• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN PRIORITAS

MASALAH KEBUTUHAN DASAR ELIMINASI URINE

DI KELURAHAN HARJOSARI

KECAMATAN MEDAN AMPLAS

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Zulkifli Yusuf Simatupang 122500107

PROGRAM STUDI D-III

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan nikmat dan rahmat-Nya, memberikan kekuatan lahir dan batin, kejernihan hati dan fikiran, serta kemudahan kepada penulis sehingga masih diberi kesempatan

untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine di

Kelurahan Harjosari II Medan Amplas”

Keberhasilan dalam penyusunan Proposal Penelitian ini, tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan tulus membantu dalam

proses pembuatan Proposal Penelitian ini dari awal hingga akhir. Atas dasar alasan tersebut, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardianta, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara

6. Bapak Mula Tarigan S.Kp, M.Kes selaku Sekretaris Program Studi D-III

(5)

7. Terima kasih juga diucapkan kepada Ibu Diah Arruum, S.Kep,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, masukan

dan nasehat kepada penulis serta selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Seluruh Staf Dosen Karyawan/i Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang

telah banyak memberi pengetahuan dan dorongan serta motivasi kepada penulis.

9. Kepada Orang tua yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal Penelitian ini.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian Proposal Penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal Penelitian ini masih

belum sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Proposal Penelitian ini.

Medan, Juni 2015

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Tujuan Umum ... 2

C.Manfaat ... 3

BAB II. PENGELOLAHAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine 1. Definisi Eliminasi Urine ... 4

2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan ... 4

3. Proses Pembentukan Urine ... 7

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine ... 7

5. Masala Eliminasi Urine ... 9

6. Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine 1. Pengkajian ... 11

2.Diagnosa Keperawatan ... 11

(7)

B . Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian ... 15

2. Analisis Data ... 23

3. Rumusan Masalah ... 24

3.Perencanaan Keperawatan dan rasional ... 24

4.Pelaksaan Kepeerawatan ... 25

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 26

B. Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebutuhan eliminasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Menurut Abraham Maslow (1970 dalam Goble,1970) kebutuhan dasar manusia ada lima tingkatan. Tingkat paling mendasar adalah hal-hal yang paling penting untuk

mempertahankan hidup yaitu kebutuhan fisiologi seperti udara, air, dan makanan. Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan dan keamanan yang meliputi

keselamatan fisik dan psikologi. Tingkat ketiga merupakan kebutuhan dicintai dan dimiliki. Tingkat keempat adalah kebutuhan dihargai dan harga diri yang mencakup rasa percaya diri, kebergunaan, pencapaian dan nilai diri. Tingkat terakhir adalah

kebutuhan untuk aktualisasi diri. (Mongan, 2014)

Eliminasi urin merupakan salah dari proses metabolik tubuh. Zat yang tidak

dibutuhkan, dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru secara primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yang dibentuk selama metabolisme pada jaringan. Hampir semua karbondioksida dibawa

keparu-paru oleh sistem vena dan diekskresikan melalui pernapasan. Kulit mengeluarkan air dan natrium. Eliminasi urine secara normal bergantung pada satu pemasukan cairan

(9)

mempengaruhi kuantitas, urin dan kandungan produk sampah didalam urin. Usus

mengeluarkan feses dan beberapa cairan dari tubuh. Pengeluaran feses melalui evakuasi usus besar biasanya menjadi sebuah pola pada usia 30 sampai 36 bulan.

(Perry & Potter. 2005)

Eliminasi urine adalah pengeluaran sisa-sisa metabolisme dalam tubuh berupa cairan melalui saluran perkemihan atau urogenetalia. Kebutuhan eliminasi urine

merupakan kebutuhan tubuh mengeluarkan bahan buangan cair secara berkala atau secara fisiologi. (Mongan, 2014)

Untuk menangani masalah eliminasi klien, perawat harus memahami eliminasi normal dan faktor-faktor yang meningkatkan atau menghambat eliminasi. Asuhan keperawatan yang mendukung akan menghormati privasi dan kebutuhan emosional

klien. Tindakan dirancang untuk meningkatkan eliminasi normal juga harus meminimalkan rasa ketidaknyamanan ( Potter & Perry, 2015)

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan gangguan

kebutuhan dasar eliminasi urine di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas.

2. Tujuan Khusus

(10)

b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dengan gangguan kebutuhan

dasar eliminasi urine

c. Untuk merencanakan asuhan keperawatan dengan gangguan

kebutuhan dasar eliminasi urine

d. Untuk menerapkan pelaksanaan keperawatan dengan gangguan kebutuhan dasar eliminasi urine

e. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan dengan gangguan kebutuhan dasar eliminasi urine

C. MANFAAT

Adapun manfaat dari laporan asuhan keperawatan ini adalah : a. Bagi Praktisi Keperawatan

Hasil laporan keperawatan ini di harapkan dapat menjadi bahan bagi perawat mengenai eliminasi urine.

b. Bagi Pendidik Keperawatan

Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat menambah wawasan mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan

(11)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Kebutuhan Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi

1. Definisi eliminasi Urine

Eliminasi urine adalah pengeluaran sisa-sisa metabolisme dalam tubuh berupa cairan melalui saluran perkemihan atau urogenetalia. Kebutuhan eliminasi urine merupakan kebutuhan tubuh mengeluarkan bahan buangan cair secara berkala atau secara fisiologi. (Mongan Ruth,2014)

2. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem perkemihan terdiri dari dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan satu uretra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

2.1 Ginjal (Ren)

(12)

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.( Alimul Aziz. 2006)

2.1.1 Fungsi ginjal

1. Mengeluarkan sisa nitrogen, toksin, ion, dan obat-obatan. 2. Mengatur jumlah dan zat-zat kimia dalam tubuh

3. Mempertahankan keseimbangan antara air dan garam-garam serta asam basa

4. Menghasilkan renin, enzim untuk membantu pengeturan tekanan darah 5. Menghasikan hormon eritropoitin yang menstimulus pembentukan

sel-sel darah merah di sum-sum tulang

6. Membantu dalam vitamin D.(Mongan,2014)

2.1.2 Struktur Ginjal

(13)

Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : 1. Glomerulus,

2. Tubulus proximal 3. Angsa henle

4. Tubulus distal dan tubulus urinarius.( Alimul, Aziz. 2006)

2.2 Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.Lapisan dinding ureter terdiri dari, Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa), Lapisan tengah lapisan otot polos, Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa, Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

2.3 Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.Dinding kandung kemih terdiri dari Lapisan sebelah luar (peritoneum), Tunika muskularis (lapisan berotot), Tunika submukosa, Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

2.4 Uretra

(14)

Dinding uretra terdiri dari 3 lapisan:

1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter uretra menjaga agar uretra tetap tertutup.

2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf. 3. Lapisan mukosa. ( Alimul, Aziz. 2006)

3. Proses Pembentukan Urine 1. Proses filtrasi

Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan afferent lebih besar dari permukaan efferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat diteruskan ke seluruh ginjal.

2. Proses reabsorpsi

Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.

3. Proses Sekresi

(15)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine 1. Pertumbuhan dan Perkembangan

Usia dan berat badan dapat memengaruhi jumlah pengeluaran urine. Pada usia lanjut volume ladder berkurang, demikian juga wanita hamil sehingga frekuensi berkemih juga akan sering.

2. Sosiokultural

Budaya masyarakat dimana sebagian masyarakat hanya dapat miksi pada tempat tertutup dan sebaliknya ada masyarakat yang dapat miksi pada lokasi terbuka.

3. Psikologis

Pada keadaan cemas dan stres akan meningkatkan stimulasi berkemih 4. Kebiasaan Seseorang

Misalnya seseorang hanya bisa berkemih ditoilet, sehingga iya tidak dapat berkemih dengan menggunakan pot urine

5. Tonus Otot

Eliminasi urine membutuhkan tonus otot bladder, otot abdomen dan pelvis untuk berkontraksi. Jika ada gangguan tunus, otot dorongan untuk berkemih juga akan berkurang.

6. Intake cairan dan makanan

Alkohol menghambat anti Diuretik Hormon(ADH) untuk meningkatkan pembuangan urine, kopi, teh, coklat, cola (menggandung kafein) dapat meningkatkan pembuangan dan ekskresi ueine

7. Kondisi Penyakit

Pada pasien yang demam akan terjadi penurunan produksi urine karena banyak cairan yang dikeluarkan melalui kulit. Peradangan dan iritasi organ kemih menimbulkan retensi urine

8. Pembedahan

(16)

9. Pengobatan

Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan proses perkemihan. Misalnya pemberian diure;tik dapat meningkatkan jumlah urine, se;dangkan pemberian obat antikolinergik dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine

10.Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik ini juga dap'at memengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti IVY (intra uenus pyelogram), yang dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi urine. Se;lain itu tindakan sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat mengganggu pengeluaran urine. (Mongan, 2014)

5. Masalah Eliminasi Urine

Penyakit ginjal utamanya akan berdampak pada sistem tubuh secara umum. Salah satu yang tersering ialah gangguan urine.Beberapa masalah eliminasi urine yang sering muncul, antara lain :

a. Retensi

Retensi Urine ialah penumpukan urine acuan kandung kemih dan ketidaksanggupan kandung kemih untuk mengosongkan sendiri. Kemungkinan penyebabnya Operasi pada daerah abdomen bawah, Kerusakan ateren, Penyumbatan spinkter.

Tanda-tanda retensi urine :

1. Ketidak nyamanan daerah pubis.

2. Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih. 3. Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang. 4. Meningkatnya keinginan berkemih.

(17)

b. Inkontinensia

Inkontinesia Urine ialah bak yang tidak terkontrol. 1. Jenis inkotinensia

a. Inkontinensia Fungsional/urgensi

Inkotinensia Fungsional ialah keadaan dimana individu mengalami inkontine karena kesulitan dalam mencapai atau ketidak mampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih.

Faktor Penyebab:

1. Kerusakan untuk mengenali isyarat kandung kemih. 2. Penurunan tonur kandung kemih

3. Kerusakan moviliasi, depresi, anietas 4. Lingkungan

5. Lanjut usia.

b. Inkontinensia Stress

Inkotinensia stress ialah keadaan dimana individu mengalami pengeluaran urine segera pada peningkatan dalam tekanan intra abdomen. Faktor Penyebab:

1. Inkomplet outlet kandung kemih 2. Tingginya tekanan infra abdomen

3. Kelemahan atas peluis dan struktur pengangga 4. Lanjut usia.

c. Inkontinensia Total

Inkotinensia total ialah keadaan dimana individu mengalami kehilangan urine terus menerus yang tidak dapat diperkirakan. Faktor Penyebab :

1. Penurunan Kapasitas kandung kemih. 2. Penurunan isyarat kandung kemih

(18)

5. Kelemahan otot dasar panggul.

6. Penurunan perhatian pada isyarat kandung kemih 7. Perubahan pola

8. Frekuensi

9. Meningkatnya frekuensi berkemih karena meningkatnya 10. Urgency

11. Perasaan seseorang harus berkemih.

6. Asuhan Keperawatan dengan masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi 1. Pengkajian

a) Pola Eliminasi dan keluhan selama Eliminasi

Pengkajian ini antara lain : Bagaimana pola eliminasi dan keluhannya selama Eliminasi.Secara normal,frekuensi buang air kecil pada Dewasa setiap berkemih kurang dari 180 ml atau lebih dari 550 ml

b) Keadaan Urine

No. Keadaan Normal Abnormal Penyebab 1. an sampai kehitaman Amis dan perubahan bau

Darah dan infeksi -

c) Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine

Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine antara lain kebiasaan meminum obat, keadaan cemas dan stres, dan pada usia lanjut volume bledder berkurang, pemakaian alkohol.

d) Pemeriksaan fisik

(19)

2. Diagnosa keperawatan 2.1 Inkontensia urine

Gangguan Pola Eliminasi Urine Inkontinensia adalah kondisi, pada seseorang yang tidak mampu mengendalikan pengeluaran urine (ngompol).

Kemungkinan berhubungan dengan : a. Gangguan neuromoskuler.

b. Spasme bladder. c. Trauma pelvic.

d. Infeksi saluran kemih. e. Trauma medulla spinalis.

Kemungkinan data yang ditemukan : a. Inkontinensia.

b. Keinginan berkemih yang segera. c. Sering ke toilet

d. Menghindar minum e. Spasme bladder

f. Setiap berkemih kurang dari 180 ml atau lebih dari 550 ml. 2.2 Retensi Urine

Definisi : kondisi pada seseorang yang tidak mampu mengosongkan bladder secara tuntas.

Kemungkinan berhubungan dengan : a. Obstruksi mekanik

b. Pembesaran prostat c. Trauma

(20)

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. Tidak tuntasnya pengeluaran urine b. Distensi bladder

c. Hipertropi prostat d. Kanker

e. Infeksi saluran kemih f. Pembedahan besar abdomen g. Berkemih dalam keadaan rileks

3. Perencanaan Keperawatan

3.1 Gangguan eliminasi urine : Inkontinensia Urine Tujuan yang diharapkan :

a. Pasien kembali ke pola normal dari fungsi urine

b. Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan faktor penyebab inkontinensia urine

c. Bebas dari Infeksi

Intervensi Rasional

Monitor keadaan bladder setiap 2 jam

Membantu mencegah distensi atau komplikasi

Tingkatkan aktivitas dengan kolaborasi dokter/fisioterapi

Meningkatkan kekuatan otot ginjal dan fungsi bladde

Kolaborasi dalam bladder training Menguatkan otot dasar pelvis

Hindari faktor pencetus

inkontinensia urine seperti cemas

Mengurangi/menghindari

(21)

Instruksikan pasien dan keluarga mencatat haluaran urine bila

diperlukan

Melatih mengosongkan kandung kemih untuk berlatih menahan

BAK dengan baik

Instruksikan pasien untuk berespon segera terhadap kebutuhan eliminasi

bila perlu

Meningkatkan fungsi kandung kemih pada individu mengalami

retensi urin

3.2 Gangguan Eliminasi urine : Retensi urine Tujuan yang diharapkan :

a. Pasien dapat mengontrol pengeluaran bladder setiap 4jam b. Tanda dan gejala retensi urine tidak ada

Intervensi Rasional

Monitor keadaan bladder setiap 2 jam Menentukan masalah

Ukur intake dan output cairan setiap 4 jam Memonitor keseimbangan cairan

Berikan cairan 2.000 ml./hari dengan

kolaborasi

Menjaga devisit cairan

Kurangi minum setelah 6jam Mencegah nokturia

Kaji dan monitor analisis urine elektorit dan

berat badan

Membantu memonitor keseimbangan

cairan

(22)

Asuhan Keperawatan Kasus

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 94 Tahun

Status Perkawinan : Janda

Agama : Islam

Alamat : Jalan Bajak IV Barat No 4 Golongan Darah : B

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015

II. KELUHAN UTAMA

Ny. S mengatakan BAK sedikit-sedikit dan tidak teratur.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Ketidakseimbangan hormon terkait menopause

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Tidak ada

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS

(23)

B. Quantity/Quality

1. Bagaimana dirasakan

Ny.S susah menahan BAK padahal belum sampai ke Kamar mandi sudah BAK

2. Bagaimana dilihat

Pasien kelihatan cemas karena BAK yang dikeluarkan sedikit

C. Region

1. Dimana Lokasinya di epigastri

2. Menyebar

Ny.S mengatakan penyakit yang dideritanya tidak menyebar

D. Severity

Ny S mengatakan Penyakit yang diderita tidak mengganggu aktivitas pasien

E. Time

Ny.S mengatakan ketika ingin BAK belum sampai di WC ia sudah buang air

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Ny.S mengatakan pernah mengalami penyakit lambung dan sesak nafas B. Pengobatan/tindakan yanng dilakukan

Ny. S mengatakan ia membeli obat warung dan pernah berobat kedokter hinggah sembuh

C. Pernah dirawat/dioperasi

Ny.S mengatakan ia pernah dirawat dirumah sakit Estomihi Medan dengan keluahn sesak nafas

D. Lama dirawat

Ny.S mengatakan ia dirawat selama seminggu E. Alergi

(24)

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Ny.S mengatakan kedua orang tua tidak ada mengalami gangguan kesehatan B. Saudara kandung

Ny.S mengatakana semua keluarga kandungnya dalam keadaan sehat. C. Penyakit keturunan yang ada

Ny.S mengatakan tidak ada penyakit keturunan D. Anggota keluarga yang meninggal

Ny. S mengatakan anak pertama meninggal sekitar dua tahun yang lalu dikarenakan serangan asma

E. Penyebab meninggal

Ny.S mengatakan ananya meninggal karena Serangan jantung

VI. RIWAYAT OBSTETRI G : 8 P : 8 A : 0

Ny.S mengatakan tidak ada masalah dan komplikasi

VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Ny.S mengetahui penyakitnya merupakan cobaan dari Tuhan B. Konsep diri

C. Gambaran diri : Ny. S menganggap bahwa dirinya masih disayangi dan diperhatikan

D. Ideal diri : Ny. S mengatakan ingin segara bisa beraktivitas normal E. Harga diri : Ny. S mengatakan tidak mengalami penurunan harga

diri selama sakit

F. Peran diri : Ny. S mengatakan anak dan cucunya selalu mendampinginya

(25)

H. Keadaan emosional

Ny.S mengatakan sudah merasa lebih tenang ketika anak dan cucunya selalu mendampinginya

I. Hubungan sosial Orang yang berarti : Anak dan Cucunya

Hubungan dengan keluarga : Baik

Hubungan dengan orang lain : Baik

Hambatan dalam bergubungan dengan orang lain : Tidak ada

J. Spritual

Nilai dan keyakinan : percaya dan yakin kepada ALLAH SWT Kegiatan ibadah : Sholat 5 waktu dan membaca al qur an

VIII. Status mental Tingkat kesadaran

o Bingung / orientasi

o Tidak mampu memulai pembicaraan

Alam perasaan

 Lesu

o Ketakutan

o Putus asa

o Gembira berlebihan

Pembicaraan

o Cepat

o Keras

(26)

Afek

o Tidak kooperatif

o Mudah

o Kontrol pikir

 Tidak ada

Memori

o Gangguan daya ingat jangka

o Gangguan daya ingat jangka pendek

o Gangguan daya ingat saat ini

o Konfabulasi

 Tidak ada

o Ide yang terkait

 Normal

IX. Pemeriksaan fisik A. Keadaan umum

Compos mentis B. Tanda-tanda vital

(27)

C. Pemeriksaan head to toe K. Kepala

Bentuk : Normal Ubun-ubun : Normal Kulit kepala : Normal

L. Rambut

Penyebaran dan keadaan rambut : Menyebar

Bau : Menyengat

Warna kulit : Putih M. Wajah

Warna kulit : sawo mateng Struktur wajah : simetris N. Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan : simetris Palpebra : ptosis

Konjungtiva dan sklera : anemis dan sklera tidak ikterus Pupil : normal

Cornea dan iris : normal Visus : normal

Tekanan bola mata : normal O. Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris Lubang hidung : simetris

Cuping hidung : tidak ada gerakan P. Teliga

Bentuk telinga : normal Ukuran telinga : normal Lubang telinga : simetris

(28)

Q. Mulut dan faring

Keadaan bibir : kering

Keadaan gusi dan gigi : baik tidak ada pendarahan Keadaan lidah : baik

R. Leher

Posisi trachea : tepat pada garis sumbu tubuh Thyroid : terlihat tidak ada pembesaran

Suara : pengucapan huruf jelas Kelenjer limfe : tidak ada Vena jugularis : tidak ada

Denyut nadi korotis : masih sangat jelas S. Pemeriksaan integumen

Kebersihan : bersih

Kehangatan : pada kulit masih teraba hangat Warna : sawo mateng

Turgor : normal

Kelembaban : lembab Kelainan pada kulit : tidak ada T. Pemerikasaan thorak /dada

Inspeksi thorak : normal Pernafasan : 29x/m

Tanda kesulitan bernafas : terlihat kesulitan U. Pemeriksaan paru

Palpasi getaran suara : teratur Perkusi : teratur

V. Pemeriksaan jantung

Inspeksi : tidak ada kelainan Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : tidak ada suara

(29)

W. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : simetris dan tidak ada massa Auskultasi : peristaltik usus 25x/i Palpasi : adanya nyeri tekan

X. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas(kesimetrian, kekuatan otot, edema) : tidak ada kelainan, simetris, tidak ada edema

Y. Fungsi motorik

Fungsi motorik pada Ny. S terbatas tidak dapat beraktivitas seperti biasa

Z. Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran) : fungsu sensorik pada Ny. S dapat merasakan air hangat dan dingin

X. Pola kebiasaan sehari-hari I. Pola makan dan minum

Frekuensi makan/ hari : 3 kali sehari Nafsu makan : normal

Nyeri ulu hati : kadang ada, dikarena klien maag Alergi : tidak ada

Mual dan muntah : tidak ada II. Perawatan diri

Kebersihan tubuh : bersih

Kebersihan gigi dan mulut : tidak bersih III. Pola eliminasi

1. BAB

Pola BAB : tidak teratur Karakter feses : normal BAB terakhir : 2 hari yang lalu 2. BAK

(30)

Nyeri/ rasa terbakar/kasulitan BAK : kemungkinan adanya nyeri Riwayat penyakit ginjal : tidak ada

Penggunaan diuretik : tidak ada

IV. Mekanisme koping

 Bicara dengan orang lain

o Mampu menyelesaikan masalah

o Tehnik relaksasi

o Aktivitas konstruksi

o Olah raga.

1. Analisa data

No Data Tanda / Gejala Penyebab Masalah Keperawatan 1 DS :

Pasien mengatakan susah menahan BAK padahal belum sampai ke Kamar mandi sudah BAK

Pasien BAK sedikit DO :

Volume BAK sedikit Pasien terlihat BAK belum sampai ke kamar mandi sudah BAK

Hilangnya kontrol

spinkter kemih

(31)

2. Rumusan masalah Masalah Keperawatan

1. Gangguan Eliminasi Urine (Inkontiennsia Urine) 2. Retensio Urine

Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

1. Inkontinensia Urin Berhubungan dengan kelemahan otot pelvis dan struktur penyangganya,perubahan degeneratif otot pelvis dan struktur penyangga yang berhubungan dengan pertambahan usia,ketidakmampuan bladder untuk mengeluarkan urin ditandai dengan klien melaporkan tetesan urin sesuai dengan peningkatan tekanan abdomen,frekuensi BAK(lebih sering tiap 2 jam)

2. Retensio urin berhubungan dengan adanya kelemahan destrusor,adanya obstruksi ditandai dengan klien mengatakan urin keluar sedikit, sering berkemih, urin keluar menetes, adanya urin sisa, adanya rasa penuh di kandung kemih.

3. Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/

Tangg al

No. Dx

Perencanaan Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional

Senin/ 18 Mei 2015

1 1) Agar Ny.S dapat mengontrol rasa ingin berkemih

2) Eliminasi Urine tidak terganggu

3) Menunjukkan

pengetahuan yang adekuat ttg obat

(32)

karakteristik

5. Pelaksanaan Keperawatan

Hari/Tanggal No.Dx Implementasi Keperawatan Urine tiap BAK

S : Ny.S mengatakan susah menahan BAK padahal belum sampai ke Kamar mandi sudah BAK

(33)

3. Konsultasikan

dengan dokter tentang :

-pemberian obat -Pengobatan

mengajarkan

gerakan senam kegel

- Volume BAK sedikit

- Pasien terlihat pada saat akan ke kamar mandi sudah BAK

A : masalah Belum Teratasi

(34)

1. Lampiran

Catatan Perkembangan Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

No.D x

Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

1 Selasa, 19 Mei 2015

10.00 1. Mengajarkan Pasien dalam memantau eliminasi urine meliputi frekuensi,konsistensi,bau ,dan warna

2. Mengajarkan Pasien tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih 3. Menginstruksikan pasien dan keluarga untuk mencatat haluaran urine bila diperlukan

S : Pasien mengatakan BAK sedikit- sedikit

O : Inkontinensia Urine

A :

Masalah belum teratasi

P :

Intervensi dilanjutkan

1 Selasa, 19 Mei 2015

10.30 - Beri informasi tentang kebutuhan

cairan,kebutuhan berkemih teratur -Beri informasi tentang fungsi perkemihan normal

-Monitor Intake dan output

S : Pasien Mengatakan Sering Berkemih O :

- Retensi Urine - Sering berkemih A : Masalah Belum teratasi

(35)

-Lakukan Pemasangan kateter sesuai dengan kebutuhan

-Rujuk Klien ke spesialis urologi sesuai dengan kebutuhan

2 Rabu, 20 Mei 2015

10.00 1. Menginstruksikan Pasien untuk berespon segera terhadap

kebutuhan eliminasi bila diperlukan

2. Ajarkan Pasien Untuk minum 200 ml cairan pada saat makan diantara waktu makan dan diawal petang

3. Instruksikan klien untuk memonitor tanda dan gejala infeksi saluran kemih

S : -

O :

- Pasien Mampu ke kamar mandi sendiri

- Bau,jumlah dan warna urine

10.30 1. Monitor Intake dan Output

2. Pertahankan sistem drainase urin

3. Berikan privasi untuk berkemih

4. Berikan waktu yang cukup untuk

mengosongkan urin

S : -

O :Klien menunjukkan pengeluaran urin tanpa nyeri,hesistensi atau urgency

A : Masalah Sebagian Teratasi

(36)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pengkajian dilakukan mulai tanggal 18 Mei 2015 ditemukan masalah dengan gangguan eliminasi urine yaitu dimana keadaan pasisen tidak dapat mengontrol buang air

kecil, pasien terlihat cemas karena BAK susah ditahan. Dilakukan implementasi berdasarkan rencana yang telah direncanakan, hasil evaluasi masalah gangguan eliminasi urine pada Ny S tidak teratasi.

B. SARAN

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Agar petugas kesehatan selalu memberikan pengarhan kepada pasien dan keluarga agar mampu memahami dalam masalah kesehatan tentang eliminasi urine

2. Bagi Institusi Pendidikan

Pendidikan yang lebih meningkat pengeyaan, penerapan, dan pengajaran asuhan

keperawatan kepada mahasiswa, meningktkan ilmu pengetahuan dan memberikan keterempilan yang lebih kepada mahasiswa, dan agar menambah refernsi tentang eliminasi urine

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat selama pemberian asuhan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Mediak. Babarca.1996.Perawatan Medikal Bedah,edisi 3.Bandung :C.V.Mosby Company

Referensi

Dokumen terkait

Batuan garam didapatkan dari hasil penggalian yang kedalamannya tidak begitu dalam. Batuan garam juga terkenal dengan sebutan karang garam, batuan garam terbentuk akibat

Dinas Kehutanan untuk rehabilitasi yaitu ada dua cara yakni rehabilitasi diluar kawasan hutan dan rehabilitasi didalam kawasan hutan. Yang diluar kawasan hutan berada

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1/W4, 2015 International Conference on Unmanned Aerial Vehicles

Penelitian kami bertujuan untuk mengetahui insiden dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor (jenis kelamin, cara persalinan, asfiksia, usia kehamilan, berat lahir, onset sepsis)

Banyaknya tanah tererosi 412,796 Ton/Ha/Thn maka tergolong kategori sedang tetapi rawan akan erosi, karena jenis tanahnya (Alfisol) yang sangat labil akan erosi karena

Untuk men- gatasi permasalahan tersebut investor bisa menginvestasikan aset-aset yang ada dengan membuat suatu portofolio, dimana portofolio ini merupakan gabungan dari beberapa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU.. SISWA DALAM

Tahap ini digunakan untuk mengolah data dari hasil studi literatur yang kemudian dilakukan analisis terhadap proses kerja enkripsi dan dekripsi teks