• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Sistem Manajemen Terhadap Kinerja Rantai Pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Sistem Manajemen Terhadap Kinerja Rantai Pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS SISTEM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA RANTAI PASOKAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

OLEH: J U W I T A

080503075

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Sistem Manajemen Terhadap Kinerja Rantai Pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2 Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,

(3)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS SISTEM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA RANTAI PASOKAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

Penelitian ini bertujuan untuk menguji, apakah motivasi, reliabilitas, fleksibilitas dan responsiveness berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Sampel yang diambil sebanyak 33 responden dari 40 orang pegawai bagian akuntansi.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda, koefisien determinasi, metode statistik uji-t, dan uji-F yang sebelumnya dilakukan uji kualitas data dan asumsi klasik yaitu: uji normalitas, uji heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas.

Secara parsial variabel motivasi, dan fleksibilitas dan responsiveness, mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV. Sedangkan variabel reliabilitas juga memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV. Dan secara simultan variabel motivasi, reliabilitas, dan fleksibilitas dan responsiveness, mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV.

(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM ON SUPPLY CHAIN PERFORMANCE IN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

This study aimed to examine whether motivation, reliability, flexibility and responsiveness affect the performance of the supply chain. In this study, there are three independent variables and one dependent variable. Samples taken as many as 33 respondents from 40 employees of the accounting department.

Hypothesis testing is done by multiple regression analysis, the coefficient of determination, a statistical method t-test, and F-test previously performed tests of data quality and the classical assumptions are: normality test heterocedastisity and multicollinearity test.

Partially variable motivation, and flexibility and responsiveness, have a positive and significant impact on supply chain performance at PT Perkebunan Nusantara IV. While the reliability of the variable has a positive but not significant effect on the performance of supply chain in PT Perkebunan Nusantara IV. And motivational variables simultaneously, reliability, and flexibility and responsiveness, have a positive and significant impact on supply chain performance at PT Perkebunan Nusantara IV.

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kesempatan, dan kekuatan bagi si penulis sehingga pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dan juga kehadirat Rasullah SAW yang selalu menjadi inspirasi hidup penulis. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Judul skripsi ini adalah “Pengaruh Kualitas Sistem Manajemen Terhadap Kinerja Rantai Pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan do’a dari berbagai pihak. Terutama buat kedua orangtua penulis yang tercinta dan tersayang Ayahanda Suriono dan Ibunda Ida Harsanty yang tidak pernah henti – hentinya memberikan dukungan moral dan materil, nasehat, serta doanya kepada penulis. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Arifin Lubis MM,Ak selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(6)

Mutia Ismail, MM, Ak selaku sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far MM, AK selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar MM, Ak selaku Pembaca Penilai yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang dberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Pegawai bagian akuntansi PT Perkebunan Nusantara IV yang telah berkenan menjadi responden melalui pengisian dan pengembalian kuesioner dalam penelitian ini

6. Buat kakak dan adik penulis yang telah banyak membantu. Teman – Teman tercinta Dani, Dini, May dan Sarah terima kasih atas semangat, motivasi, saran, kebersamaan, keceriaan, canda, dan tawa yang selalu kalian berikan untuk mengisi hari – hari si penulis. Teman – teman Akuntansi 2008 Ulan, Oki, Firman, Lily, Tamy, Ajijar terima kasih atas bantuannya dan nasehatnya.

7. Seluruh teman-teman Departemen Akuntansi angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan Rekan – Rekan Pengurus Himpunan Mahasiswa Akuntansi. Terima kasih atas semua kenangan indah yang kalian berikan dan kebersamaannya.

(7)

yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan di bidang akuntansi.

Medan, 13 Desember 2012 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ..ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Kualitas Sistem Manajemen (TQM) ... 10

2.1.1.1 Motivasi ... 14

2.1.2 Rantai Pasokan ... 15

2.1.2.1 Reliabilitas ... 18

2.1.2.2 Fleksibilitas dan Responsiveness ... 19

2.2 Kerangka Konseptual ... 20

2.3 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

3.3.1 Variabel Dependen ... 26

3.3.1.1 Rantai Pasokan ... 26

3.3.2 Variabel Independen ... 26

3.3.2.1 Motivasi ... 27

3.3.2.2 Reliabilitas ... 27

3.2.2.1 Fleksibilitas dan Responsiveness ... 28

3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 29

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

(9)

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.8 Teknik Analisis ………. ... 32

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 32

3.8.2 Uji Kualitas Data ... 32

3.8.2.1 Uji Validitas ... 33

3.8.2.2 Uji Reabilitas ... 33

3.8.3 Uji Asumsi Klasik ... 33

3.8.3.1 Uji Normalitas ... 34

3.8.3.2 Uji Heterokedastisitas ... 34

3.8.3.3 Uji Multikolinearitas ... 35

3.8.4 Pengujian Hipotesis ... 35

3.8.4.1 Analisis Regresi Berganda ... 36

3.8.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 36

3.8.4.3 Uji Parsial (t-test) ... 37

3.8.4.4 Uji Simultan (F-test) ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 38

4.1.2 Visi, Misi, Maksud dan Tujuan Perusahaan ... 41

4.1.2.1 Visi Perusahaan (Perubahan 2010) ... 41

4.1.2.2 Misi Perusahaan (Perubahan 2010) ... 41

4.1.2.3 Maksud dan Tujuan Perusahaan ... 42

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 43

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 43

4.2.1.1 Variabel Motivasi ... 43

4.2.1.2 Variabel Reliabilitas ... 44

4.2.1.3 Variabel Fleksibilitas dan Responsiveness ... 44

4.2.1.4 Variabel Rantai Pasokan ... 45

4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data ... 46

4.2.2.1 Hasil Uji Validitas Variabel ... 46

4.2.2.1.1 Variabel Motivasi ... 47

4.2.2.1.2 Variabel Reliabilitas ... 47

4.2.2.1.3 Variabel Fleksibilitas dan Responsiveness ... 48

4.2.2.1.4 Variabel Rantai Pasokan ... 49

4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel ... 49

4.2.2.2.1 Variabel Motivasi ... 50

4.2.2.2.2 Variabel Reliabilitas ... 50

4.2.2.2.3 Variabel Fleksibilitas dan Responsiveness ... 51

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 52

4.2.3.1 Uji Normalitas ... 52

(10)

4.2.3.3 Uji Multikolinearitas ... 55

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 56

4.2.4.1 Analisis Regresi Berganda ... 56

4.2.4.2 Koefisien Determinasi (R²) ... 58

4.2.4.3 Uji Parsial (t-test) ... 59

4.2.4.4 Uji Simultan (F-test) ... 61

4.3 Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Review Penelitian Terdahulu ... 29

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Motivasi ... 43

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Reliabilitas ... 44

4.3 Statistik Deskriptif Variabel Fleksibilitas dan Responsiveness ... 44

4.4 Statistik Deskriptif Variabel Rantai Pasokan ... 45

4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi ... 47

4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Reliabilitas ... 48

4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Fleksibilitas dan Responsiveness .... 48

4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Rantai Pasokan ... 49

4.9 Hasil Uji Reabilitas Variabel Motivasi ... 50

4.10 Hasil Uji Reabilitas Variabel Reliabilitas ... 51

4.11 Hasil Uji Reabilitas Variabel Fleksibilitas dan Responsiveness .. 51

4.12 Uji Normalitas ... 54

4.13 Uji Multikolinearitas ... 56

4.14 Variables Entered/Removed ... 57

4.15 Regresi Linier Berganda ... 57

4.16 Model Summary ... 58

4.17 Uji-t ... 59

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 20

4.1 Histogram ... 52

4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 53

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Tabel Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 68

Lampiran 2 Reliability Motivasi ... 72

Reliability Reliabilitas ... 74

Reliability Fleksibilitas dan Responsiveness ... 76

Reliability Rantai Pasokan ... 78

Lampiran 3 Regression ... 80

Lampiran 4 Scaterplot ... 83

Lampiran 5 Kolmogorov-Smirnov Test ... 84

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 85

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian dari PT. Perkebunan Nusantara IV ... 86

(14)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS SISTEM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA RANTAI PASOKAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

Penelitian ini bertujuan untuk menguji, apakah motivasi, reliabilitas, fleksibilitas dan responsiveness berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Sampel yang diambil sebanyak 33 responden dari 40 orang pegawai bagian akuntansi.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda, koefisien determinasi, metode statistik uji-t, dan uji-F yang sebelumnya dilakukan uji kualitas data dan asumsi klasik yaitu: uji normalitas, uji heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas.

Secara parsial variabel motivasi, dan fleksibilitas dan responsiveness, mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV. Sedangkan variabel reliabilitas juga memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV. Dan secara simultan variabel motivasi, reliabilitas, dan fleksibilitas dan responsiveness, mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV.

(15)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM ON SUPPLY CHAIN PERFORMANCE IN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

This study aimed to examine whether motivation, reliability, flexibility and responsiveness affect the performance of the supply chain. In this study, there are three independent variables and one dependent variable. Samples taken as many as 33 respondents from 40 employees of the accounting department.

Hypothesis testing is done by multiple regression analysis, the coefficient of determination, a statistical method t-test, and F-test previously performed tests of data quality and the classical assumptions are: normality test heterocedastisity and multicollinearity test.

Partially variable motivation, and flexibility and responsiveness, have a positive and significant impact on supply chain performance at PT Perkebunan Nusantara IV. While the reliability of the variable has a positive but not significant effect on the performance of supply chain in PT Perkebunan Nusantara IV. And motivational variables simultaneously, reliability, and flexibility and responsiveness, have a positive and significant impact on supply chain performance at PT Perkebunan Nusantara IV.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga diwajibkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas yang sesuai standar untuk jaminan kualitas produk dan pelayanan. Kecanggihan teknologi juga telah berdampak secara bisnis, yaitu semakin produktif, efektif dan efisien dalam pengelolaan perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan bersaing terutama dalam memasuki abad persaingan bebas pada era globalisasi.

Yang menjadi masalah bagi perusahaan pada era global sebagai era tanpa batas adalah menghadapi persaingan yang semakin ketat tetapi juga harus dapat bertahan (survive) dalam ekonomi global. Hal ini sangat tergantung pada kinerja perusahaan. Untuk sampai ke tahap survive, dihadapkan pada tantangan dan sekaligus ancaman sehingga dituntut agar setiap perusahaan untuk mampu menciptakan bentuk organisasi yang beraneka ragam dan selain itu dituntut untuk mampu mengelola perusahaan semakin efisien, efektif dan produktif.

(17)

pelanggan atau konsumen akan semakin selektif dalam memilih sebuah ata juga harus mampu memberikan jaminan mutu sehingga pihak perusahaan mampu untuk memenuhi tuntutan konsumen tersebut sesuai dengan standarisasi terhadap kualitas produk dan pelayanan konsumen dari perusahaan tersebut.

Oleh sebab itu, aspek tersebut membutuhkan peran serta dari semua pihak yang dimulai oleh supplier yang mengolah bahan baku menjadi produk jadi, perusahaan industri yang mengubah komponen dan bahan baku menjadi produk jadi, perusahaan transportasi yang mengirim bahan baku dari supplier ke pabrik, serta jaringan pendistribusian yang akan menyalurkan produk – produk tersebut ke perusahaan ritel atau pun langsung ke pelanggan akhir.

Dengan pendekatan total kualitas, pelanggan akhirnya menentukan kualitas. Produk, jasa, orang, proses, dan unsur lingkungan sangatlah penting. Hal tersebut menghasilkan titik akhir bahwa kualitas berlaku tidak hanya untuk produk dan layanan yang diberikan tetapi kepada orang – orang dan proses yang menyediakan mereka dan lingkungan di mana mereka disediakan.

(18)

kualitas dan telah mulai menekankan bukan hanya kualitas produk, tetapi juga terhadap kualitas pelayanan.

PT. Perkebunan Nusantara IV juga mengupayakan untuk meningkatkan kualitas sistem manajemen dalam mengolah produksinya dan mendistribusikannya ke berbagai supplier yang telah bekerja sama. Perusahaan – perusahaan yang mengembangkan karakteristik tersebut akan menjadi organisasi yang sepenuhnya melembagakan prinsip – prinsip kualitas manajemen. Akibatnya, kualitas manajemen baik sebagai praktek dan profesi memiliki masa depan cerah. Semua sistem manajemen yang menjunjung tinggi kemanusiaan diperlukan untuk menyatukan prinsip – prinsip Total Quality Management ke dalam setiap aspek organisasi.

Dengan penerapan ISO 9000 dengan benar maka organisasi akan mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Perlu diketahui ISO 9000 merupakan standar kualitas manajemen bukan standar produk, sehingga perusahaan yang telah mendapat sertifikat ISO 9000 tidak dapat mempublikasikan atau mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional.

(19)

menghasilkan produk conforming, dan pengurangan berkelanjutan dalam pengerjaan ulang dan limbah.

Pencapaian sistem manajemen yang berkualitas dapat dilihat dari standar yang diterapkan oleh seluruh perusahaan di setiap negara di dunia. Sebagai disiplin, supply chain management memang merupakan suatu disiplin ilmu yang relatif baru. Supply chain management mulai diperkenalkan pada tahun 1990 – an sebagai sebuah konsep baru yang dilatarbelakangi oleh suatu kesadaran akan pentingnya peran semua pihak terutama oleh para konsultan manajemen dalam menciptakan produk yang murah, berkualitas dan cepat.

Kemudian konsep ini mengalami perkembangan yang sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh rantai pasokan memiliki jaringan yang dapat mengatur pergerakan material yang melalui proses produksi hingga didistribusikan ketangan dua pelanggan sekaligus. Pada saat ini rantai pasokan tidak hanya digunakan oleh industri manufaktur saja tetapi semua jenis industri telah menggunakan rantai pasokan dalam operasi, bahkan industri jasa pun telah menggunakan rantai pasokan.

(20)

Aktivitas – aktivitas reverse supply chain meliputi: pengembalian produk cacat, pelayanan atau jasa dan maintenance ataupun aktivitas daur ulang.

Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa rantai pasokan adalah sebuah aktivitas yang dimulai dari pengolahan bahan baku awal menjadi barang setengah jadi ataupun sampai kepada produk akhir yang sistem penyalurannya melalui pendistribusian ke pemasok selanjutnya dan atau ke pemasok akhir.

Jika suatu perusahaan akan menerapkan prinsip – prinsip supply chain management atau tidak, perusahaan tersebut akan tetap menjadi bagian dari suatu

supply chain. Bahkan perusahaan bisa menjadi bagian lebih dari satu supply chain

sekaligus. Salah satu aspek fundamental dalam suatu operasi perusahaan adalah manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Begitu pula di dalam

mangement supply chain pun diperlukan pengukuran performansi kinerja rantai pasokan. Hal ini perlu dilakukan karena rantai pasokan bukan hanya melibatkan internal perusahaan saja akan tetapi supplier pun harus memiliki kinerja yang bagus.

Menurut Pujawan (2005) perkembangan praktek maupun literatur yang terkait dengan pengukuran kinerja rantai pasokan saat ini belum berada pada kondisi yang mapan. Banyak kesepakatan yang masih harus dicapai, termasuk membedakan antara sistem pengukuran kinerja untuk aktivitas – aktivitas rantai pasokan disuatu perusahaan dan sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi antar organisasi pada sebuah rantai pasokan.

(21)

process dan customer. SCOR hanya memberikan sistem pengukuran yang hanya bersifat generik bagi para penggunanya.

Sistem yang dipilih untuk suatu program penilaian kinerja harus dapat menjamin keadilan. Kriteria yang digunakan untuk menilai seorang karyawan harus jelas berhubungan dan terkait dengan persyaratan jabatannya. Proses penilaian pelaksanaan penilaian kinerja harus seobjektif mungkin. Pengukuran kinerja dapat dilihat dari penilaian para manajer melalui berbagai catatan dan laporan karyawan. Maka ukuran dalam penelitian ini menggunakan karakteristik dari performansi rantai pasokan yaitu reliabilitas, fleksibilitas dan responsiveness

(ketanggapan), dan juga motivasi yang mendukung pengukuran kinerja dalam penerapan kualitas manajemen dalam suatu perusahaan.

Secara umum, objektivitas dalam penilaian kinerja yang hanya mungkin apabila semua penilai berpegang teguh pada aturan pokoknya. Memotivasi karyawan dengan penilaian kinerja. Karyawan harus tahu bahwa penilaian kinerja adalah dasar untuk keputusan dibidang promosi dan penggajian. Apabila mereka yakin bahwa mereka dinilai dengan adil, mereka akan menghargai dan memberikan perhatian atas program tersebut dan memandangnya sebagai program untuk meningkatkan performa mereka.

(22)

Simchi-Levi et. al (2000) mengungkapkan reliabilitas merupakan suatu sistem supply chain dipengaruhi oleh ketepatan waktu pemenuhan order (on time delivery) dan lamanya waktu pemenuhan order yang diperlukan (order fulfillment leadtime) dalam melayani konsumen. Reliabilitas sebagai pengukuran kinerja yang harus konsisten. Jika ada dua penilai yang mengevaluasi pekerja yang sama, mereka perlu menyimpulkan hal yang serupa yang menyangkut hasil mutu pekerja. Terdapat kesepakatan bersama bahwa persaingan utama akan terjadi pada aspek biaya, kualitas, dan responsiveness, dimana responsiveness yang dimaksud mengacu pada fleksibilitas dan kecepatan (Olhager, 1993).

Reliabilitas adalah ukuran kinerja yang harus konsisten. Jika ada dua penilai yang mengevaluasi pekerja yang sama, mereka perlu menyimpulkan hal yang serupa yang menyangkut hasil mutu pekerja. Fleksibilitas dan

responsiveness dapat dilakukan dengan melakukan riset pasar yang lebih baik sehingga mendapatkan hal apa yang diinginkan oleh pasar, meningkatkan kemampuan inovasi yang bisa memunculkan produk – produk baru yang diinginkan oleh konsumen dan pelanggan, atau dengan memperpendek waktu pemasaran atau time to market sehingga efek kesalahan dapat dengan segera untuk ditanggapi.

(23)

produk yang berkualitas yang sebanding. Tapi perusahaan pesaing yang terlihat lebih dari sekedar kualitas produk jadi akan juga berfokus pada perbaikan berkesinambungan dari orang –orang yang menghasilkan produk, proses yang mereka gunakan, dan lingkungan di mana mereka bekerja akan berhasil dalam jangka panjang.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kinerja rantai pasokan di PT. Perkebunan Nusantara IV?

2. Apakah reliabilitas berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan di PT. Perkebunan Nusantara IV?

3. Apakah fleksibilitas dan responsiveness berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan di PT. Perkebunan Nusantara IV?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kualitas sistem manajemen berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan di PT. Perkebunan Nusantara IV.

1.4Manfaat Penelitian

(24)

1. Bagi Peneliti.

Penelitian ini merupakan sarana untuk menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kualitas sistem manajemen dan rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV.

2. Bagi Perusahaan.

Penelitian ini dapat menjadi tambahan sumber informasi dalam penggunaan sistem manajemen dan rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Kualitas Sistem Manajemen (TQM)

Pada masa lalu, kualitas berarti penyesuaian dengan kemauan pelanggan yang valid atau dengan kata lain, selama output merasa dalam batas yang wajar, yang disebut sebagai batas spesifikasi, sekitar nilai yang diinginkan, yang disebut nilai nominal (dilambangkan dengan) atau nilai target. Pada masa sekarang sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas dari sebuah produk yang dihasilkan. Tekanan ini banyak datang dari perusahaan – perusahaan besar internasional. Persaingan antar perusahaan tersebut lebih memaksa mereka untuk lebih lagi meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, agar mendapat kepercayaan dari pangsa pasar.

Seluruh sistem manajemen yang menjunjung tinggi kemanusiaan diperlukan untuk menyatukan prinsip prinsip Total quality management ke dalam setiap aspek organisasi. Bill Creech, adalah salah seorang dari Tim manajemen impian tahun 90-an di Amerika, telah lama menggunakan lima pilar sebagai suatu cara untuk memberikan gambaran akan perlunya dasar yang luas bagi TQM.

(26)

yang lain. setiap pilar tergantung pada pilar yang lainnya , dan kalau salah satu lemah sendirinya yang lain akan lemah.

TQM adalah suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigma manajemen tradisional, komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan – pelatihan khusus. Kualitas sistem manajemen atau TQM (Total Quality Management) merupakan suatu konsep yang berupaya untuk melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia.

Falsafah Deming dalam TQM adalah sebagai berikut:

1. Ciptakan dan umumkan tujuan dan maksud strategi organisasi 2. Terapkan falsafah baru dalam organisasi

3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi untuk mencapai kualitas

4. Hentikan bisnis berdasarkan harga semata, sebaliknya turunkan biaya produksi dengan perbaikan kualitas semua proses bisnis

5. Perbaiki terus – menerus setiap proses perencanaan, produksi dan jasa 6. Tentukan pendidikan latihan sebagai strategi jangka panjang

7. Latih dan tanamkan kepemimpinan yang berkualitas 8. Hilangkan ketakutan, ciptakan kepercayaan, dan inovasi.

Menurut Hensler dan Brunell (dalam Scheuing & Christpher, 1993, pp. 165 – 166) yang dikutip dalam buku Fandy dan Anastasia, ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah:

1. Kepuasan Pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi – spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketetapan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.

Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.

2. Respon terhadap Setiap Orang

(27)

paing bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam berorganisasi diperlukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.

3. Manajemen berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya, bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Ada dua konsep poko yang berkaitan dengan hal ini, yaitu:

a. Prioritisasi (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.

b. Variasi (variation) atau varibilitas kinerja manusia. Data statistic dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

4. Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah – langkah perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan rencana, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing dalam perusahaan global adalah sebuah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar – standar yang berlaku. Apabila kualitas telah ditentukan oleh pelanggan, maka standar – standar kualitas sama dengan harapan pelanggan.

Untuk menjamin keseragaman kualitas maka diperlukannya standar yang sama pula. Dengan cara ini maka yang dianggap sebagai produk yang berkualitas di suatu negara akan dapat diterima di negara lainnya. Hal ini merupakan suatu aspek yang penting dalam liberalisasi perdagangan. Salah satu standar yang paling penting adalah ISO 9000 dibentuk berdasarkan dari konvensi ISO/TC 176 (ISO Technical Committee 176) pada 1979 di Jenewa, Swiss.

The international organization for standardization (ISO) is an

(28)

including software development. ISO states that standards, which provide product

quality, compability and safety, often are taken for granted, and noticed only

when they are absent.

ISO 9000 di bentuk sebagai dasar dari suatu seri standar kualitas manajemen, yang di susun secara lengkap pada 1982, dan dikenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 juga memperkenalkan persyaratan – persyaratan penting yang dibutuhkan oleh seluruh perusahaan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa kepada pangsa pasar.

Persyaratan tersebut dapat dipenuhi dengan jalan membangun standar yang tersusun sebagai kualitas sistem manajemen. Konsistensi terhadap semua kebutuhan dan persyaratan konsumen atau pelanggan dalam setiap waktu adalah sangat penting untuk menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan. Jika perusahaan – perusahaan tidak dapat melaksanakan hal tersebut maka hal itu akan membuat pasar dan pelanggan akan berpaling dari suatu perusahaan dan berpindah kepada perusahaan pesaing.

ISO 9000 mampu memberikan keuntungan dalam kualitas manajemen bagi semua organisasi ,baik organisasi besar maupun kecil, organisasi masyarakat atau swasta tanpa terlalu mencampuri bagaimana organisasi itu harus berjalan. Dengan penerapan ISO 9000 dengan benar maka organisasi akan mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keiniginan dan kebutuhan.

(29)

tidak dapat mempublikasikan atau mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional. Selain itu, untuk menjamin bahwa ISO 9000 dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman maka setiap 6 tahun akan diadakan review dan revisi terhadap standard ISO.

Saat ini ISO 9000 – 2000 adalah yang terbaru dengan revisi dan pengurangan pada beberapa point. ISO 9000 seri mempunyai tiga standar yaitu : ISO 9001, ISO 9002 and ISO 9003. Tujuan dari standar ISO 9001, 9002, dan 9003 adalah untuk memberikan jaminan kualitas dalam hal kontraktual dengan pihak luar.

ISO 9000 adalah standar kualitas internasional untuk barang dan jasa. ISO 9000 adalah tentang standardisasi organisasi pendekatan yang dibutuhkan untuk mengelola dan meningkatkan proses yang pada akhirnya menghasilkan produk dan layanan perusahaan itu sendiri. Sebagai hasil dari ISO 9000, organisasi memasok produk atau jasa mampu untuk mengembangkan dan menggunakan sistem kualitas manajemen yang diakui oleh pelanggan.

Pelanggan di seluruh dunia yang berurusan dengan ISO 9000 organisasi terdaftar dapat mengharapkan bahwa pembelian barang dan jasa akan sesuai dengan satu set standar yang diakui. ISO 9001 yang persyaratan untuk sistem manajemen kualitas yang bersifat umum, dan berlaku bagi organisasi dalam industri atau sektor ekonomi.

2.1.1.1 Motivasi

(30)

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.

Cropley (1985) Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”.

Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi adalah sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.

Menurut Indriyo (2002 : 271) terdapat dua macam motivasi, yaitu:

a. Motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. Sistem insentif digunakan oleh perusahaan berdasarkan produktifitas individu ataupun kelompok. Sistem ini sering mendasarkan pada pencapaian produksi di atas standar yang ditentukan. Standar ini berdasarkan jumlah unit yang dibuat.

b. Motivasi nonfinansial yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/uang, akan tetapi berupa hal – hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusiawi dan lain sebagainya.

2.1.2 Rantai Pasokan

Sejalan dengan sejarah supply chain management yang menghendaki integrasi antar fungsi, sistem pengukuran kinerja pada supply chain dirancang berdasarkan proses (process-based). Rantai Pasokan atau disebut juga dengan

Supply chain adalah jaringan perusahaan – perusahaan yang secara bersama – sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakaian akhir (Pujawan, 2005 : 5).

(31)

mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000 : 197).

Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai pasokan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2007 : 5). Musuh dalam setiap produk perusahaan dagang dan jasa adalah penting untuk mengidentifikasi mitra dagang yang akan memungkinkan keberhasilan penjualan dan pengiriman produk akhir ke konsumen akhir. Yang akhirnya, sejumlah bisnis besar dalam rantai pasokan akan sangat sulit dan rumit terutama sebagai perusahaan yang bergerak keluar untuk kedua dan ketiga – pemasok (supplier) dan pelanggan.

Menurut Turban, Rainer, Porter (2004 : 321), terdapat tiga macam komponen rantai pasokan, yaitu:

1. Rantai Pasokan Hulu (Upstream Supply Chain)

Bagian supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa bidang atau semua jalan dari asal material. Di dalam

upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.

2. Manajemen Internal Rantai Pasokan (Internal Supply Chain Management) Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran masuk ke dalam perusahaan. Di dalam rantai pasokan internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

3. Segmen Rantai Pasokan Hilir (Downstream Supply Chain Segment)

(32)

Menurut Melynk et al, suatu pengukuran kinerja rantai pasokan mengandung:

1. Individual Metrics

Individual Metrics letaknya berada pada tingkat paling bawah dengan cakupan yang paling sempit. Metrik adalah suatu ukuran yang dapat di diversifikasi, diwujudkan dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif, dan didefenisikan terhadap suatu titik acuan (reference point) tertentu. Beberapa hal yang dilakukan agar metrik dapat efektif, yaitu:

a. Dapat diwujudkan dalam bentuk yang masuk akal dan dimengerti dengan baik oleh para pengguna.

b. Harus Value – Based, artinya suatu metrik harus dikaitkan dengan bagaimana perusahaan menciptakan value ke pelanggan akhir atau memenuhi kepentingan stakeholders yang lainnya.

c. Metrik harus bisa menangkap karateristik atau hasil dalam bentuk numerik maupun nominal. Ukuran ini juga harus membandingkan suatu reference point sebagai nilai pembanding, yang berasal dari nilai metrik di masa lalu, hasil metrik yang sama dari perusahaan lain, atau stándar ekternal.

d. Metrik sedapat mungkin tidak menciptakan konflik antar divisi fungsi pada suatu perusahaan atau perusahaan. Metrik yang diciptakan untuk kepentingan satu fungsi sering kali menimbulkan tindakan yang kontra – produktif terhadap suatu pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

e. Metrik harus bisa melakukan distilasi terhadap data yang banyak tanpa kehilangan informasi didalamnya.

2. Metric Sets

Metric Sets adalah kumpulan dari beberapa metrik. Metrik dapat

diklasifikasikan berdasarkan fokus dan waktu. Kumpulan ini digunakan untuk memberikan informasi kinerja pada sub – sub sistem.

3. Overall Performance Measurements Systems

Tingkatan yang paling tinggi dalam sistem pengukuran kinerja rantai pasokan. Pada dasarnya, sistem keseluruhan ini tidak hanya merupakan sekumpulan dari beberapa metrik yang menyusunnya, tetapi juga menjadi alat dalam menciptakan kesesuaian antara metric sets dengan tujuan strategis organisasi.

Menurut Rakhman MA., (2006) pengukuran kinerja merupakan sesuatu yang penting disebabkan oleh beberapa alasan berikut ini :

1. Pengukuran kinerja dapat mengontrol kinerja baik langsung maupun tidak langsung.

2. Pengukuran kinerja akan menjaga perusahaan tetap pada jalurnya untuk mencapai tujuan peningkatan supply chain.

(33)

4. Cara pengukuran yang salah dapat menyebabkan kinerja supply chain

mengalami penurunan.

5. Supply chain dapat diarahkan setelah pengukuran kinerja dilakukan.

Menurut Fandi Tjiptono dan Anastasia (1995 : 91), suatu perusahaan harus dipandang sebagai suatu sistem keseluruhan yang terdiri dari berbagai aktivitas, yaitu perancangan atau desain, pembuatan atau produksi, pemasaran, pendistribusian, dan pelayanan purna jual terhadap produk atau jasa yang dihasilkan. Serangkaian rantai pasokan memiliki aktivitas yang relevan dalam proses pengadaan, penyimpanan, penggunaan,transformasi, dan disposisi sumber daya, mulai dari rantai pasokan pemasok sampai kepada rantai pasokan pembeli, dan mulai dari aktivitas pengamanan sampai kepada sumber – sumber pasokan tersebut.

Untuk mengukur kinerja rantai pasokan, menurut Chan & Li (2003) “pendekatan pengukuran kinerja berdasarkan proses tidak hanya sejalan dengan hakekat dari supply chain management, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perbaikan berkelanjutan.

SCOR is a supply chain process reference model containing over 200

process elements, 550 metrics, and 500 best practices including risk and

environmental management. (Supply Chain Council Ver 9.0)

2.1.2.1 Reliabilitas

(34)

Reliabilitas adalah kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar, jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada konsumen atau pelanggan (Fitzsimmons dalam Sedarmayanti : 2004). Menurut Sviokla dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2009), dimensi reliabilitas ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi (malfunction)

pada suatu periode. Keandalan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk. Hal ini menjadi semakin penting mengingat besarnya biaya penggantian dan pemeliharaan yang harus terus dikeluarkan apabila produk yang dianggap tidak andal mengalami kerusakan.

Reliabilitas menggambarkan tingkat keterandalan dari suatu tes yang dilakukan. Tinggi – rendahnya tingkat keterandalan ini ditentukan tingkat ketelitian dari suatu tes yang dilakukan serta dapat dipercaya atau tidaknya tes tersebut. (Indriyo : 2002).

2.1.2.2 Fleksibilitas dan Responsiveness

(35)

Variabel Independen Variabel Dependen

Menurut Len Berry dkk yang dikutip dari buddy ibrahim (2000),

responsiveness adalah tanggap terhadap klaim/protes konsumen; kesiapan

karyawan memberikan service pada waktu yang diperlukan; cepat bereaksi atas perubahan lingkungan yang harus diantisipasi dengan kemungkinan penawaran baru untuk produk/jasa yang belum ada di pasar.

Zeithmal et. Al (1990 : 120) Responsiveness (ketanggapan) merupakan suatu kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan atau konsumen. Responsiveness, kesadaran atau keinginan untuk membantu konsumen dan memberikan pelayanan, serta respek terhadap konsumen (Fitzsimmons dalam Sedarmayanti : 2004).

[image:35.595.119.503.469.633.2]

2.2 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kinerja Rantai Pasokan (Supply Chain) (Y) Motivasi (X1)

Fleksibilitas dan

(36)

Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan oleh peneliti sebagai masalah penting. Menurut Buddy Ibrahim (2000), kualitas merupakan suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan eksternal, secara eksplisit dan implisit. Strategi ini menggunakan seluruh kemampuan sumber daya manajemen, pengetahuan, kompetensi inti, modal, teknologi, peralatan, material, sistem dan manusia perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa bernilai tambah bagi manfaat masyarakat serta memberikan keuntungan kepada para pemegang saham.

Total Quality Management atau disebut juga sebagai kualitas sistem manajemen diartikan sebagai sistem untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan yang kemudian mengorganisir, memimpin, mengolah, dan memanfaatkan seluruh peralatan perusahaan baik berupa material, teknologi, dan sistem informasi serta sumber daya lainnya untuk dijadikan produk yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar konsumsi yang secara efektif dan efisien.

Kualitas sistem manajemen adalah bagian dari rantai pasokan. Integrasi aktivitas kualitas manajemen merupakan perencanaan rantai pasokan yang meskipun kualitas sistem manajemen adalah objek yang penting untuk melengkapi sebuah perencanaan seperti dalam berbagai tujuan terhadap konsumen yang termasuk ke dalam biaya, kualitas, waktu, dan keamanan.

(37)

yang jelas. Implikasinya adalah perorangan pribadi harus terus – menerus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dalam konteks ilmu pengetahuan dan sebab yang diperoleh. Organisasi dan lingkungannya adalah saling bergantung, masing – masing bergantung pada yang lain sebagai sumber.

Untuk mengetahui kualitas dalam suatu kinerja rantai pasokan, peneliti menggunakan melalui model SCOR. Dengan melakukan analisis dan dekomposisi proses, SCOR bisa mengukur kinerja rantai pasokan secara obyektif berdasarkan data yang ada serta bisa mengidentifikasikan di mana perbaikan perlu dilakukan untuk menciptakan keunggulan bersaing. Adapun Model SCOR yang peneliti ambil sebagai penelitian adalah Reliabilitas, Fleksibilitas dan Responsiveness

sebagai variabel independen. Dan variabel independen lainnya adalah Motivasi yang ke semua variabel tersebut apakah mempunyai hubungan positif dengan rantai pasokan (variabel dependen).

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis menggambarkan suatu hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2004 : 15) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan uraian tinjauan pustaka dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

2.3.1 Hubungan motivasi dengan kinerja rantai pasokan

(38)

yang berdampak kepada kepuasan tertentu. Motivasi bisa ditimbulkan oleh faktor internal atau eksternal tergantung pada suatu kegiatan atau aktivitas dimulai.

Motivasi internal berasal dari diri pribadi seseorang yang akan mempengaruhi pikirannya, yang selanjutnya mengarah kepada perilaku orang tersebut. Sedangkan motivasi eksternal dibangun diatas motivasi internal di dalam organisasi yang sangat tergantung pada teknik – teknik yang dipakai oleh pimpinan organisasi atau para manajer dalam memotivasi bawahannya.

Dengan adanya motivasi maka akan terjadinya kemauan kerja. Motivasi dapat dilaksanakan dengan berbagai cara diantaranya dengan cara pendekatan finansial maupun pendekatan non – finansial. Pendekatan finansial untuk menimbulkan motivasi dapat dilakukan dengan memberikan upah kepada para karyawan. Jika menggunakan pendekatan non – finansial dapat dilakukan dengan cara mengadakan sinkronisasi kepentingan individu dengan kepentingan organisasi atau perusahaan. Di samping itu, motivasi tersebut dapat menimbulkan pengaturan kondisi kerja yang sehat sehingga menciptakan kepuasan kinerja.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh motivasi terhadap kepuasan kinerja rantai pasokan maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV.

2.3.2 Hubungan Reliabilitas dengan kinerja rantai pasokan

(39)

dua penilai yang mengevaluasi pekerja yang sama, mereka perlu menyimpulkan hal yang serupa yang menyangkut hasil mutu pekerja.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh reliabilitas terhadap kinerja rantai pasokan maka dapat dirumuskan hipotesis yang kedua dalam penelitian ini sebagai berikut:

H2 : reliabilitas berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV.

2.3.3 Hubungan Fleksibilitas dan Responsiveness dengan kinerja rantai pasokan

Fleksibilitas menurut Slack (1990) dipengaruhi beberapa faktor, yaitu produk itu sendiri, campuran produk, volume, dan tipe pengantaran. Pengukuran dari fleksibilitas permintaan dapat dilihat dari ketepatan pengantaran, peramalan permintaan yang tepat dan lain sebagainya. Pujawan (2004), fleksibilitas mempunyai kemampuan untuk mengerjakan dan merespon rantai pasokan sesuai dengan perubahan permintaan pelanggan atau konsumen.

Menurut Parasuraman yang dikutip oleh Rambat Lupiyoadi (2001 : 148),

responsiveness adalah kemauan untuk membantu dan memberikan pelayan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi secara jelas. Oleh karena itu, fleksibilitas dan responsiveness menjadi varibel independen yang ketiga sebagai penelitian oleh peneliti untuk mengetahui terjadinya hubungan atau tidak dengan varibel dependen, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian sebab akibat (causal research). Menurut Erlina (2011, 20), penelitian kausal ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan dan mengetahui hubungan motivasi, reliabilitas, fleksibilitas dan responsiveness, sebagai variabel independen (terikat) terhadap kinerja rantai pasokan sebagai variabel dependen (bebas).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penyebaran lembaran kuesioner di Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara IV. Jadwal penelitian dilakukan sejak April 2012 s/d November 2012

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran variabel

(41)

3.3.1 Variabel Dependent

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Tujuan penelitian adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya atau memprediksinya (Sekaran : 2006).

Variabel terikat atau disebut juga sebagai variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas (Erlina : 2008).

Dalam penelitian ini, variabel yang dijadikan sebagai variabel terikat atau dependen adalah sebagai berikut:

3.3.1.1 Rantai Pasokan ( Supply Chain )

Rantai pasokan adalah sebuah rantai yang mencakup keseluruhan interaksi antara pemasok awal, perusahaan manufaktur, distributor, dan konsumen. Interkasi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi penjadwalan, transfer kredit dan tunai, serta transfer bahan baku di antara pihak – pihak yang terlibat. Oleh karena itu, rantai pasokan dijadikan sebagai variabel dependen agar peneliti dapat mengetahui apakah ada hubungannya dengan variabel independen. Variabel ini menggunakan Skala Likert yang pengukurannya dimulai dari angka 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan angka 5 (sangat setuju).

3.3.2 Varibel Independen

(42)

Menurut Sekaran (2006) variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam varibel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel dependen nantinya.

Dalam penelitian ini, seluruh bagian yang terdapat dalam variabel ini menggunakan Skala Likert yang pengukurannya dimulai dari angka 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan angka 5 (sangat setuju). Variabel – variabel yang dijadikan sebagai variabel bebas atau variabel independen adalah sebagai berikut:

3.3.2.1 Motivasi

Menurut Mangkunegara (2005 : 61), “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Timbulnya motivasi adalah untuk melakukan suatu tindakan seseorang yang selalu dimulai dari adanya perhatian terhadap sesuatu. Setelah timbulnya perhatian tersebut maka dengan demikian akan mencoba untuk mengamatinya dengan seksama.

Motivasi sangatlah penting untuk tinggi – rendahnya produktivitas perusahaan. Oleh sebab itu, peneliti menjadikan motivasi sebagai variabel independen agar untuk mengetahui apakah terjadinya hubungan dengan rantai pasokan dalam pengukuran kinerjanya.

3.3.2.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang (Sugiono, 2005 dalam Suharto, 2009). Keandalan

(43)

dengan yang dijanjikan secara akurat dan cepat. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi (Parasuraman, dkk : 1980).

Variabel ini mengungkapkan untuk penggunaan sistem informasi yang diterima oleh perusahaan yang berasal dari aliran barang dari hulu (Upstream) ke hilir (Downstream).

3.3.2.3 Fleksibilitas dan Responsiveness (ketanggapan)

Fleksibilitas menurut Slack (1990) dipengaruhi beberapa faktor, yaitu produk itu sendiri, campuran produk, volume, dan tipe pengantaran. Pengukuran dari fleksibilitas permintaan dapat dilihat dari ketepatan pengantaran, peramalan permintaan yang tepat dan lain sebagainya. Menurut Len Berry dkk yang dikutip dari buddy ibrahim (2000), responsiveness adalah tanggap terhadap klaim/protes konsumen; kesiapan karyawan memberikan service pada waktu yang diperlukan; cepat bereaksi atas perubahan lingkungan yang harus diantisipasi dengan kemungkinan penawaran baru untuk produk/jasa yang belum ada di pasar.

Variabel ini menjelaskan tentang bagaimana karyawan untuk mengolah informasi yang cepat antara perusahaan pemasok, perusahaan sendiri, dan dengan pelanggan yang berdasarkan permintaan.

(44)
[image:44.595.109.496.149.752.2]

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Tabel 3.1

Review Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Variabel

Penelitian Judul

Teknik Analisis Kesimpulan Penelitian Variabel Independen Ma’rifah (2005)

Motivasi Pengaruh Motivasi Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pekerja Sosial Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur Analisis regresi berganda motivasi kerja dan budaya organisasi secara bersama-sama (serempak) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pekerja sosial. Herman (2003)

Reliabilitas Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang. uji validitas menggunakan rumus product moment pearson dan uji reliabilitas menggunakan rumus split half (teknik belah dua) dari

spearman brown, uji statistik t, analisis regresi korelasi Pearson kualitas pelayanan yang terdiri dari Tangible, Emphaty, Reliability, Responsiveness

dan Assurance

(45)

SCOR dan Aplikasi Analytical Network Process (ANP) DI PT. PERTIWI MAS ADI KENCANA SIDOARJO diperoleh hasil yang paling tinggi pada periode bulan Juli 2007 (98.0536) dan paling rendah pada periode bulan April 2008 (79.3701) yang digolongkan kinerja perusahaan yang paling buruk. Selain itu dari hasil pengukuran terdapat KPI yang memiliki tingkat kinerja yang rendah dan memerlukan prioritas perbaikan, yaitu : Delivery Flexibility.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Erlina, 2011 : 80). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai bagian akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV.

(46)

pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun kriteria pemilihan sampel adalah para pegawai bagian akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV. Adapun jumlah sampel yang terdapat di bagian akuntansi adalah sebagai berikut:

Kepala Bagian 1 orang

Kepala Urusan 3 orang

Asisten Kepala Urusan 13 orang

Karyawan

Jumlah 40 orang

23 orang

3.6 Jenis data

Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik. Data digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan.

3.7 Metode Pengumpulan Data

(47)

kedua berisikan pembahasan singkat mengenai isi permasalahan skripsi dan bagian terakhir berisikan pertanyaan yang berkaitan dengan motivasi, reliabilitias, fleksibilitas dan responsiveness, dan rantai pasokan (supply chain).

Cara pengisian kuesioner adalah dengan cara melakukan pengisian pada lembaran kuesioner yang diberikan dengan memberikan tanda centang (√) pada salah satu angka antara 1 sampai dengan 5 untuk setiap ítem – ítem pertanyaan yang telah disediakan.

3.8 Teknik Analisis

Teknik análisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik análisis yang menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS.

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah bidang statistik yang berhubungan dengan metode pengelompokkan, peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang lebih informatif (Purbayu, 2005 : 2). Statistik deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata, standar deviasi, maksimum dan mínimum (Ghozali, 2006).

3.8.2 Uji Kualitas Data

(48)

3.8.2.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan correlate bivariate antara tiap skor ítem pernyataan dengan skor total variabel. Hasil análisis correlate bivariate dengan melihat output Pearson Correlation (Ghozali, 2006). Apabila Nilai �ℎ����� > ������ maka instrumen yang digunakan dinyatakan valid. Dan Apabila tingkat signifikansinya kurang dari 0,05 maka instrument yang digunakan tidak valid.

3.8.2.2 Uji Reliabilitas

Uji realiabilitas dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

cronbach’s alpha. Suatu variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 dalam Ghozali (2006). Hasil uji reliabilitas kuesioner sangat tergantung pada kesungguhan responden dalam menjawab semua item pertanyaan penelitian.

3.8.3 Uji Asumsi Klasik

(49)

3.8.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2006 : 110), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.

Grafik histogram membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Penelitian ini juga menggunakan analisis statistik dengan uji Kolmogrov Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:

1. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

2. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal (Ghozali, 2006:115).

3.8.3.2 Uji Heterokedastisitas

(50)

tidaknya heteroskedstisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scarrteplot dengan dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2006 : 105).

3.8.3.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Pada model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi antar variabel independennya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai

tolerance <0,01 atau sama dengan VIF >10 (Ghozali,2006:91).

3.8.4 Pengujian Hipotesis

(51)

3.8.4.1 Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda digunakan untuk dapat melihat bagaimana pengaruh dari motivasi (X1), reliabilitas (X2), fleksibilitas dan responsiveness (X3), terhadap rantai pasokan (Y). Dalam penelitian ini, model analisis regresi berganda, yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 +b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Rantai pasokan

a = Konstanta

X1 = Motivasi

X2 = Reliabilitas

X3 = Fleksibilitas dan Responsiveness

b1,b2,b3 = Koefisien regresi

e = variabel pengganggu

3.8.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R²)

(52)

3.8.4.3 Uji Parsial (t-test)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:84). Uji parsial ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel berdasarkan kriteria berikut:

H0 diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel, pada α = 5%

H0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel, pada α = 5%

3.8.4.4 Uji Simultan (F-test)

Uji F-test dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda memiliki pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006 :84). Uji F-test dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung < F tabel, pada α = 5%

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Propinsi Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda.

Pada awalnya keberadaan perkebunan ini merupakan milik Maskapai Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1959, dan selanjutnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi sebelum akhirnya menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).

Secara kronologis riwayat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero), dapat disajikan sebagai berikut :

Tahun 1959, Tahap Nasionalisasi

Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti NV HVA (Namblodse

Venotschaaf Handels Vereeniging Amsterdam) dan NV RCMA (Namblodse

Venotschaaf Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam) pada tahun 1959

dinasionalisasi oleh Pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi Perusahaan Milik Pemerintah atas dasar Peraturan Pemerintah (PP) No. 19.

Tahun 1967, Tahap Regrouping I

Pada tahun 1967 – 1968 selanjutnya Pemerintah melakukan regrouping

(54)

Tahun 1968, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP)

Dengan Kepres. No. 144 tahun 1968, Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang ada di Sumut dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s.d. IX

Tahun 1971, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Perseroan

Dengan dasar Peraturan Pemerintah tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan nama resmi PT Perkebunan I s.d. IX (Persero).

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1971, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1971 dan Perusahaan Perseroan (Persero) dan PT Perkebunan VIII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1972.

Tahun 1996, Tahap Peleburan menjadi PTPN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah pada tahun 1996, semua PTP yang ada di Indonesia di-regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I s.d. XIV dan PT Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV.

(55)

(Persero) PT Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan Proyek Pengembangan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII yang ada diluar Sumut diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di masing-masing Propinsi.

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) didirikan di Bah Jambi, Simalungun, Sumatera Utara berdasarkan Akta Pendirian No. 37 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8332.HT.01.01. Thn. 96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8675/1996, serta telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Tingkat I Sumatera Utara c.q. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Simalungun No. 001/BH.2.15/ IX/1996 tanggal 16 September 1996 dan telah diperbaharui dengan Nomor 07/BH/0215/VIII/01 tanggal 23 Agustus 2001.

Anggaran Dasar Perusahaan telah diubah berdasarkan Akta No. 18 dari Notaris Sri Rahayu H. Prasetyo, S.H. tanggal 26 September 2002, tentang tempat kedudukan Kantor Pusat (dari Bah Jambi Kabupaten Simalungun ke Medan) dan Modal Dasar Perusahaan (dari 425.000 lembar saham Prioritas dan 550.000 lembar Saham Biasa yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 975.000 lembar Saham). Akta perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-20652.HT.01.04. TH.2002 tanggal 23 Oktober 2002.

(56)

tentang Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-60615.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

4.1.2 Visi, Misi, Maksud dan Tujuan Perusahaan

4.1.2.1 Visi Perusahaan (Perubahan 2010):

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) “menjadi Pusat Keunggulan Pengelolaan Perusahaan Agroindustri Kelapa Sawit dengan Tata Kelola Perusahaan yang Baik serta Berwawasan Lingkungan”.

4.1.2.2 Misi Perusahaan (perubahan 2010): 1.Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif.

2.Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

3.Meningkatkan laba secara berkesinambungan.

4.Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).

5.Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

(57)

4.1.2.3 Maksud dan Tujuan Perusahaan

Maksud dan Tujuan Perusahaan adalah melakukan usaha di bidang Agro Industri serta optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, untuk mendapatkan atau mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Maksud dan Tujuan Perusahaan menurut Akta Pendirian, antara lain : a. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di

bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sektor pertanian dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip Perusahaan yang sehat.

b. Melaksanakan kegiatan usaha, antara lain :

1.Mengusahakan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang sehubungan dengan budidaya tanaman tersebut.

2.Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

3.Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.

4.Pengembangan usaha di bidang perkebunan, agro usaha dan agro bisnis. 5.Mendirikan/menjalankan perusahaan dan usaha lainnya yang mempunyai

(58)

bersama-sama dengan badan-badan lainnya sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4.2 Analisis Hasil penelitian

4.2.1Analisis Statistik Deskriptif

Data dalam penelitian ini diperoleh melaui penyebaran kuesioner kepada responden. Dari 40 kuesioner yang di sebar kepada responden, hanya 33 kuesioner yang dikembalikan. Hal ini berarti respon rate sebesar 82,50% dan sampel dalam penelitian berjumlah 33 sampel.

[image:58.595.111.516.429.535.2]

4.2.1.1 Variabel Motivasi

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel Motivasi (X1)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pertanyaan 1 33 2 5 4.36 .653

Pertanyaan 2 33 2 5 4.45 .711

Pertanyaan 3 33 4 5 4.61 .496

Pertanyaan 4 33 2 5 3.67 1.021

Pertanyaan 5 33 3 5 4.36 .653

Valid N (listwise) 33

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS ver 18, 2012

(59)

motivasi setiap diri karyawan sangat dibutuhkan dalam melakukan pengukuran kinerja untuk terciptanya kinerja pada instansi.

[image:59.595.108.513.237.339.2]

4.2.1.2 Variabel Reliabilitas

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel Reliabilitas (X2)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pertanyaan 1 33 2 5 3.91 .631

Pertanyaan 2 33 2 5 4.06 .609

Pertanyaan 3 33 2 5 4.45 .711

Pertanyaan 4 33 2 5 4.09 .678

Pertanyaan 5 33 2 5 4.27 .761

Valid N (listwise) 33

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS ver 18, 2012

Berdasarkan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata – rata jawaban responden dalam variabel reliabilitas yang paling tinggi pada item pertanyaan 3 sebesar 4,45 yang ditunjukkan oleh peningkatan pendistribusian produk yang tepat waktu yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dan rata – rata jawaban responden yang paling rendah pada item pertanyaan 1 sebesar 3,91. Hal ini menggambarkan bahwa penerapan reliabilitas produk sangat dibutuhkan dalam melakukan pengukuran kinerja untuk terciptanya kinerja rantai pasokan.

4.2.1.3 Variabel Fleksibilitas dan Responsiveness Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Variabel Fleksibilitas dan Responsiveness (X3)

Descriptive Statistics

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 3.1 Review Penelitian Terdahulu
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Motivasi (X1)
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan induk ikan betok jantan dan betina dimedia air gambut pada pemijahan secara semi buatan yang dapat

Oleh sebab itu, pemimpin harus mampu bersosialisasi agar program dapat didengar dan terealisasikan di hadapan pelanggan, maka dari itu pemimpin dituntut untuk memiliki lima

(4) Ketua IV selaku Koordinator Wilayah Timur bertugas membantu Ketua Umum dalam melakukan tugasnya, mengkoordinasikan penyiapan, pembentukan dan pembinaan komisariat di

Guru hanya mencantumkan di bagian materi ajar “pengertian drama, unsur teks drama, sistematika naskah drama dan kaidah teks drama” hal ini tidak sesuai dengan

yang tidak tampak secara fisik, sedangkan sistem fisik adalah sistem. yang ada

Basis data (atau database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen pada materi SPLDV yang dikenai pembelajaran Model-Eliciting Activities setting pendekatan

VIII observasi kelima menunjukan bahwa dari 8 aspek yang diamati oleh penulis, guru hanya melakukan 8 aspek saja dengan presentase sebesar 100%, yaitu