ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT ASTRA AGRO
LESTARI TBK DAN PT SINAR MAS AGRO RESOURCES
AND TECHNOLOGY TBK
APRO MEFANDA
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014
Apro Mefanda
ABSTRAK
APRO MEFANDA. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Astra Agro Lestari Tbk Dan PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk. Dibimbing oleh ABDUL KHOHAR IRWANTO
PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk adalah perusahaan papan atas di industri minyak kelapa sawit. Industri minyak kelapa sawit menawarkan banyak keuntungan bagi shareholders
yang berminat menginvestasikan hartanya kepada perusahaan. Investor akan menanamkan modal kepada perusahaan yang mampu menunjukkan kinerja keuangan yang baik dan metode untuk mengukur kinerja keuangan tersebut diantara lain adalah adalah Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua perusahaan menghasilkan EVA di atas 0 atau dengan kata lain perusahaan mampu memberi nilai tambah ekonomi (NITAMI) bagi perusahaan dan membayar kewajiban bagi penyandang dana. Selain itu, MVA kedua perusahaan menunjukkan nilai di atas 0 yang berarti perusahaan mampu menambah kekayaan pemilik perusahaan.
Kata kunci: EVA, laporan keuangan, MVA, shareholders
ABSTRACT
APRO MEFANDA. Financial Performance Analysys on PT Astra Agro Lestari Tbk And PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk. Guided by ABDUL KHOHAR IRWANTO
PT Astra Agro Lestari Tbk And PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk are the top companies in the palm oil industry. Palm oil industry advantages for shareholders who invested their money to the company. Investors will infuse their capital to a company that is able to show good financial performance and the methods to measure financial performance among others are
Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA). Research indicates that both companies produce EVA above 0 or in other words the company is able to provide economic added value for the company and pay the obligation for funders. In addition, the two companies showed the value of MVA above 0 which means the company is able to add value to the wealth of company owners.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT ASTRA AGRO
LESTARI TBK DAN PT SINAR MAS AGRO RESOURCES
AND TECHNOLOGY TBK
APRO MEFANDA
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Sinar Mas And Technology Tbk
Nama : Apro Mefanda NIM : H24100118
Disetujui oleh
Dr Ir Abdul Khohar Irwanto, MSc Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Muhammad Najib, STP, MM Ketua Departemen Manajemen
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini ialah kinerja keuangan pada perusahaan di bidang industri minyak kelapa sawit.
Ungkapan terima kasih disampaikan kepada bapak (Ir Iranda Saleh), ibu (Effi Mariati), adik (Irsa Septiawan dan Anirsa Ferdianty Saleh), serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Dr Ir Abdul Khohar Irwanto, MSc selaku dosen pembimbing, bapak Rudy Limardjo selaku Division Head Budget, banking and treasury PT Astra Agro Lestari Tbk, sahabat 185 (Bani, Aldi dan Fikri), Fitriani, IMMAM, Grinda, teman sebimbingan, dan semua yang mendukung saya selama pembuatan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, April 2014
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
METODE 3
Kerangka Pemikiran 3
Lokasi dan Waktu Penelitian 4
Jenis dan Sumber Data 4
Teknik Pengumpulan Data 5
Pengolahan dan Analisis Data 5
EVA (Economic Value Added) 5
MVA (Market Value Added) 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Gambaran Umum PT Astra Agro Lestari Tbk 6
Kondisi Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk 7
Gambaran Umum PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk 8 Kondisi Keuangan PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk 8
Perhitungan EVA 10
Perhitungan MVA 13
Implikasi Manajerial 15
SIMPULAN DAN SARAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
1 Ringkasan neraca AALI, periode 31 Desember 2010, 2011 dan 2012
(triliun rupiah) 7
2 Ringkasan laba rugi AALI, periode 31 Desember 2010, 2011 dan
2012 (triliun rupiah) 8
3 Ringkasan neraca SMAR, periode 31 Desember 2010, 2011 dan 2012
(triliun rupiah) 9
4 Ringkasan laba rugi SMAR.JK, eriode 2010, 2011 dan 2012 (triliun
rupiah) 9
5 Perhitungan NOPAT 10
6 Perhitungan COC 11
7 Perhitungan EVA (triliun rupiah) 12
8 Perhitungan MVA AALI.JK 13
9 Perhitungan MVA SMAR.JK 14
DAFTAR GAMBAR
1 Perbandingan pendapatan bersih (triliun Rupiah) 1 2 Perbandingan total ekuitas dan liabilitas (triliun Rupiah) 1
3 Kerangka pemikiran 4
4 Perbandingan EVA 12
5 Perbandingan MVA 14
DAFTAR LAMPIRAN
1 Laporan keuangan AALI periode 2010, 2011 dan 2012 18 2 Laporan keuangan AALI periode 2010, 2011 dan 2012 19
3 Laporan laba rugi AALI periode 2011 dan 2012 20
4 Laporan laba rugi AALI periode 2010 dan 2011 21
5 Laporan keuangan SMAR periode 2011 dan 2012 22
6 Laporan keuangan SMAR periode 2011 dan 2012 23
7 Laporan laba rugi SMAR periode tahun 2012 dan 2011 24
8 Laporan keuangan periode SMAR2010 dan 2011 25
9 Laporan keuangan SMAR periode 2010 dan 2011 26
10 Laporan laba rugi SMAR periode 2010 dan 2011 27
11 Catatan Jumlah modal saham SMAR periode 2010 dan 2011 28 12 Catatan jumlah modal saham SMAR periode 2012 28 13 Catatan jumlah modal saham AALI periode 2010 dan 2011 29
14 Catatan jumlah modal saham AALI periode 2012 29
15 Tingkat hutang (D) SMAR 29
16 Beban bunga (rd) SMAR 29
17 Tingkat ekuitas (E) SMAR 30
18 Tingkat pajak (Tax rate) SMAR 30
19 Invested Capital SMAR (triliun Rupiah) 30
21 Return saham SMAR 31
22 Return IHSG 31
23 Biaya ekuitas (re) SMAR 32
24 WACC SMAR 32
25 Tingkat hutang (D) AALI 32
26 Beban bunga (rd) AALI 32
27 Tingkat ekuitas (E) AALI 33
28 Tingkat pajak (Tax Rate) AALI 33
29 Invested Capital AALI (triliun Rupiah) 33
30 EBIT AALI (triliun Rupiah) 33
31 Biaya ekuitas (re) AALI 34
32 Return saham AALI 34
33 WACC AALI.JK 35
34 Harga CPO per kilogram 35
35 Tingkat produksi dan konsumsi CPO dunia (Dalam juta ton) 35
36 Daftar istilah 36
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keputusan strategis perusahaan berkaitan langsung dengan kinerja keuangan perusahaan. Pada perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik maka perusahaan dapat membuat kebijakan strategis yang membutuhkan anggaran dana yang besar seperti pembangunan pabrik dalam rangka peningkatan produksi perusahaan, mengadakan kegiatan promosi produk ataupun merekrut tenaga profesional yang bergaji tinggi. Selain itu, kinerja keuangan yang baik akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan.
Industri sawit adalah industri primadona di Indonesia, di mana Indonesia adalah negara dengan tingkat penghasil CPO terbesar di dunia. Oleh sebab itu, banyak investor yang melihat kinerja keuangan perusahaan di industri sawit sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk (SMAR) adalah dua perusahaan sawit besar di Indonesia. Adapun laporan keuangan kedua perusahaan sangatlah berbeda, di mana ada perbedaan yang mencolok di laporan laba rugi dan neraca keuangan yang dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.
Perbedaan komoditas jual pada kedua perusahaan juga menjadi alasan kenapa profil laporan laba rugi kedua perusahaan menjadi berbeda. Di mana
Gambar 2 Perbandingan total ekuitas dan liabilitas (triliun Rupiah) 12.476 Gambar 1 Perbandingan pendapatan bersih (triliun Rupiah)
AALI fokus pada penjualan produk hulu sawit yaitu CPO dan SMAR fokus pada penjualan produk hilir sawit seperti minyak goreng. Pada tahun 2012 tercatat volume produksi CPO AALI mencapai 1.42 juta ton. Sementara itu, kapasitas produksi produk hilir CPO menjadi Minyak Goreng Sawit (MGS), minyak curah, dan produk konsumsi lainnya oleh SMAR adalah sebesar 2 juta ton per tahun. Struktur modal kedua perusahaan juga berbeda yang dapat dilihat pada Gambar 2 di mana secara umum modal SMAR lebih besar daripada AALI, hal ini dikarenakan pengolahan produk hilir membutuhkan biaya pengolahan yang lebih besar dari pada penjualan CPO secara langsung.
Perumusan Masalah
Pengukuran kinerja perusahaan dan tingkat kesehatan perusahaan merupakan hal yang saling terkait. Tingkat kesehatan perusahaan akan berdampak pada keputusan perusahaan yang diambil. Para calon kreditur dan pemegang saham mempunyai hak untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya agar memperoleh keyakinan atas uang yang diinvestasikan dan juga harapan akan tingkat pengembalian yang mereka terima. Bagi pihak manajemen internal sendiri, penilaian kinerja perusahaan akan mempengaruhi penyusunan rencana perusahaan yang akan diambil demi kelangsungan masa depan perusahaan.
Dengan metode EVA maka para investor akan mengetahui tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan kepada mereka. Adapun metode MVA akan memberikan informasi kepada pemegang saham bagaimana perusahaan memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan pengalokasian dana yang tepat.
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja keuangan PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk dan PT Astra Agro Lestari dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)?
2. Manakah kinerja yang terbaik antara PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk dan PT Astra Agro Lestari Tbk?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan di atas maka tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Menganalisis kinerja keuangan PT Sinar Mas Agro Resources And
Technology Tbk dan PT Astra Agro Lestari dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penilitian ini, diantaranya adalah:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat memberikan informasi alat pengukuran untuk menilai kinerja perusahaan atau unit bisnis.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan berkontribusi pada dunia pendidikan di Indonesia.
Ruang Lingkup Penelitian
Batasan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (AALI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (SMAR) dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added (MVA) selama 3 periode, yaitu tahun 2010 sampai dengan 2012. Hal ini dikarenakan peneliti menggunakan data penelitian sebelum perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahun 2013, oleh sebab itu peneliti hanya diberikan data sampai dengan tahun 2012.
METODE
Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di kantor pusat PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, yang berlokasi di Sinar Mas Land Plaza, Tower II, 30th Floor Jl. MH Thamrin No. 51, Jakarta 10350, Indonesia dan di kantor pusat PT Astra Agro Lestari Tbk yang berlokasi di Jl. Puloayang Raya lok OR1 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta 13930. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan (Desember 2013-Februari 2014).
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer yang digunakan berupa hasil wawancara dengan pihak perusahaan, terutama yang terkait dengan bagian keuangan. Data sekunder seperti laporan keuangan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk dan PT Astra Agro Lestari Tbk berupa Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi selama tiga periode (2010-2012), profil perusahaan dan data historis harga saham perusahaan disadur dari internet, jurnal dan artikel lain yang terkait.
PT Astra Agro Lestari Tbk
PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk
Laporan keuangan
Pasar Modal (BEI)
NOPAT Cost Of Capital Nilai
Saham Nilai
Ekuitas
EVA MVA
Kinerja Keuangan Perusahaan
Gambar 3 Kerangka pemikiran
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan adalah teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan pencarian literatur dan data mengenai PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk dan PT Astra Agro Lestari Tbk melalui internet. Pencarian data meliputi mengenai laporan keuangan, profil perusahaan, serta perkembangan harga saham PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk dan PT Astra Agro Lestari Tbk tahun 2010-2012.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan setelah data di lapangan terkumpul. Dalam penelitian ini, data yang diolah berasal dari data sekunder dan primer. Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat Microsoft Excel 2010. Alat analisis yang digunakan adalah Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added
(MVA).
EVA (Economic Value Added)
Merupakan alat analisis untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menghitung laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal. Langkah – langkah untuk menghitung EVA (Savarese, 2000) :
1. Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax)
NOPAT = EBIT x (1-tax rate)...(1) 2. Menghitung Invested Capital
Invested Capital = Total Kewajiban dan Ekuitas – Kewajiban jangka pendek non bunga...(2) 3. Menghitung WACC (Weighted Average Cost Of Capital)
Rumus :
WACC = [(D × rd) (1 − Tax Rate) + (E × re)]...(3) Tingkat Hutang (D) =
...(4) Cost of Debt (rd) =
...(5) Tingkat Ekuitas (E) =
...(6) Cost of Equity (re) = Rf + ß (Rm – Rf), pendekatan CAPM ...(7) Tingkat Pajak (Tax) =
...(8) 4. Menghitung Cost of Capital
Cost of Capital = WACC × Invested Capital...(9) 5. Menghitung Economic Value Added (EVA)
Rumus :
EVA = NOPAT –Cost of Capital...(10) Untuk melihat apakah dalam perusahaan telah terjadi EVA atau tidak dapat ditentukan dengan kriteria yang dikemukakan oleh Stewart (1996), sebagai berikut :
1) EVA > 0, telah terjadi nilai tambah ekonomi (NITAMI) dalam perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para penyandang dana dapat terpenuhi dengan baik.
2) EVA < 0, menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis (NITAMI) bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak dapat memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang saham yaitu tidak mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan dan kreditur tetap mendapatkan bunga.
MVA (Market Value Added)
MVA menurut Bragg (2012) adalah “Perbedaan cash baik debt atau equity
investor yang telah di kontribusikan dalam perusahaan dan nilai cash yang
diharapkan” dan diformulasikan sebagai berikut :
MVA = Market Value of Equity –Book Value of Equity...(1) (nilai pasar saham – nilai total ekuitas)
Dimana :
MVE = Number shares x Price / Shares...(2) BVE = Total Common Equity....(3) Ketentuan atau tolak ukur dari MVA sebagai berikut:
1. Jika MVA positif (>0) artinya pihak manajemen telah mampu meningkatkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham pun bertambah. 2. Jika MVA negatif (<0) artinya pihak manajemen telah menurunkan
kekayaan perusahaan dan pemegang saham berkurang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT Astra Agro Lestari Tbk
Asal usul Perusahaan berawal dari perusahaan induk usahanya, PT Astra Internasional Tbk, memutuskan untuk memperluas ke sektor pertanian dengan membentuk unit bisnis baru yang awalnya bertugas mengelola ubi kayu dan perkebunan karet.
Adapun visi perusahaan adalah menjadi perusahaan agrobisnis yang paling produktif dan inovatif di dunia. Saat ini AALI mengelola total area perkebunan kelapa sawit seluas 263.281 hektar, yang tersebar di sumatera, sulawesi dan kalimantan dengan rata rata umur tanaman 17 tahun.
Kondisi Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk
Kenaikan total aktiva tiap tahun dikarenakan melonjaknya jumlah aktiva tidak lancar dan meningkatnya produktifitas tanaman. Total kewajiban yang meningkat pada tahun 2011 terhitung wajar mengingat meningkatnya kapasitas produksi perusahaan, selain itu peningkatan tersebut tetap dalam proporsi hutang sebesar 17 persen. Peningkatan signifikan ditunjukkan pada tahun 2012 di mana proporsi kewajiban melonjak menjadi 24 persen dikarenakan perusahaan meningkatkan nilai investasi mereka dalam penggunaan teknologi perusahaan seperti pengadaan alat dan teknologi untuk mengurangi ketergantungan dengan pekerja. Kondisi neraca keuangan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 1.
Peningkatan total ekuitas sejak tahun 2010 hingga 2012 meningkat normal sesuai dengan kinerja perusahaan. Proporsi ekuitas dalam penggunaan modal tiap tahun juga tetap terjaga tiap tahunnya agar beban bunga dari hutang tidak terlalu membebani perusahaan.
Peningkatan laba bersih yang dihasilkan perusahaan di akhir tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 sebesar 18.77 persen menjadi prestasi tersendiri mengingat tahun 2010 keadaan ekonomi masih belum stabil pasca krisis global tahun 2008 yang mengguncang perekonomian dunia. Sedangkan pada tahun 2012 total laba bersih menurun sebesar 0.02 persen dibandingkan tahun 2011 dikarenakan nilai CPO yang jatuh hingga level Rp6 090/kg pada penghujung 2012. Kenaikan laba total tahun 2011 selain diakibatkan oleh kenaikan pendapatan bersih juga diakibatkan keuntungan selisih kurs rupiah terhadap dolar sebesar 0.433 triliun rupiah, meningkat tajam dibandingkan tahun 2010 yang mengalami defisit sebesar 0.028 triliun rupiah. Sedangkan penurunan total laba di
Tabel 1 Ringkasan neraca AALI, periode 31 Desember 2010, 2011 dan 2012 (triliun rupiah)
Komponen 2010 2011 2012
Aktiva Lancar
Aktiva Tidak Lancar
Total Aktiva
Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
tahun 2012 disebabkan oleh kenaikan biaya pendanaan sebesar 0.029 triliun rupiah yang mengakibatkan meningkatnya beban pokok pendapatan sebesar 0.023 triliun rupiah. Selain itu beban lain lain meningkat sebesar 0.066 triliun rupiah dibandingkan tahun 2011. Laporan laba rugi lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 2.
Gambaran Umum PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMAR) Tbk adalah salah satu perusahaan publik produk konsumen berbasis kelapa sawit yang terintegrasi dan terbesar di Indonesia, dengan nilai penjualan sebesar 20.3 triliun rupiah dan laba bersih sebesar 1.3 triliun rupiah pada tahun 2010. Aktivitas utama perusahaan dimulai dari penanaman dan pemanenan pohon sawit, pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (PK), serta pemrosesan CPO menjadi produk industri dan konsumen seperti minyak goreng, margarin dan shortening. Perusahaan didirikan tahun 1962 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1992. Perusahaan menanam kebun kelapa sawit di Indonesia dengan luas sekitar 138.100 hektar, termasuk plasma. Lima belas pabrik pengolahan yang dimiliki oleh perusahaan memproses TBS menjadi CPO dan PK, dengan total kapasitas sebesar 3.7 juta ton per tahun. Sebagian CPO diproses lebih lanjut menjadi produk bernilai tambah, baik curah, industri maupun bermerek, melalui pabrik hilir yang dimiliki oleh PT perusahaan dengan kapasitas 1.4 juta ton per tahun.
Visi perusahaan adalah menjadi yang terbaik untuk menjadi perusahaan terbesar konsumen berbasis kelapa sawit yang terintegrasi dan paling menguntungkan. Saat ini produk turunan SMAR dipasarkan dengan berbagai merek, seperti Filma dan Kunci Mas. Saat ini, merek-merek tersebut diakui kualitasnya dan memiliki pangsa pasar yang signifikan di segmen mereka masing-masing di Indonesia.
Kondisi Keuangan PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk
Kenaikan total aktiva pada tiap tahun terhitung normal sesuai dengan kinerja perusahaan dalam meningkatkan dan menambahkan nilai tambah bagi perusahaan. Secara umum neraca keuangan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2 Ringkasan laba rugi AALI, periode 31 Desember 2010, 2011 dan 2012 (triliun rupiah)
Komponen 2010 2011 2012
Pendapatan Bersih
Beban Pokok Pendapatan
Laba Bruto
Penghasilan/Beban lain lain
Laba Sebelum Pajak
Beban Pajak
Laba (rugi) lain lain
Total Laba Komprehensif
Total kewajiban perusahaan pada tahun 2010 hingga 2012 terhitung tinggi. Pada periode tersebut proporsi hutang perusahaan terhitung 52 persen pada 2010, 50 persen pada 2011 dan 45 persen pada 2012. Nilai kewajiban yang besar tersebut secara langsung meningkatkan beban bunga perusahaan. Langkah ini diambil karena pendanaan yang berasal dari hutang lebih mudah didapatkan ketimbang pendanaan dari saham baru, mengingat nilai saham tidak terlalu besar di pasar modal.
Nilai ekuitas perusahaan sejak 2010 hingga 2012 terus meningkat, namun nilai ekuitas pada tahun 2010 dan 2011 masih di bawah nilai kewajiban, hal tersebut menunjukkan bahwa debt to equity ratio (DER) perusahaan di atas 100 persen yang menunjukkan bahwa perusahaan mengambil resiko yang cukup besar dalam menjalankan perusahaan. Pada tahun 2012 nilai DER perusahaan turun hingga dibawah 1 yang menunjukkan penggunaan modal sendiri ditingkatkan sehingga menurunkan beban hutang perusahaan pada tahun tersebut.
Pada Tabel 4 menunjukan laba perusahaan pada tahun 2010 hingga 2012 menunjukkan tren yang meningkat, hal tersebut dikarenakan produk yang dijual oleh SMAR tidak hanya penjualan produk hulu saja seperti CPO. Namun, konsentrasinya lebih ke produk hilir seperti minyak goreng. Hal ini menjadi alasan utama mengapa SMAR mampu mencetak nilai penjualan yang optimal ketika harga CPO terguncang pada periode 2012. Total laba komprehensif
Tabel 3 Ringkasan neraca SMAR, periode 31 Desember 2010, 2011 dan 2012 (triliun rupiah)
Komponen 2010 2011 2012
Aktiva Lancar
Aktiva Tidak Lancar
Total Aktiva
Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Total Kewajiban
Tabel 4 Ringkasan laba rugi SMAR.JK, periode 2010, 2011 dan 2012 (triliun rupiah)
Komponen 2010 2011 2012
Pendapatan Bersih
Beban Pokok Pendapatan
Laba Bruto
Penghasilan/Beban lain lain
Laba Sebelum Pajak
Beban Pajak
Laba (rugi) lain lain
Total Laba Komprehensif
perusahaan menunjukkan nilai yang jauh berbeda dari pendapatan bersih perusahaan, hal ini dikarenakan beban pokok perusahaan untuk memproduksi produk hilir terhitung besar. Selain itu beban bunga perusahaan yang besar dampak dari penggunaan hutang yang besar juga mempengaruhi nilai akhir total laba komprehensif.
Perhitungan EVA
Nilai NOPAT AALI mengalami kenaikan kecuali pada akhir tahun 2012. NOPAT dipengaruhi oleh banyaknya laba setelah pajak dan beban bunga. Pada tahun 2010 dan 2011, NOPAT AALI mengalami peningkatan karena meningkatnya laba perusahaan, namun pada tahun 2012 laba perusahaan menurun yang disebabkan oleh menurunnya harga jual produk utama mereka yaitu CPO. Penurunan tersebut berdampak besar pada NOPAT perusahaan di tahun 2012.
Nilai NOPAT SMAR dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami peningkatan yang baik. Hal ini tidak lepas dari laba perusahaan yang meningkat dari tahun ke tahun. Nilai CPO yang anjlok tidak mempengaruhi nilai jual produk hilir mereka seperti minyak goreng karena minyak goreng menjadi kebutuhan pokok masyarakat yang harganya stabil dan cenderung naik tiap tahunnya. Peningkatan laba bersih berdampak besar pada NOPAT perusahaan pada periode tersebut. Perhitungan NOPAT kedua perusahaan dapat dilihat pada Tabel 5.
Cost of Capital (COC) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana baik itu hutang ataupun ekuitas. Oleh karena itu dalam EVA COC adalah biaya yang harus dilewati oleh NOPAT agar mendapatkan NITAMI yang diharapkan. COC dipengaruhi oleh seberapa besar dana yang diinvestasikan (IC) dan seberapa besar tingat modal rata rata perusahaan tersebut. Pada AALI penggunaan COC perusahaan mengalami penurunan sejak 2010 hingga 2012. Hal ini menunjukkan perusahaan menggunakan modal dengan sangat baik, seperti contoh adalah penggunaan teknologi untuk mengganti biaya labor yang cukup membebani perusahaan mengingat biaya upah buruh di Indonesia sering mengalami peningkatan yang tidak ditunjang dengan peningkatan kualitas buruh yang ada. Selain itu penggunaan modal yang mayoritas berasal dari ekuitas menyebabkan nilai WACC
Tabel 5 Perhitungan NOPAT
Tahun
AALI.JK SMAR.JK
perusahaan menjadi rendah sehingga tanggung jawab dalam mengembalikan tingkat pengembalian dana yang berasal dari hutang dapat ditekan. Implikasi dari strategi perusahaan adalah COC perusahaan menjadi sangat optimal penggunaannya dan tidak membebani perusahaan pada akhirnya lewat penggunaan hutang yang tidak perlu.
Nilai COC SMAR pada tahun 2010 menunjukkan bahwa WACC perusahaan dalam posisi yang rendah, hal tersebut diakibatkan posisi pengembalian biaya modal ekuitas (return of equity) perusahaan dalam modal yang digunakan melemah. Pada tahun 2010 posisi portofolio saham perusahaan sangat tidak menguntungkan, di mana nilai beta perusahaan yang tinggi pada saat
risk premium bernilai negatif berdampak pada pengembalian biaya modal ekuitas pada tahun tersebut yang menurun sebesar 1.2 persen. Nilai risk premium yang rendah diakibatkan return yang ditawarkan IHSG lebih rendah dari surat berharga yang ditawarkan oleh pemerintah pada tahun 2010. Pada tahun 2011 dan 2012 nilai WACC perusahaan kembali normal diakibatkan oleh re perusahaan sudah berjalan normal, bahkan nilai rasio pinjaman bersih terhadap ekuitas menurun hingga menjadi 38 persen pada 2012. Menurut laporan keuangan perusahaan, nilai rasio tersebut telah memperhitungkan obligasi korporasi perdana perseroan yang telah diterbitkan sebesar Rp 1 triliun di BEI pada pertengahan tahun 2012. Hanya saja nilai WACC perusahaan melonjak karena proporsi hutang perusahaan tetap terhitung tinggi. WACC yang tinggi akibat jumlah hutang yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan harus menanggung nilai return yang besar pada penyedia dana perusahaan. Perhitungan COC kedua perusahaan dapat dilihat pada Tabel 6.
Nilai EVA AALI dari tahun 2010 hingga 2011 mengalami peningkatan yang baik. Hal ini tidak lepas dari betapa optimalnya penggunaan modal AALI sehingga NOPAT yang dihasilkan bisa diserap dengan baik untuk menghasilkan nilai EVA yang baik. Namun pada tahun 2012 nilai EVA AALI menurun dikarenakan jatuhnya harga CPO yang berdampak dengan turunnya nilai NOPAT, walaupun nilai COC AALI rendah pada tahun 2012 namun tetap saja tidak mampu menutupi penurunan NOPAT akibat jatuhnya harga komoditas jual utama AALI yaitu CPO. Sedangkan nilai EVA SMAR mengalami naik turun pada periode 2010 hingga 2012. Penurunan pada 2011 disebabkan oleh masih bergantungnya perusahaan pada penggunaan hutang dalam pendanaan modal
perusahaan. Namun hal ini diperbaiki pada 2012 di mana nilai penggunaan modal dari hutang telah dikurangi proporsinya menjadi 45 persen, implikasi dari strategi tersebut adalah penurunan nilai COC yang pada akhirnya meningkatkan nilai EVA perusahaan. Perhitungan EVA kedua perusahaan dapat dilihat pada Tabel 7.
Berdasarkan Tabel 7, EVA kedua perusahaan bernilai lebih dari 0, maka kedua perusahaan mampu memberikan NITAMI ke perusahaan juga mampu membayar kewajiban kepada penyandang dan dan pemerintah. Adapun perbandingan EVA bisa dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.
Nilai EVA AALI pada tahun 2010 hingga 2012 berada di atas SMAR. Namun pada tahun 2012 nilai laju pertumbuhan EVA SMAR lebih baik dibandingkan AALI, di mana SMAR mencetak peningkatan EVA sebesar 28.89 persen berbanding -8.65 persen milik AALI dibandingkan tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2011 peningkatan EVA AALI adalah 35.11 persen berbanding -5.21 persen milik SMAR dibandingkan tahun 2010.
Berdasarkan diskusi mengenai masa depan perusahaan yang didapatkan dari
division head budget, banking and treasury AALI sebagai expert judgement, Rudy Limardjo, didapati bahwa nilai EVA perusahaan AALI dan SMAR di masa yang akan datang akan mengalami pertumbuhan positif pasca krisis excess supply
CPO.
Walaupun pada tahun 2013 nilai CPO masih tidak stabil dan menyebabkan penurunan pendapatan bersih kedua perusahaan menurun, namun kalangan profesional optimis terkait pertumbuhan industri sawit di masa depan.
Tabel 7 Perhitungan EVA (triliun rupiah)
Tahun AALI SMAR
NOPAT COC EVA NOPAT COC EVA
2010 2.110 0.441 1.669 1.466 0.104 1.362
2011 2.504 0.249 2.255 2.005 0.714 1.291
2012 2.205 0.145 2.060 2.353 0.689 1.664
Penggunaan produk CPO pada tahun 2013 makin diperluas seperti pemanfaatan biodiesel, produk rumah tangga, bahan dasar makanan dll. Oleh karena itu banyak kalangan profesional memprediksi excess supply yang terjadi akan semakin berkurang sehingga meningkatkan nilai jual CPO.
Strategi AALI dengan berinvestasi dalam penggunaan teknologi untuk menekan beban operasional perusahaan akan membawa dampak positif bagi perusahaan ke depannya. Selain itu perusahaan mulai memberikan inovasi penjualan produk hilir di mana AALI membangun pabrik refenery untuk mengolah CPO menjadi produk turunan sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis dan harga jual. Pabrik tersebut dijadwalkan berproduksi masal pada awal 2014. Oleh karena itu pertumbuhan EVA AALI diprediksi akan meningkat kedepannya terutama pada tahun 2014.
Sedangkan perkembangan nilai EVA SMAR di masa depan juga akan mengalami peningkatan dikarenakan kebijakan perusahaan yang mulai menurunkan ketergantungan terhadap hutang. Strategi tersebut diharapkan dapat memangkas beban bunga dan semakin mengoptimalkan penggunaan modal di masa depan. Lebih dari itu, produk hilir utama mereka seperti Minyak Goreng Sawit (MGS) akan menjadi komoditas utama penjualan yang sangat menguntungkan dikala krisis CPO masih berlangsung. Dari 3,9 juta ton CPO yang dihasilkan SMAR, pabrik hilir SMAR mampu menghasilkan 2 juta produk lanjutan seperti MGS dan margarin. Selain itu inti sawit dapat diproses lebih lanjut menjadi produk bernilai tambah tinggi sebesar 480 ribu ton di tahun 2012.
Perhitungan MVA
Penurunan harga saham AALI dari tahun 2010 hingga 2012 disebabkan oleh terus melemahnya nilai jual CPO yang notabene adalah produk jual utama AALI. Fakta tersebut berdampak besar pada penurunan MVA AALI. Perhitungan MVA AALI dapat dilihat pada Tabel 8.
Penurunan harga saham pada tahun 2012 mencapai puncaknya. Hal ini disebabkan harga produk subtitusi minyak soya lebih kompetitif selain adanya
black campaigne terhadap CPO. Selain itu nilai produksi CPO dunia di atas nilai konsumsinya, sehingga efek excess supply menyebabkan harga CPO turun menjadi Rp6 090/kg.
Tabel 8 Perhitungan MVA AALI.JK
Komponen 2010 2011 2012
Harga Saham (Rupiah)
Volume Saham (juta lembar)
MVE (triliun Rupiah)
Total Ekuitas (triliun Rupiah)
MVA (triliun Rupiah)
Penurunan harga CPO lagi lagi tidak berpengaruh kepada perusahaan yang menjual produk hilir di industri sawit. SMAR menunjukkan bahwa di saat krisis nilai jual CPO, nilai jual saham perusahaan mereka masih menarik minat investor. Ini tidak lepas dari betapa esensialnya produk hilir sawit seperti minyak goreng di tengah masyarakat. Perhitungan MVA SMAR dapat dilihat pada Tabel 9.
Nilai harga saham SMAR terus meningkat hingga menyentuh level Rp6 700/lembar pada tahun 2012, meningkat 31 persen dibandingkan tahun 2010 yang bernilai sebesar Rp5 100/lembar. Hal ini menunjukkan bagaimana investor lebih tertarik kepada perusahaan sawit yang memberi porsi lebih pada penjualan produk hilir dibandingkan dengan penjualan produk hulu. Hal ini tidak lepas dari pergerakan nilai CPO yang melemah akibat adanya kelebihan produksi dibandingkan konsumsi dunia. Hal ini pula yang mendorong perusahaan sawit di masa depan untuk mengembangkan produk turunan CPO agar mampu lebih diserap di masyarakat.
Kedua perusahaan mampu mencetak nilai MVA lebih dari 0 yang berarti bahwa perusahaan mampu meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan dan investor yang menanamkan modal ke perusahaan. Adapun perbandingan MVA bisa dlihat pada Gambar 5.
Laju pertumbuhan MVA AALI mengalami trend negatif dari tahun 2010 hingga 2012. Nilai MVA AALI merosot hingga 23.95 persen dibandingkan tahun 2010 menjadi 20.32 triliun rupiah. Sedangkan laju pertumbuhan MVA SMAR mengalami sedikit penurunan pada tahun 2011. Hal tersebut dikarenakan peningkatan ekuitas tidak sebanding dengan peningkatan MVE. Namun pada
Tabel 9 Perhitungan MVA SMAR.JK
Komponen 2010 2011 2012
Harga Saham (Rupiah)
Volume Saham (juta lembar)
MVE (triliun Rupiah)
Total Ekuitas (triliun Rupiah)
MVA (triliun Rupiah)
5 100
tahun 2012 nilai MVA perusahaan mengalami rebound yang cukup signifikan yaitu sebesar 21.87 persen dibandingkan tahun 2011. Namun secara umum nilai MVA AALI masih unggul dibandingkan nilai MVA SMAR.
Berdasarkan penilaian petinggi perusahaan sebagai expert judgement
mengenai pertumbuhan MVA di masa depan, maka diperkirakan nilai MVA AALI akan mengalami peningkatan yang positif walau mengalami periode yang buruk pada selang waktu 2010 hingga 2012. Hal ini dikarenakan AALI akan membangun pabrik refenery untuk mengolah produk turunan CPO. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai harga saham AALI menjadi Rp 21 475/lembar pada penutupan tahun 2013.
Peramalan pertumbuhan MVA SMAR di masa yang akan datang juga akan mengalami pertumbuhan positif di mana produk hilir mereka semakin diterima dengan baik oleh masyarakat. Implikasinya nilai jual saham mereka akan merangsek naik pada tahun tahun yang akan datang, hal ini bisa dibuktikan pada penutupan tahun 2013 nilai harga saham SMAR meningkat menjadi Rp7 850/lembar.
Lebih jauh kedepan maka dapat diperkirakan nilai jual CPO akan mengalami peningkatan yang jauh lebih baik dibandingkan tahun 2012. Penambahan komposisi penggunaan CPO dalam biodiesel yang diajukan pemerintah akan meningkatkan konsumsi CPO setidaknya di Indonesia dan menipiskan gap excess supply. Selain itu diramalkan excess supply dalam 10 tahun ke depan akan berakhir, hal ini disebabkan oleh terbatasnya lahan untuk menanam sawit, di mana Indonesia dan Malaysia sebagai negara dengan luas areal tanam terbesar di dunia sudah terbatas areal penambahan kebun di tiap negara. Hal ini mengakibatkan produksi dunia akan meningkat tipis tiap tahunnya. Sedangkan pada tingkat konsumsi di dunia maka faktor demografi menjadi faktor peningkatan yang utama. Faktor demografi akan meningkat secara signifikan berdasarkan ledakan penduduk di seluruh dunia, hal ini yang akan menjadi tolak ukur hilangnya excess supply CPO. Dengan meningkatnya nilai CPO maka industri sawit diramalkan akan makin bergairah di masa yang akan datang.
Implikasi Manajerial
Peningkatan nilai tambah ekonomi (NITAMI) yang digambarkan oleh EVA bagi perusahaan secara umum ditentukan oleh seberapa baik perusahaan mencetak laba komprehensif dan menggunakan modal dengan seoptimal mungkin. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mampu mencetak nilai EVA yang tinggi karena mampu mengoptimalkan penggunaan modal dan menekan penggunaan hutang untuk menjalankan perusahaan sehingga secara langsung menekan beban perusahaan dalam mencetak laba yang optimal bagi perusahaan. Strategi tersebut sangat baik bagi perusahaan dan diharapkan kedepannya AALI mampu meningkatkan laba komprehensif sehingga mampu menciptakan NITAMI yang lebih baik lagi.
perusahaan untuk menjalankan perusahaan sehingga mengurangi nilai EVA secara keseluruhan meskipun sebelumnya SMAR mencetak penjualan bersih yang sangat tinggi. Kedepannya akan lebih baik bagi SMAR jika memangkas tingkat liabilitas perusahaan sehingga mengurangi beban bunga perusahaan dan meningkatkan NITAMI bagi shareholders.
Nilai MVA bagi AALI di masa depan diharapkan membaik dibandingkan tahun 2010-2012 yang mengalami penurunan nilai MVA. Perusahaan harus membuat meyakinkan investor dengan mengembangkan produk hilir perusahaan agar lebih memiliki nilai tambah lebih di pasar. Namun dengan konsumsi CPO dunia yang meningkat berdasarkan demografi, produksi CPO dunia yang semakin stagnan karena permasalahan lahan, dan pengembangan produk turunan CPO, maka perusahaan mampu optimis harga CPO akan semakin baik dan meningkatkan minat investor untuk menanamkan saham ke perusahaan yang berbasis produksi CPO.
Nilai MVA yang baik bagi SMAR menunjukan bagaimana saham SMAR menarik bagi investor. Diharapkan di masa depan perusahaan tetap menjaga harapan investor dan juga meningkatkan mutu produk olahan CPO sehingga meningkatkan ketertarikan investor dalam pasar modal.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan metode EVA dan MVA dapat disimpulkan bahwa:
a) PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk memiliki nilai EVA dan MVA lebih dari 0 atau dengan kata lain kinerja keduanya sudah baik. Dilihat dari kinerja berdasarkan EVA maka kedua perusahaan mampu memberi nilai tambah ekonomi dan membayar seluruh kewajibannya kepada investor, kreditur dan pemerintah (pajak). Selain itu dilihat dari kinerja berdasarkan MVA maka kedua perusahaan mampu meningkatkan nilai kekayaan pemilik perusahaan.
b) Pada periode 2010-2011 AALI mampu mengungguli SMAR dalam laju peningkatan EVA, namun pada periode 2011-2012 laju peningkatan EVA SMAR lebih unggul daripada AALI yang mengalami penurunan nilai EVA dibandingkan tahun 2011. Pada periode 2010-2012 laju pertumbuhan MVA AALI mengalami trend menurun di mana harga saham perusahaan terus jatuh pada akhir 2012. Sedangkan laju pertumbuhan nilai MVA SMAR mengalami penurunan tipis pada periode 2010-2011 dan mengalami peningkatan yang signifikan pada periode 2011-2012.
Saran
cara mengolah hasil CPO dari hulu ke hilir dengan optimal. Selain itu, perusahaan lebih baik lagi dalam penggunaan modal dan investasi perusahaan supaya tingkat pengembalian yang diharapkan investor dan perusahaan dapat terpenuhi.
Saran bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti hubungan antara EVA dan MVA yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
[BI]. Bank Indonesia. 2013. Lelang Sertifikat BI. [Internet]. [Diunduh 2014 Januari 1]. Tersedia pada: http://www.bi.go.id/id/moneter/lelang-sbi/Pages/sbi_021013.aspx
Bragg SM. 2012. Business Ratios & Formulas: A Comprehensive Guide. New Jersey (US): John Wiley & Sons, Inc.
Indexmundi. 2013. Historical Price CPO [internet]. [diunduh 2014 januari 1]. Tersedia: http://www.indexmundi.com/commodities/?commodity=palm-oil Gulo WA. 2010. Analisis Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added
(MVA) Sebagai Alat Pengukur Kinerja Keuangan PT Sampoerna Agro Tbk. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Meliala WKB. 2011. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Dengan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Kedua, STIE YKPN. Yogyakarta (ID): Salemba Empat.
Retnowati E. 2010. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Savarese C. 2000. Economic Value Added : the practitioner’s guide to a
measurement and management framework. Australia (AU): Warriewood. Stewart S, Co. 1996. The Stern Stewart Performance 1000, The Definitive Guide
To MVA and EVA. New York (US): John Wiley & Sons.
Yahoo Finance. 2013. Historical Price AALI.JK [internet]. [diunduh 2013 Januari 1]. Tersedia: http://finance.yahoo.com/q/hp?s=AALI.JK+Historical+Prices Yahoo Finance. 2013. Historical Price SMAR.JK [internet]. [diunduh 2013
LAMPIRAN
20
22
24
26
28
Lampiran 11 Catatan Jumlah modal saham SMAR periode 2010 dan 2011
Lampiran 13 Catatan jumlah modal saham AALI periode 2010 dan 2011
Lampiran 14 Catatan jumlah modal saham AALI periode 2012
Lampiran 15 Tingkat hutang (D) SMAR
Tahun Total Hutang (triliun Rupiah) (a)
Total Kewajiban dan Ekuitas (triliub Rupiah) (b)
Tingkat Hutang (desimal) (a/b)
2010
2011
2012
6.449
7.386
7.308
12.476
14.722
16.247
0.521
0.502
0.450
Lampiran 16 Beban bunga (rd) SMAR
Tahun Biaya Bunga (triliun Rupiah) (a)
Total Hutang (triliun Rupiah) (b)
Beban Bunga (desimal) (a/b) 2010
2011
2012
0.294
0.267
0.268
6.449
7.386
7.308
0.045
0.036
30
Lampiran 18 Tingkat pajak (Tax rate) SMAR
Tahun Pajak
(triliun Rupiah) (a)
Laba Sebelum Pajak (triliun Rupiah) (b)
Tingkat Pajak (desimal) (a/b)
Lampiran 17 Tingkat ekuitas (E) SMAR
Tahun Total Ekuitas (triliun rupiah)(a)
Total Kewajiban dan Ekuitas (triliun rupiah) (b)
Tingkat Hutang
Lampiran 19 Invested Capital SMAR (triliun Rupiah)
Komponen 2010 2011 2012
Total Kewajiban dan
Ekuitas 12.476 14.722 16.247
Kewajiban Jangkan
Pendek Non Bunga 4.015 4.105 3.339
IC 8.461 10.617 12.909
Lampiran 20 EBIT SMAR (triliun Rupiah)
Komponen 2010 2011 2012
Laba Sebelum Pajak 1.655 2.387 2.883
Beban Bunga 0.269 0.294 0.268
Bulan Price mempengaruhi nilai Return sebagai faktor penambah.
Lampiran 22 Return IHSG
Bulan Price
32
Lampiran 23 Biaya ekuitas (re) SMAR
Komponen 2010 2011 2012
Lampiran 24 WACC SMAR
Komponen 2010 2011 2012
Tahun Total Hutang (triliun Rupiah) (a)
Total Kewajiban dan Ekuitas (triliun Rupiah) (b)
Tingkat Hutang (desimal) (a/b) (triliun Rupiah) (a)
Total Hutang (triliun Rupiah) (b)
Lampiran 28 Tingkat pajak (Tax Rate) AALI
Tahun Pajak
(triliun Rupiah) (a)
Laba Sebelum Pajak (triliun Rupiah) (b)
Tingkat Pajak
Lampiran 27 Tingkat ekuitas (E) AALI
Tahun Total Ekuitas (triliun Rupiah) (a)
Total Kewajiban dan Ekuitas (triliun Rupiah) (b)
Tingkat Hutang (a/b)
2010
Lampiran 29 Invested Capital AALI (triliun Rupiah)
Komponen 2010 2011 2012
Total Kewajiban dan
Ekuitas 8.792 10.204 12.419
Kewajiban Jangkan
Pendek Non Bunga 1.062 1.440 2.601
IC 7.729 8.764 9.819
Lampiran 30 EBIT AALI (triliun Rupiah)
Komponen 2010 2011 2012
Laba Sebelum Pajak 2.964 3.333 3.525
Beban Bunga 0.008 0.006 0.029
34
Lampiran 32 Return saham AALI
Bulan Price
* Sumber diacu dari yahoo finance. Harga dalam Rupiah dan harga saham pada Desember 2009 adalah Rp23 850. Dividen dibagikan sebesar Rp395.25 pada Mei 2010, Rp161.50 pada September 2010, Rp544 pada April 2011, Rp161.50 pada September 2011, Rp590 pada April 2012 dan Rp195.5 pada September 2012. Dividen mempengaruhi nilai Return sebagai faktor penambah.
Lampiran 31 Biaya ekuitas (re) AALI
Komponen 2010 2011 2012
Lampiran 33 WACC AALI.JK
Lampiran 34 Harga CPO per kilogram
Bulan Price
* Sumber diacu dari Indexmundi. Harga dalam Rupiah dan harga CPO pada Desember 2009 adalah Rp6 881
Lampiran 35 Tingkat produksi dan konsumsi CPO dunia (Dalam juta ton)
Komponen 2010 2011 2012
Produksi 47.91 50.50 53.16
36
Lampiran 36 Daftar istilah
AALI : Nama PT Astra Agro Lestari Tbk yang terdaftar di BEI
Aktiva Tetap : Aktiva yang memiliki substansi (wujud fisik, digunakan dalam operasi normal perusahaan (tidak dimaksudkan untuk dijual) dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari setahun (Rp).
Biaya bunga : Termasuk premium, diskonto, dan imbala karena jaminan pengembalian utang merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (Rp).
Beta Saham : Koefisien risiko sistematik dari suatu sekuritas terhadap risiko pasar.
Jika ß 1 maka pergerakan harganya berlawanan dengan pasar dan bila
ß 1 maka pergerakan harganya searah dengan pasar.
BVE : Book Value of Equity adalah rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai
pasar.
Cost of Capital : Aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti kerugian para investor
atas risiko usaha dari modal yang ditanamkannya (Rp).
CAPM : Model yang menjelaskan keseimbangan hubungan antara risiko setiap asset apabila pasar modal dalam keadaan seimbang.
Cost of Equity : Biaya yang timbuk karena kebutuhan modal dari menerbitkan saham
biasa.
EVA : laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (cost of capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut) (Rp). EBIT : Pendapatan setelah pajak dan beban bunga.
Invested Capital : Jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman jangka pendek
tanpa bunga, seperti hutang usaha, hutang pajak, dan sebagainya (Rp). Kas : Harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional
perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini (Rp).
Laba bersih : Perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan usaha selama periode tertentu dan jumlah biaya yang dapat diaplikasikan kepada pendapatan (Rp).
MVE : Market Value of Equity adalah nilai pasar ekuitas perusahaan menurut
penilaian para pelaku pasar.
NOPAT : Laba yang diperoleh dari operasi bersih setelah pajak ditambah biaya bunga (Rp).
Rf : Tingkat pengembalian bebas resiko.
Rm : Tingkat pengembalian yang diharapkan pasar.
SMAR : Nama PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk yang terdaftar di BEI.
Tax Rate : Rasio dari pajak yang dibayarkan terhadap pendapatan.
Lampiran 37 Tabel rekapitulasi penelitian terdahulu
Tahun Judul Nama
Peneliti Metode Hasil
2010
Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Studi Kasus Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Estu Retnowati
EVA Berdasarkan analisis kinerja
keuangan dengan
menggunakan metode EVA, dari dua perusahaan yang dianalisis keduanya memiliki kinerja keuangan yang baik dengan kata lain perusahaan
mampu memberikan nilai
tambah ekonomi bagi
pemegang sahamnya. PT
Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk pada periode
tahun 2007-2008 memiliki
nilai EVA yang positif yaitu sebesar Rp 10,612 triliun di tahun 2007 dan Rp 13,837 triliun di tahun 2008 dan mengalami peningkatan nilai
EVA dengan persentase
30,39 persen atau setara
dengan Rp
3.225.052.848.525. Begitupun dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, periode tahun
2007-2008 perusahaan
memiliki nilai EVA yang positif sebesar Rp 13,840 triliun pada tahun 2007 dan Rp 16,478 triliun pada akhir tahun
2008 dengan peningkatan
nilai EVA sebesar 19,06 persen atau setara dengan Rp 2,637 triliun. Perbedaan
yang signifikan itu
dikarenakan Bank Mandiri
mempunyai biaya modal dan total aktiva yang jauh lebih besar dibandingkan BRI pada periode tahun 2007-2008.
2010
Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
Berdasarkan hasil analisa
diperoleh bahwa kinerja
keuangan BRI berdasarkan metode EVA dan MVA, nilai EVA dan MVA BRI periode 2006-2010 adalah positif dan relatif mengalami kenaikan. Hal ini berarti bahwa pihak
manajemen telah berhasil
menciptakan nilai tambah
perusahaan. Namun pada
38
Tahun Judul Nama
Peneliti Metode Hasil
EVA dan MVA mengalami penurunan dari tahun 2007. EVA turun disebabkan oleh COC yang tinggi, MVA BRI
mengalami penurunan
disebabkan oleh nilai pasar BRI (harga saham) turun Rp2.825 (38,18 persen) dari tahun 2007.
2011
Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Sebagai Alat Pengukur Kinerja Keuangan PT Sampoerna Agro Tbk
lebih tinggi dibandingkan
tahun 2009. Penurunan ini disebabkan oleh perubahan-perubahan nilai komponen-komponen EVA. Komponen-komponen EVA terdiri dari Net Operating After Tax (NOPAT) dan Cost of Capital (COC). Nilai EVA pada tahun 2008
sebesar Rp
1.024.496.611.000 sedangkan pada tahun 2009 mengalami
penurunan yang signifikan
menjadi – Rp 40.707.153.000.
Nilai EVA pada tahun 2008
menghasilkan angka yang
positif (EVA>0) karena nilai NOPAT lebih besar daripada nilai biaya modal perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan sudah dapat
menambahkan nilai ekonomis ke dalam perusahaan. Pada
tahun 2009, nilai EVA
menghasilkan angka yang
negatif (EVA<0), dimana
terjadi penurunan sebesar Rp
1.065.203.764.000. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak
terjadi proses nilai tambah
atau dengan kata lain
perusahaan tidak mampu
membayarkan kewajiban
kepada para penyandang
dana atau kreditur
sebagaimana yang
diharapkan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan mempunyai orang tua bernama Ir Iranda Saleh dan Effi Mariati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 64 Jambi pada tahun 2004, menengah pertama di SMP Al Falah Jambi pada tahun 2007 dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Medan pada tahun 2010. Penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan mendalami ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi Manajemen pada tahun 2010.