• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE(SSCS)

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

(Skripsi)

Oleh YUNIAR ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE(SSCS)

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Oleh YUNIAR ALAM

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

ABSTRAK

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESEARCH,

SOLVE, CREATE, AND SHARE(SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR

FISIKA

Oleh Yuniar Alam

Fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pada penelitian ini melibatkan siswa langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat memacu keterampilan proses sains siswa menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh keterampilan proses sains pada pembelajaran kooperatif tipesearch, solve, create, and shareterhadap hasil belajar fisika

(4)

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh linear yang positif dan signifikan antara keterampilan proses sains terhadap hasil belajar fisika siswa dengan kontribusi determinan sebesar 22

32.155 + 0.593 X.

(5)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Yuniar Alam

NPM : 0853022059

Fakultas/Jurusan : FKIP/P. MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Jl. Pramuka No.16 Raja Basa Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dalam acuan naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012

(6)

SAINS PADA PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPESEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE(SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Nama Mahasiswa : Yuniar Alam Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022059 Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Agus Suyatna, M.Si. Viyanti, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19600821 198503 1 004 NIP. 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.

(7)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Agus Suyatna, M.Si.

Sekretaris : Viyanti, S.Pd., M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Nengah Maharta, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(8)

Penulis dilahirkan di Karta, pada tanggal 05 Juni 1990 anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Hasan Basri dan Ibu Astiana Maherat.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1995 di TK Dharma Wanita desa Karta. Pada tahun1996 penulis melanjutkan pendidikannya di SD Negeri 2 Karta desa Karta, diselesaikan tahun 2002. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 2 Tulang Bawang Udik hingga tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Tumijajar, diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

(9)

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Penulis persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda cinta dan terima kasih penulis kepada:

1. Ayah penulis Hasan Basri dan Ibu Astiana Maherat tercinta, yang selalu memperjuangkan masa depan, yang telah lama menantikan keberhasilan penulis, yang tak pernah lupa menyebut nama penulis dalam setiap doa, yang tak pernah lelah memperhatikan, dan yang selalu mendukung penulis.

Semoga Allah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa selalu membahagiakan kalian.

2. Kakak dan Adik - adik tersayang Leni Alam, S.H., Vera Estiana, S.Kep., Chandra Saputra Jaya Alam, dan Chaidirsyah Alam.

memberikan motivasi, dukungan, dan doa bagi penulis.

3.

Keluarga Besar t dukungan, dan kebersamaan yang

selalu dihadirkan.

(10)

Kutanamkan di dalamnya mutiara, hingga tiba saatnya dia dapat menyinari tanpa mentari dan berjalan di malam hari tanpa rembulan karena kedua

matanya ibarat sihir dan keningnya laksana pedang buatan india. Milik Allah-lah setiap bulu mata, leher, dan

kulit yang indah mempesona. (Aidh Al Qarni)

Dalam sebuah perjalan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan. Ada kalanya kita mesti berjuang, serta belajar menyikapi segala rahasia

dalam kehidupan. Perjalanan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita. Setiap hembusan

nafas, detak jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama, yaitu kesempurnaan.

(Yeyen Budiarti)

keikhlasan terkadang mudah di katakan namun susah dijalankan karna pada dasarnya ikhlas itu dilakukan dengan sepenuh hati tidak

setengah-setengah. sedikit keikhlasan akan berbuah perbuatan yang mulia.

(11)

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.

4. Bapak Dr. Agus Suyatna, M. Si., selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 5. Ibu Viyanti, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II atas keikhlasannya

memberikan bimbingan, saran, dan motivasi.

6. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku pembahas yang banyak memberikan kritik serta masukan yang bersifat positif dan konstruktif. 7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

(12)

SMA Negeri 1 Tumijajar kabupaten Tulang Bawang Barat atas bantuan dan kerjasamanya.

10. Ayah dan ibu tercinta serta atin Vera adalah inspirator terbesar dalam hidup penulis, terima kasih untuk perhatian, doa dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini. Juga itah Leni dan adik adik penulis tercinta Chandra dan

Chaidir semoga saya bisa menjadi adik dan kakak yang baik untuk kalian. 11. Teman seperjuangan di P. Fisika 8: Humairoh, Emil, Ayu, Tresna, Rofa, Yesika, Intan, Ewo, Larno, Khusnul, Putu, Dedek, Andre, Arif, Via, Novi, Desni, Desti, Destiana, Dewi, Dian, Eva, Fitri, Hamidah, Hanif, Ike, Jean, Leni, Marfiana, Meita, Nova, Nurul, Tata, Putri, Resa, Resti, Mayang, Wina, Indah, Nando, Nining, Dian, Putri dan Yeni atas bantuan dan kebersamaannya. 12. Sahabat penulis yaitu Uji Yasmita serta Liyan Desi Yulia, Eka Prasetya, Rika

Kartikawati, Selly Monalisa, Eva maduma yang telah memberikan semangat, mendengarkan segala keluh kesah penulis, memberikan nasehat, perhatian, dan memberikan canda tawa selama ini serta dukungan di saat penulis galau. 13. Seluruh keluarga P. Fisika bersatu semoga selalu menjadi keluarga besar. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, Oktober 2012 Penulis

(13)

Gambar Halaman

2.1. Diagram Paradigma Pemikiran ... 27

2.2. Diagram Kerangka Pemikiran ... 27

3.1. DesainOne Shot Case Study... 29

(14)

Halaman

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 6

1. Keterampilan Proses Sains ... 6

2. ModelSearch, Solve, Create, and Share... 13

3. Hasil Belajar ... 17

B. Kerangka Pemikiran ... 25

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Desain Penelitian... 28

D. Variabel Penelitian ... 29

(15)

F. Analisis Instrumen... 30

1. Uji Validitas ... 30

2. Uji Reliabilitas... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 32

H. Teknik Analisis Data. ... 33

1. Uji Normalitas ... 33

2. Uji Linieritas ... 34

3. Uji Regresi... 34

4. Pengujian Hipoteis ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Hasil Uji Penelitian ... 39

a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 39

b. Hasil Uji Normalitas ... 41

c. Hasil Uji Linieritas... 41

d. Hasil Uji Regresi ... 42

e. Hasil Uji Hipotesis... 44

4.2 Pembahasan... 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan ... 51

5. 2 Saran ... 51

(16)

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Proses Sains pada

pembelajaranSearch, Solve, Create, and Share... 60

3. Kisi-kisi Postest Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar... 67

4. LP 1: Produk ... 71

5. Kunci LP 1: Produk ... 72

6. Buku Siswa ... 74

7. Lembar Kerja SiswaSearch, Solve, Create, and Share... 82

8. Kunci Lembar Kerja SiswaSearch, Solve, Create, and Share... 96

9. Tabel Data Hasil Belajar Siswa ... 105

10. Tabel Analisis Hasil Belajar ... 106

11. Tabel Data Keterampilan Proses Sains Siswa ... 108

12. Tabel Analisis Keterampilan Proses Sains ... 111

13. Instrumen Observasi Pengelolaan Pembelajaran ... 113

14. Tabel Analisis Pengelolaan Pembelajaran ... 115

15. Hasil Uji Validitas Soal ... 116

16. Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 117

17. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains - Hasil Belajar Siswa ... 118

18. Hasil Uji Linearitas Keterampilan Proses Sains Hasil Belajar Siswa ... 119

19. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Keterampilan Proses Sains Hasil Belajar Siswa ... 121

20. Surat Penelitian Pendahuluan ... 122

21. Surat Ijin Penelitian... 124

22. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 125

23. Kartu Kendali Skripsi ... 126

(17)

Tabel Halaman

2.1. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains ... 12

4.1. Data Keterampilan Proses Sai ns ... 39

4.2. Data Hasil Belajar ... 39

4.3. Hasil Uji Validitas... 40

4.4. Hasil Uji Reliabilitas ... 40

4.5. Hasil Uji Normalitas ... 41

4.6. Hasil Uji Linieritas... 42

4.7. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana... 42

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar sangat menentukan keberhasilan strategi pembelajaran bergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode dan teknik pembelajaran. Banyak ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran kurang variatif, memiliki kecenderungan pada metode tertentu dan kadang-kadang tidak

memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap informasi yang di sampaikan.

(19)

penguasaan keterampilan proses sains sebagai target pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Karena penguasaan fisika melalui pembelajaran secara teoritis sangat ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam menguasai keterampilan proses sains, sehingga siswa yang keterampilan proses sainsnya bagus maka prestasi akademiknya juga bagus. Oleh karena itu untuk mencapai produk pembelajaran fisika yang optimal siswa perlu menguasai keterampilan proses sains.

Model pembelajaransearch, solve, create, and sharedapat dimanfaatkan sebagai teknik belajar untuk mengaktifkan kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran

search, solve, create, and sharemerupakan kegiatan pembelajaran yang membutuhkan kerjasama siswa untuk turut berperan aktif secara berkelompok dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran sains. Pembelajaran dengan model

search, solve, create, and sharemelibatkan siswa langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat memacu keterampilan proses sains siswa menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil observasi awal di SMA Negeri 1 Tumijajar dengan wawancara pada siswa kelas X.3, ditemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran fisika. Masalah-masalah tersebut timbul tidak hanya berasal dari siswa tetapi juga berasal dari metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kurangnya

(20)

mendengar dan menulis, menyebabkan isi pelajaran sebagai hafalan sehingga siswa tidak menguasai konsep yang sebenarnya. Dengan model pembelajaran

search, solve, create, and shareyang dirancang untuk memudahkan siswa dalam mengatasi keterampilan siswa yang luas dan diharapkan siswa menjadi lebih tertarik mengikuti pembelajaran fisika yang berdampak pada hasil belajar lebih tinggi.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan, telah dilakukan penelitian untuk

penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Keterampilan Proses Sains pada Pembelajaran Kooperatif TipeSearch, Solve, Create, and Share(SSCS) Terhadap Hasil Belajar Fisika

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah dakah pengaruh keterampilan proses sains pada pembelajaran kooperatif tipesearch, solve, create, and shareterhadap hasil belajar fisika?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diungkapkan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk ngetahui pengaruh keterampilan proses sains pada pembelajaran kooperatif tipesearch, solve, create, and shareterhadap hasil belajar fisika .

1.4 Manfaat Penelitian

(21)

1. Penerapan model pembelajaransearch, solve create, and sharediharapkan dapat mempermudah siswa dengan kemampuan memecahkan masalah baik dalam pembelajaran fisika maupun dalam kehidupan sehari-hari serta membantu siswa melatih keterampilan proses sains.

2. Penerapan model pembelajaransearch, solve, create, and sharediharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran fisika di sekolah, dapat melaksanakan

pembelajaran efektif, efisien, dan mempermudah guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Melatih kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta menambah wawasan dengan terjun langsung ke lapangan dan

memberikan pengalaman belajar.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arah yang jelas maka ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaransearch, solve, create, and shareadalah pembelajaran yang meminta siswa untuk mengajukan atau membuat masalah baru sesudah menyelesaikan masalah awal yang diberikan oleh guru. Pada penelitian ini sintak-sintak model pembelajaransearch, solve, create and shareyaitu fase

search: Menciptakan situasi yang dapat mempermudah munculnya pertanyaan. Fasesolve: Membantu siswa mengaitkan pengalaman yang sedang dikembangkan dengan ide, pendapat atau gagasan siswa tersebut. Fase

(22)

penayangannya. Faseshare: Mengembangkan model atau cara-cara dalam mengevaluasi hasil penemuan studi selama persentasi, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Hasil belajar adalah nilai dari kemampuan siswa menangkap dan mengaplikasikan suatu hal yang didapat dari pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengambilan data hasil belajar dalam penelitian ini di peroleh melalui pemberian soal.

3. Keterampilan proses sains yang dimaksud adalah keterampilan kognitif untuk memunculkan dan mengembangkan gagasan baru, ide baru untuk

memunculkan dan mengembangkan masalah sebagai pengembangan dari ide yang telah lahir sebelumnya dan keterampilan untuk memecahkan masalah secara divergen (dari berbagai sudut pandang). Keterampilan proses sains yang diamati adalah: keterampilan mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, menerapkan konsep, berkomunikasi.

4. Materi pokok pada penelitian ini adalah suhu dan kalor dengan sub materi kalor dan perpindahan kalor.

(23)

III.METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 antara bulan Januari Juni 2012 di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari sepuluh kelas, yaitu X.1 sampai dengan X.10. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknikcluster samplingyaitu teknik yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti sangat luas (Sugiyono 2010:121). Dari populasi yang terdiri dari sepuluh kelas diambil sampel adalah kelas X.3 yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas ekperimen.

3.3 Desain Penelitian

(24)

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahOne-Shot Case Study. Dalam desain ini satu kelompok yang dipilih secara random. Kemudian diberi perlakuan yaitu pemberian materi dan arahan dengan keterampilan proses sains mengunakan pembelajaransearch, solve, create, and share,dilakukanposttest

untuk menguji hasil belajar setelah diberi perlakuan. Dengan pemberian perlakuan, kemudian diberikan soal ujian akhir. Berikut adalah gambar desain penelitian yang akan digunakan:

Gambar 2.One-Shot Case Study

Keterangan: X = perlakuan

O = nilai observasi hasil perlakuan

(Sugiyono, 2011: 111)

3.4 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipesearch, solve, create, and share(X), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar (Y), dan variabel moderatornya adalah keterampilan proses sains (Z).

3.5 Instrumen Penelitian

(25)

Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

(1) Lembar observasi keterampilan proses sains untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran berlangsung. (2) Tes hasil belajarberupa soal untuk mengetahui kemapuan siswa.

3.6 Analisis Penelitian

1. Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi

product momentyang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

= ( )( )

{ ( ) }{ ( ) }

(Arikunto, 2008: 72) Metode uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menghitung korelasiproduct moment pearson (Pearson Correlation Total)antara skor satu item dengan skor total. Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika rhitung> rtabel

(26)

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan pengukuran, maka perlu dilakukan uji reliabilitas pada instrument penelitian. Sebelum soal digunakan kepada kelas eksperimen, soal diuji cobakan kepada kelas non eksperimental. Uji coba soal bertujuan untuk menguji reliabilitas dan validitas dari soal tersebut. Reliabilitas soal tes dihitung dengan menggunakan rumusAlpha. soal tersebut diberikan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan.

2

r = Koefisien reliabilitas yang dicari 2

i = Jumlah varians skor tiap-tiap item

2

i = Varians total

n = banyaknya item angket Dimana:

N = Banyaknya responden

Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas, dengan

kriteria sebagai berikut:

a). antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi, b). antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi, c). antara 0,400 sampai dengan 0,600: sedang antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah, d). antara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah

(Arikunto, 2001:75)

(27)

Hasil dari penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang dihasilkan berupa data pemahaman konsep, nilai kognitif siswa. Dan sebelum melakukan pengambilan data maka dilakukan terlebih dahulu proses persiapan diantaranya adalah:

1) Membuat kisi-kisi

2) Membuat soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat

3) Meminta pertimbangan guru mitra untuk menghindari ketidak sesuaian antara kisi-kisi dan soal yang telah dibuat

4) Memperbaiki soal yang telah dibuat.

Hal ini dimaksudkan agar data yang didapat dalam penelitian memiliki nilai kevalidan yang tinggi.

Adapun metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data mengenai hasil belajar siswa dilakukan dengan

menggunakan soal. Proses ini dilakukan pada saat pembelajaran sudah selesai. Untuk mengetahui hasil belajar dapat diketahui dengan

menjumlahkan skor yang diperoleh siswa, kemudian mengklasifikasikannya kedalam hasil belajar tinggi, hasil belajar sedang, dan hasil belajar rendah. 2. Data keterampilan proses sains siswa, diperoleh dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap keterampilan proses sains siswa selama kegiatan pembelajaran dan memberikan penilaian pada setiap sub keterampilan proses yang diamati oleh observer.

(28)

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari skor untuk keterampilan proses sains serta skorujian (observasi)untuk hasil belajar. Menganalisis peningkatan hasil belajar siswa digunakan skor hasil ujian observasi, dengan menilai hasil dari jawaban siswa pada LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah diberikan dengan mengacu pada penskoran untuk argumen yang telah dijelaskan di teknik pengumpulan data. Peningkatan skor hasil belajar merupakan indikator adanya peningkatan atau penurunan hasil belajar pada pembelajaran fisika dengan pengaruh keterampilan proses sains, sedangkan penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan secara langsung. Setelah mengikuti tes hasil belajar, siswa akan meperoleh suatu skor yang besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dapat dijawab dengan benar. Keteramgan lebih jelas tentang data bisa dilihat di hasil penelitian halalaman 38.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap hasil tes akhir (observasi) dari hasil belajar siswa dan hasil tes keterampilan proses sains. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

Ho : Data terdistribusi normal H1 : Data terdistribusi tidak normal

Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung dengan metode

kolmogrov smirnovberdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai

. (2 ), nilai yang digunakan adalah 0,05 dengan pedoman

(29)

1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 makaH1diterima

dengan artian bahwa data tidak terdistribusi secara normal.

2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 makaH0diterima

dengan artian bahwa data terdistribusi normal.

2. Uji Lineritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresilinear. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metodeTest for Linearitypada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yanglinear

bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05.

(Priyatno, 2010: 73) a. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.

Persamaan yang harus diselesaikan dalam regresi linier sederhana, yaitu:

= +

Keterangan :

(30)

: Harga Y bila X = 0 (harga konstnta)

: Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X: Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains pada pembelajaransearch, solve, create, and share

Y: Variabel terikatnya adalah hasil belajar

Yang dicari terlebih dahulu dalam regresi sederhana yaitu dengan mencari nilaia

menggunakan rumus berikut :

2

Setelah menghitung nilaia, berikutnya yang dihitung nilaibdengan rumus berikut:

b: Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X: Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains pada pembelajaransearch, solve, create, and share

(31)

n: banyaknya pasangan data

Setelah menghitung nilai a dan b, maka persamaan regresi linier sederhana (nilaiY) dapat dihitung dengan rumus berikut:

= +

Pengambilan harga-hargaXuntuk meramalkanYharus dipertimbangkan secara rasional dan menurut pengalaman, yang masih berada pada batas ruang gerakX. (Usman dan Akbar, 2009)

Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan ujiReggression Linear.

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis diperoleh dari uji regresi linear sederhana hipotesis statistik yang disusun berdasarkan hipotesis verbal yang telah dikemukakan dalam hipotesis penelitian.

Hipotesis statistik disusun sebagai berikut : Hipotesis Penelitian

H0: Tidak ada pengaruh keterampilan proses sains pada pembelajaransearch, solve, create, and shareterhadap hasil belajar fisika.

H1: Ada pengaruh keterampilan proses sains pada pembelajaransearch, solve, create, and shareterhadap hasil belajar fisika.

(32)

1. Bila nilai rhitung < rtabel maka hipotesis nol diterima dan hipotesis satu ditolak.

(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoretis

1. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains merupakan kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan informasi, konsep, teori, prinsip maupun fakta atau bukti. Menurut Holil (2008):

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreativitas.

Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri.

(34)

Pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar kemampuan siswa. Jusrtu pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. a). Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami ransangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan. b). Mengajar dengan keterampilan proses bearti memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Disisi yang lain, siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak menjadi pembelajar yang pasif. c).

Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.

Keterampilan proses sains merupakan sejumlah keterampilan yang dibentuk oleh komponen-komponen metode sains/scientific methods. keterampilan proses (prosess-skill) sebagai proses kognitif termasuk di dalamnya juga interaksi dengan isinya (content). Indrawati (1999) dalam Nuh (2010), mengemukakan bahwa:

Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi).

Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

(35)

Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan

pembelajaran didasarkan hal hal berikut:1). Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi.Percepatan perubahan IPTEK tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori. Untuk mengatasi hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa. 2.Pengalaman intelektual,

emosional, dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil yang optimal.

Kegiatan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan kepada siswa memperhatikan unjuk kerja melalui keterampilan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip sangat dibutuhkan. 3.Pemahan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ilmu.Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara pemrosesan dan

pemerolehan kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan. Hal ini akan mengarahkan siswa pada kesadaran keterbatasan manusiawi dan

keunggulan manusiawi, apabila dibandingkan dengan keterbatasan dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks. Dalam pelaksanaannya keterampilan proses memiliki tujuan.

Menurut Djamarah (2010:88):

Tujuan keterampilan proses adalah mengembangkan kreativitas anak didik dalam belajar, sehingga anak didik secara aktif dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuannya. Linkup kegiatan bertolak pada kemampuan fisik dan mental yang mendasar sesuai demgan apa yang ada pada pribadi anak didik.

(36)

pendekatan keterampilan proses adalah pengembangan sistem belajar yang mengefektifkan siswa (CBSA) dengan cara mengembangkan keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik akan

menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta

menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus.

Keterampilan Proses Sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains sebagai pendekatan dalam pembelajaran sangat penting karena menumbuhkan pengalaman selain proses belajar. Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 140) mengutarakan bahwa:

Berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan proses dasar (basic skill) dan keterampilan terintegrasi (integrated skill). Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen.

Hal-hal yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains, diantaranya yaitu perbedaan kemampuan siswa secara genetik, kualitas guru serta perbedaan strategi guru dalam mengajar.

Adapun mengenai keterampilan proses sains dan indikatornya menurut Indrawati dalam Agustia (2011) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Keterampilan proses sains dan indikatornya

(37)

Melakukan pengamatan (observasi)

1. Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda

2. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa

3. Membaca alat ukur

4. Mencocokan gambar dengan uraian tulisn/benda Menafsirkan

pengamatan (interpretasi)

Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasn yang logis

Mengelompokkan (klasifikasi)

Mencari perbedaan atau persamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan dan mencari dasar penggolongan.

Meramalkan (prediksi)

Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/pola yang sudah ada.

Berkomunikasi 1. Mengutarakan suatu gagasan

2. Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian

3. Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.

Berhipotesis Hipotesis merupkan dugn sementara tentang pengaruh variabel

amnipulasi terhadp vriabel respon. Hipotesis menyatakan penggambaran yang logis dari suatu hubungan yang dapat diuji melalui eksperimen. Merencanakan

percobaan/ penyelidikan

Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel terikat dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, di ukur/ ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja termasuk keterampilan merencanakan penelitian.

Menerapkan sub konsep/ prinsip

Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk menjalaskan apa yang sedang terjadi.

Pembentukan keterampilan dalam memperoleh pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains. Oleh karena itu, penilaian terhadap

keterampilan proses siswa harus dilakukan terhadap semua keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh. Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai pembawa konten, proses sains dan sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai kemajuan siswa dalam

pencapaian keterampilan proses sains.

Keterampilan proses dasar diuraikan oleh Djamarah (2010: 89-91) sebagai berikut:

(38)

dan mengumpulkan data/informasi. 2). Mengklasifikasikan, anak didik dapat melakukan kegiatan belajar melalui proses: menyamakan,

membedakan, membandingkan, mengklontraskan, dan mengelompokkan. 3). Menafsirkan, anak didik melakukan kegiatan melalui proses: menaksir, mengaitkan, menarik kesimpulan, membuat inferebsi, menggeneralisasi, menemukan pola, dan mencari hubungan antara dua hal. 4). Memprediksi, anak didik melakukan kegiatan melalui proses mengantisipasi (berdasarkan kecenderungan/pola/hubungan antara dua hal/hubungan antar informasi). 5). Menerapkan, anak didik melakukan kegiatan melalui proses:

menggunakan (informasi, kesimpulan konsep, hukum teori, sikap, nilai, atau keterampilan dalam situasibaru atau situasi baru atau situasi lain),

menghitung, mendeteksi, menghubungkan konsep, menfokuskan pertanyaan peneliti, menyusun hipotesis, dan membuat model. 6). Merencanakan

penelitian, anak didik dapat melakukan kegiatan melalui proses: menentukan masalah, menentukan tujuan, menentuykan ruang lingkup penelitian, menentukan sumber data atau informasi, menentukan cara analisis, menentukan langkah-langkah untuk memperoleh data informasi, menentukan alat, dan menentukan cara. 7). Mengomunikasikan, anak didik melakukan kegiatan melalui proses: berdiskusi, mendeklamasikan,

mendramakan, bertanya, mengarang, memeragakan, mengekpresikan dan melaporkan dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, atau penampilan.

Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru dan mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Padilla (1990) dalam Nurohman (2010: 3), bahwa keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

1) the basic (simpler) process skilldan 2) integrated (more complex) skills.The basic process skill, terdiri dari 1) Observing, 2)Inferring,

(39)

hypotheses, 4) Interpreting data,5)Experimentingdan,6)Formulating models.

Keterampilan proses sebagaimana disebutkan di atas merupakan keterampilan proses sains yang diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan keterampilan dalam memperoleh pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains. Oleh karena itu, penilaian terhadap keterampilan proses siswa harus dilakukan terhadap semua keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh. Pengukuran terhadap keterampilan proses siswa, dapat dilakukan menggunakan instrumen tertulis. Pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan secara tes(paper and pencil test)dan bukan tes. Penilaian melalui tes dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis(paper and pencil test). Sedangkan penilaian melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau

pengamatan. Penilaian dalam keterampilan proses agak sulit dilakukan melalui tes tertulis dibandingkan dengan teknik observasi. Namun demikian,

menggunakan kombinasi kedua teknik penilaian tersebut dapat meningkatkan akurasi penilaian terhadap keterampilan proses sains.

Longfield (2003) dalam Nurohman (2010) membagi keterampilan proses sains menjadi tiga tingkatan, yaituBasic, Intermediate,danEdvanced.

Tabel 1. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dari Longfield)

Basic

Mengobservasi Menggunakan indera untuk mengumpulkan informasi.

Membandingkan Menemukan persamaan dan perbedaan antara dua objek/kejadian.

(40)

kelompok atau ketegori berdasarkan bagian-bagiannya.

Mengukur

Menentukan ukuran objek atau kejadian dengan menggunakan alat ukur yang sesuai

Mengkomunikasikan

Menggunakan lisan, tulisan, atau grafik, untuk menggambarkan kejadian, aksi atau objek.

 Membuat Model Membuat grafik, tulisan, atau untuk menjelaskan ide, kejadian, atau objek  Membuat Data Menulis hasil observasi dari objek atau

kejadian menggunakan gambar, kata-kata, maupun angka.

Intermediate

Inferring

Membuat pernyataan mengenai hasil observasi yang didukung dengan penjelasan yang msuk akal.

Memprediksi

Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian berdasarkan observasi dan biasanya pengetahuan dasar dari kejadian serupa

Edvanced

Membuat hipotesis Membuat pernyataan mengenai suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan Merancang Percobaan Membuat prosedur yang dapat menguji

hipotesis Menginterpretasikan

Data

Membuat dan menggunakan tabel, grafik atau diagram untuk mengorganisasikan dan menjelaskan informasi.

(41)

2. Model SSCS (Searh, Solve, Create, and Share)

Model pembelajaran SSCS merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains.

Searh, solve, create and sharemerupakan kegiatan pembelajaran yang

membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok. Dapat dikatakansearh, solve, create and shareadalah model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu masalah (soal) menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana, yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut. Siswa harus menguasai materi dan urutan penyelesaian soal secara mendetil. Siswa diberi kesempatan merumuskan soal-soal dari hal yang diketahui dan menciptakan soal baru dengan cara memodifikasi kondisi dari masalah yang diketahui.

Menurut Baroto (2009) dalam Rahman (2011):

Search Solve Create and Share(SSCS) adalah model pembelajaran yang memakai pendekatanproblem solving, didisain untuk mempermudah pemahaman konsep dan mengembangkan keterampilan proses sains

terhadap konsep ilmu. Model pembelajaranSearch, Solve, Create and Share

melibatkan siswa dalam menyelidiki sesuatu, membangkitkan minat bertanya serta memecahkan masalah-masalah yang nyata.

Ada 4 tahapan atau fase yang terdapat dalam pembelajaran ini, pertama fase

(42)

1). Fasesearchmembantu siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang terkandung dalan permasalahan ke konsep-konsep sains yang

relevan. Kemudian masalah diidentifikasi dan diterapkan oleh siswa, yang berdasarkan skema konseptual siswa. 2). FaseSolveberpusat pada

permasalahan spesifik yang ditetapkan pada fasesearchdan

mengharuskan siswa untuk menghasilkan dan menerapkan rencana mereka untuk memperoleh suatu jawaban. 3). FaseCreatemenyebabkan siswa untuk mengevaluasi proses berpikir mereka. Hasil dari fasecreateadalah pengembangan suatu produk inovatif yang mengkomunikasikan hasil fase

searchke fasesolveke siswa lainnya. 4). Fasesharetidak hanya sebatas mengkomunikasikan ke siswa lainnya. Siswa menyampaikan buah fikirannya melalui komunikasi dan interaksi, menerima dan memproses umpan balik, yang tercermin pada jawaban permasalahan dan jawaban pertanyaan, menghasilkan kembali pertanyaan untuk diselidiki pada kegiatan lainnya.

Dapat dilihat dari empat tahap di atas, pembelajaran Model pembelajaranSearch, Solve, Create and Sharemerupakan suatu model pembelajaran yang sebagian besar kegiatan belajarnya dirancang oleh guru sehingga siswa tinggal

memecahkan masalah dan mencari sendiri jawaban dari masalah berdasarkan hasil temuannya. Dalam hal ini siswa akan berperan aktif melatih keberanian,

berkomunikasi dan berusaha memperoleh pengetahuannya sendiri untuk

memecahkan masalah yang dihadapi. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan membimbing siswa dari awal pembelajaran hingga memperoleh kesimpulan.

Model pembelajaransearch solve create and shareini mempunyai keunggulan dalam upaya merangsang para siswa untuk menggunakan perangkat sederhana dalam mengelola data atau fakta hasil pengamatan studinya. Menurut Pizzini (1996) dalam Rahman (2011):

(43)

memantapkan konsep-konsep IPA dengan cara yang lebih bermakna, (3) Mengolah informasi dari IPA, (4) Menggunakan keterampilan berpikir ting-kat tinggi, (5) Mengembangkan metode ilmiah dengan menggunakan peralatan-peralatan la-boratorium, (6) Untuk mengembangkan minat terhadap IPA dan memberi pemaknaan IPA ke-pada siswa melalui

kegiatan-kegiatan IPA, (7) Memberi pengalaman bagaimana pengetahuan IPA diperoleh dan ber-kembang, (8) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya, (9) Bekerja sama dengan orang lain, (10) Menetapkan pengetahuan tentang grafik, pengolahan data, menyampaikan ide dalam bahasa yang baik dan ke-terampilan yang lain dalam suatu sis-tem ke integrasi atau holistik.

Keterlibatan siswa untuk turut belajar dengan cara menerapkan pembelajaran

search, solve, create and sharemerupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Siswa tidak hanya menerima saja materi dari guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri.

Menurut Pizzini (1996) dalam Rahman (2011) Peranan guru pada pemecahan masalah modelsearch, solve, create and sharedalam memfasilitasi pengalaman untuk menambah pengetahuan siswa. Peranan guru lebih lengkap pada tiap fase dijelaskan sebagai berikut:

1). FaseSearch(mendefinisikan masalah) : (a). Menciptakan situasi yang dapat mempermudah muncul-nya pertanyaan, (b) Menciptakan dan mengarahkan kegiatan, (c) Membantu dalam pengelompokan dan

penjelasan permasalahan yang muncul. 2). FaseSolve(mendesain solusi) : (a) Menciptakan situasi yang menantang bagi siswa untuk berpikir, (b) Membantu siswa mengaitkan pengalaman yang sedang dikembangkan dengan ide, pendapat atau gagasan siswa tersebut, (c) Memfasilitasi siswa dalam hal memperoleh informasi dan data. 3). FaseCreate

(44)

mengembangkan metode atau cara-cara dalam mengevaluasi hasil penemuan studi selama persentasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan pendapat Pizzini maka pembelajaransearch, solve, create and share

dapat membantu siswa menemukan jawaban sendiri dari suatu permasalahan yang dipecahkan. Bahan pelajaran pun bukan berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, melainkan sebuah kesimpulan yang memerlukan pembuktian. Proses pembelajaran bermula dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu dan peserta didik memiliki kemauan dan kemampuan untuk berfikir. Jumlah siswa pun harus ideal dengan kapasitas guru agar alokasi waktu mencukupi untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

3. Hasil Belajar

(45)

dalam hasil belajar. Sehingga dapat di katakan bahwa belajar adalah peningkatan hasil belajar yang ditunjang oleha pengalaman melalui membaca, mendengarkan, dan berpendapat. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2008 : 2): Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Learning(belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku indivi

mengalami perubahan yang bertahap sebagai hasil dari pengalaman yang telah didapat dari proses belajar.

Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian hakekat belajar berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi

tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005 : 20) sebagai berikut :

1. Cronbach memberikan definisi belajar adalah memperlihatkan perubahan 2. Harold Spears memberikan batasan belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/ arahan.

3. Geoch, mengatakan belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

(46)

sesuatu sendiri, mendengarkan, dan mengikuti petunjuk/arahan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. Belajar dapat diterima secara baik oleh siswa jika siswa melakukan atau mengamati secara langsung apa yang sedang dipelajari karena hal tersebut membuat siswa mengingat secara spesifik dengan sesuatu yang dilihat dan kerjakan.

Belajar sebagai kegiatan individu yang merupakan proses penambahan pengetahuan yang sebelumnya telah siswa dapatkan dari pengalaman dari lingkungannya. Dengan pengalaman tersebut siswa telah belajar hal-hal seperti membaca, mendengarkan, berpendapat yang menunjang dalam hasil belajar. Sehingga dapat di katakan bahwa belajar adalah peningkatan hasil belajar yang ditunjang oleha pengalaman melalui membaca, mendengarkan, dan berpendapat. Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2007: 159) bahwa hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Sedangkan menurut Sukardi (2008: 2) hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Penacapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran.

(47)

dicerminkan melalui angka atau skor setelah melakukan tes maupun non tes. Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes maupun non tes dilakukan. Untuk mengukur hasil belajar biasanya guru melakukan kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara memberikan tes pada akhir pembelajaran seperti tes akhir, tes formatif, tes sumatif yang dapat menunjukkan sejauh mana penguasaan siswa tehadap suatu materi tersebut.

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Perubahan tersebut terjadi dengan peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.

Hasil belajar siswa berkaitan dengan cara siswa menangkap dan memahami isi materi yang disampaikan oleh guru. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010 : 3-4):

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa tingkat perkembangan siswa tampak pada evaluasi hasil belajar siswa, hasil belajar diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan proses penilaian yang dilihat dengan pengadaan postest untuk mengetahui sejauh mana materi yang telah diterima siswa.

(48)

saat itu. Dari hasil belajar tersebut siswa juga dapat mengetahui kesalahan serta kekurang pahaman meteri yang diajarkan untuk didiskusikan bagian yang ia tidak mengerti berdasar kemampuan yang ia miliki. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung dari aktivitas belajar siswa itu sendiri. Karena aktivitas yang tinggi dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap pelajaran yang diterimanya. Sehingga keberhasilan proses belajar mengajar diukur dari hasil yang diperoleh siswa dalam pembelajaran.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2010 : 121):

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar yaitu melalui suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan dalam bentuk angka. Hal tersebut didukung oleh pendapat menurut Hamalik (2007: 30-31), yaitu:

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada setiap aspek-aspek

(49)

Untuk mengetahui hasil belajar maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara memerintahkan siswa mengerjakan soal, menilai kegiatan siswa dalam kegiatan praktikum, dan cara-cara lain untuk mengukur hasil belajar tersebut. Setiap proses pembelajaran akan mencapai suatu puncak kegiatan dengan melakukan pengukuran terhadap proses pembelajaran tersebut.

Proses pengukuran ini membantu untuk mengetahui hasil belajar setelah dilangsungkannya pembelajaran.Sedangkan menurut Slameto (2008:131) hasil belajar itu sendiri meliputi 3 aspek, yaitu: a) Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif); b) Kepribadian atau sikap (afektif); c) Keterampilan atau penampilan (psikomotor). Sedangkan hasil belajar dalam kecakapan kognitif menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 10) memiliki beberapa tingkatan, yaitu: a). Informasi non verbal, b). Informasi fakta dan pengetahuan verbal, c). Konsep dan prinsip, d). Pemecahan masalah dan kreatifitas.

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas bahwa hasil belajar diakhir dari suatu proses pembelajaran, maka siswa akan memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar tampak apabila terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi di setiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi

kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa. Pendapat dari Slameto ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam

(50)

Sardiman (2009: 95) menyatakan bahwa belajar adalah berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik harus aktif. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Sedangkan Djamarah (2011: 67) menambahkan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa tidak hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru saja tetapi lebih dari itu seperti diskusi, melakukan percobaaan, memecahkan masalah, dan lain-lain yang dapat merangsang motivasi siswa untuk terus belajar. Ini menunjukkan bahwa aktivitas selama pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang selama pembelajaran aktif mungkin akan memberikan hasil belajar yang lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak aktif selama pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 13), bahwa:

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Menurut Dalyono (2009: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu:

(51)

Menurut Daryanto (2010: 100) ada tiga ranah yang menjadi sasaran dalam

Namun dalam penelitian ini hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif saja. Selanjutnya adapun aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang diantaranya: pengetahuan(knowledge), pemahaman(comprehension), penerapan(aplication), analisis(analysis), sintsis(syntesis), dan evaluasi penilaian(evaluation).

Merujuk pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersal dari dalam diri siswa (faktor internal). Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka seorang siswa harus bias mengelola faktor-faktor ini dengan baik terutama faktor yang berasal dari dalam dirinya. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Keberhasilan proses belajar yang dilakukan dapat diukur dengan tolak ukur hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Selain itu, nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi di setiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa. Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan seseorang yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

(52)

Sudjana (2005: 3): Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.

Hasil belajar yang baik akan menghasilkan tingkah laku yang baik pula. Perubahan tingkah laku tersebut mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotor. Dengan begitu hasil belajar dapat pula dinilai dari perubahan tingkah laku siswa.

B. Kerangka Pemikiran

Model pembelajaransearch, solve, create and sharemerupakan pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk berpikir dan mengembangkan keterampilan proses sains sehingga berdampak pada penguasaan konsep siswa. Proses

pembelajaran sains saat ini sangat jarang digunakan. Pelaksanaan pembelajaran yang didominasi oleh guru diduga menyebabkan rendahnya penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu perlu adanya suatu tindakan dengan mengganti model pengajaran yang dilakukan selama ini.

Model pembelajaransearch, solve, create and share adalah pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa cara untuk memecahkan

(53)

kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif serta siswa dilatih untuk dapat memecahkan masalah dalam belajar.

Model pembelajaransearch, solve, create and sharememerlukan suatu cara untuk dapat mengembangkan keterampilan siswa hingga terbentuklah kemampuan dalam berpikir kritis. Keterampilan proses akan timbul ketika pembelajaran berjalan dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

(54)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat makadigambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

X = keterampilan proses sains Y = hasil belajar

Z = ModelSearch, solve, create and share Model Pembelajaran SSCS

(55)

III.METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 antara bulan Januari Juni 2012 di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari sepuluh kelas, yaitu X.1 sampai dengan X.10. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknikcluster samplingyaitu teknik yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti sangat luas (Sugiyono 2010:121). Dari populasi yang terdiri dari sepuluh kelas diambil sampel adalah kelas X.3 yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas ekperimen.

3.3 Desain Penelitian

(56)

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahOne-Shot Case Study. Dalam desain ini satu kelompok yang dipilih secara random. Kemudian diberi perlakuan yaitu pemberian materi dan arahan dengan keterampilan proses sains mengunakan pembelajaransearch, solve, create, and share,dilakukanposttest

untuk menguji hasil belajar setelah diberi perlakuan. Dengan pemberian perlakuan, kemudian diberikan soal ujian akhir. Berikut adalah gambar desain penelitian yang akan digunakan:

Gambar 2.One-Shot Case Study

Keterangan: X = perlakuan

O = nilai observasi hasil perlakuan

(Sugiyono, 2011: 111)

3.4 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipesearch, solve, create, and share(X), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar (Y), dan variabel moderatornya adalah keterampilan proses sains (Z).

3.5 Instrumen Penelitian

(57)

Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

(1)Lembar observasi keterampilan proses sains untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran berlangsung. (2)Tes hasil belajarberupa soal untuk mengetahui kemapuan siswa.

3.6 Analisis Penelitian

1. Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi

product momentyang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2008: 72) Metode uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menghitung korelasiproduct moment pearson (Pearson Correlation Total)antara skor satu item dengan skor total. Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika rhitung> rtabel

maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

(58)

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan pengukuran, maka perlu dilakukan uji reliabilitas pada instrument penelitian. Sebelum soal digunakan kepada kelas eksperimen, soal diuji cobakan kepada kelas non eksperimental. Uji coba soal bertujuan untuk menguji reliabilitas dan validitas dari soal tersebut. Reliabilitas soal tes dihitung dengan menggunakan rumusAlpha. soal tersebut diberikan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan.

2

r = Koefisien reliabilitas yang dicari 2

i = Jumlah varians skor tiap-tiap item

2

i = Varians total

n = banyaknya item angket Dimana:

N = Banyaknya responden

Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas, dengan

kriteria sebagai berikut:

a). antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi, b). antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi, c). antara 0,400 sampai dengan 0,600: sedang antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah, d). antara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah

(Arikunto, 2001:75)

(59)

Hasil dari penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang dihasilkan berupa data pemahaman konsep, nilai kognitif siswa. Dan sebelum melakukan pengambilan data maka dilakukan terlebih dahulu proses persiapan diantaranya adalah:

1) Membuat kisi-kisi

2) Membuat soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat

3) Meminta pertimbangan guru mitra untuk menghindari ketidak sesuaian antara kisi-kisi dan soal yang telah dibuat

4) Memperbaiki soal yang telah dibuat.

Hal ini dimaksudkan agar data yang didapat dalam penelitian memiliki nilai kevalidan yang tinggi.

Adapun metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data mengenai hasil belajar siswa dilakukan dengan

menggunakan soal. Proses ini dilakukan pada saat pembelajaran sudah selesai. Untuk mengetahui hasil belajar dapat diketahui dengan

menjumlahkan skor yang diperoleh siswa, kemudian mengklasifikasikannya kedalam hasil belajar tinggi, hasil belajar sedang, dan hasil belajar rendah. 2. Data keterampilan proses sains siswa, diperoleh dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap keterampilan proses sains siswa selama kegiatan pembelajaran dan memberikan penilaian pada setiap sub keterampilan proses yang diamati oleh observer.

(60)

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari skor untuk keterampilan proses sains serta skorujian (observasi)untuk hasil belajar. Menganalisis peningkatan hasil belajar siswa digunakan skor hasil ujian observasi, dengan menilai hasil dari jawaban siswa pada LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah diberikan dengan mengacu pada penskoran untuk argumen yang telah dijelaskan di teknik pengumpulan data. Peningkatan skor hasil belajar merupakan indikator adanya peningkatan atau penurunan hasil belajar pada pembelajaran fisika dengan pengaruh keterampilan proses sains, sedangkan penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan secara langsung. Setelah mengikuti tes hasil belajar, siswa akan meperoleh suatu skor yang besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dapat dijawab dengan benar. Keteramgan lebih jelas tentang data bisa dilihat di hasil penelitian halalaman 38.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap hasil tes akhir (observasi) dari hasil belajar siswa dan hasil tes keterampilan proses sains. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

Ho : Data terdistribusi normal H1 : Data terdistribusi tidak normal

Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung dengan metode

kolmogrov smirnovberdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai

(61)

1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 makaH1diterima

dengan artian bahwa data tidak terdistribusi secara normal.

2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 makaH0diterima

dengan artian bahwa data terdistribusi normal.

2. Uji Lineritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresilinear. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metodeTest for Linearitypada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yanglinear

bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05.

(Priyatno, 2010: 73) a. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.

Persamaan yang harus diselesaikan dalam regresi linier sederhana, yaitu:

Keterangan :

(62)

: Harga Y bila X = 0 (harga konstnta)

: Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X: Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains pada pembelajaransearch, solve, create, and share

Y: Variabel terikatnya adalah hasil belajar

Yang dicari terlebih dahulu dalam regresi sederhana yaitu dengan mencari nilaia

menggunakan rumus berikut :

2

Setelah menghitung nilaia, berikutnya yang dihitung nilaibdengan rumus berikut:

b: Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X: Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains pada pembelajaransearch, solve, create, and share

(63)

n: banyaknya pasangan data

Setelah menghitung nilai a dan b, maka persamaan regresi linier sederhana (nilaiY) dapat dihitung dengan rumus berikut:

Pengambilan harga-hargaXuntuk meramalkanYharus dipertimbangkan secara rasional dan menurut pengalaman, yang masih berada pada batas ruang gerakX. (Usman dan Akbar, 2009)

Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan ujiReggression Linear.

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis diperoleh dari uji regresi linear sederhana hipotesis statistik yang disusun berdasarkan hipotesis verbal yang telah dikemukakan dalam hipotesis penelitian.

Hipotesis statistik disusun sebagai berikut : Hipotesis Penelitian

H0: Tidak ada pengaruh keterampilan proses sains pada pembelajaransearch, solve, create, and shareterhadap hasil belajar fisika.

H1: Ada pengaruh keterampilan proses sains pada pembelajaransearch, solve, create, and shareterhadap hasil belajar fisika.

(64)

1. Bila nilai rhitung < rtabel maka hipotesis nol diterima dan hipotesis satu ditolak.

(65)

III.METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 antara bulan Januari Juni 2012 di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari sepuluh kelas, yaitu X.1 sampai dengan X.10. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknikcluster samplingyaitu teknik yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti sangat luas (Sugiyono 2010:121). Dari populasi yang terdiri dari sepuluh kelas diambil sampel adalah kelas X.3 yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas ekperimen.

3.3 Desain Penelitian

Gambar

Tabel Data Hasil Belajar Siswa ........................................................105
grafik, peta secara akurat.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
grafik, peta secara akurat.
+2

Referensi

Dokumen terkait

The objective of this research is to experimentally test the effectiveness of two burnout mitigating strategies, a flexible work arrangement and stress management

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih dan pengembangan ranah afektif, bagaimana guru menetapkan tujuan pembelajaran fiqih, materi atau

This year’s effective technology could be left behind in the next 3 years, so information system (IS) is becoming more complex [1]. In banking sector, based on Nugroho’s finding

Dengan laporan ini, kinerja BAPPEDA dapat tergambar dalam mengambil berbagai langkah strategis sesuai dengan bidang tugas dan kewenangannya sebagai satuan kerja

This study explored the features of a Moodle-site used in teaching how to write narrative texts in English as a foreign language (EFL) context at the eighth grade level of

LAKIP Tahun 2013 yang merupakan bagian dari informasi pengukuran kinerja dalam melaksanakan Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 adalah dokumen

Dengan adanya pelayanan ini maka antrian di loket pendaftaran dan penumpukan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah berkurang secara signifikan sehingga situasi Rumah Sakit Umum

Selanjutnya Mulyono et al (2009) pada itik pemberian inokulan pakan dapat meningkatkan kecernaan zat makanan mampu bekerja sebagai mikroba probiotik dalam