POLA PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER BACA AL-QUR’AN DI SMKN 10 MALANG
SKRIPSI
OLEH:
MUHAMMAD SOLEH NIM. 201110010322125
Dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur
pada Program Peningkatan Kualitas Guru Madrasah Diniyah Angkatan 2011
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
POLA PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER BACA AL-QUR’AN DI SMKN 10 MALANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana
Strata Satu (S-1)
Oleh:
MUHAMMAD SOLEH NIM. 201110010322125
Dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur
pada Program Peningkatan Kualitas Guru Madrasah Diniyah Angkatan 2011
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH 2015
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
ﻊﻣ ﱠﻥ ﻓ
ۡﺴﻌۡﻟ
ﺍ ً ۡﺴﻳ
ﱠﻥ
ﻊﻣ
ۡﺴﻌۡﻟ
ﺍ ٗ ۡﺴﻳ
ﻓ ﺖ ۡﻏ ﻓ ﺍﺫ ﻓ
ﭑ
ۡ ﺼﻧ
ﻓ ﻚ ﻰﻟ ﻭ
ﭑ
ﻏ ۡ
5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan 6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain 8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
Persembahan:
Karya ini kupersembahkan untuk:
1. Ayahanda Tasrip dan ibunda Railin yang selalu mendoakan penulis.
vii
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah ‘Azza wa Jalla yang telah menurunkan Al-Qur`an sebagai
petunjuk sepanjang masa. Shalāwat serta salām Allah semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang selalu merindukan umatnya meski belum
pernah bersua. Serta semoga tercurah kepada keluarga, sahabat, handai taulan dan
keturunannya hingga akhir masa.
Skripsi ini merupakan sedikit kajian tentang pola pembelajaran ekstrakurikuler baca
Al-Qur`an di SMKN 10 Malang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bimibingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Ayahanda Tasrip dan Ibunda Railin yang tak henti-hentinya mendoa’akan
anaknya supaya cepat lulus.
2. Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah memberikan kesempatan dan biaya
kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang S1 ini.
3. Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah menyediakan fasilitas kepada kami.
4. Drs. Faridi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Malang yang selalu memberikan dorongan dan motivasi agar
segera menyelesaikan penelitian.
5. Bapak Saiful Amien, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang memberikan
viii
6. Bapak Drs. Agus Purwadi, M.Si, Selaku dosen II memberikan bimbingan
terhadap penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi
7. Bapak, Ibu Dosen Fakultas Agama Islam yang telah membimbing dan
memberikan berbagai ilmu dengan sabar selama penulis belajar.
8. Seluruh karyawandan karyawati Universitas Muhammadiyah Malang yang setia
memberikan pelayanan yang maksimal kepada seluruh warga kampus.
9. Bapak Drs. Haryanto, M. Pd. Selaku kepala SMKN 10 Malang beserta
jajarannya yang telah berkenan memberi ijinepada penulis untuk mengadakan
penelitian serta menyediakan berbagai fasilitas dalam penelitianini.
10.Bapak Drs. Misnari, selaku pembimbing pembelajaran ekstrakurikuler baca
Al-Qur'an yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
selama penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.
11.Siswa-siswi SMKN 10 Malang yang bersedia menjadi responden dalam
pengambilan data selama proses penelitian.
Harapan penulis, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis, peneliti lain dan
semua pembaca. Penulis menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
skripsi ini. Maka saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dalam rangka
meningkatkan kesempurnaan skripsi ini.
Malang, 13 Agustus 2015 Penyusun
ix Transliterasi
Penulisan karya tulis ini menggunakan transliterasi bahasa Arab sebagai mana
berikut.
ا
: aط
: th Vokal panjang dan diftong: b
ظ
: zh a panjang āت
: tع
: ‘ i panjang īث
: tsغ
: gh u panjang ūج
: jف
: fْوا
awح
: hق
: qْوأ
uwخ
: kh : kْيأ
ayد
: dل
: lْيا
iy: dz : m
ر
: rن
: n Tā` Marbuthah ( ) pada:: z
و
: w Posisi mudhāf : tس
: sه
: h Posisi mawshūf : hش
: syء
: ` Di akhir frase : hص
: shي
: yض
: dhContoh penulisan transliterasi:
Teks Arab Ditulis
نْيﱢ لا
ْو ع
ء يْحا
Ihyā` ‘Ulūm ad-Dīn
صاْخ ْإأ
Al-Ikhlāsh
ْلا
رْوس
Sūrat al-Baqarahx
DAFTAR ISI a. Sampul depan
b. Sampul dalam ... i
c. Lembar Persetujuan ... ii
d. Lembar Pengesahan ... iii
e. Motto dan Persembahan ... iv
f. Pernyataan Keaslian Tulisan ... v
g. Abstrak ... vi
h. Kata Pengantar ... vii
i. Transliterasi ... ix
j. Daftar Isi ... x
k. Daftar Lampiran ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Pola ... 10
B. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 12
C. Pembelajaran Membaca Al-Qur`an ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
A. Pendekatan Penelitian ... 39
B. Lokasi Penelitian ... 41
C. Data dan Sumber Data ... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ... 46
E. Teknik Analisis Data ... 49
F. Uji Keabsahan Hasil Penelitian ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 53
A. Latar Belakang Objek Penelitian ... 53
B. Pola Pembelajaran Ekstrakurikuler Baca Al-Qur`an di SMKN 10 Malang ... 57
xi
BAB V PENUTUP ... 85
A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... 86
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 2 : Struktur Organisasi SMKN10 Malang
Lampiran 3 : Foto Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Al-Qur`an di SMKN 10 Malang
xiv
DAFTAR PUSTAKA
A. M., Sardiman. (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Al-Hasany. (2007). Azzah Zain. Al-Qur`an Puncak Selera Sastra. Surakarta: Zuyad Visi Media.
At-Tirmidzy. t.thn. Sunan At-Tirmidzy.
Drajat, Zakiyah. (1992). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Efendi, Marihot Tua, dan Yovita Hardawati. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grasindo.
Hadi, Sutrisno. (1989). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hakim, Thursan. (2005). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat, Dudung Rahmat, Maman Abdurrahman, dan Yayan Nurbayan. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung: PT. Intima.
Holle, Ali AR., wawancara oleh Muhammad Soleh. Permasalahan PAI di SMK Negeri 10Malang (12 Januari 2015).
Khan, Shafique Ali. (2005). Filsafat Pendidikan Al-Ghazali. Bandung: Pustaka Setia.
Mardalis. (2006). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Marshal, Catherine, dan Gretchen B. Rossman. (1995). Designing Qualitive Research. California: Sage Publication.
Muhaimin. (1999). Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.
Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Parabowo. (2008). Penegembangan Model KTSP Pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Munir, Ahmad, dan Sudarsono. (1994). Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Qur`an. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasional, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
xv
Raco, J.T. t.thn Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
Rahardjo, Mudjia. 270-triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif.html. 15 10 2010. http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/270-triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif.html (diakses 03 06, 2015).
Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rutan, Rusli. (1986). Pengelolaan Interaksi Belajar Intrakurikuler, Kokurikuler dan Ekstrakurikuler. Jakarta: Universitas Terbuka.
Samiawan, Conny R. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Grasindo Persada.
Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Surachmad, Winarno. (1986). Pengantar Ilmiah Dasar, Metode Teknik. Bandung: Tarsito.
Sutoyo, Agus. (2000). Kiat Sukses Prof. Hembing. Jakarta: PT. Prestasi Insan Indonesia.
Suyanto, dan Asep Jihad. (2013). Menjadi Guru Profesional, Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Esensi.
Syihab, Muhammad Quraish. (1996). Membumikan Al-Qur`an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.
Wahyuni, Esa Nur. (2009). Motivasi dalam Pembelajaran. Malang: UIN-Malang Press.
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur`an. (1999). Al-Qur`an dan Terjemahnya. Jakarta: Intermasa.
Zein, Muhammad. (1985). Asa dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Sumbangsih Offset.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam di sekolah telah diamanatkan Undang-Undang
Dasar 1945 kepada negara agar menyelenggarakan pendidikan yang bertujuan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
meningkatkan akhlak mulia peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Seperti yang disebutkan dalam buku Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
31 ayat 3 yang menyatakan “(3) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yangdiatur dengan undang-undang.“1
Pemerintah mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan agama di
sekolah dalam rangka menjalankan amanat tersebut. Hal ini terbukti dengan
adanya lahirnya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab2.
1
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, BAB XIII, Pasal 31, ayat 3 2
2
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidaklah sekedar menyiapkan
manusia intelek, pandai, dan pintar dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan
keahliannya saja (IQ). Lebih dari itu, pendidikan juga bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Karena
sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak, yakni dengan memberikan
situasi belajar kepada anak-anak tempat mereka dapat mengembangkan bakatnya.3
Pendidikan agama merupakan hal yang paling diharapkan dapat mencapai
tujuan pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik menjadi manusia
bertakwa dan berakhlak mulia. Secara khusus tujuan pendidikan agama di sekolah
menurut kurikulum 2004 adalah: 1) berfungsi membentuk manusia Indonesia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
dan mampu menjaga kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama; 2)
bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilia-nilai agama yang menyerasikan
penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.4
Dudung dan kawan-kawan juga menyampaikan bahwa pendidikan agama
Islam memiliki kedudukan yang penting dan strategis dalam pelaksanaan
pendidikan di setiap jenjangnya. Pada hakikatnya keberhasilan pendidikan agama
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.5
3
Muhammad Zein, Asa dan Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Sumbangsih Offset, 1985), hal. 20
4
Dudung Rahmat Hidayat, dkk, “Pendidikan Agama: Urgensi dan Tantangan,” Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu (Bandung: PT. Imtima, 2007), hal. 3
5
3
Pendidikan agama Islam pada dasarnya termaktub di dalam Al-Qur`an.
Karena Al-Qur`an memuat hukum-hukum Islam6 dan berisi tuntunan-tuntunan
bagi ummat manusia untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di
akhirat, lahir maupun batin.7
Membaca Al-Qur`an dengan baik dan benar adalah wajib. Hal ini
berdasarkan pada perintah Allah SWT pada surat Al-Muzammil [73] : 4,
لﱢترو
هۡي ع
ۡد
ۡوأ
ٱ
ناء ۡ قۡل
ًايت ۡ ت
٤
“Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Quran itu dengan
perlahan-lahan”.8
Selain itu, membaca Al-Qur`an juga memiliki keutamaan seperti yang
disebutkan dalam hadits Nabi SAW :
نم
أ ق
ف ح
نم
تك
ﷲ
ه ف
هب
ةنسح
ةنسحلاو
شعب
ھل ثمأ
ا
وقأ
ملآ
ف ح
ن لو
فلأ
ف ح
او
ف ح
ميمو
ف ح
.
٩Artinya: “siapa yg membaca huruf dari kitabulloh maka dia mendaptkan
kebaikan, dan kebaikan tadi di lipat gandakan sampai sepuluh. Aku ( kata nabi )
tidak mengatakan alif lām mīm satu huruf akan tetapi alif itu satu huruf lām satu
huruf dan mīm satu huruf.”
Oleh karena itu mempelajari Al-Qur`an menurut M. Quraish Syihab adalah
wajib.10 Dan sekolah sebagai lembaga pendidikan juga wajib memberikan
6
Ahmad Munir & Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hal. 101.
7
Azzah Zain Al-hasany, Al-Qur’an Puncak Selera Sastra, (Surakarta: Zuyad Visi Media , 2007), hal. 97.
8
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Intermasa, 1999), hal. 988.
9
4
pembelajaran Al-Qur`an berdasarkan UUD ’45, UU No. 23 tahun 2003 dan tujuan
pendidikan di atas.
Dalam rangka menyelenggarakan pembelajaran Al-Qur`an tersebut, sekolah
tidak cukup hanya mengandalkan materi pendidikan agama Islam dalam
kurikulum. Hal ini berdasarkan pada fakta di lapangan bahwa alokasi waktu untuk
pendidikan agama Islam sangat sedikit. Dudung dan kawan-kawan yang
menyatakan bahwa yang paling banyak dikeluhkan oleh para pendidik adalah
minimnya alokasi waktu yang diberikan, sehingga sangat sulit menyampaikan
ajaran agama Islam yang sangat luas dengan sempurna dan sesuai harapan.
Tuntutan tersebut semakin keras dan mendesak setelah terjadi banyak persitiwa
menyedihkan terkait rendahnya moral dan akhlak para pelajar.11 Oleh karena itu,
sekolah sebagai pengemban amanat harus memiliki strategi khusus untuk
mengatasi kekurangan tersebut.
Salah satu strategi yang cukup bagus adalah seperti yang dilakukan di SMK
Negeri 10 Malang. SMK Negeri 10 Malang memasukkan pembelajaran Al-Qur`an
ke dalam kegiatan ekstrakurikuler.12 Strategi tersebut cukup berhasil dalam rangka
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur`an. Menurut Misnari, salah satu
guru PAI SMKN 10 Malang, pada tahun 2015 salah satu peserta didiknya menjadi
10
M. Quraish Syihab, Membumikan al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1996), hal. 33
11
Dudung Rahmat Hidayat, et. al., “Pendidikan Agama: Urgensi dan Tantangan,” Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu (Bandung: PT. Imtima, 2007), hal. 12
12
5
salah satu juara lomba tartīl tingkat SMK se-kota Malang.13 Dari data tersebut
ditemukan masalah yaitu sekolah vokasional berprestasi di bidang Al-Qur`an.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk menelisik lebih jauh tentang
bagaimana pola pembelajaran ekstrakurikuler tersebut sehingga mampu
memberikan output siswa yang berprestasi di bidang Al-Qur`an. Oleh karena itu,
penulis berupaya mengadakan penelitian berdasarkan latar belakang di atas
dengan tema “Pola Pembelajaran Ekstrakurikuler Baca Al-Qur’an di SMK Negeri
10 Malang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang diangkat dalam
penelitian, penulis membatasi permasalahan dengan rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana pola pembelajaran ekstrakurikuler baca Al-Qur’an di SMK
Negeri 10 Malang?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pembelajaran
ekstrakurikuler baca Al-Qur’an di SMK Negeri 10 Malang?
13
6 C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini berusaha menjawab
dengan tujuan untuk:
1. Mendeskripsikan pola pembelajaran ekstrakurikuler baca Al-Qur’an di
SMK Negeri 10 Malang.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat
implementasi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMK negeri 10
Malang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan menghasilkan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya:
1. Bagi Peneliti, sebagai pelajaran dan pengalaman untuk menambah
pengetahuan dalam bidang penelitian ilmiah. Dan sebagai tambahan
pengetahuan tentang pola pembelajaran ekstrakurikuler baca Al-Qur’an
di SMK Negeri 10 Malang.
2. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMK Negeri 10 Malang.
3. Bagi siswa, sebagai tambahan pengetahuan tentang pentingnya
kemampuan membaca Al-Qur’an.
4. Bagi calon guru, penelitian ini diharakan bermanfaat sebagai tambahan
pengetahuan dalam bidang ilmiah dan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan di sekolah, sehingga kelak dapat menyelenggarakan
7 E. Definisi Operasional
Penulis membatasi berbagai istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar
pembahasan tetap fokus pada rumusan masalah yang telah ditentukan.
1. Pola
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai
sistem; cara kerja.14 Sedangkan dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai
“model of how something is done”.15
Penulis membatasi makna pola kepada model atau sistem yang
diterapkan dalam pembelajaran ekstrakurikuler baca Al-Qur’an di SMK
Negeri 10 Malang.
2. Pembelajaran Ekstrakurikuler
Kegiatan diartikan sebagai suatu aktivitas; kegairahan; usaha;
pekerjaan.16 Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler diartikan oleh Rusli Rutan
sebagai bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada
pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan
ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan
intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan
potensi anak didik mencapai tarap maksimum.17
Muhaimin menggambarkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk
14
KBBI Offline Versi 1.1. (2010). Program yang diproduksi oleh Ebta Setiawan. 15
Kamus 2.03. (2006-2007). Program yang diproduksi oleh Ebta Setiawan 16
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 477 17
8
membantu pengembangan peserta didik sesuai kebutuhan, potensi, bakat,
dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah atau madrasah.18
Oleh karena itu, penulis membatasi pengertian kegiatan
ekstrakurikuler menjadi kegiatan di luar jam pelajaran yang diselenggarakan
sekolah dalam rangka meningkatkan potensi peserta didik sesuai dengan
minat dan kebutuhannya.
3. Baca Al-Qur’an
Pengertian baca dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah:
“1. melihat serta memahami isi dr apa yg tertulis (dng melisankan atau
hanya dl hati): jangan diganggu, ia sedang ~ buku; 2. mengeja atau melafalkan apa yg tertulis; 3.mengucapkan: ~ mantra; 4 meramalkan; mengetahui: ia dapat ~ suratan tangan; 5. menduga; memperhitungkan; memahami: seorang pemain yg baik harus pandai
~ permainan lawan;”19
Dalam penelitian ini, baca diartikan sebagai kegiatan mengeja atau
melafalkan apa yang tertulis. Sedangkan Al-Qur’an merupakan wahyu Allah
SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
malaikat Jibril.
Oleh karena itu, penulis membatasi pengertian baca Al-Qur’an
sebagai kegiatan melafalkan wahyu Ilahi yang yang tertulis dalam kitab suci
Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang baik dan benar.
18
Muhaimin, dkk, Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 74
19
9 F. Sistematika Penulisan
Bab I Penulis memulai dengan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan istilah dan
sistematika penulisan.
Bab II Penulis memaparkan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan
pola pembelajaran ekstrakurikuler baca Al-Qur’an di SMK
Negeri 10 Malang.
Bab III Penulis memaparkan metode yang digunakan dalam penelitian
meliputi teknik pengumpulan data, sumber data / informan dan
analisis data.
Bab IV Penulis memaparkan hasil penelitian di lapangan dengan metode
deskriptif berdasarkan pada landasan teori tentang pola
pembelajaran ekstrakurikuler baca Al-Qur’an di SMK Negeri 10