• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Komunikasi Dan Interaksi Sosial (Studi Korelasional tentang Hubungan Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Remaja di Kalangan SMA Harapan 1 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Teknologi Komunikasi Dan Interaksi Sosial (Studi Korelasional tentang Hubungan Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Remaja di Kalangan SMA Harapan 1 Medan)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA : Vindy Elsa Ramadhani

NIM : 100904036

PEMBIMBING : Drs. HR Danan Djaja, M.A

NO. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF

PEMBIMBING

Revisi Proposal Penelitian

Acc Seminar Proposal

Seminar Proposal

Penyerahan BAB I, II dan III

Revisi BAB I, II dan III

Acc BAB I, II dan III

Acc Kuisioner Penelitian

Pengajuan BAB IV dan BAB V

Revisi BAB IV dan V

Revisi BAB IV dan V

Revisi BAB IV dan V

Catatan

Minimal pertemuan 6 (enam) kali untuk setiap pembimbing :

BIODATA PENELITI DATA PRIBADI

Nama : Vindy Elsa Ramadhani

(2)

Program Studi : Hubungan Masyarakat (Humas)

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Maret 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Raya Menteng Gg. Benteng No. 9A, Medan

Agama : Islam

PENDIDIKAN FORMAL

SD : SD Negeri 004 Pekan Baru

SMP : SMP Swasta Islam An-Nizam

SMA : SMA Negeri 1 Medan

UNIVERSITAS : FISIP USU, Departemen Ilmu Komunikasi

KELUARGA

Ayah : Mahadi

Ibu : Seventina Sirait

(3)

Tabel Foltron & Cobolt Variabel X dan Y

No Karakteristik

responden Penggunaan Smartphone Interaksi Sosial Remaja

(4)

41 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2

42 2 2 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 2

43 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2

44 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 3 1

(5)

KUESIONER PENELITIAN KETERANGAN KUESIONER

1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari siswa dalam penyusunan skripsi.

2. Penelitian ini TIDAK BERPENGARUH terhadap kepentingan Anda di sekolah, namun hanya akan digunakan untuk kepentingan penyusunan skripsi.

3. Dengan mengisi kuesioner ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam menyalesaikan studi.

4. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatiannya.

No. Responden:

1 2 Petunjuk Pengisian Kuesioner:

1. Sebelum Anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.

2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling tepat.

3. Isilah kuesioner ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab.

4. Terima kasih atas kerjasamanya

1. Jenis Kelamin:

1) Laki-laki 2) Perempuan

2. Kelas:

1) X (sepuluh) 2) XI (sebelas)

3. Seberapa sering Anda menggunakan smartphone dalam sehari?

1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering

4. Apakah tujuan Anda menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-hari?

1) Hiburan 2) Sosialisasi 3) Informasi

5. Apakah penggunaan smartphone Anda cukup efektif dan efisien?

1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju

6. Apakah penggunaan smartphone menjadi bagian dari kegiatan sosial Anda

(6)

1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju

8. Apakah Anda sering menyapa orang-orang di lingkungan sosial Anda melalui

smartphone?

1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering

9. Apakah Anda menyadari penggunaan smartphone dapat memaparkan radiasi?

1) Tidak tahu 2) Ragu-ragu 3) Tahu

10.Apakah Anda mengeluarkan budget khusus dalam penggunaan smartphone?

1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju

11.Apakah Anda sering mengajak orang-orang di lingkungan sosial Anda untuk

mengobrol/berbicara langsung (tatap muka)?

1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering

12.Berapa lama biasanya Anda mengobrol/berbicara langsung (tatap muka) dengan

orang-orang di lingkungan sosial Anda?

1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering

13.Apakah topik yang biasanya Anda bicarakan dengan orang-orang lingkungan sosial

Anda cukup mendalam?

1) Sekedar 2) Biasa saja 3) Mendalam

14.Apakah Anda mampu mengekspresikan diri dalam pergaulan dengan lingkungan

sosial Anda?

1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju

15.Apakah Anda berani mengeluarkan pendapat di lingkungan sosial Anda?

1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju

16.Apakah Anda mampu bekerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas dengan

lingkungan sosial Anda?

1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju

17.Apakah Anda mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial Anda dengan baik?

1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju

18.Apakah Anda mampu menerima perbedaan pendapat dan perilaku orang-orang di

lingkungan sosial Anda?

1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju

19.Apakah Anda menggunakan smartphone untuk eksistensi diri (agar diakui di dalam

lingkungan pergaulan sosial Anda) ?

(7)

20.Apakah sering terjadi konflik antara Anda dengan orang-orang di lingkungan sosial

(8)

DAFTAR REFERENSI

Apriyanti, Rika. 2005. Pengaruh Majalah Remaja terhadap Gaya Hidup Remaja Putri. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.

Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badwilan, Rayyan Ahmad. 2004. Rahasia Dibalik Handphone. Jakarta: Darul Falah.

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

_____________. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Burgess, Dr. Rod. Essay: Technological Determinism And Urban Fragmentation: A Critical Analysis. Oxford Brookes Univeristy.

Calhoun, James F & Joan Ross Acocella. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKPI Semarang Press.

Cummiskey, M. 2011. There’s an app for that: Smartphone use in health and physical education. Journal of Physical Educational, Recreation & Dance, 82, 24. doi:10.1080/07303084.2011.10598672

Fiati, Rina. 2005. Akses Internet Via Ponsel. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Gea, Antnius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari. 2003. Character Building II, Relasi dengan Sesama. Jakarta: PT Gramedia.

Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Hassan, Fuad. 1999. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya: Tantangan dalam Laju Teknologi. Surabaya: Orasi Ilmiah Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh November ke-39.

Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktik Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.

(9)

Morey, Doc. 2004. Phone Power: Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta: PT Gramedia.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurudin. 2005. Sistem-Sistem Komunikasi di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

_______. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Jens Pedersen. 2001. Journal of Education Enquiry : Technological Determinism and School. Linkopings Universitet (Sweden).

Phillippi, J.C. & Wyatt, T. 2011. Smartphones in Nursing Education. Computers, Informatics & Nursing, 29(8), 449-454.

Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rumini, Sri & Siti Sundari H.S. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Setiadi, Elly M., Usman Kolip. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalaha Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenada Media Group.

Saydam, Gouzali. 2005. Teknologi Telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Subiakto. 2005. Metode Penelitian Komunikasi, Makalah pada Minat Studi Media dan Komunikasi. Surabaya: Pascasarjana Unair.

Sugiono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Internet

1.

(10)

3. Maret 2014, pukul 06.37).

5.

juli 2014).

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Yayasan Pendidikan Harapan (YASPENDHAR)

Sejarah tak menampik bahwa pada saat merdeka hingga tahun 1966

Indonesia terus mengalami masa sangat sulit baik dari ekonomi, politik, hingga

pendidikan yang pada saat itu masih mencari jati diri yang tepat bagi bangsa dan

Negara Indonesia.

Melihat kondisi Negara yang masih sulit pada saat itu, berkumpullah

beberapa tokoh masyarakat Sumatera Utara khususnya masyarakat Medan yang

memang sangat perduli pada anak-anak di Medan untuk memikirkan

perkembangan pendidikan di Indonesia ini khususnya kota Medan. Meskipun

mereka mempunyai kesibukan dalam tugas masing-masing namun masih tetap

memikirkan bagaimana nasib bangsa ini jika tidak mempunyai pendidikan.

Dari pertemuan para tokoh masyarakat tersebut lahirlah sebuah ide untuk

mendirikan suatu lembaga pendidikan, yang tujuan utamanya adalah untuk

membantu pemerintah menanggulangi pendidikan dengan mutu yang berkualitas.

Dari ide tersebut maka pada tahun 1967 didirikanlah sekolah dalam bentuk

yayasan dan diberi nama Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) yang

bertempat dan berkedudukan di Medan.

Dengan dibukanya Yayasan Pendidikan Harapan merupakan salah satu

manifestasi dari kehendak masyarakat yang merasa tertinggal dalam bidang

pendidikan baik karena penjajahan maupun akibat kurangnya perhatian orde lama.

Hasil rumusan yang telah digodok oleh para tokoh tersebut menjadi

penyemangat dibarengi dengan usaha untuk mewujudkan pendirian, telah

(12)

kepada mereka. Gedung inilah yang dipergunakan oleh Yaspendhar seiring

dengan perjalanannya diadakan perbaikan dan pembangunan baru.

Gedung dan tanah ini mulanya merupakan bekas sekolah Oranye School,

pemiliknya Medansche School Vereeninging dengan Hak Erfpacht, kemudian

setelah kembali ke pemerintah, gedung tersebut diserahkan ke FKIP Negeri, SHD

SMEA Negeri dan PGSLP Negeri. Pada tahun 1958 gedung ini hanya diberikan

kepada IKIP Negeri dan akhirnya IAIN.

Setelah pemerintah memindahkan sekolah-sekolah tersebut ke tempat lain

yang lebih baik, pada tanggal 5 Januari 1967 diadakan serah terima kepada pihak

Perguruan Harapan (Berita Aceh Serah Terima No.53/Perw/D/Skp/67),

masing-masing ditandatangani oleh Alm. Bapak Moh. Alwi Oemry Kepala Perwakilan P

dan K Sumatera Utara saat itu dari pihak pemerintah dan bapak Raja Syahnan, SH

dari pihak Perguruan Harapan.

Luas tanah yang diserahkan saat itu 5533 m2, dengan bangunan di atasnya

terdiri dari 18 lokal belajar. Kelengkapan lainnya saat itu sangat sederhana

sehingga perlu perbaikan dan penambahannya.

Dengan Bismillahirrahmanirrahim, Bapak A.J. Mokoginta meresmikan

perguruan ini dengan nama Perguruan Harapan pada tanggal 4 Februari 1967.

Perguruan ini semula membuka sekolah 9 tahun, kemudian belakangan dipecah

menjadi SD dan SMP. Akhirnya menyusul dengan dibukanya Taman

Kanak-Kanak dan Sekolah Menengah Atas.

Kata Harapan mempunyai makna yang dalam, berupa harapan dari para

pendiri, agar melalui lembaga perguruan ini dapat dilahirkan manusia-manusia

Indonesia Yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah untuk kebahagiaan dunia dan

akhirat. Semboyan “Iman, Ilmu dan Amal” mengandung arti harapan terciptanya

manusia yang penuh iman, mempunyai ilmu yang berkualitas dan dengan iman

(13)

3.1.2 Sejarah SMA Harapan 1 Medan

Pada tahun 1969 SMA Harapan didirikan dengan tujuan utama

menampung lulusan SMP Harapan. Pada saat didirikannya itu, jumlah pelajar

hanya sebanyak 31 orang dengan guru sebanyak 9 orang. Untuk memimpin

sekolah tersebut diserahkan kepada Abdullah Siagian. Ternyata Abdullah Siagian

dapat memegang kepercayaan yang diberikan kepadanya, ia yang telah bertugas di

Yaspendhar sejak tahun 1967 itu berhasil membawa anak didiknya dalam

menimba ilmu pengetahuan dengan diterimanya sebagian besar lulusan SMA

Harapan di perguruan tinggi negeri. Untuk meringankan tugas yang dibebankan

kepadanya itu, pengurus Yaspendhar mengangkat Drs. Mansyur Zainuddin

sebagai wakil Kepala Sekolah.

Namun karena faktor usia, Abdullah Siagian (lahir 8 September 1913)

ditarik dari jabatannya terhitung Agustus 1981 dan digantikan oleh M. Tanjung

(Ketua Harian II) sebagai Pjs. Kepala SMA dan Drs. Mohd. Hady sebagai Wakil

Kepala. Disamping itu dibentuk pula tim yang membantu penyelenggaraan

pendidikan sehingga berjalan dengan baik dan lancar.

Awal Januari 1972, pengurus mengalihkan kepemimpinan SMA ini

kepada Munir Naamin, SH dengan wakilnya Drs. Mansyur Zainuddin sampai

tahun 1973. Pada tahun 1974 dipegang kembali oleh pengurus dengan H. M.

Tanjung sebagai Kepala Sekolah dengan para pembantu I, II dan III

masing-masing Drs. Mansyur Zainuddin, M. Hasan Harahap serta Siti Deliar.

Selanjutnya pada tahun 1975 diadakan perubahan formasi kembali dengan

jabatan Kepala SMA Harapan dipegang oleh Drs. Mansyur Zainuddin dengan

pembantu khusus I dan II masing-masing M. Hasan Harahap serta Siti Deliar.

Jabatan pembantu khusus ini dihapuskan pula mulai tahun 1976. Sebagai

pembantu Kepala SMA Harapan ditetapkan oleh pengurus, yang menjadi petugas

di bidang Kurikulum dipegang oleh Drs. Supangat Tahir dan bidang Guidence &

Counseling oleh Siti Deliar. Pada September 1981 Supangat Tahir mengundurkan

(14)

Untuk mengisi kekosongan jabatan Pembantu Bidang Kurikulum,

pengurus mengangkat Drs. A. Hady Lubis pada tahun 1979. Kemudian pada tahun

1981 diadakan perubahan kembali dengan personalia pembantu bidang Kurikulum

dipegang oleh Drs. Hady Lubis, pembantu bidang Kesiswaan oleh Anwar Daimin,

dan bidang Kepustakaan oleh Siti Deliar. Pada bulan Juli 1983, Anwar Daimin

digantikan oleh M. Nasir Tomaisaq.

Juli 1985 kepemimpinan SMA diubah lagi dengan menempatkan beberapa

orang pembantu Kepala Sekolah masing-masing M. Hasan Harahap, Abdul Wahid

dan M. Ruddin Harahap di bawah pimpinan Kepala Sekolah Drs. Nasrun

Mustapha. Kemudian terhitung mulai bulan September 1987 para wakil Kepala

Sekolah ini diubah menjadi M. Nasir Tomaisaq, Wahid Lubis dan Dra. Emmy

Way sebagai PKS I, II dan III.

Program utama yang menjadi pegangan pimpinan SMA adalah bagaimana

memperoleh pelajar yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan pendidikan

lanjutannya di perguruan tinggi. Untuk kegiatan lainnya banyak yang harus

dikorbankan dan sebaliknya diadakan penambahan belajar pada sore hari. Usaha

itu berhasil dicapai oleh SMA Harapan dengan cukup memuaskan dan banyak

lulusannya memasuki perguruan tinggi negeri.

Pada tahun 1993 Drs. Nasrun Mustapha dimutasikan menjadi Koordinator

Perpustakaan semua sekolah dan Perguruan Tinggi Yaspendhar sesuai dengan

keahlian yang dimilikinya. Ia digantikan oleh Drs. Amron A. Siregar sebagai

pejabat sementara yang kemudian didefenitifkan setelah keluarnya SK Depdikbud

pada tahun 1994 sebagai Kepala SMA Harapan. Para wakilnya juga diangkat dari

tenaga-tenaga yang potensial masing-masing Drs. M. Nasir Tomaisaq, Agus

Supriadi, SH serta Drs. Sofyan Alwi, masing-masing sebagai Wakil Kepala

Sekolah I, II dan III. Akhirnya Drs. Amron S. Siregar mengundurkan diri dari

jabatannya sebagai Kepala SMA Harapan yang kemudian pada tanggal 18

Agustus 1999 pengurus menunjuk Drs. Sofyan Alwi sebagai Pelaksana Ka. SMA

(15)

pembantu-pembantu kepala sekolah masing-masing yaitu, Drs. Mujio, Agus Supriadi, SH

serta Drs. Hermanto.

Dengan mereka ini terasa sekali perkembangan kemajuan SMA Harapan.

SMA Harapan seperti halnya SMP Harapan 1 dan 2 mempertahankan statusnya

sebagai SMA disamakan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Berkenaan dengan mengundurkan dirinya Drs. Hermanto dan diangkatnya

Sdr. Mujio menjabat sebagai Ka. SMA Harapan 2, maka struktur Pembantu Ka.

Sekolah diadakan sedikit perubahan dimana Drs. H. Sofyan Alwi, M. Hum yang

telah dipercaya memimpin SMA Harapan Medan pada tahun 1999 sampai dengan

saat ini menempatkan wakil-wakil Kepala Sekolah antara lain: sebagai Wakasek

bidang Kurikulum oleh Drs. Anwar; bidang Sarana Prasarana oleh Agus Supriadi,

SH; bidang Kesiswaan oleh Eflin Nuryadin. Sejak tahun pertama dengan jumlah

kelas hanya 11 hingga saat ini mencapai 22 kelas. Hal tersebut adalah berkat kerja

keras dari semua warga sekolah maupun kepercayaan masyarakat terhadap

manajemen dan pengelolaan dalam pemenuhan standar pendidikan serta

pembentukan karakter sekolah yang Islami juga memperbaiki pelayanan prima,

peningkatan mutu serta prestasi yang telah dibuktikan keberhasilannya.

Saat ini SMA Harapan Medan memiliki jumlah peserta didik sebanyak

880 orang dan jumlah pendidik 51 orang. Dan pihak pemerintah yaitu Diknas.

Kota Medan, Provinsi serta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirt.

Pembinaan SMA memberikan kepercayaan kepada SMA Harapan Medan menjadi

sekolah percontohan melaksanakan Sekolah Kategori Mandiri dan Pendidikan

Berbasis Keunggulan Lokal dan juga Berbasis IT (Informasi Telekomunikasi).

Para lulusannya dari tahun ke tahun berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri

maupun dunia kerja. Pada tahun terakhir 70% ke perguruan tinggi negeri dan

selebihnya ke berbagai perguruan tinggi dan dunia usaha maupun kerja. Selain itu,

setiap tahunnya SMA Harapan mengirim siswanya untuk meraih berbagai

prestasi, beberapa diantaranya yaitu, sebagai pasukan pembawa bendera tingkat

(16)

Tim Seni dan Budaya Tingkat Sumatera Utara, juara Lomba Sains dan Karya

Ilmiah Remaja kategori 10 besar se-Indonesia dan lain-lain.

Dalam usia dewasa SMA Harapan yang telah mencapai 43 tahun dan

segala pencapaian atau pemenuhan standar pendidikan dan menjadi percontohan

nasional, SMA Harapan Medan tetap berbenah dan memberikan pelayanan prima

kepada masyarakat. Dan saat ini di setiap ruang kelas, laboratorium IPA, Bahasa,

Komputer serta Pustaka dibuat bernuansakan E-Learning dengan dipasangkan

infocus atau projektor dan berfungsi sebagai pengantar pembelajaran berbasis IT.

Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana dipersiapkan sesuai tuntutan

paradigma baru dalam peningkatan mutu pendidikan di SMA Harapan Medan,

semua itu tidak terlepas dari adanya komitmen, konsisten dan apresiasi seluruh

pihak yang terkait, baik internal Yaspendhar maupun eksternal yang sangat peduli

demi kemajuan SMA Harapan Medan.

3.1.3 Visi, Misi dan Tujuan SMA Harapan 1 Medan

Dengan mengacu pada Visi awal berdiri, Pengurus Yaspendhar periode

saat ini merumuskan Visi Yayasan yaitu “Terwujudnya insan yang beriman,

berilmu dan beramal melalui lembaga pengembangan pengetahuan yang unggul

dalam IMTAQ dan IPTEK serta berwawasan kebangsaan.”

Misi dari pengembangan dari Yaspendhar adalah:

1. Mengembangkan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik yang

mencerminkan insan yang beriman, berilmu dan beramal.

2. Melaksanakan pelayanan pembelajaran secara efektif.

3. Menyediakan sarana pembelajaran sesuai dengan tuntutan

perkembangan dunia pendidikan.

4. Berupaya secara berkualitas dan berkesinambungan dalam

meningkatkan mutu dan pelayanan.

5. Melaksanakan peningkatan kualitas sumber daya manusia sesuai

(17)

6. Selalu membangun sikap positif terhadap semua stakeholder dalam

upaya peningkatan pendidikan dan layanan yang harmonis.

7. Merealisasikan pembelajaran yang berbasis informasi dan teknologi

(IT) di seluruh tingkatan satuan pendidikan.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian

kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan

suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan (Kriyantono, 2006). Dengan

demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih

mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap

merupakan representasi dari seluruh populasi. Dalam riset kuantitatif, peneliti

dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data.

Peneliti menggunakan metode korelasional. Metode ini digunakan untuk

menentukan hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Di

sini peneliti dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi. Metode

pengumpulan data yang diambil adalah metode angket atau disebut juga metode

kuesioner. Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang

disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Sugiyono (2002: 55) menyebut populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Harapan 1 Medan kelas

X dan XI yang berjumlah 437 orang. Banyaknya kelas yang terdapat di SMA

(18)

kelas X IPA, satu kelas X IPS dan lima kelas XI IPA, dua kelas XI IPS (Daftar

Siswa SMA Harapan 1 Medan, Tahun Ajaran 2013/2014).

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,

2009).

Sampel harus memenuhi unsur representatif atau mewakili dari seluruh

sifat-sifat popolasi. Sampel yang representatif dapat diartikan bahwa sampel

tersebut dapat mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional

atau memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih

sehingga dapat mewakili keadaan sebenarnya dalam keadaan populasi

(Krisyantono, 2008: 150).

Gay (dalam Sunyoto, 2013) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel

yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan yaitu

sebagai berikut:

• Metode deskriptif minimum 10% dari populasinya. Untuk populasi yang relatif kecil, minimum 20% dari populasi.

• Metode deskriptif-korelasional, minimum 30 subjek.

• Metode ex post facto, minimum 15 subjek per kelompok.

• Metode eksprimental minimum 15 subjek per kelompok.

Berdasarkan definisi di atas yakni penelitian dengan metode deskriptif

korelasional, maka peneliti menetapkan 45 orang sebagai sampel, yakni sampel

minimum 30 orang ditambah 50% dari sampel minimum.

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Distribusi sampel menggunakan Proporsional Random Sampling,

penggunaan teknik ini memungkinkan untuk member peluang kepada populasi

(19)

ditentukan jumlah sampel proporsional dari setiap bagian, selanjutnya teknik

penarikan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling yaitu

pengambilan anggota populasi acak dengan memperhatikan kuota sampel dari tiap

bagian yang telah ditentukan. Setiap populasi dalam suatu bagian memiliki

peluang untuk dijadikan responden. Pengambilan sampel secara acak dilakukan

agar kesalahan sampling dapat diperkecil (dalam Sugiyono, 2006: 63). Untuk

lebih jelasnya distribusi sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Distribusi Sampel

No. Kelas Jumlah Sampel Proporsional

1. X IPA 1 29/437 x 45 = 2,9 3 orang

2. X IPA 2 29/437 x 45 = 2,9 3 orang

3. X IPA 3 23/437 x 45 = 2,3 2 orang

4. X IPA 4 26/437 x 45 = 2,6 3 orang

5. X IPA 5 25/437 x 45 = 2,5 2 orang

6. X IPS 1 37/437 x 45 = 3,8 4 orang

7. XI IPA 1 39/437 x 45 = 4,0 4 orang

8. XI IPA 2 37/437 x 45 = 3,8 4 orang

9. XI IPA 3 37/437 x 45 = 3,8 4 orang

10. XI IPA 4 36/437 x 45 = 3,7 4 orang

11. XI IPA 5 36/437 x 45 = 3,7 4 orang

12. X IPS 1 43/437 x 45 = 4,4 4 orang

13. X IPS 2 40/437 x 45 = 4,1 4 orang

Jumlah 437 45 orang

(Sumber: Hasil Penelitian 2014) 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pengumpulan data di lapangan meliputi kegiatan survei di lokasi

(20)

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk

dijawabnya. Jenis angket atau kuesioner terdiri atas angket terbuka dan

tertutup.

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan

data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung

penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan

membaca buku-buku, literatur dan internet sebagai media online yang

sangat membantu untuk memperoleh informasi yang berhubungan

dengan masalah penelitian.

3.5 Jenis Data

Guna mendukung penelitian maka jenis data yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Data Kuantitatif

Data berupa angka-angka yang diperoleh dari SMA Harapan 1 Medan,

seperti jumlah siswa dan data-data lainnya yang menunjang penelitian.

2. Data Kualitatif

Data yang diperoleh dari SMA Harapan 1 Medan yang tidak berbentuk

angka, seperti gambaran umum sekolah, hasil kuesioner, dan data-data

lain yang menunjang penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dimaksud untuk menganalisis data berdasarkan hasil catatan

lapangan atau dari sumber informasi yang diperoleh. Setelah data terkumpul maka

dilakukan pengaturan, mengurutkan, mengelompokkan dan mengkategorikannya,

sehingga dapat dijadikan suatu tuntutan analisis. Sedangkan data yang diperoleh

dari penyebaran angket untuk selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus

statistik. Untuk proses analisis data, peneliti akan menggunakan bantuan

(21)

a. Analisis Tabel Tunggal

Analisis Tabel Tunggal dilakukan dengan membagi-bagikan variabel

penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel

tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri atas 2

kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori

(Singarimbun, 2008: 273).

b. Analisis Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang

satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui

apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 2008: 273). Teknik

statistik yang digunakan dalam analisis tabel silang pada penelitian ini dilakukan

analisis “Uji-T” dengan menggunakan teknik Uji Sampel Independen

(Independent Samples Test).

c. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui apakah

hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk melakukan analisis

data mengenai hubungan antara variabel X dan Y pada penelitian ini, penulis

menggunakan teknik statistic dengan menggunakan analisis korelasi. Bilamana

kenaikan nilai variabel X selalu disertai kenaikan nilai variabel Y, dan sebaliknya,

turunnya nilai variabel X selalu diikuti oleh turunnya variabel Y, maka hubungan

seperti itu disebut hubungan yang positif. Akan tetapi sebaliknya, bilamana nilai

variabel X yang tinggi selalu disertai oleh variabel Y yang rendah nilainya, dan

sebaliknya, bilamana nilai variabel X yang rendah selalu diikuti oleh nilai variabel

Y yang tinggi, hubungan antara kedua variabel itu disebut hubungan negatif

(Hadi, 2004: 223).

Teknik Teknik statistik yang digunakan dalam analisis korelasional pada

penelitian ini menggunakan alat bantu software SPSS versi 13.0, yaitu dengan Uji

Sampel Independen (Independent Samples Test). Dalam istilah lazim dikenal

(22)

terhadap dua kelompok dari dua variabel yang diteliti. Salah satu karakteristik

dari uji sampel independen ini adalah menggunakan Levene’s test for equality of

variences, maksudnya untuk mendefinisikan keseimbangan hasil uji test antara

(23)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data

Peneliti memulai beberapa tahap untuk melakukan penelitian dan

pengumpulan data, adapun tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Peneliti melakukan observasi pra penelitian di lokasi penelitian di sekolah Yayasan Harapan Medan (Yaspendhar). Kemudian penulis mengajukan

surat izin untuk meneliti kepada Yayasan Pendidikan Harapan Medan

untuk melakukan penelitian di SMA Harapan 1 Medan. Setelah

memperoleh izin dari pihak Yaspendhar, peneliti memperoleh data siswa

SMA Harapan 1 Medan yang menjadi populasi dalam penelitian ini.

• Peneliti melakukan studi kepustakaan di perpustakaan USU guna mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian

yang diteliti oleh peneliti. Selain dari sumber bacaan berupa buku, majalah

atau brosur, peneliti juga memperoleh sumber bacaan lainnya dari situs

internet. Selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian dan kuesioner

penelitian setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

• Pada Mei 2014, peneliti menyebarkan kuesioner kepada siswa SMA Harapan 1 Medan yang memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan pada

BAB III. Waktu yang dibutuhkan peneliti dalam penyebaran kuesioner

adalah 1 minggu.

4.1.1 Teknik Pengolahan Data

Setelah kuesioner terkumpul dari responden, maka peneliti melakukan

proses pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Adapun

(24)

1. Penomoran Kuesioner

Penomoran kuesioner yaitu memberi nomor urut pada setiap kuesioner

yang telah diisi oleh responden sebagai pengenal, yaitu nomor 1-45.

2. Editing

Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas

setiap jawaban yang meragukan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai

dengan anjuran pengisian kuesioner.

3. Coding

Coding merupakan proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke

dalam kotak skor yang disediakan dalam bentuk angka (score).

4. Inventarisasi Variabel

Inventarisasi Variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan

ke dalam lembar Folcon Cobolt (FC) sehingga memuat seluruh data dalam

satu kesatuan.

5. Tabulasi Data

Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden yang sudah melalui

pengkodean dan inventarisasi variabel ke dalam kerangka tabel. Tabulasi

ini terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran dalam tabel

secara rinci meliputi kategori, frekuensi, dan persentase. Selanjutnya untuk

data dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 13.0.

4.2 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal menyajikan variabel ke dalam beberapa kategori

yang dilakukan atas dasar frekuensi dan presentase. Analisis ini merupakan

langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari tiga kolom. Biasanya,

analisis tabel tunggal hanya memuat tiga kolom yang terdiri dari kolom

keterangan, frekuensi dan presentase. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat

(25)

4.2.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 sampai dengan 4.2 memaparkan data karakteristik responden

dan penganalisisannya yang meliputi jenis kelamin, usia dan kelas. Berikut

dikemukakan satu per satu pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 17 37.8 37.8 37.8

Perempuan 28 62.2 62.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber : P.3/FC.1

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dengan jumlah sampel N= 45 orang,

diketahui terdapat 17 orang (37,8%) responden laki-laki dan 28 orang (62,2%)

responden perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden

adalah berjenis kelamin perempuan, dan dapat disimpulkan bahwa responden

perempuan lebih aktif menggunakan gadget smartphone dibandingkan responden

laki-laki.

Tabel 4.2 Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 17 37.8 37.8 37.8

2.00 28 62.2 62.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber P.4/FC.2

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa dari 45 responden,

sebanyak 17 orang (37,8%) berumur 14-15 tahun, dan 28 orang (62,2%) berumur

16-17 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa yang menjadi responden dari siswa

(26)

4.2.2 Penggunaan Gadget Smartphone

Tabel 4.3 Frekuensi Penggunaan Smartphone

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui dari keseluruhan responden

yang berjumlah 45 orang, frekuensi penggunaan smartphone cukup tinggi. Dilihat

dari perhitungannya hanya sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan frekuensi

penggunaan gadget smartphonenya rendah, sebanyak 23 responden (51,1%)

menyatakan frekuensi penggunaan gadget smartphonenya sedang, sedangkan

sebagian besarnya sebanyak 16 responden (35,6%) menyatakan bahwa frekuensi

penggunaan gadget smartphonenya tinggi.

Tabel 4.4 Tujuan Penggunaan Smartphone

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 45 responden

menurut responden tujuan penggunaan smartphone cenderung untuk kegiatan

yang tidak terlalu penting atau mendesak. Dilihat dari perhitungan frekuensi

sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan penggunaan gadget smartphonenya

sebagai hiburan atau pemenuhan hobi, sebanyak 24 responden (53,3%)

(27)

sedangkan sisanya hanya sebanyak 15 responden (33,3%) menyatakan bahwa

mereka menggunakannya untuk informasi mendesak.

Dapat disimpulkan dari data yang diperoleh, kategori infromasi penting

dan mendesak bukanlah merupakan tujuan yang utama. Melalui gadget

smartphone responden lebih aktif menggunakannya untuk bersosialisasi dengan

lingkungan sosialnya.

Tabel 4.5 Produktivitas Penggunaan Smartpone

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Rendah 5 11.1 11.1 11.1

Sedang 21 46.7 46.7 57.8

Tinggi 19 42.2 42.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber P.7/FC.5

Variabel produktivitas penggunaan smartphone di sini merupakan efisiensi

dan efektivitas yang dilakukan responden dalam memanfaatkan fasilitas

smartphone.

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh

mengenai produktivitas penggunaan smartphone dari keseluruhan responden yang

berjumlah 45 orang, diantaranya sebanyak 5 responden (11,1%) yang menyatakan

tingkat produktivitas penggunaan smartphonenya rendah, sebanyak 21 responden

(46,7%) yang menyatakan tingkat produktivitas penggunaan smartphonenya

tinggi, dan sebanyak 19 responden (42,2%) yang menyatakan tingkat

(28)

Tabel 4.6 Smartphone bagian dari Kegiatan Sosial Responden Sehari-hari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan

responden yang berjumlah 45 orang, sebanyak 1 responden (2,2%) menyatakan

tidak setuju bahwa smartphone sudah menjadi bagian dari kegiatan sosialnya

sehari-hari, sebanyak 20 responden (44,4%) yang menyatakan ragu-ragu bahwa

smartphone merupakan bagian dari kegiatan sosialnya sehari-hari, sedangkan

sebagian besarnya sebanyak 24 responden (53,3%) yang menyatakan setuju

bahwa smartphone merupakan bagian dari kegiatan sosialnya sehari-hari.

Tabel 4.7 Lingkungan Sosial Mendukung Penggunaan Smartphone

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan responden yang

berjumlah 45 orang, secara umum sebagian besar sebanyak 7 responden (15,6%)

menyatakan tidak setuju bahwa orang-orang di lingkungan sosialnya mendukung

penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari mereka, sebanyak 23

responden (51,1%) menyatakan ragu-ragu, dan sebagian besar responden

sebanyak 15 orang (33,3%) menyatakan setuju bahwa orang-orang di lingkungan

sosialnya mendukung penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari

(29)

Tabel 4.8 Menyapa Lingkungan Sosial melalui Smartphone

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jarang 1 2.2 2.2 2.2

Sering 19 42.2 42.2 44.4

Sangat Sering 25 55.6 55.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber P.10/FC.8

Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan responden yang

berjumlah 45 orang, secara umum sebagian besar sebanyak 1 responden (2,2%)

menyatakan jarang menyapa orang-orang di lingkungan sosialnya melalui

smartphone, sebanyak 19 responden (42,2%) menyatakan sering, dan sebagian

besar sisanya sebanyak 25 responden (55,6%) menyatakan sangat sering menyapa

orang-orang di lingkungan sosialnya melalui smartphone.

Tabel 4.9 Polusi Penggunaan Smartphone

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 4 8.9 8.9 8.9

Ragu-ragu 20 44.4 44.4 53.3

Tahu 21 46.7 46.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber P.11/FC.9

Variabel polusi penggunaan smartphone di sini adalah paparan radiasi

yang dihasilkan smartphone.

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan

responden yang berjumlah 45 orang, diantaranya sebanyak 4 responden (8,9%)

menyatakan tidak tahu mengenai paparan radiasi yang dihasilkan saat

(30)

ragu-ragu. Dan sebanyak 21 responden (46,7%) yang menyatakan tahu mengenai

paparan radiasi yang dihasilkan saat menggunakan smartphone.

Tabel 4.10 Budget Khusus dalam Penggunaan Gadget Smartphone

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden

sebanyak 32 responden (71,1%) menyatakan tidak setuju bahwa mempunyai atau

menyiapkan budget khusus untuk pengeluaran yang berkenaan dengan

penggunaan gadget smartphone mereka setiap bulan. Sebanyak 9 responden

(20%) menyatakan ragu-ragu atau kurang setuju. Sedangkan hanya 4 responden

(8,9%) yang menyatakan setuju bahwa mempunyai atau menyiapkan budget

khusus untuk pengeluaran yang berkenaan dengan penggunaan gadget

smartphone mereka setiap bulan.

4.2.3 Interaksi Sosial

Tabel 4.14 Bertemu langsung (Tatap Muka) dengan Orang-orang di Lingkungan Sosial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa dari jumlah sampel 45

(31)

mereka jarang bertatap muka dengan orang-orang di lingkungan sosialnya.

Sebanyak 29 responden (64,4%) menyatakan bahwa mereka sering, sedangkan

hanya 1 responden (2,2%) yang menyatakan sangat sering bertemu langsung atau

bertatap muka dengan lingkungan sosialnya.

Tabel 4.15 Waktu Bertatap Muka dengan Lingkungan Sosial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jarang 6 13.3 13.3 13.3

Sering 19 42.2 42.2 55.6

Sangat Sering 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber : P.14/FC.12

Variabel waktu berkomunikasi melalui smartphone di sini adalah banyak

sedikitnya waktu yang digunakan oleh responden untuk berkomunikasi secara

langsung / bertatap muka dengan orang-orang di lingkungan sosialnya dalam

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tabel 4.15 di atas diketahui bahwa sebanyak 6 responden

(13,3%) memiliki waktu interaksi dengan keluarga mereka yang rendah, sebanyak

19 responden (42,2%) memiliki waktu interaksi yang sedang, sedangkan hanya 20

responden (44,4%) yang memiliki waktu interaksi yang tinggi.

Data tersebut menunjukkan bahwa waktu interaksi secara tatap muka

(langsung) antara sebagian besar responden dengan lingkungan sosial mereka

cenderung tinggi.

Pembagian waktu tersebut dibagi dari kategori waktu interaksi yang

rendah yaitu < 5 jam, waktu interaksi yang sedang yaitu 5-7 jam dan waktu

interaksi yang tinggi yaitu > 7 jam. Pembagian ini karena dengan perhitungan

waktu responden rata-rata dihabiskan di sekolah, tempat les dan sisanya untuk

(32)

Tabel 4.16 Intensitas Interaksi Responden dengan Lingkungan Sosial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sekedar 19 42.2 42.2 42.2

Biasa Saja 24 53.3 53.3 95.6

Mendalam 2 4.4 4.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber P.15/FC.13

Variabel intensitas interaksi di sini merupakan seberapa luas topik

pembicaraan yang dibahas oleh reponden dengan orang-orang yang berada di

lingkungan sosialnya.

Berdasarkan tabel 4.16 di atas diketahui yang memiliki interaksi kurang

intens yaitu < 3 topik pembicaraan bahwa sebanyak 19 responden (42,2%), yang

memiliki interaksi cukup intens yaitu 3-7 topik pembicaraan sebanyak 24

responden (53,3%), yang memiliki interaksi sangat intens yaitu > 7 topik

pembicaraan dan sebanyak 2 responden (4,4%).

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa intensitas interaksi sebagian

besar antara responden dengan keluarga cenderung cukup intens dan kurang

intens, yang artinya bahwa topik pembicaraan diantara mereka cukup luas namun

tidak terlalu luas.

Tabel 4.17 Kemampuan Mengekspresikan Diri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 16 35.6 35.6 35.6

Ragu-ragu 27 60.0 60.0 95.6

Setuju 2 4.4 4.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

(33)

Variabel kemampuan mengekspresikan diri di sini merupakan apakah

responden mampu untuk mengekspresikan perasaannya atau yang dirasakannya

setelah mereka aktif menggunakan gadget smartphone.

Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45

responden, sebanyak 16 responden (35,6%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 27

responden (60%) menyatakan setuju, sedangkan sisanya hanya 2 responden

(4,4%) yang menyatakan sangat setuju.

Dari jawaban keseluruhan responden diketahui bahwa sebagian besar

(lebih dari 90%) cenderung ragu-ragu dan tidak setuju. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa setelah aktif menggunakan smartphone tidak menjadikan

penggunanya mampu mengekspresikan perasaannya, namun justru menjadikan

penggunanya pasif, dalam hal ini sebagian besar penggunanya menjadi kurang

bisa mengekspresikan perasaannya, karena mereka merasa lebih nyaman

mengungkapkannya saat berkomunikasi melalui smartphone.

Tabel 4.18 Keberanian Mengeluarkan Pendapat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 6 13.3 13.3 13.3

Ragu-ragu 17 37.8 37.8 51.1

Setuju 22 48.9 48.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber : P.17/FC.15

Variabel keberanian mengeluarkan pendapat di sini merupakan apakah

responden mampu untuk mengeluarkan pendapatnya setelah mereka aktif

menggunakan gadget smartphone.

Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45

responden, sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 17

responden (37,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 22 responden (48,9%) yang

(34)

Tabel 4.19 Responden dapat Bekerja sama dengan Lingkungan Sosialnya

(Cooporation)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 5 11.1 11.1 11.1

Ragu-ragu 20 44.4 44.4 55.6

Setuju 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber : P.18/FC.16

Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45

responden, sebanyak 5 responden (11,1%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 20

responden (44,4%) menyatakan setuju, sedangkan sebanyak 20 responden

(44,4%) yang menyatakan sangat setuju.

Dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas

ragu-ragu dan setuju. Dengan kata lain, sebagian besar responden dapat bekerjasama

dengan lingkungan sosialnya setelah aktif menggunakan smartphone.

Tabel 4.20 Responden Mampu Beradaptasi dengan Lingkungan Sosialnya (Akomodasi)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 1 2.2 2.2 2.2

Ragu-ragu 18 40.0 40.0 42.2

Setuju 26 57.8 57.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber : P.19/FC.17

Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45

responden, sebanyak 1 responden (2,2%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 18

responden (40%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan sisanya 26 responden

(35)

Bila diperhatikan dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

mayoritas ragu-ragu dan setuju. Dengan kata lain, sebagian besar responden

mampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya setelah aktif menggunakan

smartphone.

Tabel 4.21 Responden Mampu Bertoleransi dengan Lingkungan Sosialnya (Asimilasi)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 6 13.3 13.3 13.3

Ragu-ragu 18 40.0 40.0 53.3

Setuju 21 46.7 46.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber : P.20/FC.18

Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45

responden, sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 18

responden (40%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 21 responden (46,7%) yang

menyatakan setuju.

Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas ragu-ragu

dan setuju. Dengan kata lain, sebagian besar responden mampu bertoleransi

dengan lingkungan sosialnya setelah aktif menggunakan smartphone.

Tabel 4.22 Persaingan antara Responden dengan Lingkungan Sosialnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 2 4.4 4.4 4.4

Ragu-ragu 17 37.8 37.8 42.2

Setuju 26 57.8 57.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber : P.21/FC.19

(36)

responden (37,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 26 responden (57,8%) yang

menyatakan setuju.

Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas ragu-ragu dan sangat setuju.

Bila diperhatikan dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

sebagian besar responden mengakui adanya persaingan di lingkungan sosial

mereka setelah aktif menggunakan smartphone.

Variabel persaingan di sini merupakan persaingan kedudukan dan peranan

antara responden dengan lingkungan sosialnya, dengan indikator eksistensi diri.

Karena di dalam diri seseorang mapun di dalam kelompok terdapat keinginan

untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta

peranan terpandang (Gerungan, 2004).

Tabel 4.23 Pertikaian antara Responden dengan Lingkungan Sosialnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 31 68.9 68.9 68.9

Ragu-ragu 13 28.9 28.9 97.8

Setuju 1 2.2 2.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber : P.22/FC.20

Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45

responden, sebanyak 31 responden (68,9%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 13

responden (28,9%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan sisanya hanya 1 responden

(2,2%) yang menyatakan setuju.

Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas setuju dan tidak setuju. Bila

diperhatikan dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian

besar responden tidak mengakui adanya pertikaian di lingkungan sosial mereka

(37)

4.3 Analisis Tabel Silang

Analisis tabel silang dilakukan untuk mengetahui variabel yang satu memiliki

hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel

tersebut positif atau negatif. Hasil analisis tabel silang dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini.

4.3.1 Uji Sampel Independen

Dalam penulisan skripsi penulis menggunakan teknik analisis data

“Independent Samples Test” yang secara fungsional sebagai salah satu bentuk

analisis statistika yang membandingkan dua kelompok variabel yang diteliti.

Tabel 4. 21

Antara Frekuensi Penggunaan Smartphone dengan Intensitas Interaksi

Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.21 di atas

diketahui nilai thitung -5,517, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat

diajukan adalah:

H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak

H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya

terdapat hubungan antara frekuensi penggunaan smartphone dengan intensitas

(38)

Tabel 4. 22

Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Kemampuan Responden dalam Bekerja sama (Coorporation)

Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.22 di atas

diketahui nilai thitung -8,016, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat

diajukan adalah:

H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak

H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya

terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan

kemampuan responden dalam bekerja sama.

Tabel 4. 23

Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Kemampuan Responden dalam Beradaptasi (Akomodasi)

Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.23 di atas

diketahui nilai thitung 1,346, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat

diajukan adalah:

H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak

(39)

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya

terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan

kemampuan responden beradaptasi (akomodasi).

Tabel 4. 24

Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Kemampuan Responden Bertoleransi (Asimilasi)

Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.24 di atas

diketahui nilai thitung -6,002, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat

diajukan adalah:

H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak

H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya

terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan

kemampuan responden bertoleransi (asimilasi).

Tabel 4. 25

Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Persaingan

Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.24 di atas

diketahui nilai thitung 1,388, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat

(40)

H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak

H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya

terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan

persaingan di lingkungan sosial responden.

Tabel 4. 25

Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Persaingan

Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.24 di atas

diketahui nilai thitung -2,871, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat

diajukan adalah:

H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak

H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya

terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan pertikaian

di lingkungan sosial responden.

4.4 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada analisis tabel-tabel silang

di atas sebelumnya diketahui semua nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel = 1,645.

Uji hipotesis yang dapat diajukan adalah:

H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak

(41)

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya

terdapat hubungan antara penggunaan teknologi komunikasi smartphone terhadap

interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan.

4.5 Pembahasan

1. Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana pengaruh teknologi

komunikasi terhadap interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA

Harapan 1 Medan. Metode yang digunakan adalah metode korelasional

yakni untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan seberapa erat

hubungan antara penggunaan smartphone terhadap interaksi sosial remaja

di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan. Populasi penelitian ini adalah

siswa kelas X dan XI di SMA Harapan 1 Medan yang berjumlah 437

orang. Menurut Gay (dalam Sunyoto 2013) ukuran sampel minimum

dalam penelitian korelasional adalah 30 subjek, maka peneliti menetapkan

45 orang sebagai sampel yakni sampel minimum 30 orang ditambahkan

50% dari sampel minimum. Teknik penarikan sampel yang digunakan

adalah Proporsional random sampling.

2. Hasil analisis yang ditemukan pada penelitian ini menggunakan instrument

kuesioner penelitian mengenai teknologi komunikasi dan interaksi sosial

remaja adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis

menggunakan piranti lunak SPSS for windows versi 13.0 dan dengan

menggunakan teknik statistik “Independent Samples Test”.

3. Berdasarkan jenis kelamin, responden terbanyak ialah perempuan dengan

jumlah 28 orang (62,2%). Berdasarkan usia, responden terbanyak adalah

berusia 16-17 tahun sebanyak 28 orang (62,2%).

4. Dari hasil uji-t “Independent Samples Test” pada analisis tabel-tabel silang

di atas sebelumnya diketahui semua nilai thitung lebih besar jika

dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,645. Berdasarkan perhitungan statistik

yang diperoleh, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu H1 terdapat

pengaruh antara penggunaan smartphone terhadap interaksi sosial remaja.

(42)

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian (data, fakta, informasi objektif) dapat diambil

beberapa bagian penting yang merupakan kesimpulan dari penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Frekuensi penggunaan smartphone pada remaja cenderung tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa smartphone sebagai media komunikasi dan juga

media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi

remaja, baik remaja laki-laki maupun perempuan.

2. Penggunaan smartphone pada remaja cukup efektif dan efisien. Hal ini

memudahkan mereka untuk mencari informasi dan bersosialisasi dengan

orang-orang di lingkungan sosialnya. Dan juga memudahkan mereka

untuk bekerja sama satu sama lain, serta beradaptasi dan menerima

perbedaan perilaku atau pendapat di antara mereka dengan orang-orang di

sekitarnya.

3. Hasil analisis antara variabel penggunaan smartphone dengan variabel

interaksi sosial remaja menunjukkan bahwa berdasarkan uji “Independent

Samples Test” diketahui semua nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel =

1,645. Berdasarkan perhitungan statistik yang diperoleh, maka hipotesis

dalam penelitian ini yaitu H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa penggunaan smartphone mempunyai pengaruh

(43)

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang hendak disampaikan oleh peneliti berdasarkan

hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Dengan diketahuinya terdapat pengaruh antara penggunaan smarphone

terhadap interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan,

maka sebaiknya siswa tidak terlalu sering berkomunikasi melalui

smartphone, tetapi lebih mendahulukan komunikasi secara langsung (tatap

muka), smartphone sebaiknya digunakan oleh pengguna yang smart pula

sehingga tidak melupakan interaksi sosial dengan orang lain. Khusus

kepada orang tua hendaknya lebih berperan dalam meminimalkan

pengaruh-pengaruh negatif yang dapat muncul dari pergaulan remaja saat

ini.

2. Kepada penelitian selanjutnya untuk mengembangkan Ilmu Komunikasi

terkait mengenai permasalahan serupa dengan penelitian ini hendaknya

menggunakan lokasi dan sampel dari lapisan masyarakat yang berbeda.

Dengan begitu dapat ditemukan suatu hasil yang berbeda pula serta

(44)

DAFTAR REFERENSI

Apriyanti, Rika. 2005. Pengaruh Majalah Remaja terhadap Gaya Hidup Remaja Putri. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.

Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badwilan, Rayyan Ahmad. 2004. Rahasia Dibalik Handphone. Jakarta: Darul Falah.

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

_____________. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Burgess, Dr. Rod. Essay: Technological Determinism And Urban Fragmentation: A Critical Analysis. Oxford Brookes Univeristy.

Calhoun, James F & Joan Ross Acocella. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKPI Semarang Press.

Cummiskey, M. 2011. There’s an app for that: Smartphone use in health and physical education. Journal of Physical Educational, Recreation & Dance, 82, 24. doi:10.1080/07303084.2011.10598672

Fiati, Rina. 2005. Akses Internet Via Ponsel. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Gea, Antnius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari. 2003. Character Building II, Relasi dengan Sesama. Jakarta: PT Gramedia.

Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Hassan, Fuad. 1999. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya: Tantangan dalam Laju Teknologi. Surabaya: Orasi Ilmiah Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh November ke-39.

Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktik Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.

(45)

Morey, Doc. 2004. Phone Power: Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta: PT Gramedia.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurudin. 2005. Sistem-Sistem Komunikasi di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

_______. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Jens Pedersen. 2001. Journal of Education Enquiry : Technological Determinism and School. Linkopings Universitet (Sweden).

Phillippi, J.C. & Wyatt, T. 2011. Smartphones in Nursing Education. Computers, Informatics & Nursing, 29(8), 449-454.

Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rumini, Sri & Siti Sundari H.S. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Setiadi, Elly M., Usman Kolip. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalaha Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenada Media Group.

Saydam, Gouzali. 2005. Teknologi Telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Subiakto. 2005. Metode Penelitian Komunikasi, Makalah pada Minat Studi Media dan Komunikasi. Surabaya: Pascasarjana Unair.

Sugiono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Internet

1.

(46)

3. Maret 2014, pukul 06.37).

5.

juli 2014).

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

(47)

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA : Vindy Elsa Ramadhani

NIM : 100904036

PEMBIMBING : Drs. HR Danan Djaja, M.A

NO. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF

PEMBIMBING

Revisi Proposal Penelitian

Acc Seminar Proposal

Seminar Proposal

Penyerahan BAB I, II dan III

Revisi BAB I, II dan III

Acc BAB I, II dan III

Acc Kuisioner Penelitian

Pengajuan BAB IV dan BAB V

Revisi BAB IV dan V

Revisi BAB IV dan V

Revisi BAB IV dan V

Catatan

Minimal pertemuan 6 (enam) kali untuk setiap pembimbing :

BIODATA PENELITI DATA PRIBADI

Nama : Vindy Elsa Ramadhani

(48)

Program Studi : Hubungan Masyarakat (Humas)

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Maret 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Raya Menteng Gg. Benteng No. 9A, Medan

Agama : Islam

PENDIDIKAN FORMAL

SD : SD Negeri 004 Pekan Baru

SMP : SMP Swasta Islam An-Nizam

SMA : SMA Negeri 1 Medan

UNIVERSITAS : FISIP USU, Departemen Ilmu Komunikasi

KELUARGA

Ayah : Mahadi

Ibu : Seventina Sirait

(49)

Tabel Foltron & Cobolt Variabel X dan Y

No Karakteristik

responden Penggunaan Smartphone Interaksi Sosial Remaja

(50)

41 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2

42 2 2 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 2

43 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2

44 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 3 1

(51)

KUESIONER PENELITIAN KETERANGAN KUESIONER

1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari siswa dalam penyusunan skripsi.

2. Penelitian ini TIDAK BERPENGARUH terhadap kepentingan Anda di sekolah, namun hanya akan digunakan untuk kepentingan penyusunan skripsi.

3. Dengan mengisi kuesioner ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam menyalesaikan studi.

4. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatiannya.

No. Responden:

1 2 Petunjuk Pengisian Kuesioner:

1. Sebelum Anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.

2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling tepat.

3. Isilah kuesioner ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab.

4. Terima kasih atas kerjasamanya

1. Jenis Kelamin:

1) Laki-laki 2) Perempuan

2. Kelas:

1) X (sepuluh) 2) XI (sebelas)

3. Seberapa sering Anda menggunakan smartphone dalam sehari?

1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering

4. Apakah tujuan Anda menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-hari?

1) Hiburan 2) Sosialisasi 3) Informasi

5. Apakah penggunaan smartphone Anda cukup efektif dan efisien?

1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju

6. Apakah penggunaan smartphone menjadi bagian dari kegiatan sosial Anda

Gambar

Tabel Foltron & Cobolt Variabel X dan Y
Tabel 3.1
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Tabel 4.4 Tujuan Penggunaan Smartphone
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk menjual saham

Uji coba terhadap perangkat lunak dilakukan untuk memeriksa apakah perangkat lunak yang telah dibangun telah memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak. Uji

Above all, the study revealed that the use of Forensic Accounting do significantly reduces the occurrence of fraud cases in the public sector, as it equally

(b) Aspek Pelayanan Publik (indikator pelayanan publik) merupakan segala bentuk pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan atau urusan yang

[r]

Penelitian ini dilakukan pada kelas V B SD Negeri 27 Pontianak Timur pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan guru kolaborator ibu Indrawati,

Pada awalnya anak belum memiliki nilai nilai dan pengetahuan mengenai sikap dan moral tertentu atau yang di pandang baik dan tidak baik oleh kelompok sosialnya, selanjutnya dalam

Di dalam kompetensi tersebut membahas tentang materi sistem bahan bakar electronic fuel injection (EFI). Tujuan dari materi sistem bahan bakar bensin injeksi adalah