• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh strategi pembelajaran aktif card sort terhadap hasil belajar Matematika siswa (studi eksperimen di kelas VII SMPN 05 kota Tangerang Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh strategi pembelajaran aktif card sort terhadap hasil belajar Matematika siswa (studi eksperimen di kelas VII SMPN 05 kota Tangerang Selatan)"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

MATEMATIKA SISWA

(Studi eksperimen di kelas VII SMP Negeri 05 Kota Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

D!lorlma Disusun oleh: d•rl

SITI LATIFAH TllL No. lnoluk

105017000441 ocwmkm'li : ·--···-····-·-···

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKUL TAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN BllYIBINGAN SKRIPSI

Skripsi yang be1judul "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif

Card Sort

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa" yang disusun oleh Siti Latifah, NIM 105017000441, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diajukan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Pembimbing I

Drs. H.M. A i Hamzah. M.Pd. NIP. 19482303 198203 1 001

Yang mengesahkan,

Jakarta, 0 5 J anuari 2 009

(3)

LEMEAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

"Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif

Card Sort

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa"

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada hari Kamis, 04 Maret 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, Maret 2010 Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Maifalinda Fatra, M.Pd.

NIP. 19700528 199603 2 002 Sekretaris J urusan

Otong Suhyanto, M.Si. NIP. 19681104 199903 1 001 Penguji I

Maifalinda Fatra, M.Pd. NIP. 19700528 199603 2 002 Penguji II

Firdausi, M. Pd.

NIP. 19690629 200501 1 003

Mengetahui,

Tanggal

15/ ;!.OIO o_;,

...

tt;(

'.2-010

.... ?? ... .

(4)

---·

SURAT PERNYAT/>.AN KARYA SENDIRI

---:

- - - ----·---·---

--

- -·-·- -·---·-·--·---· ·---- ---·---·

Sa ya yang benanda tang an di bawah ini,

. Sl\l LA.'llfA\i

... -' ' ' ... ' . " ... . Nam a

Tempnt/Tgl.Lahir:

vセ|\Mー|」L^|ャャZjャャエ|NLゥ@

|v|PQZセセ@

Nャセセゥ@

N!!vl

:

⦅QセNsMoNGNj@

()C)O:'\A, \

... _ ... .

Jurusan / Prodi :

MセセョLッLゥaゥ⦅Gヲャ|ョNN@

_

セᄋ|Zエエ{|G\Z⦅Qエ⦅ゥ⦅|ZZ⦅」N@

_

__(_s1

Ju<lul Skripsi :

セG_⦅セセS」Z|セQN_||@

..

sZZエGセcAエ@

e5_\_ ..

pL・セ|LMセャセ\Qセcゥ⦅p⦅N@

aNャセセiサ@

.

YNエセT@

...

セッNセ@

.t ...

セZ・イZ@

D.

0d..0.r. ....

エ|Pセ@

\

セM

...

セMセ|@

セ@

0.1.: ... .

.

セNPエN・NQQゥZQセゥMセNc|@

...

$i>.t.Ll0 ... ·: ... ··· ... ··-·· ... .

. I

Dn -

\--l. \'\ ·

A\i

I-\

BQQ|GRMエZャセ@

t'-'\

_'Pel

. ᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋMセᄋMᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋ@

,

aGッセオ|@

\Y\\lin S.

セ|N@

10'\

Pc.I..

,,_, ... ' ... セ@ ... ] . -... -... ; ... .

iengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-bcnar hasi! karya sendiri clan

;aya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

'ernyataan ini dibuat sebagai salah salu syaral mcncmpuh Ujian mオュセア。ウ。ィN@

Jakarta,

(5)

: I 05017000441

FD ku ltas/J urusan : FlTK/Pendic!ikan Mmcnwtika

.ludul Skripsi : "Penerapar. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort untuk

· Mcningkatkan Hasil Bdajar Matcmatil;a Siswa"

I

No.

I

Reforeusi

QMMMMMMLMLNMMM」MMMセセMMMLLᄋMセMM]MMMM」MM」ᄋ@

I

l.

I

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak

j . Berkesu/itan Be/ajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet

I 2, 2003.

l "

• Ahmadi, Abu. dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajm

I

J }vfengajcr, Bandun,,.o: CV. Pustaka Setia. Cet. 2, 2005.

I

I '

i ·l

Andriani, Melly, "Matematika Sebagai Bahasa", dari I .Jurnal A1Tarbmv1. Vol. VII, 1'io. l, Mei -- Oktcbec

I 2oos.

I

Acikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi

1 Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Ed. Revisi,

:wos.

Fathurrohrr.Jn. Pupuh. clan Sobry Sutikno, Strategi

Be/qjar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditam2. Cet.

I. 2007.

r, I lt:tagalung. Michael, Bp」イョ「」ャセェ。Z。ョ@ KoJl\icnsional",

11/tp://.,presiriau.com!teroka!arlikel-tulisan-pendidikarv'pembe!ty·aran-konvensionall, Rabu. 13 Agustus 200\1. I 0.36 W!B.

7 Jun:icdi dkk. Strategi Pembe/qjara:1, Surabaya: LAPJS

- PGMI, Ed. I, Pake! I - 7, 2008.

g Kasnun. ''lmplementasi Actire Learning dalarr

Pembela;aran". dari Cendekia: .Jurnal Pc:ndidikm1 dan

セMMMᄋᄋMᄋᄋMMMMMMMセMM

Paraf Pembimbing

i

u

セ@

I

r

セイ@

1

\'--,

'I

yセ@

v//

l-

f

セ@

!

'

\l

\/{

I

I

(6)

I

ill

I

Mullis, Ina V. S., dkk, "TIMSS 2007 lnternat1onal

I

Mathematics Report", dari http:

,/timss.hc.edultimss2007/techrepon.hlm/. 17 0Ktober

I 2009, 5:37 WlB.

I

I ! I Mulyasa_ Kurikulum Tingka! Saluan Pendidikan,

j Bandung: PT. Remaja Rosdakai7a_ Cet. 4, 2007.

I

1 !. 1 Nasution, 13erbagai Pendekalan clt1!t1n1 Proses Belajltr

dan Mengoiar, (Jakarta: PT. Bun1i Aksara, Cet. 12. 2008.

i ·; Ram Ii. Munasprianto, dr.n Gelar Dwi Rahayu, "Pendeb,an Baro Dalam Pembelajaran SAINS dan

Matematika Dasar: Sebuah Pengantar", dari

Pendek<1ta11 Baru Da/am Pemhelajaran SAJNS dan 1\fa/e,iwtika Dasar: Sebuah Antologi, Jakarta: PIC,

llSEP, UIN .laka11a, Cet. l, 2007.

I! Purwanto. Eva/uasi Hasi/ I!elqjar,

Pustaka Pelajar, Cet. I, 2009.

I

Y ogyaka1ia:

I

15 Purwanto. Ngalim, Psikologi Pendidika11, Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 21, 2006.

Ir, Republik Indonesia. Undang-undang tentang

S!SDIKNAS dan Peraturan Pe/aksanannya, Jakarta:

CV. Tamita Utarna. 2006.

\ · Ruseffendi. J->engqjaran 1\iaten1atika 1111t11k

.\Jeni11gka1fcan CBS'.,J. Bandung: Tarsito, Ed. Revisi. 2006.

Sahrodi. Jan1ali. "Stratcgi Pc1n'.Jclajaran: Sebuah

lkh!isar lvknuju Perubahan Perilaku dalam '.)roses

Pendidikan. dari Lektur: Jumal Pendidikan Islam,

Circbon: S'i'AIN, Vol. 12, no. I, 2006.

11

'

t

t

t

\j(;

L

セセ@

セエ@

I

t

Vjl

l

\fv

(.j

セO@

I

l <) Sanjaya. \Vina. Kurikulu.m dan Pe.'mDeiajaran:. Teori

I

"lh,

dan Prakti!: Pengembangan KTSP. Jakarta: KencanaL.

j

v

Ed. l. Cet. I. 2008a.

(7)

セQ@ .. 1

.,

.

Mᄋセッ@

27

.

/ . ( )

'"

12'

30

3!

33

Silberman. Mel. Aclh-e Learning: IOI Stralegi

l'em/w/11j1,,.a11 Aktif. Yogyakarta: Pustaka lnsan i'vfodani. 2007.

Subana. dan Sudrajat D,1sar-dasar Penelitian llmiah,

Bandung: Pustaka Setia, Cet 2, 2005.

Sudijonc;. Anas, Pengantar StalisliA Pendidikan,

Jakarta: PT. RajaGrafindo Pcrsada, Ed. 1-17, 2007.

Sudjain, Metoda Stalistika, Bandung: Tarsito, 2005.

Sudjsna. Nana, Penilaian Hasil Proses Be/ajar

Mengajar, I3andung9 PT. Rcmaja Rosdakarya. Cet. 13. , 2009.

Suhcrrnan. Erman dkk. Stralegi Pembelajaran

Jfatematika · · Kontemporer, Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI, Ed. Revisi, 2003.

Sukacdjono, Hakikat dan Sejarah A1atema iAa, Jakarta:

UT, Cet. 3. 2008.

Surya, Muhar.imad, Psikologi Konseling, Ba:1dung:

r:v.

Pustaka Bani Quraisy. cセエN@ I, 2003.

Suwardi. Manqjemen Pembelajaran, Surabaya: PT.

I

Temprina Medika Grafika, Cet. I, 2007.

Trianto, jvfodel-model Pembelajaran lnovatif

flerorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka

?ublisher, CeL I, 2007.

L'sman. M. Basyiruddin, J\1etvdo/ogi Pembelajaran \

Agama Islam, Ciputat: PT. Ciputat Press, Cet. 3, 2005.

I

Widy<>ningrum, Retno, "Model Pembelajaran

Konstruktivi,tik Pada Matematika", dari Cendekia:

.. 'urnai Pendidikan dan Ke111a.1yara.'wtan, Ponorogo: .h.1rusan farbiyah ST AlN Ponorogo, Juli-Desember,

Vol. 6, No. 2, 2008.

\·am in. Mart!nis. Strategi [>e1nl1elt{jaran Berbasis

\Pl

'

I

'

I

(8)

Siti Latifah (105017000441), "Using Card Sort Active Leaming Strategy To

Improve Leaming Result in Mathematic (Quasi Experiment Study in Class VII SMP

Negeri 05 Tangerang Selatan City), Thesis for Math Education, Faculty of Tarbiya and

Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, December

2009.

The purpose of this research is to know the effect of using card sort active learning

strategy in teching mathematic. The method of this research used quasi experiment with

two group randomized subject posttesl only equivalent group design. The sampling

technique used cluster random sampling. The research instrument is tes about learning

result in mathematic is given by 9 questions in essay, the main problem when studying

process is algebra.

The result of research show that there is the influence of using card sort active

learning strategy in theaching mathematic. The using card sort active learning strategy

given higher result on mathematics then convensional Strategy.

(9)

SMP Negeri 05 Kota Tangerang Selatan), Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika,

Fakultas llmu Tarbiyah clan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Oesember 2009.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif

card sort terhadap hasil belajar matematika siswa. Metode penelitian yang digunakan

adalah quasi ekseprimen dengan desain penelitian kelompok kontrol post/est-only

equivalent-group design. Teknik sampel yang digunakan adalah cluster random

sampling. Instrumen tes yang digunakan yaitu tes hasil belajar matematika pada pokok

bahasan aljabar berbentuk esai sebanyak 9 soal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif

card sort terhadap hasil belajar matematika siswa. Secara empiris terlihat bahwa hasil

belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran aktif card sort lebih

baik daripada basil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

konvensional.

(10)

salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat-sahabat

setianya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dan

mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

I. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. !bu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika.

3. Bapak Otong Suhyanto. M.Si .. Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.

·+.

Bapak Drs. H.M. Ali Hamzah, M.Pd. dan Abdul Muin, S.Si., M.Pd., Dosen

Pembimbing I dan II yang penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis

selama penyusunan skripsi.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan ilmu

pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama perkuliahan. semoga ilmu

yang telah diberikan dapat bermanfaat dan mendapatkan ridha Allah SWT.

6. Bapak Ors. H. Antasa, Kepala Sekolah SMP Negeri 05 Kota Tangerang Selatan.

7. !bu Asri Budiarti, S.Pd., Bapak Andi, S.Pd., dan Bapak Suhardi, S.Pd., guru Mata

Pelajaran Matematika Ke las VII dan VIII.

8. Seluruh Guru dan Staff TU SMP Negeri 05 Kota Tangerang Selatan.

9. Teristimewa kedua orang tua saya, Ayah Suiman dan Bunda Sukaesi, serta kakek

nenek saya, Ramal dan Dariyah, yang selalu mendoakan. mendukung, dan

memberikan dorongan moril maupun materiil kepada penulis.

I 0. Adik-adikku yang tersayang, Riki Haryanto dan Titik Alfiyah. serta keluarga

besar penulis, Dirham, Zubaedah, Sri rejekiyah, dan Erfandi, yang telah

memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.

11. Sahabat-sahabatku, Sri Wahyuningsih, Ratu Rozanatul Adibah, Triwahyuni,

(11)

Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca yang

budiman. Segala kekurangan dalam skripsi ini, semoga menjadi maklum.

Jakarta, Desember 2009

(12)

ABSTRAK ... .ii

KATA.PENGANTAR ... iii

DAFT AR ISi ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFT AR LAMP IRAN ... .ix

BABIPENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Pernmusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEO RI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teori • 1. Konsepsi Strategi Pembelajaran ... 9

2. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort ... 16

3. Pembelajaran Konvensional. ... 24

4. Hakikat Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... 25

b. Pembelajaran Matematika ... 29

5. Hasil Belajar Matematika ... 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 38

C. Kerangka Berfikir ... 39

(13)

E. Teknik Analisis Data ... 48

F. Hipotesis Statistik ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 53

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 58

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... 61

D. Keterbatasan Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFT AR PUST AKA ... 68

(14)

Tabel 1. Waktu Penelitian ... 42

Tabel 2. Rancangan Desain Penelitian ... 43

Tabel 3. Indeks Kesukaran Instrumen Tes ... 47

Tabel 4. Kriteria Daya Pembeda Instrumen Tes ... 48

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen .... 55

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol ... 56

Tabel 7. Perbandingan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 58

[image:14.524.49.418.156.490.2]
(15)
[image:15.528.75.409.152.493.2]
(16)

Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 104

Lampiran 3. Instrumen Tes ... 105

Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrnmen Tes ... 107

Lampiran 5. Uji Validitas Instrumen Tes ... 110

Lampiran 6. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 113

Lampiran 7. Taraf Kesukaran So al ... 114

Lampiran 8. DayaPembeda Soal ... 115

Lampiran 9. Hasil Instrumen Tes yang Telah Diuji Coba ... 116

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 117

Lampiran 11. Tes Hasil Belajar Matematika ... 118

Lampiran 12. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 119

Lampiran 13. Hasil Belaj ar Matematika Siswa Ke las Eksperimen ... 122

Lampiran 14. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol.. ... 124

Lampiran 15. Uji No1malitas Kelas Eksperimen ... 126

Lampiran 16. Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 127

Lampiran 17. Instrumen Non Tes ... 128

Lampiran 18. Hasil Wawancara Kelas Eksperimen ... 129

(17)
(18)

A.Latar Belakang Masalah

Allah SWT menciptakan makhluk-Nya dengan kelebihan dan kekurangannya

masing-masing. Manusia merupakan makhluk yang istimewa dengan diberi

kelebihan berupa aka! pikiran dan dijadikan sebagai khalifah di muka bumi. Dengan

akal pikirannya manusia diharapkan dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang

seluas-luasnya untuk mengetahui penciptanya melalui tanda-tanda yang ada di alam

semesta. Sebagai khalifah, manusia harus melestarikan segala sesuatu yang ada di

bumi demi kelangsungan hidupnya. sebab kelestarian atau kerusakan yang terjadi di

bumi rnerupakan akibat dari tindakan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, manusia

membutuhkan ilmu pengetahuan untuk rnenjalankan kehidupannya sehari-hari.

llmu pengetahuan dapat mengarahkan cara berpikir seseorang dalam mengambil

suatu keputusan untuk bertindak, yaitu mengarahkan manusia untuk rnembedakan

hal-hal yang baik dan tidak baik. Banyak manfaat yang dapat diperoleh manusia

dengan ilmu pengetahuan baik bagi dirinya maupun orang lain. llmu pengetahuan

juga dapat membedakan kedudukan manusia dalam kehidupan sosialnya. Hal ini

sesuai dengan firman Allah SAW dalam QS. Al-Mujadalah (58): 11 :1

... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derqjat ....

Begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia sehingga dapat menjadikan

seseorang lebih tinggi derajatnya (kedudukannya) j ika dibandingkan dengan orang

lain yang tidak berilmu pengetahuan.

Proses perolehan ilmu pengetahuan dapat diperoleh seseorang kapan saja dan dari

(19)

untuk mencapai tujuan tertentu dan tujuan tersebut berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhannya. "Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina

kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan."2

"Pendidikan akan melahirkan manusia yang memiliki kepercayaan diri tinggi untuk

hidup merdeka."3 Pendidikan merupakan proses kegiatan yang sangat kompleks yang

di dalamnya terdiri dari berbagai macam komponen yang bekerja sama dalam sebuah

proses untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Komponen-komponen yang ada dalam pendidikan meliputi siswa, guru, strategi

dan metode belajar, tujuan, kurikulum, media, sarana dan prasarana, lingkungan dan

sebagainya, yang semuanya saling mempengamhi satu sama lain.

Komponen-komponen tersebut diatur dan dirancang sedemikian mpa secara matang agar tujuan

pendidikan yang sesungguhnya dapat dicapai. Tujuan pendidikan diantaranya yaitu

menciptakan manusia yang mempunyai intelektual tinggi, mempunyai moral dan

akhlak yang baik seperti yang ditetapkan dalam ajaran agama dan tertuang dalam

Undang-undang.

Menurut UU tentang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4

Undang-undang tersebut menjelaskan makna pendidikan secara jelas dan terinci

sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.

Proses pembelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting,

sebab melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pebelajar. Guru dan siswa

sebagai komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran masing-masing

harus aktif untuk mengembangkan kompetensi diri. Guru sebagai pendidik harus

menambah kemampuan dan pengetahuannya melalui pengalamannya, sedangkan

siswa sebagai pebelajar hams berperan aktif dalam setiap kesempatan agar berhasil

2

(20)

dalam belajamya. Siswa diharapkan tidak belajar hanya dari guru saja tetapi juga

belajar dari lingkungan sekitarnya, misalnya dari teman, orang tua ataupun media.

Siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan di mana pun berada. Siswa yang aktif

mempunyai peluang yang besar untuk keberhasilan belajamya dibandingkan dengan

siswa yang pasif dan hanya menerima saja.

Dalam pembelajaran matematika, keaktifan siswa sangat diperlukan seperti yang

disebutkan oleh Resnick (dalam Sukardjono, 2008) bahwa "belajar matematika

adalah membentuk pengertian. Pengertian dan pengetahuan dibentuk oleh siswa yang

aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari gurunya. "5 Oleh karena itu, dalam

belajar matematika siswa dituntut aktif dan terampil supaya terlatih dalam

memahami konsep dan memecahkan masalah matematika.

Pemahaman konsep dan pemecahan masalah merupakan dua hal yang penting

dalam matematika. Keduanya saling berpengaruh satu sama lain. Namun, pada

kenyataannya dalam mempelajari matematika seringkali siswa kurang memahami

konsep yang ada sehingga mereka akan merasa kesulitan dalam pemecahan

masalahnya.

Menurut Nurdin, rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep dan rumus-rumus matematika antara lain karena (I) kebanyakan siswa

pasif selama pembelajaran berlangsung sehingga siswa hanya

mengandalkan informasi dari guru saja, (2) kemampuan siswa dalam memahami rumus matematika relatif kurang sehingga kurang mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah, dan (3) siswa kurang mampu memanipulasi rumus-rumus atau menurunkannya. Hal ini terjadi karena siswa ditem,patkan sebagai obyek pembelajaran dan tidak melibatkan siswa untuk aktif.

Kekurangmampuan siswa dalam memahami konsep mengakibatkan siswa merasa

kesulitan dalam mempelajari matematika, sehingga matematika sering dianggap

sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami baik teori maupun

konsep-5

Sukardjono, Hakikat da11 Sejarah Matematika, (Jakarta: UT, 2008), Cet.3, h. J .35.

(21)

konsepnya. "Matematika sering diasosiasikan dengan sesuatu yang susah,

membosankan dan njelimet".7

Asumsi siswa yang negatif terhadap matematika menyebabkan hasil belajar

matematika yang kurang memuaskan (rendah ). Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai

ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan nilai akhir ujian nasional yang

belum sesuai dengan harapan guru dan siswa, seperti yang terjadi di SMP Negeri 05

Kota Tangerang Selatan bahwa dari hasil ulangan harian pada pokok bahasan

bilangan bulat di kelas VII diketahui hampir di setiap kelas terdapat lebih dari 50%

siswa yang tidak tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan KKM yang

ditetapkan untuk mata pelajaran matematika adalah 58. KKM tersebut adalah paling

rendahjika dibandingkan dengan KKM mata pelajaran lainnya. Menurut data TIMSS

juga disebutkan bahwa peringkat Indonesia dalam bidang Matematika menduduki

posisi ke-36 dari 49 Negara di dunia.8 Data-data tersebut membuktikan bahwa hasil

belajar matematika siswa masih rendah.

Asumsi siswa mengenai matematika itu sulit juga berakibat buruk pada proses

pembelajaran, yakni mereka hanya belajar matematika dengan mendengarkan

penjelasan seorang guru, menghafalkan rumus, lalu memperbanyak latihan soal

dengan rnmus yang sudah dihafalkim. Seem-a mekanik mungkin siswa dapat

menyelesaikan soal matematika dengan cepat dan benar, namun ha! ini tidak

diimbangi dengan pemahaman esensi masalah sehingga mereka akan kebingungan

bila ditanya reasoning-nya. Siswa juga terkadang bingung bila dihadapkan pada soal

berbentuk cerita atau aplikasi.9

Sejauh ini, "matematika dianggap sulit dikarenakan proses pembelajarannya yang

dinilai kurang tepat yang terkait pada penerapan strategi, model dan penggunaan

media pembelajaran."10 Penerapan strategi, model dan media pembelajaran tersebut

kurang memotivasi siswa untuk belajar matematika, sehingga mengakibatkan

7

Gelar Dwirahayu dan Munaspriyanto (eds.), Pendekatan Baru da/am Pembelajaran SAINS dan Matematika Dasar, (Jakarta: PJC, l!SEP, UIN Jakarta, 2007), Cet.1, h. 1.

8 Ina V. S. Mullis, dkk, "TIMSS 2007 International Mathematics Report", dari http:

//timss.bc.edu/timss2007/techreoort.html. 17 Oktober 2009, 5:37 WIB.

9 Sukur Widi Asmoro, ""Kursus Berhitung Perlukah?", dalam Tun1buh Ken1bang, Ed.13, Februari

(22)

suasana pembelajaran semakin membosankan dan siswa kurang gembira saat belajar

matematika. Menurut Bala. ··minimnya suasana kegembiraan dalam proses

pembelajaran juga disebabkan karena siswa terlampau dijejali aneka beban

belajar."11 Oleh karena itu. untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika,

guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif, menarik dan

menyenangkan.

Keterampilan untuk menyajikan pembelajaran dengan penerapan strategi dan

metode belajar yang tepat merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan oleh

seorang guru. Strategi dan metode belajar tersebut selain dapat mengembangkan

kompetensi diri siswa juga diharapkan dapat menciptakan interaksi siswa dalam

belajar. lnteraksi yang diutamakan adalah interaksi edukatif yaitu interaksi yang

ditimbulkan untuk mencapai tujuan pendidikan. "Interaksi edukatif adalah proses

interaksi yang disengaja, sadar tujuan. yakni untuk mengantarkan siswa ke tingkat

kedewasaannya. "12 Dengan interaksi edukatif diharapkan dapat menciptakan suasana

pembelajaran lebih akti( komunikatif. dan dapat mengurangi kejenuhan siswa saat

belajar. Dalam pembelajaran harus ada komunikasi timbal balik antara guru dan

siswa. Guru diharnpkan tidak mendominasi kelas dan siswa dapat berpartisipasi dan

berperan aktif untuk bertanya, menyampaikan pendapat atau informasi.

Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran

yaitu strategi pembelajaran aktif card sort dengan metode permainan. Strategi

pembelajaran ini lebih berorientasi pada aktivitas siswa (student centered),

sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membantu siswa

dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran aktif

(active learning) yang disajikan dengan metode permainan (games) dengan tujuan

untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tidak monoton dan menjenuhkan.

Dalam pembelajaran ini. siswa dituntut untuk aktif dan partisipasif, sehingga dengan

keaktifan siswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa yang selama ini dirasa kurang memuaskan bila dibandingkan dengan mata

pelajaran lain.

11

Robert Bala, ··Mcnjcrnihkan Pendidikan", dalam Ko111pas,Jakarta, 12 Juni 2009, h. 6.

(23)

Prinsip dari strategi pembelajaran ini adanya kesempatan bagi s1swa untuk

menyampaikan ide atau pendapat pada saat presentasi, tujuannya adalah untuk

membiasakan siswa untuk berfikir kritis dan berani menyampaikan pendapat.

Aktifitas siswa yang ada dalam strategi pembelajaran ini meliputi pemilihan kartu

secara acak, diskusi kelompok, dan presentasi.

Dalam strategi pembelajaran ini siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok.

Perwakilan dari masing-masing kelompok akan memilih kartu secara acak, kartu

tersebut berisi soal atau permainan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang

telah disiapkan oleh guru. Siswa kemudian mendiskusikan isi kartu tersebut dalam

kelompoknya masing-masing dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah diskusi

selesai maka perwakilan dari kelompok akan mempresentasikannya di depan

teman-temannya. Semua aktifitas yang terjadi dalam strategi ini diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan siswa baik intelektual maupun interaksi sosial siswa.

Dalam pembelajaran matematika, strategi pembelajaran ini dipraktekkan dengan

metode permainan (games) yang bertujuan untuk menghindari asumsi siswa tentang

pembelajaran matematika yang sulit dan menjenuhkan. · Metode permainan yang

diterapkan yaitu dengan mengadakan kompetisi antar kelompok dengan perolehan

poin atau hadiah. Kompetisi kelompok yaitu masing-masing kelompok berkompetisi

dengan kelompok lain untuk menjadi yang terbaik dengan cara bernsaha

mempresentasikan hasil diskusi lebih dahulu daripada kelompok lain, sebab

kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi akan mendapatkan poin dan

kelompok yang memperoleh poin terbanyak akan mendapatkan hadiah (reward) dari

guru.

Metode permaman yang diterapkan disini diharapkan dapat menciptakan

kesenangan siswa untuk belajar, sebab dengan adanya diskusi kelompok dan

kompetisi diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

Menurut Sardiman dijelaskan bahwa "hasil belajar akan menjadi optimal jika ada

motivasi, semakin tepat motivasi yang diberikan maka semakin berhasil pula

pelajaran itu."13 Oleh karena itu, Jika dalam pembelajaran matematika siswa dapat

(24)

siswa untuk belajar serta menghilangkan asumsi bahwa belajar matematika itu sulit

dan menjenuhkan. Mengingat motivasi dan minat merupakan salah satu faktor

keberhasilan belajar maka dengan penerapan strategi pembelajaran aktif card sort

dalam pembelajaran matematika ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa pula.

Berdasarkan ha! tersebut di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang

ha! itu dan mengangkatjudul: "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card'

Sort Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa"

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Suasana pembelajaran matematika kurang menarik sehingga siswa jenuh pada saat

pembelajaran matematika berlangsung.

2. Hasil belajar matematika siswa rendah karena siswa kurang mampu memahami

konsep dalam matematika.

3. Bagaimana strategi pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan motivasi dan

minat siswa dalam pembelajaran matematika?

C.Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi masalah penerapan strategi pembelajaran aktif card sort

metode permainan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok

bahasan aljabar. Hasil belajar matematika siswa dilihat dari nilai tes akhir untuk

pokok bahasan aljabar. Penelitian ini juga dibatasi pada tingkat Sekolah Menengah

Pertama kelas VII semesterr

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian

(25)

l . Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran aktif card sort metode permainan?

2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran konvensional metode ekspositori?

3. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

aktif card sort lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran konvensional?

E.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang

diajar dengan strategi pembelajaran al-tif card sort. Secara rinci penelitian ini

bertujuan untuk:

I. Mengetahui hasil belajar matematika s1swa yang diajar dengan strategi

pembelajaran aktif card sort dengan metode perm:.inan.

2. Mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran konvensional metode ekspositori.

3. Membandingkan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran aktif card sort dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

I. Peneliti, untuk memperluas wawasan dan pengalaman tentang cara belajar

matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort.

2. Siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perenungan tentang kesiapan

siswa dalam belajar matematika.

3. Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalarn perumusan perencanaan

pembelajaran selanjutnya.

4. Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam penetapan kebijakan

(26)

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A.Deskripsi Teoretik

1. Konsepsi Strategi Pembelajaran Matematika

Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan

sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu

peperangan. Namun, dalam perkembangannya istilah strategi juga digunakan

dalam kehidupan sehari-hari, misalkan seorang pedagang ingin dagangannya

laku dan mendapatkan untung yang banyak maka pedagang tersebut mencoba

strategi tertentu misalkan dengan menata dagangan dengan rapi dan bersih agar

pembeli dapat memilih dengan mudah, menjual dagangan dengan harga yang

tidak terlalu tinggi dan melayani pembeli dengan ramah. Strategi tersebut

dilakukan oleh pedagang agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.

Istilah strategi juga digunakan dalam dunia pendidikan, misalkan untuk

mencapai tujuan pendidikan di sekolah maka digw1akan strategi-strategi yang

tepat seperti penetapan kurikulum, penyediaan fasilitas belajar, perencanaan

pembelajaran, dan lain sebagainya.

(27)

lanjut yaitu mengenai strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru

matematika.

Pengertian strategi pembelajaran secara umum berbeda-beda menurut para

ahli, di antaranya yaitu menurut Trianto (2007) yang menyatakan bahwa

"strategi pembelajaran diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan siswa

dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah

digariskan."

1

Menurut Wina (2008), "strategi pembelajaran diartikan sebagai

suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu."

2

Menurut Gerlach dan Ely ( dalam

Junaedi, 2008), strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk

menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pelajaran tertentu, yang

meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan

pengalaman belajar kepada siswa.

3

Sedangkan menurut Erman (2003),

"pengertian strategi dalam kaitannya dengan pembelajaran (matematika)

adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru matematika,

berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan

pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar

dapat tercapai secara optimal. "

4

Berdasarkan pengertian-penge1tian strategi pembelajaran di atas maka dapat

disimpulkan bahwa strategi pembelajaran matematika adalah suatu rencana

yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain sedemikian rupa yang diterapkan

dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran dapat be1jalan secara

efektif dan efisien.

1 Trianto, Model-mode/ Pembe/ajaran lnovatif Berorientasi Kostruktivistik, (Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher, 2007), Cet. I, h. 85.

2 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum

tゥョセォ。エ@ Saluan Pendidikan {KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008), Ed. I, Cet. I, h. 293-294.

Junaedi, dkk, Strategi Pembe/ajaran, (Surabaya: LAPIS - PGMI, 2008), Ed. I, Pake! I - 7,

(28)

Poin penting yang menjadi kriteria dalam menetapkan ketepatan penerapan

suatu strategi pembelajaran yaitu dilihat dari efisiensi dan efektifitas strategi

pembelajaran tersebut. Jika penerapan suatu strategi pembelajaran tertentu

dapat menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan efisien maka

strategi pembelajaran tersebut dianggap tepat, tetapi jika penerapa.> suatu

strategi pembelajaran tertentu tidak menciptakan pembelajaran matematika

yang efektif dan efisien maka strategi pembelajaran tersebut clianggap kurang

tepat sehingga perlu cliperbaiki atau diganti dengan strategi pembelajaran yang

lainnya.

Efisiensi suatu strategi pembelajaran dapat dilihat clari pencapaian tujuan

pembe!ajaran matematika dalam waktu yang lebih singkat. Oleh karena itu,

guru matematika harus mampu membedakan dan menganalisis strategi-strategi

pembelajaran mana yang dapat mengefisienkan pencapman tujuan

pembelajaran, misalkan dalam mempelajari pokok bahasan aljabar yang

didalamnya terdapat banyak subbab maka guru dapat menyajikan pembelajaran

dengan membentuk kelompok diskusi.

Efektifitas suatu strategi pembelajarm1 dapat dilihat clari segi proses dan

hasil. Efektifitas proses dapat dilihat dari ketepatan langkah-langkall belajar

siswa, sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal, sedangkan

efektifitas basil dapat dilihat dari taraf penguasaan siswa terhaclap kompetensi

dasar yang dapat dicapai, misalkan dalam mempelajari pokok bahasan aljabar

guru dapat menyajikan pembelajaran dengan membentuk kelompok diskusi

dan presentasi yang bertujuan untuk mengembangkan cara berfikir siswa.

Dengan presentasi, siswa berusalla menyampaikan ide dan hasil diskusi

sehingga akan membantu kemampuan siswa dalam berpikir atau bernalar.

Kemampuan siswa juga akan semakin kuat setelall guru memberikan tamballan

informasi mengenai topik presentasi.

(29)

pembelajaran. Siswa semaksimal mungkin dilibatkan dalam proses

pembelajaran sehingga siswa secara langsung memperoleh pengalaman

belajarnya. Keterlibatan atau keaktifan siswa dalam pembelajaran beraneka

ragam, seperti mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat,

membuat rangkuman hasil di.skusi dan sebagainya. Keaktifan siswa yang

berbeda-beda itu dapat dikelompokkan atas aktifitas yang bersifat fisik dan

aktifitas yang bersifat nonfisik (mental, intelektual, dan emosional).

Berdasarkan kriteria-kriteria strategi pembelajaran di alas maka diharapkan

strategi pembelajaran matematika disusun oleh guru matematika sebab guru

yang bersangkutan lebih memahami karakteristik matematika yang meliputi

bahan ajar dan tujuan pembelajarannya. Dengan pemahaman guru terhadap

matematika maka diharapkan guru matematika dapat menerapkan strategi

pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif

dan efisien.

Strategi dan metode pembelajaran merupakan dua ha! yang sangat penting

dalam proses pembelajaran. Strategi berbeda dengan metode, metode

merupakan cara-cara yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materi agar

mudah dipahami oleh siswa, misalnya metode ceramah, metode ekspositori,

metode permainan, metode penemuan dan sebagainya. Metode merupakan cara

yang digunakan agar rencana atau langkah-langkah dalam strategi tertentu

dapat dilaksanakan dengan baik. Jadi dalam suatu strategi pembelajaran

terdapat berbagai macam metode yang dapat dilakukan. Contoh strategi

pembelajaran dalam matematika, misalnya guru ingin melibatkan siswa aktif

dalam pembelajaran maka guru dapat menerapkan strategi

active learning

dengan metode diskusi dan tanyajawab.

(30)

yang kondusif pada saat pelaksanaan pembelajaran, seperti yang dijelaskan

oleh Jamali (2006) bal1wa "dalam suasana yang kondusif siswa akan mudah

dalam memberikan perhatian terhadap pelajaran."

5

Dalam suasana yang

kondusif pula guru akan mudah memfasilitasi siswa untuk belajar sehingga

dapat menciptalcan efisiensi dan efektifitas pembelajaran.

Penerapan strategi pembelajaran juga harus sesuai dengan

pnns1p-prinsipnya. Menurut Wina (2008), "prinsip-prinsip penerapan strategi

pembelajaran antara lain yaitu berorientasi pada tujuan, aktivitas siswa,

individualitas, integritas, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan

memotivasi."

6

Penjelasan mengenai sembilan prinsip penerapan strategi

pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Berorientasi pada tujuan

Proses pembelajaran mernpakan proses yang bertujuan. Oleh karenanya

keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jika siswa kurang berhasil

dalam mencapai tujuan pembelajarnn maka kemungkinan strategi yang

diterapkan kurang optimal atau bahkan tidak sesuai dengan materi

pembelajaran, sebaliknya jika siswa berhasil dalam mencapai tujuan maka

strategi yang diterapkan berarti tepat.

b. Aktivitas

Strategi pembelajaran hams dapat mendorong aktivitas siswa sebab pada

prinsipnya belajar adalah berbuat atau melakukan kegiatan untuk mengubah

tingkah !aim. Menurut Sardiman (2003) bahwa "setiap belajar pasti terdapat

5

Jamali Sahrodi, "Strategi Pembelajaran: Sebuah Jkhtisar Menuju Perubahan Perilaku dalam

Proses Pendidikan", dalam Lektur: Jurnal Pendidikan Islam, STAIN Cirebon, Vol. 12, No. I, Juni

(31)

f. Inspriratif

Pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk berdialog dalam dirinya clengan pikirannya sehingga muncul ide atau gagasan yang menimbulkan keinginan untuk merealisasikannya clengan cara mencoba-coba dan melakukan sesuatu. Oleh karena itu strategi pembelajaran hams memungkinkan siswa untuk berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri. Diharapkan materi pembelajaran clirencanakan dan disajikan seclemikan rupa sehingga memunculkan siswa terinspirasi untuk melakukan sesuatu dan guru diharapkan dapat menghargai apapun hasil yang diperoleh siswa.

g. Menyenangkan

Pembelajaran aclalah proses yang clapat mengembangkan seluruh potensi siswa, potensi tersebut hanya clapat berkembang manakala siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Pembelajaran yang membuat siswa tertekan akan mengakibatkan siswa sulit dalam menerima atau menyerap infonnasi yang ada, misalnya guru sering memberi hukuman atau suka memarahi siswa di kelas. Perlakuan guru tersebut clapat memberikan beban psikologis siswa. Huklrman memang perlu akan tetapi hukuman yang cliberikan diharapkan menganclung unsur pendidikan clan pembentukan sikap siswa ke arah yang lebih baik.

h. Menantang

(32)

karena itu diharapkan strategi yang diterapkan bervariasi dan tidak membuat

siswa bosan.

i. Motivasi.

Motivasi ad al ah aspek yang sangat pen ting untnk membelaj arkan siswa.

Motivasi dapat mendorong siswa untuk berbuat atau melakukan sesuatu.

Oleh karena itu strategi pembelajaran harus membangkitkan motivasi siswa

sehingga siswa mau belajar.

Merujuk pada pendapat Mulyasa (2007) bahwa seorang guru dapat

melakukan berbagai cara untuk memotivasi siswa untuk belajar,

diantaranya adalah kejelasan kompetensi dasar yang hams dicapai

siswa sehingga siswa mempunyai garnbaran apa yang hams

dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut. Perhatian dan

sedikit pujian dari guru juga penting untuk menimbulkan rasa

. 8

senang s1swa.

Dari prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran di atas maka guru

harus benar-benar memikirkan strategi pembelajaran yang tepat secara matang

sebelum diterapkan di dalarn kelas agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Guru juga hams mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan

materi sehingga materi dapat tersarnpaikan dan dapat dipahami siswa dengan

mudah.

2. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort

(33)

timbal balik antara guru, siswa, dan lingkungan. Interaksi yang dibangun

merupakan interaksi edukatif yaitu interaksi yang dimaksudkan untuk

mencapai tujuan pendidikan. Jadi, interaksi-interaksi yang diciptakan antara

siswa dan guru harus mengarah pada usaha pencapaian tujuan pendidikan yang

telah ditentukan.

Dalam berinteraksi, guru dan s1swa masing-masing menyadari bahwa

keduanya mempunyai kebebasan secara aktif untuk mengembangkan potensi

diri. Oleh karena itu, lingkungan sebagai sarana terbentuknya interaksi perlu

diatur sedemikian rupa sehingga kebebasan tersebut tetap ada. Lingkungan

dalam proses pembelajaran harus menimbulkan reaksi, khususnya reaksi siswa

ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengaturan lingkungan

tersebut meliputi analisis kebutuhan siswa, karakteristik siswa, perumusan

tujnan, penentuan materi pelajaran, pemilihan strategi yang sesuai serta media

pembelajaran yang diperlukan. Dari berbagai pengaturan lingkungan tersebut,

strategi pembelajaran merupakan salah satu unsur yang perlu dipertimbangkan

dan dipahan1i oleh guru.

Terdapat banyak strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru

dalam proses pembelajaran, salah satunya yaitu strategi pembelajaran aktif

(active learning). Active learning

merupakan salah satu strategi yang

melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, misalnya siswa mampu

mengungkapkan ide atau pendapat, bertanya mengenai ha! yang belum

dimengerti, membuat catatan atau rangkuman dengan bahasa sendiri sehingga

mudah dipelajari dan diingat, serta aktivitas-aktivitas yang lainnya. Dalam

pembelajaran ini guru menyajikan langkah-langkah dan materi pembelajaran

atau bahan ajar yang dapat menimbulkan dan memaksa siswa untuk aktif

belajar. Siswa diupayakan dapat berpikir dan bemalar sendiri dan tidak

tergantung dengan siswa yang lain. Kegiatan-kegiatan yang diciptakan dalam

pembelajaran lebih berorientasi pada aktifitas siswa daripada guru, dengan kata

(34)

Active learning

berbeda dengan

cooperative learning.

Dalam

Active

learning

setiap siswa tidak bergantnng pada siswa yang lain, sedangkan dalam

cooperative learning

setiap siswa akan bergantnng dengan siswa yang lain,

sebab setiap siswa mempunyai tugas masing-masing yang saling berhubungan

sehingga apabila terdapat salah satu siswa dalam kelompok yang tidak

be1ianggung jawab dengan tugasnya maka tnjuan yang akan dicapai tidak akan

terwujud. Oleh karena itu dibutuhkan kesatuan yang utuh untuk mencapai

tujuan tertentu.

Sebagai contoh, untuk

Active learning

setiap siswa dalam kelompok akan

memikirkan topik yang sama sehingga apabila di antara siswa tersebut telah

menemukan hasilnya maka selesailah tugas mereka, sedangkan dalam

cooperative learning

setiap siswa mempnnyai tugas masing-masing yang

kemudian didiskusikan dalam kelompok tersebut, sehingga jika terdapat siswa

yang tidak menyelesaikan tugasnya maka hasil atau tujuan dari diskusi tidak

akan tercapai. Dalam penelitian ini yang akan diterapkan dalam pernbelajaran

matematika yaitu

Active learning.

Active learning

perlu diterapkan dalam proses pembelajaran sesuai dengan

pendapat Syarif (2006) bahwa

"Active learning

merupakan strategi yang

relevan dan signifikan untuk menumbuhkan daya kreasi dan inovasi yang

independen,

active learning

juga sangat rnemadai dan kondusif untuk

diterapkan dalam pol a dan sistem pendidikan. "

9

Dal am kegiatan belaj ar aktif,

siswa akan melakukan sebagian besar pekerjaan dalam proses pembelajaran.

Siswa diharapkan dapat menggunakan otaknya untuk mempelajari

gagasan-gagasan, memecahkan masalal1, dan menerapkan apa yang telah dipelajari

dengan penuh kesadaran. Siswa juga diharapkan dapat mengevaluasi diri

mengenai kemampuan dan kekurangan dirinya dalam mempelajari sesuatu,

sehingga secara langsung siswa aktifuntuk mengembangkan potensi diri.

(35)

Penerapan

Active learning

dianggap tepat bila diterapkan dalam

pembelajaran matematika, apalagi jika pembelajaran dilaksanakan secara

klasikal dimana keadaan dan kemampuan siswa yang berbeda-beda sehingga

guru akan sulit memantau individu siswa secara keseluruhan.

Siswa

diharapkan menyadari apa yang dilakukannya sehingga siswa akan belajar

aktif untuk mencari kebenaran dan kejelasan mengenai materi yang sedang

dipelajarinya. Siswa dituntut untuk belajar secara aktif seperti menemukan ide

pokok dari materi, memecahkan persoalan, dan mengaplikasikan apa yang

telah dipelajari. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan keaktifan dan

keseriusan siswa dalam belajar. Keaktifan siswa menuntut keterlibatan

intelektual-emosional siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan

pengalaman secara langsung dalam rangka meningkatkan basil belajarnya.

Salah satu variasi strategi pembelaj aran aktif yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu strategi pembelajaran aktif

Card Sort.

Strategi pembelajaran

ini merupakan strategi pembelajaran aktif yang di dalamnya terdapat kegiatan

kolaboratif yang dapat digunakan dalam pembelaj aran matematika. Strategi ini

juga dapat diterapkan apabila guru hendak menyajikan materi atau topik

pembelajaran yang banyak, sebab dalam strategi ini terdapat diskusi kelompok

yang masing-masing kelompok memiliki tugas masing-masing sehingga dapat

menyingkat waktu dan mempercepat proses pembelajaran.

Strategi pembelajaran aktif

Card Sort

mudah untuk diterapkan di dalam

kelas karena tidak membutuhkan ruangan yang sangat luas. Strategi ini

merupakan salah satu variasi dari berbagai macam strategi pembelajaran aktif

yang ada. Yang membedakan strategi pembelajaran ini dengan strategi

pembelajaran yang lainnya yaitu adanya kebebasan siswa untuk bergerak pada

saat-saat te1ientu dan kebebasan untuk menyampaikan pendapat atau ide.

(36)

tersebut dapat dilihat dari kebebasan siswa untuk bergerak."10 Hal ini juga sejalan dengan Mandingers (dalam Ahmadi, 2005) yang berpendapat bahwa "dalam pembelajaran hendaknya dapat menimbulkan aktifitas motorik siswa sebab dapat menyebabkan siswa tidak mudah lupa dan menimbulkan hasil belajar yang tahan lama."11

Disebutkan pula oleh Shaleh ( dalam Sahrodi, 2006) bahwa dalam belajar semakin ban yak siswa menggunakan alat indra maka semakin besar pula presentase infonnasi yang akan diingatnya, yaitu:

dari membaca, informasi yang diingat 10% dari mendengar, infonnasi yang diingat 20% dari melihat, informasi yang diingat 30%

dari melihat dan mendengar, informasi yang diingat 50% dari mengatakan, informasi yang diingat 70%

dari mengatakan dan melakukan, informasi yang diingat 90%.12

Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin sering siswa mempraktekan atau melakukan tentang suatu ha! maka informasi yang akan diingat akan lebih banyak atau tahan lama, sehingga dapat memudahkan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Prinsip-prinsip strategi pembelajaran aktif Card Sort adalah:

a. Pemilihan kartu secara acak

Penggunaan media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika bertujuan untuk menarik perhatian dan minat siswa. Dalam strategi pembelajaran aktif card sort ini, media yang digunakan adalah kartu-kartu yang berisi soal atau permainan. Kartu-kartu tersebut disajikan sedemikian rupa, misalnya dengan berbagai macam wama dan bentuk yang menarik.

10 Ruseffendi, Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CESA, (Bandung: Tarsito, 2006),

h. 2.

11

Abu Ahmadi, dan Joko Tri Prasetya, Strategi Be/ajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka

(37)

b. Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan salah satu benh1k kegiatan belajar yang dapat meningkatkan keaktifan siswa, sebab dalam diskusi kelompok memungkinkan kerjasama antara siswa baik dengan ataupun tanpa bimbingan guru. Suasana belajar yang menimbulkan sikap kerjasama antara siswa dalam memecahkan masalah mempunyai keuntungan yang diperoleh yaitu:

l).Dapat membina dan mengembangkan kepribadian siswa terutama sikap sating menghargai.

2).Pengetahuan siswa akan bertambah sebab s1swa akan bertukar pikiran dengan siswa lain.

c. Presentasi

Presentasi siswa di depan kelas bertujuan untuk menguji kemampuan siswa untuk menyampaikan ide atau pendapat setelah mereka memperoleh pengalaman belajarnya. Presentasi siswa juga dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk tampil dan berkomunikasi di depan kelas atau di luar kelas. Siswa diajarkan agar tidak takut salah sebelum mencoba. Siswa han.1s siap untuk menerima sanggahan atau pertanyaan dari siswa lain karena dalam sesi presentasi akan ada tanya jawab oleh siswa.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, strategi pembelajaran aktif

card sort

disajikan dengan metode permainan. Metode permainan adalah metode pembelajaran yang menyenangkan yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Oleh karena itu, diharapkan dengan metode pernminan ini siswa dapat belajar khususnya belajar matematika dengan menyenangkan dan tidak merasa te1iekan.

(38)

dikemukakan oleh Thorndike. Menurnt Thorndike (dalam Ernmn, 2003)

"belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap stimulus segera diikuti

dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau kepuasan ini bisa timbul

sebagai akibat siswa mendapatkan pttjian atau ganjaran."

13

Setelah siswa

berhasil melaksanakan tugas dengan cepat dan tepat maka siswa akan merasa

puas dan senang. Kepuasan yang muncul tersebut merupakan akibat adanya

ganjaran atau hadiah dari guru. Jika siswa merasa senang siswa cenderung

untuk berusaha melakukan atau meningkatkan apa yang telah dicapai.

Selanjutnya Thorndike (dalam Erman, 2003) juga menyebutkan bahwa

"kualitas dan kuantitas hasil belajar siswa tergantung dari kualitas dan

kuantitas S-R dalam pelaksanaan pembelajaran."

14

Jadi, semakin baik kualitas

S-R maka semakin baik pula hasil belajar siswa.

Teori pendukung lainnya yaitu teori belajar yang

dikemukakan oleh

Skinner. Menurut Skinner ( dalan1 Erman, 2003), "ganjaran atau penguatan

mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar. Penguatan yang

diberikan kepada siswa akan memperkuat tindakan siswa sehingga siswa akan

sering melakukannya."

15

Penguatan seperti pujian kepada anak yang berhasil

menyelesaikan tugas atau menjawab pertanyan biasanya akan berusaha

memenuhi tugas berikutnya dengan penuh semangat. Penguatan yang

berbentuk hadiah atau pujian akan memotivasi anak untuk rajin belajar dan

mempertahankan prestasi yang dirailmya. Namun, bentuk penguatan tidak

hanya terbatas pada benda (nonverbal) saja. Pengutan verbal seperti pujian,

tepuk tangan dan sentuhan juga dapat dilakukan untuk menambah semangat

dan memotivasi siswa untuk belajar.

Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif

card sort

yang disajikan

dengan metode permainan adalah sebagai berikut:

(39)

a. Siswa dibagi menjadi berberapa kelompok

b. Guru menyediakan kartu dengan berbagai macam warna dan bentuk. Kartu tersebut berisi soal atau permainan yang disesuaikan dengan konsep dan indikator pencapaian pembelajaran.

c. Satu siswa perwakilan dari setiap kelompok harus memilih satu kartu yang tersedia kemudian mendiskusikannya dalam kelompok dalam waktu yang telah ditentukan lebih kurang 15 menit.

d. Masing-masing kelompok berkompetisi untuk mempresentasikan hasil diskusi. Waktu presentasi berkisar antara 5-15 menit.

e. Kelompok yang mepresentasikan akan mendapat poin dari guru. f. Setelah presentasi selesai, guru memberi tambahan keterangan tentang

hal-hal yang masih dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman yang utuh.

g. Setiap siswa harus membuat rangkuman tentang hasil presentasi. h. Setelah pertemuan terakhir pada pokok bahasan tertentu, poin-poin

yang telah diperoleh masing-masing kelompok diakumulasikan. Kelompok yang memperoleh poin terbanyak akan memperoleh hadiah.

(40)

poin. Poin berkisar antara

50 -

I

00.

Poin-poin tersebut diakumulasikan setelah

pertemuan terakb.ir pada pokok bahasan aljabar dan kelompok yang

mendapatkan poin terbanyak akan memperoleh hadiah.

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yaitu strategi pembelajaran yang lazim atau

biasa diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari di suatu sekolah.

Menurut Depdiknas (dalam Yasa,

2008),

dalam pembelajaran

konvensional yang ada sekarang ini cenderung pada belajar hafalan.

Belajar hafalan mengacu pada penghafalan fakta-fakta,

hubungan-hubungan, prinsip, dan konsep. Sedangkan Menurut Subiyanto, dalam

pembelajaran konvensional biasanya guru jarang mengajar siswa

untuk menganalisa secara mendalam tentang suatu konsep dan jarang

mendorong siswa untuk menggunakan penalaran logis yang lebih

tinggi seperti kemampuan membuktikan atau memperlihatkan suatu

konsep.

1

Hal senada juga disan1paikan oleh Marpaung (dalam Michael,

2001)

bahwa

dalam pembelajaran matematika selama ini siswa hampir tidak pernai1 dituntut

untuk mencoba strategi dan cara ( alternatif) sendiri dalam memecahkan

masalal1.

17

Dalam pembelajaran matematika, hafalan memang diperlukan

tetapi tidak sepenuhnya, sebab dalam matematika membutuhkan pemal1aman

dan daya bernalar siswa. Konsep-konsep dalam matematika harus dipahami

satu demi satu agar siswa mampu mencerna dan mengaplikasikan konsep

matematika dalan1 kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru matematika di SMP

Negeri

05

Kota Tangerang Selatan, diketalmi bai1wa dalam pembelajaran

matematika biasa menerapkm1 pembelajaran konvensional dengan metode

ekspositori. Posisi siswa diatur seperti biasa yaitu semua siswa duduk

16

Doantara Yasa, "Pembelajaran Konvensional'',dari http://Ipotes.wordpress.com/2008/05/14/

(41)

•••Y-menghadap papan tulis. Semua info1masi bersumber dari guru, guru menerangkan dan siswa mendengarkan, kemudian siswa akan mencatat apa yang disampaikan guru. Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya kemudian memberikan soal-soal latihan dan siswa hams menge1jakannya. Dalam pembelajaran, guru lebih berperan aktif daripada siswa sehingga siswa cenderung pasif. Siswa akan mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru dan mempelajari materi sesuai urutan yang telah ditetapkan.

Secara umum ciri-ciri pembelajaran konvensional yang ada di SMP Negeri 05 Kola Tangerang Selatan yaitu:

a. Tempat duduk siswa seluruhnya menghadap papan tulis

b. Sebagian besar siswa di kelas tidak aktif dan kurang partisipatif c. Guru tidak menjelaskan indikator pembelajaran

d. Guru tidak menggunakan media atau alat peraga yang sesuai dengan pokok bahasan yang sedang dibahas.

e. Metode yang sering digunakan adalah metode ekspositori.

4. Hakikat Pcmbelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Secara umum, istilah matematika sudah tak asmg lagi bagi sebagian orang, sebab kegiatan-kegiatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari merupakan aplikasi dari konsep matematika. Istilah matematika diambil dari Bahasa Yunani yaitu mathematike. Kata tersebut mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike juga berhubungan erat dengan kata yang serupa yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). Secara etimologis kata matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar.

(42)

pengalaman manusia dalam kehidupannya yang kemudian

diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis,

sehingga sampai pada suatu kesimpulan bernpa konsep-konsep

matematika.

18

Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir manusia.

Matematika semula sebagai alat berfikir yang sederhana dari kelompok

orang yang biasa untuk menghitung dan mengukur barang-barang milik

seseorang kemudian berkembang menjadi alat pikiran yang ampuh dari para

ilmuwan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang rumit dalam suatu

bidang ilmu. Pada pennulaannya cabang-cabang matematika yang

ditemukan yaitu meliputi aritmatika atau berhitung, aljabar dan geometri,

kemudian cabang matematika tersebut berkembang dan !ahirlah cabang

matematika baru yang lebih kompleks, antara lain kalkulus, statistika,

aljabar (linear, abstrak, himpunan), geometri (sistem geometri, geometri

linear), analisis vektor, dan lain-lain. Cabang matematika inilah yang

kemudian dipelajari untuk diaplikasikan dalam kehidupan, seperti adanya

penciptaan teknologi canggih untuk mempermudah kegiatan manusia.

Secara umum pengertian matematika berbeda-beda tergantung siapa,

kapan dan di mana sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman seseorang

yang mengatakannya. Ada yang mengatakan matematika sebagai ilmu

tentang bilangan, ilmu berhitung atau ruang. Matematika adalah ilmu

tentang struktur yang terorganisasikan, matematika adalah ilmu deduktif,

matematika adalah ratunya ilmu sekaligus pelayannya, matematika adalah

bahasa symbol, matematika adalah bahasa numerik, dan lain sebagainya.

I). Matematika sebagai ilmu deduktif

(43)

generali sasi yang benar untuk semua keadaan hams bisa dibuktikan

secara deduktif. Suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil belum dapat

diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.

2). Matematika sebagai ilmu terstruktur

Matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur

yang terorganisasikan. Hal itu dimulai dari unsur-unsur yang tidak

terdefinisikan

(undefined terms, basic terms, primitive terms),

kemudian

pada unsur yang didefinisikan, ke aksioma/postulat, dan akhimya pada

teorema.

Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis,

terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana

sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam matematika juga

terdapat konsep-konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami konsep

yang lainnya. Oleh karena itu, konsep-konsep tersebut hams dipelajari

secara mendalam untuk memudallk:an pemahaman konsep selanjutnya.

3). Matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu

(44)

kemajuan-kemajuan besar dalam banyak ilmu."

19

Hal ini berarti

matematika sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu yang lainnya.

Setelah dijelaskan mengenai penge1tian matematika seperti di atas,

selanjutnya dibahas mengenai objek matematika.

Menurnt Bell, terdapat dua macam objek matematika yaitu objek

langsung dan objek tak langsung. Obyek langsung meliputi fakta,

konsep, prinsip, dan skill (ketrampilan) sedangkan menurut Begle

objek langsung matematika meliputi fakta, konsep, prinsip, dan

. 20

operas1.

Penjelasan mengenai objek langsung matematika adalah sebagai berikut:

1 ).

Fakta dalam matematika yaitu simbol-simbol yang terdapat dalam

matematika, misalnya

+

(berarti penjumlahan),

(berarti

pengurangan),

n

(bera1ti irisan dalam suatu himpunan). Simbol

matematika tersebut berlaku secara intemasional yaitu digunakan

dalam malma yang sama walaupun dalam bahasa verbal yang

berbeda.

2). Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk

mengadakan klasifikasai atau penggolongan. Konsep dalam

matematika sering diungkapkan melalui definisi-definisi atau

contoh. Suatu konsep pada nmumnya disusun atau dibentuk dari

konsep-konsep lain, fakta atau alcsioma yang sudah ada

sebelumnya.

3). Operasi dalam matematika adalah suatu fungsi yang mengaitkan

satu unsur atau lebih untuk mendapatkan unsur tunggal, misalnya 3

+

5

=

8, maka peranan simbol

+

merupakan suatu operasi.

4).Prinsip dalam matematika yaitu obyek matematika yang

menyatakan hubungan dari dua atau lebih objek matematika

19 Melly Adriani, "Matematika sebagai Bahasa'', dalam At-tarbmvi, Vol. VII, No. I,

(45)

lainnya, seperti fakta-fakta, konsep-konsep, operasi atau

prinsip-prinsip lainnya. Prinsip-prinsip-prinsip dalam matematika berupa

aksioma-aksioma, sifat, lemma atau dalil.

5). Keterampilan berupa kemampuan memberikan jawaban dengan

tepat dan cepat.

Untuk objek langsung matematika lebih menekankan pada sikap siswa

dalam mempelajari matematika yaitu meliputi pembuktian teorema,

pemecahan masalah, transfer belajar, pengembangan intelektual, kerja

individu, kerja kelompok, dan sikap tambahan lainnya. Sikap siswa tersebut

terjadi ketika siswa mempelajari matematika yaitu sikap siswa terhadap

matematika itu sendiri dan sikap siswa terhadap teman belajarnya.

b. Pembelajaran Matematika

Matematika mempunyai manfaat yang penting dalam kehidupan

sehari-hari. Oleh karenanya, matematika masih terns dipelajari dan dikembangkan.

Dalam matematika, ha! yang harus dipelajari diantaranya yaitu mengenai

konsep-konsep dasar matematika. Menurut Bruner ( dalam Suyatmi, 2009),

"belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur

matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan

struktur-struktur matematika tersebut."

21

Konsep-konsep matematika

dipelajari sesuai dengan tahapannya secara bertingkat, yaitu mulai dari yang

sederhana sampai ke yang kompleks.

Di sekolah, matematika merupakan salah s

Gambar

Tabel 2. Rancangan Desain Penelitian ............................................................
Gambar 3. Poligon Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol.. ......................... 57
Gambar 1. Kerangka berfikir
Tabel 1 Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan: (1) pengetahuan peternak tentang penyakit antraks di Desa Sempu Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali sebagian besar adalah baik (42%),

Pembekalan PPL dilakukan sebanyak dua kali, pembekalan PPL yang pertama adalah pembekalan PPL dari pihak Jurusan sedangkan pembekalan yang terakhir adalah pembekalan dari

Langkah-langkah perencanaan menu diet diabetes mellitus : (1) menentukan jumlah kebutuhan energi/kalori pasien untuk mengetahui jenis diet yang sesuai (2) menghitung

Saya telah membaca dan memahami penjelasan dari peneliti mengenai penelitian yang berjudul “ hubungan kontribusi makanan dari luar rumah sakit dan persepsi pasien

Percobaan ini bertujuan mengetahui panjang gelombang maksimum untuk larutan KMnO 4 0.001 M dan K 2 Cr 2 O 4 0.001 M dengan menggunakan spektronik 20D+ dan spektrofotometer

Berdasarkan hasil koreksi aritmatik dan evaluasi penawaran terhadap 4 (empat) peserta yang memasukkan penawaran, Pokja Pengadaan Barang/Jasa ULP Kabupaten Aceh Barat Daya, sesuai

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Penyedia , dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk

Aula Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur Jalan Kayoon No... ABDILLAH