MATEMATIKA SISWA
(Studi eksperimen di kelas VII SMP Negeri 05 Kota Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
D!lorlma Disusun oleh: d•rl
SITI LATIFAH TllL No. lnoluk
105017000441 ocwmkm'li : ·--···-····-·-···
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKUL TAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN BllYIBINGAN SKRIPSI
Skripsi yang be1judul "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif
Card Sort
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa" yang disusun oleh Siti Latifah, NIM 105017000441, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diajukan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Pembimbing I
Drs. H.M. A i Hamzah. M.Pd. NIP. 19482303 198203 1 001
Yang mengesahkan,
Jakarta, 0 5 J anuari 2 009
LEMEAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
"Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif
Card Sort
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa"
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada hari Kamis, 04 Maret 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Matematika.Jakarta, Maret 2010 Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Maifalinda Fatra, M.Pd.
NIP. 19700528 199603 2 002 Sekretaris J urusan
Otong Suhyanto, M.Si. NIP. 19681104 199903 1 001 Penguji I
Maifalinda Fatra, M.Pd. NIP. 19700528 199603 2 002 Penguji II
Firdausi, M. Pd.
NIP. 19690629 200501 1 003
Mengetahui,
Tanggal
15/ ;!.OIO o_;,
...
tt;(
'.2-010.... ?? ... .
---·
SURAT PERNYAT/>.AN KARYA SENDIRI
---:
- - - ----·---·-----
- -·-·- -·---·-·--·---· ·---- ---·---·Sa ya yang benanda tang an di bawah ini,
. Sl\l LA.'llfA\i
... -' ' ' ... ' . " ... . Nam aTempnt/Tgl.Lahir:
vセ|\Mー|」L^|ャャZjャャエ|NLゥ@
|v|PQZセセ@
Nャセセゥ@
N!!vl
:
⦅QセNsMoNGNj@()C)O:'\A, \
... _ ... .
Jurusan / Prodi :
MセセョLッLゥaゥ⦅Gヲャ|ョNN@
_
セᄋ|Zエエ{|G\Z⦅Qエ⦅ゥ⦅|ZZ⦅」N@
_
__(_s1
Ju<lul Skripsi :
セG_⦅セセS」Z|セQN_||@
..
sZZエGセcAエ@
e5_\_ ..
pL・セ|LMセャセ\Qセcゥ⦅p⦅N@
aNャセセiサ@
.
YNエセT@
...
セッNセ@
.t ...
セZ・イZ@
D.
0d..0.r. ....
エ|Pセ@
\
セM
...
セMセ|@
セ@
0.1.: ... .
.
セNPエN・NQQゥZQセゥMセNc|@
...
$i>.t.Ll0 ... ·: ... ··· ... ··-·· ... .
. I
Dn -
\--l. \'\ ·
A\i
I-\
BQQ|GRMエZャセ@
t'-'\
_'Pel
. ᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋMセᄋMᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋ@,
aGッセオ|@
\Y\\lin S.
セ|N@
10'\
Pc.I..
,,_, ... ' ... セ@ ... ] . -... -... ; ... .
iengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-bcnar hasi! karya sendiri clan
;aya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
'ernyataan ini dibuat sebagai salah salu syaral mcncmpuh Ujian mオュセア。ウ。ィN@
Jakarta,
: I 05017000441
FD ku ltas/J urusan : FlTK/Pendic!ikan Mmcnwtika
.ludul Skripsi : "Penerapar. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort untuk
· Mcningkatkan Hasil Bdajar Matcmatil;a Siswa"
I
No.I
ReforeusiQMMMMMMLMLNMMM」MMMセセMMMLLᄋMセMM]MMMM」MM」ᄋ@
I
l.I
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anakj . Berkesu/itan Be/ajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet
I 2, 2003.
l "
• Ahmadi, Abu. dan Joko Tri Prasetya, Strategi BelajmI
J }vfengajcr, Bandun,,.o: CV. Pustaka Setia. Cet. 2, 2005.
I
I '
i ·lAndriani, Melly, "Matematika Sebagai Bahasa", dari I .Jurnal A1Tarbmv1. Vol. VII, 1'io. l, Mei -- Oktcbec
I 2oos.
I
Acikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi1 Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Ed. Revisi,
:wos.
Fathurrohrr.Jn. Pupuh. clan Sobry Sutikno, Strategi
Be/qjar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditam2. Cet.
I. 2007.
r, I lt:tagalung. Michael, Bp」イョ「」ャセェ。Z。ョ@ KoJl\icnsional",
11/tp://.,presiriau.com!teroka!arlikel-tulisan-pendidikarv'pembe!ty·aran-konvensionall, Rabu. 13 Agustus 200\1. I 0.36 W!B.
7 Jun:icdi dkk. Strategi Pembe/qjara:1, Surabaya: LAPJS
- PGMI, Ed. I, Pake! I - 7, 2008.
g Kasnun. ''lmplementasi Actire Learning dalarr
Pembela;aran". dari Cendekia: .Jurnal Pc:ndidikm1 dan
セMMMᄋᄋMᄋᄋMMMMMMMセMM
Paraf Pembimbing
i
u
セ@
I
r
セイ@
1
\'--,'I
yセ@
v//
l-
f
セ@
!
'
\l
\/{
I
I
I
ill
I
Mullis, Ina V. S., dkk, "TIMSS 2007 lnternat1onalI
Mathematics Report", dari http:
,/timss.hc.edultimss2007/techrepon.hlm/. 17 0Ktober
I 2009, 5:37 WlB.
I
I ! I Mulyasa_ Kurikulum Tingka! Saluan Pendidikan,
j Bandung: PT. Remaja Rosdakai7a_ Cet. 4, 2007.
I
1 !. 1 Nasution, 13erbagai Pendekalan clt1!t1n1 Proses Belajltr
dan Mengoiar, (Jakarta: PT. Bun1i Aksara, Cet. 12. 2008.
i ·; Ram Ii. Munasprianto, dr.n Gelar Dwi Rahayu, "Pendeb,an Baro Dalam Pembelajaran SAINS dan
Matematika Dasar: Sebuah Pengantar", dari
Pendek<1ta11 Baru Da/am Pemhelajaran SAJNS dan 1\fa/e,iwtika Dasar: Sebuah Antologi, Jakarta: PIC,
llSEP, UIN .laka11a, Cet. l, 2007.
I! Purwanto. Eva/uasi Hasi/ I!elqjar,
Pustaka Pelajar, Cet. I, 2009.
I
Y ogyaka1ia:
I
15 Purwanto. Ngalim, Psikologi Pendidika11, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 21, 2006.
Ir, Republik Indonesia. Undang-undang tentang
S!SDIKNAS dan Peraturan Pe/aksanannya, Jakarta:
CV. Tamita Utarna. 2006.
\ · Ruseffendi. J->engqjaran 1\iaten1atika 1111t11k
.\Jeni11gka1fcan CBS'.,J. Bandung: Tarsito, Ed. Revisi. 2006.
Sahrodi. Jan1ali. "Stratcgi Pc1n'.Jclajaran: Sebuah
lkh!isar lvknuju Perubahan Perilaku dalam '.)roses
Pendidikan. dari Lektur: Jumal Pendidikan Islam,
Circbon: S'i'AIN, Vol. 12, no. I, 2006.
11
'
t
t
t
\j(;
L
セセ@
セエ@
I
t
Vjl
l
\fv
(.j
セO@
I
l <) Sanjaya. \Vina. Kurikulu.m dan Pe.'mDeiajaran:. Teori
I
"lh,
dan Prakti!: Pengembangan KTSP. Jakarta: KencanaL.
j
vEd. l. Cet. I. 2008a.
セQ@ .. 1
.,
.
Mᄋセッ@
27
.
/ . ( )'"
12'
30
3!
33
Silberman. Mel. Aclh-e Learning: IOI Stralegi
l'em/w/11j1,,.a11 Aktif. Yogyakarta: Pustaka lnsan i'vfodani. 2007.
Subana. dan Sudrajat D,1sar-dasar Penelitian llmiah,
Bandung: Pustaka Setia, Cet 2, 2005.
Sudijonc;. Anas, Pengantar StalisliA Pendidikan,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Pcrsada, Ed. 1-17, 2007.
Sudjain, Metoda Stalistika, Bandung: Tarsito, 2005.
Sudjsna. Nana, Penilaian Hasil Proses Be/ajar
Mengajar, I3andung9 PT. Rcmaja Rosdakarya. Cet. 13. , 2009.
Suhcrrnan. Erman dkk. Stralegi Pembelajaran
Jfatematika · · Kontemporer, Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI, Ed. Revisi, 2003.
Sukacdjono, Hakikat dan Sejarah A1atema iAa, Jakarta:
UT, Cet. 3. 2008.
Surya, Muhar.imad, Psikologi Konseling, Ba:1dung:
r:v.
Pustaka Bani Quraisy. cセエN@ I, 2003.Suwardi. Manqjemen Pembelajaran, Surabaya: PT.
I
Temprina Medika Grafika, Cet. I, 2007.
Trianto, jvfodel-model Pembelajaran lnovatif
flerorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka
?ublisher, CeL I, 2007.
L'sman. M. Basyiruddin, J\1etvdo/ogi Pembelajaran \
Agama Islam, Ciputat: PT. Ciputat Press, Cet. 3, 2005.
I
Widy<>ningrum, Retno, "Model Pembelajaran
Konstruktivi,tik Pada Matematika", dari Cendekia:
.. 'urnai Pendidikan dan Ke111a.1yara.'wtan, Ponorogo: .h.1rusan farbiyah ST AlN Ponorogo, Juli-Desember,
Vol. 6, No. 2, 2008.
\·am in. Mart!nis. Strategi [>e1nl1elt{jaran Berbasis
\Pl
'
I
'
I
Siti Latifah (105017000441), "Using Card Sort Active Leaming Strategy To
Improve Leaming Result in Mathematic (Quasi Experiment Study in Class VII SMP
Negeri 05 Tangerang Selatan City), Thesis for Math Education, Faculty of Tarbiya and
Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, December
2009.
The purpose of this research is to know the effect of using card sort active learning
strategy in teching mathematic. The method of this research used quasi experiment with
two group randomized subject posttesl only equivalent group design. The sampling
technique used cluster random sampling. The research instrument is tes about learning
result in mathematic is given by 9 questions in essay, the main problem when studying
process is algebra.
The result of research show that there is the influence of using card sort active
learning strategy in theaching mathematic. The using card sort active learning strategy
given higher result on mathematics then convensional Strategy.
SMP Negeri 05 Kota Tangerang Selatan), Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika,
Fakultas llmu Tarbiyah clan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Oesember 2009.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif
card sort terhadap hasil belajar matematika siswa. Metode penelitian yang digunakan
adalah quasi ekseprimen dengan desain penelitian kelompok kontrol post/est-only
equivalent-group design. Teknik sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling. Instrumen tes yang digunakan yaitu tes hasil belajar matematika pada pokok
bahasan aljabar berbentuk esai sebanyak 9 soal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif
card sort terhadap hasil belajar matematika siswa. Secara empiris terlihat bahwa hasil
belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran aktif card sort lebih
baik daripada basil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
konvensional.
salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat-sahabat
setianya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dan
mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
I. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. !bu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika.
3. Bapak Otong Suhyanto. M.Si .. Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.
·+.
Bapak Drs. H.M. Ali Hamzah, M.Pd. dan Abdul Muin, S.Si., M.Pd., DosenPembimbing I dan II yang penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis
selama penyusunan skripsi.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama perkuliahan. semoga ilmu
yang telah diberikan dapat bermanfaat dan mendapatkan ridha Allah SWT.
6. Bapak Ors. H. Antasa, Kepala Sekolah SMP Negeri 05 Kota Tangerang Selatan.
7. !bu Asri Budiarti, S.Pd., Bapak Andi, S.Pd., dan Bapak Suhardi, S.Pd., guru Mata
Pelajaran Matematika Ke las VII dan VIII.
8. Seluruh Guru dan Staff TU SMP Negeri 05 Kota Tangerang Selatan.
9. Teristimewa kedua orang tua saya, Ayah Suiman dan Bunda Sukaesi, serta kakek
nenek saya, Ramal dan Dariyah, yang selalu mendoakan. mendukung, dan
memberikan dorongan moril maupun materiil kepada penulis.
I 0. Adik-adikku yang tersayang, Riki Haryanto dan Titik Alfiyah. serta keluarga
besar penulis, Dirham, Zubaedah, Sri rejekiyah, dan Erfandi, yang telah
memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.
11. Sahabat-sahabatku, Sri Wahyuningsih, Ratu Rozanatul Adibah, Triwahyuni,
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca yang
budiman. Segala kekurangan dalam skripsi ini, semoga menjadi maklum.
Jakarta, Desember 2009
ABSTRAK ... .ii
KATA.PENGANTAR ... iii
DAFT AR ISi ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFT AR LAMP IRAN ... .ix
BABIPENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Pernmusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEO RI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teori • 1. Konsepsi Strategi Pembelajaran ... 9
2. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort ... 16
3. Pembelajaran Konvensional. ... 24
4. Hakikat Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... 25
b. Pembelajaran Matematika ... 29
5. Hasil Belajar Matematika ... 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 38
C. Kerangka Berfikir ... 39
E. Teknik Analisis Data ... 48
F. Hipotesis Statistik ... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 53
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 58
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... 61
D. Keterbatasan Penelitian ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
DAFT AR PUST AKA ... 68
Tabel 1. Waktu Penelitian ... 42
Tabel 2. Rancangan Desain Penelitian ... 43
Tabel 3. Indeks Kesukaran Instrumen Tes ... 47
Tabel 4. Kriteria Daya Pembeda Instrumen Tes ... 48
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen .... 55
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol ... 56
Tabel 7. Perbandingan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 58
[image:14.524.49.418.156.490.2]Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 104
Lampiran 3. Instrumen Tes ... 105
Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrnmen Tes ... 107
Lampiran 5. Uji Validitas Instrumen Tes ... 110
Lampiran 6. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 113
Lampiran 7. Taraf Kesukaran So al ... 114
Lampiran 8. DayaPembeda Soal ... 115
Lampiran 9. Hasil Instrumen Tes yang Telah Diuji Coba ... 116
Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 117
Lampiran 11. Tes Hasil Belajar Matematika ... 118
Lampiran 12. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 119
Lampiran 13. Hasil Belaj ar Matematika Siswa Ke las Eksperimen ... 122
Lampiran 14. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol.. ... 124
Lampiran 15. Uji No1malitas Kelas Eksperimen ... 126
Lampiran 16. Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 127
Lampiran 17. Instrumen Non Tes ... 128
Lampiran 18. Hasil Wawancara Kelas Eksperimen ... 129
A.Latar Belakang Masalah
Allah SWT menciptakan makhluk-Nya dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Manusia merupakan makhluk yang istimewa dengan diberi
kelebihan berupa aka! pikiran dan dijadikan sebagai khalifah di muka bumi. Dengan
akal pikirannya manusia diharapkan dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang
seluas-luasnya untuk mengetahui penciptanya melalui tanda-tanda yang ada di alam
semesta. Sebagai khalifah, manusia harus melestarikan segala sesuatu yang ada di
bumi demi kelangsungan hidupnya. sebab kelestarian atau kerusakan yang terjadi di
bumi rnerupakan akibat dari tindakan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, manusia
membutuhkan ilmu pengetahuan untuk rnenjalankan kehidupannya sehari-hari.
llmu pengetahuan dapat mengarahkan cara berpikir seseorang dalam mengambil
suatu keputusan untuk bertindak, yaitu mengarahkan manusia untuk rnembedakan
hal-hal yang baik dan tidak baik. Banyak manfaat yang dapat diperoleh manusia
dengan ilmu pengetahuan baik bagi dirinya maupun orang lain. llmu pengetahuan
juga dapat membedakan kedudukan manusia dalam kehidupan sosialnya. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SAW dalam QS. Al-Mujadalah (58): 11 :1
... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derqjat ....
Begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia sehingga dapat menjadikan
seseorang lebih tinggi derajatnya (kedudukannya) j ika dibandingkan dengan orang
lain yang tidak berilmu pengetahuan.
Proses perolehan ilmu pengetahuan dapat diperoleh seseorang kapan saja dan dari
untuk mencapai tujuan tertentu dan tujuan tersebut berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhannya. "Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan."2
"Pendidikan akan melahirkan manusia yang memiliki kepercayaan diri tinggi untuk
hidup merdeka."3 Pendidikan merupakan proses kegiatan yang sangat kompleks yang
di dalamnya terdiri dari berbagai macam komponen yang bekerja sama dalam sebuah
proses untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Komponen-komponen yang ada dalam pendidikan meliputi siswa, guru, strategi
dan metode belajar, tujuan, kurikulum, media, sarana dan prasarana, lingkungan dan
sebagainya, yang semuanya saling mempengamhi satu sama lain.
Komponen-komponen tersebut diatur dan dirancang sedemikian mpa secara matang agar tujuan
pendidikan yang sesungguhnya dapat dicapai. Tujuan pendidikan diantaranya yaitu
menciptakan manusia yang mempunyai intelektual tinggi, mempunyai moral dan
akhlak yang baik seperti yang ditetapkan dalam ajaran agama dan tertuang dalam
Undang-undang.
Menurut UU tentang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4
Undang-undang tersebut menjelaskan makna pendidikan secara jelas dan terinci
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Proses pembelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting,
sebab melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pebelajar. Guru dan siswa
sebagai komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran masing-masing
harus aktif untuk mengembangkan kompetensi diri. Guru sebagai pendidik harus
menambah kemampuan dan pengetahuannya melalui pengalamannya, sedangkan
siswa sebagai pebelajar hams berperan aktif dalam setiap kesempatan agar berhasil
2
dalam belajamya. Siswa diharapkan tidak belajar hanya dari guru saja tetapi juga
belajar dari lingkungan sekitarnya, misalnya dari teman, orang tua ataupun media.
Siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan di mana pun berada. Siswa yang aktif
mempunyai peluang yang besar untuk keberhasilan belajamya dibandingkan dengan
siswa yang pasif dan hanya menerima saja.
Dalam pembelajaran matematika, keaktifan siswa sangat diperlukan seperti yang
disebutkan oleh Resnick (dalam Sukardjono, 2008) bahwa "belajar matematika
adalah membentuk pengertian. Pengertian dan pengetahuan dibentuk oleh siswa yang
aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari gurunya. "5 Oleh karena itu, dalam
belajar matematika siswa dituntut aktif dan terampil supaya terlatih dalam
memahami konsep dan memecahkan masalah matematika.
Pemahaman konsep dan pemecahan masalah merupakan dua hal yang penting
dalam matematika. Keduanya saling berpengaruh satu sama lain. Namun, pada
kenyataannya dalam mempelajari matematika seringkali siswa kurang memahami
konsep yang ada sehingga mereka akan merasa kesulitan dalam pemecahan
masalahnya.
Menurut Nurdin, rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep dan rumus-rumus matematika antara lain karena (I) kebanyakan siswa
pasif selama pembelajaran berlangsung sehingga siswa hanya
mengandalkan informasi dari guru saja, (2) kemampuan siswa dalam memahami rumus matematika relatif kurang sehingga kurang mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah, dan (3) siswa kurang mampu memanipulasi rumus-rumus atau menurunkannya. Hal ini terjadi karena siswa ditem,patkan sebagai obyek pembelajaran dan tidak melibatkan siswa untuk aktif.
Kekurangmampuan siswa dalam memahami konsep mengakibatkan siswa merasa
kesulitan dalam mempelajari matematika, sehingga matematika sering dianggap
sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami baik teori maupun
konsep-5
Sukardjono, Hakikat da11 Sejarah Matematika, (Jakarta: UT, 2008), Cet.3, h. J .35.
konsepnya. "Matematika sering diasosiasikan dengan sesuatu yang susah,
membosankan dan njelimet".7
Asumsi siswa yang negatif terhadap matematika menyebabkan hasil belajar
matematika yang kurang memuaskan (rendah ). Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai
ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan nilai akhir ujian nasional yang
belum sesuai dengan harapan guru dan siswa, seperti yang terjadi di SMP Negeri 05
Kota Tangerang Selatan bahwa dari hasil ulangan harian pada pokok bahasan
bilangan bulat di kelas VII diketahui hampir di setiap kelas terdapat lebih dari 50%
siswa yang tidak tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan KKM yang
ditetapkan untuk mata pelajaran matematika adalah 58. KKM tersebut adalah paling
rendahjika dibandingkan dengan KKM mata pelajaran lainnya. Menurut data TIMSS
juga disebutkan bahwa peringkat Indonesia dalam bidang Matematika menduduki
posisi ke-36 dari 49 Negara di dunia.8 Data-data tersebut membuktikan bahwa hasil
belajar matematika siswa masih rendah.
Asumsi siswa mengenai matematika itu sulit juga berakibat buruk pada proses
pembelajaran, yakni mereka hanya belajar matematika dengan mendengarkan
penjelasan seorang guru, menghafalkan rumus, lalu memperbanyak latihan soal
dengan rnmus yang sudah dihafalkim. Seem-a mekanik mungkin siswa dapat
menyelesaikan soal matematika dengan cepat dan benar, namun ha! ini tidak
diimbangi dengan pemahaman esensi masalah sehingga mereka akan kebingungan
bila ditanya reasoning-nya. Siswa juga terkadang bingung bila dihadapkan pada soal
berbentuk cerita atau aplikasi.9
Sejauh ini, "matematika dianggap sulit dikarenakan proses pembelajarannya yang
dinilai kurang tepat yang terkait pada penerapan strategi, model dan penggunaan
media pembelajaran."10 Penerapan strategi, model dan media pembelajaran tersebut
kurang memotivasi siswa untuk belajar matematika, sehingga mengakibatkan
7
Gelar Dwirahayu dan Munaspriyanto (eds.), Pendekatan Baru da/am Pembelajaran SAINS dan Matematika Dasar, (Jakarta: PJC, l!SEP, UIN Jakarta, 2007), Cet.1, h. 1.
8 Ina V. S. Mullis, dkk, "TIMSS 2007 International Mathematics Report", dari http:
//timss.bc.edu/timss2007/techreoort.html. 17 Oktober 2009, 5:37 WIB.
9 Sukur Widi Asmoro, ""Kursus Berhitung Perlukah?", dalam Tun1buh Ken1bang, Ed.13, Februari
suasana pembelajaran semakin membosankan dan siswa kurang gembira saat belajar
matematika. Menurut Bala. ··minimnya suasana kegembiraan dalam proses
pembelajaran juga disebabkan karena siswa terlampau dijejali aneka beban
belajar."11 Oleh karena itu. untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika,
guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif, menarik dan
menyenangkan.
Keterampilan untuk menyajikan pembelajaran dengan penerapan strategi dan
metode belajar yang tepat merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan oleh
seorang guru. Strategi dan metode belajar tersebut selain dapat mengembangkan
kompetensi diri siswa juga diharapkan dapat menciptakan interaksi siswa dalam
belajar. lnteraksi yang diutamakan adalah interaksi edukatif yaitu interaksi yang
ditimbulkan untuk mencapai tujuan pendidikan. "Interaksi edukatif adalah proses
interaksi yang disengaja, sadar tujuan. yakni untuk mengantarkan siswa ke tingkat
kedewasaannya. "12 Dengan interaksi edukatif diharapkan dapat menciptakan suasana
pembelajaran lebih akti( komunikatif. dan dapat mengurangi kejenuhan siswa saat
belajar. Dalam pembelajaran harus ada komunikasi timbal balik antara guru dan
siswa. Guru diharnpkan tidak mendominasi kelas dan siswa dapat berpartisipasi dan
berperan aktif untuk bertanya, menyampaikan pendapat atau informasi.
Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran
yaitu strategi pembelajaran aktif card sort dengan metode permainan. Strategi
pembelajaran ini lebih berorientasi pada aktivitas siswa (student centered),
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membantu siswa
dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran aktif
(active learning) yang disajikan dengan metode permainan (games) dengan tujuan
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tidak monoton dan menjenuhkan.
Dalam pembelajaran ini. siswa dituntut untuk aktif dan partisipasif, sehingga dengan
keaktifan siswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa yang selama ini dirasa kurang memuaskan bila dibandingkan dengan mata
pelajaran lain.
11
Robert Bala, ··Mcnjcrnihkan Pendidikan", dalam Ko111pas,Jakarta, 12 Juni 2009, h. 6.
Prinsip dari strategi pembelajaran ini adanya kesempatan bagi s1swa untuk
menyampaikan ide atau pendapat pada saat presentasi, tujuannya adalah untuk
membiasakan siswa untuk berfikir kritis dan berani menyampaikan pendapat.
Aktifitas siswa yang ada dalam strategi pembelajaran ini meliputi pemilihan kartu
secara acak, diskusi kelompok, dan presentasi.
Dalam strategi pembelajaran ini siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok.
Perwakilan dari masing-masing kelompok akan memilih kartu secara acak, kartu
tersebut berisi soal atau permainan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
telah disiapkan oleh guru. Siswa kemudian mendiskusikan isi kartu tersebut dalam
kelompoknya masing-masing dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah diskusi
selesai maka perwakilan dari kelompok akan mempresentasikannya di depan
teman-temannya. Semua aktifitas yang terjadi dalam strategi ini diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan siswa baik intelektual maupun interaksi sosial siswa.
Dalam pembelajaran matematika, strategi pembelajaran ini dipraktekkan dengan
metode permainan (games) yang bertujuan untuk menghindari asumsi siswa tentang
pembelajaran matematika yang sulit dan menjenuhkan. · Metode permainan yang
diterapkan yaitu dengan mengadakan kompetisi antar kelompok dengan perolehan
poin atau hadiah. Kompetisi kelompok yaitu masing-masing kelompok berkompetisi
dengan kelompok lain untuk menjadi yang terbaik dengan cara bernsaha
mempresentasikan hasil diskusi lebih dahulu daripada kelompok lain, sebab
kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi akan mendapatkan poin dan
kelompok yang memperoleh poin terbanyak akan mendapatkan hadiah (reward) dari
guru.
Metode permaman yang diterapkan disini diharapkan dapat menciptakan
kesenangan siswa untuk belajar, sebab dengan adanya diskusi kelompok dan
kompetisi diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.
Menurut Sardiman dijelaskan bahwa "hasil belajar akan menjadi optimal jika ada
motivasi, semakin tepat motivasi yang diberikan maka semakin berhasil pula
pelajaran itu."13 Oleh karena itu, Jika dalam pembelajaran matematika siswa dapat
siswa untuk belajar serta menghilangkan asumsi bahwa belajar matematika itu sulit
dan menjenuhkan. Mengingat motivasi dan minat merupakan salah satu faktor
keberhasilan belajar maka dengan penerapan strategi pembelajaran aktif card sort
dalam pembelajaran matematika ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa pula.
Berdasarkan ha! tersebut di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang
ha! itu dan mengangkatjudul: "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card'
Sort Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa"
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Suasana pembelajaran matematika kurang menarik sehingga siswa jenuh pada saat
pembelajaran matematika berlangsung.
2. Hasil belajar matematika siswa rendah karena siswa kurang mampu memahami
konsep dalam matematika.
3. Bagaimana strategi pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan motivasi dan
minat siswa dalam pembelajaran matematika?
C.Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah penerapan strategi pembelajaran aktif card sort
metode permainan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok
bahasan aljabar. Hasil belajar matematika siswa dilihat dari nilai tes akhir untuk
pokok bahasan aljabar. Penelitian ini juga dibatasi pada tingkat Sekolah Menengah
Pertama kelas VII semesterr
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian
l . Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif card sort metode permainan?
2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran konvensional metode ekspositori?
3. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
aktif card sort lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran konvensional?
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan strategi pembelajaran al-tif card sort. Secara rinci penelitian ini
bertujuan untuk:
I. Mengetahui hasil belajar matematika s1swa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif card sort dengan metode perm:.inan.
2. Mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran konvensional metode ekspositori.
3. Membandingkan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif card sort dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
I. Peneliti, untuk memperluas wawasan dan pengalaman tentang cara belajar
matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort.
2. Siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perenungan tentang kesiapan
siswa dalam belajar matematika.
3. Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalarn perumusan perencanaan
pembelajaran selanjutnya.
4. Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam penetapan kebijakan
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.Deskripsi Teoretik
1. Konsepsi Strategi Pembelajaran Matematika
Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Namun, dalam perkembangannya istilah strategi juga digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, misalkan seorang pedagang ingin dagangannya
laku dan mendapatkan untung yang banyak maka pedagang tersebut mencoba
strategi tertentu misalkan dengan menata dagangan dengan rapi dan bersih agar
pembeli dapat memilih dengan mudah, menjual dagangan dengan harga yang
tidak terlalu tinggi dan melayani pembeli dengan ramah. Strategi tersebut
dilakukan oleh pedagang agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.
Istilah strategi juga digunakan dalam dunia pendidikan, misalkan untuk
mencapai tujuan pendidikan di sekolah maka digw1akan strategi-strategi yang
tepat seperti penetapan kurikulum, penyediaan fasilitas belajar, perencanaan
pembelajaran, dan lain sebagainya.
lanjut yaitu mengenai strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
matematika.
Pengertian strategi pembelajaran secara umum berbeda-beda menurut para
ahli, di antaranya yaitu menurut Trianto (2007) yang menyatakan bahwa
"strategi pembelajaran diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan siswa
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan."
1Menurut Wina (2008), "strategi pembelajaran diartikan sebagai
suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu."
2Menurut Gerlach dan Ely ( dalam
Junaedi, 2008), strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pelajaran tertentu, yang
meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada siswa.
3Sedangkan menurut Erman (2003),
"pengertian strategi dalam kaitannya dengan pembelajaran (matematika)
adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru matematika,
berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar
dapat tercapai secara optimal. "
4Berdasarkan pengertian-penge1tian strategi pembelajaran di atas maka dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran matematika adalah suatu rencana
yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain sedemikian rupa yang diterapkan
dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran dapat be1jalan secara
efektif dan efisien.
1 Trianto, Model-mode/ Pembe/ajaran lnovatif Berorientasi Kostruktivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007), Cet. I, h. 85.
2 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
tゥョセォ。エ@ Saluan Pendidikan {KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008), Ed. I, Cet. I, h. 293-294.
Junaedi, dkk, Strategi Pembe/ajaran, (Surabaya: LAPIS - PGMI, 2008), Ed. I, Pake! I - 7,
Poin penting yang menjadi kriteria dalam menetapkan ketepatan penerapan
suatu strategi pembelajaran yaitu dilihat dari efisiensi dan efektifitas strategi
pembelajaran tersebut. Jika penerapan suatu strategi pembelajaran tertentu
dapat menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan efisien maka
strategi pembelajaran tersebut dianggap tepat, tetapi jika penerapa.> suatu
strategi pembelajaran tertentu tidak menciptakan pembelajaran matematika
yang efektif dan efisien maka strategi pembelajaran tersebut clianggap kurang
tepat sehingga perlu cliperbaiki atau diganti dengan strategi pembelajaran yang
lainnya.
Efisiensi suatu strategi pembelajaran dapat dilihat clari pencapaian tujuan
pembe!ajaran matematika dalam waktu yang lebih singkat. Oleh karena itu,
guru matematika harus mampu membedakan dan menganalisis strategi-strategi
pembelajaran mana yang dapat mengefisienkan pencapman tujuan
pembelajaran, misalkan dalam mempelajari pokok bahasan aljabar yang
didalamnya terdapat banyak subbab maka guru dapat menyajikan pembelajaran
dengan membentuk kelompok diskusi.
Efektifitas suatu strategi pembelajarm1 dapat dilihat clari segi proses dan
hasil. Efektifitas proses dapat dilihat dari ketepatan langkah-langkall belajar
siswa, sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal, sedangkan
efektifitas basil dapat dilihat dari taraf penguasaan siswa terhaclap kompetensi
dasar yang dapat dicapai, misalkan dalam mempelajari pokok bahasan aljabar
guru dapat menyajikan pembelajaran dengan membentuk kelompok diskusi
dan presentasi yang bertujuan untuk mengembangkan cara berfikir siswa.
Dengan presentasi, siswa berusalla menyampaikan ide dan hasil diskusi
sehingga akan membantu kemampuan siswa dalam berpikir atau bernalar.
Kemampuan siswa juga akan semakin kuat setelall guru memberikan tamballan
informasi mengenai topik presentasi.
pembelajaran. Siswa semaksimal mungkin dilibatkan dalam proses
pembelajaran sehingga siswa secara langsung memperoleh pengalaman
belajarnya. Keterlibatan atau keaktifan siswa dalam pembelajaran beraneka
ragam, seperti mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat,
membuat rangkuman hasil di.skusi dan sebagainya. Keaktifan siswa yang
berbeda-beda itu dapat dikelompokkan atas aktifitas yang bersifat fisik dan
aktifitas yang bersifat nonfisik (mental, intelektual, dan emosional).
Berdasarkan kriteria-kriteria strategi pembelajaran di alas maka diharapkan
strategi pembelajaran matematika disusun oleh guru matematika sebab guru
yang bersangkutan lebih memahami karakteristik matematika yang meliputi
bahan ajar dan tujuan pembelajarannya. Dengan pemahaman guru terhadap
matematika maka diharapkan guru matematika dapat menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
Strategi dan metode pembelajaran merupakan dua ha! yang sangat penting
dalam proses pembelajaran. Strategi berbeda dengan metode, metode
merupakan cara-cara yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materi agar
mudah dipahami oleh siswa, misalnya metode ceramah, metode ekspositori,
metode permainan, metode penemuan dan sebagainya. Metode merupakan cara
yang digunakan agar rencana atau langkah-langkah dalam strategi tertentu
dapat dilaksanakan dengan baik. Jadi dalam suatu strategi pembelajaran
terdapat berbagai macam metode yang dapat dilakukan. Contoh strategi
pembelajaran dalam matematika, misalnya guru ingin melibatkan siswa aktif
dalam pembelajaran maka guru dapat menerapkan strategi
active learning
dengan metode diskusi dan tanyajawab.
yang kondusif pada saat pelaksanaan pembelajaran, seperti yang dijelaskan
oleh Jamali (2006) bal1wa "dalam suasana yang kondusif siswa akan mudah
dalam memberikan perhatian terhadap pelajaran."
5Dalam suasana yang
kondusif pula guru akan mudah memfasilitasi siswa untuk belajar sehingga
dapat menciptalcan efisiensi dan efektifitas pembelajaran.
Penerapan strategi pembelajaran juga harus sesuai dengan
pnns1p-prinsipnya. Menurut Wina (2008), "prinsip-prinsip penerapan strategi
pembelajaran antara lain yaitu berorientasi pada tujuan, aktivitas siswa,
individualitas, integritas, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan
memotivasi."
6Penjelasan mengenai sembilan prinsip penerapan strategi
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan
Proses pembelajaran mernpakan proses yang bertujuan. Oleh karenanya
keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jika siswa kurang berhasil
dalam mencapai tujuan pembelajarnn maka kemungkinan strategi yang
diterapkan kurang optimal atau bahkan tidak sesuai dengan materi
pembelajaran, sebaliknya jika siswa berhasil dalam mencapai tujuan maka
strategi yang diterapkan berarti tepat.
b. Aktivitas
Strategi pembelajaran hams dapat mendorong aktivitas siswa sebab pada
prinsipnya belajar adalah berbuat atau melakukan kegiatan untuk mengubah
tingkah !aim. Menurut Sardiman (2003) bahwa "setiap belajar pasti terdapat
5
Jamali Sahrodi, "Strategi Pembelajaran: Sebuah Jkhtisar Menuju Perubahan Perilaku dalam
Proses Pendidikan", dalam Lektur: Jurnal Pendidikan Islam, STAIN Cirebon, Vol. 12, No. I, Juni
f. Inspriratif
Pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk berdialog dalam dirinya clengan pikirannya sehingga muncul ide atau gagasan yang menimbulkan keinginan untuk merealisasikannya clengan cara mencoba-coba dan melakukan sesuatu. Oleh karena itu strategi pembelajaran hams memungkinkan siswa untuk berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri. Diharapkan materi pembelajaran clirencanakan dan disajikan seclemikan rupa sehingga memunculkan siswa terinspirasi untuk melakukan sesuatu dan guru diharapkan dapat menghargai apapun hasil yang diperoleh siswa.
g. Menyenangkan
Pembelajaran aclalah proses yang clapat mengembangkan seluruh potensi siswa, potensi tersebut hanya clapat berkembang manakala siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Pembelajaran yang membuat siswa tertekan akan mengakibatkan siswa sulit dalam menerima atau menyerap infonnasi yang ada, misalnya guru sering memberi hukuman atau suka memarahi siswa di kelas. Perlakuan guru tersebut clapat memberikan beban psikologis siswa. Huklrman memang perlu akan tetapi hukuman yang cliberikan diharapkan menganclung unsur pendidikan clan pembentukan sikap siswa ke arah yang lebih baik.
h. Menantang
karena itu diharapkan strategi yang diterapkan bervariasi dan tidak membuat
siswa bosan.
i. Motivasi.
Motivasi ad al ah aspek yang sangat pen ting untnk membelaj arkan siswa.
Motivasi dapat mendorong siswa untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Oleh karena itu strategi pembelajaran harus membangkitkan motivasi siswa
sehingga siswa mau belajar.
Merujuk pada pendapat Mulyasa (2007) bahwa seorang guru dapat
melakukan berbagai cara untuk memotivasi siswa untuk belajar,
diantaranya adalah kejelasan kompetensi dasar yang hams dicapai
siswa sehingga siswa mempunyai garnbaran apa yang hams
dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut. Perhatian dan
sedikit pujian dari guru juga penting untuk menimbulkan rasa
. 8
senang s1swa.
Dari prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran di atas maka guru
harus benar-benar memikirkan strategi pembelajaran yang tepat secara matang
sebelum diterapkan di dalarn kelas agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Guru juga hams mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan
materi sehingga materi dapat tersarnpaikan dan dapat dipahami siswa dengan
mudah.
2. Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort
timbal balik antara guru, siswa, dan lingkungan. Interaksi yang dibangun
merupakan interaksi edukatif yaitu interaksi yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Jadi, interaksi-interaksi yang diciptakan antara
siswa dan guru harus mengarah pada usaha pencapaian tujuan pendidikan yang
telah ditentukan.
Dalam berinteraksi, guru dan s1swa masing-masing menyadari bahwa
keduanya mempunyai kebebasan secara aktif untuk mengembangkan potensi
diri. Oleh karena itu, lingkungan sebagai sarana terbentuknya interaksi perlu
diatur sedemikian rupa sehingga kebebasan tersebut tetap ada. Lingkungan
dalam proses pembelajaran harus menimbulkan reaksi, khususnya reaksi siswa
ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengaturan lingkungan
tersebut meliputi analisis kebutuhan siswa, karakteristik siswa, perumusan
tujnan, penentuan materi pelajaran, pemilihan strategi yang sesuai serta media
pembelajaran yang diperlukan. Dari berbagai pengaturan lingkungan tersebut,
strategi pembelajaran merupakan salah satu unsur yang perlu dipertimbangkan
dan dipahan1i oleh guru.
Terdapat banyak strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru
dalam proses pembelajaran, salah satunya yaitu strategi pembelajaran aktif
(active learning). Active learning
merupakan salah satu strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, misalnya siswa mampu
mengungkapkan ide atau pendapat, bertanya mengenai ha! yang belum
dimengerti, membuat catatan atau rangkuman dengan bahasa sendiri sehingga
mudah dipelajari dan diingat, serta aktivitas-aktivitas yang lainnya. Dalam
pembelajaran ini guru menyajikan langkah-langkah dan materi pembelajaran
atau bahan ajar yang dapat menimbulkan dan memaksa siswa untuk aktif
belajar. Siswa diupayakan dapat berpikir dan bemalar sendiri dan tidak
tergantung dengan siswa yang lain. Kegiatan-kegiatan yang diciptakan dalam
pembelajaran lebih berorientasi pada aktifitas siswa daripada guru, dengan kata
Active learning
berbeda dengan
cooperative learning.
Dalam
Active
learning
setiap siswa tidak bergantnng pada siswa yang lain, sedangkan dalam
cooperative learning
setiap siswa akan bergantnng dengan siswa yang lain,
sebab setiap siswa mempunyai tugas masing-masing yang saling berhubungan
sehingga apabila terdapat salah satu siswa dalam kelompok yang tidak
be1ianggung jawab dengan tugasnya maka tnjuan yang akan dicapai tidak akan
terwujud. Oleh karena itu dibutuhkan kesatuan yang utuh untuk mencapai
tujuan tertentu.
Sebagai contoh, untuk
Active learning
setiap siswa dalam kelompok akan
memikirkan topik yang sama sehingga apabila di antara siswa tersebut telah
menemukan hasilnya maka selesailah tugas mereka, sedangkan dalam
cooperative learning
setiap siswa mempnnyai tugas masing-masing yang
kemudian didiskusikan dalam kelompok tersebut, sehingga jika terdapat siswa
yang tidak menyelesaikan tugasnya maka hasil atau tujuan dari diskusi tidak
akan tercapai. Dalam penelitian ini yang akan diterapkan dalam pernbelajaran
matematika yaitu
Active learning.
Active learning
perlu diterapkan dalam proses pembelajaran sesuai dengan
pendapat Syarif (2006) bahwa
"Active learning
merupakan strategi yang
relevan dan signifikan untuk menumbuhkan daya kreasi dan inovasi yang
independen,
active learning
juga sangat rnemadai dan kondusif untuk
diterapkan dalam pol a dan sistem pendidikan. "
9Dal am kegiatan belaj ar aktif,
siswa akan melakukan sebagian besar pekerjaan dalam proses pembelajaran.
Siswa diharapkan dapat menggunakan otaknya untuk mempelajari
gagasan-gagasan, memecahkan masalal1, dan menerapkan apa yang telah dipelajari
dengan penuh kesadaran. Siswa juga diharapkan dapat mengevaluasi diri
mengenai kemampuan dan kekurangan dirinya dalam mempelajari sesuatu,
sehingga secara langsung siswa aktifuntuk mengembangkan potensi diri.
Penerapan
Active learningdianggap tepat bila diterapkan dalam
pembelajaran matematika, apalagi jika pembelajaran dilaksanakan secara
klasikal dimana keadaan dan kemampuan siswa yang berbeda-beda sehingga
guru akan sulit memantau individu siswa secara keseluruhan.
Siswa
diharapkan menyadari apa yang dilakukannya sehingga siswa akan belajar
aktif untuk mencari kebenaran dan kejelasan mengenai materi yang sedang
dipelajarinya. Siswa dituntut untuk belajar secara aktif seperti menemukan ide
pokok dari materi, memecahkan persoalan, dan mengaplikasikan apa yang
telah dipelajari. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan keaktifan dan
keseriusan siswa dalam belajar. Keaktifan siswa menuntut keterlibatan
intelektual-emosional siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan
pengalaman secara langsung dalam rangka meningkatkan basil belajarnya.
Salah satu variasi strategi pembelaj aran aktif yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu strategi pembelajaran aktif
Card Sort.
Strategi pembelajaran
ini merupakan strategi pembelajaran aktif yang di dalamnya terdapat kegiatan
kolaboratif yang dapat digunakan dalam pembelaj aran matematika. Strategi ini
juga dapat diterapkan apabila guru hendak menyajikan materi atau topik
pembelajaran yang banyak, sebab dalam strategi ini terdapat diskusi kelompok
yang masing-masing kelompok memiliki tugas masing-masing sehingga dapat
menyingkat waktu dan mempercepat proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran aktif
Card Sort
mudah untuk diterapkan di dalam
kelas karena tidak membutuhkan ruangan yang sangat luas. Strategi ini
merupakan salah satu variasi dari berbagai macam strategi pembelajaran aktif
yang ada. Yang membedakan strategi pembelajaran ini dengan strategi
pembelajaran yang lainnya yaitu adanya kebebasan siswa untuk bergerak pada
saat-saat te1ientu dan kebebasan untuk menyampaikan pendapat atau ide.
tersebut dapat dilihat dari kebebasan siswa untuk bergerak."10 Hal ini juga sejalan dengan Mandingers (dalam Ahmadi, 2005) yang berpendapat bahwa "dalam pembelajaran hendaknya dapat menimbulkan aktifitas motorik siswa sebab dapat menyebabkan siswa tidak mudah lupa dan menimbulkan hasil belajar yang tahan lama."11
Disebutkan pula oleh Shaleh ( dalam Sahrodi, 2006) bahwa dalam belajar semakin ban yak siswa menggunakan alat indra maka semakin besar pula presentase infonnasi yang akan diingatnya, yaitu:
dari membaca, informasi yang diingat 10% dari mendengar, infonnasi yang diingat 20% dari melihat, informasi yang diingat 30%
dari melihat dan mendengar, informasi yang diingat 50% dari mengatakan, informasi yang diingat 70%
dari mengatakan dan melakukan, informasi yang diingat 90%.12
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin sering siswa mempraktekan atau melakukan tentang suatu ha! maka informasi yang akan diingat akan lebih banyak atau tahan lama, sehingga dapat memudahkan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Prinsip-prinsip strategi pembelajaran aktif Card Sort adalah:
a. Pemilihan kartu secara acak
Penggunaan media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika bertujuan untuk menarik perhatian dan minat siswa. Dalam strategi pembelajaran aktif card sort ini, media yang digunakan adalah kartu-kartu yang berisi soal atau permainan. Kartu-kartu tersebut disajikan sedemikian rupa, misalnya dengan berbagai macam wama dan bentuk yang menarik.
10 Ruseffendi, Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CESA, (Bandung: Tarsito, 2006),
h. 2.
11
Abu Ahmadi, dan Joko Tri Prasetya, Strategi Be/ajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka
b. Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan salah satu benh1k kegiatan belajar yang dapat meningkatkan keaktifan siswa, sebab dalam diskusi kelompok memungkinkan kerjasama antara siswa baik dengan ataupun tanpa bimbingan guru. Suasana belajar yang menimbulkan sikap kerjasama antara siswa dalam memecahkan masalah mempunyai keuntungan yang diperoleh yaitu:
l).Dapat membina dan mengembangkan kepribadian siswa terutama sikap sating menghargai.
2).Pengetahuan siswa akan bertambah sebab s1swa akan bertukar pikiran dengan siswa lain.
c. Presentasi
Presentasi siswa di depan kelas bertujuan untuk menguji kemampuan siswa untuk menyampaikan ide atau pendapat setelah mereka memperoleh pengalaman belajarnya. Presentasi siswa juga dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk tampil dan berkomunikasi di depan kelas atau di luar kelas. Siswa diajarkan agar tidak takut salah sebelum mencoba. Siswa han.1s siap untuk menerima sanggahan atau pertanyaan dari siswa lain karena dalam sesi presentasi akan ada tanya jawab oleh siswa.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, strategi pembelajaran aktif
card sort
disajikan dengan metode permainan. Metode permainan adalah metode pembelajaran yang menyenangkan yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Oleh karena itu, diharapkan dengan metode pernminan ini siswa dapat belajar khususnya belajar matematika dengan menyenangkan dan tidak merasa te1iekan.
dikemukakan oleh Thorndike. Menurnt Thorndike (dalam Ernmn, 2003)
"belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap stimulus segera diikuti
dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau kepuasan ini bisa timbul
sebagai akibat siswa mendapatkan pttjian atau ganjaran."
13Setelah siswa
berhasil melaksanakan tugas dengan cepat dan tepat maka siswa akan merasa
puas dan senang. Kepuasan yang muncul tersebut merupakan akibat adanya
ganjaran atau hadiah dari guru. Jika siswa merasa senang siswa cenderung
untuk berusaha melakukan atau meningkatkan apa yang telah dicapai.
Selanjutnya Thorndike (dalam Erman, 2003) juga menyebutkan bahwa
"kualitas dan kuantitas hasil belajar siswa tergantung dari kualitas dan
kuantitas S-R dalam pelaksanaan pembelajaran."
14Jadi, semakin baik kualitas
S-R maka semakin baik pula hasil belajar siswa.
Teori pendukung lainnya yaitu teori belajar yang
dikemukakan oleh
Skinner. Menurut Skinner ( dalan1 Erman, 2003), "ganjaran atau penguatan
mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar. Penguatan yang
diberikan kepada siswa akan memperkuat tindakan siswa sehingga siswa akan
sering melakukannya."
15Penguatan seperti pujian kepada anak yang berhasil
menyelesaikan tugas atau menjawab pertanyan biasanya akan berusaha
memenuhi tugas berikutnya dengan penuh semangat. Penguatan yang
berbentuk hadiah atau pujian akan memotivasi anak untuk rajin belajar dan
mempertahankan prestasi yang dirailmya. Namun, bentuk penguatan tidak
hanya terbatas pada benda (nonverbal) saja. Pengutan verbal seperti pujian,
tepuk tangan dan sentuhan juga dapat dilakukan untuk menambah semangat
dan memotivasi siswa untuk belajar.
Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif
card sort
yang disajikan
dengan metode permainan adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi menjadi berberapa kelompok
b. Guru menyediakan kartu dengan berbagai macam warna dan bentuk. Kartu tersebut berisi soal atau permainan yang disesuaikan dengan konsep dan indikator pencapaian pembelajaran.
c. Satu siswa perwakilan dari setiap kelompok harus memilih satu kartu yang tersedia kemudian mendiskusikannya dalam kelompok dalam waktu yang telah ditentukan lebih kurang 15 menit.
d. Masing-masing kelompok berkompetisi untuk mempresentasikan hasil diskusi. Waktu presentasi berkisar antara 5-15 menit.
e. Kelompok yang mepresentasikan akan mendapat poin dari guru. f. Setelah presentasi selesai, guru memberi tambahan keterangan tentang
hal-hal yang masih dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman yang utuh.
g. Setiap siswa harus membuat rangkuman tentang hasil presentasi. h. Setelah pertemuan terakhir pada pokok bahasan tertentu, poin-poin
yang telah diperoleh masing-masing kelompok diakumulasikan. Kelompok yang memperoleh poin terbanyak akan memperoleh hadiah.
poin. Poin berkisar antara
50 -I
00.Poin-poin tersebut diakumulasikan setelah
pertemuan terakb.ir pada pokok bahasan aljabar dan kelompok yang
mendapatkan poin terbanyak akan memperoleh hadiah.
3. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional yaitu strategi pembelajaran yang lazim atau
biasa diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari di suatu sekolah.
Menurut Depdiknas (dalam Yasa,
2008),dalam pembelajaran
konvensional yang ada sekarang ini cenderung pada belajar hafalan.
Belajar hafalan mengacu pada penghafalan fakta-fakta,
hubungan-hubungan, prinsip, dan konsep. Sedangkan Menurut Subiyanto, dalam
pembelajaran konvensional biasanya guru jarang mengajar siswa
untuk menganalisa secara mendalam tentang suatu konsep dan jarang
mendorong siswa untuk menggunakan penalaran logis yang lebih
tinggi seperti kemampuan membuktikan atau memperlihatkan suatu
konsep.
1Hal senada juga disan1paikan oleh Marpaung (dalam Michael,
2001)bahwa
dalam pembelajaran matematika selama ini siswa hampir tidak pernai1 dituntut
untuk mencoba strategi dan cara ( alternatif) sendiri dalam memecahkan
masalal1.
17Dalam pembelajaran matematika, hafalan memang diperlukan
tetapi tidak sepenuhnya, sebab dalam matematika membutuhkan pemal1aman
dan daya bernalar siswa. Konsep-konsep dalam matematika harus dipahami
satu demi satu agar siswa mampu mencerna dan mengaplikasikan konsep
matematika dalan1 kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru matematika di SMP
Negeri
05Kota Tangerang Selatan, diketalmi bai1wa dalam pembelajaran
matematika biasa menerapkm1 pembelajaran konvensional dengan metode
ekspositori. Posisi siswa diatur seperti biasa yaitu semua siswa duduk
16
Doantara Yasa, "Pembelajaran Konvensional'',dari http://Ipotes.wordpress.com/2008/05/14/
•••Y-menghadap papan tulis. Semua info1masi bersumber dari guru, guru menerangkan dan siswa mendengarkan, kemudian siswa akan mencatat apa yang disampaikan guru. Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya kemudian memberikan soal-soal latihan dan siswa hams menge1jakannya. Dalam pembelajaran, guru lebih berperan aktif daripada siswa sehingga siswa cenderung pasif. Siswa akan mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru dan mempelajari materi sesuai urutan yang telah ditetapkan.
Secara umum ciri-ciri pembelajaran konvensional yang ada di SMP Negeri 05 Kola Tangerang Selatan yaitu:
a. Tempat duduk siswa seluruhnya menghadap papan tulis
b. Sebagian besar siswa di kelas tidak aktif dan kurang partisipatif c. Guru tidak menjelaskan indikator pembelajaran
d. Guru tidak menggunakan media atau alat peraga yang sesuai dengan pokok bahasan yang sedang dibahas.
e. Metode yang sering digunakan adalah metode ekspositori.
4. Hakikat Pcmbelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Secara umum, istilah matematika sudah tak asmg lagi bagi sebagian orang, sebab kegiatan-kegiatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari merupakan aplikasi dari konsep matematika. Istilah matematika diambil dari Bahasa Yunani yaitu mathematike. Kata tersebut mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike juga berhubungan erat dengan kata yang serupa yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). Secara etimologis kata matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar.
pengalaman manusia dalam kehidupannya yang kemudian
diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis,
sehingga sampai pada suatu kesimpulan bernpa konsep-konsep
matematika.
18Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir manusia.
Matematika semula sebagai alat berfikir yang sederhana dari kelompok
orang yang biasa untuk menghitung dan mengukur barang-barang milik
seseorang kemudian berkembang menjadi alat pikiran yang ampuh dari para
ilmuwan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang rumit dalam suatu
bidang ilmu. Pada pennulaannya cabang-cabang matematika yang
ditemukan yaitu meliputi aritmatika atau berhitung, aljabar dan geometri,
kemudian cabang matematika tersebut berkembang dan !ahirlah cabang
matematika baru yang lebih kompleks, antara lain kalkulus, statistika,
aljabar (linear, abstrak, himpunan), geometri (sistem geometri, geometri
linear), analisis vektor, dan lain-lain. Cabang matematika inilah yang
kemudian dipelajari untuk diaplikasikan dalam kehidupan, seperti adanya
penciptaan teknologi canggih untuk mempermudah kegiatan manusia.
Secara umum pengertian matematika berbeda-beda tergantung siapa,
kapan dan di mana sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman seseorang
yang mengatakannya. Ada yang mengatakan matematika sebagai ilmu
tentang bilangan, ilmu berhitung atau ruang. Matematika adalah ilmu
tentang struktur yang terorganisasikan, matematika adalah ilmu deduktif,
matematika adalah ratunya ilmu sekaligus pelayannya, matematika adalah
bahasa symbol, matematika adalah bahasa numerik, dan lain sebagainya.
I). Matematika sebagai ilmu deduktif
generali sasi yang benar untuk semua keadaan hams bisa dibuktikan
secara deduktif. Suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil belum dapat
diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.
2). Matematika sebagai ilmu terstruktur
Matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur
yang terorganisasikan. Hal itu dimulai dari unsur-unsur yang tidak
terdefinisikan
(undefined terms, basic terms, primitive terms),
kemudian
pada unsur yang didefinisikan, ke aksioma/postulat, dan akhimya pada
teorema.
Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis,
terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana
sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam matematika juga
terdapat konsep-konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami konsep
yang lainnya. Oleh karena itu, konsep-konsep tersebut hams dipelajari
secara mendalam untuk memudallk:an pemahaman konsep selanjutnya.
3). Matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu
kemajuan-kemajuan besar dalam banyak ilmu."
19
Hal ini berarti
matematika sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu yang lainnya.
Setelah dijelaskan mengenai penge1tian matematika seperti di atas,
selanjutnya dibahas mengenai objek matematika.
Menurnt Bell, terdapat dua macam objek matematika yaitu objek
langsung dan objek tak langsung. Obyek langsung meliputi fakta,
konsep, prinsip, dan skill (ketrampilan) sedangkan menurut Begle
objek langsung matematika meliputi fakta, konsep, prinsip, dan
. 20
operas1.
Penjelasan mengenai objek langsung matematika adalah sebagai berikut:
1 ).
Fakta dalam matematika yaitu simbol-simbol yang terdapat dalam
matematika, misalnya
+
(berarti penjumlahan),
(berarti
pengurangan),
n(bera1ti irisan dalam suatu himpunan). Simbol
matematika tersebut berlaku secara intemasional yaitu digunakan
dalam malma yang sama walaupun dalam bahasa verbal yang
berbeda.
2). Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
mengadakan klasifikasai atau penggolongan. Konsep dalam
matematika sering diungkapkan melalui definisi-definisi atau
contoh. Suatu konsep pada nmumnya disusun atau dibentuk dari
konsep-konsep lain, fakta atau alcsioma yang sudah ada
sebelumnya.
3). Operasi dalam matematika adalah suatu fungsi yang mengaitkan
satu unsur atau lebih untuk mendapatkan unsur tunggal, misalnya 3
+
5
=8, maka peranan simbol
+
merupakan suatu operasi.
4).Prinsip dalam matematika yaitu obyek matematika yang
menyatakan hubungan dari dua atau lebih objek matematika
19 Melly Adriani, "Matematika sebagai Bahasa'', dalam At-tarbmvi, Vol. VII, No. I,
lainnya, seperti fakta-fakta, konsep-konsep, operasi atau
prinsip-prinsip lainnya. Prinsip-prinsip-prinsip dalam matematika berupa
aksioma-aksioma, sifat, lemma atau dalil.
5). Keterampilan berupa kemampuan memberikan jawaban dengan
tepat dan cepat.
Untuk objek langsung matematika lebih menekankan pada sikap siswa
dalam mempelajari matematika yaitu meliputi pembuktian teorema,
pemecahan masalah, transfer belajar, pengembangan intelektual, kerja
individu, kerja kelompok, dan sikap tambahan lainnya. Sikap siswa tersebut
terjadi ketika siswa mempelajari matematika yaitu sikap siswa terhadap
matematika itu sendiri dan sikap siswa terhadap teman belajarnya.
b. Pembelajaran Matematika
Matematika mempunyai manfaat yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karenanya, matematika masih terns dipelajari dan dikembangkan.
Dalam matematika, ha! yang harus dipelajari diantaranya yaitu mengenai
konsep-konsep dasar matematika. Menurut Bruner ( dalam Suyatmi, 2009),
"belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur
matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika tersebut."
21Konsep-konsep matematika
dipelajari sesuai dengan tahapannya secara bertingkat, yaitu mulai dari yang
sederhana sampai ke yang kompleks.
Di sekolah, matematika merupakan salah s