• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL HUMANISTIK TERHADAP PENGURANGAN PERILAKU BULLYING SISWA SMP NEGERI 4 PADANG SIDIMPUAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL HUMANISTIK TERHADAP PENGURANGAN PERILAKU BULLYING SISWA SMP NEGERI 4 PADANG SIDIMPUAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL HUMANISTIK TERHADAP PENGURANGAN PERILAKU BULLYING

SISWA SMP NEGERI 4 PADANGSIDIMPUAN TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan

OLEH:

SITI NURHAYATI LUBIS NIM. 1103351043

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Siti Nurhayati Lubis, NIM: 1103351043, Pengaruh Layanan Konseling Individual Humanistik Terhadap Pengurangan Perilaku Bullying Siswa SMP Negeri 4 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2013/2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan konseling individual humanistik terhadap pengurangan perilaku bullying siswa SMP Negeri 4 Padangsidimpuan T.A. 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada pengaruh layanan konseling individual humanistik terhadap pengurangan perilaku bullying siswa di SMP Negeri 4 Padangsidimpuan T.A. 2013/2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangsidimpuan yang berjumlah 43 siswa. Sampel ditarik dengan menggunakan metode purposive sampling sebanyak 4 orang.

Instrument penelitian adalah angket yaitu angket tentang perilaku bullying siswa. Bentuk angket yang digunakan adalah bentuk pilihan atau multiple choice sebanyak 40 butir yang terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa kelas VIIIE kemudian dianalisis untuk mendapatkan butir item angket yang valid dan reliabel. Dari hasil ujicoba diperoleh 28 butir item angket yang valid dan realibel sehingga dapat digunakan untuk pengumpulan data selanjutnya.

Dari hasil angket dalam pre-test diperoleh rata-rata sebesar 69 dan post-test diperoleh rata-rata sebesar 47,75. Dari hasil tersebut tampak terjadi penurunan perilaku bullying siswa sebesar 21,25.

Teknik uji hipotesis menggunakan rumus uji non-parametrik wilcoxon, dengan perolehan Jhitung sebesar 1 dan Jtabel sebesar 0. Maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pelaksanaan layanan konseling individual humanistik terhadap pengurangan perilaku bullying siswa SMP Negeri 4 Padangsidimpuan dapat diterima. Hal ini terlihat dari Jhitung > Jtabel (1 > 0).

(6)

vi

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Pembatasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II : KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 10

2.1.1. Perilaku Bullying ... 10

2.1.1.1. Pengertian Perilaku Bullying ... 10

2.1.1.2. Mengatasi Bullying ... 13

2.1.2. Layanan Konseling Individual ... 15

2.1.2.1. Pengertian Layanan Konseling Individual ... 15

2.1.2.2. Tahapan Konseling Individual ... 24

2.1.3. Humanistik ... 28

2.1.3.1. Pengertian Humanistik ... 28

2.1.3.2. Eksistensial Humanistik ... 32

2.1.3.3. Tujuan-Tujuan Terapeutik ... 36

2.1.3.4. Tahap-Tahap Konseling Eksistensial- Humanistik ... 42

2.2 Kerangka Konseptual ... 44

2.3 Hipotesis Penelirian ... 45

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 47

3.2 Subjek Penelitian ... 47

3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 48

3.4 Desain Penelitian ... 49

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.6 Langkah-Langkah Penelitian ... 52

3.7 Instrumen Penelitian ... 55

3.8 Teknik Analisis Data ... 58

(7)

vii BAB IV : HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 60

4.2 Persiapan Penelitian ... 61

4.2.1. Proses Perizinan ... 61

4.2.2. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 61

4.3 Uji Persyaratan Analisis ... 62

4.3.1. Uji Coba Instrument ... 62

4.3.2. Uji Validitas ... 62

4.3.3. Uji Reliabilitas ... 64

4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ... 64

4.4.1. Pre-Test Perilaku Bullying Siswa ... 64

4.4.2. Post-Test Perilaku Bullying Siswa ... 66

4.4.3. Uji Hipotesis ... 68

4.4.4. Analisis Persentasi dan Penurunan Perilaku Bullying Siswa... 69

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skala Likert ... 56

Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Perilaku Bullying ... 57

Tabel 3. Jumlah Kelas Setiap Jenjang Siswa ... 61

Tabel 4. Kisi-Kisi Angket Perilaku Bulying Setelah Valid ... 63

Tabel 5. Hasil Sebelum Tindakan (Pre-Test) ... 65

Tabel 6. Hasil Sesudah Tindakan (Post-Test) ... 66

Tabel 7. Gambaran Hasil Sebelum dan Sesudah Tindakan ... 68

Tabel 8. Data Hasil Skor Pre-Test dan Post-Test Angket Bullying ... 68

Tabel 9. Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Bullying ... 82

Tabel 10 Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Bullying ... 84

Tabel 11Pre-Test Dan Post-Test Perilaku Bullying Siswa ... 95

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Depan Sekolah SMP N. 4 Padangsidimpuan ... 98 Gambar 2. Peneliti Memberikan Penjelasan Tentang Pengisian Angket Perilaku

Bullying ... 98 Gambar 3. Siswa Kelas VIII Sedang Mengisi Angket Perilaku Bullying

(Pre-Test) ... 99 Gambar 4. Pelaksanaan Konseling Individual Pertama Kepada Sampel

Pertama ... 100 Gambar 5. Pelaksanaan Konseling Individual Kedua Kepada Sampel

Pertama ... 100 Gambar 6. Pelaksanaan Konseling Individual Pertama Kepada Sampel

Kedua ... 101 Gambar 7. Pelaksanaan Konseling Individual Kedua Kepada Sampel

Kedua ... 101 Gambar 8. Pelaksanaan Konseling Individual Pertama Kepada Sampel

Ketiga ... 102 Gambar 9. Pelaksanaan Konseling Individual Kedua Kepada Sampel

Ketiga ... 102 Gambar 10. Pelaksanaan Konseling Individual Pertama Kepada Sampel

Keempat ... 103 Gambar 11. Pelaksanaan Konseling Individual Kedua Kepada Sampel

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Uji Coba Bullying ... 77

Lampiran 2. Sebaran Data Uji Coba Angket Bullying ... 79

Lampiran 3. Perhitungan Uji Validitas Angket Bullying ... 80

Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Angket Bullying ... 83

Lampiran 5. Angket Perilaku Bullying ... 86

Lampiran 6. Tabulasi Data Angket Setelah Divalidasi Untuk Penentuan Sampel Penelitian ... 88

Lampiran 7. Data Pre-Test Angket Bullying ... 89

Lampiran 8. Perhitungan Pre-Test Harga Rata-Rata (M) Dan Standar Deviasi (SD) Untuk Perilaku Bullying Siswa ... 90

Lampiran 9. Data Post-Test Angket Bullying ... 92

Lampiran 10. Perhitungan Post-Test Harga Rata-Rata (M) Dan Standar Deviasi (SD) Untuk Perilaku Bullying Siswa ... 93

Lampiran 11.Uji Hipotesis ... 95

Lampiran 12.Perhitungan Penurunan Perilaku Bullying Siswa ... 97

Lampiran 13.Dokumentasi Penelitian ... 98

Lampiran 14.Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Individu (RPL) ... 105

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya

pendidikan yang efektif dan efisien pada satuan pendidikan sangat dipengaruhi

oleh suasana kondusif yang diciptakan oleh semua komponen yang berperan

dalam mengantarkan peserta didik sehingga tercapainya tujuan yang diharapkan.

Pendidikan formal (sekolah) merupakan agen sosialisasi setelah keluarga, dimana

seorang anak mulai mempelajari nilai-nilai baru yang tidak diperolehnya dalam

keluarga. Sekolah merupakan sarana untuk mempersiapkan seorang anak untuk

menghadapi peranannya dalam masyarakat. Robert Dreeben 1968 (Sintawati, 2012

dalam http://renisintawati.blogspot.com/2012/12/makalah-sosiologi-pendidikan.html) berpendapat

bahwa yang dipelajari anak di sekolah, selain membaca, menulis dan berhitung,

adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi

(achievement), dan pembentukan perilaku. Dalam konteks sekolah, pembentukan

perilaku sangat berpengaruh terhadap pencarian jati diri ataupun karakter pribadi

seseorang.

Semua pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat positif

maupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan

kepribadian masing-masing. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan

antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Setiap remaja sebenarnya memiliki

potensi untuk dapat mencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan

(12)

2

mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya,

namun potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal jika tidak

ditunjang oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang memadai.

Remaja yang sedang berada dalam masa transisi cenderung banyak

menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan sosial lain, sehingga

kemungkinan besar akan mudah bertindak agresif. Masa-masa remaja cenderung

ditandai dengan emosi yang mudah meledak-ledak atau cenderung untuk tidak

dapat mengontrol dirinya sendiri. Menurut Sarwono&Meinarno (2009:148) “Agresif

merupakan tindakan melukai yang disengaja oleh seseorang/institusi terhadap

orang/institusi lain yang sejatinya disengaja”. Kekerasan yang tidak untuk

perlindungan, tetapi untuk mendapatkan sesuatu. Pemicu umum dari perilaku

agresif adalah ketika seseorang mengalami suatu kondisi emosi tertentu, yang

biasanya terlihat adalah emosi marah.

Kemarahan dapat berlanjut pada keinginan untuk melampiaskannya dalam

satu bentuk tertentu pada objek tertentu (Sarwono&Meinarno, 2009:148). Ketika

munculnya perilaku agresif, self-control dapat membantu seseorang merespon

sesuai dengan standar pribadi atau sosial yang dapat menahan munculnya perilaku

agresif, anak-anak terdorong berbuat nekad akibat ejekan, cemoohan dan

penyebaran rumor oleh teman-temannya. Ejekan, cemoohan, penyebaran rumor

mungkin terkesan sebagai hal yang biasa dan terlihat wajar. Namun pada

kenyataannnya hal-hal tersebut bisa secara perlahan dapat menghancurkan mental

seorang anak. Aksi-aksi negatif dan lemahnya emosi seseorang akan berdampak

(13)

3

Bullying merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk menyebut

tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok remaja terhadap remaja lain.

Seperti yang dapat kita saksikan di berbagai media informasi misalnya surat kabar

dan televisi, berita mengenai aksi bullying sering sekali diberitakan. Kasus-kasus

bullying yang biasanya muncul di media tersebut antara lain penggencetan,

berbagai bentuk kekerasan fisik seperti pemukulan, maupun pemerkosaan.

Bullying sebuah perilaku yang telah lama berlangsung dan mengancam

segala aspek kehidupan sebagian besar anak-anak baik di lingkungan rumah,

sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sejarah bullying dimulai bahkan sejak

ratusan ribu tahun yang lalu saat manusia Neanderthal digantikan oleh Homo

Sapiens yang lebih kuat dan lebih berkembang. Tema utama yang terekam dari

sejarah-sejarah mengenai perilaku bullying adalah eksploitasi yang lemah oleh

yang kuat, bukan secara tidak sengaja namun secara purposif atau bertujuan.

Bullying tampil dalam berbagai ragam, antara lain bentuk non fisik seperti ejekan

dan cemoohan, tapi juga dapat muncul sebagai aksi fisik. “Bullying merupakan

bagian dari kegagalan membangun kecerdasan yang komprehensif” (Pernyataan

Mendiknas Bambang Sudibyo dalam Seminar “Bullying:Masalah Tersembunyi

dalam Dunia Pendidikan di Indonesia,” di Jakarta, 29 April 2006 dikutip dari

harian Kompas, 1 Mei 2006).

Bullying adalah suatu situasi terjadinya penyalahgunaan/kekuasaan

dikalangan peserta didik yang dilakukan oleh seseorang maupun senioritas.

Bullying merupakan tindakan yang disengaja oleh si pelaku pada korbannya,

tindakan itu terjadi berulang-ulang. Bullying tidak pernah dilakukan secara acak

(14)

4

kepada seseorang yang lebih rendah atau lebih lemah untuk mendapatkan

keuntungan atau kepuasan tertentu.

Ken Rigby (dalam Astuti, 2008:3) menyatakan:

Bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti, hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak betanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang”.

Bullying merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian karena

orang-orang yang menjadi korban bullying kemungkinan akan menderita depresi

dan kurang percaya diri serta akan mengalami kesulitan dalam bergaul.

Perilaku bullying yang ditemukan di SMP Negeri 4 Padangsidimpuan

ialah, pelaku sering kali mengeluarkan ancaman kepada teman sebaya, pelaku

mengejek adik kelas atau teman sebaya, berperilaku kasar jika teman sebaya tidak

mau mengerjakan PR sekolah, pelaku menggunakan kekuasaan/jabatannya untuk

mengelabuhi adik kelasnya, pelaku menakut-nakuti (mengintimidasi) adik kelas

atau teman sebaya, pelaku berbicara kasar (marah-marah) terhadap korbannya,

dan pelaku menyerang secara fisik (mendorong, menampar, dan memukul). Jika

terjadi sesuatu hal yang tidak disengaja seperti pada saat si korban menyenggol

pelaku maka pelaku langsung berbicara kasar dan melakukan kontak fisik hingga

korban merasa takut akan kejadian tersebut.

Kenyataannya, tujuan dari pendidikan belum sepenuhnya tercapai, karena

masih adanya kasus penyimpangan perilaku seperti kekerasan yang dilakukan di

kalangan remaja yang semuanya memerlukan perhatian dari berbagai pihak.

Sayangnya, kasus tersebut tidak ditangani secara tuntas oleh sekolah. Akibatnya,

peristiwa ini menimbulkan stigma dan trauma bagi pihak sekolah, terutama bagi

(15)

5

Bagaimana masyarakat atau para ahli dapat membantu memberikan kesadaran

bahwa tindak kekerasan itu sangat berbahaya dan dapat mengancam masa depan

siswa, dan oleh karenanya harus dicegah.

Bila melihat secara kasat mata dari apa yang ada di kehidupan sehari-hari,

tindak bullying selalu diidentikkan dengan kekerasan dan kenakalan remaja.

Padahal, sebetulnya tindak bullying terdiri dari berbagai macam bentuk, sehingga

bukan hanya tindakan-tindakan yang berbau kekerasan saja yang dapat

dikategorikan sebagai bentuk tindak bullying. Terkadang, hal-hal kecil yang kita

lakukan terhadap orang lain pun, dapat disebut sebagai tindak bullying apabila

muncul suatu ketidaknyamanan pada orang tersebut. Istilah bullying sebenarnya

juga tidak melulu hanya ditujukan pada remaja dan segala kelakuannya.

Orang-orang dewasa pun sebetulnya termasuk sebagai subyek maupun obyek tindak

bullying. Bagaimana anak bisa belajar kalau dia dalam keadaan tertekan?

Bagaimana bisa berhasil kalau ada yang mengancam dan memukulnya setiap

hari? Sehingga amat wajar jika dikatakan bahwa bullying sangat mengganggu

proses belajar mengajar.

Walaupun demikian, aksi bullying pada kenyataannya memang lebih

berhubungan dengan remaja dan paling tampak pada masa-masa remaja itu

sendiri. Tindak bullying yang dilakukan orang dewasa pun kerap kali merupakan

wujud dari kebiasaan mereka melakukan bullying pada masa remaja mereka.

Bahkan, bullying yang sering dilakukan anak-anak di masa remajanya dapat

menjadi bekal mereka di masa dewasanya untuk ikut berperan dalam aksi-aksi

kejahatan yang tingkatannya lebih tinggi. Melihat dari kenyataan-kenyataan yang

(16)

6

apalagi pada lingkup kehidupan remaja. Sayangnya, sampai sekarang bullying

telah menjadi kebiasaan yang begitu mengakar pada diri sebagian besar remaja.

Banyak dari mereka yang secara tidak sadar sering melakukan tindak bullying

meskipun bentuk tindak bullying yang dilakukan tidak tampak secara kasat mata.

Tindakan bullying, terutama di kalangan remaja, sudah seharusnya bersama-sama

diminimalisir dengan kerja sama berbagai pihak yang bersangkutan sehingga

tidak akan membawa dampak buruk terhadap lingkungan di sekitarnya, termasuk

terhadap si pelaku itu sendiri.

Adanya bullying yang terjadi di sekolah, diperlukan kebijakan menyeluruh

yang melibatkan seluruh komponen sekolah hingga orang tua murid agar tindakan

bullying dapat dikurangi, yang tujuannya adalah untuk menyadarkan si pelaku

bulying tentang bahaya yang akan didapat dari perilaku bullying yang

dilakukannya. Kebijakan yang dilakukan adalah dengan adanya pengarahan yang

dilakukan oleh komponen sekolah kepada murid-muridnya sebelum memasuki

kelas, memajang atau mencantumkan sebuah slogan Stop Bullying sebelum

memasuki pekarangan sekolah. Dengan adanya kegiatan tersebut, maka perlu

adanya dilakukan cara lain untuk mengurangi perilaku bullying di sekolah yaitu

dengan menggunakan layanan konseling individual pendekatan

eksistensial-humanistik. Hal tersebut dilakukan memberikan harapan untuk sekolah bahwa

sekolah bukan lagi tempat yang menakutkan bagi kalangan peserta didik yang

baru memasuki sekolah yang membuat trauma berkepanjangan kepada korban

tetapi menjadi tempat yang paling aman dan menyenangkan bagi siswa, sehingga

proses belajar menjadi menyenangkan dan untuk penghuni sekolah tersebut bisa

(17)

7

maupun emosional serta menjadikan anak didik yang mandiri, berprestasi, dan

berakhlak mulia.

Mengingat pentingnya upaya menanggulangi perilaku bullying di kalangan

siswa, maka perlu adanya solusi efektif untuk menanggulanginya. Sehingga

peneliti mengambil salah satu solusi yang dapat dilakukan yaitu melalui

pemberian layanan konseling individual dengan pendekatan humanistik konseling

eksistensial. Humanistik melalui konseling eksistensial dalam penelitian adalah

proses pemberian kesadaran terhadap pelaku bullying yang memunculkan rasa

keingintahuan, hasrat dan upaya yang lebih besar untuk mencapai tingkat

pengetahuan yang lebih tinggi. Setiap pelaku akan mendapatkan suatu tanggung

jawab, kecemasan, penciptaan makna, dan kesadaran diri akan bahaya bullying.

Para pelaku akan bertanya untuk melakukan persiapan selanjutnya dari setiap

tahap yang akan dilaluinya. Hal lain yang bisa didapat yaitu keinginan untuk

berubah perilaku ke arah yang positif dan terorganisasi secara teratur disertai jati

diri tentang pandangan sifat manusia dengan perubahan yang kuat untuk memulai

hal yang baru. Dalam pelaksanaannya peneliti berperan sebagai fasilitator untuk

memberikan bantuan dan mengarahkan siswa ke tahap yang lebih baik.

Humanistik melalui konseling eksistensial yang dirancang bertujuan untuk

mengurangi perilaku bullying sehingga dapat teratasi.

Atas dasar pemikiran di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian dengan judul Pengaruh Layanan Konseling Individual Humanistik

(18)

8

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti

mengidentifikasikan beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang melakukan

tindakan bullying adalah sebagai berikut:

a. Saling menuduh sehingga mengucapkan perkataan kotor yang kurang baik

b. Mengganggu teman dengan cara memukul kepala menggunakan benda

c. Mengganggu teman pada saat mata pelajaran berlangsung

1.3.Pembatasan Masalah

Dalam beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, untuk

menghindari terjadinya salah pengertian dan salah penafsiran terhadap

konsep-konsep dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan masalah yaitu

Pengaruh Layanan Konseling Individual Humanistik Terhadap Pengurangan

Perilaku Bullying Siswa SMP Negeri 4 Padangsidimpuan T.A. 2013/2014.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka

rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut: “Apakah ada pengaruh layanan konseling individual humanistik terhadap

pengurangan perilaku bullying siswa di SMP Negeri 4 Padangsidimpuan T.A.

(19)

9

1.5.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh layanan konseling individual humanistik terhadap

pengurangan perilaku bullying siswa SMP Negeri 4 Padangsidimpuan T.A.

2013/2014.

1.6.Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menguji pengaruh layanan konseling

individual humanistik dalam perilaku bullying, serta dapat menambah teori

mengenai bullying dan pendekatan humanistik dapat digunakan untuk

pengurangan perilaku bullying.

b. Manfaat Praktis

Bagi konselor, dengan menggunakan pendekatan humanistik bisa

mengurangi perilaku bullying siswa.

Bagi siswa khususnya pelaku bullying, dapat mengembangkan rasa

kepedulian antar sesama siswa, saling menghargai, saling

menghormati, dan bersikap yang baik, serta dapat bersosialisasi

dengan baik.

 Sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian

(20)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka

diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dalam

pelaksanaan konseling individual dengan menggunakan pendekatan humanistik

untuk mengurangi perilaku bullying pada siswa SMP Negeri 4 Padangsidimpuan

T.A 2013/2014. Ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis pada lampiran 11.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak,

diantaranya :

1. Bagi pihak sekolah terutama kepada guru pembimbing, hendaknya lebih

memperhatikan teknik yang digunakan dalam konseling individu sehingga

berpengaruh terhadap penurunan tingkat perilaku bullying siswa, salah

satu cara yang dapat digunakan adalah teknik humanistik dalam

pelaksanaan konseling individual. Serta memberikan penanganan sedini

mungkin kepada siswa/i yang bermasalah dengan perilaku bullyingnya.

2. Guru pembimbing di sekolah hendaknya lebih sering mengontrol atau

memperhatikan perilaku-perilaku siswa sehari-hari agar tidak terjadi

penyimpangan sikap.

(21)

74

3. Diharapkan sekolah lebih mendukung dan memfasilitasi kegiatan layanan

(22)

75

75

DAFTAR PUSTAKA

Adang & Ujam. 2013. Psikologi Kepribadian (Lanjutan). Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta

Astuti, Ponny Retno. 2008. Meredam Bullying. Jakarta: Grasindo.

Black, Kathleen. 1983. Short-Term Counseling A Humanistic Approach for the Helping Professions. New York: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Eresco.

Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

Farozin & Kartika. 2004. Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta: Rineka Cipta.

M Lauddin, Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung: Cita Pustaka.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Priyatna, Andri. 2010. Let’s End Bullying. Jakarta: Kompas Gramedia.

Sarwono & Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Willis, Sofyan. 2010. Konseling Individual. Bandung: Alfabeta.

Winkle & Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:Media Abadi.

Wiyani, Novan Ardy. 2012. Save Our Children from Schooll Bullying. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Sintawati, Reni. 2012. http://renisintawati.blogspot.com/2012/12/makalah-sosiologi-pendidikan.html. (diakses 02 Februari 2014).

(23)

76

Sudrajad, Ahmad. 2008. https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/standar-ruang-bimbingan-dan-konseling/. (diakses 23 Januari 2015).

Referensi

Dokumen terkait

Kelemahan aplikasi pengembangan informasi komposisi kimia pakan hasil analisa proksimat ini yaitu pada tampilan sub menu komposisi dan sub menu standar deviasi tidak

Prabawa 2012 Desain Pemantapan Pengendalian Konversi Lahan Sawah yang Berpihak Kepada Petani dan Kawasan Andalan di Provinsi Jawa Tengah Analisis Regresi Berganda dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa variasi kecepatan pengadukan pada ekstraksi polifenol dari kulit apel menggunakan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model advance organizer dan

RSUD Dr Soetomo Surabaya sebagai rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Timur mempunyai kewajiban untuk ikut dalam mengatasi masalah tersebut agar dapat mewujudkan

HASIL PERHITUNGAN PANJANG RUPTURE PERIODE OKTOBER

melihat begitu besarnya pangsa pasar otomotif khususnya kendaraan roda dua khususnya yang bermerek Harley-Davidson, jadi dibuatlah suatu terobosan baru dalam mempromosikan suatu

Hasil: Berdasarkan uji hipotesis dengan metode Mc Nemar didapati nilai p sebesar 0,021 (CI 95%) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada