• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KAMPANYE HITAM MELALUI MEDIA MASSA TERHADAP PILIHAN PEMILIH PEMULA PADA PILPRES 2014 (Studi Pada Dusun Purworejo Dan Srirejo Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KAMPANYE HITAM MELALUI MEDIA MASSA TERHADAP PILIHAN PEMILIH PEMULA PADA PILPRES 2014 (Studi Pada Dusun Purworejo Dan Srirejo Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KAMPANYE HITAM MELALUI MEDIA MASSA TERHADAP PILIHAN PEMILIH PEMULA PADA PILPRES 2014

(Studi Pada Dusun Purworejo Dan Srirejo Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar)

Oleh

LILIAN OKTAVIANI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kampanye hitam melalui media massa terhadap pilihan pemilih pemula pada pilpres 2014. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menguji teori behavioral sociology, dimana teori ini mencoba menerangkan bahwa kejadian yang terjadi akibat dari tingkah laku aktor mempengaruhi tingkah laku aktor lainnya dimasa yang akan datang. Penelitian dilakukan pada pemilih pemula dusun Purworejo dan dusun Srirejo Desa Brani Raya. Tipe penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian adalah 92 responden. Teknik analisa dilakukan dengan uji analisa regresi sederhana melalui program statistika SPSS. Berdasarkan hasil penelitian dan kuesioner yang telah dibagikan pada responden maka didapat bahwa terdapat pengaruh antara kampanye hitam melalui media massa terhadap pilihan pemilih pemula. Artinya Semakin meningkat intensitas kegiatan atau pemberitaan yang dilakukan berulang-ulang maka akan mempengaruhi pilihan pemilih pemula. Sehingga berubahnya pilihan pemilih pemula disebabkan oleh kegiatan kampanye hitam melalui media massa. Dan kampanye hitam melalui media massa terhadap pilihan pemilih pemula mempunyai hubungan yang memiliki searah.

(2)

THE EFFECT OF THE BLACK CAMPAIGN THROUGH MASS MEDIA ON THE CHOICE OF THE BEGINNER VOTERS IN THE 2014

(Study in Dusun Purworejo Dan Srirejo Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar)

By

LILIAN OKTAVIANI

This study aims to determine the effect of the black campaign through mass media on the choice of the beginner voters in the 2014 presidential election. In addition, this study is also aimed to test the theory of behavioral sociology, where this theory tries to explain that the incident was caused by the behavior of actors that influence other actors in the future. This research was conducted on the beginner voters in countryside of Purworejo and Srirejo in the Brani Raya village. This type of research uses descriptive method with quantitative approach. The sample involved 92 respondents. Technical analysis is done by using normality test, cross tabulation test, correlation test and regression test through statistical SPSS program. Based on the results of research and questionnaires distributed to respondents, it is found that there is influence between black campaign through mass media to the choice of beginner voters. That is more increased intensity of activity or news that is done repeatedly it will affect the choice of beginner voters. So that the change caused by the choice of beginner voters black campaign activities through the mass media. And black campaign through mass media to the choice of beginner voters have a relationship that has a direction..

(3)

PENGARUH KAMPANYE HITAM MELALUI MEDIA MASSA TERHADAP PILIHAN PEMILIH PEMULA PADA PILPRES 2014

(Studi pada Dusun Purworejo dan Srirejo Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar)

Oleh

LILIAN OKTAVIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

Penulis bernama lengkap Lilian Oktaviani. Lahir di Bukit Kemuning, pada tanggal 17 Oktober 1993. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Bapak Erwandi dan Ibu Rosita wati. Penulis memiliki satu adik perempuan dan dua orang adik laki-laki.

Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis beralamat di Jalan Batu Raja no. 200 Lk IV RT/RW 004/005 Bukit Kemuning Lampung Utara. Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis :

1. Taman Kanak-kanak PGRI Bukit Kemuning Lampung Utara 1999

2. Sekolah Dasar Negeri 1 Bukit Kemuning Lam-Ut yang diselesaikan pada tahun 2005.

3. SMP Negeri 1Bukit Kemuning Lam-Ut yang diselesaikan pada tahun 2008.

4. SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Lam-Ut yang diselesaikan pada tahun 2011.

(8)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Ayah dan Ibu ku tercinta dan tersayang

Terimakasih

untuk semua do’a yang selalu dipanjatkan

Terimakasih telah memenuhi kebutuhan ku selama ini

Maaf telah membuat ayah dan ibu menunggu terlalu lama

Adik-adiku tersayang yang selalu membuatku tersenyum

Keluarga besarku yang selalu ada dalam keadaan apapun

Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu menemaniku selama

ini

Dan Almamaterku Tercinta

(9)

Moto

Allah membenci mereka yang berputus asa

Jika Ingin Menjadi Sesorang Yang Besar Dan

Dihormati Maka Jangan Pernah Mengecilkan

Orang Lain

(10)

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan berkahnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh kampanye hitam melalui media massa terhadap pilihan pemilih pemula pada pilpres 2014 (studi pada dusun Purworejo dan Srirejo Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar)”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi pada Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik Universitas lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, antara lain :

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H. sebagai dosen pembimbing utama yang selalu mendukung, membantu, dan sabar memberi masukan hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terimakasih ibu Anita.

(11)

6. Seluruh dosen, staff, dan karyawan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Lampung.

7. Bapak Maulana Kepala Desa Branti Raya yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di desa Branti Raya. 8. Pemilih pemula dusun purworejo dan srirejo yang telah membantu

mengisikan kuesioner, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

9. Ayah dan ibu yang selalu membuat aku semangat menyelesaikan skripsi

ini, untuk do‟a dan nasehatnya, untuk kerja keras dan usaha agar lian bisa

terus kuliah. Baru ini yang bisa lian persembahkan untuk ayah dan ibu,

do‟a kan lian selalu agar bisa membahagiakan ayah dan ibu selalu.

10.Semua keluarga besar yang selalu nyemangatin dan selalu ada dalam kondisi apapun.

11.Adik-adik ku tercinta, Selvia Rahma Aditya Febrian Muhammad Rizki, Terimakasih sudah menjadi adek nya ayuk, selalu buat ayuk ketawa lepas saat pulang, jagain ayah dan ibu dirumah selalu ya dek..

(12)

nemenin kemana-mana yang mau direpotin selalu, buru revisi segala yani jngan santai bnget. Fitriana Lestari yang selalu siap siaga ketika dibutuhkan yang sama sabar nya sama arum ngadepin aku cepet seminar cepet kompre biar gk jomblo trus *lohhh, Yenni Hernaini semangat ngerjain skripsi nya ada mamah yang nunggu dan Fahru Kurnia jangan menye-menye sihh jadi cwok macho dikit haha, Thank you so much guys. Jangan lupain aku yaa hahah *mulai deh baper. Cepet selesain skripsi nyaa yaa jangan malesan.

13.Untuk temen-temen yang selalu aku repotin tentang spss Fahri, Nora, Ica, Fatiah, Jeje, Siska. Dan temen yang selalu ngasih saran dan semangat Tika, annisa nurlaila.

14.Untuk Nora yang udah mau jadi pembahas aku yang dibela2in pertama kali nya makasihh nora , will juga makasih, dan ratna.

15.Untuk temen-temen sosiologi 2011 laiinya agung, agus r agus w, alfi, ali, andre, angga, anisa feb, annisa octa, anton, arif, ica, anas, chintiara, cindy, citra, david, deni, desi, aris, dina, dimas, dwi, elvita, eri, eva, faxi. Fetia, moran, gede, hengki, hesti, rama, imam, hafiz, dika, marlina, meiga, mirda, tata, monik, nanda, nova, pandi, partini, putu, ratna, suspa, nia, rizki, sartika, siska, siti, siti nurcahyani, tomi, uti, vinta, widya, wike, yoga, yosi, yudi yulica.

(13)

dengan aku selama lebih 1tahun ini sukses yaa kerja nya. Ika arthalia yang sibuk dengan skripsi nyaa semoga cepet selasai, Nyunyu, bang lukman, bang jev, Rio, Terimakasih untuk 40 hari nya, untuk pelajaran berharganya..

18.Untuk induk semang KKN Mbah Revan yang udah dianggap kaya mbah sndri, udah baik udah mau ngasih tempat tinggal dan kenangan yang manis disana.

19.Untuk Pak Lurah sidoluhur Puji Winarno beserta staf jajaran pihak desa dan warga Sidoluhur yang udah memberikan banyak pelajaran dan bantuan selama kami mengabdi, terimakasih.

20.Serta semua pihak yang gak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih.. Semoga kita bisa sukses bersama-sama dan senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, svaha.

Bandar Lampung, 29 Juni 2015 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

B. Tinjauan Black Campaign atau Kampanye Hitam ... ... 15

1. Pengertian Kampanye Hitam ... ... 15

2. Cara-cara Kampanye Hitam ... 17

C. Tinjauan Media Massa ... 18

D. Tinjauan Pemilih Pemula ... 19

E. Kerangka Teori... 21

1. Teori Behavioral Sociology... 21

2. Teori Kepentingan Sosial ... 22

3. Teori Kebiasaan atau Folkways ... 23

F. Kerangka Fikir……… ... 24

G. Hipotesis ... 26

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ... 27

B. Definisi Konseptual ... 27

C. Definisi Operasional... 28

D. Objek Penelitian... ... 29

E. Lokasi Penelitian ... 30

F. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi penelitian ... 30

2. Sampel penelitian ... 32

3. Teknik Pengambilan Sampel... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

H. Teknik Pengolahan Data ... 35

I. Teknik Analisa Data ... 36

(15)

K. Uji Instrumen ... 37

1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 44

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama ... 45

4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 46

D. Potensi Wilayah ... 47 A. Hasil dan pembahasan penelitian ... 54

1. Identitas Responden ... 54

a. Jenis Kelamin ... 54

b. Umur ... 55

c. Pendidikan ... 56

d. Pekerjaan ... 58

2. Pengaruh Kampanye Hitam Melalui Media Massa Terhadap Pilihan Pemilih Pemula ... 59

a. Deskriptif Penilaian Responden Terhadap Kampanye Hitam ... 59

b. Deskriptif Penilaian Kampanye Hitam Melalui Media massa ... 64

c. Deskriptif Penilaian Responden Terhadap Pilihan Pemilih Pemula ... 68

3. Tabulasi Silang ... 74

4. Uji Normalitas ... 77

5. Uji Koefesien Korelasi……… ... 78

6. Analisa Regresi Sederhana ... 80

7. Uji Anova ... 83

8. Uji Hipotesis ... 83

9. Uji Validits dan Uji Realibilitas ... 84

VI. KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan ... 86

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Daftar Operasional ... 29

2. Populasi Keseluruhan ... 31

3. Populasi dan Kriteria Yang Ditentukan ... 32

4. Pembagian Sampel Secara Terperinci ... 34

5. Distribusi Nama Kepala Desa dari Awal Terbentuk Hingga Saat ini ... 40

6. Distribusi Nama-nama Dusun di Desa Branti Raya ... 40

7. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

8. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 44

9. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 45

10.Distribusi Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 46

11.Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan Di Desa Branti Raya ... 48

12.Jumlah Sarana dana Prasarana tempat ibadah di Desa Branti Raya .... 49

13.Jumlah Sarana Pertanian di Desa Branti Raya ... 50

14.Distribusi Jumlah Pemilih Pemula Menurut Jenis Kelamin ... 55

15.Distribusi Jumlah Pemilih Pemula Menurut Umur ... 56

16.Jumlah Pemilih Pemula Berdasarkan Jenis Pendidikan Terakhir ... 57

17.Jumlah Pemilih Pemula Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 58

18.Penilaian Tentang Pengetahuan Kampanye Hitam ... 60

19.Penilaian Tentang bahwa kampanye hitam diartikan sebagai kampanye yang menyudutkan orang lain ... 61

20.Penilaian Terhadap Kampanye Hitam Merupakan Tindakan Kriminal ... 62

21.Penilaian Terhadap Besarnya Pengaruh Kampanye Hitam Terhadap Pemilihan Kandidat. ... 63

22.Penilaian Tentang Media yang Sering Digunakan untuk Kampanye ... 65

23.Penilaian Terhadap Besar Pengaruh Media Massa (televisi) dalam Membentuk Opini Baru Masyarakat Terhadap Kandidat ... 66

(17)

Umum ... 69

26.Penilaian Tentang Pemilih Pemula Sering Diasumsikan Sebagai Target Mudah Dipengaruhi ... 70

27.Penilaian Tentang Sosok Kandidat Yang akan diPilih ... 71

28.Penilaian Tentang Cara Mengetahui Kandidat Yang Akan Anda Pilih ... 72

29.Penilaian Tentang Menyikapi Berita Buruk Terhadap Kandidat ... 73

30.Interval Kampanye Hitam ... 75

31.Interval Pilihan Pemilih Pemula ... 75

32.Tabel silang ... 75

33.Interpretasi Korelasi ... 79

34.hubungan dan besaran pengaruh antara variabel independen dan dependent ... 79

35.Uji regresi linier ... 80

36.Uji Anova ... 83

(18)

DAFTAR GAMBAR

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah berakhirnya masa jabatan Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Republik Indonesia maka dimulai jugalah acara pesta demokrasi pemilihan umum untuk presiden yang akan datang, hal ini berarti menambah sejarah baru bagi demokrasi di Indonesia, yaitu sejarah dengan diadakannya pemilihan umum pada proses pemilihan presiden. Pemilihan umum pada dasarnya merupakan salah satu bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

Menurut Haris G. Warren (dalam Haryanto,1984:81) pemilihan umum merupakan kesempatan bagi warga negara untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah dan memutuskan apa yang mereka inginkan untuk dikerjakan pemerintah dan dalam membuat keputusan itu para warga negara menentukan apakah sebenarnya konsekuensi yang akan mereka dapatkan dari apa yang mereka putuskan. Dalam hal ini, pemilu merupakan salah satu sistem yang dapat dilihat melalui kompetisi, partisipasi dan jaminan hak-hak politik (Marijan, 2011:83).

(20)

dan DPRD dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kampanye yaitu kegiatan-kegiatan penyampaian visi misi dan program pada waktu tahapan kampanye pemilu. Kampanye dilakukan untuk menarik perhatian rakyat dengan cara mensosialisasikan tujuan dan harapan untuk pemerintahan selanjutnya.

Kampanye saat ini tidak lagi harus dilakukan di daerah-daerah dengan membawa spanduk atau dengan orasi-orasi menggunakan pengeras suara. Seiring dengan kemajuan teknologi dimanfaatkan para aktivis untuk berkampanye, sehingga tua muda dengan mudah dapat mengakses informasi dari berbagai media. Meskipun kampanye melibatkan pendukung dengan jumlah besar namun keterlibatan pemilik suara sebagian besar dilakukan melalui media massa. Melalui kampanye pada media menjembatani pesan actor politik kepada pemilik suara (www.kompasiana.com).

(21)

Fenomena kampanye yang dilakukan dimedia sosial sebenarnya telah dikenal sejak tahun 2009 lalu tetapi mengalami ketenaran pada pemilu yang diadakan pada pemilu tahun 2014 ini, hal ini terbukti terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden untuk kedua kalinya pada pemilu 2009. Pada pemilu yang dilakukan oleh beberapa calon presiden dan wapres melalui media massa ternyata efektif untuk mendapatkan dukungan suara dari rakyat. (Arif Budi, 2014).

Berdasarkan pemahaman arti kampanye pada paragrap sebelumnya, idealnya kampanye dilakukan dengan cara yang positif dan seharusnya ide-ide yang dilontarkan harusnya yang terbaik yang bisa dirumuskan, serta disampaikan sesuai dengan alam pikiran orang ;lain yang kita harapkan dukungannya. Oleh sebab itu, kesalahan jika kampanye dilakukan dengan cara-cara yang tidak simpatik, karena sasaran kampanye adalah merebut hati orang lain agar ia bersedia menerima dan mendukung calon atau partai yang ditawarkan (Cangara, 2011:223-224).

(22)

dan data yang nyata, kampanye abu-abu adalah kampanye yang menjelekkan pihak lawan namun data dan faktanya masih bau-abu, dan yang paling marak diperbincangkan khalayak saat ini adalah kampanye hitam.

Kampanye hitam adalah kampanye yang mengarah kepembunuhan karakter dan cenderung fitnah. Isinya fitnah, kebohongan dan tuduhan tanpa bukti. Berdasarkan peraturan kampanye Badan Pengawas Pemilu Nomor 6 Tahun 2014 Bab III Tentang Pelaksanaan kampanye Pasal 14 pada ayat 3 berisi “menghina

seseorang, agama. Suku, ras, golongan, calon dan/atau peserta pemilu lain”, maka

kampanye hitam termasuk melanggar aturan kampanye yang bersih. Kampanye jenis inilah yang bisa dijerat dengan tuduhan tidak pindana pemilu, maka dari KPU yang menerima laporan harus melakukan tindkan melapor kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu tentang sanksi (Abdullah, 2009:213).

Kampanye Hitam saat ini terdengar marak karena sering terlihat di layar-layar komputer atau smartphone maupun di berbagai media massa. Tahun 2014 ini seakan dunia politik digemparkan bahkan dimulai sejak sebelum kampanye pemilu dibuka, seakan dunia informasi dipenuhi dengan berita berbagai macam kampanye kedua kandidat dari tim Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta untuk tujuan agar memenangkan pemilu 2014 ini.

(23)

1. Kasus pada Jokowi yang menjadi korban kampanye hitam yaitu : situs jejaring sosial digegerekan oleh gambar dan pemberitaan bahwasannya Jokowi meninggal dunia.

2. Kasus pada Prabowo yaitu : keterlibatan bekas komandan jenderal kopassus itu dalam kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia pada tahun 1998. (Candra, 2014)

Pada kurun waktu kampanye 2014 ini, persaingan terlihat sekali diantara kedua calon kandidat pada pemilihan presiden 2014. Antara Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta bersaing untuk menyampaikan kelebihan masing-masing bahkan ada yang saling menjatuhkan satu sama lain untuk mengambil simpati pendukung.

Dari kampanye itu mereka saling mengumbar hal-hal negatif satu sama lain bahkan itu juga dilakukan bukan hanya tim sukses ataupun dari pihak kedua calon tetapi dari simpatisan mereka. Bahkan ada yang sengaja menjatuhkan kelompoknya sendiri, ini dilakukan sebagai strategi pengambilan simpati. Hal ini menimbulkan dampak terhadap penganut politik yang awam terlebih jika pemilih pemula.

(24)

mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-Undang Pemilu.

Pemilih pemula umumnya belum memiliki pengalaman politik yang cukup dan keterikatan terhadap partai politik tertentu yang kemudian membuka peluang yang sangat besar untuk dirangkul kandidat mana pun. Pemilih pemula juga dalam perilakunya rentan dipengaruhi dengan informasi yang mereka dapat dari lingkungannya baik lingkungan keluarga, pendidikan, masyarakat maupun dari sosial media.

Data KPU (Komisi Pemilihan Umum) menunjukkan, jumlah pemilih pemula 2014 yang berusia 17 sampai 20 tahun sekitar 14 juta jiwa, sedangkan yang berusia 20 sampai 30 tahun sekitar 45,6 juta jiwa (www.pemilu.com). Jika setiap saat calon pemilih terutama pemilih pemula disuguhi menu tentang ketidakbaikan satu sama lain calon, akibat gencarnya upaya saling menjatuhkan, maka dapat menyebabkan tidak ada yang nantinya dipilih atau malah merubah pilihannya. Kekhawatiran bertambahnya jumlah “golput” cukup beralasan.

(25)

para pemilih pemula adalah orang-orang yang pemikiran politiknya masih bisa dikatakan cenderung labil dalam menganilisis fenomena-fenomena politik.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melakukan wawancara pra-survei pada dua informan pemilih pemula dari masyarakat desa Branti Raya yang telah

mendapatkan hak pilih. Informan pertama berinisial “T”, saat ditanya tentang masalah kampanye hitam dan berpengaruh kah dengan pilihannya, informan menjawab:

“saya hanya tahu sekilas saja mbak tentang kampanye hitam, saya mendengar

pemberitaan tentang Jokowi yang menyebutkan bahwa Jokowi adalah orang Kristen dan Jokowi adalah boneka bagi Megawati, dari situ saya gk mau memilihnya mbak”.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa informan pertama terpengaruh oleh pemberitaan

kampanye hitam di media massa.Informan kedua berinisial “E”, saat ditanya

tentang kampanye hitam dan pengaruhnya terhadap pilihannya, informan menjawab:

“iya saya tau kampanye hitam, tapi gimana ya walaupun saya tau pemberitaan nya

saya tetep yakin buat milih pilihan saya yang pertama, karena ya dia suka

blusukan segala jadi saya suka cara kerjanya”.

Dapat ditarik kesimpulan dari jawaban informan kedua bahwa informan tidak terpengaruh. Hasil dari pra-surevi menunjukkan adanya pengaruh dan ada kemungkinan tidak berpengaruh dengan adanya kampanye hitam.

(26)

kampanye dan pemilih pemula umumnya memiliki jawaban yang heterogen dan sebagian besar terpelajar. Alasan yang kedua karena masyarakat khusunya pemilih pemula pasti mempunyai jawaban yang bervariasi dan cukup mewakili jawaban-jawaban dari seluruh pemilih pemula.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas rumusan masalah yang akan diteliti adalah : Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan kampanye hitam terhadap pilihan pemilih pemula pada pilpres 2014 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari adanya penelitian ini adalah : untuk menganalisis pengaruh kampanye hitam terhadap pilihan pemilih pemula pada pilpres 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Sebagai sumbangan pemikiran dan referensi bagi studi sosiologi politik.

2. Secara Praktis

(27)

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh kampanye hitam terhadap pilihan pemilih pemula pada pemilihan presiden 2014.

(28)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Kampanye

1. Pengertian Kampanye

Pada pemilihan umum tidak terlepas dari kegiatan kampanye. Kampanye dan pemilu bagai dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kampanye adalah sebuah tindakan doktrin bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan. Usaha kampanye bisa dilakukan perorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambil keputusan didalam suatu kelompok, kampanye juga bisa dilakukan guna untuk mempengaruhi, penghambatan, pembelokan pencapaian.

(29)

Sedangkan menurut Imawan (dalam Cangara, 2011:223) mengungkapnkan kampanye adalah upaya persuasive untuk mengajak orang lain yang belum sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang kita tawarkan, agar mereka berseia bergabung dan mendukungnya.

Sementara pengertian kampanye yang dikemukakan oleh Kotler dan Roberto (dalam Cangara, 2011:229) adalah sebagai berikut:

campaign is an organized effort conducted by one group (the change agent) which intends to persuade other (the target adopters), to accept, modify, or abandon certain ideas, attitudes, practices and behavior. (kampanye ialah sebuah upaya yang dikelola oleh satu kelompok, (agen perubahan) yang ditujukan untuk mempersuasi target sasaran agar bisa menrima memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu)”.

Merujuk pada definisi- definisi kampanye yang diungkapkan, maka setiap aktivis kampanye setidaknya harus mengandung 4 hal yakni:

a. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptkan efek atau dampak tertentu,

b. Jumlah khalayak sasaran yang besar,

c. Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan

d. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi.

(30)

2. Macam-macam Kampanye

Macam-macam kampanye banyak sekali jenisnya. Dilihat dari isinya dibagi menjadi 4 macam, yaitu :

a. Kampanye Positif

Kampanye positif adalah kampanye yang lebih cenderung mengenalkan calon pemimpin atau presiden secara pribadi, program kerja dan visi misinya. Bentuk kampanye ini bisa berupa slogan, baliho, iklan tv, dialog, wawancara ataupun debat. Kampanye inilah yang harus dilakukan oleh para calon. Kenyataannya baik calon, tim ataupun fan dari calon pemimpin sangat jarang membahas ini, justru yang lebih dilakukan adalah mengkampanyekan kekurangan lawan.

b. Kampanye Negatif

Kampanye negatif di pilpres 2014 ini sangat terasa. Kampanye negatif cenderung menyerang calon pemimpin secara pribadi, walaupun demikian, kampanye negativeini juga bisa menyerang program kerja dari visi misi lawan politiknya. Dalam islam kampanye politik ini disebut juga

(31)

namun di opinikan dengan cara negatif.Contoh kasus kampanye negatif yang ditujukan baik dijokowi atau prabowo :

Kampanye negatif ditujukan ke Prabowo :

1. Prabowo seorang duda, pandangan lawan politiknya kalau memimpin keluarga saja tidak bisa bagaimana memimpin negara.

2. Prabowo masih terkait orde baru karena istrinya anak Soeharto. 3. Prabowo adalah orang yang emosional.

4. Prabowo ingin mengatur agama lewat visi misinya.

Kampanye negatif ditujukan ke Jokowi :

1. Jk berkata negara bisa hancur jika dipimpin Jokowi. 2. Jokowi boneka Megawati

3. Jokowi Pro Asing

4. Jokowi tidak bisa pidato bahasa inggris. c. Kampanye Abu-abu

Kampanye Abu-abu adalah kampanye yang menjelekkan pihak lawan namun data dan faktanya masih abu-abu. Benar atau salahnya belum bisa dibuktikan. Cuma dikesankan bahwa pihak lawan politik adalah salah. Contohnya adalah sebagai berikut:

1. Prabowo diduga menculik dan melanggar HAM ditahun 1998. 2. Prabowo pindah kewarganegaraan Yordania.

(32)

4. Jokowi gagal memimpin Jakarta.

Perhatikan bahwa dalam kampanye abu-abu, antara kebenaran dan opini cenderung kuat opininya. Maka untuk perkara ini, belum bisa dibuktikan benar dan salahnya. Berbeda dengan kampanye negatif yang sudah sangat terlihat data dan faktanya dilapangan.

d. Kampanye Hitam

Kampanye hitam adalah kampanye yang mengarah ke pembunuhan karakter dan cenderung fitnah. Isinya fitnah, kebohongan dan tuduhan tanpa bukti. Kampanye jenis inilah yang bisa dijerat hukuman, minimal dapat sanksi dari KPU jika tim capres melakukan kampanye ini.

Kampanye hitam dalam pilpres 2014, berikut ini adlah contoh kasusnya :

1. Jokowi keturunan cina, Jokowi beragama Kristen.

2. Tweet akun Abraham Samad (akun palsu) yang mengatakan Prabowo akan membunuh Jokowi.

(33)

B. Tinjauan Kampanye Hitam

1. Pengerian Kampanye Hitam

Kampanye dilakukan untuk mengangkat citra baik dimata pemilih untuk meraih simpati. Tetapi kampanye juga berpotensi memberikan citra buruk dimata setiap konstituen. Setiap usaha untuk mengisi jabatan, terutama untuk jabatan public, maka gosip yang mengarah pada bentuk kampanye hitam selalu muncul. Kampanye hitam yang biasa disebut Black Campaign cenderung menyudutkan para calon yang diusung untuk menduduki suatu jabatan (Cangara, 2011:294).

Berdasarkan Badan Pengawas Pemilu Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengawasan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Tahun 2014 Di Luar Negeri Bab III Pengawasan Pelaksanaan Kampanye Pasal 14 yang berisi, yaitu melakukan pencegahan kepada pelaksana, peserta dan petugas kampanye yang melakukan kegiatan:

a. mempersoalkan dasar Negara Pancasila, pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, danbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. menghina seseorang, agama, suku, rasa, golongan, calon, dan/ataupeserta pemilu yang lain;

(34)

f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkanpenggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggotamasyarakat, dan/atau peserta pemilu yang lain;

g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye pesertapemilu; h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempatpendidikan; i. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut lainselain dari

tanda gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yangbersangkutan;

j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepadapeserta kampanye; dan

k. memobilisasi warga negara indonesia yang belum memenuhi syaratsebagai pemilih.

Pada pasal 14 ayat 1 dan 2 yang disebutkan di atas jelas bahwa dalam kampanye hitam telah melanggar peraturan perkampanyean yang telah ditetapkan oleh badan pengawas pemilu. Kampanye hitam bagai sisi lain mata uang dari kampanye bersih yang terbuka. Dalam literasi barat, istilah black campaign atau kampanye hitam dikenal sebagai ativitas menyudutkan, mendeskreditkan atau dalam tataran paling tinggi melalukan fitnah terhadap lawan atau rival politiknya (www.islamcendikia.com).

(35)

Secara harfiah Black Campaign bisa diartikan sebagai kampanye kotor, yakni kampanye untuk menjatuhkan lawan dengan menggunakan isu negative yang tidak berdasar. Dahulu kampanye hitam ini juga dikenal sebagai whispering campaign, yakni kampanye melalui mulut ke mulut, namun sekarang ini kampanye tersebut mengalami perubahan modus dengan menggunakan media massa sebagai penyebar informasi. (www. Leadership-park.com)

Kampanye hitam yang menydutkan kandidat banak disebar melalui SMS, internet dan gosip dari mulut kemulut. Bahkan dengan perkembangan teknologi informasi yang makin canggih , lawan politik seseorang dapat direkayasa dalam bentuk foto dan gambar video yang amoral, meski akhirnya gambar ahsil rekayasa seperti itu tidak dapat dibuktikan kepalsuan dan kebenarannya (Cangara, 2011:295).

Berdasarkan pada pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kampanye hitam adalah salah satu strategi kampanye yang digunakan para kandidat maupun tim untuk menjatuhkan lawan dengan cara mengeluarkan isu yang tidak benar dan terkesan fitnah.

2. Cara-cara Kampanye Hitam

Cara-cara yang dipakai dalam kampanye hitam, adalah:

(36)

berhubungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung, atau menyebarkan cerita bohong atau fitnah lainnya.

2. Untuk menguatkan cerita tersebut biasanya si penyebar cerita akan menyertakan berupa bukti foto. Foto-foto tersebut bisa saja benar-benar terjadi tapi tidak terkait langsung dengan permasalahan. Namun si penyebar foto berharap asumsi masyarakat terbentuk atau bisa juga foto tersebut hasil rekayasa atau manifulasi dengan bantuan teknologi komputer.

3. Yang lebih hebat lagi adalah apabila dimunculkan saksi hidup yang bercerita perihal keburukan atau pekerjaan jahat si politikus, baik dimasa lalu maupun yang masih belum lama terjadi (Mufida, 2014).

C. Tinjauan Media Massa

Media massa merupakan media sosialisasi yang kuat dalam membentuk keyakinan-keyakinan baru atau mempertahankan keyakinan yang ada. Bahkan proses sosialisasi media massa ruang lingkupnya luas dari media sosialisasi yang lainnya. Iklan-iklan yang ditayangkan media massa, misalnya disinyalir telah menyebabkan terjadinya perubahan pola konsumsi, bahkan gaya hidup warga masyarakat (Narwoko, 2004:96).

(37)

tampak peranan kampanye melalui media massa sangat besar artinya bagi seorang kandidat (Subiakto, 2012:94).

Banyak orang menganggap bahwa media massa merupakan smber informasi yang layak untuk dijadikan sarana belajar bagi masyarakat. Karena, itu media massa melalui informasi dan isinya mengajarkan kepada khalayak mengenai berbagai hal, seperti norma politik, perundangan, nilai-nilai, hingga terjadinya kejadian atau peristiwa (Subiakto, 2012:62).

Opini seseorang tentang system politik berasal dari proses pemikiran mereka sendiri, tetapi kesemuannya itu diolah berdasarkan fakta yang disediakan oleh media massa. Jadi, secara tidak langsung media massa secara tidak disadari jelas-jelas memengaruhi opini masyarakat. Tetapi mungkin masyarakat tidak menyadari bahwa mereka sekarang sangat bergantung informasinya dari kehabisan media massa (Subiakto, 2012:62).

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media massa adalah suatu alat atau media yang digunakan untuk menyiarkan fenomena yang sedang terjadi dan menjadi wadah untuk mendapatkan informasi.

D. Tinjauan Pemilih Pemula

(38)

pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 20 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemilih pemula adalah warga Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap berusia 17tahun dan atau lebih atau sudah/pernah kawin yang mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-Undang Pemilu.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka karakteristik yang dimiliki oleh pemilih pemula dilihat dari karakter yang berbeda dengan pemilih yang sudah terlibat pemilu periods ebelumya, yaitu: (1) belum pernah memilih atau melakukan penentuan suara di dalam TPS, (2) belum memiliki pengalaman memilih, (3) memiliki antusias yang tinggi, (4) kurang rasional, (5) pemilih muda yang masih penuh gejolak dan semangat, yang apabila tidak dikendalikan akan memiliki efek terhadap konflik-konflik sosial di dalam pemilu, (6) menjadi sasaran peserta pemilu karena jumlahnya yang cukup besar, (7) memiliki rasa ingin tahu, mencoba, dan berpartisipasi dalam pemilu, meskipun kadang dengan berbagai latar belakang yang berbeda (Setiadji, 2011:20).

(39)

status yang disandang. Ketiga,menumbuhkan pengertian bagaimana menjalankan hak dan kewajiban politik sebagai warga negara secara baik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemilih pemula adalah suatu kelompok pemilih yang masih muda dan baru pertama kali menjatuhkan pilihannya sebagai keputusan memilih calon kandidat.

E. KerangkaTeori

1. Teori Behavioral Sociology

Behavioral Sociology dibangun dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip psikologi perilaku kedalam sosiologi. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor. Akibat-akibat tingkah laku diperlakukan sebagai variabel independent. Ini berarti bahwa teori ini berusaha menerangkan tingkah laku yang terjadi itu melalui akibat-akibat yang mengikutinya kemudian. Jadi nyata secara metafisiki mencoba menerangkan tingkah laku yang terjadi dimasa sekarang melalui kemungkinan akibatnya yang terjadi dimasa yang akan datang (Ritzer, 1992:26).

(40)

suatu fenomena tertentu. Para politikus atau calon yang ada didalam sebuah pemilihan ini saling berusaha menjatuhkan satusama lain. Kampanye hitam yang dilakukan pada masa kampanye ini dilakukan dengan cara mencemooh, menjatuhkan, bahkan memfitnah satusama lain.

Didalam teori behavioral sociology ini memandang bahwa interaksi dapat terjadi antara individu dan kelompok, individu dan lingkungannya bahkan individu dengan gejala-gejala sosial dikehidupannya. Interaksi ini berjalan secara terus menerus selama hal-hal itu masih dilakukan berulang-ulang dan terjadi pada semua orang, termasuk para pelaku politik. Ketika pemilu para politikus atau calon kandida tmemberikan stimulus-stimulus dan isu-isu yang buruk yang dilakukan dihadapan masyarakat termasuk pada pemilih pemula. Hal demikian sengaja dilakukan untuk menarik simpati pemilih agar lebih menjatuhkan perhatian pemilih terhadap kandidat. Termasuk juga kampanye hitam memberikan stimulus-stimulus untuk mempengaruhi pemilih.

2. Teori Kepentingan Sosial

(41)

keindahan, kebenaran, dan seterusnya. Masyarakat dianggap sebagai hasil kegiatan manusia untuk memenuhi kepentingan-kepentingannya.

Didalam teori kepentingan sosial ini memandang Masyarakat merupakan sasaran utama dari semua kegiatan politik. Pemilihan presiden dan kegiatan lainnya yang menyangkut politik adalah atas dasar kekuasaan. Semua proses dan tujuan para kandidat mengikuti pencalonan diri ini hanya untuk memenangkan suatu kedudukan dan untuk kepentingan individu-individu masing. Para actor politik melakukan apapun hanya untuk menarik perhatian masyarakat dan menarik simpati masyarakat kepada mereka.

3. Teori Kebiasaan atau Folkways

Diterjemahkan menurut arti kata-katanya, folkways itu bearti cara (ways) yang lazim dikerjakan dan diikuti oleh rakyat kebanyakan. Didalam litertaur sosiologi, folkways dimaksudkan untuk menyebutkan seluruh norma-norma sosialk yang terlahir dari danya pola-pola perilaku yang selalu diikuti oleh orang-orang banyak didalam kehidupan mereka sehari-harinya karena dipandang sesuatu yang lazim. Demikianlah walaupun folkways itu semula memang merupakan sesuatu kebiasaan dan kelaziman belaka , namun karena dikerjakan secara berualang-ulang , maka berangsur-angsur terasa kekuatannya sebagai hal yang bersifat standar, yang karenanya secara normative wajib dijalani (Narwoko, 2011:48).

(42)

mendalam menjadi kebiasan-kebiasaan berfikir. Seperti yang dilakukan para actor berulang-ulang dan berangsur melakukan kegiatan kampanye yang menjadi kebiasaan dan sering diikuti ternyata dapat merubah pola fikir dan tingkah laku masyarakat bahwa menganggap apapun yang termasuk dalam kegiatan kampanye adalah perbuatan yang wajar dan dapat dipercaya.

F. Kerangka Fikir

Sistem pemilihan langsung yang ada di Indonesia tidak lepas dari kegiatan kampanye. Kampanye merupakan bagian penting dalam proses pemilihan umum. Idealnya kampanye dilakukan dengan cara kampanye positif tanpa melanggar peraturan kampanye yang telah dibuat yang mana dilarang menyinggung SARA (suku, agama, ras, antar golongan) sesame peserta lainnya. Tetapi pada kenyataannya kampanye tahun ini dilakukan dengan cara kampanye hitam.

Kampanye hitam adalah salah satu strategi kampanye yang digunakan para kandidat maupun tim untuk menjatuhkan lawan dengan cara mengeluarkan isu yang tidak benar dan terkesan fitnah.Kampanye ini memberikan stimulus-stimulus danisu-isupada media yang berisi berita yang menjelekkan lawannya. Seiring dengan kemajuan teknologi kampanye ini sering dilakukan di media massa sebagai alat untuk penyalur informasi kepada pemilih.

(43)

memiliki karakteristik sifat yang emosional. Setiap pemilih pemula pasti mempunyai tanggapan masing-masing terhadap kampanye. Kampanye ini sebagai fakta sosial memberikan pengaruh terhadap pilihan pemilih pemula. Hal ini dalukakn semata-mata untuk mendapatkan dukungan dan kemenangan pada pemilu pilpres 2014. Untuk memudahkan penelitian ini Maka digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Fikir

Bagan Kerangka

Pemilih Pemula (y)

1. Dapat dilihat dari umurnya, sudah 17th-21thdan status perkawinan. 2. Mempunyai KTP dan pertama

kali terdaftar di TPS.

3. Belum memiliki pengalaman memilih.

4. Kurang Rasional.

5. Memiliki karakteristik yang Kampanye Hitam (x)

1. Alat (media) yang digunakan.

(44)

G. Hipotesa

Dalam kaitannya dengan masalah pokok diatas, maka penulis mengajukan penulis hipotesis sebagai berikut :

H0 : tidak ada pengaruh antara keberadaan kampanye hitam terhadap pilihan

pemilih pemula pada pilpres 2014.

Ha: ada pengaruh antara kampanye hitam terhadap pilihan pemilih pemula pada

(45)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian kali ini menggunakan metode deskriptif dengan tipe penelitian kuantitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu dilakukan dengan teknik menghimpun fakta dengan kuesioner (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi 1989:4).

Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk meneliti dan menggambarkan faktadan data dengan sistematis secara factual dan akurat. Penggambaran tersebut dilakukan berdasarkan analisis dari fenomena yang disusun dengan data kuantitatif mengenai pengaruh kampanye hitam terhadap pilihan pemilih pemula Dusun Purworejo dan SriRejo Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar.

B. Definisi Konseptual

(46)

1. Pengertian Kampanye Hitam

Kampanye Hitam adalah suatu model atau perilaku atau cara berkampanye yang dilakukan dengan menghina, mengfitnah, mengadu domba, menghasut atau menyebarkan berita bohong yang dilakukan oleh seorang calon atau sekelompok orang atau partai politik atau pendukung seorang calon terhadap lawan atau calon lainnya.

2. Media Massa

Media massa adalah suatu alat atau media yang digunakan untuk menyiarkan fenomena yang sedang terjadi dan menjadi wadah untuk mendapatkan informasi.

3. Pengertian Pemilih Pemula

Pemilih pemula adalah suatu kelompok pemilih yang masih muda dan baru pertama kali menjatuhkan pilihannya sebagai keputusan memilih calon kandidat.

C. Definisi Operasional

(47)

membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional dalam penelitian ini antara lain :

Tabel 1 Defenisi Operasional

Variabel Indicator Teknik Pengumpulan

(48)

kelompok yang menjadi sasaran dan menjadi objek utama kampanye untuk memperoleh suara. Dengan begitu pemilih pemula akan mudah terpengaruh oleh stimulus kandidat. Sehingga penelitian ini ingin melihat pemilih pemula dalam menentukan pilihannya.

E. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Dusun Purworejo dan Srirejo Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena sering terdapat fenomena yang menyangkut tentang kampanye dan masyarakat desa masih memiliki latar belakang politik yang rendah. Lokasi ini terjangkau oleh peneliti sehingga memper mudah peneliti dalam melakukan penelitian.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populsi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2006:89).

Target populasi dalam penelitianini adalah pemilih pemula Dusun Purworejo dan Srirejo Kelurahan Beranti Raya Kecamatan Natar. Karena dalam hal ini masyarakat pemilih pemula yang sudah mendapatkan hak pilih. Adapun yang termasuk pada criteria pemilih pemula dengan sifat populasi adalah :

(49)

b. Baru pertama kali memilih c. Telah mempunyai KTP

d. Warga Dusun Purworejo dan Srirejo Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar.

Berdasarkan definisi tersebut maka populasi dalam penelitian adalah dusun Purworejo dan Srirejo Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar dengan jumlah 1196 jiwa. Dengan tabel jumlah sebagai berikut:

Tabel 2. Populasi keseluruhan.

Dusun

JenisKelamin

Laki-laki Perempuan

Purworejo 272 244

Srirejo 357 323

Total 629 567

Sumber: KPU DPT pilpres 2014 kelurahan Branti Raya kecamatan Natar.

(50)

Tabel 3. Populasi dengan Kriteria yang ditentukan.

Sumber: KPU DPT pilpres 2014 kelurahan Branti Raya kecamatan Natar.

Tabel 1.2 menjelaskan jumlah populasi secara lebih spesifik lagi dengan mengambil berdasrkan criteria yang ditentukan yaitu pengelompokkan para pemilih pemula. Pada dusun purworejo jumlah populasi untuk pemilih pemula berjenis kelamin perempuan adalah 26 jiwa dan laki-laki adalah 37 jiwa, sedangkan pada dusun Srirejo jumlah populasi untuk pemilih pemula berjenis kelamin perempuan adalah 41 jiwa dan laki-laki adalah 38 jiwa.

2. Sampel

(51)

N : jumlah populasi

d :presisi (tingkat kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir (diinginkan), yaitu sebesar 10% atau 0,1)

Jadi, berdasarkan sampel penelitian adalah 92,28 dibulatkan menjadi 92 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan Teknik Sampling Proporsional (Proportional Sampling) yaitu sampel yang dihitung berdasarkan perbandingan. Jumlah populasi per-dusun untuk dusun Purworejo=516 jiwa, Dusun Srirejo=680 jiwa. Jadi, jumlah anggota populasi=1196 jiwa. Sedangkan besar anggota sampel=92 jiwa sehingga besarmasing-masing sampel untuk Dusun Purworejo dan Dusun Srirejo dapat dihitung sebagai berikut :

� � = �

� ℎ � �

� � � = 516

(52)

� � � = 680

1196 92 = 52,3 = 52

Tabel 4. Pembagian sampel secara terinci

Jenis Kelamin

Dusun

Purwerejo Srirejo

Perempuan 19 25

Laki-laki 21 27

Total 40 52

Sumber: Perhitungan rumus Teknik Sampling Proporsional.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam data primer dan sekunder :

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti (responden). Untuk pengumpulan data-data tersebut dilakukan dengan menggunakan instrument penelitian, yaitu kuesioner dan interview guide. Kuesioner penelitian biasanya berisi tentang pertanyaan yang berstruktur dan jawaban yang diperoleh cenderung kurang mendalam.

(53)

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu dans umber-sumber yang telah ada. Data sekunder diperoleh melalui : kepustakaan yaitu mengumpulkan data dari buku, jurnal, media online atau sumber tertulis lainnya sebagai acuan guna mendapatkan pengertian dari topik permasalahan dalam melakukan penelitian dan untuk mencari teori-teori mana yang relevan dengan kenyataan dilapangan.

H. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dari hasil penelitian ini dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data yang meliputi :

1. Tahap Editing

Dalam tahap ini data yang didapat diperiksa kembali apakah ada kesalahan dlam melakukan pengisian yang tidak lengkap atau tidak jelas.

2. Tahap Tabulating

Dalam tahap ini hasil kuesioner dimasukkan ke dalam tabel dan kemudian diinterpretasikan.

3. Tahap Interpretasi

(54)

I. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diintepretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik. Yang mana fungsi pokoknya adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami (Singarimbun, 1989:263).

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisi regresi sederhana yang bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana pengaruh kampanye hitam terhadap pilihan pemilih pemula.Teknik penelitian ini menggunakan system spss17.0 .

Untuk menghitung frekuensi dan membuat persentasi maka digunakan rumus:

(Persamaan yang diperoleh dari regresi sederhana ).

Rumus :

Ŷ = a + b X Keterangan :

Ŷ = merupakan nilai prediksi dari variabel out come (Y).

a = Pengaruh kampanye hitam terhadap pilihan pemilih pemula

b = koefesien regresi pemilih pemula

(55)

J. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Ditentukan pada taraf signifikan 95%, ketentuan yang dipakai dalam perbandingan ini adalah sebagai berikut:

Jika nilai t-hitung> t-tabel dengan taraf signifikan 95%, maka koefisien korelasinya signifikan yang berarti Hi: diterima (H0: ditolak). Jika nilai t-hitung< t-tabel dengan taraf signifikan 95%, maka koefisien korelasinya tidak signifikan yang berarti H0: diterima.

K. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

(56)

(contruct validity) adalah kerangka dari suatu konsep (Singarimbun, 1989:124).

2. Uji Realibilitas

(57)

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Desa Branti Raya

Branti Raya berasal dari nama Beratih yang artinya tempat pemberhentian atau tempat peristirahatan. Pada awalnya Desa Branti Raya adalah bagian dari Desa Haduyang atau salah satu dusun dari Desa tersebut. Pada tahun 1972 beberapa tokoh masyarakat dan pemangku adat telah bermusyawarah untuk perencanaan pemekaran Desa dari Desa Haduyang, yang di pimpim oleh Masrib ( Menak Pangeran ) ternyata hasil musyawarah tersebut mendapatkan izin dari kepala kampung dan masyarakat Desa Haduyang.

(58)

Tabel 5. Distribusi Nama Kepala Desa dari Awal Terbentuk Hingga Saat ini

No Nama Kepala Desa Tahun Memerintah

1 Badri.St.Ratuliu 1974 – 1979

Sumber: data monografi, tahun 2015

Dari periode kepemimpinan kades diatas, keadaan Desa Branti Raya semakin berkembang baik keadaan secara fisik maupun ekonomi dan sosial Desa Branti Raya. Saat ini Desa Branti Raya memiliki 10 Dusun dan 35 RT, nama-nama Dusun tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6. Distribusi Nama-nama Dusun di Desa Branti Raya

No Nama Dusun Jumlah RT Persentase

Sumber: data monografi, tahun 2015

(59)

B. DEMOGRAFI

1. Batas Wilayah

Desa Branti Raya secara administratif terletak di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Desa Branti Raya ini memiliki jarak ke Ibu Kota Kecamatan terdekat 8 Km dengan lama jarak tempuh ke Ibu Kota Kecamatan sekitar 30 menit dan jarak ke Ibu Kota Kabupaten 120 Km dengan lama jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten 120 menit.

Adapun Desa Branti Raya memiliki letak Geografis yang berbatasan dengan wilayah Desa tetangga. Diantaranya sebagai berikut:

a. Sebelah Utara Desa Branti Raya ini berbatasan dengan Desa Haduyang, b. Sebelah Selatan Desa Branti Raya berbatasan dengan Desa Candimas,

c. Sebelah Barat Desa Branti Raya ini Berbatasan dengan Desa Ulangan Jaya Kabupaten Pesawaran,

d. Sebelah Timur Desa Branti Raya berbatasan dengan Desa Relung Helok & Desa Mandah.

2. Luas Wilayah Desa

(60)

jelas mengenai penggunaan tanah atau luas wilayah di Desa Branti Raya, dapat dilihat dibawah ini:

a. Luas Pemukiman 340,5 Ha.

b. Pertanian Sawah tadah Hujan 425 Ha c. Ladang / tegalan 177,2 Ha

d. Hutan Suaka Maga Sata 0 Ha e. Perkantoran 8,3 Ha

f. Sekolah 15 Ha g. Jalan 83 Ha

h. Lapangan Sepak Bola 1 Ha

Berdasarkan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Desa Branti Raya merupakan daerah pertanian, karena dapat dilihat bahwa luas tanah pertanian sawah tadah hujan luas lahannya bahkan melebihi luas tanah pemukiman atau seluas 425 Ha dari luas keseluruhan luas wilayah Desa Branti Raya.

C. KEADAAN PENDUDUK

(61)

pencaharian berdasarkan data sekunder monografi Desa yang didapat pada waktu penelitian.

1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk merupakan faktor dominan terbentuknya suatu wilayah dan terbentuknya suatu pemerintahan. Penduduk merupakan salah satu sasaran perencanaan pembangunan dan menjadi salah satu yang ikut andil dalam hal perencanaan pembangunan. Dibawah ini dapat dilihat jumlah penduduk desa Branti Raya secara keseluruhan berdasarkan jenis kelamin, sebagai berikut:

Tabel 7. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Uraian Keterangan Persentase

1 Laki – Laki 5.420 Orang 50,5%

2 Perempuan 5.311 Orang 49,5%

3 Kepala

Keluarga

2.785 KK 100%

Sumber: data monografi, tahun 2015

(62)

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan mempunyai peranan penting meningkatkan kecerdasarn dan keterampilan penduduk. Selain itu ketersediaan dan kualitas sumber daya manusia juga tergantung pada sebrapa tinggi pendidikan nya. Pendidikan yang ditamatkan pun merupakan gambaran kondisi kualitas dan kuantitas dari manusia itu sendiri. Berikut tabel penduduk berdasarkan tingkat pendidikan:

Tabel 8. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

SD/MI 1.380 12,8%

Sumber: data monografi, tahun 2015

(63)

lagi yang mengalami buta huruf. Oleh sebab itu pendidikan masyarakat desa branti raya termasuk masyarakat yang pendidikan nya menengah ke atas.

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keaneka ragaman, baik keberagaman budaya, ras, suku, agama dan lain-lain. Begitu juga di Desa Branti Raya, desa branti raya merupakan salah satu yang memiliki keberagaman didalamnya dalamn hal agama, berikut rincian nya:

Tabel 9. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No. Nama Agama Jumlah Penduduk Persentase

1 Islam 10.390 96,8

2 Katolik 115 1,1

3 Kristen 212 2,0

4 Hindu 6 0,05

5 Budha 8 0,05

6 Total 10.731 100

Sumber: data monografi, tahun 2015.

(64)

4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Mata pencaharian merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan dalam hal ekonomi. Mata pencaharian juga memiliki berbagai jenis pekerjaan termasuk juga pada penduduk desa Branti Raya banyak beragam jenis mata pencaharian:

Tabel 10. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

No Jenis pekerjaan Jumlah Persentase

1 Petani 476 19,3

(65)

D. POTENSI WILAYAH

Desa Branti Raya merupakan desa yang memiliki banyak potensi yang bisa dimanfaatkan dan digunakan wilayah nya sebagai sarana dan prasaran menunjang kegiatan masyarakat di dalam kehidupan sehai-hari baik dibidang, pendidikan, pertanian, agama, dan kesehatan, maka Desa Branti Raya telah memilki fasilitas-fasilitas sebagaimana uraian sebagai berikut:

1. Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang didalam nya terdapat suatu kegiatan dan upaya untuk menyalurkan ilmu dan berbagi pengetahuan demi membuat kehidupan yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Pendidikan bertujuan untuk mengarahkan dan meningkatkan keterampilan, pengetahuan serta budi pekerti bagi individu. Selain itu juga pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap individu untuk kelangsungan hidupnya.

(66)

Tabel 11. Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan Di Desa Branti Raya

Sumber: data monografi, tahun 2015.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sarana dan prasaran pendidikan di Desa Branti Raya telah tersedianya lembaga pendidikan untuk TK/PAUD, SD/MI dan SMP/MTS. Menurut tabel diatas Desa Branti Raya belum memiliki saran prasana pendidikan yang tidak cukup dikarenakan tidak tersedianya lembaga pendidikan SMA/MA dan Perguruan Tinggi. Selain itu juga untuk lembaga pendidikan SMP hanya tersedia 2 dari sekian banyak wilayah yang terdapat di desa branti raya. Hal ini tidak akan cukup untuk menampung masyarakat yang akan menyekolahkan anak nya di tingkat SMP.

2. Sarana Peribadatan

(67)

Branti Raya menyediakan tempat beribadah masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 12. Jumlah Sarana dana Prasarana tempat ibadah di Desa Branti Raya.

No Tempat Ibadah Jumlah Persentase

1 Masjid/ mushola 15 100 %

2 Gereja -

3 Pura -

4 Vihara -

Total 15 100 %

Sumber: data monografi, tahun 2015.

Sesuai data diatas dapat disimpulkan bahwa tempat beribadah yang disediakan di Desa Branti Raya belum cukup memadai dibandingkan dengan berbagai agama yang dianut. Desa Branti Raya hanya tersedia tempat beribadah berupa masjid/mushola saja yang berjumlah 15 sedangkan sarana perbidatan untuk agama lainnya belum tersedia. Hal ini tidak sebanding dengan banyak nya warga dan beragam nya agama yang dianut masyrakat setempat.

3. Sarana Pertanian

Seperti yang diketahui pada penjelasan sebelumnya, bahwa Desa Branti Raya merupakan desa yang mayoritas penduduk nya adalah seorang petani dan hampir setengah dari lahan atau tanah diwilayah Desa Branti Raya merupakan lahan pertanian bagi masyarakat.

(68)

suatu pekerjaan untuk pemenuhan kebutuhan terutama dalam hal ekonomi. Berikut jumlah dan jenis pertanian yang ada pada desa Branti Raya sebagai berikut:

Tabel 13. Jumlah Sarana Pertanian di Desa Branti Raya

No Jenis Tanaman Luas Hasil

Sumber: data monografi, tahun 2015.

Dari tabel ditas dapat diketahui bahwa fasilitas pertanian yang paling dominan adalah pertanian dengan jenis tanaman padi baik padi sawah maupun padi ladang dengan luas padi sawah 425 ha sedangkan padi ldang seluas 158,2 ha. Dari data tersebut bahwa di Desa Branti Raya sudah lumayan cukup sarana pertanian nya meskipun tidak setiap jenis tanaman ada di Desa Branti Raya, tetapi dari penghasilan lainnya seperti padi Desa Branti Raya sudah termasuk mencukupi untuk padi yang dihasilkan.

4. Sarana Kesehatan

(69)

a. Belum adanya tempat pelayanana kesehatan ( PKD ) yang memadai b. Pemanfaat Posyandu yang belum Optimal

c. Kegiatan kader posyandu yang masih bersifat perjuangan dan masih tergantung pada petugas kesehatan

d. Terbatasnya mata air pada saat kemarau kekurangan air bersih e. Belum terbentuk lembaga pelayanan kesehatan masyarakat

E. Visi dan Misi Desa Branti Raya

Sebuah pemerintahan pasti mempunyai apa saja tujuan dan apa saja visi misi untuk sebuah desa tersebut. Sama halnya pada pemerintahan pada Desa Branti Raya pemerintahan nya pun memilliki visi dan misi untuk membuat Desa Branti Raya menjadi lebih baik lagi. Berikut visi misi Desa Branti Raya:

1. Visi dan Misi

(70)

masyarakat melalui penetapan kebijakan ,program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.

Atas dasar pertimbangan tersebut diatas, maka untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun kedepan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanan Pembangunan dapat benar – benar mendasarkan pada prinsip keterbukaan dan partisipasi masyarakat sehingga seara bertahap Desa Brantii Raya dapat mengalami kemajuan .Untuk dirurmuskan Visi dan Misi.

a. Visi Desa

“Terwujudkan desa swasembada pangan menuju masyarakat yang maju, makmur

Dan Sejahtera”.

Rumusan visi tersebut merupakan suatu ungkapan dari suatu niat yang luhur untuk memperbaiki dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan Pembangunan di Desa Branti Raya biak secara individu maupun kelembagaan sehingga lima ( 5 ) tahun kedepan Desa Brant Raya mengalami suatu perubahan yang lebih baik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dilihat dari segi ekonomi dan dilandasi semangat kebersamaan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan Pembangunan.

b. Misi Desa

(71)

2. meningkatkan pendapatan masyarakat dari sector pertanian ,perdagangan dan industry kecil.

3. Bersama Masyarakat dan kelembagaan Desa dalam mewujudkan Desa Branti Raya yang aman,tentram dan damai.

(72)

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dan interpretasi data melalui uji regresi linier yang telah dilakukan dengan menggunakan program spss 17.0 maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kesimpulan, bahwa kampanye hitam melalui media massa mempunyai pengaruh terhadap pilihan pemilih pemula dan memiliki hubungan yang searah. Artinya Semakin meningkat intensitas kegiatan atau pemberitaan yang dilakukan berulang-ulang maka akan mempengaruhi pilihan pemilih pemula. Sehingga berubahnya pilihan pemilih pemula disebabkan oleh kegiatan kampanye hitam melalui media massa. Dan kampanye hitam melalui media massa terhadap pilihan pemilih pemula mempunyai hubungan yang memiliki searah.

(73)

massa dilakukan secara meningkat maka akan ada hubungan yang bersifat mempengaruhi terhadap perubahan pilihan pada pemilih pemula.

3. Berdasarkan hasil analisis uji regresi sederhana, kampanye hitam melalui media massa mempunyai nilai koefisien regresi terhadap pilihan pemilih pemula mempunyai nilai regresi 4,492 yang berarti sedang dengan taraf signifikan 0,000 (nilai ini <0,05, berarti kampanye hitam melalui media massa mempunyai pengaruh terhadap pilihan pemilih pemula). semakin meningkat intensitas kegiatan atau pemberitaan yang dilakukan berulang-ulang maka akan mengakibatkan berubahnya pilihan pemilih pemula. Dan sebaliknya karakteristik pemilih pemula yang labil, mudah terpengaruh, pengetahuan politik yang rendah maka akan merubah pilihannya akibat dari kegiatan pemberitaan kampanye hitam. Sehingga kegiatan kampanye hitam melalui media massa ini berpengaruh bagi pilihan pemilih pemula.

(74)

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti merumuskan beberapa saran dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi pemilih diharapkan bisa lebih mendalam lagi mencari tahu tentang semua kandidat yang akan anda pilih, baik itu latar belakang kandidat visi misi yang dibawa kandidat maupun jejak kerja kandidat yang terdahulu, karena semua hal itu bisa menjadi pertimbangan atas pilihan anda.

2. Media massa merupakan hal yang tidak pernah lepas dari kehidupan publik, masyarakat kalangan atas maupun rendah bisa dengan mudah menikmati setiap apa saja yang disajikan media massa. Oleh sebab itu, media massa seharusnya menampilkan berita yang seharusnya diberitakan yang seluruh masyarakat ingin tahu dan berita yang sesuai dengan pada kenyataannya. Sebagai penikmat juga seharusnya masyarakat bisa lebih bijak lagi menerima setiapa berita yang disajikan oleh media massa.

(75)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Abdullah, H. Rozali. 2009. Mewujudkan Pemilu yang Lebih Berkualitas. Jakarta: Rajawali Pers.

Cangara, Hafied. 2011. Komunikasi Politk: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Haryanto. 1984. Partai Politik Suatu Tinjauan Umum. Jogjakarta: Penerbit Liberty. Hertanto. 2006. Teori-teori Politik Klasik dan Kontemporer. Bandar Lampung:

Penerbit Universitas Lampung.

Irawan, Maksudi Bedy. 2012. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Kantaprawira, Rusadi. 1985. System Politik Indonesia. Bandung: Sinarbaru.

Kartawidjaya, Pipid R dan Mulyana W. Kusumah. 2002. Sistem Pemilu Dalam Konstitusi. fisipolui. jakarta.

Marijan, Kacung. 2011. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Kencana.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyatno. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana.

Otosakhi Gea Antonius. 2002. Relasi Dengan Sesama. Jakarta: Ptalex Media.

Ritzer, Goerge. 1992. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Press

Rivers, William.L. Dkk. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada media

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Soekanto, Soerjono.1990.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.

(76)

Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2011. Pengantar Statistika. Jakarta: PT BumiAksara

Skripsi :

Dorayidi, Bayu Mars. 2014. Rasionalisasi Pemilih Dalam Memilih Pasangan Kandidat Pada Pemilihan Gubernur Lampung Tahun 2014. (Studi pada Masyarakat Desa Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung). Skripsi.UPT Percetakan Unila. Bandar Lampung.

Rubyanti, Rika. 2009. Pengaruh Popularitas Terhadap Pilihan Pemilih Pemula. (Fenomena Masuknya Artis Dalam Politik). Skripsi. UPT Percetakan Universitas Sumatera Utara. Medan.

Setiadji. 2011. Orientasi Politik Yang Mempengaruhi Pemilih Pemula Dalam Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Walikota Semarang Tahun 2010.(Studi Kasus Pemilih Pemula Di Kota Semarang).Jurnal.

No.1/th.XXII/2011. Semarang. Sumberlain :

“___”. 2014. Jumlah Pemilih Pemula 2014 Pemuda Kuasai 40 persen suara.

Di akses dari http://www.pemilu.com/berita/2014/02/jumlah-pemilih-pemula-2014-pemuda-kuasai-40-persen-suara/(diambil pada hari 22 januari 2015).

“___”. 2014. Kampanye Hitam “Black Campaign” dalam pandangan islam | Islam Cendikia. Di akses dari http://www.islamcendikia.com/2014/07/kampanye-hitam-black-campaign-dalam.html (diambil pada hari 22 januari 2015).

“___”. 2014. Black Campaign. Diakses dari http://www.leadership-park.com/new/more-about-u/black-campaign.html (diambil pada tanggal 23 desember 2014).

Luki. 2014. Penelitian Puspol Nilai Kampanye Hitam Gejala Politik Buruk. Di akses dari http://www.harianterbit.com/m/welcome/read/2014/06/29/4436/45/26/penelitian-puspol-nilai-kampanye-hitam-gejala-politik-buruk.html (diambil pada hari 22 januari 2015).

(77)

Arif Budi. 2014. Kepemilikan Media Massa Sebagai Kendaran Politik Menuju Pemilu. Di akses dari http://arifbudi.lecture.ub.ac.id/2014/03/Kepemilikan-Media-Massa-Sebagai-Kendaran-Politik-Menuju-Pemilu-2014/ (diambil pada tanggal 22 desember 2014).

Candra Adi Putra. 2014. Perbedaan Kampanye Hitam dan Kampanye Negatif. Diakses dari http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/10/prabowo-dan-jokowi-klaim-korban-kampnye-hitam (diambil pada hari sabtu 10 mei 2014).

Lainnya :

Data Rekapitulasi DPT Pemilihan Presiden 2014 Kelurahan Branti Raya Kecamatan Natar.

Gambar

GAMBARAN UMUM
Gambar 1. Bagan Kerangka Fikir
Tabel 1 Defenisi Operasional
Tabel 2. Populasi keseluruhan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi pemilih pemula dari aspek knowledge pada iklan kampanye politik pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sragen tahun 2015 adalah

Implementasi Perbuatan kampanye hitam ( ( Black Campaign ) terjadi dalam masa kampanye PILPRES Tahun 2014, Pada saat masa kampanye pemilihan presiden dan wakil

Semangat kritis para pemilih pemula dalam menentukan pilihan politiknya pada pemilu 2014 diperlukan dalam memberikan pelajaran kepada caleg maupun partai politik, yang selama

Jadi berdasarkan rata-rata yang diperoleh dapat dikatakan bahwa persepsi pemilih pemula pada kampanye politik Krisdayanti di Instagram dalam kategori mengatur ada pada

Dari hasil wawancara diatas menginformasikan bahwa perilaku pemilih pemula dalam menentukan pilihan politik pada saat pemilihan gubernur Maluku Utara 2013 lebih

Dari seluruh jumlah pemilih pemula di Desa Kismoyoso, yaitu 439 responden, yang pernah melihat tayangan acara terkait kampanye partai politik hampir setengahnya berjumlah

Penelitian ini berjudul “PENGARUH IKLAN POLITIK TELEVISI TERHADAP PILIHAN POLITIK CALON PEMILIH PEMULA DI INDONESIA” yang bertujuan mengetahui :1) Persepsi

Penulis bersyukur karena selama penulisan skripsi, yang berjudul :Peran Media Massa Dalam Mempengaruhi Perspektif Dan Sikap Memilih Pemilih Pemula Dalam Pemilu