PENERAPAN E-GOVERNMENT DALAM ADMINISTRASI
PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA TANJUNG KARANG KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Laras Ayuning Putri
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
THE APPLICATION OF E-GOVERNMENT IN THE TAX
ADMINISTRASTIONTHE OFFICE TAX (KPP) PRATAMA TANJUNG KARANG BANDAR LAMPUNG CITY
By
LARAS AYUNING PUTRI
Tax is an important source of income countries from the people .Because tax is a source of income state of being very important , taxes collected from so indonesians and was one of liability can be imposed collected .To create a increase state revenues , the government make every effort to optimize the state tax revenue .One effort by the government to improve the state tax revenue is to reform taxation , namely by reform to the perundang-undangan taxation and tax administration systems , that the tax base can more expanded .Required socialization for compliance rate taxes would rise and as expected.
The purpose of this research is as description the application of e-government in tax administration The office tax ( KPP) Pratama Tanjung Karang Bandar Lampung City. The type used is the type research deskritif with a qualitative approach .While technique data collection was carried out by interviews , documentation , and observation
In the implementation of the application of e-government program in KPP Pratama Tanjung Karang Bandar Lampung City. Overall is going well, but there are still many obstacles found.The lack of socialization be of little hinder the application process e-government in tax administration KPP Pratama Tanjung Karang Bandar Lampung City.
ABSTRAK
PENERAPAN E-GOVERNMENT DALAM ADMINISTRASI
PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA TANJUNG KARANG KOTA BANDAR LAMPUNG
oleh
LARAS AYUNING PUTRI
Pajak merupakan sumber penghasilan penting Negara yang berasal dari rakyat. Karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting, maka pajak dipungut dari warga Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya. Untuk mewujudkan sebuah kenaikan pendapatan Negara, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak adalah dengan melakukan reformasi perpajakan, yaitu dengan melakukan reformasi terhadap Peraturan Perundang-undangan Perpajakan serta sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas. Diperlukan sosialisasi agar tingkat kepatuhan pajak dapat meningkat dan sesuai harapan.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai gambaran Penerapan E-Government dalam Administrasi Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang Kota Bandar Lampung. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskritif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi.
Dalam pelaksanaan penerapan e-government di KPP Pratama Tanjung Karang Kota Bandar Lampung, secara keseluruhan`sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat banyak kendala yang didapati. Kurangnya sosialisasi menjadi hal yang utama yang sedikit menghambat peroses berjalannya penerapan e-government didalam administrasi pepajakan pada KPP Pratama Tanjung Karang Kota Bandar Lampung
PENERAPAN E-GOVERNMENT DALAM ADMINISTRASI
PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA TANJUNG KARANG KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Laras Ayuning Putri
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI NEGARA
Pada
Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Laras Ayuning Putri, lahir di
Bandar Lampung pada tanggal 02 Oktober 1993. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari
Bpk.Nugraha Amijaya dan Ibu. Yulida Sihombing.
Pendidikan formal yang telah ditempuh yakni pendidikan
Sekolah Dasar Negeri 1 Rawa Laut Bandar Lampung di
selesaikan tahun 2005, pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Bandar
Lampung diselesaikan pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 5
Bandar Lampung diselesaikan tahun 2011.
Selanjutnya pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswi pada Jurusan
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung yang diterima melalui jalur Seleksi Ujian Mandiri. Pada tahun 2014,
penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumber Agung, Kec.
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik
untuk hari tua
(Aristoteles)
Proses merupakan suatu situasi dimana kita harus bisa
melawatinya. Tanpa proses kamu tidak akan bisa
merasakan rasa yang sepenuhnya didalam
keberhasilanmu
(Laras Ayuning Putri)
Masa depanmu adalah ada dirimu sendiri, hanya saja
tinggal bagaimana kita bisa untuk meraihnya.
(Laras Ayuning Putri)
Everything will be okay in the end
If it’s not okay, it’s not the end
(Unknown)
A lot of people are afraid to say what they want
That’s why they don’t get what they want
P E R S E M B A H A N
Dengan mengucap rasa syukur kepada ALLAH SWT
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk
Ayah dan Bunda Ku tercinta
serta
Adik Ku tersayang
Tidak pula kepada yang terkasih yang kini sudah berbahagia
disisiNya Opung Boru (alm), Opung Doli (Alm) Ku tercinta dan kepada Aki’ (Alm) dan Niniku Tercinta
Yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, kesabaran, dan do’a yang
selalu dipanjatkan tanpa henti untuk keberhasilanku.
Keluarga besar yang selalu memberikan do’a dan dukungan
kepadaku
Para pendidik dan Almamater Universitas Lampung
Yang selalu memberikan bekal ilmu dan pesan moral untuk
SANWACANA
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur atas
kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
skripsi yang berjudul “Penerapan E-Government dalam Administrasi Perpajakan
Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang Bandar Lampung”,
dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini antara lain:
1. Bapak. Eko Budi Sulistiyo, S.Sos, M.AP selaku dosen pembimbing utama
penulis. Terimakasih untuk ilmu, waktu, nasehat dan bimbingannya yang telah
banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak. Simon Sumandjoyo H, S.A.N., M.PA., selaku dosen pembahas.
Terimakasih untuk segala kritik dan saran yang diberikan, serta waktu untuk
konsultasi agar skripsi ini dapat terlihat lebih baik.
3. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Bapak. Dr. Dedy Hermawan, S.sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Administrasi Negara. Terima kasih atas kritik serta sarannya terhadap saya
Ibu Indri, Ibu Intan, Ibu Novita, Ibu Ani, Ibu Selvi), terima kasih atas segala
ilmu yang telah diberikan. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah penulis
peroleh pada saat perkuliahan dapat menjadi bekal berharga dan bermanfaat
dalam kehidupan penulis ke depannya.
6. Ibu Nur’aini sebagai Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang baik hati dan
sabar, selalu memberikan pelayanan bagi penulis berkaitan dengan administrasi
dalam penyusunan skripsi.
7. Pihak Direktorat Jenderal Pajak ( DJP) Kanwil bengkulu dan Lampung serta
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama tanjung Karang yang telah memberikan
izin penelitian serta bersedia memberikan banyak data dalam proses penelitian
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan bersedia telah bersedia
memberikan informasi terkait penelitian ini.
8. Kedua orang tuaku Bapak Nugraha Amijaya dan Ibu Yulida Sihombing, terima
kasih atas segala kesabaran, dukungan, nasehat, perjuangan dan do’a yang tiada
henti dalam proses penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas kasih sayang
kepada penulis sejak lahir hingga saat ini dan seterusnya, semoga Ayah dan
Bunda selalu dalam lindungan Allah SWT, aamiin..
9. Terimakasih tidak terhinggapun aku ucapkan untuk yang terkasih dan tercinta
Opung Boru (Alm) dan Opung Doli (Alm) serta Aki’ (Alm) dan Ninik.
Terimakasih atas segala dukungan dan doa yang telah diberikan untuk nong
dan semoga opung doli , opung boru dan aki bahagia disurganya dan selalu
bantuan, semangat, do’a, dan dukungan
menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebahagiaan selalu dilimpahkan untuk kita..
11.Hendra Bastista (odank), terima kasih untuk semangat, do’a, motivasi, serta
bantuan-bantuan yang tak terhingga selama ini.
12.Sahabat-sahabat ku tersayang Gengges tercinta, Destriana Rizky S.A.N, Nisa
Aprilia, Monna Risky A. S.A.N, Ria Eridanita Yasa S.A.N, dan Wulan Agesta
S.A.N terima kasih untuk semua bantuannya yaa dan canda tawanya selama ini.
Semoga semua kebaikannya dibales dengan hal yang jauh lebih baik sama
Allah. Aamiin..
13.Sahabat Sejatikuu Maulina S.AB, Erwinda aMd, dan Mutiara P. aMd yang
sekarang sudah sibuk masing-masing. Terimakasih atas canda
tawanya,dukungannya sukses untuk kita bersama .
14.Terima kasih untuk seluruh keluarga besar Ane 2011 (ANTIMAPIA), David,
Iksan, Silvia, Ratu Rj, Farrah M, Novia ,Ludfiana ,Ekky, Pebie, Febie
,Tami,Rio, Bulan, Iis, Fredy, Oji, Ahmed, Esa, Amel, Intan , jeny, Rendy P,
Rinanda, Ade Reza, Suci Aprotdity , Kiyo, Juzna, Ayu,dan yang lainnya yang
tidak dapat dituliskan satu per satu yang sudah banyak yang menghilang dan
lulus.
15.Terima kasih untuk teman-teman SMA, Issa juliana S.I.Kom Terimakasih
untuk canda tawa, suka dan duka dari SMA hingga sekarang. Semoga kita
bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 08 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
D. Administrasi Perpajakan ... 29
1. Pengertian Administrasi Perpajakan ... 29
2. Kegunaan Administrasi Perpajakan ... 31
3. Tujuan Administrasi Perpajakan ... 32
4. Unsur – Unsur Administrasi Perpajakan ... 32
5. Administrasi Perpajakan Indonesia ... 33
6. Sistem Administrasi Perpajakan ... 33
E. Model Administrasi Perpajakan Elektronik ... 36
BAB. III METODE PENELITIAN
BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Tanjung Karang ... 55
1. Penerapan e-government dalam administrasi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Karang berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government . ... 61
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan e-government dalam administrasi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Karang... 92
B. Pembahasan Penelitian ... 96
1. Penerapan e-government dalam administrasi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Karang berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government . ... 96
DAFTAR TABEL
Tabel .1 Ranking E- Government ASEAN ... 3
Tabel .2 Wilayah Kerja dan Jumlah Wajib Pajak ... 7
Tabel. 3 Sasaran Penerapan dan Pengembangan E-Government ... 22
Tabel. 4 Informan Penelitian ... 47
Tabel. 5 Daftar Dokumen-Dokumen yang Berkaitan dengan Penelitian ... 48
Tabel. 4.1 Jumlah Sarana dan Prasarana KPP Pratama Tanjung Karang ... 57
Tabel. 4.2 Kelompok Jabatan Fungsional Account Representative ( AR ) ... 58
Tabel. 4.3 Daftar Pegawai KPP Pratama Tanjung Karang ... 58
Tabel. 5.1 Daftar Bank Pembayaran e-Billing ... 72
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model e-Government... 17
Gambar. 2 Model Administrasi Perpajakan Elektronik ... 38
Gambar 3 Alur Analisis Data ... 52
Gambar. 5.1 Mekanisme sistem e-Registration ... 67
Gambar. 5.2 Pendaftaran Akun e-Billing ... 68
Gambar. 5.3 Memasukan email dan user id ... 68
Gambar. 5.4 Data berhasil tersimpan oleh pusat... 69
Gambar. 5.5 Pengecekan email ... 69
Gambar 5.6 Masukkan Kode aktivasi ... 70
Gambar. 5.7 Login user ID ... 70
Gambar. 5.8 Input data SSP ... 70
Gambar. 5.9 Muncul Notifikasi ... 71
Gambar. 5.10 Penerbitan kode billing ... 71
Gambar. 5.11 Cetak Kode billing ... 71
Gambar 5.12 SOP Penerbitan E-Fin E-Filling melalui Web DJP ... 82
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak Merupakan sumber penghasilan penting Negara yang berasal dari rakyat.
Karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting, maka
pajak dipungut dari warga Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban
yang dapat dipaksakan penagihannya. Untuk mewujudkan sebuah kenaikan
pendapatan Negara, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk
mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak
adalah dengan melakukan reformasi perpajakan, yaitu dengan melakukan
reformasi terhadap Peraturan Perundang-undangan Perpajakan serta sistem
administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga
potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan
menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib
Pajak. Saat ini pemerintahan indonesia telah menuju pada sebuah sistem
pemerintahan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi. Dengan adanya
sistem tersebut, dapat dihasilkan sebuah pemerintahan yang terbuka. Dengan
adanya sistem yang diikuti dengan perkemabangan ilmu teknologi, pemerintah
dipaksa untuk ikut andil dan berpartisipasi baik didalam kinerja dan pelayanan
Peningkatan kualitas pelayanan tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan
teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang mampu
mengelola data dengan cepat, efektif dan efisien serta menghasilkan informasi
yang tepat, cepat, dan akurat. Perkembangan teknologi dengan semakin baik
membuat kemudahan untuk mengakses informasi secara lebih cepat, dan kini
telah menjamur disegala sektor dan aspek kehidupan. Baik dalam sektor
pendidikan, perdagangan, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan serta keamanan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada instansi pemerintahan
yang akhirnya telah melahirkan model pelayanan publik yang lebih dapat
mempermudah didalam peroses pelayanan yang akan diberikan oleh pemerintah
dan diperoleh masyarakat. Peroses itu dapat dilakukan melalui e-government.
E-government itu sendiri merupakan sebuah bentuk transformasi didalam tata
pemerintah dan sistem pelayanan publik. Pelayanan publik yang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi, merupakan sebuah sarana media informasi
dan sarana komunikasi interaktif antara pemerintah dengan pihak-pihak lain baik
kelompok masyarakat, kalangan bisnis maupun antar sesama lembaga
pemerintahan.
Di dalam pengembangannya, e-government dimulai dari bentuk layanan yang
sederhana yaitu penyediaan informasi dan data-data berbasis komputer tentang
pelaksanaan, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sebagai bentuk
wujud keterbukaan (transparancy) dalam pelaksanaan pelayanan publik. Bentuk
layanan sederhana lainnya, e-government dapat dimanfaatkan sebagai sarana
Sesuai dengan inisiatif pemerintah yang mencantumkannya didalam sebuah
Kebijakan pemerintah, yaitu Inpres no.3 tahun 2003 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-Government, menegaskan bahwa pemerintah
harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan
kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan informasi
dan pelayanan publik. Slamet (2007) mengungkapkan bahwa teknologi informasi
telah mendorong sebuah transformasi, dari paradigma birokrasi tradisional yang
menekankan kepada standarisasi, rutinitas, spesialisasi, fokus internal,dan
kewenangan, menuju paradigma e-government yang menekankan kepada
membangun jaringan yang terkoordinasi, kerjasama eksternal dan orientasi
pelayanan kepada masyarakat sebagai fokusnya. Oleh karena itu, pemerintah
Republik Indonesia melaksanakan proses transformasi tata pemerintahan menuju
e-government.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh PBB United Nations pada tahun 2014
lalu, menunjukan bahwa negara Indonesia masih tertinggal jauh dalam hal
pengembangan e-government yang nantinya dapat menunjang pembangunan
negara. Ketertinggalan Indonesia dengan negara di kawasan ASEAN lainnya
memang terlihat jelas hal ini dapat dilihat dari tabel yang diperolah peneliti dari
website http://www.unpan.org sebagai berikut :
Tabel .1
Ranking E- Government ASEAN
No Country world e-government
development ranking
2012 2014
1 Singapore 10 3
2 Malaysia 40 52
4 Brunei Darussalam 54 84
5 Vietnam 83 99
6 Thailand 92 102
7 Indonesia 97 106
8 Cabodja 155 139
9 Laos 153 152
10 Myanmar 160 175
11 Timor - Leste 170 161
Sumber : United Nations , E-Government Survey (2014)
Setelah melihat tabel diatas dapat kita lihat bersama United Nations didalam
surveynya pada tahun 2014 menempatkan bahwa posisi Indonesia masuk kedalam
peringkat ke 106 dalam relegion dunia dan peringkat ke tujuh (7) pada relegion
ASEAN. Didalam pengembangannya implementasi e-government di Indonesia,
khususnya pada lembaga pemerintahan memang belum seutuhnya dapat berjalan
sesuai dengan harapan, namun ada beberapa lembaga pemerintahan yang telah
dan sedang melaksanakan hal ini dan sukses dalam mengimplementasi
e-government. Direktorat Jenderal Pajak merupakan salah satu lembaga
pemerintahan yang telah menerapkan dan mengembangkan e-government guna
mempermudah didalam peroses pelayanannya kepada publik atau para wajib
pajak. Penerapan e-government yang telah dilakukan adalah dikhususkan pada
sistem administrasi perpajakan. Berdasarkan tugasnya Direktorat Jenderal Pajak
merupakan sebuah lembaga yang bertugas untuk merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standarisasi khususnya dibidang perpajakan. Penyederhanaan
pengisian formulir serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi demi
kemudahan layanan dan reformasi administrasi perpajakan yang dapat
Penerimaan perpajakan memang mempunyai peranan yang sangat strategis dan
merupakan sumber utama penerimaan dalam negeri untuk menopang pembiayaan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan nasional. Penerimaan perpajakan
telah memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam penyediaan sumberdana
bagi pembiayaan berbagai program penanggulangan krisis ekonomi. Tugas utama
administrasi perpajakan terutama administrasi pajak pusat, diemban oleh
Direktorat Jenderal Pajak sebagai salah satu instansi pemerintah yang secara
struktural berada di bawah Departemen Keuangan.
Dengan visi menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem
dan manajemen perpajakan yang baik yang dipercaya dan dibanggakan
masyarakat, Direktorat Jenderal Pajak menetapkan salah satu misinya, yaitu misi
fiskal, adalah untuk menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang
mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan
undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Tuntutan
akan peningkatan penerimaan, perbaikan- perbaikan dan perubahan mendasar
dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya sebuah reformasi
terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan, agar basis
pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia
dapat dipungut secara optimal. Dengan menjunjung asas keadilan sosial dan
memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak.
Sejak tahun 2002 Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan reformasi
administrasi perpajakan dengan memanfaatkan sistem teknologi dan informasi
arti sempit merupakan penata usahaan dan pelayanan atas hak-hak dan kewajiban
pembayaran pajak, baik penata usahaan dan pelayanan yang dilakukan di kantor
pajak maupun di tempat wajib pajak, sedangkan administrasi pajak dalam arti luas
meliputi fungsi, sistem dan organisasi atau kelembagaan. Permasalahan yang
sering kali timbul didalam administrasi perpajakan adalah seluruh kegiatan
perpajakan dilakukan secara manual seperti pengisian, pelaporan dan pembayaran
yang dilakukan langsung pada kantor pajak.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang Kota Bandar Lampung
didalam kegiatannya melayani publik telah menggunakan sistem online pajak,
yakni Pajak Online atau E-Pajak. E-Pajak atau Pajak Online yang diterapkan
pada sistem adminsitrasi perpajakan berupa dalam bentuk website yaitu
www.pajak.co.id dimana masyarakat dapat mengaksesnya dengan lebih mudah.
Perubahan pada sistem admnistrasi perpajakan tersebut menjadikan pelayanan
yang diberikan kepada publik dapat dilakukan lebih fleksibel dan lebih
berorientasi pada kepuasan pengguna. Pengembangan sistem administrasi ini
diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berpedoman pada Undang-Undang
Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik serta Inpres no.3
tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
E-Government. Dalam pengembangan sistem administrasi perpajakan tersebut, KPP
Pratama Tanjung Karang yang di bawahi oleh Kementrian Keuangan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Bengkulu dan Lampung
telah menerapkan beberapa sistem dan menampilkan aplikasi yang dapat
mempermudah masyarakat dalam pembayaran pajak. Moderniasasi didalam
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan data yang diperoleh oleh
peneliti, kini jumlah wajib pajak pada tahun 2015 ini yang ada di KPP Pratama
Tanjung Karang berdasarkan tujuh (7) wilayah tugasnya berjumlah :
Tabel 2
Wilayah Kerja dan Jumlah Wajib Pajak
N O WILAYAH KERJA JUMLAH WP
1 Kec. Tanjung Karang Barat 13.224
2 Kec. Tanjung Karang Timur 13.270
3 Kec. Tanjung Karang Pusat 9.410
Sumber: Diolah oleh peneliti 2015
Dan untuk jumlah W ajib Pajak Online dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015
berjumlah 3.597 hal ini tentu masih sangat jauh dari jumlah angka Wajib Pajak
yang ada di wilayah kerja KPP Pratama Tanjung Karang. Berdasarkan dengan
hasil pra-riset yang lakukan peneliti pada 4 februari 2015 di kantor lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak Bengkulu dan Lampung serta di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama berkaitan dengan guna terciptanya pelayanan yang efesien
dan efektif ternyata masih saja para wajib pajak lebih suka kekantor pajak dan
melakukan transaksi secara manual.
Sebagian para wajib pajak pun belum mengetahui tentang adanya sistem
administrasi perpajakan secara online. Ternyata walaupun telah lama melakukan
reformasi didalam pelayanannya dan telah melakukan sebuah transformasi
didalam sistem administrasi perpajakan dengan bukti dilapangan membuktikan
bahwa ini dirasa tidak sesuai dengan cita – cita Direktorat Pajak yang sangat
terlihat dimulai dari kondisi dan awal permasalahannya, bahwa adminsitrasi
perpajakan yang kaku dan kurangnya kepatuhan para wajib pajak mengakibatkan
kondisi ini yang ingin mewujudkan sebuah sistem administrasi perpajakan yang
baru dengan menggunakan teknologi dan infromasi terkini , dengan harapan akan
mampu memberikan jawaban menyeluruh terhadap masalah administrasi
perpajakan yang ada.
Pengaruh dari reformasi sistem administrasi perpajakan, mencakup aspek struktur
organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, maupun budaya organisasi,
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Dalam implementasi dan pengembangan
e-government seperti yang kita ketahui bahwa, pada hakikatnya adalah menawarkan
sistem pelayanan publik yang bisa diakses sesuai dengan jam pelayanan, kapan
pun dan dimanapun pengguna berada. Hal ini juga memungkinkan pelayanan
publik tidak dilakukan secara face – to-face sehingga pelayanan menjadi lebih
efisien. Faktanya sangat berbeda jauh dengan kondisi dilapangan.
Dengan adanya permasalahan diatas hal inilah yang menjadikan peniliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan E-Government dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Tanjung Karang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang permasalahan diatas maka rumusan
masalah peneliti adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan E-government dalam bidang administrasi
2. Faktor – faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung yang
dihadapi oleh KPP Pratama Tanjung karang dalam mengimplementasikan
e-government dalam bidang administrasi perpajakan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan diatas maka dalam hal ini yang menjadi tujuan penelitian
adalah :
1. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan penerapan e-government dalam
bidang administrasi perpajakan yang telah dilaksanakan dilingkungan
pajak KPP Pratama Tanjung Karang.
2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor penghambat serta pendukung dalam
penerapan e-government khususnya dalam bidang administrasi perpajakan
di KPP Pratama Tanjung Karang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini,yakni:
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan bagi Ilmu Administrasi Negara khususnya dalam bidang
sistem informasi manejemen dan administrasi perpajakan.
b. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi
instansi yaitu Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kantor Wilayah Bengkulu
dan Lampung serta Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanjung
Karang dan pihak - pihak terkait dalam hal pengembangan e-government
c. Secara Akdemis
Penelitian ini diharapkan sebagai ajaran dalam memperkaya ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu sosial dan ilmu politik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. E-Government
1 . Pengertian E-government
Menurut Janet Caldow (2001) mendefinisikan E-Government bukanlah sebuah
perubahan secara fundamental yang berjangka pendek pada pemerintahan dan
kepemerintahan dan bukan pula sebagai awal dari permulaan era industriliasi.
Artinya adalah bahwa e-government merupakan sebuah modernisasi pemanfaatan
teknologi yang secara garis bukan sebuah perubahan yang sangat mendasar
didalam sebuah tata pemerintahan yang dipastikan akan berjalan dalam jangka
panjang dan bukan pula membuktikan bahwa ini merupakan awal dari sebuah
proses pertumbuhan dan perubahan sosial.
The World Bank Group (2006), mendefinisikan bahwa e-government adalah
penggunaan teknologi informasi oleh badan badan pemerintah, seperti : Wide
Area Network, Internet, dan Mobile Computing, yang mempunyai kemampuan
untuk merubah hubungan dengan warga negara, pelaku bisnis,dan badan
pemerintah lainnya. (The World Bank Group, “A Definition of E-Government”,
http://www1.worldbank.org/publicsector/egov/definition.htm, [online])(diakses
Menurut UNDP definisi e-Government sebagai berikut:
“E-Government is the application of Information and Tecnology Communication
(ICT) by government agencies” (e-Government adalah aplikasi teknologi
informasi dan komunikasi dari agen pemerintah) ( Indrajit, 2004).
Dan pemerintah pun dalam Inpres No.3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan
strategi nasional pengembangan e-government menjelaskan bahwa pengembangan
e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan
kepemerintahan yang berbasis elektronik, dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government
dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja dilingkungan pemerintah
dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Inpres ini
menginstruksikan agar tiapinstansi pemerintah melakukan perumusan
strategi/action plan untuk lingkungan instansinya masing-masing.
Menurut Kepmen PAN & RB No.11 Tahun 2011, tentang kriteria dan ukuran
keberhasilan reformasi birokrasi, salah satukriteria keberhasilan reformasi
birokrasi adalahadanya pengembangan e-government pada masing - masing
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Didalam hal ini e-goverment yang
diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bertujuan :
a. Menyediakan acuan bagi pengembangan dan pemanfaatan TIK di
lingkungan pemerintah.
b. Memberikan dorongan bagi peningkatan TIK di lingkungan pemerintah
c. Melihat peta kondisi pemanfaatan TIK dilingkungan pemerintah secara
nasional.
Definisi e-government telah dirumuskan oleh berbagai lembaga dan para ahli yang
masing masing memiliki perbedaan karena latarbelakang dan tujuan perumusan
yang berbeda. Secara sederhana e-government dapat kita dipahami bersama,yaitu
sebagai upaya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Teknologi informasi berperan
merupakan sebagai alat dalam mendorong efisiensi dan efektifitas pelayanan
publik. Tidak hanya dari para ahli luar dan dalam negeri atau lembaga di
Indonesia saja yang memiliki pengertian atau definisi tentang apa itu
e-government. Di berbagai negara definisi e-government banyak berkembang.
Beberapa negara mendefinisikannya secara berbeda - beda dan beragam seperti
halnya sebagai berikut:
- U.S telah mendifinisikan bahwa E-Government lebih kepada penyampaian
informasi dan pelayanan online melalui media digital .
- Italy mendefisinikan bahwa e-goverment dipandang sebagai sebuah
modernisasi pada proses administrasi dengan menggunakan berbagai aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communica-ion
Technology -ICT). ( Indrajit,2002)
Dan menurut peneliti e – government merupakan sebuah sistem layanan didalam
penyampaian informasi kepada publik dengan memanfaatkan teknologi informasi
2. Tahapan – Tahapan E-Government
Terdapat pula pengertian yang didasarkan pada tingkatan atau tahapan dalam
pengembangan aplikasi E-Government. Agarwal membagi pengertian
E-Government ke dalam lima tingkatan berdasarkan tahapan, yang semakin tinggi
tingkatannya, semakin kompleks permasalahan yang akan dihadapi.
1. Tingkatan yang paling awal adalah E-Government dapat pula untuk
menunjukkan wajah pemerintah yang baik dan menyembunyikan
kompleksitasnya. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai website yang
menarik pada hampir semua institusi pemerintah. Pada dasarnya,
E-Government pada tingkat awal ini masih bersifat menginformasikan tentang
apa dan siapa yang berada di dalam institusi tersebut. Dengan kata lain,
informasi yang diberikan kepada masyarakat luas, masih bersifat satu arah.
Kondisi E-Government yang masih berada pada tahap awal ini belum bisa
digunakan untuk membentuk suatu pemerintahan dengan Good
Governance.
2. Tingkatan Keduadari E-Government, yang ditandai dengan adanya
transaksi dan interaksi secara online antar institusi pemerintah dengan
masyarakat. Dan dengan kata lain komunikasi dua arah antara pemerintah
dan masyarakat sudah terjalin secara online.
3. Tingkatan ketiga dari E-Government, memerlukan sebuah kerja sama
(kolaborasi) secara online antar institusi pemerintah dan masyarakat
4. Tingkatan keempat dari E-Government bukan lagi hanya memerlukan
kerja sama antar institusi dengan masyarakat atau publik, tetapi
mengumpulkan cukup sekali saja informasi mengenai masyarakatnya dan
memasukkannya didalam database sehingga tersimpan secara otomatis.
5. Level kelima, pada level ini pemerintah telah memberikan dan
menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan sehingga masyarakat
atau publik seperti raja yang dilayani oleh pemerintah.
Ada banyak penjelesan mengenai tahapan–tahapan pengembangan e-government
banyak pakar yang menunjukkan rumusan yang berlainan dan berbeda. Salah
satunya tahap-tahap e-government dari ASPA (American Society for Public
Administration) sebagai berikut:
1. Emerging: tahap di mana pemerintah hanya menampilkan website sebagai
sumber informasi alternative.
2. Enhanced: sudah ada peningkatan dalam informasi yang ditampilkan
sehingga website menjadi lebih dinamis.
3. Interactive: ada fasilitas untuk mengunduh (men-download) formulir,
interaksi melalui e-mail, dan menyediakan fitur bagi pengguna (user)
untuk berinteraksi.
4. Transactional: pengguna dapat berinteraksi secara on line melalui fasilitas
online payment.
5. Seamless :integrasi penuh layanan publik secara online.
Dan dari berbagai definisi tersebut telah dapat disimpulkan bahwa E-Government
adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan
berkenaan dengan pemerintahan melalui sebuah media aplikasi untuk mengukur
kinerja para pegawai dan keberhasilan dari reformasi birokrasi secara nasional.
3. Model E-Government
Didalam penerapannya e-government memiliki model yang dinilai stretegis ketika
hendak diterapkan menurut Richardus Eko (2004) ada empat model relasi
penyampaian e-government kepada publik yang berkembang yaitu:
1. Government-to-Citizenatau Government-to-Citizen (G2C)
Yaitu dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai teknologi
informasi dengan tujuan utama memperbaiki hubungannya dengan
masyrakat/publik. Atau dengan kata lain penyampaian layanan publik dan
informasi satu arah oleh pemerintah ke masyarakat.
2. Government-to-Business (G2B)
Merupakan kegiatan transaksi elektronik dimana pemerintahan
menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan bagai kalangan bisnis
untuk berinteraksi dengan pemerintah hal ini bisa informasi yang tertera
didalam sebuah website yang dimiliki oleh pemerintah dan kalangan
bisnisnya.
3. Government-to-Government (G2G)
Memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi secara online antar
departemen pemerintahan melalui basis data yang terintergrasi misal
hubungan administrasi antara kantor-kantor pemerintah setempat dengan
sejumlah kedutaan-kedutaanbesar atau konsulat jenderal untuk membantu
penyediaan data dan informasi akurat yang dibutuhkan oleh para warga
4. Government to Employees
Aplikasi e-government yang juga diperuntukkan untuk meningkatkan
kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau kasryawan
pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan
masyrakat atau publik misal : Sistem pengembangan karir pegawai
pemerintah yang selain bertujuan untuk meyakinkan adanyaperbaikan
kualitas sumber daya manusia, diperlukan juga sebagai penunjang proses
mutasi, rotasi, demosi, dan promosi seluruh karyawan pemerintahan.
Dengan adanya model relasi penyampaian e-government yang telah berkembang
dimasyarakat, ini membuktikan bahwa ternyata e-government itu sendiri telah
berkontribusi didalam peningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaraan
pemerintahan dalam sebuah negara. Berikut gambar model relasi e-government
4. Manfaat E-Government
Rahardjo (2001) menjelaskan bahwa manfaat - manfaat dari diterapkannya
e-government sebagai berikut:
1. Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat
disediakan 24 jam tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat
dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pelayanan
dan tanpa betemu secara face to face .
2. Adanya peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan
masyarakat umum (public) sehingga adanya keterbukaan (transparancy) maka
diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik.
3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan
adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat
mengakses serta ditampilkan secara online.
4. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi
pemerintahan dapat dilakukan melalui email atau bahkan video conferencing.
Indrajit (2004) menjelaskan pula bahwa ada beberapa manfaat yang akan diperoleh
suatu negara yang telah mengimplementasikan e-government didalam sebuah tata
pemerintahannya atau didalam perosesnya melayani masyarakat yang diantaranya:
a. Memperbarui kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya
(masyarakat, kalangan bisnis dan industri) khususnya dalam hal kinerja
efektifitas dan efisiensi diberbagai bidang kehidupan bernegara
b. Lebih meningkatkan transparansi kontrol dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good
c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi
yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-nya untuk keperluan
aktifitas sehari-hari
d. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang
berkepentingan
e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat yang dapat secara tepat dan
cepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan
berbagai perubahan global dan trend yang ada
f. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra
pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara
merata dan demokratis.
Bila dilihat dari berbagai manfaat-manfaat yang diberikan dalam
mengimplementasikan e-government dapat disimpulkan bahwa ketepatan
e-government yang dilakukan oleh suatu negara akan sangat berpengaruh dengan
masyarakat, terutama pada kualitas kehidupan masyarakat dinegara tersebut.
5. Visi E-Government
Visi e-government pada dasarnya berlandaskan pada empat (4) prinsip dasar
menurut Indarjit (2006) yang meliputi:
1. Fokuslah pada perbaikan pelayanan pemerintah kepadamasyarakat.
Karena begitu banyaknya jenis pelayanan yang diberikan pemerintah
kepada masyarakatnya, maka harus dipikirkan pelayanan mana saja yang
2. Bangunlah sebuah lingkungan yang kompetitif. Yang dimaksu dengan
lingkungan yang kompetitif di sini adalah bahwa misi untuk melayani
masyarakat tidak hanya diserahkan, dibebani, atau menjadi hak dan
tanggung jawab institusi publik (pemerintah)semata, tetapi sektor swasta
dan non-komersial diberikan pula kesempatan untukmelakukannya.
3. Pemberian penghargaan pada inovasi, dan berilah ruang kesempatanbagi
kesalahan.Artinya pemberian insentif terhadap bagi mereka yang
melaksanakan tugasnya sesuai dengan standarisasi yang ada dan walaupun
e-government merupakan sebuah teknologi digital namun tak luput pula
dari kesalahan bagi pihak-pihak tertentu yang bersangkutan.
4. menekankan pada pencapaian efisiensi. Pemberian pelayanan
denganmemanfaatkan teknologi digital atau internet tidak selamanya
harus menjadi jalur alternative efisiensi juga dapat dinilai dengan
besarnya manfaat dan pendapatantambahan yang diperoleh pemerintah
dari penerapan e – government.
B . Penerapan E-Government
Penyelenggaraan E-Government merupakan suatu bentuk dari pembaharuan
sistem tata didalam pemerintahan. Sebuah sistem guna mengontrol interaksi dan
akses pembeharuan infromasi antar pemerintah dengan masyrakat dan sebaliknya
yaitu masyrakat dengan pemerintah . Dimana kebutuhan yang sangat penting
untuk memenuhi informasi secara terpadu, cepat, lengkap dan akurat merupakan
suatu hal yang sangat diinginkan oleh masyarakat . Pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi pada pemerintah tidak hanya diharapkan mampu
masyarakat tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan keterbukaan terhadap
publik. Pemerintah telah melaksanakan proses transformasi menuju
e-Government. Melalui proses tranformasi tersebut, pemerintah
mengoptimalisasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk
menghindari sekat-sekat organisasi birokrasi, serta membentuk jaringan sistem
manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah
bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses kesemua informasi dan
layanan publik yang disediakan oleh pemerintah. Dengan demikian seluruh
lembaga-lembaga negara, masyarakat, dunia usaha dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan
pemerintah secara optimal. Ruang lingkup dari diterapkan e-Government
meliputi:
1. Pembangunan teknologi berbasis internet/intranet guna menambah akses
untuk memberikan pelayanan jasa dari pemerintah kepada masyarakat.
2. Keterhubungan secara elektronik antara pemerintah dengan masyarkatnya
sehingga masyarkat bisa mengakses berbagai informasi atau memperoleh
pelayanan dari pemrintah, keterhubungan elektronik di lingkungan internal
maupun eksternal untuk berbagai aplikasi. ( INPRES No. 3 Tahun 2003 )
Penerapan e-Government di setiap lembaga pemerintah mengacu kepada
pentahapan pengembangan e-government secara nasional, yang disesuaikan
dengan kondisi yang ada disetiap lembaga pemerintah. DiIndonesia kini telah
diperkenalkan hal tersebut, melalui sebuah Instruksi Presiden No. 6/2001 tgl. 24
April 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang
untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. Lebih
jauh lagi, electronic government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda
di kantor-kantor pemerintahan. Administrasi publik adalah salah satu area dimana
internet dapat digunakan untuk menyediakan akses bagi semua masyarakat yang
berupa pelayanan yang mendasar dan menjadikan pelayanan lebih simpel didalam
hubungan antar masyarakat dan pemerintah.
E-government didalam penerapannya dapat lebih memudahkan penataan sistem
manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dan pemerintah daerah
otonom dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi informasi
komunikasi. Untuk implementasi e-government, pemerintah telah mengeluarkan
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan.Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government dituangkan melalui InPres No. 3 Tahun 2003, pada
tanggal 9 Juni 2003. Adapun beberapa sasaran didalam pengembangan dan
penerapan e-Governmentyang meliputi :
Tabel.3
Sasaran Penerapan dan Pengembangan E-Government
NO E-GOVERNMENT
1 Sistem Pembentukan Jaringan Informasi serta koneksivitas
Transaksi Elektronik
2 Standarisasi Penggunaan Sistem Aplikasi
3 Sumber DayaManusia
Kualitas sumber daya manusia dalam mengoprasionalkan system dan dalam melayani masyarakat
4 Sosialisasi Publikasi kepada masyarakat terhadap sistem pajak online
5 Sarana dan Prasarana
Penggunaan Infrastruktur TIK dan Penggunaan Internet
Bappenas menjelaskan bahwa ada beberapa hal penting didalam penerapan
e-government, terutama dalam hal sasaran. Sasaran dari penerapan e-government
a. Penerapan Sistem artinya bahwa pembentukan jaringan informasi dan
transaksi pelayanan publik yang berkualitas dan lebih terjangkau.
b. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk
meningkatkan dan memperkuat kemampuan perekonomian menghadapi
perubahan dan persaingan perdagangan internasional.
c. Pembentukan mekanisme komunikasi antar lembaga pemerintah serta
penyediaan fasilitas bagi partisipasi masyarakat dalam proses
kepemerintahan.
d. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan
danefisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga.
(http://perpustakaan.bappenas.go.id/ diakses tanggal 3 maret 2015)
C .Pajak
1. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.
(http://www.pajak.go.id/content/belajar-pajakdiakses tanggal 23 februari 2015)
Menurut Djajadiningrat (2008) mendefinisikan pajak adalah sebuah kewajiban
menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu
keadaan,kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu tetapi
bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta
dapat dipaksakan tetapi ada timbal balik secara langsung untuk memelihara
Adapun menurut Soeparman (Ismono Hadi 2007) menjelaskan bahwa pajak
adalah iuran wajib,berupa uang atau barang, yang dipungut oleh pengusaha
berdasarkan norma-norma hukum,guna menutupi biaya produksi barang-barang
dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Pendapat lainnya menurut Hanafi (Ismono Hadi 2007) berpendapat bahwa pajak
pun dapat diartikan pula sebagai iuran rakyat kepada negara berdasrkan
undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung yang hasilnya
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan negara. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan definisinya,
ciri-ciri pajak antara lain:
1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
2. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang
dapat ditunjukkan secara langsung
3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin
maupun pembangunan
4. Pemungutan pajak dapat dipaksakan
5. Berfungsi mengisi anggaran (budgeter) dan sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijakan Negara dalam bidang ekonomi dan sosial
Dari beberapa pengertian pajak dari para ahli diatas bahwa dapat disimpulkan
pajak merupakan sebuah kewajiban yang dilakukan oleh wajib pajak kepada
negara dalam rangka kesejahteraan umum dan kepatuhan terhadap undang –
undang yang berlaku yang sifatnya memaksa.
2. Fungsi pajak
Dapat diketahui bahwa pajak memiliki berbagai macam fungsi, menurut Ismono
Hadi (2007) menjelaskan beberapa fungsi pajak yang diantaranya :
a. Fungsi Budgeter
Digunakan sebagai sumber utama penerimaan negara yang akan
digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan dan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan negara.
b. Fungsi Reguler
Sebagai pengontrol atau pengatur perekonomian guna menuju
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, cepat, mengadakan distribusi
pendapatan serta stabilitas ekonomi.
c. Fungsi Sosial
Pemerataan pendapatan dan hak milik seseorang diakaui dalam fungsi dan
pemanfaatannya yang tidak boleh bertentangan dengan kepentingan
masyarakat atau bisa dikatakan bahwa besarnya pemungutan pajak harus
dapat disesuaikan dengan kekayaan sesorang.
3. Jenis – Jenis Pajak
Ada penggolongan pajak berdasarkan lembaga pemungutannya di Indonesia yang
adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini
sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Kementerian keuangan.
Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Segala
pengadministrasian yang berkaitan dengan pajak pusat, akan dilaksanakan di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta di
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Untuk pengadministrasian yang
berhubungan dengan pajak derah, akan dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan
Daerah atau Kantor Pajak Daerah atau Kantor sejenisnya yang dibawahi oleh
Pemerintah Daerah setempat.
Pajak-pajak pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi:
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 yang merupakan dasar hukum pajak
penghasilan secara umum menjelaskan PPh adalah pajak yang dikenakan
kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan
adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak baik yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan
demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji,
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 menjelaskan secara umum bahwa
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (dalam wilayah Indonesia). Orang
Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN.Pada dasarnya, setiap barang dan
jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain
oleh Undang-undang PPN.
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
UU No. 18 tahun 2000 menjelaskan bahwa selain pajak pertambahan nilai
undang - undang ini juga menjelaskan tentang dasar hukum pajak penjualan
atas barang mewah .Selain dikenakan PPN, atas pengkonsumsian Barang
Kena Pajak tertentu yang tergolong mewah, juga dikenakan PPnBM. Yang
dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah:
a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau
b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi, atau
d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat,
4. Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen,
seperti surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat
berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah
tertentu sesuai dengan ketentuan. Hal itu pun sesuai dengan dasar hukum
yang tertera didalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985
Dan berikut adalah pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik
Provinsi maupun Kabupaten/ Kota Berdasarkan Undang-Undang No.34 Tahun
2000 adalah sebagai berikut:
Pajak Propinsi, meliputi:
1. Pajak Kendaraan Bermotor;
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;
4. Pajak Air Permukaan;
5. Pajak Rokok.
Pajak Kabupaten/Kota, meliputi:
6. Pajak Hotel;
7. Pajak Restoran;
8. Pajak Hiburan;
9. Pajak Reklame;
10.Pajak Penerangan Jalan;
11.Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
12.Pajak Parkir;
14.Pajak sarang Burung Walet;
15.Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan;
16.BeaPerolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan.
(http://www.pajak.go.id , diakses tanggal 23 februari 2015)
4. Manfaat Pajak
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara.Tanpa pajak, sebagian besar
kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan.Berikut adalah manfaat dari
pajak,sebagai berikut :
1. Sebagai pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh
lapisan masyarakat. Mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia,
menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya
dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.
2. Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat
dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri.
3. Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan
dan modal.Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak
juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang
mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat
yang kemampuannya lebih rendah.
D.Administrasi Perpajakan
1. Pengertian Administrasi Perpajakan
Menurut Lumbantoruan (1997) (Rapina, 2011) administrasi perpajakan ialah cara
administrasi perpajakan merupakan penata usahaan dan pelayanan atas hak-hak
dan kewajiban-kewajiban pembayar pajak, baik penata usahaan dan pelayanan
yang dilakukan dikantor pajak maupun di tempat wajib pajak. Dalam arti
luas,Gunadi (2006) menjelaskan, bahwa administrasi pajak diilihat sebagai suatu
fungsi, sistem dan lembaga :
1. Fungsi
Sebagai suatu fungsi, administrasi perpajakan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian perpajakan.
2. Sistem
Sebagai suatu sistem administrasi perpajakan merupakan seperangkat
unsur yaitu peraturan perundang - undangan, sarana dan prasarana, dan
wajib pajakyang saling berkaitan yang secara bersama - sama menjalankan
fungsi dan tugasnya untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Lembaga
Sedangkan sebagai sebuah lembaga, administrasi perpajakan merupakan
institusi yang mengelola sistem dan mengelola proses perpajakan yang
terwujud pada kantor pusat, wilayah, dan pelayanan kualitas dankuantitas
sumber daya manusia juga merupakan salah satu tolak ukur kinerja
administrasi pajak
Sedangkan menurut Menurut Lumbantoruan (1997), administrasi perpajakan
(TaxAdministration) ialah cara-cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan
pajak. Administrasi perpajakan pun memiliki peran yang penting, Liberti
merealisasikan seluruh peraturan perpajakan serta penerimaan negara yang sesuai
dengan amanat APBN.
Dari beberapa definisi dari berbagai ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
administrasi perpajakan merupakan sebuah kegiatan penatausahaan dan pelayanan
yang dilakukan dikantor pajak yang meliputi suatu sistem , organisasi atau
lembaga dan fungsi sesuai dengan perundang-undangan dalam merealisasikan
seluruh aturan perpajakan dan amanat APBN. Dalam menilai keberhasilan
penerimaan pajak, perlu diingat ada beberapa sasaran administrasi perpajakan,
seperti:
1. Meningkatkan kepatuhan para pembayar pajak, dan
2. Melaksanakan ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan
penerimaan maksimal dengan biaya yang optimal.
2. Kegunaan Administrasi Perpajakan
Dengan terlaksananya dan tersedianya administrasi perpajakan yang baik , akurat,
dan benar maka akan terealisasikan sebuah manfaat bagi organisasi tersebut
Liberti Pandiangan (2013) yang diantaranya adalah:
- Dapat menjalankan kewajiban perpajakan dengan mudah,baik dan benar
sesuai dengan perundang - undangan
- Dapat dengan mudah mengajukan serta memperoleh hak perpajakan
- Efektif dan efesien dalam pengelolaan pajak
3. Tujuan Administrasi Perpajakan
Liberty Pandiangan (2013) mengatakan bahwa guna tercapainya administrasi
perpajakan yang efesien, efektif dan produktif serta optimal didalam bidang
perpajakan maka administrasi perpajakan memiliki tujuan dalam rangka sebagai
berikut :
- Tersedianya dokumen terkait perpajakan.
- Tersedianya data dan informasi mengenai perpajakan.
- Sebagai saran untuk menciptakan dan menjalin kerja sama antar unit
organisasi.
- Melakukan pembimbingan, pengelolaan, dan pengawasan terutama dalam
hal pajak.
- Pengambilan keputusan atau kebijakan yang menyangkut pajak.
4.Unsur – Unsur Administrasi Perpajakan
Dilihat dari kegiatannya menurut Liberty Pandiangan (2013) terdapat tujuh (7)
unsur pokok yang terdapat didalam administrasi perpajakan yang menyangkut
sebagai berikut:
1. Kelola Pajak;
2. Keuangan Pajak;
3. Informasi dan Komunikasi Perpajakan;
4. Peraturan Pajak;
5. Dokumen Pendukung Perpajakan;
6. Organisasi Perpajakan;
5.Administrasi Perpajakan Indonesia
Administrasi tidak pernah terlepas dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh wajib
pajak. Liberty Pandiangan (2013) mengatakan bahwa administrasi perpajakan di
Indonesia menyangkut beberapa kegiatan yang diantaranya :
1. Keberadaan WP dan PKP
2. Pendaftaran WP dan PKP
3. Perubahan data,pindah dan pengukuhan PKP
4. Pembukuan dan pencatatan
5. Laporan keuangan fiskal
6. Penghitungan pajak
7. Pemeriksaan pajak
8. Penagihan Pajak
9. Pelaporan Pajak
10.Pemotongan dan pemungutan Pajak
6. Sistem Administrasi Perpajakan
Sistem administrasi perpajakan modern merupakan pelaksanaan dari berbagai
program dan kegiatan yang ditetapkan dalam reformasi administrasi perpajakan
jangka menengah. Dapat dikatakan bahwa penerapan sistem administrasi
perpajakan modern adalah penerapan sistem administrasi perpajakan yang
mengalami penyempurnaan atau perbaikan kinerjanya, baik secara individu,
kelompok, maupun kelembagaan. Penerapan sistem ini diharapkan agar lebih
efisien, ekonomis dan cepat yang merupakan perwujudan dari program dan
prioritas reformasiperpajakan yang digulirkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sejak
tahun 2001 (Rahayu dan Lingga, 2009).
Sebagai suatu sistem, administrasi perpajakan merupakan seperangkat unsur yaitu
peraturan perundang-undangan, sarana dan prasarana, dan wajib pajak yang saling
berkaitan yang secara bersama-sama menjalankan fungsi dan tugasnya untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sebagai lembaga, administrasi perpajakan
merupakan institusi yang mengelola sistem dan mengelola proses perpajakan yang
terwujud pada kantor pusat, wilayah, dan pelayanan kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia juga merupakan salah satu tolak ukur kinerja administrasi pajak.
Administrasi perpajakan harus sebagai service point yang memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat sekaligus pusat informasi perpajakan. Pembaruan
sistem perpajakan harus disusun dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi
instrumen yang mampu bekerja secara efektif dan efisien. Menurut Gunadi
(2006), administrasi perpajakan dikatakan efektif apabila mampu mengatasi
masalah-masalah berikut :
4. Wajib pajak yang tidak terdaftar (Unregistered taxpayers) Artinya sejauh
mana administrasi pajak mampu mendeteksi dan mengambil tindakan
terhadap anggota masyarakat yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak
walau seharusnya yang bersangkutan sudah memenuhi ketentuan untuk
menjadi Wajib Pajak.
5. Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau
stopfiling taxpayer Menyikapi Wajib Pajak yang sudah terdaftar tetapi
tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), atau disebut juga stop
mengetahui sebab-sebab tidak disampaikannya Surat Pemberitahuan (SPT)
tersebut. Kendala yang mungkin dihadapi adalah terbatasnya jumlah
tenaga pemeriksa.
6. Penyelundup pajak atau tax evaders
Penyelundup pajak (tax evaders) yaitu Wajib Pajak yang melaporkan
pajak lebih kecil dari yang seharusnya menurut ketentuan
perundang-undangan. Keberhasilan sistem self assessment yang memberi kepercayaan
sepenuhnya kepada Wajib Pajak untuk memperhitungkan, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang, sangat tergantung dari kejujuran
Wajib Pajak. Tidak mudah untuk mengetahui apakah Wajib Pajak
melakukan penyelundupan pajak atau tidak. Dukungan adanya bank data
tentang Wajib Pajak dan seluruh aktivitas usahanya sangat diperlukan.
7. Penunggak pajak atau delinquent taxpayers
Dari tahun ke tahun tunggakan pajak jumlahnya semakin besar.
Upayapencairan tunggakan pajak dilakukan melalui pelaksanaan tindakan
penagihan secara intensif.
Sistem perpajakan suatu negara terdiri atas tiga unsur, yaitu Tax Policy,Tax Law
dan Tax Administration. Sistem perpajakan dapat disebut sebagai suatau metode
atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh Wajib Pajak dapat
mengalir ke kas negara. Menurut Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton (2007)
yang dikutip dalam Ismono Hadi (2007) menjelaskan bahwa sistem pemungutan
a. Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh seseorang.
b. Semi Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada fiskus dan Wajib Pajak untuk
menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang.
c. Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang
pajak.
d. Witholding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong / memungut besarnya
pajak yang terutang.
g. Model Administrasi Perpajakan Elektronik
Perkembangan teknologi yang pesat memang sangat dirasakan dalam empat
dekade ini. Hal ini tentu sangat mempengaruhi baik pengelolaan administrasi baik
administrasi pemerintahan atau administrasi bisnis. Pemanfataan teknologi dan
infromasi dalam sistem admnistrasi yang berkembang diindonesia terutama
didalam administrasi perpajakan telah mampu mengakomodir didalam
pengelolaan pajak bila dulu administrasi dilakukan secara manual kini semua
dilakukan secara online dengan melalui media elektronik yang terkini dan tidak
banyak membutuhkan banyak waktu untuk menunggunya. Dalam mewujudkan
sistem administrasi perpajakan yang modern, pemerintah menyediakan layanan