ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SEQIP SISWA KELAS V SDN 3 TULUNGAGUNG KECAMATAN GADINGREJO
OLEH
JAHIDI MAHFUDDIN
Dalam setiap proses pembelajaran tentu harus ada perubahan dan peningkatan baik secara kognitif,afektif dan psikomotorik. Di SDN 3 Tulungagung sebagian siswa kehilangan hasrat untuk belajar mata pelajaran IPA, karena pelajaran ini di anggap kurang menarik dan sulit di pelajari. Ketidakterkaitan tersebut dapat menyebabkan hasil yang ingin di capai akan rendah. Pembelajaran IPA di SDN 3 Tulungagung selama ini cenderung momoton, kurang melibatkan siswa sehingga siswa merasa bosan dan malas untuk mempelajari IPA. Oleh sebab itu perlu dilakukan inovasi pembelajaran melalui PTK, dengan tujuan meningkatan keterlibatan/partisipasi siswa dalam setiap proses pembelajaran terutama dalam kegiatan praktik dalam mata pelajaran IPA, meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA di SDN 3 Tulungagung akan meningkat sesuai dengan harapan sekolah, serta meningkatkan nilai psikomotor siswa dalam melakukan praktik IPA.
i
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SEQIP SISWA KELAS V SDN 3 TULUNGAGUNG KECAMATAN
GADINGREJO PRINGSEWU T.P.2009 / 2010
Oleh
JAHIDI MAHFUDDIN NPM. O713056209
PJJ S 1 - PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ii
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SEQIP SISWA KELAS V SDN 3 TULUNGAGUNG KECAMATAN
GADINGREJO PRINGSEWU T.P.2009 / 2010
Oleh
JAHIDI MAHFUDDIN
Elektronik Tugas Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penetapan Waktu dan Kelas Penelitian
Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang ada di SDN 3 Tulungagung Kecamatan
Gadingrejo, serta diskusi dengan observer maka di tetapkan kelas V semester II tempat yang
akan dijadikan sebagai penelitian. Jumlah siswa yang ada di kelas V berjumlah 38 siswa
yang terdiri dari 25 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Adapun penelitian ini di
laksnakan dari tanggal 9–19 Pebruari 2010, sehingga jumlah pertemuan dari siklus I – II
sebanyak 4 pertemuan.
Tabel 1. Jadwal pembelajaran/pertemuan Kelas V SDN 3 Tulungagung
Hari Jam Siklus
I II
Selasa 07.30 – 08.40 9-2-2010 16-2-2010
Jumat 07.30 – 08.40 12-2-2010 19-2-2010
B. Penyiapan Perangkat Pengajaran.
Adapun perangkat pengajaran sudah di siapkan dari bulan Januari 2010, yang meliputi
silabus, RPP, serta buku panduan dan LKS yang mendukung, instrument observasi siswa dan
guru. Pembuatan pearngkat pengajaran ini di buat oleh peneliti serta serta guru mitra
C. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini telah dilakukan dengan beberapa aspek, diantaranya diskusi dan Tanya
jawab yang di kembangkan dengan kegiatan praktik/percobaan di laboratorium/kelas, dalam
hal ini yang di kembangkan adalah metode/model SEQIP dan pembahasan hasil praktik oleh
siswa di lakukan melalui presentasi serta latihan soal yang di jadikan sebagai umpan balik
setiap berakhirnya siklus, dimana ini dilakukan guna mengkaji pencapaian belajar siswa dan
sebagai acuan dalam melaksanakan siklus berikutnya juga sebagai perbaikan.
Hasil pengamatan/observasi selama proses pembelajaran pada setiap siklus dapat di lihat
pada tebel di bawah ini :
Tabel 2. Hasil pengamatan/observasi aktivitas anak dalam pembelajaran Diskusi
No
Aspek Aktivitas
Siklus
I II
Jumlah % Jumlah %
1 Bertanya pada guru 13 34,21 10 26,32
2 Menjawab pertanyaan guru 14 36,84 12 31,58
3 Memberikan pendapat 13 34,21 19 50,00
4 Aktif dalam diskusi 26 68,42 30 78,95
5 Ketepatan mengumpulkan tugas 33 86,84 35 92,11
Tabel 3. Hasil pelaksanaan pembelajaran dengan praktik/percobaan dari 12 resoponden yang menjawab posistif.
Pointer Siklus
I II
Jumlah (org) % Jumlah (org ) %
1 2 16,67 5 41,67
2 5 41,67 6 50,00
3 6 50,00 9 75,00
4 3 25,00 6 50,00
5 4 33,33 5 41,67
6 2 16,67 10 83.33
7 3 25,00 9 75,00
Dari 12 responden ternyata pada siklus I,II rata-rata siswa memberikan pendapat dan saran
yang sama yaitu agar pembelajaran yang telaj di laksanakan agar dapat di kembangkan lagi
Bila di lihat dari semua aktivitas siswa pada saat pembelajaran, maka data yang diperoleh menunjukkan peningkatan kategori aktivitas “ sangat baik ” ini di tunjukan dari siklus kesiklus, ini dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Presentase aktivitas siswa pada pembelajaran
Dari hasil penelitian dan aktivitas siswa pada saat praktik/nilai psikomotor dapat di
Lihat pada gambar dibawah ini
Gambar 2. Rerata nilai hasil belajar siswa nilai psikomotor/aktivitas praktik
Tabel 4 . Presentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar serta kriteria keberhasilan tindakan / nilai kognitif
Nilai
Siklus
I II
P
erse
n
tase
sis
wa
N
. H
as
il
B
el
&
Ps
iko
m
o
Jumlah
(org)
% Jumlah (org) %
< 60,00 13 34,21 7 18,42
60 – 69,90 10 26,32 14 36,84
≥70,00 15 39,47 17 44,74
Rata-rata 65,30 68,60
Tabel 5. Persentase siswa yang mencapai keberhasilan tindakan bila di lihat dari aktivitas/psikomotor.
Nilai Siklus
I II
Jumlah (org) % Jumlah (org) %
< 60,00 0 0 0 0
60 – 69,90 4 10,53 2 5,26
≥70,00 34 89,47 36 94,74
Rata-rata 75,21 80,21
Pelaksanaan siklus I di laksanakan selama 2 x 2 x 35 menit atau dua kali pertemuan. Adapun
materi yang di ajarakan pada proses pembelajaran adalah tentang energi (energi kinetic )
Materi di sajikan dalam bentuk praktik dengan mengguakan model SEQIP dengan alat-alat
KIT yang ada, diskusi, presentasi, dn latihan soal. Praktik di laksanakan pada siklus I
sebanyak 2 kali praktik / percobaan.
Selanjutnya dari hasil observasi pada siklus I, maka di dapatkan data tentang aktivitas siswa
pada pembelajaran (lihat tabel 2) yang terdiri dari mengajukan pertanyaan 13 siswa atau
34,21%, menjawab pertanyaan 14 siswa atau 36,84%, serta yang memberikan pendapat 13
siswa atau 34,21%, sedangkan yang aktif dalam diskusi 26 siswa atau 68,42 %, sedangkan
ketepatan di dalam mengumpulkan tugas sebanyak 33 siswa atau sebesar 86,84 %.
Berdasarkan dengan data tersebut diatas, pada siklus I menunjukkan bahwa siswa sudah
cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran dalam metode penelitian ini. Selajutnya bila
dilihat dari ketetapatan siswa di dalam mengumpulkan tugas terutama PR yang di berikan
oleh guru menunjukkan adanya peningkatan minat dan motivasi belajar siswa sangat tinggi.
Selanjutnya bila dilihat dari segi aktivitas secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa baru
26,32% siswa/10 orang yang memiliki aktivitas yang sangat baik (lihat gambar 1 ). Demikian
pula dari aktivitas bertanya, menjawab pertanyaan serta aktif dalam memberikan pendapat ini
belum menunjukkan hasil yang maksimal, karena masih ada di bawah 60 % (tabel 2). Dari
kesemuanya itu di sebabkan karena siswa masih belum terbiasa belajar melalui metode
pembelajaran dengan model yang bervariasi baik itu praktik/percobaan, diskusi, presentasi
dan latihan, ini bisa dilihat dari bebarapa siswa masih ada yang ragu dan sungkan untuk
melaksanakan praktik serta mendiskusikan hasilnya.
Setelah kegiatan dan proses pembelajaran pada siklus I selesai, selanjutnya pada akhir siklus
di lakukan tes formatif/kognitif, di mana tujuannya untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menyerap pelajara yang di serap atau di bahas. Hasil dari tes formatif pada siklus I di
peroleh nilai rata-rata 65,30 (lihat gambar 2) dan siswa yang memenuhi kriteri dari KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah (nilai ≥ 60,00) sebanyak 25 orang atau 65,79% (lihat tabel 4). Selanjutnya bila di lihat dari ketuntasan secara klasikal, maka hasil tindakan yang di
bawah 80 %. Selanjutnya nilai yang di peroleh pada siklus I ini belum memenuhi indicator
keberhasilan dari tindakan yang di inginkan secara maksmial., yaitu di peroleh dari semua
siswa mencapai 80 % hingga semua siswa memperoleh nilai ≥ 70,00. Selanjutnya bila kita
lihat pada hasilk evaluasi yang di capai )lihat tabel 4) hanya 39,47 % siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70,00. Tapi bila di lihat dari nilai psikomotor atau aktivitas pada kegiatan praktik (lihat tabel 5) maka menunjukkan bahwa pada siklus I telah standar yang di tentukan sudah terpenuhi, yaitu 89,47 %, siswa memperoleh nilai psikomotor ≥ 70,00, ini menunjukkan bahwa praktik dengan menggunakan model SEQIP dapat memotivasi siswa
dan dapat membangkitkan minat siswa di dalam mempelajari pelajaran IPA, dengan
menggunakan alat-alat KIT dalam metode atau model SEQIP.
Bila dilihat dari pembahasaan diatas, factor yang menyebabkan ketidak tercapaian indicator
yang dilihat dari nilai kognitif, adalah kurang maksimal dengan metode yang dilaksanakan
dalam pembelajaran. Dari ketidak tercapaian dari siswa 38 , ada 13 siswa yang mendapat
nilai di bawah 60,00 sementara yang 15 siswa memperoleh nilai > 70,00.
Selanjutnya berdasarkan hasil dari observasi, dan refleksi pada siklus I, ketidaktercapian
diatas disebabkan karena.
1. Peneliti khususnya guru belum berperan secara maksimal sebagai falitator di dalam
pembelajaran tesebut, dimana guru masih mendominasi ketika pembelajaran berlangsung
Alat praktik yang di buat oleh siswa terkadang belum benar atau tidak baik, sehingga
akan mengganggu untuk langkah praktik selanjutnya.
2. Persiapan dari guru untuk melakukan kegiatan praktik terkadang masih belum matang
3. Ketika siswa mengalami kesulitan didalam praktik terkadang tidak terpantau oleh guru
4. Siswa terkadang didalam praktik masih belum semagat ini di mulai ketika guru membuka
kegiatan praktik kuirang menarik
5. Waktu yang di gunakan dalam praktik kurang maksimal
6. Guru di dalam memberikan penjelasan praktik kurang konkret tentang yang akan
dipraktikkan.
Bila kita lihat dari hasil evaluasi aktivitas yang di lakukan serta hasil belajar yang dim
peroleh pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan didalam melaksanakan siklus ke II yang
akan di laksanakan berikutnya. Diantara yang akan di perbaiki pada siklus kedua ini di
antaranya adalah dengan cara memotivasi siswa dan membuat siswa tertarik pada
Siklus II
Pada siklus II ini materi yang di ajarkan adalah energi panas, proses pembelajarannya sama
dengan pembelajaran pada siklus I, dengan adanya perbaikan dari tehnik pembelajaran
seperti yang di hasilkan pada refleksi dari siklus I, praktik yang di laksnakan pada siklus II,
sama dengan siklus I. Selanjutnya berdasarkan hasil dari observasi yang di lakukan di siklus
II, diperoleh data tentan aktivitas siswa pada pembelajaran. (lihat tabel 2) yang terdiri dari
yang mengajukan pertanyaan 10 siswa atau sebesar 26,32%, yang menjawab pertanyaan guru
12 siswa atau sebesar 31,58%, yang memberikan pendapat/presentasi hasil darit praktik 19
siswa atau sebesar 50,00%, yang baktif dalam diskusi 30 siswa atau sebesar 78,95%,
sedangkan ketepatan dalam mengumpulkan tugas/PR sebanyak 35 siswa atau sebesar
92,11%. Dari data tersebut di dapat , ternyata pada siklus II ini hamper sama pad siklus I,
yaitu siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran atau praktik yang di
laksanakan, ini bila di lihat dari siswa di dalam mengumpulkan atau ketepatan di dalam
mengumpulkan tugas, ini menunjkan adanya minat serta motivasi belajar dari siswa sangat
tinggi.
Hingga secara keseluruhan, siswa yang memiliki aktivitas yang sangat baik pada siklus II
baru mencapai 14 orang atau sebesar 36,84% (lihat gambit 1). Begitu pula dari aktivitas
bertanya, menjawab pertanyaan, serta aktif memberikan pendapat belum menunjukkan hasil
yang maksimal, dari perolehannya masih di bawah 60,00 % dari 2 kali pertemuan
pembelajaran di kelas (lihat tabel 2) Ini di sebabkan masih belum yaklinnya siswa dengan
pembelajaran melalui yang dilaksanakan melalui mode pembelajaran yang bervariasi, baik
praktik, diskusi, presentasi serta latihan. Oleh sebab itu untuk meningkatkan minat dan
motivasi belajar siswa agar yakin betul dengan pembelajaran yang di kembangkan, maka
pada siklus ke II ini masih perlu di adakannya bimbingan dari guru tentang materi yang akan
dipraktikkan. Bila di bandingkan dengan kegiatan aktivitas siswa pada siklus I, maka pada
siklus ke II ini terjadinya peningkatan aktivitas kategori “sangat baik” sebesar 10,52% (lihat
gambar 1) yang dibuktikan dengan adanya perubahan motivasi dan minat siswa terhadap
mata pelajaran IPA setelah siswa menjalani proses pembelajaran dengan praktik dengan
Selanjutnya pada akhir siklus II, di teruskan dengan melakukan tes formatif/kognitif guna
untuk mengetahui tentang kemampuan siswa di dalam menerima dan menyerap pelajaran
yang telah dibahas. Selanjutnya dari hasil tes formatif tersebut di peroleh nilai dengan
rata-rata sebesar 68,60% (lihat gambar 2) dari jumlah siswa yang memenuhi criteria ketuntasan
belajar / KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah dengan nilai ≥ 60,00 sebanyak 31 siswa
atau sebesar 81,58 % (lihat tabel 4 ).
Di lihat dari segi ketuntasan belajar / KKM yang telah di tetapkan oleh sekolah, maka hasil
yang di tunjukan pada siklus II ini telah menunjukkan adanya keberhasilan yang memuaskan,
tapi bila dilihat dari criteria keberhasilan tindakan, dari hasil nilai belajar yang di hasilkan
pada siklus II masih belum mencapai hasil yang di inginkan yaitu sebesar 80 % siswa yang yang memperoleh nilai ≥ 70,00. Walaupun hasil ini belum memuaskan untuk memenuhi indicator keberhasilan dari tindakan, akan tetati bila dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil
belajar yang di capai pada siklus I, pada kegiatan siklkus II ini telah mengalami peningkatan
sebesar 3,30 %.
Selanjutnya bila di lihat dari nilai psikomotor atau aktivitas yang telah di lakukan oleh siswa
pada kegiatan praktik (lihat tabel 5) telah menunjukan bahwa pada siklus II sama dengan
siklus I, yaitu kriteria keberhasilan tindakan sudah terpenuhi yaitu sebesar 94,74%, ini
terlihat dari siswa yang memperoleh nilai ≥ 70,00, jika di bandingkan dengan nilai
psikomotor yang telah di capai oleh siswa pada siklus I, maka pada siklus II ini mengalami
Bila di lihat dari hasil observasi serta refleksi yang telah di lakukan oleh peneliti dan
observer, ternyata pada siklus II masih memiliki kelemahan dalam pembelajaran, antara lain :
1. Ketersediannya waktu yang terkadang tidak maksimal
2. Pantauan guru yang masih kurang maksimal, terhadap siswa yang mengalami kesulitan
dalam kegiatan praktik
3. Guru masih kurang memberikan motivasi serta minat belajar kepada siswa
4. Materi yang di terima oleh siswa terkadang sulit untuk di terima , itu di sebabkan karena
gaya bahasa guru terkadang terlalu formal.
5. Tidak maksimalnya guru di dalam memberikan bimbingan tentang materi atau pelajaran
yang akan di praktikkan.
Hasil belajar bisa meningkat dan indicator keberhasilan tindakan tercapai diperlukan adanya
perbaikan serta pengelolaan di dalam proses pembelajaran dan praktik, ini dilakukan dengan
cara menekankan pada keaktifan siswauntuk memahami tentang materi yang di bahas baik
itu dilakukan secara mandiri ataupun dengan kelompok.
Dengan hasil yang di peroleh pada siklus II ini, berarti indicator keberhasilan dari tindakan
tentunya sudah tercapai, bila di tinjau dari segi peningkatan hasil belajar serta aktivitas siswa
dari siklus kesiklus. Demikian pula bila di lihat dari nilai psikomotor atau aktivitas siswa
pada kegiatan praktik (lihat tabel 5) menunjukkan bahwa pada siklus II, yaitu criteria
keberhasilan tindakan sudah terpenuhi sebesar 97,37%, siswa yang memperoleh nilai
psikomotor ≥ 70,00, jika di bandingkan dengan nilai psikomotor pada siklus I, maka pada
siklus ke II ini mengalami peningkatan sebesar 6,37 %
Oleh sebab itu dalam pembelajaran selanjutnya utuk menerapkan metode dan teknik dalam
pembelajaran sebagaimana penelitian ini, hendaknya guru perlu memperbaiki dari beberapa
Secara keseluruhan, dapat di katakana bahwa pengembangan pembelajaran melalui penerapan metode dengan model Seqip dapat menumbuhkan motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran maupun dalam praktik dapat di tingkatkan (lihat gambar 1 dan 2), di mana dalam gemabar terebut menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan baik dalam aktivitas siswa dalam
pembelajaran kategori “ sangat baik ” , aktivitas siswa dalam praktik atau keterampilan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan e-TA yang berjudul Menigkatka Hasil Belajar IPA Melalui Metode Model Seqip Kelas V SDN 3 Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo Kab. Pringsewu.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penyusunan laporan e-TA ini tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Dekan FKIP UNILA
2. Bapak Drs. Danial Achmad, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
3. Bapak Drs. Sunyono, M. Si., Selaku Dosen Pembimbing dalam Penelitian
Tindakan Kelas dan Penyusunan e- TA.
4. Bapak Dr. Edi Suyanto, M.Pd., Selaku Dosen Pembahas dalam Penelitian
Tindakan Kelas.
5. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., Selaku Ketua Pelaksana Program S 1 PJJ PGSD
Universitas Lampung.
6. Staf dan Dosen FKIP UNILA
7. Kepala sekolah dan guru SDN 3 Tulungagung, yang telah memberikan tempat
dan bimbingan dalam pelaksanaan PTK dan e-TA.
8. Orang tua, istri dan anak-anak yang telah banyak memberikan dukungan.
9. Kawan-kawan seperjuangan dan semua pihak yang telah memberikan bantuan
Semoga segala bantuan yang telah di berikan kepada penulis mendapat imbalan dari
Allah SWT, dan akhirnya penulis berharap laporan e-TA ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.
Tulungagung, Juni 2010
Penulis
Selanjutnya berdasarkan hasil dari observasi, dan refleksi pada siklus I, ketidaktercapian
diatas disebabkan karena.
1. Peneliti khususnya guru belum berperan secara maksimal sebagai falitator di dalam
pembelajaran tesebut, dimana guru masih mendominasi ketika pembelajaran berlangsung
Alat praktik yang di buat oleh siswa terkadang belum benar atau tidak baik, sehingga
akan mengganggu untuk langkah praktik selanjutnya.
2. Persiapan dari guru untuk melakukan kegiatan praktik terkadang masih belum matang
3. Ketika siswa mengalami kesulitan didalam praktik terkadang tidak terpantau oleh guru
4. Siswa terkadang didalam praktik masih belum semagat ini di mulai ketika guru membuka
kegiatan praktik kuirang menarik
5. Waktu yang di gunakan dalam praktik kurang maksimal
6. Guru di dalam memberikan penjelasan praktik kurang konkret tentang yang akan
dipraktikkan.
7. Bahasa yang di gunakan oleh guru terkadang kurang dapat di terima oleh siswa.
Bila kita lihat dari hasil evaluasi aktivitas yang di lakukan serta hasil belajar yang dim
peroleh pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan didalam melaksanakan siklus ke II yang
akan di laksanakan berikutnya. Diantara yang akan di perbaiki pada siklus kedua ini di
antaranya adalah dengan cara memotivasi siswa dan membuat siswa tertarik pada
KELEMAHAN SIKLUS II
Bila di lihat dari hasil observasi serta refleksi yang telah di lakukan oleh peneliti dan
observer, ternyata pada siklus II masih memiliki kelemahan dalam pembelajaran, antara lain :
1. Ketersediannya waktu yang terkadang tidak maksimal
2. Pantauan guru yang masih kurang maksimal, terhadap siswa yang mengalami kesulitan
dalam kegiatan praktik
3. Guru masih kurang memberikan motivasi serta minat belajar kepada siswa
4. Materi yang di terima oleh siswa terkadang sulit untuk di terima , itu di sebabkan karena
gaya bahasa guru terkadang terlalu formal.
5. Tidak maksimalnya guru di dalam memberikan bimbingan tentang materi atau pelajaran
yang akan di praktikkan.
Hasil belajar bisa meningkat dan indicator keberhasilan tindakan tercapai diperlukan adanya
perbaikan serta pengelolaan di dalam proses pembelajaran dan praktik, ini dilakukan dengan
cara menekankan pada keaktifan siswauntuk memahami tentang materi yang di bahas baik
itu dilakukan secara mandiri ataupun dengan kelompok.
Dengan hasil yang di peroleh pada siklus II ini, berarti indicator keberhasilan dari tindakan
tentunya sudah tercapai, bila di tinjau dari segi peningkatan hasil belajar serta aktivitas siswa
dari siklus kesiklus. Demikian pula bila di lihat dari nilai psikomotor atau aktivitas siswa
pada kegiatan praktik (lihat tabel 5) menunjukkan bahwa pada siklus II, yaitu criteria
keberhasilan tindakan sudah terpenuhi sebesar 97,37%, siswa yang memperoleh nilai
psikomotor ≥ 70,00, jika di bandingkan dengan nilai psikomotor pada siklus I, maka pada
siklus ke II ini mengalami peningkatan sebesar 6,37 %
Oleh sebab itu dalam pembelajaran selanjutnya utuk menerapkan metode dan teknik dalam
pembelajaran sebagaimana penelitian ini, hendaknya guru perlu memperbaiki dari beberapa
Secara keseluruhan, dapat di katakana bahwa pengembangan pembelajaran melalui
penerapan metode dengan model Seqip dapat menumbuhkan motivasi dan minat siswa dalam
pembelajaran maupun dalam praktik dapat di tingkatkan (lihat gambar 1 dan 2), di mana
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang di dapat dari penelitian yang di laksanakan di SDN 3 Tulungagung
Kecamatan Gadingrejo serta pembahasan dengan observer maka dapat disimpulkan
bahwa.“Pembelajaran dengan menggunkan model Seqip dapat meningkatkan hasil belajar
IPA pada siswa kelas V SDN 3 Tulunagung, yang di tunjukan dengan adanya peningkatan hasil tes siswa, aktivitas belajar, dan keterampilan siswa dari siklus I kesiklus II ”
B. Saran
Dari 2 siklus yang peneliti telah di laksanakan, penerapan model Seqip tentunya dapat di
jadikan salah satu cara yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa, akan tetapi ada bebarapa
hal yang peneliti perlu sarankan :
Guru
a. Guru harus bisa memberikan bimbingan dan pengawasan ketika siswa sedang melakukan
praktik atau percobaan terutama dalam hal menggunakan alat-alat praktik
b. Apabila alat yang digunakan dalam praktik tidak ada sebisa mungkin menggunakan alat
yang ada disekitar kita.
Pihak Sekolah
a. Alat-alat pembelajaran yang digunakan dalam praktik hendknya sekolah harus
menyediakan demi pembelajaran siswa dan guru
b. Jika alat yang gunakan untuk praktik sudah ada atau di siapkan oleh sekolah, maka guru
akan lebih mudah untuk melaksanakan praktik.
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam proses pendidikan di
sekolah. Proses belajar yang dialami oleh siswa ditandai dengan terjadinya suatu perubahan
perilaku dalam diri siswa baik dalam aspek kognitif, afektif serta psikomotor yang tercermin
dalam proses belajar siswa, sehingga akan menentukan berhasil dan tidaknya dalam
pencapian tujuan pembelajaran.
Di SDN 3 Tulungagung sebagian siswa kehilangan hasrat untuk belajar mata pelajaran IPA,
karena dianggap kurang menarik dan sulit dipelajari. Ketidak tertarikan tersebut dapat
menyebabkan hasil yang di capai akan rendah. Turunnya peningkatan hasil belajar mata
pelajaran IPA di SDN 3 Tulungagung dapat diatasi melalui jalinan emosional yang baik
antara guru dan murid. Hubungan yang berupa jalinan persahabatan akan memungkinkan
siswa lebih mudah meningkatkan kemampuan intelektualnya, dalam iklim belajar yang
diwarnai dengan bangkitnya kembali minat siswa, adanya keterlibatan penuh, serta
terciptanya makna pemahaman, penguasaan materi yang dipelajari, serta nilai yang dapat
membahagiakan diri murid.
Pembelajaran IPA di SDN 3 Tulungagung selama ini cenderung monoton, kurang melibatkan
siswa sehingga siswa merasa bosan dan malas untuk mempelajari IPA. Kecenderungan guru mengajar tanpa basa–basi dalam menyampaikan materi terlalu serius, sehingga pembelajarannya terkesan hanya guru yang aktif. Sehingga siswa hanya menjadi pendengar
saja dan pada akhirnya hasil pembelajaran IPA pun di bawah standar.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa rendahnya peningkatan hasil belajar pada
mata pelajaran IPA di SDN 3 Tulungagung dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu, (1)
penyampaian mata pelajaran IPA oleh guru kurang melibatkan siswa untuk berperan aktif
dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa jenuh karena hanya di jejali dengan informasi–
pengalaman langsung di dalam mengamati dalam suatu perubahan. (3) Guru dalam
memberikan materi pelajaran kurang bervariasi dan tidak inovatif, sehingga membosankan
dan tidak menarik minat siswa.
Berdasarkan hasil diskusi guru dan observer di SDN 3 Tulungagung di sepakti bahwa untuk
meningkatkan hasil pembelajaran IPA, maka di perlukan strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan adanya perbaikan dan hasil dari pembelajaran tersebut. Strategi pembelajaran
yang akan di gunakan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan keterampilan melalui
model SEQIP (Science Education Quality Improvement Project) atau suatu proyek
peningkatan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), ini merupakan proyek bilateral Indonesia–Jerman yang bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah dasar, dengan menekankan penggunaan strategi dan model pembelajaran yang interaktif
dengan berbagai sumber belajar. Model dan pola SEQIP di rancang untuk pembelajaran IPA,
agar guru dapat mempersiapkan pembelajaran dengan mudah dan lebih tepat serta dapat
melaksanakan secara optimal sehingga tercipta situasi pembelajaran IPA yang
menyenangkan, aktif, kreatif, dan efektif ( BIPAG, kelas V, oleh tim SEQIP, 2005 )
Model SEQIP merupakan salah satu pendekatan yang sangat di anjurkan dalam kurikulum,
di mana dalam pembelajaran harus adanya perubahan dan peningkatan baik secara kognitif,
afektif dan psikomotorik. Untuk itu penulis bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas
RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah,“ apakah dengan penerapan pembelajaran model SEQIP dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok energi dari siklus ke siklus”. Hasil belajar yang menjadi fokus penelitian adalah partisipasi siswa, prestasi, dan psikomotor.
B. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas yang ingin di capai
adalah :
a Meningkatan keterlibatan/partisipasi siswa dalam setiap proses pembelajaran terutama
dalam kegiatan praktik praktik dalam mata pelajaran IPA
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA di SDN 3
Tulungagung akan meningkat sesuai dengan harapan sekolah
c. Meningkatkan nilai psikomotor siswa dalam melakukan praktik IPA.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya hasil penelitian tindakan kelas di harapkan dapat memberi manfaat bagi :
1. Siswa
- Siswa dapat mengikuti pembelajaran IPA dengan baik. - Dapat mempraktikan materi IPA melalui alat bantu
Dengan adanya penelitian guru di harapkan lebih memahami akan manfaat di gunakannya
model SEQIP di dalam pembelajaran yang lebih maksimal, dalam melaksanakan
praktik-praktik dan percobaan yang di lakukan oleh guru dan siswanya, sehingga di harapkan guru
menjadi lebih kreatif serta mencari metode yang tepat sesuai dengan pembelajaran yang ada
dalam kurikulum.
3. Bagi sekolah
a. Dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi penyelenggaraan pendidikan
dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di SDN 3 Tulungagung
b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka peningkatan mutu khususunya mata
LEMBAR KEGIATAN SISWA ( LKS ) ( siklus I )
Pertemuan I
A. Tujuan
1. Dapat membuktikan pergerakan benda yang bergerak
2. Adanya energi terhadap benda yang bergerak
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan terdiri dari :
C. Langkah kegiatan2 buah roda
Kaleng susu bekas, pemukul kaya/bambu
Pendorong pegangan /bambu, serta karet gelang 1. Pasanglah 2 buah roda pada as.
2. Pemukul di ikatkan pada pegangan pendorong
3. Ikatkan pengangan dengan karet gelang
No Pertanyaan Jawaban
1 Energi apa yang terjadi pada roda mainan 2 Dari manakah asal bunyi pada roda mainan
3 Bagi manakah jika mainan tersebut tidak digerakan 4 Energi apa yang menyebabkan timbulnya bunyi
pada roda mainan
5 Disebut energi apakah yang dimiliki bendabergerak
D. Kesimpulan
a. ……….
………. ………. ………. ………. a. ………
……….
……….
LEMBAR KEGIATAN SISWA ( LKS ) ( siklus I )
Pertemuan II
B. Tujuan
1. Dapat membuktikan tentang benda yang bergerak
2. Benda yang bergerak di sebabkan adanya energi kinetik
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan terdiri dari :
2 buah roda
Kaleng susu bekas, pemukul kaya/bambu
Pendorong pegangan /bamboo, serta karet gelang
C. Langkah kegiatan
1. Pasanglah 2 buah roda pada as.
2. Pemukul di ikatkan pada pegangan pendorong
3. Ikatkan pengangan dengan karet gelang
No Pertanyaan Jawaban
1 Energi apa yang terjadi pada roda mainan 2 Dari manakah asal bunyi pada roda mainan
3 Bagi manakah jika mainan tersebut tidak digerakan 4 Energi apa yang menyebabkan timbulnya bunyi
pada roda mainan
5 Disebut energi apakah yang dimiliki bendabergerak
D. Kesimpulan
a. ……….
……….
……….
………. Kelompok :………..
1……… 2……… 3………. 4………. 4………. 5………. 6……….
Soal tertulis Siklus I
1. Energi yang digunakan untuk menghidupakn TV dan radio adalah…………. a. Energi angina b. Energi listrik
b. Energi panas c. Energi cahaya
2. Di bawah ini yang bukan merupakan sumber energi adalah ……… a. Angin b. Matahari
b. Bahan baker c. Batu
3. Air dalam bendungan adalah contoh energi ……… a. Motor listrik b. Potensial
b. Gerak d. Kinetik.
4. Energi listrik berubah menjadi energi gerak pada ………. a.Motor listrik b. Aki
c. Setrika listrik d. Batu batre
5. Benda yang bergerak dengan sendirinya di sebabkan karena energi……… a. Listrik b. Kinetik
b. Panas d. pegas
6. Bila roda mainan digerakan maka akan menimbulkan……….. a. Panas b. Bunyi
c. Magnet d. Listrik
7. Jika roda mainan tidak di dorong maka tidak akan menimbulkan………… a. Bunyi b. Ledakan
c. Listrik d. Panas
8. Yang menimbulkan bunyi pada roda mainan adalah………..
b. Listrik b. Pemukul c. Karet d. Roda
9. Energi potensial dapat berubah menjadi energi….. misal pada air bendungan yang di alirkan.
a. Panas b. Pagas c. Kinetik d. Magnet. 10. Energi yang di hasilkan oleh matahari adalah ………..
a. Energi potensial b. Energi gerak dan kimia c. Energi panas dan cahaya d. Energi kimia dan listrik.
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (ON TASK ) PADA PEMBELAJARAN
Tabel. Lembar observasi aktivitas siswa
No Aspek Aktivitas Siklus I
1 Bertanya pada guru 14 36,84 % 2 Menjawab pertanyaan guru 13 34,21% 3 Menjawab pertanyaan teman 26 68,42 % 4 Memberikan pendapat dalam diskusi 14 36,84 % 5 Menyeleaikan tugas yang diberikan guru 26 68,42 % 6 Ketepatan dalam mengumpulkan tugas 33 86,84 % 21 55,66 %
Komentar dan saran
……… ……… ……… ………
Tulungagung, 09- 02 -2010
Observer
Winarni, S. Pd
LEMBAR KEGIATAN SISWA ( LKS ) ( siklus II )
Pertemuan I
A. Tujuan
1.Dapat membuktikan tentang perubahan perubahan energi
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan terdiri dari :
1 buah tabung reaksi
1 buah lampu spiritus
1 buah penjepit tabung reaksi, 3-4 buah kerikil, kelereng, serta air.
C. Langkah kegiatan
1. Isilah tabung reaksi dengan air lebih kurang 1/3 bagian
2. Masukkan 3-4 buah kerikil kedalam tabung reaksi
3. Tutuplah tabung reaksi dengan kelereng
4. Panaskan tabung reaksi demngan lampu spiritus
No Pertanyaan Uap Air Keadaan Kelereng 1 Keadaan air dalam tabung
reaksi
2 Sebelum air di panaskan 3 Sesudah air di panaskan
D. Kesimpulan a.
………. ………. ……….
……….. ……….. ………..
Kelompok ……….. Anggota :
1………. 2………. 3………. 4………. 5………. 6……….
Soal Tes tertulis Siklus II
1. Perubahan energi listrik menjadi energi panas terjadi pada : a. Kompor listrik b. Bel listrik c. Kayu baker d. Radio
2. Di bawah ini yang tidak termasuk energi kimia adalah ………….
a.Aki b. Batu bara
c. Baterai d. Kipas angina
3. Manusia memperoleh energi dalam tubuhnya yang berasal dari ………….. a. Batu bara b. Makanan
c. Kayu baker d. Matahari
4. Turbin yang digerakkkan dengan tenaga air dapat menghasilkan ……….. a. Energi kimia b. Energi listrik
c. Energi surya d. Energi panas
5. Energi listrik yang diubah menjadi energi gerak terjadi pada ………. a. Kompor listrik b. Lampu listrik
c. Kipas angina d. Setrika 6. Makanan yang kita makan menyimpan energi…………..
a. Gerak b. Kimia
c. Panas d. Potensial
7. Perubahan energi listrik menjadi energi bunyi terjadi pada………… a. Radio b. Kompor listrik
c. Lampu listrik d. Baterai 8. Bila energi digunakan, maka ……
a. Enerki akan hilang b. Energi akan lemah c. Energi tetap d. Energi bertambah 9. Angin di sebut juga sebagai energi ……….
III. METODE PENELITIAN
A. Seting penelitian
Penelitian tidakan kelas ini kami laksanakan di SDN 3 Tulungagung kelas V semester II
tahun ajaran 2009 – 2010. Penelitian ini di lakukan selama satu semester. Pelajaran yang di
teliti adalah pelajaran IPA khususunya pada bahasan Energi dan perubahannya melalui
praktik/percobaan dan diskusi.
B. Prosedur penelitian
Penelitian di laksanakan dalam dua siklus, dengan gambaran umum pelaksanaan adalah
perencanaan, pelaksanaan dan refleksi.
Langkah-langkah penelitian meliputi yaitu :
1. Perencanaan (persiapan)
a. Kita tentukan kelas yang akan diteliti
b. Menentukan mata pelajaran yang akan diteliti, IPA kelas V, semester II, pada kurikulum
yang telah di sempurnakan tahun 2006 yaitu kurikulum KTSP.
c. Menentukan waktu yang akan digunakan untuk penelitian yaitu pada awal semester II
d. Menyusun silabus serta RPP dan materi yang akan di observasi
e. Menyusun alat observasi untuk mengamati kegiatan siswa dalam kelas.
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas ini akan di lakukan untuk beberapa siklus sebagai mana siklus
Siklus pertama :
Pada siklus pertama materi yang di ajarkan yaitu, Energi (energi kinetic)
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
1. Kegiatan persiapan
a. Menyiapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui praktik
b. Merumuskan tujuan tentang hal yang akan dicapai dengan model Seqip
c. Menyiapkan LKS serta bahan serta sarana yang diperlukan
2. Kegiatan pelaksanaan a. Kegiatan pembukaan
b. Melakukan apersepsi
c. Memberikan motivasi dengan cerita yang ada disekitar kita
d. Menjelaskan tuuan yang akan dicapai
3. Kegiatan inti
a. Siswa menyiapkan alat yang akan digunakan dalam praktik
b. Siswa melihat panduan LKS kemudian melakukan praktik
c. Kegiatan tersebut di monitor terus oleh guru.
d. Membuat laporan, kemudian di diskusikan
4. Kegiatan penutup
a. Siswa merangkum dari hasil yang dipraktikkan
b. Guru mengevaluasi hasil dari praktik
c. Melakukan kegiatan tindak lanjut kepada siswa yang belum berhasil
Siklus kedua :
Pada siklus kedua ini materi pembelajaran adalah Energi dan perubahannya (Energi Panas).
Langkah-langkah kegiatannya sama seperti langkah diatas (satu), jika ada perbaikan pada
A. Tahap observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan pada setiap siklus yang di amati proses pembelajaran dan
tindakan siswa, yang di lakukan dengan cara mengisi lembar observasi dengan menuliskan
tingkat partisipasi dari siswa dalam proses pembelajaran di kelas pada masing-masing siklus.
B. Analisis data
Berdasarkan data yang di hasilkan dari observasi selanjutnya di lakukan analisis data sebagai
kajian. Kegiatan analisis di lakukan guna membandingkan tingkat dari partisipasi siswa serta
hasil belajar dari masing-masing siklusnya.
C. Refleksi
Di akhir siklus, di teruskan dengan refleksi yang di lakukan oleh peneliti dan supervisor/guru
serta pengkajian aktitifitas yang di lakukan siswa selama pembelajaran berlangsung di mana
pada kegiatan tersebut akan muncul beberapa pertanyaan tentang apa saja kekurangan atau
kelebihannya, selanjutnya apa perbaikannnya serta bagaimana langkah-langkah
perbaikannya. Selanjutnya yang menjadi acuan didalam menentukan tentang rencana
pembelajaran yang baru yang di lakukan pada siklus berikutnya.
Refleksi di lakukan bertujuan agar pada pelaksanaan siklus berikutnya atau yang baru
didalam merencanakan pelaksanaan pembelajaran dapat dicapai dengan hasil yang maksimal
D. Jadwal penelitian
No Kegiatan Bulan Januari Bulan Februari Bulan Maret Bulan April Bulan Mei Bulan Juni 1 Menyusun perencanaan X
2 Menetapkan waktu penelitian
X
Menyusun RPP dan Silabus
X
3 Mempersiapkan
bahaan/alat pembelajaran
X
4 Menyusun alat-alat observasi
X
5 Pelaksanaan siklus 1-2 X X
6 Refleksi X
7 Penyusunan laporan X
8 Penyelesaian laporan akhir
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains (science) di ambil dari kata latin Scientia yang arti
harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu
Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan
kumpulan pengetahuan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan
cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan
proses yang tidak dapat di pisahkan. “Read Science is both product and process, inseparably
Joint” (Agus. S. 2003: 11)
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang di tempuh para ilmuan untuk
melakukan penyeleidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. IPA
(Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya.
Dengan demikian belajar IPA/Sains tidak hanya belajar tentang informasi tentang sains
tentang fakta yang ada, akan tetapi belajar IPA/Sains harus tau juga cara memperoleh
informasi sains, cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan yang procedural.
Untuk itu maka penulis berpendapat bahwa metode/ model yang tepat yang di gunakan
dalam pembelajaran IPA adalah dengan cara model Seqip dengan melakukan percobaan dan
praktik-praktik kepada siswa. Karena bila di lihat dari aspek perkembangan anak yang telah
di kemukakan oleh Piaget dalam Ingridawati Kurniawan (2007) menyatakan bahwa
perkembangaan anak sekolah dasar, masuk pada masa konkret oprasional dan formal.
Berdasarkan hal tersebut penulis berpendapat bahwa metode atau model yang tepat untuk
pembelajaran IPA adalah dengan model Seqip dan praktik-praktik atau percobaan-percobaan.
Model SEQIP merupakan salah satu pendekatan yang sangat di anjurkan dalam kurikulum,
dimana dalam pembelajaran harus adanya perubahan dan peningkatan baik secara
kognitif,afektif dan psikomotorik. Untuk itu penulis bermaksud mengadakan penelitian
tindakan kelas untuk mencapai seperti yang di harapkan, sehingga nilai yang di hasilkan pada
pelajaran IPA memenuhi standar.
Dalam proses pembelajaran dengan mengunakan model Seqip siswa di beri kesempatan
untuk terjun langsung dan mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti
proses, mengamati suatu objek, menganalisi, membuktikan serta menarik kesimpulan sendiri
tentang objek yang di amati dalam keadaan proses tertentu. Selanjutnya peranan bagi seorang
guru dalam kegiatan ini adalah hanya memberikan arahan dan bimbingan agar kegiatan
praktik/percobaan dapat dilakukan secara benar, teliti sehingga tidakan ada terjadinya
kesalahan dalan percobaannya
Medel Seqip mempunyai tujuan agar siswa mampu :
Menggunakan logika berpikir siswa untuk menarik kesimpulan
Berfikirnya sistematis,teratur, rafi dan disiplin tinggi.
Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan
membuat laporan.
Ada berapa alasan di gunakannnya model Seqip, yaitu :
a. Dapat mengembangkan sikap dan perilaku yang kritis
b. Memungkinan siswa belajar secara aktif dan mandiri
c. Dapat menumbuhkan cara berfikir siswa secara rasional dan ilmiah
Adapun keunggulan dari model Seqip ini adalah :
a. Siswa lebih aktif mengumpulkan fakta, informasi dan data melalui praktik.
b. Siswa percaya kepada kesimpulan dari pada buku atau orang
c. Akan lebih lama ingatannya tentang hasil yang di kuasai oleh siswa
Kelemahan Model Seqip yaitu :
a. Peralatan serta biaya yang mahal
b. Keterbatasan waktu yang tersedia
Dengan model Seqip siswa akan mudah utuk memahami terhadap konsep-konsep yang ada
dalam pelajaran IPA, akan di pecahkan melalui penerapan praktik/percobaan dengan
menggunakan poeralatan KIT, serta menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar siswa,
dalam hal ini anak langsung mengadakan praktik/percobaan, sementara guru bertindak
sebagai fasilitator.
C. Hipotesis
Berdasarkan pada rumusan masalah dan kajian teori di atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut “ Dengan menerapkan model Seqip dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten
. Pembahasan. Siklus I
Pelaksanaan siklus I di laksanakan selama 2 x 2 x 35 menit atau dua kali pertemuan. Adapun
materi yang di ajarakan pada proses pembelajaran adalah tentang energi (energi kinetic )
Materi di sajikan dalam bentuk praktik dengan mengguakan model SEQIP dengan alat-alat
KIT yang ada, diskusi, presentasi, dn latihan soal. Praktik di laksanakan pada siklus I
sebanyak 2 kali praktik / percobaan.
Selanjutnya dari hasil observasi pada siklus I, maka di dapatkan data tentang aktivitas siswa
pada pembelajaran (lihat tabel 2) yang terdiri dari mengajukan pertanyaan 13 siswa atau
34,21%, menjawab pertanyaan 14 siswa atau 36,84%, serta yang memberikan pendapat 13
siswa atau 34,21%, sedangkan yang aktif dalam diskusi 26 siswa atau 68,42 %, sedangkan
ketepatan di dalam mengumpulkan tugas sebanyak 33 siswa atau sebesar 86,84 %.
Berdasarkan dengan data tersebut diatas, pada siklus I menunjukkan bahwa siswa sudah
cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran dalam metode penelitian ini. Selajutnya bila
dilihat dari ketetapatan siswa di dalam mengumpulkan tugas terutama PR yang di berikan
oleh guru menunjukkan adanya peningkatan minat dan motivasi belajar siswa sangat tinggi.
Selanjutnya bila dilihat dari segi aktivitas secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa baru
26,32% siswa/10 orang yang memiliki aktivitas yang sangat baik (lihat gambar 1 ). Demikian
pula dari aktivitas bertanya, menjawab pertanyaan serta aktif dalam memberikan pendapat ini
belum menunjukkan hasil yang maksimal, karena masih ada di bawah 60 % (tabel 2). Dari
kesemuanya itu di sebabkan karena siswa masih belum terbiasa belajar melalui metode
pembelajaran dengan model yang bervariasi baik itu praktik/percobaan, diskusi, presentasi
dan latihan, ini bisa dilihat dari bebarapa siswa masih ada yang ragu dan sungkan untuk
melaksanakan praktik serta mendiskusikan hasilnya.
Setelah kegiatan dan proses pembelajaran pada siklus I selesai, selanjutnya pada akhir siklus
di lakukan tes formatif/kognitif, di mana tujuannya untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menyerap pelajara yang di serap atau di bahas. Hasil dari tes formatif pada siklus I di
yang telah ditetapkan oleh sekolah (nilai ≥ 60,00) sebanyak 25 orang atau 65,79% (lihat tabel 4). Selanjutnya bila di lihat dari ketuntasan secara klasikal, maka hasil tindakan yang di
lakukan pada siklus I belum menunjukkan keberhasilan yang memuaskan karena masih di
bawah 80 %. Selanjutnya nilai yang di peroleh pada siklus I ini belum memenuhi indicator
keberhasilan dari tindakan yang di inginkan secara maksmial., yaitu di peroleh dari semua
siswa mencapai 80 % hingga semua siswa memperoleh nilai ≥ 70,00. Selanjutnya bila kita
lihat pada hasilk evaluasi yang di capai )lihat tabel 4) hanya 39,47 % siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70,00. Tapi bila di lihat dari nilai psikomotor atau aktivitas pada kegiatan praktik (lihat tabel 5) maka menunjukkan bahwa pada siklus I telah standar yang di tentukan sudah terpenuhi, yaitu 89,47 %, siswa memperoleh nilai psikomotor ≥ 70,00, ini menunjukkan bahwa praktik dengan menggunakan model SEQIP dapat memotivasi siswa
dan dapat membangkitkan minat siswa di dalam mempelajari pelajaran IPA, dengan
menggunakan alat-alat KIT dalam metode atau model SEQIP.
Bila dilihat dari pembahasaan diatas, factor yang menyebabkan ketidak tercapaian indicator
yang dilihat dari nilai kognitif, adalah kurang maksimal dengan metode yang dilaksanakan
dalam pembelajaran. Dari ketidak tercapaian dari siswa 38 , ada 13 siswa yang mendapat
nilai di bawah 60,00 sementara yang 15 siswa memperoleh nilai > 70,00.
Selanjutnya berdasarkan hasil dari observasi, dan refleksi pada siklus I, ketidaktercapian
diatas disebabkan karena.
1. Peneliti khususnya guru belum berperan secara maksimal sebagai falitator di dalam
pembelajaran tesebut, dimana guru masih mendominasi ketika pembelajaran berlangsung
Alat praktik yang di buat oleh siswa terkadang belum benar atau tidak baik, sehingga
akan mengganggu untuk langkah praktik selanjutnya.
2. Persiapan dari guru untuk melakukan kegiatan praktik terkadang masih belum matang
3. Ketika siswa mengalami kesulitan didalam praktik terkadang tidak terpantau oleh guru
4. Siswa terkadang didalam praktik masih belum semagat ini di mulai ketika guru membuka
kegiatan praktik kuirang menarik
6. Guru di dalam memberikan penjelasan praktik kurang konkret tentang yang akan
dipraktikkan.
7. Bahasa yang di gunakan oleh guru terkadang kurang dapat di terima oleh siswa.
Bila kita lihat dari hasil evaluasi aktivitas yang di lakukan serta hasil belajar yang dim
peroleh pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan didalam melaksanakan siklus ke II yang
akan di laksanakan berikutnya. Diantara yang akan di perbaiki pada siklus kedua ini di
antaranya adalah dengan cara memotivasi siswa dan membuat siswa tertarik pada
Siklus II
Pada siklus II ini materi yang di ajarkan adalah energi panas, proses pembelajarannya sama
dengan pembelajaran pada siklus I, dengan adanya perbaikan dari tehnik pembelajaran
seperti yang di hasilkan pada refleksi dari siklus I, praktik yang di laksnakan pada siklus II,
sama dengan siklus I. Selanjutnya berdasarkan hasil dari observasi yang di lakukan di siklus
II, diperoleh data tentan aktivitas siswa pada pembelajaran. (lihat tabel 2) yang terdiri dari
yang mengajukan pertanyaan 10 siswa atau sebesar 26,32%, yang menjawab pertanyaan guru
12 siswa atau sebesar 31,58%, yang memberikan pendapat/presentasi hasil darit praktik 19
siswa atau sebesar 50,00%, yang baktif dalam diskusi 30 siswa atau sebesar 78,95%,
sedangkan ketepatan dalam mengumpulkan tugas/PR sebanyak 35 siswa atau sebesar
92,11%. Dari data tersebut di dapat , ternyata pada siklus II ini hamper sama pad siklus I,
yaitu siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran atau praktik yang di
laksanakan, ini bila di lihat dari siswa di dalam mengumpulkan atau ketepatan di dalam
mengumpulkan tugas, ini menunjkan adanya minat serta motivasi belajar dari siswa sangat
tinggi.
Hingga secara keseluruhan, siswa yang memiliki aktivitas yang sangat baik pada siklus II
baru mencapai 14 orang atau sebesar 36,84% (lihat gambit 1). Begitu pula dari aktivitas
bertanya, menjawab pertanyaan, serta aktif memberikan pendapat belum menunjukkan hasil
yang maksimal, dari perolehannya masih di bawah 60,00 % dari 2 kali pertemuan
pembelajaran di kelas (lihat tabel 2) Ini di sebabkan masih belum yaklinnya siswa dengan
pembelajaran melalui yang dilaksanakan melalui mode pembelajaran yang bervariasi, baik
praktik, diskusi, presentasi serta latihan. Oleh sebab itu untuk meningkatkan minat dan
motivasi belajar siswa agar yakin betul dengan pembelajaran yang di kembangkan, maka
pada siklus ke II ini masih perlu di adakannya bimbingan dari guru tentang materi yang akan
dipraktikkan. Bila di bandingkan dengan kegiatan aktivitas siswa pada siklus I, maka pada
siklus ke II ini terjadinya peningkatan aktivitas kategori “sangat baik” sebesar 10,52% (lihat
gambar 1) yang dibuktikan dengan adanya perubahan motivasi dan minat siswa terhadap
mata pelajaran IPA setelah siswa menjalani proses pembelajaran dengan praktik dengan
Selanjutnya pada akhir siklus II, di teruskan dengan melakukan tes formatif/kognitif guna
untuk mengetahui tentang kemampuan siswa di dalam menerima dan menyerap pelajaran
yang telah dibahas. Selanjutnya dari hasil tes formatif tersebut di peroleh nilai dengan
rata-rata sebesar 68,60% (lihat gambar 2) dari jumlah siswa yang memenuhi criteria ketuntasan belajar / KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah dengan nilai ≥ 60,00 sebanyak 31 siswa atau sebesar 81,58 % (lihat tabel 4 ).
Di lihat dari segi ketuntasan belajar / KKM yang telah di tetapkan oleh sekolah, maka hasil
yang di tunjukan pada siklus II ini telah menunjukkan adanya keberhasilan yang memuaskan,
tapi bila dilihat dari criteria keberhasilan tindakan, dari hasil nilai belajar yang di hasilkan
pada siklus II masih belum mencapai hasil yang di inginkan yaitu sebesar 80 % siswa yang yang memperoleh nilai ≥ 70,00. Walaupun hasil ini belum memuaskan untuk memenuhi indicator keberhasilan dari tindakan, akan tetati bila dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil
belajar yang di capai pada siklus I, pada kegiatan siklkus II ini telah mengalami peningkatan
sebesar 3,30 %.
Selanjutnya bila di lihat dari nilai psikomotor atau aktivitas yang telah di lakukan oleh siswa
pada kegiatan praktik (lihat tabel 5) telah menunjukan bahwa pada siklus II sama dengan
siklus I, yaitu kriteria keberhasilan tindakan sudah terpenuhi yaitu sebesar 94,74%, ini
terlihat dari siswa yang memperoleh nilai ≥ 70,00, jika di bandingkan dengan nilai
psikomotor yang telah di capai oleh siswa pada siklus I, maka pada siklus II ini mengalami
Bila di lihat dari hasil observasi serta refleksi yang telah di lakukan oleh peneliti dan
observer, ternyata pada siklus II masih memiliki kelemahan dalam pembelajaran, antara lain :
1. Ketersediannya waktu yang terkadang tidak maksimal
2. Pantauan guru yang masih kurang maksimal, terhadap siswa yang mengalami kesulitan
dalam kegiatan praktik
3. Guru masih kurang memberikan motivasi serta minat belajar kepada siswa
4. Materi yang di terima oleh siswa terkadang sulit untuk di terima , itu di sebabkan karena
gaya bahasa guru terkadang terlalu formal.
5. Tidak maksimalnya guru di dalam memberikan bimbingan tentang materi atau pelajaran
yang akan di praktikkan.
Hasil belajar bisa meningkat dan indicator keberhasilan tindakan tercapai diperlukan adanya
perbaikan serta pengelolaan di dalam proses pembelajaran dan praktik, ini dilakukan dengan
cara menekankan pada keaktifan siswauntuk memahami tentang materi yang di bahas baik
itu dilakukan secara mandiri ataupun dengan kelompok.
Dengan hasil yang di peroleh pada siklus II ini, berarti indicator keberhasilan dari tindakan
tentunya sudah tercapai, bila di tinjau dari segi peningkatan hasil belajar serta aktivitas siswa
dari siklus kesiklus. Demikian pula bila di lihat dari nilai psikomotor atau aktivitas siswa
pada kegiatan praktik (lihat tabel 5) menunjukkan bahwa pada siklus II, yaitu criteria
keberhasilan tindakan sudah terpenuhi sebesar 97,37%, siswa yang memperoleh nilai
psikomotor ≥ 70,00, jika di bandingkan dengan nilai psikomotor pada siklus I, maka pada
siklus ke II ini mengalami peningkatan sebesar 6,37 %
Oleh sebab itu dalam pembelajaran selanjutnya utuk menerapkan metode dan teknik dalam
pembelajaran sebagaimana penelitian ini, hendaknya guru perlu memperbaiki dari beberapa
Secara keseluruhan, dapat di katakana bahwa pengembangan pembelajaran melalui penerapan metode dengan model Seqip dapat menumbuhkan motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran maupun dalam praktik dapat di tingkatkan (lihat gambar 1 dan 2), di mana dalam gemabar terebut menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan baik dalam aktivitas siswa dalam
pembelajaran kategori “ sangat baik ” , aktivitas siswa dalam praktik atau keterampilan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji : Drs. Sunyono, M.Si .
Penguji : Dr. Edi Suyanto, M.Pd Pembimbing bukan penguji
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. NIP.195305281981031002
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : Jahidi Mahfuddin
NPM : 0713056209
Program Studi : S 1 PGSD
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Judul e – TA : Meningkatkan hasil belajar IPA melalui model Seqip siswa kelas V SDN 3 Tulungagung Gadingrejo.
Menyatakan bahwa penelitia e-TA ini adalah hasil saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau telah ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut manapun.
Bandar Lampung, 2010
Yang membuat pernyataan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SDN 3 Tulungagung
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V / II
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran 2 X pertemuan.
A. Standar Kompetensi
Energi dan perubahannya
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui percobaan
C. Indikator
Mengidentifikasi macam-macam bentuk energi
Mengidentifikasi perubahan bentuk energi
D. Materi Pembelajaran
Energi Kinetik
Mainan roda berbunyi
E. Tujuan Pembelajaran
Siswa memperhatikan tentang perubahan bentuk energi
Siswa mampu melakukan kegiatan percobaan pada mainan roda berbunyi
F. Metode dan Model Pembelajaran
Ceramah
Pratikum
Pembagian tugas
Pertemuan I
1. Kegiatan Persiapan
- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dengan medel Seqip
- Menyiapkan materi pembelajaran yang akan di ajarkan melalui praktik
- Menyiapkan alat dan sarana serta bahan yang diperlukan termasuk LKS
2. Kegiatan Pelaksanaan
- Kegiatan pembukaan yang di awali dengan apersepsi
- Memberikan motivasi dengan bercerita pendek tentang materi yang akan di
sampaikan
- Mengemukakan tentang tujuan yang akan di capai serta prosedur praktik
Kegiatan Inti
- Membagi siswa menjadi 6 kelompok
- Siswa membantu menyiapkan alat-alat praktik
- Siswa melakukan praktik berdasarkan prosedur dan LKS
- Guru memantau jalannya praktik selama kegiatan praktik.
- Membuat laporan hasil dari praktik dan di diskusikan
Kegiatan Penutup
- Siswa merangkum hasil yang telah dipraktikkan
- Kegiatan proses praktik di evaluasi oleh guru
- Kelompok yang tidak berhasil, dilakukan tindak lanjut oleh guru
Pertemuan II
1. Kegiatan Persiapan
- Guru merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan praktik
- Guru menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan praktik
- Menyiapkan LKS sebagai sarana dan alat yang akan digunakan dalam praktik.
- Melakukan kegiatan apersepsi dengan menayakan tentang pelajaran yang
-Memberikan motivasi dengan bercerita pendek di kaitkan dengan materi.
-Mengemukakan tujuan pembelajaran dengan praktik
Kegiatan Inti
- Siswa di bagi menjadi 6 kelompok
- Siswa membantu menyiapkan alat-alat praktik
- Siswa melakukan praktik berdasar pada prosedur dan LKS
- Kegiatan praktik tersebut terus di pantau terus oleh guru
- Siswa membuat laporan dari praktik dan di diskusikan
Kegiatan Penutup
- Siswa merangkum semua kegiatan yang telah di praktikkan
- Kegiatan praktik di evaluasi oleh guru
- Guru melakukan kegiatan tindak lanjut kepada siswa / kelompok yang belum
berhasil dalam praktik
H. Sumber/Alat/Bahan
1. Sains jilid 5 untuk kelas V SD halaman 141 – 151 Penerbit Erlangga
2. IPA untuk SD kelas 5 Tim Bina Karya Guru halaman 45-53 penerbit Erlangga.
3. Peralatan percobaan yang relevan
I. Penilaian
Penilaian diambil dari :
Tes tertulis
Lembar pengamatan
Kinerja/psikomotor.
Tulungagung, Februari 2010
Guru Suvervisor Peneliti
Winarni S.Pd Jahidi Mahfuddin
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SDN 3 Tulungagung
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V / II
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran 1 X pertemuan.
A. Standar Kompetensi
Energi dan perubahannya
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui percobaan
C. Indikator
Mengidentifikasi macam-macam bentuk energi
Mengidentifikasi perubahan bentuk energi
D. Materi Pembelajaran
(Energi ) Uap sebagai energi gerak
E. Tujuan Pembelajaran
Siswa memperhatikan tentang perubahan bentuk energi
Siswa mampu melakukan kegiatan percobaan tentang perubahan bentuk energi.
F. Metode dan Model Pembelajaran
Ceramah
Pratikum
Pembagian tugas
Pertemuan I
1. Kegiatan Persiapan
- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dengan medel Seqip
- Menyiapkan materi pembelajaran yang akan di ajarkan melalui praktik
- Menyiapkan alat dan sarana serta bahan yang diperlukan termasuk LKS
2. Kegiatan Pelaksanaan
- Kegiatan pembukaan yang di awali dengan apersepsi
- Memberikan motivasi dengan bercerita pendek tentang materi yang akan di
sampaikan
- Mengemukakan tentang tujuan yang akan di capai serta prosedur praktik
Kegiatan Inti
- Membagi siswa menjadi 6 kelompok
- Siswa membantu menyiapkan alat-alat praktik
- Siswa melakukan praktik berdasarkan prosedur dan LKS
- Guru memantau jalannya praktik selama kegiatan praktik.
- Membuat laporan hasil dari praktik dan di diskusikan
Kegiatan Penutup
- Siswa merangkum hasil yang telah dipraktikkan
- Kegiatan proses praktik di evaluasi oleh guru
- Kelompok yang tidak berhasil, dilakukan tindak lanjut oleh guru
Pertemuan II
1. Kegiatan Persiapan
- Guru merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan praktik
- Guru menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan praktik
- Menyiapkan LKS sebagai sarana dan alat yang akan digunakan dalam praktik.
2. Kegiatan Pelaksanaan
-Melakukan kegiatan apersepsi dengan menayakan tentang pelajaran yang
-Memberikan motivasi dengan bercerita pendek di kaitkan dengan materi.
-Mengemukakan tujuan pembelajaran dengan praktik
Kegiatan Inti
- Siswa di bagi menjadi 6 kelompok
- Siswa membantu menyiapkan alat-alat praktik
- Siswa melakukan praktik berdasar pada prosedur dan LKS
- Kegiatan praktik tersebut terus di pantau terus oleh guru
- Siswa membuat laporan dari praktik dan di diskusikan
Kegiatan Penutup
- Siswa merangkum semua kegiatan yang telah di praktikkan
- Kegiatan praktik di evaluasi oleh guru
- Guru melakukan kegiatan tindak lanjut kepada siswa / kelompok yang belum berhasil
dalam praktik
H.Sumber/Alat/Bahan
1. Sains jilid 5 untuk kelas V SD halaman 141 – 151 Penerbit Erlangga
2. IPA untuk SD kelas 5 Tim Bina Karya Guru halaman 45-53 penerbit Erlangga.
I.Penilaian
Aspek yang di nilai
Penilaian diambil dari :
Tes tertulis
Lembar pengamatan
Kinerja/psikomotor.
Tulungagung, Februari 2010
Guru Suvervisor Peneliti
Winarni S.Pd Jahidi Mahfuddin
B. Saran
Dari 2 siklus yang peneliti telah di laksanakan, penerapan model Seqip tentunya dapat di
jadikan salah satu cara yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa, akan tetapi ada bebarapa
hal yang peneliti perlu sarankan :
Guru
a. Guru harus bisa memberikan bimbingan dan pengawasan ketika siswa sedang melakukan
praktik atau percobaan terutama dalam hal menggunakan alat-alat praktik
b. Apabila alat yang digunakan dalam praktik tidak ada sebisa mungkin menggunakan alat
yang ada disekitar kita.
Pihak Sekolah
a. Alat-alat pembelajaran yang digunakan dalam praktik hendknya sekolah harus
menyediakan demi pembelajaran siswa dan guru
b. Jika alat yang gunakan untuk praktik sudah ada atau di siapkan oleh sekolah, maka guru