• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ii

RINGKASAN

Intan Nursiam. D24080094. 2012. Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan

Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing utama : Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt. M.Sc. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Suryahadi, DEA.

Pakan merupakan salah satu komponen penting penentu keberhasilan suatu usaha peternakan. Kualitas bahan pakan diukur dari karakteristik fisik, kimia dan biologis. Pengujian bahan pakan baik secara fisik, kimia dan biologis bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia pakan, informasi awal untuk melakukan pengolahan pakan lebih lanjut, menentukan metode penyimpanan yang tepat dan menjadi pedoman untuk melakukan formulasi ransum. Analisa proksimat merupakan salah satu pengujian kimia yang dapat memberikan informasi mengenai komposisi kimia suatu bahan pakan. Metode Van Soest merupakan salah satu pengujian kimia untuk mengukur kualitas serat suatu bahan pakan dengan menggunakan larutan detergen sebagai pelarutnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan analisa proksimat dengan komponen serat Van Soest pada pakan dan membuat metoda pendugaan kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan berdasarkan hasil analisa proksimat. Penelitian ini menggunakan data hasil analisa proksimat dan Van Soest bahan pakan yang berasal dari Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Parameter yang diamati meliputi nilai korelasi (R), nilai koefisien determinasi (r2), nilai P, nilai Root Mean Square Error (RMSE) dan persamaan regresi (baik regresi linier peubah tunggal dan peubah berganda).

(2)

iii diduga melalui persamaan ADF = 24,937 + 1,082 Abu + 0,645 SK – 0,077 BETN (r2=0,319; P<0,001; RMSE=12,67). Komponen hasil analisa proksimat suatu bahan pakan dapat digunakan untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan.

Kata-kata kunci : Analisa Proksimat, Analisa Van Soest, Korelasi, Regresi.

(3)

iv

ABSTRACT

Estimate Level of Neutral Detergent Fiber and Acid Detergent Fiber on Feed Based On the Results of the Proximate Analysis

I. Nursiam, A. Jayanegara and Suryahadi

Feed is an important component in animal husbandry industry. Feed quality can be evaluated by physical characteristic, chemical composition and biological values. Proximate analysis is one of chemical analysis to counting chemical composition in the feed. Van Soest analysis is one of chemical analysis to evaluate fiber in the feed. This study was aimed to determine the relationship beetwen proximate analysis and Van Soest’s fiber component in feed and to predict Van Soest’s fiber component (NDF and ADF) from proximate analysis component such as Ash, Crude Protein (CP), Ether Extract (EE), Crude Fiber (CF) and Nitrogen Free Extract (NFE). This study used database of feed ingredients from Laboratory of Feed Science and Technology, Departement of Nutrition and Feed Technology, Faculty of Animal Husbandry, Bogor Agricultural University. Data were analyzed by correlation analysis and regression (linier regression with single and multiple variables). Accuracy levels of the relationships between variables were expressed as coefficient determination (r2), P Values and Root Mean Square Error (RMSE). The result showed that Neutral Detergent Fiber (NDF) had a strong correlation with Ash, Extract (EE), Crude Fiber (CF) and Nitrogen Free Extract (NFE). Acid Detergent Fiber (ADF) component had a strong correlation with Ash, Crude Fiber (CF) and Nitrogen Free Extract (NFE). NDF can be predicted using a model NDF = -3.925 + 1.64 Ash + 1.528 CF – 0.02 EE + 0.399 NFE (r2=0.814; P=0.002; RMSE = 14.20) and ADF can be predicted using a model ADF = 24.937 + 1.082 Ash + 0.645 CF – 0.077 NFE (r2=0.319; P<0,001; RMSE=12.67). It concluded that proximate analysis component can be used to predict Van Soest’s component in the feed.

(4)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pakan merupakan komponen penting yang menentukan keberhasilan suatu

usaha peternakan. Kualitas suatu pakan dinilai dari berbagai aspek meliputi

karakteristik fisik, kimia dan biologi. Pengujian pakan baik secara fisik, kimia dan

biologis bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia pakan, informasi awal untuk

melakukan pengolahan pakan lebih lanjut, menentukan metode penyimpanan yang

tepat dan menjadi pedoman untuk melakukan formulasi ransum.

Analisa proksimat merupakan salah satu pengujian kimia yang dapat

memberikan informasi mengenai komposisi kimia suatu bahan pakan. Analisa

proksimat dapat mengukur kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak

kasar, kadar serat kasar dan kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Metode

pengujian proksimat umum digunakan di Indonesia untuk mengevaluasi kualitas

bahan pakan ataupun pangan. Metode Van Soest merupakan salah satu pengujian

kimia untuk mengukur kualitas serat suatu bahan pakan dengan menggunakan

larutan detergen sebagai pelarutnya. Berdasarkan metoda pengujian yang

dikembangkan Van Soest, serat selanjutnya dikelompokan menjadi serat yang larut

dalam detergen netral (Neutral Detergent Fiber/NDF), serat yang larut dalam

detergen asam (Acid Detergent Fiber/ADF), hemiselulosa, selulosa dan lignin.

Analisa proksimat, NDF dan ADF merupakan pengujian yang umum digunakan

untuk mengetahui kualitas suatu bahan pakan.

Analisa proksimat dan fraksi Van Soest saling berhubungan satu sama lain.

Namun demikian hubungan di antara analisa proksimat dan fraksi serat Van Soest

belum banyak dipelajari sehingga menjadi sangat penting untuk diketahui pola

hubungan di antara keduanya. Pengembangan metode pendugaan kandungan fraksi

Van Soest berdasarkan data hasil analisa proksimat perlu dilakukan untuk

mempermudah penentuan kualitas suatu bahan pakan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola hubungan dan membuat metoda

pendugaan sederhana antara komponen analisa proksimat dan serat Van Soest pada

(5)

2

TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Proksimat

Analisa proksimat merupakan pengujian kimiawi untuk mengetahui

kandungan nutrien suatu bahan baku pakan atau pakan. Metode analisa proksimat

pertama kali dikembangkan oleh Henneberg dan Stohman pada tahun 1860 di sebuah

laboratorium penelitian di Weende, Jerman (Hartadi et al., 1997). McDonald et al. (1995) menjelaskan bahwa analisa proksimat dibagi menjadi enam fraksi nutrien

yaitu kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa

nitrogen (BETN).

Gambar 1. Skema analisa proksimat bahan pakan (McDonald et al. 1995).

Analisa kadar abu bertujuan untuk memisahkan bahan organik dan bahan

anorganik suatu bahan pakan. Kandungan abu suatu bahan pakan menggambarkan

kandungan mineral pada bahan tersebut. Menurut Cherney (2000) abu terdiri dari

mineral yang larut dalam detergen dan mineral yang tidak larut dalam detergen

(Gambar 2). Kandungan bahan organik suatu pakan terdiri protein kasar, lemak

kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (Gambar 1).

Kadar protein pada analisa proksimat bahan pakan pada umunya mengacu

pada istilah protein kasar. Protein kasar memiliki pengertian banyaknya kandungan

nitrogen (N) yang terkandung pada bahan tersebut dikali dengan 6,25. Definisi

tersebut berdasarkan asumsi bahwa rata-rata kandungan N dalam bahan pakan adalah

16 gram per 100 gram protein (NRC, 2001). Protein kasar terdiri dari protein dan

nitrogen bukan protein (NPN) (Cherney, 2000).

Cherney (2000) melaporkan bahwa lemak kasar terdiri dari lemak dan

pigmen. Zat-zat nutrien yang bersifat larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan

K diduga terhitung sebagai lemak kasar. Pigmen yang sering terekstrak pada analisa

(6)

3 menggunakan senyawa eter sebagai bahan pelarutnya, maka dari itu analisa lemak

kasar juga sering disebut sebagai ether extract.

Analisa Proksimat

Komponen Kimia Analisa Van

Soest Protein kasar Protein Nitrogen bukan protein Lemak kasar Lemak Pigmen NDS Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen Gula Asam Organik Pektin Hemisellulosa

Lignin yang larut dalam alkali

Serat Kasar

Lignin tidak larut dalam alkali

Serat yang berikatan dengan nitrogen

Sellulosa

Abu

Mineral yang tidak larut dalam detergen

Mineral yang larut dalam detergen

Gambar 2. Perbedaan analisa proksimat dan analisa Van Soest (Cherney, 2000)

Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat dan didefinisikan sebagai

fraksi yang tersisa setelah didigesti dengan larutan asam sulfat standar dan sodium

hidroksida pada kondisi terkondisi (Suparjo, 2010). Serat kasar sebagian besar

berasal dari sel dinding tanaman dan mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin

(Suparjo, 2010). Lu et al. (2005) menyatakan bahwa serat pakan secara kimiawi

dapat digolongkan menjadi serat kasar, neutral detergent fiber, acid detergent fiber,

acid detergent lignin, selulosa dan hemiselulosa. Peran serat pakan sebagai sumber Lignin

(7)

4 energi erat kaitannya dengan proporsi penyusun komponen serat seperti selulosa,

hemiselulosa dan lignin (Suparjo, 2010). Menurut Cherney (2000) serat kasar terdiri

dari lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen dan

selulosa.

Bahan ekstrak tanpa nitrogen merupakan bagian karbohidrat yang mudah

dicerna atau golongan karbohidrat non-struktural. Karbohidrat non-struktural dapat

ditemukan di dalam sel tanaman dan mempunyai kecernaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan karbohidrat struktural. Gula, pati, asam organik dan bentuk lain

dari karbohidrat seperti fruktan termasuk ke dalam kelompok karbohidrat

non-struktural dan menjadi sumber energi utama bagi sapi perah yang berproduksi tinggi.

Kemampuan karbohidrat non-struktural untuk difermentasi dalam rumen nilainya

bervariasi tergantung dari tipe pakan, cara budidaya dan pengolahan (NRC, 2001).

Menurut Cherney (2000) bahan ekstrak tanpa nitrogen tersusun dari gula, asam

organik, pektin, hemiselulosa dan lignin yang larut dalam alkali.

Fraksi Serat Van Soest

Neutral Detergent Fiber (NDF)

Neutral Detergent Fiber (NDF) menggambarkan semua komponen karbohidrat struktural dalam dinding sel tanaman yang meliputi selulosa,

hemiselulosa dan lignin (NRC, 2001). Kandungan NDF suatu pakan merupakan

faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi pakan dan laju pengisian rumen

terutama pada sapi perah yang berproduksi tinggi (Kendall et al., 2009). Neutral Detergent Fiber (NDF) merupakan metoda yang terbaik untuk memisahkan antara karbohidrat struktural dengan karbohidrat non-struktural pada tumbuhan. Proporsi

dari komponen-komponen penyusun NDF (hemiselulosa, selulosa dan lignin) akan

mempengaruhi nilai kecernaan dari NDF. Konsentrasi Neutral Detergent Fiber

dalam pakan atau dalam ransum memiliki korelasi negatif dengan konsentrasi energi.

Pakan atau ransum yang memiliki kandungan NDF yang sama belum tentu memiliki

jumlah energi yang sama, maka untuk pakan atau ransum yang memiliki konsentrasi

NDF yang lebih tinggi kemungkinan memiliki jumlah energi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pakan atau ransum yang memiliki kandungan NDF yang lebih

(8)

5 Kandungan NDF pada pakan atau ransum tidak selalu menjadi pembatas bagi

nilai konsumsi bahan kering ketika ransum tersebut diformulasikan untuk mencukupi

kebutuhan energi. Kandungan NDF berhubungan dengan nilai pH rumen karena

NDF difermentasi lebih lama dan memiliki nilai kecernaan yang lebih rendah

dibandingkan dengan NFC (Non-Fibrous Carbohydrate). Aktivitas mengunyah dan

tingkat produksi saliva meningkat seiring dengan jumlah NDF yang dikonsumsi

(NRC, 2001).

Acid Detergent Fiber (ADF)

Acid Detergent Fiber atau ADF dapat didefinisikan sebagai banyaknya fraksi yang tidak terlarut setelah melalui proses pelarutan pada larutan detergent asam (Acid

Detergent Solution). Selulosa dan lignin merupakan komponen penyusun dari ADF (NRC, 2001). Beberapa persamaan regresi telah dikembangkan untuk menduga

kandungan ADF dari kandungan NDF. Kandungan ADF dari silase jagung dapat

diduga dengan persamaan Y = -1,15 + 0,62 NDF (r2 = 0,89; N = 2425), kandungan

ADF rumput dapat diduga dengan persamaan Y = 6,89 + 0,50 NDF (r2 = 0,62; N =

722) dan kandungan ADF legum dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan

Y = -0,73 + 0,82 NDF (r2 = 0,84; N = 2899) (NRC, 2001). Kandungan ADF dapat

digunakan untuk menduga besaran energi pada rumput (Beauchemin, 1996). Analisa

NDF dan ADF memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari analisa NDF adalah

terlarutnya pektin yang terdapat dinding sel sehingga untuk bahan pakan yang tinggi

akan pektin nilai NDF tidak mewakili banyaknya komponen karbohidrat struktural

dalam dinding sel. Kekurangan dari analisa ADF adalah adanya sebagian lignin yang

terlarut selama proses analisa sehingga tidak seluruh fraksi lignin terhitung sebagai

(9)

6

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu dari bulan April sampai Mei

2012 bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor.

Materi

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat komputer,

software microsoft excel 2007 dan software SPSS versi 16. Bahan yang digunakan

adalah data hasil analisa bahan pakan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan,

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Data yang dikoleksi dari data hasil

analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor, meliputi data bahan kering (BK), abu, protein kasar (PK), lemak

kasar (LK), serat kasar (SK), bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), Neutral Detergen Fiber (NDF) dan Acid Detergen Fiber (ADF).

Metode

Rancangan Percobaan

Data hasil analisa proksimat dan fraski Van Soest ditabulasi dengan

berdasarkan kriteria penelitian yaitu data pakan yang dianalisa kandungan proksimat

serta kandungan NDF dan ADF. Data yang diperoleh dikonversi menjadi data yang

berbasiskan 100% bahan kering (% Dry matter) untuk mengurangi efek dari keberagaman bahan kering yang didapat. Data yang telah dikonversi diklasifikasikan

menjadi dua perlakuan yaitu data yang mengandung informasi analisa proksimat

dengan NDF dan data proksimat dengan ADF. Parameter yang diukur pada

penelitian ini adalah korelasi antara komponen proksimat dengan NDF dan ADF,

persamaan regresi, koefiisien determinasi (R2

Analisa Data

) dan root mean square error (RMSE).

Data proksimat (Abu, PK, LK, SK dan BETN) dengan NDF dan ADF

dihitung tingkat korelasi dengan menggunakan korelasi Pearson dua arah. Komponen

(10)

7

NDF atau ADF selanjutnya dihitung persamaan regresi (baik regresi linier peubah

tunggal maupun peubah berganda) dengan menggunakan software SPSS versi 16.

Gambar 3. Alur pembuatan model pendugaan kandungan NDF dan ADF berdasarkan kandungan proksimat.

Tabulasi data

Penyeragaman data menjadi % bahan kering

Perhitungan korelasi

Komponen proksimat yang nyata pada taraf P<0,05 atau P<0,01 digunakan untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF

(11)

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest

Penelitian ini menggunakan data hasil analisa proksimat (kadar air, abu,

protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN) dan fraksi serat Van Soest

(Neutral Detergen Fiber dan Acid Detergen Fiber) yang berasal dari database hasil

analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor (Tabel 1 dan Tabel 2). Data yang berasal dari database

Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan terdiri dari data hasil analisa proksimat dan

fraksi serat dari bahan pakan yang beragam seperti serealia, rumput, leguminosa,

hasil ikutan pertanian atau perkebunan, dan ransum. Data yang ditabulasi

diseragamkan kadar airnya menjadi dalam bentuk % bahan kering atau Dry Matter

Basis untuk mengurangi tingkat keberagaman pada data yang digunakan.

Tabel 1. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering)

Keterangan : BETN=Bahan Ekestrak Tanpa Nitrogen; NDF=Neutral Detergent Fiber; n = jumlah sampel; SD=Standar Deviasi.

Tabel 2. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering)

Keterangan : ADF=Acid Detergent Fiber; BETN=Bahan Ekestrak Tanpa Nitrogen; n = jumlah sampel; SD=Standar Deviasi

Analisa proksimat (Kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan

BETN) (Hartadi et al., McDonald et al., 1995),NDF dan ADF merupakan analisa yang umum digunakan untuk mengetahui komposisi kimia dalam suatu bahan pakan.

Variabel n Mean (%) Max (%) Min (%) SD (%)

Abu 161 10,94 35,40 0,62 6,60

Protein Kasar 161 11,68 39,40 2,60 6,09

Lemak Kasar 161 3,56 47,23 0,02 4,83

Serat Kasar 161 28,05 62,05 0,10 13,23

BETN 161 45,77 90,51 11,06 18,33

NDF 161 72,56 96,47 16,82 16,84

Variabel n Mean (%) Max (%) Min (%) SD (%)

Abu 194 8,09 28,10 0,45 6,33

Protein Kasar 194 8,60 36,30 0,56 6,37

Lemak Kasar 194 2,08 17,96 0,01 2,20

Serat Kasar 194 19,61 57,69 0,02 13,22

BETN 194 31,40 82,56 1,62 19,28

(12)

9 Tabel 3. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering)

Variabel NDF Abu PK LK SK BETN

NDF 1

Abu 0,221** 1

PK -0,101 0,077 1

LK -0.220** -0,036 0,201* 1

SK 0,506** 0,251** 0,043 -0,076 1

BETN -0,353** -0,557** -0,444** -0,263** -0,807** 1

Keterangan : NDF=Neutral Detergen fiber; PK=Protein Kasar; LK=Lemak Kasar; SK=Serat Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; *= nyata pada taraf P<0,05 dan **= sangat nyata pada taraf P<0,01.

Berdasarkan hasil korelasi komponen analisa proksimat dengan Neutral Detergent

Fiber (NDF) diketahui bahwa kadar abu, serat kasar (SK), lemak kasar (LK) dan bahan ekstrak tanpa nitrogen berkorelasi nyata pada taraf P<0,01 dan korelasi antara

protien kasar (PK) dan NDF tidak bersifat nyata (Tabel 3). Komponen penyusun

NDF menurut Cherney (2000) adalah hemiselulosa, lignin yang larut dalam alkali,

lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen, sellulosa

dan mineral yang larut dalam detergen (Gambar 2). Neutral Detergent Fiber (NDF)

menggambarkan banyaknya karbohidrat struktural yang terdapat dalam dinding sel

yang terdiri dari hemiselulosa, selulosa dan lignin (NRC, 2001).

Berdasarkan skema perbedaan antara analisa proksimat dan analisa Van Soest

yang dibuat Cherney (2000), komponen penyusun NDF beririsan dengan komponen

penyusun dari abu, serat kasar dan BETN. Abu dan NDF memiliki korelasi sebesar

0,221 (Tabel 3). Kandungan mineral yang tidak larut dalam detergent merupakan

bagian dari abu yang sekaligus menjadi salah satu penyusun dari NDF Cherney

(2000) (Gambar 2).

Lu et al. (2005) menyatakan bahwa serat pakan secara kimiawi dapat digolongkan menjadi serat kasar, neutral detergent fiber, acid detergent fiber, acid detergent lignin, selulosa dan hemiselulosa. Analisa serat kasar dan NDF merupakan salah satu metode untuk mengukur kualitas serat bahan pakan. Menurut Cherney

(2000), serat kasar terdiri dari lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang

berikatan dengan nitrogen dan selulosa. Serat kasar merupakan fraksi pakan yang

tersisa setelah melalui pemasakan dengan menggunakan asam kuat encer dan basa

encer secara berturut-turut (Suparjo, 2010). NDF merupakan metoda yang terbaik

untuk memisahkan antara karbohidrat struktural dengan karbohidrat non-struktural

(13)

10 0,506 (Tabel 3). Tingginya korelasi antara serat kasar dan NDF karena

komponen-komponen penyusun NDF disusun oleh komponen-komponen penyusun serat kasar seperti

lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen dan

selulosa (Cherney, 2000) (Gambar 2).

Kandungan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan NDF berkorelasi

sebesar -0,353 (Tabel 3). Bahan ekstrak tanpa nitrogen menggambarkan banyaknya

karbohidrat yang mudah dicerna atau golongan karbohidrat non-struktural. Neutral Detergen Fiber merupakan metoda yang terbaik untuk memisahkan antara karbohidrat struktural dengan karbohidrat non-struktural pada tumbuhan (NRC,

2001). Menurut Cherney (2000) penyusun dari BETN adalah gula, asam organik,

pektin, hemisellulosa dan lignin yang larut dalam alkali. Hemisellulosa dan lignin

yang larut dalam alkali merupakan salah satu komponen penyusun dari NDF

(Cherney, 2000) (Gambar 2).

Kandungan lemak suatu bahan pakan berkorelasi sebesar -0,220 dengan NDF

dan kandungan protein kasar suatu bahan pakan berkorelasi sebesar -0,101 dengan

NDF (Tabel 3). Komponen-komponen penyusun lemak kasar dan protein kasar tidak

menjadi bagian dari komponen penyusun dari NDF (Cherney, 2000) (Gambar 2).

Komponen-komponen penyusun lemak kasar (lemak dan pigmen) dan protein kasar

(nitrogen bukan protein) diduga sebagian besar larut selama proses ekstraksi dengan

menggunakan Neutral Detergen Solution. Komponen lilin sebagai salah satu penyusun lemak dari bahan pakan diduga yang membuat nilai korelasi antara lemak

dan NDF bersifat nyata. Kandungan protein pada residu analisa NDF perlu dipelajari

lebih lanjut karena salah satu penyusun NDF adalah serat yang berikatan dengan

nitrogen. Kandungan protein yang berasal dari nitrogen yang berikatan dengan serat

kasar bisa menjadi pedoman mempelajari pola penyedian nitrogen pada bahan pakan

terkait dengan penggunaan nitrogen sebagai sumber protein mikroba yang terjadi

selama proses fermentasi dalam rumen.

Acid Detergent Fiber (ADF) menggambarkan komponen karbohidrat struktural yang terdapat pada dinding sel dengan selulosa dan lignin sebagai

penyusunnya (NRC, 2001). Perbedaan antara kandungan NDF dan ADF suatu bahan

pakan pada kandungan hemisellulosanya. ADF tidak memasukan kandungan

(14)

11 Tabel 4. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering)

Variabel ADF Abu PK LK SK BETN

ADF 1

Abu 0,222** 1

PK -0,013 0,111 1

LK -0,050 -0,037 0,191** 1

SK 0,519** 0,284** 0,087 -0,055 1

BETN -0,428** -0,577** -0,480** -0,246** -0,822** 1

Keterangan : ADF=Acid Detergen fiber; PK=Protein Kasar; LK=Lemak Kasar; SK=Serat Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; **= sangat nyata pada taraf P<0,01.

pendekatan selisih antara kedua komponen tersebut. Acid Detergent Solution (ADS)

adalah bahan untuk memisahkan komponen ADF dengan komponen nutrien lainnya.

Berdasarkan hasil observasi pada data proksimat dan ADF pada data hasil

analisa pakan Laboratotium Ilmu dan Teknologi Pakan, diketahui bahwa abu, serat

kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen berkorelasi nyata pada tarap P<0,01 dengan

ADF. Kadar abu berkorelasi sebesar 0,222 (Tabel 4) dengan komponen ADF pakan.

Golongan mineral yang tidak larut dalam larutan detergen merupakan komponen abu

yang menjadi salah satu penyusun dari ADF (Cherney, 2000) (Gambar 2).

Kandungan serat kasar dengan ADF berkorelasi sebesar 0,519 dan korelasi

ADF dengan BETN sebesar -0,428 (Tabel 4). Berdasarkan skema perbedaan analisa

proksimat dan analisa Van Soest (Cherney, 2000) nilai serat kasar tidak menjelaskan

kandungan NDF atau ADF suatu bahan pakan. Kandungan lemak dan protein kasar

memiliki korelasi yang rendah dengan ADF (Tabel 4). Kandungan serat yang

berikatan dengan nitrogen yang menjadi salah satu komponen ADF perlu dipelajari

lebih lanjut untuk mengetahui komponen protein kasar yang tidak larut dalam larutan

detergen asam.

Analisa NDF dan ADF memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari

analisa NDF adalah terlarutnya pektin yang terdapat dinding sel sehingga untuk

bahan pakan yang tinggi akan pektin nilai NDF tidak mewakili banyaknya komponen

karbohidrat struktural dalam dinding sel. Kekurangan dari analisa ADF adalah

adanya sebagian lignin yang terlarut selama proses analisa sehingga tidak seluruh

(15)

12

Model Pendugaan Kandungan NDF dan ADF

Berdasarkan korelasi terhadap komponen proksimat dengan NDF dan ADF

diketahui bahwa NDF berkorelasi nyata terhadap abu, protein kasar, lemak kasar dan

BETN. Komponen ADF berkorelasi nyata terhadap abu, serat kasar dan BETN.

Berdasarkan persamaan regresi peubah tunggal, model pendugaan NDF dan ADF

berdasarkan data serat kasar memiliki nilai koefisien determinasi yang lebih besar

dibandingkan dengan komponen proksimat lainnya (Tabel 5). Koefisien determinasi

persamaan regresi antara NDF dengan serat kasar sebesar 0,256 (NDF = 54,498 +

0,644 SK; P<0,001; RMSE=14,57; n=161) dan koefisien determinasi antara ADF

dengan serat kasar sebesar 0,27 (ADF = 33,916 + 0,725 SK; P<0,001; RMSE=16,36;

n=194). Model pendugaan kandungan NDF dan ADF dengan menggunakan

komponen serat kasar sebagai variabel tunggal dinilai efektif karena serat kasar

dengan NDF dan ADF memiliki nilai korelasi yang nyata pada taraf P<0,01.

Model pendugaan NDF dan ADF dengan menggunakan kombinasi

komponen-komponen proksimat yang berkorelasi nyata terhadap NDF atau ADF

sebagai variabel memiliki nilai yang koefisien determinasi yang lebih besar

dibandingkan dengan model pendugaan variabel tunggal. Berdasarkan hasil

observasi NDF berkorelasi nyata terhadap abu, serat kasar, lemak kasar dan BETN.

Persamaan regresi dengan memasukan komponen abu, serat kasar, lemak kasar dan

BETN sebagai variabel penyusunnya memiliki nilai keofisien deteminasi sebesar

0,307 (NDF = 31,096 + 0,534 ABU + 0,869 SK - 0,294 LK + 0,269 BETN; P<0,001;

RMSE=14,20; n=161) (Tabel 7). Model pendugaan ADF dengan kandungan abu,

serat kasar dan BETN memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0,279 (ADF =

20,747 + 0,372 Abu + 0,829 SK – 0,133 BETN; P<0,001; RMSE=16,33; n=194)

(Tabel 6).

Model pendugaan kandungan NDF dengan menggunakan kombinasi serat

kasar dan lemak kasar memiliki nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan model pendugaan dengan kombinasi variabel lainnya (NDF =

57,623 + 0,626 SK - 0,638 LK; r2=0,289; P<0,001; RMSE=14,24; n=161) (Tabel 7).

Model pendugaan dengan menggunakan tiga komponen proksimat sebagai variabel

(16)

13 Tabel 5. Persamaan regresi peubah tunggal, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF

dan ADF

Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

NDF Abu NDF = 66,396 + 0,563 Abu 0,049 0,005 16,48 161

NDF SK NDF = 54,498 + 0,644 SK 0,256 <0,001 14,57 161

NDF LK NDF = 75,289 – 0,768 LK 0,049 0,005 16,48 161

NDF BETN NDF = 87,403 – 0,324 BETN 0,125 <0,001 15,81 161

ADF Abu ADF = 47,019 + 0,631 Abu 0,049 0,002 18,66 194

ADF SK ADF = 33,916 + 0,725 SK 0,27 <0,001 16,36 194

ADF BETN ADF = 73,488 – 0,423 BETN 0,183 <0,001 17,30 194

ADF NDF ADF = -2,891 + 0,783 NDF 0,505 <0,001 13,10 161

Keterangan : ADF=Acid Detergent Fiber; NDF=Neutral Detergent Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data

Tabel 6. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan ADF

Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE N

ADF Abu, SK ADF = 32,232 + 0,229 Abu + 0,694 SK 0,276 <0,001 16,33 194

ADF Abu, BETN ADF = 75,69 – 0,108 Abu – 0,445 BETN 0,184 <0,001 17,33 194

ADF SK, BETN ADF = 34,169 + 0,003 SK + 0,722 BETN 0,270 <0,001 16,40 194

ADF Abu, SK, BETN ADF = 20,747 + 0,372 Abu + 0,829 SK – 0,133 BETN 0,279 <0,001 16,33 194

(17)

14 Tabel 7. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF

Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

NDF Abu, SK NDF = 52,599 + 0,255 ABU + 0,612 SK 0,265 <0,001 14,53 161

NDF Abu, LK NDF = 69,247 + 0,543 ABU - 0,471 LK 0,094 <0,001 16,13 161

NDF Abu, BETN NDF = 85,621 + 0,089 ABU - 0,307 BETN 0,125 <0,001 15,85 161

NDF SK, LK NDF = 57,623 + 0,626 SK - 0,638 LK 0,289 <0,001 14,29 161

NDF SK, BETN NDF = 43,317 + 0,806 SK + 0,145 BETN 0,265 <0,001 14,53 161

NDF LK, BETN NDF = 95,285 - 0,406 LK - 1,172 BETN 0,230 <0,001 14,87 161

NDF Abu, SK, LK NDF = 55,402 + 0,247 ABU + 0,595 SK - 0,632 LK 0,298 <0,001 14,24 161 NDF Abu, SK, BETN NDF = 19,685 + 0,663 ABU + 0,994 SK + 0,388 BETN 0,304 <0,001 14,19 161 NDF Abu, LK, BETN NDF = 98,494 - 0,146 ABU - 1,211 LK - 0,438 BETN 0,232 <0,001 14,90 161 NDF SK, LK, BETN NDF = 58,554 + 0,608 SK - 0,657 LK - 0,016 BETN 0,289 <0,001 14,33 161

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 31,096 + 0,534 ABU + 0,869 SK - 0,294 LK +

0,269 BETN 0,307 <0,001 14,20 161

(18)

15 variabel abu, serat kasar dan BETN sebagai variabel penduganya (NDF=19,685 +

0,663 ABU + 0,994 SK + 0,388 BETN; P<0,001; RMSE=14,19; n=161) (Tabel 7).

Besarnya nilai keofisien determinasi model pendugaan NDF dengan abu, serat kasar

dan BETN sebagai variabel penduga diduga karena ketiga komponen proksimat

tersebut merupakan bagian penyusun dari fraksi NDF suatu pakan (Cherney, 2000)

(Gambar 2).

Kombinasi variabel abu dan serat kasar memiliki koefisien determinasi lebih

tinggi dari kombinasi serat kasar dan BETN dalam menduga nilai ADF suatu bahan

pakan. Koefisien determinasi abu, serat kasar dengan ADF sebesar 0,276 (ADF =

32,232 + 0,229 Abu + 0,694 SK; P<0,001; RMSE=16,33; n=194). Kombinasi serat

kasar dan BETN dalam menduga kandungan ADF suatu bahan pakan memiliki nilai

keofisien determinasi sebesar 0,270 (ADF = 34,169 + 0,003 SK + 0,722 BETN;

P<0,001; RMSE=16,40; n=194) (Tabel 7).

Model pendugaan dengan menggunakan variabel pemabatas menggambarkan

pengelompokan bahan pakan berdasarkan kandungan nutriennya. Berdasarkan

kandungan abu suatu bahan pakan, model pendugaan dibagi menjadi empat model

baik dengan memasukan unsur abu sebagai variabel persamaan atau tidak.

Berdasarkan hasil obeservasi pakan dengan kandungan abu <5% dan 10 – 15%

memiliki nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi dibanding kadar abu 5 – 10%

dan >15% (Tabel 8 dan Tabel 9). Kandungan abu pada suatu bahan pakan

mencerminkan kandungan mineral pada bahan tersebut. Silika merupakan salah satu

mineral yang secara alami ada dalam bahan pakan. Kadar silika pada suatu bahan

berkorelasi negatif dengan konsumsi dan kecernaan bahan tersebut. Silika diduga

tergolong sebagai mineral yang tidak larut dalam larutan detergen baik yang bersifat

netral atau asam (Cherney, 2000).

Kandungan serat kasar suatu bahan pakan tidak mencerminkan nilai NDF

atau ADF. Berdasarkan hasil observasi, dibuat tiga model pendugaan NDF dan ADF

dengan menggunakan kandungan serat kasar sebagai variabel pembatas yaitu kadar

serat kasar <20%, 20 – 40% dan >40% (Tabel 10). Model pendugaan pada serat

kasar berkisar antara 20 – 40 % memiliki nilai P yang nyata dibandingkan rentang

serat kasar lainnya. Umumnya kandungan serat kasar <20% merupakan pakan

(19)

16 sebagai variabel pemabatas serat kasar dinilai efektif untuk menduga kandungan

NDF dan ADF pada bahan pakan yang memiliki kandungan serat kasar >20%.

Kandungan lemak kasar berkorelasi negatif terhadap kandungan NDF dan

ADF suatu bahan pakan (Tabel 3 dan Tabel 4). Model pendugaan NDF dengan

menggunakan kandungan lemak kasar sebagai variabel pembatas dikelompokan

menjadi tiga model yaitu kandungan lemak kasar <5%, 5–10% dan >10% (Tabel 11).

Koefisien determinasi pada model pendugaan dengan kandungan lemak kasar 5 –

10% dan >10% memiliki nilai koefisien yang tinggi dibanding kandungan lemak

<5%. Model pendugaan dengan serat kasar sebagai variabel pemabatas lemak kasar

dinilai efektif untuk menduga kandungan NDF pada bahan pakan yang memiliki

kandungan lemak kasar >5%.

Perhitungan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) didapat dari hasi

pengurangan bahan kering dikurangi dengan abu, protein kasar, lemak kasar dan

serat kasar. Kandungan BETN suatu bahan pakan mencerminkan jumlah karbohidrat

non-struktural suatu bahan pakan. Model pendugaan NDF dan ADF dengan

menggunakan BETN sebagai variabel pembatas, didapatkan tiga model pendugaan

yaitu kandungan BETN <30%, 30 – 60% dan >60% (Tabel 12). Pendugaan NDF

dengan variabel BETN <30% memiliki nilai koefisien yang lebih tinggi dibanding

level BETN lainnya. Model pendugaan dengan variabel pembatas BETN <30%

dinilai lebih efektif untuk menduga kandungan NDF dan ADF pada pakan kelas

hijauan. Proporsi karbohidrat non-struktural (BETN) dan karbohidrat struktural

(NDF dan ADF) suatu bahan pakan akan memengaruhi pola penyediaan energi dari

pakan tersebut. Kandungan ADF dapat digunakan untuk menduga besaran energi

pada rumput (Beauchemin, 1996). Kandungan NDF suatu pakan merupakan faktor

utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi pakan dan laju pengisian rumen

(20)

17 Tabel 8. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan abu <5% dan 5 – 10%

Variabel

pembatas Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

Abu <5%

NDF SK,LK,BETN NDF = 128,182 - 0,033 SK - 3,471 LK -0,777

BETN 0,389 0,007 18,87 28

NDF Abu,SK,LK,BETN NDF = 120,087 + 1,221 Abu + 0,020 SK - 3,581

LK - 0,725 BETN 0,393 0,018 19,21 28

ADF SK,BETN ADF = 33,099 + 0,822 SK - 0,028 BETN 0,475 <0,001 18,21 36

ADF Abu,SK,BETN ADF = 28,22 + 0,842 abu + 0,845 SK - 0,002 BETN 0,476 <0,001 18,47 36

Abu 5-10%

NDF SK,LK,BETN NDF = 23,831 + 0,866 SK - 0,161 LK + 0,451

BETN 0,231 0,006 15,41 51

NDF Abu,SK,LK,BETN NDF = 0,275 + 1,909 abu + 0,961 SK + 0,023 LK +

0,584 BETN 0,255 0,008 15,34 51

ADF SK,BETN ADF = 13,592 + 0,795 abu + 0,338 BETN 0,111 0,047 20,41 55

ADF Abu,SK,BETN ADF = 18,258 - 0,551 abu + 0,795 SK + 0,323

BETN 0,113 0,104 20,59 55

(21)

18 Tabel 9. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan abu 10 – 15% dan >15%

Variabel

pembatas Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

Abu 10-15%

NDF SK,LK,BETN NDF = 25,835 + 1,124 SK + 0,111 LK + 0,36

BETN 0,371 <0,001 12,25 46

NDF Abu,SK,LK,BETN NDF = 14,121 + 0,764 abu + 1,14 SK + 0,233 LK +

0,398 BETN 0,375 0,001 12,35 46

ADF SK,BETN ADF = 36,313 + 0,694 SK - 0,066 BETN 0,31 <0,001 12,62 52

ADF Abu,SK,BETN ADF = 24,937 + 1,082 abu + 0,645 SK - 0,077

BETN 0,319 <0,001 12,67 52

Abu >15%

NDF SK,LK,BETN NDF = 63,422 + 0,531 SK - 0,657 LK + 0.00 BETN 0,217 0,047 10,46 36

NDF Abu,SK,LK,BETN NDF = 110,488 - 0,852 abu + 0,182 SK - 1,059 LK

- 0,513 BETN 0,251 0,055 10,40 36

ADF SK,BETN ADF = 46,091 + 0,589 SK - 0,133 BETN 0,199 0,005 13,13 51

ADF Abu,SK,BETN ADF = 71,117 - 0,565 abu + 0,405 SK - 0,366

BETN 0,214 0,01 13,15 51

(22)

19 Tabel 10. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan serat kasar.

Variabel

pembatas Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

Serat Kasar <20%

NDF Abu, LK, BETN NDF = 45,256 + 1,302 ABU - 0,662 SK + 0,173

BETN 0,103 0,159 18,98 51

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 6,109 + 1,186 Abu + 1,071 SK - 0,158 LK +

0,531 BETN 0,152 0,102 18,66 51

ADF Abu, BETN ADF = 14,824 + 1,226 abu + 0,266 BETN 0,049 0,228 20,94 62

ADF Abu, SK, BETN ADF = -13,701 + 1,090 abu + 1,211 SK + 0,501

BETN 0,124 0,052 20,27 62

Serat Kasar 20-40%

NDF Abu, LK, BETN NDF = 94,62 - 0,091 abu - 0,656 LK - 0,387 BETN 0,079 0,088 12,65 83

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 43,77 + 0,373 abu + 0,775 SK - 0,079 LK +

0,064 BETN 0,123 0,035 12,42 83

ADF Abu, BETN ADF = 90,134 - 0,454 abu - 0,643 BETN 0,157 <0,001 13,50 99

ADF Abu, SK, BETN ADF = 64,811 - 0,282 abu + 0,475 SK - 0,442 BETN 0,174 <0,001 13,43 99

Serat Kasar >40%

NDF Abu, LK, BETN NDF = 81,406 - 0,058 abu - 0,278 LK + 0,132 BETN 0,033 0,855 9,38 27

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 111,096 - 0,337 abu - 0,434 SK - 0,515 LK -

0,082 BETN 0,069 0,803 9,41 27

ADF Abu, BETN ADF = 46,091 + 0,589 SK - 0,133 BETN 0,123 0,141 14,15 33

ADF Abu, SK, BETN ADF = 71,117 - 0,565 abu + 0,405 SK - 0,366 BETN 0,138 0,224 14,27 33

(23)

20 Tabel 11. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan lemak kasar

Variabel

pembatas Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

Lemak Kasar <5%

NDF abu, SK, BETN NDF = 37,194 + 0,584 ABU + 0,737 SK + 0,196

BETN 0,236 <0,001 14,70 132

NDF abu, SK, LK, BETN NDF = 41,015 + 0,544 abu + 0,7 SK - 0,289 LK +

0,159 BETN 0,236 <0,001 14,75 132

Lemak Kasar 5-10%

NDF abu, SK, BETN NDF = 82,194 - 0,788 ABU + 0,323 SK - 0,322 BETN 0,56 0,024 11,16 15

NDF abu, SK, LK, BETN NDF = 24,362 - 0,528 abu + 0,772 SK + 3,65 LK +

0,097 BETN 0,622 0,032 10,85 15

Lemak Kasar >10%

NDF abu, SK, BETN NDF = -4,79 + 1,643 ABU + 1,537 SK + 0,408 BETN 0,814 0,001 9,14 14

NDF abu, SK, LK, BETN NDF = -3,925 + 1,64 abu + 1,528 SK - 0,02 LK +

0,399 BETN 0,814 0,002 9,63 14

(24)

21 Tabel 12. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan BETN

Variabel

pembatas Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

BETN <30%

NDF Abu, SK, LK NDF = 77,003 - 0,317 ABU + 0,29 SK - 1,063 LK 0,654 <0,001 9,02 27

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 48,489 - 0,059 abu - 0,842 SK + 0,499 LK +

0,641 BETN 0,694 <0,001 8,67 27

ADF Abu, SK ADF = 36,479 - 0,016 ABU + 0,67 SK 0,197 0,015 13,24 41

ADF Abu, SK, BETN ADF = 32,238 + 0,011 abu + 0,690 SK + 0,127 BETN 0,199 0,04 13,40 41

BETN 30-60%

NDF Abu, SK, LK NDF = 41,958 + 0,663 ABU + 0,825 SK - 0,193 LK 0,35 <0,001 12,13 102

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 10,557 + 1,012 abu + 0,209 SK + 1,101 LK +

0,415 BETN 0,365 <0,001 12,05 102

ADF Abu, SK ADF = 21,147 + 0,638 ABU + 0,888 SK 0,275 <0,001 15,33 112

ADF Abu, SK, BETN ADF = 22,114 + 0,628 abu + 0,88 SK - 0,014 BETN 0,275 <0,001 15,40 112

BETN >60%

NDF Abu, SK, LK NDF = 57,192 + 1,04 ABU + 0,101 SK - 0,272 LK 0,03 0,833 22,17 32

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 95,127 + 0,571 abu - 0,674 SK - 0,25 LK -

0,409 BETN 0,034 0,916 22,53 32

ADF Abu, SK ADF = 36,772 + 0,206 ABU + 0,436 SK 0,02 0,677 21,36 41

ADF Abu, SK, BETN ADF = -14,29 + 0,834 abu + 0,955 SK + 0,552 BETN 0,029 0,78 21,56 41

(25)

22

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Komponen analisa proksimat (abu, serat kasar, lemak kasar dan BETN)

memiliki korelasi yang erat dengan fraksi serat Van Soest (NDF dan ADF). Hasil

analisa proksimat suatu bahan pakan dapat digunakan untuk memprediksi kandungan

NDF dan ADF suatu bahan pakan. NDF dapat diprediksi dengan persamaan

NDF=-3,925+1,64 abu+1,528 SK-0,02 LK+0,399 BETN (r2=0,814; P=0,002; RMSE=9,63)

dan kandungan ADF dapat dipredikisi dengan persamaan ADF = 24,937 + 1,082 abu

+ 0,645 SK - 0,077 BETN (r2

Saran

=0,319; P<0,001; RMSE=12,67).

Perlu dilakukan pengkajian lanjutan dengan melakukan pengelompokan

bahan pakan agar pola hubungan masing-masing kelompok pakan dapat diketahui.

Pembuatan model pendugaan kandungan NDF dan ADF berdasarkan hasil analisa

proksimat dengan melakukan pengelompokan bahan pakan penting dilakukan untuk

(26)

i PENDUGAAN KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN

ACID DETERGENT FIBER PADA PAKAN BERDASARKAN

HASIL ANALISA PROKSIMAT

SKRIPSI

INTAN NURSIAM

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(27)

i PENDUGAAN KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN

ACID DETERGENT FIBER PADA PAKAN BERDASARKAN

HASIL ANALISA PROKSIMAT

SKRIPSI

INTAN NURSIAM

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(28)

ii

RINGKASAN

Intan Nursiam. D24080094. 2012. Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan

Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing utama : Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt. M.Sc. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Suryahadi, DEA.

Pakan merupakan salah satu komponen penting penentu keberhasilan suatu usaha peternakan. Kualitas bahan pakan diukur dari karakteristik fisik, kimia dan biologis. Pengujian bahan pakan baik secara fisik, kimia dan biologis bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia pakan, informasi awal untuk melakukan pengolahan pakan lebih lanjut, menentukan metode penyimpanan yang tepat dan menjadi pedoman untuk melakukan formulasi ransum. Analisa proksimat merupakan salah satu pengujian kimia yang dapat memberikan informasi mengenai komposisi kimia suatu bahan pakan. Metode Van Soest merupakan salah satu pengujian kimia untuk mengukur kualitas serat suatu bahan pakan dengan menggunakan larutan detergen sebagai pelarutnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan analisa proksimat dengan komponen serat Van Soest pada pakan dan membuat metoda pendugaan kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan berdasarkan hasil analisa proksimat. Penelitian ini menggunakan data hasil analisa proksimat dan Van Soest bahan pakan yang berasal dari Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Parameter yang diamati meliputi nilai korelasi (R), nilai koefisien determinasi (r2), nilai P, nilai Root Mean Square Error (RMSE) dan persamaan regresi (baik regresi linier peubah tunggal dan peubah berganda).

Hasil penelitian menunjukan bahwa komponen Neutral Detergen Fiber

(29)

iii diduga melalui persamaan ADF = 24,937 + 1,082 Abu + 0,645 SK – 0,077 BETN (r2=0,319; P<0,001; RMSE=12,67). Komponen hasil analisa proksimat suatu bahan pakan dapat digunakan untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan.

Kata-kata kunci : Analisa Proksimat, Analisa Van Soest, Korelasi, Regresi.

(30)

iv

ABSTRACT

Estimate Level of Neutral Detergent Fiber and Acid Detergent Fiber on Feed

Based On the Results of the Proximate Analysis

I. Nursiam, A. Jayanegara and Suryahadi

Feed is an important component in animal husbandry industry. Feed quality can be evaluated by physical characteristic, chemical composition and biological values. Proximate analysis is one of chemical analysis to counting chemical composition in the feed. Van Soest analysis is one of chemical analysis to evaluate fiber in the feed. This study was aimed to determine the relationship beetwen proximate analysis and Van Soest’s fiber component in feed and to predict Van Soest’s fiber component (NDF and ADF) from proximate analysis component such as Ash, Crude Protein (CP), Ether Extract (EE), Crude Fiber (CF) and Nitrogen Free Extract (NFE). This study used database of feed ingredients from Laboratory of Feed Science and Technology, Departement of Nutrition and Feed Technology, Faculty of Animal Husbandry, Bogor Agricultural University. Data were analyzed by correlation analysis and regression (linier regression with single and multiple variables). Accuracy levels of the relationships between variables were expressed as coefficient determination (r2), P Values and Root Mean Square Error (RMSE). The result showed that Neutral Detergent Fiber (NDF) had a strong correlation with Ash, Extract (EE), Crude Fiber (CF) and Nitrogen Free Extract (NFE). Acid Detergent Fiber (ADF) component had a strong correlation with Ash, Crude Fiber (CF) and Nitrogen Free Extract (NFE). NDF can be predicted using a model NDF = -3.925 + 1.64 Ash + 1.528 CF – 0.02 EE + 0.399 NFE (r2=0.814; P=0.002; RMSE = 14.20) and ADF can be predicted using a model ADF = 24.937 + 1.082 Ash + 0.645 CF – 0.077 NFE (r2=0.319; P<0,001; RMSE=12.67). It concluded that proximate analysis component can be used to predict Van Soest’s component in the feed.

(31)

v PENDUGAAN KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN

ACID DETERGENT FIBER PADA PAKAN BERDASARKAN

HASIL ANALISA PROKSIMAT

INTAN NURSIAM D24080094

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(32)

vi Judul : Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada

Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat Nama : Intan Nursiam

NIM : D24080094

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

(Dr. Anuraga Jayanegara, S. Pt, M. Sc) (Dr. Ir. Suryahadi, DEA) NIP. 19830602 200501 1 001 NIP. 19561124 198103 1 002

Mengetahui Ketua Departemen, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

(Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr) NIP. 19670506 199103 1 001

(33)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Garut pada tanggal 27 Maret 1990. Penulis adalah anak ke dua dari dua orang bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Didi dan Ibu Eulis Sunarsih.

Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2002 di SDN Padasuka 1, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2005 di SMPN 1 Cibatu dan pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun 2008 di SMAN 1 Cibatu (sekarang berubah nama menjadi SMAN 3 Garut).

Penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan IPB pada tahun 2008 melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI) dan diterima pada program studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan pada tahun 2009. Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tenis Lapangan IPB dan kegiatan kewirausahaan Building Enterpreneur Student (BEST) Fakultas Peternakan IPB 2010-2011. Penulis pernah menjadi lurah gedung C2 Asrama Putra Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB. Pada Tingkat Persiapan Bersama, penulis bersama rekan-rekan A06 TPB 2008 menjadi juara umum Olimpiade Olahraga Tradisional IPB 2009 dan juara harapan lomba aerobik TPB 2009. Penulis juga berkesempatan menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Pengantar Ilmu Nutrisi tahun 2010-2011, Pengetahuan Bahan Pakan 2011-2012 dan Teknologi Pengolahan Pakan 2012.

(34)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas segala kemudahan yang telah Tuhan semesta alam, Allah SWT, berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat”. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada bulan April – Mei 2012 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB.

Pakan merupakan salah satu komponen penting penentu keberhasilan suatu usaha peternakan. Kualitas bahan pakan diukur dari karakteristik fisik, kimia dan biologis. Pengujian bahan pakan baik secara fisik, kimia dan biologis bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia pakan, informasi awal untuk melakukan pengolahan pakan lebih lanjut, menentukan metode penyimpanan yang tepat dan menjadi pedoman untuk melakukan formulasi ransum. Analisa proksimat merupakan salah satu pengujian kimia yang dapat memberikan informasi mengenai komposisi kimia suatu bahan pakan. Metode Van Soest merupakan salah satu pengujian kimia untuk mengukur kualitas serat suatu bahan pakan dengan menggunakan larutan detergen sebagai pelarutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan analisa proksimat dengan komponen serat Van Soest pada pakan dan membuat metoda pendugaan kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan berdasarkan hasil analisa proksimat.

Penulis memahami bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan, maka dari itu sangat berharap akan saran dan kritik konstruktif agar bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan khususnya bagi pengembangan ilmu peternakan.

Bogor, Desember 2012

(35)

23

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur atas berkah rahmat Allah SWT, Raja dari semesta alam atas

segala kemudahan dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang

berjudul ”Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada

Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat”. Shalawat dan salam untuk semoga

selalu tercurah untuk manusia mulia, Nabi Muhammad SAW, serta kepada para

keluarga, sahabat dan umatnya. Terimakasih kepada kedua orangtua atas segala doa

dan semangat yang menjadi pemacu bagi penulis

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang dibiayai oleh

Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Bagian Teknologi dan Industri Pakan,

Departement Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh jajaran

Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan.

Penulis menghaturkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya untuk Dr.

Anuraga Jayanegara, S.Pt, M.Sc dan Dr. Ir. Suryahadi, DEA atas segala arahan

selama penelitian dan penulisan skripsi, Prof. Dr. Ir. Erika Budiarti Laconi, MS atas

segala semangat dan pelajaran hidup yang selalu diberikan, Prof. Dr. Ir. Nahrowi,

M.Sc, bu Welly, bu Eneh, pa Sofyan, S.Si serta semua staf laboratorium Ilmu dan

Teknologi Pakan, staf Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, dan

(36)

ix

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN ... ii ABSTRACT ... iv RIWAYAT HIDUP ... vii KATA PENGANTAR ... viii DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 1 TINJAUAN PUSTAKA ... 2 Analisa Proksimat ... 2 Fraksi Serat Van Soest ... 4

Neutral Detergent Fiber (NDF) ... 4

Acid Detergent Fiber (ADF) ... 5 MATERI DAN METODE ... 6 Waktu dan Tempat ... 6 Materi ... 6 Alat dan Bahan ... 6 Metode ... 6 Rancangan Percobaan ... 6 Analisa Data ...

6 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8 Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest ………… 8 Model Pendugaan Kandungan NDF dan ADF ………... 12 KESIMPULAN DAN SARAN ...

22 Kesimpulan ... 22 Saran ... 22 UCAPAN TERIMA KASIH ... 23 DAFTAR PUSTAKA ... 24

LAMPIRAN ……… 25

(37)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering) ... 8 2. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan ADF (% Bahan

Kering) ... 8 3. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering) 9 4. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering) 11 5. Persamaan regresi peubah tunggal, koefisien determinasi, nilai P

dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF dan ADF ... 13 6. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan

RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan ADF ... 13 7. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan

RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF ... 14 8. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas

kandungan abu <5% dan 5 – 10% ... 17 9. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas

kandungan abu 10 – 15% dan >15% ... 18 10. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas

kandungan serat kasar ... 19 11. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas

kandungan lemak kasar ... 20 12. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas

kandungan BETN ... 21

(38)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Skema analisa proksimat bahan pakan (McDonald et al. (1995) ... 2 2. Perbedaan analisa proksimat dan analisa Van Soest (Cherney,

2000)……….. 3

3. Alur pembuatan model pendugaan kandungan NDF dan ADF berdasarkan kandungan proksimat ... 7

(39)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

(40)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pakan merupakan komponen penting yang menentukan keberhasilan suatu

usaha peternakan. Kualitas suatu pakan dinilai dari berbagai aspek meliputi

karakteristik fisik, kimia dan biologi. Pengujian pakan baik secara fisik, kimia dan

biologis bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia pakan, informasi awal untuk

melakukan pengolahan pakan lebih lanjut, menentukan metode penyimpanan yang

tepat dan menjadi pedoman untuk melakukan formulasi ransum.

Analisa proksimat merupakan salah satu pengujian kimia yang dapat

memberikan informasi mengenai komposisi kimia suatu bahan pakan. Analisa

proksimat dapat mengukur kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak

kasar, kadar serat kasar dan kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Metode

pengujian proksimat umum digunakan di Indonesia untuk mengevaluasi kualitas

bahan pakan ataupun pangan. Metode Van Soest merupakan salah satu pengujian

kimia untuk mengukur kualitas serat suatu bahan pakan dengan menggunakan

larutan detergen sebagai pelarutnya. Berdasarkan metoda pengujian yang

dikembangkan Van Soest, serat selanjutnya dikelompokan menjadi serat yang larut

dalam detergen netral (Neutral Detergent Fiber/NDF), serat yang larut dalam

detergen asam (Acid Detergent Fiber/ADF), hemiselulosa, selulosa dan lignin.

Analisa proksimat, NDF dan ADF merupakan pengujian yang umum digunakan

untuk mengetahui kualitas suatu bahan pakan.

Analisa proksimat dan fraksi Van Soest saling berhubungan satu sama lain.

Namun demikian hubungan di antara analisa proksimat dan fraksi serat Van Soest

belum banyak dipelajari sehingga menjadi sangat penting untuk diketahui pola

hubungan di antara keduanya. Pengembangan metode pendugaan kandungan fraksi

Van Soest berdasarkan data hasil analisa proksimat perlu dilakukan untuk

mempermudah penentuan kualitas suatu bahan pakan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola hubungan dan membuat metoda

pendugaan sederhana antara komponen analisa proksimat dan serat Van Soest pada

(41)

2

TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Proksimat

Analisa proksimat merupakan pengujian kimiawi untuk mengetahui

kandungan nutrien suatu bahan baku pakan atau pakan. Metode analisa proksimat

pertama kali dikembangkan oleh Henneberg dan Stohman pada tahun 1860 di sebuah

laboratorium penelitian di Weende, Jerman (Hartadi et al., 1997). McDonald et al. (1995) menjelaskan bahwa analisa proksimat dibagi menjadi enam fraksi nutrien

yaitu kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa

nitrogen (BETN).

Gambar 1. Skema analisa proksimat bahan pakan (McDonald et al. 1995).

Analisa kadar abu bertujuan untuk memisahkan bahan organik dan bahan

anorganik suatu bahan pakan. Kandungan abu suatu bahan pakan menggambarkan

kandungan mineral pada bahan tersebut. Menurut Cherney (2000) abu terdiri dari

mineral yang larut dalam detergen dan mineral yang tidak larut dalam detergen

(Gambar 2). Kandungan bahan organik suatu pakan terdiri protein kasar, lemak

kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (Gambar 1).

Kadar protein pada analisa proksimat bahan pakan pada umunya mengacu

pada istilah protein kasar. Protein kasar memiliki pengertian banyaknya kandungan

nitrogen (N) yang terkandung pada bahan tersebut dikali dengan 6,25. Definisi

tersebut berdasarkan asumsi bahwa rata-rata kandungan N dalam bahan pakan adalah

16 gram per 100 gram protein (NRC, 2001). Protein kasar terdiri dari protein dan

nitrogen bukan protein (NPN) (Cherney, 2000).

Cherney (2000) melaporkan bahwa lemak kasar terdiri dari lemak dan

pigmen. Zat-zat nutrien yang bersifat larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan

K diduga terhitung sebagai lemak kasar. Pigmen yang sering terekstrak pada analisa

(42)

3 menggunakan senyawa eter sebagai bahan pelarutnya, maka dari itu analisa lemak

kasar juga sering disebut sebagai ether extract.

Analisa Proksimat

Komponen Kimia Analisa Van

Soest Protein kasar Protein Nitrogen bukan protein Lemak kasar Lemak Pigmen NDS Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen Gula Asam Organik Pektin Hemisellulosa

Lignin yang larut dalam alkali

Serat Kasar

Lignin tidak larut dalam alkali

Serat yang berikatan dengan nitrogen

Sellulosa

Abu

Mineral yang tidak larut dalam detergen

[image:42.595.107.489.114.607.2]

Mineral yang larut dalam detergen

Gambar 2. Perbedaan analisa proksimat dan analisa Van Soest (Cherney, 2000)

Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat dan didefinisikan sebagai

fraksi yang tersisa setelah didigesti dengan larutan asam sulfat standar dan sodium

hidroksida pada kondisi terkondisi (Suparjo, 2010). Serat kasar sebagian besar

berasal dari sel dinding tanaman dan mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin

(Suparjo, 2010). Lu et al. (2005) menyatakan bahwa serat pakan secara kimiawi

dapat digolongkan menjadi serat kasar, neutral detergent fiber, acid detergent fiber,

acid detergent lignin, selulosa dan hemiselulosa. Peran serat pakan sebagai sumber Lignin

(43)

4 energi erat kaitannya dengan proporsi penyusun komponen serat seperti selulosa,

hemiselulosa dan lignin (Suparjo, 2010). Menurut Cherney (2000) serat kasar terdiri

dari lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen dan

selulosa.

Bahan ekstrak tanpa nitrogen merupakan bagian karbohidrat yang mudah

dicerna atau golongan karbohidrat non-struktural. Karbohidrat non-struktural dapat

ditemukan di dalam sel tanaman dan mempunyai kecernaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan karbohidrat struktural. Gula, pati, asam organik dan bentuk lain

dari karbohidrat seperti fruktan termasuk ke dalam kelompok karbohidrat

non-struktural dan menjadi sumber energi utama bagi sapi perah yang berproduksi tinggi.

Kemampuan karbohidrat non-struktural untuk difermentasi dalam rumen nilainya

bervariasi tergantung dari tipe pakan, cara budidaya dan pengolahan (NRC, 2001).

Menurut Cherney (2000) bahan ekstrak tanpa nitrogen tersusun dari gula, asam

organik, pektin, hemiselulosa dan lignin yang larut dalam alkali.

Fraksi Serat Van Soest

Neutral Detergent Fiber (NDF)

Neutral Detergent Fiber (NDF) menggambarkan semua komponen karbohidrat struktural dalam dinding sel tanaman yang meliputi selulosa,

hemiselulosa dan lignin (NRC, 2001). Kandungan NDF suatu pakan merupakan

faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi pakan dan laju pengisian rumen

terutama pada sapi perah yang berproduksi tinggi (Kendall et al., 2009). Neutral Detergent Fiber (NDF) merupakan metoda yang terbaik untuk memisahkan antara karbohidrat struktural dengan karbohidrat non-struktural pada tumbuhan. Proporsi

dari komponen-komponen penyusun NDF (hemiselulosa, selulosa dan lignin) akan

mempengaruhi nilai kecernaan dari NDF. Konsentrasi Neutral Detergent Fiber

dalam pakan atau dalam ransum memiliki korelasi negatif dengan konsentrasi energi.

Pakan atau ransum yang memiliki kandungan NDF yang sama belum tentu memiliki

jumlah energi yang sama, maka untuk pakan atau ransum yang memiliki konsentrasi

NDF yang lebih tinggi kemungkinan memiliki jumlah energi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pakan atau ransum yang memiliki kandungan NDF yang lebih

(44)

5 Kandungan NDF pada pakan atau ransum tidak selalu menjadi pembatas bagi

nilai konsumsi bahan kering ketika ransum tersebut diformulasikan untuk mencukupi

kebutuhan energi. Kandungan NDF berhubungan dengan nilai pH rumen karena

NDF difermentasi lebih lama dan memiliki nilai kecernaan yang lebih rendah

dibandingkan dengan NFC (Non-Fibrous Carbohydrate). Aktivitas mengunyah dan

tingkat produksi saliva meningkat seiring dengan jumlah NDF yang dikonsumsi

(NRC, 2001).

Acid Detergent Fiber (ADF)

Acid Detergent Fiber atau ADF dapat didefinisikan sebagai banyaknya fraksi yang tidak terlarut setelah melalui proses pelarutan pada larutan detergent asam (Acid

Detergent Solution). Selulosa dan lignin merupakan komponen penyusun dari ADF (NRC, 2001). Beberapa persamaan regresi telah dikembangkan untuk menduga

kandungan ADF dari kandungan NDF. Kandungan ADF dari silase jagung dapat

diduga dengan persamaan Y = -1,15 + 0,62 NDF (r2 = 0,89; N = 2425), kandungan

ADF rumput dapat diduga dengan persamaan Y = 6,89 + 0,50 NDF (r2 = 0,62; N =

722) dan kandungan ADF legum dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan

Y = -0,73 + 0,82 NDF (r2 = 0,84; N = 2899) (NRC, 2001). Kandungan ADF dapat

digunakan untuk menduga besaran energi pada rumput (Beauchemin, 1996). Analisa

NDF dan ADF memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari analisa NDF adalah

terlarutnya pektin yang terdapat dinding sel sehingga untuk bahan pakan yang tinggi

akan pektin nilai NDF tidak mewakili banyaknya komponen karbohidrat struktural

dalam dinding sel. Kekurangan dari analisa ADF adalah adanya sebagian lignin yang

terlarut selama proses analisa sehingga tidak seluruh fraksi lignin terhitung sebagai

(45)

6

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu dari bulan April sampai Mei

2012 bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor.

Materi

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat komputer,

software microsoft excel 2007 dan software SPSS versi 16. Bahan yang digunakan

adalah data hasil analisa bahan pakan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan,

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Data yang dikoleksi dari data hasil

analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor, meliputi data bahan kering (BK), abu, protein kasar (PK), lemak

kasar (LK), serat kasar (SK), bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), Neutral Detergen Fiber (NDF) dan Acid Detergen Fiber (ADF).

Metode

Rancangan Percobaan

Data hasil analisa proksimat dan fraski Van Soest ditabulasi dengan

berdasarkan kriteria penelitian yaitu data pakan yang dianalisa kandungan proksimat

serta kandungan NDF dan ADF. Data yang diperoleh dikonversi menjadi data yang

berbasiskan 100% bahan kering (% Dry matter) untuk mengurangi efek dari keberagaman bahan kering yang didapat. Data yang telah dikonversi diklasifikasikan

menjadi dua perlakuan yaitu data yang mengandung informasi analisa proksimat

dengan NDF dan data proksimat dengan ADF. Parameter yang diukur pada

penelitian ini adalah korelasi antara komponen proksimat dengan NDF dan ADF,

persamaan regresi, koefiisien determinasi (R2

Analisa Data

) dan root mean square error (RMSE).

Data proksimat (Abu, PK, LK, SK dan BETN) dengan NDF dan ADF

dihitung tingkat korelasi dengan menggunakan korelasi Pearson dua arah. Komponen

(46)

7

NDF atau ADF selanjutnya dihitung persamaan regresi (baik regresi linier peubah

tunggal maupun peubah berganda) dengan menggunakan software SPSS versi 16.

Gambar 3. Alur pembuatan model pendugaan kandungan NDF dan ADF berdasarkan kandungan proksimat.

Tabulasi data

Penyeragaman data menjadi % bahan kering

Perhitungan korelasi

Komponen proksimat yang nyata pada taraf P<0,05 atau P<0,01 digunakan untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF

(47)

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest

Penelitian ini menggunakan data hasil analisa proksimat (kadar air, abu,

protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN) dan fraksi serat Van Soest

(Neutral Detergen Fiber dan Acid Detergen Fiber) yang berasal dari database hasil

analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor (Tabel 1 dan Tabel 2). Data yang berasal dari database

Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan terdiri dari data hasil analisa proksimat dan

fraksi serat dari bahan pakan yang beragam seperti serealia, rumput, leguminosa,

hasil ikutan pertanian atau perkebunan, dan ransum. Data yang ditabulasi

diseragamkan kadar airnya menjadi dalam bentuk % bahan kering atau Dry Matter

Basis untuk mengurangi tingkat keberagaman pada data yang digunakan.

Tabel 1. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering)

[image:47.595.93.516.544.664.2]

Keterangan : BETN=Bahan Ekestrak Tanpa Nitrogen; NDF=Neutral Detergent Fiber; n = jumlah sampel; SD=Standar Deviasi.

Tabel 2. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering)

Keterangan : ADF=Acid Detergent Fiber; BETN=Bahan Ekestrak Tanpa Nitrogen; n = jumlah sampel; SD=Standar Deviasi

Analisa proksimat (Kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan

BETN) (Hartadi et al., McDonald et al., 1995),NDF dan ADF merupakan analisa yang umum digunakan untuk mengetahui komposisi kimia dalam suatu bahan pakan.

Variabel n Mean (%) Max (%) Min (%) SD (%)

Abu 161 10,94 35,40 0,62 6,60

Protein Kasar 161 11,68 39,40 2,60 6,09

Lemak Kasar 161 3,56 47,23 0,02 4,83

Serat Kasar 161 28,05 62,05 0,10 13,23

BETN 161 45,77 90,51 11,06 18,33

NDF 161 72,56 96,47 16,82 16,84

Variabel n Mean (%) Max (%) Min (%) SD (%)

Abu 194 8,09 28,10 0,45 6,33

Protein Kasar 194 8,60 36,30 0,56 6,37

Lemak Kasar 194 2,08 17,96 0,01 2,20

Serat Kasar 194 19,61 57,69 0,02 13,22

BETN 194 31,40 82,56 1,62 19,28

(48)

9 Tabel 3. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering)

Variabel NDF Abu PK LK SK BETN

NDF 1

Abu 0,221** 1

PK -0,101 0,077 1

LK -0.220** -0,036 0,201* 1

SK 0,506** 0,251** 0,043 -0,076 1

BETN -0,353** -0,557** -0,444** -0,263** -0,807** 1

Keterangan : NDF=Neutral Detergen fiber; PK=Protein Kasar; LK=Lemak Kasar; SK=Serat Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; *= nyata pada taraf P<0,05 dan **= sangat nyata pada taraf P<0,01.

Berdasarkan hasil korelasi komponen analisa proksimat dengan Neutral Detergent

Fiber (NDF) diketahui bahwa kadar abu, serat kasar (SK), lemak kasar (LK) dan bahan ekstrak tanpa nitrogen berkorelasi nyata pada taraf P<0,01 dan korelasi antara

protien kasar (PK) dan NDF tidak bersifat nyata (Tabel 3). Komponen penyusun

NDF menurut Cherney (2000) adalah hemiselulosa, lignin yang larut dalam alkali,

lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen, sellulosa

dan mineral yang larut dalam detergen (Gambar 2). Neutral Detergent Fiber (NDF)

menggambarkan banyaknya karbohidrat struktural yang terdapat dalam dinding sel

yang terdiri dari hemiselulosa, selulosa dan lignin (NRC, 2001).

Berdasarkan skema perbedaan antara analisa proksimat dan analisa Van Soest

yang dibuat Cherney (2000), komponen penyusun NDF beririsan dengan komponen

penyusun dari abu, serat kasar dan BETN. Abu dan NDF memiliki korelasi sebesar

0,221 (Tabel 3). Kandungan mineral yang tidak larut dalam detergent merupakan

bagian dari abu yang sekaligus menjadi salah satu penyusun dari NDF Cherney

(2000) (Gambar 2).

Lu et al. (2005) menyatakan bahwa serat pakan secara kimiawi dapat digolongkan menjadi serat kasar, neutral detergent fiber, acid detergent fiber, acid detergent lignin, selulosa dan hemiselulosa. Analisa serat kasar dan NDF merupakan salah satu metode untuk mengukur kualitas serat bahan pakan. Menurut Cherney

(2000), serat kasar terdiri dari lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang

be

Gambar

Gambar 2. Perbedaan analisa proksimat dan analisa Van Soest (Cherney, 2000)
Tabel 2. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering)
Tabel 5. Persamaan regresi peubah tunggal, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF dan ADF
Tabel 7. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi optimal dalam proses pewarnaan serat nanas diperoleh pada proses degumming dengan konsentrasi soda kaustik 15 g/l, menggunakan zat warna reaktif dengan

10 yaitu bahwa latihan aerobik seperti halnya lati- han sepeda statis memiliki pengaruh yang baik untuk peningkatan fungsi pernapasan dilihat dari peningkatan nilai FVC pada

Variabel dampak akibat perubahan curah hujan antara lain sumberdaya lahan, sumberdaya air, infrastruktur, ancaman bencana, produktivitas, luas tanam dan luas panen, kualitas

Orang-orang terdahulu selalu melakukan ritual sabung ayam untuk menentukan sifat calon mempelai terutama si laki-laki, jika ayam yang diadu dari pihak laki-laki itu kalah maka

Berdasarkan penemuan-penemuan dan pembahasan yang peneliti lakukan pada penelitian “Makna Hidup Pada Perempuan Pelaku Abortus Provocatus Criminalis pada Fase Remaja di

Kesimpulan dari penelitian yaitu tidak terdapat perbedaan persepsi rasa sakit setelah aktivasi alat ortodontik lepasan pada pasien di RSGM Unjani dengan metode Visual Analog

Dalam Tabel 1 dijelaskan terdapat dua field untuk menyimpan beberapa informasi dan foto dari objek-objek yang berada di dalam peta untuk mendukung sistem informasi

Pemanfaatan tumbuhan lokal sebagai pangan alternatif dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional tidak terlepas dari pengetahuan terhadap besarnya nilai gizi dari