• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA WANITA KARIR DENGAN INTENSI TURNOVER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA WANITA KARIR DENGAN INTENSI TURNOVER"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA WANITA

KARIR DENGAN INTENSI TURNOVER

SKRIPSI

 

 

 

 

Oleh

PIPIET ANGGRAENI P.

05810023

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN

INTENSI TURNOVER

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh

PIPIET ANGGRAENI P.

05810023

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Hubungan antara Konflik Peran Ganda Wanita Karir dengan Intensi Turnover

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji

Tanggal : 04 Februari 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Drs. Tulus Winarsunu, M.Si ______________

Anggota Penguji : 1. M. Shohib, S.Psi., M.Si ______________

2. Dra. Siti Sumiarti F., M.Si ______________

3. Zainul Anwar S.Psi ______________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb,

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Hubungan antara Konflik Peran Ganda Wanita Karir dengan Intensi Turnover ”. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan, suri tauladan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat Islam dari kegelapan menuju cahaya Islam.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan studi pada Fakultas/jurusan Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam mengerjakan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan kendala, namun atas bimbingan, masukan dan dorongan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. H. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi dan

Dosen Pembimbing I atas kesempatan yang telah diberikan dan telah membimbing, memberikan masukan, serta kontribusi kepakaran beliau hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak M. Shohib, S.Psi., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, memberikan masukan, serta kontribusi kepakaran beliau hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Untuk kedua Orang tua saya yang selalu menemani, berdoa, memberikan semangat dan kasih sayang serta cinta yang tiada henti untuk kelancaran skiripsi ini. Kakak Nana, abang Rio, mas Amrul, adik Kabut, Aik dan Atir yang selalu memberi perhatian serta nenekku yang selalu berdoa dan memberi kasih sayangnya untuk kelancaran skripsi ini.

4. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi terima kasih untuk bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. My baby boo, yang telah berpulang, terima kasih banyak atas perhatiannya selama ia hidup mendampingi penulis dan memberi semangat, semoga tenang disana, amien “i really miss you Bi”.

(5)

8. Teman-teman angkatan 2005 khususnya Kelas A yang selalu memberi semangat, serta teman-teman seperjuangan yang setia menunggu dilantai 5 sampai pintu tertutup rapat: Fina, Lilia, Gabby, Lia, Ijonk, Tya, Gabon,

9. Untuk anggota PF : Dian, Atya, Putsan, Putsil, Lidya, Nena, Fina, Evi, Sari dan khususnya Dara Cynthia Hani terima kasih sudah menemani penulis melewati banyak hal dari senang hingga sedih.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberi bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum. Wr.Wb

Malang, Januari 2011

Penulis

(6)

 

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Turnover 1. Pengertian Intensi Turnover... 10

2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Intensi Turnover... 11

3. Macam-macam Turnover... 13

4. Akibat Intensi Turnover... 13

5. Aspek-aspek Intensi Turnover... 15

6. Kekhususan Intensi... 16

B. Konflik Peran Ganda 1. Pengertian Konflik... 17

2. Jenis Konflik... 18

3. Pengertian Konflik Peran Ganda... 19

4. Faktor-faktor Konflik Peran Ganda... 20

5. Indikator Konflik Peran Ganda... 22

C. Wanita Karir 1. Pengertian Wanita Karir... 23

2. Faktor yang Mempengaruhi Wanita Karir... 24

D. Hubungan antara Konflik Peran Ganda Wanita Karir dengan Intensi Turnover... 25

E. Kerangka Pemikiran... 29

F. Hipotesis... 30

(7)

B. Variabel Penelitian ………... 31

C. Definisi Operasional ………. 32

D. Populasi dan Sampel ….……… 33

E. Jenis Data dan Metode Instrumen Penelitian ………... 34

F. Prosedur Penelitian ………... 39

G. Validitas dan Reliabilitas ………... 39

H. Metode Analisa Data ……… 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47

A. Deskripsi Data ………... 47

B. Analisa Data ………... 49

C. Pembahasan ………... 50

BAB V PENUTUP... 55

A. Kesimpulan ………... 55

B. Saran – saran ………... 55

DAFTAR PUSTAKA ……….... 57

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I. Pengantar & Petunjuk Pengisian Skala, Skala Intensi Turnover dan Skala Konflik Peran Ganda

a. Pengantar & Petunjuk Pengisian Skala………...59

b. Skala Intensi Turnover………61

c. Skala Konflik Peran Ganda…………..……….. 62

Lampiran II. Data dan Hasil Uji Coba Skala Intensi Turnover

a. Data Uji Coba Skala Intensi Turover ………..63

b. Hasil Uji Coba Skala Intensi Turover ………...64

Lampiran II. Data dan Hasil Uji Coba Skala Konflik Peran Ganda

a. Data Uji Coba Skala Konflik Peran Ganda………. ...70 b. Hasil Uji Coba Skala Konflik Peran Ganda ………...71

Lampiran IV. Data dan Hasil Analisis Data Penelitian

a. Data Hasil Penelitian ………..78

b. Hasil Analisis Data Penelitian ………....80

Lampiran V. Surat Keterangan Penelitian ………....83

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, D. (1995). Nuansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta: Insan Kamil Anoraga, P. (2005). Psikologi Kerja. Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Edisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, Moh. S. U. (2004). Psikologi Industri (Edisi keempat). Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______________. (2007). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______________. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ciptoningrum. (2009). Hubungan Peran dengan Pengembangan Karir Wanita.

http://www.wanita-masa-kini.com

Fishbein & Ajzen. (1975). Belief, attitude, intention, and behaviour an introduction to theory and research. Addison Wesley Publishing Company

Gibson, J. L. Ivancevich, M, John dan James, D, H. H. J. (1990). Organisasi Perilaku Sturktur dan Proses (edisi v) Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga. Goode, J. W. (1983). Sosiologi Keluarga. Jakarta : PT Bina Aksara.

Handi, S. (2003).Pengaruh Persepsi Karyawan Tentang Keadilan Organisasi terhadap Instansi Turnover di PT. Eng Gresik. Insan. Indonesia Journal. Vol. 5. No. 1. 54-58

Hasibuan, M. S.P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Jewell, L. N. (1986). Comtemporary Industrial/Organizational Psychology. 3rd Edition. Australia: Thomson Pty Ltd.

Kartono, K.(1985). Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: Rajawali.

Kerlinger, Fred N. (2004). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Penerbit UGM Press.

Lucas, M. (1989). Memelihara Gairah Kerja. Jakarta : Arcan

(10)

Munandar, A. S. (1985). Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Noe, el all. (2003). Human Resource Management. New York: McGraw Hill Companies.

Nugroho, A. (2003). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Konflik Peran Pada Kapolsek Kediri. Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang.

Robbins, Stephen P. (1996). Perilaku Organisasi Jilid 2. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer

________________. (2008). Perilaku Organisasi edisi kesepuluh. Jakarta: Indeks. Safa’at, R. (1998). Buruh Perempuan: Perlindungan Hukum dan Hak Asasi

Manusia. Penerbit IKIP Malang.

Simamora, Henry. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi III). Yogyakarta: Penerbit STIE-yogyakarta.

Soekanto, (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Supardi dan Anwar, S (2002). Dasar-Dasar Prilaku Organisasi. Jakarta: UII Press

Suwandi dan Indrianto (2002). Pengajuan Model Turnover Poseward and Strewler.

www.Empirial.Evidence-Psychology.com

Wijono, S. (1993). Konflik dalam Organisasi atau Industri dengan Strategi Pendekatan Psikologis. Semarang: Satya Wacana

Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM Press.

Nugroho, Y. (2009). Hubungan Konsep Diri Dengan Konflik Peran Pada Polwan diPolresta Balikpapan. Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang.

Yulistianti, A. (2000). Konflik Peran Jenis Pada Wanita Bekerja Ditinjau dari Sosialisasi yang Diterima. Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang.

Zanden W, J. (1977). Social Psychology. New York: Random House.

http://www.tempointeraktif.com Turnover Karyawan diakses 15 Oktober 2010

http://www.google.com/femina-2002-kesuksesan-wanita-karir diakses 5 Agustus 2011

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga kerja atau karyawan merupakan aset sebuah perusahaan,

karyawan atau tenaga kerja tersebut digunakan oleh perusahaan untuk

mencapai sebuah tujuannya. Oleh karena itu perusahaan harus mampu

menjaga hubungan baik dengan karyawan dan perusahaan harus dapat

mempertahankan karyawan yang berkinerja baik. Jika perusahaan tidak

peduli dan tidak memberikan dukungan terhadap kepuasan karyawan, itu

akan membuat karyawan merasa tidak puas terhadap pekerjaan terutama karir

mereka dan akan menimbulkan sikap, prilaku, dan perhatian yang tidak fokus

terhadap organisasi, sehingga hal ini dapat menimbukan Intensi Turnover

bagi karyawan.

Turnover sering terjadi pada saat karyawan berada pada pekerjaan yang

sangat menguntungkan baik bagi kehidupan pribadi maupun perusahaan.

Salah satu contoh, kasus hijrahnya beberapa pilot Garuda dan Merpati dari

perusahaan penerbangan Indonesia ke Malaysian Airliness, hal ini tidak

hanya dikarenakan oleh gaji yang kecil, akan tetapi lebih dari itu mereka

mengharapkan status jabatan yang lebih pantas, sehingga mereka

memutuskan untuk pindah pekerjaan (Tempo, 1989).

Pada saat seseorang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya

maka hal ini juga akan memberikan dampak positif maupun negatif bagi

perusahaan. Dampak negatifnya ialah hilangnya kerabat kerja yang berharga

karena alasan-alasan yang berhubungan dengan pekerjaan atau alasan-alasan

antara pribadi dan sosial, bertambahnya beban kerja karyawan yang

ditinggalkan, keharusan untuk belajar bekerja sama dengan penggantinya dan

kehilangan atasan atau bawahan yang menjadi andalan perusahaan Steers dan

Mowday (dalam Mobley, 1986). Dampak lain perusahaan juga akan

(12)

2

walaupun perusahaan harus menyediakan biaya pelatihan yang sudah

diinvestasikan pada karyawan tersebut. Hal ini didukung pendapat Dalton,

Tador dan Staw (dalam Mobley, 1986), bahwa turnover akan menciptkan kesempatan bagi para penggantinya karena mereka datang dengan membawa

pengetahuan baru, gagasan-gagasan baru, rancangan-rancangan baru,

teknologi baru dan gaya penanganan baru. Turnover dapat membantu keefektifan perusahaan melalui pemasukan teknologi baru, penyusunan

perusahaan kembali, keanekaragaman dan pendobrakan birokratisasi yang

telah berurat-berakar.

Hasil penelitian yang dilakukan di PT Indo C dari 130 karyawan yang

menjadi responden, sebanyak 56.15% menemukan kenyataan bahwa sebagian

besar responden, yakni 16.54% dari total responden memiliki niat untuk

keluar dari pekerjaannya sekarang. Data yang diperoleh juga menunjukkan

bahwa komposisi antara karyawan pria dan wanita yang memiliki intensi

keluar tidak jauh berbeda . Jika merujuk pada pendapat Eagly & Chaiken

(dalam Mueller, 2003) faktor yang penting dalam permasalahan mengenai

turnover adalah adanya alternatif pekerjaan lain yang tersedia diluar organisasi, alternatif-alternatif organisasi dan bagaimana individu tersebut

menerima nilai atau menghargai perubahan pekerjaan (perceived costs of job change). Perusahaan yang memiliki angka turnover tinggi mengindikasikan bahwa karyawan tidak betah bekerja diperusahaan tersebut karena terdapat

banyak faktor, baik faktor yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri,

tertarik pada pekerjaan lain maupun faktor individu.

Tetapi apabila turnover terjadi pada karyawan yang memiliki masa kerja yang relatif singkat merupakan masalah yang gawat. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya Griffeth, Hand Meglino,

dkk (dalam Mobley, 1989) menyatakan bahwa ada hubungan yang negatif

antara masa kerja dengan intensi turnover. Dari data tersebut terdapat 51,7 % dari para sarjana lulusan 1975 telah meninggalkan perusahaaan dalam waktu

tiga tahun pertama. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

(13)

3

staf pada berbagai KAP mempunyai masa kerja kurang dari tiga tahun,

mengalami tingkat perpindahan kerja staf yang cukup tinggi. Oleh karena itu

pergantian karyawan harus dianggap sebagai prilaku manusia yang penting

baik dari sudut pandang keorganisasian, individual maupun social. Dalton

dan Tador (dalam Mobley 1986).

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dalam dunia kerja penuh

dengan berbagai tantangan, ancaman, dan kesempatan-kesempatan baru bagi

tiap individu dan organisasi, dimana hal tersebut sering menimbulkan

berbagai masalah sehubungan dengan stress kerja dalam organisasi yang

sedang tumbuh dan berkembang sehingga menjadi suatu hal yang sulit untuk

dihindarkan oleh karyawan.

Stress kerja akan membawa pengaruh yang berbeda bagi setiap orang.

Tekanan dari lingkungan kerja yang melampaui batas kemampuan individu

akan memberikan dampak buruk terhadap individu tersebut seperti

menurunnya motivasi kerja. Salah satu sumber stres yang diderita karyawan

adalah faktor individu bahwa stres yang khususnya diderita oleh karyawan

wanita, dapat disebabkan oleh masalah pekerjaan atau masalah keluarga.

Turnover yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mobley (1986) menyebutkan bahwa Turnover salah satunya dipengaruhi oleh variabel individual. Pada variabel individu ini, salah satunya terdapat konflik peran

yang dialami wanita yaitu konflik yang timbul dari tuntutan terhadap

pemenuhan perannya sebagai pekerja ataupun sebagai ibu rumah tangga,

karena kedua peran tersebut memiliki tuntutan yang sama besarnya.

Sehubungan dengan masalah yang terjadi pada wanita karir terutama

masalah konflik peran ganda merupakan masalah yang cukup berat yang

dirasakan oleh setiap wanita karir seperti, penelitian yang dilakukan oleh

Ciptoningrum (2009) bahwa Konflik peran ganda mempunyai hubungan yang

signifikan dengan karir sehingga seorang wanita dapat meningkatkan karirnya

dengan cara mengurangi konflik peran ganda yang dirasakan. Konflik peran

(14)

4

maupun mengurangi konflik dalam dirinya dimana semakin tinggi dukungan

dari luar maka akan semakin tinggi karir.

Wanita karir menurut Anoraga (1992) adalah wanita yang mengalami

perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan baik jabatan dan lain-lain,

untuk mengalami perkembangan dan kemajuan tersebut tentu dengan bekerja

baik dengan pikiran maupun bekerja dengan tenaga fisik. Bekerja apa saja

asal mendatangkan suatu kemajuan dalam kehidupannya itulah yang

dinamakan wanita karir. Wanita karir adalah mereka yang memiliki aktivitas

diluar kodratnya sebagai wanita, ibu rumah tangga atau lajang. Kodratnya

sebagai wanita adalah melahirkan anak dan tugas yang menyertainya seperti

membersihkan rumah dan memasak. Semua pekerjaan diluar rumah tersebut

mendatangkan kepuasan, moral, maupun material. Dan kegiatan yang

dilakukan benar-benar suatu hal yang serius bukan sekedar menghabiskan

waktu (Killing Time). Hal ini terlihat dari waktu yang mereka habiskan untuk melakukan aktivitas tersebut lebih besar dari pada waktu mereka dirumah.

Jadi mereka benar-benar eksis menjadi wanita karir. Dari segi penampilan

wanita karir memang berbeda dengan wanita-wanita lain pada umumnya ia

biasanya tampil lebih modis dan eksklusif. Ia sangat memperhatikan

penampilan untuk menjaga kewibawaanya dan menunjukan kedalaman

wawasannya.

Jika perempuan memasuki dunia kerja, biasanya mereka bekerja

dibidang yang sejalan dengan peran gender misalnya : guru, perawat atau

bidang pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan yang tinggi, misalnya :

pembantu, pekerja pabrik, dan lain-lain. Untuk memasuki bidang pekerjaan

lain biasanya sangat lambat sebab kesempatan yang diberikan relatif kecil.

Salah satu contoh wanita karir yang sukses ialah Endang Purwaningsih

Werang, BSC (HONS, Endang adalah pendiri dan juga Managing Director

dari Neuro Excellence LLP, sebuah perusahaan yang terdaftar dan berbasis di

Singapura. Ia mendapatkan certificate dari American Board Of

Neuro-Languistic Programming (ABNLP) setelah menyelesaikan NLP Master

(15)

5

Singapore. Sebagai seorang Senior Executive disalah satu perusahaan terbesar

dibidang Pelayanan Kesehatan di Singapura, Endang menyelesaikan Sarjana

komputer (S1) nya diIndonesia dan bekerja sebagai R & D Manager

diperusahaan IT consultant sebelum akhirnya bekerja diSingapore sejak tahun

2000 (Femina, 2002).

Bagi wanita bekerja adalah sejauh mana wanita itu dibekali

persiapan-persiapan yang memungkinkan wanita tersebut sukses dipekerjaannya dan

bahagia dikeluarganya. Wanita yang sukses di sektor publik akan merasa puas

bila sukses juga disektor domestik. Disektor publik wanita harus memenuhi

tuntutan formal dan menyesuaikan pada lingkungan kerja dan menunjukkan

prestasi, sedang di sektor domestik ia dapat membina interaksi sosial

keluarganya dalam suasana kehangatan dan kasih sayang.

Para wanita sadar, mereka harus bisa menjadi ibu yang sabar dan

bijaksana untuk anak-anak serta menjadi istri yang baik bagi suami serta

menjadi ibu rumah tangga yang bertanggu jawab atas keperluan dan urusan

rumah tangga, Munandar (1985) mengatakan konflik pada wanita bekerja

bisa dimulai dari dirinya sendiri maupun keluarganya. Misalnya kesulitan

membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan yang menyebabkan ia merasa

gagal dalam hidupnya.

Hasil penelitian Poerwandari (1995), menyebutkan wanita (responden)

ingin tetap bekerja, karena pekerjaan memberikan banyak arti bagi diri: mulai

dari dukungan finansial, mengembangkan pengetahuan dan wawasan,

memungkinkan aktualisasi kemampuan, memberikan kebanggaan diri dan

kemandirian (meskipun penghasilan suami mencukupi), serta memungkinkan

subyek mengaktualisasikan aspirasi pribadi lain yang mendasar (seperti)

memberi rasa ’berarti” sebagai pribadi, memberikan manfaat untuk

lingkungan atau orang lain, maupun memenuhi esensi hidup sebagai

(16)

6

Konflik peran ganda merupakan masalah yang sering dihadapi wanita

yang telah berkeluarga khususnya mereka yang telah di karunia putra, karena

beban harus meninggalkan perannya sebagai ibu yang mengurus semua

kebutuhan keluarga. Wanita karir harus menyeimbangkan antara keluarga dan

pekerjaannya sehingga semua dapat berjalan sesuai dengan apa yang ia

harapkan. Konflik peran ganda diukur melalui konflik peran yang berasal dari

dalam diri wanita bekerja antara lain saat dimana mereka mengalami situasi

dilematis karena dituntut untuk menjalankan dua tuntutan peran yang

sama-sama penting dalam waktu yang bersama-samaan, kebingungan dalam membagi

waktu dan prioritas antara karir dan rumah tangga.

Penelitian Yuliastanti (2000) mengungkapkan bahwa tidak jarang

terjadi konflik peran jenis pada wanita bekerja. Konflik yang mereka alami

dimulai dengan beban, yaitu perasaan bersalah dengan meninggalkan rumah

dan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil dan tidak ada yang

membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Konflik kedua adalah

adanya hambatan dalam mengerjakan pekerjaan kantor dan rumah tangga

yaitu berupa waktu dan tenaga yang menerangkan kesulitan dalam membagi

waktu dan tenaga antara keluarga dan bekerja. Belum lagi kalau ada kerja

lembur. Konflik berikutnya adalah ibu tersebut sering meninggalkan keluarga

demi bekerja karena lembur atau dapat tugas diluar kota kemudian konflik

yang lain adalah ibu tersebut mengalami perbedaan perlakukan terhadap

masyarakat maupun orang tua yaitu dalam hal menjalankan peranannya

karena masyarakat mengangggap laki-laki dan wanita itu kemampuannya

berbeda. Hal ini dapat berpengaruh kepada sikap ibu apakah akan terus

mengikuti perkembangan zaman.

Wanita yang bekerja biasanya dibebankan pada masalah pekerjaan yang

harus ia selesaikan tepat waktu, sehingga ia harus menyediakan cukup banyak

waktu untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan agar tercapai suatu tujuan

dengan hasil yang memuaskan, terkadang untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan karyawan harus membawa serta pekerjaan pulang, mengurus

(17)

7

sehingga muncul bermacam konflik yang menjadi beban tersendiri pada

wanita karir perasaan bersalahnya pada keluarga serta pekerjaan yang tidak

terselesaikan dan tidak ada keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan.

Banyak ibu yang bekerja yang terpaksa memilih jasa pembantu rumah

tangga atau pengasuh anak, namun sebagai seorang wanita sudah tentu

memiliki rasa untuk menjalankan sendiri tugasnya sebaik mungkin baik

sebagai ibu serta sebagai istri. Peranan suami juga sangat mempengaruhi

kehidupan seorang istri yang bekerja. Jika harapan terhadap peran tidak

terpenuhi dengan baik maka dapat menyebabkan konflik peran, dengan

demikian ibu yang mengalami konflik akan berakibat buruk pada hubungan

suami dan tak jarang akan menimbulkan pertengkaran dalam rumah tangga.

Selain pengertian suami yang diperlukan seorang wanita yang bekerja

serta kerjasama yang baik diharapakan agar dapat saling membantu dalam

penyelesaian masalah didalam rumah tangga, seperti pembagian waktu untuk

pengasuhan anak, hal ini juga dapat membantu wanita mengurangi stress

yang berakibat konflik yang akan dialaminya, dan sebaliknya semakin sedikit

peran suami dalam mengurus anak maka stress yang dialami wanita akan

semakin tinggi.

Seorang yang melaksanakan dua peran itu harus bisa membagi waktu

antara keluarga dan pekerjaannya, sehingga mereka akan bisa berperan dalam

keluarganya dengan baik dan mereka juga punya kesempatan untuk

berprestasi dalam karirnya seseorang akan berprestasi tinggi bila

kemungkinan untuk hal itu diberi kesempatan. Sebaliknya jika seorang tidak

memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensinya akan cenderung

malas bekerja dan motivasi berprestasinya rendah (As’ad, 1998).

Adanya konflik peran yang dialami oleh ibu yang bekerja, akan

menghambat kepuasan dalam hidupnya. Perasaan bersalah (meninggalkan

perannya sementara waktu sebagai ibu rumah tangga) yang tersimpan,

membuat sang ibu tersebut tidak dapat menikmati peranya dalam dunia kerja.

(18)

8

permasalahan yang berakibat buruk bukan hanya bagi individu itu sendiri

namun juga orang-orang terdekat seperti anak dan suami, oleh karena itu

konflik peran harus bisa diatasi oleh individu yang mengalaminya.

Konflik yang pada umumnya mengganggu keseimbangan pikiran dan

ketenangan, berpengaruh juga pada pelaksanaan kerja dan prestasinya. Pada

umumnya orang yang mengalami konflik dalam keadaan tertekan hatinya

menjadi tidak tenang, pikiran tidak jernih, kehendak melemah dan semangat

kerja menjadi menurun karena itu pekerjaannya menjadi asal jalan, tanpa

tekad, tidak terkobarkan oleh visi idealisme dan tidak berminat pada apa-apa.

Akibatnya hasil kerja tidak optimal prestasi kerja dan lain-lain tidak sesuai

dengan keinginan perusahaan, dan pada akhirnya mengakibatkan Intensi Turnover.

Seperti yang terjadi pada ratusan buruh PT Megariamas Sentosa yang

berlokasi di Jl Jembatan III Ruko 36 Q, Pluit, Penjaringan, Jakut. Mereka

menuntut haknya untuk mendapatkan THR sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Sesuai peraturan, karyawan dengan masa kerja di atas satu tahun

berhak menerima THR. Sementara bagi karyawan dengan masa kerja di

bawah satu tahun di atas tiga bulan, THR-nya akan diberikan secara

proporsional atau diberikan sebesar 3/12X1 bulan gaji. Karyawan yang baru

bekerja di bawah tiga bulan dapat tergantung dari kebijakan perusahaan. Hal

ini terjadi karena perusahaan tersebut memiliki malasah internal sehingga

THR para karyawan memang ditahan. Padahal THR merupakan kewajiban

perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri

Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR. Sesuai dengan peraturan H-7 seluruh

perusahaan sudah harus membayar THR kepada karyawannya. Akibatnya,

kasus konflik antar buruh dan manajemen dilanjutkan ke Pengadilan

Hubungan Industrial (www.google.com).

Setiap perusahaan manapun pasti pernah mengalami konflik internal.

Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan

(19)

9

proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah

mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif.

Fenomena yang terjadi pada karyawan wanita ialah kurangnya waktu

yang harus dihabiskan untuk keluarganya dan terbengkalainya pekerjaan

memutuskan karyawan untuk meninggalkan pekerjaan atau mencari

pekerjaan lain yang tidak terikat oleh jam kerja, seperti menjadi wirausaha

yang dapat dilakukan dirumah. Berdasarkan permasalahan diatas, maka

peneliti ingin mengangakat sebuah judul skripsi yaitu “Hubungan Antara

Konflik Peran Ganda Wanita Karir Dengan Intensi Turnover”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

yang akan diteliti oleh peneliti Apakah ada hubungan antara konflik peran

ganda wanita karir dengan intensi turnover?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui

bagaimana hubungan konflik peran ganda wanita karir dengan intensi

turnover.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu psikologi khususnya

Psikologi Industri & Organisasi mengenai konflik peran ganda pada

wanita karir.

2. Secara Praktis

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan tentang konflik apa saja yang sering dialami oleh wanita yang

Referensi

Dokumen terkait

bertugas sebagai kelompok penyerang. Peneliti memberikan aba-aba sebagai tanda permainan dimulai. Setelah kelompok pertama selesai, kemudian peneliti kembali memberikan

Oleh karena itu dalam penelitian ini, untuk menyelesaikan suatu masalah dimana kebutuhan konsumen harus terpenuhi dengan keterbatasan dari mesin yang dimiliki perusahaan

Penelitian keterkaitan antara program periklanan di televisi yang dilaksanakan dalam meningkatkan volume penjualan juga dapat dilihat dari hasil penelitian terdahulu yang

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Bagaimana Strategi Komunikasi Program Corporate Social Responsibilit y (CSR) PT Sentra Usahatama Jaya pada Kegiatan Pengobatan Masal Warga lingkungan Lijajar, Kecamatan

informasi yang juga dapat diajukan sebagai data utama dalam. pembuatan landasan Teori Pemprograman dan

Tahun 1953 IBM yang merupakan pabrik peralatan punchcard membuat IBM seri 701 yaitu komputer pertama IBM dengan konsep stored program digunakan untuk keperluan aplikasi

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh dan seberapa besar pengaruh modal sosial dan beberapa variabel lainya diantaranya : modal, tingkat