• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH HEALTH CONSCIOUSNESS DAN ENVIRONMENTAL ATTITUDE TERHADAP ATTITUDE TOWARD ORGANIC FOODS YANG DIMEDIASI OLEH HEALTHY LIFESTYLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH HEALTH CONSCIOUSNESS DAN ENVIRONMENTAL ATTITUDE TERHADAP ATTITUDE TOWARD ORGANIC FOODS YANG DIMEDIASI OLEH HEALTHY LIFESTYLE"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS PENGARUH HEALTH CONSCIOUSNESS DAN

ENVIRONMENTAL ATTITUDE TERHADAP ATTITUDE TOWARD

ORGANIC FOODS YANG DIMEDIASI OLEH HEALTHY LIFESTYLE

( Studi Kasus Pada Konsumen Beras Organik di Kota Solo)

Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi

Syarat – Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

Citra Novria Purwandiary

F 0206125

FAKULTAS EKONOMI

U N I V E R S I T A S S E B E L A S M A R E T

S U R A K A R T A

(2)

commit to user

ii ABSTRAK

“ANALISIS PENGARUH HEALTH CONSCIOUSNESS DAN

ENVIRONMENTAL ATTITUDE TERHADAP ATTITUDE TOWARD ORGANIC FOODS YANG DIMEDIASI OLEH HEALTHY LIFESTYLE

( Studi Kasus Pada Konsumen Beras Organik di Kota Solo) Oleh :

CITRA NOVRIA PURWANDIARY F 0206125

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model kausal yang diharapkan mampu menjelaskan pengaruh kesadaran tentang kesehatan (health consciousness), sikap terhadap lingkungan (environtmental attitude), sikap pada produk beras organik (attitude toward organic foods), dan gaya hidup sehat (healthy lifestyle) sebagai variabel pemediasi.

Data diambil melaluipenyebaran kuesioner langsung kepada 150 responden yang memenuhi kriteria, seperti (1) Masyarakat yang berdomisili di Kota Solo, (2) Memiliki pengetahuan tentang beras organik, (3) Memiliki ketertarikan dengan produk beras organik. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan nonprobability sampling yaitu Purposive sampling. Hal ini bertujuan untuk menjamin keakuratan data yang dikumpulkan.

Uji instrument menggunakan KMO dan Bartlett’s Test untuk menguji validitas. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s alpha. Hasil pengujian menunjukkan item-item pertanyaan memenuhi kriteria valid dan reliabel, setelah beberapa kali diadakan perbaikan dalam tata bahasanya. Untuk pengujian empat hipotesis yang ada menggunakan SEM (Structural Equation Model).

Berdasarkan keempat hipotesis yang diuji secara empiris, hasil dapat diterima. Dalam Hasil pengujian yang dilakukan mengindikasi bahwa health consciousness secara signifikan dan positif mempengaruhi pada attitude toward organic foods (beras organik). Sedangkan environmental attitude juga secara signifikan dan positif mempengaruhi pada attitude toward organic foods (beras organik). Dari analis mediasi diperoleh hasil bahwa healthy lifestyle memediasi hubungan antara health consciousness terhadap attitude toward organic foods

(beras organik) dan memediasi pengaruh environmental attitude terhadap attitude toward organic foods (beras organik).

Melalui pengujian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman untuk studi kedepannya agar melakukan penelitian yang lebih luas dan dengan sampel yang lebih besar pula, sedangkan untuk praktisi diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pemasar berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan untuk menciptakan attitude toward organic foods (sikap terhadap makanan organik).

Kata kunci: health consciousness, environmental attitude, healthy lifestyle, dan

(3)

commit to user

iii ABSTRAK

"ANALYSIS OF THE EFFECT OF HEALTH AND ENVIRONMENTAL ATTITUDE ON ATTITUDE TOWARD ORGANIC FOODS MEDIATED BY

HEALTHY LIFESTYLE"

(A Case Study of Rice Organic Consumers in Solo)

By :

CITRA NOVRIA PURWANDIARY F 0206125

This study aims to test the causal model that is expected to explain the influence of awareness about health (health consciousness), attitudes toward the environment (environtmental attitude), attitudes on organic rice products (attitude toward organic foods), and healthy lifestyle (healthy lifestyle) as variable mediated.

Data retrieved through distributing questionnaires directly to the 150 respondents who meet the criteria, such as (1) People who live in the city of Solo, (2) Have knowledge of organic rice, (3) Having a fascination with organic rice products. The sampling technique is done by using purposive sampling that nonprobability sampling. This aims to ensure the accuracy of the data collected.

Test instruments used KMO and Bartlett's Test to test validity. While the reliability test using Cronbach's alpha. The test results show the items meet question valid and reliable criteria, after some time held the improvement in the grammar. To test the hypothesis that there are four using SEM (Structural Equation Model).Based on the four hypotheses were tested empirically, the results are acceptable. The results of tests performed indicate that health consciousness is significantly and positively affect the attitude toward organic foods (organic rice). While environmental attitude were also significantly and positively affect the attitude toward organic foods (organic rice). From the analyst mediation result that healthy lifestyle mediate the relationship between health consciousness of the attitude toward organic foods (organic rice) and mediate environmental influences attitude toward the attitude towards organic foods (organic rice).

Through this test is expected to provide insight for future studies to conduct more extensive research and with a larger sample as well, while for practitioners is expected to provide insight to marketers associated with the effort that must be done to create an attitude toward organic foods (attitudes towards organic food ).

Key word: health consciousness, environmental attitude, healthy lifestyle, dan

(4)

commit to user

(5)

commit to user

(6)

commit to user

vi

HALAMAN MOTTO

“ Apabila anak Adam meninggal dunia maka putuslah

amalan-amalannya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang

bermanfaat, dan doa anak saleh kepada kedua orang tuanya.”

(Hadist Riwayat Muslim)

”If you don’t hope, you will not find what is beyond your hopes”

(St. Clement of Alexandra)

”Sesungguhnya keadaannya apabila ia menghendaki sesuatu hanyalah berkata

kepadanya ’jadilah’ maka terjadilah ia, Maka Maha suci (Allah) yang ditanganNya

kekuasaan atas segala sesuatu dan kepadaNyalah kamu dikembalikan.”

(7)

commit to user

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

Papa, mama, sheilla, dan zara, untuk kasih

sayang, harapan, dukungan dan doa yang

tidak pernah putus.

Kedua eyang kakung dan putri, untuk

dukungan dan doa restunya.

My lovely Riza, untuk cinta, dukungan,

harapan dan doanya.

Teman dan Sahabat, FE 2006, Manajemen

Pemasaran 2006, Manajemen 2006, Kakak

Tingkat dan Adik Tingkat, HMJM FE UNS,

Auto Force Company, dan Teman-teman

yang selalu mendukungku (Ayu, Irma, Anas,

Heni, Hana) untuk dukungan serta

(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan

karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ANALISIS PENGARUH HEALTH CONSCIOUSNESS DAN

ENVIRONMENTAL ATTITUDE TERHADAP ATTITUDE TOWARD

ORGANIC FOODS YANG DIMEDIASI OLEH HEALTHY LIFESTYLE

(Studi Kasus Pada Konsumen Beras Organik di Kota Solo). Dalam proses

penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak sekali petunjuk, bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan

hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah S.W.T., untuk segala kasih sayang, lindungan, rahmat, karunia,

rizky dan hidayahNya.

2. Nabi Muhammad S.A.W., untuk segala tuntunan dan pelajaran tentang

kemuliaan hidup.

3. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

4. Dra. Endang Suhari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FE UNS

dan Reza Rahardian, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

FE UNS.

5. Ahmad Ichwan S., SE., MS., selaku Pembimbing Akademik.

Terimakasih atas segala nasihat, saran-saran dan bimbingan yang telah

(9)

commit to user

ix

6. Siti Khoiriyah, SE, M.si., selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar

memberikan bimbingan dan saran-saran serta bimbingan yang sangat

berarti dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak-bapak dan Ibu-ibuDosen Fakultas Ekonomi UNS, terima kasih

atas semua bimbingannya selama ini.

8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Karyawan Fakultas Ekonomi UNS, terima

kasih atas segala bantuannya.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan

kesempurnaan karya ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya sederhana ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, September 2010

(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat Penelitian ... 15

(11)

commit to user

xi

B. Environmental Attitude ... 18

C. Healthy Lifestyle ... ... 21

D. Attitude Toward Organic Foods ... 24

E. Penelitian Terdahulu ... 26

F. Kerangka Teoritis ... 29

G. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 37

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 39

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 41

D. Sumber Data ... 45

E. Metode Analisi Data ... 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif ... 63

B. Uji Instrumen Penelitian ... 67

1. Pengujian Validitas ... 67

2. Pengujian Reliabilitas ... 71

C. Analisis Structural Equation Model (SEM) ... 76

(12)

commit to user

xii

2. Normalitas ... 77

3. Outlier ... 80

4. Asumsi Goodnes Of Fit ... 84

5. Modifikasi Model ... 87

D. Analisis Uji Hipotesis dan Pembahasan ... 91

1.Uji Hipotesis ... 91

2. Pembahasan Hasil Penelitian . ... 92

a. Hubungan antara health consciousness dan attitude toward organic foods(H1) ……… 92

b. Hubungan antara environmental attitude dan attitude toward organic foods(H2) ……… 94

3. Analisis Mediasi ………... 95

c. Healthy lifestyle memediasi pengaruh health consciousness terhadap attitude towardorganic foods (beras organik)(H3) ………...……… 96

d. Healthy lifestyle memediasi pengaruh health consciousness terhadap attitude towardorganic foods (beras organik)(H3) ………...……… 96

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... . 99

(13)

commit to user

xiii

2. Saran Praktis ... 100

C. Implikasi Studi ... 100

1. Implikasi Teoritis ... 100

2. Implikasi Praktis ... 101

3. Implikasi Metodologis ... 102

C. Keterbatasan ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

III.1. Hasil KMO dan Bartlett’s Test Pretest ... 49

III.1. Hasil Uji Validitas Pretest ... 49

III.3. Hasil KMO dan Bartlett’s Test Pretest ... 50

III.4. Hasil Uji Validitas Pretest ... 51

III.5. Hasil KMO dan Bartlett’s Test Pretest ... 52

III.6. Hasil Uji Validitas Pretest ... 53

III.7. Hasil Uji Reliabilitas Pretest ... 56

III.8. Indeks Kelayakan Model ... 60

IV.1. Distribusi Responden ... 64

IV.2. Tabel Hasil Uji Validitas Health Consciousness ... 67

IV.3. Tabel Hasil Uji Validitas Environmental attitude ... 68

IV.4. Tabel Hasil Uji Validitas Healthy Lifestyle ... 68

IV.5. Tabel Hasil Uji Validitas Attitude Toward Organic Foods ... 69

IV.6. Tabel Hasil Uji Reliabilitas Health Consciousness ... 71

IV.7. Tabel Hasil Uji Reliabilitas Environmental attitude ... 72

IV.8. Tabel Hasil Uji Reliabilitas Healthy Lifestyle ... 73

IV.9. Tabel Hasil Uji Reliabilitas Attitude Toward Organic Foods... 74

(16)

commit to user

xvi

IV.11 Tabel Hasil Uji Outliers………..………... 80

IV.12 Tabel Hasil Uji Goodness of Fit Model………..…... 83

IV.13 Tabel Hasil Uji Goodness of Fit Modelsetelah modifikasi…………. 87

IV.14 Tabel Regression Weights…….………... 90

(17)

commit to user

(18)

commit to user ABSTRAK

“ANALISIS PENGARUH HEALTH CONSCIOUSNESS DAN

ENVIRONMENTAL ATTITUDE TERHADAP ATTITUDE TOWARD ORGANIC FOODS YANG DIMEDIASI OLEH HEALTHY LIFESTYLE

( Studi Kasus Pada Konsumen Beras Organik di Kota Solo) Oleh :

CITRA NOVRIA PURWANDIARY F 0206125

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model kausal yang diharapkan mampu menjelaskan pengaruh kesadaran tentang kesehatan (health consciousness), sikap terhadap lingkungan (environtmental attitude), sikap pada produk beras organik (attitude toward organic foods), dan gaya hidup sehat (healthy lifestyle) sebagai variabel pemediasi.

Data diambil melaluipenyebaran kuesioner langsung kepada 150 responden yang memenuhi kriteria, seperti (1) Masyarakat yang berdomisili di Kota Solo, (2) Memiliki pengetahuan tentang beras organik, (3) Memiliki ketertarikan dengan produk beras organik. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan nonprobability sampling yaitu Purposive sampling. Hal ini bertujuan untuk menjamin keakuratan data yang dikumpulkan.

Uji instrument menggunakan KMO dan Bartlett’s Test untuk menguji validitas. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s alpha. Hasil pengujian menunjukkan item-item pertanyaan memenuhi kriteria valid dan reliabel, setelah beberapa kali diadakan perbaikan dalam tata bahasanya. Untuk pengujian empat hipotesis yang ada menggunakan SEM (Structural Equation Model).

Berdasarkan keempat hipotesis yang diuji secara empiris, hasil dapat diterima. Dalam Hasil pengujian yang dilakukan mengindikasi bahwa health consciousness secara signifikan dan positif mempengaruhi pada attitude toward organic foods (beras organik). Sedangkan environmental attitude juga secara signifikan dan positif mempengaruhi pada attitude toward organic foods (beras organik). Dari analis mediasi diperoleh hasil bahwa healthy lifestyle memediasi hubungan antara health consciousness terhadap attitude toward organic foods

(beras organik) dan memediasi pengaruh environmental attitude terhadap attitude toward organic foods (beras organik).

Melalui pengujian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman untuk studi kedepannya agar melakukan penelitian yang lebih luas dan dengan sampel yang lebih besar pula, sedangkan untuk praktisi diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pemasar berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan untuk menciptakan attitude toward organic foods (sikap terhadap makanan organik).

Kata kunci: health consciousness, environmental attitude, healthy lifestyle, dan

(19)

commit to user ABSTRAK

"ANALYSIS OF THE EFFECT OF HEALTH AND ENVIRONMENTAL ATTITUDE ON ATTITUDE TOWARD ORGANIC FOODS MEDIATED BY

HEALTHY LIFESTYLE"

(A Case Study of Rice Organic Consumers in Solo)

By :

CITRA NOVRIA PURWANDIARY F 0206125

This study aims to test the causal model that is expected to explain the influence of awareness about health (health consciousness), attitudes toward the environment (environtmental attitude), attitudes on organic rice products (attitude toward organic foods), and healthy lifestyle (healthy lifestyle) as variable mediated.

Data retrieved through distributing questionnaires directly to the 150 respondents who meet the criteria, such as (1) People who live in the city of Solo, (2) Have knowledge of organic rice, (3) Having a fascination with organic rice products. The sampling technique is done by using purposive sampling that nonprobability sampling. This aims to ensure the accuracy of the data collected.

Test instruments used KMO and Bartlett's Test to test validity. While the reliability test using Cronbach's alpha. The test results show the items meet question valid and reliable criteria, after some time held the improvement in the grammar. To test the hypothesis that there are four using SEM (Structural Equation Model).Based on the four hypotheses were tested empirically, the results are acceptable. The results of tests performed indicate that health consciousness is significantly and positively affect the attitude toward organic foods (organic rice). While environmental attitude were also significantly and positively affect the attitude toward organic foods (organic rice). From the analyst mediation result that healthy lifestyle mediate the relationship between health consciousness of the attitude toward organic foods (organic rice) and mediate environmental influences attitude toward the attitude towards organic foods (organic rice).

Through this test is expected to provide insight for future studies to conduct more extensive research and with a larger sample as well, while for practitioners is expected to provide insight to marketers associated with the effort that must be done to create an attitude toward organic foods (attitudes towards organic food ).

Key word: health consciousness, environmental attitude, healthy lifestyle, dan

(20)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di tengah industri pangan yang makin mengabaikan faktor kesehatan

jangka panjang konsumennya, makanan alami yang tanpa bahan kimia akan

kembali menjadi kebutuhan fitrah manusia. Keorganikan suatu produk

organik ditentukan bukan berdasarkan pada produknya, tetapi bagaimana

produk tersebut diproses (organically produced). Konsumen sebaiknya tahu,

apakah produk yang dikonsumsi, benar produk organik atau tidak, biasanya

dari label yang tertera pada produk, sehingga konsumen menjadi yakin dan

percaya, bahwa produk tersebut benar-benar organik.

Industri pertanian saat ini, yang dengan dalih kecukupan pangan

menjadi semakin mengabaikan kebutuhan bumi untuk diperhatikan dan

dilestarikan. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida, semakin membuat

kemampuan tanah untuk memberikan kemampuan terbaiknya dalam

menghasilkan tanaman yang bernilai gizi tinggi, tetapi dengan adanya

bahan-bahan kimia dapat sangat bersifat merusak unsur hara tanah. Untuk

itu PBB sejak tahun 1999 sudah mulai kick off campaign Go Organic 2010.

Karena bahan pangan organik tidak semata menyangkut kebutuhan

manusia, tetapi juga merupakan kebutuhan bumi sebagai lahan tumbuhnya.

Bahan kimia pada pertanian memberikan sumbangan yang sangat besar

(21)

commit to user

terhadap proses global warming (www.gayahiduporganic.com; 15

September 2009, 11:43 am).

Akibatnya setiap tanaman (beras, sayur, buah-buahan) yang

dikonsumsi selalu saja memberi tambahan bahan kimia dan ikut masuk

dalam pencernaan tubuh. Penumpukan bahan kimia yang terjadi

bertahun-tahun sepanjang umur akan makin melemahkan fungsi organ, dan dapat juga

menjadi radikal bebas atau bersifat karsinogen, yakni penyebab dari

penyakit kanker (bebibluu.blogspot.com; 15 September 2009, 10:01 am).

Sekarang ini juga marak berbagai penyakit akibat pola makan dan

gaya hidup yang kurang sehat, misalnya: Kolesterol, diabetes melitus, liver,

kanker, hipertensi, jantung koroner, dan stroke. Semua penyakit di atas tidak

menular, tetapi akan menular secara turunan jika konsumen tua menurunkan

pola makan dan kebiasaan gaya hidup yang salah kepada anak-anaknya.

Pola makan adalah sesuatu yang berhubungan dengan mengkonsumsi, dalam

hal ini mengkonsumsi pangan organik, dengan mengkonsumsi pangan

organik, konsumen dianggap berjasa menyelamatkan lingkungan dan

meminimalkan penggunaan pestisida maupun pupuk buatan

(pranaindonesia.wordpress.com; 15 September 2009, 10:02 am).

Pangan organik dianggap lebih bersahabat dengan lingkungan,

karena mengambil dari alam dan mengembalikannya kembali ke alam

sambil menjaga keragaman hayati (tidak perlu membunuh makluk hidup

(22)

commit to user

tanaman sendiri). Pengendalian hama dilakukan dengan penggunaan

pestisida seminimal mungkin, dan semaksimal mungkin menggunakan

hama-hama alam, seperti serangga.

Mengenai masih mahalnya bahan pangan organik hal ini bisa

dipahami karena lamanya masa tanam atau produksi membuat pangan

organik kurang memiliki daya saing secara ekonomi dengan bahan pangan

hasil penanaman konvensional. Tetapi manfaat bahan pangan organik jauh

lebih banyak dibanding bahan makanan non organik. Karena organik selain

mempunyai nilai nutrisi yang tinggi juga berfungsi untuk detoksifikasi dan

regenerasi sel yang tentunya tidak dimiliki oleh bahan pangan biasa

(GoGreen:Experd.com; 17 Juni 2009; 07:56 pm; Krystallis and

Chryssohoidis, 2005).

Rini Damayanti, dokter umum lulusan Universitas Pajajaran yang

mendalami bidang nutrisi di SEAMEO Universitas Indonesia dan

melanjutkan studi Natural Healing di Westbrook University, New Mexico,

Amerika Serikat, menyebutkan dampak negatif pestisida langsung

berpengaruh pada sistem neurotransmitter, sistem endokrin/hormonal,

meningkatnya zat karsinogen (pencetus kanker), dan tertekannya sistem

imunitas atau kekebalan tubuh.

Kehidupan modern saat ini memunculkan banyak persoalan dengan

meningkatnya masalah kesehatan. Apa yang dimakan akan mempengaruhi

(23)

commit to user

menyangkut makanan apa yang dimakan, di mana, dan bagaimana memakan

makanan itu, tetapi bagaimana makanan tersebut berpengaruh terhadap

tubuh. Pengaruh yang sangat jelas mengenai makanan apa yang dikonsumsi

adalah terhadap kesehatan serta kebugaran tubuh, dan sampai batas tertentu,

kecantikan dan kemudaan kulit dalam tubuh. Oleh karena itu, dibutuhkan

adanya kesadaran akan kesehatan agar kesehatan dalam tubuh lebih terjaga

(health consciousness).

Konsep untuk mengkonsumsi pangan organik, sebaiknya diawali

untuk mencapai hidup sehat. Setelah menanam secara organik, baru

kemudian merubah ke gaya konsumsi. Kebanyakan konsumen

mengkonsumsi makanan organik karena dorongan dan kesadaran akan

lingkungan serta demi penyelamatan kesehatan terhadap generasi penerus.

Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran terhadap kesehatan (health

conciousness). Kesadaran terhadap kesehatan adalah tingkat kesiapan

konsumen dalam mengambil tindakan yang sehat (Schifferstein and Ophuis,

P.A.M. (1998). Dan dari kesadaran inilah, maka konsumen dapat mengetahui

apa yang baik dan tidak bagi tubuhnya.

Dengan adanya kesadaran terhadap lingkungan, disinyalir individu

akan lebih peduli terhadap lingkungan. Dalam beberapa penelitian, dapat

memberikan petunjuk, yaitu individu yang peduli dan sadar terhadap

lingkungan (environmental attitude) akan lebih memilih untuk membeli

(24)

commit to user

Semakin tinggi perekonomian suatu negara, semakin padat aktivitas

individu. Selain itu, aktivitas professional berdampak pada perubahan gaya

hidup. Perubahan gaya hidup ini sesuai dengan lingkungan manusia tersebut

berada dan tumbuh. Sikap terhadap lingkungan (environmental attitude)

sangat berpengaruh terhadap gaya hidup manusia itu sendiri. Di saat

lingkungan tersebut adalah lingkungan yang bergaya tidak sehat, maka

seringkali konsumen mengikuti gaya hidup tidak sehat. Sedangkan apabila

konsumen berada pada lingkungan yang sehat akan mempengaruhi

konsumen untuk bergaya hidup sehat pula (biocert.or.id; 17 Juni 2009;

07:50 pm).

Salah satu hal yang menjadi alasan seseorang untuk memilih produk

organik adalah karena produk organik lebih mempedulikan lingkungan

(environmental attitude) dan masalah kesehatan. Sehingga individu yang

memiliki tingkat kepedulian terhadap lingkungan dan kesadaran akan

kesehatannya tinggi akan lebih memilih untuk mengkonsumsi produk

organik daripada produk konvensional. Masalah tersedia atau tidaknya

produk dan harga merupakan faktor yang mempengaruhi pembelian secara

langsung (Davies et al., 1995).

Survei di Swedia, negara yang tingkat kesadaran konsumen dan

lingkungan sangat tinggi, menunjukkan ada perbedaan antara sikap

(attitude) dan perilaku (behavior) dalam mengonsumsi terkait dengan

produk organik. Konsumen di Swedia tidak menilai ―diproduksi secara

(25)

commit to user

organik tidak melebihi atau lebih unggul daripada produk non-organik

dalam nilai rasa dan kesegaran dan harganya yang lebih mahal.

Penelitian di Swedia itu menunjukkan konsumen yang perilakunya

pro-lingkungan cenderung bisa diperkirakan membeli produk organik.

Terkait dengan kepedulian lingkungan, hubungan antara perilaku

(pro-lingkungan) dengan perilaku (membeli produk organik) lebih kuat

dibandingkan dengan sikap (tidak pro-lingkungan) dengan perilaku

(membeli produk organik) dalam konteks kepedulian pada lingkungan

(Magnusson et al., 2001).

Disamping kesadaran akan kesehatan dibutuhkan juga sikap

konsumen terhadap lingkungan, karena konsumen yang peka terhadap

lingkungan, akan lebih memilih bergaya hidup sehat, yaitu gaya hidup yang

menggunakan produk-produk organik. Sikap terhadap produk-produk

organik bisa dimunculkan karena gaya hidup sehat yang dipilih oleh

konsumen sendiri dan konsumen tersebut sudah berfikir bahwa dengan

bersikap positif terhadap produk organik akan lebih menyehatkan bagi tubuh

mereka sendiri (attitude toward organic foods). Menurut penelitian Fang

Chen (2009), Sikap terhadap beras organik (attitude toward organic foods)

adalah bagaimana seseorang memutuskan untuk mengkonsumsi beras

organik. Dan keputusan itu berdasarkan nilai yang mempengaruhi seseorang

(26)

commit to user

Studi penelitian yang telah dilakukan di Amerika Utara dan Eropa

mengenai persepsi sikap seseorang terhadap makanan organik (attitude

toward organic foods) (e.g., 1989; Ott, 1990; Huang et al, 1990, Huang et

al, 1993; Misra et al, 1991; Jolly et al, 1989; Jolly, 1991, Goldman and

Clancy, 1991; Ekelund, 1990; Baker and Crosbie, 1993; Swanson and

Lewis, 1993; Groff et al, 1993; Sylavander, 1993; Buzby and Kees, 1994;

Byrne et al, 1994; Fricke and von Alvensleben, 1997; Hack, 1997; Hutchins

and Greenlagh, 1997; The Packer, 1998; Thompson and Kidwell, 1998;

Oystein et al, 2001, O‘Donovan and McCarthy, 2002; Jolly, 2001; The

Packer, 2001; Demeritt, 2002; Wolf, 2002; Cunningham, 2002)

menyimpulkan bahwa konsumen akan melakukan pembelian terhadap

makanan organik karena persepsi sikap mereka untuk makanan organik

adalah lebih aman, sehat, dan lebih ramah lingkungan daripada produk

konvensional.

Penelitian lain yang dilakukan di Eastern Croasia, mengemukakan

bahwa individu akan bersikap positif terhadap makanan organik (attitude

toward organic foods) bergantung kepada keinginan mereka sendiri untuk

membeli produk makanan organik itu dengan harga yang lebih tinggi (15%).

Kesadaran bahwa produk makanan organik lebih mahal tetapi juga

dimotivasi oleh aspek kesehatan, rasa yang lebih enak, kesadaran terhadap

lingkungan serta merupakan suatu kebiasaan sebesar (65%) (Ranogejec et

(27)

commit to user

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang bersikap postif

terhadap makanan organik (attitude toward organic foods) adalah adanya

kesadaran mengenai ekologi alam dan tingkat pengetahuan yang dimiliki

oleh konsumen. Ini dimaksudkan bahwa produk makanan organik

diproduksi dengan suatu cara dengan menjadi satu dengan alam (production

of organic food should be a part of a livelihood rural system). Yang juga

tidak kalah penting pengaruhnya terhadap sikap seseorang pada makanan

organik adalah pendapatan dari sebuah keluarga dan kesediaan untuk

memberikan kehidupan yang lebih baik terhadap diri sendiri dan keluarga

tetapi didukung pula dengan adanya cuaca serta kondisi lingkungan yang pas

sehingga kegiatan memproduksi makanan organik bukan merupakan suatu

hal yang tidak mungkin (Theodoropoulou, 2000).

Menurut Theodoropoulou (2000), faktor-faktor yang menyebabkan

sikap seseorang terhadap makanan organik negatif penelitian yang dilakukan

di Magnesia, Greece adalah jauhnya lokasi toko atau pasar yang menjual

produk-produk makanan organik dari tempat tinggal mereka dan tingginya

harga dari produk makanan organik, sehingga meskipun sebenarnya mereka

ingin mengkonsumsi makanan organik tetapi karena dua hal tersebut sikap

mereka menjadi negatif (tidak membeli makanan organik).

Sebagai tambahan, untuk mengetahui sikap seseorang terahadap

makanan organik juga dapat dilihat bagaimana perilaku individu tersebut

(28)

commit to user

(environmental attitudes) dan juga dapat dipengaruhi oleh pola gaya hidup

individu tersebut (healthy lifestyle) (Fang Chen, 2009).

Henry Chang, pakar makanan organik, menganjurkan kita untuk

mengamalkan "GAYA HIDUP ORGANIK", yaitu hidup yang selaras

dengan alam, banyak minum air, cukup olahraga, udara bersih, cukup sinar

matahari, tidak merokok dan minum alkohol, serta mengkonsumsi makanan

organik yang bebas pencemaran. Gaya hidup sehat yang terbentuk dapat

mempengaruhi sikap konsumen terhadap makanan organik.

Mengkonsumsi produk pertanian organik di Jakarta saat ini menjadi

satu gaya hidup baru. Banyak alasan yang bisa disampaikan mengapa

konsumen mengkonsumsi produk organik. Survei konsumen sayuran

organik yang dilakukan oleh ELSPPAT tahun 2001 menunjukkan konsumen

membeli sayuran organik dengan alasan utama kesehatan (ELSPPAT, 2001).

ELSPPAT adalah organisasi non-pemerintah yang bekerja mengembangkan

pertanian organik sayur-mayur dan nenas di Kabupaten Bogor dan Kota

Bogor.

Gaya hidup sehat (healthy lifestyle) menekankan hukum mengenai

kesehatan, yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas seperti mengkonsumsi

makanan organik, peduli terhadap kesehatan, dan adanya keseimbangan

hidup (Gil et al., 2000). Dapat ditarik kesimpulan, bahwa gaya hidup sehat

(healthy lifestyle) disini, dapat membantu untuk mengetahui apakah

(29)

commit to user

yang tidak bersikap positif terhadap makanan organik dimediasi oleh gaya

hidup sehat. Sebagai tambahan, dari kesadaran terhadap kesehatan dan sikap

terhadap lingkungan diatas, adalah untuk mengetahui bagaimana individu

mencari dan memperlihatkan identitas kesehatan mereka.

Menurut penelitian Fang Chen (2009), konsumen mempunyai

persepsi bahwa makanan yang berlabel organik lebih sehat daripada

makanan konvensional biasa. Untuk itu yang menjadi bahan penelitian ini

adalah makanan organik (organic foods) dengan meneliti produk beras

organik. Beras organik (organic foods) merupakan salah satu jenis produk

organik yang mudah ditemui di swalayan-swalayan di kota-kota besar. Jenis

produk-produk organik yang lain adalah sayur, buah, palawija, jamur, telur,

pangan olahan (kecap, yogurt, selai, pasta, tahu, tempe), produk perawatan

tubuh yang digunakan sehari-hari (sabun, shampoo, pasta gigi), pembersih

lantai, obat nyamuk, dan banyak lagi (organic foods) (majalah Nirmala; 17

November 2009; 08:25 am).

Dalam penelitian Fang Chen (2009), tujuan dari penelitian tersebut

adalah untuk mengetahui sikap secara spesifik, seperti kesadaran terhadap

kesehatan dan sikap terhadap lingkungan, serta untuk mengetahui sikap

konsumen terhadap makanan organik. Data diperoleh di Taiwan, dengan

menggunakan warga negara Taiwan, yang menjadi respondennya. Metode

yang digunakan adalah dengan menggunakan model regresi. Digunakan

(30)

commit to user

dalam hubungannya dengan kesadaran terhadap kesehatan dan sikap

terhadap lingkungan serta sikap konsumen terhadap makanan organik.

Hasilnya menunjukkan kesamaan dengan beberapa penelitian

terdahulu, yang mana menyatakan bahwa individu yang peduli terhadap

kesehatan dan lingkungan akan lebih termotivasi untuk membeli produk

makanan organik. Sebagai tambahan, gaya hidup sehat memiliki peran

penting untuk memediasi dan memberikan pegaruh dalam hubungan yang

postif antara kesadaran terhadap kesehatan dan sikap terhadap lingkungan

serta sikap konsumen terhadap makanan organik. Untuk itu, gaya hidup

sehat menganjurkan kepada konsumen untuk memiliki sikap positif terhadap

makanan organik.

Penelitian yang dilakukan oleh Fang Chen (2009), yang diteliti

terlalu luas, yaitu makanan organik. Maka peneliti merasa tertarik ingin

melakukan penelitian ulang dengan menggunakan variabel serupa tetapi

lebih khususnya terhadap beras organik dan menggunakan responden

masyarakat solo. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, apakah dengan

menggunakan responden masyarakat solo dan menggunakan variabel sikap

terhadap makanan organik dalam hal ini adalah beras organik, apakah hasil

yang diperoleh akan sama dengan penelitian yang dilakukan Fang Chen

(2009).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian

(31)

commit to user

DAN ENVIRONMENTAL ATTITUDE TERHADAP ATTITUDE

TOWARD ORGANIC FOODS YANG DIMEDIASI OLEH HEALTHY

LIFESTYLE (Studi Kasus Pada Konsumen Beras Organik di Kota

Solo)”.

B. RUMUSAN MASALAH

Fenomena pertama yang akan dijelaskan adalah ketika konsumen

sadar bahwa makanan yang sehat, aman, bebas resiko dan jelas kualitasnya

adalah bergantung kepada konsumen itu sendiri, sadarkah terhadap

kesehatan (Fagerli and wandel, 1999; Rozin et al., 1999). Banyak konsumen

juga percaya bahwa makanan organik lebih aman dan dapat memberikan

keuntungan lain yaitu berupa kesehatan, dibandingkan dengan apabila tetap

mengkonsumsi makanan non organik yang memang lebih murah, namun

pada akhirnya konsumen akan mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk

masalah kesehatan mereka dimasa yang akan datang, dengan demikian itu,

memberikan dorongan yang positif terhadap perilaku atau sikap akan produk

makanan organik (Beharrel and Macfie, 1991; jolly et al, 1989). Rumusan

masalah yang pertama adalah :

Apakah health consciousness berpengaruh pada attitude toward

organic foods (beras organik)?

Fenomena kedua yang dijelaskan adalah produk-produk organik

akan lebih tidak merusak lingkungan daripada produk-produk non organik

(32)

commit to user

sebabnya mengapa konsumen yang memikirkan mengenai lingkungan akan

lebih memilih untuk membeli produk makanan organik (e.g. Schifferstein

and Oude Ophuis, 1998; Van Dam, 1991). Rumusan masalah yang kedua

adalah :

Apakah environmental attitude berpengaruh pada attitude

toward organic foods (beras organik)?

Fenomena yang ketiga adalah Gaya hidup sehat dapat

dipertimbangkan sebagai variabel mediasi antara variabel independen

(kesadaran tentang kesehatan dan sikap terhadap lingkungan) dan variabel

dependen (sikap terhadap produk beras organik). Beberapa konsumen

memiliki kesadaran akan kesehatan dan peduli terhadap kesehatan mereka

sendiri tetapi mereka terlalu sibuk untuk berolahraga dan melakukan cek

kesehatan. Maka untuk menutupi itu adalah dengan mengkonsumsi makanan

organik meskipun dengan harga yang lebih tinggi (Krystallis and

Chryssohoidis, 2005). Dengan kata lain, meskipun konsumen sadar akan

kesehatan dan berkorelasi dengan gaya hidup sehat, beberapa konsumen

lainnya masih mengikuti gaya hidup tidak sehat meskipun

konsumen-konsumen tersebut memiliki kesadaran akan kesehatan. Ini berarti bahwa

terdapat hubungan yang positif antara kesadaran tentang kesehatan dan sikap

terhadap produk beras organik dan hubungan positif antara sikap terhadap

(33)

commit to user

konsumen-konsumen tersebut memimpinnya dengan gaya hidup sehat

terlebih dahulu. Rumusan masalah ketiga dan keempat adalah :

Apakah healthy lifestyle memediasi pengaruh health

consciousness terhadap attitude toward organic foods (beras

organik)?

Apakah healthy lifestyle memediasi pengaruh environmental

attitude terhadap attitude toward organic foods (beras organik)?

Dengan demikian, untuk memberikan arah penelitian terkait dengan

pendesainan metode dan prosedur pengujian, maka berikut ini adalah

rumusan tujuannya.

C. TUJUAN PENELITIAN

Studi ini bertujuan untuk menguji model kausal yang diharapkan

mampu menjelaskan hubungan pengaruh antara kesadaran tentang kesehatan

(health consciousness), sikap terhadap lingkungan (environtmental attitude),

sikap terhadap produk beras organik (attitude toward organic foods), dan

gaya hidup sehat (healthy lifestyle). Secara spesifik, studi ini bertujuan

untuk: (1) menjelaskan pengaruh kesadaran tentang kesehatan (health

consciousness) pada sikap terhadap produk beras organik (attitude toward

organic foods), (2) menjelaskan pengaruh sikap terhadap lingkungan

(environtmental attitude) pada sikap terhadap produk beras organik (attitude

(34)

commit to user

lifestyle) sebagai variabel pemediasi pengaruh kesadaran akan kesehatan

(health consciousness) terhadap sikap terhadap produk beras organik

(attitude toward organic foods) (4) mengetahui peran gaya hidup sehat

(healthy lifestyle) sebagai variabel pemediasi pengaruh sikap terhadap

lingkungan (environmental attitude) terhadap sikap terhadap produk beras

organik (attitude toward organic foods).

D. MANFAAT PENELITIAN

Suatu penelitian akan mempunyai nilai apabila penelitian tersebut

mampu memberikan manfaat kepada berbagai pihak. Adapun manfaat

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi

Menjadi sebuah model empiris yang teruji sebagai penguat

penelitian sebelumnya dan menjadi referensi yang baik dalam bidang

pemasaran.

2. Bagi praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang

lebih jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

konsumen terhadap produk makanan organik, sehingga nantinya dapat

menjadi bahan pertimbangan bagi para manager perusahaan yang ingin

memasarkan produk organik untuk menggunakan strategi pemasaran

(35)

commit to user

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Kesadaran mengenai kesehatan (Healthy Conciousness)

Healthy merupakan hal penting dalam menentukan pembelian

makanan dan sebagai sebuah parameter pengukuran kualitas bagi

beberapa konsumen (Magnusson et al., 2001; Wandel dan Bugge,

1997). Healthy Conciousness adalah tingkat kesiapan konsumen dalam

mengambil tindakan yang sehat (Oede Ophuis, 1989; Schifferstein and

Oude Ophuis, 1998; Becker et al., 1977).

Healthy Conciousness juga merupakan kesadaran dan

kepedulian mengenai kesadaran mereka dan dapat dimotivasi dengan

menaikkan atau merawat kesehatan mereka, dankualitas hidup sebagai

tindakan pencegahan penyakit dengan melawannya melalui perilaku

hidup sehat dan lebih sadar akan kesehatan diri sendiri (Newsom et

al., 2005; Kraft and Goodell, 1993; Plank and Gould, 1990; Gould,

1988).

Bertanggungjawab atas pilihan mengenai pilihan seputar

kesehatan, kesadaran mengenai kesehatan (health consciousness)

merupakan sebuah tingkatan variabel antar individu yang berdasarkan

pada tingkatan bagaimana mereka berpartisipasi dalam rangka pilihan

mereka dalam kesehatan (Moorman and Matulich, 1993; Walker et al.,

(36)

commit to user

1987). Dengan kata lain, (health consciousness) merupakan indikator

konsumen yang bermotivasi instrinsik untuk merawat kesehatan secara

baik dan merupakan sebuah refleksi dari seseorang yang bertanggung

jawab terhadap kesehatannya (MacInnis, Moorman, and Jaworski,

1991; Moorman and Matulich,1993;Park and Mittal, 1985).

Adanya kesadaran mengenai kesehatan (health consciousness),

dapat memberikan pengaruh untuk melakukan tindakan pencegahan

terhadap kesehatan seseorang dan melakukan perawatan terhadap

perilaku kesehatannya(Moorman and Matulich,1993).

Kesadaran mengenai kesehatan (health consciousness),

merupakan pencarian aktivitas informasi dan sumber yang berorientasi

pada peningkatan kesehatan, dan menggunakan segala aktivitasnya

untuk menjadikan lebih sehat, termasuk dalam hal kesehatan dalam

mengkonsumsi makanana, memakan buah dan sayur, pencarian

informasi kesehatan, dan segala aktivitas fisik (Moorman and

Matulich, 1993).

Secara spesifik Forthofer and Bryant (2000), menjelaskan

mengenai kesadaran mengenai kesehatan (health consciousness)

merupakan suatu hal yang penting melalui beberapa cara: Satu, yang

sangat mendasar, melakukan pembagian kedalam tiap-tiap kelompok

tingkatan dari kesadaran mengenai kesehatan (health consciousness)

(37)

commit to user

dari perbuatan ikut campur dalam kesehatan. Kedua, sesuai dengan

Forthofer and Bryant (2000), individu dengan tingkatan mengenai

kesadatan kesehatan (health consciousness) yang tinggi akan

menganggap sebagai suatu hal yang sangat menguntungkan (p. 37),

karena dengan lebih menyukai dan siap mengambil tindakan

pencegahan dari setiap perilaku individu, dengan mentarget kesadaran

mengenai kesehatan (health consciousness), turut campur dalam

kesehatan untuk memiliki kesempatan dalam mencapai pendapatan

yang diinginkan (Forthofer and Bryant, 2000). Ketiga, perilaku atau

kelakuan mengenai kesadaran mengenai kesehatan dapat menyebar

kepada orang lain yang berperilaku dan berkelakuan kurang untuk

berubah (Forthofer and Bryant, 2000).

Kesadaran terhadap kesehatan merupakan salah satu dasar bagi

konsumen untuk menentukan apakah mereka akan memutuskan untuk

mengkonsumsi makanan organik. Ini dimaksudkan agar konsumen

mengetahui pentingnya kesadaran terhadap kesehatan yang dapat

membawa mereka ke kehidupan yang lebih sehat dan lebih baik.

B. Sikap terhadap lingkungan (Environmental Attitude)

Environmental Attitudes adalah perhatian pada lingkungan

nampak seperti suatu kepercayaan yang spesifik yang mana sebagian

(38)

commit to user

sebagai suatu pendapat dibandingkan sikap. Tujuan dari pertanian

organik adalah untuk melindungi lingkungan, untuk menjaga

kesuburan tanah, dan untuk menjaga hasil-hasil produksi yang

dihasilkan. Karenanya, produk organik dapat mengurangi kerusakan

lingkungan daripada produk konvensional. Inilah mengapa,

masyarakat yang sadar akan lingkungan sudah terbukti akan membeli

produk makanan organik (e.g. Schifferstein and Oude Ophuis, 1998;

Van Dam, 1991).

Menurut Andrea Clarke (1999), dalam penelitian yang ia

lakukan mengenai ―Attitudes and behavior: Are produce consumers

influenced by eco-labels?‖, dapat menunjukkan bahwa kehati-hatian

dalam menggunakan metode dan pengukuran dapat memperlihatkan

ramalan batasan hubungan antara sikap dan individu yang bersikap pro

lingkungan. Lebih luas lagi, pemasaran mengenai produk eco-labeled

bisa menjadikan lebih kuat antara sikap terhadap lingkungan dan

perilaku pembelian pada konsumen.

Sikap terhadap lingkungan (environmental attitudes) juga

berarti sebuah konsep dari teori sikap yang dibentuk dari kepercayaan

dan pengaruh dari objek tertentu. Lingkungan lah yang menjadi objek

disini (environmental), namun sangat sulit untuk didefinisikan dan

telah memiliki implikasi dalam penelitian umum mengenai sikap

terhadap lingkungan (environmental attitudes). Sedangkan sikap

(39)

commit to user

dan vertikal dan cenderung dari umum menjadi lebih spesifik. Secara

keseluruhan pernyataan diatas dapat mempengaruhi keseluruhan dari

struktur (Heberlein, 1980).

Penelitian mengenai sikap terhadap lingkungan (environmental

attitudes) yang telah dilakukan di Amerika, menguji mengenai sikap

terhadap lingkungan (environmental attitudes) secara umum.

Kesadaran mengenai lingkungan muncul menjadi sebuah kepercayaan

spesifik yangmana sebuah penanaman besar struktur kognitif dapat

pula dianggap sebagai opini dibandingkan sebuah sikap. Meskipun

perubahan pernyataan diatas telah di dokumentasikan, menjadi tidak

jelas bahwa sikap terhadap lingkungan (environmental attitudes) atau

nilai telah beralih, walaupun sikap menjadi sesuatu yang paling

mungkin berubah-ubah selama beberapa dekade terakhir.

Pada penelitian di Amerika pula, sikap positif terhadap

lingkungan (environmental attitudes) cenderung diperlihatkan menjadi

sebuah konsistensi dengan berkaitan dengan kepercayaan dan

keperilakuan. Dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai sikap

terhadap lingkungan (environmental attitudes) diatas, telah menjadi

diluar teori dan tidak kumulaitif. Meskipun mungkin untuk menguji

mengenai sikap (attitudes), tetapi kecil kemungkinan untuk

mengentahui mengenai dasar kepercayaan, apa yang mempengaruhi

(40)

commit to user

Kualitas makanan, tidak adanya bahan-bahan kimia, ramah

lingkungan (environmental attitudes) dan rasa yang lebih enak

merupakan faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi

permintaan mengenai makanan organik (Schifferstein and

Oude-Ophuis (1997). Sedangkan dalam Torjusen et al (1999), 62%

responden telah dapat dipastikan membeli produk organik karena

alasan mengenai kesehatan, sementara itu 67% nya mengindikasikan

mereka membeli produk organik karena sikap terhadap lingkungan

(environmental attitudes) dan kesadaran mengenai lingkungan.

Ini dapat membawa seseorang untuk senantiasa bersikap ramah

terhadap lingkunhgan mereka. Hubungan positif yang akan didapat

adalah mereka mendapatkan sebuah lingkungan yang sehat yang dapat

menunjang kesehatan mereka. Konsumen yang bersikap ramah dengan

lingkungan biasanya akan memilih menggunakan produk organic dan

terbiasa dengan gaya hidup yang sehat.

C. Gaya Hidup Sehat (Healthy Lifestyle)

Gagasan Healthy lifestyle diterapkan sebagai tingkat aktivitas

fisik perilaku seorang individu, seperti konsumsi makanan alami,

peduli akan kesehatan, dan hidup seimbang ( Gil et al., 2000).

Healthy lifestyle adalah jalan hidup yang menurunkan resiko

memiliki penyakit yang serius atau meninggal lebih cepat. Tidak

(41)

commit to user

itu disebabkan oleh serangan jantung dan penyakit paru – paru masih

dapat dihindari. Sehat itu bukan hanya menghindari penyakit, namun

juga keinginan secara fisik, mental, dan sosial (World Health

Organization – 1999).

Gaya hidup sehat (healthy lifestyle) juga berarti upaya untuk

menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat

dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu

kesehatan. Dengan banyaknya penderita penyakit tidak menular

(degenaratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress, dan

penyakit lainnya yang disebabkan karena gaya hidup tidak sehat, maka

untuk menghindarinya, perlu bergaya hidup sehat setiap harinya. Salah

satu caranya dengan memakan makanan organik yang bebas bahan

kimia berbahaya (www.mayoclinic.com; 21 Februari 2010; 09:30 pm).

Orang-orang tua di Eropa mempercayai bahwa dengan menjaga

kesehatan juga merupakan sesuatu yang penting dalam rangka gaya

hidup sehat (healthy lifestyle). Mayoritas dari mereka memiliki gaya

perilaku yang memuaskan dengan rasa hormat pada kesehatan

yangmana tidak sejalan dengan perilaku positif terhadap perilaku

sehat. Bagaimanapun juga, hubungan antara tingkat kepuasan dengan

perilaku sehat dan perilaku positif terhadap gaya hidup sehat (healthy

lifestyle) telah terbukti melalui penelitian yang dilakukan. Pendapatan

(42)

commit to user

mendorong dalam bergaya hidup sehat (healthy lifestyle) dan memiliki

perilaku yang positif terhadap kesehatan (Kozlowska et al., 2008).

Gaya hidup sehat (healthy lifestyle) untuk mengerti mengenai

pendekatan mengenai proteksi, menjaga dan mengembangkan

kesehatan individu, keluarga, dan sosial. Ini berarti turut membangun

pada perilaku individu yang akan memproteksi, menjaga, dan

mengembangkan kesehatan dan membuat yakin bahwa keputusan

mengenai kesehatan mereka adalah benar. Bergaya hidup sehat

(healthy lifestyle), tidak bermaksud hanya tindakan pencegahan dari

datangnya penyakit atau sakit tetapi untuk menaikkan tingkatan

kesehatan secara umum dan kebaikan bagi diri sendiri (Aslan and

Deniz, 2007: 212).

Variasi dari gaya hidup sehat (healthy lifestyle), dapat

digunakan secara luas untuk mendefinisikan mengenai perilaku sehat.

Dalam gaya hidup sehat (healthy lifestyle), terdapat latihan harian,

seperti mengkonsumsi buah, sayuran, dan daging yang bebas bahan

kimia. Sementara itu latihan mengenai kesehatan, dapat berart

melakukan check-up dan menjauhkan diri dari stress selama hidup

(Schuster et al., 2004: 360).

Gaya hidup sehat dipilih karena sangat berpengaruh terhadap

model hidup seseorang. Di saat orang memutuskan untuk bergaya

(43)

commit to user

dan orang lain. Dengan demikian, gaya hidup seseorang dapat dilihat

dari gaya hidup sehatnya.

D. Sikap terhadap makanan organik (Attitude Toward Organic

Foods)

Hubungan antara motivasi, sikap, dan keinginan yang etis

dalam memilih makanan telah dipelajari dengan model ekuasi

terstruktur yang telah diestimasi. Isu-isu tentang lingkungan dan

hak-hak hewan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap sikap pada makan

organik, disarankan bahwa orang-orang perhatian terhadap masalah

ini, semakin positif sikap yang mereka punyai, maka semakin besar

juga keinginan mereka untuk mengkonsumsi makanan organik

(attitude toward organic foods). Juga, motivasi politis mempunyai efek

yang positif terhadap sikap mereka, di mana agama tidak mempunyai

pengaruh dalam pemilihan ini (Honkanen et al., 2006).

Orang-orang sadar akan apa yang sedang terjadi kepada

lingkungan dengan memperhatikan lingkungan dan permasalahan

ekologi dan kebanyakan konsumen merasa produk makanan organik

itu lebih sehat. Mereka menggambarkan suatu sikap yang positif ke

arah makanan organik dan kesediaan barang yang ditawarkan untuk

dibayar pada harga tertentu (attitude toward organic foods).

(44)

commit to user

pengetahuan dan kesadaran konsumen akan mempengaruhi niat

pembelian mereka pada makanan organik (Ahmad et al., 2000).

Menurut penelitian Fang Chen (2009), Sikap terhadap makanan

organik (attitude toward organic foods) adalah bagaimana seseorang

memutuskan unutk mengkonsumsi makanan organik dengan demikian

dia berusaha untuk menjaga kesehatannya.

Pengertian yang dilakukan oleh Lancaster‘s (1966),

menjelaskan bahwa permintaan konsumen akan karateristik produk,

persepsi mengenai karateristik makanan organik yang dapat

mempengaruhi dalam proses pembelian. Penelitian mengenai persepsi

konsumen mengenai produk organik dengan produk konvensional

untuk mencoba dibandingkan dengan apa yang diinginkan konsumen

adalah benar. Dengen perbandingan yang dilakukan, sikap konsumen

dapat menjadi suka dan tidak suka. Ini lah yang dikatakan sikap postif

atau negatif terhadap makanan organik (attitude toward organic foods)

atau konvensional.

Weisberg et al (1996), mengemukakan bahwa pilihan

konsumen mengenai produk makanan juga bergantung terhadap sikap

terhadap alternatif produk makanan yang tersedia. Dengan demikian,

jika konsumen menanyakan mengenai referensi dalam pemilihan

produk organik dengan produk konvensional, beberapa konsumen akan

membandingkannya dengan sikap mereka terhadap cara dari produk

(45)

commit to user

produk, sebelum mereka menentukan pilihan (attitude toward organic

foods). Walaupun beberapa teori sikap sering diasumsikan dapat

membentuk perilaku secara spesifik, pengetahuan mengenai makanan,

nutrisi dan social-psychological dapat dijadikan batasan petunjuk

untuk membangun sebuah asumsi (attitude toward organic foods)

(Goldman and Clancy, 1991; Sims, 1980). Secara keseluruh, teori

mengemukakan bahwa sikap terahadap makanan organik (attitude

toward organic foods) dapat sejalan dengan beberapa cara, yang

selanjutnya akan menghasilkan pembelian pada produk organik

(Goldman and Clancy, 1991).

Ini berarti sikap terhadap makanan organik (attitude toward

organic foods), selain bergantung kepada sikap seseorang terhadap

lingkungan (environmental attitude) dan kesadaran mengenai

kesehatan (health consciousness), juga dapat dipengaruhi oleh sikap

seseorang terhadap makanan organik (attitude toward organic foods)

nya, postif atau negatif, adanya pilihan-pilihan produk lain yang

tersedia ataupun nutrisi dan kandungan yang berada didalamnya pada

makanan tersebut.

E. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang telah dilakukan oleh Midmore, Wier, and

Zanoli pada tahun 2003 di Denmark dengan judul ―Consumer attitudes

(46)

commit to user

mengindikasikan bahwa data kualitatif baru-baru ini memberikan

wawasan baru ke dalam dinamika sisi permintaan pasar organik.

Perbedaan dengan yang ada saat ini, konsumen berkomitmen dan

konsumen baru memiliki implikasi bagi penelitian. Komitmen dan

implikasi tersebut merupakan pengembangan kebijakan dan strategi

pemasaran dibidang organik menjadi ke arah yang lebih luas,

khususnya sebagai perilaku aktual dan loyalitas produk sebagai akibat

dari perpindahan konsumen konvensional.

Terdapat pula hasil dari survei yang telah dilakukan dan

pengharapan konsumen dan sikap terhadap kesehatan, kualitas dan

biaya organik dan biaya makanan yang rendah (Midmore et al.,2005).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Stanton et al (2007),

mengidentifikasi tipe-tipe konsumen organik berdasarkan profil

demografis, yaitu Reguler Consumer Organic Foods (RCOF) adalah

perempuan, orang tua, dan memiliki anak-anak di rumah tangga,

dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa yang termasuk kedalam

RCOF adalah individu yang sadar akan kesehatan (health

consciousness) dengan sendirinya dan ingin bergaya hidup sehat

(healthy lifestyle). Konsumen muda lebih bersikap positif terhadap

makanan organik. Namun, konsumen yang lebih tua lebih

memungkinkan untuk membeli produk. Itu dapat dikarenakan,

konsumen yang lebih tua berpenghasilan lebih banyak bila

(47)

commit to user

al (2007), satu penjelasan adalah bahwa premi harga makanan organik

dapat terjangkau oleh konsumen yang lebih tua.

Konsep makanan organik saat ini telah dikenal oleh banyak

konsumen. Sebanyak 91 persen dari konsumen Irlandia telah

mengetahui mengenai makanan organik (Roddy et al., 1996)

sedangkan di Jerman sejumlah 93 persen (Von Alvensleben dan

Altmann, 1987). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Magnusson

(2001), mengindikasikan bahwa kebanyakan konsumen yang berusia

18-25 th, memiliki sikap yang positif terhadap makanan organik

(attitude toward organic foods) tetapi rendah untuk melakukan

pembelian. Konsumen yang melakukan pembelian terhadap makanan

organik lebih dikarenakan makanan organik memiliki rasa yang lebih

enak dan yang terpenting ‗diproduksi secara organik‘. Sebagian

lainnya mengatakan puas dengan tersedianya makanan organik.

Meskipun makanan organik itu lebih sehat dan mahal dibandingkan

produk konvensional. Hasil juga menunjukkan bahwa konsumsi

makanan organik tidak akan meningkat apabila kriteria pembelian dan

kepercayaan konsumen akan makanan organik tidak sepaham.

Honkanen et al (2006), meneliti mengenai motivasi pemilihan

makanan organik di Norwegia. Hasilnya menyimpulkan bahwa

hubungan antara motivasi pemilihan makanan, sikap dan niat untuk

mengkonsumsi makanan organik sangat dipengaruhi oleh

(48)

commit to user

attitude) dan masalah mengenai hak asasi hewan menjadi sesuatu yang

sangat berpengaruh dalam sikap seseorang terhadap makanan organik

(attitude toward organic foods), adanya sugesti bahwa individu yang

memiliki tingkat kesadaran tinggi mengenai masalah-masalah hak

asasi hewan dan lingkungan akan lebih bersikap positif terhadap

makanan organik (attitude toward organic foods) dan sudah pasti akan

mengkonsumsinya juga. Sementara itu, motivasi politik juga memiliki

pengaruh positif terhadap sikap, meskipun kepercayaan seseorang juga

menjadi suatu kriteria.

F. KERANGKA TEORITIS

Untuk mengarahkan penelitian menuju pemecahan masalah,

maka perlu dibuat suatu kerangka pemikiran yang menunjukkan

hubungan antara beberapa hal yang akan dibahas. hubungan dari

[image:48.595.144.513.239.486.2]

variabel yang akan diteliti dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar II.1

Kerangka Pengaruh Health Consciousness dan Environmental Attitude

terhadap Attitude Toward Organic Foods yang dimediasi oleh Healthy Lifestyle

Sumber : Fang Chen (2009).

health consciousness

s

environmental attitude

attitude toward organic foods healthy

(49)

commit to user

Keterangan :

Analisis Pengaruh kesadaran tentang kesehatan (health

consciousness) dan sikap terhadap lingkungan (environmental attitude)

akan membentuk suatu sikap terhadap beras organik (attitude toward

organic foods). Sikap yang terbentuk, bisa merupakan sikap positif

ataupun sikap negatif terhadap beras organik (makanan organik).

Positif atau negatifnya sikap yang terbentuk, bergantung kepada gaya

hidup sehat (healthy lifestyle) tiap individidu. Jadi, gaya hidup sehat

turut mempengaruhi setiap individu untuk bersikap positif ataupun

negatif terhadap beras organik (attitude toward organic foods).

G. HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 1999: 51). Untuk membuktikan benar tidaknya

pernyataan ini diperlukan penelitian dan analisis untuk diambil suatu

kesimpulan apakah hipotesis tersebut secara empiris terbukti atau

tidak.

a. Health consciousness and Environmental attitudes

Konsumen mengutarakan ketertarikan menganai

masalah-masalah yang berkaitan dengan makanan dan menjadi sehat

(50)

commit to user

(konsumen) menyadari makanan yang aman tidak beresiko dan

mengurangi keyakinan pada makanan konvensional. Kesehatan

menjadi sesuatu yang penting dalam memutuskan pembelian

makanan dan menjadi tolak ukur kualitas oleh banyak konsumen

(Magnusson et al., 2001; Wandel and Bugge, 1997).

Masyrakat umum yang sadar untuk menjaga kesehatan

(health consciousness) atau melakukan perbaikan mengenai

kesehatan mereka merupakan salah satu alasan mereka dalam

melakukan pembelian makanan organik (Schifferstein and Oude

Ophuis, 1998; Tregear et al., 1994). Banyak konsumen percaya

bahwa makanan yang diproduksi secara organik lebih aman dan

lebih menguntungkan kesehatan dibandingkan diproduksi secara

konvensional dan membuat mereka memiliki sikap yang positif

terhadap produk organik (attitudes toward organic products)

(Beharrel and MacFie, 1991; Jolly et al., 1989).

Sebagai gantinya memiliki motivasi untuk memilih

makanan yang sehat, dapat juga untuk memprediksi bagaimana

sikap konsumen terhadap makanan organik (attitude toward

organic foods), kesadaran mengenai kesehatan (health

consciousness) dapat diadaptasikan untuk mengetahui sikap

konsumen terhadap makanan organik pula. Kesadaran mengenai

kesehatan (health consciousness), dapat menaksir derajat kesiapan

(51)

commit to user

Schifferstein and Ophuis, 1998). Konstruk secara umum

merefleksikan individu mengenai kesiapan seseorang untuk

melakukan sesuatu untuk kesehatan mereka. Ini dapat

dipercayakan bahwa jika seseorang telah merasa siap untuk

menjadikan diri mereka lebih sehat, kemudian sikap mereka

terhadap makanan organik akan lebih positif.

Permintaan konsumen akan makanan yang diproduksi tanpa

eksploitasi lingkungan saat ini sedang meningkat. Tujuan terhadap

pertanian organik, adalah untuk menjaga kesuburan tanah, dan

untuk menjaga alam. Produk organik adalah kesadaran untuk

mengurangi kerusakan pada lingkungan daripada menggunakan

produk konvensional (Schifferstein and Ophuis, 1998; Williams

and Hammit, 2001).

Inilah mengapa kesadaran mengenai lingkungan

(environmental attitude) dapat terbukti dengan menjadi suatu

kecenderungan untuk melakukan pembelian makanan organik (e.g.

Schifferstein and Ophuis, 1998; Van Dam, 1991). Melebihi yang

lainnya, mengkonsumsi makanan organik dapat memberikan

keuntungan dari naiknya kesadaran mengenai keamanan pada

makanan dan masalah-masalah lingkungan lainnya.

Tambahan mengenai kesadaran kesehatan (health

consciousness), dapat menaikkan permintaan untuk produk organik

(52)

commit to user

mengenai konsekuensi untuk perilaku ramah terhadap lingkungan

(environmental attitude) (Beharrel and MacFie, 1991; Schifferstein

and Ophuis, 1998; Williams and Hammit, 2001). Kesadaran

mengenai kesehatan (health consciousness) dan untuk lingkungan

(environmental attitude) adalah dua hal yang dapat dijadikan

motivasi untuk pembelian makanan organik (Wandel and Bugge,

1997).

Penelitian yang berhubungan dengan memilih makanan dan

naiknya tingkat kesadaran akan kesehatan dan dampak dari

produksi makanan terhadap lingkungan telah ditulis dengan baik

dalam penelitian (e.g. Baker and Crosbie, 1993; Chumpitaz and

Keslemont, 1997; Grunert and Juhl, 1995; Jolly et al., 1989; Jordan

and Elnaghebb, 1991; Viaene and Gellynck, 1996). Berdasarkan

uraian diatas, peneliti menyusun hipot

Gambar

GAMBAR       Halaman
TABEL       Halaman
Gambar II.1
Tabel III. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sikap terhadap perilaku (attitude towards the behavior), norma subyektif (subjective norm), dan persepsi kontrol atas

Mantou merupakan salah satu jenis makanan yang berasal dari negara Cina dan merupakan makanan yang terbuat dari tepung terigu dan dimasak dengan cara dikukus.. Steam bread

Menyoroti dalil kewujudan Yakjuj dan Makjuj, manusia seharusnya yakin mempertahankan akidah Islam dan tidak bertangguh memohon keampunan dan keredaan Allah kerana mereka yang

Pontianak Alamat Kantor Pusat : Komp Tjpr Indah Blok H 10-11 Ptk Barat Ph.36621,33699 Kontak Person : Dir (Direktur). BENUA

Peningkatan Kapasitas dan Orientasi SDM Gizi (penilaian pertumbuhan balita, Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Konseling Menyusui, Pencegahan & Penanggulangan Gizi

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis pengaruh kesadaran harga, kesadaran nilai, keragaman mutu, trust dan private label attitude terhadap minat

Dengan adanya peran aktif pendidikan Kristen dalam semangat nasionalisme mendasari kewajiban orang percaya untuk memiliki sikap menghormati negara, sesama manusia dan menjadi

MAKMUN ABDULLAH MADINA NURUL FITRIA JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR JAKARTA SELATAN BEKASI JAKARTA SELATAN TANGERANG TANGERANG JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN TANGERANG DKI