• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest

Penelitian ini menggunakan data hasil analisa proksimat (kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN) dan fraksi serat Van Soest (Neutral Detergen Fiber dan Acid Detergen Fiber) yang berasal dari database hasil analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (Tabel 1 dan Tabel 2). Data yang berasal dari database Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan terdiri dari data hasil analisa proksimat dan fraksi serat dari bahan pakan yang beragam seperti serealia, rumput, leguminosa, hasil ikutan pertanian atau perkebunan, dan ransum. Data yang ditabulasi diseragamkan kadar airnya menjadi dalam bentuk % bahan kering atau Dry Matter Basis untuk mengurangi tingkat keberagaman pada data yang digunakan.

Tabel 1. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering)

Keterangan : BETN=Bahan Ekestrak Tanpa Nitrogen; NDF=Neutral Detergent Fiber; n = jumlah sampel; SD=Standar Deviasi.

Tabel 2. Deskripsi database hasil analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering)

Keterangan : ADF=Acid Detergent Fiber; BETN=Bahan Ekestrak Tanpa Nitrogen; n = jumlah sampel; SD=Standar Deviasi

Analisa proksimat (Kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN) (Hartadi et al., McDonald et al., 1995),NDF dan ADF merupakan analisa yang umum digunakan untuk mengetahui komposisi kimia dalam suatu bahan pakan.

Variabel n Mean (%) Max (%) Min (%) SD (%)

Abu 161 10,94 35,40 0,62 6,60 Protein Kasar 161 11,68 39,40 2,60 6,09 Lemak Kasar 161 3,56 47,23 0,02 4,83 Serat Kasar 161 28,05 62,05 0,10 13,23 BETN 161 45,77 90,51 11,06 18,33 NDF 161 72,56 96,47 16,82 16,84

Variabel n Mean (%) Max (%) Min (%) SD (%)

Abu 194 8,09 28,10 0,45 6,33 Protein Kasar 194 8,60 36,30 0,56 6,37 Lemak Kasar 194 2,08 17,96 0,01 2,20 Serat Kasar 194 19,61 57,69 0,02 13,22 BETN 194 31,40 82,56 1,62 19,28 ADF 194 38,13 87,37 3,24 21,86

9 Tabel 3. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan NDF (% Bahan Kering)

Variabel NDF Abu PK LK SK BETN

NDF 1 Abu 0,221** 1 PK -0,101 0,077 1 LK -0.220** -0,036 0,201* 1 SK 0,506** 0,251** 0,043 -0,076 1 BETN -0,353** -0,557** -0,444** -0,263** -0,807** 1

Keterangan : NDF=Neutral Detergen fiber; PK=Protein Kasar; LK=Lemak Kasar; SK=Serat Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; *= nyata pada taraf P<0,05 dan **= sangat nyata pada taraf P<0,01.

Berdasarkan hasil korelasi komponen analisa proksimat dengan Neutral Detergent Fiber (NDF) diketahui bahwa kadar abu, serat kasar (SK), lemak kasar (LK) dan bahan ekstrak tanpa nitrogen berkorelasi nyata pada taraf P<0,01 dan korelasi antara protien kasar (PK) dan NDF tidak bersifat nyata (Tabel 3). Komponen penyusun NDF menurut Cherney (2000) adalah hemiselulosa, lignin yang larut dalam alkali, lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen, sellulosa dan mineral yang larut dalam detergen (Gambar 2). Neutral Detergent Fiber (NDF) menggambarkan banyaknya karbohidrat struktural yang terdapat dalam dinding sel yang terdiri dari hemiselulosa, selulosa dan lignin (NRC, 2001).

Berdasarkan skema perbedaan antara analisa proksimat dan analisa Van Soest yang dibuat Cherney (2000), komponen penyusun NDF beririsan dengan komponen penyusun dari abu, serat kasar dan BETN. Abu dan NDF memiliki korelasi sebesar 0,221 (Tabel 3). Kandungan mineral yang tidak larut dalam detergent merupakan bagian dari abu yang sekaligus menjadi salah satu penyusun dari NDF Cherney (2000) (Gambar 2).

Lu et al. (2005) menyatakan bahwa serat pakan secara kimiawi dapat digolongkan menjadi serat kasar, neutral detergent fiber, acid detergent fiber, acid detergent lignin, selulosa dan hemiselulosa. Analisa serat kasar dan NDF merupakan salah satu metode untuk mengukur kualitas serat bahan pakan. Menurut Cherney (2000), serat kasar terdiri dari lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen dan selulosa. Serat kasar merupakan fraksi pakan yang tersisa setelah melalui pemasakan dengan menggunakan asam kuat encer dan basa encer secara berturut-turut (Suparjo, 2010). NDF merupakan metoda yang terbaik untuk memisahkan antara karbohidrat struktural dengan karbohidrat non-struktural pada tumbuhan (NRC, 2001). NDF dan komponen serat kasar berkorelasi sebesar

10 0,506 (Tabel 3). Tingginya korelasi antara serat kasar dan NDF karena komponen- komponen penyusun NDF disusun oleh komponen penyusun serat kasar seperti lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen dan selulosa (Cherney, 2000) (Gambar 2).

Kandungan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan NDF berkorelasi sebesar -0,353 (Tabel 3). Bahan ekstrak tanpa nitrogen menggambarkan banyaknya karbohidrat yang mudah dicerna atau golongan karbohidrat non-struktural. Neutral Detergen Fiber merupakan metoda yang terbaik untuk memisahkan antara karbohidrat struktural dengan karbohidrat non-struktural pada tumbuhan (NRC, 2001). Menurut Cherney (2000) penyusun dari BETN adalah gula, asam organik, pektin, hemisellulosa dan lignin yang larut dalam alkali. Hemisellulosa dan lignin yang larut dalam alkali merupakan salah satu komponen penyusun dari NDF (Cherney, 2000) (Gambar 2).

Kandungan lemak suatu bahan pakan berkorelasi sebesar -0,220 dengan NDF dan kandungan protein kasar suatu bahan pakan berkorelasi sebesar -0,101 dengan NDF (Tabel 3). Komponen-komponen penyusun lemak kasar dan protein kasar tidak menjadi bagian dari komponen penyusun dari NDF (Cherney, 2000) (Gambar 2). Komponen-komponen penyusun lemak kasar (lemak dan pigmen) dan protein kasar (nitrogen bukan protein) diduga sebagian besar larut selama proses ekstraksi dengan menggunakan Neutral Detergen Solution. Komponen lilin sebagai salah satu penyusun lemak dari bahan pakan diduga yang membuat nilai korelasi antara lemak dan NDF bersifat nyata. Kandungan protein pada residu analisa NDF perlu dipelajari lebih lanjut karena salah satu penyusun NDF adalah serat yang berikatan dengan nitrogen. Kandungan protein yang berasal dari nitrogen yang berikatan dengan serat kasar bisa menjadi pedoman mempelajari pola penyedian nitrogen pada bahan pakan terkait dengan penggunaan nitrogen sebagai sumber protein mikroba yang terjadi selama proses fermentasi dalam rumen.

Acid Detergent Fiber (ADF) menggambarkan komponen karbohidrat struktural yang terdapat pada dinding sel dengan selulosa dan lignin sebagai penyusunnya (NRC, 2001). Perbedaan antara kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan pada kandungan hemisellulosanya. ADF tidak memasukan kandungan hemisellulosa sebagai penyusunnya. Pengukuran hemisellulosa bisa menggunakan

11 Tabel 4. Nilai korelasi antara analisa proksimat dan ADF (% Bahan Kering)

Variabel ADF Abu PK LK SK BETN

ADF 1 Abu 0,222** 1 PK -0,013 0,111 1 LK -0,050 -0,037 0,191** 1 SK 0,519** 0,284** 0,087 -0,055 1 BETN -0,428** -0,577** -0,480** -0,246** -0,822** 1

Keterangan : ADF=Acid Detergen fiber; PK=Protein Kasar; LK=Lemak Kasar; SK=Serat Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; **= sangat nyata pada taraf P<0,01.

pendekatan selisih antara kedua komponen tersebut. Acid Detergent Solution (ADS) adalah bahan untuk memisahkan komponen ADF dengan komponen nutrien lainnya.

Berdasarkan hasil observasi pada data proksimat dan ADF pada data hasil analisa pakan Laboratotium Ilmu dan Teknologi Pakan, diketahui bahwa abu, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen berkorelasi nyata pada tarap P<0,01 dengan ADF. Kadar abu berkorelasi sebesar 0,222 (Tabel 4) dengan komponen ADF pakan. Golongan mineral yang tidak larut dalam larutan detergen merupakan komponen abu yang menjadi salah satu penyusun dari ADF (Cherney, 2000) (Gambar 2).

Kandungan serat kasar dengan ADF berkorelasi sebesar 0,519 dan korelasi ADF dengan BETN sebesar -0,428 (Tabel 4). Berdasarkan skema perbedaan analisa proksimat dan analisa Van Soest (Cherney, 2000) nilai serat kasar tidak menjelaskan kandungan NDF atau ADF suatu bahan pakan. Kandungan lemak dan protein kasar memiliki korelasi yang rendah dengan ADF (Tabel 4). Kandungan serat yang berikatan dengan nitrogen yang menjadi salah satu komponen ADF perlu dipelajari lebih lanjut untuk mengetahui komponen protein kasar yang tidak larut dalam larutan detergen asam.

Analisa NDF dan ADF memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari analisa NDF adalah terlarutnya pektin yang terdapat dinding sel sehingga untuk bahan pakan yang tinggi akan pektin nilai NDF tidak mewakili banyaknya komponen karbohidrat struktural dalam dinding sel. Kekurangan dari analisa ADF adalah adanya sebagian lignin yang terlarut selama proses analisa sehingga tidak seluruh fraksi lignin terhitung sebagai bagian dari ADF (Jung, 1997).

12

Model Pendugaan Kandungan NDF dan ADF

Berdasarkan korelasi terhadap komponen proksimat dengan NDF dan ADF diketahui bahwa NDF berkorelasi nyata terhadap abu, protein kasar, lemak kasar dan BETN. Komponen ADF berkorelasi nyata terhadap abu, serat kasar dan BETN. Berdasarkan persamaan regresi peubah tunggal, model pendugaan NDF dan ADF berdasarkan data serat kasar memiliki nilai koefisien determinasi yang lebih besar dibandingkan dengan komponen proksimat lainnya (Tabel 5). Koefisien determinasi persamaan regresi antara NDF dengan serat kasar sebesar 0,256 (NDF = 54,498 + 0,644 SK; P<0,001; RMSE=14,57; n=161) dan koefisien determinasi antara ADF dengan serat kasar sebesar 0,27 (ADF = 33,916 + 0,725 SK; P<0,001; RMSE=16,36; n=194). Model pendugaan kandungan NDF dan ADF dengan menggunakan komponen serat kasar sebagai variabel tunggal dinilai efektif karena serat kasar dengan NDF dan ADF memiliki nilai korelasi yang nyata pada taraf P<0,01.

Model pendugaan NDF dan ADF dengan menggunakan kombinasi komponen-komponen proksimat yang berkorelasi nyata terhadap NDF atau ADF sebagai variabel memiliki nilai yang koefisien determinasi yang lebih besar dibandingkan dengan model pendugaan variabel tunggal. Berdasarkan hasil observasi NDF berkorelasi nyata terhadap abu, serat kasar, lemak kasar dan BETN. Persamaan regresi dengan memasukan komponen abu, serat kasar, lemak kasar dan BETN sebagai variabel penyusunnya memiliki nilai keofisien deteminasi sebesar 0,307 (NDF = 31,096 + 0,534 ABU + 0,869 SK - 0,294 LK + 0,269 BETN; P<0,001; RMSE=14,20; n=161) (Tabel 7). Model pendugaan ADF dengan kandungan abu, serat kasar dan BETN memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0,279 (ADF = 20,747 + 0,372 Abu + 0,829 SK – 0,133 BETN; P<0,001; RMSE=16,33; n=194) (Tabel 6).

Model pendugaan kandungan NDF dengan menggunakan kombinasi serat kasar dan lemak kasar memiliki nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pendugaan dengan kombinasi variabel lainnya (NDF = 57,623 + 0,626 SK - 0,638 LK; r2=0,289; P<0,001; RMSE=14,24; n=161) (Tabel 7). Model pendugaan dengan menggunakan tiga komponen proksimat sebagai variabel penduga menghasilkan koefisien deteminasi terbesar sebesar 0,304 dengan

13 Tabel 5. Persamaan regresi peubah tunggal, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF

dan ADF

Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

NDF Abu NDF = 66,396 + 0,563 Abu 0,049 0,005 16,48 161

NDF SK NDF = 54,498 + 0,644 SK 0,256 <0,001 14,57 161

NDF LK NDF = 75,289 – 0,768 LK 0,049 0,005 16,48 161

NDF BETN NDF = 87,403 – 0,324 BETN 0,125 <0,001 15,81 161

ADF Abu ADF = 47,019 + 0,631 Abu 0,049 0,002 18,66 194

ADF SK ADF = 33,916 + 0,725 SK 0,27 <0,001 16,36 194

ADF BETN ADF = 73,488 – 0,423 BETN 0,183 <0,001 17,30 194

ADF NDF ADF = -2,891 + 0,783 NDF 0,505 <0,001 13,10 161

Keterangan : ADF=Acid Detergent Fiber; NDF=Neutral Detergent Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data

Tabel 6. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan ADF

Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE N

ADF Abu, SK ADF = 32,232 + 0,229 Abu + 0,694 SK 0,276 <0,001 16,33 194

ADF Abu, BETN ADF = 75,69 – 0,108 Abu – 0,445 BETN 0,184 <0,001 17,33 194

ADF SK, BETN ADF = 34,169 + 0,003 SK + 0,722 BETN 0,270 <0,001 16,40 194

ADF Abu, SK, BETN ADF = 20,747 + 0,372 Abu + 0,829 SK – 0,133 BETN 0,279 <0,001 16,33 194

Keterangan : ADF=Acid Detergent Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data

14 Tabel 7. Persamaan regresi peubah ganda, koefisien determinasi, nilai P dan RMSE data komponen hasil analisa proksimat dengan NDF

Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

NDF Abu, SK NDF = 52,599 + 0,255 ABU + 0,612 SK 0,265 <0,001 14,53 161

NDF Abu, LK NDF = 69,247 + 0,543 ABU - 0,471 LK 0,094 <0,001 16,13 161

NDF Abu, BETN NDF = 85,621 + 0,089 ABU - 0,307 BETN 0,125 <0,001 15,85 161

NDF SK, LK NDF = 57,623 + 0,626 SK - 0,638 LK 0,289 <0,001 14,29 161

NDF SK, BETN NDF = 43,317 + 0,806 SK + 0,145 BETN 0,265 <0,001 14,53 161

NDF LK, BETN NDF = 95,285 - 0,406 LK - 1,172 BETN 0,230 <0,001 14,87 161

NDF Abu, SK, LK NDF = 55,402 + 0,247 ABU + 0,595 SK - 0,632 LK 0,298 <0,001 14,24 161 NDF Abu, SK, BETN NDF = 19,685 + 0,663 ABU + 0,994 SK + 0,388 BETN 0,304 <0,001 14,19 161 NDF Abu, LK, BETN NDF = 98,494 - 0,146 ABU - 1,211 LK - 0,438 BETN 0,232 <0,001 14,90 161 NDF SK, LK, BETN NDF = 58,554 + 0,608 SK - 0,657 LK - 0,016 BETN 0,289 <0,001 14,33 161

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 31,096 + 0,534 ABU + 0,869 SK - 0,294 LK +

0,269 BETN 0,307 <0,001 14,20 161

Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data

15 variabel abu, serat kasar dan BETN sebagai variabel penduganya (NDF=19,685 + 0,663 ABU + 0,994 SK + 0,388 BETN; P<0,001; RMSE=14,19; n=161) (Tabel 7). Besarnya nilai keofisien determinasi model pendugaan NDF dengan abu, serat kasar dan BETN sebagai variabel penduga diduga karena ketiga komponen proksimat tersebut merupakan bagian penyusun dari fraksi NDF suatu pakan (Cherney, 2000) (Gambar 2).

Kombinasi variabel abu dan serat kasar memiliki koefisien determinasi lebih tinggi dari kombinasi serat kasar dan BETN dalam menduga nilai ADF suatu bahan pakan. Koefisien determinasi abu, serat kasar dengan ADF sebesar 0,276 (ADF = 32,232 + 0,229 Abu + 0,694 SK; P<0,001; RMSE=16,33; n=194). Kombinasi serat kasar dan BETN dalam menduga kandungan ADF suatu bahan pakan memiliki nilai keofisien determinasi sebesar 0,270 (ADF = 34,169 + 0,003 SK + 0,722 BETN; P<0,001; RMSE=16,40; n=194) (Tabel 7).

Model pendugaan dengan menggunakan variabel pemabatas menggambarkan pengelompokan bahan pakan berdasarkan kandungan nutriennya. Berdasarkan kandungan abu suatu bahan pakan, model pendugaan dibagi menjadi empat model baik dengan memasukan unsur abu sebagai variabel persamaan atau tidak. Berdasarkan hasil obeservasi pakan dengan kandungan abu <5% dan 10 – 15% memiliki nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi dibanding kadar abu 5 – 10% dan >15% (Tabel 8 dan Tabel 9). Kandungan abu pada suatu bahan pakan mencerminkan kandungan mineral pada bahan tersebut. Silika merupakan salah satu mineral yang secara alami ada dalam bahan pakan. Kadar silika pada suatu bahan berkorelasi negatif dengan konsumsi dan kecernaan bahan tersebut. Silika diduga tergolong sebagai mineral yang tidak larut dalam larutan detergen baik yang bersifat netral atau asam (Cherney, 2000).

Kandungan serat kasar suatu bahan pakan tidak mencerminkan nilai NDF atau ADF. Berdasarkan hasil observasi, dibuat tiga model pendugaan NDF dan ADF dengan menggunakan kandungan serat kasar sebagai variabel pembatas yaitu kadar serat kasar <20%, 20 – 40% dan >40% (Tabel 10). Model pendugaan pada serat kasar berkisar antara 20 – 40 % memiliki nilai P yang nyata dibandingkan rentang serat kasar lainnya. Umumnya kandungan serat kasar <20% merupakan pakan dengan klasifikasi sebagai pakan konsentrat. Model pendugaan dengan serat kasar

16 sebagai variabel pemabatas serat kasar dinilai efektif untuk menduga kandungan NDF dan ADF pada bahan pakan yang memiliki kandungan serat kasar >20%.

Kandungan lemak kasar berkorelasi negatif terhadap kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan (Tabel 3 dan Tabel 4). Model pendugaan NDF dengan menggunakan kandungan lemak kasar sebagai variabel pembatas dikelompokan menjadi tiga model yaitu kandungan lemak kasar <5%, 5–10% dan >10% (Tabel 11). Koefisien determinasi pada model pendugaan dengan kandungan lemak kasar 5 – 10% dan >10% memiliki nilai koefisien yang tinggi dibanding kandungan lemak <5%. Model pendugaan dengan serat kasar sebagai variabel pemabatas lemak kasar dinilai efektif untuk menduga kandungan NDF pada bahan pakan yang memiliki kandungan lemak kasar >5%.

Perhitungan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) didapat dari hasi pengurangan bahan kering dikurangi dengan abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. Kandungan BETN suatu bahan pakan mencerminkan jumlah karbohidrat non-struktural suatu bahan pakan. Model pendugaan NDF dan ADF dengan menggunakan BETN sebagai variabel pembatas, didapatkan tiga model pendugaan yaitu kandungan BETN <30%, 30 – 60% dan >60% (Tabel 12). Pendugaan NDF dengan variabel BETN <30% memiliki nilai koefisien yang lebih tinggi dibanding level BETN lainnya. Model pendugaan dengan variabel pembatas BETN <30% dinilai lebih efektif untuk menduga kandungan NDF dan ADF pada pakan kelas hijauan. Proporsi karbohidrat non-struktural (BETN) dan karbohidrat struktural (NDF dan ADF) suatu bahan pakan akan memengaruhi pola penyediaan energi dari pakan tersebut. Kandungan ADF dapat digunakan untuk menduga besaran energi pada rumput (Beauchemin, 1996). Kandungan NDF suatu pakan merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi pakan dan laju pengisian rumen terutama pada sapi perah yang berproduksi tinggi (Kendall et al., 2009).

17 Tabel 8. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan abu <5% dan 5 – 10%

Variabel

pembatas Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

Abu <5% NDF SK,LK,BETN NDF = 128,182 - 0,033 SK - 3,471 LK -0,777 BETN 0,389 0,007 18,87 28 NDF Abu,SK,LK,BETN NDF = 120,087 + 1,221 Abu + 0,020 SK - 3,581 LK - 0,725 BETN 0,393 0,018 19,21 28

ADF SK,BETN ADF = 33,099 + 0,822 SK - 0,028 BETN 0,475 <0,001 18,21 36

ADF Abu,SK,BETN ADF = 28,22 + 0,842 abu + 0,845 SK - 0,002 BETN 0,476 <0,001 18,47 36

Abu 5-10% NDF SK,LK,BETN NDF = 23,831 + 0,866 SK - 0,161 LK + 0,451 BETN 0,231 0,006 15,41 51 NDF Abu,SK,LK,BETN NDF = 0,275 + 1,909 abu + 0,961 SK + 0,023 LK + 0,584 BETN 0,255 0,008 15,34 51

ADF SK,BETN ADF = 13,592 + 0,795 abu + 0,338 BETN 0,111 0,047 20,41 55

ADF Abu,SK,BETN ADF = 18,258 - 0,551 abu + 0,795 SK + 0,323

BETN 0,113 0,104 20,59 55

Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data

18 Tabel 9. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan abu 10 – 15% dan >15%

Variabel

pembatas Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

Abu 10-15% NDF SK,LK,BETN NDF = 25,835 + 1,124 SK + 0,111 LK + 0,36 BETN 0,371 <0,001 12,25 46 NDF Abu,SK,LK,BETN NDF = 14,121 + 0,764 abu + 1,14 SK + 0,233 LK + 0,398 BETN 0,375 0,001 12,35 46

ADF SK,BETN ADF = 36,313 + 0,694 SK - 0,066 BETN 0,31 <0,001 12,62 52

ADF Abu,SK,BETN ADF = 24,937 + 1,082 abu + 0,645 SK - 0,077

BETN 0,319 <0,001 12,67 52 Abu >15% NDF SK,LK,BETN NDF = 63,422 + 0,531 SK - 0,657 LK + 0.00 BETN 0,217 0,047 10,46 36 NDF Abu,SK,LK,BETN NDF = 110,488 - 0,852 abu + 0,182 SK - 1,059 LK - 0,513 BETN 0,251 0,055 10,40 36

ADF SK,BETN ADF = 46,091 + 0,589 SK - 0,133 BETN 0,199 0,005 13,13 51

ADF Abu,SK,BETN ADF = 71,117 - 0,565 abu + 0,405 SK - 0,366

BETN 0,214 0,01 13,15 51

Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data

19 Tabel 10. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan serat kasar.

Variabel

pembatas Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

Serat Kasar <20%

NDF Abu, LK, BETN NDF = 45,256 + 1,302 ABU - 0,662 SK + 0,173

BETN 0,103 0,159 18,98 51

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 6,109 + 1,186 Abu + 1,071 SK - 0,158 LK +

0,531 BETN 0,152 0,102 18,66 51

ADF Abu, BETN ADF = 14,824 + 1,226 abu + 0,266 BETN 0,049 0,228 20,94 62

ADF Abu, SK, BETN ADF = -13,701 + 1,090 abu + 1,211 SK + 0,501

BETN 0,124 0,052 20,27 62

Serat Kasar 20-40%

NDF Abu, LK, BETN NDF = 94,62 - 0,091 abu - 0,656 LK - 0,387 BETN 0,079 0,088 12,65 83

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 43,77 + 0,373 abu + 0,775 SK - 0,079 LK +

0,064 BETN 0,123 0,035 12,42 83

ADF Abu, BETN ADF = 90,134 - 0,454 abu - 0,643 BETN 0,157 <0,001 13,50 99

ADF Abu, SK, BETN ADF = 64,811 - 0,282 abu + 0,475 SK - 0,442 BETN 0,174 <0,001 13,43 99

Serat Kasar >40%

NDF Abu, LK, BETN NDF = 81,406 - 0,058 abu - 0,278 LK + 0,132 BETN 0,033 0,855 9,38 27

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 111,096 - 0,337 abu - 0,434 SK - 0,515 LK -

0,082 BETN 0,069 0,803 9,41 27

ADF Abu, BETN ADF = 46,091 + 0,589 SK - 0,133 BETN 0,123 0,141 14,15 33

ADF Abu, SK, BETN ADF = 71,117 - 0,565 abu + 0,405 SK - 0,366 BETN 0,138 0,224 14,27 33

Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data

20 Tabel 11. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan lemak kasar

Variabel

pembatas Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

Lemak Kasar <5%

NDF abu, SK, BETN NDF = 37,194 + 0,584 ABU + 0,737 SK + 0,196

BETN 0,236 <0,001 14,70 132

NDF abu, SK, LK, BETN NDF = 41,015 + 0,544 abu + 0,7 SK - 0,289 LK +

0,159 BETN 0,236 <0,001 14,75 132

Lemak Kasar 5-10%

NDF abu, SK, BETN NDF = 82,194 - 0,788 ABU + 0,323 SK - 0,322 BETN 0,56 0,024 11,16 15

NDF abu, SK, LK, BETN NDF = 24,362 - 0,528 abu + 0,772 SK + 3,65 LK +

0,097 BETN 0,622 0,032 10,85 15

Lemak Kasar >10%

NDF abu, SK, BETN NDF = -4,79 + 1,643 ABU + 1,537 SK + 0,408 BETN 0,814 0,001 9,14 14

NDF abu, SK, LK, BETN NDF = -3,925 + 1,64 abu + 1,528 SK - 0,02 LK +

0,399 BETN 0,814 0,002 9,63 14

Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data.

21 Tabel 12. Model pendugaan NDF dan ADF dengan variabel pembatas kandungan BETN

Variabel

pembatas Dependent Independent Persamaan r2 Nilai-P RMSE n

BETN <30%

NDF Abu, SK, LK NDF = 77,003 - 0,317 ABU + 0,29 SK - 1,063 LK 0,654 <0,001 9,02 27

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 48,489 - 0,059 abu - 0,842 SK + 0,499 LK +

0,641 BETN 0,694 <0,001 8,67 27

ADF Abu, SK ADF = 36,479 - 0,016 ABU + 0,67 SK 0,197 0,015 13,24 41

ADF Abu, SK, BETN ADF = 32,238 + 0,011 abu + 0,690 SK + 0,127 BETN 0,199 0,04 13,40 41

BETN 30-60%

NDF Abu, SK, LK NDF = 41,958 + 0,663 ABU + 0,825 SK - 0,193 LK 0,35 <0,001 12,13 102

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 10,557 + 1,012 abu + 0,209 SK + 1,101 LK +

0,415 BETN 0,365 <0,001 12,05 102

ADF Abu, SK ADF = 21,147 + 0,638 ABU + 0,888 SK 0,275 <0,001 15,33 112

ADF Abu, SK, BETN ADF = 22,114 + 0,628 abu + 0,88 SK - 0,014 BETN 0,275 <0,001 15,40 112

BETN >60%

NDF Abu, SK, LK NDF = 57,192 + 1,04 ABU + 0,101 SK - 0,272 LK 0,03 0,833 22,17 32

NDF Abu, SK, LK, BETN NDF = 95,127 + 0,571 abu - 0,674 SK - 0,25 LK -

0,409 BETN 0,034 0,916 22,53 32

ADF Abu, SK ADF = 36,772 + 0,206 ABU + 0,436 SK 0,02 0,677 21,36 41

ADF Abu, SK, BETN ADF = -14,29 + 0,834 abu + 0,955 SK + 0,552 BETN 0,029 0,78 21,56 41

Keterangan : NDF=Neutral Detergent Fiber; ADF=Acid Detergen Fiber; SK=Serat Kasar; LK=Lemak Kasar; BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; RMSE=Root Mean Square Error; n=jumlah data.

22

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Komponen analisa proksimat (abu, serat kasar, lemak kasar dan BETN) memiliki korelasi yang erat dengan fraksi serat Van Soest (NDF dan ADF). Hasil analisa proksimat suatu bahan pakan dapat digunakan untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF suatu bahan pakan. NDF dapat diprediksi dengan persamaan NDF=- 3,925+1,64 abu+1,528 SK-0,02 LK+0,399 BETN (r2=0,814; P=0,002; RMSE=9,63) dan kandungan ADF dapat dipredikisi dengan persamaan ADF = 24,937 + 1,082 abu + 0,645 SK - 0,077 BETN (r2

Saran

=0,319; P<0,001; RMSE=12,67).

Perlu dilakukan pengkajian lanjutan dengan melakukan pengelompokan bahan pakan agar pola hubungan masing-masing kelompok pakan dapat diketahui. Pembuatan model pendugaan kandungan NDF dan ADF berdasarkan hasil analisa proksimat dengan melakukan pengelompokan bahan pakan penting dilakukan untuk memprediksi kandungan NDF dan ADF pada jenis pakan tertentu.

24

Dokumen terkait