• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangun pisau dodos untuk panen kelapa sawit dengan mata pisau miring

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang bangun pisau dodos untuk panen kelapa sawit dengan mata pisau miring"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN PISAU DODOS UNTUK PANEN

KELAPA SAWIT DENGAN MATA PISAU MIRING

YUDHI SUDIYANTO

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun Pisau Dodos untuk Panen Kelapa Sawit dengan Mata Pisau Miring adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Pebruari 2014

Yudhi Sudiyanto

(4)

ABSTRAK

YUDHI SUDIYANTO. Rancang Bangun Pisau Dodos untuk Panen Kelapa Sawit dengan Mata Pisau Miring. Dibimbing oleh AGUS SUTEJO.

Kelapa sawit merupakan tanaman industri penghasil minyak sawit yang dapat diproses menjadi minyak goreng, minyak industri, dan bahan bakar (biodiesel). Proses pemanenan terdiri dari memotong tandan buah matang, memotong pelepah, mengutip brondolan, dan membawa tandan ke tempat pengumpulan hasil sementara. Proses pemotongan tandanlah yang memerlukan energi paling besar. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat pisau dodos yang akan digunakan untuk pemanenan kelapa sawit, menganalisis teknik pisau dodos yang akan dibuat, dan membandingkan gaya potong yang dihasilkan oleh dodos mata pisau datar dengan mata pisau miring. Hasil penelitian ini didapatkan rancangan pisau dodos dengan kemiringan mata pisau 350 yang bisa memperkecil gaya untuk memotong tandan kelapa sawit. Gaya rata-rata yang dihasilkan untuk memotong tandan kelapa sawit pada pohon tahun tanam 2007 sebesar 579.77 N untuk mata pisau datar dan 453.22 N untuk kemiringan mata pisau 350, sedangkan pada pohon tahun tanam 2009 rata-rata gayanya adalah 679.83 N untuk mata pisau datar dan 483.63 N untuk kemiringan mata pisau 350. Kata kunci: dodos, kelapa sawit, pemanenan, pemotongan

ABSTRACT

YUDHI SUDIYANTO. Design of Dodos Knife for Palm Harvesting with Oblique Blade. Supervised by AGUS SUTEJO.

Palm was the industrial plants which could be processed into cooking oil, industrial and biodiesel fuel. The harvesting process was consist of cutting the ripe palm, cutting the stem, collecting the bunches, and bring bunches to temporary storage. Cutting the ripe fruits needed the highest energy spent. The research objective were to create and to build the dodos knife which used for harvesting the palm, to analyze the dodos knife technique created, and to compare the cutting force resulted by flat dodos blade with oblique dodos blade. The research result obtained that dodos blade design with the blade slope of 350 could reduce the force to cut the ripe palm. The average force resulted to cut the ripe palm from the tree with the year plant of 2007 was 579.77 N for the flat blade and 453.22 N for the blade with the slope of 350, while the average force from the tree with the year plant of 2009 was 679.83 N for the flat blade and 483.63 N for the slope of 350.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknik Mesin Dan Biosistem

RANCANG BANGUN PISAU DODOS UNTUK PANEN

KELAPA SAWIT DENGAN MATA PISAU MIRING

YUDHI SUDIYANTO

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Rancang Bangun Pisau Dodos untuk Panen Kelapa Sawit dengan Mata Pisau Miring

Nama : Yudhi Sudiyanto NIM : F14080045

Disetujui oleh

Ir Agus Sutejo, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Desrial, MEng Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rancang Bangun Pisau Dodos untuk Panen Kelapa Sawit dengan Mata Pisau Miring yang dilaksanakan sejak bulan Januari sampai September 2013.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir Agus Sutejo, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran, masukan, dan bimbingannya selama proses penyelesaian tugas akhir ini. Di samping itu penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ujang, Bapak Samsul, dan Bapak Rudi yang telah membantu selama pembuatan alat serta pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Sudiyono dan Ibu Cicih Haryati selaku orang tua yang selalu memberi doa, serta sahabat terbaik saya yaitu Septina Lusiawati, Saidong, Anggun Saputra, Rizky Thariq, Fajri Ilham, Ghulam Asphar, Galih Bharmadi Putra, Yayan Fitriyan, Yogi Akbar, dan Ade Prisma Pranayuda atas segala bantuan, dukungan, doa dan semangat kalian.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan memberikan konstribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi pertanian.

Bogor, Pebruari 2014

(10)
(11)

DAFTAR TABEL

1 Jenis peralatan yang dibawa saat pemanenan 4

2 Spesifikasi pisau 10

3 Uji Duncan pada pohon tahun tanam 2009 13

4 Uji Duncan pada pohon tahun tanam 2007 13

DAFTAR GAMBAR

1 Kelapa sawit 2

2 Pemotongan lurus (a) dan pemotongan miring (b) 5

3 Diagram alir tahapan penelitian 6

4 Konsep gaya pemotongan 7

5 Desain pisau pertama (a) dan desain pisau kedua (b) 9

6 Proses pembuatan alat 9

7 Uji fungsional alat 10

8 Gagang yang telah dimodifikasi 10

9 Konsep alat 11

10 Grafik gaya potong tandan tahun tanam 2009 11

11 Grafik gaya potong tandan tahun tanam 2007 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tabel gaya untuk memotong tandan pada pohon tahun tanam 2007 16 2 Tabel gaya untuk memotong tandan pada pohon tahun tanam 2009 17

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang banyak tumbuh di daratan Indonesia, terbukti Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki perkebunan kelapa sawit terluas. Kelebihan Indonesia dengan negara lain yaitu Indonesia merupakan negara tropis yang mendapat sinar matahari melimpah sepanjang tahun, dan memiliki curah hujan yang cukup. Kondisi inilah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit (Pahan, 2006).

Minyak yang dihasilkan dari kelapa sawit terdiri dari 2 macam, yaitu minyak yang berasal dari daging buah (mesocarp) yang dikenal sebagai crude palm oil, dan minyak yang berasal dari inti sawit (endocarp) yang dikenal sebagai

palm kernel oil. Minyak kelapa sawit digunakan untuk bahan baku minyak goreng selain itu juga bisa digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan farmasi, bahkan bisa digunakan untuk bahan non-makanan seperti biodiesel dan lilin (Lubis, 2011).

Proses pemanenan kelapa sawit yang benar yaitu dengan memotong tandan buah pada saat tingkat kematangan yang sempurna serta tandan buah segar mengandung minyak dan kernel tertinggi. Salah satu cara yang lazim digunakan adalah dengan melihat brondolan yang jatuh di sekitar piringan pohon. Buah yang sudah dipanen harus langsung dibawa ke pabrik untuk menghindari penurunan mutu dan mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah.

Pemanenan kelapa sawit di Indonesia masih dilakukan dengan alat-alat manual dan sederhana yaitu menggunakan dodos dan egrek. Dodos adalah pisau yang digunakan untuk memotong pelepah maupun tandan dengan cara disodok, sedangkan egrek merupakan pisau yang berbentuk sabit yang berfungsi sebagai alat untuk memotong pelepah maupun tandan dengan cara ditarik. Proses pemanenan dengan cara ini membutuhkan tenaga besar dan waktu kerja yang lama, sehingga mengakibatkan susut panen yang cukup tinggi. Keberhasilan pemanenan dan produksi kelapa sawit sangat bergantung pada bibit tanaman, tenaga pemanen, peralatan panen, kelancaran transportasi, organisasi pemanenan, keadaan areal, serta insentif yang disediakan. Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen, dan sarana panen. Keseluruhan faktor tersebut merupakan kombinasi yang tak terpisahkan satu sama lain (Lubis, 2011).

(13)

2

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Merancang dan membuat pisau dodos yang akan digunakan dalam pemanenan kelapa sawit.

2. Melakukan analisis teknik pada pisau dodos.

3. Membandingkan gaya potong yang dihasilkan pada mata pisau datar dan mata pisau miring.

TINJAUAN PUSTAKA

Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan. Di negara tersebut tanaman kelapa sawit ditemukan tumbuh secara liar di sepanjang tepian sungai (Pahan, 2006).

Gambar 1 Kelapa sawit

Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tumbuhan tropis yang termasuk tanaman monokotil. Secara taksonomi, tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Embryophyta Siphonagama

(14)

3 Panen

Panen merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting pada pengelolaan kelapa sawit. Keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas kelapa sawit. Faktor yang harus diperhatikan untuk menunjang keberhasilan proses pemanenan yaitu pengetahuan tentang persiapan, kriteria matang, rotasi, sistem, dan sarana panen. Persiapan panen yang akurat akan memperlancar pelaksanaan panen. Persiapan ini meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan, dan pengetahuan kerapatan panen. Kebutuhan tenaga kerja bergantung pada keadaan topografi, kerapatan panen, dan umur tanaman. Kelapa sawit berbuah setelah berumur 2.5 tahun dan buahnya masak 5.5 bulan setelah penyerbukan. Suatu areal sudah dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen. Ciri tandan yang sudah matang adalah sedikitnya ada 2 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 1 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Sarana yang diperlukan untuk pemanenan antara lain jalan panen, tangga panen, dan tempat pengumpulan hasil. Peralatan yang digunakan adalah dodos, kampak, egrek, dan galah (Lubis, 2011).

Mekanisme Pemotongan Bahan Pertanian

Pemotongan bahan–bahan hasil pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan, misalnya pada saat panen, pemisahan, dan juga proses pengecilan ukuran bahan. Proses pemotongan yaitu proses di mana mata pisau menembus ke dalam bahan melewati kekuatan bahan sehingga bahan menjadi terpisah. Saat pemotongan berlangsung terjadi perbedaan deformasi pada bahan yang tergantung pada bentuk mata pisau dan proses kinematika pemotongan. Oleh karena itu, dalam mempelajari hambatan pemotongan suatu bahan akan selalu berhubungan dengan bentuk mata pisau dan kinematika pemotongan (Sitkei, 1986).

(15)

4

Alat Panen Kelapa Sawit

Menurut Pahan (2006) Alat-alat yang akan digunakan untuk memanen kelapa sawit berbeda-beda tergantung tinggi tanaman. Alat tersebut digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu alat memotong tandan, alat untuk bongkar muat tandan, dan alat untuk membawa tandan kelapa sawit ke tempat pengumpulan hasil. Alat untuk memotong buah yaitu dodos kecil, dodos besar, pisau egrek, bambu egrek, dan batu asah.

Tabel 1 Jenis peralatan yang dibawa saat pemanenan

Nama Alat Penggunaan Spesifikasi

Dodos kecil Potong buah tanaman umur 3-4 tahun

Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, dan panjang total

18 cm Dodos besar Potong buah tanaman umur

5-8 tahun

Lebar mata 12-14 cm, lebar tengah 12 cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, dan panjang total

20 cm Pisau egrek Potong buah tanaman umur

>9 tahun (tinggi pokok > 3 tahun)

Panjang pangkal 20 cm, panjang pisau 45 cm, sudut lengkung dihitung pada

sumbu 1350, dan berat 0,5 kg

Angkong Sebagai tempat atau wadah

TBS dan brondolan

Sesuai spesifikasi yang ada

a

Sumber: Pahan (2006)

Efek Sudut Kemiringan Pisau

(16)

5

Gambar 2 Pemotongan lurus (a) dan pemotongan miring (b) (Persson S, 1987)

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2013 sampai September 2013. Proses pembuatan alat dilaksanakan di Bengkel Daud Teknik di Desa Cibereum Bogor dan kegiatan pengambilan data dilakukan di PT. Kintap Jawa Wattindo, Kalimantan Selatan.

Alat Dan Bahan

(17)

6

Prosedur Penelitian

Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian dapat dilihat pada diagram alir sebagai berikut:

Gambar 3 Diagram alir tahapan penelitian Mulai

Identifikasi masalah

Analisis rancangan

Penelitian pendahuluan

Berhasil

Uji fungsional Pembuatan alat

Berhasil

Analisis data

Selesai

Tidak

(18)

7 Pengumpulan Data

Data Primer

Data primer diambil dengan melakukan pengukuran secara langsung ke lapangan yang dilakukan di PT. Kintap Jaya Wattindo, Kalimantan Selatan. Data– data yang dikumpulkan adalah data dimensi pisau dodos yang lama, gaya potong tandan, dan diameter tangkai tandan kelapa sawit.

Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari literatur meliputi pengetahuan kelapa sawit, proses pemanenan, dan ukuran pisau dodos.

Konsep Gaya Pemotongan

Proses pemotongan tandan kelapa sawit menggunakan pisau datar akan terjadi impact cutting (20 – 40 m/s), oleh karena itu menyebabkan gaya potong yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan mata pisau miring. Besarnya gaya yang dihasilkan pada mata pisau miring bisa diduga dengan menggunakan rumus:

………(1)

Keterangan:

: gaya yang dibutuhkan untuk memotong (N) : gaya per satuan panjang (N/mm)

: sudut kemiringan (derajad)

L : lebar pisau (mm)

(19)

8

Untuk mengkalibrasi pegas rumus yang digunakan ialah sebagai berikut: ………...……… (2)

Keterangan

F : gaya (N)

k : konstanta pegas (N/m)

x : perubahan panjang pada pegas (m)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Masalah

Proses panen kelapa sawit haruslah memotong tandan buah pada tingkat kematangan yang paling baik mutunya yaitu pada saat tandan buah segar mengandung minyak dan kernel tertinggi, serta membawa ke pabrik segera mungkin untuk menghindari penurunan mutu atau mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah. Proses panen dibedakan berdasarkan tinggi tanaman, ada 2 cara panen yang umum dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit yaitu untuk tanaman yang berumur < 7 tahun cara panen menggunakan alat dodos dengan lebar 10-12.5 cm dengan gagang pipa besi atau tongkat kayu, sedangkan tanaman yang berumur 7 tahun atau lebih pemanenan menggunakan egrek yang disambung dengan pipa alumunium atau batang bambu (arit bergagang bambu panjang).

Kendala pada proses pemanenan kelapa sawit yaitu pada saat pemotongan tangkai tandan. Proses pemotong tandan dan pelepah dibutuhkan tenaga besar, serta perlu keterampilan pemanen dalam memotong tandan dimana pemanen harus mengetahui posisi yang aman agar tidak tertimpa tandan buah sawit, selain itu tenaga akan lebih besar lagi jika tandan terjepit di antara pelepah dan pemanen memotong tandan dalam beberapa kali dorongan.

Perancangan dan Pembuatan Pisau

Analisis rancangan dilakukan untuk merancang konsep pisau dodos agar proses pemotongan tandan hanya menggunakan gaya yang kecil. Pisau dodos yang dirancang memiliki kemiringan mata pisau 350, cara kerja alat ini sama seperti dodos pada umumnya hanya merubah desain mata pisau yang sudah ada.

(20)

9 pendahuluan tidak memperoleh kebehasilan, maka akan beralih ke konsep sebelumnya dan kemudian dilakukan penelitian pendahuluan kembali hingga memperoleh keberhasilan.

(a) (b)

Gambar 5 Desain pisau pertama (a) dan desain pisau kedua (b)

Hasil analisis konsep rancangan mata pisau didapatkan desain pisau dodos yang pertama yaitu dengan menggunakan mata pisau runcing. Desain dodos yang pertama memiliki kendala yaitu ujung mata pisau yang sulit untuk ditajamkan sehingga gaya yang diperlukan untuk memotong tandan justru lebih besar, maka desain pisau beralih ke konsep berikutnya yaitu dengan cara merubah ujung mata pisau hingga hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembuatan alat, jika desain kedua berhasil maka akan dilanjutkan pada proses penggambaran alat. Pada desain kedua mata pisau dibuat datar sepanjang 1.5 cm, lalu pada bagian sisi mata pisau dibuat miring sesuai rancangan pisau, karena desain seperti ini lebih mudah untuk proses penajaman mata pisau maka konsep rancangan dianggap berhasil dan dilanjutkan ke proses penggambaran teknik. Gambar teknik dilakukan dengan menggunakan software Solidwork. Proses perancangan ini dilakukan untuk memperoleh bentuk dari alat yang akan dibuat dan juga untuk mempermudah proses pembuatan alat. Proses pembuatan alat dilakukan di bengkel Daud Teknik sesuai dengan desain yang telah dibuat, selain pembuatan pisau dibuat juga komponen lain untuk membantu dalam proses pengujian alat seperti gagang dodos dan gagang penekan.

(21)

10

Uji fungsional alat dilakukan untuk mengetahui kelayakan pisau dodos yang dibuat. Proses ini sangat penting karena untuk menentukan sudut kemiringan maksimal agar pisau tidak mudah meleset pada saat pemotongan tandan kelapa sawit. Proses selanjutnya yaitu pengujian alat yang dilakukan di PT. Kintap Jaya Wattindo, Kalimantan Selatan. Data yang diambil yaitu gaya yang digunakan untuk memotong tangkai tandan kelapa sawit, pada proses pengujian alat dibuat 3 buah pisau dengan kemiringan mata pisau yang berbeda-beda, pisau yang pertama sama dengan pisau dodos yang biasa digunakan oleh pemanen yaitu dengan mata pisau datar, pisau kedua dibuat dengan kemiringan mata pisau 200, dan pisau ketiga dengan kemiringan mata pisau 350. Spesifikasi bentuk dan bahan dari ketiga pisau dibuat sama hanya sudut kemiringan mata pisau saja yang dibuat berbeda. Pembuatan 3 jenis pisau ini bertujuan untuk membuktikan bahwa semakin kecil sudut mata pisau maka gaya yang dibutuhkan untuk memotong tandan semakin kecil.

(22)

11

Gambar 9 Konsep alat

Tingkat kekerasan tangkai kelapa sawit berbeda-beda tergantung diameter tangkai dan tahun tanam pohon kelapa sawit tersebut, karena diameter tangkai akan mempengaruhi tahanan potong pisau maka pengujian dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama menggunakan pohon tahun tanam 2007 dengan diameter tangkai yang digunakan sekitar 7-8 cm, dan tahap kedua menggunakan pohon tahun tanam 2009 dengan diameter tangkai yang digunakan sekitar 6-7 cm. Proses pengambilan data dilakukan dengan menyamakan semua tangkai tandan kelapa sawit yang ada baik diameter tangkai, posisi pemotongan, ketajaman pisau, dan pegas yang digunakan. Mata pisau yang digunakan harus selalu diperhatikan ketajamannya setiap kali selesai pemotongan. Proses pemotongan tandan kelapa sawit tidak hanya dilakukan pada buah yang masih berada pada pohon saja namun dilakukan juga pada tandan kelapa sawit yang sudah dipanen.

Gambar 10 Grafik gaya potong untuk pohon tahun tanam 2009 0

Pisau Datar Pisau kemiringan 20 derajat Pisau kemiringan 35 derajat

(23)

12

Gambar 11 Grafik gaya potong untuk pohon tahun tanam 2007 Pengambilan data dilakukan 40 kali ulangan untuk setiap pisau. Gambar 10 dan 11 menunjukan bahwa semakin besar sudut kemiringan mata pisau maka gaya yang dibutuhkan untuk memotong tangkai tandan kelapa sawit semakin kecil. Gaya rata-rata untuk memotong tandan kelapa sawit pada pohon tahun tanam 2007 yaitu sebesar 697.63 N untuk mata pisau datar, 584.92 N untuk kemiringan mata pisau 200, dan 483.63 N untuk kemiringan mata pisau 350. Sedangkan gaya rata-rata yang digunakan untuk memotong tandan pada pohon tahun tanam 2009 yaitu sebesar 578.98 N untuk mata pisau datar, 507.86 N untuk kemiringan mata pisau 200, dan 453.22 N untuk kemiringan mata pisau 350. Hal ini dapat dinyatakan bahwa dengan memperbesar sudut kemiringan mata pisau maka gaya yang digunakan untuk memotong tangkai kelapa sawit juga lebih kecil, berkurangnya gaya potong yang dihasilkan sesuai dengan besarnya sudut kemiringan mata pisau. Hal tersebut sangat membantu para pemanen kelapa sawit untuk menghemat tenaga mereka, karena tenaga yang mereka miliki tidak hanya digunakan untuk memanen kelapa sawit saja, melainkan untuk mengangkat dodos yang beratnya hampir mencapai 5 kg, dan memindahkan TBS dari dalam ke tempat pengumpulan sementara. Ada beberapa kendala yang didapat jika kita memperkecil sudut mata pisau, semakin kecil sudut mata pisau maka akan memerlukan tingkat ketepatan yang tinggi dalam proses pemotongan, karena dodos akan sering meleset ke sisi bagian samping tandan kelapa sawit pada saat pemotongan oleh karena itu dibuat datar sepanjang 1.5 cm pada ujung pisau. Untuk membuktikan perbedaan antara ketiga pisau maka dilakukan uji statistik. Pengujian dilakukan menggunakan software Statistical Product and Servis Solution (SPSS) dan dilakukan uji ANOVA. Uji ANOVA digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata yang lebih dari dua sempel, proses pengujian ini dilakukan agar mendapatkan ketelitian yang tinggi, membantu kita dalam proses pengambilan keputusan, dan membuktikan beda nyata dari beberapa data yang didapat. Setelah uji ANOVA lalu dilakukan uji Duncan untuk membedakan antara perlakuan.

Pisau datar Pisau kemiringan 20 derajat Pisau kemiringan 35 derajat

(24)

13

Catatan: diameter tangkai yang digunakan berukuran 6-7 cm

Tabel 4 Uji Duncan pada pohon tahun tanam 2007

Catatan: diameter tangkai yang digunakan berukuran 7-8 cm

Hasil uji lanjut Duncan menunjukan bahwa mata pisau datar memiliki gaya rata-rata tertinggi dan berbeda signifikan dari kemiringan mata pisau 200 dan 350, sedangkan sudut kemiringan 350 memiliki gaya rata-rata terendah pada pohon tahun tanam 2007 dan 2009. Setelah data diuji didapatkan kesimpulan bahwa gaya rata-rata yang dihasilkan dari ketiga pisau berbeda nyata karena nilai p-value

(25)

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Kemiringan mata pisau dapat mengurangi gaya yang dibutuhkan untuk memotong tandan kelapa sawit, semakin besar sudut kemiringan maka gaya yang dihasilkan semakin kecil.

2. Proses pemotong tandan kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti bentuk pisau, sudut potong, sudut mata pisau, dan jenis material yang digunakan sebagai bahan pisau.

3. Gaya rata-rata untuk memotong tangkai tandan kelapa sawit untuk pohon tahun tanam 2007 yaitu sebesar 679.83 N untuk mata pisau datar, dan 483.63 N untuk kemiringan mata pisau 350. Sedangkan untuk pohon tahun tanam 2009, gaya rata-rata yang digunakan untuk memotong tangkai tandan sebesar 578.98 N untuk mata pisau datar, dan 453.22 N untuk kemiringan mata pisau 350.

Saran

Untuk proses pemanenan kelapa sawit diharapkan perkebunan kelapa sawit merubah desain pisau dengan membuat mata pisau dodos menjadi miring, karena dengan merubah desain pisau maka tenaga yang diperlukan untuk memanen kelapa sawit akan menjadi lebih kecil sehingga proses pemanenan lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi Y, Widyastuti I, Setyawibawa, dan Hartono. 2008. Kelapa sawit. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Lubis AU. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineesis jacq) di Indonesia. Sumatera Utara (ID): Pusat Penelitian Perkebunan Marihat

Lubis RE. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka Pahan I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Penebar Swadaya Risza S. 2011. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Jakarta (ID):

Kanisius.

(26)

15 Setyawibawa. 1992. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan

Aspek Pemasaran. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Sitkey G. 1986. Mechanics Of Agricultural Material. New York (US): Elsevier. Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit.

Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.

(27)

16

(28)
(29)

18

Lampiran 3 Contoh perhitungan gaya potong

Sudut yang digunakan dalam contoh perhitungan yaitu mata pisau dengan sudut kemiringan 200. Sedangkan nilai F/L didapat dengan cara membagi gaya yang dihasilkan dengan lebar pisau pada mata pisau datar, maka didapat nilai 5.79 N/mm. sehingga dapat dihitung gaya yang akan dihasilkan jika kita menggunakan pisau dengan kemiringan 200 yaitu:

)

Fx = (5.79 N/mm (cos 200) 100 mm) = 538.57 N

Dengan menggunakan mata pisau datar gaya yang dibutuhkan untuk memotong tandan kelapa sawit yaitu sebesar 565.22 N, sedangkan menggunakan pisau dengan kemiringan 200 gaya yang dibutuhkan untuk memotong tandan kelapa sawit yaitu sebesar 538.57 N.

Perbandingan perhitungan dan pengujian

Sudut Perhitungan (N) Pengujian (N)

200 538.57 507.17

350 473.82 453.22

a

Catatan : nilai yang digunakan merupakan nilai rata-rata

(30)

19 Lampiran 4 Kalibrasi pegas

Pada saat pegas ditekan hingga panjangnya berkurang 5.8 cm didapatkan gaya sebesar 833.85 N, sehingga bisa didapatkan nilai k.

(31)

20

(32)
(33)

22

(34)
(35)

24

(36)

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 11 Juni 1990, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sudiyono, SE dan Ibu Cicih Haryati. Penulis menyelesaikan pendidikan menengahnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Pasundan Sukabumi pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis masuk ke IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Teknik Pertanian (sekarang menjadi departemen Teknik Mesin dan Biosistem), Fakultas Teknologi Pertanian.

Pada tahun 2012 penulis melaksanakan kegiatan Praktik Lapangan di perkebunan kelapa sawit PT. Kintap Jaya Wattindo, Kalimantan Selatan dengan mengambil judul Mempelajari Aspek Keteknikan Pada Proses Pengolahan Kelapa Sawit di PMKS PT. Kintap Jaya Wattindo, Kalimantan Selatan. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian (STP), penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Rancang Bangun Pisau Dodos Untuk Panen Kelapa Sawit dengan Mata Pisau Miring.

Gambar

Gambar 1  Kelapa sawit
Tabel 1 Jenis peralatan yang dibawa saat pemanenan
Gambar 2  Pemotongan lurus (a) dan pemotongan miring (b) (Persson S, 1987)
Gambar 3  Diagram alir tahapan penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Proses Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam melalui Kegiatan Pembiasaan untuk membentuk kepribadian muslim peserta didik di SDIT Insantama Malang telah selaras dengan Mulyasa,

Berkaitan dengan variable yang berhubungan lainnya dalam penelitian ini, 54% perawat dengan masa kerja baru yang memiliki kelengkapan berkas rekam medis adalah

Seorang pria dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang wanita apabila pria tersebut sedang mempunyai 4 (empat) orang istri yang keempat-empatnya masih terikat

Tindakan penguatkuasaan yang diambil bagi dua kesalahan yang dinyatakan adalah, pihak Jakim akan memaklumkan kepada orang ramai berkenaan status tidak halal pada

USAHA- USAHA YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK MELI NDUNGI KEPENTI NGAN

Bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem informasi puskesmas online pada layanan jaminan kesehatan masyarakat di Dinas Kesehatan Bangkalan dengan bahasa yang digunakan

Pada tahap ini aplikasi yang telah dibuat ini akan dilakukan. beberapa skenario uji coba dan dievaluasi untuk

sebnarnya pembinaan akhlak ini merupakan suatu pendidikan yang kontinu, para siswa sudah memilki akhlak yang dibangun dilingkungan keluarganya jadi adanya pembinan