ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMP
PADA MATERI BIOTKNOLOGI
T E S I S
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
MARDIANA NIM : 8126174012
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
▸ Baca selengkapnya: tugas bioteknologi kelas 9
(2)(3)(4)ABSTRAK
Mardiana. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas IX SMP pada Materi Bioteknologi. Tesis Program Pasca sarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Jumlah siswa yang tuntas pada materi Bioteknologi; (2) Menganalisis sub materi yang paling sulit dipahami siswa; (2) Menganalisis Indikator yang paling sulit dipahami; (3) Menganalisis Ranah Kognitif pada materi Bioteknologi;(4)Mendiagnosis faktor penyebab kesulitan belajar pada materi Bioteknologi. Penelitian ini bersifat diskriptif kwalitatif, populasi dari penelitian ini siswa-siswa dari 6 SMP Negeri yang ada di Kabupaten Aceh Timur, yang mewakili dari 72 SMP yang ada. Yaitu SMP Negeri A, SMP Negeri B, SMP Negeri C, SMP Negeri D, SMP Negeri E dan SMP Negeri F. Tehnik Pengambilan sampel digunakan teknik random sampel. Teknik pengumpulan data adalah instrument tes pilihan berganda untuk penguasaan materi Bioteknologi, angket dan wawancara. Data diolah dengan teknik persentase. Berdasarkan hasil penelitian tes penguasaan materi Bioteknologi menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 70 siswa (7,86%) dari jumlah 742 siswa dan sebanyak 672 siswa tidak tuntas (92,14%). Berdasarkan sub materi siswa mengalami kesulitan 45,94% pada materi Bakteri Pengikat Nitrogen, 45,73%) pada Rekombinasi Gen, 40,85% pada Dampak Bioteknologi, 40,3% pada Kultur jaringan, 34,92% pada Protein sel tunggal, 34,92% ada pada Bioteknologi Konvensional, 36,26 pada Hidroponik dan Aeroponik. Sedangkan berdasarkan indikator 36,42% untuk membedakan Produk Bioteknologi, Konvensional, dan Modern, 36,60% pada indikator mengidentifikasi manfaat bioteknologi, 35,41% pada memberikan beberapa contoh pembuatan makanan dan minuman dengan menggunakan bioteknologi konvensional, 40,55% membuat produk bioteknologi pangan sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, 45,94% mengidentifikasi jenis bakteri yang mampu mengikat nitrogen, 40,78% mengurutkan langkah-langkah dalam pembuatan kultur jaringan, 36,85% pada mengidentifikasi proses dan keuntungan serta kerugian melakukan kultur jaringan, 35,96% pada mendiskripsikan proses dan keuntungan maupun kerugian melakukan Hidroponik, 37,65 pada mendiskripsikan proses dan keuntungan maupun kerugian melakukan aeroponik, 44,72% mengidentifikasi proses dan produk rekombinasi gen dengan sifat baru yang kita inginkan, 34,62% memahami produk dari protein Sel tunggal (PST) dan manfaatnya terhadap tubuh, 42,97% menganalisis dampak biotehnologi. ditinjau dari Ranah Kognitif kesulitan belajar siswa pada materi Bioteknologi pada C1 sebesar 25,18%, C2 sebesar 31,32 %, C3 sebesar 34,50%. C4 sebesar 46,38%, C5 sebesar 51,04%, C6 Sebesar 52,91%. Faktor internal penyebab kesulitan Belajar pada materi Bioteknologi yaitu minat sebesar 44,15%, motivasi sebesar 41,99%, Bakat 37,52%, sedangkan faktor eksternal peranan guru sebesar 37,52%, dan sarana 27,90%.
ABSTRACT learning disability to the matter of biotechnology. This research is descriptive qualitative, the population of this research 6 students of SMP in East Aceh regency representing of 72 SMP in East Aceh. Namely, SMP Negeri A, SMP Negeri B, SMP Negeri, SMP Negeri D, SMP Negeri E and SMP Negeri F. Technique used in a random sample taking samples. And the data is the choice of instrument of a test double to their mastery of the material of Biotechnology, poll and the interview. Data mixed with engineering the percentage. Research based on the results of a test their mastery of the Material Biotechnology shows that students who had been Completed as many as 70 (7,86% ) a man of 742 the number of students and a total of 672 the Students do not had been completed (92,14%). Based on material sub students having trouble 45,94% to the matter of nitrogen-fixing bacteria, 45,73% at Gene Recombination, 40,85 % In the Impact of Biotechnology, 40,3% in Tissue Culture, 34,92% in Single Cell Proteins, 64,15% is on conventional Biotechnology 36,26% in Hydroponics and Aeroponics. While the difficulty of Student Learning Based on Indicators 36,42% for Indicators distinguish products of Biotechnology, conventional, and modern, 36,60% on Indicators to identify the benefits of Biotechnology, 35,41% in giving some examples of the manufacture of food and drink with Conventional used Biotechnology, 40,55% make Products of Biotechnology simple Food may be used in daily life, 45,94% Identify the type of bacteria capable of binding nitrogen developed at this time, 40,78%, Rank steps in making tissue culture, 36,85 % in Identifying the Process and Profit and loss do Tissue Culture, is 35.96% describing the process and the advantages and disadvantages do hydroponics, describe 37,65% in the process and profit and loss do aeroponics, 44,72% identify the processes and products with Recombination Gene new properties that we want, 34,62% understand the product of protein a single cell (PST) and benefits against the body, 42,97% to analyze the impact of Biotechnology. Viewed from the cognitive difficulty learning students in the matter of biotechnology on C1 by 25,18%, C2 31,32% of C3 of 34,50%, 46,38% of C4, C5 by 51,04%, C6 of 52,91%. The internal factors cause difficulties for students to understand the new Biotechnology 44,15%, as are interest motivation of 41,99%, talent 37,52 %, while external factors 37,52%, the teachers roles of and means 27,90%.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini akhirnya. Adapun judul dari
Tesis ini adalah “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas IX SMP pada Materi
Bioteknologi” yang disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada program Studi Pendidikan Biologi Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan. Banyak pihak yang telah membantu, membimbing dan
memotiivasi penulis dalam menyelesaikan tesis ini, Oleh sebab itu dengan rasa
rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terima kasih yang setingi-tingnya kepada
Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. dan Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc.
selaku pembimbing tesis yang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan,
masukan, dan motivasi serta meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
dalam menyelesaikan tesis ini.
Kepada ketiga nara Sumber Bapak Dr. Hasruddin M.Pd, Bapak Dr. Syahmi
Edi, M.Si, Bapak Prof. Dr.Ramlan Silaban, M.Si yang telah memberikan masukan
dan koreksi untuk perbaikan tesis, tidak lupa seluruh Bapak Ibu Dosen yang telah
memberikan ilmunya selama penulis belajar di Program Pascasarjana Pendidikan
Biologi Unimed. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih dan
penghargaan kepada:
iv
2. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof, Dr. H.
Abdul Muin Sibuea, M.Pd.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Bapak Dr. Hasruddin M.Pd. yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tesis.
4. Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., Bapak Drs.Ashar Husairin M.Si dan Ibu Dr.Saleha
Hannum M. Si. Selaku validator Instrumen.
5. Bapak/Ibu Kepala sekolah dan guru-guru di Aceh Timur yang telah banyak
membantu dalam penelitian ini.
6. Ayahnda Marjunis dan adik-adikku tercinta, dan seluruh keluarga yang telah
membantu dan memberikan dorongan hingga terselesaikan tesis ini.
7. Suamiku tercinta Ahmad Yani dan anak-anakku Muhammad Zikrayani juga Rajwa
Khansa.
8. Sahabatku Aisyah R. Nasution dan Sewarni Naibaho juga teman-teman angkatan
2012 kelas B yang selalu memotivasi hingga selesai tesis ini.
9. Penulis menyadari penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis
berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan
tesis. Semoga tesis ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Medan, 30 Maret 2015 Penulis
DAFTAR ISI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian……… 35
4.1.1. Hasil Tes Kemampuan Penguasaan Materi Bioteknologi. 35 4.1.2 Kesulitan Belajar Bioteknologi Berdasarkan Sub Materi .. 36
4.1.3. Kesulitan Belajar Siswa Bioteknologi Berdasarkan Indikator… ... 38
4.1.5. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar siswa pada
Materi Bioteknologi……… ... 58
4.1.6. Diskripsi wawancara……… ... 63
4.2. Pembahasan……… .... 64
4.2.1. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Bioteknologi… ... 64
4.2.2. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Bioteknologi di tinjau dari RanahKognitif ………… ... 68
4.2.3. Analisa Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa di SMP Negeri Sekabupatn Aceh Timur ………… 70
4.3. Keterbatasan penelitian……… ... 79
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan……… ... 80
5.2. Implikasi………... 81
5.3. Saran………... 82
DAFTAR PUSTAKA 83
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Keadaan Populasi Yang Menjadi Sampel Siswa Kelas IX SMP Negeri se-Kabupaten Aceh Timur Pada Tahun Pelajaran
2013 / 2014. ... 25 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Diagnosik Analisis Kesulitan Belajar Pada Materi
BioteknologI ... 29 Tabel 3.3. Distribusi Kisi-KisiK Angket Kesulitan Belajar Pada
Materi Bioteknologi. ... 31 Tabel 3.4 Katagori Tingkat Kesulitan Belajar Siswa yang dialami siswa
Pada Materi Bioteknologi………... 33 Tabel 3.5. Katagori Analisa Faktor-faktor Kesulitan Belajar yang dialami
siswa pada Materi Bioteknol ……… ... 34 Tabel 4.1. Jumlah Persentase (%) Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas
Dalam Tes Penguasaan Materi Bioteknologi di SMP Negeri se- Kabupaten Aceh Timur Berdasarkan
KKM (75). ... 35 Tabel 4.2. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Sub Materi
Bioteknologi di SMP se-Kabupaten Aceh Timur……….. 36 Tabel 4.3. Persentase faktor Internal yang menyebabkan Kesulitan Belajar
Siswa pada Materi Bioteknologi ……… ... 58 Tabel 4.4. Persentase faktor Eksternal yang menyebabkan Kesulitan
Belajar Siswa pada Materi Bioteknologi ……… ... 61
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Materi Bioteknologi. ... 87 Lampiran 2. Soal Tes Diagnostik Kesulitan Siswa Pada MaterI
Bioteknologi . ... 105 Lampiran 3. Angket Kesulitan Belajar. ... 119 Lampiran 4. Angket wawancara. ... 121 Lampiran 5. Skor Tes Nilai Penguasaan Materi Bioteknologi di SMP N
se-Kabupaten Aceh Timur. ... 122 Lampiran 6. Skor Indikator Penguasaan Materi Bioteknologi di SMP N
se-Kabupaten Aceh Timur. ... 142 Lampiran 7. Skor Angket Penyebab Kesulitan Belajar Siswa pada materi
Bioteknologi. ... 162 Lampiran 8. Foto-Foto.Kegiatan ... 174
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Persentase (%) Rata-rata Kesulitan Belajar siswa berdasarkan
Penguasaan Materi Bioteknologi persub materi………… ... 38 Gambar 4.2. Persentase (%) Kesulitan Belajar pada Indikator
Membedakan Produk Bioteknologi Pangan yang
Konvensional dan modern……... 39
Gambar 4.3. Persentase (%) Kesulitan Belajar pada Indikator
Mengidentifikasi manfaat Bioteknologi………… ... 40 Gambar 4.4. Persentase (%) Penguasaan dan Kesulitan Belajar Siswa
Memberikan Beberapa Contoh Pembuatan Makanan dan
Minuman dengan Menggunaka Bioteknologi Konvensional. .. 41 Gambar 4.5. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa Membuat Produk
Bioteknologi Pangan Sederhana yang dapat Dimanfaatkan
dalam Kehidupan Sehari Hari……… ... 42 Gambar 4.6. Persentase (%) Kesulitan Belajar pada indikator
Mengidentifikasi Jenis Bakteri yang Mampu Menambat
Nitrogen yang Dikembangkan ….. ... 43 Gambar 4.7. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator
Mengurutkan Langkah-Langkah dalam Pembuatan
Kultur Jaringan………. ... 44
Gambar 4.8. Persentase (%) Kesulitan Belajar pada Indikator Mengidentifikasi Proses, Keuntungan dan Kerugian
Melakukan Kultur Jaringan … ... 45 Gambar 4.9. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Proses,
Keuntungan dan Kerugian Melakukan Hidroponik……… ... 46 Gambar 4.10. Persentase (%) Kesulitan Belajar pada Indikator
Mendiskripsikan Proses, Keuntungan dan Kerugian
Melakukan Aeroponik…………. ... 47 Gambar 4.11. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator
Mengidentifikasi Proses dan Produk Rekombinasi Gen
dengan Sifat Baru yang Kita Inginkan……… ... 48 Gambar 4.12. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator
Memahami Produk dari Protein Sel Tunggal (PST) dan
Manfaatnya Terhadap Tubuh……… ... 49 Gambar 4.13. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa Menganalisis
Dampak Bioteknologi……… ... 50
Gambar 4.14. Persentase (%) Rata-rata Kesulitan Belajar Siswa Setiap Indikator pada Materi Bioteknologi di SMP Negeri
se- Kabupaten Aceh Timur. ... 50 Gambar 4.15. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Ranah
Kognitif C1 (Pengetahuan / Knowledge). ... 52 Gambar 4.16. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Ranah
Gambar 4.17. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Ranah Kognitif
Tingkat Penerapan /Aplication (C3)... 54 Gambar 4.18. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Ranah Kognitif
Tingkat Penguraian/ Analysis(C4)……… ... 55 Gambar 4.19. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Ranah
Kognitif Tingkat C5 (Memadukan/ Analysis) . ... 56 Gambar 4.20. Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa pada Ranah
Kognitif Tingkat Penilaian/ Evaluation (C6)…… ... 56 Gambar 4.21. Persentase (%) rata-rata Kesulitan Belajar Siswa pada
Ranah Kognitif. ... 57 Gambar 4.22. Persentase (%) Faktor Internal ( Minat) sebagai Penyebab
Kesulitan Belajar Bioteknologi di SMP Negeri se-Kabupaten
Aceh Timur……… ... 59 Gambar 4.23. Persentase (%) Faktor Internal (Motivasi) sebagai Penyebab
Kesulitan Belajar Bioteknologi di SMP Negeri se-Kabupaten
Aceh Timur……… ... 60 Gambar 4.24. Persentase(%) Faktor Internal (Bakat) sebagai Penyebab
Kesulitan Belajar Bioteknologi di SMP Negeri se-Kabupaten
Aceh Timur… ... 61 Gambar 4.25. Persentase (%) Faktor Eksternal (Peranan Guru) sebagai
Penyebab Kesulitan Belajar Bioteknologi di SMP Negeri
se-Kabupaten Aceh Timur……… ... 62 Gambar 4.26. Persentase (%) Faktor Eksternal (Peranan Guru) sebagai
Penyebab Kesulitan Belajar Bioteknologi di SMP
Negeri se-Kabupaten Aceh Timur……… ... 63
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan
kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Maka dalam
pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap
jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan
yang integral.
Programme for International Study Assessment (PISA) menempatkan
Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian
mutu pendidikan. Peringkat tersebut dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar
usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains (Bhismo,
2013).
Kwalitas pendidikan di Aceh Timur sangat kurang dibandingkan dengan
sejumlah kabupaten lainnya di Aceh, begitu juga kwalitas guru dan siswa, hal ini
dibuktikan dengan hasil prestasi maupun hasil Ujian Nasional yang tidak
memuaskan (Syarifuddin, 2013).
Salah satu upaya manusia untuk merubah diri menjadi lebih baik adalah
dengan cara belajar. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang
membedakannya dengan hewan. Karena dengan belajar manusia dapat merubah
tingkah lakunya. Secara umum seorang siswa selalu berusaha untuk mencapai
hasil belajar secara maksimal, ternasuk hasil belajar Biologi, tetapi kenyataannya
hasil belajar yang dicapai tidak mencapai target yang ditentukan. Siswa akhirnya
mendapat nilai dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.
Hal ini tercermin dari hasil belajar siswa, terutama hasil belajar Biologi
materi Bioteknologi. Umumnya hanya 65% siswa yang dapat mencapai nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan yaitu Nilai KKM 75 (Hasil
Observasi dan Wawancara sesama guru di MGMP IPA se-Aceh Timur pada tahun
2012/2013). Siswa-siswa yang tidak lulus KKM 75 pada materi Bioteknologi
adalah SMP Negeri A sebanyak 56 siswa, SMP Negeri B sebanyak 52 siswa,
SMP Negeri C sebanyak 43 siswa, SMP Negeri D sebanyak 38 Siswa, SMP
Negeri E sebanyak 20 Siswa dan SMP Negeri F sebanyak 36 siswa.
Terkait dengan hasil belajar yang rendah atau penyebab rendahnya nilai
KKM pada materi Bioteknologi diduga banyak faktor penyebabnya, seperti faktor
dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor lainnya. Dalam pembelajaran biologi
materi bioteknologi konvensional seperti pembuatan tempe dan tahu siswa masih
mengalami kesulitan jika harus melakukan praktek langsung di lapangan, yang
sering terjadi pembelajaran dilakukan dengan ceramah atau hanya penyampaian
konsep. Padahal dalam pembelajaran bioteknologi tidak hanya melalui konsep
tetapi juga aplikasi (Purwaningsih, 2009).
Materi bioteknologi modern khususnya pada kultur jaringan banyak
bersifat abstrak sehingga menyebabkan siswa mengalami kesulitan untuk
memahami materi dan enggan untuk mempelajarinya lebih dalam sehingga tujuan
pembelajaran bioteknologi tidak tercapai secara optimal. Terlebih adanya
praktikum sehingga pembelajaran bioteknologi kurang bermakna dan
mengakibatkan siswa kesulitan memahami materi bioteknologi. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Dawson & Schibeci (2003), bahwa salah satu faktor
yang membatasi pengajaran bioteknologi yaitu kesulitan mencari metode yang
lebih baik selain ceramah dengan waktu yang terbatas.
Materi bioteknologi yang terus berkembang mengikuti tuntutan
masyarakat dan kemajuan tehnologi menjadikan siswa sulit memahami materi
Bbioteknologi yang semakin luas berkembang. Hasil penelitian yang dilakukan
Dawson dan Scibeci (2003), pada siswa Australia sepertiganya mempunyai
pemahamann yang rendah atau tidak memahami sama sekali tentang Bioteknologi
dan sepertiganya lagi tidak dapat memberikan contoh tentang hasil Bioteknologi
secara benar.
Menurut Handerson ( 2003), siswa-siswa sekolah saat ini perlu memiliki
pemahaman yang baik terhadap resiko dan keuntungan dari bioteknologi dan
untuk dapat memutuskan secara cerdas penggunaan pengetahuan tersebut secara
benar.
Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi menjadikan Bioteknologi
menjadi salah satu bidang ilmu dalam Biologi yang harus dikuasai bangsa
Indonesia, termasuk para siswa SMP. Hal tersebut dikarenakan selain banyak
terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari, juga dapat dikaitkan dengan aspek
life skill. Untuk memberikan penguasaan dan kebermaknaan yang baik tentang
bioteknologi kepada siswa, dituntut mampu melakukan pembelajaran yang benar
Salah satu faktor penyebab sulitnya siswa memahami materi bioteknologi
disebabkan faktor luar seperti peranan seorang guru. Guru sangat memegang
peranan penting. Kehadiran dan kesiapan guru dalam menyajikan suatu pelajaran
sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2009), bahwa guru memiliki nilai
penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Guru harus mampu memahami
kesulitan siswa dalam menyerap materi Bioteknologi. Hasil penelitian
Purwaningsih (2009), secara umum guru merasa belum menguasai secara
mendalam dasar-dasar pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjelaskan materi
Bioteknologi. Sehingga ketika mengajarkan teori dan konsep Bioteknologi, guru
tidak dapat menerapkan konsep tersebut kepada siswa, sehingga siswa kesulitan
memahami materi yang diajarkan.
Selain faktor luar faktor dalam diri siswa itu sendiri sangat berpengaruh
seperti pendapat Mulyono (2007), bahwa kesulitan belajar adalah gangguan yang
terjadi dalam suatu proses pembelajaran yang dikarenakan oleh kurangnya
pemahaman intelektual yang dimiliki oleh seorang pembelajar terhadap materi
yang diberikan. Banyak diantara siswa yang tidak dapat mengembangkan
pemahamannya terhadap konsep Bioteknologi tertentu karena antara perolehan
pengetahuan dengan prosesnya tidak terintegrasi dengan baik dan tidak
memungkinkan siswa untuk menangkap makna secara fleksibel.
Bioteknologi di Sekolah menengah Pertama merupakan dasar-dasar yang
akan dilanjutkan ke Sekolah Menengah Atas, Menurut Silabus KTSP (2006) di
Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup dan Kompetensi Dasar yaitu
Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup
manusia melalui produksi pangan, yang terdiri dari sub pokok bahasan
Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern.
Sehubungan dengan uraian dan permasalahan diatas, maka
dipandang penting untuk melakukan suatu penelitian tentang analisis
kesulitan belajar siswa Kelas IX Pada Materi Bioteknologi di SMP.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas pada latar belakang masalah dapat
dirumuskan identifikasi masalah yaitu:
1. Pendidikan di Indonesia kwalitasnya sangat rendah terutama terjadi
di Aceh.
2. Hasil Belajar siswa pada materi Bioteknologi pada tahun 2012/2013
masih banyak dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu KKM 75.
3. Siswa kesulitan memahami materi Bioteknologi dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal.
4. Salah satu faktor luar yang mempengaruhi kesulitan belajar adalah guru.
5. Materi Bioteknologi penting untuk diajarkan kepada siswa, agar siswa
mampu menerapkan konsep dan teori Bioteknologi dalam kehidupannya
1.2.Batasan Masalah.
Penelitian ini dibatasi pada:
konsep Bioteknologi (yang terdiri dari Biotehnologi Konvensional dan
Modern, Bakteri Pengikat Nitrogen, Kultur jaringan, Hidroponik dan
Aeroponik, Rekombinasi Gen, dan Dampak Bioteknologi).
2. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri se-Kabupaten Aceh Timur Kelas
IX Tahun Pelajaran 2013/2014 semester 2.
3. Faktor internal penyebab kesulitan belajar siswa pada materi Bioteknologi
dibatasi pada aspek minat, motivasi, dan bakat.
4. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar siswa yang diamati adalah guru,
penguasaan materi, metode mengajar, media pembelajaran, sarana dan
prasarana sekolah seperti buku dan laboratorium.
1.4. Rumusan Masalah.
Rumusan masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah:
1. Berapakah Jumlah siswa yang tuntas pada tes Diagnostik Penguasaan
Materi Bioteknologi.
2. Sub materi Bioteknologi manakah yang paling sulit dipahami siswa kelas
IX SMP.
3. Indikator manakah dari Materi Bioteknologi yang paling sulit dipahami
siswa kelas IX SMP.
4. Bagaimanakah tingkat kesulitan belajar pada materi Bioteknologi ditinjau
dari ranah kognitif?
5. Apakah faktor penyebab kesulitan belajar dalam memahami materi
Bioteknologi di kelas IX SMP.
1.5. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis.
1. Menghitung jumlah siswa yang tuntas pada tes Diagnostik materi
Bioteknologi siswa kelas IX di SMP.
2. Menganalisis sub materi Bioteknologi yang paling sulit dipahami siswa
kelas IX di SMP.
3. Menganalisis indikator pada materi Bioteknologi yang paling sulit dipahami
siswa kelas IX di SMP.
4. Menganalisis ranah kognitif yang mempengaruhi kesulitan belajar pada
materi Bioteknologi.
5. Mendiagnosa faktor penyebab kesulitan belajar siswa memahami materi Bioteknologi di kelas IX
1.6. Manfaat penelitian. 1.6.1. Manfaat Teoritis.
Manfaat teoritis yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini
adalah:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan dan sebagai alat untuk memotivasi
diri dalam mencapai penguasaan tentang konsep Bioteknologi secara
maksimal dengan mengetahui analisis kesulitan belajar siswa.
2. Memotivasi guru untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran dan
memahami karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar pada
1.6.2. Manfaat Praktis
1. Sebagai masukan bagi guru biologi untuk lebih mengembangkan kegiatan
belajar mengajar yang bermakna pada materi Bioteknologi sehingga
kesulitan belajar siswa dapat diatasi.
2. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah untuk lebih meningkatkan
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh
simpulan antara lain.
1. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 70 siswa (7,86) dari 742 siswa yang
menjadi sampel dalam penelitian
2. Kesulitan Belajar Siswa berdasarkan sub Materi Bioteknologi yang terbesar
adalah pada sub materi Bakteri Pengikat Nitrogen sebesar 45,94% dan
Rekombinasi Gen sebesar 45,73.
3. Kesulitan Belajar siswa berdasarkan Indikator yang paling besar kesulitannya
adalah mengidentifikasi jenis bakteri yang mampu menambat nitrogen yang
dikembangkan saat ini sebesar 45,94%, dan mengidentifikasi proses dan
produk rekombinasi gen dengan sifat baru yang kita inginkan sebesar
44,72%.
4. Kesulitan Belajar di tinjau dari Ranah kognitif pada materi Bioteknologi di
SMP yang terbesar kesulitan pada ranah kognitif C6 (penilaian) sebesar
52,91% dan C5 (memadukan) sebesar 51,04%
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada materi
Bioteknologi di SMP yaitu faktor internal terdiri dari minat sebesar 42,50%
motivasi sebesar 41,99% %, dan bakat sebesar 42,58 Sedangkan faktor
Eksternal terdiri dari peranan guru dalam mengajar 37,52% dan faktor sarana
5.2. Implikasi
Dari hasil penelitian analisis kesulitan belajar siswa pada materi
Bioteknologi di SMP menunjukkan bahwa sub materi Bakteri Pengikat Nitrogen
Bebas, Rekombinasi Gen, Dampak Biteknologi dan Kultur Jaringan merupakan
materi yang mengalami kesulitan Terbesar. Faktor Penybab kesulitan adanya
faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal berasal dari dalam diri sendiri
seperti minat, motivasi, dan bakat siswa, sedangkan faktor eksternal yaitu peranan
guru dalam mengajar dan faktor saran seperti buku dan laboratorium.
Sebagai seorang guru yang professional hendaknya mengajar secara
maksimal dengan menggunakan metode yang menarik menggunakan alat peraga
atau media, dan kalau bisa pada materi yang dituntut untuk melakukan praktikum,
maka guru juga harus melakukan praktikum untuk menunjang proses
pembelajaran sehinngga dapat menekan angka kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa. Sebaiknya guru melakukan hubungan yang baik dengan siswa sehingga
dapat mengenal karakter siswa agar lebih mudah ketika melakukan pembelajaran.
Selain itu untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa seorang guru
sebaiknya hanya menjadi fasilitator dan mediator sehingga siswa yang lebih aktif
dalam mencari informasi tentang materi yang sedang dibahas. Guru diharapkan
dapat menggunakan ICT dalam pembelajaran sehingga siswa diajak untuk
mnyaksikan materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih nyata dengan menonton
video pembelajaran yang ditayangkan oleh guru. Guru juga dapat mengajarkan
sulit dapat diatasi dengan penggunaan internet, dan selalu mengingatkan untuk
tidak menyalah gunakan internet kepada hal-hal yang tidak baik.
5.3. Saran
Berdasarkan uraian diatas saran-saran yang dapat diberikan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Guru diharapkan dapat melakukan pembelajaran yang lebih efektif dengan
menggunakan metode yang menarik sehingga dapat mengurangi angka
kesulitan belajar pada siswa, sehingga materi Bioteknologi tercapai sesuai
dengan indikator yang sudah dirancang.
2. Guru diharapkan dapat memahami karakteristik siswa sehingga dapat
mengurangi kesulitan belajar pada materi Bioteknologi.
3. Guru hendaknya memiliki kemampun menggunakan metode, media, alat
peraga atau menggunakan ICT agar proses pembelajaran lebih bermakna.
4. Diharapkan Kepala Sekolah selalu mendukung propesional guru dan
memperhatikan sarana dan prasarana yang ada di sekolah sehingga proses
DAFTAR PUSTAKA
Amer, A. 2012. Reflection on Bloom ‘s Revised Taxonomy. College of Education. Sultan Qaboos University, Muscat Electronic Journal of Research in Educational Psychology. ISSN.16962095. No 8, Vol 4 (1) 2006, pp :213 -230.
Ahmadi & Supriyon. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Anonim. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Sekolah Menengah Pertamadan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, M, 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bambang, 2013.http//sinar harapan.co/inde/index/.php/news/read/18204/mutu Pendidikan – aceh -tetap-memprihatinkan.html. diakses 6 Desember 2013.
Bangku sekolah.blogspot.com/2013/12/Teknologi Hibridoma dan Tanaman Trans-genik dalam Dunia Bioteknologi serta Prinsip Dasar Bioteknologi
Bismo,M.2013http://www.tempo.co/read/news/2013/12/06/173535256/Mutu Pendidikan Indonesia- Terendah- di-Dunia Jum'at, 06 Desember 2013 | 17:28 WIB
Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan . Jakarta: Rineka Cipta.
Dahar, R. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.
Dawson, V. &Scibeci, R. 2003.Westren Australia High School Students Attitudes
towards Biotecnologi Proceses. Journal of Biological Education. 38
(1).16.
Djamarah, M. 2006. Stratgi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fitriandikasari, N. 2012. Analisis Kesulitan Belajar Siswa SMP se-Kecamatan Medan Kota Pada Materi Biologi Melalui Concep Maping ( Peta Konsep )
dan Angket. Medan: Tesis Unimed.
Gayda, E.W. 2004.Understanding Learning Dissability .Past President of LDACISSN 0013-1253.Vol. Education Canada.
Gie. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta:Liberti.
Hardjana. 1984. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
Harwell, J. M. 2000. Information & Materials for LD, New York: The Center of Applied Re- searchin Education. Australian Journal Of Learning Disabilities Volume11, Number 2,2006, Pp. 73-81. Learning Aproaches, and Student Outcomes in a Malaysian Private University. International Education Journal. 2007, 8(2),318-336.
Kunandar. 2007.Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. PT Gajah GrafindoPersada: Jakarta
Loekmono. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Mohammad, AH & Wan Sulong,WM. 2003. Antara Minat dan Sikap Pelajar terhadap Bahasa Arab: Satu Kajian Kes Pelajar Bachelor Bahasa Arab
di IPTA Malaysia. Wacana Pendididkan islam (Siri 5). Pendidikan Islam
dan bahasa Arab.Pemangkin Peradaban Ummah. Fakulti Pendidikan
Universiti Kebangsaan Malaysia.
Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan
Belajar Khusus. Nuha Litera. Jogjakarta.
Mulyono. 2007. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jakarta. Erlangga.
Masjumi, N. 2008. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani, Makassar FIK UNM.
Partowisastro., H.,K. 2004. Bimbingan Belajar. Jakarta: Erlangga
Purwanto, N. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda karya.
Purwaningsih, W, 2009. Identifikasi Kesulitan Pembelajaran Bioteknologi Pada Guru. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Rahma, W. R. dan Rustiyarso. 2008. Prodi Pendidikan Sosiologi, PIPS, FKIP Unta Pontianak Email: dwirahmadoank01@gmail.com.
Samsuri, I. 2007. IPA Biologi Untuk SMP Kelas IX: Jakarta. Erlangga.
Santoso, B. 2007. Kisi Biologi Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX: Jakarta: PT Ganeca Exact.
Sardiman, A.M, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Sapuroh, S. 2010. Kesulitan Belajar. Skripsi. Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Siegel, L. 2012. IQ Is Irrelevant To The Definition Of Learning DisabilitieImpac
factor 1.578 Ranking/36 in Education, special 13/166 in Rehabilititation
Source: 2012 Journal Citation Reports (Thomson Reuters,2013).
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sohan, D.E., Waliczeck, T.M., &Bries, G.E. 2003.Knowledge, Attitudesand
Perception Regarding Biotechnology among College Studens“ J. Nat.
Resour. Life Sci. Educ.31 (5).5-11.
Sumarno, A. 2011. Pengertian Hasil Belajar, (http://elearning. Unesa .ac.id /tag /teori-hasil belajar-gagne-dan-driscoll-dalam-buku-apa).
Suratman, 2009. Perbaikan Pembelajaran Melalui PTK Mata Pelajaran Matematika dan IPS Pada Siswa Kelas VI Semester I SDN I Kentengsari
Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran
2009/2010, UPBJ Semarang.
Suryani, Y. E. 2010. Kesulitan Belajar . Dosen Psikologi Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 33 ISSN 0215-9511.
Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru: Bandung.
Syarifudin. ajnn.net/2014/01/ kualitas pendidikan di aceh timur dinilai masih rendah.
Tilaar, HAR, 2001. Manifestasi Pendidikan Nasional Tujuan dan Perspektif
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Kontruktisme. Prestasi Pustaka. Surabaya
Usman, M. U. 1994. Menjadi GuruProfesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.