ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI KAKAO DI DESA PESAWARAN INDAH
KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
AYU INDAH GUSTI J.
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN
pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI KAKAO DI DESA PESAWARAN INDAH
KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
Ayu Indah Gusti J.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis (1) pendapatan rumahtangga petani kakao, (2) distribusi pendapatan rumahtangga petani kakao, dan (3) tingkat
kesejahteraan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan petani kakao. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran dengan metode pengambilan sampel dilakukan (stratified random sampling) berdasarkan luas lahan. Responden penelitian sebanyak 46 petani kakao. Metode analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani kakao, analisis pendapatan rumahtangga petani, analisis distribusi pendapatan rumahtangga petani kakao, dan analisis tingkat kesejahteraan
rumahtangga petani kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pendapatan rumah tangga petani petani kakao di Desa Pesawaran Indah sebesar Rp
19.641.416,31/tahun. Kontribusi terbesar pendapatan rumahtangga petani berasal dari usahatani kakao (on farm). Sebesar 77,06 persen diperoleh dari berusahatani, sebesar 0,84 persen diperoleh dari kegiatan usahatani selain kakao, dan sebesar 22,10 persen diperoleh dari kegiatan nonusahatani. (2) Distribusi pendapatan ditunjukkan angka Gini Rasio sebesar 0,43 atau berada pada ketimpangan yang sedang. (3) Berdasarkan kriteria BPS sebanyak 84,78 persen responden masuk dalam kategori sejahtera dan sebanyak 15,22 persen yang belum sejahtera. Faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan petani kakao adalah pendapatan rumah tangga dan jumlah aset yang dimiliki keluarga.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Kegunaan Penelitian ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 11
A. Tinjauan Pustaka ... 11
1. Tinjauan Usahatani Kakao ... 11
2. Budidaya Tanaman Kakao ... 12
a. Penanaman dan Pemeliharaan ... 12
b. Panen dan Pengolahan ... 14
3. Teori Pendapatan ... 15
a. Pendapatan Rumahtangga ... 16
b. Pendapatan Usahatani ... 18
4. Distribusi Pendapatan ... 20
5. Kesejahteraan ... 22
6. Kajian Penelitian Terdahulu ... 29
B. Kerangka Pemikiran ... 30
C. Hipotesis ... 32
III. METODELOGI PENELITIAN ... 34
A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional ... 34
B. Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian ... 37
C. Jenis dan Sumber Data ... 40
D. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 41
1. Analisis Pendapatan Usahatani Kakao ... 41
2. Analisis Pendapatan Rumah Tangga Petani ... 41
v
4. Tingkat Kesejahteraan Rumahtangga Petani ... 44
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 52
A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah ... 52
1. Gambaran Umum Daerah ... 52
2. Potensi Pertanian ... 54
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Karakteristik Petani Responden ... 57
1. Usia Petani Responden ... 57
2. Pendidikan Petani Responden ... 58
3. Lama Berusahatani ... 58
4. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden ... 59
5. Aset Keluarga ... 60
6. Luas Lahan Garapan dan Status Kepemilikan ... 61
B. Keragaan Usahatani Kakao di Daerah Penelitian ... 62
C. Biaya Usahatani Kakao ... 67
1. Biaya Investasi ... 67
2. Biaya Produksi ... 68
a. Biaya Pupuk ... 68
b. Biaya Pestisida ... 69
c. Biaya Pajak ... 70
3. Biaya Tenaga Kerja ... 70
4. Biaya Penyusutan Alat-alat Pertanian ... 71
D. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Kakao ... 72
E. Pendapatan Rumah Tangga Petani Kakao ... 75
1. Pendapatn Usahatani (on farm) ... 75
2. Pendapatan off farm ... 77
3. Pendapatan non farm ... 77
4. Pendapatan Rumahtangga Petani Kakao ... 79
5. Pendapatan tanaman kakao dan kontribusinya terhadap pendapatan rumahtangga petani ... 80
F. Analisis Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani ... 82
G. Analisis Distribusi Pendapatan berdasarkan Strata Luas Lahan Rumahtangga Petani Kakao ... 86
H. Analisis Kesejahteraan Rumahtangga Petani ... 88
1. Indikator Biro Pusat Statistik ... 88
vi
I. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan
Berdasarkan Indikator Biro Pusat Statistik ... 95
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 98
A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan sektor pertanian di Indonesia menjadi salah satu agenda utama
dari pembangunan yang berkelanjutan. Sektor pertanian merupakan sektor yang
sangat penting dalam struktur perekonomian negara. Beberapa alasan yang
mendasari pentingnya pertanian di Indonesia adalah : (1) potensi sumberdayanya
yang besar dan beragam, (2) pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,
(3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, dan (4)
menjadi basis pertumbuhan di perdesaan (Pratama, 2011).
Semakin pentingnya pertanian dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam
rangka tujuan swasembada pangan, maka komoditas pertanian penting untuk
mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah
pertanian. Masalah tersebut juga menyangkut masalah ekonomi pertanian dalam
hubungannya dengan analisis perekonomian pertanian. Komoditas pertanian
memiliki karakteristik seperti bersifat musiman (siclic fluctuations), mudah rusak (perishable), kaku (bulky) dan membutuhkan tempat (volummenous). Hal ini yang menjadi masalah bagi petani, maka pembangunan ekonomi pertanian
memegang peranan penting dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan
2
Pembangunan perkebunan adalah salah satu dari subsektor pertanian yang
memiliki peran penting dalam perekonomian. Oleh karena itu untuk menciptakan
perkebunan yang maju, produktif dan dapat memberi manfaat bagi seluruh pelaku
usaha (stakeholder) perkebunan. Provinsi Lampung yang memiliki komoditas perkebunan yang diunggulkan (kopi, lada, cengkeh, karet, kelapa, tebu, tembakau,
vanilli, kayu manis, kapuk, kakao, dan kelapa sawit), pada umumnya berasal dari
perkebunan rakyat. Besarnya potensi yang dimiliki tersebut dapat dilihat dari luas
areal dan produksi. Hal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta di Provinsi Lampung, 2011
Komposisi Luas Areal (ha)
Jenis Tanaman TBM TM TR Jumlah Produksi
1 Kopi Robusta 9.217 143.904 8.121 161.242 142.986
2 Kopi Arabika - 28 17 45 10
3 Lada 8.220 47.503 8.179 63.902 21.905
4 Cengkeh 2.023 3.644 1.588 7.255 607
5 Karet 48.279 69.442 2.116 119.837 72.240
6 Kelapa Dalam 12.484 103.886 9.759 126.129 106.237
7 Tebu - 113.847 - 113.847 548.513
8 Tembakau - 470 - 470 392
9 Vanilli 117 297 135 549 68
10 Kayu Manis 400 817 71 1288 419
11 Kapuk 201 1.418 139 1.758 261
12 Kelapa Hybrida 15 2.197 710 2.922 1.166
13 Kakao 19.441 29.451 1.051 49.943 25.541
14 Kelapa Sawit 36.776 121.873 1.143 159.792 370.606
3
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa luas areal perkebunan di Provinsi Lampung
cukup besar. Komoditi kakao termasuk salah satu komoditi perkebunan yang
diandalkan di Provinsi Lampung. Meskipun luas lahan dan produksi kakao belum
menempati urutan yang besar diantara komoditi perkebunan yang lain yaitu
memiliki luas tanaman menghasilkan sebesar 29.451 hektar dengan produksi
sebesar 25.541 ton, namun komoditas perkebunan ini menjadi salah satu
komoditas yang banyak diminati oleh masyarakat di Provinsi Lampung.
Tanaman kakao adalah salah satu komoditas perkebunan unggulan Provinsi
Lampung yang tersebar hampir di seluruh Kabupaten di Provinsi Lampung. Dari
seluruh areal perkebunan kakao yang ada di Provinsi Lampung, sebagian besar
diantaranya adalah areal perkebunan rakyat dengan luas areal 45.912 hektar
hingga tahun 2011 (Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, 2011).
Besarnya sumbangan kegiatan perkebunan rakyat terhadap kemajuan subsektor
perkebunan kakao dalam menunjang berkembangnya sektor pertanian di Provinsi
Lampung diharapkan dapat membuat petani kakao bisa lebih meningkatkan
kualitas dan kuantitas hasil produksinya, sehingga kakao Lampung tetap menjadi
pilihan ekspor yang menguntungkan bagi negara. Salah satu daerah di Provinsi
Lampung yang menjadikan kakao sebagai komoditas perkebunan andalan adalah
Kabupaten Pesawaran.
Keunggulan Kabupaten Pesawaran yang menjadikannya salah satu sentral
perkebunan rakyat khusus komoditas kakao, dikarenakan mayoritas dari
masyarakat di Kabupaten Pesawaran bertumpu pendapatannya dari berusahatani
4
Luas areal perkebunan kakao di Kabupaten Pesawaran merupakan yang paling
besar diantara komoditas perkebunan lain yang dibudidayakan di daerah tersebut,
yaitu mencapai 15.061,9 hektar dengan areal terbesar adalah di Kecamatan
Padang Cermin seluas 4.505,3 hektar (Badan Pusat Statistik,2011). Data tersaji
pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa kakao merupakan komoditas
perkebunan dengan luas yang paling besar di antara komoditas lain yang
diusahakan di Kabupaten Pesawaran.
Tabel 2. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan menurut jenis komoditi di Kabupaten Pesawaran, 2011
Komposisi Luas Areal (ha) Produksi
Jenis Tanaman TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Kopi Robusta 299,80 2.636,80 1.039,05 3.975,65 1.443,94
2 Kopi Arabika - 108,00 17,50 125,50 52,50
3 Lada 156,80 363,75 167,00 687,55 87,72
4 Cengkeh 188,75 244,30 149,75 582,80 68,71
5 Karet 240,75 385,00 4,75 630,50 296,70
6 Kelapa Dalam 860,75 11.222,75 1.485,25 13.568,75 9.101,37
7 Aren 24,50 32,25 41,75 98,50 6,74
8 Tembakau - 30,00 - 30,00 60,00
9 Vanilli 14,00 69,00 100,00 183,00 24,80
10 Kayu Manis 22,00 31,00 34,00 87,00 10,09
11 Kapuk Randu 4,00 9,00 4,50 17,50 2,60
12 Kelapa Hybrida - 865,50 55,00 920,50 799,09
13 Kakao 4.410,85 9.473,65 1.177,40 15.061,90 9.538,00
14 Kelapa Sawit 80,00 458,00 - 538,00 2456,80
15 Kemiri 36,25 78,50 23,50 138,25 31,68
16 Pala 25,00 21,50 - 46,50 17,40
17 Pinang 24,50 35,25 31,50 91,25 7,67
18 Cabe Jamu 43,75 123,50 53,25 220,50 25,38
19 Jarak Pagar 143,75 121,25 - 265,00 0,09
5
Berdasarkan luas lahan yang cukup besar tersebut, sangat sesuai jika komoditas
tersebut menempati prioritas yang tinggi sebagai komoditas yang akan
dikembangkan di Kabupaten Pesawaran. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2,
dengan luas total perkebunan kakao sebesar 15.061,9 hektar di Kabupaten
Pesawaran, sebagian besar arealnya terdapat di Kecamatan Padang Cermin.
Tabel 3. Luas areal dan produksi tanaman kakao menurut kecamatan di Kabupaten Pesawaran, 2011
Kecamatan Luas Areal (Ha) Produksi
TBM TM TTM Jumlah
Padang Cermin 1.499,00 3.006,30 - 4.505,30 3.591,30 Punduh Pidada 579,30 1.407,00 314,80 2.301,10 704,60 Kedondong 1.041,00 1.963,80 466,30 3.471,10 2.288,30
Way Lima 615,25 629,75 184,00 1.429,00 650,00
Gedung Tataan 97,30 1.397,00 138,80 1.633,10 1.380,00
Negeri Katon 200,00 407,30 - 607,30 261,40
Tegineneng 379,00 662,50 73,50 1.115,00 662,40
Jumlah 4.410,85 9.473,65 1.177,40 15.061,90 1.006.79 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesawaran
Besarnya luas areal perkebunan kakao yang ada di Kecamatan Padang Cermin,
mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat di kecamatan tersebut
mengusahakan perkebunan kakao sebagai mata pencaharian utama mereka. Salah
satu desa di Kecamatan Padang Cermin yang sebagian besar penduduknya
merupakan petani kakao adalah Desa Pesawaran Indah (BPS Kabupaten
Pesawaran, 2011).
Desa Pesawaran Indah merupakan sebuah desa yang terletak di puncak salah satu
gunung di Kecamatan Padang Cermin. Dimana perkembangan sektor pertanian di
Desa Pesawaran Indah ini sedang didorong agar melaju pada percepatan yang
6
bukanlah desa yang mempunyai rataan hasil perkebunan kakao yang tinggi
diantara desa-desa yang lain di Kecamatan Padang Cermin, namun hampir seluruh
masyarakat yang ada di Desa Peswaran Indah ini merupakan petani kakao.
Penerimaan petani dari hasil produksi tanaman kakao ternyata belum cukup
memadai untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Hal ini terlihat dari
masih banyaknya petani yang berhutang atau meminjam uang kepada pedagang
pengepul biji kakao. Dimana petani harus menjual kembali hasil panennya
kepada pedagang pengepul yang bersangkutan, dan tidak jarang petani harus
menerima harga yang kurang sesuai. Hal ini akan berakibat pada rendahnya
pendapatan petani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Untuk berusaha
menambah pendapatan mereka, petani kakao biasanya tidak hanya
menggantungkan pemenuhan kebutuhan hidupnya pada hasil tanaman kakao saja.
Sementara itu, penerimaan yang diperoleh petani akan berhubungan langsung
dengan kelangsungan hidup petani. Semakin besar penerimaan yang diperoleh
dapat mempengaruhi kesejahteraan rumahtangga petani tersebut. Pada dasarnya
akses kebutuhan rumahtangga terhadap pengeluaran bahan pangan dan bahan
bukan makanan yang dibutuhkan sangat tergantung dari daya beli, tingkat
pendapatan, harga pangan, proses distribusi, kelembagaan tingkat lokal, maupun
kondisi sosial lainnya.
B. Perumusan Masalah
Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten yang baru terbentuk tahun 2007,
7
ini Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu kabupaten yang memiliki peran
cukup besar dalam menyumbangkan pendapatan total Provinsi Lampung.
Dibandingkan dengan beberapa kabupaten dan kota yang lain, Kabupaten
Pesawaran menjadi penyumbang terbesar ke tiga dalam kontribusi PDRB Provinsi
Lampung setelah Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pringsewu. Besarnya
kontribusi Kabupaten Pesawaran dalam PDRB Provinsi Lampung menandakan
adanya pertumbuhan ekonomi yang baik pada Kabupaten Pesawaran. Tabel 4
menunjukkan peran kabupaten/kota terhadap total pendapatan Provinsi Lampung
periode 2007-2011.
Tabel 4. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, 2007-2011
Kabupaten 2007 2008 2009 2010 2011
Lampung Barat 5,82 5,15 5,64 5,72 4,54
Tanggamus 7,72 5,97 5,46 5,71 6,33
Lampung Selatan 6,48 5,09 5,28 5,71 6,03
Lampung Timur 4,46 5,21 4,38 5,06 6,08
Lampung Tengah 6,20 5,66 5,94 5,88 5,75
Lampung Utara 6,27 5,69 6,32 4,98 6,23
Way Kanan 5,52 4,60 5,04 5,17 5,49
Tulang Bawang 6,93 6,79 0 6,19 5,50
Pesawaran * 5,34 5,69 5,91 6,41
Pringsewu * * * 6,95 7,10
Mesuji * * * 5,92 6,13
Tulang Bawang Barat * * * 5,89 6,36
Bandar Lampung 6,83 6,93 6,01 6,33 6,53
Metro 6,24 5,21 5,32 5,89 6,40
Keterangan* : Kabupaten belum terbentuk
Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012
Wilayah Kabupaten Pesawaran, terbagi menjadi 7 kecamatan yang masing-
masing wilayahnya memiliki potensi pertanian yang cukup mendukung
8
merupakan penghasil utama kakao di Kabupaten Pesawaran. Desa yang menjadi
penghasil terbesar adalah Desa Pesawaran Indah, dengan luas areal perkebunan
kakao sebesar 4.503,6 hektar dan produksi sebesar 2.471,0 ton (BPS Kabupaten
Pesawaran, 2011).
Berdasarkan luas lahan tanaman kakao di Desa Pesawaran Indah yang rata-rata
kepemilikan lahannya adalah 0,25-2,5 hektar, dengan produksi yang berkisar
antara 600-1.200 kuintal per tahunnya ( selama 3 bulan musim panen), dan
berkisar 15-20 kg per minggu saat non musim, maka sangat besar kemungkinan
bahwa pendapatan petani kakao akan cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangganya. Namun ternyata kualitas biji kakao yang dihasilkan oleh petani di
Desa Pesawaran Indah belum maksimal, sehingga menyebabkan rendahnya harga
yang diterima oleh petani.
Rendahnya kualitas dan kuantitas biji kakao yang dihasilkan oleh petani
diakibatkan oleh kurangnya tingkat pengetahuan petani dan sarana yang dimiliki.
Selain itu budidaya dan teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, serta
faktor lain yang melekat pada usahatani rakyat adalah skala usahataninya yang
umumnya kecil dan tersebar. Petani merasakan kurang maksimalnya usahatani
yang dilakukannya, sehingga mereka juga melakukan beberapa pekerjaan
tambahan sebagai sumber pendapatan tambahan guna memenuhi kebutuhan
rumah tangga mereka. Tabel 5 menunjukkan banyaknya keluarga yang tersebar di
9
Tabel 5. Banyaknya keluarga menurut penahapan keluarga per kecamatan di Kabupaten Pesawaran, 2011
Kecamatan Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III Plus
Punduh Pidada 4.120 1.428 1.443 454 105
Padang Cermin 8.607 5.404 5.560 1.965 217
Kedondong 7.066 3.711 3.359 1.085 166
Way Lima 5.199 1.799 1.564 689 226
Gedung Tataan 8.476 4.293 4.818 4.881 394
Negeri Katon 6.665 4.380 4.467 1.121 30
Tegineneng 6.179 2.465 2.086 3.562 76
Pesawaran 46.312 23.480 23.297 13.757 1.214
Sumber : Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Pesawaran.
Berdasarkan Tabel 5 Kecamatan Padang Cermin memiliki jumlah keluarga pra
sejahtera terbesar. Menurut BKKBN keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang
tidak memenuhi salah satu dari 6 indikator keluarga sejahtera I atau kebutuhan
dasar keluarga (basic needs). Masalah yang timbul di daerah tersebut adalah rendahnya kualitas dan kuantitas kakao yang dihasilkan oleh petani sehingga
mengakibatkan rendahnya pendapatan petani dan dapat menurunkan tingkat
kesejahteraan petani tersebut.
Dengan uraian yang telah dijelaskan tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah
yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini yaitu, (1) berapa besarnya
pendapatan rumahtangga petani dan bagaimana kontribusi pendapatan usahatani
terhadap pendapatan rumahtangga petani di Desa Pesawaran Indah Kecamatan
Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, (2) bagaimana ketimpangan distribusi
pendapatan dan (3) mengukur tingkat kesejahteraan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kesejahteraan rumahtangga petani di Desa Pesawaran
10
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai tingkat pendapatan dan tingkat
kesejahteraan rumahtangga petani adalah sebagai berikut,
(1) Menganalisis pendapatan rumahtangga dan besarnya kontribusi pendapatan
usahatani kakao dan non usahatani kakao terhadap pendapatan rumahtangga
petani.
(2) Menganalisis distribusi pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa
Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, dan
(3) Menganalisis tingkat kesejahteraan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan petani kakao di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang
Cermin Kabupaten Pesawaran.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
(1) Petani, sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan usahataninya
agar dapat mampu meningkatkan pendapatan.
(2) Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah dalam
mengambil keputusan kebijakan pertanian yang berhubungan dengan
masalah pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup petani.
(3) Individu ataupun lembaga, yang akan melakukan penelitian analisis tingkat
kesejahteraan berdasarkan pendapatan yang diterima oleh petani di masa
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah
Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran di
Provinsi Lampung dan diresmikan pada tanggal 2 November 2007, ditandai
dengan dilantiknya Penjabat Bupati Pesawaran oleh Menteri Dalam Negeri di
Jakarta.
1. Gambaran Umum Daerah
Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak pada 104,54o sampai dengan
105,14o bujur timur dan 5,7o sampai dengan 5,48o lintang selatan. Secara umum
memiliki iklim hujan tropis sebagaimana iklim Provinsi Lampung pada umumnya,
curah hujan per tahun berkisar antara 2.264 mm sampai dengan 2.868 mm dan
jumlah hari hujan antara 90 sampai dengan 176 hari/tahun.
Luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah ± 1173,77 km2 dengan kedudukan
ibukota di Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran yang berpenduduk 418.256
jiwa, memiliki potensi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan
pariwisata yang masih terbuka untuk dikembangkan. Dengan kondisi wilayah
53
menjadi pusat kawasan perdagangan dan perekonomian di Provinsi Lampung,
karena letaknya yang strategis yang berbatasan langsung dengan 4 (empat)
kabupaten/kota dan disebelah selatan yang berbatasan langsung dengan Teluk
Lampung, selengkapnya batas wilayah Desa Pesawaran Indah, Kecamatan
Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran :
(1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Harapan Jaya kecamatan Padang
Cermin, Kabupaten Pesawaran.
(2) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Paya, Kecamatan Padang Cermin,
Kabupaten Pesawaran.
(3) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gunung Rejo, Kecamatan Padang
Cermin, Kabupaten Pesawaran.
(4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bunut, Kecamatan Padang Cermin,
Kabupaten Pesawaran.
Desa Pesawaran Indah ini terdiri dari 8 dusun antara lain, Margosari, Wonorejo,
Margorejo, Sidoarjo, Kaligua, Sidoadi, Sumberejo, dan Kaliurip.
Hasil Rekapitulasi data kependudukan terakhir tahun 2009, Desa Pesawaran Indah
memiliki jumlah penduduk 3.016 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak
900 KK. Terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1.503 jiwa dan penduduk
perempuan berjumlah 1.513 jiwa yang tersebar di 8 (delapan) Dusun.
Jumlah penduduk Desa Pesawaran Indah mayoritas menganut agama Islam
berjumlah 2.865 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.428 jiwa dan
54
Kristen sebanyak 1 jiwa dan Khatolik sebanyak 150 jiwa, dengan jumlah
penduduk laki-laki 74 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 76 jiwa.
Yang secara kultur dan tradisi selalu hidup rukun berdampingan. Etnis yang
terdapat pada desa pesawaran indah adalah sebagai berikut : Batak 4 laki-laki dan
4 perepuan, Minang 6 laki-laki dan 5 perempuan, Sunda 182 laki-laki dan 159
perempuan, Jawa 1.291 laki-laki dan 1.334 perempuan, Madura 2 laki-laki dan 2
perempuan, Bali 1 laki-laki, dan lampung 17 laki-laki 9 perempuan.
Dimana mata pencarian sebagai petani sebanyak 1.049 jiwa, buruh tani 182 jiwa,
buruh imigran perempuan 4 jiwa, buruh migran laki-laki 3 jiwa, PNS 15 jiwa,
pedagang keliling 5 jiwa, TNI 1 jiwa dan pensiunan PNS/TNI/POLRI 5 jiwa itu
perdasarkan data pada tahun 2009.
Lembaga pendidikan yang ada di Desa Pesawaran Indah yaitu terdapat 2 Sekolah
Dasar Negeri yang dimiliki pemerintahan dan terdapat juga Sekolah Dasar swasta.
Jadi jumlah Sekolah Dasar yang ada di desa pesawaran indah ada 3. Sedangkan
untuk Sekolah Menengah Pertama hanya ada 1 itupun swasta (MTs). Dimana
jumlah guru pengajar pada MTs itu sebanyak 13 tenaga pengajar. Dan rata-rata
tenaga pengajaranya itu masih honorer.
2. Potensi Pertanian
Jenis penggunaan lahan terbesar di Desa Pesawaran Indah pada tahun 2009
didominasi oleh penggunaan tanah pemukiman yaitu sebesar 325 ha, 708 ha untuk
perkebunan, dan disusul kemudian penggunaan lahan untuk persawahan seluas
55
tahun 2009 yaitu penggunaan lahan kuburan sekitar 1 ha. Khusus untuk
penggunan lahan sawah, dibagi dalam irigasi teknis 127 ha, irigasi setengah teknis
157 ha. Untuk tanah kering ladang/tegal 39ha.
Luas areal yang potensial untuk pengembangan komoditas pertanian seluas 1031
ha, Persawahan 284 ha, Tegal/kebun 39 ha dan Perkebunan 708 ha. Pemilikan
lahan pertanian tanaman pangan sejumlah 753 keluarga. Memiliki lahan < 1 ha
818 keluarga dan yang memiliki lahan 1 – 5 ha sebanyak 51 keluarga. Dan yang
tidak memiliki lahan pertanian sebanyak 106 keluarga. Jadi total keluarga petani
sebanyak 869 keluarga.
Potensi pertanian yang menonjol di Desa Pesawaran Indah adalah usahatani
kakao. Mayoritas penduduk di Desa Pesawaran Indah bermatapencaharian
sebagai petani kakao. Luas areal lahan kakao sebesar 4.503,6 hektar dan produksi
sebesar 2.471 ton ( BPS Kabupaten Pesawaran, 2011). Rata-rata luas areal lahan
kakao yang dimiliki petani berkisar 0,25 ha – 2,5 ha. Kegiatan usahatani kakao
sudah dilakukan secara turun menurun dari generasi ke generasi oleh masyarakat
di Desa Pesawaran Indah. Walaupun berusahatani kakao telah sejak lama
dilakukan, namun masih adanya masalah yang dihadapi oleh petani. Masalah
yang sering timbul adalah serangan hama dan penyakit tanaman kakao, sehingga
dapat mengurangi hasil produktifitas tanaman kakao.
Pemasaran hasil panen tanaman kakao biasanya dijual langsung kepada
pengumpul. Harga yang diperoleh petani kakao menjadi lebih kecil, berbeda
halnya apabila petani langsung menjual ke pabrik yang mengolah biji kakao.
56
minimal 6%-7%. Apabila semakin kecil kadar air biji kakao maka harga akan
lebih tinggi dibandingkan dengan biji kakao basah. Peran pemerintah diharapkan
dapat membantu pemasaran hasil panen kakao yang berada di Desa Pesawaran
Indah, sehingga petani dapat menerima harga yang lebih tinggi dibandingkan
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :
1. Pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah bersumber
dari pendapatan usahatani dari kegiatan budidaya sendiri (on farm), kegiatan usahatani di luar kegiatan budidaya (off farm) dan aktivitas di luar kegiatan pertanian (non farm). Rata-rata pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah sebesar Rp 19.641.416,31/tahun. Persentase berbagai
sumber pendapatan adalah sebesar 77,06 persen pendapatan rumahtangga
diperoleh dari usahatani kakao dengan rata-rata pendapatan sebesar
Rp.15.136.198,92/tahun, sebesar 0,84 persen pendapatan rumahtangga
diperoleh dari kegiatan usahatani selain kakao dengan rata-rata pendapatan
sebesar Rp.164.347,83/tahun, dan sebesar 22,10 persen pendapatan
rumahtangga diperoleh dari kegiatan nonusahatani dengan rata-rata
pendapatan sebesar Rp.4.340.869,57/tahun.
2. Distribusi pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah
tidak merata, hal ini ditunjukkan oleh angka Gini Rasio dari hasil perhitungan
distribusi pendapatan adalah sebesar 0,43 dengan arti bahwa distribusi
99
3. Berdasarkan kriteria BPS 2007 rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran
Indah masuk dalam kategori sejahtera sebanyak 84,78 persen dan sebanyak
15,22 persen rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah yang belum
sejahtera. Berdasarkan kriteria BPS 2012 tidak terdapat rumahtangga petani
kakao yang masuk kategori miskin pada garis kemiskinan makanan (GKM)
sedangkan sebanyak 36,96% rumahtangga petani kakao berada di kategori
miskin pada garis kemiskinan bukan makanan (GKBM). Sedangkan
berdasarkan kriteria Social Matrics Matrix rumahtangga petani kakao di Desa
Pesawaran Indah masuk dalam kategori sejahtera sebanyak 76,09 persen dan
sebanyak 23,91 persen rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran indah
yang belum sejahtera. Berdasarkan hasil analisis faktor yang paling
berpengaruh terhadap kesejahteraan menurut kriteria BPS adalah pendapatan
rumahtangga dan jumlah aset yang dimiliki keluarga.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat diajukan dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagi petani kakao diharapkan mampu mengefesiensikan penggunaan lahan
dengan berbagai macam jenis tanaman berdasarkan kesesuaian lahan. Seperti
tanaman ubi atau sayur-sayuran untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga
petani.
2. Bagi pemerintah, hendaknya dapat meningkatkan peran kelembagaan melalui
100
penyaluran sarana produksi dan peran koperasi. Meningkatkan peran
penyuluh, khususnya penyuluh tentang teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi seperti peningkatan hasil mutu kakao dengan penanggulangan hama
penyakit yang tepat.
3. Bagi peneliti lain, disarankan agar membahas lebih lanjut pemasaran biji
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, B. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran.2011.Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.2011.Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
________________________________.2012.Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
Desa Pesawaran Indah. 2009. Daftar Isian Data Profil Desa dan Kelurahan. Desa Pesawaran Indah. Padang Cermin.
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesawaran. 2012.Komoditi Perkebunan Unggulan (Komoditi Kakao). Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
Dinas Perkebunan Provinsi Lampung.2012. Komoditi Perkebunan Unggulan (Komoditi Kakao). Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 2009. Daftar Isian Profil Desa dan Kelurahan. Desa Pesawaran Indah. Pesawaran Indah. Hernanto, F. 1994. IlmuUsahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. 390 hlm. Iqbal, M. dan T. Sudaryanto. 2008. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility) dalam Prespektif Kebijakan
Pembangunan Pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian, 6 (2): 155-173.
Iskandar, A. 2007. Analisis Kesejahteraan dan Manajemen Sumber daya Keluarga di Kota dan Kabupaten Bogor. [disertasi]. Sekolah Pasca Sarjana, Bogor: Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Kakisini, L. 2010. Analisis Tingkat Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan di Daerah Transmigrasi Kabupaten Seram, Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 7 No 2, Desember 2010, Halaman 65-71. Fakultas Pertanian. Universitas Pattimura. Ambon.
Komite Penanggulangan Kemiskinan. 2002. Buku Pedoman Komite Penanggulangan Kemiskinan. Sekretariat Komite Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta.
Kusmaria. 2011. Analisis Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Rumahtangga di Kawasan Industri Kabupaten Lampung Tengah.Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Kusrini, N. 2008. Dampak Penggunaa Varietas Unggul Terhadap Distribusi Pendapatan Petani Jagung di Kalimantan Barat. Jurnal Aplikasi
Manajemen, Vol.7 No1, Februari 2008. Fakultas Pertanian. Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Matakena, S. 2010. Analisis Pendapatan Pedagang Sayur-sayuran Daun di Pasar Sore Siriwini, Kabupaten Nabire. JurnaI lmiah Agribisnis dan Perikanan Vol.3 Edisi 1 (Mei 2010). Fakultas Pertanian. Universitas Wiyata Mandala. Nabire.
Pratama, A. 2011. Pentingnya Pertanian Bagi Perekonomian di Indonesia. http//.www.adventuspratama.blogspot.com. di akses pada 25 Desember 2012.
Saragih, BRJ. 2002. Analisis Kelayakan Investasi secara Finansial dan Ekonomi pada Perkebunan Kakao. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Sihotang, Benidiktus. 2010. Kakao-Botani Tanaman Kakao-Budidaya Tanaman Kakao-Panen dan Pasca Panen. http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/kakao. Diakses Pada tanggal 27 Desember 2012 Pukul 16:10. Bandar Lampung
Simatupang, P. 1997. Akselerasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Melalui Strategi Keterkaitan Berspektrum Luas. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian; Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Soeratno. 1996. Ekonomi Pertanian. Universitas Indonesia. Jakarta.
Sugiarto. 2008. Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Menurut Pola Pertanian dan Perdesaan :Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani”. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.
Suhendra, E.S. 2004. Analisis Struktur Sektor Pertanian Indonesia: Analisis Model Input-Output. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2 (9): 55-65.
Sumedi dan Supadi. 2004. Kemiskinan di Indonesia: Suatu Fenomena Ekonomi. Icaserd Working Paper No. 21. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dapertemen Pertanian, Bogor.
Sumodiningrat, G. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suryana, A. 2006. Sambutan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada Seminar Sehari “ Kinerja Pembangunan Pertanian 2006 dan Prospek 2007” pada tanggal 20 Desember 2006, Jakarta.
Wahyudi, T., T.R. Pangabean, Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao ;Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Winarno, Hendro. 2006. Ilmu: Budidaya Tanaman Kakao. http://www.mail-archive.com/agromania@yahoogroups.com/msg00037.html. Di akses pada Jumat 27 Desember 2012 Pukul 15:45. Bandar Lampung