• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.docx"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 Program Pencegahan Kecelakaan Kerja

Program pencegahan kecelakan kerja yang dilakukan PT. Peruusahaan Gas Negara ini bertujuan untuk memasyarakatkan keselamatan kerja dan meningkatkan kesadaran seluruh karyawan agar memahami tentang pentingnya kaidah keselamatan kerja untuk diterapkan di setiap pelaksanaan kerjanya dan mendorong terciptanya budaya selamat di lingkungan kerja. Program-program pembinaan keselamatan kerja yang dilaksanakan oleh PT. Perusahaan Gas Negara dalam perawatan jaringan pipa gas pada pekerjaan valve dan bak valve antara lain:

5.1.1

Prosedur Kerja Aman Pada Perawatan Valve dan Bak Valve

Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan dalam perawatan

valve dan bak valve di area PT. PGAS Solution bahwa program prosedur kerja aman ini terdiri dari pembuatan SOP (Standart Operational Procedure), pembuatan IBPR (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko), pembuatan permit system dan job safety analysis

(JSA). Dari program inilah pengendalian risiko keselamatan kerja diberlakukan dan diharapkan risiko bahaya atau kecelakaan dapat diminimalisir.

Berdasarkan hasil observasi dilapangan salah satu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Unit PT. PGAS Solution area Jakarta

(2)

adalah dengan menggunakan IBPR (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko) yang dalam pelaksanaannya lebih ditekankan pada identifikasi bahaya pada setiap langkah-langkah pekerjaan beserta pengendaliannya.

Program prosedur kerja aman ini dibuat oleh divisi HSSE PT. Perusahaan Gas Negara, untuk diterapkan langsung dalam perawatan

valve. Perawatan valve ini dilaksanakan oleh PT. PGAS Solution, PGN hanya menerapkan prosedur dan meninjau bahwa program yang telah dibuat sudah dilaksanakan dengan baik oleh PT. PGAS Solution pada pekerjaan perawatan valve dan bak valve.

Dalam program prosedur kerja aman acuan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk salah satunya adalah OHSAS 18001:2007 klausul 4.8.3 tentang objektif dan program K3 “Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara dokumen objektif K3 pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi”.

5.1.2 Program Tool Box Meeting Pada Perawatan Valve dan Bak Valve Berdasarkan dari hasil praktek kerja lapangan tool box meeting

merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan dan diberikan kepada pekerja baru, kontraktor baru ataupun para tamu yang baru pertama kali datang di lokasi PT. Perusahaan Gas Negara.

Tool box meeting ini wajib diberikan kepada para pekerja/kontraktor/tamu sebelum mereka memulai aktifitasnya.

(3)

dengan fasilitas kerja dan dalam perawatan valve dan bak vale.

Program tool box meeting ini selalu diberikan setiap hari sebelum dimulainya pekerjaan.

Dan dari hasil wawancara kepada pekerja perawatan valve dan bak valve program tool box meeting dilakukan setiap hari bertujuan agar para pekerja dapat terus me-refresh ilmunya terkait dengan perkembangan bahaya dan pengendalian keselamatan kerja yang ada.

Tool box meeting ini dilakukan oleh supervisor dan pekerja secara bergantian setiap harinya, Selama praktek kerja lapangan berlangsung, tool box meeting sudah dilakukan dengan baik dan terpacu pada OHSAS (Occupational Health & Safety Assesment Series) 18001 Point 4.4.3, tentang kewajiban perusahaan untuk menyampaikan pesan K3 kepada karyawan, pengunjung, dan kontraktor, dalam isi tool box meeting yang dilaksanakan pada pekerjaan perawatan valve dan bak valve tersebut berisikan dari pernyatan berikut:

1) Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan

2) Peraturan standard keselamatan kerja seperti: menggunakan APD yang baik dan benar, tidak boleh merokok ditempat kerja, tidak boleh bercanda dan lain-lain.

(4)

4) Prosedur pelaporan kecelakaan.

5) Bahaya spesifik pada area tempat dia bekerja dan cara mengendalikannya.

5.1.3 Program Training

Dari hasil praktek kerja lapangan di PT. Perusahaan Gas Negara dalam upaya meningkatkan kompetensi pekerja yang berhubungan dengan pengendalian risiko keselamatan kerja. PGN menyelenggarakan pelatihan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Selain itu, PGN juga memberikan pelatihan dasar-dasar K3 kepada pekerja pihak ketiga demi meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan kompetensi mereka dalam menerapkan keselamatan kerja. Dari data yang didapatkan. Dalam buku Laporan Keberlanjutan PGN (2015). Kegiatan pelatihan K3 yang dilakukan pada tahun 2015 adalah:

1) Safety Driving

2) Job Safety Analysis

3) Basic Safety

4) Petugas P3K

5) Identifikasi Bahaya Kesehatan dan Tata Kelola Pengendalian di Area Kerja

(5)

Dari seluruh program yang sudah dilaksanakan, PT. Perusahaan Gas Nergara mendapatkan penghargaan kecelakaan nihil dari Kementerian tenaga Kerja dan transmigrasi republik Indonesia atas prestasinya dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. sudah melaksanakan program training ini sesuai dengan rencana dan jadwal yang sudah dibuat dan program training ini yang dilakukan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. sudah menjadi salah satu program yang dilakukan sebagai upaya pencegahan kecelakaan pada perawatan valve dan bak valve.

5.2 Prosedur Pencegahan Kecelakaan Pada Perawatan Valve dan Bak Valve PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. memiliki prosedur dalam bekerja pada perawatan valve dan bak valve dan tertulis dalam PROSEDUR KERJA dengan kode dokumen DOC-PGAS-PIPDTPGP-SBU I-042 tipe SOP KERJA dengan tujuan sebagai pedoman bagi divisi dalam melaksanakan pekerjaan perawatan valve dan bak valve.

Dokumen prosedur perawatan valve dan bak valve milik PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. berisikan antara lain :

1) Judul prosedur

2) Pengesahan dari management

3) Pendahuluan prosedur 4) Ruang lingkup

(6)

6) Peran dan tanggung jawab unit operasi pemberi tugas 7) Perincian prosedur pelaksanaan dan Referensi.

Isi dari prosedur perawatan valve dan bak valve antara lain:

1) Mengkoordinasi dan konfirmasi schedule instalasi EVC antara PT PGN dan PT PGAS SOLUTION.

2) Memeeriksa kondisi lingkungan sekitar Valve yang menuntut perhatian, seperti hal-hal berikut:

3) Memastikan kondisi sekitar bak valve aman, terutama lalulintasnya. 4) Memastikan tidak ada sampah atau material yang tidak terkait dengan

operasi Valve di dalam area Valve

5) Memastikan personil menggunakan peralatan dan APD yang sesuai. 6) Memeriksa kemungkinan adanya kebocoran gas, perhatikan indikator

kebocoran seperti bau odorant dan hasil pembacaan dari Gas Detector 7) Melakukan pengecekan kebocoran dengan bubble test. Jika terjadi

kebocoran maka tutu M/RS di dekat daerah lokasi dan mencegah adanya konsentrasi gas, kemudian lakukan tindakan pengamanan yang diperlukan dengan ditindaklanjuti langkah perbaikan yang dibutuhkan. 8) Gas Control harus diinformasikan sebelum dimulainya perawatan valve

yang dapat mempengaruhi aliran gas. Petugas yang bertanggung jawab terhadap fasilitas pipa serta pengukuran volume gas yang lewat juga harus diinformasikan

(7)

daerah tertentu, periksa apakah lokasi bak dilintasi oleh kendaraan berat.

10) Periksa kondisi valve secara visual, dari kemungkinan terjadinya kebocoran, korosi, atau kondisi lain yang dapat mempengaruhi pengoperasian valve.

11) Periksa kondisi mastic

12) Periksa bagian flensa valve, pastikan tidak ada kebocoran. 13) Pasang rambu-rambu (segitiga pengaman) di sekitar lokasi kerja. 14) Buka tutup bak valve menggunakan chain block dan tripod / crane. 15) Pastikan valve dapat berfungsi dengan memutar tuas valve

perlahan-lahan, kemudian kembalikan ke posisi semula. Bila diperlukan tambahkan sealant.

16) Valve diinspeksi dan dipelihara sesuai dengan petunjuk dari pabrikan. 17) Pastikan kondisi valve tidak terendam air.

18) Periksa bagian flensa valve, pastikan tidak ada kebocoran.

19) Periksa kondisi bak valve, cek secara umum apakah tidak ada yang rusak atau bocor/bolong/ada rembesan air tanah, berlumut. Untuk daerah tertentu, periksa apakah lokasi bak dilintasi oleh kendaraan berat.

20) Tutup bak valve menggunakan chain block dan tripod / crane. 21) Dokumentasikan kondisi sebelum dan sesudah pemeliharaan.

(8)

23) Tes kebocoran menggunakan metode bubble test.

24) Lengkapi formulir I-002/0.32/F01 Laporan Inspeksi Kerangan kemudian serahkan kepada Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan.

Dalam standard operating procedure (SOP) kode dokumen DOC-PGAS-PIPDTPGP-SBU I-042 sudah jelas bahwa pencegahan kecelakaan kerja yang harus dilakukan pekerja dalam perawatan sistim valve dan bak

valve ini antara lain yaitu dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai untuk mengurangi tingkat keparahan kecelakaan kerja, mengukur adanya suatu gas dengan memakai gas detector, melakukan pengecekan kebocoran dengan menggunakan bubble test, pada saat perawatan valve dan bak valve alat pemadam api ringan harus stand by,

menginspeksi peralatan sebelum digunakan, menggunakan tripod dan chain block pada saat pengangkatan tutup valve yang berguna untuk mengurangi kecelakaan terkilir dan mempercepat waktu pengangkatan tutup bak valve

dan melaporkan hasil dari gas test kepada supervisor supaya mengetahui sistim valve tersebut tidak ada kerusakan dan kebocoran.

(9)

dikarenakan prosedur pencegahan kerja yang lainnya bersifat rahasia dan tidak boleh dipublikasikan.

Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan pencegahan kecelakaan kerja di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yaitu dengan cara mengidentifikasi potensi bahaya dengan menggunakan metode IBPR (Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko) yang dalam pelaksanaannya lebih ditekankan pada identifikasi bahaya pada setiap langkah-langkah pekerjaan beserta pengendaliannya. hal tersebut sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang SMK3 pada lampiran 2 point 2.1.1 yang menyebutkan bahwa “Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya dan keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan dengan operasi”.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. telah melakukan pengadaan Prosedur Kerja dan disahkan manajemen pada tahun 2014 yang mana 2 (dua) tahun sebelum PERMENAKER RI NOMOR 09 TAHUN 2016 BAB 3 tentang Prosedur Kerja disahkan. Hal tersebut menunjukan bahwa PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. telah berkomitmen untuk menjunjung tinggi azas-azas kemanusiaan mengenai keselamatan dan kesehatan untuk bekerja dengan sedikit atau bahkan tidak ada cidera yang terjadi saat pelaksanaan pekerja.

(10)

secara rinci dijelaskan mengenai pengertian umum, tujuan kegiatan, rung lingkup, peran dan tanggung jawab, prosedur kerja, dan media kerja serta APD yang harus digunakan saat pelaksanaan pekerjaan perawatan valve dan bak valve.

5.3 Implementasi Pencegahan Kecelakaan pada Valve dan Bak Valve

Dari observasi yang sudah dilakukan, implementasi keselamatan kerja pada pekerjaan valve dan bak valve yang sudah dilakukan PT. Perusahaan Gas Negara unit PT. PGAS Solution, pada saat bekerja selalu menggunakan alat pelindung diri dengan baik, pekerja secara garis besar sudah mengikuti prosedur yang sudah diterapkan dan bila ada pekerja baru atau ada mahasiswa magang maka pihak yang berwenang akan menjelaskan bahaya yang ada dan menjelaskan kegiatan kerja dalam bentuk Job Safety Analysis (JSA). Dalam pelaksanaan kegiatan kerja perawatan sistim valve dan bak valve ini juga dilakukan pengawasan, ketepatan waktu dalam pengerjaan, serta selalu tertuju pada Keselamtan dan Kesehatan Kerja, contohnya pengendalian yang dilakukan yaitu pemasangan pengaman pada peralatan kerja seperti penyediaan APD untuk pekerja dan alat pemadam api ringan (APAR) selalu standby atau harus tersedia pada setiap saat sebelum pekerjaan itu sendiri dimulai.

(11)

kerja). Sistem ijin kerja yang ada di PT Perusahaan Gas Negara, Tbk antara lain ijin kerja memasuki daerah terbatas (Confined Space Permit).

Proses pembuatan Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko (IBPR) di PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk telah sesuai dengan peraturan yang ada pada Permenaker No. PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lampiran 1 point 2.1 yang menyatakan bahwa “Perlunya identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko dari kegiatan produksi barang dan jasa dalam perencanaan kebijakan K3 yang perlu ditetapkan prosedurnya”.

Dalam kerja praktek lapangan diketahui bahwa HSE disini bertugas sebagai petugas khusus yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program IBPR, Untuk mengetahui IBPR disosialisasikan atau tidak penulis melakukan wawancara dengan beberapa pekerja yang melakukan aktivitas pekerjaan di PT Perusahaan Gas Negara, Tbk. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa pekerja sudah mengetahui tentang IBPR yang diterapkan di PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.

Pihak manajemen PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk melakukan monitoring dalam pembuatan IBPR. Mengidentifikasi potensi bahaya pada setiap tahapan pekerjaan. kemudian dilakukan revisi/perbaikan apabila ada potensi bahaya yang terlewatkan.

(12)

Pencegahan yang berisi bahwa “Semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, audit dan tinjauan ulang Sistem Manajemen K3 harus didokumentasikan dan digunakan untuk identifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan serta pihak manajemen menjamin pelaksanaannya secara sistematik dan efektif”.

Sebelum diizinkan mengoprasikan mobil di area kerja, driver diberikan safety induction terlebih dahulu oleh pihak safety officer PT. PGAS Solution, safety induction tersebut membahas tentang rambu-rambu pada area kerja, harus berhati hati dalam berkendara, selalu mengecek kendaraan sebelum digunakan,

Gambar 5.3 Pemasangan Rambu Segitiga Pengaman PT. Perusahaan Gas Negara unit PT. PGAS Solution (2015)

(13)

diverifikasi oleh Safety dilapangan, Hal ini sudah sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012, Sub Elemen 6.1.5 Terdapat sistem izin kerja untuk tugas beresiko tinggi.

Yang sudah dilaksanakan PT. Perusahaan Gas Negara unit PT. PGAS Solution dalam mengimplementasikan keselamatan kerja, para pekerja memasang rambu dan tanda peringatan sebelum melaksanakan pekerjaan perawatan sistim valve dan bak valve agar tidak tertabrak kendaraan lain . Pemasangan rambu ini bermanfaat untuk :

1) Sebagai rambu dan tanda peringatan agar pengendara lain lebih berhati-hati

2) Sebagai tanda bagi pengendara lain bahwa kendaraan sedang berhenti 3) Mengingatkan pengendara lain untuk memperlambat laju kendaraan

mereka sehingga tidak terjadi tabrakan

(14)

Gambar 5.4 Pemakaian Chain Block dan Tripod

PT. Perusahaan Gas Negara unit PT. PGAS Solution (2015)

Pada gambar diatas Perusahaan Gas Negara dalam mengimplementasikan keselamatan kerja para pekerja saat melaksanakan pekerjaan perawatan sistim valve dan bak valve saat membuka dan menutup bak valve harus menggunakan chain block dan tripod / crane dan menaikan atau menurunkan tutup bak valve dilakukan dua orang.

Penggunaan chain block dan tripod / crane berfungsi untuk : 1) Memudahkan pekerja untuk mengangkat tutup bak valve 2) Mengurangi kelelahan menopang beban bagi para pekerja 3) Meminimalis waktu

4) Mengurangi kemungkinan kejatuhan alat

5) Mengurangi kemungkinan posisi tubuh yang salah 6) Mengurangi kemungkinan terkilir.

(15)

Gambar 5.2 Penggunaan Tangga Pada Perawatan

PT. Perusahaan Gas Negara unit PT. PGAS Solution (2015)

Dari hasil wawancara, sebelum memasuki bak valve dan melakukan perawatan pekerja berwenang harus seperti biasanya, mengawali pekerjaan dengan membuat Permit to Work, Job Safety Analysis dan dokumen lain yang diperlukan agar kita bekerja dengan aman. Ijin kerja (Permit To Work) dibuat oleh yang melakukan pekerjaan dan ditanda tangani oleh Orang yang berwenang (authority person) dan orang incharge dilapangan, setelah selesai diverifikasi oleh Safety dilapangan dan di validasi oleh PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Hal ini sudah sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012, Sub Elemen 6.1.5 Terdapat sistem izin kerja untuk tugas beresiko tinggi.

(16)

terpeleset , para pekerja jugaberhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tetang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf a yang berbunyi “mencegah atau mengurangi kecelakaan”.

5.3.1 Permit Confined Space

Sebelum melakukan pekerjaan perawatan sistim valve dan bak

(17)

valve dan melakukan perawatan, pekerja harus seperti biasanya yaitu mengawali pekerjaan dengan membuat Permit Confined Space yang dilakukan pengecekan oleh PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. setiap satu bulan sekali , mengidentifikasi dan melakukan penilaian risiko dengan metode identifikasi bahaya dan penilaian risiko (IBPR), membuat Job Safety Analysis dan dokumen lain yang diperlukan agar kita bekerja dengan aman. Ijin kerja Permit Confined Space dibuat oleh supervisor yang melakukan pekerjaan dan ditanda tangani oleh bagian yang berwenang (authority person) dan orang incharge dilapangan, setelah selesai diverifikasi oleh Safety dilapangan, serta jika diperlukan persetujuan oleh PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Tahapan persiapan permit confined space ini yang pertama yaitu mengkoordinasi permit tersebut yang merupakan langkah awal sebelum melaksanakan perawatan valve dan bak valve. Koordinasi terkait perijinan proses safety permit ini secara jelas menyebutkan waktu dan tanggal berlaku, safety permit telah ditandatangai oleh safety officer dan pihak pelaksana pekerjaan. Hasil untuk tahap koordinasi berupa pengisian lampiran pada permintaan ijin kerja dan persetujuan ijin kerja oleh bagian K3.

(18)

terdapat pekerjaan yang ternyata belum selesai ketika safety permit sudah habis, maka safety permit pekerjaan valve dan bak valve perlu diperpanjang atau di revalidasi.

Work permit ini sudah dilakukan dengan baik, sebelum memulai pekerjaan, pekerja sudah mempunyai dan membawa work permit confined space tersebut serta dilampirkan dengan jsa dan sop pekerjaan perawatan valve dan bak valve, dari hasil wawancara kepada pekerja perawatan valve dan bak valve bahwa permit confined space tersebut dilakukan perpanjangan dan identifikasi ulang setiap bulannya.

5.3.2 Gas Detector

Dari hasil praktek kerja lapangan di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. pada perawatan valve dan bak valve, para pekerja telah memakai gas detector sebelum masuk kedalam valve dan bak

valve yang bertujuan supaya pekerja mengetahui adanya indikator gas beracun yang ada.

Gas detector yang dipakai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. yaitu dengan jenis digital reading gas detector yang berfungsi untuk membaca empat (4) jenis gas, jenis gas tersebut antara lain: yang berada di atas sebelah kiri yaitu Oxygen (O2), diatas sebelah kanan yaitu lower explosive limit (LEL) yang berada di bawah kiri yaitu carbon monoxide (CO) dan yang dibawah sebelah kanan yaitu

(19)

Yang menggunakan gas detector sebelum memasuki bak valve

ini yaitu salah satu pekerja perawatan valve dan bak valve, detector gas ini selalu digunakan sebelum pekerja memasuki bak valve lalu hasil dari gas test tersebut diinformasikan dan didokumentasikan untuk diserahkan kepada supervisor dan HSE officer. Selain memakai gas detector dalam perawatan valve dan bak valve juga terkadang menggunakan bubble test. Pada akhir pengecekan area ini harus dijamin bahwa area telah ditinggalkan dengan kondisi aman. Inspeksi ini dilakukan oleh safety officer dan pihak operator.

Berdasarkan hasil observasi, saat selesai semua kondisi sudah sesuai dengan ijin kerja dan telah ditinggalkan dalam keadaan aman dan sudah sesuai dengan sistem permit confined space. Pada saat inspeksi lokasi kerja, pihak safety officer bersama operator melakukan verifikasi berupa tandatangan pada safety permit. Hal ini terkait dengan pernyataan pada sop bahwa tempat kerja harus ditinggalkan dalam kondisi aman.

5.3.3 Penggunaan Alat Pelindung Diri

(20)

1) Safety Glasses / Pelindung Mata

Dari hasil observasi pada saat masuk kedalam bak valve para pekerja sering tidak memakainya, alesannya mudah menguap saat dipakai untuk bekerja, gelap dan buram sehingga tidak nyaman untuk dipakai.

2) Safety Helmet / Pelindung Kepala

Pekerja sudah mematuhi dan memakai pelindung kepala dengan baik dan benar sesuai tempat penggunaanya, namun masih banyak pelanggaran yang sering dilakukan oleh pekerja antara lain helm tidak dipakai pada saat turun kedalam bak valve. Hal ini disebabkan karena pekerja tidak nyaman dan malas untuk memakainya.

3) Safety Gloves / Pelindung Tangan

Penggunaan sarung tangan sudah dilaksanakan dengan baik dalam pengimplementasiannya, namun terkadang pekerja masih enggan untuk memakai sarung tangan ini dikarenakan tangan menjadi berkeringat dan lembab sehingga pekerja merasa kurang nyaman saat bekerja.

4) Safety Shoes / Pelindung Kaki

(21)

benar-benar dilakukan dan jarang dari pekerja melanggar dan tidak memakai alat pelindung kaki.

5) Masker / Pelindung Pernafasan

Dalam perawatan sistim valve seharusnya pekerja menggunakan masker untuk melindungi pernafasan dan menghindari keracunan atas kebocoran gas di dalam bak valve, tetapi pekerja masih enggan menggunakan masker dengan alasan masker habis dan merasa tidak perlunya memakai masker pada pekerjaan tersebut. 6) Werpack / Pelindung Badan

Para pekerja sudah memakai pelindung badan pada tempat yang seharusnya, dari kantor para pekerja memakai kemeja yang sudah disiapkan perusahaan, setibanya dilokasi valve pekerja langsung menyalin kemeja dan diganti dengan werpack yang sudah diharuskan bagi para pekerja valve untuk memakainya di lokasi perawatan valve.

7) Full Body Harness

Himbauan pemakaian APD di PT. Perusahaan Gas Negara sudah sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 bab III tentang syarat keselamatan kerja pasal 3 ayat 1 huruf m mengenai syarat keselamatan kerja adalah memberikan perlidungan pada pekerja.

(22)

waktu diterima sebagai tenaga kerja PT. Perusahaan Gas Negara dan penyediaan APD diberikan atau disesuaikan dengan tingkat bahaya kerja yang ada di PT. Perusahaan Gas Negara. Jadi kebutuhan APD di tiap unit kerja berbeda satu sama lain karena tergantung risiko bahaya yang ada di unit kerja tersebut.

Sedangkan penyediaan APD oleh perusahaan sudah sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/MEN/1981 Pasal 4 ayat 3 bahwa pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat pelidung diri yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.

Sebagian besar karyawan valve dan bak valve telah mempunyai kesadaran yang baik dalam menggunakan APD, tetapi masih ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD atau unsafe act. Tindakan tidak menggunakan APD dapat membahayakan pekerja, karena pada kegiatan perawatan valve dan bak valve terdapat bahaya-bahaya yang tidak dapat dihindarkan pada saat kegiatan berlangsung.

(23)

Gambar

Gambar 5.3 Pemasangan Rambu Segitiga PengamanPT. Perusahaan Gas Negara unit PT. PGAS Solution (2015)
Gambar 5.4 Pemakaian Chain Block dan TripodPT. Perusahaan Gas Negara unit PT. PGAS Solution (2015)
Gambar 5.2 Penggunaan Tangga Pada PerawatanPT. Perusahaan Gas Negara unit PT. PGAS Solution (2015)

Referensi

Dokumen terkait

Tegasnya, Syaykh Abd Aziz bin Abd Salam telah memberi suatu sumbangan yang besar terhadap metodologi pentafsiran kepada pengajian tafsir di Malaysia.. Sumbangan

dengan urutan-urutan wali yang diatur baik oleh Hukum Islam dalam.. pendapat para Imam madzhab maupun Kompilasi Hukum Islam Pasal

PPKA Bodogol atau yang dikenal dengan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol adalah sebuah lembaga konservasi alam di daerah Lido Sukabumi dan masih merupakan bagian dari

Masukkan email dan kata sandi Anda sesuai dengan data Registrasi yang telah anda lakukan untuk dapat masuk ke Aplikasi.. Pilih Sign In

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan, maka dapat diketahui bahwa nilai F hitung disiplin kerja lebih besar dari F tabel (3,252) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima

Membuat kalimat efektif dalam surat undangan resmi termasuk dalam kom- petensi dasar 4.9 Membuat surat undangan (ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.) dengan

Identitas sosial adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang keanggotaan dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan

Sebagian besar anak yang menderita TB paru adalah anak yang memiliki status gizi yang tidak normal dan terdapat pengaruh yang signifikan antara status gizi