• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI NILAI KEPEMIMPINAN KH. HASYIM ASY’ARI DALAM FILM “SANG KIAI” (Analisis Semiotika Mengenai Nilai Kepemimpinan Dalam Film Sang Kiai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI NILAI KEPEMIMPINAN KH. HASYIM ASY’ARI DALAM FILM “SANG KIAI” (Analisis Semiotika Mengenai Nilai Kepemimpinan Dalam Film Sang Kiai)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI NILAI KEPEMIMPINAN KH. HASYIM ASY’ARI DALAM FILM “SANG KIAI” (Analisis Semiotika Mengenai Nilai

Kepemimpinan Dalam Film Sang Kiai)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Ilmu Komunikasi

Joko Dwi Prastowo 201010040311158

Pembimbing : 1. Sugeng Winarno, M.A

2. Drs. Muslimin Machmud, P.hD

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan berkat dan rahmat kepada peneliti sehingga mampu menyelesaikan skripsi dengan judul :

REPRESENTASI NILAI KEPEMIMPINAN KH. HASYIM ASY’ARI DALAM FILM “SANG KIAI” (Analisis Semiotika Mengenai Nilai

Kepemimpinan Dalam Film Sang Kiai)

Shalawat dan salam juga peneliti sampaikan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW atas suri tauladan yang diberikan untuk membimbing manusia

dari alam kegelapan menuju alam terang benderang.

Tidak sedikit penulis menghadapi hambatan dan tantangan dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dan dorongan baik secara moral maupun materil sehingga

terselesaikannya skripsi ini, kepada :

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) UMM.

(7)

membimbing dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih atas ilmu

yang diberikan kepada peneliti.

4. Bapak Drs. Muslimin Machmud, P.hD selaku dosen pembimbing 2

terimakasih atas kesabarannya dalam memberikan arahan serta bimbingan kepada peneliti hingga terselesaikan tugas akhir ini. Banyak ilmu yang bisa peneliti dapat diskusi dengan beliau.

5. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada saya sebagai bekal untuk menjalani masa depan.

6. Kedua orang tua peneliti Bapak Darodjatu dan Ibu Juma’ati terimakasih

atas doa-doa yang selalu diselipkan dalam setiap sholat dan ucapan. Serta

terimakasih atas limpahan kasih sayang dan cintanya yang selalu diberikan selama ini.

7. Mbak Part time Kajur yang selalu semangat membantu penulis apabila

ada keperluan dengan jurusan dan dosen.

8. Para penulis buku yang telah penulis kutip dan pelajari sehingga ilmu yang disampaikan dapat bermanfaat untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman beserta keluarga JUFOC (Jurnalistik Fotografi Club) UMM terimakasih karena telah memberikan banyak sekali ilmu yang bermanfaat

tentang pekerjaan.

10.Juga kepada Rin Alfisahri, Terimakasih banyak atas segala perhatian yang telah diberikan kepada peneliti, terimakasih telah bersedia untuk selalu

menemani peneliti berbagi suka maupun duka, menjadi teman diskusi yang baik dan banyak lagi. Beribu ucapan terimakasih dari peneliti

(8)

bisa mendoakan semoga Allah yang membalas apa yang telah kamu

berikan kepada peneliti selama ini.

11.Keluarga besar IKOM C 2010, banyak sekali kenangan bersama kalian,

keakraban, perselisihan, bisa terjadi namun kalian tetap mengajarkanku banyak hal tentang arti pertemuan.

12.Teman-teman SELOKENDEL, Bima, Boncel, Cendol, Donny, Gimbul,

Galang, Gapo, Hewod, Ipin, Tokek, dan Zefry yang selama ini menjadi teman, sahabat, serta partner dalam kerja peneliti. Bersama kalian peneliti

menemukan keluarga baru dan merasakan kenyamanan tinggal di Kota Malang.

13.Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas kerjasamanya.

Dalam hal ini penulis hanya manusia yang tidak lepas dari

kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun yang lainnya. Untuk itu, penulis mengharapkan saran agar dapat memberikan masukan dalam penulisan selanjutnya. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi

pihak yang membutuhkannya. Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Malang, 23 Desember 2015

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Signifikansi Dua Tahap Barthes ... 39

Gambar 2.2 Peta Tanda Roland Barthes ... 40

Gambar 3.1 Signifikansi Dua Tahap Barthes ... 49

Gambar 3.2 Peta Tanda Roland Barthes ... 50

Gambar 4.1 Poster Film Sang Kiai ... 51

Gambar 4.2 Foto Gope T Samtani (Produser Film Sang Kiai) ... 54

Gambar 4.3 Foto Rako Prijanto (Sutradara Film Sang Kiai) ... 55

Gambar 4.4 Foto Ikranegara (Pemeran KH. Hasyim Asy’ari)... 56

Gambar 4.5 Foto Christine Hakim (Pemeran Nyai Kapu) ... 57

Gambar 4.6 Foto Agus Kuncoro (Pemeran KH. Wahid Hasyim) ... 58

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

(11)

TABEL

Tabel 3.1 Tabel Kerja Analisis ...48

Tabel 1. Memberikan Teguran Untuk Perbaikan Tugas ...65

Tabel 2. Seorang Problem Solver (Pemecah Masalah) ...70

Tabel 3. Tenang Dalam Berpikir dan Memiliki Keberanian Dalam Bertindak ...72

Tabel 4. Rela Berkorban Demi Banyak Orang. ...77

Tabel 5. Teguh Akan Pendirian ...79

Tabel 6. Gemar Berdiskusi Dalam Memecahkan Permasalahan ...83

Tabel 7. Seorang yang Memiliki Wawasan Luas...88

(12)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Orisinalitas ... iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... v

Abstraksi ... vi

Abstract ... vii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

Daftar Tabel ... xii

Daftar Isi... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 8

a. Manfaat Akademis ... 8

b. Manfaat Praktis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1Komunikasi massa ... 10

(13)

2. Pesan Bersifat Umum ... 11

3. Komunikan Anonim dan Heterogen ... 12

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan ... 12

5. Mengutamakan Unsur Isi daripada Hubungan ... 13

6. Bersifat Satu Arah ... 13

7. Stimuli Alat Indera Terbatas ... 14

8. Umpan Balik Tertunda ... 14

2.2 Media Komunikasi Massa ... 15

a. Media Cetak ... 15

b. Media Elektronik ... 15

2.3Film Sebagai Media Komunikasi Massa... 16

a. The Surveillance of the environment ... 18

b. The correction of the parts of society to the environment ... 18

c. The transmission of the social heritage from one generation to the next ... 18

2.4Film ... 19

2.4.1 Pengertian Film ... 19

2.4.2 Karakteristik Film ... 23

1. Layar yag luas/lebar ... 23

2. Pengambilan Gambar ... 23

3. Konsentrasi Penuh ... 23

4. Idenifikasi Psikologi ... 23

2.4.3 Fungsi Film ... 24

a. Hiburan ... 24

b. Media Transformasi Kebudayaan ... 24

c. Pendidikan ... 24

2.5Genre Film ... 25

1. Action ... 25

2. Drama ... 25

3. Komedi ... 26

4. Tragedi ... 26

(14)

6. Drama Action... 27

7. Komeditragi ... 27

8. Komedi Horor ... 27

9. Parodi ... 27

1. Film Dokumenter (Documentary Film) ... 28

2. Film Cerita Pendek (Short Film) ... 28

3. Film Cerita Panjang (Feature-Lenght Film) ... 29

2.6Film Dalam Perspektif Semiotika ... 29

2.7Kepemimpinan ... 31

2.7.1 Pengertian Kepemimpinan ... 31

2.7.2 Faktor Kepemimpinan ... 33

a. Kepribadian (Personality) ... 33

b. Harapan dan perilaku atasan ... 33

c. Karakteristik ... 33

d. Kebutuhan tugas ... 33

e. Iklim dan bijaksana ... 33

f. Harapan dan perilaku rekan ... 33

2.7.3 Fungsi Kepemimpinan ... 34

a. Menentukan kegunaan dan tujuan ... 34

b. Memfokuskan diri pada proses kerja secara bersama ... 34

c. Lebih waspada atu memperlihatkan akan sumber-sumber yang dimiliki dan cara yang terbaik untuk memanfatkannya ... 34

d. Mengevaluasi kemajuan dan perkembangan ... 35

e. Menjadi terbuka untuk ide baru dan ide yang berbeda, tanpa menjadi berhenti karena konflik... 35

f. Belajar baik dari kegagalan dan frustasi maupun dari keberhasilan... 35

2.7.4 Gaya Kepemimpinan ... 35

1.Gaya Kepemimpinan Demokratis ... 35

2.Gaya Kepemimpinan Otoriter ... 36

3.Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire) ... 36

(15)

2. Gaya Kepemimpinan Paternalistik ... 37

3. Gaya Kepemimpinan Kharismatik ... 37

4. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire ... 37

5. Gaya Kepemimpinan Demokratik... 38

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter ... 38

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis ... 38

c. Gaya Kepemimpinan Bebas ... 38

2.8Penggunaan Semiotika Dalam Memahami Makna ... 39

1. Tanda itu sendiri ... 40

2. Kode atau sistem yng mengorganisasikan tanda ... 40

3. Budaya tempat kode dan tanda bekerja ... 40

2.9Tanda dan Makna Pada Semiotika ... 40

2.9.1 Tanda ... 40

2.9.2 Makna ... 41

2.9.3 Model Semiotik Roland Barthes ... 42

2.10 Representasi ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

3.1Pendekatan Penelitian ... 50

3.2Tipe dan Dasar Penelitian ... 50

3.3Objek Penelitian ... 51

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 52

a. Data Primer ... 52

b. Data Sekunder ... 52

3.5Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 55

4.1Sekilas Tentang Film Sang Kiai ... 55

4.1.1 Gambaran Umum Tentang Film Sang Kiai ... 55

4.1.2 Profil Film Sang Kiai ... 55

4.1.3 Sinopsis Film Sang Kiai ... 56

(16)

4.2.1 Biografi Produser ... 58

4.2.2 Biografi Sutradara ... 59

4.3Biografi Pemeran Film Sang Kiai ... 60

1. Ikranegara sebagai KH. Hasyim Asy’ari ... 60

2. Christine Hakim sebagai Nyai Kapu ... 61

3. Agus Kuncoro sebagai KH. Wahid Hasyim ... 62

4. Adipati Dolken sebagai Harun ... 63

4.4Produksi Film Sang Kiai ... 64

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Hasil Penelitian ... 68

1. Memberikan teguran untuk perbaikan tugas ... 70

a. Makna Denotasi ... 70

b. Makna Konotasi ... 71

2. Seorang problem solver (pemecah masalah)... 75

a. Makna Denotasi ... 75

b. Makna Konotasi ... 76

c. Mitos ... 76

3. Tenang dalam berpikir dan memiliki keberanian dalam bertindak ... 77

a. Makna Denotasi ... 77

b. Makna Konotasi ... 78

4. Rela berkorban demi banyak orang... 82

a. Makna Denotasi ... 82

b. Makna Konotasi ... 83

5. Teguh akan pendirian ... 84

a. Makna Denotasi ... 85

b. Makna Konotasi ... 85

6. Gemar berdiskusi dalam memecahkan permasalahan... 89

a. Makna Denotasi ... 89

b. Makna Konotasi ... 90

7. Seorang yang memiliki wawasan yang luas... 93

(17)

b. Makna Konotasi ... 94

8. Pemimpin yang memiliki kharismatik dan dihormati ... 101

a. Makna Denotasi ... 101

b. Makna Konotasi ... 101

c. Mitos ... 100

B. Pembahasan ... 106

BAB VI PENUTUP ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Saran-Saran ... 110

1. Akademis ... 110

2. Praktis ... 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 118

(18)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ardhana, Sutirman Eka. 2013. Film, Dakwah, dan Masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Diamond.

Askurifai Baksin, dan Edi Warsidi. 2003. Membuat Film Indie itu Gampang, Bandung : Katarsis.

Barthes, Roland. 2010. Imaji Music Teks. Yogyakarta. Jalasutra

Berger, Arthur Asa. 2005. Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer Suatu Pengantar. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.

Budiman, Kris. 2003. Semiotika Visual. Yogyakarta : Buku Baik. Chandler, Daniel. 2002. Semiotics: The Basics. London : Routledge. Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media.Yogyakarta

: Jalasutra.

______________. 2011. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar

Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra.

Dewi Salma Prawiradilaga dan Evelin Siregar, 2004. Mozaik Teknologi

Pendidikan, Jakarta : Kencana

Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film. Yogyakarta : PT. Panduan dan

Yayasan Konfiden.

______________. 2008. Industri Perfilman Indonesia. Jakarta : PT.

(19)

Elvinaro, Ardianto. 2004. Komunikasi Massa ; Suatu Pengantar. Bandung

: Simbiosa Rekatama Media.

Fakih , Aunur Rohim dan Iip Wijayanto, 2005, Kepemimpinan Islam,

Yogyakarta : UII Press.

Fattah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Rosdakarya.

Fiske, John. 1990. Cultural and Communication Studies. Penerjemah : Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim. Bandung ; Jakarta.

______________. 2004. Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta : Jalasutra.

______________. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi – edisi Ketiga

terjemahan Hapsari Dwiningtyas. Jakarta: Rajawali Pers.

Hartley, John. 2010. Communication, Curtural, & Media Studies: Konsep Kunci. Yogyakarta : Jalasutra.

Hersey. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga. Irawanto, Budi. 1999. Film dan Ideologi dan Militer, Hegemoni Militer

dalam Sinema Indonesia.Yogyakarta : Media Presindo.

Kartono, Kartini, 1994, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Perkasa.

______________. 2006. Pemimpin dan kepemimpinan, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes. Magelang. Indonesia Tera. M. Dahlan Al Barry. 1994. Kamus Modern Bahasa Indonesia. Yogyakarta

(20)

Montgomery, Tammy L. 2005. Interpretations: Writing, Reding, and

Critical Thinking. New York : Pearson Education.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 2003. Kepemimpinan Mengefektifitaska Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nugroho, Garin. 1995. Kekuasaan dan Hiburan. Jakarta : Buku Kompas. Rivers, William L. dkk. 2004. Media Massa & Masyarakat Modern,

terjemahan Haris Munandar & Dudy Priatna. Jakarta: Prenada Media

Siagian, Sondang P, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :

Bumi Aksara.

St. Sunardi, 2004, Semiotika Negativa. Yogyakarta : Buku Baik.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sunarto, dkk. 2011. Mix Methodology dalam Penelitian Komunikasi. Yogyakarta : Mata Padi.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam

Pendidikan.Yogyakarta : Kanisius.

Susanto, A.F. 2005. Semiotika Hukum dari Dekonstruksi Teks Menuju

Progresivitas Makna. Bandung : PT. Refika Aditama.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framming. Bandung : PT.

(21)

______________. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

______________. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Tjiptono, Fandy, 2006, Manajemen Pelayanan Jasa, Yogyakarta : Penerbit Andi.

Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta : Jalasutra.

Rivai, Veithzal, 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Widagdo, M. Bayu dan Winastwan Gora S. 2007.Bikin Film Indie itu

Mudah. Yogyakarta: Andi Offset.

Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Winarni. 2003. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Malang : UMM Press.

Yuli, Sri Budi Cantika. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UMM Press.

Zoest, Aart Van. 1993. Semiotika: tentang Tanda, Cara Kerjanya, dan

(22)

Sumber Online

http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s008-13-020007_sang-kiai/award#.VWPo3U_tmko (Diakses pada tgl 04-05-2015 : 18:30

WIB)

http://filmindonesia.or.id/public/upload/img/movie/poster/sangkiai-poster.jpg(Diakses pada tgl 09-08-2015 : 16:20 WIB)

http://www.21cineplex.com/star/ikranagara,106.htm(Diakses pada tgl

09-08-2015 : 16:20 WIB)

http://www.imdb.com/name/nm0354604/bio(Diakses pada tgl 09-08-2015

: 16:20 WIB)

http://www.wowkeren.com/seleb/agus_kuncoro/bio.html(Diakses pada tgl

09-08-2015 : 16:20 WIB)

http://artisip.net/adipati-dolken/(Diakses pada tgl 09-08-2015 : 16:20

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Film adalah medium komunikasi massa, yaitu alat penyampai

berbagai jenis pesan dalam bentuk audio dan visual. Film menjadi medium ekspresi artistik, yaitu menjadi alat bagi seniman-seniman film untuk mengutarakan gagasan, ide, lewat suatu wawasan keindahan. Secara

berkesinambungan, kedua pemanfaatan itu terjalin dalam perangkat teknologi film yang dari waktu ke waktu makin canggih.

Film pertama kali lahir di pertengahan kedua abad 19, dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun. Sejalannya waktu, para ahli

berlomba-lomba untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi dan enak ditonton (Effendy, 2002:10).

Film mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan teknologi yang mendukung. Mula-mula hanya dikenal film hitam-putih dan tanpa suara. Pada akhir tahun 1920-an mulai dikenal film bersuara,

dan menyusul film warna pada tahun 1930-an. Peralatan produksi film juga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, sehingga sampai

(24)

2 Film adalah salah satu media massa yang tidak hanya menyajikan hiburan bagi orang yang menontonnya, tetapi juga memiliki fungsi yang

beragam yaitu mendidik, memberi informasi dan sebagai alat kontrol sosial. Film juga dapat dimaknai sebagai bentuk penggambaran fragmen

kehidupan di masyarakat. Salah satu fragmen kehidupan yang sering kali direpresentasikan dalam film adalah fenomena atau realita kehidupan dalam masyarakat.

Melalui sebuah film, masyarakat disuguhkan tontonan yang secara tidak langsung “memaksa” penonton untuk merasakan realita kehidupan

yang ada di dalamnya. Banyak pesan tersirat dari sebuah film yang dapat disajikan sebagai pelajaran di dalam kehidupan. Bahkan, dalam kepasitasnya sebagai media komunikasi, film memiliki peran yang sangat besar dalam “mendidik masyarakat”, di samping itu tugas utamanya

sebagai “penghibur” (Ardhana, 2013:4)

Secara psikologis, pesan dalam sebuah film yang diterima penonton secara berkala akan menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan jiwa. Pesan yang disajikan dalam film dinilai dapat

memberikan pengaruh/efek pada penonton tidak hanya pada saat menonton namun seuisai menontonpun hal tersebut dapat berpengaruh

dalam waktu yang cukup lama. Masyarakat melihat dan cenderung meniru figure atau tokoh yang ada di dalam film, baik dalam hal berpakaian, berpenampilan, cara berbicaranya ataupun tingkah laku yang menjadi

(25)

3 Hubungan antara film dan masyarakat selalu dipahami secara linier. Artinya, film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat

berdasarkan muatan pesan (message) dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasaran oleh

argument bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat.Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikan ke atas layar (Irawanto,

1999:13) dalam (Sobur, 2009:127).

Film drama biografi Indonesia berjudul “Sang Kiai” merupakan

film yang bercerita tentang penjajahan Jepang Tahun 1942, pendudukan oleh Jepang ternyata tidak lebih baik dari Belanda, Jepang mulai melarang pengibaran bendera merah putih, melarang lagu Indonesia Raya dan

memaksa rakyat untuk melakukan Sekerei (menyembah matahari).

K.H. Hasyim Asy'ari sebagai tokoh besar agamais saat itu menolak

untuk melakukan Sekerei karena beranggapan bahwa tindakan itu menyimpang dari akidah agama Islam, karena sebagai umat Islam hanya menyembah kepada Allah SWT. Karena tindakannya yang berani itu

membuat tentara Jepang menangkap K.H. Hasyim Asy'ari.

K.H. Wahid Hasyim salah satu putra beliau mencari jalan

(26)

4 Harun menghimpun kekuatan santri untuk melakukan demo menuntut kebebasan K.H. Hasyim Asy'ari. Tetapi Harun salah karena cara

tersebut malah menambah korban jiwa. K.H. Wahid Hasyim dapat menenangkan diplomasi terhadap pihak Jepang dan K.H. Hasyim Asy'ari

berhasil dibebaskan. Pada masa ini K.H. Hasyim Asy'ari menikahkan Harun dengan Sarinah gadis yang dicintainya.

Perjuangan melawan Jepang belum berakhir sampai disini. Jepang

memaksa rakyat Indonesia untuk melimpahkan hasil bumi. Jepang menggunakan Masyumi sebagai propaganda mendekati umat Islam yang

berada di Indonesia untuk menggalakkan bercocok tanam. Bahkan melalui seruan di Masjid dalam setiap sholat Jum'at. Jepang meminta hasil bercocok tanam tersebut disetorkan ke pihak Jepang. Pada saat itu rakyat

sedang mengalami krisis beras, bahkan persediaan di lumbung pun nyaris kosong. Harun melihat masalah ini secara harfiah dan merasa bahwa K.H

Hasyim Asy'ari mendukung Jepang, hingga ia memutuskan untuk pergi dari pesantren.

Jepang kalah perang, Sekutu mulai datang. Soekarno sebagai

presiden saat itu mengirim utusannya ke Tebuireng untuk meminta K.H. Hasyim Asy'ari membantu mempertahankan kemerdekaan dan meminta

fatwa hukum membela negara. K.H. Hayim Asy'ari menjawab dengan mengeluarkan resolusi Jihad yang kemudian membuat barisan santri dan penduduk Surabaya berduyun-duyun tanpa rasa takut melawan sekutu di

(27)

5 Harun dan teman-teman santrinya bergabung untuk melawan sekutu. Sari yang meninggalkan pesan cinta dalam saputangan putih,

sangat berat untuk melepas suaminya ikut berperang. Selepas berperangdi Surabaya barisan laskar santri pulang dalam beberapa truk ke Tebuireng.

K.H. Hasyim Asy'ari menyambut kedatangan santri-santrinya, tetapi air mata mangambang di matanya yang nanar.

Salah satu alasan peneliti memilih film Sang Kiai untuk diteliti

dikarenakan film Sang Kiai telah berhasil memenangkan beberapa penghargaan di acara FFI 2013 yang diselenggarakan di Semarang, dalam

ajang Festival Film Indonesia 2013. Film Sang Kiai berhasil memperoleh penghargaan dalam beberapa kategori yakni Film Terbaik, Sutradara Terbaik (Rako Prijanto), Peran Pendukung Pria Terbaik (Adipati Dolken),

dan Penata Suara Terbaik (Khikmawan Santosa, M Ikhsan, Yusuf A Pattawari). Setahun kemudian dalam acara Festival Film Indonesia 2014

yang diadakan di Bandung Film Sang Kiai kembali memperoleh piala citra dalam kategori Penata Artistik Film Nasional Terpuji (Frans XR Paat), Penata Kamera Terpuji (Muhammad Firdaus), Editor Terpuji (Cesa David

Luckmansyah), Sutradara Terpuji (Rako Prijanto), Peran Pendukung Pria Terpuji (Adipati Dolken) dan Pemeran Utama Pria Film Nasional Terpuji

(Ikranagara) (http://filmindonesia.or.id/). Dari banyaknya penghargaan yang telah diraih oleh film Sang Kiai membuktikan bahwa film ini merupakan film yang bagus dan inspiratif dari segi cerita serta teknik

(28)

6 Alasan lain yang membuat peneliti memilih film Sang Kiai sebagai objek penelitian dikarenakan peneliti menemukan suatu keunikan dari film

ini yaitu film ini merupakan sebuah cerita tentang perjuangan kaum agamis yang turut andil dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Perjuagan yang dimaksud disini adalah usaha sang kiai bersama para putra dan satrinya dalam mempertahankan akidah Islam serta memiliki peran dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari

tangan penjajah dengan cara jihad fisabililah. Melalui penelitian ini peneliti bermaksud memberikan gambaran secara tertulis tentang nilai

kepemimpinan yang di representasikan dalam film Sang Kiai.

Pada penelitian ini akan lebih membahas tentang nilai kepemimpinan yang direpresentasikan melalui tokoh K.H. Hasyim Asy'ari.

Alasan peneliti memilih nilai kepemimpinan sebagai objek penelitian dikarenakan nilai kepemimpinan merupakan suatu unsur yang paling

menonjol dalam film ini. Salah satu contoh nilai kepemimpinan yang tergambar dalam film ini yaitu tentang semangat dan keberanian seorang K.H. Hasyim Asy'ari dalam mempertahankan akidah dalam agama Islam.

Semangat dan keberanian yang dimaksud adalah usaha sang kiai bersama para putra dan santrinya dalam mempertahankan akidah Islam serta

(29)

7 Dari beberapa penjelasan sebelumnya membuat peneliti tertarik untuk meneliti film ini dan memfokuskan pada represetasi nilai kepemimpinan KH. Hasyim Asya’ri dalam film Sang Kiai dengan

menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis semiotik dari

Roland Barthes yaitu menganalisis dari segi makna denotasi, konotasi serta mitos yang ditunjukan melalui gerak badan dan tanda-tanda yang ada dalam film Sang Kiai.

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, semiotika berasal dari kata Yunani : semeion, yang berarti tanda. Tanda-tanda

tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. la mampu menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan. Cabang ilmu ini semula berkembang dalam bidang bahasa,

kemudian berkembang pula dalam bidang seni rupa dan desain komunikasi visual (Tinarbuko, 2009:16). Zoest (1993:1) berpendapat

bahwa semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda.

Dengan menggunakan metode semiotika diharapkan tanda-tanda yang ada pada film ini dapat di uraikan dan diketahui makna nilai

kepemimpinan serta pesan yang tersampaikan dan yang tersembunyi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul “Representasi Nilai Kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari dalam Film Sang Kiai” (Analisis

(30)

8 1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah :

1. Apa makna Denotasi yang terkandung dalam representasi nilai

kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari?

2. Apa makna Konotasi yang terkandung dalam representasi nilai

kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari?

3. Apa Mitos yang terkandung dalam representasi nilai kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Representasi Nilai Kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari

yang terkandung dalam film Sang Kiai melalui analisis semiotik Roland Barthes.

1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Dalam skripsi ini diharapkan dapat berguna secara akademis, yaitu

dapat menambah wawasan keilmuan untuk mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya tentang representasi nilai

(31)

9 b. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan

pengetahuan serta wawasan baru kepada khalayak luas dalam memahami dan juga mencerna tanda, makna, dan pesan yang terkandung pada media

massa. Serta diharapkan agar khalayak lebih awas dan teliti terhadap pesan yang terdapat pada media massa, khususnya yang berupa film. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberi masukan kepada pelaku seni dan

Referensi

Dokumen terkait

rogue adalah sel dalam tahap metafase yang berasal dari kultur sel limfosit darah tepi dan memiliki jumlah aberasi kromosom sangat tinggi meskipun sampel darah tepi yang

Kecepatan sesaat suatu benda, dapat dihitung dengan menggunakan nilai limit dari kecepatan rata-rata pada selang waktu yang sangat kecil yaitu mendekati nol.. Jadi, kecepatan

Dengan merujuk hasil penelitian yang sebelumnya yaitu “ Algoritma Fuzzy Inference System metode Tsukamoto untuk Rekomendasi Pemilihan Program Studi” telah didapatkan

71 4.13 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest Kemampuan Berpikir Kritis 72 4.14 Deskriptif Hasil Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. 73 4.15 Hasil Uji

Imam Prayogo Suryohadibroto, dkk, 2001, Surat Berharga, Alat Pembayaran Dalam Masyarakat Modren, Penerbit PT.. Bina

Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan.. PLM 046-INA Bidang

Dari perhitungan kapasitas saluran kemudian dievaluasi antara kapasitas saluran eksisting dengan debit limpasan hujan, hal ini bertujuan untuk mengetahui tindakan apa

Partikel-partikel yang turun ke dasar wadah tidak membentuk gumpalan padat, tetapi harus dapat tersuspensi kembali.. dengan mudah dan menjadi campuran homogen jika wadah