• Tidak ada hasil yang ditemukan

System Penunjang Keputusan Untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar Biodiesel Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "System Penunjang Keputusan Untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar Biodiesel Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.)"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK KELAYAKAN

INVESTASI INDUSTRI BAHAN BAKAR BIODIESEL BERBAHAN

BAKU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

Oleh

ADI SURYAWAN PURA F03499110

(2)

SYSTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK KELAYAKAN

INVESTASI INDUSTRI BAHAN BAKAR BIODIESEL BERBAHAN

BAKU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh

ADI SURYAWAN PURA F03499110

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

UNTUK KELAYAKAN INVESTASI INDUSTRI BAHAN BAKAR BIODIESEL BERBAHAN BAKU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh

ADI SURYAWAN PURA F03499110

Dilahirkan pada tanggal 26 Mei 1980 di Yogyakarta

Tanggal lulus : 31 Januari 2007

(4)

ADI SURYAWAN PURA. F03499110. Sistem Penunjang Keputusan untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar Biodiesel Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Di bawah bimbingan : Faqih Udin. dan Sukardi.

RINGKASAN

INVESTPRO adalah paket perangkat lunak yang disusun sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan investasi industri. Perangkat lunak ini ditujukan bagi pengambil keputusan strategis seperti investor atau pimpinan puncak perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan pendirian industri. Pengguna program ini lebih ditujukan untuk para investor atau calon investor yang merencanakan untuk menanamkan modalnya pada industri hilir tertentu, namun tidak tertutup kemungkinan dapat dimanfaatkan oleh pihak pemerintah dan instansi yang terkait dengan industri yang akan didirikan. Sebagai acuan verifikasi program, dipergunakan data untuk investasi industri bahan bakar biodiesel yang berbahan baku biji jarak pagar (Jatropha curcas L.). Paket program ini disusun dengan 4 model utama yaitu model prakiraan pasar, model pemilihan lokasi, model analisa keuangan dan model syariah.

(5)

Hasil verifikasi model keuangan dengan asumsi harga produk hasil industri berupa minyak biodiesel sebesar Rp.4500 /kg pada pendirian industri bahan bakar biodiesel dengan kapasitas produksi 3000 ton pertahun menunjukkan bahwa pendirian industri bahan bakar biodiesel ini LAYAK untuk didirikan dengan nilai dari parameter-parameter analisa kelayakannya adalah sebagai berikut NPV = Rp 1.35 milyar; IRR = 14.58 %; BEP = Rp. 136 milyar; PBP = 5.78 tahun; BCR = 1.08.

Hasil analisa sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan harga jual produk atau kenaikan harga bahan baku sebesar 5 % dari asumsi normal sudah mengubah hasil kelayakan investasinya menjadi tidak layak. Sedangkan penurunan persentase produk terjual sebesar 1 % saja sudah dapat mengubah kesimpulan hasil kelayakan investasi untuk industri bahan bakar biodiesel menjadi tidak layak. Hasil analisa resiko pada pendirian industri bahan bakar biodiesel yaitu nilai koefisien varians sebesar 0.21 maka dapat disimpulkan bahwa investasi pendirian industri bahan bakar biodiesel berbahan baku biji jarak pagar beresiko tinggi.

(6)

ADI SURYAWAN PURA. F03499110. Decission Support System for Investment Feasibility on Biodiesel Fuel Industry from Jatropha Seeds. Under Supervision of : Faqih Udin. and Sukardi.

SUMMARY

INVESTPRO is a software application package which was built to be used as a decision support (system) for the feasibility study of an investment in the industry of biodiesel fuel. This software application is aimed for strategic decision makers, such as future investors or top level managers who will be taking decisions that are related to industry establishment. Users of this software are investors or a person who wants to be an investor and plans to invest on a certain industry. However the software is also possible to be used by the government or any institution that is related with the industry. As a reference to verifying the application, the entered data are for investment feasibility on the industry of biodiesel fuel made from jatropha seeds. The application package consists of four main models which are the market forecast model, the location preference model, the financial analysis model and the shariah

model.

(7)

Verification result of the financial model with the assumption that biodiesel oil product price is Rp. 4500 /kgs and the production capacity of 3000 tons per year shows that the biodiesel fuel industry is a feasible investment based on the score of parameters on feasibility analysis which are as follows, NPV = Rp 1.35 billion; IRR = 14.58 %; BEP = Rp. 136 billion; PBP = 5.78 years; BCR = 1.08.

The sensitivity analysis shows that the declining of the product sales price or the increasing in the raw material price as much as 5 % of normal assumption has changed the feasibility result into infeasible. While the declining percentage on sold product of 1 % has already changed the feasibility result of the investment on industry of biodiesel fuel into infeasible. The result of the risk analysis on the industry of biodiesel fuel is the coefficient variance of 0.21, thus it can be concluded that the investment on industry of biodiesel fuel made from jatropha seeds have a high risk.

The verification on the calculation of the share profit ratio between the bank and the customer in shariah analysis using the mudharabah and musyarakah method of transaction are done on the sixth year because on this year the industry is expected to have entered the payback period. The calculation result on the mudharabah

(8)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar Biodiesel Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)” adalah karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.

Bogor, September 2007 Yang Membuat Pernyataan

(9)

Untuk m ereka

(10)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan rahmat-Nya dengan melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian masalah khusus dan penyusunan skripsi yang berjudul “Sistem Penunjang Keputusan untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar Biodiesel Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).”

Selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi, penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada:

1. Ir. Faqih Udin, MSc, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Sukardi, MM, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

3. Alfatih, Anggana, Bayu, Dasa, Dede, Helmi, Winky dan semua Rekan-rekan TIN angkatan 36 atas dukungan, perhatian dan kebersamaannya.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun segala perhatian, kerjasama dan kebersamaannya sangat penulis hargai.

Semoga hasil penelitian skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya dan menambah khazanah karya ilmiah.

(11)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK KELAYAKAN

INVESTASI INDUSTRI BAHAN BAKAR BIODIESEL BERBAHAN

BAKU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

Oleh

ADI SURYAWAN PURA F03499110

(12)

SYSTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK KELAYAKAN

INVESTASI INDUSTRI BAHAN BAKAR BIODIESEL BERBAHAN

BAKU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh

ADI SURYAWAN PURA F03499110

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

UNTUK KELAYAKAN INVESTASI INDUSTRI BAHAN BAKAR BIODIESEL BERBAHAN BAKU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh

ADI SURYAWAN PURA F03499110

Dilahirkan pada tanggal 26 Mei 1980 di Yogyakarta

Tanggal lulus : 31 Januari 2007

(14)

ADI SURYAWAN PURA. F03499110. Sistem Penunjang Keputusan untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar Biodiesel Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Di bawah bimbingan : Faqih Udin. dan Sukardi.

RINGKASAN

INVESTPRO adalah paket perangkat lunak yang disusun sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan investasi industri. Perangkat lunak ini ditujukan bagi pengambil keputusan strategis seperti investor atau pimpinan puncak perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan pendirian industri. Pengguna program ini lebih ditujukan untuk para investor atau calon investor yang merencanakan untuk menanamkan modalnya pada industri hilir tertentu, namun tidak tertutup kemungkinan dapat dimanfaatkan oleh pihak pemerintah dan instansi yang terkait dengan industri yang akan didirikan. Sebagai acuan verifikasi program, dipergunakan data untuk investasi industri bahan bakar biodiesel yang berbahan baku biji jarak pagar (Jatropha curcas L.). Paket program ini disusun dengan 4 model utama yaitu model prakiraan pasar, model pemilihan lokasi, model analisa keuangan dan model syariah.

(15)

Hasil verifikasi model keuangan dengan asumsi harga produk hasil industri berupa minyak biodiesel sebesar Rp.4500 /kg pada pendirian industri bahan bakar biodiesel dengan kapasitas produksi 3000 ton pertahun menunjukkan bahwa pendirian industri bahan bakar biodiesel ini LAYAK untuk didirikan dengan nilai dari parameter-parameter analisa kelayakannya adalah sebagai berikut NPV = Rp 1.35 milyar; IRR = 14.58 %; BEP = Rp. 136 milyar; PBP = 5.78 tahun; BCR = 1.08.

Hasil analisa sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan harga jual produk atau kenaikan harga bahan baku sebesar 5 % dari asumsi normal sudah mengubah hasil kelayakan investasinya menjadi tidak layak. Sedangkan penurunan persentase produk terjual sebesar 1 % saja sudah dapat mengubah kesimpulan hasil kelayakan investasi untuk industri bahan bakar biodiesel menjadi tidak layak. Hasil analisa resiko pada pendirian industri bahan bakar biodiesel yaitu nilai koefisien varians sebesar 0.21 maka dapat disimpulkan bahwa investasi pendirian industri bahan bakar biodiesel berbahan baku biji jarak pagar beresiko tinggi.

(16)

ADI SURYAWAN PURA. F03499110. Decission Support System for Investment Feasibility on Biodiesel Fuel Industry from Jatropha Seeds. Under Supervision of : Faqih Udin. and Sukardi.

SUMMARY

INVESTPRO is a software application package which was built to be used as a decision support (system) for the feasibility study of an investment in the industry of biodiesel fuel. This software application is aimed for strategic decision makers, such as future investors or top level managers who will be taking decisions that are related to industry establishment. Users of this software are investors or a person who wants to be an investor and plans to invest on a certain industry. However the software is also possible to be used by the government or any institution that is related with the industry. As a reference to verifying the application, the entered data are for investment feasibility on the industry of biodiesel fuel made from jatropha seeds. The application package consists of four main models which are the market forecast model, the location preference model, the financial analysis model and the shariah

model.

(17)

Verification result of the financial model with the assumption that biodiesel oil product price is Rp. 4500 /kgs and the production capacity of 3000 tons per year shows that the biodiesel fuel industry is a feasible investment based on the score of parameters on feasibility analysis which are as follows, NPV = Rp 1.35 billion; IRR = 14.58 %; BEP = Rp. 136 billion; PBP = 5.78 years; BCR = 1.08.

The sensitivity analysis shows that the declining of the product sales price or the increasing in the raw material price as much as 5 % of normal assumption has changed the feasibility result into infeasible. While the declining percentage on sold product of 1 % has already changed the feasibility result of the investment on industry of biodiesel fuel into infeasible. The result of the risk analysis on the industry of biodiesel fuel is the coefficient variance of 0.21, thus it can be concluded that the investment on industry of biodiesel fuel made from jatropha seeds have a high risk.

The verification on the calculation of the share profit ratio between the bank and the customer in shariah analysis using the mudharabah and musyarakah method of transaction are done on the sixth year because on this year the industry is expected to have entered the payback period. The calculation result on the mudharabah

(18)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar Biodiesel Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)” adalah karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.

Bogor, September 2007 Yang Membuat Pernyataan

(19)

Untuk m ereka

(20)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan rahmat-Nya dengan melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian masalah khusus dan penyusunan skripsi yang berjudul “Sistem Penunjang Keputusan untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar Biodiesel Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).”

Selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi, penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada:

1. Ir. Faqih Udin, MSc, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Sukardi, MM, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

3. Alfatih, Anggana, Bayu, Dasa, Dede, Helmi, Winky dan semua Rekan-rekan TIN angkatan 36 atas dukungan, perhatian dan kebersamaannya.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun segala perhatian, kerjasama dan kebersamaannya sangat penulis hargai.

Semoga hasil penelitian skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya dan menambah khazanah karya ilmiah.

(21)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUJUAN PENELITIAN ... 4

C. RUANG LINGKUP ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. TANAMAN JARAK PAGAR ... 5

B. TEKNOLOGI PROSES ... 6

C. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN ... 9

D. PERBANKAN SYARIAH ... 11

E. LANDASAN TEORI ... 18

1. Metode Kuadrat Terkecil ... 18

2. Metode Perbandingan Eksponensial ... 19

3. Deviasi Standar dan Varians ... 20

4. Pembiayaan Konvensional ... 21

5. Pembiayaan Syariah ... 23

F. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU ... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN ... 27

B. PENDEKATAN SISTEM ... 28

(22)

iv

4. Implementasi Sistem ... 34 5. Verifikasi Sistem ... 35 IV. PEMODELAN SISTEM

A. KONFIGURASI SISTEM ... 36 B. KERANGKA MODEL SISTEM ... 38 1. Model Prakiraan Pasar ... 38 2. Model Pemilihan Lokasi ... 40 3. Model Keuangan ... 42 C. IMPLEMENTASI SISTEM ... 45 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PERANGKAT LUNAK INVESTPRO ... 47 B. VERIFIKASI SISTEM ... 57 1. Model Analisa Pasar ... 57 2. Model Pemilihan Lokasi ... 59 3. Model Analisa Finansial ... 62 4. Model Perhitungan Syariah ... 69 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

(23)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Jenis tumbuhan penghasil energi ... 2 Tabel 2. Kandungan asam lemak pada minyak jarak pagar ... 6 Tabel 3. Penilaian parameter ... 41 Tabel 4. Tingkat kepentingan (Bobot) parameter ... 41 Tabel 5. Kisaran penilaian tingkat kepentingan parameter ... 42 Tabel 6. Hasil analisa Trendline ... 58 Tabel 7. Hasil analisa prakiraan pasar ... 59 Tabel 8. Verifikasi analisa pemilihan lokasi ... 62 Tabel 9. Hasil analisa keuangan investasi industri bahan bakar biodiesel ... 65 Tabel 10. Uji sensitivitas hasil analisa keuangan terhadap penurunan harga jual

produk ... 67 Tabel 11. Uji sensitivitas hasil analisa keuangan terhadap kenaikan biaya bahan

baku ... 67 Tabel 12. Uji sensitivitas hasil analisa keuangan terhadap penurunan persentase

(24)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Neraca massa produksi minyak biodiesel dari jarak pagar (Jatropha

curcas L.) ... 7 Gambar 2. Reaksi Esterifikasi dan Transesterifikasi ... 9 Gambar 3. Struktur dasar SPK (Turban, 1990) ... 10 Gambar 4. Tahapan kerja pendekatan sistem (Manetch dan Park, 1977 di dalam

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Luas lahan kritis per propinsi s/d akhir tahun 2003 (dalam Ha) ... 78 Lampiran 2. Hasil analisis karakteristik minyak biodiesel jarak pagar yang diolah

dengan proses “Estrans” ... 79 Lampiran 3. Diagram alir sub model analisis pasar ... 80 Lampiran 4. Diagram alir sub model analisis lokasi ... 81 Lampiran 5. Diagram alir sub model analisis finansial ... 82 Lampiran 6. Data biaya tetap dan biaya variabel industri bahan bakar biodiesel

dari biji jarak pagar ... 83 Lampiran 7. Data modal awal pendirian industri bahan bakar biodiesel dari biji

(26)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring perjalanan waktu, jumlah cadangan bahan bakar dunia yang berasal dari minyak bumi terus berkurang, maka bisa dipastikan bahan bakar jenis ini dalam beberapa tahun kedepan akan habis terkonsumsi. Kondisi ini juga terjadi pada kilang-kilang minyak di Indonesia. Sejak lima tahun terakhir produksi minyak nasional semakin berkurang, namun di lain pihak pertambahan jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan sarana transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional. Oleh karena itu pemerintah telah menerapkan kebijakan untuk mengimpor BBM untuk memenuhi sebagian kebutuhan BBM dalam negeri. Menurut Ditjen Migas, impor BBM terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 106.9 juta barrel pada 2002 menjadi 116.2 juta barrel pada 2003 dan 154.4 juta barrel pada 2004. Dilihat dari jenis BBM yang diimpor, minyak solar merupakan volume impor terbesar setiap tahunnya. Pada 2002, impor BBM jenis ini mencapai 60.6 juta barrel atau 56.7 % dari total jumlah BBM yang di impor, kemudian meningkat menjadi 61.1 juta barrel pada 2003 dan 77.6 juta barrel pada tahun 2004 (Ditjen Migas, 2005).

Ketika harga minyak dunia terus meningkat hingga mencapai di atas US$ 70 per barrel pada Agustus 2005, beban yang harus ditanggung oleh pemerintah akibat besarnya ketergantungan Indonesia pada BBM impor juga semakin besar. Hal ini karena subsidi yang harus diberikan pemerintah terhadap harga BBM nasional semakin besar pula. Pada tahun 2005 akhirnya pemerintah memutuskan untuk mengurangi subsidi BBM yang dilakukan dalam 2 tahap yaitu pada bulan Maret dan Oktober 2005. Pengurangan subsidi pemerintah tersebut berakibat pada meningkatnya harga BBM nasional.

(27)

memiliki sifat yang menyerupai minyak solar namun lebih ramah lingkungan karena bebas sulfur dan jika dibakar dapat menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna dengan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibanding minyak diesel/solar biasa. Pengembangan minyak biodiesel menggunakan bahan baku minyak nabati yang dapat dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam lemak seperti kelapa sawit, jarak pagar, kelapa, sirsak, srikaya dan kapuk. Sedangkan bioetanol bersumber dari karbohidrat yang setelah melalui proses fermentasi menjadi etanol. Bioetanol jika dicampur dengan bensin dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium. Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk menghasilkan minyak biodiesel dan bioetanol mengingat kedua bahan bakar nabati ini dapat memanfaatkan kondisi geografis dan sumber bahan baku minyak nabati dari berbagai tanaman yang tersedia di Indonesia. Menurut hasil riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indonesia memiliki 60 jenis tanaman yang berpotensi menjadi energi bahan bakar alternatif. Beberapa di antara tumbuhan penghasil energi di Indonesia dengan potensi produksi minyaknya dan ekuivalen energi yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Jenis tumbuhan penghasil energi

Jenis Tumbuhan Produktivitas (Liter per Hektar)

(28)

3 baku minyak nabati yang dapat dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam lemak seperti kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), jarak pagar (Jatropha curcas

L.), kelapa, sirsak, srikaya dan kapuk. Di antara bahan baku tersebut, jarak pagar merupakan tanaman unggulan untuk pembuatan minyak biodiesel. Tanaman jarak pagar prospektif sebagai bahan baku minyak biodiesel mengingat tanaman ini dapat tumbuh di lahan kritis dan karakteristik minyaknya yang sesuai untuk biodiesel. Biaya operasional pengembangan tanaman jarak pagar juga lebih ekonomis jika dibandingkan kelapa sawit.

Di Indonesia masih banyak terdapat lahan kritis yang dapat dimanfaatkan untuk perkebunan tanaman bahan bakar hijau (green fuel) seperti kelapa sawit dan jarak pagar. Menurut Biro Pusat Statistik, luas lahan kritis di Indonesia sampai dengan akhir tahun 2003 secara total adalah sebesar 22.1 juta hektar (7.9 juta hektar dalam kawasan hutan lindung dan 14.1 juta hektar di luar kawasan hutan), dengan rincian dapat dilihat pada Lampiran 1.

(29)

B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:

• Mengetahui kriteria-kriteria yang penting bagi pendirian industri bahan bakar biodiesel dari bahan baku buah jarak pagar.

• Merancang aplikasi SPK untuk perencanaan investasi industri.

• Untuk menilai kelayakan pendirian industri bahan bakar biodiesel dari bahan baku buah jarak pagar berdasarkan aspek teknis, manajemen, keuangan, ekonomi dan yuridis menggunakan SPK.

C. RUANG LINGKUP

Penelitian ini difokuskan pada pembuatan suatu program komputer untuk membantu pengambilan keputusan secara cepat dan akurat. Keputusan yang diambil adalah untuk pengkajian pendirian industri bahan bakar biodiesel dengan bahan baku biji jarak pagar yang mencakup aspek:

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. TANAMAN JARAK PAGAR

Jarak pagar (Jatropha curcas L.) diklasifikasikan ke dalam divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dicotyledone, ordo Euphorbiales, famili Euphorbiaceae, genus Jatropha, spesies curcas (Heyne, 1987). Secara fisik, jarak pagar merupakan pohon perdu yang besar dengan tinggi sekitar 2 m. Daunnya bertekstur kasar dan bertajuk majemuk, terutama pada pohon yang sudah tua. Biji jarak pagar yang masih muda berwarna hijau muda, berubah kekuningan setelah tua dan mencapai kadar minyak optimum setelah menjadi kehitaman. Jarak pagar dikenal dengan nama jarak kosta di daerah Melayu, jarak kusta di daerah Sunda, kalele di Madura, jarak pager di Bali, bintalo di Gorontalo, dan balacai hisa di Ternate.

Jarak pagar berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, biasa digunakan sebagai pencahar, bahkan sebagai racun. Rebusan akar dan daunnya digunakan sebagai obat diare. Di Indonesia, daunnya digunakan sebagai penutup luka/antiseptik (Padua et al. 1999). Berkat jasa pelaut Portugis yang menyebarluaskan jarak pagar melalui kepulauan Cape Verde dan Guinea Bissau ke negeri lain di Afrika dan Asia, kini tanaman ini banyak ditemui di Amerika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, India, dan Afrika.

Menurut penelitian sebelumnya, kadar minyak biji jarak pagar relatif tinggi yaitu 35-45 %, minyaknya berbau tak sedap, berwarna kekuningan dan menjadi kemerahan jika terkena udara. Kandungan asam lemak yang terdapat dalam minyak jarak pagar dapat dilihat pada Tabel 2.

(31)
[image:31.612.150.376.98.220.2]

Tabel 2. Kandungan asam lemak pada minyak jarak pagar Jenis Asam Lemak Komposisi (%-berat)

Asam Linoleat 46.1

Asam Oleat 29.9

Asam Palmitat 11.9

Asam Stearat 5.2

Asam Linolenat 4.7

Sumber: Haas & Mittelbach, 2000

B. TEKNOLOGI PROSES

(32)

7

Pada tahap kedua, yaitu tahap pemrosesan minyak jarak mentah menjadi

minyak biodiesel, minyak jarak mentah diproses melalui metode Estrans (Esterifikasi dan Transesterifikasi) untuk mengolah minyak mentah menjadi minyak biodiesel kasar yang kemudian akan melalui proses pencucian dan pemurnian untuk memisahkannya dari air dan gliserin.

[image:32.612.145.520.70.456.2]

Proses Transesterifikasi minyak nabati seperti minyak jarak ini merupakan proses yang paling efektif untuk transformasi molekul trigliserida menjadi molekul ester asam lemak. Proses transesterifikasi dapat dilakukan secara kimia maupun secara biologis dengan memanfaatkan enzim. Menurut

Gambar 1. Neraca massa produksi minyak biodiesel dari biji jarak pagar (Jatropha curcas L.)

NaOH/KOH 0.9 % dari Minyak Jarak

(27 Ton) Air 10 % (1139.60 Ton) Biji Jarak Mesin Pengering Mesin Pemecah Tempurung Mesin Press Reaktor Biji kering 90 % (10 256.41 Ton)

Daging Biji 65 % (6666.67 Ton) Kulit Biji

35 % (3589.74 Ton)

Ampas 55 % (3666.67 Ton)

Minyak Jarak 45 % (3000 Ton)

Gliserol 9 % (270 Ton) Metanol

9 % dari minyak jarak

(270 Ton) NaOH/KOH

0.9 % (27 Ton)

Minyak Biodiesel 90.1 % (3000 Ton)

(33)

Bernardini (1983), pada proses transesterifikasi konsentrasi metanol yang digunakan tidak boleh lebih rendah dari 98 persen, karena makin rendah konsentrasi metanol yang digunakan maka makin rendah rendemen metil ester yang dihasilkan sedangkan waktu reaksi menjadi lebih lama. Kondisi proses transesterifikasi secara kontinyu yang dilakukan Noureddini et al. (1998) didalam Darnoko dan Cheryan (2000) yaitu suhu proses 60oC, waktu proses 1-2 jam yang diikuti dengan pengadukan, menggunakan katalis KOH 1 persen (w/w) terlarut dalam metanol. Penambahan metanol dilakukan dengan perbandingan reaktan sebesar 6:1. Rata-rata rendemen dari metil ester adalah sekitar 89.5 persen dari maksimum rendemen secara teori, dengan standar deviasi 2.61 persen.

Proses pembuatan metil ester dari minyak nabati ini dapat digunakan dengan bahan baku minyak jarak mentah. Proses ini juga umum digunakan untuk minyak tumbuhan lain, bahkan telah banyak dikembangkan dalam skala industri. Selain menghasilkan metil ester, proses ini juga menghasilkan gliserin, salah satu produk oleokimia bernilai ekonomi cukup tinggi. Gliserin sangat luas digunakan di kalangan industri sebagai bahan kosmetika dan farmasi, jika gliserin hasil samping dari proses transesterifikasi dimanfaatkan secara ekonomis maka biaya produksi metil ester dapat menjadi lebih rendah. Pada esterifikasi, bahan baku yang berasal dari minyak jarak mentah diubah menjadi metil ester yang sudah berkarakteristik C16-C18. Proses ini prinsip kerjanya adalah trigliserida dari SCO

(34)

9 Reaksi Esterifikasi

O

H2C OCR H2C OH

O O

HC OCR + 3 CH3OH 3RCOCH3 + HC OH

Katalis, O Energi

H2C OCR H2C OH

Trigliserida Metanol Metil Ester Gliserol

[image:34.612.134.535.87.384.2]

Reaksi Transesterifikasi

Gambar 2. Reaksi Esterifikasi dan Transesterifikasi

Hasil tahap reaksi tersebut adalah gliserol yang akan terpisah di bagian bawah separator sehingga dengan mudah dapat dipisahkan. Metil ester yang terbentuk pada proses itu adalah metil ester kasar dan masih tercampur dengan sisa katalis dan metanol untuk itu metil ester harus dimurnikan untuk menghilangkan sisa katalis dan metanol sehingga didapatkan metil ester. Tahap terakhir transesterifikasi adalah menghilangkan uap air di dalam metil ester sehingga didapatkan metil ester dengan kadar air yang rendah.

C. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

Menurut Suryadi (1996), Sistem Penunjang Keputusan (SPK) dirancang untuk membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas para pimpinan perusahaan dan profesional. SPK merupakan sistem interaktif yang bisa digunakan oleh individu dengan pengalaman sedikit mengenai komputer dan metode analitis. SPK juga didefinisikan sebagai sistem komputerisasi informasi

C O H R'

O

R'' O H

[H+]

C OR'' R '

O

H 2O

(35)

yang menggunakan aturan keputusan dan model-model, basis model diakomodasikan dengan basis data dan pandangan pribadi pengambil keputusan yang menuntun kepada pemecahan masalah yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan model optimasi ilmu manajemen (Turban, 1990). Struktur dasar SPK dapat dilihat pada Gambar 3.

Tahap perancangan SPK secara garis besar terdiri dari penentuan tujuan penelitian, studi pendahuluan dan studi kelayakan, perumusan kebutuhan data input dalam kaitannya dengan pengembangan sistem informasi, perumusan kemampuan yang harus dipenuhi oleh SPK dan perlengkapan yang dibutuhkan, dan perancangan serta pengembangan SPK. Identifikasi tujuan rancang bangun untuk menentukan arah dan sasaran yang hendak dicapai. Perancangan

DATA MODEL

Sistem Manajemen Basisi Data

Sistem manajemen Basis Model

Sistem Pengolahan Terpusat

Sistem Manajemen Dialog

[image:35.612.170.511.193.423.2]

Pengguna

(36)

11 Menurut Waluyo (1998), perbedaan antara basis data untuk SPK dan non SPK adalah kelengkapan data, proses pengambilan keputusan dan ekstraksi dari sumber data. Sumber data untuk SPK lebih lengkap dari pada non SPK. Data harus berasal dari luar dan dalam terutama dalam level manajemen puncak sangat tergantung pada sumber data dari luar seperti data ekonomi. SPK membutuhkan proses ekstraksi dan sistem manajemen basis data yang mengelolanya harus cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara cepat.

Teknik pengambilan keputusan secara umum ada dua jenis, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Model kualitatif memerlukan saran ahli atau pakar sedangkan model kuantitatif yang biasa digunakan adalah Teknik Heuristik, MPE dan simulasi. Program heuristik merupakan titik pandang dalam merancang suatu program untuk tugas pemrosesan informasi kompleks. Teknik ini merupakan hasil dari operasi aritmetika dan matematika logika seperti adanya penambahan, penjumlahan dan perhitungan bertahap, namun tahapannya terbatas sehingga dapat dibuat algoritma komputernya. Menurut Manning (1984) metode perbandingan eksponensial digunakan sebagai alat bantu bagi pengambil keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada setiap tahapan proses. Metode Monte Carlo merupakan teknik simulasi dengan menggunakan teknik pengambilan contoh, simulasi ini menggunakan sebaran peluang kejadian dalam peubah masukannya yang merupakan peubah acak yang diperoleh dengan metode tranformasi kebalikan dari pembangkitan bilangan acak yang berdistribusi seragam dan memiliki kisaran nilai antara nol dan satu (Hillier dan Lieberman, 1980).

D. PERBANKAN SYARIAH

(37)

akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai syariah.

Untuk menjawab kebutuhan bagi terwujudnya sistem perbankan yang sesuai syariah, pemerintah telah memasukkan kemungkinan tersebut dalam undang-undang yang baru yaitu Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1990 tentang Bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya Bank Syariah di Indonesia yang menandai dimulainya era sistem perbankan ganda (Dual Banking System) di Indonesia (Biro Perbankan Syariah, 2002).

Sistem keuangan dan perbankan modern melakukan fungsi penyaluran dana dengan cara memanfaatkan dana pihak lain untuk memenuhi kebutuhan dana masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Prinsip yang digunakan dalam penyaluran dana ini adalah prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan permodalan (equity financing) dan prinsip pinjaman dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan (debt financing). Sistem perbankan syariah mempunyai hukum dan ketentuan tersendiri dalam penerapan fungsi tersebut, yaitu melalui akad-akad (kontrak) bagi hasil dan akad-akad jual-beli. Akad bagi hasil merupakan bentuk penerapan equity financing sedangkan akad jual beli merupakan debt financing (Arifin, 2002).

Bentuk-bentuk prinsip syariah dari transaksi pengumpulan dana dan pembiayaan dijelaskan pada poin-poin berikut:

1. Prinsip Bagi Hasil (Profit and Loss Sharing)

Ada dua macam kontrak yang termasuk dalam kategori ini, yaitu

(38)

13 resiko ditanggung bersama. Penentuan porsi pembagian hasil dapat dilakukan melalui perhitungan porsi modal maupun atas dasar perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak (Antonio, 2003).

Aplikasi prinsip ini dalam perbankan adalah bank membiayai sebagian saja dari jumlah kebutuhan investasi atau modal kerja proyek, selebihnya dibiayai sendiri oleh nasabah. Dalam kontrak ini, modal atau investasi yang dikeluarkan oleh bank akan diangsur nasabah secara bertahap (Arifin, 2002).

b. Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih. Pihak pertama disebut shahibul maal adalah penyedia dana sepenuhnya sedangkan pihak kedua adalah pihak pengelola dana (mudharib). Keuntungan maupun resiko dari pengelolaan dana ditanggung oleh kedua belah pihak, selama tidak terjadi kelalaian yang disebabkan pihak kedua (Antonio, 2003).

Jika masa proyek selesai, mudharib akan mengembalikan modal berikut porsi keuntungan yang telah disetujui sebelumnya kepada penyedia dana. Bila terjadi kerugian, maka seluruh kerugian akan ditanggung oleh shahibul maal sedangkan mudharib kehilangan keuntungan atas kerja yang dilakukan.

Ada dua tipe mudharabah yaitu mudharabah mutlaqah dan

mudharabah muqayyah. Mudharabah mutlaqah memberikan keleluasaan penuh kepada mudharib untuk menggunakan dana tersebut, sedangkan

mudharabah muqayyah memiliki batasan dalam penggunaan dana terhadap waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya (Arifin, 2002).

2. Prinsip Jual Beli (Al Bai’)

(39)

Jenis-jenis jual beli yang umum digunakan dalam pembiayaan syariah adalah bai’ al murabahah, bai’ al salam dan bai’ al istishna’ (Arifin, 2002). Perbedaan ketiga jenis jual beli ini akan dijelaskan berikut ini:

a. Murabahah

Prinsip murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati (Antonio, 2003). Cara dan jangka waktu pembayaran disepakati bersama, baik secara lump sum maupun secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran angsuran disebut bai’ bitsaman ajil. Melalui akad murabahah, nasabah dapat memenuhi kebutuhan dalam memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang tunai terlebih dahulu.

b. Salam

Salam adalah akad jual beli suatu barang yang harganya dibayar dengan segera sedangkan barangnya akan diserahkan kemudian dalam jangka waktu yang disepakati. Harga yang dibayarkan berupa bentuk tunai yang dibayarkan segera dan bukan berupa utang.

Nasabah yang membutuhkan fasilitas salam biasanya adalah nasabah yang menerima pesanan dari pelanggannya dengan syarat pembayaran dilakukan setelah barang diserahkan. Apabila nasabah membutuhkan dana untuk pengadaan barang tersebut, maka ia dapat melakukan penjualan kepada bank dengan salam. Harga salam lebih rendah daripada harga penjualan dengan pemesan barang (Arifin, 2002). c. Istishna’

(40)

15 penyedia peralatan atau barang yang akan disewa oleh nasabah. Tarif sewa dan lama peminjaman disepakati oleh kedua belah pihak.

Perbedaan antara ijarah dengan ta’jiri atau sewa beli adalah status kepemilikan pada akhir periode kesepakatan. Pada ijarah, hak tanda kepemilikan tetap pada bank atau penyedia dana sampai masa kontrak berakhir. Pada ta’jiri, hak tanda kepemilikan barang akan beralih ke nasabah setelah masa kontrak berakhir karena cicilan sewanya sudah termasuk cicilan pokok harga barang (Perwataatmadja, 1993).

4. Prinsip Qard

Qard adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial tanpa dikenai biaya atau imbalan lain (Perwataatmadja, 1993). Pembiayaan ini merupakan bentuk penyaluran dari penghimpunan dana berdasarkan prinsip yang sama. Fasilitas dana yang diberikan berupa pinjaman lunak kepada usaha kecil dan mikro, pinjaman jangka pendek kepada nasabah, dan keperluan atau kewajiban sosial (Antonio, 2003).

Qard merupakan salah satu ciri pembeda bank syariah dan bank konvensional. Qard mengandung misi sosial disamping kegiatan perbankan lainnya yang bersifat komersial. Bentuk pembiayaan ini memiliki resiko yang tinggi karena tidak dikenai jaminan (Antonio, 2003). Secara syariah, peminjam hanya berkewajiban membayar kembali pokok pinjamannya (Arifin, 2002).

5. Prinsip Titipan (Al Wadi’ah)

Wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak yang lain, baik individu maupun badan hukum, yang dijaga dan dikembalikan saat pihak penitip menghendaki (Antonio, 2003). Ada dua tipe wadi’ah, yaitu wadi’ah yad amanah dan wadi’ah yad dhamanah. Kedua tipe tersebut akan dijelaskan berikut ini:

a. Wadi’ah yad amanah

(41)

pada aset titipan, kecuali akibat kecerobohan. Aset titipan dari pemilik harus dipisahkan dan tidak boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan. b. Wadi’ah yad dhamanah

Wadi’ah yad dhamanah adalah akad titipan yang status penerima titipannya adalah trustee sekaligus penjamin (guarantor) keamanan aset. Penerima simpanan bertanggung jawab penuh atas segala kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan tersebut. Penerima titipan dapat memanfaatkan aset yang dititipkan dan semua keuntungan yang diperoleh menjadi hak penerima titipan.

6. Prinsip Lainnya a. Prinsip Rahn

Rahn adalah menahan barang yang mempunyai nilai harta sebagai jaminan sehingga orang yang menjaminkan barangnya dapat mengambil sebagian maupun keseluruhan utangnya. Rahn juga dapat disebut sebagai akad penggadaian barang dari satu pihak kepada pihak lain (Arifin, 2002). b. Prinsip Wakalah

Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat (Antonio, 2003). Beberapa jenis Wakalah diantaranya adalah perwakilan mutlak tanpa batasan waktu untuk semua urusan (wakalah al mutlaqah), perwakilan pada urusan-urusan tertentu saja (wakalah al muqayyadah) dan perwakilan diantara mutlaqah dan muqayyadah

(wakalah al ammah). Dalam aplikasinya, bank menerima uang, surat-surat berharga dan kuasa dari nasabah untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban nasabah tersebut kepada pihak lain. Salah satu bentuk riil dari

wakalah adalah transfer uang antar bank dan penerbitan Letter of Credit

(L/C).

(42)

17 mampuan membayar dari pihak yang berutang. Dalam lembaga keuangan, aplikasi akad ini adalah penerbitan garansi bank (Arifin, 2002). d. Prinsip Hawalah

Hawalah adalah pengalihan kewajiban dari satu pihak, yang mempunyai kewajiban, kepada pihak lain (Cahyono, 1995). Prinsip ini terbatas pada uang atau kewajiban finansial saja, dan tidak digunakan untuk barang atau benda. Transaksi hawalah yang diperkenankan adalah pemindahan utang dari seseorang kepada pihak lain disertai pemindahan piutang yang ada padanya (hawalah muqayyadah).

e. Prinsip Ju’alah

Ju’alah adalah suatu kontrak antara pihak pertama yang menjanjikan imbalan tertentu kepada pihak kedua atas pelaksanaan tugas atau pelayanan yang dilakukan oleh pihak kedua untuk kepentingan pihak pertama. Prinsip ini diterapkan oleh bank dalam menawarkan berbagai pelayanan dengan mengambil fee dari nasabah, seperti Referensi Bank, Informasi Usaha dan sebagainya (Arifin, 2002).

f. Prinsip Sharf

Sharf berarti penukaran antara emas dan perak. Hal ini bisa dianalogikan dengan penukaran valuta asing. Pada prinsip syariah, syarat transaksi perdagangan mata uang hanya berlaku pada dua mata uang asing yang berbeda dan penyerahannya dilakukan saat transaksi berlangsung (Antonio, 2003).

(43)

E. LANDASAN TEORI

1. Metode Kuadrat Terkecil

Metode kuadrat terkecil ini digunakan pada model prakiraan pasar yaitu untuk menentukan persamaan garis regresi berdasarkan data yang ada. Analisa regresi merupakan penelaahan hubungan fungsional dua variabel atau lebih untuk mencari bentuk persamaan yang sesuai dan berguna dalam meramal keadaan atau kejadian dari perubahan variabel tertentu (Dayan, 1984). Analisa regresi terdiri dari dua macam yaitu regresi linear dan non linear. Di dalam analisa regresi akan dibedakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas atau prediktor dan variabel tidak bebas atau respon.

Menurut Dayan (1984) metode kuadrat terkecil berpangkal pada kenyataan bahwa jumlah pangkat dua (kuadrat) memiliki jarak antara titik-titik dengan garis regresi yang dicari harus sekecil mungkin. Permasalahan yang terdiri dari sebuah variabel bebas X dan variabel tidak bebas Y dimana model regresi linear untuk populasi dalam persamaan Y = mx + b telah dapat diduga maka penaksiran parameter-parameter regresi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

b mX Y = +

(

) (

)( )

( )

(

2

)

(

)

2

− − = X X n Y X XY n m

( )

(

( )

)

(

)(

)

( )

(44)

19 Pengukuran ketepatan model yang digunakan akan diuji dengan koefisien determinasi (r2) yang menunjukkan persentase dari total variasi yang dapat dijelaskan oleh model tersebut. Nilai koefisien berkisar antara 0 sampai dengan 1. Perhitungan koefisien determinasi menggunakan persamaan berikut:

(

) (

)( )

(

)

[

]

[

( )

]

− = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r Keterangan :

Y = Variabel tidak bebas (yang diramalkan) X = Variabel bebas

n = Jumlah data

2. Metode Perbandingan Eksponensial

Metode perbandingan eksponensial ini digunakan pada model lokasi, yaitu untuk perhitungan nilai setiap alternatif lokasi berdasarkan nilai kriteria pada setiap lokasi dan bobot atau tingkat kepentingan setiap kriteria yang digunakan, hasil dari metode ini adalah nilai akhir setiap lokasi. Menurut Assauri (1993), terdapat tiga metode pemilihan lokasi pabrik yaitu berdasarkan keunggulan komparatif, perbandingan biaya dan analisis ekonomi. Metode perbandingan eksponensial (MPE) merupakan bentuk metode pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam pemilihan lokasi berdasarkan pada keunggulan komparatif. Asumsi dasar yang digunakan adalah pengambilan keputusan harus mempunyai kemampuan untuk dapat menentukan derajat kepentingan relatif kriteria dan pilihan keputusan.

(45)

1) Menulis alternatif

2) Menentukan kriteria-kriteria penting dalam pengambilan keputusan 3) Mengadakan penelitian terhadap setiap kriteria

4) Mengadakan penilaian terhadap semua alternatif pada masing-masing kriteria

5) Menghitung nilai dari setiap alternatif

6) Memberikan jenjang kepada alternatif dengan didasarkan pada nilai masing-masing

Perhitungan nilai untuk masing-masing alternatif adalah sebagai berikut:

( )

Bj

Vij NKi=

Keterangan :

Nki = Nilai keputusan alternatif i Vij = Nilai kriteria j pada alternatif i Bj = Bobot kriteria j, Bj > 0

3. Deviasi Standar dan Varians

Deviasi standar dan varians ini digunakan untuk menganalisa tingkat resiko dari investasi yang akan ditanam berdasarkan kemungkinan aliran kas yang terjadi. Angka koefisien varians digunakan untuk mengukur resiko investasi, angka ini akan sangat berguna untuk melihat bila usulan yang dikaji berbeda baik nilai yang diharapkan maupun deviasi standarnya.

(46)

21

( )

( )

{

} ( )

1/2

1 2 ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ × =

= n x xt P t CF xt CF S

( )

NP S CV =

Keterangan :

S = Deviasi standar

(CF)xt = Aliran kas untuk kemungkinan ke-x, periode t (CF) t = Nilai aliran kas yang diharapkan

(P)xt = Probabilitas kemungkinan aliran kas terjadi CV = Koefisien varians

NP = Nilai yang diharapkan

4. Pembiayaan Konvensional

a. Net Present Value (NPV)

Nilai bersih saat ini yang diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas yang keluar dan kas yang masuk tiap-tiap tahun dengan satu tingkat persentase bunga yang telah ditentukan sebelumnya. Persamaan yang digunakan:

( )

= ⎥⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + − = n t t t t i C B NPV 0 1 Keterangan :

NPV = Net Present Value

Bt = Keuntungan kotor proyek tahun ke-t

Ct = Pengeluaran kotor proyek tahun ke-t

n = Umur ekonomis proyek t = Tingkat bunga dalam persen

b. Benefit Cost Ratio (BCR)

(47)

( )

( )

= = < − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + − > − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + − = n t t t t t t n t t t t t t C B untuk i B C C B untuk i C B BCR 0 0 0 1 0 1

Kriteria yang diambil jika BCR >1 maka proyek diterima, BCR<1 maka proyek tidak dapat diterima sedangkan jika BCR=1 proyek tersebut berada pada titik impas, pada kondisi ini pemilik proyek tidak mendapatkan laba dari hasil usahanya dan tidak mengalami kerugian atas usaha yang dijalankannya.

c. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah suku bunga (i*) yang menyebabkan nilai NPV sama

dengan nol, sehingga nilai sekarang dari aliran uang tunai yang masuk sama dengan nilai sekarang dari nilai yang keluar. IRR dapat dinyatakan pula sebagai tingkat hasil atas investasi bersih. Persamaan IRR adalah sebagai berikut:

(

)

(

)

⎟⎟⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − − + = 2 1 2 1 1 1 NPV NPV i i NPV i IRR

Tingkat suku bunga i1 adalah tingkat suku bunga yang

menyebabkan NPV1 positif sedangkan i2 adalah tingkat suku bunga yang

menyebabkab NPV2 negatif . Kriteria IRR adalah tingkat suku bunga yang

berlaku (i) jika i* > i, maka proyek tersebut layak.

(48)

23 Dimana t adalah tahun proyek pada saat arus kas kumulatif (AKK) bernilai negatif dan t+1 adalah tahun proyek ketika AKK bernilai positif.

e. Break Even Point (BEP)

BEP adalah suatu analisa yang bertujuan untuk menemukan satu titik dimana pengeluaran sama dengan pendapatan. Hasil BEP akan menunjukkan besarnya pendapatan yang sama dengan pengeluaran atau dengan kata lain impas yaitu keadaan dimana tidak untung dan tidak rugi sehingga apabila lebih dari angka atau titik tersebut maka mulai mendapatkan keuntungan. Perumusan BEP dengan pendekatan biaya sama dengan pendapatan adalah sebagai berikut:

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = F V F Rp BEP 1 ) ( Keterangan : V = Biaya variabel F = Biaya tetap

5. Pembiayaan Syariah

a. Pembiayaan Mudharabah

(49)

Md ER Keuntungan= ×

% 100 × = Op Keuntungan Bank Nisbah Bank Nisbah Nasabah

Nisbah =100%−

Keterangan :

ER : Expected return (%)

Md : Modal yang dibutuhkan (Rp) Op : Omzet penjualan (Rp)

b. Pembiayaan Musyarakah

Pada pembiayaan musyarakah, bank dan nasabah sama-sama memiliki kontribusi dana modal. Pengembalian dana usaha dan porsi bagi hasil antara kedua pihak dilakukan sesuai dengan porsi modal yang ditanamkan (Zulkifli, 2003). Cara penghitungan penetapan nisbah bagi hasil pembiayaan musyarakah dapat dilihat dari rumus berikut:

PM Md ER Keuntungan= × ×

% 100 × = Op Keuntungan Bank Nisbah Bank Nisbah Nasabah

Nisbah =100%−

Keterangan :

ER : Expected return (%)

(50)

25 pembiayaan ini, bank menetapkan tingkat keuntungannya di muka, yang disebut dengan profit margin. Cara perhitungan harga jual dan fasilitas angsurannya dapat dilihat pada rumus berikut:

) (HBF PM t HBF

HJF = + × ×

) 12 ( × = t HJF A Keterangan :

A : Angsuran (Rp/bulan) HJF : Harga Jual Fasilitas (Rp) HBF : Harga Beli Fasilitas (Rp) PM : Profit margin (%)

t : Jangka waktu pembayaran (tahun)

F. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU

Widarmana (2002) membangun Sistem Penunjang Keputusan Pendirian Agroindustri Jahe yang diberi nama Ginger Xp. Paket program Ginger Xp

dirancang sebagai alat bantu bagi para pengambil keputusan dalam perencanaan pendirian agroindustri jahe khususnya investor dan pengusaha agroindustri. Model-model yang digunakan dalam SPK Ginger Xp ini mencakup model pemilihan lokasi, model produksi yang terdiri dari sub model analisa permintaan pasar dan sub model rencana produksi, model kebutuhan lahan serta model analisa kelayakan finansial agroindustri. Model finansial yang dibuat untuk menghitung nilai-nilai kriteria investasi yang meliputi NPV, BCR, IRR, PBP dan BEP. Analisa sensitivitas juga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan-perubahan unsur dalam aspek finansial dan ekonomi terpengaruh terhadap keputusan yang dipilih, analisa ini dilakukan dengan mensimulasikan beberapa skenario kemudian mencari kesimpulannya.

(51)

pengembangan agroindustri pala. Model yang digunakan adalah model pemilihan lokasi, model analisa prakiraan pasar, dan model analisa kelayakan finansial.

(52)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Saat ini hampir di semua bidang kehidupan manusia sudah memanfaatkan komputer, bukan hanya sebagai sarana informasi namun juga sebagai pendukung kegiatan sehari-hari. Pentingnya penggunaan komputer dalam kehidupan manusia bukan hanya karena fungsi dan kemampuannya tetapi juga karena kecepatan serta kemudahan penggunaannya. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan komputer di bidang industri, yaitu sebagai alat pendukung pengkajian tingkat kelayakan investasi suatu industri dan perencanaan pendirian industri. Kajian pendirian industri ini dapat diperhitungkan dengan lebih cepat, tepat dan mudah dengan menggunakan SPK.

Kajian sebelum pendirian suatu industri dibutuhkan dan harus dilakukan untuk meminimalkan resiko kesalahan pengambilan keputusan untuk mendirikan industri dan memaksimalkan pemanfaatan potensi yang tersedia. Aspek-aspek yang mempengaruhi pendirian suatu industri adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen operasi, dan aspek ekonomi serta finansial.

Pendirian suatu proyek industri dimulai dengan mengetahui dan memahami faktor-faktor dan parameter yang berpengaruh dalam keberhasilan proyek industri tersebut. Langkah selanjutnya adalah menganalisa dan memprakirakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang setelah proyek industri berjalan.

(53)

B. PENDEKATAN SISTEM

Sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen yang berada dalam keadaan yang saling berhubungan untuk suatu tujuan yang sama. Pendekatan sistem pada manajemen dirancang untuk memanfaatkan analisis ilmiah pada permasalahan organisasi dengan tujuan untuk pengembangan dan pengelolaan sistem operasi, dan perancangan sistem informasi untuk pengambilan keputusan (Suryadi dan Ramdhani, 2002).

Pendekatan sistem diartikan sebagai metode pengkajian permasalahan yang dimulai dengan analisis atau identifikasi kebutuhan yang kemudian dapat menghasilkan suatu sistem yang operasional. Operasi tersebut dianggap efisien, dimana kemungkinan akan dilakukannya kembali dari penentuan suatu gugus kebutuhan yang dapat diterima (Eriyatno, 1999).

Pendekatan sistem dimulai dari dua hal, yaitu : (1) mencari semua faktor penting yang ada dalam permasalahan untuk mendapatkan solusi yang baik, dan (2) model kuantitatif dibuat untuk membantu menghasilkan keputusan secara rasional (Eriyatno, 1999).

(54)

29 Analisa Kebutuhan

Formulasi masalah

Identifikasi sistem

Pemodelan sistem

Pembuatan program komputer

Verifikasi model

Evaluasi periodik Implementasi

Sesuai

Memuaskan tidak

tidak

ya ya Mulai

[image:54.612.233.440.96.613.2]

Selesai

(55)

C. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

Komponen-komponen atau pihak-pihak yang berpengaruh dalam SPK kelayakan investasi industri bahan bakar biodiesel berbahan baku biji jarak pagar adalah sebagai berikut:

a. Pengusaha perkebunan

- harga jual yang stabil dan layak - kelangsungan usahatani terjamin - peningkatan kesejahteraan b. Investor

- tingkat keuntungan tinggi - resiko investasi rendah - pengembalian modal cepat c. Konsumen

- kemudahan dalam memperoleh produk - harga yang stabil dan terjangkau - mutu produk yang sesuai dan stabil d. Pemerintah

- peningkatan kesejahteraan rakyat - memperluas kesempatan kerja - mendukung struktur ekonomi bangsa

D. IDENTIFIKASI SISTEM

(56)

31 1. Diagram lingkar sebab-akibat

Diagram lingkar sebab akibat memberikan gambaran hubungan antar komponen di dalam sistem perencanaan pendirian suatu industri. Diagram lingkar sebab akibat dapat dilihat pada Gambar 5.

2. Diagram input output

Diagram input output menggambarkan masukan dan keluaran dari model yang dikembangkan. Diagram input output dapat dilihat pada Gambar 6. Derajat Penetrasi Pasar Target Pasar Bahan baku Mesin dan Peralatan Tenaga Kerja Kapasitas

Produksi Produksi

Pendapatan Laba Kotor Investasi Potensi Pasar Biaya Kelayakan

Industri Pinjaman

[image:56.612.172.523.184.401.2]

Laba Bersih Pajak

Gambar 5. Diagram lingkar sebab akibat SPK pendirian industri

(57)

E. TATA LAKSANA 1. Perencanaan Sistem

a) Observasi Permasalahan

Tahap ini merupakan pengamatan terhadap permasalahan yang ada disertai dengan wawancara terhadap para pakar. Tahap observasi permasalahan ini dimaksudkan untuk mendeteksi dan mendalami

INPUT LINGKUNGAN

• Peraturan pemerintah • Kondisi ekonomi • Sosial budaya

OUTPUT TAK DIKEHENDAKI

• Tingkat permintaan rendah

• Investasi yang tidak efektif dan efisien INPUT TERKENDALI

• Mutu produk • Proses produksi • Volume produksi • Nilai investasi

OUTPUT DIKEHENDAKI

• Memberikan keuntungan

• Target pasar terpenuhi • Investasi yang efisien INPUT TAK TERKENDALI

• Keadaan alam

• Harga pasar untuk produk

[image:57.612.127.555.79.402.2]

• Pangsa pasar untuk produk MANAJEMEN PERENCANAAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK KELAYAKAN INVESTASI INDUSTRI

(58)

33 evaluasi proses transformasi, serta evaluasi terhadap sumber daya keluaran.

b) Pengumpulan Data dan Informasi

Metode pengambilan data dilakukan dengan kajian pustaka, survey lapangan dan wawancara. Kajian pustaka dilakukan untuk mempelajari teknik-teknik yang berhubungan dengan Sistem. Survey lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer seperti struktur biaya operasional, data pengeluaran dan penerimaan perusahaan. Sebagai studi kasus dilaksanakan pada perencanaan investasi industri bahan bakar biodiesel dari jarak pagar.

2. Analisa Sistem

Tahap lanjut pengamatan sistem dilanjutkan dengan proses analisis sistem untuk menguji sistem informasi yang sudah ada berikut lingkungannya. Dengan analisis sistem diharapkan akan diperoleh berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sistem.

Dari hasil analisa tersebut akan diperoleh berbagai alternatif untuk memecahkan masalah pada sistem yang sudah ada, apakah sistem informasi yang ada perlu diubah, dikembangkan, dibuat sistem yang sama sekali baru, atau bahkan tidak perlu dilakukan perubahan apa pun. Dalam analisa sistem, juga akan dikumpulkan informasi untuk menentukan pilihan apakah sistem yang baru dapat diperoleh dengan membeli atau dikembangkan sendiri yang disesuaikan dengan pertimbangan sumberdaya organisasi.

(59)

3. Perancangan sistem

Setelah observasi dan kajian pustaka, dapat dilakukan identifikasi berbagai hal yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang dilibatkan dalam sistem yang akan dirancang. Jika semua identifikasi kebutuhan telah terpenuhi serta data dan informasi diperoleh, kemudian dilakukan perancangan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan pelaku yang dilibatkan dalam sistem yang dirancang.

Proses perancangan sistem terdiri dari dua tahap, yang pertama yaitu tahap desain konseptual (conceptual design), pada tahap ini akan dirancang struktur sistem atau arsitektur secara keseluruhan dan gambaran yang lebih luas dari komponen-komponen sistem, tahap ini juga banyak disebut desain pendahuluan. Tujuan dari tahapan konseptual yaitu untuk menentukan berbagai alternatif pemenuhan kebutuhan pengguna sistem.

Tahap berikutnya adalah menyusun desain fisik atau biasa disebut juga desain detail, pada tahap ini kebutuhan-kebutuhan pengguna sistem yang tertuang dalam desain konseptual akan diterjemahkan ke dalam rumusan terinci yang nantinya akan digunakan untuk menyusun atau menguji program komputer pada saat implementasi sistem. Secara spesifik pada tahap ini yang dilakukan adalah menyusun desain input dan output dokumen, menentukan berbagai program komputer, pembuatan disain berbagai file, perancangan prosedur, serta pengendalian intern sistem yang baru.

4. Implementasi Sistem

(60)

35 keseluruhan. Microsoft Access 2002 digunakan sebagai format pangkalan data yang telah dirancang dengan CASE tools PowerDesigner 6.0

DataArchitect. Program instalasi disusun dengan bantuan WinRAR 3.11. Proses pelacakan kesalahan (debugging) dan pengujian program dilakukan setelah program selesai dibuat. Setelah seluruh rancang bangun sistem diimplementasikan, dibuat prosedur untuk menggabungkan seluruh data agar membentuk sistem (Sellers dan Edward, 1990).

5. Verifikasi Sistem

Verifikasi sistem dilakukan untuk menguji kesesuaian sistem dengan kebutuhan pengguna khususnya pengguna data dan laporan. Dibutuhkan data masukan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk dapat dilakukan verifikasi. Pengujian secara langsung merupakan pengujian terhadap keluaran sistem, jika data masukan sesuai maka dihasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Verifikasi sistem menentukan apakah model sistem yang dibuat sesuai dengan yang diinginkan dalam program komputer untuk memastikan tidak ada bug dan error ketika berbagai tipe data dimasukkan.

(61)

IV. PEMODELAN SISTEM

A. KONFIGURASI SISTEM

SPK untuk kelayakan investasi industri ini dirancang dalam bentuk perangkat lunak yang diberi nama INVESTPRO. SPK ini terdiri dari empat komponen utama yaitu :

1. Sistem Pengolahan Terpusat

Sistem pengolahan terpusat adalah bagian yang bertujuan untuk mengorganisasikan dan mengendalikan operasi perangkat lunak INVESTPRO secara menyeluruh. Sistem ini menerima input dari ketiga sistem lain, kemudian mendistribusikan output ke sistem yang membutuhkan dalam bentuk baku. Fungsi utamanya adalah sebagai penyangga untuk menjamin keterkaitan antar sistem.

2. Sistem Manajemen Basis Data

Sistem manajemen basis data memiliki fungsi sebagai pengelola basis data. Fungsi-fungsi tersebut meliputi penghapusan data, penambahan data dan pengeditan data. Data SPK INVESTPRO yang dikelola oleh sistem ini diantaranya adalah data permintaan produk, data harga produk, data konsumsi produk, data harga bahan baku, data statistik, data nilai kriteria lokasi industri, data bobot kriteria lokasi industri, data biaya, data asumsi keuangan untuk investasi dan data asumsi kondisi investasi.

3. Sistem Manajemen Basis Model

(62)

37 4. Sistem Manajemen Dialog

Sistem manajemen dialog adalah bagian dari sistem yang akan berkomunikasi langsung dengan pengguna atau user, fungsi utamanya adalah menerima input dan memberikan output yang dikehendaki pengguna. Sistem manajemen dialog pada perangkat lunak INVESTPRO diharapkan sangat bersahabat dengan pengguna (User Friendly) dan sederhana sehingga para pengguna tidak akan mengalami kesulitan dalam mengoperasikan perangkat lunak INVESTPRO. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dengan menggunakan tampilan yang menarik dan berbasis Windows.

Pengguna

Sistem Pengolahan Terpusat

Sistem Manajemen Basis Model Sistem Manajemen Basis Data

Model Prakiraan Pasar

Prakiraan Penawaran Pasar Prakiraan Permintaan Pasar Prakiraan Potensi Pasar Prakiraan Harga Bhn Baku

Kapasitas Produksi

Data Lokasi

Model Pemilihan Lokasi

Data Pasar

Data Keuangan Model Keuangan

[image:62.612.134.517.271.652.2]

Analisa Kelayakan Analisa resiko

(63)

B. KERANGKA MODEL SISTEM 1. Model Prakiraan Pasar

Sub model prakiraan pasar merupakan model yang digunakan untuk menghitung prakiraan jumlah permintaan suatu produk industri, jumlah penawaran produk, potensi pasar, ketersediaan bahan baku dan harga bahan baku untuk industri yang akan didirikan di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan prakiraan tersebut maka di dalam model ini dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode deret waktu untuk menentukan hubungan fungsional dari dua variabel tertentu untuk meramal perubahan dari variabel tersebut. Variabel–variabel yang digunakan untuk sub model analisis pasar ini antara lain variabel tahun dengan variabel jumlah permintaan pada tahun tersebut untuk peramalan permintaan, variabel tahun dengan variabel produksi pada tahun tersebut untuk prakiraan produksi, serta variabel tahun dengan variabel harga pada tahun tersebut untuk peramalan harga.

Untuk mendapatkan prakiraan pasar di masa yang akan datang maka yang dibutuhkan adalah data jumlah permintaan bahan bakar diesel, jumlah produksi dan permintaan bahan baku serta harga bahan baku selama beberapa tahun sebelumnya. Metode deret waktu kemudian akan menentukan persamaan garis yang sesuai dengan data historis tersebut lalu memplotkan satu atau lebih data yang merupakan prakiraan pada tahun yang diinginkan pengguna.

(64)

39 Supply Demand− = Potensi Keterangan :

Potensi = Potensi pasar produk pada tahun tertentu

Demand = Permintaan produk pada tahun tertentu Supply = Penawaran produk pada tahun tertentu

Keputusan yang dihasilkan dari model prakiraan pasar adalah kapasitas produksi, kapasitas produksi ini didasarkan potensi yang ada pada tahun prakiraan tertentu. Pengguna harus menentukan persentase potensi pasar yang diambil sebagai kapasitas produksi. Hasil keluaran dari kapasitas produksi ini akan digunakan sebagai masukan atau input bagi model keuangan, kapasitas yang ditentukan di model prakiraan pasar ini merupakan kapasitas maksimum pada perhitungan model keuangan. Perumusan secara lengkap dapat dilihat di bawah ini.

Potensi Dp

K = ×

Keterangan :

K = Kapasitas maksimum yang ditentukan (Kg) per tahun Dp = Derajat penetrasi pasar (%)

Potensi = Jumlah potensi pasar selama satu tahun

Pengujian ketiga sub model prakiraan yaitu prakiraan permintaan, prakiraan penawaran dan harga dilakukan dengan menggunakan suatu ukuran yaitu koefisien determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan persentase total dari total variasi yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang terbentuk, nilai ini berada di antara 1 dan 0. Persamaan untuk menghitung nilai koefisien determinasi dapat dilihat di bawah ini.

(65)

Keterangan:

Y = Variabel tidak bebas (yang diramalkan) X = Variabel bebas

b = Perubahan rata-rata Y terhadap perubahan per unit X n = Jumlah data

2. Model Pemilihan Lokasi

Sub model analisis lokasi merupakan model yang digunakan untuk menentukan daerah yang paling sesuai untuk dijadikan lokasi suatu industri tertentu. Hal ini dilakukan dengan membandingkan data lokasi untuk setiap daerah dengan data kriteria lokasi. Metode perhitungan yang digunakan untuk menentukan lokasi unggulan industri adalah Metode Perbandingan Eksponensial (MPE).

(66)

41 perhitungan dengan metode MPE. Nilai maksimum adalah 5 dan nilai terendah adalah 1, perinciannya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penilaian parameter

Nilai Keterangan

1 Kurang 2 Cukup 3 Sedang 4 Baik 5 Sesuai

b. Tingkat Kepentingan Parameter

[image:66.612.184.422.474.565.2]

Tingkat kepentingan untuk setiap parameter ditentukan berdasarkan penilaian pakar (expert judgement) sebagai responden untuk sistem ini. Responden untuk sistem ini bisa berasal dari kalangan akademisi atau peneliti yang dipilih berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya mengenai pendirian industri bahan bakar biodiesel. Responden memberikan jawaban dari kuisioner yang diberikan dengan memberikan nilai setiap parameter yang telah ditetapkan berdasarkan metode penilaian ordinal, nilai ordinal yang digunakan dibatasi antara 1 hingga 5 sedangkan perincian dari nilai tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat kepentingan (bobot) parameter

Bobot Keterangan

1 Kriteria tidak penting 2 Kriteria kurang penting

3 Kriteria cukup penting

4 Kriteria penting

5 Kriteria sangat penting

(67)

tingkat kepentingan parameter hasil perataan nilai berdasarkan kuisioner dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kisaran penilaian tingkat kepentingan parameter Nilai Hasil Kuisioner Bobot

4.2 < x ≤ 5.0 5 3.2 < x ≤ 4.2 4 2.6 < x ≤ 3.4 3 1.8 < x ≤ 2.6 2 1.0 < x ≤ 1.8 1

3. Model Keuangan

Sub model analisa keuangan berfungsi untuk menilai kelayakan suatu investasi industri dilihat dari aspek finansialnya. Kriteria yang umum digunakan untuk menilai tingkat kelayakan suatu industri antara lain: (1) BEP, (2) BCR, (3) NPV, (4) IRR, dan (5) PBP. Agar suatu proyek industri dapat dikatakan layak untuk dijalankan maka nilai dari masing-masing kriteria tersebut harus mencukupi batas minimal yang berarti proyek industri tersebut diperkirakan tidak akan mengalami kerugian di kemudian hari. Semakin jauh nilai kriteria dari nilai minimalnya maka proyek industri tersebut akan semakin menguntungkan.

Perhitungan nilai-nilai kriteria tingkat kelayakan investasi didapatkan berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dimasukkan sebelumnya. Asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam SPK INVESTPRO ini adalah Asumsi-asumsi modal investasi, asumsi biaya, dan asumsi kondisi investasi.

(68)

43

(

)

n S I SLNi = −

Keterangan :

SLNi = Nilai penyusutan tahun ke-i (Rp)

I = Nilai investasi mesin dan peralatan atau bangunan yang mengalami penyusutan (Rp)

S = Nilai sisa mesin atau bangunan pada akhir umur ekonomis (Rp) n = Umur proyek

Untuk modal yang bukan berupa aset perusahaan contohnya ialah biaya perizinan untuk mendirikan industri, modal jenis ini tidak memililki umur pakai dan tidak membutuhkan biaya perawatan karena bersifat langsung habis terpakai.

Jenis asumsi biaya juga terbagi menjadi dua macam yaitu biaya yang nilainya selalu tetap walaupun kapasitas produksi bertambah atau berkurang disebut Biaya Tetap (Fixed Cost) dan biaya yang nilainya dipengaruhi oleh besarnya kapasitas produksi pada tahun berjalan yang disebut Biaya Variabel (Variable Cost). Setelah seluruh parameter biaya dimasukkan maka dapat dihitung nilai kebutuhan modal kerja di awal periode industri. Kebutuhan modal kerja adalah dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan produksi awal setelah pabrik siap berproduksi, besarnya dana yang dibutuhkan ini dihitung berdasarkan biaya

Gambar

Tabel 2. Kandungan asam lemak pada minyak jarak pagar
Gambar 1. Neraca massa produksi minyak biodiesel dari biji jarak pagar (Jatropha curcas L.)
Gambar 2. Reaksi Esterifikasi dan Transesterifikasi
Gambar 3. Struktur dasar SPK (Turban, 1990)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang mempunyai suhu lebih rendah dalam suatu medium atau antara medium-medium yang lain yang berhubungan... Persamaan

Penelitian dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah pada bulan Februari hingga Juni 2017. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi

kecamatan di wilayah Kabupaten Sumba Timur. Data karakteristik wilayah pendayagunaan sumber daya air yang terdiri atas potensi sumber air, IPA, jumlah penduduk, sawah,

Jadi dalam penelitian ini peneliti akan meneliti kekhususan dari subyek peneliti, terutama upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kesadaran beribadah

Kepemimpinan adalah kemampuan seorang PNS untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok (khusus untuk PNS yang

Jika dilihat dari konsep pemupukan (5T) yaitu: tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis, tepat cara, dan tepat kualitas dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa petani belum

♦ Secara umum prinsip dasar dalam jaringan computer adalah proses pengiriman data atau informasi dari pengirim ke penerima melalui suatu2. media komunikasi tertentu yang