• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI DAYA HAMBAT ISOLAT BAKTERI USUS ITIK (Anas domestica) TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN PERTUMBUHAN ISOLAT BAKTERI USUS ITIK PADA MEDIA MRS BROTH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI DAYA HAMBAT ISOLAT BAKTERI USUS ITIK (Anas domestica) TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN PERTUMBUHAN ISOLAT BAKTERI USUS ITIK PADA MEDIA MRS BROTH"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1. Judul Skripsi : UJI DAYA HAMBAT ISOLAT BAKTERI USUS ITIK (Anas domestica) TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN PERTUMBUHAN ISOLAT BAKTERI USUS ITIK PADA MEDIA MRS BROTH

2. Nama Mahasiswa / NPM : DIAH RAHMAWATI / 0717021030 3. Komisi Pembimbing Skripsi

Pembimbing I : Dra. CN. Ekowati, M.Si Pembimbing II : Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S Pembahas : Kusuma Handayani, M.Si 4. Jurusan / Prog. Studi : Biologi / S1 Biologi

5. Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 6. Bidang Keilmuan (a) : Mikrobiologi

7. Abstrak Skripsi (b)

ABSTRAK

UJI DAYA HAMBAT ISOLAT BAKTERI USUS ITIK (Anas domestica) PADA BAKTERI GRAM POSITIF DAN POLA PERTUMBUHAN ISOLAT BAKTERI USUS ITIK PADA

MEDIA MRS BROTH

Oleh Diah Rahmawati

Telah diketahui bahwa 13 isolat bakteri yang berasal dari usus itik diduga bakteri Lactobacillus dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Gram negatif Salmonella pullorum. Tetapi saat ini belum diketahui kemampuan daya hambat isolat bakteri usus itik tersebut terhadap bakteri Gram positif antara lain Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus. Selain itu, juga belum diketahui pola pertumbuhan isolat bakteri tersebut pada media tumbuh MRS Broth. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak antibakteri isolat bakteri usus itik terhadap bakteri Gram positif dan mengetahui pola pertumbuhan isolat bakteri usus itik yang terpilih pada media MRS Broth.

Penentuan uji daya hambat isolat bakteri usus itik dengan menggunakan metode sumuran, sedangkan untuk penentuan pola pertumbuhan isolat bakteri usus itik dengan menghitung langsung jumlah sel bakteri secara mikroskopis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat bakteri usus itik mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Isolat yang menghasilkan diameter terbesar dari hasil penelitian ini yaitu isolat B4 dan B9 sebesar 20,2 mm dan 17,9 mm dengan lama waktu produksi 4 hari. Pertumbuhan isolat bakteri usus itik B4 menunjukkan fase lag selama 2 jam dan fase logaritmik selama 17 jam,

sedangkan isobat B9 menunjukkan fase lag selama 3 jam dan fase logaritmik selama 10 jam.

Kata Kunci (c) : Isolat bakteri asam laktat, karakterisasi, antibakteri, Escherichia coli, Salmonella pullorum.

(a) bidang keilmuan diisi sesuai dengan konsentrasi bidang ilmu skripsi (b) abstrak diisi sesuai dengan yang tercantum diskripsi. Minimal 500 kata.

(c) kata kunci diisi kata-kata yang berhubungan dengan abstrak skripsi. Minimal 5 kata kunci.

ABSTRAK SKRIPSI MAHASISWA

(2)

UJI DAYA HAMBAT ISOLAT BAKTERI USUS ITIK

(

Anas domestica

) TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF

DAN PERTUMBUHAN ISOLAT BAKTERI USUS ITIK

PADA MEDIA MRS

BROTH

(Skripsi)

Oleh :

Diah Rahmawati

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam saluran pencernaan unggas khususnya sekum dan tembolok, terdapat

populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

tersebut umumnya bersifat fermentatif. Jumlah bakteri pada sekum sebanyak

109/g isi sekum, dan bakteri yang mendominasi adalah E. coli, Sterptococci

sp, dan Lactobacilli sp. Bakteri tersebut mampu berkembang dalam sekum karena pH dan temperatur sekum mendukung perkembangan bakteri secara

baik (Gabriel et al., 2006).

Saluran pencernaan unggas merupakan tempat hidup bagi mikroflora yang

segera dibentuk setelah dilahirkan. Mikroflora indigenous dewasa akan

menjadi barrier (pembawa) koloni mikroorganisme patogen seperti

Salmonella dan E. coli sedangkan mikroflora yang menyokong kesehatan unggas terdiri dari berbagai macam spesies mikroorganisme seperti

Lactobaccilus, Bifidobacterium dan Bacteroides yang sebagian besar merupakan mikroorganisme yang predominan. Penggunaan probiotik dapat

mempengaruhi keberhasilan produksi mikroflora kompetitif dalam

(4)

2

Fuller (1991) menjelaskan bahwa bakteri probiotik harus memiliki

persyaratan yaitu memberikan efek yang menguntungkan pada host, tidak

patogenik dan tidak toksik. Disamping itu mengandung sejumlah besar sel

hidup, mampu bertahan dalam kondisi yang tidak menguntungkan dan

melakukan kegiatan metabolisme dalam usus. Persyaratan lain adalah dapat

tetap hidup selama dalam penyimpanan sampai waktu digunakan,

mempunyai sifat sensori yang baik, dan diisolasi dari host. Salah satu kelompok bakteri yang mampu menghambat bakteri patogen dan

dimanfaatkan sebagai probiotik yaitu Lactobacillus. Beberapa Lactobacillus

yang biasa dijadikan sebagai probiotik antara lain Lactobacillus casei, L. acidophilus, L. casei Shirota, Lactobacillus GG, dan L. plantarum 299 (Young, 1998).

Napitupulu(2000) melaporkan bahwa Lactobacillus menghasilkan

antibakteri. Filtrat Lactobacillus dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Gram positif antara lain Streptococcus dan Staphylococcus aureus

serta bakteri Gram negatif seperti Escerchia coli. Pada penelitian Abun (2008) diketahui bahwa Lactobacillus yang terdapat dalam usus ayam broiler dapat menghambat kolonisasi bakteri Gram negatif Salmonella

Berdasarkan penelitian Sutrisna dan Nurjanah (2010) telah ditemukan 20

isolat bakteri usus itik yang memiliki beberapa karakterisasi, diantaranya

adalah berbentuk batang, tidak berspora, Gram positif, bersifat motil. Selain

(5)

3

bakteri tersebut diduga merupakan Lactobacillus. Sebanyak 20 isolat, 13 diantaranya merupakan isolat yang dapat menghambat bakteri Gram negatif

Salmonella pullorum. Ketiga belas bakteri tersebut adalah : B1 : Isolat usus itik “Bulat Besar” (CI BB)

B2 : Isolat usus itik “Besar Kuning” (CI BK)

B3 : Isolat usus itik “Kecil Kuning” (CI KCK)

B4 : Isolat usus itik “Kecil Pipih” (CI KP)

B5 : Isolat usus itik “Kuning Kecil Pipih” (CI KKP)

B6 : Isolat usus itik “ Kecil Pipih Kuning” (CI KPK)

B7 : Isolat usus itik “ Pipih Kecil” (CI PKC)

B8 : Isolat usus itik “Putih Sedang Bulat” (CI PTSBL)

B9 : Isolat usus itik “Sangat Kecil Pipih” (CI SGKP)

B10 : Isolat usus itik “Tak Beraturan Besar” (CI TBRB)

B11 : Isolat usus itik “ Besar Bulat” (JK BSRBLT)

B12 : Isolat usus itik “Kecil Bulat” (JK KCLBLT)

B13 : Isolat usus itik “Tak Beraturan Besar” (JK TBRBSR)

Isolatbakteri usus itik mampu menghambat bakteri Gram negatif Salmonella pullorum namun kemampuan menghambat isolat bakteri usus itik terhadap bakteri patogen Gram positif belum jelas. Selain itu perlu dikaji lebih dalam

juga tentang pertumbuhan isolat usus itik dengan media MRS Broth yang diduga media tersebut merupakan media khusus untuk pertumbuhan

(6)

4

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui daya hambat ekstrak antibakteri isolat bakteri usus itik

terhadap bakteri Gram positif.

2. Mengetahui perbedaan besarnya diameter daya hambat ekstrak

antibakteri isolat bakteri usus itik terhadap bakteri Gram positif.

3. Mengetahui pola pertumbuhan isolat bakteri usus itik yang terpilih

(terbesar diameter daya hambatnya) pada media MRS Broth.

C. Kerangka Pemikiran

Lactobacillus mempunyai kemampuan untuk menghasilkan bakteriosin (Pridmore et al., 1996). Bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri Gram positif biasanya merupakan polipeptida bermuatan positif yang dapat

menembus membran sel dan tersusun kurang dari 60 residu asam amino.

Bakteriosin merupakan zat antimikroba berupa polipeptida, protein, atau

senyawa yang mirip protein (Kone dan Fung 1992; Jack et al., 1995).

Menurut Nester et al., (2009) mekanisme aksi antimikroba ada 4 cara yaitu dengan menghambat sintesis dinding sel, menghambat sintesis protein,

menghambat sintesis asam nukleat, atau menghambat jalur metabolisme

utama. Bakteriosin mencegah sintesis peptidoglikan yang utuh sehingga

(7)

5

Selain itu, bakteriosin yang menyelubungi sel mikroba target akan masuk

melalui membran sel mikroba target menyebabkan ketidakseimbangan fungsi

membran sitoplasma (mempengaruhi sintesa energi dan permeabilitas),

menghambat sintesa asam nukleat, sintesa protein dan mengubah mekanisme

translator sel.

Selain bakteriosin, Lactobacillus juga mampu menghasilkan asam laktat. Efek bakterisidal dari asam laktat berkaitan dengan penurunan pH lingkungan

menjadi 3 sampai 4,5 sehingga pertumbuhan bakteri lain termasuk bakteri

pembusuk akan terhambat. Pada umunya mikroorganisme dapat tumbuh

pada kisaran pH 6-8 (Buckle et al., 1987).

Bakteri asam laktat (Lactobacillus)dapat ditumbuhkan dengan media MRS (deMan et al., 1960). Kandungan yang terdapat dalam media MRS

diantaranya adalah ekstrak daging sapi dan ekstrak ragi sebagai sumber

karbon, nitrogen, dan vitamin. Sodium asetat berperan sebagai agen

penghambatan. Sodium asetat dan amonium sitrat bertindak sebagai selektif

agen serta sebagai sumber energi. Manganase mangan sulfat menyediakan

kation yang digunakan dalam metabolisme. Polisorbat 80 sebagai surfaktan

(8)

6

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah

1. Isolat bakteri usus itik dapat menghasilkan zona hambat yang mampu

menghambat bakteri Gram positif .

2. Terdapat perbedaan besarnya diameter daya hambat oleh ekstrak

antibakteri isolat bakteri usus itik terhadap bakteri Gram positif.

3. Isolat bakteri usus itik menunjukkan pola pertumbuhan tertentu pada

media MRS Broth.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peneliti

hewan ternak itik mengenai kemampuan isolat bakteri usus itik dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan merekomendasikan isolat

yang terpilih dalam penelitian ini untuk dijadikan probiotik bagi hewan

(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroflora Usus Itik

Proses pencernaan serat kasar pada itik terjadi pada sekum. Sekum adalah

ruang fermentasi pada itik yang memiliki panjang berkisar 10-29 cm

(Srigandono, 1997). Menurut Gabriel et al., (2006); dalam saluran

pencernaan terdapat populasi mikroorganisme dengan berbagai ukuran dan

kompleksitas. Mikroorganisme yang melekat pada saluran usus tersebut

dinamakan mikroflora usus (Nakazawa, 1992). Mikroflora usus merupakan

ekosistem yang kompleks terdiri dari sejumlah besar bakteri. Dijelaskan

lebih lanjut bahwa mikroorganisme yang ada dalam sekum bersifat anaerob

obligat, sedangkan yang ada di tembolok bersifat anaerob fakultatif. Tipe,

jumlah, dan aktivitas metabolik mikroorganisme tersebut sangat dipengaruhi

oleh faktor individu, umur ternak, lingkungan, dan pakan yang dikonsumsi.

(Gabriel et al., 2006).

Mikroflora normal usus mempunyai sifat (1) dapat tumbuh dalam kondisi

anaerobik, (2) terdapat pada saluran pencernaan dewasa normal, (3) dapat

mengkolonisasi pada bagian spesifik saluran pencernaan, (4) dapat

(10)

8

(6) dapat melekatkan diri dengan permukaan epitel usus. Kemampuan bakteri

ini untuk melekat pada jaringana epitel usus (lapisan lendirnya), dapat

dibuktikan dengan kemampuannya mengkolonisasi saluran usus dan menjaga

polpulasi tetapnya (Nakazawa, 1992).

B. Antibakteri

Antibakteri adalah suatu senyawa yang dalam konsentrasi kecil mampu

menghambat bahkan membunuh proses kehidupan suatu mikroorganisme

(Jawetz et al., 2001). Beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan proses pembasmian bakteri yaitu:

a. Germisid adalah bahan yang dipakai untuk membasmi mikroorganisme

dengan mematikan sel-sel vegetatif, tetapi tidak selalu mematikan

bentuk sporanya.

b. Bakterisid adalah bahan yang dipakai untuk mematikan bentuk-bentuk

vegetatif bakteri.

c. Bakteriostatik adalah suatu bahan yang mempunyai kemampuan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri tanpa mematikannya.

d. Antiseptik adalah suatu bahan yang menghambat atau membunuh

mikroorganisme dengan mencegah pertumbuhan atau menghambat

aktivitas metabolisme, digunakan pada jaringan hidup.

e. Desinfektan adalah bahan yang dipakai untuk membasmi bakteri dan

mikroorganisme patogen tapi belum tentu beserta sporanya, digunakan

(11)

9

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibakteri yang bersifat menghambat

pertumbuhan bakteri yang dikenal sebagai bakteriostatik, dan ada yang

bersifat membunuh bakteri dikenal sebagai bakterisid. Kadar minimal yang

diperlukan untuk menghambat atau membunuh bakteri, masing-masing

dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal

(KBM). Antibakteri tertentu aktivitasnya dapat meningkat menjadi bakterisid

bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi KHM (Ganiswara, 1995).

Efektivitas senyawa antimikroba dapat dilihat pada pengujian antimikroba

dengan menentukan konsentrasi terkecil agar pertumbuhan organisme uji

dapat terhambat. Pengujian antimikroba dengan menentukan konsentrasi

terkecil dilakukan dengan metode Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Metode MIC ini terdiri dari dua teknik, yaitu teknik tabung pengenceran dan

teknik difusi agar (Middelbeek dan Drijver de Haas, 1992).

Kriteria zat ideal yang digunakan sebagai zat antimikroba adalah aktivitasnya

yang cukup luas, tidak bersifat racun, ekonomis, sebaiknya bersifat

membunuh daripada hanya menghambat pertumbuhan mikroba (Pelczar dan

Chan, 1988). Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi kerja antimikroba

antara lain konsentrasi antimikroba yang digunakan, jumlah mikroorganisme,

suhu dan waktu kontak, spesies atau jenis mikroorganisme, keberadaan bahan

organik dan pH (Frazier dan Wessthof, 1988). Cara kerja zat antimikroba

(12)

10

dinding sel, merubah molekul protein dan asam nukleat serta menghambat

sintesis asam nukleat dan protein (Pelczar dan Chan, 1988)

C. Uji Aktivitas Antibakteri

Pengujian terhadap aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan berbagai cara,

yaitu:

1. Agar difusi, media yang dipakai adalah agar Mueller Hinton. Pada

metode difusi ini ada beberapa cara, yaitu:

a. Cara Kirby Bauer

b. Cara Sumuran

c. Cara Pour Plate

2. Dilusi cair/ dilusi padat

Pada prinsipnya antibakteri diencerkan sampai diperoleh beberapa

konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah

suspensi kuman dalam media. Pada dilusi padat tiap konsentrasi obat

dicampur dengan media agar, kemudian ditanami bakteri. Metode dilusi

cair adalah metode untuk menentukan konsentrasi minimal dari suatu

antibakteri yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme.

Konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan disebut Kadar Hambat

(13)

11

mikroba apabila nilai konsentrasi minimum hambatannya rendah tetapi

mempunyai daya hambat yang besar (Hayati, 1999).

Perhitungan hasil pengamatan dilakukan dengan cara mengukur diameter

hambatan senyawa yang diperiksa dibandingkan dengan diameter hambatan

senyawa standar pada konsentrasi yang sama (Sherley, 1998).

Potensi = Diameter hambatan senyawa antimikroba x 100 % Diameter senyawa baku dengan konsentrasi sama

D. Bakteri Gram Positif

Secara garis besar berdasar pengecatan Gram, bakteri dikelompokkan

menjadi 2, yaitu gram positif dan Gram negatif. Bakteri gram positif adalah

bakteri yang mempertahankan zat warna Gram A yang mengandung kistal

violet, sewaktu proses pewarnaan gram. Bakteri jenis ini akan berwarna ungu

di bawah mikroskop, sedangkan bakteri Gram negatif akan berwarna merah

atau merah muda, karena warna ungu dapat dilunturkan kemudian mengikat

cat Gram D sebagai warna kontras. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis

bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri

(Jawetz, 1996).

Pada bakteri gram positif susunan dinding selnya lebih sederhana terdiri atas 2

lapis namun memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal sementara pada

dinding sel bakteri gram negatif lebih kompleks terdiri atas 3 lapis namun

(14)

12

1. Staphylococcus aureus (S. aureus)

S. aureus berbentuk bulat atau lonjong, merupakan jenis yang tidak bergerak, tidak berspora, bakteri gram positif dan tersusun dalam

kelompok (seperti buah anggur). Pembentukan kelompok ini karena

pembelahan sel-sel anaknya cenderung tetap berada di dekat sel induknya

(Gupte, 1990). S. aureus merupakan kuman penyebab penyakit yang sering terjadi di masyarakat maupun sebagai infeksi nosokomial.

Kolonisasi S. aureus seringkali tidak bergejala dan hidup secara komensal pada hidung manusia (Fournier, 2005). S. aureus dapat menyebabkan penyakit berkat kemampuannya melakukan pembelahan, dan menyebar

luas ke dalam jaringan serta mampu memproduksi bahan ekstra seluler

seperti katalase, koagulase, eksotoksin, lekosidin, toksin eksfoliatif,

Toksin Sindroma Syok Toksik (Toxic Shock Syndrome Toxin),

enterotoksin dan enzim lain (Jawetz et al., 2001).

2. Bacillus subtilis

Bakteri Bacillus sp merupakan mikroba flora normal pada saluran pencernaan ayam (Green et al., 2006). Ciri-ciri bakteri ini adalah

organisme saprophytik, berbentuk batang, gram positif membentuk spora

non-patogen yang biasanya ditemukan dalam air, udara, debu, tanah dan

sedimen. Terdapat beberapa jenis bakteri yang bersifat saprofit pada

tanah, air, udara dan tumbuhan seperti Bacillus cereus dan Bacillus subtilis

(15)

13

lincheniformis, Bacillus clausii, Bacillus megaterium, Bacillus firmus,

kelompok Bacillus cereus (Barbosa et al.¸ 2005).

E. Bakteri Asam Laktat (BAL)

Menurut Jenie (2006) produk bakteri asam laktat yang bersifat

heterofermentatif adalah asam laktat, asam asetat, CO2 dan etanol dalam

jumlah yang besar. Bakteri asam laktat yang bersifat homofermentatif

mengubah 95% glukosa atau heksosa menjadi asam laktat dan sejumlah kecil

CO2 serta asam-asam volatil. Hasil fermentasi Lactobacillus yang berupa senyawa asam organik dan alkohol berpotensi dapat menghambat

pertumbuhan bakteri lain.

Bakteri yang termasuk kelompok bakteri asam laktat adalah Aerococcus, Allococcus, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, dan Vagococcus

(Ali dan Radu, 1998).

Bakteri asam laktat (BAL) merupakan kelompok besar bakteri

menguntungkan yang memiliki sifat relatif sama. Saat ini bakteri asam laktat

digunakan untuk pengawetan dan memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan

pangan. Bakteri asam laktat mampu memproduksi asam laktat sebagai produk

akhir perombakan karbohidrat, hidrogen peroksida, dan bakteriosin (Afrianto

(16)

14

pertumbuhan bakteri pathogen seperti Salmonella dan E. coli akan dihambat (Silalahi, 2000). Efektivitas bakteri asam laktat dalam menghambat bakteri

pembusuk dipengaruhi oleh kepadatan bakteri asam laktat, strain bakteri asam

laktat, dan komposisi media. Selain itu, produksi substansi penghambat dari

bakteri asam laktat dipengaruhi oleh media pertumbuhan, pH, dan

temperature lingkungan (Stiles, 1990).

F. Pertumbuhan Mikroorganisme

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa

zat suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh

ketika bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada

organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan

koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar

atau subtansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak,

pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba

itu sendiri. Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible

artinya tidak dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai

pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat

dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran

sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil

pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka

terjadi pertumbuhan populasi mikroba (Iqbalali, 2008). Pertumbuhan mikroba

(17)

15

disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian.

Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum

pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan

penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi. Kejadian di atas apabila

digambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kurva pertumbuhan bakteri pada umumnya

Ada empat fase pada pertumbuhan bakteri pada kurva diatas, yaitu

Tabel 1. Ciri dan fase pada kurva pertumbuhan

Fase Pertumbuhan Ciri

Lag (lambat)

Tidak ada pertumbuhan populasi karena sel mengalami perubahan komposisi kimiawi dan ukuran serta bertambahnya substansi

intraseluler sehingga siap untuk membelah diri.

Logaritma atau eksponensial

Sel membelah diri dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali lipat, keadaan

pertumbuhan seimbang.

Stationary (stasioner/tetap)

Terjadinya penumpukan racun akibat

(18)

16

Death (kematian)

Sel menjadi mati akibat penumpukan racun dan habisnya nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang mati lebih banyak sehingga mengalami penurunan jumlah sel secara eksponensial.

Pada bakteri Lactobacillus sp kurva pertumbuhannya sedikit berbeda seperti gambar berikut.

Gambar 2. Kurva pertumbuhan bakteri Lactobacillus

Diketahui bahwa inkubasi hingga 12 jam menunjukkan fase adaptasi

sedangkan inkubasi hingga 24 jam menunjukkan fasae logaritmik, kemudian

pada inkubasi yang dilanjutkan hingga 33 jam menunjukkan fase logaritmik

diperlambat akhirnya statis pada inkubasi 36 jam (Natsir dan Sartini, 2008).

Pengetahuan akan kurva pertumbuhan bakteri sangat penting untuk

menggambarkan karakteristik pertumbuhan bakteri, sehingga akan

mempermudah di dalam kultivasi (menumbuhkan) bakteri ke dalam suatu

media, penyimpanan kultivasi dan penggantian media.

Pertumbuhan dapat diamati dari meningkatnya jumlah sel atau massa sel

(19)

17

pembelahan biner,yaitu dari satu sel membelah menjadi 2 sel baru, maka

pertumbuhan dapat diukur dari bertambahnya jumlah sel. Waktu yang

diperlukan untuk membelah diri dari satu sel menjadi dua sel sempurna

disebut waktu generasi. Waktu yang diperlukan oleh sejumlah sel atau massa

sel menjadi dua kali jumlah/massa sel semula disebut doubling time atau

waktu penggandaan. Waktu penggandaan tidak sama antara berbagai

mikrobia, dari beberapa menit, beberapa jam sampai beberapa hari tergantung

kecepatan pertumbuhannya. Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan

jumlah atau massa sel per unit waktu. Adapun perhitungan pertumbuhan

mikroba (Sumarsih, 2003):

Gambar 3. Pembelahan sel secara biner

1 sel menjadi 2 sel

2 sel menjadi 4 sel 21 menjadi 22 atau 2x2

4 sel menjadi 8 sel 22 menjadi 23 atau 2x2x2

Dari hal tersebut dapat dirumuskan menjadi:

N = N

0

2

n

N: jumlah sel akhir,

(20)

18

Waktu generasi = t / n

t: waktu pertumbuhan eksponensial, n: jumlah generasi

Dalam bentuk logaritma, rumus N = N0 2n menjadi:

log N = log N0 + n log 2

Waktu generasi juga dapat dihitung dari slope garis dalam plot

semilogaritma kurva pertumbuhan eksponensial, yaitu dengan rumus,

slope = 0,301/ waktu generasi. Usaha pengendalian mikroorganisme

dapat dilaksanakan apabila faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan atau perkembangbiakan mikroorganisme telah diketahui

sebelumnya.

Menurut Yudhabuntara (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan umumnya dibagi ke dalam empat bahasan yaitu:

1. Faktor intrinsik

Faktor intrinsik meliputi pH, aktivitas air (activity of water, aw),

kemampuan mengoksidasi-reduksi (redoxpotential, Eh), kandungan

nutrien, bahan antimikroba dan struktur bahan makanan. Ukuran

keasaman atau pH adalah log10 konsentrasi ion hidrogen.

Lazimnya bakteri tumbuh pada pH sekitar netral (6,5 – 7,5).

(21)

19

pertumbuhan mikrobia dalam pangan. Kemampuan

mengoksidasi-reduksi (redoxpotential, Eh) adalah perbandingan total daya

mengoksidasi (menerima elektron) dengan daya mereduksi

(memberi elektron). Pertumbuhan mikroorganisme memerlukan air,

energi, nitrogen, vitamin dan faktor pertumbuhan, mineral. Air

yang tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme ditentukan oleh

aw bahan makanan. Sebagai sumber energi, mikroorganisme

memanfaatkan karbohidrat, alkohol dan asam amino yang terdapat

dalam bahan makanan. Faktor pertumbuhan yang diperlukan adalah

asam amino, purin dan pirimidin, serta vitamin. Struktur bahan

makanan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme

misalnya lemak karkas dan kulit pada karkas unggas dan karkas

babi dapat melindungi daging dari kontaminasi mikroorganisme.

2. Faktor ekstrinsik

Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan

mikroorganisme adalah suhu penyimpanan. Faktor luar lainnya

yang pada prinsipnya berhubungan dengan pengaruh atmosferik

seperti kelembaban, tekanan gas/keberadaan gas, juga cahaya dan

pengaruh sinar ultraviolet.

3. Faktor proses

Semua proses teknologi pengolahan bahan makanan mengubah

lingkungan mikro bahan makanan tersebut. Proses tersebut dapat

(22)

20

curing, pengasapan, iradiasi, tekanan tinggi, pemakaian medan

listrik dan pemberian bahan imbuhan pangan.

4. Faktor implisit

Faktor lain yang berperan adalah faktor implisit yaitu adanya

sinergisme atau antagonisme di antara mikroorganisme yang ada

dalam “lingkungan” bahan makanan. Ketika mikroorganisme

tumbuh pada bahan makanan, mikroorganisme tersebut akan

bersaing untuk memperoleh ruang dan nutrien. Dengan demikian

akan terjadi interaksi di antara mikroorganisme yang berbeda.

Interaksi ini dapat saling mendukung maupun saling menghambat

(terjadi sinergisme atau antagonisme).

Bakteri merupakan organisme kosmopolit yang dapat kita jumpai di

berbagai tempat dengan berbagai kondisi di alam ini. Mulai dari

padang pasir yang panas, sampai kutub utara yang beku kita masih

dapat menjumpai bakteri. Namun bakteri juga memiliki batasan suhu

tertentu dia bisa tetap bertahan hidup, ada tiga jenis bakteri berdasarkan

tingkat toleransinya terhadap suhu lingkungannya:

1. Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka

hidup pada suhu yang dingin, dapat tumbuh paling baik pada

suhu optimum dibawah 200C.

2. Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat

hidup secara maksimal pada suhu yang sedang, mempunyai

(23)

21

3. Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh

optimal atau suka pada suhu yang tinggi, mikroorganisme ini

sering tumbuh pada suhu diatas 400C, bakteri jenis ini dapat

hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber

mata air panas bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967

di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam

sumber air panas bersuhu 93-940C.

Dalam pertumbuhannya bakteri memiliki suhu optimum dimana

pada suhu tersebut pertumbuhan bakteri menjadi maksimal.

Dengan membuat grafik pertumbuhan suatu mikroorganisme, maka

dapat dilihat bahwa suhu optimum biasanya dekat puncak range

suhu. Di atas suhu ini kecepatan tumbuh mikroorganisme akan

berkurang. Metode pengukuran pertumbuhan yang sering

digunakan adalah dengan menentukan jumlah sel yang hidup

dengan jalan menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan

jumlah total sel/jumlah massa sel. Selain itu dapat dilakukan

dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam

menentukan jumlah sel yang hidup dapat dilakukan penghitungan

langsung sel secara mikroskopik, melalui 3 jenis metode yaitu

metode: pelat sebar, pelat tuang dan most-probable number (MPN).

Penentuan jumlah total sel bakteri dapat menggunakan alat yang

khusus yaitu bejana Petrof-Hausser atau hemositometer. Penentuan

(24)

22

yang menentukan: Volume sel mampat, berat sel, besarnya sel atau

(25)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2011 hingga Agustus 2011.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain mikroskop, tabung

reaksi, gelas objek, tabung anaerobic jar, cawan petri dengan diameter 15 dan

30 cm, erlenmeyer ukuran 500 ml, 250 ml, 100ml dan 50 ml, gelas ukur, ose,

spatula, bunsen, voertex mixer, neraca analitik, kompor listrik, autoklaf,

laminar air flow, inkubator dengan suhu370C, mikrotube, tip, mikropipet, pH meter, pipet tetes, dan peralatan lainnya.

Bahan-bahan yang digunakan adalah isolat bakteri usus itik (B1, B2, B3, B4,

B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, B12 dan B13), biakan Staphylococcus aureus

dan Bacillus subtilis yang diperoleh dari koleksi biakan Laboratorium

(26)

24

media Nutrient Broth (NB), bacteriological agar, aquades, alumunium foil, kasa, kapas, minyak imersi.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan 2 tahapan. Pertama, penentuan uji daya hambat

dengan menggunakan metode difusi antibiotik sumuran. Kemampuan zat

antibakteri ditentukan berdasar diameter daya hambat yang dihasilkan.

Kedua, yaitu penentuan pola pertumbuhan isolat bakteri usus itik dengan

menghitung langsung jumlah sel bakteri selama 24 jam dengan interval waktu

1 jam.

D. Prosedur Kerja

1. Peremajaan Bakteri

Isolat bakteri usus itik dibiakkan dengan cara digores pada media MRS

agar miring diinkubasi pada anaerobic jar selama 48 jam, sedangkan untuk

bakteri uji dibiakkan dengan cara digores pada NA miring.

2. Pembuatan Starter

Isolat yang telah diinkubasi dari peremajaan, diambil masing-masing 1 ose

(27)

25

3. Produksi Senyawa Antibakteri

Sebanyak 10% dari starter diambil dan dimasukkan kedalam 10,8 ml MRS

Broth steril, kemudian diinkubasi selama 2 hari. Setelah 2 hari masa inkubasi, setiap harinya diambil kultur sebanyak 1 ml dimasukkan

kedalam microtube lalu sentrifuge. Kultur disentrifuge dengan kecepatan

11.000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang diperoleh dari sentrifuge

merupakan ekstrak antibakteri yang diduga mengandung senyawa

antibakteri yang dapat menghambat bakteri Gram positif.

4. Uji Daya Hambat Antibakteri

Bakteri uji diinokulasi sebanyak 1 ose ke dalam tabung reaksi yang berisi

9 ml aquades steril sampai diperoleh kekeruhan yang sama dengan

StandarMac Farlan (3x108 CFU/ml). Kemudian sebanyak 1 ml bakteri uji

dimasukkan ke dalam cawan petri steril dan ditambahkan 25 ml media NA

steril. Cawan petri diputar sesuai angka delapan sebelum media NA

memadat agar bakteri menyebar rata pada media. Setelah media memadat,

di dalam media dibuat lubang membentuk sumur dengan diameter 1 cm.

Larutan antibakteri dimasukkan ke dalam sumur sebanyak 100 µl. Kultur

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Kemudian diameter daya

hambat diukur sesuai dengan garis yang telah dibuat.

5. Perhitungan Sel Bakteri Secara Langsung (Mikroskopis)

Perhitungan bakteri dilakukan secara langsung di bawah mikroskop

dengan cara mengambil 1 ose isolat bakteri usus itik yang telah

(28)

26

1 cm

1 cm

cm x 1 cm dan dilakukan pengecatan gram. Perhitungan kepadatan sel

bakteri secara langsung dilakukan dengan melihat jumlah sel pada luas

lapang pandang mikroskop. Penentuan luas lapang pandang mikroskop

dilakukan dengan mengukur diameter areal pandang mikroskop

menggunakan mikrometer objektif yang mempunyai skala terkecil 0,01

mm. Setelah nilai diameter areal pandang mikroskop diketahui kemudian

dibagi 2 untuk mencari jari-jari dan dimasukkan ke dalam rumus berikut :

Luas areal pandang mikroskop = πr2 mm2

πr2 x 10-2 cm2

Dimana r = jari-jari areal pandang mikroskop dalam cm, sedangkan rumus

penentuan perhitungan kepadatan sel bakteri secara langsung yaitu sebagai

berikut :

Konsentrasi sel = x

Luas lapang pandang mikroskop (cm2) x t (cm)

Keterangan = x : rata-rata jumlah bakteri dan t : tinggi

Gambar 4. Luas area perhitungan bakteri dalam objek glass

Setelah dilakukan perhitungan sel maka dilanjutkan dengan menghitung

waktu generasi sel bakteri agar dapat diketahui kecepatan sel bakteri dalam

membelah. Rumus dalam menentukan wakttu generasi sel adalah sebagai

(29)

27

Nt = N

0

2

n

Nt: jumlah sel akhir,

N0: jumlah sel awal, n: jumlah generasi

Waktu generasi = t / n

t: waktu pertumbuhan eksponensial, n: jumlah generasi

Dalam bentuk logaritma, rumus Nt = N0 2n menjadi:

log Nt = log N0 + n log 2

log Nt – log N0 = n log 2

n log 2 = log Nt – log N0

n = log Nt – log N0 Log 2

(30)

28

E. Diagram Alir

1. Uji Daya Hambat

1 Ose

Hasil peremajaan isolat

pada media miring 12 ml (MRS + Agar) MRS Broth

Starter Inkubasi 2 hari

(anaerobic jar)

1,2 ml

10,8 ml

MRS Broth Inkubasi (anaerobic jar)

Bahan Uji

Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4

1 ml 1 ml 1 ml Sentrifuge Sentrifuge Sentrifuge

100 µl 100 µl 100 µl

(Luas diameter dari masing-masing cawan dihitung dengan penggaris)

(31)

29

2. Perhitungan Jumlah Sel Bakteri

1 Ose (Jumlah sel bakteri dihitung melalui mikroskop)

(32)
(33)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Jakarta beberapa tahun

silam, tetapi besar dan menetap di kota Depok Jawa

Barat. Pendidikkan yang ditempuh penulis yaitu di

TK. Tunas Mekar, SD N Depok Baru 3, SMP N 2

Depok, SMA Muhammadiyah I Depok. Penulis

terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan, Universitas Lampung melalui jalur SPMB pada tahun 2007.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA

Unila sebagai Sekretaris Divisi Infokom Dinas Eksternal (2008/2009), Sekretaris

Dinas Eksternal (2009/2010), Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Himpunan

Mahasiswa Biologi (2009/2010) dan Penyiar di a-Radio 101,1 FM Bandar

Lampung (2008-sampai akhir perkuliahan). Penulis juga pernah menjadi asisten

praktikum mata kuliah Mikrobiologi Umum STIKES.

Penulis melakukan kerja praktik di Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor dengan

(34)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,

karena berkat kesempatan, kelancaran, kekuatan, rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi dengan judul “Uji Daya Hambat Isolat Bakteri Usus Itik (Anas

domestica) Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Pertumbuhan Isolat Bakteri Usus Itik Pada Media MRS Broth” adalah syarat untuk memperoleh gelar

sarjana sains di Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu penulis sejak

memulai kegiatan sampai terselesaikannya skripsi ini, baik bantuan secara moril

ataupun materil, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesarnya kepada :

1. Kedua orang tua saya tercinta, yang telah membesarkan, mendidik dan

nasihat serta kasih sayang yang begitu besar, semangat serta do’a yang

tiada henti kepada penulis dalam mencapai cita-cita. Semoga Allah SWT

(35)

vi

2. Ibu C. N. Ekowati, M.Si selaku pembimbing I atas ide, saran, motivasi,

kritik, arahan, nasihat, perhatian dan bimbingan yang telah diberikan

dengan penuh kesabaran kepada penulis.

3. Bapak Rudy Sutrisna, MS selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, perhatian, arahan, saran, kritik dan membantu dengan penuh

kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Kusuma Handayani, M.Si selaku Pembahas atas bimbingan, arahan,

saran, kritik, perhatian dan dukungan yang besar dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak G. Nugroho Susanto, M.Sc., selaku pembimbing akademik atas

dukungan, motivasi, dan bimbingan kepada penulis dalam menempuh

pendidikan di Jurusan Biologi.

6. Bapak Prof. Suharso, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unila

7. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Si. selaku ketua jurusan Biologi FMIPA

Unila atas dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

8. Mas Huda, Mba Isti (dan capo-nya), Mba Nurma, Adikku Gofur, Thofa

tersayang atas do’a, kasihsayang, semangat, dukungan yang telah

diberikan kepada penulis.

9. Panda, Sapi, Hamida, Bara, Tania, dan Andro (Small Family Of The

PaNda) terima kasih atas semangat, do’a, dukungan dan semoga ikatan

keluarga kecil ini senantiasa terjalin sampai akhirat kelak.

10.Teman - teman Microcholik, Dwi, Ratna dan Zahra teruslah berjuang dan

bersabarlah dengan kesabaran yang baik. Mba Debi, Mba Tika, Mba Win

(36)

vii

11.Penghuni Wisma Rizky tercinta, Bapak dan Ibu kost, kak Nova, Intan,

Mba Rofah, Icha, Lulu, Lusi, Mega, Fina, Azrin, Herti dan semua yang

mungkin saya lupa untuk menyebutnya.

12.Teman-teman seperjuangan di BEM The Pofessional Team, BEM The

Inspiration Team, teman-teman di HIMBIO dan A-Radio Crew 101,1 FM

Bandar Lampung.

13.Teman- teman satu angkatan Biologi FMIPA Unila.

14.Kakak kakak tingkat dari angkatan 2000 – 2006 dan adik tingkat 2008 –

2011 terimakasih atas kekeluargaan, kritikkan, canda tawa, semangat dan

dukungan yang diberikan kepada penulis.

15.Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis satu per satu, yang dengan

tulus telah membantu penulis selama melakukan proses penyusunan

skripsi.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi harapannya semoga Allah SWT memberikan keluasan ilmu dan

balasan pahala yang terbaik bagi semua pihak yang telah membantu penulis

selama ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aaamiiin

allohumma aamiin ya Allah.

Bandar Lampung, Januari 2012

Penulis

(37)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Isolat bakteri usus itik mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram

positif Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus.

2. Besarnya diameter daya hambat isolat bakteri usus itik berbeda-beda,

berdasarkan hasil analisis histogram dengan standar error bahwa isolat

yang menghasilkan diameter terbesar pada B. subtilis adalah B4 dan pada

S. autreus adalah B9.

3. Pertumbuhan isolat bakteri usus itik B4 menunjukkan fase lag selama 2

jam dan fase logaritmik selama 17 jam, sedangkan isobat B9 menunjukkan

fase lag selama 3 jam dan fase logaritmik selama 10 jam.

B. Saran

Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang pola pertumbuhan untuk semua

jenis isolat bakteri usus itik agar dapat diketahui potensinya untuk dipilih

(38)

Gambar

Gambar 1. Kurva pertumbuhan bakteri pada umumnya
gambar berikut.
Gambar 3. Pembelahan sel secara biner
Gambar 4. Luas area perhitungan bakteri dalam objek glass
+2

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi kinerja akademik mahasiswa tahun pertama dapat diamati dari indeks prestasi (IP) semester satu dan semester dua atau jika digabungkan maka akan diperoleh indeks

Kajian ini bertujuan untuk menghasilkan Modul Pembelajaran Kendiri Pengajian Kejuruteraan Mekanikal Mekanik (MPKPKM Mekanik) yang memenuhi tahap keperluan pelajar

Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk  rawat jalan, dan lain-lain..

Jika faktur tulang panggul dapat menimbulkan kontusio atau ruptur kandung kemih,tetapi hanya terjadi memar pada diding buli-buli dengan hematura tanpa ekstravasasi

Pengungkapan risiko utang Pemerintah dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai perkembangan risiko dalam kurun waktu lima tahun dan proyeksi risiko utang pada

Berdasarkan pada berbagai hasil analisis yang dilakukan terhadap senyawa hasil sintesis maka dapat disimpulkan bahwa asam sinamat dapat disintesis dari asam malonat

Penulis jurnal tersebut hanya menerangkan bagaiman menurut hukum Islam transaksi yang dilakukan melalui aplikasi Go-Jek dengan layanan Go-Food, yaitu transaksi layanan jual

Dalam konteks praktek pemesanan makanan via Go-Food yang merupakan salah satu bentuk praktek dari multi akad/ hybrid contract atau dalam istilah fiqihnya adalah