LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA : Vindy Elsa Ramadhani
NIM : 100904036
PEMBIMBING : Drs. HR Danan Djaja, M.A
NO. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF
PEMBIMBING
Revisi Proposal Penelitian
Acc Seminar Proposal
Seminar Proposal
Penyerahan BAB I, II dan III
Revisi BAB I, II dan III
Acc BAB I, II dan III
Acc Kuisioner Penelitian
Pengajuan BAB IV dan BAB V
Revisi BAB IV dan V
Revisi BAB IV dan V
Revisi BAB IV dan V
Catatan
Minimal pertemuan 6 (enam) kali untuk setiap pembimbing :
BIODATA PENELITI DATA PRIBADI
Nama : Vindy Elsa Ramadhani
Program Studi : Hubungan Masyarakat (Humas)
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Maret 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Raya Menteng Gg. Benteng No. 9A, Medan
Agama : Islam
PENDIDIKAN FORMAL
SD : SD Negeri 004 Pekan Baru
SMP : SMP Swasta Islam An-Nizam
SMA : SMA Negeri 1 Medan
UNIVERSITAS : FISIP USU, Departemen Ilmu Komunikasi
KELUARGA
Ayah : Mahadi
Ibu : Seventina Sirait
Tabel Foltron & Cobolt Variabel X dan Y
No Karakteristik
responden Penggunaan Smartphone Interaksi Sosial Remaja
41 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2
42 2 2 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 2
43 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2
44 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 3 1
KUESIONER PENELITIAN KETERANGAN KUESIONER
1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari siswa dalam penyusunan skripsi.
2. Penelitian ini TIDAK BERPENGARUH terhadap kepentingan Anda di sekolah, namun hanya akan digunakan untuk kepentingan penyusunan skripsi.
3. Dengan mengisi kuesioner ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam menyalesaikan studi.
4. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatiannya.
No. Responden:
1 2 Petunjuk Pengisian Kuesioner:
1. Sebelum Anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling tepat.
3. Isilah kuesioner ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab.
4. Terima kasih atas kerjasamanya
1. Jenis Kelamin:
1) Laki-laki 2) Perempuan
2. Kelas:
1) X (sepuluh) 2) XI (sebelas)
3. Seberapa sering Anda menggunakan smartphone dalam sehari?
1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering
4. Apakah tujuan Anda menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-hari?
1) Hiburan 2) Sosialisasi 3) Informasi
5. Apakah penggunaan smartphone Anda cukup efektif dan efisien?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
6. Apakah penggunaan smartphone menjadi bagian dari kegiatan sosial Anda
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
8. Apakah Anda sering menyapa orang-orang di lingkungan sosial Anda melalui
smartphone?
1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering
9. Apakah Anda menyadari penggunaan smartphone dapat memaparkan radiasi?
1) Tidak tahu 2) Ragu-ragu 3) Tahu
10.Apakah Anda mengeluarkan budget khusus dalam penggunaan smartphone?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
11.Apakah Anda sering mengajak orang-orang di lingkungan sosial Anda untuk
mengobrol/berbicara langsung (tatap muka)?
1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering
12.Berapa lama biasanya Anda mengobrol/berbicara langsung (tatap muka) dengan
orang-orang di lingkungan sosial Anda?
1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering
13.Apakah topik yang biasanya Anda bicarakan dengan orang-orang lingkungan sosial
Anda cukup mendalam?
1) Sekedar 2) Biasa saja 3) Mendalam
14.Apakah Anda mampu mengekspresikan diri dalam pergaulan dengan lingkungan
sosial Anda?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
15.Apakah Anda berani mengeluarkan pendapat di lingkungan sosial Anda?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
16.Apakah Anda mampu bekerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas dengan
lingkungan sosial Anda?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
17.Apakah Anda mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial Anda dengan baik?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
18.Apakah Anda mampu menerima perbedaan pendapat dan perilaku orang-orang di
lingkungan sosial Anda?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
19.Apakah Anda menggunakan smartphone untuk eksistensi diri (agar diakui di dalam
lingkungan pergaulan sosial Anda) ?
20.Apakah sering terjadi konflik antara Anda dengan orang-orang di lingkungan sosial
DAFTAR REFERENSI
Apriyanti, Rika. 2005. Pengaruh Majalah Remaja terhadap Gaya Hidup Remaja Putri. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badwilan, Rayyan Ahmad. 2004. Rahasia Dibalik Handphone. Jakarta: Darul Falah.
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
_____________. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Burgess, Dr. Rod. Essay: Technological Determinism And Urban Fragmentation: A Critical Analysis. Oxford Brookes Univeristy.
Calhoun, James F & Joan Ross Acocella. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKPI Semarang Press.
Cummiskey, M. 2011. There’s an app for that: Smartphone use in health and physical education. Journal of Physical Educational, Recreation & Dance, 82, 24. doi:10.1080/07303084.2011.10598672
Fiati, Rina. 2005. Akses Internet Via Ponsel. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Gea, Antnius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari. 2003. Character Building II, Relasi dengan Sesama. Jakarta: PT Gramedia.
Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Hassan, Fuad. 1999. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya: Tantangan dalam Laju Teknologi. Surabaya: Orasi Ilmiah Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh November ke-39.
Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktik Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Morey, Doc. 2004. Phone Power: Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta: PT Gramedia.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurudin. 2005. Sistem-Sistem Komunikasi di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
_______. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Jens Pedersen. 2001. Journal of Education Enquiry : Technological Determinism and School. Linkopings Universitet (Sweden).
Phillippi, J.C. & Wyatt, T. 2011. Smartphones in Nursing Education. Computers, Informatics & Nursing, 29(8), 449-454.
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rumini, Sri & Siti Sundari H.S. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Setiadi, Elly M., Usman Kolip. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalaha Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenada Media Group.
Saydam, Gouzali. 2005. Teknologi Telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Subiakto. 2005. Metode Penelitian Komunikasi, Makalah pada Minat Studi Media dan Komunikasi. Surabaya: Pascasarjana Unair.
Sugiono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Internet
1.
3. Maret 2014, pukul 06.37).
5.
juli 2014).
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1 Yayasan Pendidikan Harapan (YASPENDHAR)
Sejarah tak menampik bahwa pada saat merdeka hingga tahun 1966
Indonesia terus mengalami masa sangat sulit baik dari ekonomi, politik, hingga
pendidikan yang pada saat itu masih mencari jati diri yang tepat bagi bangsa dan
Negara Indonesia.
Melihat kondisi Negara yang masih sulit pada saat itu, berkumpullah
beberapa tokoh masyarakat Sumatera Utara khususnya masyarakat Medan yang
memang sangat perduli pada anak-anak di Medan untuk memikirkan
perkembangan pendidikan di Indonesia ini khususnya kota Medan. Meskipun
mereka mempunyai kesibukan dalam tugas masing-masing namun masih tetap
memikirkan bagaimana nasib bangsa ini jika tidak mempunyai pendidikan.
Dari pertemuan para tokoh masyarakat tersebut lahirlah sebuah ide untuk
mendirikan suatu lembaga pendidikan, yang tujuan utamanya adalah untuk
membantu pemerintah menanggulangi pendidikan dengan mutu yang berkualitas.
Dari ide tersebut maka pada tahun 1967 didirikanlah sekolah dalam bentuk
yayasan dan diberi nama Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) yang
bertempat dan berkedudukan di Medan.
Dengan dibukanya Yayasan Pendidikan Harapan merupakan salah satu
manifestasi dari kehendak masyarakat yang merasa tertinggal dalam bidang
pendidikan baik karena penjajahan maupun akibat kurangnya perhatian orde lama.
Hasil rumusan yang telah digodok oleh para tokoh tersebut menjadi
penyemangat dibarengi dengan usaha untuk mewujudkan pendirian, telah
kepada mereka. Gedung inilah yang dipergunakan oleh Yaspendhar seiring
dengan perjalanannya diadakan perbaikan dan pembangunan baru.
Gedung dan tanah ini mulanya merupakan bekas sekolah Oranye School,
pemiliknya Medansche School Vereeninging dengan Hak Erfpacht, kemudian
setelah kembali ke pemerintah, gedung tersebut diserahkan ke FKIP Negeri, SHD
SMEA Negeri dan PGSLP Negeri. Pada tahun 1958 gedung ini hanya diberikan
kepada IKIP Negeri dan akhirnya IAIN.
Setelah pemerintah memindahkan sekolah-sekolah tersebut ke tempat lain
yang lebih baik, pada tanggal 5 Januari 1967 diadakan serah terima kepada pihak
Perguruan Harapan (Berita Aceh Serah Terima No.53/Perw/D/Skp/67),
masing-masing ditandatangani oleh Alm. Bapak Moh. Alwi Oemry Kepala Perwakilan P
dan K Sumatera Utara saat itu dari pihak pemerintah dan bapak Raja Syahnan, SH
dari pihak Perguruan Harapan.
Luas tanah yang diserahkan saat itu 5533 m2, dengan bangunan di atasnya
terdiri dari 18 lokal belajar. Kelengkapan lainnya saat itu sangat sederhana
sehingga perlu perbaikan dan penambahannya.
Dengan Bismillahirrahmanirrahim, Bapak A.J. Mokoginta meresmikan
perguruan ini dengan nama Perguruan Harapan pada tanggal 4 Februari 1967.
Perguruan ini semula membuka sekolah 9 tahun, kemudian belakangan dipecah
menjadi SD dan SMP. Akhirnya menyusul dengan dibukanya Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Menengah Atas.
Kata Harapan mempunyai makna yang dalam, berupa harapan dari para
pendiri, agar melalui lembaga perguruan ini dapat dilahirkan manusia-manusia
Indonesia Yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat. Semboyan “Iman, Ilmu dan Amal” mengandung arti harapan terciptanya
manusia yang penuh iman, mempunyai ilmu yang berkualitas dan dengan iman
3.1.2 Sejarah SMA Harapan 1 Medan
Pada tahun 1969 SMA Harapan didirikan dengan tujuan utama
menampung lulusan SMP Harapan. Pada saat didirikannya itu, jumlah pelajar
hanya sebanyak 31 orang dengan guru sebanyak 9 orang. Untuk memimpin
sekolah tersebut diserahkan kepada Abdullah Siagian. Ternyata Abdullah Siagian
dapat memegang kepercayaan yang diberikan kepadanya, ia yang telah bertugas di
Yaspendhar sejak tahun 1967 itu berhasil membawa anak didiknya dalam
menimba ilmu pengetahuan dengan diterimanya sebagian besar lulusan SMA
Harapan di perguruan tinggi negeri. Untuk meringankan tugas yang dibebankan
kepadanya itu, pengurus Yaspendhar mengangkat Drs. Mansyur Zainuddin
sebagai wakil Kepala Sekolah.
Namun karena faktor usia, Abdullah Siagian (lahir 8 September 1913)
ditarik dari jabatannya terhitung Agustus 1981 dan digantikan oleh M. Tanjung
(Ketua Harian II) sebagai Pjs. Kepala SMA dan Drs. Mohd. Hady sebagai Wakil
Kepala. Disamping itu dibentuk pula tim yang membantu penyelenggaraan
pendidikan sehingga berjalan dengan baik dan lancar.
Awal Januari 1972, pengurus mengalihkan kepemimpinan SMA ini
kepada Munir Naamin, SH dengan wakilnya Drs. Mansyur Zainuddin sampai
tahun 1973. Pada tahun 1974 dipegang kembali oleh pengurus dengan H. M.
Tanjung sebagai Kepala Sekolah dengan para pembantu I, II dan III
masing-masing Drs. Mansyur Zainuddin, M. Hasan Harahap serta Siti Deliar.
Selanjutnya pada tahun 1975 diadakan perubahan formasi kembali dengan
jabatan Kepala SMA Harapan dipegang oleh Drs. Mansyur Zainuddin dengan
pembantu khusus I dan II masing-masing M. Hasan Harahap serta Siti Deliar.
Jabatan pembantu khusus ini dihapuskan pula mulai tahun 1976. Sebagai
pembantu Kepala SMA Harapan ditetapkan oleh pengurus, yang menjadi petugas
di bidang Kurikulum dipegang oleh Drs. Supangat Tahir dan bidang Guidence &
Counseling oleh Siti Deliar. Pada September 1981 Supangat Tahir mengundurkan
Untuk mengisi kekosongan jabatan Pembantu Bidang Kurikulum,
pengurus mengangkat Drs. A. Hady Lubis pada tahun 1979. Kemudian pada tahun
1981 diadakan perubahan kembali dengan personalia pembantu bidang Kurikulum
dipegang oleh Drs. Hady Lubis, pembantu bidang Kesiswaan oleh Anwar Daimin,
dan bidang Kepustakaan oleh Siti Deliar. Pada bulan Juli 1983, Anwar Daimin
digantikan oleh M. Nasir Tomaisaq.
Juli 1985 kepemimpinan SMA diubah lagi dengan menempatkan beberapa
orang pembantu Kepala Sekolah masing-masing M. Hasan Harahap, Abdul Wahid
dan M. Ruddin Harahap di bawah pimpinan Kepala Sekolah Drs. Nasrun
Mustapha. Kemudian terhitung mulai bulan September 1987 para wakil Kepala
Sekolah ini diubah menjadi M. Nasir Tomaisaq, Wahid Lubis dan Dra. Emmy
Way sebagai PKS I, II dan III.
Program utama yang menjadi pegangan pimpinan SMA adalah bagaimana
memperoleh pelajar yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan pendidikan
lanjutannya di perguruan tinggi. Untuk kegiatan lainnya banyak yang harus
dikorbankan dan sebaliknya diadakan penambahan belajar pada sore hari. Usaha
itu berhasil dicapai oleh SMA Harapan dengan cukup memuaskan dan banyak
lulusannya memasuki perguruan tinggi negeri.
Pada tahun 1993 Drs. Nasrun Mustapha dimutasikan menjadi Koordinator
Perpustakaan semua sekolah dan Perguruan Tinggi Yaspendhar sesuai dengan
keahlian yang dimilikinya. Ia digantikan oleh Drs. Amron A. Siregar sebagai
pejabat sementara yang kemudian didefenitifkan setelah keluarnya SK Depdikbud
pada tahun 1994 sebagai Kepala SMA Harapan. Para wakilnya juga diangkat dari
tenaga-tenaga yang potensial masing-masing Drs. M. Nasir Tomaisaq, Agus
Supriadi, SH serta Drs. Sofyan Alwi, masing-masing sebagai Wakil Kepala
Sekolah I, II dan III. Akhirnya Drs. Amron S. Siregar mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai Kepala SMA Harapan yang kemudian pada tanggal 18
Agustus 1999 pengurus menunjuk Drs. Sofyan Alwi sebagai Pelaksana Ka. SMA
pembantu-pembantu kepala sekolah masing-masing yaitu, Drs. Mujio, Agus Supriadi, SH
serta Drs. Hermanto.
Dengan mereka ini terasa sekali perkembangan kemajuan SMA Harapan.
SMA Harapan seperti halnya SMP Harapan 1 dan 2 mempertahankan statusnya
sebagai SMA disamakan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Berkenaan dengan mengundurkan dirinya Drs. Hermanto dan diangkatnya
Sdr. Mujio menjabat sebagai Ka. SMA Harapan 2, maka struktur Pembantu Ka.
Sekolah diadakan sedikit perubahan dimana Drs. H. Sofyan Alwi, M. Hum yang
telah dipercaya memimpin SMA Harapan Medan pada tahun 1999 sampai dengan
saat ini menempatkan wakil-wakil Kepala Sekolah antara lain: sebagai Wakasek
bidang Kurikulum oleh Drs. Anwar; bidang Sarana Prasarana oleh Agus Supriadi,
SH; bidang Kesiswaan oleh Eflin Nuryadin. Sejak tahun pertama dengan jumlah
kelas hanya 11 hingga saat ini mencapai 22 kelas. Hal tersebut adalah berkat kerja
keras dari semua warga sekolah maupun kepercayaan masyarakat terhadap
manajemen dan pengelolaan dalam pemenuhan standar pendidikan serta
pembentukan karakter sekolah yang Islami juga memperbaiki pelayanan prima,
peningkatan mutu serta prestasi yang telah dibuktikan keberhasilannya.
Saat ini SMA Harapan Medan memiliki jumlah peserta didik sebanyak
880 orang dan jumlah pendidik 51 orang. Dan pihak pemerintah yaitu Diknas.
Kota Medan, Provinsi serta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirt.
Pembinaan SMA memberikan kepercayaan kepada SMA Harapan Medan menjadi
sekolah percontohan melaksanakan Sekolah Kategori Mandiri dan Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal dan juga Berbasis IT (Informasi Telekomunikasi).
Para lulusannya dari tahun ke tahun berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri
maupun dunia kerja. Pada tahun terakhir 70% ke perguruan tinggi negeri dan
selebihnya ke berbagai perguruan tinggi dan dunia usaha maupun kerja. Selain itu,
setiap tahunnya SMA Harapan mengirim siswanya untuk meraih berbagai
prestasi, beberapa diantaranya yaitu, sebagai pasukan pembawa bendera tingkat
Tim Seni dan Budaya Tingkat Sumatera Utara, juara Lomba Sains dan Karya
Ilmiah Remaja kategori 10 besar se-Indonesia dan lain-lain.
Dalam usia dewasa SMA Harapan yang telah mencapai 43 tahun dan
segala pencapaian atau pemenuhan standar pendidikan dan menjadi percontohan
nasional, SMA Harapan Medan tetap berbenah dan memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat. Dan saat ini di setiap ruang kelas, laboratorium IPA, Bahasa,
Komputer serta Pustaka dibuat bernuansakan E-Learning dengan dipasangkan
infocus atau projektor dan berfungsi sebagai pengantar pembelajaran berbasis IT.
Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana dipersiapkan sesuai tuntutan
paradigma baru dalam peningkatan mutu pendidikan di SMA Harapan Medan,
semua itu tidak terlepas dari adanya komitmen, konsisten dan apresiasi seluruh
pihak yang terkait, baik internal Yaspendhar maupun eksternal yang sangat peduli
demi kemajuan SMA Harapan Medan.
3.1.3 Visi, Misi dan Tujuan SMA Harapan 1 Medan
Dengan mengacu pada Visi awal berdiri, Pengurus Yaspendhar periode
saat ini merumuskan Visi Yayasan yaitu “Terwujudnya insan yang beriman,
berilmu dan beramal melalui lembaga pengembangan pengetahuan yang unggul
dalam IMTAQ dan IPTEK serta berwawasan kebangsaan.”
Misi dari pengembangan dari Yaspendhar adalah:
1. Mengembangkan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik yang
mencerminkan insan yang beriman, berilmu dan beramal.
2. Melaksanakan pelayanan pembelajaran secara efektif.
3. Menyediakan sarana pembelajaran sesuai dengan tuntutan
perkembangan dunia pendidikan.
4. Berupaya secara berkualitas dan berkesinambungan dalam
meningkatkan mutu dan pelayanan.
5. Melaksanakan peningkatan kualitas sumber daya manusia sesuai
6. Selalu membangun sikap positif terhadap semua stakeholder dalam
upaya peningkatan pendidikan dan layanan yang harmonis.
7. Merealisasikan pembelajaran yang berbasis informasi dan teknologi
(IT) di seluruh tingkatan satuan pendidikan.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian
kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan
suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan (Kriyantono, 2006). Dengan
demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih
mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap
merupakan representasi dari seluruh populasi. Dalam riset kuantitatif, peneliti
dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data.
Peneliti menggunakan metode korelasional. Metode ini digunakan untuk
menentukan hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Di
sini peneliti dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi. Metode
pengumpulan data yang diambil adalah metode angket atau disebut juga metode
kuesioner. Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang
disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Sugiyono (2002: 55) menyebut populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Harapan 1 Medan kelas
X dan XI yang berjumlah 437 orang. Banyaknya kelas yang terdapat di SMA
kelas X IPA, satu kelas X IPS dan lima kelas XI IPA, dua kelas XI IPS (Daftar
Siswa SMA Harapan 1 Medan, Tahun Ajaran 2013/2014).
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,
2009).
Sampel harus memenuhi unsur representatif atau mewakili dari seluruh
sifat-sifat popolasi. Sampel yang representatif dapat diartikan bahwa sampel
tersebut dapat mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional
atau memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih
sehingga dapat mewakili keadaan sebenarnya dalam keadaan populasi
(Krisyantono, 2008: 150).
Gay (dalam Sunyoto, 2013) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel
yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan yaitu
sebagai berikut:
• Metode deskriptif minimum 10% dari populasinya. Untuk populasi yang relatif kecil, minimum 20% dari populasi.
• Metode deskriptif-korelasional, minimum 30 subjek.
• Metode ex post facto, minimum 15 subjek per kelompok.
• Metode eksprimental minimum 15 subjek per kelompok.
Berdasarkan definisi di atas yakni penelitian dengan metode deskriptif
korelasional, maka peneliti menetapkan 45 orang sebagai sampel, yakni sampel
minimum 30 orang ditambah 50% dari sampel minimum.
3.3.3 Teknik Penarikan Sampel
Distribusi sampel menggunakan Proporsional Random Sampling,
penggunaan teknik ini memungkinkan untuk member peluang kepada populasi
ditentukan jumlah sampel proporsional dari setiap bagian, selanjutnya teknik
penarikan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling yaitu
pengambilan anggota populasi acak dengan memperhatikan kuota sampel dari tiap
bagian yang telah ditentukan. Setiap populasi dalam suatu bagian memiliki
peluang untuk dijadikan responden. Pengambilan sampel secara acak dilakukan
agar kesalahan sampling dapat diperkecil (dalam Sugiyono, 2006: 63). Untuk
lebih jelasnya distribusi sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Distribusi Sampel
No. Kelas Jumlah Sampel Proporsional
1. X IPA 1 29/437 x 45 = 2,9 3 orang
2. X IPA 2 29/437 x 45 = 2,9 3 orang
3. X IPA 3 23/437 x 45 = 2,3 2 orang
4. X IPA 4 26/437 x 45 = 2,6 3 orang
5. X IPA 5 25/437 x 45 = 2,5 2 orang
6. X IPS 1 37/437 x 45 = 3,8 4 orang
7. XI IPA 1 39/437 x 45 = 4,0 4 orang
8. XI IPA 2 37/437 x 45 = 3,8 4 orang
9. XI IPA 3 37/437 x 45 = 3,8 4 orang
10. XI IPA 4 36/437 x 45 = 3,7 4 orang
11. XI IPA 5 36/437 x 45 = 3,7 4 orang
12. X IPS 1 43/437 x 45 = 4,4 4 orang
13. X IPS 2 40/437 x 45 = 4,1 4 orang
Jumlah 437 45 orang
(Sumber: Hasil Penelitian 2014) 3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data di lapangan meliputi kegiatan survei di lokasi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk
dijawabnya. Jenis angket atau kuesioner terdiri atas angket terbuka dan
tertutup.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan
data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung
penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan
membaca buku-buku, literatur dan internet sebagai media online yang
sangat membantu untuk memperoleh informasi yang berhubungan
dengan masalah penelitian.
3.5 Jenis Data
Guna mendukung penelitian maka jenis data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Data Kuantitatif
Data berupa angka-angka yang diperoleh dari SMA Harapan 1 Medan,
seperti jumlah siswa dan data-data lainnya yang menunjang penelitian.
2. Data Kualitatif
Data yang diperoleh dari SMA Harapan 1 Medan yang tidak berbentuk
angka, seperti gambaran umum sekolah, hasil kuesioner, dan data-data
lain yang menunjang penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dimaksud untuk menganalisis data berdasarkan hasil catatan
lapangan atau dari sumber informasi yang diperoleh. Setelah data terkumpul maka
dilakukan pengaturan, mengurutkan, mengelompokkan dan mengkategorikannya,
sehingga dapat dijadikan suatu tuntutan analisis. Sedangkan data yang diperoleh
dari penyebaran angket untuk selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus
statistik. Untuk proses analisis data, peneliti akan menggunakan bantuan
a. Analisis Tabel Tunggal
Analisis Tabel Tunggal dilakukan dengan membagi-bagikan variabel
penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel
tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri atas 2
kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori
(Singarimbun, 2008: 273).
b. Analisis Tabel Silang
Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang
satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui
apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 2008: 273). Teknik
statistik yang digunakan dalam analisis tabel silang pada penelitian ini dilakukan
analisis “Uji-T” dengan menggunakan teknik Uji Sampel Independen
(Independent Samples Test).
c. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui apakah
hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk melakukan analisis
data mengenai hubungan antara variabel X dan Y pada penelitian ini, penulis
menggunakan teknik statistic dengan menggunakan analisis korelasi. Bilamana
kenaikan nilai variabel X selalu disertai kenaikan nilai variabel Y, dan sebaliknya,
turunnya nilai variabel X selalu diikuti oleh turunnya variabel Y, maka hubungan
seperti itu disebut hubungan yang positif. Akan tetapi sebaliknya, bilamana nilai
variabel X yang tinggi selalu disertai oleh variabel Y yang rendah nilainya, dan
sebaliknya, bilamana nilai variabel X yang rendah selalu diikuti oleh nilai variabel
Y yang tinggi, hubungan antara kedua variabel itu disebut hubungan negatif
(Hadi, 2004: 223).
Teknik Teknik statistik yang digunakan dalam analisis korelasional pada
penelitian ini menggunakan alat bantu software SPSS versi 13.0, yaitu dengan Uji
Sampel Independen (Independent Samples Test). Dalam istilah lazim dikenal
terhadap dua kelompok dari dua variabel yang diteliti. Salah satu karakteristik
dari uji sampel independen ini adalah menggunakan Levene’s test for equality of
variences, maksudnya untuk mendefinisikan keseimbangan hasil uji test antara
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data
Peneliti memulai beberapa tahap untuk melakukan penelitian dan
pengumpulan data, adapun tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Peneliti melakukan observasi pra penelitian di lokasi penelitian di sekolah Yayasan Harapan Medan (Yaspendhar). Kemudian penulis mengajukan
surat izin untuk meneliti kepada Yayasan Pendidikan Harapan Medan
untuk melakukan penelitian di SMA Harapan 1 Medan. Setelah
memperoleh izin dari pihak Yaspendhar, peneliti memperoleh data siswa
SMA Harapan 1 Medan yang menjadi populasi dalam penelitian ini.
• Peneliti melakukan studi kepustakaan di perpustakaan USU guna mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian
yang diteliti oleh peneliti. Selain dari sumber bacaan berupa buku, majalah
atau brosur, peneliti juga memperoleh sumber bacaan lainnya dari situs
internet. Selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian dan kuesioner
penelitian setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
• Pada Mei 2014, peneliti menyebarkan kuesioner kepada siswa SMA Harapan 1 Medan yang memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan pada
BAB III. Waktu yang dibutuhkan peneliti dalam penyebaran kuesioner
adalah 1 minggu.
4.1.1 Teknik Pengolahan Data
Setelah kuesioner terkumpul dari responden, maka peneliti melakukan
proses pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Adapun
1. Penomoran Kuesioner
Penomoran kuesioner yaitu memberi nomor urut pada setiap kuesioner
yang telah diisi oleh responden sebagai pengenal, yaitu nomor 1-45.
2. Editing
Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas
setiap jawaban yang meragukan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai
dengan anjuran pengisian kuesioner.
3. Coding
Coding merupakan proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke
dalam kotak skor yang disediakan dalam bentuk angka (score).
4. Inventarisasi Variabel
Inventarisasi Variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan
ke dalam lembar Folcon Cobolt (FC) sehingga memuat seluruh data dalam
satu kesatuan.
5. Tabulasi Data
Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden yang sudah melalui
pengkodean dan inventarisasi variabel ke dalam kerangka tabel. Tabulasi
ini terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran dalam tabel
secara rinci meliputi kategori, frekuensi, dan persentase. Selanjutnya untuk
data dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 13.0.
4.2 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal menyajikan variabel ke dalam beberapa kategori
yang dilakukan atas dasar frekuensi dan presentase. Analisis ini merupakan
langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari tiga kolom. Biasanya,
analisis tabel tunggal hanya memuat tiga kolom yang terdiri dari kolom
keterangan, frekuensi dan presentase. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat
4.2.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1 sampai dengan 4.2 memaparkan data karakteristik responden
dan penganalisisannya yang meliputi jenis kelamin, usia dan kelas. Berikut
dikemukakan satu per satu pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 17 37.8 37.8 37.8
Perempuan 28 62.2 62.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.3/FC.1
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dengan jumlah sampel N= 45 orang,
diketahui terdapat 17 orang (37,8%) responden laki-laki dan 28 orang (62,2%)
responden perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden
adalah berjenis kelamin perempuan, dan dapat disimpulkan bahwa responden
perempuan lebih aktif menggunakan gadget smartphone dibandingkan responden
laki-laki.
Tabel 4.2 Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.00 17 37.8 37.8 37.8
2.00 28 62.2 62.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.4/FC.2
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa dari 45 responden,
sebanyak 17 orang (37,8%) berumur 14-15 tahun, dan 28 orang (62,2%) berumur
16-17 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa yang menjadi responden dari siswa
4.2.2 Penggunaan Gadget Smartphone
Tabel 4.3 Frekuensi Penggunaan Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui dari keseluruhan responden
yang berjumlah 45 orang, frekuensi penggunaan smartphone cukup tinggi. Dilihat
dari perhitungannya hanya sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan frekuensi
penggunaan gadget smartphonenya rendah, sebanyak 23 responden (51,1%)
menyatakan frekuensi penggunaan gadget smartphonenya sedang, sedangkan
sebagian besarnya sebanyak 16 responden (35,6%) menyatakan bahwa frekuensi
penggunaan gadget smartphonenya tinggi.
Tabel 4.4 Tujuan Penggunaan Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 45 responden
menurut responden tujuan penggunaan smartphone cenderung untuk kegiatan
yang tidak terlalu penting atau mendesak. Dilihat dari perhitungan frekuensi
sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan penggunaan gadget smartphonenya
sebagai hiburan atau pemenuhan hobi, sebanyak 24 responden (53,3%)
sedangkan sisanya hanya sebanyak 15 responden (33,3%) menyatakan bahwa
mereka menggunakannya untuk informasi mendesak.
Dapat disimpulkan dari data yang diperoleh, kategori infromasi penting
dan mendesak bukanlah merupakan tujuan yang utama. Melalui gadget
smartphone responden lebih aktif menggunakannya untuk bersosialisasi dengan
lingkungan sosialnya.
Tabel 4.5 Produktivitas Penggunaan Smartpone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Rendah 5 11.1 11.1 11.1
Sedang 21 46.7 46.7 57.8
Tinggi 19 42.2 42.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.7/FC.5
Variabel produktivitas penggunaan smartphone di sini merupakan efisiensi
dan efektivitas yang dilakukan responden dalam memanfaatkan fasilitas
smartphone.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh
mengenai produktivitas penggunaan smartphone dari keseluruhan responden yang
berjumlah 45 orang, diantaranya sebanyak 5 responden (11,1%) yang menyatakan
tingkat produktivitas penggunaan smartphonenya rendah, sebanyak 21 responden
(46,7%) yang menyatakan tingkat produktivitas penggunaan smartphonenya
tinggi, dan sebanyak 19 responden (42,2%) yang menyatakan tingkat
Tabel 4.6 Smartphone bagian dari Kegiatan Sosial Responden Sehari-hari
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan
responden yang berjumlah 45 orang, sebanyak 1 responden (2,2%) menyatakan
tidak setuju bahwa smartphone sudah menjadi bagian dari kegiatan sosialnya
sehari-hari, sebanyak 20 responden (44,4%) yang menyatakan ragu-ragu bahwa
smartphone merupakan bagian dari kegiatan sosialnya sehari-hari, sedangkan
sebagian besarnya sebanyak 24 responden (53,3%) yang menyatakan setuju
bahwa smartphone merupakan bagian dari kegiatan sosialnya sehari-hari.
Tabel 4.7 Lingkungan Sosial Mendukung Penggunaan Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan responden yang
berjumlah 45 orang, secara umum sebagian besar sebanyak 7 responden (15,6%)
menyatakan tidak setuju bahwa orang-orang di lingkungan sosialnya mendukung
penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari mereka, sebanyak 23
responden (51,1%) menyatakan ragu-ragu, dan sebagian besar responden
sebanyak 15 orang (33,3%) menyatakan setuju bahwa orang-orang di lingkungan
sosialnya mendukung penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 4.8 Menyapa Lingkungan Sosial melalui Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Jarang 1 2.2 2.2 2.2
Sering 19 42.2 42.2 44.4
Sangat Sering 25 55.6 55.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.10/FC.8
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan responden yang
berjumlah 45 orang, secara umum sebagian besar sebanyak 1 responden (2,2%)
menyatakan jarang menyapa orang-orang di lingkungan sosialnya melalui
smartphone, sebanyak 19 responden (42,2%) menyatakan sering, dan sebagian
besar sisanya sebanyak 25 responden (55,6%) menyatakan sangat sering menyapa
orang-orang di lingkungan sosialnya melalui smartphone.
Tabel 4.9 Polusi Penggunaan Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Tahu 4 8.9 8.9 8.9
Ragu-ragu 20 44.4 44.4 53.3
Tahu 21 46.7 46.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.11/FC.9
Variabel polusi penggunaan smartphone di sini adalah paparan radiasi
yang dihasilkan smartphone.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan
responden yang berjumlah 45 orang, diantaranya sebanyak 4 responden (8,9%)
menyatakan tidak tahu mengenai paparan radiasi yang dihasilkan saat
ragu-ragu. Dan sebanyak 21 responden (46,7%) yang menyatakan tahu mengenai
paparan radiasi yang dihasilkan saat menggunakan smartphone.
Tabel 4.10 Budget Khusus dalam Penggunaan Gadget Smartphone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden
sebanyak 32 responden (71,1%) menyatakan tidak setuju bahwa mempunyai atau
menyiapkan budget khusus untuk pengeluaran yang berkenaan dengan
penggunaan gadget smartphone mereka setiap bulan. Sebanyak 9 responden
(20%) menyatakan ragu-ragu atau kurang setuju. Sedangkan hanya 4 responden
(8,9%) yang menyatakan setuju bahwa mempunyai atau menyiapkan budget
khusus untuk pengeluaran yang berkenaan dengan penggunaan gadget
smartphone mereka setiap bulan.
4.2.3 Interaksi Sosial
Tabel 4.14 Bertemu langsung (Tatap Muka) dengan Orang-orang di Lingkungan Sosial
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa dari jumlah sampel 45
mereka jarang bertatap muka dengan orang-orang di lingkungan sosialnya.
Sebanyak 29 responden (64,4%) menyatakan bahwa mereka sering, sedangkan
hanya 1 responden (2,2%) yang menyatakan sangat sering bertemu langsung atau
bertatap muka dengan lingkungan sosialnya.
Tabel 4.15 Waktu Bertatap Muka dengan Lingkungan Sosial
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Jarang 6 13.3 13.3 13.3
Sering 19 42.2 42.2 55.6
Sangat Sering 20 44.4 44.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.14/FC.12
Variabel waktu berkomunikasi melalui smartphone di sini adalah banyak
sedikitnya waktu yang digunakan oleh responden untuk berkomunikasi secara
langsung / bertatap muka dengan orang-orang di lingkungan sosialnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan tabel 4.15 di atas diketahui bahwa sebanyak 6 responden
(13,3%) memiliki waktu interaksi dengan keluarga mereka yang rendah, sebanyak
19 responden (42,2%) memiliki waktu interaksi yang sedang, sedangkan hanya 20
responden (44,4%) yang memiliki waktu interaksi yang tinggi.
Data tersebut menunjukkan bahwa waktu interaksi secara tatap muka
(langsung) antara sebagian besar responden dengan lingkungan sosial mereka
cenderung tinggi.
Pembagian waktu tersebut dibagi dari kategori waktu interaksi yang
rendah yaitu < 5 jam, waktu interaksi yang sedang yaitu 5-7 jam dan waktu
interaksi yang tinggi yaitu > 7 jam. Pembagian ini karena dengan perhitungan
waktu responden rata-rata dihabiskan di sekolah, tempat les dan sisanya untuk
Tabel 4.16 Intensitas Interaksi Responden dengan Lingkungan Sosial
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sekedar 19 42.2 42.2 42.2
Biasa Saja 24 53.3 53.3 95.6
Mendalam 2 4.4 4.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber P.15/FC.13
Variabel intensitas interaksi di sini merupakan seberapa luas topik
pembicaraan yang dibahas oleh reponden dengan orang-orang yang berada di
lingkungan sosialnya.
Berdasarkan tabel 4.16 di atas diketahui yang memiliki interaksi kurang
intens yaitu < 3 topik pembicaraan bahwa sebanyak 19 responden (42,2%), yang
memiliki interaksi cukup intens yaitu 3-7 topik pembicaraan sebanyak 24
responden (53,3%), yang memiliki interaksi sangat intens yaitu > 7 topik
pembicaraan dan sebanyak 2 responden (4,4%).
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa intensitas interaksi sebagian
besar antara responden dengan keluarga cenderung cukup intens dan kurang
intens, yang artinya bahwa topik pembicaraan diantara mereka cukup luas namun
tidak terlalu luas.
Tabel 4.17 Kemampuan Mengekspresikan Diri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 16 35.6 35.6 35.6
Ragu-ragu 27 60.0 60.0 95.6
Setuju 2 4.4 4.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Variabel kemampuan mengekspresikan diri di sini merupakan apakah
responden mampu untuk mengekspresikan perasaannya atau yang dirasakannya
setelah mereka aktif menggunakan gadget smartphone.
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45
responden, sebanyak 16 responden (35,6%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 27
responden (60%) menyatakan setuju, sedangkan sisanya hanya 2 responden
(4,4%) yang menyatakan sangat setuju.
Dari jawaban keseluruhan responden diketahui bahwa sebagian besar
(lebih dari 90%) cenderung ragu-ragu dan tidak setuju. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa setelah aktif menggunakan smartphone tidak menjadikan
penggunanya mampu mengekspresikan perasaannya, namun justru menjadikan
penggunanya pasif, dalam hal ini sebagian besar penggunanya menjadi kurang
bisa mengekspresikan perasaannya, karena mereka merasa lebih nyaman
mengungkapkannya saat berkomunikasi melalui smartphone.
Tabel 4.18 Keberanian Mengeluarkan Pendapat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 6 13.3 13.3 13.3
Ragu-ragu 17 37.8 37.8 51.1
Setuju 22 48.9 48.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.17/FC.15
Variabel keberanian mengeluarkan pendapat di sini merupakan apakah
responden mampu untuk mengeluarkan pendapatnya setelah mereka aktif
menggunakan gadget smartphone.
Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45
responden, sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 17
responden (37,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 22 responden (48,9%) yang
Tabel 4.19 Responden dapat Bekerja sama dengan Lingkungan Sosialnya
(Cooporation)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 5 11.1 11.1 11.1
Ragu-ragu 20 44.4 44.4 55.6
Setuju 20 44.4 44.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.18/FC.16
Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45
responden, sebanyak 5 responden (11,1%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 20
responden (44,4%) menyatakan setuju, sedangkan sebanyak 20 responden
(44,4%) yang menyatakan sangat setuju.
Dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas
ragu-ragu dan setuju. Dengan kata lain, sebagian besar responden dapat bekerjasama
dengan lingkungan sosialnya setelah aktif menggunakan smartphone.
Tabel 4.20 Responden Mampu Beradaptasi dengan Lingkungan Sosialnya (Akomodasi)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.2 2.2 2.2
Ragu-ragu 18 40.0 40.0 42.2
Setuju 26 57.8 57.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.19/FC.17
Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45
responden, sebanyak 1 responden (2,2%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 18
responden (40%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan sisanya 26 responden
Bila diperhatikan dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
mayoritas ragu-ragu dan setuju. Dengan kata lain, sebagian besar responden
mampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya setelah aktif menggunakan
smartphone.
Tabel 4.21 Responden Mampu Bertoleransi dengan Lingkungan Sosialnya (Asimilasi)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 6 13.3 13.3 13.3
Ragu-ragu 18 40.0 40.0 53.3
Setuju 21 46.7 46.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.20/FC.18
Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45
responden, sebanyak 6 responden (13,3%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 18
responden (40%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 21 responden (46,7%) yang
menyatakan setuju.
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas ragu-ragu
dan setuju. Dengan kata lain, sebagian besar responden mampu bertoleransi
dengan lingkungan sosialnya setelah aktif menggunakan smartphone.
Tabel 4.22 Persaingan antara Responden dengan Lingkungan Sosialnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 2 4.4 4.4 4.4
Ragu-ragu 17 37.8 37.8 42.2
Setuju 26 57.8 57.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.21/FC.19
responden (37,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 26 responden (57,8%) yang
menyatakan setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas ragu-ragu dan sangat setuju.
Bila diperhatikan dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebagian besar responden mengakui adanya persaingan di lingkungan sosial
mereka setelah aktif menggunakan smartphone.
Variabel persaingan di sini merupakan persaingan kedudukan dan peranan
antara responden dengan lingkungan sosialnya, dengan indikator eksistensi diri.
Karena di dalam diri seseorang mapun di dalam kelompok terdapat keinginan
untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta
peranan terpandang (Gerungan, 2004).
Tabel 4.23 Pertikaian antara Responden dengan Lingkungan Sosialnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 31 68.9 68.9 68.9
Ragu-ragu 13 28.9 28.9 97.8
Setuju 1 2.2 2.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber : P.22/FC.20
Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat dilihat dari jumlah sampel 45
responden, sebanyak 31 responden (68,9%) menyatakan tidak setuju, sebanyak 13
responden (28,9%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan sisanya hanya 1 responden
(2,2%) yang menyatakan setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas setuju dan tidak setuju. Bila
diperhatikan dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian
besar responden tidak mengakui adanya pertikaian di lingkungan sosial mereka
4.3 Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang dilakukan untuk mengetahui variabel yang satu memiliki
hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel
tersebut positif atau negatif. Hasil analisis tabel silang dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
4.3.1 Uji Sampel Independen
Dalam penulisan skripsi penulis menggunakan teknik analisis data
“Independent Samples Test” yang secara fungsional sebagai salah satu bentuk
analisis statistika yang membandingkan dua kelompok variabel yang diteliti.
Tabel 4. 21
Antara Frekuensi Penggunaan Smartphone dengan Intensitas Interaksi
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.21 di atas
diketahui nilai thitung -5,517, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat
diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak
H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya
terdapat hubungan antara frekuensi penggunaan smartphone dengan intensitas
Tabel 4. 22
Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Kemampuan Responden dalam Bekerja sama (Coorporation)
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.22 di atas
diketahui nilai thitung -8,016, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat
diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak
H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya
terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan
kemampuan responden dalam bekerja sama.
Tabel 4. 23
Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Kemampuan Responden dalam Beradaptasi (Akomodasi)
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.23 di atas
diketahui nilai thitung 1,346, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat
diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya
terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan
kemampuan responden beradaptasi (akomodasi).
Tabel 4. 24
Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Kemampuan Responden Bertoleransi (Asimilasi)
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.24 di atas
diketahui nilai thitung -6,002, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat
diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak
H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya
terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan
kemampuan responden bertoleransi (asimilasi).
Tabel 4. 25
Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Persaingan
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.24 di atas
diketahui nilai thitung 1,388, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak
H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya
terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan
persaingan di lingkungan sosial responden.
Tabel 4. 25
Antara Produktivitas Penggunaan Smartphone dengan Persaingan
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada tabel 4.24 di atas
diketahui nilai thitung -2,871, sementara nilai ttabel 1,645. Uji hipotesis yang dapat
diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak
H2 : Jika nilai thitung > ttabel maka Ho diterima
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya
terdapat hubungan antara produktivitas penggunaan smartphone dengan pertikaian
di lingkungan sosial responden.
4.4 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji “Independent Samples Test” pada analisis tabel-tabel silang
di atas sebelumnya diketahui semua nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel = 1,645.
Uji hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H1 : Jika nilai thitung < ttabel maka Ho ditolak
Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho ditolak, artinya
terdapat hubungan antara penggunaan teknologi komunikasi smartphone terhadap
interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan.
4.5 Pembahasan
1. Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana pengaruh teknologi
komunikasi terhadap interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA
Harapan 1 Medan. Metode yang digunakan adalah metode korelasional
yakni untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan seberapa erat
hubungan antara penggunaan smartphone terhadap interaksi sosial remaja
di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan. Populasi penelitian ini adalah
siswa kelas X dan XI di SMA Harapan 1 Medan yang berjumlah 437
orang. Menurut Gay (dalam Sunyoto 2013) ukuran sampel minimum
dalam penelitian korelasional adalah 30 subjek, maka peneliti menetapkan
45 orang sebagai sampel yakni sampel minimum 30 orang ditambahkan
50% dari sampel minimum. Teknik penarikan sampel yang digunakan
adalah Proporsional random sampling.
2. Hasil analisis yang ditemukan pada penelitian ini menggunakan instrument
kuesioner penelitian mengenai teknologi komunikasi dan interaksi sosial
remaja adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis
menggunakan piranti lunak SPSS for windows versi 13.0 dan dengan
menggunakan teknik statistik “Independent Samples Test”.
3. Berdasarkan jenis kelamin, responden terbanyak ialah perempuan dengan
jumlah 28 orang (62,2%). Berdasarkan usia, responden terbanyak adalah
berusia 16-17 tahun sebanyak 28 orang (62,2%).
4. Dari hasil uji-t “Independent Samples Test” pada analisis tabel-tabel silang
di atas sebelumnya diketahui semua nilai thitung lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,645. Berdasarkan perhitungan statistik
yang diperoleh, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu H1 terdapat
pengaruh antara penggunaan smartphone terhadap interaksi sosial remaja.
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian (data, fakta, informasi objektif) dapat diambil
beberapa bagian penting yang merupakan kesimpulan dari penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Frekuensi penggunaan smartphone pada remaja cenderung tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa smartphone sebagai media komunikasi dan juga
media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi
remaja, baik remaja laki-laki maupun perempuan.
2. Penggunaan smartphone pada remaja cukup efektif dan efisien. Hal ini
memudahkan mereka untuk mencari informasi dan bersosialisasi dengan
orang-orang di lingkungan sosialnya. Dan juga memudahkan mereka
untuk bekerja sama satu sama lain, serta beradaptasi dan menerima
perbedaan perilaku atau pendapat di antara mereka dengan orang-orang di
sekitarnya.
3. Hasil analisis antara variabel penggunaan smartphone dengan variabel
interaksi sosial remaja menunjukkan bahwa berdasarkan uji “Independent
Samples Test” diketahui semua nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel =
1,645. Berdasarkan perhitungan statistik yang diperoleh, maka hipotesis
dalam penelitian ini yaitu H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan smartphone mempunyai pengaruh
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang hendak disampaikan oleh peneliti berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Dengan diketahuinya terdapat pengaruh antara penggunaan smarphone
terhadap interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan,
maka sebaiknya siswa tidak terlalu sering berkomunikasi melalui
smartphone, tetapi lebih mendahulukan komunikasi secara langsung (tatap
muka), smartphone sebaiknya digunakan oleh pengguna yang smart pula
sehingga tidak melupakan interaksi sosial dengan orang lain. Khusus
kepada orang tua hendaknya lebih berperan dalam meminimalkan
pengaruh-pengaruh negatif yang dapat muncul dari pergaulan remaja saat
ini.
2. Kepada penelitian selanjutnya untuk mengembangkan Ilmu Komunikasi
terkait mengenai permasalahan serupa dengan penelitian ini hendaknya
menggunakan lokasi dan sampel dari lapisan masyarakat yang berbeda.
Dengan begitu dapat ditemukan suatu hasil yang berbeda pula serta
DAFTAR REFERENSI
Apriyanti, Rika. 2005. Pengaruh Majalah Remaja terhadap Gaya Hidup Remaja Putri. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badwilan, Rayyan Ahmad. 2004. Rahasia Dibalik Handphone. Jakarta: Darul Falah.
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
_____________. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Burgess, Dr. Rod. Essay: Technological Determinism And Urban Fragmentation: A Critical Analysis. Oxford Brookes Univeristy.
Calhoun, James F & Joan Ross Acocella. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKPI Semarang Press.
Cummiskey, M. 2011. There’s an app for that: Smartphone use in health and physical education. Journal of Physical Educational, Recreation & Dance, 82, 24. doi:10.1080/07303084.2011.10598672
Fiati, Rina. 2005. Akses Internet Via Ponsel. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Gea, Antnius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari. 2003. Character Building II, Relasi dengan Sesama. Jakarta: PT Gramedia.
Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Hassan, Fuad. 1999. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya: Tantangan dalam Laju Teknologi. Surabaya: Orasi Ilmiah Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh November ke-39.
Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktik Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Morey, Doc. 2004. Phone Power: Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta: PT Gramedia.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurudin. 2005. Sistem-Sistem Komunikasi di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
_______. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Jens Pedersen. 2001. Journal of Education Enquiry : Technological Determinism and School. Linkopings Universitet (Sweden).
Phillippi, J.C. & Wyatt, T. 2011. Smartphones in Nursing Education. Computers, Informatics & Nursing, 29(8), 449-454.
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rumini, Sri & Siti Sundari H.S. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Setiadi, Elly M., Usman Kolip. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalaha Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenada Media Group.
Saydam, Gouzali. 2005. Teknologi Telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Subiakto. 2005. Metode Penelitian Komunikasi, Makalah pada Minat Studi Media dan Komunikasi. Surabaya: Pascasarjana Unair.
Sugiono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Internet
1.
3. Maret 2014, pukul 06.37).
5.
juli 2014).
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA : Vindy Elsa Ramadhani
NIM : 100904036
PEMBIMBING : Drs. HR Danan Djaja, M.A
NO. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF
PEMBIMBING
Revisi Proposal Penelitian
Acc Seminar Proposal
Seminar Proposal
Penyerahan BAB I, II dan III
Revisi BAB I, II dan III
Acc BAB I, II dan III
Acc Kuisioner Penelitian
Pengajuan BAB IV dan BAB V
Revisi BAB IV dan V
Revisi BAB IV dan V
Revisi BAB IV dan V
Catatan
Minimal pertemuan 6 (enam) kali untuk setiap pembimbing :
BIODATA PENELITI DATA PRIBADI
Nama : Vindy Elsa Ramadhani
Program Studi : Hubungan Masyarakat (Humas)
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Maret 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Raya Menteng Gg. Benteng No. 9A, Medan
Agama : Islam
PENDIDIKAN FORMAL
SD : SD Negeri 004 Pekan Baru
SMP : SMP Swasta Islam An-Nizam
SMA : SMA Negeri 1 Medan
UNIVERSITAS : FISIP USU, Departemen Ilmu Komunikasi
KELUARGA
Ayah : Mahadi
Ibu : Seventina Sirait
Tabel Foltron & Cobolt Variabel X dan Y
No Karakteristik
responden Penggunaan Smartphone Interaksi Sosial Remaja
41 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2
42 2 2 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 2
43 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2
44 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 3 1
KUESIONER PENELITIAN KETERANGAN KUESIONER
1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari siswa dalam penyusunan skripsi.
2. Penelitian ini TIDAK BERPENGARUH terhadap kepentingan Anda di sekolah, namun hanya akan digunakan untuk kepentingan penyusunan skripsi.
3. Dengan mengisi kuesioner ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam menyalesaikan studi.
4. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatiannya.
No. Responden:
1 2 Petunjuk Pengisian Kuesioner:
1. Sebelum Anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling tepat.
3. Isilah kuesioner ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab.
4. Terima kasih atas kerjasamanya
1. Jenis Kelamin:
1) Laki-laki 2) Perempuan
2. Kelas:
1) X (sepuluh) 2) XI (sebelas)
3. Seberapa sering Anda menggunakan smartphone dalam sehari?
1) Jarang 2) Sering 3) Sangat sering
4. Apakah tujuan Anda menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-hari?
1) Hiburan 2) Sosialisasi 3) Informasi
5. Apakah penggunaan smartphone Anda cukup efektif dan efisien?
1) Tidak setuju 2) Ragu-ragu 3) Setuju
6. Apakah penggunaan smartphone menjadi bagian dari kegiatan sosial Anda