PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI SARANA
PEWARISAN NILAI BUDAYA DI DESA BATANG KUIS
PEKAN KECAMATAN BATANG KUIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
YOSEPHA L TURNIP
NIM.3123121066
Program Studi Pendidikan Sejarah
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
YOSEPHA L TURNIP, NIM: 3123121066, PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI SARANA PEWARISAN NILAI BUDAYA DI DESA BATANG KUIS PEKAN KECAMATAN BATANG KUIS. SKRIPSI S1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016
(Pembimbing: Tappil Rambe, S.Pd, M.Si)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan permainan tradisional, makna dan menganalisa pengaruhnya terhadap peningkatan nilai dan moral anak di Desa Batang Kuis Pekan serta mengetahui reaksi masyarakat terhadap munculnya permainan modern. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tentang permainan tradisional dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Metode yang dilakukan ialah penelitian studi lapangan (Field Research) dengan instrumen penggalian data berupa wawancara, observasi dan studi pustaka. Wawancara dilakukan kepada masyarakat yakni dengan jumlah responden sebanyak tujuh orang. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipatif. Studi pustaka dilakukan dengan memanfaatkan laporan hasil penelitian terdahulu dari para ahli. Tahapan analisis data dalam penelitian yaitu: (1) reduksi data, (2) display data, (3) pemahaman, interpretasi dan penafsiran, (4) mengambil kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa sejarah perkembangan permainan tradisional dari generasi ke generasi selalu mengalami perubahan yaitu dilihat dari jenis permainan serta bahan dan peralatan yang digunakan untuk bermain yakni alat tradisional berganti bentuk menjadi lebih canggih menggunakan alat modern. Makna permainan tradisional ialah sebagai ketahanan budaya (Identitas Sosial) suatu budaya dan merupakan sebuah kegiatan rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga sebagai alat untuk meningkatkan sosialisasi. Pengaruh permainan terhadap peningkatan nilai dan moral yaitu, meningkatkan nilai kujujuran, toleransi, persaingan, tanggung jawab dan lain sebagainya. Reaksi masyarakat batang kuis pekan terhadap munculnya permainan modern menimbulkan pro dan kontra, namun sebagian besar masyarakat lebih mendukung permainan tradisional karena permainan tradisional merupakan permainan yang bercirikan unsur-unsur tradisi sehingga masih memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang dapat menjadikan anak mengenal dan mencintai budaya sendiri.
ii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yesus atas berkat dan
kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan judul “Permainan Tradisional Sebagai Sarana Pewarisan Nilai Budaya di Desa Batang Kuis Pekan Kecamatan Batang Kuis”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, bukan hal yang mustahil apabila di dalamnya terdapat kekurangan
dan kelemahan. Maka dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan berbagai pandangan, saran, dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan di masa yang akan datang.
Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami
kesulitan mengingat keterbatasan pemahaman dan pengetahuan penulis. Penulis
sangat bersyukur karena mendapat dukungan yang tiada henti-hentinya dari
orang-orang yang penulis sayangi. Bantuan dan motivasi yang diberikan kepada
penulis dapat memberikan semangat dan kekuatan untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa, karena telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat melewati segala kesulitan pada saat penyusunan
penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
iii 4. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah.
5. Bapak Tappil Rambe, S.Pd, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan saran dan bimbingan serta membantu penulis
dalam beberapa kesulitan dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak Dr. Hidayat, M.S sebagai dosen Pembimbing Akademik dan
sebagai dosen Penguji I yang telah memberikan saran perbaikan dan ilmu
serta dorongan untuk penyelesaian skripsi.
7. Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, M.Si sebagai dosen Penguji II yang telah
memberikan masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi sehingga
membantu penulis dalam pengerjaan skripsi.
8. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku dosen Penguji III yang
telah memberikan nasehat dan masukan kepada penulis dalam pengerjaan
skripsi.
9. Kepada semua dosen di Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah mendidik
dan mengajarkan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.
10.Teristimewa kepada kedua orangtua penulis yaitu: Ayah Kapiden Turnip
dan Ibu Bunga Sinaga yang memberi kasih sayang kepada penulis dan
tidak lupa untuk mendoakan penulis dan juga memberi dukungan, nasehat,
bantuan dan terlebih motivasi yang menjadi semangat bagi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa juga
penulis ucapkan terima kasih kepada abang dan adik yang penulis sayangi
yaitu, abang Gunawan Turnip, abang Leonardo Turnip dan adik Kristiani
Turnip yang juga memberikan bantuan dan semangat kepada penulis.
11.Teman-teman seperjuangan A REGULER 2012 yang selalu mendukung
dari awal seminar proposal sampai pada sidang yaitu: damson, della, wido,
imam, lely, hendro, niko, wiranda, mada dan masih banyak lagi yang telah
bersama-sama dalam senang maupun susah selama perkuliahan semoga
kita sukses buat meraih cita-cita yang kita inginkan. Kenangan bersama
teman-teman A REG 2012 tidak akan terlupakan terutama buat
iv 12.Buat Keluarga Besar PPLT SMAN 1 Galang, terimakasih buat
motivasinya kepada penulis dan terima kasih juga buat kebersamaannya
selama masa PPL sampai saat ini.
13.Kepada sahabat tercinta: Nurafni Saragih, Desi R. Saragi, Cendana
Tampubolon, Arifin W. Manurung, Rioby Tarigan, Yeni I. Purba, Elysa C.
Silitonga, Mega C. Marpaung, dan Charis I. Malau. Terimakasih buat
motivasinya terlebih doanya kepada penulis, terimakasih sudah mau
menjadi sahabat yang selalu ada menemani diwaktu susah dan senang.
14.Kepada seluruh teman stambuk 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, penulis ucapkan terima kasih banyak karena telah membantu dan
meringankan beban penulis baik dari segi moril maupun materil.
15.Bapak/Ibu Narasumber dan informan yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna
memperbaiki kekurangan yang ada. Diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak, semoga
Tuhan yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan berkatnya kepada kita semua.
Amin.
Medan, 27 Juni 2016 Penulis,
v DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Identifikasi Masalah... 5
1.3. Pembatasan Masalah... 5
1.4. Rumusan Masalah... 6
1.5. Tujuan Penelitian... 6
1.6. Manfaat Penelitian... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka... 8
2.1.1. Permainan Tradisional... 8
2.1.2. Manfaat Permainan Tradisional... 9
2.1.3. Nilai Budaya Permainan Tradisional Dalam Masyarakat... 13
2.2. Landasan Teori... 15
2.3. Kerangka Berfikir... 16
2.4. Hipotesis Kerja... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian... 20
vi
3.3. Sumber Data... 21
3.4. Defenisi Konseptual... 21
3.4.1. Konsep Permainan Tradisional... 21
3.4.2. Konsep Nilai Budaya... 23
3.5. Teknik Pengumpulan Data... 26
3.5.1. Observasi... 26
3.5.2. Wawancara... 27
3.5.3. Studi Kepustakaan... 27
3.6. Teknik Analisis Data... 28
3.6.1. Reduksi Data... 28
3.6.2. Display Data... 29
3.6.3. Pemahaman, interpretasi dan penafsiran... 29
3.6.4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian... 31
4.1.1. Aspek Geografis Desa Batang Kuis Pekan... 31
4.1.2. Aspek Demografi Batang Kuis Pekan... 33
4.2. Sejarah Perkembangan Permainan Tradisional Di Desa Batang Kuis Pekan... 35
4.3. Makna Dari Permainan Tradisional Bagi Masyarakat Yang Memainkannya... 43
4.4. Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Peningkatan Nilai Dan Moral Anak... 52
4.5. Reaksi Masyarakat Batang Kuis Pekan Terhadap Munculnya Permainan Modern Yang Dapat Menghilangkan Nilai Dari Permainan Tradisional... 62
4.5.1. Upaya Orangtua Dalam Mempertahankan Keberadaan permainan tradisional... 65
vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan... 70
5.2. Keterbatasan Penelitian... 73
5.3. Saran... 74
DAFTAR PUSTAKA... 76
viii DAFTAR TABEL
Hal
Tabel-1 Perincian Luas Wilayah Batang Kuis Berdasarkan Desa... 32
Tabel-2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin/ Gender.. 33
Tabel-3 Jenis Permainan Berdasarkan Sifat Memainkannya... 40
ix DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran-1 Garis-garis Besar Observasi dan Wawancara ...78
Lampiran-2 Daftar Informan Penelitian...79
Lampiran-3 Peta Lokasi Penelitian... 80
Lampiran-4 Dokumentasi Penelitian...81
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini persoalan umum yang hampir dialami oleh banyak masyarakat di
dunia adalah menyangkut degradasi nilai dan moral anak bangsa. Degradasi nilai
dan moral ini merupakan dampak negatif dari proses “globalisasi” yang terjadi di
semua aspek kehidupan. Bangsa Indonesia juga mengalami persoalan yang sama
dilihat dari generasi muda bangsa Indonesia yang sudah tidak lagi mencerminkan
nilai-nilai budaya tradisional bahkan sudah sampai menganggapnya sebagai hal
yang kuno atau ketinggalan zaman, sebagai salah satu contohnya yaitu permainan
tradisional. Kenyataan di lapangan dewasa ini memperlihatkan adanya
tanda-tanda yang kurang menggembirakan, yakni semakin jarangnya permainan
tradisional anak-anak tersebut ditampilkan. Sehingga secara tidak langsung
kebanyakan masyarakat sekarang lebih memilih mengikuti budaya kontemporer
tanpa memikirkan dampak negatif degradasi nilai dan moral yang dihasilkan oleh
budaya kontemporer tersebut. Kondisi terburuk yang mungkin muncul adalah
hilangnya nilai-nilai budaya tradisional sebagai gambaran tentang kehidupan
masyarakat dulu dan juga sebagai latar belakang sejarah yang sangat berharga
tentang kebudayaan masa lampau.
Fenomena mengenai degradasi nilai budaya generasi muda bangsa
Indonesia merupakan persoalan yang pelik, untuk itu perlu dilakukan upaya guna
Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu memperkenalkannya
kembali.
Zaman sekarang sudah menjadi tugas kita sebagai generasi yang lebih dulu
ada dan yang pernah menikmati permainan tersebut untuk memperkenalkannya
kembali kepada generasi sekarang, sehingga permainan tradisional ini tidak hanya
menjadi kenangan namun dapat dimainkan kembali. Kerinduan akan masa
kanak-kanak dulu menjadi salah satu alasan untuk memperkenalkan permainan tersebut
kepada generasi sekarang dan yang akan datang.
Permainan tradisional anak merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak
dapat dianggap remeh, karena permainan ini memberikan pengaruh yang tidak
kecil terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak di
kemudian hari. Selain itu, permainan anak-anak ini juga dapat dianggap sebagai
aset budaya atau sebagai modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan
keberadaannya dan identitasnya diantara bangsa lain.
Mengingat kondisi permainan tradisional tersebut sudah jarang dimainkan
atau dengan kata lain sudah sangat jarang sekali ditemukan sehingga tidak dikenal
di zaman sekarang, maka diperlukan adanya perhatian dari masyarakat itu sendiri
mengenai permainan tradisional tersebut. Tujuannya ialah untuk mendobrak
pemikiran yang mengatakan bahwa permainan tradisional sebagai permainan yang
kuno atau ketinggalan zaman. Permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan
dan tergantikan dengan permainan modern, akibatnya permainan tradisional ini
tidak lagi dikenal oleh anak-anak. Ditambah lagi belum menetapnya unsur-unsur
menerima unsur-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan
sosial mereka, sebagai dampaknya ialah tercabutnya akar budaya dari suatu
masyarakat tertentu.
Di zaman modern ini, kebanyakan anak lebih senang bermain permainan
modern. Sebagai contoh konkritnya yaitu gadget, dengan adanya alat canggih ini
telah menarik perhatian banyak orang untuk memilikinya. Lihat saja hampir setiap
orang dimanapun dan kapanpun berhubungan dengan gadget, seperti misalnya
telepon pintar (smartphone), tablet, dan handphone canggih lainnya dengan
berbagai macam merek dan fitur yang menyediakan berbagai macam aplikasi.
Kehadiran gadget di kalangan masyarakat telah membawa perubahan besar
kehidupan orang banyak khususnya anak-anak dan remaja. Kondisi anak-anak
ataupun remaja sekarang dalam kesehariannya untuk mendapatkan kesenangan
yaitu dengan bermain gadget. Sebagai dampaknya ialah kurangnya pergaulan
anak dengan teman sebayanya ataupun dengan orang lain, sebab anak lebih
banyak menyendiri dikarenakan keasyikan bermain gadget yang dimilikinya.
Selain gadget, permainan yang lebih cenderung dikenal oleh anak ialah PS (play
station), timezone, game online seperti video game.
Kondisi ini cukup memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya dari kita
untuk mengubah hal tersebut. Seperti yang tertulis dalam buku Marchella FP
(2015: 51) yang berjudul “generasi 90an: Anak Kemaren Sore” yaitu, mencoba
mengajak generasi muda khususnya generasi 90-an untuk turut andil dalam
anak atau adik kamu buat ikutan main di luar, karena kebahagiaan lebih luas dari
layar tablet kamu.”.
Berdasarkan kondisi dan kekhawatiran yang diungkapkan diatas, maka
kiranya dilakukan sebuah kajian mengenai permainan anak tradisional. Penelitian
kali ini akan meneliti tentang permainan tradisional yang terdapat di Desa Batang
Kuis Pekan dan membahas mengenai sejarah perkembangan dari permainan
tradisional tersebut, serta akan mengungkap kontribusi permainan tradisional
terhadap perkembangan nilai dan moral anak. Adapun jenis permainan yang akan
menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut: 1) congklak, 2) lompat tali atau
main karet, 3) petak umpet, 4) engklek, 5) alip batalion, 6) main guli, 7) gatheng,
8) gasing, 9) yo-yo, dan 10) pecah piring. Peneliti dalam hal ini akan melakukan
kajian-kajian secara historis, sosiologis dan antropologis mengenai permainan
tradisional tersebut. Karena umumnya “sejarah baru” berorientasi pada problema,
konsep-konsep yang digunakan dapat lintas-disiplin. Fenomena sejarah yang
mengandung hubungan patron client, misalnya, dapat dibahas melalui
disiplin-disiplin antropologi, sosiologi, dan politik (Sjamsuddin, 2012: 240). Berdasarkan
hal tersebut, maka peneliti akan mengkaji permainan tradisional tersebut melalui
sebuah kajian Sejarah Kebudayaan, sebagaimana permainan merupakan salah satu
aspek yang dikaji dalam ruang lingkup sejarah kebudayaan (Sjamsuddin, 2012:
252). Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti berkeinginan untuk mengkaji
permainan tradisional tersebut di Desa Batang Kuis Pekan Kecamatan Batang
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
maka masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Sejarah perkembangan permainan tradisional masyarakat.
2. Makna dari suatu permainan tradisional bagi masyarakat yang
memainkannya.
3. Pengaruh permainan tradisional terhadap peningkatan nilai dan moral
anak.
4. Kepedulian masyarakat terhadap keberadaan permainan tradisional.
5. Reaksi masyarakat terhadap munculnya permainan modern yang dapat
menghilangkan nilai dari permainan tradisional.
6. Strategi untuk meningkatkan minat anak bermain permainan tradisional.
1.3. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus pada tema yang akan dikaji, maka
masalah-masalah yang telah diidentifikasi diatas dibatasi pada:
1. Sejarah perkembangan permainan tradisional masyarakat.
2. Makna dari suatu permainan tradisional bagi masyarakat yang
memainkannya.
3. Pengaruh permainan tradisional terhadap peningkatan nilai dan moral
anak.
4. Reaksi masyarakat terhadap munculnya permainan modern yang dapat
1.4. Rumusan Masalah
Pada kajian ini, lingkup permainan hanya difokuskan pada permainan
yang melibatkan anak-anak beserta proses memainkannya. Kemudian peneliti
akan menganalisis secara mendalam tentang kontribusi permainan tradisional
tersebut. Oleh karena itu, untuk memperjelas arah penelitian, maka yang menjadi
persoalan dalam kajian ini adalah:
1. Bagaimana sejarah perkembangan permainan tradisional di Desa Batang
Kuis Pekan?
2. Makna apa saja yang terdapat dari suatu permainan tradisional bagi
masyarakat yang memainkannya?
3. Bagaimana pengaruh permainan tradisional terhadap peningkatan nilai dan
moral anak?
4. Bagaimanakah reaksi masyarakat batang kuis pekan terhadap munculnya
permainan modern yang dapat menghilangkan nilai dari permainan
tradisional?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang diungkapkan di atas, maka yang
menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan permainan tradisional di Desa
Batang Kuis Pekan.
2. Untuk mengetahui makna dari suatu permainan tradisional bagi
3. Untuk menganalisa pengaruh permainan tradisional terhadap peningkatan
nilai dan moral anak.
4. Untuk mengetahui reaksi masyarakat batang kuis pekan terhadap
munculnya permainan modern yang dapat menghilangkan nilai dari
permainan tradisional.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama untuk:
1. Menambah wawasan peneliti tentang permainan tradisional sebagai
warisan sejarah kebudayaan dan sebagai sarana pewarisan nilai-nilai
tradisional di Desa Batang Kuis Pekan.
2. Menambah pengetahuan/ informasi bagi para pembaca baik dari kalangan
mahasiswa maupun masyarakat umum tentang permainan tradisional.
3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya di Desa Batang Kuis
Pekan guna mengetahui manfaat menanamkan unsur-unsur dan
norma-norma tradisional dalam jiwa generasi muda.
4. Menghidupkan kembali fungsi dan peran permainan anak dalam membina
hubungan sosial dalam masyarakat.
70 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang
telah dikemukakan pada bab sebelumnya, kesimpulan dalam penelitian ini ialah
sebagai berikut:
1. Sejarah perkembangan permainan tradisional di Desa Batang Kuis Pekan
yaitu, permainan tradisional mengalami suatu perkembangan atau proses
akulturasi dimana permainan tradisional mendapat sentuhan dari budaya
modern seperti permainan yoyo yang dulunya dari kayu sekarang telah
berubah jadi elektrik atau permainan congklak yang bijinya dulu dari biji
tumbuhan sekarang berubah menjadi plastik. Sehingga untuk bisa terus
bertahan, permainan tradisional harus disesuaikan seiring dengan
berkembangnya zaman. Berbicara mengenai asal-usul permainan
tradisional paling banyak ditelusuri bahwa permainan yang mereka
mainkan tersebut sudah lama mereka kenal tetapi mereka tidak mengetahui
asal-usul sumber permainan tersebut, sebab itu dari semua permainan
tradisional tersebut tidak satupun diketahui siapa penciptanya atau disebut
dengan anonim. Oleh karena itu, permainan dalam penelitian ini
merupakan permainan tradisional yang termasuk dalam folklor,
71 2. Makna dari permainan tradisional bagi masyarakat yang memainkannya
ialah, permainan tradisional dapat memberikan pengaruh dan manfaat
yang luar biasa bagi perkembangan jiwa seorang anak. Sehingga dengan
adanya kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk
mempraktikkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam
bernegosiasi, memecahkan masalah atau sekedar bergaul dengan orang
sekitarnya. Oleh karena itu, dengan memberi kebebasan secara seimbang
untuk anak bermain bersama teman-temannya dapat memberikan nilai
positif dan bermain dapat menjadi sarana belajar guna mengembangkan
nilai kecerdasan pada anak. Tetapi, tentu saja harus dalam pengawasan dan
memberi batasan waktu yang jelas agar tidak semua waktu digunakan
untuk bermain. Kebermaknaan suatu permainan tradisional ialah
merupakan salah satu identitas sosial suatu budaya, yang mana harus
diwariskan kembali kepada generasi yang akan datang agar tidak
menghilangkan nilai-nilai budaya dan akar budaya masyarakat dari
permainan tradisional tersebut sebab permainan tradisional merupakan
permainan yang masih bercirikan unsur-unsur tradisi. Permainan yang
masih bercirikan unsur-unsur tradisi memiliki nilai-nilai kearifan lokal
yang dapat menjadikan anak mengenal dan mencintai budaya sendiri.
3. Pengaruh permainan tradisional terhadap peningkatan nilai dan moral anak
di Desa Batang Kuis Pekan yaitu; dengan bermain karet/yeye, motorik
kasar akan terstimulasi. Secara fisik hal itu akan membuat anak menjadi
72 permainan ini memerlukan keterampilan tersendiri. Untuk bermain tali
secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi
kesempatannya untuk bersosialisasi. Ia dapat belajar berempati, bergiliran,
menaati aturan, dan lainnya. Oleh karenanya, pengaruh dari bermain
karet/yeye terhadap peningkatan nilai dan moral adalah sebagai sarana
peningkatan nilai kejujuran, toleransi, empati dan nilai kerjasama. Dengan
menjaga kekompakan saat melakukan lompatan beregu/kelompok secara
bersama-sama, maka si anak telah memiliki nilai kekompakan dan nilai
kerjasama yang baik dengan teman dalam bermain. Sedangkan permainan
pecah piring, petak umpet dan alip batalion pengaruhnya terhadap
peningkatan nilai dan moral anak yaitu, dapat meningkatkan hubungan
sosial yang baik dengan teman sepermainannya sebab dimainkan secara
beramai-ramai dan juga mengajarkan anak arti dari kekompakan, belajar
nilai kejujuran, serta belajar mengambil keputusan. Dalam permainan
congklak, anak belajar mendapatkan nilai dan moral untuk bersikap jujur,
sportif, dan memiliki rasa empati kepada teman sebaya secara tidak
langsung. Begitupula dengan permainan gatheng yang dapat melatih anak
untuk berhitung dan belajar jujur, sehingga dalam diri anak tertanam nilai
kejujuran. Pengaruh permainan engklek terhadap peningkatan nilai dan
moral anak dapat diketahui dari kontribusi engklek tersebut, mulai belajar
mematuhi aturan yang mereka buat sendiri apabila ada anak yang tidak
mematuhi aturan main akan mendapat sanksi sosial dari sesamanya dan
73 dan menerimanya kembali. Dalam hal inilah anak belajar nilai toleransi
terhadap sesama.
4. Reaksi masyarakat terhadap munculnya permainan modern yang dapat
menghilangkan nilai dari permainan tradisional yaitu menunjukkan bahwa,
tidak ada sikap masyarakat seperti menolak dan melarang anak untuk tidak
sama sekali memainkan permainan modern belumlah pernah terjadi sebab
saat peneliti menanyakan tentang tanggapan orangtua terhadap hadirnya
permainan modern, kebanyakan dari mereka menjawab hal yang serupa
yakni permainan modern juga sesekali perlu untuk dimainkan oleh
putra-putri mereka guna mengenal permainan yang berkembang sehingga anak
mereka dapat belajar teknologi dari suatu permainan. Sikap orangtua yaitu
mendukung permainan tradisional dimana orangtua menunjukkan
kepeduliannya terhadap permainan tradisional. Anak-anak di desa Batang
Kuis Pekan suka dan selalu mengikuti permainan yang sedang musim,
seperti permainan kotak rokok dan permainan stick dari batang es krim.
Permainan tersebut juga merupakan tradisi lisan yang asal-usulnya didapat
dari cerita mulut ke mulut, dimana bagi generasi yang akan datang
permainan ini nantinya juga akan menjadi sejarah yang dapat diketahui
melalui tradisi lisan.
1.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan secara maksimal, tetapi tentu saja penelitian
74 keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini di antaranya
sebagai berikut:
Terbatasnya sumber-sumber tertulis dalam upaya menelaah perkembangan
permainan tradisional dari masa ke masa merupakan salah satu hambatan
dalam pengumpulan data.
Informan yang peneliti wawancarai kebanyakan merasa ragu atas apa yang
mereka beritahukan/informasikan, karena sumbernya semakin kabur dan
ditambah lagi mereka tidak dapat menjelaskan hal-hal yang mendahului
kakek buyutnya.
Dalam proses pengumpulan data, peneliti tidak memperoleh literatur yang
secara khusus menguraikan permainan tradisional di daerah ini.
Dalam pengambilan data berupa benda atau alat permainan yang dipakai
pada zaman dulunya tidak ditemukan.
1.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat peneliti
berikan adalah:
Kajian ini merupakan sumbangan yang bermanfaat bagi upaya kita
memahami fenomena permainan tradisional di daerah tempat tinggal kita
masing-masing. Diharapkan generasi yang akan datang dapat melestarikan
unsur-unsur kebudayaan tradisional yang dianggap masih relevan dan
75 Seiring dengan peningkatan teknologi serta pengaruh globalisasi dunia
kearah kehidupan yang modern, warisan budaya dan nilai-nilai tradisional
masyarakat menghadapi tantangan dan rintangan terhadap eksistensinya.
Oleh karena itu, perlu kita cermati karena warisan budaya dan nilai-nilai
tradisional tersebut seharusnya dilestarikan atau bahkan dikembangkan
lebih jauh dan hendaklah kita menjadi orang yang dapat mengikuti
teknologi namun tetap berbudaya dalam berteknologi.
Diharapkan masyarakat lokal dapat berpartisipasi di dalam pelestarian dan
pengembangan permainan tradisional dengan menumbuhkan rasa
kebanggaan dan kecintaan terhadap permainan tradisional.
Permainan tradisional seharusnya diwariskan melalui pendidikan formal
maupun non formal, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
masyarakat baik itu melalui kurikulum pendidikan, penelitian, maupun
seminar-seminar mengenai permainan tradisional yang telah turun temurun
diwariskan sebagai karya intelektual nenek moyang bangsa yang harus
dilestarikan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman.
Semoga pengumpulan bahan-bahan berupa permainan tradisional
anak-anak yang merupakan bagian kebudayaan sebagai sumber data kebudayaan
dapat digunakan sebagai alat penunjang kebijaksanaan kebudayaan
76 DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. (1998). Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dharmamulya, Sukirman, et.al. (2005). Permainan Tradisional Jawa.
Purwanggan: Kepel Press.
Danandjaja, James. (1984). Folklor Indonesia. Jakarta: PT Grafiti Pers.
FP, Marchella. (2015). Generasi 90an : Anak Kemaren Sore”. Jakarta: KPG
(Kepustakaan Populer Gramedia).
Ismawati, Esti. (2012). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Ombak.
Kaelan, H. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner bidang Sosial,
Budaya, Filsafat, Seni, Agama Dan Humaniora. Yogyakarta: Paradigma.
Koentjaraningrat. (2004). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
. (2005). Pengantar Antropologi II: Pokok-Pokok Etnografi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Lubis, Akhyar Yusuf. (2015). Pemikiran Kritis Kontemporer: Dari Teori Kritis,
Culture Studies, Feminisme, Postkolonial Hingga Multikulturalisme.
Jakarta: Rajawali Pers.
Rini, Julie Indah. (2010). Aneka Permainan Anak-Anak Indonesia. Jakarta: PT
Multi Kreasi Satudelapan.
Setiadi, Elly M., et.al. (2008). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
77 Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Susiono, Saidi. (2007). Peran Dan Fungsi Permainan Anak Pada Komunitas
Melayu Di Desa Sukamaju Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai. Tesis
Pendidikan Antropologi. Medan: Unimed.
Vansina, Jan. (2014). Tradisi Lisan Sebagai Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Anonim. 2013. Available at
(http://ashibly.blogspot.co.id/2013/12/perlindungan-terhadap-permainan.html yang diakses pada tanggal 5 April 2016 pukul