PENGARUH KOMPETENSI PRAKTEK KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP PERILAKU WIRAUSAHA DAN PILIHAN
BEKERJA MAHASISWA
LANI PUJIASTUTI PRATIWI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja Mahasiswa adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
LANI PUJIASTUTI PRATIWI. Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja Mahasiswa. Dibimbing oleh BURHANUDDIN.
Jumlah pengangguran di Indonesia sangat tinggi. Departemen Agribisnis mendapatkan mandat dari IPB untuk mengembangkan kewirausahaan. Salah satu upaya untuk mengembangkan kewirausahaan adalah dengan menyelenggarakan mata kuliah praktek kewirausahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku wirausaha dan menganalisis pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa terhadap pilihan bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum responden memiliki kompetensi yang baik pada praktek kewirausahaan, telah memahami elemen-elemen kompetensi dengan baik, telah menunjukkan perilaku wirausaha secara baik, dan telah memahami dengan baik mengenai pilihan bekerja. Berdasarkan hasil uji Structural Equation Modelling (SEM) menyatakan bahwa perilaku wirausaha mahasiswa paling kuat dipengaruhi oleh elemen kompetensi analisis nilai tambah. Elemen kompetensi analisis nilai tambah juga kuat mempengaruhi pilihan bekerja mahasiswa untuk menjadi job creator
dibandingkan menjadi job seeker.
Kata kunci : Kompetensi, kewirausahaan, perilaku, pilihan bekerja
ABSTRACT
The sum of the Indonesian unemployment is high. Departement of Agribusiness had has an order from IPB to developed the entrepreneur programs. One of the program was organized the entrepreneurship experience. The aims of this study was to analyzed the effect of entrepreneurship experience competency on entrepreneur characteristics and to analyzed the effect of entrepreneur characteristics on working choises. The result showed in generally, that the respondents have good competency on entrepreneurship experience, have good
understanding on the competency’s elements, have shown their entrepreneur
characteristics in good, and have good understanding on working choices. Based on result of Structural Equation Modelling (SEM), the entrepreneur characteristics was strong effected by the added value analisys on the competency’s elements.
The added value analisys on competency’s elements was strong effected to
working choices on students to be a job creator than be a job seeker.
ABSTRAK
LANI PUJIASTUTI PRATIWI. Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja Mahasiswa. Dibimbing oleh BURHANUDDIN.
Jumlah pengangguran di Indonesia sangat tinggi. Departemen Agribisnis mendapatkan mandat dari IPB untuk mengembangkan kewirausahaan. Salah satu upaya untuk mengembangkan kewirausahaan adalah dengan menyelenggarakan mata kuliah praktek kewirausahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku wirausaha dan menganalisis pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa terhadap pilihan bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum responden memiliki kompetensi yang baik pada praktek kewirausahaan, telah memahami elemen-elemen kompetensi dengan baik, telah menunjukkan perilaku wirausaha secara baik, dan telah memahami dengan baik mengenai pilihan bekerja. Berdasarkan hasil uji Structural Equation Modelling (SEM) menyatakan bahwa perilaku wirausaha mahasiswa paling kuat dipengaruhi oleh elemen kompetensi analisis nilai tambah. Elemen kompetensi analisis nilai tambah juga kuat mempengaruhi pilihan bekerja mahasiswa untuk menjadi job creator dibandingkan menjadi job seeker.
Kata kunci : Kompetensi, kewirausahaan, perilaku, pilihan bekerja
ABSTRACT
The sum of the Indonesian unemployment is high. Departement of Agribusiness had has an order from IPB to developed the entrepreneur programs. One of the program was organized the entrepreneurship experience. The aims of this study was to analyzed the effect of entrepreneurship experience competency on entrepreneur characteristics and to analyzed the effect of entrepreneur characteristics on working choises. The result showed in generally, that the respondents have good competency on entrepreneurship experience, have good understanding on the competency’s elements, have shown their entrepreneur characteristics in good, and have good understanding on working choices. Based on result of Structural Equation Modelling (SEM), the entrepreneur characteristics was strong effected by the added value analisys on the competency’s elements. The added value analisys on competency’s elements was strong effected to working choices on students to be a job creator than be a job seeker.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
PENGARUH KOMPETENSI PRAKTEK KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP PERILAKU WIRAUSAHA DAN PILIHAN
BEKERJA MAHASISWA
LANI PUJIASTUTI PRATIWI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi: Pengaruh Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan
Nama NIM
Pilihan Bekeija Mahasiswa : Lani Pujiastuti Pratiwi : H34124003
Disetujui oleh
Dr Ir MM
Pembimbing
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang ikut membantu dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Dr Ir Burhanuddin, MM selaku pembimbing, atas kontribusi yang cukup besar dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Ir Popong Nurhayati, MM selaku penguji utama dan ibu Dra Yusalina, Msi selaku penguji akademik, atas saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna, M.Si selaku evaluator kolokium, atas saran
dan kritik demi perbaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr Amzul Rifin, SP MA selaku pembimbing akademik atas masukan dan bimbingan yang sangat berharga.
5. Ayahanda Edi Pribadi dan Ibunda Yuyun Yusuf atas doa, kasih sayang, dan dukungan yang tiada henti.
6. Adik-adik Irma Fitra Khairunnisa dan Rifqi Fauzan Nur atas dukungan dan bantuan selama proses pengerjaan skripsi.
7. Pihak Direktorat Kemahasiswaan IPB dan Carrier Development Affair (CDA) IPB atas bantuan yang telah diberikan dalam penelitian ini.
8. Seluruh staf pengajar Departemen Agribisnis IPB atas ilmu-ilmu yang telah diberikan.
9. Seluruh staf pegawai Departemen Agribisnis IPB atas kontribusinya dalam mengurus keperluan belajar-mengajar di kampus.
10. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya.
11. Teman-teman Alih Jenis Angkatan 3 atas kerjasama selama kuliah dan pengalaman-pengalaman luar biasa di luar kampus.
12. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 6
Ruang Lingkup Penelitian 6
TINJAUAN PUSTAKA 7
Kompetensi 7
Perilaku Wirausaha dan Pendidikan Kewirausahaan 8
KERANGKA PEMIKIRAN 9
Kerangka Pemikiran Teoritis 9
Kerangka Pemikiran Operasional 13
METODE PENELITIAN 15
Lokasi dan Waktu 15
Metode Penentuan Sampel 15
Data dan Instrumentasi 15
Metode Pengumpulan Data 16
Metode Pengolahan Data 17
Definisi Operasional 21
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 22
Sejarah Ringkas Institut Pertanian Bogor 22
Lokasi Kampus IPB 23
Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor 24
Motto dan Tujuan Institut Pertanian Bogor 24
Sejarah Ringkas Departemen Agribisnis 25
Karakteristik Mahasiswa 25
HASIL DAN PEMBAHASAN 29
Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan 29
Terhadap Perilaku Wirausaha Mahasiswa 29
Pengaruh Perilaku Wirausaha Mahasiswa 36
Terhadap Pilihan Bekerja Mahasiswa 36
SIMPULAN DAN SARAN 39
Simpulan 39
Saran 40
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN 42
DAFTAR TABEL
1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan Tertinggi
yang ditamatkan 2011–2013 (persen) 1
2 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
dan Usaha Besar (UB) tahun 2011 – 2012 2
3 Perkembangan Jumlah Proposal PKMK (Program Kreatifitas
Mahasiswa 2
4 Model tabel analisis tabulasi silang 18
5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 26
6 Karakteristik Responden Berdasarkan IPK 26
7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Uang Saku atau
Pendapatan per Bulan 27
8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua (Ayah) 27 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua (Ibu) 28 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Daerah 28 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti
Pelatihan atau Seminar Kewirausahaan 29
12 Penilaian responden mengenai Kompetensi Hasil Didik 30 13 Penilaian responden mengenai Elemen-Elemen Kompetensi 31 14 Penilaian responden mengenai Perilaku Wirausaha 32
15 Hasil Kriteria Kesesuaian Model SEM 33
16 Penilaian responden mengenai Pilihan Bekerja 36
17 Ringkasan keseluruhan hasil estimasi model 37
DAFTAR GAMBAR
1 Jumlah Peserta PMW (Program Wirausaha Mahasiswa) IPB tahun
2009-2013 3
2 Kerangka Pemikiran Operasional 14
3 Model path Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja Mahasiswa. 21
4 Diagram path t-value model 33
5 Diagram path model elemen-elemen kompetensi 34 6 Diagram path estimasi model hasil respesifikasi 37 7 Diagram path perilaku wirausaha dan pilihan bekerja mahasiswa 38
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Data BPS tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah pengangguran pada Februari 2013 mencapai 7.2 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, dimana TPT Februari 2013 sebesar 5.92 %, turun dari TPT Agustus 2012 sebesar 6.14% dan TPT Februari 2012 sebesar 6.32%. Jumlah TPT di tingkat Universitas cenderung menurun menjadi 5.04% pada Februari 2013.
Tabel 1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan 2011–2013 (persen)
Pendidikan tertinggi yang
Data diatas menggambarkan bahwa setiap tahun masih terdapat pengangguran pada lulusan universitas. Jumlah lapangan pekerjaan di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah lulusan universitas, sehingga masih banyak lulusan universitas yang menganggur. Para lulusan universitas ini diharapkan dapat menjadi wirausaha agar dapat mengurangi jumlah tingkat pengangguran terbuka.
Wirausaha merupakan pendorong pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Pada tahun 2012 jumlah wirausaha di Indonesia adalah sekitar 1 328 163 pengusaha atau naik sebesar 2.41% dari tahun 2011 (Tabel 2) atau sekitar 0.54% dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah tersebut masih kurang karena suatu negara dikatakan memiliki perekonomian yang stabil bila jumlah wirausahanya minimal 2% dari jumlah penduduk.
2
Tabel 2 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) tahun 2011 – 2012
Indikator Satuan Perkembangan Tahun 2011–2012 Jumlah Persentase (%)
Unit Usaha (A+B) Unit 1 328 163 2.41
Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) Unit 1 328 147 2.41
Usaha Mikro (Umi) Unit 1 296 207 2.38
Usaha Kecil (UK) Unit 27 223 4.52
Usaha Menengah (UM) Unit 4 717 10.65
Usaha Besar (UB) Unit 16 0.32
Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM (2013)
Data di atas menggambarkan bahwa terjadi peningkatan jumlah unit usaha baik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maupun usaha besar (UB) sebesar 2.41%. Peningkatan UMKM maupun UB terjadi karena profesi sebagai wirausaha sudah mulai diminati oleh masyarakat. Peningkatan jumlah UMKM maupun UB ini diharapkan juga dapat memicu minat mahasiswa untuk menjadi wirausaha sehingga angka pengangguran pada tingkat lulusan universitas dapat terus berkurang.
Universitas–universitas di Indonesia kini telah menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan untuk mendorong mahasiswanya menjadi sorang wirausaha. IPB sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia tidak hanya menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan, tetapi juga mendorong mahasiswanya untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kewirausahaan. Salah satu program kewirausahaan yang diminati oleh mahasiswa IPB yaitu Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). PKMK merupakan salah satu ajang lomba dibidang kewirausahaan dimana dalam PKMK tersebut mahasiswa juga memperoleh bimbingan mengenai wirausaha. Peserta PKMK merupakan suatu kelompok yang berjumlah tiga sampai lima orang dan mengirimkan satu proposal bisnis tiap kelompok. Ajang PKMK selalu menarik minat mahasiswa namun, terjadi penurunan jumlah peserta secara signifikan pada tahun 2011 dan 2012 (Tabel 3) karena berkurangnya dukungan dari penyelenggara salah satunya dari segi pendanaan.
Tabel 3 Perkembangan Jumlah Proposal PKMK (Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan) IPB yang Diajukan dan Didanai tahun 2009-2013
Indikator Jumlah Proposal PKM yang Diajukan dan Didanai
2009 2010 2011 2012 2013
Proposal yang diajukan 130 341 135 118 266
Proposal yang didanai 9 2 3 6 2
3 Berdasarkan data pada Tabel 3 terlihat bahwa mahasiswa antusias terhadap program PKMK di IPB. Hal ini dapat terlihat pada banyaknya jumlah proposal yang diajukan, namun hanya sedikit proposal yang didanai. Kelompok yang gagal mendapatkan dana, dapat mengajukan proposal kembali pada Program Wirausaha Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Career Development and Alumni Affair (CDA) IPB. Pada grafik 1 terlihat perkembangan jumlah peserta PMW IPB pada tahun 2009-2013. Pada grafik tersebut terlihat adanya penurunan jumlah peserta yang signifikan pada tahun 2011 dan 2012. Penyebab penurunan jumlah peserta PMW terjadi akibat dari penurunan jumlah peserta PKMK. Penurunan jumlah peserta PMW yang terjadi pada tahun 2011 dan 2012, tidak menyurutkan minat mahasiswa dalam berwirausaha pada tahun berikutnya. Terlihat pada tahun 2013 terdapat peningkatan jumlah peserta PMW maupun PKMK.
Gambar 1 Jumlah Peserta PMW (Program Wirausaha Mahasiswa) IPB tahun 2009-2013
Sumber : Career Development and Alumni Affair (CDA) IPB (2014)
Departemen Agribisnis di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB mendapatkan mandat untuk mengembangkan kewirausahaan khususnya pada mahasiswa melalui pendidikan. Pendidikan kewirausahaan yang diberikan mengacu pada kurikulum saat ini. Kurikulum saat ini adalah Kurikulum Nasional Berbasis Kompetensi (KBK) yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Kurikulum pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes). Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan, Merumuskan Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan Learning Outcomes (LO) Bahan Kajian, Pengemasan Mata Kuliah, Penyusunan Kerangka Kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan (Dikti 2013).
Pendidikan kewirausahaan yang diselenggarakan antara lain pengantar kewirausahaan, kewirausahaan, dan praktek kewirausahaan. Mata kuliah pengantar kewirausahaan dilaksanakan pada mahasiswa agribisnis program reguler saat tingkat persiapan bersama, sedangkan mahasiswa alih jenis (AJ) agribisnis tidak mendapatkan mata kuliah tersebut. Mata kuliah pengantar
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
4
kewirausahaan dilaksanakan dengan bobot sks sebanyak satu sks. Mata kuliah kewirausahaan pada mahasiswa agribisnis program reguler dilaksanakan pada semester tiga dengan bobot sks sebanyak tiga sks. Pada program alih jenis agribisnis mata kuliah kewirausahaan dilaksanakan pada semester satu namun, tidak dilaksanakan pada seluruh mahasiswa tetapi hanya dilaksanakan pada mahasiswa yang belum mendapatkan mata kuliah tersebut pada program diploma sebelumnya. Mata kuliah praktek kewirausahaan pada mahasiswa agribisnis program reguler dilaksanakan pada semester enam. Mata kuliah praktek kewirausahaan dilaksanakan pada semester dua atau empat pada mahasiswa agribisnis program alih jenis bergantung pada jumlah sks dan rencana pembelajaran yang diberikan oleh pihak departemen pada tiap-tiap mahasiswa. Praktek kewirausahaan baru berlangsung sebanyak dua angkatan pada Program alih jenis agribisnis. Angkatan pertama mahasiswa yang telah lulus mata kuliah praktek kewirusahaan adalah mahasiswa alih jenis agribisnis angkatan 3 yang terdiri dari 48 orang. Angkatan kedua yang sedang mempelajari praktek kewirausahaan adalah sebanyak 43 orang yang terdiri dari mahasiswa alih jenis agribisnis angkatan 3 dan angkatan 4 serta mahasiswa agribisnis program reguler angkatan 48 sebanyak 106 orang.
Perumusan Masalah
Jumlah wirausaha di suatu negara dapat mengindikasikan kemajuan negara tersebut. Suatu negara dikatakan sebagai negara maju apabila jumlah wirausahanya minimal 2 persen dari total penduduk. Sebagai peerbandingan, Amerika Serikat memiliki wirausaha mencapai 11.5 persen dari jumlah penduduk, China 10 persen, Jepang 8 persen, Singapura 7.2 persen dan Malaysia 4 persen1. Jumlah wirausaha di Indonesia sendiri hanya sekitar 0.54 persen dari total penduduk Indonesia, masih jauh dari jumlah ideal.
Wirausaha memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian suatu negara. Untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia, maka pemerintah maupun swasta bekerja sama dalam meningkatkan jumlah wirausaha ini. Berbagai pelatihan dan seminar diselenggarakan agar jumlah wirausaha dapat terus bertambah setiap tahunnya. Tidak hanya pihak pemerintah dan swasta saja yang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia, tetapi juga universitas-universitas di Indonesia melakukan berbagai upaya agar jumlah wirausaha dapat terus bertambah.
Berdasarkan data BPS 2013 jumlah penduduk yang bekerja menurut pendidikan didapatkan sebanyak 7.94 juta lulusan universitas yang bekerja atau sebanyak 6.λ6 persen dari jumlah penduduk usia bekerja (≥15 tahun). Padahal, universitas-universitas telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan jumlah wirausaha. Universitas–universitas di Indonesia kini telah menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan untuk mendorong mahasiswanya menjadi sorang wirausaha. Universitas–universitas juga menggelar seminar atau
1
Ihsan. 2013. Indonesia Masih Berupaya Tingkatkan Jumlah Wirausaha [Internet]. [2013 Sept 22]. Jakarta (ID): Warta Ekonomi; [diunduh 2013 Nov 23]. Tersedia pada :
5 pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswanya. Departemen Agribisnis di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB ikut serta dalam upaya meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia salah satunya melalui pendidikan.
Pendidikan kewirausahaan yang diselenggarakan antara lain pengantar kewirausahaan, kewirausahaan, dan praktek kewirausahaan. Praktek kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah yang dapat melatih mahasiswa untuk menjadi wirausaha karena dalam mata kuliah ini mahasiswa dituntut untuk menjalankan bisnis secara langsung. Mata kuliah praktek kewirausahaan memiliki kompetensi yang terdiri dari kompetensi hasil didik (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002) dan elemen-elemen kompetensi (Satuan Acara Pembelajaran Praktek Kewirausahaan Departemen Agribisnis IPB).
Kompetensi hasil didik terdiri dari lima variabel antara lain, mampu menyusun proposal bisnis yang layak dan dinilai bank, mampu mengorganisasikan sumberdaya bisnis yang berorientasi pasar, mampu menerapkan prinsip dan konsep kewirausahan di dalam bisnis praktis, mampu mengoperasikan bisnis praktis bidang agribisnis tropika, dan mampu membangun jaringan bisnis bidang agribisnis tropika yang prospektif dan berkelanjutan. Sedangkan elemen-elemen kompetensi terdiri dari enam variabel antara lain, ide kreatif dan inovatif, internalisasi dan diseminasi ide, evaluasi dan monitoring, meramalkan dan mengambil keputusan, analisis risiko, dan analisis nilai tambah.
Mengerjakan tugas dalam mata kuliah ini sebagai wirausaha sesuai dengan kompetensi dapat memberikan suatu pengalaman yang berharga bagi mahasiswa. Pengalaman mahasiswa pada saat melakukan usaha dalam mata kuliah praktek kewirausahaan selama satu semester seharusnya dapat mempengaruhi perilaku wirausaha mahasiswa. Pambudy et al. (2011), menyatakan komponen perilaku wirausaha terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam berwirausaha. Apakah pengalaman dalam mata kuliah ini dapat menambah pengetahuan wirausaha mahasiswa? Apakah pengalaman dalam mata kuliah praktek kewirausahaan ini dapat merubah sikap dan tindakan mahasiswa sehingga menyukai kegiatan berwirausaha? Apakah pengalaman tersebut berpengaruh pada perilaku wirausaha mahasiswa? Dan apakah mahasiswa dapat menentukan pilihan bekerja sebagai job seeker (pencari kerja) atau lebih memilih untuk menjadi job creator (wirausaha).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah: a. Bagaimana pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku
wirausaha mahasiswa?
b. Bagaimana pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa terhadap pilihan bekerja mahasiswa?
Tujuan Penelitian
a. Menganalisis pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku wirausaha mahasiswa.
6
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi : 1. Kegunaan yang bersifat teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan memberikan sumbangan informasi bagi para akademisi sehingga dapat memperkaya dan mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kewirausahaan.
2. Kegunaan yang bersifat praktis : a. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian serta menguji kemampuan analisis masalah berdasarkan teori yang pernah di dapat selama studi, khususnya yang berhubungan dengan kewirausahaan.
b. Bagi Mahasiswa
Memberikan gambaran mengenai faktor–faktor yang dapat memotivasi mahasiswa untuk menjadi wirausaha atau berwirausaha sesuai dengan minat atau bidang keahlian yang ditekuni.
c. Bagi Universitas
Dapat menambah dan memperkaya hasil–hasil penelitian, khususnya yang berkaitan dengan aspek motivasi dan kewirausahaan.
d. Bagi Masyarakat Luas
Sebagai wacana dan pengetahuan tentang faktor–faktor yang dapat memotivasi mahasiswa untuk berkeinginan menjadi wirausaha.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku wirausaha dan pilihan bekerja mahasiswa. Penelitian ini dibatasi pada kompetensi praktek kewirausahaan. Kompetensi praktek kewirausahaan terdiri dari dua yaitu kompetensi hasil didik dan elemen-elemen kompetensi. Kompetensi hasil didik terdiri dari lima variabel, yaitu mampu mengoperasikan bisnis praktis bidang agribisnis tropika, mampu menyusun proposal bisnis yang layak dan dinilai bank, mampu mengorganisasikan sumberdaya bisnis yang berorientasi pasar, mampu menerapkan prinsip dan konsep kewirausahan di dalam bisnis praktis, dan mampu membangun jaringan bisnis bidang agribisnis tropika yang prospektif dan berkelanjutan. Sedangkan elemen-elemen kompetensi terdiri enam variabel, yaitu ide kreatif dan inovatif, internalisasi dan diseminasi ide, evaluasi dan monitoring, meramalkan dan mengambil keputusan, analisis risiko, dan analisis nilai tambah.
7 Mahasiswa responden pada penelitian ini dibatasi pada mahasiswa Alih Jenis Agribisnis angkatan 3 di Institut Pertanian Bogor yang telah lulus mata kuliah praktek pewirausahaan dan mahasiswa Alih Jenis Agribisnis angkatan 3 dan 4 serta mahasiswa Agribisnis angkatan 48 yang sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kompetensi
Indah (2010), menyatakan bahwa kompetensi berkaitan dengan pengalaman dan pengetahuan yang memadai. Seseorang yang memiliki pengalaman yang tinggi cenderung memiliki ketelitian dan kemampuan yang baik dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi terutama yang berkaitan dengan urusannya. Seseorang dengan pengetahuan yang memadai akan memiliki pandangan yang luas terhadap berbagai hal. Pengetahuan yang luas juga membuat wirausaha mudah beradaptasi serta dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi.
Arif (2013) menunjukkan bahwa kompetensi terbagi menjadi tiga yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi pribadi terdiri atas penampilan yang sopan, disiplin, bijaksana dalam mengambil keputusan, sopan dalam bertutur kata, taat beragama dan berbudi pekerti baik, bertanggung jawab dan bersemangat. Kompetensi profesional berkaitan dengan kemampuan materi yang dimiliki oleh seorang wirausahawan dalam menjalankan usahanya. Kompetensi sosial terdiri atas dapat berkomunikasi dengan baik, dapat bergaul dengan baik, dan mampu bersikap adil. Seorang wirausahawan harus dapat memenuhi ketiga kriteria kompetensi tersebut dalam menjalankan usahanya. Lebih lanjut Chasbiansari (2007), menjelaskan bahwa sebesar 67.5% kewirausahaan ditentukan oleh faktor kompetensi sosial, sedangkan sisanya 32.5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Faktor lain yang diduga turut berpengaruh terhadap kewirausahaan antara lain kebutuhan berprestasi, internal locus of control, kebutuhan akan kebebasan, nilai-nilai pribadi, pengalaman, role model, dukungan keluarga dan teman, serta pendidikan.
Wirausahawan dengan kompetensi sosial akan mampu membaca situasi, peka terhadap kondisi yang dihadapi serta mampu memanfaatkan keadaan demi perkembangan usaha yang dimiliki tanpa merugikan pihak lain. Bahkan seorang wirausahawan dengan kompetensi sosial yang baik dapat melibatkan pihak lain untuk ikut mengembangkan usaha dalam upaya mencapai tujuannya dan memberi manfaat atau kesejahteraan bagi pihak yang bekerja sama dengannya. Kompetensi sosial akan membawa individu untuk mampu mempertahankan hubungan baik dengan berbagai pihak, seperti rekan bisnis, karyawan, pelanggan dan investor. Hubungan baik perlu dilakukan demi keberhasilan dan kelangsungan usaha dalam lingkungan bisnis yang makin kompleks.
8
mengorganisasikan sumberdaya, membangun jaringan, memiliki kreatifitas dan inovasi, dsb. Selain itu, seorang wirausaha juga harus dapat meningkatkan kompetensi sosialnya sehingga dapat berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dan memberi manfaat atau kesejahteraan bagi orang lain.
Perilaku Wirausaha dan Pendidikan Kewirausahaan
Pambudy et al. (2011) dan Subachtiar (2013), menyatakan komponen perilaku wirausaha terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam berwirausaha. Lebih lanjut pengetahuan mahasiswa mengenai kewirausahaan lebih tinggi dibandingkan dengan sikap dan tindakan dalam berwirausaha. Pengetahuan wirausaha dapat diperoleh melalui kuliah kewirausahaan, seminar/ pelatihan kewirausahaan, maupun studi literature yang dapat dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok.Sikap wirausaha mencerminkan komponen afektif seseorang dalam menanggapi peluang usaha yang menyangkut komitmen terhadap pelaksanaan usaha. Komponen tindakan mencerminkan hal yang dilakukan oleh seorang wirausaha dalam mencapai tujuannya dalam berwirausaha. Lebih lanjut Azzahra (2009), menyatakan bahwa perilaku wirausaha dapat dilihat dari pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan dalam berwirausaha.
Hardian (2011) menjelaskan pengetahuan wirausaha merupakan salah satu komponen dari perilaku wirausaha yang sangat penting. Pengetahuan wirausaha yang tinggi dapat menjadikan seseorang sukses dalam berwirausaha, sedangkan pengetahuan wirausaha yang rendah maka akan mengalami kegagalan dalam mengelola usahanya. Pengetahuan wirausaha dapat diperoleh dari buku bacaan, dan pengalaman berdagang. Sikap wirausaha adalah unsur mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap pedagang atau respon seseorang dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi didalam wirausaha. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja. Keterampilan yang dimaksud adalah kemampuan pengusaha dalam mengatur usahanya, seperti : pembukuan keuangan, membuat strategi pemasaran, rencana pengembangan usaha.
9 Lebih lanjut Mulyani (2011) menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia terdiri atas tiga bagian. Pertama, pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah) dan nonformal (masyarakat). Dilihat dari sasaran yang ingin dicapai, sasaran pendidikan adalah pembentukan aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap mental atau moral) dan psikomotorik (skill/ keterampilan).
Dengan demikian, perilaku wirausaha terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam berwirausaha. Perilaku wirausaha dapat dipengaruhi oleh pendidikan kewirausahaan. Pendidikan dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seorang wirausaha sehingga dapat menjadi wirausaha sesuai dengan kompetensi.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kompetensi Praktek Kewirausahaan
Buku Panduan Program Pendidikan Sarjana Edisi 2012 Institut Pertanian Bogor menjelaskan bahwa Praktek Kewirausahaan didesain untuk meningkatkan kemampuan dan memberikan pengalaman berwirausaha bagi mahasiswa dengan meningkatkan keterampilan dan perilaku wirausaha mahasiswa melalui penemuan dan presentasi ide, kreativitas dan inovasi berwirausaha, penyusunan ide berwirausaha, perencanaan dan pengorganisasian berwirausaha, pelaksanaan dan pengendalian berwirausaha, serta mentoring dan tindak lanjut dalam berwirausaha. Pencapaian pembelajaran (learning outcomes) yang diharapkan dari mata kuliah praktek kewirausahaan antara lain agar mahasiswa mampu menyusun proposal bisnis yang layak dan dinilai bank mampu mengorganisasikan sumberdaya bisnis yang berorientasi pasar, mampu menerapkan prinsip dan konsep kewirausahan di dalam bisnis praktis, mampu mengoperasikan bisnis praktis bidang agribisnis tropika, mampu membangun jaringan bisnis bidang agribisnis tropika yang prospektif dan berkelanjutan.
Kompetensi berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 yang diterapkan pada Praktek Kewirausahaan terdiri dari kompetensi hasil didik dan elemen-elemen kompetensi. Penyusunan kompetensi dalam penyelenggaraan mata kuliah praktek kewirausahaan diatur berdasarkan keputusan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia nomor 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi. Pasal-pasal yang berkaitan dengan penyusunan kompetensi antara lain :
1. Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas- tugas di bidang pekerjaan tertentu.
2. Pasal 2 (1) Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas : a. kompetensi utama
b. kompetensi pendukung
10
3. Pasal 2 (2) Elemen-elemen kompetensi terdiri atas : a. landasan kepribadian
b. penguasaan ilmu dan keterampilan c. kemampuan berkarya
d. sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai
e. pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
Sistem pendidikan yang berkaitan dengan kompetensi diatur dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 berisikan tentang sistem pendidikan nasional. Pasal-pasal yang berkaitan dengan sistem pendidikan nasional terdapat pada pasal 35 dan pasal 61 mengenai sertifikasi.
1. Pasal 35
(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum.
Penjelasan Pasal 35 Ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Standar isi mencakup ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan ke dalam persyaratan tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
2. Pasal 61
(1) Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.
(2) Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.
(3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
11 Alma (2009) menjelaskan bahwa mata kuliah kewirausahaan diberikan dalam kuliah umum, ataupun dalam bentuk konsentrasi program studi. Beberapa mata kuliah yang diberikan bertujuan antara lain :
a. Mengerti apa peranan perusahaan dalam sistem perekonomian b. Keuntungan dan kelemahan berbagai bentuk perusahaan c. Mengetahui karakteristik dan proses kewirausahaan
d. Mengerti perencanaan produk dan proses pengembangan produk
e. Mampu mengidentifikasi peluang bisnis dan menciptakan kreativitas serta membentuk organisasi kerjasama
f. Mampu mengidentifikasi dan mencari sumber-sumber
g. Mengerti dasar-dasar : marketing, financial, organisasi, produksi h. Mampu memimpin bisnis, menghadapi tantangan masa depan Perilaku Wirausaha
Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan, atau dengan kata lain pada
umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Satuan perilaku yang utama adalah aktivitas. Nyatanya, semua perilaku merupakan suatu rangkaian aktivitas (Hersey dan Blanchard dalam Azzahra 2009). Perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.
Perilaku wirausaha merupakan aspek-aspek yang terinternalisasi dalam diri yang ditunjukkan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melakukan usaha dengan inovatif, inisiatif, berani mengambil risiko dan berdaya saing. Perilaku wirausaha merupakan sikap mental, gaya hidup dan pola tindak yang didasarkan atas pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan kebutuhannya dalam upaya mengkaji peluang dan pertumbuhan bisnis serta tindakannya berusaha mencari kreatifitas, menunjukkan keuletan, bersikap mandiri, dan berani mengambil risiko dengan perhitungan yang matang.
a. Pengetahuan Wirausaha
Pambudy dalam Hardian (2011), menjelaskan untuk menjadi seorang wirausaha tidak hanya sekedar memiliki pengetahuan praktis, tetapi juga pada gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada bisnis yang dijalankan. Walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara pendidikan dengan semangat kewirausahaan, tetapi dalam menjalankan usahanya seorang wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya berhasil.
b. Sikap Wirausaha
Sikap mental yang diperlukan seorang wirausahawan adalah unsur mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap mental berbeda dengan kepribadian. Kepribadian menunjukkan watak seseorang atau sikap mental yang relatif mantap dan tetap (Wijandi dalam Hardian 2011).
12
c. Tindakan Wirausaha
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia tindakan didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan atau perbuatan seseorang. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson dalam Azzahra (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Tindakan wirausaha adalah perbuatan seseorang dalam mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya (Azzahra 2009)
Pilihan Bekerja
Tingkat Pengangguran Terdidik (TPT) di Indonesia memiliki jumlah yang tinggi. Tingginya jumlah TPT tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Para pengangguran terdidik atau para lulusan universitas memiliki pilihan-pilihan dalam bekerja, diantara tetap mencari pekerjaan sebagai pegawai atau menjadi seorang wirausaha.
Para pengangguran terdidik atau para lulusan universitas kebanyakan akan mencari kerja walaupun telah gagal dalam mendapatkan pekerjaan sebelumnya. Menurut Adi (2011), Proses mencari kerja memerlukan waktu dan setiap tawaran pekerjaan perlu dijawab begitu ditawarkan, maka pencari kerja sebelum memulai proses mencari kerja harus menentukan batas diterima atau tidaknya suatu tawaran pekerjaan. Batasan ini biasanya berupa reservation wage. Akan ditolaknya suatu tawaran pekerjaan jika upah yang ditawarkan dibawah reservation wage atau upah minimum yang diharapkannya, sebaliknya akan diterima suatu tawaran pekerjaan jika upah yang ditawarkan sama atau di atas reservation wage.
Teori mencari kerja menghipotesiskan bahwa penentu tingkat pengangguran adalah biaya mencari kerja dan reservation wage, diasumsikan segala sesuatu yang dapat meningkatkan biaya mencari kerja akan menurunkan reservation wage. Dengan meningkatnya permintaan tenaga kerja, pencari kerja akan lebih mudah memperoleh pekerjaan dan berarti turunnya biaya mencari kerja serta meningkatkan reservation wage (Mulyono dalam Adi 2011). Selain itu juga menghipotesiskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula upah minimumnya (reservation wage) sehingga semakin lama pencari kerja mencari kerja berarti semakin lama pencari kerja tersebut menganggur (Sutomo dalam Adi 2011).
13 Seorang wirausahawan merupakan orang yang berani untuk mengambil keputusan dimana keputusan tersebut memiliki risiko yang tinggi untuk usahanya. Seorang wirausahawan juga berani menghadapi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya. Selain itu, wirausahawan juga memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan keberhasilan usahanya dan dapat memegang prinsip
“high risk, high return”. Semakin besar risiko yang dihadapi, semakin besar pula manfaat atau keuntungan yang didapakan. Mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang datang untuk meningkatkan keuntungan usahanya.
Kerangka Pemikiran Operasional
Jumlah wirausaha di Indonesia kini hanya sebanyak 0.54% dari total penduduk Indonesia. Suatu negara dikatakan sebagai negara maju apabila jumlah wirausahanya minimal 2% dari total penduduk. Institut pertanian Bogor sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia ikut berperan aktif dalam menambah jumlah wirausaha di Indonesia. Departemen Agribisnis mendapatkan mandat untuk meningkatkan jumlah wirausaha dengan menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan salah satunya adalah praktek kewirausahaan. Praktek kewirausahaan merupakan mata kuliah yang dapat melatih mahasiswa untuk menjadi wirausaha, maka dilakukan penelitian yang bertujuan menganalisis pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku wirausaha mahasiswa dan untuk menganalisis pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa terhadap pilihan bekerja mahasiswa.
Kompetensi praktek kewirausahaan didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 045/U/2002. Kompetensi tersebut dibagi menjadi kompetensi hasil didik dan elemen-elemen kompetensi. Kompetensi hasil didik terdiri atas kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama. Kompetensi utama terdiri dari satu variabel, yaitu mampu mengoperasikan bisnis praktis bidang agribisnis tropika. Kompetensi pendukung terdiri dari tiga variabel, yaitu mampu menyusun proposal bisnis yang layak dan dinilai bank, mampu mengorganisasikan sumberdaya bisnis yang berorientasi pasar, dan mampu menerapkan prinsip dan konsep kewirausahan di dalam bisnis praktis. Kompetensi lain terdiri dari satu variabel yaitu mampu membangun jaringan bisnis bidang agribisnis tropika yang prospektif dan berkelanjutan.
Elemen-elemen kompetensi dalam kompetensi praktek kewirausahaan terdiri enam variabel, yaitu ide kreatif dan inovatif, internalisasi dan diseminasi ide, evaluasi dan monitoring, meramalkan dan mengambil keputusan, analisis risiko, dan analisis nilai tambah. Kompetensi-kompetensi yang terdapat dalam mata kuliah praktek kewirausahaan diharapkan dapat mempengaruhi perilaku wirausaha dan pilihan bekerja mahasiswa sehingga mahasiswa lebih tertarik untuk menjadi job creator atau pembuat pekerjaan atau dengan kata lain wirausaha dibandingkan menjadi job seeker atau pencari kerja.
14
mahasiswa. Perilaku yang akan diteliti yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan wirausaha. Perilaku tersebut akan diteliti seberapa besar pengaruhnya pada pilihan bekerja mahasiswa untuk menjadi job seeker atau menjadi job creator. Gambar 1 berikut ini menggambarkan tentang kerangka operasional penelitian.
Rumusan Masalah :
a. Bagaimana pengaruh kompetensi praktek kewirausahaan terhadap perilaku wirausaha mahasiswa?
b. Bagaimana pengaruh perilaku wirausaha mahasiswa terhadap pilihan bekerja mahasiswa?
Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja Mahasiswa
Kompetensi berdasarkan yang diterapkan pada Praktek Kewirausahaan
Perilaku Wirausaha :
a. Pengetahuan Wirausaha b. Sikap Wirausaha c. Tindakan Wirausaha
Pilihan Bekerja :
a. Job Seeker b. Job Creator
Kompetensi hasil didik :
a. Mengoperasikan bisnis praktis b. Menyusun proposal bisnis c. Mengorganisasikan sumberdaya
bisnis
d. Menerapkan prinsip dan konsep kewirausahan
e. Membangun jaringan bisnis
Elemen-elemen kompetensi :
a. Ide kreatif dan inovatif
b. Internalisasi dan diseminasi ide c. Evaluasi dan monitoring d. Meramalkan dan mengambil
keputusan e. Analisis resiko f. Analisis nilai tambah
15
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Baranang Siang Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa obyek yang akan diteliti, yaitu Penelitian ini dilakukan kepada Mahasiswa Alih Jenis Agribisnis Angkatan 3 di Institut Pertanian Bogor yang telah lulus mata kuliah Praktek Kewirausahaan dan Mahasiswa Alih Jenis Agribisnis Angkatan 3 dan 4 serta Mahasiswa Agribisnis Angkatan 48 yang sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2014.
Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Alih Jenis Agribisnis Angkatan 3 di Institut Pertanian Bogor yang telah lulus mata kuliah Praktek Kewirausahaan dan Mahasiswa Alih Jenis Agribisnis Angkatan 3 dan 4 serta Mahasiswa Agribisnis Angkatan 48 yang sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan. Data populasi diperoleh dari basis data sekretariat alih jenis agribisnis IPB dan sekretariat agribisnis IPB. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik multiple stage sample yang artinya bahwa sampel ditarik dari kelompok populasi, tetapi tidak semua anggota kelompok populasi menjadi anggota sampel (Nazir 2003). Kelompok populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa alih jenis agribisnis angkatan 3 yang telah lulus mata kuliah praktek kewirausahaan, mahasiswa alih jenis agribisnis angkatan 3 dan 4 serta mahasiswa agribisnis angkatan 48 yang sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan. Kelompok tersebut digunakan karena sampel diperkirakan dapat memberikan informasi terbaik terkait dengan topik penelitian. Jumlah responden yang akan diteliti berjumlah 197 orang, yang terdiri dari 48 orang mahasiswa alih jenis agribisnsi angkatan 3 yang telah lulus mata kuliah praktek kewirausahaan, 43 orang mahasiswa alih jenis agribisnsi angkatan 3 dan 4 yang sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan, serta 106 orang mahasiswa agribisnis angkatan 48 yang sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan.
Data dan Instrumentasi
16
Data-data yang akan digunakan harus berkaitan dengan pencapaian pembelajaran (learning outcomes) pada mata kuliah praktek kewirausahaan. Learning Outcomes merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/ keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja. Rambu-rambu yang harus dipenuhi di tiap jenjang untuk meningkatkan kualitas lulusan perguruaan tinggi. perlu dapat membedakan: 1. Learning Outcomes
Learning Outcomes dalam Praktek Kewirausahaan antara lain : a) Mampu menyusun proposal bisnis yang layak dan dinilai bank
b) Mampu mengorganisasikan sumberdaya bisnis yang berorientasi pasar c) Mampu menerapkan prinsip dan konsep kewirausahan di dalam bisnis
praktis
d) Mampu mengoperasikan bisnis praktis bidang agribisnis tropika
e) Mampu membangun jaringan bisnis bidang agribisnis tropika yang prospektif dan berkelanjutan
2. Jumlah sks
Jumlah sks dalam Mata Kuliah Praktek Kewirausahaan adalah tiga sks. 3. Waktu studi minimum
Waktu studi minimum satu kali (450 menit).
4. Mata Kuliah Wajib : untuk mencapai hasil pembelajaran dengan kompetensi umum
a) AGB221 Kewirausahaan b) AGB223 Kepemimpinan Bisnis
5. Proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa 6. Akuntabilitas asesmen
7. Perlunya Diploma Supplement (surat keterangan pelengkap ijazah dan transkrip)
Mata kuliah praktek kewirausahaan memiliki standar kompetensi mahasiswa memiliki pengalaman berwirausaha dan memiliki perilaku wirausaha di sektor agribisnis tropika. Kompetensi dasar mata kuliah ini adalah mahasiswa menemukan ide berwirausaha yang kreatif dan inovatif. Materi pembelajaran yang diajarkan adalah mengenai ide berwirausaha yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran tutorial dan penugasan.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada Maret-Juni 2014. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden, studi literatur, observasi kondisi tempat penelitian, dan browsing internet. Pengisian kuesioner oleh responden dilakukan dengan temu langsung.
17 jawaban Skala Likert empat kategori mulai dari Sangat Tidak Sesuai hingga Sangat Sesuai. Pertanyaan untuk elemen-elemen kompetensi diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban Skala Likert empat kategori mulai dari Sangat Tidak Sesuai hingga Sangat Sesuai. Pertanyaan untuk unsur perilaku wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban Skala Likert empat kategori mulai dari Sangat Tidak Sesuai hingga Sangat Sesuai dan pertanyaan untuk unsur pilihan bekerja mahasiswa diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban Skala Likert empat kategori mulai dari Sangat Tidak Sesuai hingga Sangat Sesuai. Skala Likert empat kategori digunakan untuk menghindari pilihan jawaban Antara Setuju dan Tidak Setuju (skala nomor 3) yang dapat menyebabkan hasil penelitian menjadi bias.
Metode Pengolahan Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk uraian deskriptif dan menggunakan tabulasi silang, sedangkan data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi dengan diagram persentase dan tabel sederhana menggunakan microsoft excel. Metode pengolahan menggunakan analisis deskriptif dan Structural Equation Modelling (SEM) menggunakan software LISREL 8.30.
1. Analisis Statistika Deskriptif
Salah satu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika deskriptif. Analisis deskriptif dalam penelitian digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang sedang belajar atau telah lulus mata kuliah praktek kewirauasahaan. Karakteristik mahasiswa yang dianalisis yaitu jenis kelamin, IPK, jumlah uang saku dan atau pendapatan per bulan, pekerjaan orang tua (ayah), pekerjaan orang tua (ibu). Data dan informasi yang berasal dari kuesioner akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentase berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar dari setiap hasil merupakan faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis.
Untuk mewakili keseluruhan skor yang terdapat dalam data, digunakan ukuran nilai pusat. Jenis ukuran nilai pusat yang dipakai adalah rata-rata hitung (mean). Mean adalah kecenderungan tengah yang memberikan gambaran umum dari suatu seri pengamatan. Rata-rata hitung secara umum dapat ditentukan dengan rumus :
Keterangan : = mean
18
Tabulasi silang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel kompetensi hasil didik, elemen-elemen kompetensi, perilaku wirausaha, dan pilihan bekerja yang dibagi pada dua kelompok responden yaitu alih jenis (program alih jenis Agribisnis angkatan tiga dan empat) dan reguler (program reguler Agribisnis angkatan 48). Alih jenis terdiri dari 76 responden dan reguler terdiri dari 44 responden. Model tabel analisis tabulasi silang adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Model tabel analisis tabulasi silang
Variabel Indikator Rataan Skor
Alih Jenis Reguler
- - -
- - -
- - -
- - -
Total - -
2. Structural Equation Modelling (SEM)
Analisis SEM digunakan untuk menemukan hubungan-hubungan antar variabel-variabel penelitian. Hubungan-hubungan antar variabel-variabel yang dianalisis yaitu variabel laten independen kompetensi hasil didik dan elemen-elemen kompetensi dengan dua variabel laten dependen yaitu, perilaku wirausaha, dan pilihan bekerja. Responden yang diteliti dengan menggunakan analisis SEM. berjumlah relatif besar, misalnya berkisar antara 100-200 responden atau lebih. Semakin banyak responden yang diteliti, maka hasil penelitian akan semakin baik.
Model SEM memiliki tujuh langkah dalam menyusun strategi, yaitu (Firdaus et al. 2013):
a. Pengembangan model teoritis.
Pada prinsipnya merupakan pengujian kausalitas secara empiris dari teori yang sudah ada dan digunakan untuk megkonfirmasi model teoritis tersebut. Hubungan kausalitas dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan arti, namun pola hubungan akan menjadi rasional bila dilandaskan pada suatu teori.
b. Pengembangan diagram path atau diagram alur.
Diagram dibangun berdasarkan pada konstruk untuk menunjukkan hubungan kausalitas. Cara membangun konstruk dengan mencari peubah penjelas yang dapat menjelaskan konstruk tersebut. Konstruk adalah suatu konsep yang dilandaskan pada teori dan berperan sebagai pembatas dalam mendefinisikan sebuah hubungan.
c. Mengkonversi diagram path ke dalam persamaan.
Diagram path dikonversikan ke dalam bentuk persamaan struktural untuk menyatakan hubungan kausalitas.
d. Menentukan matriks input dan estimasi model.
19 e. Pendugaan koefisien model.
Kadang kala, proses pendugaan memberikan hasil yang irasional. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan struktur model dalam menduga hasil yang unik atau setiap koefisien memerlukan model tersendiri atau terpisah dalam pendugaannya. Untuk menanggulangi model tak teridentifikasi perlu dilakukan penetapan beberapa nilai koefisien pada nilai tertentu (fix coefficient), dan peubah laten yang hanya memiliki satu peubah indikator ditetapkan nilainya (umumnya 1).
f. Evaluasi kriteria goodness-of-fit.
SEM tidak mempunyai alat uji statistik tunggal untuk menguji antara model dengan data yang disajikan. Beberapa indeks kesesuaian dan cut-off-value yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut :
(1) Degree of Freedom (DF) harus positif yang menandakan model tidak underidentified. CMIN/DF umumnya berkisar antara 2.0-3.0 sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesesuaian model.
(2) RMSEA (Root Means Square Error of Approximation) adalah indeks untuk mengkompensasikan chi-square dalam contoh besar, menunjukkan kesesuaian yang dapat diharapkan bila model diestimasi. RMSEA ≤ 0.08 adalah syarat agar model menunjukkan close fit dari model tersebut.
(3) GFI (Goodness of Fit = R2 dalam regresi) dan AGFI (Adjusted R2) adalah rentang ukuran antara 0 (poor fit) sampai dengan 1 (perfect fit) yang menghitungkan proporsi tertimbang dari varian dalam sebuah matriks kovarian contoh. Nilai GFI dan AGFI ≥ 0.λ0 menunjukkan good fit (baik), jika antara 0.80 ≤ GFI dan AGFI < 0.λ0 menunjukkan marginal fit (sedang).
(4) CFI (Comparative Fit Index) merupakan indeks yang besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran contoh sehingga sangat baik untuk megukur tingkat penerimaan sebuah model. Nilai yang diharapkan adalah ≥ 0.λ5. g. Interpretasi dan modifikasi model
Setelah model diterima, interpretasi dilakukan mengikuti teori yang mendasarinya. Modifikasi hanya boleh dilakukan dengan kehati-hatian dan modifikasi dilakukan jika terdapat perubahan yang signifikan dengan dukungan data empirik.
Variabel-variabel yang dianalisis yaitu variabel laten dependen perilaku wirausaha (PRLK) dengan variabel laten dependen pilihan bekerja (PLHN). Variabel laten dependen perilaku wirausaha (PRLK) dipengaruhi oleh variabel laten independen kompetensi hasil didik (KMPT) dan elemen-elemen kompetensi (ELEMEN). Variabel laten dependen pilihan bekerja (PLHN) dipengaruhi oleh variabel dependen perilaku wirausaha (PRLK). Keempat variabel ini disebut variabel laten karena tidak dapat diukur secara langsung, melainkan diukur melalui peubah lain sebagai indikatornya (manifes). Hubungan antar variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
20
kewirausahan di dalam bisnis praktis (KMPT_4), dan mampu membangun jaringan bisnis bidang agribisnis tropika yang prospektif dan berkelanjutan (KMPT_5). Variabel laten independen elemen-elemen kompetensi (ELEMEN) memiliki enam variabel manifes, antara lain ide yang kreatif dan inovatif (ELEMEN_1), internalisasi dan diseminasi ide (ELEMEN_2), evaluasi dan monitoring (ELEMEN_3), peramalan dan pengambilan keputusan (ELEMEN_4), analisis risiko (ELEMEN_5), dan analisis nilai tambah (ELEMEN_6). Variabel laten dependen perilaku wirausaha (PRLK) memiliki tiga variabel manifes, antara lain pengetahuan wirausaha (PRLK_1), sikap wirausaha (PRLK_2), dan tindakan wirausaha (PRLK_3). Variabel dependen pilihan bekerja (PLHN) memiliki dua variabel manifes, antara lain job seeker (PLHN_1) dan job creator (PLHN_2). Variabel-variabel manifes dari masing-masing variabel laten dapat dilihat pada persamaan pengukuran sebagai berikut:
1. Kompetensi Hasil Didik (KMPT) KMPT_1 = KMPT_1 KMPT*KMPT + ε KMPT_β = KMPT_2 KMPT*KMPT + ε KMPT_γ = KMPT_3 KMPT*KMPT + ε KMPT_δ = KMPT_4 KMPT*KMPT + ε KMPT_5 = KMPT_5 KMPT*KMPT + ε
2. Elemen Kompetensi (ELEMEN)
ELEMEN_1 = ELEMEN_1 ELEMEN*ELEMEN + ε ELEMEN_β = ELEMEN_2 ELEMEN*ELEMEN + ε ELEMEN_γ= ELEMEN_3 ELEMEN*ELEMEN + ε ELEMEN_δ = ELEMEN_4 ELEMEN*ELEMEN + ε ELEMEN_5 = ELEMEN_5 ELEMEN*ELEMEN + ε ELEMEN_6 = ELEMEN_6 ELEMEN*ELEMEN + ε 3. Perilaku Wirausaha (PRLK)
PRLK_1 = PRLK_1 PRLK*PRLK + ε PRLK_β = PRLK_2 PRLK*PRLK + ε PRLK_γ = PRLK_3 PRLK*PRLK + ε
4. Pilihan Bekerja (PLHN)
21
Gambar 3 Model path Pengaruh Kompetensi Praktek Kewirausahaan terhadap Perilaku Wirausaha dan Pilihan Bekerja Mahasiswa.
Persamaan struktural yang dibangun pada model ini adalah sebagai berikut: 1) PRLK = KMPT*KMPT + ELEMEN*ELEMEN + PRLK
β) PLHN = PRLK*PRLK + PLHN
Hubungan yang dibangun dalam LISREL 8.30 merupakan hubungan antara variabel laten dependen perilaku wirausaha (PRLK) dengan varibel laten dependen pilihan bekerja (PLHN), adalah sebagai berikut:
KMPT_1 KMPT_2 KMPT_3 KMPT_4 KMPT_5 = KMPT
ELEMEN_1 ELEMEN_2 ELEMEN_3 ELEMEN_4 ELEMEN_5 ELEMEN_6 = ELEMEN
Berikut ini didefinisikan beberapa peubah yang digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah-istilah dalam penelitian, yaitu:
1. Bisnis praktis artinya pengusaha terlibat secara langsung dalam bisnisnya. 2. Proposal bisnis merupakan suatu dokumen tertulis yang memberikan suatu
22
3. Kreatif merupakan kemampuan dalam melahirkan suseatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya.
4. Inovatif merupakan suatu temuan yang menyebabkan berdayagunanya sumber ekonomi ke arah yang lebih produktif.
5. Internalisasi adalah memberikan suatu nilai tambah pada produk 6. Diseminasi adalah memberikan informasi pada produsen.
7. Evaluasi merupakan suatu aktifitas untuk melakukan analisis kinerja suatu usaha.
8. Monitoring merupakan suatu kegiaatan yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan usaha apakah sudah sesuai dengan perencanaan, sejauh mana kendala dan hambatan ditemui, dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dan hambatan yang terjadi.
9. Meramalkan bisnis merupakan suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang berkaitan dengan usaha yang dijalankan.
10. Mengambil keputusan adalah melakukan pemilihan yang didasarkan pada kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
11. Analisis risiko merupakan metode yang meliputi faktor penilaian, karakteristik, komunikasi, manajemen, dan kebijakan yang berkaitan dengan risiko tersebut.
12. Analisis nilai tambah merupakan suatu kegiatan menambahkan nilai suatu komoditas karena melalui proses pengolahan, pengangkutan, ataupun penyimpanan dalam suatu produksi.
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Sejarah Ringkas Institut Pertanian Bogor
23 Awalnya IPB hanya terdiri dari lima fakultas yaitu Fakutas Pertanian, Fakultas Kehutanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Perikanan. IPB berkembang menjadi enam fakultas dengan didirikannya Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian pada tahun 1964 yang saat ini bernama Fakultas Teknologi Pertanian. Sekolah pascasarjana pertama di Indonesia dibuka di IPB yang pada tahun 1980 diresmikan menjadi Fakultas Pascasarjana IPB. Fakultas Pascasarjana IPB beralih status menjadi Program Pendidikan Pascasarjana dengan terbitnya PP 30/1990.
Institut Pertanian Bogor membuka Fakultas Sains dan Matematika pada tahun 1981 dan berubah nama menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun 1983. IPB mulai menyelenggarakan Program Diploma Pada tahun 1979 dan menjadi Fakultas Politeknik Pertanian pada tahun 1980. IPB membuka program pendidikan pascasarjana professional setingkat S2 dalam bidang Manajemen Agribisnis pada tahun 1992.
Institut Pertanian Bogor membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2000. IPB telah ditetapkan menjadi Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 154. IPB mulai menerapkan Kurikulum sistem mayor minor karena sesuai dengan Kebijakan Dasar Pendidikan IPB mengenai pengembangan kurikulum program pendidikan. Kurikulum ini mulai berlaku bagi mahasiswa tahun masuk 2005/2006. Akhirnya IPB membentuk fakultas baru dengan nama Fakultas Ekologi Manusia pada tahun 2006.
Lokasi Kampus IPB
Institut Pertanian Bogor memiliki lima Kampus yang tersebar di beberapa lokasi yaitu:
1. Kampus IPB Darmaga seluas 267 Ha digunakan sebagai kantor rektorat dan pusat kegiatan belajar-mengajar S1, S2 dan S3.
2. Kampus IPB Baranangsiang Bogor seluas 11.5 Ha digunakan sebagai pusat kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat serta pendidikan pascasarjana eksekutif.
3. Kampus IPB Taman Kencana Bogor seluas 3.4 Ha yang direncanakan untuk pendirian rumah sakit internasional.
4. Kampus IPB Gunung Gede Bogor seluas 14.5 Ha sebagai pusat kegiatan pendidikan manajemen dan bisnis yang dilengkapi dengan techno-park.
5. Kampus IPB Cilibende Bogor seluas 3.2 Ha sebagai pusat kegiatan pendidikan vokasional diploma.
24
penelitian untuk mahasiswa S1, S2, S3 maupun dosen IPB. Institut Pertanian Bogor memiliki perpustakaan yang terkatagori 5 besar di Indonesia dan dilengkapi dengan IPB electronic library semuanya untuk melayani informasi yang lengkap dan mutakhir kepada mahasiswa. Institut Pertanian Bogor menyediakan asrama mahasiswa bagi mahasiswa tingkat persiapan bersama dengan kapasitas 3000 orang. Di sekeliling kampus terdapat Bank dan ATM, Poliklinik, sarana ibadah, bus keliling kampus dan track sepeda kampus semuanya untuk mempermudah aktivitas warga IPB. Kampus juga menyediakan Gymnasium, Pusat Kegiatan Mahasiswa, dan Gedung Olah Raga untuk menunjang pengembangan bakat dan minat.
Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor
Visi Institut Pertanian Bogor adalah “Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter kewirausahaan”. Misi Institut Pertanian Bogor adalah μ
1. Menyelengarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan pembinaan kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan masyarakat agraris dan bahari pada masa sekarang dan kecenderungan pada masa yang akan datang.
3. Membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang berkarakter kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
4. Mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak asasi manusia.
Motto dan Tujuan Institut Pertanian Bogor
Motto Institut Pertanian Bogor adalah “Mencari dan Memberi yang Terbaik.” Tujuan dari Institut Pertanian Bogor adalah:
1. Menguatkan sistem pendidikan dan kemahasiswaan dengan fokus menghasilkan lulusan yang kompeten, cerdas dan kompetitif.
2. Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terintegrasi sehingga menghasilkan temuan ilmu pengetahuan, paket teknologi yang bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat.
3. Meningkatkan kesejahteraan dosen, tenaga penunjang, dan bantuan/subsidi bagi pendidikan mahasiswa.
4. Meningkatkan kapasitas sumberdaya untuk membangun ketangguhan institut. 5. Menguatkan sistem manajemen untuk menyempurnakan sistem manajemen
25 Sejarah Ringkas Departemen Agribisnis
Pada awalnya, jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SOSEK) Fakultas Ekonomi Pertanian IPB terdiri atas program studi Manajemen Agribisnis (MAB), Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM), dan Ekonomi Pengembangan Sumberdaya (EPS). Pada akhirnya, sekitar tahun 2004 terjadi restrukturisasi program studi Institut Pertanian Bogor dengan adanya departemenisasi program studi-program studi dalam rumpun ilmu yang sama. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SOSEK) merupakan salah satu jurusan yang mengalami restrukturisasi tersebut. Akhirnya, jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SOSEK) Fakultas Pertanian terpecah menjadi Departemen Manajemen Agribisnis (MAB), dan Ekonomi Sumberdaya Lingkungan (ESL) yang diampu dibawah Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), serta Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM) yang diampu dibawah Fakultas Ekologi Manusia (FEMA). Khusus untuk Departemen Manajemen Agribisnis (MAB) bergabung dengan sebagian rumpun ilmu-ilmu program studi Sosial Ekonomi Perikanan (SEI) dan Sosial Ekonomi Industri Peternakan (SEIP) yang kemudian berganti nama menjadi Departemen Agribisnis (AGB) FEM IPB.
Karakteristik Mahasiswa
Karakteristik responden yang diteliti pada penelitian ini adalah jenis kelamin, IPK, jumlah uang saku dan atau pendapatan per bulan, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, suku daerah, dan pengalaman keikutsertaan dalam pelatihan dan atau seminar kewirausahaan. Karakteristik responden yang diteliti dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai karakteristik mahasiswa Institut Pertanian Bogor terutama mengenai mahasiswa yang telah lulus maupun yang sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan.
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Institut Pertanian Bogor yang telah lulus atau sedang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan. Jumlah responden yang diberikan kuesioner berjumlah 197 mahasiswa. Akan tetapi kuesioner yang terkumpul dan diolah sebagai data sebanyak 120 kuesioner. Jumlah responden sebanyak 77 orang tidak mengembalikan kuesioner dengan alasan yang beragam. Responden sulit ditemui karena perbedaan waktu kuliah dan kegiatan sehari-hari sehingga kuesioner yang telah diberikan tidak kembali merupakan kendala yang dihadapi saat mengumpulkan kembali kuesioner dari para responden. Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai karakteristik mahasiswa yang diteliti.
Jenis Kelamin