• Tidak ada hasil yang ditemukan

JEJARING IMPLEMENTASI KEBIJAKAN "Kemitraan Antara Pemerintah, Swasta Dengan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Sanitasi Masyarakat Bidang Persampahan Pada Pengolahan Sampah Kota Blitar"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JEJARING IMPLEMENTASI KEBIJAKAN "Kemitraan Antara Pemerintah, Swasta Dengan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Sanitasi Masyarakat Bidang Persampahan Pada Pengolahan Sampah Kota Blitar""

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.

Pada dasarnya permasalahan lingkungan hidup memiliki keluasan dimensi

dan aspek. Secara langsung maupun tidak langsung ini juga berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia, tidak hanya dalam skala lokal, tetapi juga pada skala

global, terutama berkaitan dengan adaptasi manusia terhadap perubahan iklim.

Kota pada umumnya merupakan pusat sebagian besar dari perekonomian,

perdagangan, industri, maupun pendidikan.Terpusatnya berbagai kegiatan itu

memberi konsekuensi bahwa sebagian besar aktifitas manusia berada di kota, kota

juga menimbulkan adanya kelompok urban atau pendatang dari kota lain yang

setiap saat menambah permasalahan kota, semakin bertambah aktifitas manusia

diperkotaan membawa dampak meningkatnya produksi sampah.

Sampah adalah sisa-sisa benda atau barang yang telah digunakan manusia.

Sampah itu bisa dibagi menjadi dua bentuk. Yang pertama anorganik dan organik.

Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda-benda yang tidak dapat

diuraikan. Contohnya adalah plastik, kaleng, dan lain-lain. Sedangkan sampah

organik adalah sampah yang terbentuk dari zat-zat organik dan dapat diuraikan. 1

Mungkin masalah sampah ini termasuk gampang. Tetapi, jika kita sadari

bahwa setiap orang mengeluarkan sampah dan akhirnya sampah akan

(2)

menggunung banyaknya. Kita suka melihat tumpukan-tumpukan sampah di

pinggir jalan yang berbau busuk. Bau busuk tersebut dihasilkan dari pembusukan

sampah organik. Untuk menanggulangi masalah sampah yang semakin banyak,

orang-orang mulai memikirkan banyak cara. Mulai dari memisahkan sampah

organik dan anorganik sampai mendaur ulang sampah dan sebagainya. Penulisan

ini adalah penulisan berwawasan lingkungan . Jika dikaitkan masalah kebijakan

banyak pihak yang dilibatkan dalam pembentukan kebijakan tentunya masyarakat

sebagai penerima kebijakan, swasta pendukung, dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Kebijakan ini dibuat betul-betul berorientasi pada permasalahan

lingkungan yang kalau tidak ditangani sejak dini akan berakibat buruk kedepanya,

objek kebijakan ini merupakan lingkungan hidup dimana memiliki pengertian,

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya masyarakat yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya, Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Kemudian unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.Unsur Fisik (Abiotik)Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit.(UU 23/1997) Tentang Lingkungan Hidup,

Kebijakan yang dikeluarkan pastinya memiliki regulasi dan tataran

(3)

Karena dalam suatu pemerintahan diperlukan komponen-komponen pendukung

kebijakan agar maksimal, diperlukan pengelompokan yang jelas karena kelompok

sosial merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia, karena manusia

merupakan makhluk yang tidak bisa lepas dari makhluk lainya tidak halnya dalam

penerapan program sanitasi masyrakat keberhasilan itu tidak bisa lepas dari satu

yang lainya dibutuhkan berbagai partipasi. Sedangkan kelompok sosial dalam arti

sempit memiliki setiap anggota mempunyai kesadaran jenis, ada hubungan yang

satu dengan yang lainya, dan tidak ada ikatan dalam suatu organisasi2. Dengan era otonomomi daerah pemerintah daerah harus lebih kreatif dalam menata daerahnya

dalam segi sosial, ekonomi, politik dan tentunya lingkungan. Prof, Dr, M. Mas ud

Said dalam bukunya Arah Baru Otonomi Daerah di Indonesia adalah, dipahami

sebagai proses devolusi dalam sektor publik dimana terjadi pengalihan wewenang

dari pemerintah pusat kepada pemerintah propvinsi dan kabupaten/kota, dengan kata lain dalam kontek Indonesia, otonomi daerah diartikan sebagai proses

pelimpahan kekuasaan dari pemerintah pusat ke pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota sebagaimana diamanatkan dalam UU3.

Dalam setiap kegiatan program sanitasi masyarakat tidak bisa dilepas dari

masyarakat dan kelompoknya, program ini merupakan program yang berbasis

masyarakat, supaya warga dapat berpartisipasi dan memberdayakan dengan harapan lingkungan sehat warga berdaya. Hal itu jelas dengan komponen lembaga

2

Sugiyanto. Lembaga Sosial. Jogjakarta. Global Pustaka Utama. 2002.hlm 16. 3

(4)

pemerintah yang ditanagni oleh SKPD yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kota Blitar selaku lembaga pemerintah dan Pokja lembaga non Pemerintah dan

semua itu pasti memiliki komponen pendukung yaitu swasta para pelaku industri

pengola sampah. Dan legal formal yang mengatur adalah Peraturan Daerah No. 9

Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan kebersihan, Peraturan Daerah

No. 1 Tahun 2000 tentang retribusi sampah dan kep.Walikota Blitar No.17 tahun

2001 tentang petunjuk tekhnis pelaksanaan Perda No.1 Tahun 2000.Itu terbukti

dalam Perda Rencana Tata Ruang wilayah Kota Blitar, No 1 tahun 2010, Paragraf

7,Rencana Sistem Prasarana Lingkungan,Pasal 34 yang berbunyi:4

...(4) Rencana pengembangan prasarana lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf (f) merupakan rencana pengelolaan prasarana yang digunakan kota.(5) Prasarana yang digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a. pengembangan teknologi pengolahan sampah secara tuntas dimasing-masing wilayah Kecamatan (IPESATU); dan/ataub. Prinsip yang dipergunakan yaitu prinsip 3R yaitu :Recycle (daur ulang), Reuse (penggunaan kembali), Reduce (perolehan kembali).(6) Upaya penanganan permasalahan sanitasi/limbah khusus rumah tangga dan industri, meliputi :a). Pengembangan dan peningkatan pengolahan limbah baik Rumah Grey Water ( limbah rumah tangga) maupun Black Water ( limbah dari manusia ) melalui sistem Sanitasi Berbasis Kemasyarakatan (SANIMAS) yang akan dikembangkan di tiap-tiap permukiman yang padat sampai setiap-tiap kelurahan. b). Pengembangan Instalasi Pengolah Air Limbah ( IPAL ), untuk mengatasi limbah yang dihasilkan dari kegiatan home industri di Kelurahan Pakunden maupun rencana Agroindustri di Kelurahan Blitar; dan atau c). Setiap perumahan skala besar yang akan dibangun oleh pengembang diarahkan memiliki unit pengolahan limbah secara komunal.

Berdasarkan data yang diperoleh dari dari Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Blitar bahwa setiap warga Kota Blitar menghasilkan sampah ±

2,5 liter/orang setiap harinya dengan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa

4

(5)

dengan jumlah penduduk mencapai 132.018jiwa, maka dapat diperkirakan

jumlah sampah yang ada di Kota Blitar mencapai 330 m³. Pengumpulan dan

pewadahan dilakuan pada setiap sumber sampah dan setelah itu dilakukanya

pengangkutan sampah terakhir hanya sekitar 175 m³/hari, jumlah sekian sampah

itu diproses IPESATU Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu yang berupa

kompos dan cacahan plastic sebagai bahan daur ulang yang dapat memproses

hanya 160 m³/hari dan sisanya di bakar menggunakan incenerator5.

Sisa sampah yang tidak dapat ditangani ini menimbulkan masalah yang

multi, maka dari itu diperlukan konsep kebijakan dan partisipasi warga dan swasta

dalam mengelola sampah, dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar karya Soerjono

Soekanto mengatakan kelompok ini juga disebut Enacted Intitutions, dengan

sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, yang semua berakar pada

kebiasaan masyrakat. Pengalaman melaksanakan kebiasaan-kebiasaan tersebut

[image:5.612.127.516.524.647.2]

kemudian disistemilisasi dan diatur dan kemudian dituangkan kepada lembaga-lembaga yang disahkan oleh Negara6. Jejaring implementasi program dapat digambarkan dengan tabel:

Table 1. Perbandingan Metoda Terpusat dan Tersebar

Uraian Tesebar Setengah

Terpusat

Terpusat

1. Keterlibatan Masyarakat

a. Harus Penuh b. Penyediaan komposter c. Bioaktivator a. Sebagian Kecil b. Kantung plastic

a. Sebagian kecil b. Kantung

plastic c. Grobak

5 DKP Kota Blitar

6

(6)

c. Grobak sampah

sampah

2. Pengawasan a. Sulit dan terpencar

a. Ada sulit karena beberapa titik

a. Mudah hanya satu titik

3. Tingkat Disiplin a. Rendah a. Sedang a. Tinggi

4. Efektifitas pengomposan

a. Rendah a. Sedang a. Tinggi

5. Komersialisasi produk kompos

a. Tidak bisa a. Agak sulit a. Biasa

6. Kesinambungan sistem

a. Tidak ada a. Ada d. Ada

7. Pembinaan a. Mahal dan

sulit

a. Mahal dan agak sulit

a. Murah dan mudah

8. Sifat a. Reduce a. Reduce dan

reuce

a. Reduce,reuce dan recycle Sumber: Jurnal Penanganan Sampah

Metode individual/tersebar tingkat kesulitanya tinggi karena melibatkan

seluruh warga dalam mengelola sampah, kesulitan yang paling besar adalah

merubah budaya masyarakat atau kebiasaan warga setempat dengan iklim

birokrasi saat ini. Waktu yang diperlukan dalam merubah budaya ini diperkirakan

antara 3-7 tahun tergantung dari situasi dan kondisi setempat. Walaupun demikian merubah budaya masyarakat menjadi budaya yang lebih disiplin, bersih dan

menghargai lingkungan harus dimulai sejak dini7.

Dengan metode terpusat masyarakat cukup diminta membuang sampah

pada tempatnya, memisahkan sampah organik dan bukan, jangan membuang

sampah sembarangan, fasilitas buang sampah di bedakan, jadi sebaiknya seluruh

alternativ digunakan secara simultan tentu hasilnya akan lebih baik dibanding

7

(7)

alternativ tertentu saja. Angkutan digunkan seperti biasa dan retribusi dikenakan

seperti biasa guna menunjang biaya oprasional dan disini pemulung bisa

digunakan sebagai karyawan dalam kegiatan ini, dengan adanya pabrik kompos

maka kompos yang dihasilkan akan lebih maksimal dan seragam dibanding

dengan produksi kompos rumhan yang tidak seragam hasilnya.

Konsep jejaring kebijakan yang terkait pada judul ini adalah terdapat

kerja sama antar komponen-komponen pendukung atau dapat diartikan merupakan tahapan terjadinya kebijakan dan pasca kebijakan, yang berupa

komponen sumber daya manusia didalamya sehingga mendukung terlaksanya

program sanitasi masyarakat dimana jaringan tersebut tidak dapat dipisahkan satu

sama lain karena saling mempengaruhi dan mendukung sehingga jika salah satu

komponen tidak bekerja maka hasil yang dicapai tidaklah bagus,itu wajar karena

program ini adalah program berbasis masyarakat. Model ini memahami bahwa

proses implementasi kebijakan adalah sebuahcomplex of interaction processesdi antara sejumlah besar aktor yang berada dalam suatu jaringan (network)

aktor-aktor yang independen. Interaksi di antara para aktor-aktor dalam jaringan tersebutlah

yang akan menentukan bagaimana implementasi harus dilaksanakan,

permasalahan-permasalahan yang harus dikedepankan, dan diskresi-diskresi yang

diharapkan menjadi bagian penting di dalamnya.8

Pada model ini, semua aktor dalam jaringan relatif otonom, artinya

mempunyai tujuan masing-masing yang berbeda. Tidak ada aktor sentral, tidak

8

(8)

ada aktor yang menjadi koordinator. Pada pendekatan ini, koalisi dan atau

kesepakatan di antara aktor yang berada pada sentral jaringan menjadi penentu

implementasi kebijakan dan keberhasilannya.9

Jelas lingkungan hidup memiliki tataran aspek menyeluruh yang dapat

digambarkan seperti satu mata rantai yang tidak dapat putus, itu merupakan

bagian sistem yang sengaja dibangun guna memaksimalkan program, dimana interaksi dengan lelusa terjadi sesuai dengan fungsi dan kemampuanya sekali lagi

ada saling ketergantungan antara bagian-bagian maka dari itu di bentuk kelompok

kerja yang terdiri di masing-masing keluaran yang dilegalkan oleh penguasa

wilayah agar mempunyai kekuatan dan fungsi yang jelas dimana sebagai

pelaksana lapang yang bersifat berkoordinasi agar terlaksananya program ini yang

terkait dan juga pengelola, komponen kelompok kerja merupakan komponen yang

multi latar.

Lain halnya dengan Anderson yang diambil pada buku yang sama masih

membicarakan elemen-elemen kebijakan.antara lain adalah sebagai berikut: 1.

Kebijakan selalu mempunyai tujuan dan berorientasi pada tujuan tertentu.2.

Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat pemerintah.3. Kebijakan

adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah dan bukan apa yang

bermaksud akan dilakukan.4. Kebijakan publik yang bersifat positif (merupakan

tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu) dan bersifat negatif

9

(9)

(keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu).5. Kebijakan

publik (positif) selalu berdasarkan pada peraturan perundang-undangan tertentu

yang bersifat memaksa (otoriatatif)10

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut. Bagaimana wujud penanganan sampah dengan konsep jaringan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diambil tujuan penelitian

sebagai berikut. Mengetahui wujud penanganan sampah dengan konsep jaringan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah penulis uraikan

diatas maka penulis dapat menarik manfaat secara akademis maupun secara praktis,

adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Akademik

Sebagai bahanpengetahuandan pengalaman bagi penulis dalam hal penulisan karya ilmiah, sekaligus sebagai refrensi mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan pada khususnya

dan Universitas Muhammadiyah Malang pada umumnya yang tertarik pada kebijakan

publik yang berorientasi pada lingkungan hidup.

10

(10)

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis dengan adanya penelitian ini diharapkan sebagai media publikasi kebijakan publik berbasis lingkungan hidup kepada masyrakat umum, birokrat, dan

intansi-intansi terkait dengan tema penulis yang ada di Kota Blitar.

E. Definisi Konseptual

Untuk memperjelas pengertian variable dalam penelitian ini akan diperlukan

konsep agar menghindari kesalah pahaman.Berdasarkan judul yang di angkat jejaring impelementasi program sanitasi masyarakat studi arah pembangunan lingkungan hidup

di kota Blitar maka definisi konsep yg dijabarkan adalah sebagai berikut:

1. JejaringImplementasi

Jejaring atau jaringan adalah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan karena saling terkait yang tidak dapat dipisah, dalam hal ini untuk mencapai lahirnya kebijakan dan pelaksanaan kebijakan diperlukan komponen

pendukung yaitu berupa jaringan atau kerja sama dimana memiliki tahapan yang

saling tergantung yaitu pencarian masalah, pendefisian masalah, spesifikasi

masalah, dan pengendalian masalah.11Masing-masing mempunyai wewenangnya sendiri, itulah konsep yang dibangun penulis dasar kebijakan mempunyai

komponen pendukung guna memaksimalkan program tersebut. implementasi

kebijakan menunjuk aktifitas menjalankan kebijakan dalam ranah senyatanya, baik yang dilakukan organ pemerintah pihak yang dalam kebijakan. Kebijakan

sendiri mempunyai komponen-komponen penggerak yang disebut Implementator

11

(11)

kebijakan adalah mereka yang secara resmi diakui sebagai individu/lembaga yang

bertanggungjawab atas pelaksanaan program di lapangan12.Analisis jaringan sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah

aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor

tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai

bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada

banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan

penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi,

serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya.13

2. Program Sanitasi Masyarakat

Sanitasi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia karena merupakan

perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah

manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan

manusia, sedangkan sanitasi masyarakat atau disingkat SANIMAS adalah

program khusus Kota Blitar dimana segala masalah yang berkaitan dengan

lingkungan berusaha diatasai mulai dari persampahan, pembuatan drainase, septic

tank komunal yang hasil tersebut diubah menjadi bahan bakar alternative. Maka

dengan banyaknya subprogram yang pada Program Sanitasi Masyarakat, sehingga

12

Ibid. hlm143 analisis kebijakan public.

13

(12)

memfokuskan pada sampah, karena menurut pendapat penulis sampah adalah

masalah yang tidak bisa disampingkan dalam pembangunan kota karena dengan

bertambahanya penduduk maka bertambah pula timbulan sampah. Dan

pengolahan sampah saat ini adalah:a) Pewadahan,b) Pengumpulan, c)

Pengangkutan d) Daur Ulang, e) Pemusnahan dan f) Pembuangan.14

F. Definisi Oprasional

Penunjang yang sangat membantu dalam pembuatan karya ilmiah adalah

definisi oprasional sebagai penentu petunjuk bagaimana suatu objek diukur

dengan melihat definisi oprasional dalam suatu pembutan karya ilmiah, sedangkan menurut buku metodologi penelitian sosial menyatakan bagaimana oprasional

atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator atau

konsep yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi.

Partisipasi dalam penulisan ini yang dikaitkan dalam penulisan ini merupakan kerja sama masyarakat dalam melaksanakan program tertentu guna memaksimalkan program tersebut, hal itu juga dapat didefinisikan sebagai, hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikut sertaan, peran serta.

2. Sanitasi Masyarakat.

Usaha-usaha yang dilakukan masyarakat guna menghindari penyakit dengan memperhatikan kesehatan lingkungan sekitar.

14

(13)

3. Pengelolaan Sampah.

Kegiatan pengumpulan,pengangkutan,pemrosesan,pendaur-ulangan,atau pembuangan dari material sampah. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.Sampah bisa melibatkan zat padat,cair,gas,atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

G. Metode Penelitian

Pada setiap penelitian diperlukan data-data yang lengkap dan tepat dalam

rangka agar penulis tidak mengalami kesulitan dalam penelitian, maka penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metodedeskriptif karena penulis

tidak menyajikan dalam angka melainkan hanya menjelaskan data yang

terkait. penelitian yang mencari hubungan antar dua variable atau lebih15

2. Lokasi Penelitian

Pada pembuatan karya ilmiah penulis melakukan kegiatan yang terkait

dengan judul pada Kota Blitar, dengan objek DKP Kota Blitar untuk pengambilan

data berupa payung hukum dan penerapan program pada kelurahan Kepanjen Kidul, Sukorejo, Sanan Wetan, dan Kauman dan hal yang sekiranya menunjang

penulisan ini..

15

(14)

3. Subjek Penelitian.

Pada penelitian ini penulis mempunyai subjek penelitian guna mendukung

penelitian ini,yang dapt memberi gambaran dan jawaban terkait penelitian adala

sebagai berikut:

1. Kepala DKP Kota Blitar atau Sekretaris Dinas.

2. Bid. Kebersihan DKP Kota Blitar.

3. Masyarakat Kelurahan, masing kelurahan dua orang.

4. Swasta atau pelaku industri

4. Sumber Data

1. Sumber Data Primer.

Merupakan data pokok yang terdapat pada penelitian yang berasal dari tulisan-tulisan, wawancara, foto dan gambar. Dasar tulisan adalah data

yang mendukung penelitian, sedangkan wawancara merupakan kumpulan

orang yang bekompetan dan terkait dengan penelitian ini. Dengan ini

penulis akan mendapatkan data yang akurat guna membantu penelitian ini.

2. Sumber Data Sekunder

Dalam penelitian kualitatif sering dikatakan bahwa sumber data diluar

kata-kata dan tindaka n, meskipun data merupakan data sekunder tingkat

(15)

pada penelitian tersebut. Penulis akan terjun kelapangan guna mengetahui

kebenaran program yang yang sesuai dengan fakta objek penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data.

a). Magang

Merupakan serangkaian kegiatan penulis guna meneliiti yang meliputi

pemahaman teoritis dan penerapan ilmu pengetahuan pemerintahan dalam judul

yang terkait,merupakan serangkain kegitan penunjanag di intansi dan lapangan

yang menunjang ketersediaan data yang akurat dengan tujuan waktu yang lama aka penulis akan mendapat data yang lebih lengkap.

b). Wawancara

Adalah (interview) pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban

responden dicatat atau direkam dengan alat perekam

c). Dokumentasi.

Merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung kepada subjek

penelitian,dan dokumentasi berupa buku, notulen, foto, laporan-laporan, dan

(16)

F. Analisis Data.

Jika seluruh data terkumpul, baik melalui magang, wawancara dan

dokumentasi,selanjutnya perlu dianalisis dan diproses sedemikian rupa maka

untuk menjawab penulis. Untuk menjawab permasalahan ini penulis

menggunakan metode deskriptif kualitatif, penulis bermaksud menjelaskan keadaan atau permasalahan. Dapat disimpulkan bahwa maksud penelitian

deskriptif adalah untuk penafsiran secar sistematis yang faktual dan akurat sesuai

dengan karakteristik.

1. Reduksi Data

Dapat diartikan sebagai proses pemilahan data,mefokuskan, dan dapat juga

penyerdehanaan, selanjutnya dilakukan pilihan terhadap data yang

diperoleh dilapangan yang relevan atau tidak relevan pada penelitian.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang dimaksudkan menyajikan data secara tersususn yang

pada ahirnya adnya kesimpulan, biasanya penyajian data berupa tabel,

grafik dan kata-kata dengan harapan data yang tersaji sesuai dengan

rumusan masalah.

3. Menarik Kesimpulan

Mennganalisis dan mendefinisikan temuan yang ada, yang dimaksudkan

(17)

tersebut peneliti dapat mengemukakan permasalahan yang peneliti

(18)

✁ ✂✄☎ ✆✝☎ ✞ ✟ ✠ ✁✞ ✁ ✆✡✂ ☛☎ ☞ ✁✌☎ ✂ ☞✂ ✆

Kemitraan Antara Pemerintah, Swasta Dengan Masyarakat

✍✎✏ ✎✑ ✟✒✏ ✎✓

s

✎ ✔✎ ✎

n

✟✕

ro

✎✑

r

☛✎ ✔✖

t

s

✖✞✎✎✗ ✎

s

y

k

t

✌✖

d

n

g

ers

m

✘ ✎✙ ✎

n

Pada Pengolahan Sampah Kota Blitar

✚ ✛✜✢ ✣✚ ✢

✤✏

eh

,

✂✍☎✆

Z

✥☎✦✂

✆☎ ✞✧★ ✩

23

★ ★★ ✪

Jurus

n

lm

u

em

erin

t

✫ ✮✫

n

F

✫✫

k

ult

s

lm

u

✯✰✱✫

s

l

✲✫

n

lm

u

o

litik

(19)

✸ ✹✺✻ ✼

r

en

g

e

s

h

n

T✾✿❀❁❂❃❄✾ ❅❆❀❁ ❀ ❇❈❀ ❇❂❃❁ ❀ ❂❀❄ ❀ ❇

S❃ ❂❀ ❇❉❊✾❋❀ ❇●❈ ❅❃❄ ❍❃

■ ❏❅❏❍❀ ❇❑✿▲ ❏▼✾▲✾ ❅❃ ❇❆❀❁ ❀ ❇

◆❀❈❏✿ ❆❀❍ ❑✿▲ ❏●❖❍ ❃❀✿❂❀ ❇❑✿▲ ❏▼❖✿❃ ❆❃❈

U❇❃ P✾ ❅❍ ❃ ❆❀❍◗❏❁ ❀▲▲❀ ❂❃ ❘❀ ❁◗ ❀✿❀ ❇❉

▼❀ ❂❀❙

❚❀ ❅❃ ❙ ❯ ❱ ❲❳ ❨❩

T❀ ❇ ❉❉❀✿ ❙❬ ❭◗✾❃❪❫❬ ❬

■❀▲ ❙❬❫ ❴❫❫❵ ❑❛

T✾▲❄❀ ❆ ❙❜❀ ❇❆❖❅■ ❏❅❏❍ ❀ ❇❑✿▲ ❏▼✾▲✾ ❅❃ ❇❆❀❁ ❀ ❇◆ ❑S❑▼ U◗◗

❝❞ ❡ewenguji

❣ ❤❝rs❤✐rishno❥❞❦i ❙❧❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ♠

2❤❝rs❤♥❞ ♦nur♣❤qi, i ❙❧❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ♠

3Pror. Dr. Masstd Said. ❙❧❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ♠

✉❴❝r❤✈ri qulist✇❞ ❡, insihg♣❤qi❤ ❙❧❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴❴❴❴ ❴♠

◗ ✾ ❇❉✾❍❀❁ ❈❀ ❇①

❊✾❈ ❀ ❇

◆❀❈❏✿ ❆❀❍ ❑✿▲ ❏●❖❍ ❃❀✿❂❀ ❇❑✿▲ ❏▼❖✿❃ ❆❃❈

(20)

④ ⑤⑥ ⑦

m

r

ersetuju

n

⑨⑩❶⑩ ❷❸❹ ❺❻❼❽ ❺❾⑩

⑨❿➀ ❷➁ ➂➃ ➄➁➁➁ ➅

➆⑩➇ ➈➉➊⑩➋ ❷❿➉❶➈➌ ➍ ➋❺⑩➉❹ ⑩ ❻❿➉❶➈➎ ➍ ➉❺➊❺➇

➏➈❹➈➉ ❷➐ ➑➒aring mplementasi Kebi➒➔ →➔ ➣ Kemitraan Antara Pemerintah,

↔↕ ➙wten➜↕n➝↕ ➙ ➞↕ ➟↕ ➠↕ ➡ d↕ ➢↕ ➤➥↕rogrm↔ ↕ ➦it↕➙i ➝↕➙➞↕ ➟↕➠↕➡➧↕idng

Persampahan Pada Pegolahan sampah Kota Blitar

➨❺➋➩ ➊➈➫➈❺➈❻➊➈➇❹ ❺➈ ➫❺❹ ❺❽⑩❹⑩➭⑩ ❻

S❺❹⑩ ❻➯❹➩➲⑩ ❻➭➩❻➯➈➫❺➋➇➳ ❺➭➋❺

➏➈➳➈➋⑩ ❻❿➉❶➈➎ ➩❶➩➳❺❻➊⑩❽ ⑩ ❻

➆⑩➇ ➈ ➉➊⑩➋❺➉❶➈➋➍➋❺⑩➉❹⑩ ❻❿➉❶➈➎ ➍ ➉❺➊❺➇

U❻❺❾➩➳➋❺➊⑩➋➀ ➈❽ ⑩❶❶ ⑩❹ ❺➵⑩❽➀⑩➉⑩ ❻➯

➨➍ ➋➩❻➎ ➩❶ ➸ ❺❶ ➸❺❻ ➯❿ ➨➍ ➋➩❻➎ ➩❶ ➸ ❺❶ ➸ ❺❻➯❿❿

Pro➺➻➼➽➻➾➔➚ ud Said.r➶➹i rulist➞↕➦ingsih, M➶↔i

➀➩❻ ➯➩ ➊⑩❽➈❺➘

➨➩➇⑩ ❻➆ ❿S❿➎ U➀ ➀ ➴➩➊➈⑩➏➈➳➈➋⑩ ❻❿➉❶➈➎ ➩❶➩➳❺❻➊⑩❽⑩ ❻

(21)

➮➱✃ ❐➱❒❮❰ Ï❐➱Ð➱

ÑÒÓ ÔÕÖ× ØÙÚÛ ÙÜ Ý ØÞß ÝÜ Ø ÔÒ Þàá âãä, Bensin, Oli,dan Kompos dari Pengolahan Sampah TerpaduÞå× æ çÔè ÔÜ ÕÔÞé ê êëÞ

ìÔíÔØîïÜïØðÔØÔÔØîï ñòÔØæ ÝØ ÔØóÔïÜ ÔÖô×ÕÔìÒ ÙÕÔÜ Úõ× Ò öÞBuku Putih SanitasiÞéêê÷Þ

ìÔíÔØîïÜïØðÔØÔÔØîï ñòÔØæ ÝØ ÔØóÔïÜ ÔÖô×ÕÔìÒ ÙÕÔÜ Þõ× Ò øÞùÕÜ ÔÕïæÙ SÔØÙÕÔúÙô×ÕÔìÒ ÙÕÔÜ Þé ê êû

üüü üìÝíÙÚýÜ Ù þ Ùò× ÿ× SÔØÕ×ú× ÔÒ ÙÖ òÔÖÔúÔ✁ÞPengantar Teori dan Praktek Analisis KebijakanÚîÜ ÔØ ÔØíÔ

✂ï íÙÔÚ ß ÔèÔÜ ÕÔÞ

óÔñ úÔÜÚîÜ×ÓÚóÜ ÞPengantar Sosiologi EkonomiÞß ÔèÔÜÕÔÞôïØðØÔÞéêê✄Þ

óÙØÔúôï úïÖ ÔÕÔØ☎ï✆ ÝòÒ Ùè✝Øí×Øï úÙÔÞPandauan Strategi Sanitasi Total Berbasis MasyarakatÞé ê êë

óÿÙ✞ÔØ Õ× ÚÑ æ ÝúÞï íÞMewujudkan Good Governance Melalui PelayananÞîÝòÒ ÙèÞ✟Û✂îÜï ú úÞé ê ê✠

✝ØíÙÔÖ×Ø×ÚóÿÙ✞ÔØÕ×ÞKebijakan PublikÞ å×æ çÔè ÔÜ Õ ÔÞÛ Ô✡ Ô✂ï íÙÔÞéêê✄Þ

ß×è×ÚóÜ Ú✂ ÞùÞAnalisis Kebijakan Publik.✂ ÔÒ ÔØæ ÞìÔ✞Ý✂ï íÙÔîÝòÒ ÙúÖ ÙØæ ÞéêêûÞ

☛ÔèÙñÚ✂ï ñïÕÞÚß×Ùðï þ ÙçÔ✞Ô íÔØ RÙçÔ SÝíÙÜ çÔÞ ßÝÜ Ø ÔÒ Þ Mencari Solusi Penanganan Sampah

KotaÞ✟☞îÑóÞìÔØíÝ Øæ Þéêê ëÞ

R×ØÙ ôÔúÕÔñÔØ✌Ñíï ✂×ïÕÔØæ Ôí ôÜ ÔñÔíÙòÜ ÔÕÔÞ Sistem Pengolahan Sampah Reaktor

TerpaduÚ☛ÝñÔØÙ× Ü ÔÞéêê÷Þ

ôÙïÒÒò ïÜæÚ✍Ü ÔØðï úð× ÞThe Changing Value of Local GovermmentÚý ÖïÑ ØØ ÔÒúÑñïÜÙðÔ Ø ÑðÔíï ñ ✞Þö✄ ✄✠Þ

✂ ✎✏✑✒✓✔✕✑✖ ✥✗ ✓✎Arah Baru Otonomi Daerah di IndonesiaÞU✂✂îÜï ú úÞ✂ ÔÒ ÔØæ Þé êê✠Þ

îÔÜú× ØúÚ þÔ✞Øï. Public PolicyÞ ôïØðÔØ ÔÞß Ôè ÔÜ ÕÔÞé ê ê✠Þ

Qurnia,Trias Dewi,ed.Penanganan dan Pengolahan Sampah.Penebar, Swadaya Depok.2010.

Ramadhani, Nurul Makarao.drg.Sanitasi Total Berbasis Masyrakat. Alfabeta,Bandung. 2010

Sebastian Paul A and Hank C. Jankers Smith.✘✙ ✚✛✜✢✣ ✤ ✦✧★ ✩ ✦✧✪✫✬earning: An Advocay Coalition Apporch Westview Press, Boulde. 1993.

Sedarmayanti,Dra,Dr,M.Pd.Good Go✭✩✮✧✦ ✧✦ ✜✩✯✰✩✱✩✲✩✮✛✧✳✦✤ ✦ ✧✴✦✧★✵✦ ✛✶. Bandung.2003

Soekanto Soerjono.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. 2000.

Sugiyanto.Lembaga Sosial. Jogjakarta. Global Pustaka Utama. 2002.

Suwitri,Sri.Jurnal.Jejaring Kebijakan Perumusan Kebijakan.Publik.STIA Banjarmasin.2006

Syafie, Inu Kencana.,Drs,M.Si.Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung. Reflika Aditama. 2002.

(22)

✸✸✸✹ ✺✻✼✽✾✿❀ ❁ ✽✾✹ ❂❁✹✼ ❃

❄❄ ❄ ❅ ❆❇ ❈❉ ❆❊ ❋● ❍■ ❅❏❑ ❅ ❋▲

▼● ●❇◆❖❖❍❆▲❋❇ ■❑P❑ ❅ ❆❊❑❏❈❇❑●❅◗❑❘❖ ❙❚ ❯❚❖❚ ❱❖❘❑ ▲❲❊❳ ❘❑ ▲❲❊❳❋❘❇❲ ❘❲❨● ❍❈❋❳❩ ❲❆❋P❍❩❍❨❉❚ ❬❅▼●❘❊▲❋❍❩❈❲❈❙❭❪ ❲❈❲❘❆❲■❙❚ ❯❚

❫ ✽✽❴❵❛❛ ✾❜ ❝ ❁❞✼❡ ✺❢❜ ✽✹✺✻ ❁ ❂❜❴❁✽✹ ❣ ❁❝❛❤ ✐ ✐❥❛ ✐❦❛❜ ❢ ❧✾✿✾❫ ❡✼ ✻ ❝♠❡ ✾❞✾✻✼❜ ✼❜ ❡❀❢ ✺✼ ❧✾❀ ✾❞✹❫✽❝✻ ❃✼ ✾❀ ❜❢❜❤ ♥♦❢❜ ❢ ❝ ✺❢ ✿❤ ✐♣ ✐

❫ ✽✽❴❵❛❛ ✾❝❢✻ ❧♠ ❞❴q❁✹ ✺✻ ❁❂❜ ❴ ❁ ✽✹❣ ❁❝❛❤ ✐♣ ✐❛ ✐♣ ❛ ❴❢ ❞ ❂❢ ✿✽✼ ✾❞❡ ❧❢ ❧✾✿✼ ❞❂❡❜ ❁❜ ✼ ✾✻✹❫ ✽❝✻

r♠❝ ✾✽s ✐♥r✾❞ ♠✾✿✼❤ ✐♣ ✐

U

t ✉✈

n

g

✇ ①t✉✈

ng:

②❢ ✿❃ ✾③❁♣ ✽✾❫♠❞❤✐♣✐R❢ ❞❣ ✾❞ ✾ T✾✽✾ R♠✾❞ ❂④✼✻ ✾q✾❫ s②✾✿ ✾❂✿✾⑤ ⑥s⑦❢ ❞❣✾❞✾ S✼❜ ✽❢ ❝②✿ ✾❜ ✾✿ ✾❞✾ ⑧✼ ❞ ❂❀♠❞ ❂✾❞s②✾❜✾✻

⑨❦ ✹

②❢ ✿✾✽♠ ✿✾❞ ④✾✻✼ ⑩❁✽✾ ❶✻✼ ✽✾✿ ③❁ ❝❁✿✹❦❤ T✾❫♠❞ ❤ ✐ ✐♥ s❷❢ ❞ ✽✾❞❂ TU②❸⑩S❹ ♦✼ ❞ ✾❜ ⑩❢ ✺❢ ✿❜ ✼❫ ✾❞ & Pertamanan Kota Blitar.

(23)

❺❻ ❼ ❽❻

r

si

H

❻❻

l

m

n Ju

d

u

l

i

H

❻❻

l

m

n Persetu

n

ju

ii

H

❻❻

l

m

n Penges

h

n

iii

K

❻❻

t

Peng

❻❻

nt

r

iv

❺❻ ❼ ❽❻

r

si

v

❺❻ ❼ ❽❻

r T

bel

vi

bs

❽➀❻

ksi

vii

➁❿➁ ❾

: P

➂➃➄❻❻

hu

n

lu

➅➆ ➇➈➉➈➊➋➌➍ ➈➎ ➈➏ ➐ ➑

➒ ➆ R➓ ➔➓ → ➈➏➣ ➈→ ➈➍ ➈↔ ↕

C➆ T➓➙➓ ➈➏➛➌ ➏➌➍➜ ➉➜ ➈➏ ↕

➝➆ ➣ ➈➏➞ ➈➈➉➛➌ ➏➌➍➜ ➉➜ ➈➏ ↕

➑ ➟ ➠➌ ➐➓➏➈➈➏➈➎➈➡➌ ➔➜➎ ↕

➢➟ ➠➌ ➐➓➏➈➈➏➛➊➈➎➉➜ → ➑ ➤

E➆ ➥➌➞ ➜➏➜ →➜➠➦ ➏ →➌➧ ➉➓ ➈➍ ➑ ➤

➑ ➟ ➨ ➌➙ ➈➊➜ ➏➐➩➔➧➍➌ ➔➌ ➏➉➈→➜ ➑ ➤

➢➟ ➛➊➦ ➐ ➊➈➔ S➈➏➜ ➉➈→➜➣ ➈→ ➫➈ ➊➈➎➈➉ ➑➑

F➆ ➥➌➞ ➜➏➜ →➜➭➧ ➊ ➈→➜➦➏➈➍ ➑ ➢

➑ ➟ ➛➈➊➉➜ →➜➧ ➈→➜ ➑ ➢

➢➟ S➈➏➜ ➉➈→➜➣ ➈→ ➫➈➊ ➈➎ ➈➉ ➑ ➢

➯➟ ➛➌ ➏➐➦ ➍ ➈↔➈➏➲➈➔➧ ➈↔ ➑ ➯

G➆ ➣ ➌ ➉➦➡ ➌➛➌ ➏➌➍➜ ➉➜ ➈➏ ➑ ➯

➑ ➟ ➨ ➌ ➏➜ →➛➌ ➏➌➍➜ ➉➜ ➈➏ ➑ ➯

➢➟ ➇➦➎➈→➜ ➛➌ ➏➌➍➜ ➉➜ ➈➏ ➑ ➯

➯➟ S➓ ➳➙➌➎➛➌ ➏➌➍➜ ➉➜ ➈➏ ➑ ➵

➵➟ S➓ ➔ ➳➌ ➊➥➈➉➈ ➑ ➵

➸➟ T➌➎ ➏➜➎➛➌ ➏➐➓➔➧ ➓➍ ➈➏➥➈➉➈ ➑ ➸

F➆➺➏ ➈➍➜ →➜ →➥➈➉➈ ➑ ➻

➑➆R➌➡➓ ➎ →➜➥➈➉➈ ➑ ➻

➢➆ ➛➌ ➏ ➫➈➙➜ ➈➏➥➈➉➈ ➑ ➻

➯➟ ➣➌ ➏ ➈➊➜➎➠➌ →➜ ➔➧➓ ➍ ➈➏ ➑ ➻

➒❿➁❾ ❾

Tinj

❻❻

u

n Pu

❽❻

s

k

➅➆ ➨ ➌➙ ➈➊➜ ➏ ➐➩➔➧ ➍➌ ➔➌ ➏ ➉➈→➜➠ ➌ ➳➜➙ ➈➎➈➏ ➑➼

➒ ➆ ➠➌ ➐ ➈➐➈➍ ➈➏➩➔➧➍➌ ➔➌ ➏➉➈→➜ ➢➽

(24)

➾➚ ➪➶➹ ➘➶➴➶➷U➹ ➬➹ ➮➮

➱➚ ✃❐❒❮➷ ❰ ❰❮➶➷Ï➶➴ ❮Ð❐➹ ➬Ñ➶➶➷Ò❮➴Ó➶ ➬❒ ➮ Ô

C➚ Õ➶➴❮Ï ➶➷Ö ➬➴➶ ×Õ ➬Ø➶➷ ➮ Ô

Ù➚ S➬➷❰➶❮Ï ➶➷Ú➶➷➶ × ➮ Û

E➚ SÜ Ý❮➶ÞßÑ Ü➷ Ü➹ ❮ ➮ Û

F➚ ✃Ü➷ Ï❮ Ý❮ S➶➷ ❮❒➶ Ý❮ à á

G➚ â❮➷➶ Ý✃❐ ➘❐➴ Ý❮ ×➶➷Ï➶➷Ð❐➴ ❒➶➹➶➷ ➶➷✃Ü ❒➶ ãÞ❮❒➶➴ ä å

æ çæ è

V Tem

é ê

n

ë ê

n Pemb

ê ìê

s

ê

n

Òí ÐÜÞ➶î❐ Ø➶➴ ❮➷ ❰ S❐ï➶➴➶ U➹➬➹ äð

ãí ➪➶➹ ➘➶➴➶➷✃❐➴ Ø➶ S➶➹➶Ð➴ Ü ❰➴ ➶➹ ä➮

Öí Ð❐➷ ❰Ü Þ➶ ×➶➷Ý➶➹ñ➶ ×ÜÞ❐ ×Ð❐➹ ❐➴❮➷❒➶ × ä Ô

âí Õ➶➹ ➘➶❒➶➷ ò×➶➹➘➶❒➶➷Ð❐Þ➶Ñ Ý➶➷ ➶✃❐ ➘❮ Ø➶Ñ➶➷ óð

ßí SÜÞ ➬ Ý❮✃❐ ➘❮ Ø➶Ñ ➶➷ Ôå

ô çæ

V Penu

tu

p

Òí ✃❐ Ý❮➹ñ➬Þ➶➷ Ôà

Gambar

Table 1. Perbandingan Metoda Terpusat dan Tersebar

Referensi

Dokumen terkait

Jenis-jenis burung yang ditemukan roosting di taman kota dan jalur hijau kota Padang adalah Apus affinis, Lonchura punctulata dan Passer montanus.. Jenis Apus affinis

(Menjadi jelas bagi sementara orang bahwa al-Qur’an dapat dilihat sebagai hasil kopartisipasi pembacaan Kalam Allah dari orang Yahudi, Kristen dan Muslim. Dari

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khumairoh, Nanang dan Henny (2016) adalah menunjukkan bahwa leverage secara signifikan berpengaruh signifikan terhadap nilai

Karena penyakit datang tergantung dari kekebalan tubuh ayam, tetapi ada juga penyakit yang datang pada usia 1-10 hari seperti penyakit berak kapur, ada juga penyakit yang

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SMP N 11 Semarang sudah dapat dikatakan PAKEM (Pola Aktif Kreatif dan Menyenangkan) khususnya mata pelajaran seni budaya,

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari dilakukanya penelitain ini adalah mengimplementasikan metode Shallow Parsing pada kalimat tanya dan teks dari teknologi

Hasil dari penelitian tentang interpretasi bawah permukaan yang berdasarkan karakteristik kelistrikan bumi di daerah Balangan adalah berupa grafik nilai tahanan

Menentukan golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun sirih yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus