperoleh, maka dapat diketahui besar pinjaman yang dapat diterima
debitur dengan menggunakan penghitungan berikut.
Besar Pinjaman = N/100 * Pinjaman yang Diajukan
2.4 Definisi Sistem Informasi
Menurut Erwan Arbie (2000:35), Sistem informasi adalah sistem didalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
membantu dan mendukung kegiatan operasi, bersifat manajerial dari suatu
organisasi dna membantu mempermudah penyediaan lapran yang diperlukan.
Menurut Hartono (2001:11), Sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
untuk proses pengambilan keputusan. Jadi, pengertian Sistem informasiadalah
suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi penggunanya.
Selain itu, Sistem informasi adalah suatu sistem terintegrasi yang mampu
terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk
mendukung operasi manajemen dalam suatu organisasi.
2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Menurut Jogiyanto (2001:41), di system life cycle tiap-tiap bagian dari
pengembangan sistem dibagi menjadi beberapa tahapan kerja. Tiap-tiap tahapan
ini mempunyai karakteristik tersendiri. Tahapan utama siklus hidup
pengembangan sistem dapat terdiri dari tahapan perencanaan sistem (system
planning), analisis sistem (system analysis), desain sistem (system design), seleksi
sistem (system selection), implementasi sistem (system implementation), dan
perawatan sistem (system maintenance).
Siklus hidup pengembangan sistem (SHPS) adalah pendekatan melalui
beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem. Berikut ini adalah
tahap-tahap dalam siklus hidup pengembangan sistem :
1. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan
Tahap pertama ini berarti bahwa penganalisis melihat dengan jujur pada apa
yang terjadi didalam bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota
organisasi lain, penganalisis menentukan dengan cepat masalah-masalah
dengan anggota organisasi lain, penganalisis menentukan dengan tepat
masalah-masalah tersebut.
2. Menentukan syarat-syarat informasi
Tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentkan
syarat-syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Di antara
perangkat-perangkat yang dipergunakan untuk menetapkan syarat-syarat informasi
mentah, wawancara dan mengamati perilaku pembuat keputusan dan
lingkungan kantor dan prototyping.
3. Menganalisis kebutuhan sistem
Tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali lagi
perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis
menentukan kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram
aliran data untuk menyusun daftar input, proses dan output fungsi bisnis
dalam bentuk grafik terstruktur.
4. Merancang sistem yang direkomendasikan
Dalam tahap ini penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang
terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik.
Penganalisis merancang prosedur data-entry sedemikian rupa sehingga data
yang dimasukkan ke dalam sistem informasi benar-benar akurat. Selain itu,
penganalisis menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan layar
tertentu untuk menjamin keefektifan input sistem informasi.
5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak
Dalam tahap kelima ini penganalisis bekerja bersama-sama dengan
pemrogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang
diperlukan. Beberapa teknik terstruktur untuk merancang dan
mendokumentasikan perangkat lunak meliputi rencana struktur,
Nassi-Shneiderman charts, dan pseudocode.
6. Menguji dan mempertahankan sistem
Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian
masalah sebelum sistem tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan
oleh pemrogram sendiri, dan lainnya dilakukan oleh penganalisis sistem.
Rangkaian ini pertama-tama dijalankan bersama-sama dengan data contoh
serta serta dengan data aktual dari sistem yang telah ada. Mempertahankan
sistem dan dokumentasinya dimulai di tahap ini dan dilakukan secara rutin
selama sistem informasi dijalankan.
7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem
Di tahap terakhir ini penganalisis membantu untuk mengimplementasikan
sistem informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pemakai untuk
mengendalikan sistem. Sebagian pelatihan tersebut dilakukan oleh vendor,
namun kesalahan pelatihan merupakan tanggung jawab penganilisis sistem.
Selain itu, penganalisis perlu merencanakan konversi perlahan dari sistem
lama ke sistem baru. Evaluasi yang ditunjukkan sebagai bagian dari tahap
terakhir ini biasanya dimaksudkan untuk pembahasan. Sebenarnya, evaluasi
dilakukan di setiap tahap. Kriteria utama yang harus dipenuhi ialah apakah
pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem.
Pada penelitian ini model SDLC yang digunakan adalah Model Waterfall
seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Tahapan-tahapan pada SDLC model waterfall adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi
Pada tahapan ini dilakukan komunikasi dengan stakeholder tentang aplikasi
yang dibuat dan merumuskan masalah, kebutuhan, dan solusi dari aplikasi
yang dibuat.
2. Perencanaan
Pada tahapan ini dilakukan penjadwalan dan pembuatan milestone yang akan
ditempuh selama proses pembangunan aplikasi.
3. Pemodelan
Pada tahapan ini dilakukan analisis kebutuhan dan perumusan hasil analisis
dalam bentuk model atau diagram.
4. Konstruksi
Pada tahapan ini dilakukan implementasi dari tahap pemodelan secara teknis
yang dikerjakan oleh programmer dan melakukan uji coba terhadap
fungsi-fungsi aplikasi agar bebas dari error dan hasilnya sesuai dengan tujuan
dibuatnya aplikasi.
5. Penyerahan Perangkat Lunak
Pada tahapan ini dilakukan penyerahan aplikasi kepada stakeholder,
27
Pada bab ini dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis
permasalahan, solusi permasalahan, dan perancangan sistem dalam Rancang
Bangun Aplikasi Kelayakan Pemberian Kredit dan Pencatatan Pembayaran Kredit
Pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Mitra. Tahapan awal adalah pengumpulan data
dengan teknik wawancara dan observasi. Tahapan selanjutnya adalah melakukan
identifikasi permasalahan dan analisis permasalahan.
3.1 Analisis Sistem
Pada tahapan ini dilakukan beberapa proses yang berhubungan dengan
tahapan awal metode penelitian. Pada metode penelitian yang diambil
menggunakan model waterfall. Pada model waterfall terdapat beberapa tahapan
yang meliputi tahap komunikasi dan tahap perencanaan.
3.1.1 Komunikasi
Pada tahap komunikasi dilakukan proses wawancara dan observasi.
Proses observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada
KSU Mitra untuk mendapatkan gambaran umum proses penilaian kelayakan
pemberian kredit, gambaran umum proses pencatatan pembayaran kredit, dan
tugas dari masing-masing bagian yang berkepentingan pada proses tersebut.
Proses wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan manager
KSU Mitra untuk mencocokkan data dan informasi dari hasil observasi. Setelah
dapat disusun analisis bisnis, analisis kebutuhan pengguna, analisis kebutuhan
data, dan analisis kebutuhan fungsional.
A Analisis Bisnis
Setelah dilakukan tahap komunikasi, tahapan selanjutnya adalah
melakukan analisis bisnis yang meliputi identifikasi masalah, identifikasi
pengguna, identifikasi data, dan identifikasi fungsi.
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi permasalahan dilakukan untuk menemukan penyebab
permasalahan yang terjadi. Proses bisnis penilaian kelayakan pemberian
kredit pada KSU Mitra dapat dilihat pada gambar 3.1 pada halaman 29. Pada
gambar 3.1 dijelaskan tentang proses bisnis penilaian kelayakan pemberian
kredit yang diterapkan oleh pihak KSU Mitra. Alur dimulai dari calon
nasabah mengisi formulir permohonan kredit yang kemudian akan dilakukan
cek kelengkapan formulir untuk didapatkan data permohonan yang sudah
sesuai dengan ketentuan pihak KSU Mitra. Data permohonan tersebut lalu
digunakan sebagai acuan untuk melakukan wawancara. Hasil wawancara
merupakan salah satu bahan untuk penilaian kelayakan kredit pada
permohonan yang diajukan yang dilakukan oleh manager. Bagian survey
melakukan survey lapangan untuk melakukan crosscheck dari data yang
diberikan oleh calon nasabah pada formulir permohonan kredit. Manager
melakukan penilaian 5C dari hasil wawancara dan hasil survey lapangan
terhadap data calon nasabah, jika diterima maka akan dibuatkan surat
perjanjian kredit (SPK) yang harus disetujui oleh pihak KSU Mitra dan pihak
dilakukan pendataan anggota, jika nasabah baru maka akan dilakukan
pencatatan data nasabah dan pembayaran simpanan pokok sebagai anggota
koperasi yang baru. Jika nasabah yang sudah menjadi anggota koperasi, maka
setelah nasabah melengkapi dokumen SPK dan dokumen barang yang
dijadikan jaminan pinjaman untuk diserahkan pada pihak koperasi kemudian
akan dilakukan pencairan dana pinjaman oleh kasir.
Bag. Administrasi
(Admin Kredit) Manager Surveyor Nasabah Bag. Administrasi
Dok. Barang jaminan dan SPK
Data Nasabah baru dan Simpanan Pokok
Input Nasabah baru Setuju?
ya
Dok. Barang jaminan dan SPK
Nasabah Bagian Administrasi
Mulai
Cek Detail Pinjaman Kredit
Denda?
Hitung Denda Ya
Catat Pembayaran Tidak
Catatan Pembayaran Bukti Pembayaran
Selesai Data Kewajiban Pembayaran Kredit
Pembayaran Kredit
Gambar 3.2 Workflow Pencatatan Pembayaran Kredit
Berikutnya adalah workflow pembayaran kredit pada KSU Mitra yang dapat
dilihat pada gambar 3.2 diatas ini. Alur dimulai dari bagian administrasi
melakukan pengecekan pada detail pinjaman kredit nasabah. Pengecekan
mendapatkan denda karena melakukan pembayaran melebihi dari batas jatuh
tempo pembayaran pinjamannya atau tidak. Data kewajiban pembayaran
kemudian diberikan ke nasabah untuk kemudian nasabah memberikan
angsuran yang harus dibayarkan berdasarkan pinjaman yang dimiliki.
Pembayaran angsuran tersebut kemudian akan dicatat oleh bagian
administrasi. Pencatatan tersebut meliputi jumlah pembayaran, keterangan
pembayaran untuk angsuran keberapa pada pinjaman yang dimiliki nasabah,
dan tanggal pembayaran. Dari pencatatan tersebut didapat catatan
pembayaran yang akan disimpan pihak KSU Mitra dan salinannya diberikan
pada nasabah sebagai tanda pembayaran. Berdasarkan proses bisnis yang
telah dijelaskan diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi.
Berdasarkan hasil analisis proses bisnis yang telah dijelaskan diatas, maka
dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi. Pada proses penilaian
pemberian kredit, pihak KSU Mitra tidak melakukan pencatatan pada proses
dan hasil penilaian yang dilakukan. Penilaian pada kenyataan di lapangan
juga dilakukan dengan subjektif, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 yang ada
pada halaman kedua. Proses penilaian juga dilakukan dengan cara manual.
Proses penilaian collateral atau penghitungan taksasi nilai jaminan dilakukan
dengan mencari informasi estimasi harga jaminan dari pihak diluar KSU
Mitra dan kemudian dihitung manual oleh manager untuk acuan batas plafon
pemberian pinjaman pada nasabah. Penghitungan kemampuan membayar
angsuran nasabah juga dilakukan penghitungan manual oleh manager.
Dengan tidak dilakukan pencatatan penilaian dan penilaian yang masih
mempengaruhi pendapatan KSU Mitra seperti yang digambarkan pada tabel
1.2 yang ada pada halaman ketiga. Pada proses pembayaran kredit oleh
nasabah. Pihak KSU Mitra hanya melakukan pencatatan sederhana. Hal ini
menyebabkan pihak KSU Mitra kesulitan dalam mendapatkan rekam jejak
nasabah ketika dibutuhkan seperti saat akan dilakukan penilaian kelayakan
kredit. Hasil identifikasi dari proses bisnis penilaian kelayakan kredit dan
pencatatan pembayaran kredit pada KSU Mitra saat ini dapat dilihat pada
tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Hasil Identifikasi Masalah
Identifikasi
Permasalahan Penyebab Alternatif Solusi
Proses penilaian 5C yang tidak dilaksanakan seluruhnya.
Penilaian dilakukan masih subjektif dan tidak tercatat.
Sistem yang dapat membantu melakukan penilaian 5C secara lengkap dan tercatat. Histori pembayaran
kredit nasabah yang tidak lengkap.
Pencatatan yang ada masih sederhana dan kurang terperinci.
Sistem yang dapat membantu melakukan pencatatan pembayaran kredit yang terperinci.
2. Identifikasi Pengguna
Berdasarkan hasil wawancara terdapat beberapa pengguna yang memiliki
peran dalam mengoperasikan aplikasi yang dibangun yaitu bagian
administrasi (admin kredit dan kasir) dan manager.
3. Identifikasi Data
Setelah dilakukan proses identifikasi permasalahan dan pengguna, maka
dapat dilakukan identifikasi data. Pada aplikasi yang akan dibangun ini
pinjaman, data penilaian 5C, data surat perjanjian kredit (SPK), data detail
pinjaman, data pembayaran pinjaman, dan data perhitungan denda.
4. Identifikasi Fungsi
Setelah dilakukan proses identifikasi permasalahan, pengguna, dan data,
maka dapat diidentifikasi fungsi dari aplikasi yang akan dibangun sebagai
berikut: pencatatan data nasabah, penilaian 5C, pembuatan SPK, pencatatan
pinjaman, dan pencatatan pembayaran angsuran.
B Analisis Kebutuhan Pengguna
Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat dibuat kebutuhan pengguna
yang akan dianalisis untuk mengetahui kebutuhan dari masing-masing pengguna
yang berhubungan langsung dengan aplikasi yang dibangun dapat sesuai dengan
apa yang dibutuhkan. Peran dan tanggung jawab pengguna dapat dilihat pada
tabel 3.2.
Tabel 3.2 Peran dan Tanggung Jawab
Aktor Peran Tanggung Jawab
Admin Kredit Mengelola data nasabah
Mengelola data pembayaran
Mencatat data nasabah Mencatat data pembayaran Membuat laporan pembayaran Membuat laporan pendapatan Membuat laporan tunggakan
Kasir Mengelola data pinjaman Mencatat data pinjaman
Manager Melakukan penilaian
kelayakan kredit Membuat akad kredit
Melakukan penilaian 5C Membuat SPK
Dalam membangun sebuah aplikasi diperlukan perancangan perangkat
lunak yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini bertujuan untuk
kebutuhan fungsional. Fungsi-fungsi tersebut dikelompokkan berdasarkan entitas
dan dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Fungsi-Fungsi Entitas
Entitas Deskripsi Fungsi yang Diperlukan
Admin Kredit a. Melakukan pemeliharaan data nasabah.
b. Melakukan pencatatan data pembayaran dan detail
data pembayaran.
c. Mencetak laporan pembayaran pinjaman.
d. Mencetak laporan pendapatan (pendapatan angsuran,
pendapatan bunga, pendapatan denda).
e. Mencetak laporan tunggakan.
Kasir a. Melakukan pencatatan data pinjaman dan detail
pinjaman.
Manager a. Melakukan penilaian kelayakan pemberian kredit
menggunakan prinsip 5C.
b. Membuat dan mencetak SPK.
Berikut ini merupakan alur proses penilaian 5C yang akan digunakan
pada pembuatan aplikasi ini. Ada 2 tahap penilaian yaitu:
1. Penilaian Tahap Pertama
Sebelum masuk pada penilaian, calon nasabah diharuskan memiliki
jaminan berupa kendaraan bermotor lengkap dengan surat BPKB sebagai
syarat dapat mengajukan pinjaman. Pada penilaian tahap pertama dilakukan
penilaian terhadap aspek conditions dan collateral.
Penilaian pada aspek conditions adalah melihat apakah nasabah
masih memiliki tanggungan pinjaman pada KSU Mitra. Jika nasabah masih
memiliki tanggungan pinjaman, maka hanya yang sudah melakukan
pembayaran minimal enam kali angsuran yang dapat diperbolehkan
melakukan permohonan pinjaman baru.
Sedangkan pada aspek collateral yang dinilai adalah nilai taksasi
sama dengan atau lebih besar dari jumlah pinjaman yang diajukan. Jika nilai
40% taksasi barang jaminan lebih kecil dari jumlah pinjaman yang diajukan
maka permohonan pinjaman tidak diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 3.4. Jika minimal salah satu penilaian ditolak, maka tahapan
penilaian tidak dilanjutkan pada penilaian tahap 2.
Tabel 3.4 Penilaian Tahap 1 Penilaian 5C
Penilaian Tahap 1
Kategori Deskripsi Penilaian Keterangan
Conditions
Memiliki tanggungan pinjaman yang masih berlangsung:
a. Tidak memiliki. Hasil “Diterima”
b. Memiliki, sudah melalui 6 kali
pembayaran. Hasil “Diterima”
c. Memiliki, belum melalui 6 kali
pembayaran. Hasil “Ditolak”
d. Memiliki lebih dari 1 sisa pinjaman.
Hasil “Ditolak”
Penghitungan nilai taksasi barang jaminan:
a. 40% nilai barang jaminan >= nilai
pinjaman yang diajukan.
Hasil “Diterima”
b. 40% nilai barang jaminan < nilai
pinjaman yang diajukan.
Hasil “Ditolak”
2. Penilaian Tahap Kedua
Penilaian tahap kedua dilakukan jika pada penilaian tahap pertama
permohonan pinjaman diterima. Penilaian tahap kedua dilakukan penilaian
terhadap aspek capacity, character, conditions, dan capital. Pada penilaian
tahap kedua, setiap aspek memiliki nilai dan persentase masing-masing.
Penilaian capacity dilakukan dengan menghitung perbandingan 40%
dan pendapatan pasangan nasabah, dibandingkan dengan besar tanggungan
angsuran bulanan.
Penilaian character dilakukan dengan melihat hasil survei dan
wawancara tentang aspek kebenaran informasi, watak, penilaian lingkungan
sosial nasabah, dan histori tanggungan pinjaman nasabah. Untuk penilaian
watak dan penilaian lingkungan sosial nasabah dipilih langsung hasilnya oleh
manager berdasarkan hasil wawancara dan survei. Sedangkan untuk penilaian
kebenaran informasi, sistem akan membandingkan hasil informasi yang
diberikan oleh nasabah dengan informasi hasil survei, jika hasil informasi
yang diberikan seluruhnya sesuai dengan hasil survei maka mendapatkan nilai
baik, jika hasil informasi yang diberikan ada tidak kesesuaian dengan hasil
survei namun secara keseluruhan masih lebih banyak yang sesuai maka
mendapatkan nilai cukup, sedangkan jika informasi yang diberikan lebih
banyak yang tidak sesuai dengan hasil survei dibandingkan dengan yang
sesuai maka mendapatkan nilai kurang. Untuk penialain histori pinjaman, jika
nasabah merupakan nasabah baru maka akan mendapatkan nilai cukup. Untuk
nasabah lama, jika histori pinjaman tidak pernah telat dalam melakukan
pembayaran maka akan mendapat nilai baik. Jika histori pinjaman terdapat
beberapa kali pembayaran telat dengan jumlah perbandingan pembayaran
tepat dengan pembayaran telat kurang dari 30% maka akan mendapat nilai
cukup, jika melebihi 30% maka akan mendapat nilai kurang.
Penilaian capital dilakukan dengan melihat status tempat tinggal
nasabah, sumber pendapatan lain nasabah, dan aset lain nasabah. Setelah
penghitungan total untuk menentukan kelayakan permohonan pinjaman
nasabah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3.5 Penilaian Tahap 2 Penilaian 5C
Penilaian Tahap 2
Kategori Persentase Deskripsi Penilaian Keterangan
Capacity 40%
Perbandingan nilai 40% total pendapatan nasabah dan tanggungan
angsuran.
a. > 1.5 kali angsuran.
Nilai“100”
b. > angsuran. Nilai“70”
c. = angsuran. Nilai“60”
d. < angsuran. Nilai“30”
Hasil penilaian berdasarkan pengecekan wawancara dan survei.
Dipilih salah satu.
Character 40%
1. Kebenaran Informasi
a. Baik. Nilai“25”
b. Cukup. Nilai“15”
c. Kurang. Nilai“10”
2. Watak
a. Baik. Nilai“25”
b. Cukup. Nilai“15”
c. Kurang. Nilai“10”
3. Penilaian Sosial
a. Baik. Nilai“15”
b. Cukup. Nilai“10”
c. Kurang. Nilai“5”
4. Histori pinjaman.
a. Baik.
Nilai“35”
b. Cukup. Nilai“20”
c. Kurang. Nilai“10”
Hasil penilaian berdasarkan pengecekan wawancara dan survei.
Dipilih salah satu setiap indikator. Nilai setiap indikator dijumlahkan.
Capital 20%
Penilaian terhadap
sumber pendapatan dan aset lain nasabah.
a. Memiliki usaha lain.
Nilai“30”
b. Memiliki kendaraan
lain. Nilai“30”
c. Memiliki tempat
tinggal kepemilikan
pribadi (bukan sewa) Nilai“40”
Cara penghitungan penilaian pada tahap kedua adalah sebagai berikut:
Hasil nilai dari setiap kategori dikalikan dengan persentase dari setiap
kategori kemudian dijumlahkan.
Nx = Nilai * B% ...(1)
Ntotal = Nx + Nx + Nx + Nx ………(2)
Keterangan:
Nx = Nilai akhir tiap kategori.
Nilai = Nilai tiap kategori sebelum dikalikan dengan persentase tiap
kategori.
B% = Nilai persentase tiap kategori
Ntotal = Nilai total dari penjumlahan Nx tiap kategori.
Hasil dengan Ntotal 60-100 dinyatakan layak untuk diberikan kredit.
Hasil dengan Ntotal < 60 dinyatakan tidak layak untuk diberikan kredit.
C Analisis Kebutuhan Data
Dari analisis kebutuhan pengguna yang telah disusun sebelumnya, maka
dibutuhkan beberapa data untuk menunjang aplikasi yang dibangun. Terdapat
beberapa data yang diperlukan dalam membangun aplikasi, data tersebut meliputi:
1. Data Pegawai
Data pegawai disediakan oleh pihak KSU Mitra sebagai data tambahan untuk
pembuatan aplikasi. Data pegawai yang diperlukan adalah nama pegawai,
jabatan pegawai, no telepon pegawai, dan alamat pegawai.
2. Data Jenis Pinjaman
Data jenis pinjaman disediakan oleh pihak KSU Mitra sebagai data tambahah
ketentuan pinjaman yang ada pada KSU Mitra. Berikut ini adalah tabel 3.6
yang berada dibawah ini yang menggambarkan jenis-jenis pinjaman yang ada
pada KSU Mitra dan ketentuan dari jenis pinjaman tersebut.
Tabel 3.6 Jenis Pinjaman pada KSU Mitra
Pinjaman RC Pinjaman Flat
Lama Pinjaman 6 bulan Lama Pinjaman 1 tahun–2 tahun
Bunga Pinjaman 3% per-bulan Bunga Pinjaman 2% per-bulan
Cara Hitung Angsuran: Pk * Bg
Bg = Bunga Pinjaman
Cara Hitung Angsuran & Tanggungan Bulanan: (Pk + (Pk * Lp * Bg)) / Lp Keterangan:
Pk = Pokok Pinjaman Lp = Lama Pinjaman Bg = Bunga Pinjaman
Cara Pembayaran:
Bulan 1-5 hanya angsuran. Bulan 6 (terakhir) angsuran + Pokok Pinjaman
Denda 1%, Toleransi 3 Hari
Cara Pembayaran:
Setiap bulan dibayar sesuai angsuran.
Denda 1%, Toleransi 3 Hari
3. Data Nasabah
Merupakan data hasil pengisian formulir permohonan kredit yang dilakukan
oleh nasabah. Data yang didapat dibedakan menjadi dua yaitu data identitas
dan data permohonan kredit.
a. Data Identitas
Data yang diperlukan meliputi nama nasabah, alamat nasabah, nomor
identitas (KTP/SIM) nasabah, jenis kelamin nasabah, nomor telepon
nasabah, pekerjaan/jabatan nasabah, pendapatan per bulan nasabah,
sumber pendapatan lain nasabah, aset lain nasabah. Jika nasabah sudah
nama pasangan, nomor identitas pasangan, jenis kelamin pasangan,
pekerjaan/jabatan pasangan, pendapatan per bulan pasangan.
b. Data Permohonan Kredit
Data yang diperlukan meliputi jumlah pinjaman yang diajukan, jenis
pinjaman yang dipilih, dan detail barang jaminan. Detail barang jaminan
meliputi jenis kendaraan, merk, tipe, warna, tahun, nomor polisi, nomor
rangka, nomor mesin, nomor BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor),
kepemilikan.
4. Data Hasil Wawancara dan Survei
Merupakan data hasil wawancara dan survei dari formulir permohonan kredit
nasabah. Data yang diperlukan meliputi data status permohonan kredit
(ditolak/diterima), status kebenaran informasi, status watak nasabah,
penilaian lingkungan sosial nasabah, status tempat tinggal, hasil survei aset
lain, hasil survei usaha lain.
5. Data Penilaian 5C
Merupakan data hasil dari proses penilaian kelayakan pemberian kredit
dengan menggunakan prinsip penilaian 5C. Data yang diperlukan meliputi
status permohonan, status kelayakan, hasil penilaian tahap pertama, hasil
penilaian tahap kedua.
6. Data Surat Perjanjian Kredit
Merupakan data surat perjanjian kredit yang didapat dari pihak KSU Mitra
sebagai data tambahan dalam pembuatan aplikasi ini. Data tersebut meliputi
no SPK, jumlah pokok pinjaman, jumlah bunga pinjaman, jumlah total
pertama, jumlah angsuran terakhir, tanggal pembayaran angsuran pertama,
tanggal pembayaran angsuran terakhir, tanggal jatuh tempo setiap bulannya,
dan detail barang jaminan.
7. Data Detail Pinjaman
Digunakan untuk menyimpan detail pinjaman. Data yang diperlukan meliputi
jumlah total angsuran yang harus dibayar, jumlah bunga angsuran, jumlah
pokok angsuran, tanggal jatuh tempo pembayaran, nomor angsuran, status
angsuran.
8. Data Pembayaran
Merupakan data pembayaran yang dicatat ketika nasabah melakukan
pembayaran pinjaman. Data tersebut meliputi tanggal pembayaran, jumlah
pembayaran, nomor angsuran yang dibayar, jumlah total angsuran yang
dibayar, jumlah angsuran yang dibayar, jumlah bunga yang dibayar, total
keterlambatan, jumlah denda yang dibayar.
9. Laporan Pembayaran Pinjaman
Merupakan hasil rekapitulasi dari data pembayaran yang dilakukan oleh
nasabah. Laporan ini berisi tentang jumlah pembayaran pinjaman yang
didapat setiap bulannya.
10. Laporan Pendapatan
Ada tiga jenis laporan pendapatan yaitu laporan pendapatan angsuran, laporan
pendapatan bunga, dan laporan pendapatan denda. Laporan tersebut berisi
D Analisis Kebutuhan Fungsi
Berdasarkan kebutuhan pengguna yang telah dibuat sebelumnya, maka
dapat diimplementasikan dengan membuat kebutuhan fungsional dari aplikasi
yang dibangun. Pada tahapan ini kebutuhan fungsi digunakan untuk
mengimplementasikan seluruh fungsi yang didapat dari hasil analisis kebutuhan
pengguna. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Pencatatan Data Nasabah
Tabel 3.7 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Nasabah
Fungsi Melakukan pencatatan data nasabah
Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk melakukan pencatatan data
nasabah baru untuk disimpan.
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian admin kredit KSU Mitra
Alur
1. User membuka form Data Nasabah pada aplikasi.
2. User memilih menu “Tambah Nasabah”
3. Aplikasi menampilkan parameter data yang harus
dilengkapi.
4. User melengkapi data nasabah yang diminta oleh aplikasi.
5. User memilih menu “Simpan”
5.1Data tersimpan pada database.
6. User menutup form Data Nasabah pada aplikasi.
Error Handling
1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh
aplikasi akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.
2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang
ditentukan maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.
2. Fungsi Penilaian 5C
Tabel 3.8 Kebutuhan Fungsi Penilaian 5C
Fungsi Melakukan penilaian 5C
Deskripsi
Fungsi ini digunakan untuk melakukan penilaian dengan menggunakan prinsip 5C yang telah ditentukan oleh pihak KSU Mitra
Pemicu -
Alur
1. User membuka form Penilaian 5C
2. User memilih data anggota yang akan dinilai.
3. Aplikasi menampilkan form penilaian tahap pertama yaitu
conditions dan collateral.
4. User melengkapi data yang diminta oleh aplikasi untuk
dilakukan penilaian tahap pertama.
4.1Jika penilaian tahap pertama dianggap lolos sesuai
dengan ketentuan KSU Mitra, maka dilanjutkan ke tahap (5).
4.2Jika penilaian tahap pertama dianggap tidak lolos
sesuai dengan ketentuan pihak KSU Mitra, maka dilanjutkan ke tahap (8).
5. Aplikasi menampilkan form penilaian tahap kedua yang
berisi empat penilaian yaitu capacity/kemampuan, character/karakter, condition/kondisi, dan capital/modal.
6. User melengkapi data yang diminta oleh aplikasi untuk
dilakukan penilaian tahap kedua.
6.1Jika total nilai empat penilaian tahap kedua dianggap
lolos sesuai dengan ketentuan KSU Mitra, maka dilanjutkan ke tahap (7.1).
6.2Jika total nilai empat penilaian tahap kedua dianggap
lolos sesuai dengan ketentuan KSU Mitra, maka dilanjutkan ke tahap (7.3).
7.1User memilih tombol “Hasil Penilaian”.
7.2Jika hasil penilaian menyatakan “Layak”, User memilih
menu “Simpan dan cetak surat perjanjian kredit (SPK)”.
7.2.1 Data penilaian tersimpan pada database.
7.2.2 Aplikasi menutup form Penilaian 5C dan membuka
form pembuatan SPK.
7.3Jika hasil penilaian menyatakan “Tidak Layak”, User
memilih menu “Simpan”.
7.3.1 Data penilaian tersimpan pada database.
7.3.2 Menuju tahap (8).
8 User menutup form Penilaian 5C pada aplikasi.
Error Handling
1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh
aplikasi akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.
2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang
ditentukan maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.
3. Fungsi Pembuatan SPK
Tabel 3.9 Kebutuhan Fungsi Pembuatan SPK
Fungsi Melakukan pencatatan surat perjanjian kredit (SPK)
Pemicu Form Penilaian 5C menu Simpan dan cetak surat perjanjian kredit.
Awal Autentifikasi oleh bagian Manager KSU Mitra
Alur
1. Aplikasi menampilkan form Pembuatan SPK.
2. Aplikasi menampilkan parameter data yang akan dicetak
menjadi SPK.
3. User melengkapi data yang diminta aplikasi.
4. User menekan menu “Cetak SPK”.
5. Aplikasi menampilkan preview SPK yang akan dicetak.
5.1User memilih menu “Cetak Sekarang” untuk mencetak SPK sesuai preview yang ditampilkan aplikasi langsung melalui mesin cetak (printer).
5.2User memilih menu “Simpan sebagai PDF” untuk menyimpan SPK sesuai preview yang ditampilkan aplikasi untuk dicetak di tempat yang berbeda.
6. User menutup preview SPK.
7. Aplikasi menampilkan form Pembuatan SPK.
8. User memilih menu “Simpan SPK”
9. Aplikasi menyimpan data SPK pada database.
10.User menutup form Pembuatan SPK.
Error Handling
1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh
aplikasi akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.
2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang
ditentukan maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.
4. Fungsi Pencatatan Pinjaman
Tabel 3.10 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Pinjaman
Fungsi Melakukan pencatatan pinjaman.
Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk melakukan pencatatan detail data
pinjaman nasabah.
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian kasir KSU Mitra
Alur
1. User membuka form Pencatatan Pinjaman pada aplikasi.
2. User memilih tombol “Tambah Pinjaman”
3. Aplikasi menampilkan parameter data yang harus
dilengkapi.
4. User melengkapi data yang diminta oleh aplikasi.
5. User memilih menu “Simpan”.
6. Aplikasi menyimpan data pinjaman baru pada database.
7. Aplikasi melakukan update status SPK yang ada pada
database SPK.
Error Handling
1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh
aplikasi akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.
2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang
ditentukan maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.
5. Fungsi Pencatatan Pembayaran Pinjaman
Tabel 3.11 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Pembayaran Pinjaman
Fungsi Melakukan pencatatan pembayaran pinjaman.
Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk melakukan pencatatan pembayaran
pinjaman oleh nasabah.
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian admin kredit KSU Mitra
Alur
1. User membuka form Pencatatan Pembayaran Pinjaman
pada aplikasi.
2. Aplikasi menampilkan parameter data yang harus
dilengkapi.
3. User memilih ID nasabah yang melakukan pembayaran.
4. Aplikasi menampilkan parameter data sesuai dengan ID
nasabah yang dipilih.
5. User melengkapi data nasabah yang diminta oleh aplikasi.
6. User memilih menu “Simpan”
7. Aplikasi menyimpan data pembayaran pada database.
8. User menutup form Pembayaran Pinjaman pada aplikasi.
Error Handling
1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh
aplikasi akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.
2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang
ditentukan maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.
6. Fungsi Pembuatan Laporan
Tabel 3.12 Kebutuhan Fungsi Pembuatan Laporan
Fungsi Membuat laporan
Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk membuat laporan.
Pemicu -
Alur
1. User memilih form laporan.
2. Aplikasi menampilkan parameter untuk dilengkapi oleh
user.
3. User melengkapi parameter yang diminta oleh aplikasi.
4. User memilih menu
5. Aplikasi menampilkan laporan.
6. User memilih menu cetak.
7. Aplikasi mencetak laporan.
8. User menutup form laporan pada aplikasi.
Error Handling
3. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh
aplikasi akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.
4. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang
ditentukan maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.
3.1.2 Perencanaan Kebutuhan
Sistem yang dikembangkan ini akan dapat membantu pihak KSU Mitra
dalam melakukan proses penilaian kelayakan pemberian kredit dan pencatatan
pembayaran kredit. Berikut ini adalah bagan input, proses, output (IPO) yang
menggambarkan garis besar input, proses, dan output dari aplikasi yang dibangun.
Gambar bagan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3 pada halaman 47.
Penjelasan dari bagan IPO adalah sebagai berikut:
1. Input
Pada kategori ini berisi tentang apa yang menjadi masukan dari sistem. Ada
empat buah masukan yaitu formulir permohonan kredit, hasil wawancara,
hasil survei, dan pembayaran pinjaman.
2. Proses
Pada kategori ini berisi tentang proses utama dari sistem yang dibuat. Ada
enam buah proses yaitu pencatatan data nasabah, penilaian 5C, pembuatan
surat perjanjian kredit, pencatatan pinjaman, dan pencatatan pembayaran
3. Output
Pada kategori ini berisi tentang keluaran dari sistem yang dibuat. Ada 10
keluaran yaitu data nasabah, hasil penilaian 5C, surat perjanjian kredit, detail
pinjaman, bukti pembayaran, laporan pembayaran pinjaman, laporan
tunggakan, laporan pendapatan angsuran, laporan pendapatan bunga, laporan
pendapatan denda.
3.2 Perancangan Sistem
Dalam tahap perancangan sistem terdapat arsitektur sistem, merancang
context diagram, data flow diagram (DFD), entity relationship diagram (ERD),
dan tampilan perancangan antarmuka dari aplikasi.
3.2.1 Perancangan Proses
Untuk menggambarkan alur jalannya proses dari aplikasi yang dibuat
maka dibutuhkan system flow, context diagram, dan DFD sebagai alat bantu.
A System Flow
System flow menggambarkan alur kerja dari sistem aplikasi yang dibuat
dan menjelaskan urutan prosedur yang ada pada aplikasi.
1. System flow pencatatan data nasabah
Sistem User (Admin Kredit)
Mulai
Input Data Formulir Permohonan Kredit Pencatatan Data
Nasabah
Selesai Data Permohonan
Kredit
Nasabah Permohonan
Kredit
Kepemilikan Aset Kepemilikan Usaha
Jenis Pinjaman
Gambar 3.4 System Flow Pencatatan Data Nasabah
Gambar 3.4 diatas adalah system flow pencatatan data nasabah. Pada alur ini
aktor yang menjalankan fungsi adalah admin kredit. Alur dimulai dengan user
melakukan masukan data dari formulir permohonan kredit yang sebelumnya