PENGEMBANGAN APLIKASI SURVEI KETERSEDIAAN
LIMBAH MINYAK GORENG UNTUK PRODUKSI
BIODIESEL BERBASIS ANDROID
DAN BLACKBERRY
ADITYA AUFAR
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Aplikasi Survei Ketersediaan Limbah Minyak Goreng untuk Produksi Biodiesel Berbasis Android dan BlackBerry adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
ADITYA AUFAR. Pengembangan Aplikasi Survei Ketersediaan Limbah Minyak Goreng untuk Produksi Biodiesel Berbasis Android dan BlackBerry. Dibimbing oleh IRMAN HERMADI dan YANDRA ARKEMAN.
Tata cara penggunaan minyak goreng dan pembuangan limbahnya secara benar masih belum banyak diketahui masyarakat. Selain itu, limbah minyak goreng tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku penyusun bahan bakar kendaraan bermotor alternatif. Namun ketersediaannya perlu dipertimbangkan untuk menentukan kesiapannya menggeser peran bahan bakar konvensional. Oleh karena itu dikembangkan aplikasi survei dan sistem informasi berbasis Android dan BlackBerry. Sistem dikembangkan menggunakan framework PhoneGap dan jQuery Mobile yang ditujukan kepada rumah tangga. Pengembangan sistem menggunakan metode incremental. Sistem ini diharapkan mampu menjadi pusat informasi cara penggunaan dan pembuangan minyak goreng serta dapat menyediakan data survei yang valid. Selain itu, sistem mempunyai fitur kalkulasi GHG output yang dapat ditekan sesuai kuantitas limbah minyak goreng yang dialihkan menjadi biodiesel.
Kata kunci: Android, BlackBerry, incremental, limbah minyak goreng, PhoneGap
ABSTRACT
ADITYA AUFAR. Android and BlackBerry Mobile Application Development of Cooking Oil Waste Availability Survey for Biodiesel Production. Supervised by IRMAN HERMADI and YANDRA ARKEMAN.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer
PENGEMBANGAN APLIKASI SURVEI KETERSEDIAAN
LIMBAH MINYAK GORENG UNTUK PRODUKSI
BIODIESEL BERBASIS ANDROID
DAN BLACKBERRY
ADITYA AUFAR
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Pengembangan Aplikasi Survei Ketersediaan Limbah Minyak Goreng untuk Produksi Biodiesel Berbasis Android dan BlackBerry Nama : Aditya Aufar
NIM : G64100010
Disetujui oleh
Irman Hermadi, SKom, MS, PhD Pembimbing I
Dr Ir Yandra Arkeman, MEng Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, MSi, MKom Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah bahan bakar alternatif, dengan judul: Pengembangan Aplikasi Survei Ketersediaan Limbah Minyak Goreng untuk Produksi Biodiesel Berbasis Android dan BlackBerry.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Irman Hermadi, SKom, MS, PhD dan Dr Ir Yandra Arkeman, MEng selaku pembimbing, serta Ibu Karlina Khiyarin Nisa, SKom, MT yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 3
METODE 3
Analysis (Analisis) 3
Design (Perancangan) 4
Code (Implementasi) 4
Test (Pengujian) 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Analysis (Analisis Iterasi Pertama) 5
Design (Perancangan Iterasi Pertama) 8
Code (Implementasi Iterasi Pertama) 10
Test (Pengujian Iterasi Pertama) 11
Analysis (Analisis Iterasi Kedua) 11
Design (Perancangan Iterasi Kedua) 12
Code (Implementasi Iterasi Kedua) 14
Test (Pengujian Iterasi Kedua) 14
Analysis (Analisis Iterasi Ketiga) 14
Design (Perancangan Iterasi Ketiga) 15
Code (Implementasi Iterasi Ketiga) 16
Test (Pengujian Iterasi Ketiga) 17
SIMPULAN DAN SARAN 18
Simpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 18
DAFTAR TABEL
1 Kebutuhan Fungsional (iterasi pertama) 8
2 Tambahan kebutuhan fungsional (iterasi kedua) 12
DAFTAR GAMBAR
1 Incremental model (Pressman 2010) 3
2 Flowchart sistem (iterasi pertama) 5
3 Context Level Diagram sistem 6
4 DFD level 1 sistem 7
5 ERD Model konseptual basis data sistem (iterasi pertama) 8
6 Perancangan antarmuka dan struktur menu halaman utama 9
7 Keterhubungan antar tabel pada basis data (Iterasi pertama) 9
8 Screenshot halaman awal sistem melalui browser 10
9 Screenshot halaman survei sistem melalui browser 10
10 ERD model konseptual basis data sistem (iterasi kedua) 12
11 Penambahan perancangan antarmuka dan struktur menu halaman
utama (iterasi kedua) 13
12 Keterhubungan antar tabel pada basis data (iterasi kedua) 13
13 Screenshot halaman website admin sistem 14
14 ERD model konseptual basis data sistem (iterasi ketiga) 15
15 Keterhubungan antar tabel pada basis data (iterasi ketiga) 16
16 Screenshot aplikasi Eco Style pada device 17
DAFTAR LAMPIRAN
1 Rumus GHG output sesuai perlakuan penggunaan minyak goreng
dan kondisi akhir minyak goreng. 19
2 Rincian hasil pengujian implementasi iterasi pertama 21
3 Flowchart beserta penjelasannya pada iterasi kedua 23
4 Rincian hasil pengujian implementasi iterasi kedua 25
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Minyak goreng adalah bahan yang substansial bagi masyarakat. Bahan yang dapat diekstrak dari lemak hewani maupun nabati ini digunakan di seluruh dunia umumnya untuk memasak. Menurut Food and Environmental Hygiene Department, dalam proses memasak, minyak goreng berperan penting sebagai media penyalur panas agar masakan dapat memiliki tingkat kematangan maksimal. Namun, pengulangan penggunaan minyak goreng kembali (reuse) yang berlebihan perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan minyak ini menjadi beracun. Selain itu, limbah dari minyak goreng dapat merusak lingkungan jika dibuang di sembarangan tempat.
WATER UK, industri yang bergerak di bidang pelayanan air dan limbahnya di Inggris menyatakan bahwa lemak tumbuhan atau hewan yang terkandung pada limbah minyak goreng dapat menyebabkan masalah pada pipa air dan drainase. Ketika limbah tersebut dibuang pada drainase di dapur, limbah tersebut dapat menyebabkan penyumbatan karena jika mendingin, struktur limbah tersebut dapat mengental dan mengeras. Hal ini dapat berujung kepada kebanjiran pada saluran pembuangan. Jika limbah ini dibuang di sungai, toilet, atau permukaan air lainnya, maka limbah ini pun juga dapat membahayakan ekosistem di sekitarnya terutama di lingkungan perairan (Castellanelli et al [tahun tidak diketahui]). Oleh karena itu, perlu ada perlakuan khusus sebelum limbah minyak goreng ini dibuang, salah satunya adalah dengan membekukannya terlebih dahulu. Membiarkan limbah ini menyerap di kertas ataupun di media lainnya juga dapat menjadi solusi selama limbah minyak ini tidak berada dalam fase cairnya.
Cara lain untuk membuang limbah ini adalah mengalokasikannya kepada hal yang lebih bermanfaat yaitu menggunakannya kembali sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (BBM). Dalam hal ini, limbah minyak goreng berperan sebagai biodiesel atau bahan bakar biologis karena substansinya yang terbuat dari mahluk hidup. Biodiesel lebih aman dari bensin karena mempunyai flash point lebih tinggi (minimal 130º C) daripada bensin (minimal 52º C) (Presentasi Workshop Biodiesel 2012). Selain itu gas emisi rumah kaca hasil dari pembakaran juga lebih kecil (hingga 40% lebih sedikit) daripada bensin sehingga biodiesel ini merupakan salah satu solusi pengurangan gas rumah kaca di bumi yang berujung kepada kontribusi besar pada pencegahan pemanasan global.
2
aplikasi pengumpulan data dan sistem informasi ini pun dirancang pada mobile agar lebih memudahkan pengguna daripada harus mengakses menggunakan aplikasi web-based.
Smartphone Keynote, badan yang bergerak dalam pemantauan teknologi mobile dan internet pada tahun 2012 melakukan survei dengan respondennya adalah sejumlah 5388 orang dari panel penelitian Keynote. Dari survei tersebut diperoleh hasil bahwa 3145 orang adalah pengguna smartphone sementara 1976 orang adalah pengguna tablet. Di antara pengguna smartphone tersebut, sistem operasi Android menempati posisi tertinggi sebanyak 43%, diikuti dengan iOS sebanyak 37% dan BlackBerry sebanyak 8%. Namun di antara pengguna tablet, iOS menempati posisi pertama terbanyak yaitu 43% diikuti dengan Android 35%. Pada tahun 2009, penjualan smartphone di Indonesia menempati jumlah terbanyak diantara negara-negara ASEAN lainnya dengan presentasi 39% diikuti dengan Thailand dan Singapura yang masing-masing sebanyak 22%. Di antara pengguna smartphone tersebut, sistem operasi Symbian adalah yang terbanyak yaitu 38,38% diikuti dengan BlackBerry 38% (Frost dan Sullivan 2011). Survei lain dilakukan di Indonesia oleh Telunjuk, salah satu situs yang menyediakan jasa mesin pencari untuk gadget di Indonesia pada tahun 2012. Pada ulasan survei tersebut dikatakan bahwa BlackBerry masih menjadi smartphone yang dicari dan dibeli di Indonesia dengan pangsa pasar 33% diikuti dengan Android sebanyak 17%.
Dari beberapa survei di atas dan merujuk kepada sistem terdahulu, terlihat Android dan BlackBerry merupakan sistem operasi mobile yang paling banyak digunakan masyarakat, khususnya di Indonesia. Oleh karena itu, aplikasi pengumpulan data dan sistem informasi yang dibangun dengan sistem operasi Android dan BlackBerry diharapkan merupakan pendekatan yang efektif untuk diimplementasikan di Indonesia.
Perumusan Masalah
Belum ada data atau informasi valid yang dapat digunakan untuk menetapkan ketersediaan limbah minyak goreng sebagai bahan bakar kendaraan bermotor utama, khususnya di Indonesia.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem penyalur informasi kepada masyarakat dan pencatat data survei penggunaan minyak goreng dan pembuangan limbahnya di lingkungan rumah tangga.
Manfaat Penelitian
3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini antara lain:
1 Penelitian ini menggunakan rumus green house gas (GHG) output yang mengukur jumlah emisi gas karbon dioksida yang dapat ditekan sesuai jumlah limbah minyak goreng yang dialihkan menjadi biofuel
2 Sistem yang dikembangkan adalah aplikasi mobile berbasis Android dan BlackBerry dengan OS 6 hingga OS 9.
3 Dalam pengembangan perangkat lunak digunakan metode pengembangan perangkat lunak incremental
4 Sistem ditujukan kepada kepada pengguna rumah tangga.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode Incremental yang sejatinya merupakan metode sekuensial Waterfall yang diulangi terus menerus sampai tujuan dan fungsi sistem seluruhnya tercapai. Tahapan dari metode Incremental sendiri didasari oleh 4 tahapan sederhana, antara lain Modeling yang terdiri dari tahap analysis, design, serta Construction yang terdiri dari tahap code, dan test yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Analysis (Analisis)
Tahapan analisis terdiri dari analisis alur sistem, analisis aliran data, dan analisis rancangan basis data untuk aplikasi.
4
Analisis alur sistem. Pada tahapan ini alur penggunaan sistem untuk pengguna dibangun dengan menggunakan flowchart sebagai ilustrasi
Analisis aliran data. Pada tahapan ini dibangun data flow diagram (DFD) yang mengilustrasikan inputs, processes, storage, outputs, dan bagaimana masing-masing bekerja pada sistem (Satzinger et al 2009)
Analisis rancangan basis data. Pada tahapan ini dibangun rancangan basis data sistem menggunakan entity relationship diagram (ERD) sebagai permodelan
Analisis kebutuhan sistem. Pada tahapan ini didefenisikan kebutuhan fungsional.
Design (Perancangan)
Tahapan perancangan meliputi perancangan arsitektur sistem, perancangan antar muka dan struktur menu, serta perancangan keterhubungan antar tabel pada ERD. Perancangan keterhubungan antar tabel ini merupakan tahapan keberlanjutan rancangan basis data.
Code (Implementasi)
Tahapan ini adalah tahapan pembangunan sistem ke dalam kode bahasa pemograman. Hasil dari tahapan sebelumnya akan menjadi panduan dan serta bahan untuk pengembangan sistem. Lingkungan pengembangan sistem meliputi sumber daya fisik yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak juga ditentukan. Perangkat keras yang digunakan dapat berupa Notebook PC atau Desktop PC dan perangkat pendukung lainnya seperti tetikus. Sementara itu perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem adalah software development kit (SDK) untuk Android dan BlackBerry, Java, integrated development environment (IDE) berupa Eclipse, text editor berupa Notepad++, localhost server berupa XAMPP, database management system (DBMS) berupa PHPMyadmin serta perangkat lunak desain grafis berupa GIMP.
Test (Pengujian)
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Telah diterapkan metode Incremental pada sistem hingga iterasi ketiga. Berikut adalah tahapan-tahapan metode Incremental dari iterasi pertama hingga iterasi ketiga mulai dari analysis, design, implementation, dan test.
Analysis (Analisis Iterasi Pertama)
Tahap analisis terdiri dari analisis alur sistem, analisis aliran data ,dan analisis rancangan basis data.
1 Analisis alur sistem, yaitu alur penggunaan sistem divisualisasikan ke dalam bentuk flowchart yang memberikan informasi mengenai tahapan dari penggunaan sistem oleh pengguna yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Pada alur penggunaan sistem, pengguna diharuskan untuk mendaftar terlebih dahulu jika belum mempunyai akun lalu melakukan login
Pengguna lalu mengisi berbagai pertanyaan survei terkait penggunaan dan pembuangan minyak goreng dengan cara penggunaan shallow frying (menggoreng).
Jika semua pertanyaan selesai, maka data hasil survei akan disimpan dan pengguna memperolah informasi berupa tata cara pembuangan minyak goreng yang benar serta GHG output yang dapat ditekan jika minyak yang sudah dipakai dialokasikan untuk biofuel.
6
2 Analisis aliran data, berdasarkan kebutuhan dan fungsi-fungsi perangkat lunak, maka pengguna akan berinteraksi dengan sistem yang menghasilkan aliran data antar entitas pada sistem yang digambarkan pada diagram konteks yang dapat dilihat pada Gambar 3. Aliran data lebih spesifik ditunjukkan pada Data Flow Diagram (DFD) yang melibatkan proses dan tempat penyimpanan data (data store) yang dapat dilihat pada Gambar 4.
Pada gambar 3, ada dua pengguna umum yang diharuskan memiliki akun. Oleh karena itu dua akun untuk masing-masing entitas tersebut memiliki hak akses dan aliran data yang berbeda-beda. Adapun aliran data pada diagram konteks adalah sebagai berikut :
Account Data = Username + Password + Email
Personal Data = Name + Address + NoFamilies + Income + EducationofHeadFam
Custom Data = QuantitySet + RangeSet
User Data = Account Data + Personal Data + Custom Data
Oil Quantity Used = InitialOil + UseTimes + UseTimesAnother + QuantityAnother
Oil Quantity Disposed = QuantityDisposed
GHG Output = InitialOil + UseTimes + UseTimesAnother + QuantityAnother + NoReuse + QuantityDisposed
7
Pada Gambar 4, aliran data dijelaskan lebih spesifik yang berjalan dari suatu entitas menuju ke suatu mekanisme proses terlebih dahulu lalu direkam oleh tempat penyimpan data (data store). Masing-masing data dapat mempunyai tempat penyimpanan yang berbeda yang harus terlebih dahulu melalui suatu mekanisme proses. Data yang tersimpan pada tempat penyimpanan data kemudian dapat diambil atau diakses kembali oleh entitas lain, dalam hal ini administrator yang mempunyai hak akses khusus. Pengambilan atau pengaksesan data dari tempat penyimpanan data pun juga harus melewati suatu mekanisme proses terlebih dahulu lalu sebelum sampai ke suatu entitas. Aliran data pada DFD level 1 secara rinci sama dengan aliran data pada pada diagram konteks.
3 Analisis basis data, pada tahap analisis basis data, rancangan awal basis data adalah model konseptual berupa penentuan identifikasi identitas entitas, identifikasi atribut dan primary key pada masing-masing tabel, serta Entity Relationship Diagram (ERD). Pada iterasi pertama, model konseptual yang dibentuk adalah sebagai berikut: a Identifikasi identitas entitas
Admin, yaitu informasi akun dari admin yang dapat mengambil data dari basis data, mempunyai hak akses tertinggi dalam sistem
User, yaitu informasi akun dari pengguna yang dapat menggunakan sistem untuk memasukkan data penggunaan dan pembuangan minyak goreng serta dapat merubah informasi akunnya sewaktu-waktu
Shallow, yaitu informasi penggunaan dan pembuangan serta tata cara penggunaan minyak goreng dengan metode shallow frying (menggoreng) oleh pengguna sesuai data yang dimasukkan
8
b ERD
ERD iterasi pertama pada sistem dapat dilihat pada Gambar 5.
4 Analisis kebutuhan sistem, pada tahap ini didefenisikan kebutuhan fungsional dari sistem. Analisis kebutuhan sistem pada iterasi pertama mendefenisikan 7 fungsi yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Design (Perancangan Iterasi Pertama)
Tahap perancangan adalah keberlanjutan dari tahap analisis yang terdiri dari perancangan antar muka dan struktur menu, serta perancangan keterhubungan antar tabel pada ERD.
a Perancangan antamuka dan struktur menu
Perancangan antarmuka dibuat berdasarkan halaman-halaman pada sistem yang dapat dilihat pada Gambar 6.
Kode Fungsi Pengguna
Eco-001 Fungsi mengakses halaman awal User
Eco-002 Fungsi login user User
Eco-003 Fungsi melakukan survei shallow frying User
Eco-004 Fungsi melakukan pendaftaran User
Eco-005 Fungsi logout user User
Eco-006 Fungsi menampilkan GHG output User Eco-007 Fungsi menampilkan tata cara penaganan
limbah minyak goreng
User Gambar 5 ERD Model konseptual basis data sistem (iterasi pertama)
9
b Keterhubungan antar tabel
Keterhubungan antar tabel adalah proses lanjut dari model konseptual dan perancangan ERD yang dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 6 Perancangan antarmuka dan struktur menu halaman utama (iterasi pertama)
10
Code (Implementasi Iterasi Pertama)
Tahapan implementasi pada iterasi pertama pengembangan sistem Android dan BlackBerry dilaksanakan sekaligus menggunakan framework jQuery Mobile dengan HTML5, CSS3, dan Javasript untuk client-side. Sementara untuk server-side menggunakan bahasa pemograman PHP dengan basis data MySQL. Iterasi pertama fokus kepada fungsi-fungsi utama yang terdapat pada Tabel 1. “jQuery Mobile tidak memerlukan markup khusus, namun perlu adanya indikator untuk setiap sektor di satu halaman tertentu dengan atribut tambahan data-role. Data-role yang valid adalah page, header, content, dan footer” (Reid 2011). Screenshot aplikasi dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9. Pada iterasi pertama, sistem belum diimplementasikan ke device secara langsung, oleh karena itu masih menggunakan web browser Google Chrome dengan server adalah server lokal.
Gambar 8 Screenshot halaman awal sistem melalui browser
11 Test (Pengujian Iterasi Pertama)
Pada iterasi pertama, pengujian ditujukan untuk memeriksa fungsionalitas yang ada pada Tabel 1 dengan metode black-box serta pengiriman data dari client-side ke server-side atau basis data MySQL. Pengujian belum dilakukan di device secara langsung, oleh karena itu masih menggunakan web browser Google Chrome dengan server adalah server lokal. Terdapat 7 fungsi utama yang diuji pada iterasi pertama dan seluruhnya berhasil dilakukan. Uraian lengkap hasil pengujian pada iterasi pertama dapat dilihat pada Lampiran 2.
Analysis (Analisis Iterasi Kedua)
Pada iterasi kedua, terdapat perubahan pada tahap analisis. Hal ini meliputi perubahan pada analisis alur sistem dan analisis basis data.
1 Analisis alur sistem, yaitu alur penggunaan sistem divisualisasikan ke dalam bentuk flowchart yang memberikan informasi mengenai tahapan dari penggunaan sistem oleh pengguna. Gambar flowchart beserta penjelasannya pada iterasi ke dua dilampirkan pada Lampiran 3 agar gambar terlihat lebih jelas.
2 Analisis basis data, pada tahap analisis basis data, rancangan awal basis data adalah model konseptual berupa penentuan identifikasi identitas entitas, identifikasi atribut dan primary key pada masing-masing tabel, serta ERD. Pada iterasi kedua, model konseptual yang dibentuk adalah sebagai berikut: a Identifikasi identitas entitas
Admin, yaitu informasi akun dari admin yang dapat mengambil data dari basis data, mempunyai hak akses tertinggi dalam sistem
User, yaitu informasi akun dari pengguna yang dapat menggunakan sistem untuk memasukkan data penggunaan dan pembuangan minyak goreng serta dapat merubah informasi akunnya sewaktu-waktu
Shallow, yaitu informasi penggunaan dan pembuangan serta tata cara penggunaan minyak goreng dengan metode shallow frying (menggoreng) oleh pengguna sesuai data yang dimasukkan
Stir, yaitu informasi penggunaan dan pembuangan serta tata cara penggunaan minyak goreng dengan metode stir frying (menumis) oleh pengguna sesuai data yang dimasukkan.
b ERD
12
3 Analisis kebutuhan sistem, pada iterasi kedua, ditambahkan 12 fungsi utama yang dapat dilihat pada Tabel 3
Design (Perancangan Iterasi Kedua)
Tahap perancangan adalah keberlanjutan dari tahap analisis yang terdiri dari perancangan antar muka dan struktur menu, serta perancangan keterhubungan antar tabel pada ERD. Pada iterasi kedua terdapat perubahan baik pada perancangan antarmuka dan struktur menu maupun keterhubungan antar tabel.
a Perancangan antamuka dan struktur menu
Kode Fungsi Pengguna
Eco-008 Fungsi melakukan survei stir frying User
Eco-009 Fungsi mengubah profil user User
Eco-010 Fungsi forgot password User
Eco-011 Fungsi mengubah pengaturan user User Eco-012 Fungsi menampilkan waktu terakhir kali
survei dilakukan
User
Eco-013 Fungsi login Administrator Administrator Eco-014
Eco-015
Fungsi logout Administrator Fungsi memasukkan data baru
Administrator Tabel 2 Tambahan kebutuhan fungsional (iterasi kedua)
13 Perancangan antarmuka dibuat berdasarkan halaman-halaman pada sistem yang pada iterasi kedua terdapat penambahan halaman dari iterasi sebelumnya yang dapat dilihat pada Gambar 11.
b Keterhubungan antar tabel
Keterhubungan antar tabel adalah proses lanjut dari model konseptual dan perancangan ERD yang dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Keterhubungan antar tabel pada basis data (iterasi kedua) Gambar 11 Penambahan perancangan antarmuka dan struktur menu
14
Code (Implementasi Iterasi Kedua)
Tahapan implementasi pada iterasi kedua melanjutkan tahap implementasi iterasi sebelumnya dengan mengakomodasikan semua perubahan dan penambahan pada sistem. Terdapat penambahan fungsionalitas yang dapat dilihat pada Tabel 2, diantaranya perancangan website admin yang dapat diakses dengan web browser guna melihat, mengubah, atau menghapus data survei di basis data MySQL yang telah dirancang yang masuk dari aplikasi mobile. Selain itu, admin juga dapat memasukkan data survei langsung melalui website. Terdapat perbedaan hak akses dimana aplikasi mobile mempunyai hak akses user sementara website mempunyai hak akses admin. Perancangan website menggunakan bahasa pemograman PHP untuk server-side serta HTML5, CSS3, dan Javascript untuk client-side. Screenshot website dapat dilihat pada Gambar 13.
Test (Pengujian Iterasi Kedua)
Pada iterasi kedua, pengujian ditujukan untuk memeriksa fungsionalitas yang ada pada Tabel 2 dengan metode black-box serta pengiriman data dari client-side ke server-side atau basis data MySQL yang sudah diimplementasikan pada server . Namun pengujian belum dilakukan di device secara langsung, oleh karena itu masih menggunakan web browser Google Chrome termasuk pengujian untuk website Admin. Terdapat 12 fungsi tambahan pada iterasi kedua yang terdiri dari 5 fungsi untuk aplikasi mobile dan 7 fungsi untuk website Admin. Secara keseluruhan, hanya 1 fungsi yang gagal dilakukan yaitu fungsi forgot password. Uraian lengkap pengujian pada iterasi kedua dapat dilihat pada Lampiran 4.
Analysis (Analisis Iterasi Ketiga)
Pada iterasi ketiga, terdapat perubahan pada tahap analisis. Hal ini meliputi perubahan pada analisis alur sistem dan analisis basis data.
15 1 Analisis alur sistem, yaitu alur penggunaan sistem divisualisasikan ke dalam bentuk flowchart yang memberikan informasi mengenai tahapan dari penggunaan sistem oleh pengguna. Gambar flowchart beserta penjelasannya pada iterasi ke tiga dilampirkan pada Lampiran 5 agar gambar terlihat lebih jelas.
2 Analisis basis data, pada tahap analisis basis data, rancangan awal basis data adalah model konseptual berupa penentuan identifikasi identitas entitas, identifikasi atribut dan primary key pada masing-masing tabel, serta ERD Pada iterasi ketiga, model konseptual yang dibentuk adalah sebagai berikut:
a Identifikasi identitas entitas
Admin, yaitu informasi akun dari admin yang dapat mengambil data dari basis data, mempunyai hak akses tertinggi dalam sistem
User, yaitu informasi akun dari pengguna yang dapat menggunakan sistem untuk memasukkan data penggunaan dan pembuangan minyak goreng serta dapat merubah informasi akunnya sewaktu-waktu
Frying Type, yaitu informasi jenis memasak. Ada dua jenis memasak terdapat pada tabel ini yaitu stir frying (menumis) dan shallow frying (menggoreng).
Frying Info, yaitu informasi penggunaan dan pembuangan serta tata cara penggunaan minyak goreng oleh pengguna sesuai data yang dimasukkan b ERD
ERD iterasi ketiga pada sistem dapat dilihat pada Gambar 14.
Design (Perancangan Iterasi Ketiga)
Tahap perancangan adalah keberlanjutan dari tahap analisis yang terdiri dari perancangan antar muka dan struktur menu, serta perancangan keterhubungan antar tabel pada ERD. Pada iterasi ketiga, hanya terdapat perubahan signifikan pada keterhubungan antar tabel.
16
Keterhubungan antar tabel
Keterhubungan antar tabel adalah proses lanjut dari model konseptual dan perancangan ERD yang dapat dilihat pada Gambar 15.
Code (Implementasi Iterasi Ketiga)
Tahapan implementasi pada iterasi ketiga melanjutkan tahap implementasi iterasi sebelumnya dengan mengakomodasikan semua perubahan dan penambahan pada sistem. Pada iterasi ini, sistem mulai diimplementasikan ke dalam device Android dan BlackBerry dengan framework PhoneGap. Installer dari aplikasi dapat diperoleh dengan bantuan library Javascript bernama Cordova pada framework tersebut. “Library bekerja di belakang layar dan melakukan pekerjaan pemanggilan fitur-fitur asli platform” (Wahana Komputer 2014). Namun, terdapat perbedaan antara Android dan BlackBerry dari segi kompilasi sistem karena menggunakan aplikasi bawaan native masing-masing.
Installer Android atau Android Application Package (.apk) diperoleh dengan cara kompilasi menggunakan Java dan IDE Eclipse Android Developer Tools seperti halnya Android Project native, namun terdapat perbedaan pada komposisi project yang mengandung library Cordova dan file HTML5, CSS3, serta Javascript di dalamnya. Eco Style menggunakan Android versi 2.3.3 atau versi Gingerbread untuk kompilasinya. Setelah dikompilasi, Installer Android dapat diperoleh dan dapat diinstall di device Android dengan spesifikasi Android minimal versi 2.3.3.
Installer BlackBerry dapat berupa file Code and Data (.cod) atau file Application Loader XML (.alx). Framework PhoneGap hanya kompatibel dengan
17 BlackBerry OS 6 ke atas. Oleh karena itu, Eco Style dikembangkan untuk BlackBerry OS 6 hingga OS 9. Sama halnya dengan Android, kompilasi juga membutuhkan Java, namun tidak melalui IDE Eclipse, melainkan dengan tool yang bernama Apache Ant. Proses kompilasi dilakukan melalui Command Prompt dengan command dari Apache Ant dan folder project yang berisi Cordova serta file HTML5, CSS3, serta Javascript di dalamnya. Setelah dikompilasi, installer perlu melalui proses code signing terlebih dahulu dengan cara mendaftar di website Research In Motion (RIM). Setelah proses tersebut selesai, maka installer dapat diinstall pada device BlackBerry dengan spesifikasi BlackBerry OS 6 hingga OS 9 melalui Command Prompt dan command dari Apache Ant dengan terlebih dahulu menghubungkan laptop dengan device BlackBerry.
Test (Pengujian Iterasi Ketiga)
Pada iterasi ketiga, pengujian ditujukan untuk memeriksa fungsionalitas keseluruhan pada katagori pengguna user dan pengiriman data ke server yang dilakukan di device secara langsung. Device Android yang digunakan adalah Acer Liquid Z160 dengan versi Android 4.2.2 atau versi JellyBean sedangkan device BlackBerry yang digunakan adalah BlackBerry Bold 9790 dengan BlackBerry OS 6. Semua fungsi yang telah diuji sebelumnya dapat berjalan baik pada device Android maupun pada device BlackBerry. Hasil implementasi sistem pada device dapat dilihat pada Gambar 16.
18
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Telah diterapkan metode pengembangan perangkat lunak incremental untuk membangun survei berbasis Android dan BlackBerry. Dalam pengembangannya, dilakukan sebanyak tiga iterasi atau increment mulai dari analysis, design, code, serta test. Sistem pada mobile dapat digunakan sebagai media pengiriman data maupun sebagai sumber informasi kepada penggunanya. Sementara sistem website dapat digunakan sebagai media penyimpanan dan pengolahan data untuk admin.
Saran
Penelitian ini masih dapat dikembangkan dan diperbaiki lagi terkait fungsi yang masih belum dapat dijalankan yaitu fungsi forgot password dan perbaikan antarmuka sistem agar tampil lebih responsif pada segala bentuk ukuran device.
DAFTAR PUSTAKA
Castellanelli, de Mello CA, Luva C. [tahun tidak diketahui]. Analyzes Of The Used Fried Oil Under Environmental Perspective And Its Possibilities For Production Of Biodiesel [Internet]. [diunduh 2014 Feb 28]. Tersedia pada
http://www.environmental-expert.com/Files%5C0%5Carticles%5C19099%5CBiodiesel_oil.pdf
Enviromental Protection Agency. 2012. Waste Cooking Oil to Fuel Program: How to Start Your Own Biodiesel Fuel Program. United States
Frost and Sullivan. 2011. Mobile Apps – Where are You in Value-chain?. Frost and Sullivan ICT Practice: Mobile Monday Presentation
Fujita H. 2013. Development of a Data Driven Social System, for Visualizing Environmental Loads. Niagata (JP): Department of Information Systems Niagata, University of International and Information Studies
Keynote Research Panel 2012. 2012 Mobile User Survey: Mobile User Preferences, Habits and Expectations. Keynote Industry.
Nielsen. 2011. Smartphone Share. Nielsen Mobile Insight, National
WATER UK. [tahun tidak diketahui]. Disposal of Fats, Oils Grease and Food Waste. London (UK)
Pressman, Roger S. 2010. Software Engineering. Ed ke-7. New York (USA): McGraw-Hill
Reid J. 2011. jQuery Mobile. Sebastopol (USA): O’Reilly Media
Wahana Komputer. 2014. Membangun Aplikasi Mobile Cross Platform dengan PhoneGap. Jakarta (ID): PT Alex Media Komputindo.
19 Lampiran 1 Rumus GHG output sesuai perlakuan penggunaan minyak goreng
dan kondisi akhir minyak goreng. Kondisi
Disposed rc (mL) Nilai banyaknya minyak goreng yang dibuang xc rc * 1
rc (mL) Nilai banyaknya minyak tersisa setelah menggoreng xc (mL) Nilai banyaknya minyak di awal penggorengan
rs 0.6
xc (mL) Nilai banyaknya minyak di awal penggorengan rc (mL) Nilai banyaknya minyak tersisa setelah menggoreng
xs (mL) Nilai banyaknya minyak goreng yang ditambahkan ketika minyak goreng yang digunakan tidak cukup lagi untuk menggoreng
m Berapa kali minyak goreng ditambahkan ketika minyak goreng yang digunakan tidak cukup lagi untuk menggoreng
21 Lampiran 2 Rincian hasil pengujian implementasi iterasi pertama
Kode
Hasil yang diharapkan Status
[Eco-001] Fungsi mengakses halaman awal
Tidak ada Pengguna dapat masuk ke halaman awal dan memilih menu untuk melakukan survei
Berhasil
[Eco-002] Fungsi login user
Benar Pengguna dapat masuk ke dalam sistem menggunakan akun yang sudah terdaftar
Berhasil
Salah Sistem mengeluarkan peringatan goreng dengan cara shallow frying
Benar Pengguna dapat mendaftarkan akun
Berhasil
Salah Sistem mengeluarkan peringatan
Berhasil [Eco-005] Fungsi logout
user
Tidak ada Pengguna dapat keluar dari sistem
Berhasil [Eco-006] Fungsi
menampilkan GHG output
Tidak ada Pengguna dapat melihat informasi berupa nilai GHG output
Tidak ada Pengguna dapat melihat tata cara penanganan limbah minyak goreng setelah selesai melakukan survei
24
Pada alur penggunaan sistem di atas pengguna diharuskan untuk mendaftar terlebih dahulu jika belum mempunyai akun lalu melakukan login
Setelah pengguna login maka pengguna masuk ke homepage yang berisi infromasi mengenai kapan pengguna tersebut terakhir kali melakukan survei. Di homepage pengguna juga bisa mengubah data atau informasi pengguna. Jika ingin langsung mengisi survei maka pengguna memilih opsi untuk melakukan survei.
Pengguna lalu mengisi berbagai pertanyaan survei terkait penggunaan dan pembuangan minyak goreng dengan cara penggunaan shallow frying (menggoreng).
Jika pengguna menggunakan minyak goreng dengan cara stir frying (menumis) maka pengguna bisa melanjutkan mengisi berbagai pertanyaan survei terkait penggunaan dan pembuangan minyak goreng dengan cara penggunaan stir frying (menumis). Jika tidak, pengguna bisa melewatinya.
25 Lampiran 4 Rincian hasil pengujian implementasi iterasi kedua
Kode
Hasil yang diharapkan Status
[Eco-008] Fungsi melakukan survei stir frying
Benar Pengguna dapat melakukan survei penggunaan minyak goreng dengan cara shallow frying
Berhasil
Salah Sistem mengeluarkan peringatan
Berhasil [Eco-009] Fungsi
mengubah profil user
Benar Pengguna dapat mengubah data profil dan
menyimpannya kembali
Berhasil
Salah Sistem mengeluarkan peringatan
Berhasil [Eco-010] Fungsi forgot
password
Benar
Salah
Pengguna dapat melakukan reset password jika lupa dan mengubah password
Benar Pengguna dapat mengubah pengaturan pada survei
Berhasil
Salah Sistem mengeluarkan peringatan
Tidak ada Pengguna dapat melihat kapan waktu terakhir kali survei dilakukan
Berhasil
[Eco-013] Fungsi login Administrator
Benar
Salah
Admin dapat masuk ke website admin dengan akun admin yang terdaftar Sistem mengeluarkan peringatan
Berhasil
Berhasil [Eco-014] Fungsi logout
Administrator
Tidak ada Admin dapat keluar dari website admin
Berhasil [Eco-015] Fungsi
memasukkan
Benar Admin dapat memasukkan data survei baru melalui
26
Hasil yang diharapkan Status
data baru
Benar Admin dapat mengubah data survei yang ada di database melalui website admin
Berhasil
Salah Sistem mengeluarkan peringatan
Berhasil [Eco-017] Fungsi
menghapus data
Tidak ada Admin dapat menghapus data survei melalui website admin
Berhasil
[Eco-018] Fungsi mengurutkan data
Tidak ada Admin dapat mengurutkan data berdasarkan komponen
Tidak ada Admin dapat menampilkan data survei yang masuk melalui website admin
28
Pada alur penggunaan sistem di atas pengguna diharuskan untuk mendaftar terlebih dahulu jika belum mempunyai akun lalu melakukan login
Pengguna lalu mengisi berbagai pertanyaan survei terkait penggunaan dan pembuangan minyak goreng dengan cara penggunaan shallow frying (menggoreng).
Jika pengguna menggunakan minyak goreng dengan cara stir frying (menumis) maka pengguna bisa melanjutkan mengisi berbagai pertanyaan survei terkait penggunaan dan pembuangan minyak goreng dengan cara penggunaan stir frying (menumis). Jika tidak, pengguna bisa melewatinya.
29