• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Antrian Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Antrian Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ANTRIAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN

PANTAI (PPP) LAMPULO BANDA ACEH

MARTUNIS

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Antrian Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2014

Martunis

(4)

ABSTRAK

MARTUNIS. Analisis Antrian Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh. Dibimbing oleh SUGENG HARI WISUDO dan MUSTARUDDIN.

Teori antrian merupakan studi matematika dari antrian atau kejadian garis tunggu, yakni suatu garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan layanan dari sistem yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi antrian kapal yang mendaratkan hasil tangkapan di PPP Lampulo, mengidentifikasi tingkat utilitas sistem atau tingkat kegunaan fasilitas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan, dan mengidentifikasi waktu tunggu kapal dalam antrian di PPP Lampulo. Penelitian ini menggunakan rumus baku dari sistem antrian jalur ganda satu tahap pelayanan untuk mengidentifikasi kondisi antrian yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model antrian yang terjadi di PPP Lampulo adalah (M/M/5) : (FCFS/I/I). Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus baku model antrian diperoleh bahwa laju kedatangan kapal yang melakukan pembongkaran hasil tangkapan yaitu 14 kapal/hari dan laju waktu pelayanan yaitu 16 kapal/hari. Nilai dari waktu tunggu dalam antrian adalah 0 jam dan jumlah kapal yang mengantri tidak ada, sedangkan waktu tunggu dalam sistem adalah 2.5 jam dan jumlah kapal yang berda dalam sistem yaitu 1 kapal. Hasil perhitungan juga menunjukkan nilai utilitas dari sistem hampir mencapai optimum dengan nilai 0.875, dan peluang tidak ada kapal dalam sistem yaitu 0.42.

Kata kunci: Teori antrian, Pelabuhan Perikanan Pantai, Lampulo, Kapal Perikanan

ABSTRACT

MARTUNIS. Ship Queue Analysis in Coastal Fishing Port (PPP) Lampulo Banda Aceh. Supervised by SUGENG HARI WISUDO and MUSTARUDDIN.

Queuing theory is the mathematical study of queues or waiting line events, which is a waiting line of constumers who require the service of the existing system. This study aims to identify the vessel queue landed in PPP Lampulo, identify the degree of usefulness of the system utility of unloading fasilities and identify the ship waiting time in the queue at PPP Lampulo. This study used a standard formula of a multi channel single phase to identify conditions of existing queue. The results showed that the model queue that occurred in PPP Lampulo was (M/M/5): (FCFS / I / I). Based on calculations by the standard formula queuing model, it was obtained that the rate of arrival of the vessel unloading was 14 vessels / day and the rate of the service time was 16 vessels / day. Value of waiting time in the queue was 0 hour and the number of vessels that queue did not exist, while the waiting time in the system was 2.5 hours and the number of ships arriving in the system was 1 ship.The result of the calculation also showed that utility value of the system almost reached the optimum value (0.875) and the probably no ship in a system was 0.42.

(5)

ANALISIS ANTRIAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN

PANTAI (PPP) LAMPULO BANDA ACEH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

MARTUNIS

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Antrian Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh

Nama : Martunis NIM : C44100085

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Dr Ir Sugeng Hari Wisudo, MSi Pembimbing I

Dr Mustaruddin, STP Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Budi Wiryawan, MSc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah teori antrian, dengan judul Analisis Antrian Kapal di pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Sugeng Hari Wisudo, MSi dan Dr Mustaruddin STP, selaku pembimbing skripsi, Prof Dr Ir Domu Simbolon, MSi selaku penguji serta Dr Fis Purwangka SPi, MSi selaku dosen pembimbing akademik. Di samping itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada staf-staf dari UPTD PPP Lampulo Banda Aceh, yang telah banyak membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua, serta seluruh keluarga atas segala doa, dukungan dan kasih sayang yang diberikan sehingga penulis mampu mencapai titik ini. Terima kasih pula untuk civitas PSP serta sahabat-sahabat terbaik PSP 47 atas kenangan selama menempuh pendidikan di Departemen PSP. Terima kasih untuk teman-teman Asrama Mahasiswa Aceh Leuser, Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong (IMTR), teman-teman Divisi Sosial Lingkungan dan Bina Desa di BEM FPIK, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

(9)

DAFTAR ISI

Keadaan Umum Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo 10

Sistem Antrian Kapal di PPP Lampulo 11

Batasan Sistem Antrian 11

Perhitungan Menggunakan Rumus Baku Antrian 17

(10)

DAFTAR TABEL

1 Hasil uji kecukupan data 15

2 Hasil uji distribusi data 16

3 Hasil perhitungan menggunakan rumus baku antrian 17

DAFTAR GAMBAR

1 Konfigurasi model 6

2 Tahapan penelitian 9

3 Sistem antrian 11

4 Distribusi kedatangan kapal per hari 13

5 Distribusi rata-rata waktu pelayanan dalam jam per kapal 13 6 Kedatangan pelanggan dalam interval waktu tetap 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo tahun 2012 21 2 Volume dan nilai produksi PPP Lampulo tahun 2005-2011 22 3 Perhitungan distribusi laju kedatangan kapal di PPP Lampulo 23 4 Perhitungan distribusi waktu pelayanan kapal di PPP Lampulo 23

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan luas laut mencapai 5.8 juta kilometer persegi, terdiri atas lebih dari 17504 pulau dan panjang garis pantai mencapai 104 ribu kilometer (Noegroho). Kenyataan tersebut membuka peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya dengan memanfaatkan sebaik mungkin potensi sumberdaya perikanan yang ada. Pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu operasi penangkapan ikan, dalam operasi ini dibutuhkan fasilitas berupa kapal dan alat penangkapan ikan. Selain itu, dibutuhkan juga sarana lain sebagai tempat pendaratan hasil tangkapan oleh kapal untuk di distribusikan yaitu sebuah pelabuhan perikanan. Pelabuhan perikanan merupakan suatu wilayah yang menjadi kontak antara dua bidang sirkulasi yang berbeda, yaitu laut dan daratan. Pelabuhan perikanan menjadi pusat perpaduan antara aktivitas penangkapan ikan di laut dan aktivitas pendistribusian ke daerah konsumen (Lubis 2012). Pelabuhan perikanan akan berfungsi sebagai tambat labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan dan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan sistem perikanan tangkap. Pelabuhan perikanan juga menjadi gambaran kemajuan sektor perikanan di suatu daerah karena menjadi pintu gerbang dari kegiatan perikanan, apabila pelabuhan perikanannya berjalan dengan efektif dan efisien maka hampir dapat dipastikan bahwa sektor perikanannya berjalan dengan baik.

Tahun 2010, Indonesia memiliki 816 pelabuhan perikanan, 24 diantaranya merupakan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) (Lubis 2012). Salah satu PPP yang punya potensi untuk dikembangkan yaitu PPP Lampulo Banda Aceh. Posisi geografis kota Banda Aceh yang berada di ujung barat Pulau Sumatera dan berhadapan langsung dengan jalur pelayaran internasional yaitu Samudera Hindia dan Selat Malaka, dapat menjadi faktor penting dalam mendukung pengembangan PPP Lampulo. Pelabuhan perikanan Lampulo menjadi gambaran kemajuan sektor perikanan di Aceh pada umumnya karena pelabuhan tersebut merupakan satu-satunya pelabuhan perikanan terbesar yang terdapat di Aceh. Menurut UPTD PPP Lampulo (2013), jumlah rata-rata per bulan kapal yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPP Lampulo cenderung meningkat. Tahun 2008 jumlah kapal yang mendaratkan hasil tangkapannya mencapai 227 unit, tahun 2009 mencapai 238 unit, tahun 2010 mencapai 285 unit, tahun 2011 mencapai 228 unit dan pada tahun 2012 mencapai 324 unit. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kepercayaan pemilik kapal untuk mendaratkan hasil tangkapannya di PPP Lampulo relatif meningkat meskipun menurut statistik KKP 2012 jumlah kapal perikanan laut di Aceh cenderung berfluktuasi. Tahun 2008 kapal perikanan laut di Aceh mencapai 17376 unit, tahun 2009 mencapai 16520 unit, tahun 2010 mencapai 14949 unit dan pada tahun 2011 mencapai 15797 unit.

(12)

2

terutama pada musim penangkapan ikan. Demikian juga hal nya dengan PPP Lampulo, meskipun jumlah kapal rata-rata per bulan yang melakukan bongkar muat hasil tangkapan cenderung meningkat, tetapi hal tersebut tidak terjadi setiap saat, ada saat dimana kapal yang datang untuk pembongkaran hasil tangkapan sedikit, sehingga mengakibatkan pengangguran dari fasilitas pelayanan pembongkaran. Pengangguran fasilitas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan juga terjadi karena banyak armada penangkapan yang melakukan bongkar muat diluar PPP Lampulo sehingga pendapatan pelabuhan menjadi berkurang.

Berdasarkan kenyataan tersebut, diperlukan suatu pemikiran, perencanaan dan perhitungan yang seksama sehingga pelayanan dan kinerja pelabuhan dapat berjalan optimal. Berdasarkan fakta tersebut juga, maka analisis mengenai antrian kapal penangkapan ikan yang melakukan bongkar muat hasil tangkapan di PPP Lampulo perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan dan kinerja pelabuhan.

Perumusan Masalah

Meningkatnya pemanfaatan fasilitas dermaga bongkar muat oleh kapal penangkapan ikan, menyebabkan akan terjadinya antrian kapal. Semakin banyaknya antrian maka waktu yang dibutuhkan dalam menunggu untuk pembongkaran hasil tangkapan akan semakin lama sehingga berdampak pada menurunnya mutu hasil tangkapan dan berdampak juga pada harga ikan dan pendapatan nelayan. Selain itu, penambahan panjang dermaga untuk bongkar muat tanpa perencanaan dan perhitungan yang baik hanya akan menghabiskan biaya dalam pembuatannya dan pemeliharaannya.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana model antrian yang terjadi di PPP Lampulo saat ini? ; dan 2. Bagaimana tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan pembongkaran hasil

tangkapan di PPP Lampulo saat ini?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi model antrian kapal perikanan yang mendaratkan hasil tangkapan di PPP Lampulo ;

2. Menghitung tingkat utilitas sistem atau tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan ; dan

(13)

3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan aktivitas perikanan tangkap khususnya bagi pihak PPP Lampulo sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan bongkar kapal ikan yang optimal bagi pelanggan yang melakukan pembongkaran hasil tangkapan di pelabuhan tersebut.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai April 2014 di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah kajian literatur mengenai analisis antrian, pencarian informasi mengenai lokasi penelitian dan pembuatan usulan penelitian. Tahap kedua adalah pelaksanaan penelitian dan pengambilan data di lapangan yang dilakukan pada Juli sampai Agustus 2013. Tahap ketiga adalah pengolahan data yang dilakukan pada Februari sampai April 2014.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan berupa metode penelitian survei yang termasuk ke dalam metode deskriptif. Metode penelitian survei dilakukan dengan meneliti keadaan suatu kelompok individu atau populasi untuk mendapatkan gambaran objek yang diteliti.

(14)

4

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diambil berdasarkan pengamatan di lapangan berupa kecepatan kedatangan kapal dan kecepatan pelayanan bongkar muat hasil tangkapan yang dihitung mulai kapal bersandar di dermaga sampai kapal tersebut keluar. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pengelola PPP Lampulo yang disusun menjadi dokumen penting mengenai jumlah kapal yang melakukan penangkapan ikan, hasil tangkapan, fasilitas pelabuhan dan informasi lainnya yang menunjang kegiatan penelitian serta berbagai tulisan melalui penelusuran pustaka (studi pustaka), lembaga-lembaga pemerintah dan instansi terkait.

Data pengamatan langsung terkait dengan subjek pengamatan yang ada di lapangan. Pengamatan ditentukan secara purposive sampling yakni kapal yang melakukan bongkar muat dipilih sebagai contoh secara khusus untuk tujuan penelitian. Pengambilan data dilakukan tanpa adanya kontak langsung dengan contoh. Kriteria contoh adalah kapal yang melakukan pembongkaran hasil tangkapan di PPP Lampulo dalam perode sibuk yaitu pukul 05.00-12.00 WIB dari hari Senin sampai Sabtu kecuali hari Jumat dan libur nasional. Kecukupan data contoh disesuaikan dengan pengujian hingga jumlah contoh dirasa sudah cukup.

Prosedur Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menganalisa model dan karakteristik antrian kapal di PPP Lampulo. Menurut Medhi (1991), Sistem antrian dicirikan oleh lima komponen, yaitu pola kedatangan costumers, pola pelayanan, banyaknya server,

kapasitas sistem dan disiplin antrian. Karakteristik antrian ditentukan dengan melihat distribusi kedatangan kapal dan distribusi waktu pelayanan kapal di dermaga bongkar muat hasil tangkapan. Setelah itu, ditentukan model yang digunakan. Tiap model memiliki rumus yang berbeda dalam menghitung variabel tingkat keefisienan suatu fasilitas.

2. Mengitung variabel model antrian dengan rumus yang sudah ditentukan. Sebelum itu, data yang digunakan dilakukan pengujian yang meliputi: a. Uji keseragaman data dan uji kecukupan data dengan menggunakan

bantuan program Microsoft Excell.

b. Uji pola distribusi data dengan menggunakan bantuan program

Microsoft Excell. Uji pola distribusi harus menunjukkan tingkat kedatangan kapal menyebar Poisson dan tingkat pelayanan pembongkaran hasil tangkapan menyebar eksponensial.

(15)

5 simulasi dalam menghitung variabel model antrian. Tahapan penelitian dapat dilihat di gambar 2.

Sub bab berikut akan menguraikan tahapan-tahapan pengolahan data yang dilakukan.

Model Antrian

Untuk mempelajari model antrian diperlukan beberapa notasi khusus yang digunakan untuk menggambarkan model antrian. Menurut Cooper (1981), notasi kendall dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik dari antrian dengan sistem paralel yang secara umum dibakukan dengan format sebagai berikut :

(a/ b/ c) : (d/ e/ f)

e : jumlah maksimum pelanggan yang diperbolehkan di dalam sistem antrian f : ukuran dari populasi asal pelanggan

Notasi baku yang menggantikan a dan b adalah :

M : distribusi kedatangan atau laju pelayanan mengikuti sebaran poisson (ekuivalen dengan distribusi waktu antar kedatangan atau waktu pelayanan eksponensial)

D : waktu pelayanan atau waktu antar kedatangan konstan (deteministik) G : distribusi waktu pelayanan umum (normal)

GI : distribusi kedatangan atau tingkat pelayanan mempunyai sebaran khusus (empiris)

Notasi yang menggantikan e dan f adalah :

I : jumlah maksimum pelanggan di dalam sistem dan ukuran populasi asal pelanggan tak terhingga

F : jumlah maksimum pelanggan di dalam sistem dan ukuran populasi asal pelanggan terhingga

Disiplin antrian untuk menggantikan d yaitu : FCFS : First Come First served

LCFS : Last Come First Served

SIRO : Service in Random order

PR : Priority Service

Konfigurasi Model

(16)

6

namun mungkin juga memerlukan beberapa kali tahapan proses dimana proses pelayanan dalam sebuah tahap perlu dilanjutkan ke pelayanan tahap berikutnya.

Gambar 1 Konfigurasi Model Antrian

Menurut Heizer dan Render (2006), Ada empat struktur dasar dari sistem antrian yaitu :

1. Kanal Tunggal Fase Tunggal (Single Channel Single Phase) 2. Multi Kanal Fase Tunggal (Multi Channel Single Phase) 3. Kanal Tunggal Multi Fase (Single Channel Multi Phase) 4. Multi Kanal Multi Fase (Multi Channel Multi Phase) Perhitungan Variabel Model Antrian

Uji Keseragaman Data

Pengujian ini dilakukan untuk menyeleksi data yang pantas diikutkan dalam perhitungan selanjutnya. Data yang tidak pantas akan disebut data ekstrim. Suatu data akan dianggap ekstrim jika data berada di atas batas kontrol atas atau di bawah batas kontrol bawah. Menurut Mc Clave et al. (2010), keseragaman data diuji dengan rumus:

a a- a a

n ... (1)

-

- ……… (2)

a a- a a ... (3)

a a- a a- ……….…. (4)

Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat

sudah mewakili populasi yang diamati. Jika N > N’ maka jumlah data yang

(17)

7 Sesuai dengan rumus yang dijabarkan oleh Sutalaksana (1979), jumlah data yang dibutuhkan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini :

[ √ ∑ - ∑ ] ……… (5)

Dimana : N’ Jumlah data teoritis minimum

N = Jumlah data pengamatan = Nilai dari data

Uji Distribusi Data

Tahap selanjutnya setelah data yang diambil sudah cukup untuk mewakili populasi, yaitu melakukan uji distribusi data terhadap kelompok data yang sudah diambil. Data dapat dianalisis dengan metode antrian apabila data mengikuti distribusi poisson (data laju kedatangan) dan mengikuti distribusi eksponensial (data waktu pelayanan).

1.Pola kedatangan

Fungsi peluang Poisson digunakan untuk menggambarkan tingkat kedatangan dengan asumsi bahwa jumlah kedatangan adalah acak atau kedatangan tersebut tidak terikat satu sama lain dan kejadian kedatangan tersebut tidak dapat diramalkan secara tepat. Menurut Taha (1982), probalitas tepat terjadinya x kedatangan dalam distribusi Poisson dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

... (6) Di mana P ( peluang kejadian sejumlah x

jumlah kedatangan per satuan waktu (0,1,2,3,…n) tingkat kedatangan rata-rata (kapal/jam)

e = bilangan navier (e = 2.71828)

Selanjutnya untuk menghitung nilai dari data pengamatan,dapat digunakan rumus :

∑ - ……….. (7)

Bila nilai -hitung ≤ (α)-tabel, maka hipotesis bahwa data mempunyai sebaran poisson diterima dan bila sebaliknya, maka hipotesis data mempunyai sebaran poisson ditolak (Spiegel 1988).

2.Pola Pelayanan

(18)

8

Dalam lama pelayanan sejak kedatangan kapal dalam sistem antrian sampai selesai mengikuti sebaran eksponensial dapat dilakukan dengan membandingkan sampel waktu pelayanan yang sebenarnya dengan waktu pelayanan yang diharapkan (Taha 1982), yaitu dengan rumus :

……… (8)

Dimana µ = rata-rata tiap pelayanan (unit pelayanan per unit waktu) e = bilangan navier (e = 2.71828)

t = waktu lamanya pelayanan

Selanjutnya untuk menghitung nilai dari data pengamatan, dapat digunakan rumus :

∑ -

………….………. (9)

Bila nilai -hitung ≤ (α)-tabel, maka hipotesis bahwa data mempunyai sebaran eksponensial diterima dan bila sebaliknya, maka hipotesis data mempunyai sebaran eksponensial ditolak (Spiegel 1988).

Perhitungan Menggunakan Rumus Baku Antrian

Menurut Murdiyanto (2004), untuk memecahkan masalah antrian dengan jalur ganda secara matematis atau persamaan baku sistem antrian, perlu memenuhi asumsi berikut ini :

1. Distribusi kedatangan merupakan distribusi poisson, di mana secara statistik kedatangan akan bersifat random.

2. Pelayanan mengikuti distribusi eksponensial. 3. Disiplin antrian adalah First Come First Served.

4. Jumlah konsumen maupun panjang antrian tidak terbatas.

5. Tingkat pelayanan µ harus lebih besar daripada tingkat kedatangan λ.

(19)

9

………... (14)

……… (15)

Keterangan :

= jumlah kedatangan kapal rata-rata per satuan waktu µ = jumlah kapal yang dilayani per satuan waktu

= factor utilitas sistem

= peluang terdapatnya 0 unit dalam sistem (tidak ada pelanggan) = rata-rata jumlah kapal dalam antrian

= rata-rata jumlah kapal dalam sistem

= waktu tunggu rata-rata kapal dalam antrian = waktu tunggu rata-rata kapal dalam sistem c = jumlah fasilitas pelayanan

(20)

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo

Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo Banda Aceh yang terletak pada posisi geografis 5,576336 N dan 95,323058 E dibangun pada tahun anggaran 1976/1977. Secara tata kelola operasional PPP Lampulo merupakan salah satu UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) yang berada dibawah Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh berdasarkan Peraturan Gubernur NAD Nomor 27 Tahun 2009. PPP Lampulo yang memiliki luas sekitar 3000 meter persegi terletak di Desa Lampulo Kecamatan Kuta Alam dengan batasan di sebelah Timur dengan Desa Lamdingin, sebelah Utara dengan Desa Syiah Kuliah, sebelah Barat dengan Sungai Krueng Aceh, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Mulia. PPP Lampulo merupakan pelabuhan yang bentuk dermaganya dibangun sejajar dengan garis pantai (shore line) atau terletak pada alur Sungai Krueng Aceh.

PPP Lampulo dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang usaha perikanan, industri perikanan dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan sistem perikanan. Fasilitas-fasilitas yang disediakan meliputi fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang. Fasilitas di PPP Lampulo dapat dilihat di Lampiran 1. Untuk kegiatan pembongkaran hasil tangkapan, PPP Lampulo memiliki fasilitas dermaga bongkar dengan panjang sekitar 83 meter dan kolam pelabuhan dengan kedalaman kolam sekitar 3 meter.

PPP Lampulo di buka 24 jam, untuk kegiatan pembongkaran hasil tangkapan biasanya dimulai pukul 05.00 WIB, namun jam kerja karyawan PPP Lampulo berlangsung dari jam 08.00 sampai 17.00. Jumlah kapal yang datang ke PPP Lampulo paling banyak berada di interval waktu pukul 05.00 sampai 09.00. Kapal yang datang bertambat sejajar dengan dermaga. PPP Lampulo dapat menampung minimal 5 kapal pada 5 fasilitas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan. Kapal akan keluar dari fasilitas apabila hasil tangkapannya sudah terjual, apabila ada kapal yang datang disaat kapal yang sebelumnya belum keluar maka kapal tersebut harus mengantri di samping kapal yang sedang melakukan proses pelayanan sampai gilirannya tiba.

Kegiatan pembongkaran hasil tangkapan di PPP Lampulo kebanyakan didominasi oleh kapal-kapal ikan dengan alat tangkap purse seine dan pancing. Ukuran kapal bervariasi antara 5 GT sampai 50 GT. Armada penangkapan ikan yang berlabuh atau bertambat di PPP Lampulo tidak semuanya berasal dari Banda Aceh, ada yang berasal dari Aceh Barat dan Aceh Timur.

(21)

pengalaman-11 pengalaman sebelum nya. Setelah tsunami sebenarnya terdapat bantuan dari

Likelihood Service Center yang dibawahi oleh NGO OISCA dari Jepang yaitu berupa 2 unit fish finder yang diberikan kepada nelayan secara gratis, tetapi hanya untuk nelayan yang menggunakan kapal penangkap ikan yang ukurannya 20-30 GT, akan tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa nelayan tidak mau menggunakan alat tersebut karena pengetahuan yang kurang memadai dan tidak suka dengan teknologi yang baru. Daerah penangkapan yang dilakukan yaitu sekitar perairan Banda Aceh, Laut Aceh, Calang, Pulo Raya, Sabang dan perbatasan Nicobar. Kebanyakan nelayan menangkap ikan sekitar 3-100 mil dari Lampulo (Dinas Perikanan dan Kelautan NAD 2003).

Sistem Antrian Kapal di PPP Lampulo

Batasan Sistem Antrian

Menurut Siswanto (2007), dalam pendekatan sistem ada empat faktor yang dominan, yaitu batasan sistem, input, proses dan output. Penentuan batasan dalam teori antrian perlu dilakukan agar parameter-parameter yang terlibat di dalam masalah yang sedang diobservasi semakin jelas. Batas sistem perlu diketahui untuk mempersempit hal-hal yang akan diobservasi. Batas sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kapal yang melakukan pembongkaran hasil tangkapan dimulai saat kapal bersandar dan berada di garis tunggu sampai keluar dari sistem, sedangkan batasan proses pelayanan yaitu dari awal proses bongkar muat sampai hasil tangkapan selesai dijual, hal ini dilakukan karena bendasarkan hasil pengamatan, kapal yang dilayani di PPP Lampulo akan keluar dari sistem setelah hasil tangkapan selesai di jual.

Input yang menjadi data pengamatan di PPP Lampulo adalah setiap kapal perikanan yang melakukan proses bongkar muat hasil tangkapan sampai selesai dijual, sedangkan output adalah setiap kapal yang telah selesai dilayani di dalam fasilitas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan di PPP Lampulo. Bentuk desain fasilitas pelayanan di PPP Lampulo yaitu series, dimana fasilitas pelayanan berada dalam satu garis lurus. Jumlah kapal yang mengantri biasanya 2-3 kapal.

(22)

12

Sesaat setelah kapal merapat ke dermaga, aktivitas pendaratan hasil tangkapan tangkapan dimulai dengan aktivitas pembongkaran hasil tangkapan dari palka ke dek yang dilakukan secara manual atau dengan menggunakan alat bantu berupa ember plastik kecil yang diikat dengan tali. Setelah ikan diletakkan di atas dek, dilakukan penyortiran berdasarkan ukuran dan jenisnya, yang kemudian dimasukkan ke dalam keranjang dan didaratkan ke dermaga.

Setelah semua ikan dimasukkan ke dalam keranjang, ikan tersebut diambil oleh toke bangku untuk dijual. Ada beberapa toke bangku yang pemilik kapal, namun sebagian besar adalah orang kepercayaan pemilik kapal. Tugas dari toke bangku yaitu menawarkan hasil tangkapan dan mencatat hasil penjualan yang dipasarkan. Setelah kegiatan pemasaran selesai, kapal akan keluar dari dermaga atau sistem menuju ke dermaga tambat untuk istirahat, membeli perbekalan untuk operasi penangkapan ikan selanjutnya, kembali ke rumah bagi nelayan yang berdomisili di sekitar Lampulo atau langsung keluar dari PPP Lampulo kembali melaut atau kembali ke tempat asal dari pemilik kapal.

Model Antrian

Model antrian yang terjadi di fasilitas pembongkaran hasil tangkapan PPP Lampulo mengikuti pola antrian jalur ganda satu tahapan. PPP Lampulo mempunyai 5 jalur atau 5 fasilitas pelayanan untuk kegiatan bongkar muat hasil tangkapan. Satu tahapan yang terjadi adalah tahapan pembongkaran hasil tangkapan sampai dengan hasil tangkapan terjual berada disatu fasilitas yang sama hingga akhirnya kapal keluar.

Disiplin antrian yang diterapkan di PPP Lampulo yaitu First Come First Served (FCFS) atau yang pertama datang akan mendapatkan pelayanan pertama. Untuk kapal yang datang selanjutnya, dapat mengisi fasilitas yang masih kosong. Apabila semua fasilitas sudah penuh maka kapal tersebut harus mengantri di samping kapal yang sedang dilayani sampai kapal yang sedang dilayani selesai. Popolasi kapal yang menjadi input dalam sistem antrian di pelayanan bongkar muat hasil tangkapan PPP Lampulo adalah populasi yang tidak terbatas dan panjang antrian dari setiap fasilitas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan juga bersifat tidak terbatas. Kapasitas tidak terbatas artinya sistem tersebut tidak mempunyai batasan terhadap jumlah constumer yang diizinkan untuk masuk ke dalam fasilitas pelayanan (Osaki 1992). Berdasarkan pengamatan, kapal yang datang ke fasiltas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan digambarkan dengan pola distribusi Poisson dan pelayanannya mengikuti distribusi eksponensial. Hal tersebut dilihat dari jumlah kapal yang datang ke PPP Lampulo untuk kegiatan bongkar muat hasil tangkapan kebanyakan berada atau menumpuk di satu interval waktu tertentu yaitu antara pukul 05.00 sampai 12.00. Berdasarkan analisa yang telah disebutkan sebelumnya, maka model antrian kapal di fasiltas pelayanan pembongkaran hasil tangkapan di PPP Lampulo menurut notasi Kendall dapat di rumuskan sebagai (M/M/5) : (FCFS/I/I).

(23)

13 atau rata-rata jumlah konsumen yang dapat dilayani oleh suatu fasilitas pelayanan. Data distribusi kapal dan lamanya pelayanan kapal selama periode sibuk dari bulan Juli 2013 sampai Agustus 2013 berdasarkan observasi yang dilakukan selama 25 hari kerja, dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 4 Distribusi kedatangan kapal per hari

Gambar 5 Distribusi rata-rata waktu pelayanan dalam jam per kapal

Gambar 4 menunjukkan bahwa jumlah kedatangan kapal ke PPP Lampulo cenderung berfluktuasi. Data tersebut diambil berdasarkan hasil observasi dari hari Senin sampai dengan Sabtu kecuali hari Jumat. Jumlah kapal terbanyak terdapat pada pengamatan hari ke 9 yaitu sebanyak 19 kapal dan jumlah kapal paling sedikit terdapat pada pengamatan ke 5, 10, 15, 20, dan 25 dimana semua pengamatan tersebut terjadi pada hari Sabtu. Dari grafik juga dapat diketahui bahwa jumlah kapal pada hari Kamis cenderung tinggi yang kemudian menurun pada hari Sabtu, hal ini mungkin disebabkan karena pada hari jumat nelayan dilarang melaut sehingga akan memanfaatkkan hari Kamis untuk menangkap ikan agar tidak terjadi kekurangan pendapatan.

(24)

14

yang datang dengan pelayanan, tidak bisa disimpulkan bahwa semakin banyak kapal maka pelayanannya akan semakin lama atau sebaliknya karena hal tersebut lebih dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapan, ukuran kapal dan lama tidaknya hasil tangkapan terjual.

Pengamatan data jumlah kedatangan kapal dan pelayanannya di PPP Lampulo diambil pada periode sibuk dari aktivitas di tempat tersebut yaitu pada pagi hari. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada saat sibuk lebih merepresentasikan keadaan nyata dari sebuah sistem. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa rata-rata jumlah kedatangan kapal di PPP Lampulo yaitu 14 kapal per hari, sedangkan tingkat pelayanan dari fasilitas pelayanannya yaitu 16 kapal/hari. Dari pengamatan, pada periode sibuk di PPP Lampulo sering terjadi antrian kapal, jumlah kapal yang mengantri biasanya 2 sampai dengan 3 kapal. Namun pada periode setelah jam 12 siang, biasanya fasilitas kosong atau tidak termanfaatkan sampai sekitar jam 4 sore. Setelah itu, aktivitas pelayanan kembali aktif akan tetapi jumlah kapal yang datang rata-rata adalah 3 kapal.

Karakteristik antrian yang diperoleh dari kondisi antrian kapal yang datang pada fasilitas pelayanan pembongkaran hasil tangkapan di PPP Lampulo yaitu :

1. Jalur : ganda 2. Fase pelayanan : tunggal

3. Populasi : tidak terbatas 4. Panjang antrian : tidak terbatas

5. Disiplin antrian : first come first served

6. Pola kedatangan : Poisson 7. Pola pelayanan : eksponensial Penghitungan Variabel Model Antrian

Antrian kapal dapat digambarkan sebagai sederatan kapal dalam suatu baris tunggu di muka fasilitas pelayanan. Menurut Heizer dan Render (2008), teori antrian (queuing theory) adalah suatu studi yang berkaitan dengan suatu keadaan-keadaan yang berhubungan dengan segala aspek dalam situasi seseorang atau lebih harus menunggu untuk dilayani. Dengan menggunkan teori antrian, kinerja antrian dapat dianalisis dengan menggunakan model-model matematik yang berbeda-beda, serta dengan teori antrian pula dapat dibuat keputusan mengenai jumlah fasilitas yang harus digunakan, luasan tempat antrian yang dibutuhkan saat pemberian pelayanan dan sebagainya.Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis variabel model antrian akan dijabarkan dan dibahas sebagai berikut : Uji keseragaman Data

(25)

15 jenis data dapat disimpulkan sudah seragam, sehingga kedua jenis data tersebut dapat disertakan dalam analisis data selanjutnya.

Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui jumlah data yang didapat apakah sudah mewakili populasi yang diamati atau belum. Hasil uji kecukupan data dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil uji kecukupan data

Data Jumlah data pengamatan

Berdasarkan hasil uji kecukupan data tersebut diketahui bahwa jumlah data yang diperoleh dari hasil pengamatan (N) untuk laju kedatangan kapal yaitu sebanyak 25 data lebih besar dari jumlah data minimum (N’) yang diperlukan yaitu 5 data. Begitu juga untuk data kecepatan pelayanan server, jumlah data pengamatan (N) yaitu 363 data lebih besar dari jumlah data minimum (N’) yaitu 27 data, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua jenis data tersebut sudah cukup mewakili populasi yang ada.

Uji Distribusi Data

Untuk model antrian Poisson ada dua asumsi yang harus diperhatikan terkait dengan distribusi dari data yaitu data berdistribusi poison dan data berdistribusi eksponensial. Apabila laju kedatangan memiliki sebaran poisson, maka waktu antar kedatangan akan memiliki sebaran eksponensial (Taha 2003). Siswanto (2007) juga mengatakan bahwa jika waktu pelayanan (service time) dalam satuan waktu per pelanggan mengikuti distribusi eksponensial negatif, maka tingkat pelayanan (service rate) dalam pelanggan per satuan waktu mengikuti distribusi Poisson. Hasil dari uji distribusi data dapat dilihat pada Tabel 2.

1. Pola Kedatangan

(26)

16

Menurut Siswanto (2007), tingkat kedatangan pelanggan pada suatu antrian biasanya terbagi menjadi beberapa interval. Interval merupakan pembagian waktu pada suatu antrian yang biasa digunakan untuk mengetahui distribusi kedatangan pelanggan dalam waktu tertentu dan sama. Dalam hal ini,kedatangan pelanggan secara acak pada masing-masing interval waktu tetap dalam kurun waktu yang tidak terputus disebut sebagai distribusi atau proses Poisson. Gambar 6 menunjukkan ilustrasi dari distribusi kedatangan pelanggan dalam interval waktu tetap dalam suatu kurun waktu tertentu. Tingkat kedatangan dalam satuan waktu dinyatakan dalam (lambda), dan menurut statistik dapat dibuktikan bahwa tingkat kedatangan mengikuti distribusi Poisson rata-rata jarak-antara (interval kedatangan) yaitu (Prawirosentono 2003).

Gambar 6 Kedatangan pelanggan dalam interval waktu tetap 2.Pola Pelayanan

Laju pelayanan dari fasilitas pelayanan adalah jumlah unit yang dapat dilayani per satuan waktu. Laju pelayanan dapat berpola konstan dan dapat pula berpola acak. Untuk laju pelayanan yang berpola acak, akan memiliki sebaran peluang seperti halnya kedatangan acak yaitu sebaran Poisson. Bila laju pelayanan memiliki sebaran Poisson, maka waktu pelayanan akan memiliki sebaran peluang eksponensial (Taha 2003).

Waktu pelayanan untuk setiap kapal di PPP Lampulo dapat bervariasi untuk setiap kapal yang dilayani tergantung dari besar kecilnya kapal, banyak sedikit nya ikan yang harus dibongkar dan cepat atau lamanya hasil tangkapan terjual dari proses pemasaran.

Tabel 2 Hasil uji distribusi data

Data hitung tabel

Berdasarkan hasil perhitungan distribusi data laju kedatangan kapal, diketahui bahwa hitung tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa laju kedatangan kapal berdistribusi poisson. Selanjutnya untuk data kecepatan pelayanan server diketahui juga bahwa hitung tabel, sehingga dapat disimpulkan kecepatan pelayanan server berdistribusi eksponensial. Hasil perhitungan uji distribusi data dapat dilihat pada lampiran 3 dan lampiran 4.

(27)

17 tangkapan di PPP Lampulo menunjukkan bahwa jumlah kapal yang datang dominan berada di pagi hari pada interval waktu pukul 05.00 sampai 09.00. Setelah itu jumlah kapal akan terus menurun terutama setelah jam 12.00 sampai tidak ada kapal yang masuk. Kapal yang datang biasanya akan kembali ada pada interval waktu pukul 16.00 sampai 18.00 dengan jumlah kapal berkisar antara 2 sampai dengan 5 kapal. Waktu pelayanan di fasilitas pembongkaran di PPP Lampulo cenderung menjadi lebih cepat. Hal ini dikarenakan saat jumlah kapal banyak, sumber daya manusia yang melakukan pembongkaran akan terbagi sehingga cenderung akan lebih lama. Sebaliknya saat jumlah kapal berkurang, sumber daya manusia lebih terkonsentrasi di kapal-kapal tersisa sehinggga pelayanannya akan lebih cepat. Namun untuk waktu keseluruhan pelayanan akan lebih dipengaruhi oleh lama tidaknya hasil tangkapan terjual. Hal ini dikarenakan kapal akan keluar dari sistem saat hasil tangkapannya telah terjual.

Perhitungan menggunakan Rumus Baku Antrian

Menurut Machfud (1999), pendekatan analitis yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah sistem aliran bahan yang bersifat acak secara efektif adalah dengan menggunakan analisis garis antrian atau teori antrian. Suatu teori antrian dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Adanya pemasukan objek ke dalam suatu sistem 2. Objek yang bergerak melalui sistem bersifat diskret

3. Objek yang masuk ke dalam sistem untuk mendapatkan pelayanan 4. Adanya suatu mekanisme tertentu yang menentukan waktu pelayanan 5. Mekanisme yang tidak dapat ditentukan secara pasti dapat

dipertimbangkan sebagai sutu sistem yang bersifat probabilistik.

Penghitungan variabel model antrian dengan rumus baku dapat dilakukan setelah asumsi-asumsi pada antrian dengan pola jalur ganda dan satu tahap pelayanan telah terpenuhi. Hasil penghitungan menggunakan rumus baku antrian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil penghitungan menggunakan rumus baku antrian

Variabel model antrian Hasil

Laju kedatangan ( ) 14 kapal/hari

Laju pelayanan (µ) 16 kapal/hari

Jumlah fasiltas 5

tingkat pemanfaatan fasilitas ( ) 0.875

Peluang tidak nol kapal dalam sistem ( 0) 0.42

Rata-rata jumlah kapal dalam antrian ( q) 0 kapal

Rata-rata jumlah kapal dalam sistem ( s) 1 kapal

Waktu tunggu rata-rata dalam antrian

( )

0 jam

Waktu tunggu rata-rata dalam sistem ( ) 2.5 jam

(28)

18

2.5332 jam/kapal atau 16 kapal/hari.Penghitungan faktor pemanfaatan fasilitas dapat dilakukan dengan membandingkan laju kedatangan kapal dengan laju waktu pelayanan. Bendasarkan hasil penghitungan didapatkan tingkat pemanfaatan fasilitas ( ) pembongkaran hasil tangkapan di PPP Lampulo mencapai 0.875 atau 87.5% dari waktu kerja, sedangkan sisanya fasilitas menganggur. Angka 87.5% menunjukkan bahwa pemanfaatan fasilitas hampir mencapai optimum yaitu 100%, sehingga jumlah fasilitas pelayanan saat ini di PPP Lampulo bisa dipertahankan tanpa perlu penambahan jumlah fasilitas pelayanan bongkar hasil tangkapan.

Peluang tidak adanya kapal dalam sistem di PPP Lampulo yaitu 0.42. Jika pada jalur tunggal fase tunggal probabilitas sistem sedang kosong adalah waktu menganggur dari fasilitas, maka pada fase tunggal jalur ganda 0 dihitung menggunakan formula 11. Jumlah rata-rata kapal dalam antrian di PPP lampulo yaitu 0 kapal. Dengan demikian, jika kapal-kapal yang datang ke PPP Lampulo dilakukan pengaturan terhadap waktu keseluruhan dari jam kerja, maka berdasarkan hasil perhitungan tidak akan terjadi antrian dengan rata-rata waktu mengantri sebesar 0 jam.

Rata-rata jumlah kapal dalam sistem di PPP lampulo adalah 1 kapal dengan rata-rata waktu tunggu dalam sistem yaitu 2.5 jam . Jumlah kapal dalam sistem harus lebih besar daripada jumlah dalam antrian karena jumlah kapal dalam sistem adalah jumlah kapal dalam antrian ditambah jumlah kapal yang sedang dilayani. Waktu tunggu rata-rata dalam sistem juga harus lebih besar dari waktu dalam antrian karena waktu dalam sistem adalah penjumlahan waktu dalam antrian dengan waktu pelayanan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Model antrian di PPP Lampulo adalah (M/M/5) : (FCFS/I/I) dengan sistem antrian jalur ganda dan satu tahap pelayanan (Multi Channel Single Phase). Karakteristik antrian di PPP Lampulo yaitu populasinya tidak terbatas (infinite), panjang antrian juga tidak terbatas (infinite), pola kedatangan kapal berdistribusi poisson, pelayanan kapal berdistribusi eksponensial dan disiplin antrian yaitu

First Come First Served (FCFS).

(29)

19 Saran

Sampai saat ini belum diperlukannya penambahan fasilitas bongkar muat hasil tangkapan di PPP Lampulo karena fasilitas yang ada masih cukup untuk menampung jumlah kapal yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Cooper RB. 1981. Introduction to Queueing Theory. New York (US): North-Holland.

Dinas Perikanan dan Kelautan NAD. 2003. Potensi Produksi Perikanan Tangkap Nanggroe Aceh Darussalam. Banda Aceh (ID): Dinas Perikanan dan

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan.2012. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia, 2011. Jakarta (ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Lubis E. 2012. Pelabuhan Perikanan. Bogor (ID): IPB Press.

Machfud. 1999. Diktat Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID): Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor

Mc Clave JT, Bendon PG, Sincich T. 2010. Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta (ID): Erlangga.

Medhi J. 1991. Stochastic Model in Queueing Theory. California (US): Academic Press, inc.

Murdiyanto B. 2004. Pelabuhan Perikanan. Bogor. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID): Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Noegroho. A. 2013. Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia Terbesar di Dunia. [internet]. [diunduh pada tanggal 9 Juni 2014] tersedia pada kkp.go.id/index. Php./Arsip/c/9822/Keanekaragaman-Hayati-Indonesia-Terbesar-di

Dunia/?category_id=. Jakarta (ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan Osaki S. 1992. Applied Stochastic System Modelling. Germany (DE):

Springer-Verlag.

Prawirosentono S. 2003. Riset Operasi dan Ekonofisika. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

(30)

20

[UPTD] Unit Pelaksana teknis Daerah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo. 2013. Data Jumlah Kapal yang Melakukan Bongkar Muat Hasil Tangkapan. Banda Aceh (ID) : UPTD

Siswanto. 2007. Operation Research Jilid 2. Jakarta (ID): Erlangga.

Spiegel MR. 1988. S haum’ Outline of Theory and Problem of Statistics 2/ed.

Jakarta (ID) : Erlangga.

Sutalaksana I. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.

Taha HA. 1982. Operation Research. New York (US): McMillan Publishing Co.Inc.

(31)

21 LAMPIRAN

Lampiran 1 Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo tahun 2012

No. Fasilitas Ukuran Satuan

9 Kantor Administrasi Pelabuhan 216 m2

10 Pos Pelayanan Kesyahbandaran 6 m2

11 Kendaraan op.Pelabuhan (roda 2) 2 Unit

Lampiran 2 Volume dan Nilai Produksi PPP Lampulo tahun 2005-2011

(32)

22

Lampiran 3 Perhitungan distribusi laju kedatangan kapal di PPP Lampulo

(33)

23 Lampiran 4 Perhitungan distribusi waktu pelayanan kapal di PPP Lampulo

(34)

24

Lampiran 5 Beberapa aktivitas di PPP Lampulo

L

(a). Gerbang masuk PPP Lampulo (b) Kapal masuk ke lokasi antrian

(c). Kapal sedang bongkar muat (d). Hasil tangkapan dari pembongkaran

(35)

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Sigli pada tanggal 13 Februari 1992 dari ayah M Juned Ahmad dan ibu Juhari (alm). Penulis adalah putra keempat dari empat bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sigli dan pada tahun yang sama seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) yaitu BUD Provinsi Aceh. Penulis diterima di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Gambar

Gambar 1 Konfigurasi Model Antrian
Gambar 2 Tahapan Penelitian
Gambar 3 Sistem Antrian
Gambar 4 Distribusi kedatangan kapal per hari
+2

Referensi

Dokumen terkait

Desain lay out mulut breakwater menyesuaikan arah dari angin dan gelombang dominan yakni dari arah utara, dengan desain lebar mulut breakwater (L) = 216 meter, dan

tempat kita akan meng-hosting-kan website kita. Bisa mencakup software apa saja yang ada di- hosting-nya. Jika target pembaca website kita adalah pembaca dari dalam negeri, maka

Pada tahap design , kegiatan design dilakukan untuk memecahkan permasalahan kurang optimalnya pelayanan fakultas dalam hal penerbitan dokumen formal akademik berupa

Hasil: Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KPD pada ibu bersalin tahun

Budi pekerti yang mencakup penanaman nilai religius dan nilai sosial pada siswa Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Bendo Kota Blitar dibagi menjadi tiga yakni penanaman

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang berjudul

Di fokuskan untuk menjawab identifikasi tentang kondisi eksisting pelayanan penanganan pengangkutan barang berbahaya di bidang pelayaran, hasil pengukuran untuk jenis

Dalam menerapkan pola komunikasi yang efektif tersebut tersebut terdapat aktivitas komunikasi yang dilakukan meliputi mengidentifikasi masalah belajar melalui bahasa